Upload
cepsky86
View
187
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
JA
dffi
LEMBARAN DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA
NOI\{OR : 54 TAHUN I lgg4 SERI:DNOIVIOR:53
I
I
ll
KEPUTUSAN GLIBERNUR KEPALA DAERAI{ KHUSUSIBUKOTA JAKARTA
NOMOR 689 TAHUN i994
TENTANG
PETUNruK PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN UNDANG.I]NDANGGANGGUA.N BAG-I PERUSAHAAN KAWASAN INDUSTRI SERTAPERUSAHAAN INDUSTRI DAN NON INDUSTRI YANG BERADA DILUAR KAWASAN INDUSTRI DT WILAYAH DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA
! GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,
Menimbang ___:_ _lahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7
Mengingat
Tahun i993 tentang Izin Mendirikan Bangunan dan Izin Undang-Undang Gangguan bagi perusahaan industri, pellu menetapkan petunjukpelaksanaan pemberiah izin Undang-Undang Gangguan untuk perusa-
haan kawasan industri dan non industri yang berada di luar kawasan
irrdustri dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah
: l. Undang-Undang Gangguan (Hinder Ordonantie Staatsblad Nomor226 Tahun 1926) yang telah diuba_h dan ditambah terakhir dengan
Lembalan Negara Tahun 1940 Nomor 450) ;
2. Undang-Undang'Nomor I Tahun 1967 jo. Undang-Undang Nomorli Talrun 1970 tentang Penanaman Modal Asing i
3. Undang-Undang Noqror 6 Tahun 1968 jo. Undang-Undang Nomor
4. Undang:Undang Nornor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Peme-
rintahan Di Daerah
LD Tahun 1994 No. 54
Menetapkan
Seri:DNomor:53
11.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ;
Undang-Undang Nomor 1 1 Tahun 1990 tentang Susunan
Pemerintahan Daerah Kltusus Ibukota Negara Republik Indonesia
Jakarta ;
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan ;
Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1992 tentang Tata Cara
Penanaman Modal ;
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1984 tentang Pedoman Penye-
derhanaan dan Pengendaliau Perizinan di Bidang Usaha ;
Peraiuran Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1987 tentang Pe-
nertiban Pungutan-pungutan dan jangka waktu terlradap pemberian
Izin Undang-Undang Gangguan (UUG/HO) ;
Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5 Tahun
1984 tentang Rencarlh Umum Tata Ruang Daerah Daerah Khusus
lbukota Jakarta 1985 - 2005 ;
Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun
1987 tentang Penetapan Rencana Bagian Wilayah Kota untuk
Witayalr Kecamatan di Daerah Khusus Ibukota Jakarla ;
Peratulan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 7 Tahun
1991 tentang Bangunan dalam wilayah Daerah Khusus Ibukota
Jakarta :
Peratulan Daerah Daelah Kllusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun
1992 tentang Retribusi Daerah Bidang Pemerintahan Daerah
Khusus Ibukota Jakatta ;
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor757 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pungutan RetribusiDaerah di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAI{ KHUSUS IBUKOTAJAKARTA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIANIZIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN BAGI PERUSAHAANKAWASAN INDUSTRI SERTA PERUSAHAAN INDUSTRI DANNON INDUSTRI DI LUAR KAWASAN INDUSTRI DI WILAYAHDAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA.
a
5.
6.
7.
9.
10.
L2
t3.
,A
LD Tahiin 1994 No. 54 Seri:DNornor:53
BAB IKETENTUAN IIMUM
Pasal I
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
a. Daelah adalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta ;
b. Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Khusus
Ibukota Jakarta :
c. Sekwilda adalah Sekretalis Wilayah/Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
d. Kantor Ketenteraman dan Ketertiban adalah Kantor Ketenteraman
dan Ketertiban Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta ;
e. Bidang Ketertiban Tempat Usaha dan Penanggulangan Bencana ada-
lah Bidang Ketertiban Tempat Usaha dan Penanggulangan Bertcana
pada Kantor Ketenteraman dan Ketertiban ;
f. Seksi Arlninistrasi Perizinan adalah Seksi Administrasi Perizinanpada Bidang Ketertiban Tenpat Usaha dan Penanggulangan Ben-
cana:
g: Seksi Penanggularlgan Bencana hdalah' Seksi Penanggulangan
Bencana pada Bidang Ketertiban Tempat Usaha dan Penanggulangan
r. Siliili;ntarisasi dan Dokumentasi aoatatr seksi Inventarisasi dan
Dokumentasi pada Bidang Ketertiban Tempat Usaha dan Penanggu-
langan Beucana ;
i. Izin Undang-Undang Gangguan adalah izin tempat usaha
berdasarkan Undang-Undang Gangguan (flinder Ordonantie, Stbl
1926 Nomor 226) ;
j. Badan Koordinasi Penananratt. Moclal Daerah yang rtisingkat
BKPMD adalah badan yang khusus menangani penallaman modal di
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden Repubtik
Indonesia Nomor 26 Tahun 1980 ;
k. Dinas/Instansi terkait adalah dinas/instansi terkait dalam proses pe-
nyelesaian izin tempat usaha berdasarkan Undang-Undang Gang-
guan;
L Tim Peltimbangan adalah tim terdiri dari dinas/instansi tet-kait yang
memberikan pertimbangan dau atau rekomendasi untuk kelengkapan
bahan dalam proses pemberian izin Undang-Undang Gangguan ;
m. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan
industri pengolahan yang dilengkapi dengarr salana. prasarana dan
fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh
Perusahaan Kawasan Industri ;
I
II
I
I
m'*l;i, i
Ulr'&lrti
illti,
ffi.
ilri|:
illilr
lNiiir.:
ll ,'
t.,.
li'
LD Tahun 1994 No. 54 Seri:DNomor:53
n. Permohonan secara lengkap adalah permohonan yang telah meme-nuhi semua persyaratan yang ditentukan termasuk pelunasan pemba-yaran retribusi.
Pasal 2
(l) Setiap orang atau badan bukum yang akan mendirikan perusahaan
kawasan industr-i diwajibkan memiliki izin tempat usaha berdasarkanUndang-Undang Gangguan.
(2) Setiap orang atau badan hukum yang akan mendirikan perusahaanindustri/non industri yang berlokasi di luar kawasan industri baikusaha PMA maupun PMDN diwajibkan merniliki izin tempar usaha
berdasarkan Undang-Undang Gangguan, kecuali perusahaan industriyang jenisnya wajib Amdal dan perusahaan yang berlokasi di dalarnkawasan industri.
Pasal 3
Izin Tempat Usaha berdasarkan Utldang-Undang Gangguan sebagaimanadimaksud pada Pasal ? ayat (L) dan (2) tersetlut,. diterbitkan olehGubenrur Kepala Daerah yang dilaksanakan oleh Kepala Kantor Keten-teraman dan Ketertiban atas nama Gubernur.
BAB IIJENIS-JENIS USAHA YANC HARUS MEMILIKI IZIN
UNDANG-UNDANG GANGGUAN
Pasal 4
(l) Jenis-jenis usaha yang harus memiliki izin Undang-Undang Gang-guan adalah :
a. yang dijalankan dengan alat-alat memakai tenaga asap. gas,
elektromotor dan lain-lain tempat usaha yang mempergunakanasap, gas atau uap dengan tekanan berat ;
b. yang mempergunakan tempat-tempat untuk membuat,jakan dan menyimpan mesiu bahan peledak, termasukpabrik dan tempat-tempat penyimpanan mercon :
yang dipergunakan untuk nrenrbuat bahan-bahan kimia, telrnasukpabrik korek api ;
yang dipergunakan untuk mendapatkan, mengerjakan dan me-nyimpan benda-benda yang lekas menguap (vluchtige pro-duction) ;
d.
LD Tahun 1994 No. 54 Seri:DNomor:53
e. yang dipergunakan untuk menyuling bahan-bahan berasal daritumbuh-tumbuhan, hewan dan untuk mengerjakan baha4 yang
terdapEt dari penyulingan tadi termasuk pabrik es ;
f. yang diperguriakan untuk membuat macam-macam gemuk danmacam-macam arp[s ;
g. yang diperlunakan untuk menyimpan dan mengelola sampah ;
h. yang dipergunakan untuk membuat mout, bir, anggur dari mout,tempat-tempat penyulingan, pabrik-pabrik spirtus, cuka dan tem-pat-tempat pengolahan/penjualan minyak tanah dan bensin,pabrik-pabrik tepung dan tempat-tempat membuat_roti, pabrik-pabrik sirop dan buah-buahan ;
i. yang dipergunakan untuk tempat-tempat penyembelihan, tempatpengulitan, tempat membersihkan tembolok, tempat penjemuran,pengasapan dan penggaraman bahan-bahan berasal dari hewantempat menyamak kulit dan tempat pemerah susu ;
j. pabrik-pabrik barang porselin dan tanah, tempat-tempat pembu-atan batu merab, genteng, macam-macam tegel (pavius entegel),tempat membuat barang dari gelas, tempat membuat gampingdan gips dan tempat-tempat membuat kapur ;
k. yang dipergunakan untuk tempat meleleh logam, tempat menge-cor logam, tempat tukang besi, tempat pencairan logam (metaalpalenrij), tempat pemaparan (platterij) tempat membuat barang-barang dari Iogam tentba/a dan blik dan tempat membuat ketel ;
l. tempat membuat kapal, memecah batu, penggergajian, bikingilingan (molen) dan kereta, tempat membuat tong-tong dan per-tukangan kayu ;
m. tempat penggilingan tras, tempat penyulingan minyak ;
n. yang dipergunakan untuk tempat persewaan kendaraan ber-
. motor;o. tempat yang dipergunakan menenun dan membatik : '
tempat penjemuran tembakau ;
pabrik tapioka ;
pabrik-pabrik yang mengerjakan karet mentah; karet rnatang danbahan-bahan yang mengandung getah perca atau kaucuk ;
s.-..pergudangan ;
t. 'toko/warung dalam bangunan tetap ;
. u. semua tempat-tempat usaha lain yang dapat menimbulkan baha-ya, kerugian atau gangguan.
(2) Tempat-tempat usaha lain yang harus memiliki Izin Undang-UndangGangguan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini :
5-
p.
q.
r
6-
lii'.:
a
I
Il't
iili.
LD Tahun 1994 No. 54 Seri:DNomor:53
a. Usaha di bidang pariwisata yaitu :
l) rumah makan/restoran ;
2) bar, biliar, diskotik, night club, panti pijat, bioskop, amu-sement centre, barber shop, klinik kesegaran jasmani,
karaoke ;
3) hotel, motel, tosmen, penginapan remaja, pondok wisata,
mandala wisata dan sejenisnya ;
4) biro perjalanan umum, wisata tirta, obyek wisata, gelang-
gang bowling, gelanggang renang, taman rekreasi ;
5) impresariat, musik hidup, penyelenggaraan kesenian tradi-sional.
b. Bengkel mobil, service station, cat, las, duko, service diesel,
karoseri dengan luas di atas 2ffi m2.
c. Ruang/gudang/tempat penyimpanan/penimbunan barang-barangtempat usaha ;
d. Tempat-tempat usahr yang menjual bahan peledak yang mudah
terbakar/menguap; bahan'bahan kimia dan .yang sejenis.
e. Penggunaan mesin diesel/agregat, motor/dinamo dengan
kekuatan 3 PK ke atas ;
f. Perusahaan konpeksi dengan jumlah mesin 5 buah ke atas ;
g. Pengelolaan gedung-gedung"perkantoran/pertokoan ;'
h. Apotek ;
i. Klinik spesialis. rumah sakit bersalin dan laboratorium ;
j. Perusahaan studio rekaman ;
k. Jenis-jenis usaha yang pemberian Izin Undang-Undang Gang-guan dilaksanakan oleh Walikotamadya akan ditetapkan kemu-dian.
, BAB IIITATA CARA PENGAJUAN PERI\{OHONAN IZIN TEMPATUSAHA BERDASARKAN {-INDANG.I]NDANG GANGGUAN
Pasal 5
Persyaratan untuk mengajukan perntoltonan izin adalah sebagai berikut :
a. mengisi dan menandatangani daftar isian formulir.
b. tbto kopi surat izin lokasi (bagi usaha kawasan).
c. foto kopi KTP pemohon.
d. NPWP perusahaan.
LD Tahun 1994 No. 54 Seri:DNomor:53
pendirian bagi perusahaan yang berstatus badane. foto kopi akte
hukum.
o
h.
foto kopi PBB tahun terakhir.
foto kopi sertifikat tanah/bukti perolehan tanah.
rancangan tata letak instalasi, mesin/peralatan dan perlengkapan
bangunan industri yang telah disetujui oleh pimpinan perusahaatr
(bagi perusahaan industri).
surat persetujuan tetangia/masyarakat yang berdekatan.
bagan akhir proses produksi dilengkapi dengan dafiar bahan
baku/penurrjang dan bagan akhir pengolahan limbah.
Izin Mendirikan Bangunan/Izin Penggunaan Bangunan.k.
Pasal 6
(1) Permohonan izin Undang-Undang Gangguan perluasan diajukan
secara tertulis kepada Gubernur Kepala Daerah cq.'Kepala Kantor
Ketenteraman dan l(etertiban melalui Kepala Bidang Ketertiban
Tempat Usaha dan Penanggulangan Bencana'
(2) Permohonan untuk memperoleh izin Undang-Undang Gangguan/
perluasan dan daftal ulang bagi perqsahaan dalam rangka penanam-' in moclal (PMA/PMDN) disampdikdn melalui Badan Koordinasi
Perunamarr Modal Daerah (BKPMD).
(3) Setelah permohonan dan kelengkapan . diteliti oleh BKPMD
kentudian dengan surat pengantar berkas permohonan disampaikan' kepada Kepala Kantor Ketenteraman dan Ketertiban cq' Bidang
Ketertiban Tempat Usaha dan Penanggulangan Bencana untuk di-' prosespenyelesaiannYa.
(4) Kepala Bidang Ketertiban Tempat Usaha dan Penanggulangan-
Bencana memproses dan nrenerbitkau izin Undang-Undang Gang-
guan yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Ketenteraman dan
Ketertiban atas nama Gubernur Kepala Daerah.
Pasal 7
(l) Proses penerbitan izin Undang-Undang Gangguan Perusahaan Ka-
,.\r?sarl, Perusahaan Inclustli/Non industri di luar kawasan dilakukan
tidak boleh lebih dari 32 hari kerja sejak diterimanya berkas perno-
Itonan secara lengkaP.
(2) Prosedur penyelesaian izin Undang-Unclan*u Gangguan sebagaimana
diuraikan pada Bab V Pasal 12 surat keputusan ini.
LD Tahun 1994 No. 54 Seri:DNomor:53
BAB IV
JANGKA WAKTU BERLAKI.JFIYA IZIN TJNDANG-I.]NDANG
CINCCUAN DAN PENETAPAN BESARNYA RETRIBUSI
Pasal 8
(l) Jangka rvaktu berlakunya izin Undang-Undang Gangguan ditetapkan
selama usaha tersebut masih berjalan'
(2) ierhadap izin Undang-Undang Gangguan sebagaimana dimaksud-' ,y"i it)'pasat ini dilakukan pendafraran ulang setiap 5 tahun sekali
dalam rangka pengendalian dan pengawasan'
Pasal 9
Untuk setiap penerbitan izin Undang-Undang Gangguan maupun
oendaftalan kembali izin Undang-Undang Gangguan, balik nama' ganti
L"r.t Oit*n.kan retribusi soouai dengan Peraturan Daerah Daeralt
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 1992'
Pasal 10
Pembayaran retribusi dimaksud pada ayat (l) dan (2) dibayar langsung
kepada-KasDaeralrataumelaluiBendaharawanKlrususPenerirna.
BAB V
PROSEDT'R PENYELESAIAN IZIN I.TNDANG-UNDANG
GANGGUAN PENDAFTARAN ULANG, BALIK NAMADAN GANTI\ryREK
Bagian Pertama
Prosedur Penyelesaian lzin Undang-Undang Gangguan
Pasal 1l
Prosedur penyelesaian izin Undang-Undang Gangguan sebagai berikut :
1. Pemohon berkewajiban :
a. Mengisi formulir permohonan yang telah disediakan dan me-
lengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5'
b. Mengajukan formulir yang telah lengkap kepada KepalaXantor
Ketentiraman tlan Ketertiban melalui Bidang Ketertiban Tempat
'UsahadanPenanggulanganBencanacq'seksiAdministrasiPer-
izinan.
8-
LD Tahun 1994 No. 54 -9- Seri:DNomor:53
2. Seksi Administrasi Perizinan :
a. Menerima, meneliti dan mencatat berkas permohonan. ,r
b. Mengajukan berkas permohonan yang telah lengkap kepada
Kepala Bidang Ketertiban Tempat Usaha dan Penanggulangan
Bencana.
3. Kepala Bidang Ketertiban Tempat Usaha dan Penanggulangan Ben-' cana berkewajiban :
a. Menerlma dan meneliti berkas permohonan.
b. Menghitung dan menandatangani surat setoran retribusi untuk
disampaikan kepada pemohon melalui Kepala Seksi Administrasi' Perizinan.
Kegiatan pada angka 2 dan3 berlangsung selama t hari kerja.
4. Seksi Administrasi Perizinan :
a. Menerima kembali berkas permohonan yang telah didisposisi
oleh Kbpala Bidang Ketertiban Tempat Usaha dan Penang-
gul3ngan Bencana.
b. Menyiapkan BPD 069 Ret untuk pe"mbayaran retribusi oleh
pemohon pada loket yang ditentukan;
. c. Mencatat permohonan izin Undang-Undang Gangguan tersebut
dalam buku register.
d. Menyampaikan tembusan permohonan kepada instansi terkait
untuk mendapatkan pertimbangan bilamana diperlukan sesuai
dengan bidang tugasnya, .meliputi Dinas Kebakaran, Dinas. Pengawasan Pembangunan Kota, Dinas Kesehatan, Dinas
Perindustrian, Dinas Tata Kota, Kanwil Departemen Tenaga
Kerja, BKPMD Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Dinas Pariwisa-
ta, Binmas Polda Metro jaYa.
e. Melakukan pemeriksaan setempat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
f. Menyiapkan hasil laporan pemeriksaan setempat atas tempat
usaha setempat.
g. Proses pemberian rekomendasi oleh instansi terkait selambai-
lambatnya 15 lrari kerja sejak diterimanya permintaan penim-
bangan permohonan izin Undang-Undang Gangguan.
h" Menyiapkan konsep perbal izin yang persyaratan lampirannya
sudah lengkap dan telah melunasi biaya letribusi'
i. Meneruskan konsep perbal izin yang persyaratan lampirannya. sudah lengkap tersebut kepada Kepala Bidang Ketertiban Tempat
Usaha dan Penanggulangan Bencana.l
l
LD Tahun 1994 No. 54 10- Seri:DNomor:53
j. Menyiapkan surat penolakan izin yang ditanda tangani oleh
Kepala Kantor Ketenrcraman dan Ketertiban apabila masyarakat
sekitar tempat usaha mengajukan keberatan dan atau
pertimbangan/rekomendasi dari instansi terkait menyatakan
bahwa permohonan izin dimaksud tidak memenuhi syarat sesuai
dengan ketentuan/persyaratan yang berlaku.
Kegiatan pada angka 4 berlangsung selama 25 hari kerja'
Kepala Bidang Ketertiban Tempat Usaha dan Penanggulangan Ben-
cana berkewajiban :
a. Menerima dan meneliti konsep perbal dan surat .izin yaug
diajukan.
b. Membubuhkan paraf persetujuan di atas konsep perbal izin.
c. Mengajukan konsep perbal izin tersebut kepada Kepala Kantor
Ketenteraman dan Ketertiban.
Kegiatan pada angka 5 berlangsung selama 2 hari kerja.
Kepala KantorKetenterafian dan Ketertiban berkewajiban :
a. Menerima dan mernaraf perbal serta menandatangani izin tempat
usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan.
b. Mengembalikan perbal dan izin Undang-Undang Gangguan yang
sudah ditandatangani kepada Seksi Administrasi Perizinan
melalui Kepala Bidang Ketertiban Tempat Usalta dart Penang-
gulangan Bencana.
Kegiatan pada angka 6 berlangsung selama 2 hari kerja.
Seksi Administrasi Perizinan berkewajiban :
a. Menerima izin Undang-Undang Gangguan.
b. Memberi nomor dan mencatat izin tersebut dalam buku register.
c. Menyampaikan surat izin tersebut :
- Asli kepada pemohon, setelah dibubuhi leges.
- Lembar kedua kepada Departemen Dalam Negeri.
- Lembar ketiga kepada Dinas Pendapatan Daerah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.
- Lembar keempat kepada Walikotamadya yang belsangkutan.
- Lembar kelima kepada Seksi Inventarisasi dan Dokumentasi.
Kegiatan pada angka 7 berlangsung selama 2 hari kerja.
a. Pemohon berhak menerima izin tempat usaha berdasalkan
Undang-Undang Gangguan setelah melunasi seluruh retlibusi
yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
li-!r;
il,1,
lir
5.
6.
8.
LD Tahun 1994 No. 54 -11 - Seri:DNomor:53
b. Pemohon berkewajiban menempelkan/menempatkan izin terse-but pada tempat yang mudah dilihat dalam ruangan tempatusahanya.
Pasal 12
Bagan mekanisme penyelesaian izin Undang:{Jn6s.g Gangguan seba-gaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Pasal 13
Jangka waktu penerbitan izin Unclang-Undang Gangguan selarnbat-Iambatnya 32 hari kerja terhitung sejak permohonan tersebut diterimasecara lengkap dan benar.
Pasal 14
Dalam hal diperlukan pertimbangan Kantor Ketenteraman dan Ketertibanmenyampaikan I (saru) lembar tembusan permohonan izin kepadainstansi terkait untuk memperoleh peftimbangan teknis sesuai denganbidang tugasnya, meliputi Dinas Kebakaran, Dinas pengawasan
Pembangunan Kota, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian. Dinas TataKota, BKPMD, Kanwil Tenaga Kerja dan Binmas Polda Metro jaya.
:
Pasl 15
Pemohon izin tempat usaha berdasarkan Undang-Undang Ganggudndapat ditolak apabila tempat usaha yang dimohon dinilai menimbulkanbahaya, gangguan maupun kerugian pada or.ang lain atau tidakmemenuhi persyaratan teknis dari instansi terkait atau tidak dapatmelunasi retribusi.
Pasal L6
,A,pabila pada saat mengajukan permohonan izin Undang-UndangGangguan, ternyata perusahaan telah berjalan, maka perusahaan tersebutdiwajibkan membayar biaya tambahan sesuai ketentuan.
Bagian Kedua
Prosedur Pendaftaran Ulang Izin Undang-Undang Gangguan
Pasal l7
Prosedur Pendaftaran Ulang Izin Undang-Undang Gangguan aclatalrsebagai berikut :
. LD Tahun 1994 No, 54 12- Seri:DNomor:53
a. Permohonan daftar ulang diajukan secara tenulis kepada Gubernur
Kepala Daerah cq. Kantor Ketenteraman dan Ketertiban dengan
meugisi formulir pendaftaran ulang serta dilarnpiri dengan foto kopi
izin Undang-Undang Gangguan. nomor pokok wajib pajak (NPWP)
dan foto koPi PBB terakhir.
b. Bagi perusahaan yang telah melengkapi persyaratan sebagaimana
ctalam huruf a di atas, diadakan penelitian ke lapangan oleh petugas
Kantor Ketenteraman dan Ketertiban cq. Bidang Ketertiban Tempat
Usaha dan Penanggulangan Bencana serta meminta pertimbangan
instansi terkait apabila diperlukan.
c. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan ternyata izin
usahanya tidak sesuai lagi dengan izin yang dimiliki semula maka
perusahaan yang bersangkutan diharuskan mengajukan permohonan
izin baru.
d. Apabila berdasarkan pemeriksaan di lapangan ternyata terdapat per-
luasan kegiatan .usahanya tidak sesuai dengan izin yang dimilikinya
maka perusahaan tersebut diharuskan mengajukan permohonan izin
perluasan.
Proses penyelesaian pendaftaran ulang izin selambat-lambatnya 10 hari
kerja sejak ditelimanya permohonan pendaftaran ulang.
Bagian Ketiga
Penyelesaian Balik Nama dan Ganti l\Ierek IzinUndang-Undang Gangguan
Pasal 18
Dalam hal terjacli peralihan hak atas perusahaan dan atau perubahan
merek perusahaan, maka surat izin Undang-Undang Gangguan yang
bersanslutan harus dibalik nama dan atau diganti merek.
Pasal 19
Prosedur penyelesaian balik nama dan ganti merek izin Undang-Undang
Gangguan adalah sebagai berikut :
a. Permohonan balik riama diajukan secata tertulis kepada Gubernur
Kepala Daerah cq. Kepala Kantor Ketenteraman dan Ketertiban de-
ngan mengisi formulir serta dilarnpiri dengan akte pengalihan hak
(penyerahan perusahaan/akte jual beli perusahaan, hibah/warisan)'
ikte pendirian perusahaan, foto kopi izin, nomor pokok wajib pajak
(NPWP), pe,lunasan PBB tahun terakhir.
LD Tahun 1994 No. 54 Seri:DNomor:53
b. Permom)nAn ganti rner.ek diajukan secara tertulis kepada GubernurKepala Daerah cq. Kepala Kantor Ketenteraman dan Ketertibandengan mengisi formulir serta dilampiri dengan tbto kopi izinUndang-Undang Gangguan, surat pernyataan ganti merek, N?Wp,pelunasan PBB tahun rerakhir.
c. Bagi perusahaan yang telah melengkapi persyaratan sebagaimanadalam huruf a dan b di atas, diadakan penelitian lie lapangan olehpetugas Kantol Ketenteraman dan ketertiban cq. Bidang KetertibanTempat Usaha dan Penanggulangan Bencana.
d. Apabila berdasalkan penelitian di lapangan ternyata kegiatan usaha-nya tidak sesuai dengan izin yang dimiliki ataupul.l ada perluasankegiatan usahanya yang tidak sesuai dengalr izin yang climiliki, nrakapernrohonan balik nama atau ganti merek tersebut clapat rJitolak.
Proses balik nama izin dan ganti merek selambar-lambarnya l0 harikerja sejak ditelimanya permohonan.
BAB VISANKSTPasal 20
(1) Pelanggaran atas keputusan ini dikenakan sanksi sesuai ketentuanyang herlaku.
(2) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud parJa ayat (l) pasal ini di-dahului oleh peringatan terrulis kepada pelanggar sebanyak 3 kaliberturut-turut dengan tenggang waktu sebagai berikut :
13
a, Peringatan Pertatnab. Peringatan Keduac. Peringatan Ketiga
14 hari7 hari3 hari
atau menurut pertimbangan Gubernur,Kepala Daerah berdasarkanbesar kecilnya tingkat pelanggaran atau dampak/ancaman gangguan.kerugian dan bahaya yang ditimbulkan.
(3) Apabila pelingaran I, II dan IiI sebagaimana dirnaksud pada ayat (2)pasal ini tidak diindahkan maka ter.hadap perusahaan yangmelakukan pelanggaran tersebur pada ayat (l) dikenakan tindakanpenertiban befupa penghentian kegiatan usaha, penutupan/penyegel-an perusahaan ataupun tindakan lain yang dapat mencegah berjalan-nya kegaitan usaha dimaksud. yang dilaksanakan oleh KantorKetenterarnan dan Ketertiban bersama instransi terkait.
Pasal 2lApabila te{adi keberaran dari masyar.akat, yang diakibatkan olelr kegi-atan perusahaan yang menimbulkan gangguan dan ataq pencenaran ling-kungan, maka perusahaan dintaksud akan dikenakan sanksi sebagaimanadiatur dalam ketentuan perusnang-undangan yang berlaku.
LD Tahun 1994 No. 54
SEKRETARIS IVILAYAII/DAERAI{ KHUSTIS
IBUKOTA JAKARTAu.b.
KEPALA BIRO HUKTJ}I'
T.M. SILALAIII' SH.
Ditetapkan di : Jakarta
pacla tanggal : 2 Juni 1994 .--------CUNENUN KEPALA DAERAI{ KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA'
Seri:DNomor:53
SURJADI SOEDIRDJA
-t4
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Dengan berlakunya Keputusan ini maka :
l. i.eputusan Gubentur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakafta Nomor
tZiO tatrun 1985 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Permo-
honan clan Penyelesaian Penyecliaan Tanah dan Pemberian Hak atas
Tanah, pembeiian Izin Bangunan, Izin undang-undang Gangguan
serta Pelayanan Daerah bagi Perusahaan-perusahaan yang mengada-
kan Penanaman Moclal menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1967 dan Undang-Undang Nomor' 6 Tahun 1968 di wilayah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta ;
2. Surat Keputusan Guberuur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta
NomorlT3lTahunlg85tentangPemberianWewenangkepadaKetua Badan Koorcliuasi Penanaman Modal Daerah Daerah Khusus
IbukotaJakartauntukdanatastramaGubernurKepalaDaerahff,uiu, Ibukota Jakarta menandatangani surat/keputusan izin daerah/
t"p*uon izin daerah/keputusan pemberian hak atas tanah atas
peimohonan yang ctiajuftan oleh perusahaan-perusahaan yattq
mengadakan p.nunut run modal menurut Undang-Uridang Nornor 1
Tahrin 1967 dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 ;
3. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor
lgi+ tatrun 1988'tentang Petunjuk Pelaksanaan Permohonan dan
penyelesaian izin tempat usaha berdasarkan Undang-Undang Gang-
guan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta ;
dinyatakan tidak berlaku lagi'
Pasal 23
(1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam keputusan ini akan ditetap-
kan kemudian.
(2) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan'
LD Tahun 194 No. 54 -15-
BAGAN MEKANISME PENYELESAIAN IZINT]NDANG.TJNDANG GANGGUAN
WILAYAII KOTAMADYA
Seri:DNomor:53
PEMOHON PEMOHON
4-
;
I
INSTANSI TERKAIT .
DINAS KEBAKARAN
DINAS PENGAWASAN PEMSANGTJNAN :KOTA
DINAS KESEHATAN
DINAS PERINDUSTRIAN
DINAS TATA KOTA
KANWIL DEPARTEMEN TENAGA KERJA
BINMAS KODAK METRO JAYA
B KPMD
DINAS PARIWISATA
(nrat
z
OJrt)
(h
pa
ag
!4t<*u!gH<<r3ftt hEEXEzFI
;)
d&x
OE
EE47lu;o9E;fdEt.FEEEHE63 PEOE
€sEEt*F9* e!EEF+E
9.4; E E E!EFd;;r s 1l $ E
E..E 1= E # H'r.99='9'*F'6 6 6 F Hd>>Edi
tl
0zz
Fg
zrhrbz.orhvzA7ptLzA7Dz.N
\oi ,z, l{IEc l{tr lv)-g I r.t
6tHh lrrls l>-e tzz tEt
- l&=tJI lRg IfrE lOE tcI lc.ox lz6o\ l<({ $t ufaOrl Jg,= el dp.6,-l
ES-l# \O Nl,il
Itr " "l
: ea$lZ Uzt-lso\o\
-zi<=nt-= za11J
>on fro>
,aakoF
G
n (}-lv
r-9€Ie
ci6Ef;gtaE
!1
F
r*.rlvtrd.88E=B6iJEE(dtrgd d
855E.€ *,::F tr
g,:
I tgrlltlIY d
h
.9eco.etrE'ii<9.- 9r,j{
rn
a
-Fl _1
tt+
| _-^.f=-- -Er-----"---{-;-::-rI
I
(
tl tI
At'
G5(l50tsEFe
er
nd
td
L
dN
uoX
i !e e cE EE TEE€ Eg +p*
E EE EE€
EEFEEEE
EE1E g
i,:;* -sH e:c
Egg;-B-!EEgggBa-ElgE
z -i6! ; i;;,;d dd Dh "c E.il!,jl6ili'j >'i;d;