Upload
hoangnhan
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEPENTINGAN EKONOMI INDIA DI SUNGAI
BRAHMAPUTRA TERKAIT KONFLIK AIR
INDIA-TIONGKOK (2015-2016)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi PersyaratanMemperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
M. Ravy Al Farisyi
1113113000070
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
KEPENTINGAN EKONOMI INDIA DI SUNGAI BRAHMAPUTRA
TERKAIT KONFLIK AIR INDIA-TIONGKOK (2015-2016)
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Januari 2017
M. Ravy Al Farisyi
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : M. Ravy Al Farisyi
NIM : 1113113000070
Program Studi : Hubungan Internasional
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
KEPENTINGAN EKONOMI INDIA DI SUNGAI BRAHMAPUTRA
TERKAIT KONFLIK AIR INDIA-TIONGKOK (2015-2016)
dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.
Jakarta, 10 Januari 2018
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
Ahmad Alfajri, M.A Ahmad Syaifuddin Zuhri , S.IP., LM
NIP. NIP.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
KEPENTINGAN EKONOMI INDIA DI SUNGAI BRAHMAPUTRA TERKAIT
KONFLIK AIR INDIA-TIONGKOK (2015-2016)
oleh
M. Ravy Al Farisyi
1113113000070
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15
Maret 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.
Ketua, Sekretaris,
Ahmad Alfajri, M.A
NIP.
Eva Mushoffa, MHSPS
NIP.
Penguji I, Penguji II,
Agus Nilmada, M.Si
NIP. 197808042009121002
Dr. Nazaruddin Nasutio, M.A
NIP.
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 15 Maret 2018.
Ketua Program Studi Hubungan Internasional
FISIP UIN Jakarta
Ahmad Alfajri, M.A
NIP.
iv
ABSTRAK
Skripsi ini secara khusus bertujuan untuk menganalisis kepentingan India di
Sungai Brahmaputra terkait konflik air India-Tiongkok periode 2015-2016.
Masalah penelitian dalam skripsi ini berawal dari aktivitas Tiongkok di Sungai
Brahamputra dalam pemanfaatan air sungai tersebut. Pembangunan bendungan
dan PLTA Zangmu di hulu Sungai Brahmaputra menjadi pecutan bagi India
dalam usaha pemanfaatan sungai tersebut. Kedudukan Tiongkok yang kuat di
Sungai Brahamputra juga menjadi hambatan bagi India dalam memanfaatkan
aliran air dari Sungai Brahamputra. Meskipun begitu India secara konsisten
menekan Tiongkok dalam pemanfaatan sungai dengan baik itu dengan pernyataan
menolak maupun tindakan langsung berupa pengawasan akan aktivitas Tiongkok.
Sikap India ini tentu menarik melihat dari konsistensi India untuk tetap menekan
Tiongkok meskipun Tiongkok memilki kedudukan yang kuat di Sungai
Brahmaputra
Metode kualitatif dan deskriptif analitis dipilih sebagai metode utama dalam
menjalankan penelitian skripsi ini, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara mencari studi pustaka serta wawancara dengan pihak-pihak terkait.
Melalui bantuan kerangka teoretis berupa Konsep National Interst, dan Konsep
Complex Interdepence dalam Pendekatan english school setidaknya telah
ditemukan 2 alasan utama India tetap menekan Tiongkok dalam pemanfaatan
Sungai Barhamputra tersebut. Alasan pertama yakni karena kebutuhan air India
yang mendesak, yang kedua, karena India inigin mengimplementasikan program
India’s River Linking Project di Sungai Brahmaputra. Kesimpulan utama dari
penelitian ini adalah sertiap negara memiliki kepentingan yang terkadang berasal
dari pemarsalahan domestik negara tersebut dan karenanya negara akan selalu
berusaha agar kepentingan tersebut tercapai dengan tetap melihat kepentingan
negara lain dan kondisi internasional.
Kata kunci: India, Tiongkok, kepentingan nasional, konflik air, Sungai
Brahmaputra, PLTA.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji dan syukur selalu penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, nikmat, serta karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis skripsi ini shalawat serta salam tak lupa
penulis haturkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAWbeserta
dengan seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau.
Rasa syukur yang luar biasa atas nikmat Allah SWT masih terus penulis
panjatkan karena dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikanpenulisan skripsi
yang berjudul Analisis Kepentingan India di Sungai Brahmaputra Terkait Konflik
Air India-Tiongkok periode 2015-2016 ini. Selama kurang lebih 4tahun menjalani
aktivitas perkuliahan di Program Studi Hubungan Internasional, FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, penulis merasa perlu untuk menyampaikan ucapan terima
kasih kepada beberapa pihak berikut yang telah memberikan dukungan moril
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Dengan segenap rasa hormat dan kerendahan hati, penulis sangat ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Bashori Alwy dan Ibunda Mulyanah yang
telah memberikan dukungan dan kasih sayang yang luar biasa kepada penulis
untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Adinda Nasiha Sakina Laili, yang juga tidak pernah lupa mengingatkan penulis
untuk tetap semangat dalam penulisan skripsi ini. Semoga beliau juga selalu
dimudahkan dalam menjalani kehidupan perkuliahan.
vi
3. Bapak Ahmad Syaifuddin Zuhri, S.IP., L.M selaku dosen pembimbing penulis
yang selalu memberikan arahan, motivasi, dan kritik yang membangun dalam
membantu penulisan skripsi ini dan sudah rela liburannya di ganggu oleh
penulis untuk urusan skripsi ini.
4. Segenap jajaran staff dan dosen Prodi HI UIN Jakarta yang telah memberikan
segudang ilmu serta wawasan yang baruyang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu akan tetap tidak mengurangi rasa hormat dan ta’zim penulis kepda
beliau semua.
5. Jajaran sahabat Regionalismile dan Kajian Rumah Ojan seperti Zhafir, Andre,
Faris, Upang, Nurul, Opin, Innes, Arum, Sarah, Tata, Hana, dan Madina yang
selalu memberikan masukan dan pemikiran kritisnya dalam memotivasi
penulis untuk dapat secara bersama-sama menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Keluarga besar Greenpeace Indonesia seperti, Mba Alin, Bang Oji, Mba Arie,
Bang Richi, Bang Qiwink, Mba Eka, Andre, Maydi, Ka Sapi, Nugo, Habib,
Mba Luthfi, Rafa, Siska, Echa, Mazaya, Zamzam, Om Patrick, Bang Abu,
Ayaa, Zulfa, Ibar, Bang Ade, Taufik dan masih banyak lagi yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu persatu baik itu staff maupun volunteer yang
selalu mendukung penulis dan menjadi teman bertukar pikiran.
7. Seluruh staff Greenpeace Indonesia seperi Pak Leo, Bang Apip, Bang
Zamzami, Mba Melani, Ibu Michel, Bang Didit, Bang Coank dan masih
banyak lagi lainnya atas bimbingan yang telah diberikan selama penulis
magang di Greenpeace Indonesia.
vii
8. Jajaran sahabat Al-Maida selama penulis menuntut ilmu di Pondok Pesantren
Qottun Nada, yang menjadi teman berkeluh kesah, bercanda dan penyemangat
ketika penulis merasa buntu dalam penulisan skripsi, seperti Fadhil, Haikal, Ari
Sulhi, Syakirin, Ben dan masih banyak lagi lainnya.
9. Rekan-rekan seperjuangan HI UIN Jakarta angkatan 2013 lainnya terutama
untuk Maulida, Iqbal, Ghalib, Desi, Ara, Selo, Revi yang sering bertukar
pikiran dengan penulis terkait dengan penyelesaian skripsi ini.
10. Teman seperjuangan KKN EXCITED 112, Vivi, Saskia, Ridho, Irsyad, Fauzi,
Nia, Zainal, Dini, Gita dan Faris, yang telah berjibaku besama kurang lebih
satu bulan dalam melaksanakan program terbaik untuk desa tujuan.
11. Para sahabat ABC (Al Barkah Ceria), Farham, Cici, Finni, Bocil, Luthfi, Bule
yang telah menjadi tempat curhat penulis dan berbagi kebahagian bersama,
semoga kalian sukses selalu dan bisa lulus barengan.
12. Keluarga besar Bulik Fikna di Solo yang sudah memeberikan temapat bagi
penulis di Solo untuk menegejar tanda tangan dosen pembimbing.
13. Para pemilik warnet seperti, warnet “gue”, warnet batak, warnet ayo-net, yang
sudah memberikan jasanya dengan baik kepada penulis selama penulis
menggunakan jasa internetnya untuk penulisan skripsi ini dan sering
memberikan bonus untuk penulis juga.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang mungkin namanya tidak dapat dapat penulis sebutkan satu
persatu tetapi tidak mengurangi rasa terimakasih dan syukur atas bantuan
kalian semua.
viii
Penulis berharap bahwa semoga semua bentuk dukungan dan kebaikan hati
tersebut mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari
bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.Sehingga kritik dan saran dari berbagai pihak tentu akan sangat
membantu penulis sebagai bahan pertimbangan perbaikan penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih yang besar ke depannya dalam
ranah kajian penelitian pada bidang Ilmu Hubungan Internasional.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Januari 2018
M. Ravy Al Farisyi
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah ......................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ....................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 5
D. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 6
E. Kerangka Teoretis ............................................................................. 9
1. English School .............................................................................. 9
2. Konsep National Interest............................................................ 13
3. Konsep Human Security ............................................................. 15
F. Metode Penelitian ........................................................................... 17
G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 20
BAB II GAMBARAN DAN SEJARAH UMUM SUNGAI
BRAHMPUTRA
A. Gambaran Umum Sungai Brahmaputra ......................................... 24
B. Sejarah Pemanfaatan Sungai Brahmputra ...................................... 27
1. Sejarah Pemanfaatan Sungai Brahmaputra di India ................... 27
2. Sejarah Pemanfaatan Sungai Brahmaputra di Tiongkok ............ 30
BAB III KONFLIK AIR INDIA-TIONGKOK DI SUNGAI
BRAHMAPUTRA
A. Definisi Konflik dan Konflik Air ................................................... 36
B. Sejarah Konflik Air India-Tiongkok di Sungai Brahnaputra ......... 38
C. Kepentingan Tiongkok di Sungai Brahmaputra ............................. 43
1. Kebutuhan Tinggi Akan Air di Tiongkok .................................. 43
2. Komitmen Tiongkok Terhadap Perubahan Iklim ....................... 47
3. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air .......................... 50
BAB IV KEPENTINGAN EKONOMI INDIA DI SUNGAI
BRAHMAPUTRA TERKAIT KONFLIK AIR INDIA-
TIONGKOK (2015-2016)
A. Kebutuhan Air india ....................................................................... 59
B. Pelaksanaan Program India Interlinking Rivers ............................. 65
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 71
B. Saran ............................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................xiv
xi
DAFTAR TABEL
Tabel III.B.1 Sumber Air Terbarukan Perkapita Negara Anggota G20 ..................
Tabel III.B.2 Jumlah Kota di Tiongkok dengan 1 Juta Penduduk ...........................
Tabel IV.B.1 Prediksi Perbandingan Populasi dengan Ketersedian Air di india .....
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.C.3.1 PLTA Zhangmu, Sungai Tsangpo (Brahmaputra) .................
Gambar IV.B.1 Sambutan Xi Jinping atas Kunjungan Nerendra Modi ke
Tiongkok ................................................................................
Gambar IV.B.2 Peta NRLP (National River Linking Project) .........................
xiii
DAFTAR SINGKATAN
AS Amerika Serikat
C Celcius
COP Conference of Parties
CNCCP China’s National Climate Change Programme
FAO Food and Agriculture Organization
GW Giga Watt
G20 Group of Twenty
Ha Hektar
IPCC Intergovermental Panale on Climate Change
IUCN International Union for Conservation of Nature
Km Kilo Meter
Km2 Kilo Meter Persegi
KW Kilo Watt
M Masehi
Mm Mili Meter
MW Mega Watt
m3 Meter Kubik
NDRC National Development and Reform Commission
NGW National Water Grid
NRLP National River Linking Project
NWDA National Water Development Agency
PBB Perserikatan Bangsa Bangsa
PDB Produk Domestik Bruto
PM Perdana Menteri
SM Sebelum Masehi
SAW Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
SWT Subhanahu wa Ta’ala
UN United Nations
UNDP United Nations Development Programme
UNFCCC United Nations Framework Convention on Climate Change
UNICEF United Nations Childern’s Fund
US$ United States Dollar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Manusia mungkin menjadi pemeran utama dalam skenario kehidupan
tetapi alam juga memegang peran penting dalam keberlangsungan hidupnya. Air
merupakan salah satu yang terpenting bagi keberlangsungan hidup tidak hanya
bagi manusia tetapi juga bagi semua makhluk hidup di dunia ini. Air menutupi
kurang lebih 71 persen permukaan Bumi dan hampir 96,5 persennya ada di laut.
Air ada dimana-mana, tidak hanya di laut, danau, sungai, air juga ada di udara
seperti uap air, dan di tanah yang berupa molekul yang tersimpan didalam tanah
juga pada diri kita.1
Air sangatlah penting bagi kehidupan kita terutama untuk kebutuhan air
bersih untuk minum, mandi, dan mencuci. Air juga di butuhkan untuk kebutuhan
ekonomi seperti pertanian, dan perkebunan bahkan air dapat mengasilkan tenaga
listrik. Akan tetapi pada dewasa ini kebutuhan manusia akan air sangatlah tinggi
terutama kebutuhan atas air bersih.2
Menurut FAO (Food and Agriculture Organization) dalam satu abad
terakhir penggunaan air secara global meningkat dua kali lipat dan peningkatan
jumlah kelangkaan air di beberapa daerah terutama daerah dimana air tidak dapat
mengalir secara berkelanjutan. Hal ini didasarkan pada pertumbutuhan penduduk
dan ekonomi yang menjadi faktor utama, terutama bagi daerah yang jumlah
1FAO, Coping With Water Scarcity: An Action Framework for Agriculture and Food Security, (Rome: Vialle delle Terme di Caralla, 2012), 15. 2Bani Thakur, Importance of Water in Our Daily Life, [berita online], 16 Januari 2013, tersedia di laman: http://www.merinews.com/article/importance-of-water-in-our-daily-life/15880392.shtml, di akases pada, 25 Oktober 2016.
2
cadangan airnya terbatas dan mempunyai curah hujan rendah serta daya resap
tanah yang kecil.3
FAO memprediksi pada tahun 2025, 1,8 miliyar orang diperkirakan akan
tinggal di negara atau wilayah yang mengalami kelangkaan air dan dua-pertiga
dari penduduk dunia bisa berada di bawah tekanan ketakutan akan kelangkaan air.
Situasi ini akan diperparah dengan adanya pertumbuhan daerah perkotaan yang
menekan kebutuhan airnya pada daerah pedesaan disekitarnya hal ini juga akan
semakin parah ketika fungsi lingkungan sebagai penjamin tidak dapat berfungsi
dengan baik.4
India merupakan salah satu negara yang terancam akan kelangkaan air ini.
menurut laporan UN-Water pada 2012, India merupakan salah satu negara dari
Asia-Pasifik yang terancam, 5 masalah dari 10 masalah yang dijabarkan UN-
Water berdasarkan jumlah titik air yang dinegara tersebut, yaitu 1) Meningkatnya
ancaman kelangkaan air, 2) Negara yang rawan banjir, 3) Negara yang rawan
kekeringan, 4) Resiko terkena dampak perubahan iklim, dan 5) Akses yang buruk
terhadapa sanitasi.5
Kelangkaan air mungkin menjadi problem yang sangat mendasar terjadi di
India. Selama hampir dua tahun belakangan, yaitu sejak 2014 kurang lebih 330
juta penduduk India mengalami kekeringan akut, populasi tersebut sekitar
seperempat dari jumlah penduduk India. Musim panas saat itu mencapai
puncaknya sehingga tidak ada lagi air tersisa dan menyebabkan frustasi para
3FAO, Coping With Water, 1-2. 4FAO, Coping With Water, 1-2. 5The Un-Water, “Water Security and The Global Agenda a UN-Water Analytical Brief”, The UN World Water Development Report 4, Volume 1 (2012): 195
3
petani hingga beberapa dari mereka bunuh diri. Bahkan di beberapa wilayah
seperti Madhya Pradesh harus diturunkan pasukan bersenjata guna mengamankan
waduk karena rawan terjadi kerusuhan.6
Permasalahan kelangkaan ini semakin kompleks bagi India ketika
Tiongkok membangun mega proyek berupa PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga
Air) di hulu salah satu sungai terbesar yang mengalir ke India, Brahmaputra, yang
pembangunannya berlangsung sejak 2009 sampai 2015 dan mulai beroperasi pada
13 Oktober 2015.7 Pada 2012 lalu, Brahmaputra mengalami kekeringan.
Masyarakat di kota Pasighat, distrik Arunachal Paradest, India, melaporkan bahwa
air di Sungai Brahmaputra yang biasanya mengalir dengan deras tiba-tiba surut
(mengering). Hal ini mendapat perhatian lebih dari Menteri Sumber Daya Air
pada saat itu dan menuntut penyelidikan apakah kekeringan itu disebabkan oleh
pembangunan bendungan oleh Tiongkok di hulu sungai.8
Sejak awal pembangunannya, bendungan yang dinamakan Zangmu ini
mendapat banyak perhatian dari negara hilir dari Sungai Brahmaputra tersebut.
Tidak hanya India, Bangladesh juga merasa akan dirugikan dari pembangunan
bendungan ini. Hal ini menjadikan gesekan diatara ketiga belah pihak terutama
antara India dan Tiongkok.9 Seakan tidak menggubris kehawatiran negara-negara
6Abhisek Kumar, Why India Has a Water Crisis, [berita online], 25 Mei 2016, tersedia di laman: https://www.economist.com/blogs/economist-explains/2016/05/economist-explains-11, di akses pada 25 Oktober 2016. 7Sharddha Jandial, Tiongkok's first hydropower dam on Brahmaputra is fully operational, [berita online], 13 Oktober 2015, tersedia di laman;http://indiatoday.intoday.in/story/tiongkoks-first-hydropower-dam-on-brahmaputra-is-fully-operational/1/497337.htmldi akses pada 25 Oktober 2016. 8Mark Christopher, Water Wars: The Brahmaputra and Sino-Indian Relations (Rhode Island: US Naval War College Center on Irregular Warfare and Armed Groups, 2013), 9. 9Jandial, “Tiongkok's first hydropower.
4
hilir tersebut Tiongkok melalui Menteri Luar Negerinya pada saat itu, Yang
Jiechi, menyatakan tidak akan merubah ketinggian dari bendungan Zangmu.10
Meskipun terkesan sepakat dengan desain bendungan Zangmu yang run-of-the
river, India tetap menegaskan kewaspadaanya karena menurut India ini adalah
permulaan dari proyek bendungan yang akan dibangun setelahnya.11
Selain konflik yang timbul dari pembangunan bendungan oleh Tiongkok
ini, permasalahan baru muncul ketika Tiongkok memiliki kedudukan yang kuat
atas pemanfaatan Sungai Brahmaputra. Dalam perspektif politik terbagi menjadi
dua dalam pengakuan status baik itu kepemilkan maupun pengakuan, yaitu de
facto dan de jure. Dalam pengakuan de facto penekannya ada pada geografi
Sungai Brahmaputra mempunyai hulu di Tibet dan Tibet di kontrol penuh oleh
Tiongkok. Kesimpulannya adalah selama Tibet masih dalam kontrol Tiongkok,
maka Tiongkok berkuasa akan Sungai Brahmaputra dan beberapa sungai lain
yang berhulu di Tibet.12
Kemudian Tiongkok bukanlah pratifikasi The Helsinki Rules on the Uses
of the Waters of International Rivers 1966 yang dikodifikasi dalam UN
Convention on the Law of the Non-Navigational Uses of International
Watercourses 1997 yang mejelaskan tentang prinsip dasar bahwa negara
diperbolehkan untuk menggunakan air yang mengalir dalam wilayah perbatasan
mereka. Meskipun ada beberapa pasal yang merupakan costumary law kerangka
10Krishnan Ananth, “Tiongkok not reducing height of dam on Brahmaputra, says intelligence report”, 20 Juni 2011, tersedia di laman;http://indiatoday.intoday.in/story/tiongkok-not-reducing-height-of-dam-on-brahmaputra-says-intelligence-report/1/142142.html, di akses pada 25 Oktober 2016. 11Ananth, “Tiongkok not reducing. 12Mark Christopher, Water Wars: The Brahmaputra and Sino-Indian Relations (Rhode Island: US Naval War College Center on Irregular Warfare and Armed Groups, 2013), 18.
5
hukum ini mengizinkan penggunaan air dengan beberapa faktor termasuk faktor
sejarah, kontribusi volume air di teritorial negaranya masing-masing, ukuran
populasi, dan kebutuhan di masa depan.13
Hukum ini juga memberikan preferensi hukum bagi negara yang pertama
kali “menggunakan” air dengan membangun bendungan, proyek pengalihan,
irigasi, atau rekayasa lainnya. Melalui serangkaian pembangunan bendungan
maupun konstruksi lainnya yang dilakukan Tiongkok ini akan semakin
menguatkan pengakuan de jure Tiongkok atas Sungai Brahmaputra ini.14
Meskipun terlihat Tiongkok sangat kuat dalam kedudukannya di Sungai
Brahamputra, Tiongkok merasa tetap perlu untuk menjalin kerjasama dengan
India dalam pengawasan arus aliran Sungai Brahmaputra secara bersama. Salah
satu bentuk pengawasan yang ditawarkan Tiongkok berupa pertukaran informasi
tentang arus aliran Sungai Brahmputra.15
B. Pertanyaan Penelitian.
Apa saja faktor yang mempengaruhi kepentingan ekonomi India untuk tetap
menekan Tiongkok dalam pemanfaatan Sungai Brahamaputra (2015-2016)?
C. Tujuan dan Manfaat.
1. Menjelaskan mengenai kepentingan India di Sungai Brahmaputra
dalam konflik air antara India dan Tiongkok periode 2015-2016.
2. Secara akademis, penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan
teori-teori yang telah dipelajari dalam sebuah tulisan karya ilmiah.
13Christopher, Water Wars, 19. 14Christopher, Water Wars, 20. 15Joydeep Gupta, “China, India Formalise Brahmaputra Agreement”, 5 Juli 2014 tersedia di laman: https://www.thethirdpole.net/2014/07/05/china-india-formalise-brahmaputra-agreement/ , diakses pada 2 November 2017.
6
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Dapat memberikan pengetahuan tentang bagiamana konflik yang
terjadi antara India dan Tiongkok terkait Sungai Brahmaputra.
2. Memberikan penjabaran dan penjelasan tentang kepentingann India di
Sungai Brahmaputa.
D. Tinjauan Pustaka.
Penelitian yang membahas seputar isu tentang kepentingan India di Sungai
Brahmaputra terutama terkait Konflik Air India-Tiongkok ini masih terbatas.
Meskipun isu seputar konflik air bukanlah suatu isu yang baru akan tetapi belum
banyak literatur yang membahas secara spesifik tentang kepentingan India di
Sungai brahamputra. Namun begitu, literature-literatur yang masih relevan dengan
isu tersebut juga tetap ada.
Sebuah jurnal Hubungan Internasional yang berjudul India’s Water
Politics: When Drought Leads to Discord, yang ditulis oleh Scott Moore dan
diterbikan Foreign Affairs pada 2016 membahas bagaimana kekeringan dan
kelangkaan air di Asia Selatan tidak hanya menyebabkan masalah di dalam negeri
tapi permasalahan ini juga merambah ke permasalahan luar negeri. India
merupakan contoh kongrit dari suatu negara yang sedang tumbuh menjadi
kekuatan ekonomi di regional Asia Selatan tidak lepas dari cengkraman
permasalahan air di negaranya.
Kekeringan dan kelangkaan air ini juga memicu konflik India dengan
negara tetangga seperti Pakistan dan Tiongkok. Dimana India sejak lama telah
berkonflik dengan Pakistan akan tetapi dengan adanya perjanjian Indus tentang
7
kerjasama pemanfaatan air menhambat India untuk bertindak lebih jauh.
Pembangunan bendungan oleh Tiongkok di Sungai Brahmaputra juga menambah
permaslahan baru bagi ketersediaan pasokan air ke India melalui sungai tersebut.
Dibalik konflik dengan beberapa tetangganya India mendapat angin segar
dari AS yang menerima kerjasama di bidang teknologi tentang pemanfaatan air
guna efesiensi penggunaan air di India. Kemudian dalam tulisan ini juga
memberikan saran untuk penyelesaian permasalahan kelangkaan air dan
kekeringan di India ini.
Tulisan ini sejatinya telah menggambarkan bagaimana permasalahan air di
India tetapi dalam tulisan ini harus ditambahkan kembali sikap dari negara yang
berselisih dengan India dalam urusan sumber air ini. Kemudian juga tulisan ini
tidak menyertakan seberapa berpengaruhnya pembangunan bendungan oleh
Tiongkok bagi aliran Sungai Brahmaputra yang mengalir ke India.
Tulisan ini sejatinya mendukung penelitian yang akan dilakukan tentang
“Kepentingan Ekonomi India dalam Konflik Air antara India dan Tiongkok di
Sungai Brahmaputra (2015-2016)”. Karena tulisan ini menjabarkan dengan jelas
bagaimana permasalahan yang dihadapi India tentang kekeringan dan kelangkaan
air. Kemudian yang membedakan penelitian yang akan dilakukan dengan tulisan
ini adalah pada penelitian yang akan di lakukan akan berfokus pada kepentingan
India di Sungai Brahmaputra dan bagaimana sikap India pasca pembangunan
bendungan oleh Tiongkok yang mengundang banyak kekhawatiran.
Kemudian sebuah tesis yang berjudul Central Asia: Water War or Water
Cooperation, yang di tulis Lucy Jenkins-Young, yang diterbitkan oleh Arcadia
8
University pada 2013. Pada tulisan ini dijabarkan bahwa kebutuhan air di daerah
Asia Tengah sangat tinggi di setiap negaranya dan ketika ada negara yang
berusaha mengakses suatu sumber air yang melintasi beberapa negara, dalam hal
ini sungai lintas batas, di kawasan tersebut akan menjadi perhatian bagi negara-
negara lain karena keuntungan bagi satu negara berarti kerugian bagi negara lain,
terutama bagi negara yang ada di hulu sungai. Turki dan Suriah menjadi contoh
dalam hal ini. ketika perang diantara kedua negara hampir pecah pada 1988 akibat
perebutan sumber air bahkan pada dewasa ini Suriah tetap menuduh Turki telah
dengan sengaja mencampuri urusan suplai airnya.
Dalam tulisan ini juga di gambarkan bahwa tidak selamanya kebutuhan air
yang mendesak hanya akan menimbulkan konflik. Cerita berbeda ditunjukan oleh
Mesir dan Irak yang lebih memilih untuk berkerjasam dibanding dengan
berkonflik. Kerjasama mereka ambil berdasarkan konvensi yang mempunyai
prinsip bahwa setiap negara yang dialiri oleh sungai lintas batas wajib menjaga
aliran sungai yang ada dan berkerjama untu menjaga keberlangsungan sungai
tersebut. Padahal kedua negara tersebut mempunyai curah hujan yang lebih
rendah di bandingkan negara dihulu sungai.
Tulisan ini sejatinya memfokuskan pada penelitian di kawasan Asia
Selatan dan tidak menggabarkan dengan jelas bagaimana konflik yang dihadapi
oleh negara-negara di Asia Selatan. Tulisan ini juga tidak mempunyai posisi yang
jelas tentang apakah negara cenderung berkonflik atau berkerjasama ketika
dihadapkan pada water war. Tulisan ini sejatinya memberikan gambaran baru
serta perbandingan dengan penelitian yang akan di lakukan yang berjudul
9
“Analisa Kepentingan India di Sungai Brahmaputra dalam Konflik Air antara
India dan Tiongkok periode 2015-2016” dan menambah wawasan penulis.
Perbedaannya jelas terletak pada wilayah yang akan diteliti.
E. Kerangka Teoritis.
Dalam mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam, penulis akan
mengutip teori atau pendapat para ahli yang memiliki kaitan dengan objek yang
akan diteliti untuk memberikan dasar pemikiran yang kuat dalam penelitian.
Penyusunan tulisan ini, akan menggunakan kerangka teori yang sesuai dengan
masalah yang akan diteliti, diperlukan teori-teori dan konsep ilmiah yang mampu
mengarahkan dan menemukan hasil penelitian agar tidak mengalami kekeliruan
persepsi dan interprestasi nantinya.
Dalam menganalisa kepentingan ekonomi India di Sungai Brahmaputra
dalam konflik air antara India dan Tiongkok periode 2015-2016, penulis akan
menggunakan konsep national interest dan complex interdependence menurut
Teori Neo-Liberal Institusional. Kedua konsep ini dipilih karena penulis
menganggapa mampu menjadi pisau analisa dalam menjelaskan fenomena terkait.
Penjelasan lebih lanjut tentang hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Neo-Liberal Institusional
Pemikiran Neo-Liberal Institusional berangkat dari kritik terhadap teori
neorealis yang dicetuskan oleh Kenneth Waltz yang menekankan pada perilaku
aktor yaitu negara dalam tatanan internasional yang anarki dipengaruhi oleh
10
kondisi ekternal yaitu sistem atau struktur internasional tanpa melihat kondisi
internal negara atau “state is the black box.”16
Robert O’ Keohane merupakan pemikir yang mencetuskan teori neoliberal
institusional, berpandangan asumsi neorealisme terlalu state centric dengan
meniadakan dinamika ekonomi dalam hubungan internasional. Menurut Keohane
negara tidak dapat dikonseptualisasikan sebagai satu aktor namun, negara adalah
aktor multi-sentris dan tunduk pada tekanan domestik dan persaingan
internasional.17
Keohane menjelaskan lebih dalam asumsi-asumsi dasar Neo-Liberal
Institusional yang merupakan salah satu teori besar dalam Ilmu Hubungan
Internasional. Asumsi pertama yaitu, Keohane juga menekan bahwa neoliberal
institusional melihat negara sebagai aktor penting dalam hubungan internasional
yang bertindak rasional.18 Kedua, negara sebagai aktor yang rasional memiliki
kapasitas untuk menyelesaikan permasalahan dengan “collective action” dan juga
ketergantungan antar negara atau interdependency yang mempengaruhi dinamika
hubungan antar negara. Ketiga, sangat memungkinkan untuk terjadinya kerjasama
yang saling menguntungkan.19
Keempat, power dalam sistem internasional tersebar. Kelima, kekuatan
militer bukanlah satu-satuya instrumen politik luar negeri yang paling efektif,
tetapi dapat melalui berbagai insturmen lain sepereti ekonomi, sosial, dan politik.
keenam, dengan sifat negara yang rasional, negara selalu mencari keuntungan
16 Robert O’ Keohane, Neorelism and Its Critics, (New York: Columbia University Press, 1986), 6. 17 Keohane, Neorelism and Its, 8. 18 Robert O’ Keohane, Neoliberal Institutionalism : A Perspective on World Politics, (Boulder: Westview Press, 1989), 3. 19 Keohane, Neoliberal Institutionalism, 4.
11
yang absolut (absolute gain) daripada keuntungan relatif (relative gain). Ketujuh,
selain kepentingan negara dan sistem internasional mempengaruhi negara,
terdapat aspek yang turut mempengaruhi yaitu adanya peran institusi, organisasi,
atau lembaga internasional. 20
Keohane dalam tulisanya tersebut sangat menegaskan bahwa terciptanya
lembaga atau institusi internasional adalah bentuk kemampuan negara untuk
berkomunikasi dan bekerja sama berdasarkan sifat alamiah manusia yang
mengkonstruksi institusi berdasarkan sejarah yang berbeda-beda dan isu-isu lintas
batas.21 Penekanan terhadap peran struktur dan sistem internasional dalam
pandangan neorealis dikoreksi oleh Keohane melalui penekan terhadap
pendekatan institusi untuk menjelaskan tatanan internasional dan menurutnya
institusi dapat mempengaruhi perilaku aktor, sehingga pendekatan institusi
menjadi sangat penting dalam teori neoliberal institusional yang sebelumnya
ditiadakan neorealis.
Menurut Keohane, institusi didefinisikan sebagai seperangkat aturan atau
norma (formal dan informal) yang membentuk perilaku aktor dan bersifat
memaksa, menekan, dan membastasi akkivitas-aktivitas negara dalam mencapai
kepentingan masing-masing negara untuk dapat menciptakan kerjasama yang
saling menguntungkan.22 Terdapat tiga bentuk institusi internasional yaitu
pertama, formal intergovernmental atau cross-national nongovernmental
organizations, merupakan institusi formal baik antar pemerintah maupun antar
20 Keohane, Neoliberal Institutionalism, 4. 21 Robert O’ Keohane, International Institutions and State Power: Essay in International Relations Theory, (Boulder: Westview Press, 1989), 15. 22 Keohane, International Institutions, 15.
12
organisasi non pemerintah (NGO), kerjasama tersebut membentuk sebuah
perjanjian dengan peraturan (rules) yang jelas dan memiliki tujuan khusus.23
Kedua, international regimes merupakan institusi yang memiliki peraturan
jelas dan disetujui oleh negara-negara, terkait seperangkat isu dalam hubungan
internasional. Contohnya yaitu rezim keuangan internasional Bretton Woods yang
didirikan pada tahun 1944, Rezim hukum laut yang di atur melalui PBB pada
tahun 1970. Ketiga, conventions merupakan institusi informal bentuk harapan dari
aktor-aktor yang terlibat dengan aturan yang implisit. Konvensi secara khusus
menyebabkan para aktor untuk berkoordinasi dan saling memahami satu sama
lain. Contohnya yaitu prinsip kekebalan (Immunity) dalam diplomasi tradisional
merupakan sebuah konvensi sebelum di kodifikasi dalam dua perjanjian
internasional pada 1960.24
Koreksi Keohane berikutnya terhadap pandangan neorealis, yaitu negara
sebagai aktor rasional akan mengkonstruksi institusi yang bertujuan mendapatkan
insentif yang bersifat absolut bukan relatif dengan demikian akan mereduksi
konflik. Insentif dalam neoliberal institusional tidak hanya power yang high
politics tetapi juga hal-hal yang bersifat law politics seperti aspek ekonomi contoh
nyata nya yaitu pasar.25
Insentif yang didapatkan dengan bekerjasama akan menyebabkan
hubungan antar negara yang saling ketergantungan, hal ini yang dinamakan
Keohane dan Joseph Nye sebagai complex interdependence. Mereka menjbarkan
23 Keohane, International Institutions, 16. 24 Keohane, International Institutions, 17. 25 Robert Powell, Absolute and Relative Gains in International Relations Theory, The American Political Science Review, Vol. 85, No. 4 (1991), 1306.
13
tiga karakteristik konsep complex interdependence, pertama yaitu multiple
channels, menghubungkan masyarakat antar negara melalui hubungan informal,
ringkasnya hubungan ini bersifat interstate dilakukan oleh transgovernmental
(antar pemerintah) dan transnasional (antar individu lintas batas).26
Kedua, multiple isue, hubungan yang dilakukan melalui berbagai channels
tersebut terjadi karena beberapa isu yang tidak diatur secara jelas dan tidak
konsisten hirarki nya. Ketiadaan hirarki menandakan bahwa keamanan militer
tidak selalu mendominasi agenda dalam hubungan antar negara karena semua isu
adalah penting. Sehingga sulit untuk membedakan isu domestik dan isu
internasional, dan akibtanya isu-isu tersebut mempengaruhi kebijakan domestik
maupun kebijakan luar negeri.27
Ketiga, complex interdependence mereduksi penggunaan kekuatan militer
(military forces) suatu negara dalam menyelesaikan konflik dengan negara lain.
Karena militer tidak relevan dalam menyelesaikan perselisihan multiple issue
seperti ekonomi, diplomasi, lingkungan, dan sebagainya. Tiga karakteristik
complex interdependence menciptakan situasi dimana negara-negara sebagai
aktor yang rasional akan memilih kerjasama yang saling menguntungkan dalam
berbagai level baik universal, regional, dan bilateral untuk mencapai
kepentinganya atau menyelesaikan permasalahan secara bersama (collective
action problems).28
26 Keohane, Neoliberal Institutionalism, 21. 27 Keohane, Neoliberal Institutionalism, 22. 28 Keohane, Neoliberal Institutionalism, 22.
14
2. Konsep National interest.
Neo-Liberal pada dasarnya percaya pada kebesan politik, demokrasi,
HAM yang terjamin oleh undang-undang, mendapatkan kekebebasan
berkehendak secara individual dan persamaan dalam hukum. Selain itu juga
termasuk di dalamnya ekonomi liberal yang ditujukan untuk mempromosikan
market relations sebagai pola dasar dalam ekonomi dunia, politik liberal
yang di tujukan untuk mempromosikan sistem demokrasi-liberal sebagai
antidote dari konflik yang ada, moral liberal yang di tujukan untuk
mempromosikan kesamaan hak bagi setiap individu dalam menjaga
keseimbangan di dunia internasional.29
Menurut Adam Smith, konsep kepentingan nasional berangkat dari
sifat dasar manusia dalam menjaga keberlangsungan hidupnya. Setiap
manusia akan berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya dan
dalam mencari keuntungan dari hal tersebut.30
The division of labour… is necessary, though very slow and gradual,
consequence of certain propensity in human nature which has view no
such extensive utility; the propensity to truck, barter and exchange one
thing for another. 31
Meskipun begitu manusia tetap sadar dalam mencapai kepentingannya
terkadang membutuhkan peranan dari orang lain, oleh karena tidaklah salah
bagi setiap individu untuk berprilaku baik kepada orang lain.32 Menurut Carr
penjabaran akan kepentingan nasional menurut Smith dapat dikatakan
29 Scoot Burchill, The National Interest in International Relations Theory, (New York: Pagrave Macmillian, 2005), 105. 30 Adam Smith, An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, (Chicago: Feedbooks, 1976), 17. 31 Edward. H Carr, The Twenty Years’ Crisis, 1919-1939, (Berlin: Springer, 2016), 43. 32 Carr, The Twenty, 43.
15
sebagai akumulasi dari kepentingan pribadi dari setiap individu yang ada,
yang merupakan memang sesuatu yang secara natural ada tanpa
perencanaan.33
Menurut Carr, kepentingan nasional versi Smith berbicara tentang
sesuatu hubungan tertentu dengan kepentingan komunal (bersama).
Maksudnya adalah dengan mencapai kepentingan utama dari individu juga
akan mencapai kepentingan komunal, karena sejatinya kepentingan komunal
tidak berbeda jauh dengan kepentingan individu.34
Hal ini juga menjelaskan bahwa Smith, berusaha untuk
memperhitungkan lebih lanjut akan keoptimalan hubungan antara negara
dengan dasar dari free-trade dan non-intervention. Menurut Smith, free
market di upayakan untuk mengkomodir segala kebutuhan individu di
seluruh dunia dengan mengejar kepentingannya tanpa ada campur tangan dari
pihak lain tetapi juga sebagai salah satu cara mempromosikan perdamaian
diantara negara di dunia dan karena free market merupakan powerful antidote
bagi perang.35
3. Konsep Complex Interdependence
Pasca perang dingin berakhir dunia internasional mengalami perubahan
yang luar biasa. Agenda politik dunia yang dahulu didominasi oleh isu
seputar kekuatan militer dan national security berubah kearah yang lebih
“halus”. Negara-negara yang dahulu hanya menjadi penonton dari
33 Carr, The Twenty, 47. 34 Carr, The Twenty, 47. 35 Smith, An Inquiry Into, 17.
16
perlombaan senjata yang di lakukan oleh AS dan Rusia mulai menyadari
bahwa definisi dari power mulai bergeser dari kepemilikan senjata yang
mutakhir dan pasukan militer yang banyak menjadi stabilitas ekonomi dan
dan kemajuan teknologi. Merujuk dari fenomena tersebut perdebatan tradisi
klasik keilmuan hubungan internasional (realisme dan liberalism) menjadi
semakin berkebang.36
Konsep complex interdependence ini di kembangkan oleh Robert O’
Keohane and Joseph S. Nye pada akhir yahun 1970-an. Konsep ini
dihadirkan sebagai bentuk penolakan kaum neo-liberal terhadap asumsi dasar
dari Struktural Realism (Neo-Realisme) yang hanya berfokus pada
kapabilitas militer dan ekonomi dalam menjelasakan prilaku negara. Complex
interpendence juga memberikan gambaran baru tentang adanya aktor lain
selain negara dalam tatanan sistem internasional.37
Isu tentang kesejahteraan dan perdagangan akan menjadi pesaing dari
isu klaik seputar militer dan keamanan. Complex interdependence juga
menjadi komponen utama dari dari Neo-Liberal dalam menganalisa kesedian
negara untuk melakukan kerjasama dengan negara lain maaupun aktor selain
negara dalam sistem internasional yang anarki karena didorong oleh
kebutuhan negara tersebut.38
36 Waheeda Rana, Theory of Complex Interdependence: A Comparative Analysis of Realist and Neoliberal Thoughts, International Journal of Business and Social Science, Vol. 6, No. 2 (2015), 1-2. 37Robert. O Keohane dan Joseph. S Nye, Power and Interdependence: World Politics in Transition. (Boston: Little, Brown & Co, 1977), 31. 38 Keohane dan Nye, Power and, 32.
17
Menurut Keohane dan Nye, interdependence merupakan bentuk
hubungan timbal balik berupa saling membutuhkan satu dengan lainnya baik
itu antar negara atau antar aktor dalam sistem internasional. “dependence
means a state being determined or significantly affected by external forces.
Interdependence most simply defined means mutual dependence.
Interdependence in world politics refes to situations characterized by
reciprocal effects among countries or among actors in different countries”.39
Dalam keadaan yang mutual dependence (interdependence) hubungan
antar aktor menjadi semakin terkait satu sama lainnya, baik itu aktor negara
maupun non-negara. Hubungan ini dicirikan berupa kerjasama maupun
persaingan di antara keduanya. Kebijakan ataupun sikap satu aktor akan
berdampak banyak pada kebijakan yang lainnya. Interdependence tidak
hanya terjadi pada masa damai maupun kerjasama, meskipun interaksi antar
negara terkadang hanya tercirikan pada kerjasama, dependence, pada
sebagian tempat dunia konflik juga merupakan bagian dari interaksi juga.40
Dalam hubungan interdependence, negera melakukan kerjasama untuk
mencapai kepentingan nasionalnya, selain itu dengan berkerjasma negara
juga mempromosikan perdamaian dan stabilitas sistem internasional.41
Menurut Ganest, negara melalui kepentingan nasionalnya tidak semata-mata
untuk mencapai power.42 Neo-Liberal berpendapat pada saat ini agenda dari
high politics yang berupa keamanan dan kekeuatan militer, masih menjadi
39 Keohane dan S Nye, Power and, 41. 40 Keohane dan S Nye, Power and, 41. 41 Keohane dan S Nye, Power and, 43. 42 Mark. A Ganest, Conflict and Cooperation: Evolving Theories of International Relations, (Belmont: Thomson & Wadsworth, 1996), 25.
18
bagian yang penting dan relevan, akan tetapi prioritas utama dari agenda
poltik intersional saat ini yaitu isu seputar ekonomi, sosial, dan lingkungan
yang merupakan low politics.43
Keohane dan Nye menjabarkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama
dari Complex Interdependence yaitu:44
1. Multiple Channels, merupakan hubungan saling keterkaitan antar aktor
negara (interstate), trans governmental, dan transnational. Dalam complex
interdependence hubungan yang terjadi tidak hanya berupa interaksi formal
dan non-formal antar elit pemerintah negara, tetapi inraksi antar aktor non-
negara juga menjadi pertimbangan.
2. The Absence of Hierarchy among Issues, ketiadaan hirarki dalam isu, setiap
isu akan menjadi penting ketika mendapat perhatian bagi suatu negara dalam
berinteraksi di dunia internasional. Batasan antara agenda domestik dan luar
negeri menjadi samar dalam hubungan antar negara.
3. Minor Role of Military Forces, penggunaan kekuatan militer tidak akan
digunakan oleh pemerintah suatu negara ketika Complex Interdependence
berlaku. Hubungan antar kedua aktor menjadi intens dan hubungan itu akan
mempengaruhi sikap keduanya akan tetapi penggunaan militer harus di
nafikan dan mengedepankan isu ekonomi.
43 Keohane dan S Nye, Power and, 72 44 Keohane dan S Nye, Power and, 73
19
F. Metode Penelitian.
Dalam menganalisa kasus “Analisa Kepentingan India di Sungai
Brahmaputra dalam Konflik Air antara India dan Tiongkok periode 2015-
2016” penulis akan menggunakan metode penelitian kualitif. Sebelum
menjelaskan metode penelitian kualitatif penulis akan menjabarkan
pengertian mengenai metodologi dan penelitian. Metodologi merupakan suatu
hukum, aturan, ataupun tata cara dalam melaksanakan atau mengerjakan
sesuatu. Karena metodologi diartikan sebagai hukum dan aturan, pastilah di
dalamnya terkandung hal-hal yang diatur secara sistematis, hal-hal yang
diwajbkan, dianjurkan, dan dilarang. Metologi sama halnya dengan hukum
dan aturan lainnya, yaitu diciptakan atau dibuat dengan tujuan untuk
dijadikan pedoman yang dapat menuntun dan mempermudah individu yang
melaksanakan sesuatu.45
Penelitian atau dalam yang dalam bahasa Inggris disebut
dengan research. Apabila dilihat dari susunan katanya, terdiri dari dua suku
kata, yatitu re yang berarti melakukan kembali atau pengulangan dan search
yang berarti melihat, mengamati atau mencari, sehingga research dapat
diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih mendetail, dan lebih
komprehensif dari suatu hal yang diteliti.46
Kemudian penulis akan menjelaskan sebelumnya yang dimaksud
dengan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai istilah
45John Reinard, Communication Research Statistics (New York: SAGE, 2006), 38. 46Reinard, Communication Research, 65.
20
yang digunakan untuk menggambarkan pendekatan-pendekatan yang
dikembangkan dalam ilmu pengetahuan alam dan kini digunakan secara luas
dalam penelitian ilmu sosial.47
Creswell mejabarkan: Qualitaive research is an inquiry
process of understanding based on distinct methodological
traditions of inquiry that explore a social or human problem.
The researcher builds a complex, holistic picture, analizes
words, report detailed views of information, and conducts
the study in a natural setting.48
Dapat diartikan bahwa penelitian kualitatif adalah proses analisa atau
pemahaman berdasarkan tradisi metodologi yang mengungkap permasalahan
sosial atau manusia. Peneliti dalam hal ini membangun, gambaran holistik
yang kompleks, menganalisa kata, memberikan informasi.49Metode kualitatif
juga dapat didefinisikan dengan suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk
memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan
mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti
dengan fenomena yang diteliti.50
Dapat juga dipahami sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang orang
dan perilaku yang dapat diamati. Dari beberapa penjabaran diatas dapat di
pahami bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
47Reinard, Communication Research, 73. 48John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approachs (New York: SAGE, 2003), 41. 49Creswell, Research Design, 42. 50Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 23
21
digunakan untuk mengungkap suatu gejala-gejala secara deskriptif (narasi)
yang diperoleh dari sumber sumber di lapangan baik lisan maupun tulisan.51
Dalam mencari data-data yang akan mendukung penelitian yang ini
penulis menggunakan metode studi kepustakaan maupun wawancara dengan
pihak terkait. Menurut Moleong, sumber data utama bagi penelitian kuliatatif
adalah kata-kata dan tindakan, selain dari hal tersebut merukan data
tamabahan seperti dokumen dan lainya.52
Dalam penelitian ini sumber data primer berupa wawancara dengan
para informan yang memang mempunyai kapasisitas dalam isu kepentingan
India di Sungai Brahmaputra terkait konflik air India-Tiongkok. Sedangkan
data sekunder dari penelitia ini berupa dokumen-dokumen yang didapat
melalui studi kepustakaan di beberapa perpustakaan seperti Perpustakaan
FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan FISIP Universitas Indonesia,
Perpustakaan Nasional Indonesia, maupun laman-laman digital berupa jurnal
daring, berita daring, hasil laporan daring.
G. Sistematika Penulisan.
BAB I PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan penelitian ini merupakan dasar dilakukannya
penelitian skripsi. Bagian pendahuluan ini terdiri atas pernyataan masalah,
pertanyaan penelitian, tuujuan dan manfaat penelitian, tinjuan pustaka,
kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.
51Moleong, Metodologi Penelitian, 23 52 Moleong, Metodologi Penelitian, 112
22
BAB II GAMBARAN DAN SEJARAH UMUM SUNGAI
BRAHMAPUTRA
Bagian ini berisi tentang gambaran umum Sungai Brahamputra
berupa geografi dan manfaata Sungai Brahmapura bagi masyarakat yang
tinggal disekitarnya. Pembahasan selanjutnya yaitu tentang sejarah lampau
pemanfaatan Sungai Brahmaputra baik itu oleh India maupun Tiongkok
hingga saat ini.
BAB III KONFLIK AIR INDIA-TIONGKOK DI SUNGAI
BRAHMAPUTRA
Bagian ini berisi tentang definisi konflik dan konflik dialanjutkan
dengan sejarah konflik air antara India dan Tiongkok di Sungai Brahamputra.
Pada bagian akhir akan dijabrakan juga kepentingan air Tiongkok di Sungai
Brahamputra yang menjadi dasar bagi Tiongkok untuk memanfaatkan Sungai
Brahamputra.
BAB IV KEPENTINGAN EKONOMI INDIA DI SUNGAI
BRAHMAPUTRA TERKAIT KONFLIK AIR INDIA-
TIONGKOK (2015-2016)
Bagian ini akan menganalis tentang kepentingan India di Sungai
Brahmaputra yang merupakan salah satu Sungai Transnasional terkait dengan
konflik air antara India dan Tiongkok periode 2015-2016. Konsep national
intereset dan konsep human security akan di gunakan untuk menganalisis
kepentingan India di Sungai Brahmaputra ini.
BAB V PENUTUP
23
Bagian ini merupakan jawaban dari pertanyaan penellitian yang
diajukan pada bab sebelumnya. Jawaban disimpulkan berdasarkan analisis
melalui Pendekatan english school dengan konsep national interest dan
konsep human security yang menjadi dasar dari kepentingan India di Sungai
Brahmaputra dalam konflik air antara India dan Tiongkok periode 2015-
2016. dengan kata lain bagian ini merupakan kesimpulan akhir dari
penelitian.
24
BAB II
GAMBARAN DAN SEJARAH UMUM SUNGAI BRAHMAPUTRA
A. Gambaran umum Sungai Brahmaputra.
Sungai Brahmaputra merupakan salah satu dari beberapa sungai yang
melintasi lebih dari satu Negara atau yang biasa dikenal dengan istilah
Transboundary River. Sungai Brahmaputra memiliki nama berbeda di setiap
Negara yang dilintasinya. Brahamputra merupakan panggilan orang India bagi
sungai yang memiliki panjang + 46.400 Km ini. Masyarakat Tiongkok
memberikan nama Yarlung Zangbo Jiang bagi Sungai Brahmaputra, di Tibet
Brahmaputra dipanggil dengan Tsangpo dan, di Bangladesh Brahmaputra disebut
dengan Jamuna.53
Sepanjang + 46.400 Km, Sungai Brahmaputra melewati, Daerah Otonomi
Tibet di Tiongkok, kemudian Negara bagian Asam dan Anaruchal Pradesh di
India dan berakhir di Teluk Bengal Bangladesh. Sungai Brahmaputra berhulu di
53Deryk O. Lodrick, dan Nafis Ahmad, Brahmaputra River, [basis data online], 5 Januari 2017, tersedia di laman: https://www.britannica.com/place/Brahmaputra-River, diakses pada Sabtu 16 September 2017.
25
Tibet, tepatnya berasal dari Gletser Chemayungdung di Pegunungan Himalaya
100 Km Tenggara Danau Mapam, bagian Barat Daya Tibet.54
Gambar II.A.1 Daerah Aliran Sungai Brahamaputra
Sumber: IUCN, Physical Assessment of the Brahmaputra River, Desember
2014.
Sebagai sungai utama di Asia Tengah dan Selatan, Sungai Brahmaputra
mempunyai peranan penting dalam mengaliri air ke beberapa Negara. Tercatat
cangkupan area aliran Sungai Brahmaputra + 580.000 Km2 yang meliputi empat
Negara yaitu India (33,6 %), Tiongkok (50.5 %), Bangladesh (8,1 %), dan Bhutan
54 Lodrick, dan Ahmad, Brahmaputra River
26
(7,8 %).55 Sungai Brahmaputra juga berperan penting bagi kelangsungan hidup
flora dan fauna yang tinggal di sekitar aliran sungai. Salah satunya Badak bercula
satu yang telah berstatus hampir punah, termasuk juga Gajah Asia, Harimau
Bengal.56
Sungai Brahmaputra merupkan salah satu sumber air lintas batas negara
yang ada di dunia, selain Sungai Mekong di Asia Tenggara, Sungai Drina di Barat
Kawasan Negara-Negara Balkan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sumber air
lintas batas negara atau yang biasa disebut dengan Transboundary Water
Resources, menurut UN-Water merupakan sebuah perairan yang dapat berupa
danau maupun sungai yang melintasi dua atau lebih negara yang di gunakan utuk
pemenuhan kebutuhan air masyarakat sekitar maupun untuk mendukung aktifitas
ekonomi.57
Bagi masyarakat India sungai Brahmaputra mempunyai peranan penting
bagi kehidupan mereka, baik untuk kebutuhan primer mereka maupun untuk
pertanian dan perkebunan.58Tidak seperti kebanyakan sungai di India,
Brahmaputra memiliki nama laki-laki seperti Jamuna, Narmada dan lain
sebagianya.59Nama Brahmaputra berasal dari legenda masyarakat lokal yang
menyatakan bahwa Sungai Brahmaputra merupakan anak dari Dewa Brahma yang
merupakan salah satu dewa dalam kepercayaan Hindu tetapi banyak juga yang
55IUCN, Physical Assessment of the Brahmaputra River, Ecosystems for Life: A Bangladesh-India Initiative (Dhaka: Jagriti Prokashony, 2014), 6. 56 Lodrick, dan Ahmad, Brahmaputra River. 57 UNEP. Transboundary Waters Systems – Status and Trends. (Nairobi: United Nation Environment Programme (UNEP), 2016), 3 58 IUCN, Physical Assessment, 2 59Sharad K. Jain, Pushpendra K. Agarwal, dan Vijay P. Singh, Hydrology and water Resources of India, (Berlin: Springer Science & Business Media, 2007), 304
27
berpendapat bahwa nama laki-laki di berikan karena Sungai Brahmaputra
dianggap sebagai sungai terbesar di India.60
B. Sejarah Pemanfaatan Sungai Brahmaputra.
1. Sejarah Pemanfaatan Sungai Brahmaputra di India.
Pada perkembangannya Sungai Brahamaputra menjadi salah satu sumber
air utama bagi banyak orang, baik itu yang tinggal disekitar aliran sungai maupun
yang jauh dari sungai tersebut melalui beberapa anak sungai yang ada.
Ketergantungan akan Sungai Brahmaputra ini terlihat dari fakta sejarah yang
menceritakan bahwa Brahmaputra mempunyai peranan penting bagi beberapa
peradaban.
Brahmaputra telah tercipta jutaan lalu yang aliran airnya berasal dari
lelehan gleister dari Pegunungan Himalaya.61 Pemanfaatan akan sungai ini pun
sejatinya telah dilakukan sejak zaman prasejarah, dimana ditemukan peralatan
batu untuk berburu di sebuah daerah bernama Daphabum di distrik Lohit,
Arunachal Pradesh, India yang merupakan wilayah aliran Sungai Brahmaputra.62
Pada era yang lebih maju, tepatnya pada masa Kerajaan Kamarupa (300-
1100 Masehi) memimpin wilayah sebagian besar Timur India meliputi Sungai
Karatoya, seluruh lembah Brahmaputra termasuk Sungai didalamnya, Benggala
Utara dan beberapa bagian dari Bangladesh.63 Tercatat dalam beberapa prasasti
60 Jain, Agarwal, dan Singh, Hydrology and water Resources, 304 61 Lodrick, dan Ahmad, Brahmaputra River. 62E. A Gait, A History of Assam,2nd edition, (Calcutta: Thacker, Spink and Company, 1962), 286 63 Nagendranath Vasu, The Social History of Kamarupa, (New Delhi: Northen Book Center, 1983), 365.
28
dimana Kerajaan Kamarupa banyak memanfaatkan Sungai Brahmaputra, tidak
hanya untuk kebutuhan sehari-hari tetapi juga untuk kebutuhan lainnya.64
Tertulis dalam salah satu Prasasti Vanamala bahwa dahulu banyak
ditemukan emas di Sungai Brahmaputra yang berasal dari gesekan batuan di
Gunung Kailsa. Dalam Prasasti lain juga disebutkan bahwa Raja-raja Kamarupa
sering menimbun emas mereka dan dijadikan kepingan, maupun kedalam bentuk
lain seperti alat makan tetapi sampai saat ini belum ditemukan kepingan-kepingan
emas tersebut.65
Kerajaan Kamarupa juga memanfaatkan Sungai Brahmaputra untuk irigasi
pertanian dan perkebunan. Selain itu, aliran sungai yang luas juga dimanfaatkan
utuk dijadikan arus perdagangan. Sekelompok masyarakat yang pada saat itu
disebut dengan Sadagar (salah satu kelas dalam masyarakat pada masa itu)
memanfaatkan Sungai Brahmaputra untuk berdagang menggunakan kapal.
Kerajaan Kamarupa juga menggunakan kapal dari Brahamaputra untuk kebutuhan
perdagangan dengan pihak luar dengan menyusuri sungai melewati Bukit Garo
sampai kelautan.66
Pada abad ke-12 dimana moyoritas wilayah Assam dikuasai oleh Kerajaan
Ahom yang merupakan sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang pangeran
dari Tai yang berasal dari Mong Mao, Tiongkok. Kerajaan ini menguasai Assam
sejak 1228-1826 Masehi dan cukup sukses pertanian dan perkebunannya yang
memanfaatkan Lembah Brahmaputra sebagai sumber utama. Hasil pertanian
64 Vasu, The Social History, 366. 65 Guptajit Pathak, Assam’s History and Its Grapics, (New Delhi: Mittal Publications, 2008), 83. 66Pathak, Assam’s History and, 85.
29
berupa beras, dan juga berbagai tumbuhan aromatic menjadi primadona ekspor
Kerajaan ini.67
Meskipun keuntungan besar didapatkan oleh Kerajaan Ahom, mereka juga
harus berjuang mempertahankan kedudukannya di Assam termasuk kekuasaan
mereka atas seluruh Sungai Brahmaputra dari serbuan Bangsa Mughal. Sungai
Brahmaputra pun menjadi saksi atas pertempuran luarbiasa ini. Perang yang
terjadi antra Kerajaan Ahom dan Kekaisaran Mughal terjadi + 67 tahun (1615-
1682 M) lamanya.68
Peperangan yang melibatkan Kerjaaan Ahom dan Kekaisaran Mughal ini
lebih sering di sebabkan oleh perebutan wilayah antara kedua pihak. Perang
panjang ini kemudian di akhiri dengan pertempuran yang dinamakan dengan
Battle of Itakhuli yang dimana Sungai Brahmaputra menjadi salah satu tempat
pertempuran itu terjadi. Pertempuran dimenangkan oleh Kerajaan Ahom, dan
berhak atas kepemilikan akan wilayah Kamarupa sampai dengan Sungai Manas.69
Pada masa pendudukan Inggris di India atau yang biasa dikenal dengan
British Raj yaitu dimana Inggris berhak atas penguasaan penuh beberapa Negara
yang meliputi India, Pakistan, Bangladesh dan Myanmar, banyak berinvestasi di
bidang infrastruktur termasuk di dalamnya pembangunan beberapa kanal, dan
sistem irigasi.70 Wilayah Assam (termasuk Sungai Brahamaputra) mendapatkan
perhatian penuh dari Gubernur Jendral India saat itu, Lord Dalhousie. Assam
67 Jahnabi Gogoi, Agrarian System of Medieval Assam, (New Delhi: Concept Publishing Company 2002), 35. 68 Gogoi, Agrarian System of, 83. 69 John F. Richards, The Mughal Empire, (Cambridge: Cambridge University Press 1995), 165 70 David Gilmour, The Rulling Caste: Imperila Lives in Victorian Raj, (New York: Farrar, Straus and Giroux, 2007), 127.
30
dijadikan sebagai salah satu wilayah perkebunan utama yang sebagian besar
tanahnya ditanami teh.71
Pada masa setelah kemerdekaan, Sungai Brahamaputra dijadikan sebagai
sumber pengairan bagi beberapa wilayah yang berada disekitarnya baik itu untuk
kebutuhan sehari-hari maupun untuk kebutuhan irigasi bagi perkebunan dan
pertanian. Sungai Brahmaputra juga mempunyai peranan penting bagi
perkembangan ekonomi masyarakat India.72
2. Sejarah Pemanfaatan Sungai Brahmaputra di Tiongkok.
Sungai Brahmputra atau yang biasa dikenal oleh orang-orang Tibet dan
Tiongkok sebagai Sungai Tsangpo atau Yarlung Zangbo, merupakan salah satu
dari beberapa sungai yang berhulu di Pegunungan Himalaya. Setidaknya ada 6
sungai-sungai besar yang mengalir hingga wilayah Asia Tenggara, Bhutan, India
dan Tiongkok.73 Sungai-sungai tersebut adalah Brahmputra (Yarlung Tsangpo),
Senge Khabab (Indus), Dri-chu (Yangtze), Za chu (Mekong), Ma chu (Kuning),
dan Gyalmo Ngulchu (Salween).74
Para Arkeolog dan Sejarawan Tibet menyakini bahwa Tibet setidaknya
telah ditinggali sejak 3.000 tahun lamanya. Suku-suku di Tibet percaya bahwa
leluhur mereka merupakan seekor monyet suci yang merupakan jelmaan dari
Dewa Pengasih. Salah satu dari suku tersebut yang bernama Ch’iang merukan
71 Gilmour, The Rulling Caste, 128. 72 Lodrick, dan Ahmad, Brahmaputra River. 73 Cental Tibetan Administration, Glimpses on History of Tibet, [basis data online], 1 Desember 1985, tersedia dilaman: http://tibet.net/about-tibet/glimpses-on-history-of-tibet/ , di akses pada 8 November 2017. 74Cental Tibetan Administration, Glimpses on.
31
salah satu suku terkuat yang secara agresif melakukan ekspansi ke beberpa
wilayah di Asia.75
Nepal, Pakistan, Myanmar, dan beberapa wilayah di Asia Tenggara
merupakan beberapa wilayah yang ditaklukan oleh Suku Ch’iang. Suku Ch’ian
juga dipercaya sebagai leluhur masyarakat Tibet, Tiongkok, Assam (Provinsi di
india), dan Myanmar. Suku Ch’iang juga meninggali Lembah Sungai
Brahmaputra untuk keperluan berkebun dan bertani.76 Para Arkeolog dan
Sejarawan Tibet juga sepakat bahwa wilayah Lembah Brahmaputra yang
memiliki curah hujan dan dataran yang cukup rendah telah dimanfaatkan sejak
lama untuk pertanian dan perkebunan.77
Pada masa ekspansi yang dilakukan oleh Suku Ch’iang di Lembah Sungai
mereka menemukan sebuah benteng pertahanan yang berada di daerah tertinggi
dari lembah. Mereka juga menyebut wilayah tersebut sebagai Land of Kings
dimana terdapat perdaban yang telah berkembang secara komunal di wilayah
tersebut. 78
Pada sebuah daerah di Tibet tepatnya di pinggiran kota Lhasa yaitu
Wilayah Nyingchi dan Madog di Lembah Sungai Brahmputra (Tsangpo). Pada
Wilayah Nyingchi ditemukan beberapa peninggalan sejarah berupa peralatan yang
terbuat dari batu berupa piringan batu, alat pemotong, alat pahat dan pisau. Pada
75 Gutram H. Herb, dan David H. Kaplan, ed., National and Nationalism: A Global Historical Overview, Volume 4 (Chicago: University of Chicago Press, 1963), 1814. 76 David N. Keighley, ed., The Origins of Chinese Civilization (California: University of Clifornia Press, 1983), 418. 77 Herb, dan Kaplan, ed., National and Nationalism, 1814-1815. 78 Keighley, ed., The Origins of Chinese, 417.
32
wilayah ini juga ditemukan beberapa perkebunan dan pertenakan yang telah
digunakan oleh masyakat kerajaan Zhangzung (500-618 SM). 79
Pada Wilayah Madog juga ditemukan beberapa juga di temukan beberapa
batu yang dipoles, perlatan sejenis kapak, alat pahat. Pada wilayah ini juga
ditemukan beberapa peralatan yang dari peradaban yang lebih maju seperti alat
untuk menebang pohon, pengolah tanah seperti cangkul, dan alat tenun. Pada
wilayah ini juga di temukan perkebunan dan beberapa lahan bekas pertenakan.80
Selain dikedua wilayah tersebut juga ditemukan beberapa peninggalan
sejarah di beberapa hulu sungai besar lainnya seperti Sungai Ma Chu (Kuning).
Penelitian yang dilakukan oleh pihak Tiongkok ini ditujukan untuk mengungkap
bukti sejarah tentang para suku di dataran tinggi Tibet dalam bertahan hidup
diwilayah yang ekstrim. Penemuan-penemuan ini diyakini merupakan
peninggalan dari Kerajaan Zhangzung yang dipercaya sebagai kerjaan pertama di
Tibet81
Pada abad 1 Masehi Dinasti Yarlung tumbuh pesat di Tibet. Raja pertama
dalam dinasti tersebut Nyantri Tsenpo membangun daerah yang dikenal dengan
Shanan pada masa kini. Pada masa pemerintahan Dinasti Yarlung pertanian dan
perkebunan tumbuh pesat di Lembah Yarlung (Brahamaputra) ini. Masa keemasn
79Ahmad Hasan Dani, dan Vadim Mikhailovich Masson, History of Civilizations of Central Asia, Volume 1, (Delhi: Motilal Banarsidass Publisher, 1993), 163-164. 80 Dani, dan Masson, History of Civilizations of,165. 81 Dani, dan Masson, History of Civilizations of,15.
33
pun mereka dapatkan pada masa pemerintahan Chatri Tsenpo raja kesembilan dari
Dinasti Yarlung dengan membangun kanal-kanal untuk keperluan irigasi.82
Pada abad ke 6 Masehi tepatnya pada masa pemerintahan Tagbu Nyasig,
sebagian Lembah Yarlung berubah menjadi tempat perbudakan. Tempat yang
tadinya sebagian besar adalah pertanian dan perkebunan berubah menjadi tempat
peleburan besi, tembaga dan perak untuk dijadikan senjata.83 Hal ini disebabkan
oleh sifat Tagbu Nyasig yang sangat ekspansionis pada masa itu guna
menyebarkan wilayah Dinasti Yarlung.84
Raja Songsten Gampo yang merupakan raja ke 31 dari Dinasti Yarlung
memutuskan untuk membagun kerajaan baru yang bernama Kerajaan Tubo atau
yag biasa dikenal dengan Kekaisaran Tibet. Pada Masa Kerajaan Tubo banyak
proyek irigasi terjadi dengan teknologi yang lebih modern. Kerajaa Tubo juga
berhubungan deng Dinasti Tang yang pada saat itu memimpin hampir seluruh
wilayah Tiongkok.85
Kerjasama pun terjalin diantara kedua kerajaan ini. Salah satu bentuk
kerjasama adalah berupa pertukaran hasil pertanian dengan teknologi berupa
pembuatan anggur, penggilingan dan pembuatan kertas dan tinta. Hubungan
kedua kerjaan ini semakin erat saat Raja Songsten Gampo menikahi salah satu
82Caida An, Travel Guide to Tibet of China, (Shanghai: Wuzhou Communication Press, 2003), 139-141. 83 An, Travel Guide to, 142. 84 An, Travel Guide to, 143. 85 Chloe Xin, The Kingdom in Tibet’s History, [berita online], 23 Agustus 2016, tersedia dilaman:https://www.tibettravel.org/tibet-history/tubo-kingdom.html , di akses pada 8 November 2017.
34
putri dari Dinasti Tang yaitu Putri Wencheng. Para sejarahwan pun bahkan
menyebut hubungan kedua kerajaan ini dengan Changqing Alliance. 86
Sejarah pemanfaatan Sungai Yarlung (Brahmaputra) berlanjut kemasa
Dinasti Pazhu. Dinasti ini dibangun oleh para suku-suku yang di sekitaran Sungai
Yarlung yang berhasil selamat dari ekspansi besar-besaran Dinasti Yuan pada
1322 ke Tibet. Hampir seluruh Tibet takluk dibawah Dinasti Yuan termasuk
sebagian besar wilayah Lembah Yarlung.87
Dinasti Pazhu lahir pada 1354 setelah para suku yang selamat berhasil
berkumpul dan menjadikan dinasti ini. Meskipun pada akhirnya Dinasti Pazhu ini
pun takluk kepada Dinasti Yuan, mereka berhasil lepas dari sistem perbudakan
yang kemudian berubah ke sistem feodal dalam pemanfaatan tanah untuk
pertanian, perkebunan maupun perternakan.88
Selain dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, perkebunan dan peternakan
di Lembah Yarlung juga banyak di bangun tempat-tempat suci untuk peribadatan
maupun tempat tinggal bagi para Biarawan Buddha seperi Kuil, Stupa, dan Biara
oleh para kerajaan terdahulu. Seperti Biara Samaye yang merupakan biara
pertama yang di bangun yaitu pada 763 M di Tibet mapun di Lembah Yarlung.
86 Xin, The Kingdom in. 87UNESCO, Yalong: Tibet, [basis data online, 29 November 2011, tersedia dilaman: http://whc.unesco.org/en/tentativelists/1622/ , di akses pada 10 Novermber 2017. 88UNESCO, Yalong: Tibet.
35
Biara ini di bangun oleh Raja Triston Desten yang merupakan raja ke 38 Dinasti
Yarlung atas arahan Guru Padmasambhava.89
Beberapa Peninggalan berupa Istana kerajaan juga masih terjaga sampai
sekarang, seperti Istana Yumbulakhar di Distrik Nedog yang dibangun oleh raja
pertama Dinasti Yarlung, Nyatri Tsenpo. Istana ini dibangun sekitaran tahun 200
M sampai 400 M. Peninggalan sejarah berupa tempat suci ini sekarang
dimanfaakan untuk keperluan beribadah maupun wisata.90
89 Xiong Wenbin , Series of Basic Information of Tibet of China: Tibetan Arts, (Shanghai: Wuzhou Communication Press, 2005), 30. 90 Wenbin , Series of Basic, 33.
36
BAB III
KONFLIK AIR INDIA-TIONGKOK DI SUNGAI BRAHMAPUTRA
A. Definisi Konflik dan Konflik Air
Dalam perkembangan dunia internasional saat ini ada berbagai cara bagi
Negara-negara untuk mewujudkan kepentingannya. Kepentingan masing-masing
Negara tersebut terkadang akan menimbulkan konflik yang berakibat buruk bagi
Negara tersebut. Konflik air mungkin masih asing bagi beberapa Negara, akan
tetapi bagi beberapa Negara di dunia yang bermasalah dengan sumber airnya hal
ini pasti akan terjadi ketika sumber air yang dimiliki terbatas dan saling
bersinggungan dengan Negara lain.91
Konflik merupakan bahasa latin yaitu conflictus yang berarti collision
(benturan, tabrakan) dan clash (bentrokan). Sejarah mencatat sering tenjadinya
perdebatan diantara para penelitin tentang mendefiisikan konflik. Hal ini
disebabkan oleh unsur-unsur dalam konflik tersebut, seperti sumber materi utama
konflik, nilai dan fellings yang terkadang unsur-unsur ini didebut dengan
causative agents.92
Definisi dari konflik juga bergantung pada pengalaman pendefinisi dari
kontak maupun fenomena yang terjadi di lingkungannya. Pada umumnya konflik
dapat dipahami sebagai:
91 V. J. John, Water Struggle, (New Delhi: Indian Society for Promoting Christian Knowledge, 2007), 4 92 Yael Ohana, ed., Youth Transforming Conflict, (Strasbourg: Council of Europe Publishing, 2012), 54.
37
1. Sebuah bentuk sikap saling berbeda diantara satu pihak dengan
lainnya,
2. Ketidak sepakatan antara satu pihak dengan lainnya,
3. Cara untuk memecahkan kontradiksi sosial, dan
4. Proses alami dalam interaksi social manusia.93
Menurut Lewis A. Coser konflik adalah “a struggle between opponents
over values and claims to scarce status, power and resources”, yang berarti
perjuangan antara kedua pihak yang berlawanan dalam hal nilai dalam usaha
mengklaim status, kekuatan, dan sumber daya yang ada.94 Seperti yang disebutkan
diatas bahwa setiap pendefinisi di pengaruhi oleh fenomena yang sedang terjadi
atau yang bersentuhan langsung dengannya.95
Coser (27 November 1913- 8 Juli 2003) merupakan seorang sosiolog
Jerman-Amerika kiri anti Stalinis dan dekat dengan kaum kiri independen yang di
kenal dengan Ney York Intellectuals. Coser percaya bahwa konflik juga dapat
berfungsi sebagai perekat bagi suatu kelompok. Seperti contohnya kekompakan
orang-orang Yahudi Israel yang menurutnya disebabkan oleh konflik lama dengan
orang-orang Arab.96
Konflik air dapat diartikan sebagai keinginan suatu Negara untuk
mengontrol suatu sumber air bersama dengan menggunakan sistem pengaturan air
93 Ohana, ed., Youth Transforming, 54. 94 Ohana, ed., Youth Transforming, 55. 95 Ohana, ed., Youth Transforming, 55. 96 James B. Rule, Lewis Coser: 1913-2003, [artikel online], 1 September 2003, tersedia di laman; https://www.dissentmagazine.org/article/lewis-coser-1913-2003 , diakses pada Sabtu 16 September 2017
38
secara pribadi yang kemudian menimbulkan ketidak merataan distribusi air bagi
Negara lainnya. Terkadang pengembangan ataupun pembangunan akan sistem
pengaturan air menimbulkan degradasi sumber air tersebut.97 Kebutuhan tinggi
akan air bagi kehidupan juga dapat memicu perselisihan ataupun konflik air.98
Peter Gleick menambahkan lebih lanjut dengan penyebab utama dari
konflik air yaitu ada tiga hal. Pertama, adanya keinginan suatu Negara untuk
mencoba mengontrol sumber air Negara lain maupun sebuah A Dispute
International Water Resouces dengan kemampuan politik dan militernya. Kedua,
adanya ketidak merataan pemanfaatan maupun distribusi air. Ketiga, air
digunakan sebagai instrument perang baik itu sebagai target ataupun sebagai
alat.99
B. Sejarah Konflik Air India-Tiongkok di Sungai Brahmaputra.
Tiongkok dan India memiliki sejarah panjang hubungan yang pasang surut
diantara keduanya. Hubungan Tiongkok dan India dihiasi oleh konflik dan
kerjasama yang terkadang terjadi dalam waktu yang bersamaan. Sebagai dua
Negara yang superior di wilayah Asia tentu keduanya mempunyai kecendrungan
untuk bersaing satu sama lainnya dalam menjaga pengaruh keduanya di wilayah.
Sejarah konflik air antara India dan Tiongkok diawali dengan konflik
bersenjata yang terjadi pada 1962. Konflik ini juga merupakan salah satu konflik
97 John, Water Struggle, 4. 98UNESCO, Wastewater: The Untapped Resource, World Water Assesment Programme(WWAP), [artikel online], 2017, tersedia di laman; http://www.unesco.org/new/en/natural-sciences/environment/water/wwap/wwdr/2017-wastewater-the-untapped-resource/, diakses pada Sabtu 16 September 2017 99 John, Water Struggle, 5.
39
terbesar diantara kedua Negara bertetangga tersebut.100 Konflik ini sejatinya
disebabkan oleh perebutan wilayah kekuasaan atas Aksai Chin dan Arunachal
Pradesh. India mengklaim bahwa Aksai Chin merupakan bagian dari Kashmir dan
sebaliknya Tiongkok menyatakan bahwa Aksai Chin merupakan bagian dari
Xinjiang.101
Perselisihan diawali dengan kebijakan India yang menempatkan pos
penjagan terdepan mereka di sepanjang perbatasan wilayah antara kedua Negara,
termasuk di wilayah Utara yaitu Jalur Mc Mahon, setelah India memberikan suaka
kepada Dalai Lama. Pertempuran pun terjadi dengan Tiongkok melancarkan
serangan di Ladakh dan maju melintasi Jalur Mc Mahon.102
100 Oinam Sunill, India Lost War with China but Won Arunachal’s Hearth, 1 November 2012, [ berita online], tersedia di laman;http://timesofindia.indiatimes.com/india/India-lost-war-with-Tiongkok-but-won-Arunachals-heart/articleshow/17039530.cms, diakses pada Sabtu 16 September 2017. 101 Hong Yuan, China Won but Never Wanted Sino-Indian War, [berita online], 28 Juni 2012,tersedia di laman; http://www.globaltimes.cn/content/717710.shtml, diakses pada Sabtu 16 September 2017. 102 Yuan, Tiongkok Won but.
40
Gambar III.A.1 Peta Sengketa Wilayah India dan Tiongkok
Sumber:https://www.globalsecurity.org/military/world/war/indiaTiongkok.htm
Perang India-Tiongkok 1968 ini berlangsung kurang lebih 2 bulan dan
diakhiri dengan kemenangan Tiongkok yang memukul mundur pasukan India dari
Aksai Chin ke Line of Actual Control yang merupakan garis batas yang
memisahkan India dan Tiongkok.103 Setelah perang tersebut Perdana Menteri
India saat itu, Jawaharlal Nehru menyatakan kebijakan luar negeri yang tidak
popular terhadap Tiongkok dengan keinginan untuk membangun persahabatan
dengan Tiongkok.104
Hubungan India dan Tiongkok pun membaik dan kedua Negara tersebut
pada masa kini sering melakukan kerjasama di bidang ekonomi dan teknologi.
103 Michelle Florcruz, Line of Actual Control China and India Agaian Squabbling Over Disputed Himalayan Border, [berita online],5 Maret 2013,tersedia di laman;http://www.ibtimes.com/line-actual-control-Tiongkok-india-again-squabbling-over-disputed-himalayan-border-1236401,diakses pada Minggu17 September 2017. 104 Yuan, China Won but.
41
India dan Tiongkok pun muncul sebagai kekuatan ekonomi baru di Asia
menyaingi Jepang dan Negara Arab lainnya. Meskipun terlihat harmonis,
hubungan keduanya mengalami pasang surut salah satu penyebabnya adalah
konflik air.105
Pada awal 2010, Tiongkok menyatakan akan membangun bendungan dan
pembangkit listrik di sekitar Sungai Brahmaputra. Gezhouba Coorporation yang
merupakan perusahaan kontruksi dan rekayasa terbesar di Tiongkok bertanggung
jawab akan proyek ini. Tiongkok menyatakan sumber daya berupa aliran sungai
yang berada di Tibet akan dikonversi menjadi listrik dan menghasilkan
keuntungan ekonomi bagi Tiongkok.106
Hal ini tentunya menuai respon dari India sebagai Negara yang juga
dilewati oleh sungai terbesar di Asia Selatan tersebut. Melalui Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Negaranya, Jairam Ramesh, menyatakan
bahwa apa yang dilakukan oleh Tiongkok dengan membangun pembangkit listrik
di hulu Sungai Brahmaputra akan berdampak pada terhambatnya prosees
pembentukan perjanjian tentang Water-Sharing Trety yang sedang direncanakan
kedua Negara. India juga menyatakan tidak ikut campur dalam urusan Tiongkok
di hulu Sungai Brahmaputra baik itu karena alasan politik maupun ekologi.107
105 Anthony Fenson, Asia’s Top 5 Economic in 2030, [ artikel online], 8 Juli 2016, tersedia di laman: http://nationalinterest.org/feature/asias-top-5-economies-2030-16898, diakses pada Minggu 17 September 2017. 106 Y.C. Dhardhowa, China’s Controversial Plans for Dam on Yarlung Tsangpo in Tibet, [berita online], 20 Mei 2010, tersedia di laman; http://www.thetibetpost.com/en/features/environment-and-health/898-Tiongkoks-controversial-plans-for-dam-on-yarlung-tsangpo-in-tibet, diakses pada Minggu 17 September 2017. 107 Dhardhowa, China’s Controversial Plans for Dam.
42
Tiongkok merespon balik dengan menyatakan bahwa apa yang
dilakukannya di Sungai Brahmaputra tidak akan berdampak pada arus air ke hilir
sungai. Hal ini disampaikan Menteri luar Negeri Tiongkok saat itu, Yang Jiechi,
kepada Menteri Luar Negeri India, Somanahalli Malliah Krishna, saat kunjungan
ke Bejing pada 5 Mei 2010.108
Sejatinya projek pembangunan ini telah direncanakan Tiongkok sejak
2003, dimana Presiden Tiongkok pada saat itu Hu Jintao, terinspirasi dari sebuah
buku yang berjudul How Tibet’s Water Will Save China karangan Li Ling, yang
mendapat dukungan dari para pimpinan Partai Komunis di Tiongkok. Dalam buku
ini dijelaskan tentang konsep seorang ahli hidrologi Guo Kai yang mencanangkan
ide kanal Shuo-tian (reverse flow).109
Pada 2011, India meningkatkan pengawasannya melalui pemantauan
satelit untuk memberikan gambaran pemetaan yang detail akan pembangunan
yang dilakukan oleh Tiongkok. Meskipun belum terlihat adanya pembangunan
yang mengarah ke water diversion, Menteri Somanahalli Malliah Krishna
memerintahkan kepada Gubernur Assam saat itu, Tarun Gogoi untuk selalu
mengawasi pembangunan tersebut.110
Tiongkok seakan terus memberikan beban tambahan bagi India dengan
melanjutkan pembangunan tiga bendungan baru di Sungai Brahmaputra pada
108 Dhardhowa, China’s Controversial Plans for Dam. 109 Indrani Bagchil, China’s River Plan Worries India, [berita online], 23 Oktober 2006, tersedia di laman; http://timesofindia.indiatimes.com/india/Tiongkoks-river-plan-worries-India/articleshow/2229977.cms, diakses pada Minggu 17 September 2017. 110 Twinkle Khanna, Satellite Imagery Allays Fears of Tiongkok’s Diversion of Brahmaputra Waters, [berita online], 17 Juni 2011, tersedia di laman; http://timesofindia.indiatimes.com/india/Satellite-imagery-allays-fears-of-Tiongkoks-diversion-of-Brahmaputra-waters/articleshow/8882006.cms, diakses pada Minggu 17 September 2017.
43
2013. Tanggapan pun muncul dari India yang didasari atas aspek keamanan
menyatakan bahwa kendali Tiongkok atas beberapa bendungan tersebut akan
berpontensi pada periode kering atau bahkan dapat menyebabkan banjir. India
juga menilai bahwa Tiongkok nantinya akan memegang kendali penuh atas
pasokan air India dari Sungai Brahmaputra.111
C. Kepentingan Tiongkok di Sungai Brahmaputra
1. Kebutuhan Tinggi Akan Air di Tiongkok
Tiongkok merupakan salah satu Negara dengan populasi terbesar di dunia.
Kelebihan populasi di Tiongkok akan menimbulkan masalah yang rumit bagi
mereka. Salah satu masalah krusial yang ditimbulkan akibat populasi yang tinggi
adalah kebutuhan air. Tiongkok kurang lebih menyumbang 20% populasi dunia
saat ini namun hanya 7% dari populasi tersebut yang mendapatkan air. 112
Sumber air total Tiongkok merupakan yang terbanyak kelima di dunia
yaitu 2,8 triliun m3 , akan tetapi ketersedian akan sumber yang terbarukan setiap
tahunnya sangat minim bagi Tingkok yaitu hanya sekitar 2.100 m3per individu
jauh dibawah rata-rata Negara anggotan G20 lainnya yaitu rata-rata sekitar 9.400
m3 per individu. Data lain juga menyebutkan bahwa dua pertiga dari keseluruhan
111 Jack Di. Nunzio, India Fast-Tracks Hydropower Dams in Response to China’s Brahmaputra River Diversion, [artikel online], 4 Desember 2013, tersedia di laman; http://www.futuredirections.org.au/publication/india-fast-tracks-hydropower-dams-in-response-to-Tiongkok-s-brahmaputra-river-diversion/, diakses pada Minggu 17 September 2017. 112 Lucy Carmondy, ed., Water in China: Issues for Responsible Investors, (Ohio: Responsible Research, 2010), 16.
44
kota yang ada di Tiongkok yaitu sekitar 110 kota menderikan kekurangan air
parah.113
Fakta lain yang lebih parah adalah sekitar 700 juta orang di Tiongkok
meminum air yang terkontaminasi oleh limbah hewan dan manusia yang
disinyalir juga menjadi salah satu penyebab kematian dini di Tiongkok. Sekitar
60.000 kasus kematian dini disebabkan oleh kontaminasi air. Lonjakan populasi di
perkotaan besar di Tiongkok juga semakin memperah keadaan yang menimbulkan
ketersedian air di Tiongkok semakin terbatas.114
113 Carmondy, ed., Water in China: Issues, 16. 114Carmondy, ed., Water in China: Issues, 17.
45
Tabel III.B.1 Sumber Air Tebarukan Perkapita Negara Anggota G20
Sumber: Lucy Carmondy, ed., Water in China: Issues for Responsible Investors,
Responsible Research, 2010
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mckinsey Global Institude
meprediksi bahwa pada 2015, sekitar 110 kota di Tiongkok akan ditingali lebih
dari 1 juta jiwa dan pada 2025 populasi tersebut akan bertambah lebih lagi.
Ketimpangan juga terjadi di Tiongkok untuk urusan sumber air. Wilayah Selatan
Tiongkok mendapatkan akses air yang lebih sinifikan di bandingkan Wilayah
Utara. 115
115 Carmondy, ed., Water in China: Issues, 17.
0 20 40 60 80 100
Canada
Brazil
Russian
Australia
Argentina
Indonesia
USA
Mexico
Japan
France
Italy
Turkey
China
Uk
Germany
India
South Korea
South Afica
Saudi Arabia
G20 Average
46
Tabel III.B.2 Jumlah Kota di Tiongkok dengan 1 Juta Penduduk
Sumber: Lucy Carmondy, ed., Water in China: Issues for Responsible Investors,
Responsible Research, 2010
Wilayah Selatan Tiongkok memiliki Lembah Pearl dan Sungai Yangtze
yang merupakan sungai terbesar yang mengalir di Tiongkok terlihat dari curah
hujan yang tinggi dan persediaan air yang ada di sungai tersebut. Sejatinya
Wilayah Utara Tiongkok mempunyai lebih banyak sungai. Sekitar kurang lebih 5
sungai mengaliri wilayah ini yaitu Sungai Hai, Huai, Huang (Yellow), Liao dan
Songhua akan teatapi alirannya tidak sederas Sungai Yangtza di Selatan dan curah
hujan yang sedikit.116
Kebutuhan Air yang tinggi di Tiongkok ini menjadikan isu kekeringan,
pencemaran air dan masalah lainnya yang berkaitan dengan air menjadin sangat
krusial bagi Tiongkok. Oleh sebab itu Pemerintah Tiongkok dengan serius
menggapi isu dengan mencari berbagai cara yang kemudian memunculkan
program-program untuk mengatasi permasalahan ini.
116 Carmondy, ed., Water in China: Issues, 18.
0
50
100
150
200
250
2010 2015 2025
47
2. Komitmen Tiongkok Terhadap Perubahan Iklim
Salah satu tanda dari majunya suatu negara adalah pembangunan
infrastruktur yang meningkat setiap tahunnya dan ekonomi yang kuat. Akan tetapi
di sisi lain terkadang suatu pembangunan menimbulkan dampak yang buruk bagi
lingkungan. UNFCCC (United Nation Framework Convention on Climate
Change) mencatat bahwa emisi global yang disebabkan dari aktivitas ekonomi
(industi) menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Efek gas rumah kaca
merupakan salah satu bentuk nyata dari tercemarnya udara akibat aktivitas
ekonomi ini.117
Tiongkok merupakan salah satu negara dengan kemajuan di bidang
ekonomi yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari Tiongkok yang saat ini menjadi
salah satu negara super power di Asia bahkan dunia. Meskipun begitu hal ini
berbanding terbalik dengan efek yang di timbulkan dari kemajuan ekonomi di
Tiongkok ini berdampak buruk bagi lingkungan Tiongkok.118
Laporan yang dikeluarkan oleh IPCC (Intergovermental Panel on Climate
Change) mencatat bahwa setidaknya ada beberapa bukti dampak perubahan iklim
terhadap lingkungan Tiongkok diantaranya adanya peningkatan rata-rata suhu
udara Tiongkok setiap tahunnya. Curah hujan yang menurun secara bertahap sejak
117National Development and Reform Commission (NDRC) of the People’s Republic of China, China’s National Climate ChangeProgramme, (Beijing: NDRC, 2007), 2-3. 118NDRC People’s Republic of China, China’s National Climate, 4.
48
1950-an, sering terjadinya cuaca yang ekstrim Tiongkok, kenaikan permukaan air
laut di sepanjang pantai Tiongkok dan banyak dampak lainnya.119
Fakta berupa dampak langsung bagi Tingkok merupakan bukti nyata dari
dampak buruk yang diterima Tiongkok jika membiarkan penyebab perubahan
iklim terus eksis di Tiongkok. Pemerintah Tiongkok pun bertindak cepat dengan
mengeluarkan program dalam mengatasai permaslahan perubahan iklim ini. Salah
satu program yang diyakini mampu mengatasi permasalahan ini adalah CNCCP
(China’s National Climate Change Programme) yang di luncurkan pada Juni
2007.120
Dalam CNCCP ini ada beberapa tujuan utama yang ingin di capai
Tiongkok dalam mengatasi permasalahan perubahan iklim, yaitu:
1. Mengatasi perubahan iklim dalam kerangka pembangunan yang
berkelanjutan;
2. Menekankan pada proses mitigasi dan adaptasi dari regulasi yang
ada;
3. Mengandalkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
proses mitigasi maupun penyelesaian permasalahan perubahan
iklim;
4. Mengintegrasikan kebijakan perubahan iklim dengan kebijakan
yang terkait;
5. Mengikuti prinsip “common but diffentiated responsibilities”; dan
119 NDRC People’s Republic of China, China’s National Climate, 4-5. 120 NDRC People’s Republic of China, China’s National Climate, 2.
49
6. Aktif dalam kerjasama internasional dalam penangan
permasalahan perubahan iklim.121
Dalam CNCCP ini Tiongkok mempunyai capaian terdekat dari program
ini yaitu pada 2010. Tiongkok percaya bahwa pada 2010 mereka mampu
mengendalikan emisi gas rumah kaca dengan cara mengurangi konsumsi energi
sebesar 20%, meningkatkan penggunaan energi terbarukan sebanyak 10%.
Tiongkok juga percaya mereka mampu mengendalikan laju pertumbuhan emisi
metana dan menyerap karbon hingga 50 juta ton.
Tiongkok juga optimis mampu beradaptasi dengan dampak dari perubahan
iklim dengan cara meningkatkan penghijauan sebesar 24 juta hektar yang telah
mengalami degradasi sebesar 52 juta hektar, meningkatkan pengawasan dan
perlindungan terhadap ekosistem hutan tipikal dan margasatwa. Tiongkok juga
meyakini mereka mampu meningkatkan jumlah cagar alam menjadi 16% dari
keseluruhan wilayah Tiongkok.122
Hal ini dilakukan Tiongkok untuk melawan kerentanan terhadap
kekeringan. Tiongkok juga akan meningkatkan penelitian dan inovasi teknologi
dalam bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan konservasi energi, dan
energi bersih. Tiongkok juga akan serius dalam edukasi kepada masyarakat
tentang perubahan iklim terutama di pencegahan terhadap perubahan iklim dan
Tiongkok percaya semua rencana ini akan tercapai pada 2010.123
121 NDRC People’s Republic of China, China’s National Climate, 10-11. 122 NDRC People’s Republic of China, China’s National Climate, 10-11. 123 NDRC People’s Republic of China, China’s National Climate, 10-11.
50
Komitmen Tiongkok terhadap perbahan iklim pun terus ditujukan melalui
COP (Conference of Parties) ke 21 di Paris, Perancis. Melalui pidatonya Xi
Jinping, Presiden dari Republik Rakyat Tiongkok secara garis besar menyatakan
dukungannnya terhadap perubahan iklim. Beliau mendukung apa yang terjadi di
Paris dalam usaha Negara-negara di dunia untuk penangan permasalahan bersama
yaitu perubahan iklim.124
Dalam pidatonya Presiden Xi tidak memungkiri bahwa Tiongkok juga
salah satu negara penyumbang emisi karbon terbesar di dunia. Meskipun begitu
selama kurang lebih 20 tahun kebelakang Tiongkok telah berupaya secara serius
dalam menangai perubahan iklim ini. Hal ini terlihat dari upaya Tingkok dalam
mengurangi emisi karbon sebesar 60 – 65% PDB per unit pada 2030. Tiongkok
juga menjadi negara penyumbang terbesar energi terbarukan di dunia yaitu
sebesar 24% dari 42% yang terinstal.125
3. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Pada 13 Oktober 2015 salah satu pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
terbesar di dunia resmi beroperasi di Tibet. Pembangkit ini bernama Zhangmu
yang merupakan bagian dari proyek Pemerintah Tiongkok dalam pembangunan
PLTA di Sungai Tsangpo, Tibet. Pembangkit ini mampu menghasilkan listrik
124President of the Republic People’s of China Speech at COP 21, Work Toghether to Build aWin-Win, Equitable and Balanced Governace Mechanism on Climate Change, (Paris: Paris Confrence on Climate Change, 2015). 125 China Speech at COP 21, Work Toghether.
51
hingga 510 MW yang di perkirakan pertahunnya mencapai 2,5 Miliar KW /jam
listrik pertahun dan telah masuk kedalam jaringan listrik nasional Tiongkok.126
Gambar III.C.3.1 PLTA Zhangmu, Sungai Tsangpo (Brahmaputra)
Sumber:http://www.dailymail.co.uk/indiahome/indianews/article-3817684/China-begins-
expensive-hydro-power-project-building-dam-Brahmaputra-tributary.html
Tiongkok juga berencana membangun beberapa pembangkit tambahan di
wilayah tersebut. Dalam waktu dekat diperkirakan PLTA yang dalam masa
pembangunan di Distrik Gyaca, Prefektur Shannan, Tibet akan selesai dan
diperkiran PLTA ini akan menghasilkan listik sebesar 2.500 MW.127
Pembangunan PLTA ini sejalan dengan komitmen Tiongkok dalam mengurangi
konsumsi mereka terhadap energi fosil.128
Menurut laporan Tiongkok tentang kontribusi suatu negara dalam
perubahan iklim (China’s Intended Nationally Determined Contributions) pada
126Saibal Dasguspal, China Operationalizes Biggets Dam on Brahmaputra in Tibet, [berita online], 14 Oktober 2015, tersedia di laman;https://timesofindia.indiatimes.com/world/china/China-operationalizes-biggest-dam-on-Brahmaputra-in-Tibet/articleshow/49335741.cms , diakses pada 1o November 2017. 127Dasguspal, China Operationalizes Biggets. 128Minister of Environment Protection of the People’s Republic of China, China Intended Nationally Determined Contributions, (Beijing: NDRC, 2015), 3.
52
2014. Tiongkok telah menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 300 GW terhitung
sejak 2005-2014. Tiongkok juga dalam kebijakannya menetapkan untuk
membangun low-carbon energy system salah satu bentuknya adalah secara aktif
mempromosikan pengembangan PLTA dengan tetap memperhatikan fator
perlindungan ekologis dan lingkungan serta pemukiman sekitar.129
Tiongkok secara aktif memberikan edukasi kepada masyarakatnya untuk
hidup dengan konsumsi karbon yang rendah. Pemerintah Tiongkok juga
mendukung penuh masyarakat yang secara pribadi mengembangankan mini
hydropower. Pemerintah Tiongkok juga mendorong lembaga publik seperti,
sekolah, kampus, rumah sakit, kamp militer untuk bersama mengurangi konsumsi
karbon.130
129 People’s Republic of China, China Intended Nationally, 7. 130 People’s Republic of China, China Intended Nationally, 7.
53
BAB IV
KEPENTINGAN EKONOMI INDIA DI SUNGAI BRAHMAPUTRA
TERKAIT KONFLIK AIR INDIA-TIONGKOK (2015-2016)
Sebelum membahas lebih lanjut tentang masalah penelitian, penulis ingin
sedikit merangkum tentang gagasan utama dalam penelitian skripsi ini. Pada
pembahasan awal yaitu pada Bab I penelitian ini, telah dijabarkan tentang
aktivitas Tiongkok di Sungai Brahamputra. Segala bentuk kegiatan Tiongkok
sebagai negara pemilik hulu Sungai Brahmaputra tentu akan selalu mendapatkan
perhatian dari negara lain yang juga dilintasi oleh sungai tersebut.
Peresmian bendungan dan PLTA Zangmu pada 13 Oktober 2015 oleh
Tiongkok mendapat respon yang negatif dari negara lain yang teritorinya juga
dilintasi oleh Sungai Brahmaputra. India dan Bangladesh, sebagai negara yang
juga dilintasi oleh sungai tersebut menentang dengan tegas bendungan dan PLTA
tersebut melihat dampak yang akan diterima oleh kedua negara tersebut sebagai
negara hilir.
India menjadi negara yang paling konsisten untuk menentang aktivitas
Tiongkok di Sungai Brahmaputra. Tercatat sejak awal pembangunan bendungan
dan PLTA tersebut hingga akhirnya diresmikan dan dioperasikan, India selalu
memberikan respon baik itu berupa pernyataan maupun tindakan. Meskipun
mendapat pertentangan yang luar biasa, Tiongkok tetap menjalankan proyek
pembangunan bendungan dan PLTA di sungai tersebut, karena Tiongkok percaya
memiliki kedudukan yang kuat di Sungai Brahmaputra.
54
Pada pembahasan dalam Bab II telah dijabarkan tentang gambaran umum
Sungai Brahmaputra dan sejarah pemanfaatan sungai Brahmaputra. Sebagai
sungai transnasional, Sungai Brahmaputra tentunya memiliki perbedaan sejarah
pemanfaatan di setiap negara yang di alirinya, meskipun begitu setiap negara
tersebut memilki satu kesaaman dalam memanfaatkan Sungai Brahmaputra yaitu
untuk memenuhi kebutuhan air mereka.
Dalam Bab III, telah dijabarkan tentang konflik air yang dimana dapat
dipicu dari adanya keinginan suatu negara dalam mengontrol sumber air bersama
dengan cara pengaturan sumber air secara pribadi. Tidakan Tiongkok dengan
membagun bendungan dan PLTA di hulu Sungai Brahmaputra mengindikasikan
adanya keinginan Tiongkok untuk mengontrol penuh aliran air Sungai
Brahmaputra. Hal ini terlihat dari berbagai kepentingan Tiongkok di Sungai
Brahamputra yang juga telah di bahas dalam Bab III.
Sikap India yang tetap menekan Tiongkok dalam pemanfaatan Sungai
Brahmaputra ini tentu menimbulkan pertanyaan besar melihat kedudukan serta
adanya keinginan Tiongkok untuk mengontrol penuh Sungai Brahmaputra.
Pertanya yang kemudian muncul adalah “Mengapa India tetap menekan Tiongkok
dalam pemanfaatan Sungai Brahmaputra periode 2015-2016?” Untuk menjawab
pertanyaan berikut penulis akan mengunakan beberapa konsep dalam suatu teori
sebagai pisau analisa.
Sebagai pembuka dari analisis fenomena kepentingan India di Sungai
Brahmaputra terkait konflik air India-Tiongkok periode 2015-2016, penulis akan
55
memulainya dari definisi kepentingan itu sendiri dalam hal ini definisi
kepentingan nasional. Sejatinya para tokoh dalam Neo-Liberal tidak secara
gamblam menjelaskan tentang konsep kepentingan nasional. Menurut Smith
national interest berangkat dari sifat dasar manusia dalam menjaga
keberlangsungan hidupnya. Setiap manusia akan berusaha untuk selalu memnuhi
kebutuhan hidupnya dan dalam mencari keuntungan dari hal tersebut.131
Meskipun begitu manusia tetap sadar dalam mencapai kepentingannya
terkadang membutuhkan peranan dari orang lain, oleh karena tidaklah salah bagi
setiap individu untuk berprilaku baik kepada orang lain.132 Menurut Carr
penjabaran akan kepentingan nasional menurut Smith dapat dikatakan sebagai
akumulasi dari kepentingan pribadi dari setiap individu yang ada, yang
merupakan memang sesuatu yang secara natural ada tanpa perencanaan.133
Sikap India untuk tetap menekan Tiongkok dalam pemanfaatan Sungai
Brahamputra merupakan bukti dari keseriusan India dalam mencapai
kepentingannya di Sungai tersebut. Meskipun begitu India tetap menyadari bahwa
ia hidup dalam komunitas internasional dan tentunnya pelaksanaan kepentingan
nasional akan berdampak ke negara lain.
Salah satu bentuk dari kesadaran dari India tersebut dengan adanya
keinginan untuk melakukan perjanjian bilateral dengan Tiongkok tentang berbagi
informasi dan pengawasan atas Sungai Brahmaputra. Perjanjian ini juga
131 Smith, An Inquiry, 17. 132 Carr, The Twenty, 43. 133 Carr, The Twenty, 47.
56
diharapkan akan menjadi jembatan bagi India dan Tiongkok dalam menjalin
hubungan yang baik kedepannya terutama urusan pemanfaatan Sungai
Brahmaputra.
Penulis juga melihat sikap India untuk tetap menekan Tiongkok dalam
pemenuhan kepentingannya di Sungai Brahmaputra sejatinya juga di dasari atas
berbagai faktor lainnya. Berikut adalah fakor-faktor tersebut:
1. Sungai Brahmaputra merupakan salah satu sungai terbesar yang ada di
India. Bersama dengan Sungai Gangga dan Meghna, Brahmaputra menjadi
sungai yang sangat bepengaruh bagi kebutuhan India.134
2. Wilayah teritori India merupakan wilayah kedua terbanyak yang dilintasi
oleh Sungai Brahmaputra. Sepanjang + 33,6 % dari kesuluruhan panjang
Sungai Brahmaputra melintasi India.135
3. Adanya regulasi internasional yang mengatur tentang Sungai Transional.
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Sungai Brahmaputra merupakan
salah satu sungai transnasional yang ada di dunia.136
Respon cepat juga dilakukan India ketika Tiongkok bergerak lebih maju
dengan membangun proyek besar di hulu Sungai Brahmaputra. Pembangunan
bendungan serta PLTA yang di gadang-gadang menjadi salah satu yang terbesar
di dunia mendapatkan perhatian lebih dari India. Melalui Menteri Lingkungan
134 UNICEF, FAO dan SaciWATERs.Water in India: Situation and Prospect, (New Delhi: UNICEF, FAO report) 2013, 3 135 IUCN, Physical Assessment, 6. 136 International Law Association. The Helsinki Rules on the Uses of the Waters of International Rivers 1966, (London: UNICEF, Committee on the Uses of the Waters International Rivers report, 1967), 1
57
Hidup dan Kehutanan Negaranya pada saat itu, Jairam Ramesh, menyatakan
bahwa apa yang dilakukan oleh Tiongkok dengan membangun pembangkit listrik
di hulu Sungai Brahmaputra akan berdampak buruk bagi hubungan kedua
negara.137
Tidak sampai disitu India juga secara konsisiten melakukan pemantauan
akan pemabangunan PLTA tersebut secara berkala melalui pejabat daerah
setempat maupun dengan citra satelit.138 Meskipun terlihat sangat angresif dalam
mengejar kepentingannya di Sungai Brahmaputra, India tidak melakukan hal-hal
yang dapat memicu terciptanya eskalasi konflik dengan Tiongkok. Hal ini
disebabkan oleh masih adanya keinginan dari India untuk tetap melanjutkan
proses pembentukan perjanjian tentang Water Sharing Treaty dengan Tiongkok.
Dalam pembahasan lebih lanjut apa yang dilakukan oleh India ini
didasarkan akan kepentingannya untuk memenuhi kebutuhan air rakyat India yang
sangat tinggi baik itu untuk keputuhan sehari-hari seperti minum, mandi dan
irigasi maupun kebutuhan ekonomi skala besar seperti industri. Apa yang
dilakukan Tiongkok dengan membangun bendungan dan PLTA merupakan
ancaman baru bagi kekeringan dan kelangkaan air bagi rakyat India.
Menurut laporan UN-Water pada 2012, India merupakan salah satu negara
dari regional Asia-Pasifik yang terancam, kurang lebih ada lima masalah dari
sepuluh masalah yang dijabarkan UN-Water berdasarkan jumlah titik air yang
dinegara tersebut, yaitu 1) Meningkatnya ancaman kelangkaan air, 2) Negara yang
137 Dhardhowa, China’s Controversial Plans for Dam. 138 Khanna, Satellite Imagery Allays.
58
rawan banjir, 3) Negara yang rawan kekeringan, 4) Resiko terkena dampak
perubahan iklim, dan 5) Akses yang buruk terhadapa sanitasi.139
Hal ini tentu sangat merugikan bagi India dilihat dari bagiamana ancaman
yang dihadapi India terhadap air ini. Meskipun begitu perlu di lihat juga apa yang
dilakukan Tiongkok di Sungai Brahmaputra tentu akan berdampak pada India
baik langsung maupun tidak langsung dan tekanan yang secara konsisten
dilakukan oleh India juga tentu mempengaruhi Tiongkok untuk bergerak lebih
maju.
Hubungan saling ketergantungan ini tentu sesuai bagiamana melihat
program ambisius yang akan di lakukan India di Sungai Brahmaputra bergantung
dengan apa yang dilakukan Tiongkok di hulu Sungai Brahmaputra. Menurut
Keohane dan Nye, interdependence merupakan bentuk hubungan timbal balik
berupa saling membutuhkan satu dengan lainnya baik itu antar negara atau antar
aktor dalam sistem internasional.140
Beberapa penjabaran di atas dapat dirangkum bahwa setidaknya ada dua
kepentingan utama yang akan di Analisa lebih lanjut oleh penulis dengan
menggunakan pendekatan english school dengan dua konsep di dalamnya yaitu
national interest dan human security. Dua kepentingan tersebut yaitu kebutuhan
air India dan pelaksanaan program India Interlinking River.
139 The Un-Water, Water Security,195 140 Keohane dan S Nye, Power and, 41.
59
A. Kebutuhan Air India.
India merupakan negara dengan luas terbesar ke tujuh di dunia dengan
luas wilayah mencapai 3. 287. 263 Km2 dan merupakan negara dengan populasi
terbesar kedua di dunia dengan total jumlah penduduk hampir mencapai 1, 4
Miliar.141 Dengan mempunyai luas wilayah yang besar dan jumlah populasi
penduduk yang juga sangat banyak India rentan memiliki permasalahan yang
berkaitan dengan kesejahteraan, kesenjangan, maupun permasalahan kronik
lainnya.142
Besarnya populasi tentunya berdampak pada kebutuhan akan barang
maupun jasa yang tinggi. Pemerintah India harus berkerja lebih keras dari
pemerintah negara lain pastinya. Kebutuhan yang paling signifikan dalam
kelangsungan hidup manusia yaitu air. Air sebagai sumber kehidupan merupakan
memegang peranan penting bagi kehidupan manusia di dunia.143
India sejak lama memiliki permasalahan yang pelik dalam urusan air
terutama kebutuhan akan air bersih. Sampai saat ini India hanya mampu
menyediakan kurang dari 54 % dan populasinya untuk kebutuhan air bersih.
Sedangkan masih ada 700 juta orang India yang masih kesulitan mendapatkan air
bersih. Pada 1972, Pemerintah India membuat trobosan dalam memenuhi
141 World Population Clock, India Population Clock, [basis data online], 1 Juli 2016 tersedia di laman;http://worldpopulationclock.info/india, diakses pada Minggu 1 Januari 2018. 142 Graham Crouch, India: Bringing Clean Drinking Water to India’s Villages, [basis data online], 24 Mei 2016 tersedia dilaman; http://www.worldbank.org/en/results/2016/05/24/bringing-clean-water-india-villages, , diakses pada Minggu 1 Januari 2018. 143Bani Thakur, Importance of Water in Our Daily Life, [berita online], 16 Januari 2013, tersedia di laman: http://www.merinews.com/article/importance-of-water-in-our-daily-life/15880392.shtml, di akases pada, 25 Oktober 2016.
60
kebutuhan air bagi rakyatnya dengan memasuki daerah pelosok di India yang
masih kesulitan dalam memenuhi kebutuhan airnya.144
Pada pertengahan 1980 isu tentang kebutuhan air ini menjadi isu nasional
dan dijadikan permasalahan prioritas bagi India. Setelah berbagai program
dilakukan sejak 1980, kebutuhan air pada masa sekarang masih menjadi
permasalahan yang belum terpecahkan. Pencapai terkahir yaitu pada 2011, India
berhasil memenuhi kebutuhan air bersih hingga kepedasaan.145
Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga sangat
berperan penting bagi aktivitas ekonomi suatu negera, contohnya untuk kebutuhan
irigasi lahan pertanian maupun perkebunan. India merupakan negara peringkat
pertama pemilik pertanian tadah hujan di dunia dalam luas maupun produk yang
di hasilkan. Tercatat luas dari lahan pertanian tadah hujan India mencapai 86 Juta
Ha pada 2013. Akan tetapi di sisi lain ketika musim hujan tiba pada yaitu pada
bulan Juni hingga September, 80 % wilayah pertanian akan terendam banjir akibat
dampak dari meluapnya sungai.146
Lahan pertanian yang banjir tentu akan berdampak bagi menurunnya
jumlah pasokan produk ke masyarakat dan mengancam kehidupan, pemasukan,
pengangguran maupun lingkungan. Padahal lahan pertanian tadah hujan ini
setidaknya menyumbang 56,7 % area tanam bersih nasional, 40 % produksi
pangan nasional, dan 66 % kebutuhan ternak nasional. India harus segera mencari
144 Crouch, India: Bringing Clean Drinking. 145 Crouch, India: Bringing Clean Drinking. 146 UNICEF, FAO dan SaciWATERs.Water in India, 3-4
61
cara lain untuk memenuhi kebutuhan air lahan pertanian ini dan juga solusi ketika
banjir terjadi. 147
Hal ini menjadi sebuah ironi bagi India, karena sejatinya India bukanlah
negara yang memilki sumber air yang minim. Dalam laporan yang dilakukan oleh
FAO pada 2013, sumber utama dari air India meliputi beberapa sumber air
tunggal yang penting meliputi curah hujan, sungai, air tanah dan lahan basah.
Sumber air ini memungkinkan India untuk memanfaatkan sumber tersebut dalam
aktivitas ekonomi maupun membangun pemukiman. Setiap sumber tersebut
memilki karakteristik yang berbeda sehingga dalam harus menggunakan cara
yang berbeda pula agar tetap lestari.148
Laporan FAO juga menyebutkan bahwa India setidaknya memiliki 12
potensial untuk sumber air. Sungai-sungai tersebut mempuyai luas tankapan air
hingga 252, 8 Mha. Sungai Brahmaputra bersama dengan Sungai Ganga dan
Meghna merupakan sungai dengan tangkapan terluas yaitu sekitar 110 Mha.
Meskipun terlihat India memepunyai sumber air yang melimpah tetapi pada
kenyataanya kekeringan dan kelangkaan air masih menjadai salah satu masalah
yang belum dapat terselesaikan.149
Data lain juga menyebutkan bahwa ketersedian air perkapita setiap
tahunnya di India terus berkurang sejalan dengan meningkatnya jumlah populasi
India. Data di bawah ini merupakan menyebutkan bahwa ketersedian air perkapita
147 UNICEF, FAO dan SaciWATERs.Water in India, 4 148 UNICEF, FAO dan SaciWATERs.Water in India, 11 149 UNICEF, FAO dan SaciWATERs.Water in India, 23
62
setiap tahunnya bagi India semakin menyusut sejak 2001 dan akan di prediksi
akan semakin memburuk pada tahun-tahun berikutnya.150
Tabl IV.B.1 Prediski Perbandingan Populasi dengan Ketersedian Air di
India
Year Population (Million) Per capita Average Annual
Availability(m3/year)
2001 1029 (2001 census) 1816
2011 1210 (2011 census) 1545
2025 1394 (projected) 1340
2025 1640 (projected) 1140
Sumber: UNICEF, FAO, Water in India: Situation and Prospect, FAO reprensentation in
India report, 2010.
Keputusan India untuk menjadikan isu air ini sebagai isu nasional pada
1980, menunjukan sikap India yang akan selalu mengejar kepentingannya
tersebut.151 Berbagai cara dilakukan oleh India demi tersedianya air bagi seluruh
rakyat India. Sikap agresif pun mereka lakukan ketika ada negara lain yang
mempunyai permasalahan yang sama tetapi juga mempunai sumber air yang sama
dengan India. Menurut penulis sikap untuk menekan Tiongkok dalam
pemanfaatan Sungai Brahmaputra merupakan bentuk nyata dari sikap India yang
mengejar kepantingannya.
150 UNICEF, FAO dan SaciWATERs.Water in India, 24 151 Crouch, India: Bringing Clean Drinking.
63
Mulai dari respon cepat melalui pernyataan tegas maupun melakukan aksi
langsung berupa pemantauan pembangunan bendungan serta PLTA di hulu
Sungai Brahmaputra yang dilakukan oleh Tiongkok. Meskipun terlihat agresif
akan tetapi sejatinya India tidak menunjukan sikap yang konfrontatif dan
menyulut terjadinya eskalasi konflik. Hal ini terlihat dari India yang tetap
melakukan kerjasama dengan Tiongkok.
Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar India dengan total nilai
perdagangan antara kedua negara tersebu sebesar US$71 miliar pada 2014.
Perdana Menteri India pun tidak segan untuk melakukan kunjungan ke Tiongkok
pada Mei 2015 lalu. Pernyataan baik pun dikeluarkan oleh Modi pasca
kunjungannya ke Tiongkok. Melalui laman Twitternya Modi menyatakan
kunjungan yang dilakukannnya ke Tiongkok untuk membangun landasan
kerjasama antara India dan Tiongkok dalam berbagai sector di masa depan.152
Gambar IV.B.1 Sambutan Xi Jinping atas Kunjungan Nerendra Modi ke
Tiongkok
152 Philip Bielsky, PM India Mulai Kunjungan Tiga Hari ke Tiongkok, [berita online], 14 Mei 2015 tersedia dilamanhttp://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/05/150514_dunia_modi_visit_china, diakses pada Minggu 1 Januari 2018.
64
Sumber:http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/05/150514_dunia_modi_visit_
china,
Apa yang dilakukan India tentu menimbulkan pertanyaan besar tentang
mengapa India tetap menjalin hubungan yang baik dengan Tiongkok, padahal
India tengah bersitegang dengan negara tersebut perihal permasalahan Sungai
Brahmaputra? Hal tersebut dapat dijelaskan dengan konsep complex
interdependence dalam Neo-Liberal.
Keohane dan Nye menjabarkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama
dari Complex Interdependence yaitu:153
1. Multiple Channels, adanya pembicaraan yang intens seputar water
sharing treaty baik pada level elit pemerintahan maupun masyarakat yang
menjadikan isu tentang air ini menjadi konsen utama bagi kedua negara
baik India maupun Tiongkok.154
2. The Absence of Hierarchy among Issues, isu tentang konflik ini tentunya
menyita perhatian yang banyak baik bagi India maupun Tiongkok dalam
menjaga hubungan keduanya, akan tetapi hal tersebut tidak dijadikan
sebagai pemberat bagi keduanya dengan bukti keduanya masih menjalin
hubungan yang baik bahkan India berniat untuk mejadikan Tiongkok
sebagai partner utama dalam kerjasama.155
153 Keohane dan S Nye, Power and, 73 154 Shan Jie, India Should be ‘Practical and Honest’ Cooperating on Trans-Border Rivers: Obeserver, [berita online], 28 Maret 2015 tersedia dilaman http://www.globaltimes.cn/content/1095709.shtml, diakses pada 03 April 2018 155 Adnan Hafiz, PM India Mulai Kunjungan Tiga Hari ke Cina, [berita online], 14 Mei 2015, tersedia dilaman
65
3. Minor Role of Military Forces, Hal ini tentu sejalan dengan apa yang
dilakukan oleh India untuk tetap menekan Tingkok tanpa menggunakan
kekuatan militer akan tetapi cenderung menginginkan adanya kerjasama
melalui water sharing treaty yang di rencanakan kedua pihak akan
menjadi landasan bersama bagi kedua negara dalam pemanfaatan Sungai
Brahmaputra.156
B. Pelaksanaan Program India Interlinking Rivers
India Interlinking Rivers merupakan sebuah program yang dikeluarkan
oleh pemerintah India melalului NWDA (National Water Development Agency)
yang bertujuan untuk menangani permasalahan kelangkaan air, kekeringan,
maupun banjir di India. Perbedaan geografis yang mencolok antara wilayah India
Utara dengan India Selatan mengakibatkan India memilki permasalahan yang
pelik akan air.157
Ketika India Utara mengalami kelebihan pasokan serta curah hujan yang
tinggi sehingga sering terjadi banjir di India Selatan mengahadapi permasalahan
yang berbanding terbalik yaitu kekeringan dan kelangkaan air. Oleh karena itu
India Interlinking Rivers atau yang bisa dikenal dengan NRLP (National River
Linking Project) di harapkan menjadi solusi terbaik bagi permasalahan air ini.158
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/05/150514_dunia_modi_visit_china, pada 03 April 2018 156 Madeleine Lovelle, Co-operation and the Brahmaputra: China and India Water Sharing, Global Food and Water Crises Research Programme, Reseach Analyst, (2016), 7-9. 157 Upali. A. Amarasinghe, ed., Strategic Analyses of the National River Linking Project (NRLP) of India.(Colombo: International Water Mangement Institute, 2008), 4. 158Amarasinghe, ed., Strategic Analyses of the, 4-7
66
Dalam program NRLP ini pemerintah India nantinya akan membangun 30
sungai buatan yang saling berhubungan satu sama lainnya dan 3.000 tempat
penampungan air untuk mengalirkan serta menampung aliran dari 37 sungai yang
berhulu di Himalaya maupun di Semenanjung India yang akan menjadi rekayasa
tekonologi pengalihan sumber air terbesar di Asia Selatan.159
Selain di tujukan untuk pemenuhan kebutuhan air maupun pengalihan arus
air sungai, NRLP juga akan mengakomodir pembangunan PLTA yanga diprediksi
akan menghasilkan 35 Giga watt listrik untuk menunjang kebutuhan listrik India.
Pembangunan sistem irigasi juga akan dibangun yang nantinya akan mengaliri 35
juta Hektar lahan pertanian. Hal ini disebabkan sebagian basar lahan pertanian
India yang masih mengandalkan hujan atau pertanian tadah hujan.160
Proyek ambisius ini dipresdiksi akan menghabiskan biaya hingga US$ 123
Miliar. Hal ini tentunya menjadi sebuah tantangan bagi Pemerintah India tersediri
melihat apabila program ini tidak berjalan dengan semestinya akan menimbulkan
protes yang luar biasa dari rakyat India. NRLP ini nantinya akan dibagi ke dalam
dua bagian utama besar yaitu Wilayah Semenanjung dan Wilayah Himalaya.
Sungai Brahmaputra sebagai salah satu sungai terbesar di India tentunya masuk ke
dalam rencana pembangunan ini.161
159 Amarasinghe, ed., Strategic Analyses of the, 7 160 Amarasinghe, ed., Strategic Analyses of the, 8 161Amarasinghe, ed., Strategic Analyses of the, 8
67
Gambar IV.B.2 Peta NRLP (National River Linking Project)
Sumber:http://www.thehindubusinessline.com/ ews/variety/riverlinking-bad-science-or-
good-economics/article6413514.ece
NRLP sebagai proyek yang ambisius tentunya memiliki perjalanan
panjang hingga akhirnya dapat terwujud. Proyek NRLP awalnya merupakan
sebuah proyek yang di ususlkan ole Dr. KL Rao kepada Kementrian Sumber Daya
Air India pada 1970-an. Proyek ini dahulu bernama NWG (National Water Grid)
yang didasarkan pada pengalihan debit air yang tinggi di Utara India yang sering
terdampak banjir ke Wilayah Selatan India yang sering di landa kekeringan.162
Proposal proyek ini pun diterima oleh Kementrian Sumberdaya Air India
sebagai gambaran bagi mereka dalam membahas lebih lanjut permasalahan air di
162Sharma, B. R. , eds. Strategic Analyses of the National, 37
68
India saat itu. Pada 1980 Kementrian Sumberdaya Air India mengeluarkan
laporan yang berjudul “National Perspective in Water Resources Development”.
Dalam laporan tersebut disebutkan bagaimana potensi besar bagi kemajuan
ekonomi india melalui pengembangan sumberdaya air.163
Proyek ini kemudian diajukan ke pemerintah pusat sebagai program utama
Kementrian Sumberdaya Air ini pada tahun tersebut. Penolakan pun didapatkan
Kemetrian ini karena dianggap terlalu ambisius bagi India yang saat itu masih
terlalu dini untuk melakukan perjudian terhadap proyek besar. Meskipun begitu
pemerintah pusat menilai keinginan Kementrian Sumberdaya Air bukanlah hal
yang tidak mungkin dilakukan India di masa yang akan mendatang nanti.164
Pada 1982 NDWA dibentuk melakukan secara penelitian akan sumber
daya air India membantu Kementrian Sumberdaya Air India. Setelah melakukan
penelitian panjang pada 1999 akhirnya Kementrian Sumberdaya Air India
menerima laporan tentang program NRLP yang kemudian disepakati dan akan
direalisasikan secepatnya di iringi dengan penelitian yang lebih menyeluruh.
Seiring berjalannya waktu banyak dari para aktivis lingkungan maupun
masyarakat India yang menentang mega proyek ini.165
Serangkaian protes dilakukan oleh masyarakat maupun para aktivis
pegiatan lingkungan yang berasumsi bahwa akan membawa India jauh masuk
lebih dalam ke permasalahan air yang lebih kompleks kedepannya. Puncaknya
163 Amarasinghe, ed., Strategic Analyses of the, 39 164 Amarasinghe, ed., Strategic Analyses of the, 39 165 Amarasinghe, ed., Strategic Analyses of the, 40
69
pada 2004 pihak oposisi pemerintahan India melakukan penguatan ide tentang
terancamnya alam India akibat proyek ini dan akan menempuh jalur hukum. Pada
akhirnya, Mahkamah Agung mengeluarkan keputusan pada 2012 yang berisi
tentang tidak adanya kesalahan maupun ancama yang akan ditimbulkan oleh
proyek ini, akan tetapi Mahkamah Agung India memberikan catatan bagi
Kementrian Sumber Daya Air India untuk membetuk komite ahli bersama
pemerintah untuk menganalisa lebih dalam akan dampak dari proyek ini.166
Saat ini ketika India berkeinginan untuk melanjutkan proyek yang sempat
tertunda ini, India mendapatkan tantangan baru dari Tiongkok yang juga
mempunyai proyek serupa di hulu Sungai Brahmaputra. India pun harus bergerak
cepat untuk mengatasi permasalahan dengan Tiongkok ini agar tidak semakin
banyak rakyat India yang menderita akibat permasalahan air ini.
India kemudian mengeluarkan kebijakan untuk membuat perjanjian
bersama tentang saling berbagi informasi antara India dan Tiongkok dalam
aktivitas keduanya di Sungai Brahmaputra.167 Sikap yang dilakukan menurut
penulis merupakan tindakan yang tepat bagi stabilitas hubungan India dengan
Tiongkok, karena tidak dapat dipungkiri Tiongkok merupakan mitra potensial
kerjasama India dalam berbagai hal.
Pendapat penulis tentang sikap India yang lebih memilih untuk membuat
perjanjian dengan Tiongkok untuk urusan Brahmaputra merupakan sesuatu yang
memang dapat dilakukan sebuah negara. Hal ini sejalan dengan pendapat Smith
166 Amarasinghe, ed., Strategic Analyses of the, 40-41 167 Bielsky, PM India Mulai Kunjungan.
70
tentang konsep kepentingan nasional yang berangkat dari sifat dasar manusia
dalam menjaga keberlangsungan hidupnya. Setiap manusia akan berusaha untuk
selalu memenuhi kebutuhan hidupnya dan dalam mencari keuntungan dari hal
tersebut.168
Meskipun begitu manusia tetap sadar dalam mencapai kepentingannya
terkadang membutuhkan peranan dari orang lain, oleh karena tidaklah salah bagi
setiap individu untuk berprilaku baik kepada orang lain.169 Menurut Carr
penjabaran akan kepentingan nasional menurut Smith dapat dikatakan sebagai
akumulasi dari kepentingan pribadi dari setiap individu yang ada, yang
merupakan memang sesuatu yang secara natural ada tanpa perencanaan.170
Kepentingan India untuk mengimplemntasikan NRLP ini secara natural
dilakukan oleh India sebagia bagian dari bagaimana bertahan hidup sebagai
sebuah negara. Program ini memang muncul untuk mengokomodir kebutuhan
India akan sumber air dalam menjalankan roda perekonomian India melalui
rekayasa-rekayasa teknologi berupa PLTA, Kanalisasi yang berdampat pada
perkembangan pertanian dan energi di India.
168 Adam Smith, An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, (Chicago: Feedbooks, 1976), 17. 169 Carr, The Twenty, 43. 170 Carr, The Twenty, 47.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sungai Brahmaputra merupakan salah satu dari beberapa sungai yang
melintasi lebih dari satu Negara atau yang biasa dikenal dengan istilah
Transboundary River. Sepanjang + 46. 400 Km, Sungai Brahmaputra melewati,
Daerah Otonomi Tibet di Tiongkok, kemudian Negara bagian Asam dan
Anaruchal Pradesh di India dan berakhir di Teluk Bengal Bangladesh.
Sebagai salah satu Sungai Terbesar di wilayah Asia Selatan tentunya
Sungai Brahmaputra menjadi tumpuan sebagai sumber air bersama. Akan tetapi
Tiongkok seakan tidak menggubris kecaman yang dilakukan oleh negara-negara
lain dan melaksanakan kebijakan tidak popular dengan membangun mega proyek
berupa PLTA.
Protes serta tekanan secara konsisten di gaungkan oleh India, akan tetapi
sebgai negara yang memilki kedudukan yang kuat di sungai tersebut baik secara
de facto maupun de jure Tiongkok menggubrisnya. Penulis melihat sikap India
yang tetap menekan Tiongkok ini tentu menimbulkan pertanyaan besar tentang
“Apa saja faktor yang mempengaruhi kepentingan ekonomi India untuk tetap
menekan Tiongkok dalam pemanfaatan Sungai Brahamaputra (2015-2016)?”
Setelah melakukan analisa mandalam tentang fenomena ini, penulis
menemukan setidaknya dua faktor kepentingan utama India di Sungai
Brahmaputra yang menghasilkan sikap tetap menekan Tiongkok dalam
pemanfaatan Sungai Brahmaputra. Pertama, kebutuhan air India yang sangat
72
mendesak, dari laporan yang dikeluarkan oleh UN-Water setidaknya India
mengalami 5 permasalahan air dari 10 masalah yang dikategorikan oleh UN-
Water. Kemudian kebutuhan air yang banyak digunakan untuk aktivitas ekonomi
seperti pertanian dan perkebunan juga menjadi fokus utama bagi India.
Meskipun begitu terlihat sangat responsif dan agresif dalam menekan
Tiongkok untuk urusan pemanfaatan air di Sungai Brahmaputra, India tetap
melihat Tiongkok sebagia negara tetangga yang membuat India harus berprilaku
baik dalam komunitas internasional. Hal ini terlihat sikap India yang besepakat
degan Tiongkok untuk membuat perjanjian bilateral terkait pertukaran informasi
dan pengawasan bersama aliran air Sungai Brahmaputra.
Selanjutnya kedua, adanya keinginan India untuk mengimplementasikan
program NRLP (National River Linking Programme) di Sungai Brahmaputra.
NRLP merupakan program yang di gagas oleh Kementrian Sumberdaya Air India
menurut laporan Dr. K. L Rao tentang NWG (National Water Grid) yang
ditujukan untuk mengatasi permasalahan kekeringan di Selatan India dan banjir di
Utara India.
Setelah melalui perjalanan panjang dan berbagai penolakan dari dalam
pemerintahan India maupun rakyat India, pada akhirnya program ini dapat
dilakukan dengan menjadikan putusan Mahakamah Agung India sebagai dasar.
Selain untuk mengatasi permaslahan air seperti kelangkaan, kekeringan, maupun
banjir, dalam program ini juga berisis tentang pembangunan PLTA, sistem irigasi,
rekayasa tekonologi pemanfaatan air lainnya seperti kanal.
73
Dapat disimpulkan dari penjabaran diatas bahwa setiap negara pasti akan
dan selalu mengejar kepentingannya karena terkadang kepentingan tersebut
berasal dari permasalahan yang ada didalam urusan domestik negara tersebut.
Meskipun begitu negara juga akan tetap melihat respon maupun sikap negara lain
ketika mengimplemtaikan kepentingan tersebut dan mereka sadar hidup dalam
suatu komunitas internasional yang besar. Fenomena India yang tetap menekan
Tiongkok dalam pemanfaata Sungai Brahmaputra ini merupakan bukti dari negara
akan selalu mengeja kepentingannya dengan melihat negara lain dan komunitas
internasional.
B. Saran
Pada dasarnya tidak terdapat banyak kritik ataupun saran yang dapat penulis
sampaikan terkait masalah penelitian ini. Hanya saja selama ini dalam ranah Ilmu
Hubungan Internasional, isu-isu tradisional seperti konflik bersenjata (perang), isu
pengembangan senjata nuklir, tindakan terorisme, hingga kasus sengketa wilayah
perbatasan, yang justru lebih sering dibahas dan mendapatkan respon positif.
Padahal sejumlah isu non-tradisional seperti budaya, pariwisata, dan ekonomi
merupakan sederet hal yang juga cukup menarik dan penting untuk dibahas dalam
ranah Ilmu Hubungan Internasional.
Sebagai universitas yang mengedepankan konteks keilmuan, keislaman, dan
keindonesiaan, ada baiknya kalangan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(terutama dari Program Studi Hubungan Internasional) bersedia untuk mulai
menggali ketiga nilai tersebut dan mengimplementasikannya secara langsung
74
dalam ranah penelitian skripsi/tugas akhir. Semoga beberapa ide dan masukan
tersebut dapat segera diwujudkan oleh banyak pihak.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Madeleine Lovelle, Co-operation and the Brahmaputra: China and India Water
Sharing, Global Food and Water Crises Research Programme, Reseach
Analyst, (2016),
Mark Christopher.“Water Wars: The Brahmaputra and Sino-Indian Relations”.US
Naval War College Center on Irregular Warfare and Armed Groups
Journal, (2013).
Scoot Moore. “India’s Water Politics: When Drought Leads to Discord”. Foreign
Affairs (2006), Volume 95, Nomor 5.
Robert Powell, Absolute and Relative Gains in International Relations Theory,
The American Political Science Review, (1991), Vol. 85, Nomor.4
The Un-Water, “Water Security and The Global Agenda a UN-Water Analytical
Brief”, The UN World Water Development Report 4 (2012), Volume 1
Waheeda Rana, Theory of Complex Interdependence: A Comparative Analysis of
Realist and Neoliberal Thoughts, International Journal of Business and
Social Science, (2015), Vol. 6, No. 2.
Buku
Adam Smith, An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,
Chicago: Feedbooks, 1976
Ahmad Hasan Dani, dan Vadim Mikhailovich Masson.History of Civilizations of
Central Asia, Volume 1. Delhi: Motilal Banarsidass Publisher, 1993.
Caida An. Travel Guide to Tibet of China. Shanghai: Wuzhou Communication
Press, 2003.
David Gilmour. The Rulling Caste: Imperila Lives in Victorian Raj. New York:
Farrar, Straus and Giroux. 2007.
David N. Keighley, ed.,The Origins of Chinese Civilization. California:
University of Clifornia Press, 1983.
D.A Gait. A History of Assam,2nd edition. Calcutta: Thacker, Spink and
Company, 1962.
Edward. H Carr, The Twenty Years’ Crisis, 1919-1939, Berlin: Springer, 2016.
xv
Gabriella Wigth dan Brian Porter, International Theory: The Three Traditions –
Martin Wight. London: Holmes & Meier for the Royal Institute of
International Affairs, 1991.
Guptajit Pathak. Assam’s History and Its Grapics. New Delhi: Mittal
Publications, 2008.
Gutram H. Herb, dan David H. Kaplan, ed., National and Nationalism: A Global
Historical Overview, Volume 4. Chicago: University of Chicago Press,
1963.
Jahnabi Gogoi. Agrarian System of Medieval Assam. New Delhi: Concept
Publishing Company 2002.
John F. Richards. The Mughal Empire. Cambridge: Cambridge University Press
1995.
John Reinard. Communication Research Statistics. New York: SAGE, 2006.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010.
Lucy Carmondy, ed., Water in China: Issues for Responsible Investors. Ohio:
Responsible Research, 2010.
Mark. A Ganest, Conflict and Cooperation: Evolving Theories of International
Relations, Belmont: Thomson & Wadsworth, 1996.
Nagendranath Vasu. The Social History of Kamarupa. New Delhi: Northen Book
Center, 1983.
Robert O’ Keohane, International Institutions and State Power: Essay in
International Relations Theory, Boulder: Westview Press, 1989.
Robert O’ Keohane, Neoliberal Institutionalism : A Perspective on World Politics,
Boulder: Westview Press, 1989.
Robert O’ Keohane, Neorelism and Its Critics, New York: Columbia University
Press, 1986.
Robert. O Keohane dan Joseph. S Nye, Power and Interdependence: World
Politics in Transition. Boston: Little, Brown & Co, 1977.
Scott Burchill. The National Interest in International Relations Theory 3rd edition
Ney York: Palgrave Macmillan, 2005.
Sharad K. Jain, Pushpendra K. Agarwal, dan Vijay P. Singh. Hydrology and
water Resources of India. Berlin: Springer Science & Business Media,
2007.
xvi
Tim Dunne. International Relations Theories, Discipline and Diversity 3rd edition
Oxford: Oxford University Press, 2013.
Upali. A. Amarasinghe, ed., Strategic Analyses of the National River Linking
Project (NRLP) of India.Colombo: International Water Mangement
Institute, 2008.
V. J. John.Water Struggle. New Delhi: Indian Society for Promoting Christian
Knowledge, 2007.
W. Creswell.Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approachs. New York: SAGE, 2003.
Xiong Wenbin. Series of Basic Information of Tibet of China: Tibetan Arts.
Shanghai: Wuzhou Communication Press, 2005.
Yael Ohana, ed., Youth Transforming Conflict. Strasbourg: Council of Europe
Publishing, 2012.
Tesis
Lucy Jenkins-Young, Central Asia: Water War or Water Cooperation.
Pennsylvania: Arcadia University. 2013.
Laporan Resmi
FAO.Coping With Water Scarcity: An Action Framework for Agriculture and
Food Security. Rome: Vialle delle Terme di Caralla, 2012.
IUCN.Physical Assessment of the Brahmaputra River, Ecosystems for Life: A
Bangladesh-India Initiative. Dhaka: Jagriti Prokashony, 2014.
International Law Association. The Helsinki Rules on the Uses of the Waters of
International Rivers 1966. London: UNICEF, Committee on the Uses of the
Waters International Rivers report, 1967.
Minister of Environment Protection of the People’s Republic of China.China
Intended Nationally Determined Contributions. Beijing: NDRC, 2015.
National Development and Reform Commission (NDRC) of the People’s
Republic of China.China’s National Climate Change Programme. Beijing:
NDRC, 2007.
President of the Republic People’s of China Speech at COP 21.Work Toghether to
Build aWin-Win, Equitable and Balanced Governace Mechanism on
Climate Change. Paris: Paris Confrence on Climate Change, 2015.
xvii
UNDP. Human Development Report. New York: Oxford University Press, 2008.
UNEP. Transboundary Waters Systems – Status and Trends. Nairobi: United
Nation Environment Programme (UNEP), 2016.
UNICEF, FAO dan SaciWATERs.Water in India: Situation and Prospect. New
Delhi: UNICEF, FAO report, 2013.
Basis Data OnlineResmi
Cental Tibetan Administration, Glimpses on History of Tibet, [basis data online],
1 Desember 1985, tersedia dilaman: http://tibet.net/about-tibet/glimpses-on-
history-of-tibet/ , di akses pada 8 November 2017.
Deryk O. Lodrick, dan Nafis Ahmad, Brahmaputra River, [basis data online], 5
Januari 2017, tersedia di laman:
https://www.britannica.com/place/Brahmaputra-River, diakses pada Sabtu
16 September 2017.
Graham Crouch, India: Bringing Clean Drinking Water to India’s Villages, [basis
data online], 24 Mei 2016 tersedia dilaman;
http://www.worldbank.org/en/results/2016/05/24/bringing-clean-water-
india-villages, , diakses pada Minggu 1 Januari 2018.
UNESCO, Yalong: Tibet, [basis data online, 29 November 2011, tersedia
dilaman: http://whc.unesco.org/en/tentativelists/1622/ , di akses pada 10
Novermber 2017.
World Population Clock, India Population Clock, [basis data online], 1 Juli 2016
tersedia di laman; http://worldpopulationclock.info/india, diakses pada
Minggu 1 Januari 2018.
Artikel Online Resmi
Anthony, Fenson, Asia’s Top 5 Economic in 2030, [artikel online], 8 Juli 2016,
tersedia di laman: http://nationalinterest.org/feature/asias-top-5-economies-
2030-16898, diakses pada Minggu 17 September 2017.
UNESCO, Wastewater: The Untapped Resource, World Water Assesment
Programme(WWAP), [artikel online], 2017, tersedia di laman;
http://www.unesco.org/new/en/natural-
sciences/environment/water/wwap/wwdr/2017-wastewater-the-untapped-
resource/, diakses pada Sabtu 16 September 2017
xviii
Berita Online Resmi
Abhisek, Kumar, Why India Has a Water Crisis, [berita online], 25 Mei 2016,
tersedia di laman: https://www.economist.com/blogs/economist-
explains/2016/05/economist-explains-11, di akses pada 25 Oktober 2016.
Adnan Hafiz, PM India Mulai Kunjungan Tiga Hari ke Cina, [berita online], 14
Mei 2015, tersedia dilaman
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/05/150514_dunia_modi_visit_ch
ina, pada 03 April 2018
Bani, Thakur, Importance of Water in Our Daily Life, [berita online], 16 Januari
2013, tersedia di laman: http://www.merinews.com/article/importance-of-
water-in-our-daily-life/15880392.shtml, di akases pada, 25 Oktober 2016.
Chloe, Xin, The Kingdom in Tibet’s History, [berita online], 23 Agustus 2016,
tersedia dilaman:https://www.tibettravel.org/tibet-history/tubo-
kingdom.html , di akses pada 8 November 2017.
Hong, Yuan, China Won but Never Wanted Sino-Indian War, [berita online], 28
Juni 2012,tersedia di laman;
http://www.globaltimes.cn/content/717710.shtml, diakses pada Sabtu 16
September 2017.
Indrani Bagchil, China’s River Plan Worries India, [berita online], 23 Oktober
2006, tersedia di laman;
http://timesofindia.indiatimes.com/india/Tiongkoks-river-plan-worries-
India/articleshow/2229977.cms, diakses pada Minggu 17 September 2017.
James, B. Rule, Lewis Coser: 1913-2003, [artikel online], 1 September 2003,
tersedia di laman; https://www.dissentmagazine.org/article/lewis-coser-
1913-2003 , diakses pada Sabtu 16 September 2017.
Jack Di, Nunzio, India Fast-Tracks Hydropower Dams in Response to China’s
Brahmaputra River Diversion, [artikel online], 4 Desember 2013, tersedia di
laman; http://www.futuredirections.org.au/publication/india-fast-tracks-
hydropower-dams-in-response-to-Tiongkok-s-brahmaputra-river-diversion/,
diakses pada Minggu 17 September 2017.
Joydeep Gupta, “China, India Formalise Brahmaputra Agreement”, [berita
online], 5 Juli 2014 tersedia di laman:
https://www.thethirdpole.net/2014/07/05/china-india-formalise-
brahmaputra-agreement/ , diakses pada 2 November 2017.
Krishnan, Ananth, “Tiongkok not reducing height of dam on Brahmaputra, says
intelligence report”, [berita online], 20 Juni 2011, tersedia di laman;
http://indiatoday.intoday.in/story/tiongkok-not-reducing-height-of-dam-on-
brahmaputra-says-intelligence-report/1/142142.html, di akses pada 25
Oktober 2016.
xix
Michelle, Florcruz, Line of Actual Control China and India Agaian Squabbling
Over Disputed Himalayan Border, [berita online],5 Maret 2013,tersedia di
laman;http://www.ibtimes.com/line-actual-control-Tiongkok-india-again-
squabbling-over-disputed-himalayan-border-1236401, diakses pada
Minggu17 September 2017.
Oinam, Sunill, India Lost War with China but Won Arunachal’s Hearth, 1
November 2012, [ berita online], tersedia di laman;
http://timesofindia.indiatimes.com/india/India-lost-war-with-Tiongkok-but-
won-Arunachals-heart/articleshow/17039530.cms, diakses pada Sabtu 16
September 2017.
Philip, Bielsky, PM India Mulai Kunjungan Tiga Hari ke Tiongkok, [berita
online], 14 Mei 2015 tersedia dilaman
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/05/150514_dunia_modi_visit_ch
ina, diakses pada Minggu 1 Januari 2018.
Saibal, Dasguspal, China Operationalizes Biggets Dam on Brahmaputra in Tibet,
[berita online], 14 Oktober 2015, tersedia di laman;
https://timesofindia.indiatimes.com/world/china/China-operationalizes-
biggest-dam-on-Brahmaputra-in-Tibet/articleshow/49335741.cms , diakses
pada 1o November 2017.
Shan Jie, India Should be ‘Practical and Honest’ Cooperating on Trans-Border
Rivers: Obeserver, [berita online], 28 Maret 2015 tersedia dilaman
http://www.globaltimes.cn/content/1095709.shtml, diakses pada 03 April
2018.
Sharddha, Jandial, Tiongkok's first hydropower dam on Brahmaputra is fully
operational, [berita online], 13 Oktober 2015, tersedia di laman;
http://indiatoday.intoday.in/story/tiongkoks-first-hydropower-dam-on-
brahmaputra-is-fully-operational/1/497337.html, di akses pada 25 Oktober
2016.
Twinkle, Khanna, Satellite Imagery Allays Fears of Tiongkok’s Diversion of
Brahmaputra Waters, [berita online], 17 Juni 2011, tersedia di laman;
http://timesofindia.indiatimes.com/india/Satellite-imagery-allays-fears-of-
Tiongkoks-diversion-of-Brahmaputra-waters/articleshow/8882006.cms,
diakses pada Minggu 17 September 2017.
Vidhi, Doshi, India Set to strat Massive Project to Divert Ganges and
Brahmaputra Rivers, [berita online], 18 May 2016 tersedia di laman;
https://www.theguardian.com/global-development/2016/may/18/india-set-
to-start-massive-project-to-divert-ganges-and-brahmaputra-rivers , diakses
pada Minggu 1 Januari 2018.
Y.C. Dhardhowa, China’s Controversial Plans for Dam on Yarlung Tsangpo in
Tibet, [berita online], 20 Mei 2010, tersedia di laman;
xx
http://www.thetibetpost.com/en/features/environment-and-health/898-
Tiongkoks-controversial-plans-for-dam-on-yarlung-tsangpo-in-tibet, diakses
pada Minggu 17 September 2017.