23
Kepemimpinan Dalam Organisasi OLEH I Putu Arby Parwatha 1417057007 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Kepemimpinan Dalam organisasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

prilaku organisasi

Citation preview

Page 1: Kepemimpinan Dalam organisasi

Kepemimpinan Dalam Organisasi

OLEH

I Putu Arby Parwatha

1417057007

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1

2015

Page 2: Kepemimpinan Dalam organisasi

Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di

bawah pengarahan manajer/pimpinan mengejar tujuan bersama. Suatu organisasi baik

pemerintah maupun swasta membutuhkan adanya pemimpin dan kepemimpinannya dalam

membangun organisasi. Pemimpin dengan segala bentuk kepemimpinannya memainkan

peran yang sangat besar dalam rangka pencapaian tujuan suatu organisasi. Dengan demikian

pemimpin harus memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam mengelola organisasinya.

Menurut Stephen Murphy, (dalam Conger & Riggio, 2007) menyoroti campuran

kemampuan “technical, organizational, and strategic skills required to lead the development

of innovative new products and services”., (teknis organisasi, dan keterampilan strategis yang

diperlukan untuk memimpin pengembangan baru yang inovatif dalam pengelolaan produk

dan jasa).

Disamping itu perilaku yang dapat dipegaruhi oleh posisi seorang pemimpin yang

membentuk gaya kepemimpinan sangat berpengaruh pada perubahan dan kemajuan

organisasi. Seperti apa yang diungkapkan, Van Wart & Wang (dalam Tikhomirov, 2008:

1169) yang menyebutkan bahwa “the behavior of individual leaders, but also of a collective

of individuals in leadership positions”. Ada berbagai jenis gaya kepemimpinan yang bisa

diterapkan dalam suatu organisasi. Pilihan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh

pemimpin tergantung dari pemimpin itu sendiri. Gaya kepemimpinan sangat besar

pengaruhnya terhadap eksistensi dan dinamika dalam suatu organisasi. Maju mundurnya

suatu organisasi dipengaruhi oleh kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin dalam suatu

organisasi. Tanpa adanya kepemimpinan yang handal dan berkomitmen terhadap pencapaian

tujuan organisasi maka dapat dibayangkan apa yang terjadi pada organisasi tersebut.

Dalam setiap organisasi, mereka pasti memiliki tujuan dan cita-cita yang ingin

dicapai. Tujuan organisasi satu dengan organisasi yang lainnya pasti memiliki perbedaan.

Akan tetapi pastinya semua pemimpin dalam organisasi menginginkan yang terbaik untuk

organisasinya yaitu sebuah organisasi yang maju, berkembang dan berkualitas. Semakin

besar tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu organisasi, maka semakin besar pula

potensi kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Maka dari itu, dalam

organisasi pemimpin harus benar-benar memperhatikan gaya kepemimpinan yang mereka

terapkan dalam organisasi yang mereka pimpin. Pemimpin harus peka terhadap segala situasi

dan kondisi yang ada. Peka dalam artian, mereka harus bisa mencapai tujuan organisasi

dengan gaya kepemimpinannya.

Page 3: Kepemimpinan Dalam organisasi

Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah Kemampuan memperoleh konsensus dan keika tanpa

dasasaran bersama, melampaui syarat-syarat organisasi, yang dicapai dengan pengalaman

sumbangan dan kepuasan di pihak kelompok kerja.Dan dapat diterangkan secara lebih rinci

seperti berikut.

Kemampuan memperoleh kepemimpinan merupakan proses pengaruh yang

memungkinkan manajer membuat  orang –orangnya bersedia mengerjakan apa yang harus di

kerjakan. Kosensus dan keikatan Lenin pernah mengatakan bahwa 100 orang

terorganisasikan,  yang terikat kepada suatu sasaran, akan menundukan 1000 orang. Jhonhan

cock menyatakan bahwa ia lebih senang kepada keputusan yang 50% benar secara teknis dan

kelompok menerimanya 90% antusiasme , daripada suatu keputusan  yang 90% benar secara

teknis dan kelompok menerimanya hanya dengan 50 % antusiasme. Inilah sebabnya mengapa

pemimpin jikalau mungkin, berusaha mendapatkan consensus dan keikatan daripada

kesewenang-wenangan keunggulan satu suara.

Ada sasaran bersama ini membedakan kepemimpinan dari manipulasi. Tujuan

pemimpin dan bawah anti dan tidak usah sama, dan jarang dapat sama. Tetapi harus ada

beberapa sasaran bersama, jika hendak berkerja sama. Yang ingin dicapai

kepemimpinanadalah suatu faktor kelipatanyan berurusandengan 35 sampai 40% lebihnya.

Tujuannya adalah untuk memberikan hasil yang melebihi harapan biasa organisasi.

Pengalaman sumbangan dan kepuasan ini meliputi jauh lebih banyak dari pada

sekedar perasaan menyumbang sukses dan kepuasan belaka. Sementara mungkin hanya

memperhatikan pemuasan kebutuhan mereka sendiri, pemimpin harus memungkinkan

memenuhi beberapa kebutuhan penting mereka. Jadi pemimpin adalah orang yang

memungkinkan atau mempermudah sesuatu.

Definisi Organisasi

Penyusunan dan pengaturan bagian – bagian hingga menjadi suatu kesatuan; sususan

dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur; gabungan kerja

sama (untuk mencapai tujuan tertentu).

Kamus modern bahasa Indonesia M. dahlan Al Barry

Page 4: Kepemimpinan Dalam organisasi

Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai – bagian bagian (orang dsb)

sehingga merupakan kesatuan yang teratur.

W.J.S. Poerwadarminta, KamusUmum Bahasa Indonesia

Organisasi adalah system sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar

anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian

anggota.

JanuMurdiyamoko& Citra Handayani, Sosiologiuntuk SMU Kelas I

Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana

orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.

MenurutJames D. Mooney

Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

Jadi sudah sangat jelas bahwa organisasi itu pasti mengandung unsure individu yang

berkumpul dalam sebuah kelompok yang memiliki tujuan tertentu, memiliki aturan tertentu

sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut, dan di dalamnya terdapat susunan

kepemimpinan untuk mengatur jalannya organisasi tersebut agar berjalan dengan baik.

Kepemimpinan Dalam Organisasi

Kepemimpinan dalam organisasi mencakup segala aspek yang sudah dijelaskan tadi,

didalamnya terdapat peran dari pemimpin dan sikap kepemimpinan yang harus dimiliki untuk

mengatur organisasi tersebut, kepemimpinan tentu saja sangat penting bagi jalannya

organisasi karena jika sebuah organisasi berjalan tanpa adanya unsure kepemimpinan yang

baik dari anggotanya juga dari pemimpin organisasinya, maka setiap masalah yang muncul

dalam berjalannya organisasi tersebut akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien,

yang mengakibatkan tujuan adanya organisasi tersebut terhambat dan kepuasan dari

tercapainya tujuan tersebut persentasenya sangatlah rendah.

Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari :

Cerdas

Page 5: Kepemimpinan Dalam organisasi

Terampil secara konseptual

Kreatif

Diplomatis dan taktis

Lancar berbicara

Memiliki pengetahuan ttg tugas kelompok

Persuasive

Memiliki keterampilan sosial

Sedangkan Robins (1996) mengatakan bahwa teori ini adalah teori yang mencari ciri-

ciri kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan yang bukan

pemimpin.

Fungsi – Fungsi Kepemimpinan

Aspek pendekatan prilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang

dilakukan pemimpin dan kelompoknya. Menurut Rival (2004:53), agar kelompok itu

berjalan dengan efektif, maka secara operasional seorang pemimpin harus menjalankan lima

fungsi pokok kepemimpinan yaitu :

1. Fungsi Instruksi

Fungsi ini bersifat satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang

menentukan apa, bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar

keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan

kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan

perintah.

2. FungsiKonsultasi

Fungsi ini bersifat dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan,

pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya

Page 6: Kepemimpinan Dalam organisasi

berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai bahan

informasi yang diperlukan dalam menetapkan suatu keputusan. Tahap berikutnya

konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah

keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan

untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan

menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan

pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga

kepemimpinan berlangsung efektif.

3. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang

dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam

melaksanakannya. Partisipasi bukan berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan

secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau

mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi

sebagai pemimpin dan bukan sebagai pelaksana.

4. Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang

membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan

dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan orang-orang

penerima delegasi itu harus yakin merupakan pembantu pimpinan yang memiliki

kemampuan prinsip, persepsi dan aspirasi.

5. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu

mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif,

Page 7: Kepemimpinan Dalam organisasi

sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi

pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi,

dan pengawasan.

Tipe atau Gaya Kepemimpinan

Menurut Kartono (2003:69), ada 8 tipe/gaya kepemimpinan yaitu :

1. Tipe Kharismatis; Pemimpin kharismatis ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan

berwibawa.

2. Tipe Paternalistis, yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat antara

lain sebagai berikut :

a. Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau

anak sendiri yang perlu dikembangkan.

b. Dia bersikap terlalu melindungi.

c. Jarang dia memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan

sendiri.

d. Dia hampir-hampir tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk

berinisiatif.

e. Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan

pada pengikutnya dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya

kreativitas mereka sendiri.

f. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

3. Tipe Militeristis. Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain :

a. Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap bawahannya,

keras, sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.

b. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahannya.

Page 8: Kepemimpinan Dalam organisasi

c. Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran

yang berlebihan.

d. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti dan kritikan-kritikan dari bawahannya.

e. Komunikasi hanya berjalan satu arah saja.

4. Tipe Otokratis, kepemimpinan otokratis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan

paksaan yang mutlak harus dipenuhi.

5. Tipe Laissez Faire dimana pada tipe kepemimpinan ini pemimpin membiarkan

kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.

6. Tipe Populistis. Pada tipe kepemimpinan ini berpegang teguh pada nilai masyarakat

yang tradisional dan kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-

hutang luar negeri.

7. Tipe Administratif dan Eksekutif. Kepemimpinan tipe ini adalah kepemimpinan yang

mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Para pemimpinnya

terdiri dari demokrat dan administratur.

8. Tipe Demokratis. Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan

memberikan bimbingan yang efesien kepada para pengikutnya. Kekuatan

kepemimpinan ini terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.

Menentukan tipe atau gaya kepemimpinan yang ideal untuk diterapkan dalam suatu

organisasi adalah sebuah pilihan yang sulit bagi seorang pemimpin. Dimana pilihan itu

nantinya akan menentukan maju dan tidaknya suatu organisasi. Dari sekian banyak gaya

kepemimpinan yang ada, pemimpin harus memilih yang mana yang akan diaplikasikan dalam

organisasinya. Salah memilih gaya kepemimpinan dalam memimpin organisasi maka akan

berdampak bagi kelangsungan organisasi itu nantinya, baik dari segi pencapaian tujuan dan

Page 9: Kepemimpinan Dalam organisasi

lainnya. Kepemimpinan yang handal dan berkomitmen akan menciptakan organisasi yang

maju dan berkualitas.

Mitos Mengenai Kepemimpinan Organisasi

Dijaman sekarang ini sudah sedikit sekali sosok – sosok pemimpin yang benar –

benar memiliki jiwa kepemimpinan.Mereka hanya sekedar ingin mendapatkan posisi tersebut

namun tidak dapat bertanggung jawab dengan posisinya, yaitu sebagai pemimpin.Dan ada

beberapa omong kosong yang masih beredar mengenai kepemimpinan. Berikut ada beberapa

bentuk omong kosong yang masih biasa didapati :

Seorang pemimpin harus mempunyai kepribadian

Seorang pemimpin harus demokratis

Seorang pemimpin harus mempunyai garis keturunan kepemimpinan

Seorang pemimpin harus manis dan cerdik

Seorang Pemimpin harus mempunyai karisma

Seorang pemimpin harus menciptakan situasi yang tepat

Seorang pemimpin harus agresif.

Padahal seharusnya seorang pemimpin harus memiliki sifat – sifat seperti dibawah ini :

1. Kemampuan mendapatkan kerjasama

2. Kemampuan administrasi

3. Daya Tarik

4. Kemampuan bekerja sama

5. Kemampuan mengasuh

6. Popularitas

Page 10: Kepemimpinan Dalam organisasi

7. Kecakapan hubungan antar manusia

8. Partisipasi sosial

9. Cepat tanggap

Dan sifat – sifat yang berhubungan dengan tugas juga penting :

1. Kebutuhan berprestasi

2. Dorongan bertanggung jawab

3. Inisiatif

4. Tanggung jawab dalam mengejar sasaran

5. Orientasi tugas.

Memperbaiki Kepemimpinan

Tidak ada rumus gaib bagi kepemimpinan yang efektif, tetapi dapat mengambil

beberapa langkah positif untuk memperbaiki perilaku.Sebaiknya lugas, tetapi jangan condong

meremehkan persoalan. Perilaku kepemimpinan terjadi ditengah – tengah sejumlah besar

medan kekuatan, antara lain organisasi. Ini mencakup filsafat perusahaan, tradisi, kebiasaan,

Suasana, dan cara beroperasi.

Teknik.Jenis berbagai tugas dalam perusahaan besar ada banyak, masing-masing

mempunyai tuntunan sendiri dan menentukan disiplin sendiri-sendiri.

Unit kerja yaitu kelompok-kelompok sangat berlainan tingkat identifikasi mereka

dengan tujuan organisasi, sikap mereka terhadap organisasi, tekanan-tekanan yang harus

mereka perhatikan, norma perilaku, sistem ganjaran hukuman, kepaduan, dan homogenitas

mereka.

Individu yaitu masing – masing bawahan mempunyai pola unik mengenai

kebutuhannya, keinginannya, cita-citanya, motivasinya, kekuatannya, kelemahannya, dan

tujuannya.

Manajerial yaitu tiap pemimpin mengepalai suatu kelompok, berkaitan dengan rekan,

dan melapor kepada atasan.Masing –masing mempunyai konsep sendiri mengenai efektivitas,

Page 11: Kepemimpinan Dalam organisasi

pergaulan yang tepat, dan perilaku yang dapat diterima.Harus menghindari untuk menjadi

pemimpin dengan cepat.

Kembangkan kepekaan seorang pemimpinakan petunjuk. Seorang pemimpin harus

bisa menganalisis suatu permasalahan dengan tenang sehingga seorang pemimpin juga dapat

mengerti kenyataan apa yang sedang dihadapi.

Kembangkan kepekaan seorang pemimpin terhadap isyarat.Kekuasaan dan pengaruh

mempunyai berbagai bentuk dan dibagikan secara tidak merata diseluruh organisasi.

Hendaknya seorang pemimpin peka terhadap isyarat-isyarat  dari kelompok dan individu

yang mempunyai kekuasaan.

Teori Dan Arti Penting Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin

kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari

kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada

seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan

sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran atau instruksi.

Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan

interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi

antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul

sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam

setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin. Ada beberapa sebab seseorang menjadi

pemimpin, antara lain :

a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin

melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.

b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan

kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan

tuntutan lingkungan.

Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan,

kewibawaan, lingkungan dan kemampuan. Teori-teori dalam Kepemimpinan yaitu :

a. Teori Sifat

Page 12: Kepemimpinan Dalam organisasi

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin

ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas

dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin

yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan

kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat,

perangai atau ciri-ciri di dalamnya.

Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian

(1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat,

rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa

depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,

keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi

pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan

berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang

penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.

Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu

bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan

efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun

apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya

mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat

diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

b. Teori Perilaku

Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu

ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.

Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:

- Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki

ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan,

menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta

memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula

kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.

- Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang

berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-

bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan

serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.

Page 13: Kepemimpinan Dalam organisasi

Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi

memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan

penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi

lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya

ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan

berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat

diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan

terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada

hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya

kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443).

c. Teori Situasional

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri

kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan

situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan

memperhitungkan faktor waktu dan ruang.

Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut

Sondang P. Siagian (1994:129), yaitu:

- Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;

- Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;

- Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;

- Norma yang dianut kelompok;

- Rentang kendali;

- Ancaman dari luar organisasi;

- Tingkat stress;

- Iklim yang terdapat dalam organisasi

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN

Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam

kelompok. Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe

berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:

1. Tipe Otokratis.

Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri

sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan

tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-

Page 14: Kepemimpinan Dalam organisasi

mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada

kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan

pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2. Tipe Militeristis.

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe

militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin

yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :

Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam

menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang

pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari

bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara

untuk berbagai keadaan.

3. Tipe Paternalistis.

Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang

yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang

tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan

kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan

kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan

kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya,

dan sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Karismatik.

Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa

seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang

demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya

mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering

pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu.

Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin

yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian

diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers).

5. Tipe Demokratis.

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang

demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe

kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan

bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang

Page 15: Kepemimpinan Dalam organisasi

termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan

organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang

menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha

mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas

memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat

kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan

yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha

untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha

mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok

menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor-faktor itu

berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi

waktu kepemimpina kita laksanakan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status

dan hak untuk mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek

kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai

pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya. Fakor-faktor yang berasal dari kita sendiri

yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang kepemimpinan, nilai

atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita menduduki tingkat pemimpin dan

pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan.

Implikasi Manajerial Kepemimpinan Dalam Organisasi

Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi adalah

akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya proses manajemen yang

direncakan, karena induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya

berkualitas maka perusahaan tersebut akan menjukukan kualitasnya.