3
Kepemimpinan Transformasional & Perubahan Oleh : Teguh Purnama, SE Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia pada hakikatnya dia adalah seorang pemimpin meskipun dia tidak memimpin orang lain sekalipun setidak-tidaknya dia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Dia akan memimpin kemana arah tujuan hidupnya, memimpin untuk apa hidupnya, memimpin bagaimana hidupnya dan memimpin segala hal yang berhubungan dengan kehidupannya. Oleh karena itu darimana pun kita, siapapun kita, bagaimanapun kita, kita semua perlu mengetahui apa itu pemimpin? Mengapa harus memimpin? Dimana kita memimpin? Yang mana yang harus di pimpin? Bagaimana cara memimpin? Tak luput pula dengan sebuah organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta yang bergerak dalam bidang apapun tentu dalam sebuah organisasi tersebut terdapat seorang pemimpin. Pemimpin disini dapat diartikan sebagai CEO dari sebuah perusahaan, direktur dari instansi pemerintah, kepala dari organisasi nirlaba, kepala dari sebuah lembaga pendidikan, ketua dari sebuah koperasi, atau siapapun yang bertanggung jawab dalam sebuah organisasi. Setiap pemimpin tentu memiliki visi yang telah ditanamkan dalam dirinya dimana visi tersebut merupakan bentuk penciptaan secara mental. Ketika membuat visi untuk diri sendiri, keluarga, tim atau organisasi, kita telah menciptakan masa depan di dalam benak kita yang kemudian kita akan berusaha untuk menggapainya secara nyata dan menuangkannya dalam menentukan aktivitas sehari-hari, sehingga kita menjalani hidup dengan tujuan yang jelas, komit dan bersemangat dalam menjalankannya. Untuk mencapai serangkaian visi-visi yang telah ditanamkan tadi tentunya seorang pemimpin tidak akan pernah luput dari sebuah metode, gaya kepemimpinan dan/atau pendekatan kepemimpinan tertentu. Salah satu pendekatan kepemimpinan saat ini yang sering menjadi fokus perhatian dan telah populer sejak awal tahun 1980-an adalah pendekatan kepemimpinan transformasional. Pendekatan ini merupakan bagian dari paradigma “Kepemimpinan Baru” (Bryman, 1992). Seperti namanya, pendekatan transformasional adalah sebuah proses yang mengubah dan mentransformasikan individu. Pendekatan ini berhubungan dengan nilai-nilai, etika, standar, dan tujuan- tujuan jangka panjang meliputi menilai motif para pengikutnya, memuaskan kebutuhan mereka dan memperlakukan mereka sebagai manusia seutuhnya. Pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL & PERUBAHAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penulis adalah karyawan bank bjb Cabang Garut dan Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Widyatama Bandung

Citation preview

Kepemimpinan Transformasional & PerubahanOleh : Teguh Purnama, SE

Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia pada hakikatnya dia adalah seorang pemimpin meskipun dia tidak memimpin orang lain sekalipun setidak-tidaknya dia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Dia akan memimpin kemana arah tujuan hidupnya, memimpin untuk apa hidupnya, memimpin bagaimana hidupnya dan memimpin segala hal yang berhubungan dengan kehidupannya. Oleh karena itu darimana pun kita, siapapun kita, bagaimanapun kita, kita semua perlu mengetahui apa itu pemimpin? Mengapa harus memimpin? Dimana kita memimpin? Yang mana yang harus di pimpin? Bagaimana cara memimpin? Tak luput pula dengan sebuah organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta yang bergerak dalam bidang apapun tentu dalam sebuah organisasi tersebut terdapat seorang pemimpin. Pemimpin disini dapat diartikan sebagai CEO dari sebuah perusahaan, direktur dari instansi pemerintah, kepala dari organisasi nirlaba, kepala dari sebuah lembaga pendidikan, ketua dari sebuah koperasi, atau siapapun yang bertanggung jawab dalam sebuah organisasi.

Setiap pemimpin tentu memiliki visi yang telah ditanamkan dalam dirinya dimana visi tersebut merupakan bentuk penciptaan secara mental. Ketika membuat visi untuk diri sendiri, keluarga, tim atau organisasi, kita telah menciptakan masa depan di dalam benak kita yang kemudian kita akan berusaha untuk menggapainya secara nyata dan menuangkannya dalam menentukan aktivitas sehari-hari, sehingga kita menjalani hidup dengan tujuan yang jelas, komit dan bersemangat dalam menjalankannya. Untuk mencapai serangkaian visi-visi yang telah ditanamkan tadi tentunya seorang pemimpin tidak akan pernah luput dari sebuah metode, gaya kepemimpinan dan/atau pendekatan kepemimpinan tertentu.

Salah satu pendekatan kepemimpinan saat ini yang sering menjadi fokus perhatian dan telah populer sejak awal tahun 1980-an adalah pendekatan kepemimpinan transformasional. Pendekatan ini merupakan bagian dari paradigma Kepemimpinan Baru (Bryman, 1992). Seperti namanya, pendekatan transformasional adalah sebuah proses yang mengubah dan mentransformasikan individu. Pendekatan ini berhubungan dengan nilai-nilai, etika, standar, dan tujuan-tujuan jangka panjang meliputi menilai motif para pengikutnya, memuaskan kebutuhan mereka dan memperlakukan mereka sebagai manusia seutuhnya. Pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan (Hater dan Bass, 1988). Dengan demikian pendekatan ini merupakan sebuah proses yang menggolongkan kepemimpinan berkarisma dan bervisi menuju perubahan.

Sarros dan Butchatsky (1996) menyebutnya pemimpin tranformasional sebagai pemimpin penerobos (breakthrough leadership). Disebut sebagai penerobos karena pemimpin semacam ini mempunyai kemampuan untuk membawa perubahan-perubahan yang sangat besar terhadap individu-individu maupun organisasinya dengan jalan memperbaiki kembali (reinvent) karakter diri individu-individu dalam organisasi ataupun perbaikan organisasi, memulai proses penciptaan inovasi, meninjau kembali struktur, proses dan nilai-nilai organisasi agar lebih baik dan lebih relevan, dengan cara-cara yang menarik dan menantang bagi semua elemen yang terlibat, dan mencoba untuk merealisasikan tujuan-tujuan organisasi yang selama ini dianggap tidak mungkin dilaksanakan karena pemimpin penerobos mempunyai pemikiran yang metanoiac (Meta yang berarti perubahan, dan nous/noos yang berarti pikiran), dan dengan bekal pemikiran ini sang pemimpin mampu menciptakan pergesaran paradigma untuk mengembangkan praktek-praktek organisasi yang sekarang dengan yang lebih baru dan lebih relevan.

Kepemimpinan transformasional menuju perubahan yang secara dinamis selalu berusaha melakukan perubahan bukan sekedar dari waktu ke waktu menjalankan tugas rutinitas saja. Kata perubahan itu sendiri merupakan sesuatu yang menjadi mutlak dalam suatu kepemimpinan. Tentunya perubahan ke arah yang lebih baik dan menjadi dambaan semua orang. Bahkan dalam iklan-iklan politik pun kata perubahan ini selalu dijadikan komoditas yang dinilai layak jual dan telah teruji kelayakannya seolah-olah perubahan itu merupakan konsekwensi harga mati sebagai output dari segala input yang tujuannya untuk bermuara pada suatu hal yang baru.

Kepemimpinan transformasional merupakan pendekatan rumit yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan banyak hal tentang kepemimpinan, mulai dari usaha yang sangat spesifik untuk mempengaruhi para pengikutnya pada tingkat satu-satu, sampai pada usaha yang sangat luas untuk mempengaruhi seluruh organisasi dan bahkan seluruh budaya. Meskipun kepemimpinan transformational mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempercepat perubahan, para pengikut dan para pemimpin sangat terikat sehingga tidak mungkin dapat lepas dalam proses transformasi. (Northouse,1997). Sejauh mana seorang pemimpin disebut transformasional dapat diukur dalam hubungannya dengan efek pemimpin tersebut terhadap para bawahannya. Di dalam diri bawahan seorang pemimpin transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan hormat terhadap pemimpin tersebut dan mereka termotivasi untuk melakukan hal-hal yang lebih dari pada yang awalnya diharapkan pemimpin.

Berbicara perubahan yang terjadi di lingkungan kita, setiap orang pasti mempunyai harapan masing-masing mengenai perubahannya. Namun bila perubahan itu terjadi di dalam tubuh organisasi maka terdapat peran seorang pemimpin di dalamnya, jika pemimpin bicara dari hati yang jujur dan bawahan / karyawan (followers) paham manfaat perubahan untuk organisasinya maka bawahan akan mendukung perubahan tersebut. Kadangkala para pemimpin terjebak pada proses diskusi yang sangat panjang dalam rangka membicarakan alternatif solusi detail sebagai antisipasi terhadap perubahan lingkungan, dan ketika tercapai kesepakatan solusi yang hendak dicoba untuk diimplementasikan dalam rangka mengantisipasi perubahan lingkungan tersebut perubahan baru telah terjadi lagi karena sampai kapanpun perubahan tidak akan pernah berhenti, memang melelahkan namun tetap harus dilakukan jika tidak ingin organisasinya hanya menjadi sebuah catatan sejarah sebagai sebuah organisasi yang gagal.

Disinilah perlunya pemahaman multilevel, multibudaya, multidisiplin sebagai bagian dari cakrawala wawasan seorang pemimpin. Tanpa adanya wawasan tersebut akan sulit bagi pemimpin untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dalam pengelolaan organisasi profesionalnya. Semua wawasan tersebut akan diperoleh ketika seseorang secara aktif bersinggungan dan mampu menangkap aspirasi positif terhadap kepentingan dan suara organisasi serta ditempa oleh berbagai pengalaman organisasi yang dibarengi oleh pengasahan. Setelah ia dapat menyesuaikan dengan perubahan, maka pemimpin tersebut harus dapat menyusun strategi baru untuk menghadapi perubahan selanjutnya karena tidak ada strategi abadi dimana strategi terbaik sekalipun hanya akan bersifat sementara (transitory), demikian seterusnya

Penulis adalah Karyawan bank bjb Cabang Garut.