Upload
arby-parwatha
View
21
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
prilaku organisasi
Citation preview
Kepemimpinan Dalam Organisasi
OLEH
I Putu Arby Parwatha
1417057007
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1
2015
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan manajer/pimpinan mengejar tujuan bersama. Suatu organisasi baik
pemerintah maupun swasta membutuhkan adanya pemimpin dan kepemimpinannya dalam
membangun organisasi. Pemimpin dengan segala bentuk kepemimpinannya memainkan
peran yang sangat besar dalam rangka pencapaian tujuan suatu organisasi. Dengan demikian
pemimpin harus memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam mengelola organisasinya.
Menurut Stephen Murphy, (dalam Conger & Riggio, 2007) menyoroti campuran
kemampuan “technical, organizational, and strategic skills required to lead the development
of innovative new products and services”., (teknis organisasi, dan keterampilan strategis yang
diperlukan untuk memimpin pengembangan baru yang inovatif dalam pengelolaan produk
dan jasa).
Disamping itu perilaku yang dapat dipegaruhi oleh posisi seorang pemimpin yang
membentuk gaya kepemimpinan sangat berpengaruh pada perubahan dan kemajuan
organisasi. Seperti apa yang diungkapkan, Van Wart & Wang (dalam Tikhomirov, 2008:
1169) yang menyebutkan bahwa “the behavior of individual leaders, but also of a collective
of individuals in leadership positions”. Ada berbagai jenis gaya kepemimpinan yang bisa
diterapkan dalam suatu organisasi. Pilihan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh
pemimpin tergantung dari pemimpin itu sendiri. Gaya kepemimpinan sangat besar
pengaruhnya terhadap eksistensi dan dinamika dalam suatu organisasi. Maju mundurnya
suatu organisasi dipengaruhi oleh kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin dalam suatu
organisasi. Tanpa adanya kepemimpinan yang handal dan berkomitmen terhadap pencapaian
tujuan organisasi maka dapat dibayangkan apa yang terjadi pada organisasi tersebut.
Dalam setiap organisasi, mereka pasti memiliki tujuan dan cita-cita yang ingin
dicapai. Tujuan organisasi satu dengan organisasi yang lainnya pasti memiliki perbedaan.
Akan tetapi pastinya semua pemimpin dalam organisasi menginginkan yang terbaik untuk
organisasinya yaitu sebuah organisasi yang maju, berkembang dan berkualitas. Semakin
besar tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu organisasi, maka semakin besar pula
potensi kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Maka dari itu, dalam
organisasi pemimpin harus benar-benar memperhatikan gaya kepemimpinan yang mereka
terapkan dalam organisasi yang mereka pimpin. Pemimpin harus peka terhadap segala situasi
dan kondisi yang ada. Peka dalam artian, mereka harus bisa mencapai tujuan organisasi
dengan gaya kepemimpinannya.
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah Kemampuan memperoleh konsensus dan keika tanpa
dasasaran bersama, melampaui syarat-syarat organisasi, yang dicapai dengan pengalaman
sumbangan dan kepuasan di pihak kelompok kerja.Dan dapat diterangkan secara lebih rinci
seperti berikut.
Kemampuan memperoleh kepemimpinan merupakan proses pengaruh yang
memungkinkan manajer membuat orang –orangnya bersedia mengerjakan apa yang harus di
kerjakan. Kosensus dan keikatan Lenin pernah mengatakan bahwa 100 orang
terorganisasikan, yang terikat kepada suatu sasaran, akan menundukan 1000 orang. Jhonhan
cock menyatakan bahwa ia lebih senang kepada keputusan yang 50% benar secara teknis dan
kelompok menerimanya 90% antusiasme , daripada suatu keputusan yang 90% benar secara
teknis dan kelompok menerimanya hanya dengan 50 % antusiasme. Inilah sebabnya mengapa
pemimpin jikalau mungkin, berusaha mendapatkan consensus dan keikatan daripada
kesewenang-wenangan keunggulan satu suara.
Ada sasaran bersama ini membedakan kepemimpinan dari manipulasi. Tujuan
pemimpin dan bawah anti dan tidak usah sama, dan jarang dapat sama. Tetapi harus ada
beberapa sasaran bersama, jika hendak berkerja sama. Yang ingin dicapai
kepemimpinanadalah suatu faktor kelipatanyan berurusandengan 35 sampai 40% lebihnya.
Tujuannya adalah untuk memberikan hasil yang melebihi harapan biasa organisasi.
Pengalaman sumbangan dan kepuasan ini meliputi jauh lebih banyak dari pada
sekedar perasaan menyumbang sukses dan kepuasan belaka. Sementara mungkin hanya
memperhatikan pemuasan kebutuhan mereka sendiri, pemimpin harus memungkinkan
memenuhi beberapa kebutuhan penting mereka. Jadi pemimpin adalah orang yang
memungkinkan atau mempermudah sesuatu.
Definisi Organisasi
Penyusunan dan pengaturan bagian – bagian hingga menjadi suatu kesatuan; sususan
dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur; gabungan kerja
sama (untuk mencapai tujuan tertentu).
Kamus modern bahasa Indonesia M. dahlan Al Barry
Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai – bagian bagian (orang dsb)
sehingga merupakan kesatuan yang teratur.
W.J.S. Poerwadarminta, KamusUmum Bahasa Indonesia
Organisasi adalah system sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar
anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian
anggota.
JanuMurdiyamoko& Citra Handayani, Sosiologiuntuk SMU Kelas I
Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
MenurutJames D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi sudah sangat jelas bahwa organisasi itu pasti mengandung unsure individu yang
berkumpul dalam sebuah kelompok yang memiliki tujuan tertentu, memiliki aturan tertentu
sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut, dan di dalamnya terdapat susunan
kepemimpinan untuk mengatur jalannya organisasi tersebut agar berjalan dengan baik.
Kepemimpinan Dalam Organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi mencakup segala aspek yang sudah dijelaskan tadi,
didalamnya terdapat peran dari pemimpin dan sikap kepemimpinan yang harus dimiliki untuk
mengatur organisasi tersebut, kepemimpinan tentu saja sangat penting bagi jalannya
organisasi karena jika sebuah organisasi berjalan tanpa adanya unsure kepemimpinan yang
baik dari anggotanya juga dari pemimpin organisasinya, maka setiap masalah yang muncul
dalam berjalannya organisasi tersebut akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien,
yang mengakibatkan tujuan adanya organisasi tersebut terhambat dan kepuasan dari
tercapainya tujuan tersebut persentasenya sangatlah rendah.
Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari :
Cerdas
Terampil secara konseptual
Kreatif
Diplomatis dan taktis
Lancar berbicara
Memiliki pengetahuan ttg tugas kelompok
Persuasive
Memiliki keterampilan sosial
Sedangkan Robins (1996) mengatakan bahwa teori ini adalah teori yang mencari ciri-
ciri kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan yang bukan
pemimpin.
Fungsi – Fungsi Kepemimpinan
Aspek pendekatan prilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang
dilakukan pemimpin dan kelompoknya. Menurut Rival (2004:53), agar kelompok itu
berjalan dengan efektif, maka secara operasional seorang pemimpin harus menjalankan lima
fungsi pokok kepemimpinan yaitu :
1. Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang
menentukan apa, bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar
keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan
kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan
perintah.
2. FungsiKonsultasi
Fungsi ini bersifat dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan,
pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya
berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai bahan
informasi yang diperlukan dalam menetapkan suatu keputusan. Tahap berikutnya
konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah
keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan
untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan
menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan
pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga
kepemimpinan berlangsung efektif.
3. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partisipasi bukan berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan
secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau
mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi
sebagai pemimpin dan bukan sebagai pelaksana.
4. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang
membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan
dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan orang-orang
penerima delegasi itu harus yakin merupakan pembantu pimpinan yang memiliki
kemampuan prinsip, persepsi dan aspirasi.
5. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu
mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif,
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi
pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi,
dan pengawasan.
Tipe atau Gaya Kepemimpinan
Menurut Kartono (2003:69), ada 8 tipe/gaya kepemimpinan yaitu :
1. Tipe Kharismatis; Pemimpin kharismatis ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
berwibawa.
2. Tipe Paternalistis, yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat antara
lain sebagai berikut :
a. Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau
anak sendiri yang perlu dikembangkan.
b. Dia bersikap terlalu melindungi.
c. Jarang dia memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
sendiri.
d. Dia hampir-hampir tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
berinisiatif.
e. Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan
pada pengikutnya dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreativitas mereka sendiri.
f. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe Militeristis. Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain :
a. Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap bawahannya,
keras, sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
b. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahannya.
c. Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran
yang berlebihan.
d. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
e. Komunikasi hanya berjalan satu arah saja.
4. Tipe Otokratis, kepemimpinan otokratis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan
paksaan yang mutlak harus dipenuhi.
5. Tipe Laissez Faire dimana pada tipe kepemimpinan ini pemimpin membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
6. Tipe Populistis. Pada tipe kepemimpinan ini berpegang teguh pada nilai masyarakat
yang tradisional dan kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-
hutang luar negeri.
7. Tipe Administratif dan Eksekutif. Kepemimpinan tipe ini adalah kepemimpinan yang
mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Para pemimpinnya
terdiri dari demokrat dan administratur.
8. Tipe Demokratis. Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan
memberikan bimbingan yang efesien kepada para pengikutnya. Kekuatan
kepemimpinan ini terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Menentukan tipe atau gaya kepemimpinan yang ideal untuk diterapkan dalam suatu
organisasi adalah sebuah pilihan yang sulit bagi seorang pemimpin. Dimana pilihan itu
nantinya akan menentukan maju dan tidaknya suatu organisasi. Dari sekian banyak gaya
kepemimpinan yang ada, pemimpin harus memilih yang mana yang akan diaplikasikan dalam
organisasinya. Salah memilih gaya kepemimpinan dalam memimpin organisasi maka akan
berdampak bagi kelangsungan organisasi itu nantinya, baik dari segi pencapaian tujuan dan
lainnya. Kepemimpinan yang handal dan berkomitmen akan menciptakan organisasi yang
maju dan berkualitas.
Mitos Mengenai Kepemimpinan Organisasi
Dijaman sekarang ini sudah sedikit sekali sosok – sosok pemimpin yang benar –
benar memiliki jiwa kepemimpinan.Mereka hanya sekedar ingin mendapatkan posisi tersebut
namun tidak dapat bertanggung jawab dengan posisinya, yaitu sebagai pemimpin.Dan ada
beberapa omong kosong yang masih beredar mengenai kepemimpinan. Berikut ada beberapa
bentuk omong kosong yang masih biasa didapati :
Seorang pemimpin harus mempunyai kepribadian
Seorang pemimpin harus demokratis
Seorang pemimpin harus mempunyai garis keturunan kepemimpinan
Seorang pemimpin harus manis dan cerdik
Seorang Pemimpin harus mempunyai karisma
Seorang pemimpin harus menciptakan situasi yang tepat
Seorang pemimpin harus agresif.
Padahal seharusnya seorang pemimpin harus memiliki sifat – sifat seperti dibawah ini :
1. Kemampuan mendapatkan kerjasama
2. Kemampuan administrasi
3. Daya Tarik
4. Kemampuan bekerja sama
5. Kemampuan mengasuh
6. Popularitas
7. Kecakapan hubungan antar manusia
8. Partisipasi sosial
9. Cepat tanggap
Dan sifat – sifat yang berhubungan dengan tugas juga penting :
1. Kebutuhan berprestasi
2. Dorongan bertanggung jawab
3. Inisiatif
4. Tanggung jawab dalam mengejar sasaran
5. Orientasi tugas.
Memperbaiki Kepemimpinan
Tidak ada rumus gaib bagi kepemimpinan yang efektif, tetapi dapat mengambil
beberapa langkah positif untuk memperbaiki perilaku.Sebaiknya lugas, tetapi jangan condong
meremehkan persoalan. Perilaku kepemimpinan terjadi ditengah – tengah sejumlah besar
medan kekuatan, antara lain organisasi. Ini mencakup filsafat perusahaan, tradisi, kebiasaan,
Suasana, dan cara beroperasi.
Teknik.Jenis berbagai tugas dalam perusahaan besar ada banyak, masing-masing
mempunyai tuntunan sendiri dan menentukan disiplin sendiri-sendiri.
Unit kerja yaitu kelompok-kelompok sangat berlainan tingkat identifikasi mereka
dengan tujuan organisasi, sikap mereka terhadap organisasi, tekanan-tekanan yang harus
mereka perhatikan, norma perilaku, sistem ganjaran hukuman, kepaduan, dan homogenitas
mereka.
Individu yaitu masing – masing bawahan mempunyai pola unik mengenai
kebutuhannya, keinginannya, cita-citanya, motivasinya, kekuatannya, kelemahannya, dan
tujuannya.
Manajerial yaitu tiap pemimpin mengepalai suatu kelompok, berkaitan dengan rekan,
dan melapor kepada atasan.Masing –masing mempunyai konsep sendiri mengenai efektivitas,
pergaulan yang tepat, dan perilaku yang dapat diterima.Harus menghindari untuk menjadi
pemimpin dengan cepat.
Kembangkan kepekaan seorang pemimpinakan petunjuk. Seorang pemimpin harus
bisa menganalisis suatu permasalahan dengan tenang sehingga seorang pemimpin juga dapat
mengerti kenyataan apa yang sedang dihadapi.
Kembangkan kepekaan seorang pemimpin terhadap isyarat.Kekuasaan dan pengaruh
mempunyai berbagai bentuk dan dibagikan secara tidak merata diseluruh organisasi.
Hendaknya seorang pemimpin peka terhadap isyarat-isyarat dari kelompok dan individu
yang mempunyai kekuasaan.
Teori Dan Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan
sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran atau instruksi.
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan
interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi
antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul
sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam
setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin. Ada beberapa sebab seseorang menjadi
pemimpin, antara lain :
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin
melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan
kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan
tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan,
kewibawaan, lingkungan dan kemampuan. Teori-teori dalam Kepemimpinan yaitu :
a. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas
dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin
yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat,
perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian
(1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat,
rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa
depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,
keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi
pendengar yang baik, kapasitas integratif; – kemampuan untuk bertumbuh dan
berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang
penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu
bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan
efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun
apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya
mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat
diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
- Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki
ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan,
menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta
memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula
kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
- Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang
berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-
bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan
serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi
memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan
penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi
lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya
ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan
berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat
diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan
terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada
hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya
kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443).
c. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan
situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan
memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut
Sondang P. Siagian (1994:129), yaitu:
- Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
- Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
- Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
- Norma yang dianut kelompok;
- Rentang kendali;
- Ancaman dari luar organisasi;
- Tingkat stress;
- Iklim yang terdapat dalam organisasi
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam
kelompok. Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe
berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1. Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri
sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-
mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada
kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis.
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe
militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin
yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam
menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang
pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari
bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara
untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang
yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya,
dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa
seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang
demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya
mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering
pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu.
Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin
yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian
diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers).
5. Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang
demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan
bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang
termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang
menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat
kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan
yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha
untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok
menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor-faktor itu
berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi
waktu kepemimpina kita laksanakan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status
dan hak untuk mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek
kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai
pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya. Fakor-faktor yang berasal dari kita sendiri
yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang kepemimpinan, nilai
atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita menduduki tingkat pemimpin dan
pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan.
Implikasi Manajerial Kepemimpinan Dalam Organisasi
Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi adalah
akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya proses manajemen yang
direncakan, karena induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya
berkualitas maka perusahaan tersebut akan menjukukan kualitasnya.