113
METITERI KESEHATAN REPUBLIK INDONES,IA SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Pemerintah telah menetapkan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik sebagai prioritas utama berdasarkan Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2O1O -2014. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 yang menyatakan bahwa pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk mendukung keberhasilan pembangunan bidang lainnya. Dewasa ini Kementerian Kesehatan tengah melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan sekaligus membangun aparatur agar lebih berdaya guna serta berhasil guna dalam mengemban tugas pokok dan fungsi Kementerian Kesehatan dalam pembangunan nasional. Dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi, serta terjadinya perubahan lingkungan strategis dan agar terselenggara layanan prima bagi masyarakat, maka perlu dilakukan reformasi pengelolaan sumber daya manusia. Dengan demikian, diharapkan kualitas sumber daya manusia meningkat, organisasi berkarakter sebagai pelayan masyarakat, kebijakan membaik, manajemen modern diterapkan, pengawasan ditingkatkan, evaluasi kinerja dilaksanakan, dan disiplin aparatur ditegakkan. Saya menyambut baik tersusunnya dan terbitnya Direktori Kompetensi dan Standar Kompetensi Jabatan PNS di lingkungan Kementerian Kesehatan ini. Direktori akan ini sangat bermanfaat bagijajaran pimpinan Kementeran Kesehatan dalam membina sumber daya aparatur Kementerian Kesehatan, agar mereka memilki integritas tinggi, senantiasa bersikap profesional, dan menjunjung moralitas. Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam menyusun dan menerbitkan direktori ini. Direktori ini belum sempurna, oleh karena itu saran dan masukan para Pembaca sangat diharapkan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa menunjukkan jalan terbaik kepada kita dalam menyukseskan reformasi birokarsi di lingkungan Kementerian Kesehatan. vember 2012 ATAN RI Jakarta Nafsiirh Mboi, Sp.A., M.P.H Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5, Kav 4-9 Jakarta 12950 Telepon/Faksimile (021) 5201591

Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kepmenkes tentang Direktori Kompetensi Jabatan PNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan

Citation preview

Page 1: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

METITERI KESEHATANREPUBLIK INDONES,IA

SAMBUTANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Pemerintah telah menetapkan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahanyang baik sebagai prioritas utama berdasarkan Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentangRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2O1O -2014. Hal ini sesuai denganamanat Undang-undang No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Nasional 2005-2025 yang menyatakan bahwa pembangunan aparatur negaradilakukan melalui reformasi birokrasi untuk mendukung keberhasilan pembangunanbidang lainnya.

Dewasa ini Kementerian Kesehatan tengah melaksanakan reformasi birokrasidalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dansekaligus membangun aparatur agar lebih berdaya guna serta berhasil guna dalammengemban tugas pokok dan fungsi Kementerian Kesehatan dalam pembangunannasional.

Dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dankomunikasi, serta terjadinya perubahan lingkungan strategis dan agar terselenggaralayanan prima bagi masyarakat, maka perlu dilakukan reformasi pengelolaan sumberdaya manusia. Dengan demikian, diharapkan kualitas sumber daya manusia meningkat,organisasi berkarakter sebagai pelayan masyarakat, kebijakan membaik, manajemenmodern diterapkan, pengawasan ditingkatkan, evaluasi kinerja dilaksanakan, dan disiplinaparatur ditegakkan.

Saya menyambut baik tersusunnya dan terbitnya Direktori Kompetensi danStandar Kompetensi Jabatan PNS di lingkungan Kementerian Kesehatan ini. Direktoriakan ini sangat bermanfaat bagijajaran pimpinan Kementeran Kesehatan dalam membinasumber daya aparatur Kementerian Kesehatan, agar mereka memilki integritas tinggi,senantiasa bersikap profesional, dan menjunjung moralitas.

Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telahberperan serta dalam menyusun dan menerbitkan direktori ini. Direktori ini belumsempurna, oleh karena itu saran dan masukan para Pembaca sangat diharapkan.Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa menunjukkan jalan terbaik kepada kitadalam menyukseskan reformasi birokarsi di lingkungan Kementerian Kesehatan.

vember 2012ATAN RI

Jakarta

Nafsiirh Mboi, Sp.A., M.P.H

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5, Kav 4-9 Jakarta 12950 Telepon/Faksimile (021) 5201591

Page 2: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 008/MENKES/SK/I/2013

TENTANG

DIREKTORI KOMPETENSI JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

: a. bahwa untuk mengukur kesesuaian profil kompetensi pegawai negeri sipil dengan kebutuhan kompetensi dari suatu jabatan dibutuhkan standar kompetensi jabatan;

b. bahwa untuk memudahkan dan memandu tim penyusun dalam pelaksanaan identifikasi dan penyusunan standar kompetensi jabatan dipandang perlu untuk menetapkan direktori kompetensi jabatan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Direktori Kompetensi Jabatan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kesehatan;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4015), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4332);

Page 3: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

5. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 164);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

9. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per /VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

11. Keputusan Menteri Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 558/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pola Karier Pegawai Negeri Sipil di Jajaran Kesehatan;

12. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/23.2/M.PAN/2004 tentang Penataan Pegawai Negeri Sipil;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG DIREKTORI

KOMPETENSI JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN.

Pasal 1

Direktori Kompetensi jabatan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian

Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

Page 4: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

Pasal 2

Direktori kompetensi jabatan pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal

(1) secara berkelanjutan akan dievaluasi dan dikembangkan sesuai dinamika

perubahan organisasi pemerintahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Pasal 3

Direktori kompetensi jabatan pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal

(1) digunakan untuk meudahkan tim penyusun dalam mengidentifikasi dan menyusun

standar kompetensi jabatan Pegawai Negeri Sipil dalam menduduki jabatan pada

satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Pasal 4

Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal .9 Januari 2013

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA,

NAFSIAH MBOI

Page 5: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 008/MENKES/SK/I/2013 TENTANG DIREKTORI KOMPETENSI JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

DIREKTORI KOMPETENSI JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

I. PENDAHULUAN

A. UMUM

1. Berdasarkan Pasal 17 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian, ditetapkan bahwa Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu

jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan

kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu

serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras,

atau golongan.

2. Untuk menjamin keadilan, profesionalisme, dan transparansi dalam pengelolaan

sistem manajemen sumber daya manusia, serta menjamin obyektivitas dan kualitas

pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural di Lingkungan

Kementerian Kesehatan, dipandang perlu adanya Standar Kompetensi Jabatan

Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

3. Dalam proses identifikasi kebutuhan kompetensi PNS dalam penyusunan Standar

Kompetensi Jabatan diperlukan suatu panduan yang bermanfaat untuk

memudahkan Tim Penyusun Standar Kompetensi, oleh karena itu dipandang perlu

menyusun Direktori Kompetensi Jabatan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Kementerian Kesehatan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Keputusan Menteri Kesehatan tentang Direktori Kompetensi Jabatan Pegawai

Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kesehatan disusun untuk mempermudah

proses identifikasi kebutuhan kompetensi. Adapun tujuannya adalah untuk

mempermudah dalam penyusunan standar kompetensi calon pemegang jabatan

serta mempermudah penyusunan pola karier.

Page 6: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Keputusan Menteri Kesehatan tentang Direktori Kompetensi Jabatan

Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kesehatan ini meliputi :

1. Unsur Utama dan Klasifikasi Kompetensi.

2. Prosedur penilaian kompetensi dan standar kompetensi jabatan yang mencakup

kompetensi inti, manajerial serta kompetensi teknis.

3. Kamus Kompetensi.

D. PENGERTIAN

Dalam Peraturan Kementerian Kesehatan ini yang dimaksud dengan :

1. Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada

Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana

telah diubah dengan Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999.

2. Direktori Kompetensi Jabatan PNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang

selanjutnya disebut Direkori Kompetensi adalah sebuah kamus yang

mendefinisikan seluruh sebutan kompetensi berikut penjelasan dan batasan, baik

yang bersifat sikap perilaku (soft competency) maupun pengetahuan dan

keterampilan fungsional (technical skill/hard competency) yang diperlukan oleh

organisasi dalam menjalankan misi yang diemban untuk mewujudkan visinya.

3. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh Pegawai

Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang

diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya.

4. Standar kompetensi adalah kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh seorang

Pegawai Negeri Sipil untuk menduduki suatu jabatan.

5. Kompetensi inti adalah kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap pegawai

sesuai dengan pangkatnya.

6. Kompetensi manajerial adalah karakteristik yang mendasari individu dengan

merujuk pada kriteria efektif dan/atau kinerja unggul dalam jabatan tertentu.

7. Kompetensi teknis adalah kemampuan yang diperlukan oleh setiap Pegawai

sesuai dengan bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

8. Level kompetensi adalah tinggi rendahnya suatu kompetensi yang diperlukan

dalam jabatan.

Page 7: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

9. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,

wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan

organisasi negara.

10. Jenjang jabatan adalah tingkat jabatan seorang Pegawai Negeri Sipil yang

menunjukan kedudukan dan fungsinya dalam organisasi.

11. Pemegang jabatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang menduduki suatu jabatan

struktural tertentu si lingkungan Kementerian Kesehatan.

12. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.

13. Jabatan struktural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,

wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin

suatu sistem organisasi Negara.

14. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung

jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan

organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian

dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.

15. Ikhtisar jabatan adalah uraian tugas yang disusun secara ringkas dalam bentuk

suatu kalimat yang mencermikan pokok-pokok tugas jabatan.

16. Uraian tugas adalah suatu paparan tugas atau bentangan atas semua jabatan

yang merupakan tugas pokok yang dilaklukan oleh pemegang jabatan dalam

memproses bahan kerja emnjadi hasil kerja dalam konsisi tertentu.

17. Penilaian kompetensi adalah proses membandingkan kompetensi jabatan yang

dipersyaratkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh pemegang jabatan atau

calon pemegang jabatan.

18. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah Pejabat Pembina Kepegawaian

sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur

tentang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil,

dalam hal ini Menteri Kesehatan.

Page 8: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf
Page 9: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 7 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

KATA PENGANTAR

Dalam upaya membangun Kementerian Kesehatan yang unggul dan terpercaya

dibutuhkan Sumber Daya Aparatur yang profesional dan berkompetensi. Setiap aparatur

Kementerian Kesehatan perlu memiliki kompetensi yang sesuai dengan yang dipersyaratkan

dalam pekerjaannya atau jabatannya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Kepala Badan

Kepegawaian Negara yaitu Perka BKN RI No. 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan

Kompetensi jabatan.

Melalui pendekatan Standar kebutuhan Kompetensi Jabatan (SKJ) dan Kompetensi

Individu (KI), fungsi Manajemen Sumber Daya Aparatur akan lebih terukur, dimana proses

pengambilan keputusan dalam pengembangan kepegawaian didasarkan pertimbangan

kebutuhan standar kompetensi jabatan dan kompetensi Individu untuk mencapai tujuan dan

misi organisasi. Implementasi ini membutuhkan beberapa tahapan dan untuk itu perlu

diterbitkan referensi yang mendefinisikan kompetensi yang dibutuhkan oleh Kementerian

Kesehatan. Referensi tersebut berupa Direktori Kompetensi jabatan yang digunakan sebagai

acuan standar untuk mengidentifikasi sikap perilaku, pengetahuan dan keterampilan yang

dibutuhkan pada setiap jabatan serta kemampuan pegawai.

Ucapan terimakasih kepada Tim penyusun Direktori Kompetensi Jabatan, atas kerja

kerasnya dalam menyusun Direktori ini. Komitmen semua pihak sangat dibutuhkan agar sistem

yang sedang berjalan memberikan manfaat bagi menumbuh-kembangkan organisasi

Kementerian Kesehatan dimasa yang akan datang dan berdampak terhadap peningkatan

pelayanan prima kepada masyarakat.

Jakarta, November 2012

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan,

dr. Ratna Rosita, MPHM

Page 10: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 8 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

Berdasarkan Pasal 17 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian ditentukan

bahwa pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip

profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang

ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat objektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin,

suku, agama, ras atau golongan.

Untuk menjamin objektivitas, keadilan dan transparansi pengangkatan Pegawai Negeri Sipil

dalam jabatan dan guna mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta

menjamin keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintah dan pembangunan, perlu ditetapkan

Standar Kompetensi Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri

Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental, nilai-nilai, keyakinan dan motif yang

diperlukan dalam perilaku pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil

tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, penugasan/pengalaman atau pun

bakat bawaan (talent).

Kompetensi Inti adalah kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap pegawai sesuai

dengan pangkatnya.

Kompetensi Manajerial adalah kompetensi yang diperlukan oleh setiap pejabat sesuai

dengan bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Direktori Kompetensi, yaitu sebuah kamus yang mendefinisikan seluruh sebutan kompetensi

berikut penjelasan dan batasan, baik yang bersifat soft competency maupun pengetahuan dan

keterampilan fungsional (technical skill / hard competency), yang diperlukan oleh organisasi

dalam menjalankan misi yang diemban untuk mewujudkan visinya.

Kompetensi Jabatan atau Standar Kompetensi Jabatan adalah persyaratan kompetensi

minimal yang harus dimiliki seorang PNS dalam pelaksanaan tugas jabatan

Kompetensi Individu adalah level kompetensi yang dimiliki seorang individu atau

pegawai.

Pencatatan kompetensi individu dapat dilakukan melalui penilaian atau assesment dan

Manajemen Kinerja. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pegawai pada suatu waktu

Implementasi Manajemen Sumber Daya Aparatur

Berbasis Kompetensi

Page 11: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 9 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

tertentu adalah seluruh kompetensi yang tercantum pada Standar Kompetensi Jabatan dari

jabatan yang sedang ia duduki. Semakin banyak jabatan yang pernah diduduki oleh seorang

pegawai, maka jenis dan tingkat kompetensi yang ia miliki akan semakin berkembang.

Pencatatan kompetensi teknis pegawai yang mengacu kepada Direktori Kompetensi

merupakan pendekatan baru. Selama ini kompetensi teknis pegawai dapat dilihat dari Sistem

Informasi Kepegawaian secara tidak langsung, yaitu menggunakan Riwayat jabatan serta

riwayat pendidikan dan pelatihan merupakan penduga bagi kompetensi pegawai.

Manajemen Sumberdaya Manusia Berbasis Kompetensi dapat diartikan sebagai “suatu

proses penataan pegawai yang di mulai dari rekruitmen, seleksi, penilaian kinerja, pelatihan

dan pengembangan, perencanaan karier, kompensasi sampai dengan pensiun dimana proses

pengambilan keputusannya didasarkan pada informasi kebutuhan kompetensi jabatan dan

individu untuk mencapai tujuan organisasi seperti tergambar dibawah ini:

Perlu dipahami bahwa aspek sikap mental, nilai, keyakinan, motif, faktor bawaan atau kualitas

pribadi mendapat perhatian khusus di dalam pengelolaaan sumber daya aparatur karena faktor

ini sangat menentukan bagi seseorang untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan

keterampilan dalam wujud perilaku kerja disamping beberapa aktivitas yang berkaitan dengan

tujuan organisasi, seperti dalam pepatah : “Hire for trait, Train for skill” dimaksudkan bahwa

trait, bawaan seseorang, lebih memungkinkan diperoleh melalui seleksi dan rekrutasi diawal,

sedangkan pengetahuan dan keterampilan bisa dilatih dan dikembangkan lebih mudah .

Tercapainya visi dan misi Kementerian Kesehatan tergantung daripada bagaimana organisasi

ini membangun kemampuan organisasi (Organization Capability) untuk menjalankan renstra

yang telah ditetapkan. Untuk itu kebijakan sumber daya aparatur diarahkan sesuai dengan

penetapan arah kedepan organisasi. Dari sisi sumber daya manusia, kemampuan organisasi

dalam menjalankan rencana strategis diwujudkan dengan profil jabatan dan standar kompetensi

Performansi

Evaluasi

dan

Job

Design

Seleksi

Pelatihan

dan

Pengembangan

Jalur Karir

Perencanaan

dan

Suksesi

Rekrutmen

Kompensasi

Informasi:

· Jabatan:

Kompetensi yang

dibutuhkan

· Individu:

Kompetensi yang

dimiliki

Page 12: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 10 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

jabatan, dan selanjutnya tergantung pengembangan kompetensi individu yaitu dengan fokus

pada pengembangan sikap/perilaku dan ketrampilan dan pengetahuan yang sangat diperlukan

dan sejalan dengan visi, misi dan rencana strategis. Dengan demikian diharapkan pegawai

termotivasi untuk meningkatkan kompetensinya karena setiap peningkatan kompetensi akan

terkait dengan prospek pengembangan dirinya dan karirnya di organisasi.

Direktori Kompetensi ini disusun berdasarkan uraian tugas dan aktivitas pekerjaan sehari hari

yang dilakukan oleh pegawai. Untuk kompetensi sikap mental - perilaku (Soft Competency),

ditinjau dari hubungan antara pegawai dengan organisasi, pegawai dengan tingkat 1 sampai 2

perilakunya dipengaruhi oleh organisasi dalam bentuk sistem dan prosedur yang berlaku,

semakin rendah tingkat semakin besar dipengaruhi organisasi. Sebaliknya, pegawai dengan

tingkat 3,4 sampai 5 mempengaruhi organisasi (semakin tinggi level semakin besar pengaruh

seorang pegawai ke organisasi), karena perilaku dan pemikiran pegawai tersebut dapat

mempengaruhi sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi Kementerian Kesehatan ke

arah yang lebih baik.

Makna umum setiap angka level untuk kategori soft competency sebagai berikut:

Level 1 : Mampu membina diri sendiri sehingga dapat melaksanakan tugasnya.

Level 2 : Mampu membina orang lain sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya.

Level 3 : Mampu membina tim kerja di tempatnya, sehingga dapat meningkatkan kinerja

tim tersebut.

Level 4 : Mampu membina unit kerja, sehingga dapat meningkatkan prestasi unit kerja.

Level 5 : Mampu membina organisasi, sehingga dapat meningkatkan prestasi organisasi.

Kompetensi Teknis-Pengetahuan dan Keterampilan

Kompetensi Teknis-pengetahuan dan keterampilan adalah informasi yang dimiliki pegawai

dalam melaksanakan pekerjaan dan kemampuan melakukan pekerjaan secara fisik dan mental

yang diperlukan oleh seorang pegawai untuk menangani pekerjaannya. Kompetensi Teknis

dikelompokkan menurut bidang-bidang pekerjaan di Kementerian Kesehatan.

Setiap uraian kompetensi dibuat definisi, serta uraian deskripsi perilaku dalam 5 tingkat.

Makna umum setiap angka level untuk technical competency sebagai berikut:

Level 1 : Memahami cara kerja tentang pengetahuan atau keterampilan di bidang

tersebut.

Level 2 : Menggunakan/ penerapan cara kerja.

Level 3 : Menerapkannya dan menggunakan sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan serta dapat mengatasi masalah-masalah yang bersifat rutin.

Page 13: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 11 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

Level 4 : Berpengalaman, ahli dan diakui dapat mengatasi masalah, memiliki otoritas

bidang tersebut..

Level 5 : Mahir dan dapat mengatasi situasi yang kompleks dan mengintegrasikan dengan

bidang lain

Pemanfaatan Kompetensi dalam penataan sumber daya aparatur di Kementerian

Kesehatan :

Faktor Kompetensi ini dapat berfungsi dalam proses penerimaan pegawai, seleksi,

penempatan, manajemen kinerja, penggajian dan pemberian insentif, kesejahteraan, pelatihan,

pengembangan dan sebagainya). Selain hal tersebut diatas faktor kompetensi ini dapat

digunakan antara lain :

a. Untuk mengingatkan Kompetensi pegawai yang bersangkutan bahwa pedoman

kompetensi jabatan merupakan pedoman deskripsi sikap perilaku yang dituntut dalam

menjalankan tugas jabatannya, Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) ini dapat

melengkapi Uraian tugas dalam analisis jabatan dan selalu ditandatangani oleh pejabat

yang bersangkutan serta atasan guna mengingatkan kesadarannya “awareness“.

b. Tersedianya informasi tentang kompetensi memberi sarana untuk menemukan seorang

pakar di bidang tertentu secara sistematis.

c. Manajemen Pengetahuan; pegawai-pegawai dengan kompetensi sejenis dapat

bersama-sama menggunakan pengetahuan yang ada pada Kamus Kompetensi

bertukar pengetahuan dan pengalaman praktis dan kemudian mengembangkan

pengetahuan tersebut untuk diterapkan sebagai metode standar di satuan kerja unit

kerja di Kementerian Kesehatan.

d. Komunikasi lintas fungsi dan lintas batas organisasi dapat dilakukan dengan lebih jelas

dan lebih akurat menggunakan sebutan kompetensi yang distandarkan, sehingga lebih

dimungkinkan untuk memanfaatkan kemampuan para pegawai yang ada di berbagai

bagian satuan kerja secara optimal.

e. Standar Kompetensi Jabatan dapat dijadikan pedoman untuk penilaian kinerja

pegawai sehingga penilaian pegawai didasarkan pada kedua hal yaitu sikap perilaku

dalam menjalankan tugas pekerjaannya, yang tercantum pada kompetensi.

f. Analisis Kebutuhan Training didasarkan Gap Kompetensi antara Standar Kompetensi

Jabatan dan Tingkat Kompetensi yang dimiliki oleh individu, dengan demikian

Kompetensi yang dibutuhkan adalah sesuai untuk pelaksanaan tugas pekerjaan di

Kementerian Kesehatan.

Page 14: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 12 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

Oleh sebab itu, akan lebih tepat kiranya untuk menyebut Direktori Kompetensi, Standar

Kompetensi Jabatan, data Kompetensi Individu di dalam Sistem Informasi Kepegawaian, serta

Sistem Manajemen Kinerja sebagai komponen-komponen pembentuk Sistem Manajemen

Kompetensi (Competency Management System).

Kami menyadari bahwa penyusunan direktori kompetensi dan standar kompetensi jabatan

yang dilakukan belum sempurna, namun dengan semangat reformasi, maka saran dan

perbaikan dari seluruh Unit Kerja, Narasumber dan Tim Kerja serta semua pihak maka Insya

Allah implementasi manajemen sumber daya aparatur berbasis kompetensi mampu

menyelesaikan permasalahan dan meningkatkan efektivitas di lingkungan Kementerian

Kesehatan. Dan akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja

dengan maksimal sehingga direktori kompetensi dan standar kompetensi jabatan terwujud.

Jakarta, November 2012

Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan,

dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS

Page 15: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 14 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

Tim Penyusun Direktori Kompetensi

Jabatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan

Pengarah : dr. Ratna Rosita,MPHM

Penanggung Jawab : dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS

Ketua : drg. Yeni Mulyawati, MS

Anggota : 1. drg. Wildan

2. Arif Budiman, SH

3. Eri Arya Wicaksono, Amd

4. Dita Pambudi Widiatmoko,S.Sos

5. Oni Submarwati, S Sos

6. Fitra Sugiarto,SIP

7. Putri Ayu Priditasari, SKM

8. Anita Atriana, SKM

9. Sri Yulianti, S.Kom

10. Anik Sri Handayani, MA

11. Niken Tunjungsari, Amd

12. Handy Nastity, Amd

13. Agnes Widyapurnama, Amd

Narasumber : DR. Dyah Kusumastuti, MSIE

Page 16: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 15 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

II. PENGERTIAN, UNSUR UTAMA DAN KLASIFIKASI KOMPETENSI

A. Pengertian dan Unsur Utama Kompetensi

Dalam ruang lingkup pekerjaan dan organisasi sering kita mendengar kata

kompetensi. Kompetensi memiliki banyak pengertian yang mempunyai aspek

penekanan yang berbeda-beda. Pengertian kompetensi menurut para ahli banyak

didasarkan pada hasil penelitian dan pengamatan masing-masing menurut sudut

pandang pribadi. Pengertian kompetensi yang sekarang banyak dianut oleh para

praktisi manajemen sumber daya manusia dikemukakan oleh Leyle M Spencer Jr. dan

Signe M. Spencer dari eklompok konsultan terkenal Hay dan MacBer (1993).

Menurut mereka berdua, kompetensi adalah ”an underlying characteristic’s of an

individual that is casually related to criterion refferenced effective and/ or superior

performance in a job or situation”. Menurut Kamus Kompetensi LOMA (Lasmadi,

2002) kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang

memungkinkan dia untuk mencapai kinerja yang superior. Aspek-aspek pribadi ini

termasuk sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, penegetahuan dan keterampilan.

Kompetensi dapat diartikan sebagai sikap perilaku (karakteristik individu),

pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kinerja dalam pekerjaannya.

Berdasarkan definisi kompetensi tersebut, kompetensi mengandung tiga hal, yaitu

kompetensi merupakan bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada

seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas

pekerjaan, kemudian kompetensi berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan

yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja serta kompetensi dapat digunakan untuk

mengukur siapa saja yang berkinerja baik dan kurang baik, diukur dari kriteria atau

standar yang digunakan.

Berdasarkan pengertian di atas, secara umum kompetensi mengandung tiga unsur

utama, yaitu sikap (attitude) atau kualitas pribadi (personal quality)/personal attributes

dan berada di wilayah affective domain, pengetahuan (knowledge), berada dalam

tataran cognitive domain, keterampilan/ keahlian (skills), berada pada tataran

psychomotoric domain. Dengan demikian kompetensi dapat diartikan sebagai

kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai berupa

pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan pada tugas jabatannya

sehingga pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif

dan efisien. Ketiga unsur kompetensi tersebut secara langsung mempengaruhi

perilaku (behaviour) seseorang (pegawai) dan pelaksanaan suatu tugas (task).

Pemilikan kompetensi oleh seorang individu diasumsikan akan memberikan kontribusi

besar pada peningkatan kinerja organisasi.

Page 17: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 16 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

B. Klasifikasi Kompetensi

Secara konseptual, kompetensi dapat dibedakan dari beberapa sudut pandang

sebagai berikut :

1. Awalnya, kompetensi dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kompetensi

teknikal dan manajerial.

2. Substansinya: Generic/ soft competencies dan hard competencies.

3. Tingkatan kompetensinya dan efek tingkat kerja: Threshold competencies dan

differentiating competencies

4. Pada tingkat organisasi: Core competencies dan supporting competencies.

Pada tingkat organisasi, kompetensi dapat dibedakan atas kompetensi inti (core

competencies) dan kompetensi pendukung (supporting competencies). Dikotomi

kompetensi tersebut diklasifikasikan menurut perannya dalam mencapai visi, misi,

strategi dan budaya kerja organisasi. Kompetensi tersebut dibutuhkan organisasi

dalam upaya pencapaian visi dan misi organisasi karena diyakini memberikan nilai

tambah dan kemampuan bersaing organisasi. Sebagai contoh jika suatu organisasi

pemerintah memilik visi untuk mengutamakan pelayanan masyarakat maka

kompetensi yang wajib dimilik adalah berorientasi pada pelayanan (customer service

oriented). Kompetensi pendukung biasanya lebih spesifik sesuai dengan bidang

organisasi.

C. Jenis Kompetensi dan Profesi

Kompetensi terdiri dari lima komponen yaitu pengetahuan, keterampilan, nilai, citra diri,

sifat, dan motif. Nilai, citra diri, sifat, dan motif merupakan kompetensi yang tidak terlihat

sehingga lebih sulit dikembangkan dibandingkan kompetensi yang tampak seperti

pengetahuan dan keterampilan. Hal ini menujukkan bahwa kompetensi yang diperlukan

oleh suatu jabatan berbeda sesuai dengan ragam jenis profesi masing-masing. Ilustrasi

berikut merupakan contoh sederhana perwujudan tentang jenis kompetensi dari suatu

profesi.

Jenis Kompetensi dan Profesi

Jenis Kompetensi Profesi

Karya Penyanyi, Artis

Pengetahuan Konsultan, Juru Taksir

Keterampilan Pilot, Tukang Las

Page 18: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 17 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

III. KOMPETENSI JABATAN PNS

Kompetensi jabatan PNS ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala (Perka) BKN

Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan

PNS. Perka BKN tersebut merupakan pedoman penyusunan standar kompetensi

jabatan PNS setelah sebelumnya diatur dalam Kepka BKN No 46A tahun 2003.

Struktur Isi Perka BKN Nomor 13 Tahun 2011.

A. Pengertian dan Klasifikasi Kompetensi Jabatan PNS

1. Pengertian Standar Kompetensi Jabatan PNS

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang

PNS berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan

dalam melaksanakan tugas sehingga dapat sehingga Pegawai Negeri Sipil

tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

Berdasarkan definisi tersebut maka yang dimaksud Standar Kompetensi Jabatan

dapat diartikan sebagai persyaratan kompetensi minimal yang harus dimiliki

seorang PNS dalam pelaksanaan tugas jabatan.

2. Klasifikasi Kompetensi Jabatan PNS

Klasifikasi kompetensi jabatan PNS di lingkungan Kementerian Kesehatan dibagi

atas tiga kompetensi yaitu kompetensi inti (core competencies), kompetensi

bidang/manajerial (soft competencies), dan kompetensi teknis (hard

competencies). Kompetensi inti Kementerian Kesehatan hakikatnya telah

ditetapkan (given), yaitu integritas, kepemimpinan, sikap profesionalisme,

kerjasama dan membangun hubungan kemitraan. Deskripsi dari kelima

kompetensi di atas, secara jelas dapat dilihat dalam kamus kompetensi jabatan.

Kompetensi bidang/manajerial dapat diartikan sebagai Karakteristik yang

mendasari individu dengan merujuk pada kriteria efektif dan/atau kinerja unggul

dalam jabatan tertentu. Setiap jabatan memiliki karakteristik yang berbeda antara

satu dan lainnya, oleh karena itu kompetensi yang diperlukan juga berbeda sesuai

dengan bidang tugas atau jabatan masing-masing. Untuk mendapatkan

kompetensi bidang/manajerial diperlukan serangkaian proses. Proses inilah yang

selanjutnya disebut sebagai prosedur penyusunan standar kompetensi jabatan.

Jadi pada hakikatnya prosedur penyusunan standar kompetensi jabatan adalah

tata cara mengidentifikasi kompetensi bidang/manajerial selain dari kompetensi

inti (core competencies) sebagaimana tersebut di atas. Identifikasi kompetensi

bidang tersebut telah ditentukan jumlahnya dalam Perka BKN yaitu antara 10

sampai dengan 15 kompetensi bidang/manajerial. Dalam model kompetensi

Page 19: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 18 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

Kementerian Kesehatan, ada 4 kompetensi manajerial/bidang yang

menjadi kompetensi inti sehingga tim penyusun dapat mengidentifikasi

kompetensi untuk tiap jabatan kira-kira 8 hingga 11 kompetensi dari kamus

kompetensi yang tersedia.

Kompetensi teknis di Kementerian Kesehatan dibagi atas beberapa rumpun

sesuai dengan karakteristik Kementerian Kesehatan. Setiap jabatan mempunyai

kompetensi teknis sesuai bidang kerjanya, semakin tinggi jabatan manajerialnya

akan semakin rendah kompetensi teknis yang dibutuhkan dan begitu sebaliknya.

Hasil identifikasi kompetensi inti dan bidang/manajerial yang dibutuhkan untuk

jabatan di Kementerian Kesehatan:

Kebutuhan Kompetensi Inti

Kebutuhan Kompetensi Manajerial

I II III IV V

Kompetensi Inti

1 Integritas (INT) 5 4 3 2 1

2 Kepemimpinan (KPP) 5 4 3 2 1

3 Sikap Profesionalisme (SPF) 5 4 3 2 1

4 Kerjasama & Membangun Kemitraan (KMK) 5 4 3 2 1

NO Kompetensi Kebutuhan Kompetensi

Managing With People Managing Self

Adaptasi terhadap Perubahan

(ATP)

Perencanaan dan Pengorganisasian

(PPS)

Pembelajaran Berkelanjutan

(PBL) Komunikasi (KOM)

Kegigihan (KGH)

Pengambilan Keputusan dan

Penyelesaian Masalah (PKP) Inovasi (INO) Komunikasi Lisan ( KLS)

Berpikir Analisisis (BAS)

Koordinasi Lintas Fungsi

(KLF) Komunikasi Tertulis (KTS)

Berpikir Konseptual (BKS)

Berorientasi pada kualitas

(BKU) Mengembangkan Orang lain (MOL)

Pencarian Informasi (PIN)

Berorientasi pada Pelayanan

(BPL) Empati (EMP)

Orientasi pada Hasil (OPH)

Managing Task

Page 20: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 19 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

C. Kamus Kompetensi Jabatan

Kamus Kompetensi merupakan Kumpulan kompetensi jabatan yg meliputi nama

kompetensi, level/batasan dan kegiatan utama dari setiap kompetensi. Kamus tersebut

digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan kompetensi untuk tiap jabatan.

Nama kompetensi merupakan penyebutan suatu istilah untuk kompetensi yang perlu

dimiliki oleh suatu jabatan, contohnya antara lain perencanaan dan pengorganisasian

(PPS), berpikir analisis (BAN), adaptasi terhadap perubahan (ATP). Tiap nama

kompetensi tersebut mempunyai definisi operasional.

Level/tingkat kompetensi adalah tinggi rendahnya suatu kompetensi yang diperlukan

dalam jabatan. Penentuan level tersebut ditentukan berdasarkan kesesuaian

kompetensi dan kegiatan utama dari masing-masing uraian tugas yang

menggambarkan intensitas, kelengkapan, atau kompleksitas dari setiap kompetensi.

Penentuan level kompetensi yang terbaik adalah menentukan tingkat kompetensi

terbaik untuk setiap jenis pekerjaan, dan tidak berasumsi tingkat lebih tinggi akan

memberikan kinerja yang lebih baik.

Page 21: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 20 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

IV. PROSEDUR PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI JABATAN

Prosedur penyusunan standar kompetensi jabatan di Kementerian Kesehatan berdasarkan

Perka BKN Nomor 13 Tahun 2011 sebagai berikut:

A. Pengumpulan Data

Pada tahap ini Tim Penyusun mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan

seperti :

1. Struktur organisasi dan tata kerja yang memuat nama jabatan, tugas pokok, dan

fungsi.

2. Visi dan misi yang diperlukan dalam rangka identifikasi.

3. Ikhtisar jabatan dan uraian tugas setiap jabatan yang akan diidentifikasi

kompetensinya.

Selain data tersebut, Tim Penyusun dapat mendapatkan tambahan informasi baik

melalui wawancara langsung maupun menggunakan formulir “Pengisian Data

Pemegang Jabatan” (formulir 1) dalam anak lampiran Perka BKN tersebut. Informasi

yang diisikan pada formulir anak lampiran 1 meliputi:

1. Nama Pemegang Jabatan

2. NIP

3. Nama Jabatan

4. Eselon

5. Masa Kerja

6. Unit Kerja

7. Ikhtisar Jabatan (Job Summary), yaitu uraian tugas yang disusun secara ringkas

dalam bentuk satu kalimat yang mencerminkan pokok-pokok tugas jabatan. Ikhtisar

jabatan pada dasarnya merupakan definisi jabatan (job definition) atau ringkasan

uraian tugas (job description summary).

Ikhtisar jabatan disusun dalam satu kalimat jelas, padat dan lengkap, dimulai

Kata Kunci Keterangan Contoh

WHAT Mengerjakan apa Melaksanakan pengelolaan kepegawaian

HOW Bagaiman mengerjakannya

sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan referensi

terkait

WHYMengapa perlu dikerjakan/untuk apa

dikerjakan

agar pelaksanaan tugas berjalan dengan

lancar sesuai dengan rencana dan

standar yang ditetapkan

Prinsip Perumusan Ikhtisar Jabatan

Page 22: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 21 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

dengan kata kerja aktif dengan awalan “me”, contoh menyiapkan, menyusun,

melaksanakan dan lain-lain.

Contoh ikhtisar Jabatan

Jabatan: Kepala Bagian Pengembangan Pegawai

Melaksanakan pengelolaan kepegawaian meliputi bidang Penilaian dan

Pengembangan Karier, bidang Administrasi Jabatan Fungsional, dan bidang

Administrasi Tenaga Kesehatan Strategis, di lingkungan Kementerian

Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

referensi terkait agar pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar sesuai

dengan rencana dan standar yang ditetapkan.

8 . Uraian Tugas (Job Description) adalah suatu paparan atas semua tugas

jabatan yang merupakan tugas pokok yang dilakukan oleh pemegang jabatan

dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerja dalam kondisi tertentu.

Uraian tugas dapat juga diartikan sebagai ringkasan tugas dalam suatu jabatan.

Uraian tugas diperlukan sebagai landasan dalam identifikasi kompetensi

jabatan. Prinsip penyusunannya sama dengan ikhtisar jabatan, hanya di dalam

uraian tugas sifatnya lebih spesifik.

Contoh:

Menyusun laporan kerja tahunan sesuai dengan sistematika yang berlaku

agar diketahui realisasi dari program kerja yang telah ditetapkan.

9. Masalah. Bagian ini berisi daftar masalah, yaitu hal-hal yang menjadi kendala

dalam melakukan pekerjaan. Masalah umumnya diartikan sebagai kesenjangan

antara yang diharapkan dengan kenyataan. Masalah dalam hal ini difokuskan

pada masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas/pekerjaan dalam

suatu jabatan, misalnya berkaitan dengan manajemen, termasuk

pengembangan SDM. Contoh:

Kata Kunci Keterangan Contoh

WHAT Mengerjakan apa Menyusun laporan kerja tahunan

HOW Bagaiman mengerjakannya sesuai dengan sistematika yang berlaku

WHYMengapa perlu dikerjakan/untuk apa

dikerjakan

agar diketahui realisasi dari program

kerja yang telah ditetapkan.

Prinsip Perumusan Uraian Tugas

Page 23: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 22 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

a. Kemampuan SDM kurang memadai

b. Kepemimpinan kurang mendukung

10. Pengetahuan (knowledge). Isian form pengetahuan ini merupakan

identifikasi kebutuhan kompetensi teknis untuk keperluan Training Needs

Analysist (TNA). Menurut Ruky dalam bukunya Sumber Daya Manusia

Berkualitas Mengubah Visi menjadi Realitas (2003:241), pengetahuan pada

dasarnya adalah segala informasi yang diperoleh melalui pendidikan formal

maupun non formal (pelatihan) ataupun pengalaman kerja yang relevan.

Pengetahuan dapat juga berarti segala informasi yang dimiliki seorang pegawai

di bidang tertentu dengan isi (content) yang spesifik. Pendek kata,

pengetahuan kerja adalah apa (segala hal) yang perlu kita ketahui oleh

seorang pegawai untuk mendukung bidang tugas/pekerjaan, antara lain

pengetahuan tentang kebijakan, organisasi dan bidang, pengetahuan umum,

manajemen, peraturan perundang-undangan, dan sebagainya.

Biasanya, pengetahuan dirumuskan dalam bentuk kata benda, seperti “pe-

an”, namun tidak selalu demikian. Jumlah pengetahuan yang diisikan berkisar

antara 3–5 buah. Contoh:

1) Struktur organisasi tempat bekerja

2) Peraturan perundang-undangan yang relevan

3) Manajemen sumber daya manusia

4) Manajemen kerumahtanggaan

5) Budaya organisasi

6) Manajemen perubahan

11. Keterampilan (skills). Sama dengan pentingnya pengetahuan dalam

identifikasi kompetensi teknis, bagian ini juga berisi daftar keterampilan, yaitu

hal-hal yang harus bisa dilakukan oleh seseorang/pemegang jabatan (job

holder/incumbent) dan yang relevan dengan tugas-tugas yang perlu dilakukan

dalam lingkup pekerjaan. Keterampilan dapat pula diartikan kemampuan

untuk menyelenggarakan tugas-tugas yang membutuhkan kemahiran

fisik/mental, misal pengoperasian aplikasi computer dan teknik presentasi.

Singkatnya, keterampilan adalah apa yang perlu kita miliki agar bisa/mampu

melakukan suatu pekerjaan. Keterampilan bermacam-macam, bisa menyangkut

keterampilan analitis (penggunaan otak), keterampilan verbal (penggunaan

mulut),keterampilan mekanik (penggunaan organ tangan dan kaki),

Page 24: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 23 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

keterampilan sosial, dan sebagainya (Ruky, 2003:116). Biasanya, keterampilan

dirumuskan dalam bentuk kata kerja aktif + objek. Untuk pengisian

keterampilan yang dicantumkan berkisar antara 3–5 buah. Contoh:

1) Teknik presentasi

2) Advokasi

3) Teknik negosiasi

4) Aplikasi komputer

5) Bahasa asing

12. Pendidikan dan Pelatihan (diklat). Bagian ini berisi daftar diklat yang diperlukan

untuk menunjang tugas/pekerjaan. Diklat ini dianggap sebagai instrumen untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan sesuai dengan

tuntutan tugas pokok dan fungsi pekerjaan/ jabatannya.

Contoh:

1) Diklat komputer program windows

2) Teknik penyusunan surat

3) Teknik pendokumentasian arsip

13. Hal-hal yang diharapkan di masa depan. Berisi daftar harapan atau hasil yang

diharapkan sebagai suatu kondisi yang ideal. Artinya, terjadi kesesuaian antara

apa yang di harapkan dengan kenyataan dalam organsasi, khususnya yang

berkaitan dengan kondisi kemampuan SDM yang dimiliki oleh organisasi.

Contoh:

1) Kemampuan SDM meningkat

2) Kepemimpinan mendukung

Jadi, ada kaitan antara masalah, pengetahuan, keterampilan, diklat dan hal-hal

yang diharapkan. Logikanya adalah, umumnya suatu organisasi/ lembaga/

instansi pemerintah menghadapi masalah (kesenjangan) berkaitan dengan

pengetahuan dan keterampilan kerja para pegawainya (tidak sesuai dengan

harapan/ di bawah standar).

Salah satu cara untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan dan keterampilan

kerja tersebut adalah melalui diklat. Diharapkan dengan melalui diklat ini

pengetahuan dan keterampilan kerja (kompetensi) pegawai dapat diatasi.

B. Identifikasi Kompetensi Jabatan

Adalah proses mengidentifikasi berbagai kompetensi yang diperlukan oleh masing-

masing jabatan. Identifikasi difokuskan pada kompetensi bidang/majanerial sedangkan

kompetensi inti tidak perlu diidentifikasi karena kompetensi tersebut telah ditentukan

Page 25: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 24 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

(given).

1. Kompetensi inti (core competencies), adalah kompetensi yang wajib dimiliki oleh

setiap pegawai, meliputi Integritas, Kepemimpinan, Sikap Profesionalisme,

Kerjasama dan Membangun Kemitraan.

2. Kompetensi bidang/manajerial adalah Karakteristik yang mendasari individu

dengan merujuk pada kriteria efektif dan/atau kinerja unggul dalam jabatan

tertentu.

Proses identifikasi kompetensi bidang/manajerial, adalah sebagai berikut:

a. Menentukan jabatan yang akan disusun kompetensinya;

b. Menuangkan ikhtisar jabatan;

c. Menuangkan uraian tugas;

d. Merinci uraian tugas menjadi kegiatan utama (KU);

e. Menganalisis kegiatan utama untuk menentukan kata kunci dari tugas

pekerjaan;

f. Kata kunci yang diperoleh dari uraian tugas digunakan untuk menentukan

kompetensi dan level kompetensi dengan berpedoman pada kamus

kompetensi yang telah disusun;

g. Menentukan kompetensi dan tingkatnya. Apabila hasil identifikasi ada dua

atau lebih uraian tugas yang memiliki kompetensi sama atau hampir sama

cukup dipilih satu kompetensi yang memiliki level paling tinggi atau yang

uraian tugasnya sangat mempengaruhi kelancaran tugas.

Perlu dipahami bahwa kegiatan utama adalah langkah-langkah pokok/ utama yang

diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan tersebut agar mencapai

hasil (output). Kegiatan utama bisa juga dikatakan sebagai rangkaian aktivitas

yang menunjukan perilaku kunci (key behavior/key action) untuk mencapai hasil/

output dari suatu tugas. Jadi, kegiatan utama pada dasarnya merupakan

aktivitas pokok yang kita pilih dari serangkaian aktivitas yang menentukan

efektivitas suatu tugas/pekerjaan. Rumus kegiatan utama biasanya terdiri atas

kata kerja + objek.

Contoh :

Nama Jabatan : Kepala Sub Bagian Penilaian dan Pengembangan

Karier

Eselon : IV

Unit Kerja : Biro Kepegawaian

Uraian Tugas:

Page 26: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 25 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

Membina bawahan dan memberi petunjuk di lingkungan kerjanya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku agar pelaksanaan tugas berjalan lancar. Jika dirinci,

kegiatan utama dari tugas tersebut di atas, misalnya meliputi serangkaian

aktivitas yang meliputi antara lain hal-hal sebagai berikut:

1) Mengenali kemampuan bawahan

2) Memberi feedback/argumentasi untuk koreksi

3) Memberi petunjuk secara lisan dan tertulis

Kegiatan utama yang didapat,kemudian dipakai untuk menentukan kompetensi.

Berikut adalah alternatif cara untuk mengidentifikasi kompetensi dari kegiatan

utama. Pertama, adalah mencari kata kunci (keyword) dari kegiatan utama.

Kemudian, dengan mengacu pada Kamus Kompertensi kata kunci tersebut

dipakai untuk menentukan kompetensi yang sesuai dengan tugas tersebut.

Cara lain yang bisa dipakai sebagai alternatif untuk menentukan suatu

kompetensi adalah dengan menyimpulkan atau mengabstraksikan kegiatan utama

yang ada tersebut, menjadi suatu kompetensi (lihat kamus). Cara ini

mengandalkan kemampuan berpikir dan penguasaan kompetensi dengan

berbagai karakteristiknya. Penggunaan cara ini dapat dibenarkan mengingat,

menyusun atau membangun suatu model kompetensi pada hakikatnya

merupakan suatu skills atau keterampilan. Jadi, kunci untuk bisa menyusun model

kompetensi adalah melalui latihan secara terus menerus.

Setelah melalui proses analisis/diskusi, maka ditentukan bahwa kata kunci dari

kegiatan utama tersebut adalah mengenali kemampuan bawahan untuk

mendistribusikan tugas sesuai dengan beban kerja masing-masing pegawai

(catatan: output dari tugas tersebut adalah disposisi tugas). Mengenali

kemampuan bawahan pada dasarnya adalah kemampuan mendistribusikan tugas

sesuai dengan potensi, tugas pokok atau volume kerja masing- masing pegawai.

Jadi, kata kunci dari tugas di atas adalah mengenali kemampuan bawahan. Oleh

karena itu, ditetapkan bahwa tugas ini memerlukan kompetensi atau kemampuan

mengembangkan orang lain (MOL).

Berdasarkan analisis/diskusi dengan mengacu pada kamus kompetensi maka

ditentukan level kompetensinya berada di level 1 (MOL.1). Perlu diingat bahwa

penentuan tingkat kompetensi harus disesuaikan dengan kebutuhan jabatan

(job based), bukan pada kebutuhan perorangan (person job).

Begitu seterusnya, sehingga melalui proses yang sama dapat diidentifikasi

kompetensi lainnya. Contoh aplikasi proses identifikasi kompetensi

Page 27: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 26 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

bidang/manajerial adalah sebagai berikut :

Nama Jabatan :

Eselon :

Unit Kerja :

Uraian Tugas Kata Kunci

Memeriksa hasil kerja

bawahan secara teliti

untuk disempurnakan

agar hasil yang

dicapai benar-benar

akurat dan sesuai

dengan ketentuan

yang berlaku

1. mengumpulkan data;

2. memberi analisa;

3. memberi argumentasi;

4. memastikan kualitas;

5. mengarahkan dan

memberi perintah

Level Kompetensi

1. Mengelola informasi

secara sistematis (PIN.3)

2. Mendapatkan pola dan

hubungan dari

permasalahan yang

dihadapi (BAN.3)

3. Memberikan umpan

balik positif atau negatif

dengan tujuan

pengembangan (MOL.3)

4. Memeriksa hasil kerja

(BKU.2)

5. Mengungkapkan

pendapat/ ide/ informasi

dengan kalimat yang

sistematis dan dimengerti

orang lain. (KLS. 3)

Menulis dengan jelas,

lugas dengan topik

sederhana. (KTS. 2)

Kompetensi

1. Pencarian Informasi

(PIN)

2. Berpikir Analisis (BAN)

3. Mengembangkan orang

lain (MOL)

4. Berorientasi pada

kualitas (BKU)

5. komunikasi (KOM)

Kepala Bagian Pengembangan Pegawai

III

Biro Kepegawaian

Kegiatan Utama

1. menginventarisir tugas

bawahan;

2. memberikan koreksi

terhadap hasil kerja

bawahan;

3. memberi masukan

terhadap hasil kerja

bawahan;

4. memastikan hasil kerja

bawahan;

5. memberi petunjuk baik

lisan maupun tertulis

Page 28: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 27 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

C. Penyusunan Daftar Sementara Kompetensi Jabatan

Adalah tahap menuangkan kompetensi bidang hasil identifikasi dalam bentuk daftar

sementara kompetensi jabatan. Tujuannya, agar diperoleh gambaran yang

relatif utuh daftar kompetensi yang diperlukan oleh suatu jabatan, dan juga

untuk keperluan validasi ke atasan langsung atau orang yang ditunjuk oleh

pembina kepegawaian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini,

yaitu:

1. Kompetensi manajerial hasil identifikasi dituangkan ke dalam Daftar

Sementara Kompetens Jabatan (DSKJ).

2. DSKJ memuat tiga hal, yaitu: nama kompetensi, tingkat kompetensi

dan kegiatan utama.

Contoh penerapan penentuan DSKJ adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan : Kepala Bagian Pengembangan Pegawai

Eselon : III

Unit Kerja : Biro Kepegawaian

D. Validasi Kompetensi Jabatan

Adalah proses meminta konfirmasi kompetensi jabatan kepada pihak-pihak terkait,

yaitu atasan langsung dan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh pejabat pembina

kepegawaian. Konfirmasi difokuskan pada kompetensi bidang/manajerial dengan

menggunakan tiga kriteria sebagai berikut:

No Kompetensi Level Kompetensi

1 Mengidentifikasi data

2Mengkaji data dan

informasi secara lengkap

3Menelaah berbagai data

yang tersedia

1

Memberi koreksi dan

petunjuk perbaikan

terhadap kesalahan

2

Menelaah data dan

informasi untuk

mengantisipasi

permasalahan

3 dan seterusnya…..

Kegiatan Utama

Pencarian InformasiMengelola informasi

secara sistematis (PIN.3)1

2 Berpikir Analisis

Mendapatkan pola dan

hubungan dari

permasalahan yang

dihadapi (BAN.3)

Page 29: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 28 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

1. Mutlak (essential), yaitu jika kompetensi tersebut mutlak harus ada, karena tidak adanya kompetensi ini berakibat pekerjaan tidak jalan/ lancar.

2. Penting (importance), yaitu jika kompetensi tersebut penting, tetapi tidak adanya kompetensi ini tidak mengganggu jalannya pekerjaan, karena dapat diwakili/ diganti dengan kompetensi lain.

3. Perlu (useful), yaitu jika kompetensi tersebut baik/berguna, tetapi tidak begitu diperlukan. Jika tidak adapun juga tidak apa-apa.

Misalnya dari contoh di atas, setelah dilakukan validasi kepada 3 (tiga) orang

sumber yang ditunjuk oleh pembina kepegawaian, diperoleh hasil seperti tampak

pada tabel di bawah ini.

No Kompetensi Manajerial

Level Kompetensi & uraian level

Mutlak Penting Perlu

1.

Pencarian Informasi (PIN)

Mengelola secara sistematis informasi (PIN.3)

√√

2.

Perencanaan dan Pengorganisasian (PPS)

Menyusun kegiatan dengan mengidentifikasi permasalahan (PPS.3)

√√√

3.

Koordinasi Lintas Fungsi (KLF)

Memahami ruang lingkup tugas dan tanggung jawab fungsi lain (KLF.4)

√√√

4.

Berpikir Analisis (BAN)

Mendapatkan pola dan hubungan dari permasalahan yang dihadapi (BAN.3)

√√

Sebelum melangkah pada tahap kelima, yaitu penentuan standar kompetensi

jabatan, hasil validasi dari tiga orang sumber tersebut, selanjutnya dihitung urutan

peringkat kompetensinya. Cara menentukan peringkat kompetensi tidak terlalu

sulit, karena dari hasil validasi sebagaimana tampak pada contoh di atas dapat

dihitung langsung peringkat kompetensinya berdasarkan urutan kriteria mutlak,

penting dan perlu. Namun bisa juga dilakukan melalui perhitungan sederhana

sebagai berikut.

Misalnya untuk menentukan peringkat kompetensi nomor 5, yaitu Berpikir Analisis.

Caranya adalah, diasumsikan bahwa nilai ketiga kriteria tersebut di atas adalah

sebagai berikut: ”Mutlak” = 3, ”Penting” = 2, dan ”perlu” = 1. Dari hasil validasi di

Page 30: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 29 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

atas diketahui bahwa untuk kompetensi Berpikir analisis. yang menyatakan mutlak

ada dua (2) orang, penting ada satu (1) orang, dan tidak satupun orang yang

menyatakan perlu. Rumus yang digunakan adalah:

Nilai Kriteria(i) x JumlahHasilValidasi + NilaiKriteria(n) x JumlahHAsilValidasi(n)

Jumlah kriteria

(3x 2) + (2x1)

+(1x0) = 2,67

3

Dari hasil perhitungan di atas diketahui bahwa kompetensi Berpikir Analisis dengan

nilai 2,67 diasumsikan berada pada kriteria antara mutlak dan penting. Jika

digenapkan maka termasuk dalam kategori mutlak (3). Demikian untuk menghitung

kompetensi lain dapat menggunakan rumus sederhana tersebut.

E. Penentuan Kompetensi Jabatan

Adalah proses menentukan kompetensi jabatan final, baik kompetensi inti maupun

kompetensi manajerial, untuk kemudian disahkan oleh pejabat pembina

kepegawaian menjadi Standar Kompetensi Jabatan (SKJ). Penentuan SKJ ini

didasarkan pada hasil validasi dan melalui proses diskusi oleh Tim Penyusun.

Beberapa hal perlu yang diperhatikan dalam tahap ini adalah:

1. SKJ didasarkan hasil validasi dan melalui proses diskusi oleh Tim

Penyusun;

2. Secara periodik, SKJ yang telah disusun dan disahkan oleh pejabat

Pembina kepegawaian, perlu dievaluasi dan dimutakhirkan (updating)

sesuai dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan jabatan. Uraian

tugas (job description), yang merupakan landasan spesifik dalam

penyusunan standar kompetensi jabatan, dalam kenyataannya bersifat

dinamis, oleh karena itu job description dan SKJ perlu dilakukan updating

secara periodik.

Contoh Standar Kompetensi Jabatan Kepala Bagian Pengembangan Pegawai

1. IDENTITAS JABATAN

Nama Jabatan : Kepala Bagian Pengembangan Pegawai

Direktorat/Biro : Biro Kepegawaian

Unit Kerja : Sekretariat Jenderal

Eselon : III

Page 31: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 30 -

Direktori Kompetensi Jabatan | 1

2. KOMPETENSI JABATAN

KOMPETENSI LEVEL

KOMPETENSI

A. KOMPETENSI INTI

1. Integritas ( INT) 3

2. Kepemimpinan (KPP) 3

3. Sikap Profesionalisme ( SPF) 3

4. Kerjasama & Membangun Kerjasama (KMP) 3

B. KOMPETENSI MANAJERIAL

1. Pencarian Informasi (PIN) 2

2. Perencanaan dan Pengorganisasian (PPS) 3

3. Orientasi pada Hasil (OPH)

2

4. Koordinasi Lintas Fungsi (KLF)

3

5. Berpikir Analisis (BAN)

3

6. Berpikir konseptual (BKS)

2

7. Komunikasi (KOM)

3

8. Membina Orang lain (MOL) 3

9. Berorientasi pada Kualitas (BKU)

2

C. KOMPETENSI TEKNIS

1. Administrasi kepegawaian 4

2. Kelembagaan dan Tatalaksana Pemerintahan 3

3. Peraturan di bidang kepegawaian 4

4. Manajemen Karier 3

5. MSDM Berbasis Kompetensi 4

6. Jabatan Struktural 3

7. Jabatan Fungsional 3

8. Aplikasi Komputer 3

Page 32: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 31 -

KAMUS KOMPETENSI

KEMENTERIAN KESEHATAN

Page 33: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 32 -

KOMPETENSI INTI

1. Integritas (INT) Integrity Kemampuan mematuhi peraturan dan etika berorganisasi, menegakkan kejujuran, memiliki komitmen

yang kuat dan yang diyakini benar, bertanggungjawab atas tindakan, keputusan dan risiko yang

menyertainya, serta bertindak sebagai panutan melalui tindakan nyata

Level Indikator Perilaku

1 Mentaati peraturan, norma, etika organisasi yang berlaku secara konsisten. Contoh : Menghormati norma dan etika organisasi, Memahami batasan oganisasional yang tidak dinyatakan secara eksplisit. Mengenali dan memanfaatkan kebiasaan tata cara, situasi tertentu sehingga apa yang

disampaikan menjadi “didengar ”, berusaha mentaati aturan-aturan yang berlaku Menjadi panutan dalam mentaati norma, etika, organisasi

2 Mengajak orang lain untuk membangun kepercayaan dan bekerja sesuai dengan etika organisasi yang berlaku. Contoh : Berupaya melaksanakan norma dan nilai kejujuran, disiplin, etika, secara konsisten dan

bertanggungjawab Melaksanakan praktik-praktik yang baik dalam berorganisasi secara konsisten Berusaha tetap konsisten untuk menjalankan setiap janji yang dibuat. Menjadi panutan dalam bertindak sesuai etika

3 Menerapkan prinsip dan nilai organisasi secara konsekuen dan bertanggung jawab. Contoh :

Menghargai keberagaman/perbedaan dan dapat menempatkan diri Berupaya memperjuangkan kebenaran dan tidak takut kehilangan muka Melindungi kepentingan organisasi di atas kepentingan kelompok dan pribadi Dipercaya dalam menjalankan setiap tugas ataupun menyimpan rahasia organisasi Menjadi panutan dalam menerapkan prinsip dan nilai organisasi

4 Mendorong organisasi yang kondusif dan berintegritas. Contoh : Membangun pola cara kerja atau iklim kerja yang kondusif Menunjukkan sikap terpuji sebagai teladan yang diakui dalam organisasi Menjadi panutan dalam menegakkan norma, nilai kejujuran, disiplin, etika & sosial

organisasi Mendorong setiap orang di dalam organisasi untuk memiliki rasa tanggungjawab,

komitmen, dan jujur dalam setiap pelaksanaan tugas

5 Membuat kebijakan dan strategi penerapan sikap integritas dalam pelaksanaan tugas dan norma-norma yang sejalan dengan nilai strategis organisasi Contoh : Menunjukkan sikap perilaku yang bertanggung jawab, amanah, konsisten serta komitmen Bersikap terpuji dalam setiap ucapan dan tindakan, dan menjadi tauladan yang diakui

secara luas di dalam organisasi Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan sikap integritas di dalam

organisasi, dan membuat rekomendasi perbaikan. Menjadi panutan dalam bertindak pada organisasi besar.

Page 34: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 33 -

2. Kepemimpinan (KPP) Leadership

Kemampuan dalam meyakinkan, merencanakan, mengevaluasi, dan mengarahkan pelaksanaan tugas-tugas serta memotivasi dan membina pegawai dalam rangka meningkatkan produktivitas pegawai

Level Indikator Perilaku

1

Meyakinkan orang lain agar program kegiatan berjalan efektif Contoh : Berdiskusi dengan orang lain Menyampaikan alasan Menjelaskan tujuan Memberikan contoh-contoh konkrit

2

Mempengaruhi dengan pendekatan interpersonal untuk mengatasi resistensi yang dihadapi Contoh : Menyampaikan ide ide dengan nalar dan fakta-fakta Menyampaikan jadwal pelaksanaan tugas harian Mengkoordinir kelompok kerja sesuai dengan penugasan Menyampaikan target-target pelaksanaan tugas harian Memantau perkembangan dan pencapaian pelaksanaan tugas harian

3

Melaksanakan tindakan persuasive, mempengaruhi terhadap pelaksanaan tugas-tugas Contoh : Menggunakan strategi komunikasi Menyusun target pelaksanaan setiap aktivitas berdasarkan target pelaksanaan

pekerjaan bagian Mengendalikan kegiatan operasional pelaksana tugas Memberikan briefing dalam rangka pencapaian target-target pekerjaan Mendorong terselenggaranya pelaksanaan tugas yang efektif dan efisien.

4

Mempengaruhi untuk meningkatkan motivasi kerja dan produktivitas dengan menyelaraskan sistem, sumber daya dan lingkungan kerja Contoh : Mengajak melihat permasalahan bersama sama Mengendalikan seluruh perencanaan dan pelaksanaan tugas unit kerja Mengarahkan kendali mutu tugas dan fungsi pekerjaan Menyetujui target-target pekerjaan berdasarkan visi dan misi organisasi Melakukan evaluasi terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen

5

Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengendalian manajemen melalui pembinaan yang intensif Contoh : Menciptakan sistem pengendalian manajemen yang produktif Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas sistem pengendalian

manajemen dengan pencapaian visi dan misi organisasi Memberikan pengarahan, pembinaan pegawai dalam rangka meningkatkan

produktivitas kerja

Page 35: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 34 -

3. Sikap Profesionalisme (SPF) Profesionalism

Kemampuan menguasai bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan (dapat teknik, manajerial maupun profesional) dan motivasi untuk menggunakan standar kerja dalam mengembangkan dan membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain

Level Indikator Perilaku

1

Memiliki dan memahami standar kerja

Contoh : Menunjukkan standar kerja Menunjukkan pengetahuan yang digunakan untuk bekerja

2

Berupaya untuk memenuhi standar kerja secara efektif dan efisien

Contoh :

Menunjukkan keinginan kuat untuk memenuhi apa yang dipersyaratkan pada

standar pelaksanaan pekerjaan;

Mulai menampilkan performa diri yang lebih positif, sehingga mampu mengubah

citra negatif pengguna layanan organisasi kepada diri dan organisasinya;

Melaksanakan tugas dan tanggungjawab rutinnya

Mulai mengurutkan prioritas kerja yang harus diselesaikannya secara terencana

Menggunakan waktu dan sumberdaya secara efektif dan efisien.

3

Melaksanakan seluruh tugas dan fungsi sesuai standar secara efektif, efisien dan bertanggung jawab Contoh : Melaksanakan tugas dan tanggungjawab secara efektif dan efisien, dengan sedikit

pengarahan Mengedepankan urutan pekerjaan secara prioritas untuk mencapai hasil kerja yang

optimal Menjalankan penugasan sesuai dengan target ditetapkan

4

Menjalankan tugas dan tanggungjawab sesuai indikator kinerja yang ditetapkan Contoh : Konsisten terhadap setiap pemenuhan persyaratan pengguna layanan, dengan

senantiasa menampilkan kinerja layanan yang prima Mengindentifikasi urutan prioritas pekerjaan yang harus diselesaikannya terlebih

dahulu, sehingga berdampak pada pencapaian hasil kerja yang efektif dan efisien Melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap setiap pencapaian hasil

kerjanya dan berupaya memperbaikinya jika masih terdapat hasil kerja yang tidak sesuai

5

Melaksanakan tugas dan fungsi dengan menggunakan keahlian dan pengalaman serta kemampuan dengan standar yang tinggi Contoh : Melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan hasil yang senantiasa melebihi

harapan Mengendalikan tugas dan tanggungjawab dengan penuh dedikasi yang tinggi Menginisiasi orang lain untuk melakukan perbaikan yang berkesinambungan dalam

berbagai hal Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan tugas dan

fungsi pegawai

Page 36: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 35 -

4. Kerjasama dan Membangun Kemitraan (KMK) Building partnership Kemampuan untuk menjalin dan membina kerjasama, serta mengembangkan hubungan dan jaringan strategis dalam melaksanakan tugas dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, politik, dan regulasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi

Level Indikator Perilaku

1

Berpartisipasi dalam kelompok Contoh : Berperan serta dalam suatu kelompok kerja Memberi saran dan masukan dalam kelompok kerja Berpartisipasi aktif dalam kelompok kerja

2

Bekerjasama dalam mendukung tujuan dan keputusan kelompok Contoh : Melaksanakan keputusan bersama dengan anggota kelompok lainnya Berpartisipasi aktif Berbagi informasi dan memberikan berbagai masukan kreatif bagi pencapaian kinerja

kelompok kerja yang optimal Berupaya menjadi bagian tim yang baik dengan melakukan kerjasama interaktif yang

efektif Senantiasa mendengarkan dan menghargai pendapatan anggota tim lainnya.

3

Berkontribusi dan berkoordinasi antar kelompok Contoh : Menjalin hubungan eksternal dengan pihak lain Meminta dan menghargai pendapat orang lain secara bijak, dan menanggapinya

secara positif Membangkitkan semangat orang lain dalam menyelesaikan tugas tim secara efektif Berbagi informasi yang relevan dan meminta pendapat/ide dari orang lain untuk

mencapai keputusan tim yang terbaik

4

Meningkatkan produktivitas kelompok dan membangun kemitraan Contoh : Berperan aktif dan merintis hubungan kerja dengan pihak lain Memberikan semangat dan menghargai kontribusi orang lain guna mencapai

efektivitas pencapaian sasaran kerja tim Menempatkan tujuan tim di atas tujuan pribadi Mampu mengidentifikasi kelemahan tim dan mengantisipasi berbagai hambatan yang

ada Berkolaborasi dengan anggota tim kerja ataupun orang lain secara sinergis dan

mampu memfasilitasi berbagai kepentingan yang berbeda dari masing-masing anggota tim

5

Membangun hubungan kerjasama dengan organisasi lain Contoh : Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan pihak lain Mengendalikan seluruh tim dalam rangka mencapai target-target dan nilai strategis

organisasi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kompetisi yang sehat Membuat kebijakan memberdayakan seluruh pegawai sebagai anggota tim yang

sangat dibutuhkan oleh anggota tim lainnya, sehingga setiap anggota tim merasa saling membutuhkan dan dibutuhkan

Mengevaluasi kebijakan dan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas tim kerja

Page 37: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 36 -

SOFT KOMPETENSI

5. Adaptasi terhadap Perubahan (AtP) Adaptability and Capacity for Change Kemampuan menyesuaikan diri secara cepat terhadap perubahan situasi, informasi, tugas, prosedur, tanggung jawab, teknologi, dan lingkungan eksternal; serta mampu mempertahankan efektivitas kerja

Level Indikator Perilaku

1

Menerima perubahan secara positif Contoh: Mengenali kebutuhan untuk berubah bagi kemajuan organisasi Menyadari kebenaran pendapat orang lain Menerima kritik dan saran secara positif

2

Menyesuaikan diri terhadap perubahan Contoh : Menerapkan prosedur secara fleksibel Beradaptasi terhadap perubahan pekerjaan Menyebutkan aspek lingkungan internal dan eksternal yang terkait perubahan Mengidentifikasi dampak lingkungan terhadap kondisi kerja Mengamati proses perubahan lingkungan internal

3

Mengelola perubahan yang terjadi dan mengatasi hambatan Contoh : Mencari informasi yang relevan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan Menyesuaikan prioritas-prioritas yang berubah Menyesuaikan perilaku secara efektif terhadap tuntutan perubahan Mengenali gejala perubahan lingkungan strategis yang perlu diantisipasi

4

Memfasilitasi rencana implementasi perubahan agar dapat berjalan efektif

Contoh :

Memahami penyebab resistensi terhadap perubahan

Melakukan pendekatan interpersonal terhadap orang-orang yang terkena dampak perubahan.

Merancang program perubahan dan perbaikan yang berkesinambungan

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program perubahan dan pembelajaran organisasi

5

Menciptakan perubahan dan perbaikan yang berkesinambungan untuk keberhasilan organisasi Contoh: Menyusun strategi dan rencana tindakan untuk suatu perubahan Tanggap memperkirakan situasi yang akan muncul dan perubahan yang akan terjadi. Menciptakan perubahan-perubahan dari yang sifatnya kecil hingga yang paling

monumental Menjadi tauladan dan pemrakarsa dengan tingkat komitmen untuk perubahan Menetapkan kebijakan perubahan yang dapat meningkatkan kinerja organisasi

Page 38: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 37 -

6. Kegigihan (KGH)

Persistance

Kemampuan melaksanakan pekerjaan secara efektif, profesional, dan positif ditengah kondisi yang kompleks

Level Indikator Perilaku

1

Bekerja secara rutin untuk mencapai tujuan walaupun banyak hambatan dan kesulitan Contoh: Mengenali hambatan dan kesulitan yang ditemukan dalam pekerjaan yang menjadi

tanggung jawabnya Bekerja secara rutin dengan menyadari hambatan

2

Aktif mengatasi hambatan dengan mengubah strategi dalam bekerja Contoh: Menemukan strategi baru apabila menemukan hambatan dalam melaksanakan

pekerjaannya Bekerja secara aktif dengan strategi baru

3

Melakukan usaha-usaha ekstra menggunakan berbagai pendekatan untuk mencapai tujuan Contoh: Melakukan pendekatan yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk mencapai

target pekerjaannya Bekerja melebihi harapan dengan pendekatan-pendekatan baru

4

Mencoba alternatif lain sampai tujuan utama tercapai atau tidak mungkin lagi dapat dicapai Contoh: Menerapkan beberapa alternatif tindakan Menganalisa alternatif tindakan untuk mencapai tujuan

5

Membuat keputusan strategis terhadap tujuan-tujuan yang masih bisa dicapai dalam kondisi kompleks dan terbatas Contoh: Mengenali informasi-informasi kritis dan parameter dalam pengambilan keputusan

strategis Membuat keputusan alternatif pada situasi yang kritis dan tidak menentu dengan

berbagai keterbatasan Memperhitungkan risiko dan dampak potensial jangka panjang Melakukan analisis komprehensif baik dari segi manfaat, biaya dan risiko jangka

panjang Mengenali hambatan-hambatan dan pertentangan kepentingan yang dihadapi

Page 39: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 38 -

7. Perencanaan dan Pengorganisasian (PPS) Planning and Organizing Pengetahuan dan kemampuan dalam memahami tahapan perencanaan, menetapkan tujuan, menyusun dan mengkomunikasikan rencana kerja, rencana strategis, serta tindakan untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

Level Indikator Perilaku

1

Memahami tujuan, visi dan misi unit kerja, organisasi Contoh : Memahami tahapan-tahapan perencanaan Memahami kondisi sumber daya yang terdapat di unit kerja Mengidentifikasi informasi Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan

2

Melaksanakan pengorganisasian kegiatan Contoh : Menjelaskan konsep perencanaan dasar Menjelaskan maksud dan tujuan penyusunan rencana kerja dan kegiatan

harian/sederhana Menyusun rencana kerja dan kegiatan harian/sederhana. Menyiapkan alat dan

bahan pendukung pelaksanaan kegiatan Menyusun run down kegiatan Menyusun check list pelaksanaan kegiatan Memeriksa dan mengevaluasi dokumen pendukung penyusunan rencana

pelaksanaan kegiatan; Memeriksa Run down dan check list pelaksanaan kegiatan.

3

Menyusun kegiatan dengan mengidentifikasi permasalahan dan menyusun tahapan penyelesaian masalah. Contoh : Menyusun rencana kerja dan kegiatan Menjelaskan maksud dan tujuan penyusunan rencana kerja dan kegiatan Menguraikan secara lebih rinci sistem dan prosedur penyusunan rencana kerja Menyusun rencana kerja dan kegiatan Menjelaskan rincian rencana kerja dan kegiatan

4

Menyediakan cara-cara penyelesaian masalah secara sistematis dalam menghadapi masalah dan membuat alternatif-alternatif untuk meningkatkan kinerja Contoh : Memimpin pelaksanaan kegiatan Mengkomunikasikan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan Mengevaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan Menginventarisasi dan mengevaluasi permasalahan pelaksanaan kegiatan

5

Merumuskan tindakan jangka panjang sesuai dengan tujuan organisasi dan indikator keberhasilan untuk pengembangan organisasi dengan mengevaluasi kebijakan pelaksanaan kegiatan Contoh : Mengintegrasikan visi strategis organisasi dengan rencana strategis fungsi usaha

yang dikelolanya Memiliki pandangan kedepan akan kesempatan-kesempatan baru yang bisa diraih Mengenali apa yang menjadi hambatan dan cara-cara untuk mengatasinya Membuat usulan rencana bisnis strategis dan analisis bisnis yang komprehensi Membuat rencana tindakan untuk implementasi secara bertahap

Page 40: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 39 -

8. Pengambilan Keputusan dan Penyelesaian Masalah (PKP) Decision Making and Problem Solving

Kemampuan memahami inti permasalahan, melihat hubungan sebab akibat dari berbagai informasi yang diperlukan, mengembangkan alternatif berdasarkan fakta, asumsi, dan logika, untuk, mengevaluasi alternatif sesuai kondisi dan situasi organisasi, mengembangkan kebijakan untuk penyelesaian masalah

Level Indikator Perilaku

1

Memahami permasalahan yang terjadi dengan menyusun informasi yang diperlukan, mengkaitkan fenomena yang muncul dengan menggali permasalahan Contoh : Mengumpulkan dan menganalisis informasi dalam rangka memahami permasalahan Mengenali hubungan permasalahan dengan fenomena Menghubungkan permasalahan dengan fenomena

2

Membuat alternatif penyelesaian masalah berdasarkan hasil analisis Contoh : Melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang yang berbeda, sehingga

mampu menghasilkan solusi alternatif Membuat kriteria pemecahan masalah dengan mempertimbangkan analisis

kerugian dan manfaat (cost and benefit) untuk menghasilkan alternatif solusi yang baik

Memecahkan masalah dengan orientasi hasil yang baik di masa yang akan datang Mampu mengantisipasi risiko yang terjadi pada setiap kesempatan memecahkan

suatu permasalahan.

3

Melakukan analisis alternatif penyelesaian masalah dengan memperhitungkan dampaknya Contoh : Melakukan analisis antisipatif secara komprehensif dalam memecahkan suatu

permasalahan Memecahkan masalah secara arif dengan hasil yang optimal Mengidentifikasi risiko atas masalah yang terjadi untuk memperoleh hasil

pemecahan masalah yang maksimal Memberikan alternatif solusi pemecahan masalah yang paling moderat dan diterima

oleh semua pihak

4

Menetapkan keputusan untuk kepentingan organisasi Contoh : Mengidentifikasi simpul kritis permasalahan kompleks dan memecahkannya secara

menyeluruh Melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang yang komprehensif Memberikan gagasan, ide kreatif, dan inovatif dalam memecahkan masalah

organisasi dan kelompok Memiliki alur berpikir logis dan sistematis dalam menyederhanakan suatu

permasalahan kompleks dengan solusi yang sangat kreatif Membuat keputusan jangka menengah berdasarkan analisis risiko dan dampaknya

terhadap organisasi Mengidentifikasi akar masalah yang menyeluruh dalam setiap pengambilan

keputusan.

5

Menetapkan kebijakan yang tepat untuk pelaksanaan keputusan dengan melihat kepentingan organisasi

Contoh :

Menetapkan kebijakan sebagai solusi atas permasalahan organisasi yang kompleks Menyusun rencana tindak perbaikan atas setiap permasalahan dengan langkah

pemecahannya secara sistematis, terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan Mengevaluasi efektivitas solusi kebijakan yang diterapkan, agar tidak terulang

kembali, dan dapat meningkatkan kinerja organisasi di masa yang akan datang

Page 41: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 40 -

9. Berpikir Analisis (BAN) Analitical thinking Kemampuan untuk mengidentifikasi, menguraikan, menghubungkan masalah, dan memahami situasi untuk mencari solusi berdasarkan fakta, asumsi, logika, dan tingkat kepentingan dalam mengambil langkah-langkah tindakan yang diperlukan sesuai dengan tujuan organisasi

Level Indikator Perilaku

1

Menyadari adanya permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas Contoh: Mengidentifikasi penyebab permasalahan Menganalisa hubungan antara bagian dari permasalahan Membuat hubungan sebab akibat sederhana,dan mengkaji keuntungan dan

kelemahan setiap alternatif

2

Memiliki kemampuan mengidentifikasi dan menguraikan permasalahan sederhana Contoh : Menetapkan prioritas permasalahan berdasarkan tingkat kepentingan Menganalisa beberapa bagian dari suatu situasi atau permasalahan Memecah persoalan menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola sistematis .

3

Memiliki kemampuan untuk melihat hubungan bertingkat dengan mengelompokkan informasi yang memiliki pola sama sehingga mendapatkan dasar hubungan dari permasalahan Contoh : Membagi permasalahan menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola sistematis Mengantisipasi hambatan secara sistematis memecah persoalan yang komplek

menjadi komponen-komponenya sehingga mudah dipahami Memprediksi konsekuensi dari suatu tindakan. Menggunakan beberapa teknik untuk memilih permasalahan untuk mencari solusi,

atau menyusun rantai sebab akibat dari suatu proses yang terkait yang cukup panjang

4

Menentukan faktor penyebab utama permasalahan Contoh : Mengenali faktor utama penyebab dari suatu masalah dan mempertimbangkan

penyelesaian dari beberapa solusi yang mungkin bisa dilakukan Secara sistematis memecah masalah multi dimensi (banyak faktor yang

mempengaruhi) menjadi bagian-bagian sehingga mudah dipahami, atau menggunakan beberapa teknik analisis untuk mengidentifikasi beberapa alternatif solusi dan memberi prioritas atau bobot pada setiap alternatif solusi tersebut

5

Menentukan solusi pemecahan masalah Contoh : Memutuskan dan mengambil tindakan terbaik yang diperlukan untuk memecahkan

masalah Mengorganisir, mengurutkan dan menganalisa sistem yang saling terkait dan sangat

komplek/dinamis

Page 42: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 41 -

10. Berpikir Konseptual (BKS)

Conceptual Thinking

Kemampuan merumuskan atau membuat kesimpulan berupa teori, metode atau sistematika kerja berdasarkan informasi yang tersedia

Level Indikator Perilaku

1

Menggunakan rumusan sederhana dalam menyelesaikan pekerjaan Contoh : Menggunakan akal sehat, pengalaman masalah lalu untuk mengidentifikasi situasi

atau masalah Melihat kesamaan antara pemasalahan sekarang dan masalah lalu

2

Menerapkan rumusan yang kompleks dalam menyelesaikan pekerjaan Contoh : Menerapkan pengetahuan masa lalu, kecenderungan dan hubungan antara

berbagai situasi yang berbeda Menerapkan dan memodifikasi konsep belajar secara wajar

3

Menyederhanakan hal yang kompleks dalam menyelesaikan pekerjaan Contoh : Menyatukan ide, isu , dan observasi menjadi konsep tunggal atau penjelasan yang

jelas Mengidentifikasi isu kunci dalam situasi kompleks

4

Membuat konsep–konsep baru untuk isu kompleks dalam menyelesaikan pekerjaan Contoh : Memformulasikan penjelasan yang berguna untuk permasalahan–permasalahan,

situasi–situasi, atau kesempatan yang kompleks Memunculkan dan menguji berbagai konsep dugaan atau penjelasan untuk situasi

tertentu, atau mengidentifikasikan penjelasan hubungan-hubungan yang bermanfaat dari berbagai data kompleks yang berasal dari bidang area yang tidak saling berkaitan

5

Membuat model baru dari konsep yang sudah ada dalam menyelesaikan pekerjaan Contoh : Menyelesaikan suatu permasalahan yang kompleks dengan menggunakan model

atau teori baru yang diciptakan Mengembangkan beberapa model baru terhadap teori baru yang diciptakan untuk

menyelesaikan suatu permasalahan

Page 43: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 42 -

11. Pencarian Informasi (PIN) Information seeking Mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan secara sistematik dari dalam dan luar organisasi untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan pengambilan keputusan.

Level Indikator Perilaku

1

Berinisiatif untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang terpercaya Contoh: Mengumpulkan informasi dari sumber terpercaya Mengumpulkan data,fakta

2

Menggali lebih dalam melalui pertanyaan pada orang lain yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung Contoh: Mengajukan pertanyaan langsung kepada orang yang terlibat secara langsung

maupun tidak langsung untuk mendapatkan data dan informasi Berkonsultasi dengan sumber daya yang ada Bertanya secara langsung kepada rekan kerja yang telah berpengalaman

3

Mengelola secara sistematis informasi yang terkumpul untuk mengetahui konsistensi data Contoh: Membuktikan konsistensi informasi dengan bertanya kepada beberapa orang/dari

beberapa sumber bukan hanya satu sumber

4

Melakukan pengkajian data yang dapat mendukung pengambilan kesimpulan maupun penyelesaian pekerjaan Contoh: Mengkaji data-data persebaran penyakit sebagai dasar untuk mengambil keputusan

tentang promosi kesehata Melakukan usaha- usaha yang sistematis selama periode waktu tak terbatas, untuk

memperoleh data yang di inginkan atau umpan balik yang dibutuhkan

5

Menggunakan cara kerja atau kebiasaan sendiri melalui evaluasi dalam pengumpulan informasi Contoh: Merencanakan cara kerja atau kebiasaan dalam mengumpulkan berbagai jenis

informasi Melakukan evaluasi terhadap cara kerja yang digunakan dalam pengumpulan

informasi

Page 44: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 43 -

12. Pembelajaran Berkelanjutan (PBL) Continuous Learning Kemampuan mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan baru yang dibutuhkan serta menciptakan peluang untuk belajar, saling bertukar informasi, pengetahuan dan pengalaman untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja dalam menghadapi pekerjaan.

Level Indikator Perilaku

1

Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan diri untuk meningkatkan kualitas kerja Contoh: Mengenali keterampilan/keahlian yang dibutuhkan oleh pekerjaannya Mengenali area pembelajaran yang dibutuhkan secara spesifik Mencari umpan balik untuk meningkatkan kinerja

2

Kemauan untuk mempelajari keterampilan atau kemampuan baru baik secara formal maupun informal Contoh: Mengikuti pelatihan tentang tata cara memberikan pelayanan yang baik Mempelajari keterampilan tentang Teknologi Informasi yang terbaru Mencari tantangan-tantangan pekerjaan baru untuk mengembangkan diri Berupaya untuk mengimplementasikan hasil-hasil pelatihan dalam pekerjaan

sehari-hari Memanfaatkan kritik dan umpan balik untuk peningkatan kinerja dan

pengembangan diri Memperluas jaringan untuk memperoleh akses ilmu pengetahuan, melalui internet,

forum, media cetak, dan lain-lain.

3

Mempraktekkan hal-hal baru yang dipelajarinya untuk meningkatkan keterampilan Contoh: Mempraktekkan pengetahuan/keterampilan yang diperoleh saat mengikuti

pelatihan dalam pekerjaan sehari-hari Mengenali kebutuhan pengembangan diri secara spesifik Mengenali kendala yang mungkin dihadapi dan cara mengatasinya Meminta saran dari berbagai narasumber yang mungkin terlibat Melakukan evaluasi terhadap kemajuan

4

Mengambil pekerjaan dan tugas yang lebih menantang dengan bekal pengetahuan yang baru didapat Contoh: Menerima pekerjaan yang baru dengan bekal pengetahuan yang diperoleh

saat pelatihan Berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan dalam organisasi yang bersifat

pengembangan

5

Memberi inspirasi dan memfasilitasi orang lain untuk belajar dan berkembang Contoh: Melakukan transfer ilmu kepada rekan kerja Melakukan inovasi dengan ilmu yang baru dan mengadakan pelatihan untuk

bawahannya

Page 45: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 44 -

13. Inovasi (INO) Inovation Kemampuan membuat solusi alternatif dengan cara yang baru, berbeda, dan orisinil melalui penerapan ilmu pengetahuan, informasi, keterampilan, dan pengalaman untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan organisasi

Level Indikator Perilaku

1 Menganalisa kemungkinan cara-cara untuk menyelesaikan masalah Contoh : Membuat rencana kerja pribadi untuk menyelesaikan tugas sehari-hari.

2

Mencetuskan ide/gagasan yang telah diperbarui dalam penyelesaian tugas Contoh : Memikirkan cara baru dalam melaksanakan tugas sehari-hari agar lebih baik,

efektif dan efisien. Membuat rencana kerja untuk menyelesaikan masalah

3 Mencari alternatif solusi potensial dalam pemecahan masalah Contoh : Mencari beberapa solusi potensial dalam menyelesaikan permasalahan.

4

Mengembangkan solusi-solusi alternatif baru dalam pemecahan masalah (dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki) Contoh : Mengembangkan solusi dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki.

5

Implementasi ide/cara yang unik dan orisinil dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki dalam menyelesaikan masalah. Contoh : Menetapkan dan mengimplementasikan ide dan cara baru dalam penyelesaian

masalah dengan mengarahkan bawahan nya. Melakukan transformasi untuk ide-ide baru.

Page 46: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 45 -

14. Koordinasi Lintas Fungsi (KLF)

Coordination across Function

Kemampuan untuk melakukan kerjasama secara integratif antar individu maupun antar unit kerja, sehingga terjalin kerjasama penyelesaian tugas yang efektif dan efisien

Level Indikator Perilaku

1 Memahami pengetahuan kerja yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya Contoh : Dapat menyebutkan tugas pokok sehari-hari Mengetahui ruang lingkup kerjanya

2 Menjalankan fungsi koordinasi sesuai penugasan yang diberikan, memahami

fungsi lain

Contoh :

Dapat menyebutkan tugas pokok fungsi lain Mengetahui ruang lingkup bidang lain

3 Memahami pengetahuan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya, serta

berusaha untuk mempelajari lingkup tugas fungsi lain dalam satu rumpun

pekerjaan

Contoh :

Memahami tugas pokok fungsi lain yang serumpun Bekerjasama dalam satu ruang lingkup pekerjaan dengan unit lain

4 Memahami ruang lingkup tugas dan tanggungjawab fungsi lain dengan baik,

memberdayakan anggota

Contoh :

Membangun budaya yang kondusif dalam tim internal dan meningkatkan kerjasama lintas fungsi

Memberdayakan anggota tim

5 Meningkatkan kolaborasi efektif lintas fungsi

Contoh :

Membangun sinergi yang saling menguntungkan untuk mencapai tujuan jangka

panjang organisasi.

Meningkatkan kolaborasi antar unit kerja

Page 47: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 46 -

15. Berorientasi pada Kualitas (BKU) Concern for Quality Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas secara detail dan konsisten dengan

mempertimbangkan semua aspek pekerjaan secara detil untuk mencapai mutu yang lebih

baik.

Level Indikator Perilaku

1 Bekerja sesuai dengan prosedur yang ditentukan

Contoh :

Melaksanakan tugas sesuai Standar Operasional Prosedur agar kualitas kinerja sesuai dengan harapan.

Bekerja sesuai arahan atasan.

2 Memeriksa hasil kerja

Contoh :

Membandingkan hasil kerja dengan rencana kerja.

Memastikan pekerjaan dilaksanakan sesuai arahan.

Memeriksa hasil pekerjaan agar sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3 Mengantisipasi masalah yang timbul dan menetapkan standar kerja dengan menemukan penyebab masalah Contoh : Mengidentifikasi permasalahan serta membuat langkah-langkah

pencegahan. Menetapkan standar kerja dengan menemukan faktor-faktor penyebab

permasalahan. Berusaha memahami kebutuhan dalam penyelesaian permasalahan.

4 Membuat standar kerja baru untuk memperbaiki proses kerja agar mencapai kualitas yang ditetapkan. Contoh : Berusaha meningkatkan standar kerja yang dicapai tahun berikutnya

dengan membuat rancangan standar kerja yang baru. Menyusun rencana kerja tahunan dan permasalahan.

5 Mengembangkan sistem pengawasan untuk menciptakan sistem organisasi yang lebih efektif.

Contoh :

Menciptakan cara-cara baru dalam melaksanakan fungsi supervisi efektif terhadap organisasi untuk mencapai Key Performance Indicator .

Page 48: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 47 -

16. Berorientasi Pada Pelayanan (BPL)

Customer Service Orientation

Kemampuan memberikan layanan kepada pelanggan (internal dan eksternal) yang sesuai

dengan keinginan pelanggan dan atau standar pelayanan minimal dengan berorientasi pada

pencapaian kinerja layanan yang memuaskan sehingga tercipta pelayanan yang prima

Level Indikator Perilaku

1 Memahami tahap-tahap pelayanan.

Contoh :

Mengerti dengan seksama petunjuk pelaksanaan pelayanan pekerjaan.

Memahami prosedur pelayanan.

Memahami tujuan pelayanan.

2 Memberikan pelayanan sesuai prosedur atau standar pelayanan minimum serta memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Contoh :

Memahami standar pelayanan minimum.

Melayani pelanggan sesuai identifikasi kebutuhan.

Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Mencatat komplain pelanggan.

Mencatat pencapaian persyaratan pelanggan.

Berpegang pada aturan yang berlaku dalam memberi pelayanan.

3 Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan untuk meningkatkan pelayanan

Contoh :

Memperbaiki pelayanan kepada pelanggan.

Bersikap proaktif dalam memberikan layanan prima kepada pelanggan

Memperhatikan penampilan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.

Menelusuri informasi mengenai kebutuhan pelanggan.

Melakukan kajian secara berkala terhadap kebutuhan pelanggan.

4 Mengambil langkah-langkah antisipatif untuk memprediksi perubahan kebutuhan pelanggan. Contoh : Menyusun rencana tindakan terhadap evaluasi kinerja untuk menghindari

kesalahan yang sama di masa lampau. Memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat dengan tingkat

penyelesaian masalah yang tepat dan akurat; Mengevaluasi hasil layanan dengan standar pelayanan yang

dipersyaratkan.

5 Menumbuhkembangkan budaya dan metode baru dalam meningkatkan mutu pelayanan.

Contoh :

Menindaklanjuti setiap keluhan secara proaktif dan memberikan layanan yang maksimal kepada pelanggan.

Menentukan strategi pelayanan pada perspektif jangka panjang guna memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Melakukan perbaikan yang berkesinambungan dalam bentuk program nyata guna meningkatkan kepuasan pelanggan.

Membuat kebijakan strategis pelayanan yang berkualitas.

Page 49: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 48 -

17. Orientasi pada Hasil (OPH) Result Oriented Kemampuan dalam melaksanakan tugas dengan mempertimbangkan semua aspek pekerjaan secara detail untuk pencapaian hasil kerja dengan mutu yang lebih

Level Indikator Perilaku

1

Menetapkan tujuan kerja untuk memenuhi harapan yang telah ditetapkan dengan mempertahankan kinerja Contoh: Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang ditentukan untuk

mencapai tujuan kerja. Fokus terhadap pencapaian kerja.

2

Melakukan upaya untuk mencapai target atau harapan yang ditetapkan. Contoh : Berperan aktif dalam pencapaian hasil. Mengkomunikasikan secara jelas sasaran kerja yang dicapai. Mendiskusikan tolak ukur kinerja yang menjadi ukuran keberhasilan.

3

Bekerja melebihi harapan dengan tujuan mendorong hasil dalam peningkatan kinerja. Contoh : Menyelesaikan tugas tepat waktu dan melebihi target. Memberikan tugas kepada orang lain dengan target yang menantang. Melakukan monitoring untuk memantau kemajuan yang dicapai. Memberikan umpan balik untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.

4

Mencari tantangan baru di luar lingkungan kerja yang ada. Contoh : Menangani hal diluar tugas rutin. Mengembangkan tujuan/pekerjaan yang lebih menantang. Mengidentifikasi cara-cara yang lebih efisien untuk mencapai kinerja yang

menantang.

5

Memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Contoh : Melakukan transfer pengetahuan untuk mencapai pencapaian kinerja yang

menantang. Mempersiapkan kader/calon agar pencapaian kinerja yang konsisten. Melakukan tranfer ketrampilan yang baru.

Page 50: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 49 -

18. Komunikasi (KOM) Communicaton Kemampuan menyampaikan informasi/pendapat/ide yang mudah dimengerti, efektif,tepat dan tepat saran jelas dan mampu meningkatkan pemahaman orang lain

Level Indikator Perilaku

1

Memahami tujuan dan pentingnya komunikasi dan mengikuti alur komunikasi yang berlaku Contoh: Memahami cara berkomunikasi dengan rekan kerja Menyampaikan ide-ide, pandangan kepada orang lain sesuai tat cara

berkomunikasi.

2

Menyampaikan informasi dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami orang lain. Contoh: Menyampaikan hasil rapat kepada rekan kerja dengan bahasa yang mudah

dipahami, Berbicara di depan forum diskusi Menyusun kerangka yang akan disampaikan Menjadi pendengar yang baik agar dapat dimanfaatkan untuk berbicara

efektif.

3

Menyederhanakan informasi komplek yang dapat mempengaruhi orang lain untuk bertindak positif Contoh:

Terlibat secara aktif di dalam forum diskusi

Berbicara tanpa terlebih dahulu menyusun kerangka yang akan

disampaikan .

Menggunakan media secara efektif, sehingga proses komunikasi berjalan

dengan kondusif

Memberikan apresiasi terhadap setiap pandangan yang diberikan orang lain.

4

Mengakomodir berbagai pendapat untuk mendapatkan kesimpulan yang terbaik dan mengendalikan komunikasi organisasi secara efektif Contoh: Mengambil kesimpulan dari pendapat yang beragam, Mengarahkan pembicaraan dalam berbagai forum diskusi Berbicara kontekstual dengan bahasa verbal maupun non verbal yang efektif

untuk membangun motivasi pendengar, pada konteks pembicaraan apapun Membuat kesimpulan pembicaraan Menyusun rencana tindak lanjut hasil pembicaraan

5

Memberikan umpan balik yang membangun dengan menggunakan metode komunikasi yang efektif. Contoh: Menyampaikan ide dan strategi yang membangun untuk organisasi

Mengarahkan komunikasi yang efektif, tepat sasaran

Merancang media untuk bebicara secara efektif

Mengendalikan kebijakan dan strategi komunikasi yang efektif

Melakukan dan menetapkan koreksi atas permasalahan mandeknya jalur

komunikasi di dalam organisasi

Page 51: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 50 -

19. Komunikasi Lisan (KLS) Verbal Communication Menyampaikan pendapat/ide/ informasi secara lisan dengan menggunakan kata/kalimat yang mudah dimengerti orang, baik perorangan maupun dalam kelompok

Level Indikator Perilaku

1

Bereaksi atas pertanyaan orang lain. Contoh: Menjawab pertanyaan. Merespon dengan seadanya.

2

Memberikan tanggapan atas pertanyaan orang lain dengan menggunakan kalimat sederhana. Contoh: Bereaksi atas pertanyaan dengan kalimat sederhana. Menyampaikan pendapat atas pertanyaan orang lain

3

Mengungkapkan pendapat/ide/informasi dengan kalimat yang sistematis dan dimengerti orang lain. Contoh: Mengutarakan ide kepada orang lain dengan sistematis. Mengungkapkan informasi terbaru sehingga yang mudah dimengerti orang

lain.

4

Menggunakan gaya bahasa yang dapat dimengerti orang lain secara sistematis kepada orang lain yang berbeda latar belakangnya. Contoh: Memberikan tanggapan atas pertanyaan orang yang mempunyai latar

belakang berbeda Mengunakan gaya bahasa yang dapat dimengerti orang lain yg berbeda latar

belakangnya

5

Mengarahkan orang lain untuk memahami maksud pembicaraan dan mendukung idenya. Contoh: Mempengaruhi rekan kerja agar mendukung ide-ide yang diutarakan. Berkomunikasi yang efektif sehingga yang mendengarkan mudah memahami

serta mendukungnya.

Page 52: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 51 -

20. Komunikasi Tertulis (KTS) Writing Communication Kemampuan menyampaikan pendapat/ide/informasi secara jelas dengan menggunakan tulisan dan tata bahasa dengan baik dan benar.

Level Indikator Perilaku

1

Menyampaikan informasi secara tertulis. Contoh: Menyampaikan laporan sederhana dalam bentuk surat. Menyampaikan informasi tertulis dalam penyelenggaraan rapat dalam bentuk

notulensi.

2

Menyampaikan informasi dalam bentuk tulisan sederhana dan dapat dipahami pembaca. Contoh: Menyampaikan informasi sederhana secara tertulis yang mudah dipahami. Menyampaikan laporan singkat yang mudah dimengerti.

3

Menyampaikan informasi secara jelas dengan menggunakan metode penulisan yang baik dan benar. Contoh: Menyampaikan informasi secara tertulis yang tepat dan mudah dipahami. Menyampaikan tulisan dengan metode yang tepat.

4

Menuangkan ide/pendapat dalam bentuk tulisan secara sistematis dengan penulisan yang benar. Contoh: Membuat suatu tulisan dengan sistematika y ang benar. Membuat laporan dengan sistematika yang baik sehingga mudah dipahami

5

Menyampaikan ide/pendapat dengan menggunakan kaidah metode penulisan sehingga dapat dipahami pembaca. Contoh: Menyusun pelaporan sesuai kaidah/ketentuan yang berlaku. Menyusun pelaporan yang terpadu. Mengintegrasikan beberapa laporan menjadi laporan yang bias dipahami.

Page 53: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 52 -

21. Membina Orang Lain (MOL) Developing Others Kemampuan untuk mendorong pengembangan orang lain agar dapat bekerja lebih optimal dan produktif

Level Indikator Perilaku

1

Menyadari potensi orang lain, mengenali kemampuan bawahan

Contoh :

Memahami setiap orang memiliki potensi/kemampuan masing-masing.

Memberikan ekspetasi positif kepada orang lain.

2

Memberikan argumentasi atau dukungan kepada orang lain.

Contoh :

Memberikan pengarahan untuk mempermudah pekerjaan.

Mengajukan pertanyaan dan menguji

Menggunakan metode lain untuk meyakinkan bahwa orang lain telah memahami pengarahan.

3

Memberikan umpan balik positif atau negatif dengan tujuan pengembangan. Contoh : Memberikan jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi orang lain. Berusaha memberikan pendapat dari berbagai sudut pandang baik positif

maupun negative Mendorong orang lain untuk menambah pengetahuan.

4

Mengembangkan pilihan atau training baru, mempromosikan pembelajaran berkelanjutan. Contoh : Mengidentifikasi kebutuhan training untuk pengembangan. Merancang dan menyusun program baru. Mendorong orang lain untuk membuat rencana pengembangan karirnya.

5

Memberikan penghargaan bagi pengembangan yang berhasil.

Contoh :

Memberikan penghargaan atau reward bagi pengembangan yang berhasil;

Memastikan orang lain dalam mengembangkan kemampuan.

Memberikan inspirasi kepada individu atau kelompok untuk belajar secara berkelanjutan.

Page 54: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 53 -

22. EMPATI (EMP) Interpersonal Understanding Kemampuan dalam memahami dan peduli terhadap perasaan, keinginan, dan pemikiran orang lain

Level Indikator Perilaku

1

Sadar terhadap emosi orang lain. Contoh : Menyadari emosi/perasaan seseorang Peduli perasaan orang lain Mendengarkan pesan seseorang

2

Mengerti emosi orang lain dan isi yang terkandung di dalamnya. Contoh : Memahami perasaan emosi seseorang yang sedang terjadi. Menangkap isi pesan yang disampaikan.

3 Memahami dengan penuh pengertian. Mengerti pikiran yang tidak terungkap secara verbal Membuat orang lain mampu bertindak

4

Memahami isu yang ada dibalik suatu percakapan. Contoh : Mengerti hal-hal yang mendasari suatu permasalahan Menunjukan pandangan yang seimbang tentang kekuatan dan kelemahan

seseorang

5

Memahami isu kompleks ada dibalik suatu percakapan. Contoh : Mengerti penyebab isu yang kompleks dari suatu perbuatan Mengerti pola kebiasaan masalah lama seseorang

Page 55: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 54 -

KOMPETENSI TEKNIS KELOMPOK KOMUNIKASI, HUKUM, ADMINISTRASI, DAN MANAJEMEN

1. Manajemen Rapat (MRp)

Kemampuan merencanakan, mengelola, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan rapatatau merancang pelaksanaan sebuah media pertemuan untuk membahas berbagai hal yang sangat diperlukan untuk banyak pihak, guna menyelesaikan berbagai masalah yang berhubungan dengan kemajuan organisasi

Level Indikator Perilaku

1 Membuat persiapan kebutuhan rapat, membuat rencana pelaksanaan rapat atau pertemuan lainnya sesuai dengan kebutuhan setiap unit kerja,

Contoh:

Mengatur jadwal pertemuan rapat, menyusun agenda rapat, menyiapkan peralatan pendukung pelaksanaan rapat.

2

Melaksanakan rapat sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah ditentukan

Contoh:

Melaksanakan rapat sesuai dengan jadwal dan agenda rapat.

3 Mengendalikan jalannya pelaksanaan rapat

Contoh:

Menetapkan prosedur rapat, menetapkan kebijakan pengendalaian rapat

4 Mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan rapat

Contoh:

Menetapkan prosedur evaluasi rapat, membuat laporan pelaksanaan rapat,

5 Menetapkan tindak lanjut dari setiap pelaksanaan rapat

Contoh:

Memutuskan hal-hal yang akan dilaksanakan sebagai tindak lanjut pelaksanaan rapat

Page 56: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 55 -

2. Sistem dan Prosedur Serta Tata Cara Kerja (SPT)

Pemahaman dasar-dasar sistem prosedur yang baik , penyusunan prosedur kerja dan perbaikan sistem dalam lingkup kerja

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui sistem dan prosedur yang sesuai dengan konsep dasar sistem serta manfaatnya.

Contoh:

Memahami dan dapat menjelaskan urutan kerja, prosedur kerja atau instruksi kerja.

2 Memahami cara merancang dan mengimplementasikan hasil perancangan sistem dan prosedur.

Contoh:

Dapat membuat suatu prosedur kerja atau instruksi kerja dan hasilnya dapat diusulkan

3 Melakukan pengendalian sistem dan prosedur yang disertai indikator kinerja setiap prosedur.

Contoh:

Dapat menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari sistem atau prosedur yang berjalan dan dapat memberikan usulan perbaikan.

4 Memastikan bahwa sistem dan prosedur berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan dan mengetahui kelemahan-kelemahannya untuk diperbaiki.

Contoh:

Melakukan pemeriksaan terhadap sistem dan prosedur secara berkala.

5 Mengembangkan sistem dan konsep prosedur yang sesuai, efisien dan efektif serta implementasinya

Contoh:

Merancang usulan konsep sistem dan prosedur yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, yang menghasilkan proses yang lebih efektif dan efisien..

Page 57: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 56 -

3. Administrasi, Kesekertariatan dan Pengarsipan (AKP)

Pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola administrasi surat-menyurat, pengarsipan dan tugas kesekretariatan, serta kemampuan untuk mengembangkan teknik administrasi yang lebih efektif dan efisien

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui prosedur administrasi dan kesekretariatan Contoh: Mengetahui proses pembuatan surat perintah perjalanan dinas Mengetahui proses kerja dan prosedur kegiatan administrasi dan

kesekretariatan, penyediaan sarana dan fasilitas kesekretariatan serta administrasi dan referensi, acuan dari prosedur

2 Memahami kegiatan administrasi dan kesekretariatan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku Contoh: Dapat menjelaskan kegiatan-kegiatan administrasi di lingkungan kerjanya

serta tata cara administrasi diluar organisasi Memahami dasar-dasar pemilahan arsip/dokumen, serta tujuan dan

fungsinya Melaksanakan kegiatan pemilahan Menempatkan suatu arsip/dokumen sesuai dengan petunjuk teknis

pengarsipan

3 Melakukan prosedur administrasi dan kesekretariatan Contoh: Pembuatan arsip dokumen surat keluar sesuai prosedur Menyusun daftar periksa arsip/dokumen, dan memberikan penomoran

arsip/dokumen secara teratur, sehingga mudah diambil/dijangkau ketika dibutuhkan

Dapat menjelaskan prinsip-prinsip, asas, tujuan serta fungsi sistem manajemen arsip

4 Efisiensi penggunaan fasilitas. Contoh: Dapat melaksanakan kegiatan administrasi dengan yang dapat menghemat

bahan-bahan yang ada secara tepat dan efisien Melakukan efisiensi kegiatan administrasi dengan memanfaatkan media

komputer, menata file-file dengan rapih dan terstruktur baik pada komputer maupun pada lemari arsip

Menata jadwal kegiatan yang jelas dan teratur sehingga mempercepat pengambilan keputusan pelaksanaan berbagai kegiatan.

5

Mengembangkan Sistem Administrasi & Kesekretariatan Contoh: Melakukan usulan dan memastikan perbaikan cara kerja administrasi dari

yang sebelumnya lebih efisien dan efektif Mengevaluasi pengelolaan arsip dan menetapkan batas retensi arsip

ataupun dokumen organisasi lainnya Memberikan penilaian atas pengelolaan arsip/dokumentasi organisasi,

sesuai dengan orientasinya Menetapkan rumusan kebijakan dan strategi pengendalian arsip.

Page 58: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 57 -

4. Manajemen Kerumahtanggaan (MRT)

Pengetahuan dan kemampuan mengelola, mengatur, dan memelihara peralatan dan kebutuhan rumah tangga/urusan dalam dan umum yang diperlukan untuk mendukung aktivitas operasional organisasi sesuai standar yang ditentukan dalam rangka optimalisasi kinerja pelayanan

Level Indikator Perilaku

1 Memiliki pengetahuan dasar pengelolaan rumah tangga/urusan dalam dan umum Contoh:

Mengetahui prosedur pengelolaan rumah tangga/urusan dalam dan umum

Menginventarisasi kebutuhan rumah tangga/urusan dalam dan umum

Menjelaskan lingkup pengelolaan rumah tangga/urusan dalam dan umum

2 Melakukan pengelolaan rumah tangga/urusan dalam dan umum

Contoh :

Menyusun jadwal pemenuhan kebutuhan rumah tangga/urusan dalam dan umum

Melakukan koordinasi, serta tahapan pelaksanaan pengaturan dan pemeliharaan rumah tangga/urusan dalam dan umum

Memenuhi kebutuhan alat dan bahan kerja

Memobilisasi sumberdaya untuk melakukan pemeliharan alat kerja yang menjadi tanggung jawab rumah tangga/ urusan dalam dan umum

3 Mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan rumah tangga/urusan dalam dan umum

Contoh :

Menganalisis pencapaian kinerja pengelolaan rumah tangga/urusan dalam dan umum

Menyusun rencana kerja pengendalian rumah tangga/urusan dalam dan umum

Memantau pengelolaan rumah tangga/ urusan dalam dan umum.

4 Menyusun tindak lanjut dari setiap hasil evaluasi

Contoh :

Melaksanakan penyempurnaan metode pengelolaan rumah tangga/urusan dalam dan umum

Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pengelolaan rumah tangga/urusan dalam dan umum

5 Mengendalikan pengelolaan rumah tangga/urusan dalam dan umum

Contoh :

Menyusun rencana tindak perbaikan pengelolaan rumah tangga/urusan dalam dan umum

Menetapkan kerangka kebijakan pengelolaan rumah tangga/urusan dalam dan umum.

Page 59: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 58 -

5. Statistik & Pengolahan Data (STA)

Kemampuan dalam mengolah data-data menjadi suatu informasi sesuai dengan yang dibutuhkan berdasarkan pada teknik statistik

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui secara umum teknik-teknik sederhana untuk pengolahan data dengan penggunaan teknik statistik. Contoh: Dapat menghitung mean, median. Dapat menghitung standar deviasi

2 Memahami teknik-teknik pengolahan data dengan menggunakan teknik-teknik statistik yang sistematis Contoh: Memahami pengolahan data survey kependudukan dengan statistik

3 Mengolah data dengan memberikan analisis dan sesuai dengan kaidah statistik Contoh: Menyajikan analisis statistik dari data yang ada.

4 Membuat interpretasi dan analisis hasil pengolahan data yang kompleks secara lengkap Contoh: Menyajikan hasil pengolahan data yang lengkap berisikan interpretasi dan

tindak lanjut hasil interpretasi

5 Mengembangkan teknik pengolahan data dengan teknik statistik, memanfaatkan software serta memanfaatkan teknik statistik untuk penyelesaian masalah Contoh: Membuat sistem pengolahan data dan analisis serta interpretasinya dengan

software SPSS dan membuat informasi hasil analisis tersebut sehingga dapat digunakan untuk penyelesaian masalah.

Page 60: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 59 -

6. Teknik Presentasi (TPR)

Pemahaman cara dan ketrampilan teknik presentasi, melakukan presentasi dengan alat bantu, melakukan presentasi dengan baik dan terarah

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui teknik-teknik presentasi Contoh: Mengetahui program komputer yang dapat digunakan dalam melakukan

presentasi Mengetahui teori dasar presentasi

2 Memahami cara-cara presentasi dengan menggunakan alat bantu Contoh: Berpresentasi dengan menggunakan alat bantu umum seperti OHP, papan

tulis atau kertas presentasi Menggunakan proyektor

3 Menyajikan, melakukan presentasi dengan menggunakan komputer.. Contoh: Berpresentasi dengan menggunakan program power point (PPT) Berpresentasi dengan menggunakan audio visual

4 Selalu dan menjadi kebiasaan presentasi dengan melibatkan sensitivitas untuk memahami kemauan dan pemikiran audiens dengan dukungan Teknologi Informasi Contoh: Berpresentasi dengan interaktif. Berpresentrasi secara atraktif

5 Mengembangkan teknik presentasi dengan cara-cara yang yang lebih memotivasi dengan menggunakan berbagai metode Contoh: Berpresentasi dengan dengan multimedia dan interaktif sehingga dapat

mempengaruhi audiens

Page 61: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 60 -

7. Bahasa Inggris (Ing)

Pengetahuan dan kemampuan mendengarkan percakapan, membaca buku-buku berbahasa Inggris, menerjemahkan spesifikasi, standar, buku manual, berbicara dalam bahasa Inggris serta kemampuan untuk melakukan presentasi dengan bahasa inggris baik pada forum nasional maupun internasional

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui kosa kata-kosa kata sederhana dalam Bahasa Inggris dan grammar Contoh: Dapat memberikan arti kata kata Mengetahui pembicaraan pihak lain dalam bahasa Inggris Mengerti perintah khusus, peringatan, spesifikasi peralatan baik lisan

maupun tulisan dalam bahasa Inggris

2 Memahami arti kata dan beberapa kata sederhana dalam bahasa Inggris dan gaya grammar Contoh: Mengetahui ucapan kata-kata dalam bahasa Inggris Menjawab pertanyaan sederhana dalam bahasa Inggris

3 Dapat mengucapkan dan menulis serta mengartikan dalam bahasa Inggris Contoh: Mampu mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris dengan baik dan

benar Menerjemahkan kalimat dan kata-kata Bahasa Inggris ke dalam bahasa

Indonesia sesuai dengan gramatikalnya serta sebaliknya Mengerti perintah khusus, peringatan, spesifikasi teknik peralatan baik

lisan maupun tulisan dalam bahasa Inggris, mampu menulis kata-kata dalam bahasa Inggris dengan baik dan benar.

4 Mengucapkan dan menuliskan kata-kata dalam bahasa Inggris dengan baik dan benar Contoh: Dapat mengucapkan dan menuliskan kalimat-kalimat dalam bahasa

Inggris, Mampu berdialog dengan bahasa Inggris terstruktur dengan pihak lain Mampu menulis surat, risalah, kesimpulan dan artikel dalam bahasa

Inggris dengan baik dan benar Memahami literatur-literatur dalam bahasa Inggris

5 Dapat membaca literatur, aturan, berbicara dan menulis dalam Bahasa Inggris dengan baik dan benar serta lancar Contoh: Membuat ringkasan apa yg dibacanya kedalam bahasa inggris Mampu membuat literatur-literatur dalam bahasa Inggris Mampu berdialog lancar dengan banyak ungkapan dalam bahasa Inggris

dengan banyak pihak Mampu melakukan presentasi dalam bahasa Inggris dengan lancar Mampu berbicara dengan lancar dalam forum international

Page 62: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 61 -

8. Produk Hukum dan Peraturan Perundang-undangan (PHP)

Pengetahuan dan kemampuan dalam memahami hukum, perundang-undangan dan peraturan pemerintah, dan mengelompokkan masalah/kasus serta proses penyelesaiannya

Level

Indikator Perilaku

1 Mengetahui secara umum kaidah hukum dan peraturan perundang-undangan Contoh: Dapat menyebutkan hukum dan aturan-aturan pemerintah yang berlaku Dapat menyebutkan tata urutan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2 Memahami rencana penyelesaian masalah/kasus berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contoh: Memahami dasar-dasar hukum dan aturan pemerintah yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah/kasus Memahami prosedur penyelesaian masalah

3 Membuat perencanaan penyelesaian terhadap permasalahan hukum yang dihadapi organisasi Contoh: Membuat rencana penyelesaian masalah yang dikaitkan hukum yang berlaku. Membuat analisis strategi penyelesaian kasus

4 Mewakili organisasi dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan hukum. Contoh: Membuat strategi perlindungan hukum bagi organisasi sesuai dengan

perundang-undangan yang berlaku Beracara di pengadilan untuk mewakili organisasi

5 Mengembangkan kebijakan hukum dan aturan pemerintah dalam mendukung kebijakan organisasi. Contoh: Membuat petunjuk pelaksanaan penanganan masalah hukum yang bersifat

umum. Membuat Peraturan Menteri

Page 63: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 62 -

9. Manajemen Pengamanan (MPn)

Pengetahuan, kemampuan, dan pengelolaan pengamanan dengan cara mengatasi implikasi ancaman dan gangguan terhadap seluruh kegiatan organisasi, produk barang dan atau jasa termasuk dampaknya terhadap kinerja organisasi

Level

Indikator Perilaku

1 Mengetahui secara umum penerapan kebijakan manajemen pengamanan dalam lingkup pekerjaan Contoh: Dapat menjelaskan penerapan kebijakan manajemen pengamanan yang

berlaku dalam lingkungan internal Memiliki pengetahuan parsial tentang sistem keamanan Mengetahui secara umum sistem pengamanan yang meliputi prosedur tetap,

SOP dan peraturan yang berlaku serta unsur obyek yang diamankan

2 Memahami rencana pelaksanaan penerapan manajemen pengamanan sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku Contoh: Memahami dasar-dasar hukum dan aturan yang digunakan untuk menerapkan

manajemen pengamanan, Memahami rencana pengawasan terhadap hasil kerja dirinya dan bawahan; Mengetahui perjanjian kerja sama sistem pengamanan dengan pihak

Kepolisian RI

3 Membuat perencanaan pelaksanaan audit manajemen pengamanan Contoh:

Membuat rencana pelaksanaan audit, membuat daftar temuan2 dari auditor ,

Melaksanakan pengawasan tugas dan fungsi bawahan berikut hasil kerja dan target-targetnya

Menelaah permasalahan hasil kerja

4 Melakukan evaluasi efektivitas penerapan Sistem Manajemen Pengamanan dan kebutuhan untuk mengubah Sistem Manajemen Pengamanan menjadi lebih baik Contoh:

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap suatu proses/hasil kerja (baik terhadap diri sendiri maupun orang lain/bawahan)/pencapaian target

Mengidentifikasi faktor-faktor penghambat pelaksanaan suatu proses/hasil kerja (baik terhadap diri sendiri maupun orang lain/bawahan)/pencapaian target

Melakukan tindakan perbaikan berkesinambungan terhadap suatu proses/hasil kerja (baik terhadap diri sendiri maupun orang lain/bawahan)/pencapaian target

5 Mengembangkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan manajemen pengamanan Contoh:

Membuat berbagai kebijakan yang dapat meningkatkan pengelolaan keamanan.

Menetapkan perbaikan berkesinambungan yang diusulkan atas dasar hasil monitoring dan evaluasi berkelanjutan.

Mengembangkan prosedur, sistem pengamanan baru sesuai perkembangan tingkat kerawanan keamanan dari berbagai gangguan, ancaman pengrusakan, demonstrasi, huru-hara dan pencurian.

Page 64: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 63 -

10. Advokasi

Pengetahuan dan kemampuan membina, membimbing, dan memberikan arahan tentang pelaksanaan program kerja dengan berbagai media

Level Indikator Perilaku

1 Memiliki pengetahuan dasar dalam melakukan pembimbingan dan advokasi

Contoh:

Menyiapkan bahan/materi bimbingan dan advokasi

Mengetahui proses pembimbingan dan advokasi memilah kasus-kasus

Mengetahui proses pembimbingan dan advokasi dalam melakukan kodifikasi

2 Memberikan bimbingan dan advokasi dalam menyusun peraturan atau ketentuan yang diperlukan

Contoh:

Memberikan pembimbingan dan advokasi

Menyusun argumentasi teknis dan hukum.

Menyusun alternatif pemecahan masalah pada kasus yang sedang dihadapi

3 Menganalisis pelaksanaan advokasi

Contoh:

Mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan,

Menganalisis komponen yang diperlukan dalam memberikan bimbingan dan advokasi

Menyusun metode pembimbingan dan advokasi penyusunan peraturan

4 Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan bimbingan dan advokasi

Contoh:

Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan bimbingan dan advokasi penyusunan peraturan

Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan advokasi.

Menganalisis komponen yang diperlukan dalam memberikan bantuan advokasi;

5 Merumuskan kebijakan dan strategi pembimbingan dan advokasi

Contoh:

Menilai kinerja pelaksanaan pembimbingan dan advokasi

Menetapkan metode pembimbingan dan advokasi

Menyusun rumusan kebijakan dan strategi bimbingan dan advokasi

Menetapkan solusi atas permasalahan

Page 65: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 64 -

11. Mutu Pelayanan Publik (MPP)

Pengetahuan dan kemampuan tentang tata cara mengatur, melaksanakan dan mengelola hal-hal yang berdampak terhadap mutu pelayanan publik

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui berbagai macam sistem manajemen mutu untuk pelayanan publik Contoh:

Mengetahui proses pelayanan publik dan contoh penerapannya. Memahami pentingnya manajemen mutu dalam pelaksanaan pelayanan

publik. Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan

2 Memahami proses bisnis dan sistem manajemen pelayanan publik yang berlaku di unit kerja atau di organisasi. Contoh:

Menjelaskan manajemen mutu yang diterapkan dalam pengendalian mutu pelayanan publik

Mencatat komplain dan pencapaian persyaratan pelanggan

Memberikan pelayanan sesuai ketentuan.

3 Merancang dan mengimplementasikan pelayanan publik yang bermutu. Contoh:

Bersikap proaktif dalam memberikan layanan prima kepada pelanggan

Memperhatikan tampilan pada setiap kali terjadi kontak dengan pelanggan (internal dan eksternal)

Menelusuri informasi mengenai kebutuhan pelanggan dalam rangka pelayanan yang memuaskan.

4 Mengendalikan dan memperbaiki mutu pelayanan publik yang diberikan serta mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan publik. Contoh:

Mengevaluasi efektivitas pengendalian mutu pelayanan publik yang berlaku

Melakukan pengukuran kepuasan, aktif dalam mencari informasi mengenai kebutuhan pelanggan, dan berupaya memenuhinya secara optimal

Memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat, dengan tingkat penyelesaian masalah yang tepat dan akurat

5 Mengembangkan dan dapat memberikan solusi terhadap kesalahan proses bisnis yang berkaitan dengan pelayanan publik yang bermutu. Contoh:

Menindaklanjuti setiap keluhan secara proaktif dan memberikan layanan yang maksimal kepada pelanggan

Menentukan strategi pelayanan pada perspektif jangka panjang guna memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan;

Membuat kebijakan strategis pelayanan yang berkualitas.

Page 66: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 65 -

12. Teknik Negosiasi (TNg)

Kemampuan secara efektif dalam menggali alternatif-alternatif dan posisi untuk mencapai hasil dengan mendapatkan dukungan dan penerimaan dari semua pihak

Level Indikator Perilaku

1

Mengetahui secara umum teknik-teknik negosiasi dan mengenali kebutuhan dan persfektif pihak lain. Contoh:

Mengetahui teknik negosiasi yang digunakan untuk mendapatkan dukungan orang lain

Mengenali suatu persoalan yang sedang dibahas pada forum negosiasi dari berbagai perspektif yang dapat diterima oleh para pihak

2

Memberikan rekomendasi dengan cara yang dapat diterima dan disetujui oleh pihak lain Contoh:

Menyebutkan kebutuhan dan keinginan organisasi kepada pihak lain ataupun sebaliknya secara jelas dan tidak multitafsir

Mengenali kepentingan masing-masing pihak dan menggiringnya pada pencapaian kesepakatan yang menang-menang (win-win solution)

Memberikan rekomendasi dengan cara yang dapat diterima dan disetujui para pihak

3

Mendapatkan dukungan pihak tertentu dalam memenangkan negosiasi, mampu mengidentifikasi situasi yang membutuhkan negosiasi secara efektif Contoh:

Mengenali gejala masalah dan mengindetifikasi berbagai situasi yang memerlukan proses negosiasi intensif guna mencapai kata sepakat yang saling menguntungkan

Memberikan kontribusi positif dalam setiap proses negosiasi

Menguraikan kekuatan dan kelemahan para pihak, dan menjadikannya sebagai dasar negosiasi untuk mencapai solusi terbaik bagi para pihak

4

Menciptakan kemungkinan-kemungkinan yang memberikan kontribusi terhadap penyelesaian yang disepakati. Contoh:

Menilai kekuatan dan kelemahan pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi

Menjaga hubungan baik secara profesional dengan berbagai pihak yang berkepentingan, mengadakan berbagai forum diskusi sebagai bahan tamabahan

Mencari berbagai informasi untuk terus memperluas wawasan

5

Dapat menunjukkan fleksibilitas dalam penyelesaian masalah, dapat melakukan negosiasi untuk situasi yang sulit dan sensitif secara diplomatis. Contoh:

Mengarahkan proses negosiasi pada pencapaian kata sepakat yang saling menguntungkan

Melakukan negosiasi pada situasi yang sulit dan sensitif secara diplomatis dengan hasil yang optimal dan dapat diterima semua pihak

Memimpin setiap negosiasi yang memberikan pengaruh strategis baik terhadap pelanggan maupun organisasi

Page 67: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 66 -

13. Public Relation (PRI)

Pengetahuan dan yang dibutuhkan untuk menyebarkan informasi, sosialisasi dan meningkatkan citra organisasi ke masyarakat umum dan pegawai

Level Indikator Perilaku

1

Mengetahui konsep dan prinsip dasar di bidang public relation. Contoh: Mengetahui metode-metode komunikasi massa. Mengetahui dasar teori public relation

2

Memahami teknik memberikan informasi yang jelas dalam lingkup organisasi, mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan organisasi kepada pegawai. Contoh: Memahami tehnik pemberian informasi dan komunikasi Memahami kebijakan baru di organisasi

3

Mengkomunikasikan kebijakan organisasi ke pihak luar melalui pernyataan-pernyataan di media massa dengan baik. Contoh: Dapat membuat press release. Memberikan penjelasaan tentang kebijakan organisasi

4

Dapat menciptakan opini publik yang positif terhadap citra organisasi. Contoh: Dapat mengukur pendapat masyarakat tentang organisasi Menciptakan rencana tindakan opini publik yang sesua citra organisasi.

5

Mengembangkan teknik-teknik komunikasi massa, sehingga dapat mempengaruhi opini publik secara meyakinkan. Contoh: Menggunakan multimedia dalam mengkomunikasikan hal-hal untuk

menciptakan opini publik. Menentukan strategi komunikasi jangka panjang guna memenuhi kebutuhan

dan keinginan publik.

Page 68: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 67 -

14. Manajemen Waktu (MWt)

Manajemen waktu adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, dan evaluasi penggunaan waktu serta kemampuan menentukan prioritas kerja, bekerja secara efektif, dan ketepatan untuk mendelegasikan pekerjaan secara cepat dan tepat.

Level Indikator Perilaku

1

Mengetahui konsep dan prinsip dasar dalam pengelolaan waktu dan menentukan prioritas dalam beraktivitas Contoh: Mengetahui penyebab jadwal yang tidak sesuai Mengetahui penyebab terjadinya keterlambatan kegiatan

2

Memahami teknik pengelolaan waktu untuk bisa menyusun skala prioritas yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan seluruh piahk2 terkait Contoh: Mengetahui berbagai informasi yang berhubungan dengan aktivitas bekerja, Menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak untuk antisipasi berbagai

keterlambatan

3

Mengkomunikasikan kebijakan yang berhubungan dengan manajemen waktu sehingga dapat menibulkan situasi yang kondusif untuk pihak2 terkait. Contoh: Menyebar pemberitahuan kepada pihak-pihak terkait Mengadakan berbagai bentuk sosialisasi mengenai kebiajakan manajemen

waktu

4

Pengendalian pelaksanaan manajemen waktu secara menyeluruh untuk menghasilkan kinerja yang sinergis sehingga menghasilkan output yang optimal Contoh: Mengadakan pengukuran terhadap penggunaan waktu dengan tepat Mengevaluasi penggunaan waktu yang kurang efisien Membuat program yang berkaitan dengan pengelolaan waktu.

5

Mengembangkan teknik-teknik pengelolaan manajemen waktu, sehingga dapat mempengaruhi pola pikir seluruh personil menjadi lebih baik Contoh: Menggunakan berbagai fasilitas untuk meningkatkan kesadaran dalam

pengalolaan waktu Menyusun sistem pengelolaan waktu yang tepat sesuai dengan situasi dan

kondisi terkini

Page 69: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 68 -

15. Manajemen Perubahan (MPr)

Pengetahuan dan kemampuan mengenal kebutuhan perubahan, mengidentifikasikan sifat perubahan, memilih agen perubahan, merancang rencana tindakan perubahan, mendiagnosis situasi, memilih strategi dan teknik perubahan, mengimplementasikan perubahan, mendiagnosis kekuatan-kekuatan yang mempengaruh perubahan, mengevaluasi perubahan serta melembagakan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian visi dan misi organisasi

Level Indikator Perilaku

1

Mengetahui secara umum manajemen perubahan, meliputi kebutuhan perubahan, identifikasi perubahan, pemilihan teknik perubahan. Contoh: Mengetahui berbagai metode manajemen perubahan. Mengetahui identifikasi perubahan manajemen

2

Memahami maksud dan tujuan perubahan, prinsip-prinsip dasar perubahan, perencanaan perubahan, implementasi perubahan. Contoh: Memahami agen perubahan yang terlibat dalam organisasi. Memahami terjadinya perubahan

3

Menginventarisasi kebutuhan perubahan, mengidentifikasi sifat perubahan, memilih agen perubahan. Contoh: Menetapkan agen perubahan untuk menetapkan metode baru. Mengindentifikasi sifat perubahan

4

Merencanakan perubahan, memilih strategi, memilih teknik dan merancang perubahan. Contoh: Membuat rencana perubahan yang berhubungan dengan metode baru yang

akan diimplementasikan. Merencanakan tehnik perubahan

5

Mengevaluasi perubahan diikuti umpan balik dengan mengumpulkan data hasil perubahan dan evaluasi data. Contoh: Membuat laporan tertulis tentang proses perubahan sistem kinerja yang

sedang berlangsung di organisasi disertai rekomendasi. Mengevaluasi hasil perubahan yang dicapai

Page 70: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 69 -

16. Budaya Organisasi (BOr)

Pengetahuan dan kemampuan dalam memahami, melaksanakan, dan mengendalikan Budaya Organisasi dalam setiap pelaksanaan kegiatan sehingga dapat tetap berjalan pada jalurnya sesuai dengan visi dan misi organisasi.

Level

Indikator Perilaku

1 Memahami dan mengenali Budaya Organisasi sebagai hal yang perlu untuk dipertahankan dan terus diterapkan secara serius untuk menjaga eksistensi organisasi Contoh:

Mengetahui Budaya Organisasi Organisasi

Menerima Budaya Organisasi sebagai acuan dalam prilaku sehari-hari dalam bekerja

Menjadikan Budaya Organisasi sebagai pegangan dalam menjalankan seluruh tugas dan kewajiban dalam bekerja.

2 Melaksanakan berbagai sosialisasi melalui berbagai kegiatan yang bertujuan agar Budaya Organisasi semakin dapat menyatu dalam jiwa personil. Contoh:

Menyiapkan alat dan bahan pendukung pelaksanaan kegiatan berkenaan dengan sosialisasi Budaya Organisasi

Menyusun run down kegiatan

Menyusun check list pelaksanaan kegiatan berkenaan dengan sosialisasi Budaya Organisasi.

3 Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan Contoh:

Memeriksa dan mengevaluasi dokumen pendukung penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan

Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Memeriksa seluruh dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan berkenaan dengan sosialisasi Budaya Organisasi

Memeriksa Run down dan check list pelaksanaan kegiatan berkenaan dengan sosialisasi Budaya Organisasi

4 Mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan Budaya Organisasi Contoh:

Mengkomunikasikan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan berkenaan dengan sosialisasi Budaya Organisasi

Mengevaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan berkenaan dengan sosialisasi Budaya Organisasi

Menginventarisasi dan mengevaluasi permasalahan pelaksanaan kegiatan berkenaan dengan sosialisasi Budaya Organisasi

5 Mengevaluasi kebijakan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan Budaya Organisasi Contoh:

Melakukan monev seluruh tahapan pelaksanaan kegiatan

Mengorganisasi terselenggaranya pengorganisasian pelaksanaan kegiatan yang efektif dan efisien

Menyusun model pengendalian pelaksanaan kegiatan yang efektif dan efisien

Menetapkan kebijakan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan Budaya Organisasi

Page 71: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 70 -

17. Manajemen Konflik (MKf)

Kemampuan dalam menangani situasi yang berpotensi menimbulkan konflik di dalam unit kerja yang dapat mengganggu keberlangsungan kerja dan stabilitas lingkungan kerja, dan mengelolanya secara baik, sehingga benih-benih konflik di antara sesama rekan kerja dapat dihilangkan

Level

Indikator Perilaku

1 Memahami dan mengenali konflik sebagai hal yang perlu untuk dikelola secara serius untuk menjaga kenyamanan dalam bekerja Contoh:

Menghindari hal-hal yang bisa menimbulkan konflik

2 Melaksanakan manajemen konflik di antara sesama rekan kerja Contoh:

Memahami instruksi dan arahan pimpinan dalam mengatasi terjadinya konflik

Bersikap pasif dalam situasi konflik, meskipun sudah mengenali adanya indikasi konflik, dan berharap konflik akan hilang dengan sendirinya.

3 Mengenali indikasi konflik dan peka terhadap konflik yang terjadi serta dampak dari adanya konflik Contoh:

Mengenali adanya konflik sambil berupaya melakukan inisiatif untuk mempelajari situasi yang terjadi

Mencari alternatif solusi untuk meredam ekses negatif dari sebuah konflik

Mempelajari situasi yang memicu konflik dan sebab terjadinya konflik

Mampu menghindar dari konflik yang terjadi.

4 Menyikapi adanya konflik secara konstruktif dan menjadi mediator bagi terselesaikannya konflik di dalam unit kerja

Contoh :

Mampu mengindentifikasi akar penyebab terjadinya konflik dan dampak potensial jika konflik tersebut dibiarkan terjadi

Menjadi mediator konstruktif bagi terselesaikannya suatu konflik

Membuat rencana tindak penyelesaian masalah konflik melalui koordinasi dengan pihak kunci (key person) untuk mencegah dampak strategis yang mungkin terjadi

Melakukan diskusi brainstorming dan tanya jawab untuk mencairkan kebuntuan hubungan antar unit kerja ataupun sesama rekan kerja.

5 Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dalam suasana yang paling menyenangkan, sehingga mampu membangkitkan semangat kerja untuk meraih prestasi yang paling maksimal Contoh :

Membudayakan hidup dalam suasana kerja yang penuh keteladanan dan kompetisi yang sehat

Memberikan MCC (mentoring, coaching, and conseling) bagi para anggota tim kerja agar dapat mengelola adanya perbedaan sehingga mampu meredam terjadinya konflik Melakukan komunikasi lintas arah secara intensif untuk membahas berbagai isu terkini organisasi untuk memperoleh hasil kerja yang produktif

Menggunakan berbagai media informasi untuk mengelola konflik secara positif, dan mengarahkan konflik dalam sebuah dinamika yang perlu dikelola secara arif

Page 72: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 71 -

18. Manajemen Strategi (MSt)

Pengetahuan dalam membuat perencanaan, pengendalian, dan evaluasi terhadap lingkungan strategik organisasi dalam rangka penyusunan program kerja dan kegiatan dengan mempertimbangkan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan dampak terhadap organisasi

Level

Indikator Perilaku

1 Memiliki pengetahuan dasar perencanaan dan pengembangan strategi Contoh:

Mampu menyebutkan faktor-faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan strategik organisasi

Mengetahui prosedur penyusunan rencana strategik

Mengumpulkan data faktor internal dan eksternal

Mampu menyebutkan prinsip dasar proses perencanaan serta pengendalian dan evaluasi lingkungan strategik organisasi.

2 Mengevaluasi lingkungan strategik organisasi Contoh:

Mampu mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal

Mampu memberikan nilai atas pencapaian masing-masing faktor

Mampu membuat rating nilai terhadap masing-masing faktor yang ada di dalam lingkungan strategik internal dan eksternal

Mampu memetakan posisi bersaing organisasi.

3 Menyusun program kerja dan kegiatan Contoh:

Mampu membuat peta strategi organisasi

Mampu meng-cascade strategi umum ke dalam kebijakan dan program kerja organisasi

Mampu menyusun program kerja dan kegiatan yang mendukung strategi umum organisasi.

4 Memantau program kerja dan kegiatan yang berkenaan dengan hal2 mempengaruhi strategik organisasi Contoh:

Membuat laporan berkala, menyusun rekomendasi untuk kegiatan berikutnya.

5 Menyusun strategi umum dan kebijakan Contoh:

Menyusun strategi umum dan operasional

Menentukan kebijakan strategik organisasi yang sejalan dengan hasil evaluasi

Menetapkan program kerja dan kegiatan

Mengembangkan proses perencanaan, pengembangan, dan evaluasi terhadap implementasi kebijakan dan program

Page 73: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 72 -

KOMPETENSI TEKNIS KELOMPOK KELEMBAGAAN

1. Kelembagaan & Tatalaksana

Pengetahuan, kemampuan, dan sikap terhadap prinsip-prinsip pengelolaan organisasi yang baik melalui penciptaan nilai dan etika berorganisasi yang taat terhadap prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran dan kesetaraan

Level Indikator Perilaku

1 Memiliki pengetahuan dasar tentang prinsip-prinsip pengelolaan organisasi yang baik Contoh:

Menyebutkan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi yang baik

Mampu menjelaskan secara umum tujuan penatakelolaan organisasi yang baik

2 Mengetahui secara menyeluruh penerapan standar penatalaksanaan organisasi yang baik Contoh:

Menguraikan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi yang baik ke dalam tugas dan fungsi kerja

Menjelaskan secara rinci tujuan penatakelolaan organisasi yang baik

Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam menjalankan prinsip-prinsip tatalaksana organisasi yang baik

3 Menyusun rencana pengelolaan organisasi sesuai dengan nilai dan etika berorganisasi Contoh:

Membuat perencanaan pengelolaan organisasi berdasarkan prinsip- prinsip yang berlaku

Menyusun standar tatalaksana organisasi yang baik

Melaksanakan penatakelolaan organisasi

4 Menginternalisasi prinsip-prinsip penatalaksanaan organisasi yang baik ke dalam tugas dan fungsi pekerjaan Contoh:

Menginsiasi terselenggaranya tatalaksana organisasi yang baik dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi yang baik

Mampu mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan penatakelolaan organisasi

Memberikan solusi atas permasalahan dalam tatalaksana organisasi yang baik

5 Menyusun kerangka kebijakan penatalaksanaan organisasi yang baik Contoh:

Mengevaluasi efektivitas pengendalian tatalaksana organisasi yang baik

Mengintegrasikan seluruh prinsip tatalaksana yang baik ke dalam struktur pengendalian manajemen

Menyusun kebijakan pengendalian dan perbaikan tatalaksana organisasi yang baik

Page 74: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 73 -

2. Analisis Jabatan

Mengidentifikasi Jabatan secara tepat dan jelas untuk membangun aparatur negara agar mampu mengemban misi, tugas dan fungsi serta peranannya masing-masing secara bersih, efektif dan efisien, dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik.

Level Indikator Perilaku

1 Memiliki pengetahuan dasar tentang prinsip-prinsip pelaksanaan analisis jabatan Contoh:

Menyebutkan prinsip-prinsip pelaksanaan analisis jabatan yang baik

Mampu menjelaskan secara umum tujuan penatakelolaan analisis jabatan

2 Mengetahui secara menyeluruh teknis pelaksanaan analisis jabatan Contoh:

Menguraikan prinsip-prinsip pelaksanaan analisis jabatan untuk memperlancar tugas dan fungsi kerja

Menjelaskan secara rinci tujuan pelaksanaan analisis jabatan

Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam menjalankan pelaksanaan analisis jabatan

3 Menyusun rencana pelaksanaan analisis jabatan sesuai dengan nilai dan etika berorganisasi Contoh:

Membuat perencanaan pelaksanaan analisis jabatan berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku

Menyusun standar tatalaksana pelaksanaan analisis jabatan, Melaksanakan pelaksanaan analisis jabatan

4 Menginternalisasi pelaksanaan analisis jabatan yang baik ke seluruh direktorat Contoh:

Menginisiasi terselenggaranya pelaksanaan analisis jabatan yang baik dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi yang baik

Mampu mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan analisis jabatan

Memberikan solusi atas permasalahan dalam pelaksanaan analisis jabatan

5 Menyusun kerangka kebijakan pelaksanaan analisis jabatan Contoh:

Mengevaluasi efektivitas pengendalian pelaksanaan analisis jabatan yang baik

Mengintegrasikan seluruh prinsip pelaksanaan analisis jabatan ke dalam struktur pengendalian manajemen

Menyusun kebijakan pengendalian dan perbaikan pelaksanaan analisis jabatan

Page 75: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 74 -

3. Jabatan Fungsional Umum (JFU)

Kemampuan dalam menyusun kedudukan, jenjang, dan persyaratan dalam jabatan fungsional Umum

Level Indikator Perilaku

1 Memiliki pengetahuan dasar tentang jabatan fungsional Umum Contoh:

Mampu menyebutkan nomenklatur jabatan fungsional Umum

Menjelaskan konsep dasar jabatan fungsional Umum

Mampu menyebutkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jabatan fungsional Umum

2 Mengetahui dan memahami secara menyeluruh konsep jabatan fungsional Umum Contoh:

Mampu menyusun peta jabatan fungsional Umum

Menyebutkan kedudukan, jenjang, dan persyaratan dalam jabatan struktural dan fungsional Mampu menjelaskan rumpun jabatan fungsional Umum yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab

3 Menyusun jabatan jabatan fungsional Umum Contoh:

Menginventarisasi kebutuhan jabatan jabatan fungsional Umum

Menyusun persyaratan jabatan fungsional Umum

Menjelaskan tujuan penetapan jabatan fungsional Umum

Mampu melakukan penilaian terhadap bobot penentuan jenjang jabatan fungsional Umum.

4 Memantau penyusunan Jabatan Fungsional Umum Contoh:

Memantau tujuan, fungsi, syarat jabatan, jenjang, dan kualifikasi jabatan fungsional Umum

Memantau proses penetapan jabatan fungsional Umum

5 Mengevaluasi kebijakan dan strategi penyusunan jabatan fungsional Umum Contoh:

Membuat rumusan kebijakan dan strategi penyusunan jabatan fungsional Umum

Menetapkan tujuan, fungsi, syarat jabatan, jenjang, dan kualifikasi jabatan fungsional Umum

Mengevaluasi efektivitas ketentuan mengenai penetapan jabatan fungsional Umum

Menyusun rekomendasi perbaikan ketentuan mengenai kedudukan, jenjang, syarat jabatan, serta kualifikasi jabatan fungsional Umum

Page 76: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 75 -

4. Jabatan Fungsional Khusus (JFK)

Kemampuan dalam menyusun kedudukan, jenjang, dan persyaratan dalam jabatan fungsional Khusus

Level Indikator Perilaku

1 Memiliki pengetahuan dasar tentang jabatan fungsional Khusus Contoh:

Mampu menyebutkan nomenklatur jabatan fungsional khusus

Menjelaskan konsep dasar jabatan fungsional Khusus

Mampu menyebutkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jabatan fungsional Khusus

2 Mengetahui dan memahami secara menyeluruh konsep jabatan fungsional Khusus Contoh:

Mampu menyusun peta jabatan fungsional Khusus

Menyebutkan kedudukan, jenjang, dan persyaratan dalam jabatan fungsional Khusus; Mampu menjelaskan rumpun jabatan fungsional Khusus yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab organisasi

3 Menyusun jabatan jabatan fungsional Khusus Contoh:

Menginventarisasi kebutuhan jabatan jabatan fungsional Khusus

Menyusun persyaratan jabatan fungsional Khusus

Menjelaskan tujuan penetapan jabatan fungsional Umum

Mampu melakukan penilaian terhadap bobot penentuan jenjang jabatan fungsional Khusus

4 Memantau penyusunan Jabatan fungsional Khusus Contoh:

Memantau tujuan, fungsi, syarat jabatan, jenjang, dan kualifikasi jabatan fungsional Khusus

Memantau proses penetapan jabatan fungsional Khusus

5 Mengevaluasi kebijakan dan strategi penyusunan jabatan fungsional Khusus Contoh:

Membuat rumusan kebijakan dan strategi penyusunan jabatan fungsional Khusus

Menetapkan tujuan, fungsi, syarat jabatan, jenjang, dan kualifikasi jabatan fungsional Khusus

Mengevaluasi efektivitas ketentuan mengenai penetapan jabatan fungsional Khusus

Menyusun rekomendasi perbaikan ketentuan mengenai kedudukan, jenjang, syarat jabatan, serta ualifikasi jabatan fungsional Khusus

Page 77: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 76 -

5. Jabatan Struktural (JSt)

Kemampuan dalam menyusun kedudukan, jenjang, dan persyaratan dalam jabatan struktural

Level Indikator Perilaku

1 Memiliki pengetahuan dasar tentang jabatan struktural Contoh:

Mampu menyebutkan nomenklatur jabatan struktural

Menjelaskan konsep dasar jabatan structural

Mampu menyebutkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jabatan struktural

2 Mengetahui dan memahami secara menyeluruh konsep Contoh:

Mampu menyusun peta jabatan structural

Menyebutkan kedudukan, jenjang, dan persyaratan dalam jabatan struktural

Mampu menjelaskan rumpun jabatan struktural yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab

3 Menyusun jabatan jabatan struktural Contoh:

Menginventarisasi kebutuhan jabatan jabatan structural

Menyusun persyaratan jabatan struktural

Menjelaskan tujuan penetapan jabatan struktural

Mampu melakukan penilaian terhadap bobot penentuan jenjang jabatan struktural.

4 Memantau penyusunan jabatan struktural Contoh:

Memantau tujuan, fungsi, syarat jabatan, jenjang, dan kualifikasi jabatan struktural;

Memantau proses penetapan jabatan struktural

5 Mengevaluasi kebijakan dan strategi penyusunan jabatan struktural Contoh:

Membuat rumusan kebijakan dan strategi penyusunan jabatan structural

Menetapkan tujuan, fungsi, syarat jabatan, jenjang, dan kualifikasi jabatan struktural

Mengevaluasi efektivitas ketentuan mengenai penetapan jabatan struktural

Menyusun rekomendasi perbaikan ketentuan mengenai kedudukan, jenjang, syarat jabatan, serta kualifikasi jabatan struktural

Page 78: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 77 -

6 Sertifikasi

Pengetahuan dan kemampuan dalam merencanakan, mengelola, mengendalikan, memantau, dan mengevaluasi kebutuhan logistik sarana sertifikasi

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui dan memahami mengenai sarana sertifikasi dalam aktivitas pekerjaan sehari- hari Contoh:

Mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan syarat-syarat pelaksanaan sertifikasi

Memahami pentingnya dilaksanakan sertifikasi

Mengerti maksud dan tujuan sertifikasi

2 Menyiapkan sarana sertifikasi Contoh:

Menyiapkan kebutuhan sarana sertifikasi

Membuat jadwal periksa (check list) kelengkapan sarana serfikasi

Mencatat kelengkapan dan kesesuaian dengan rencana kebutuhan

Memahami prosedur pengendalian .

3 Mengelola sarana sertifikasi Contoh:

Menganalisis kebutuhan sarana sertifikasi

Menghitung kebutuhan sarana sertifikasi

Memproses permintaan sarana sertifikasi sesuai prosedur

Membuat laporan pengendalian

4 Mengendalikan logistik sarana sertifikasi Contoh:

Menyusun rencana kebutuhan sarana sertifikasi

Menyusun prosedur pengendalian sarana sertifikasi

Menggunakan metode pengendalian sarana sertifikasi

Menyusun rencana tindak perbaikan metode pengendalian sertifikasi.

5 Menyusun rumusan kebijakan pengendalian sarana sertifikasi Contoh:

Memantau dan mengevaluasi pengendalian sertifikasi

Menetapkan metode pengendalian sertifikasi

Menyusun rumusan kebijakan dan strategi pengendalian

Page 79: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 78 -

7. Database Profesi (DBP)

Kemampuan membina, membimbing, dan mengarahkan organisasi profesi

Level Indikator Perilaku

1 Memiliki pengetahuan dasar pelaksanaan pembinaan organisasi profesi Contoh:

Menyebutkan organisasi profesi

Menjelaskan pola pembinaan dan pembimbingan organisasi profesi

Menyiapkan materi bimbingan teknis pembinaan organisasi profesi

Menyebutkan prosedur pembinaan organisasi profesi

2 Melakukan pembinaan dan pembimbingan organisasi profesi Contoh:

Menyusun pola pembinaan dan pembimbingan organisasi profesi

Mengidentifikasi permasalahan dalam pembinaan dan pengembangan organisasi profesi

Memberikan bimbingan teknis pengembangan organisasi profesi

Menjelaskan tugas, fungsi, dan lingkup organisasi profesi

3 Mengendalikan pola pembinaan dan pembimbingan organisasi Contoh:

Membuat rekomendasi perbaikan pola pembinaan dan pembimbingan organisasi profesi

Menyusun rancangan kebijakan pembinaan organisasi profesi berdasarkan telaah terhadap best practices organisasi

Mengevaluasi kinerja organisasi profesi

4 Melaksanakan evaluasi pelaksanaan Database Profesi Contoh:

Mengevaluasi pola pembinaan dan pembimbingan organisasi profesi

Menyusun rencana tindak perbaikan pembinaan organisasi profesi

5 Menetapkan rancangan kebijakan dan strategi pembinaan dan pembimbingan organisasi profesi Contoh:

Melakukan analisis efektivitas pengelolaan organisasi profesi

Mendorong kemajuan dan perkembangan organisasi profesi

Menetapkan rancangan kebijakan dan strategi pelaksanaan pembinaan organisasi profesi

Page 80: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 79 -

KOMPETENSI TEKNIS KELOMPOK SUMBER DAYA APARATUR/SDM & PENDIDIKAN,

PELATIHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Strategi & Kebijakan Pengembangan SDM (SKP)

Pemahaman fungsi proses dasar manajemen sumber daya manusia serta pengetahuan dan kemampuan dalam merencanakan, melakukan proses, menganalisa, mengendalikan, mengevaluasi kinerja manajemen sumber daya manusia

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui secara umum perencanaan, pengaturan, pengawasan pengendalian, analisis dan evaluasi serta pengembangan atau perbaikan metode kerja yang berkaitan dengan pengelolaan SDM. Contoh:

Dapat menjelaskan pengelolaan-pengelolaan dalam bagian SDM

2 Memahami pengendalian proses-proses MSDM, penerapan kebijakan-kebijakan terhadap aparat pemerintahan, pelaksanaan administrasi MSDM Contoh: Melakukan proses-proses MSDM sesuai dengan prosedur yang berlaku, Menterjemahkan dan menerapkan kebijakan-kebijakan terhadap pegawai

3 Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan penerapan peraturan kepegawaian, ketepatan jenjang kepangkatan, pelaksanaan pemberian penghargaan dan tindakan disiplin. Contoh: Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pemberian penghargaan

pegawai sesuai peraturan yang berlaku.

4 Dapat menganalisis dan mengevaluasi proses-proses kerja di bagian kepegawaian. Implementasi MSDM berbasis kompetensi Contoh: Dapat melakukan analisis keperluan SDM Mengevaluasi kinerja Dapat mengidentifikasi kebutuhan kompetensi Jabatan

5 Mengembangkan prosedur dan memperbaiki tata kerja yang berkaitan dengan pengelolaan SDM. Contoh: Mengembangkan prosedur penentuan kompetensi jabatan berdasarkan

hasil analisis jabatan dan target kerja yang ditetapkan.

Page 81: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 80 -

2. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Pemahaman fungsi proses dasar manajemen sumber daya manusia serta pengetahuan dan kemampuan dalam merencanakan, melakukan proses, menganalisa, mengendalikan, mengevaluasi kinerja manajemen sumber daya manusia

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui secara umum perencanaan, pengaturan, pengawasan pengendalian, analisis dan evaluasi serta pengembangan atau perbaikan metode kerja yang berkaitan dengan pengelolaan SDM Contoh: Dapat menjelaskan pengelolaan-pengelolaan dalam bagian SDM

2 Memahami pengendalian proses-proses MSDM, penerapan kebijakan-kebijakan terhadap aparat pemerintahan, pelaksanaan administrasi MSDM Contoh: Melakukan proses-proses MSDM sesuai dengan prosedur yang berlaku Menterjemahkan dan menerapkan kebijakan-kebijakan terhadap pegawai

3 Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan penerapan peraturan kepegawaian, ketepatan jenjang kepangkatan, pelaksanaan pemberian penghargaan dan tindakan disiplin. Contoh: Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pemberian penghargaan

pegawai sesuai peraturan yang berlaku.

4 Dapat menganalisis dan mengevaluasi proses-proses kerja di bagian kepegawaian. Implementasi MSDM berbasis kompetensi Contoh: Dapat melakukan analisis keperluan SDM Mengevaluasi kinerja Dapat mengidentifikasi kebutuhan kompetensi Jabatan

5 Mengembangkan prosedur dan memperbaiki tata kerja yang berkaitan dengan pengelolaan SDM. Contoh: Mengembangkan prosedur penentuan kompetensi jabatan berdasarkan

hasil analisis jabatan dan target kerja yang ditetapkan.

Page 82: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 81 -

3. Administrasi Kepegawaian (AKp)

Memahami sistem administrasi personalia yang meliputi pemeliharaan database pegawai, administrasi dan penghitungan pensiun, cuti, emolumen kesehatan, remunerasi, sistem insentif, dan lain-lain

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui semua ketentuan yang berhubungan dengan administrasi personalia yang berlaku Contoh: Mengerti tentang Keputusan Pimpinan , Petunjuk Pelaksanaan dan

Petunjuk Teknis.

2 Mengetahui tentang administrasi personalia secara menyeluruh atau konprehensif. Contoh: Mengetahui prosedur untuk jaminan kesehatan, perpajakan, pensiun, sistem

penggajian, kenaikan berkala dan kenaikan reguler.

3 Mampu melaksanakan pengelolaan bagian-bagian dari administrasi personalia. Contoh: Pengelolaan pensiun, kesehatan, Sistem Informasi Kepegawaian.

4 Mampu melakukan pembinaan pengelolaan bagian-bagian dari administrasi personalia Contoh: Membina pegawai yang menangani pengelolaan kesehatan.

5 Mampu mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pengelolaan administrasi personalia. Contoh: Mampu membuat laporan evaluasi sistem administrasi personalia.

Page 83: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 82 -

4. Manajemen Rekrutmen dan penyeleksian SDM (MRS)

Pengetahuan tentang pengelolaan rekrutmen SDM dan pengelolaan kegiatan penyeleksian.

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui prinsip dasar proses rekrutmen dan penyeleksian SDM. Contoh: Mengetahui dan memahami proses rekrutmen kepegawaian, metode

seleksi, tes, dan wawancara.

2 Memahami proses rekrutmen dan penyeleksian yang dilaksanakan sesuai perencanaan dan aturan kebijakan berlaku. Contoh: Menangani proses rekrutmen dan penyeleksian SDM sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

3 Melaksanakan proses rekrutmen dan penyeleksian SDM melalui program khusus. Contoh: Menangani rekrutmen dan penyeleksian SDM, test dan wawancara.

4 Dapat mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan rekrutmen pegawai dan seleksi, baik yang bersifat reguler atau khusus. Contoh: Membuat laporan evaluasi rekrutmen yang telah dilakukan organisasi.

5 Mengembangkan metode rekrutmen pegawai yang efisien dan efektif sesuai dengan kondisi yang dihadapi organisasi. Contoh: Dapat memberikan usulan pengembangan metode rekrutmen yang belum

pernah dipraktekkan Organisasi

4 Mengevaluasi perumusan kebijakan umum dan analisis jabatan Contoh: Menganalisis jabatan struktural dan menetapkan standar pelayanan uraian

tugas

5 Merumuskan konsep perbaikan yang berkualitas dan modernisasi kelembagaan terhadap sistem kerja atau tata kerja Organisasi Contoh: Pengembangan fungsi tugas yang lebih terintegrasi

Page 84: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 83 -

5. Manajemen Kinerja (MKj)

Pengetahuan dan kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan penilaian kinerja individu dan organisasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi kinerja

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui fungsi dan garis tugas jabatan pada struktur organisasi Contoh: Mengetahui tanggung jawab dari jabatan fungsional organisasi Memahami cara penyusunan sasaran kerja berdasarkan uraian tugas dan

tanggungjawab individu

2 Memahami informasi data jabatan fungsional dalam organisasi Contoh: Memahami tugas dan wewenang dari jabatan fungsional organisasi, Memahami prosedur penilaian kinerja individu Dapat menjelaskan parameter penilaian kinerja individu Mampu menjelaskan fungsi penilaian kinerja individu.

3 Menetapkan jabatan yang dibutuhkan dan menyusun ketatalaksanaan organisasi sesuai visi, misi, dan kinerja Contoh: Pengaturan terhadap kelembagaan, proses bisnis, dan analisis jabatan, Membimbing penyusunan sasaran kerja, KPI, dan target kerja individu dan

bagian/sub direktorat Menilai hasil penyusunan sasaran kerja, KPI, dan target kerja individu, dan

mensinkronkan dengan uraian tugas dan sasaran bagian/sub direktorat Memantau pelaksanaan penilaian kinerja individu dan bagian/sub direktorat;

Mengevaluasi hasil penilaian kinerja individu dan bagian/sub direktorat.

4 Mengevaluasi perumusan kebijakan umum dan analisis jabatan Contoh: Menganalisis jabatan struktural dan menetapkan standar pelayanan uraian

tugas Mengetahui cara penyusunan KPI pada setiap sasaran kerja individu dan subbagian/seksi Mampu membuat target pelaksanaan pekerjaan individu dan subbagian/seksi berdasarkan KPI yang telah disusun

Mampu menjelaskan prosedur dan tata cara penilaian kinerja individu dan subbagian/seksi

Mampu memberikan tindak lanjut perbaikan kinerja atas pencapaian kinerja individu dan subbagian/seksi.

5 Merumuskan konsep perbaikan yang berkualitas dan modernisasi kelembagaan terhadap sistem kerja atau tata kerja Organisasi

Contoh: Pengembangan fungsi tugas yang lebih terintegrasi Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan penilaian kinerja individu

dan biro/direktorat Merekomendasikan kebijakan pelaksanaan pemberian reward atas setiap

pencapaian sasaran kerja individu dan biro/direktorat Menyusun strategi pengendalian evaluasi kinerja individu dan biro/direktorat

yang specific, measureable, achievement, realistic, dan time bound Mengembangkan metode penilaian kinerja individu dan biro/direktorat yang

efektif dan efisien.

Page 85: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 84 -

6. Konseling dan Psikologi Pegawai (KPK)

Kemampuan membimbing, mengarahkan, dan konseling pegawai untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya

Level Indikator Perilaku

1 Memiliki pengetahuan dasar pembinaan pegawai

Contoh : Menjelaskan pola pengarahan, pembimbingan, dan konseling pegawai Menjelaskan prosedur pengarahan, pembimbingan, dan konseling pegawai.

2 Melakukan pengarahan, pembimbingan, dan konseling pegawai

Contoh : Memberikan pengarahan dalam pelaksanaan tugas Melakukan bimbingan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Memahami kekuatan dan kelemahan pegawai Menyusun rencana tindak perbaikan pengarahan, pembimbingan, dan

konseling pegawai.

3 Mengendalikan metode pengarahan, pembimbingan, dan konseling pegawai

Contoh : Mengawasi pelaksanaan pengarahan, pembimbingan, dan konseling

pegawai Melakukan konseling Membuat rekomendasi perbaikan metode pengarahan, pembimbingan, dan

konseling pegawai.

4 Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan pengarahan, bimbingan, dan konseling pegawai

Contoh : Mengevaluasi pola pengarahan, pembimbingan, dan konseling pegawai;

5 Menyusun rumusan kebijakan dan strategi pengarahan, pembimbingan, dan konseling pegawai

Contoh : Melakukan analisis efektivitas pelaksanaan pengarahan, pembimbingan,

dan konseling pegawai Menyusun rumusan rancangan kebijakan dan strategi pengarahan,

pembimbingan, dan konseling pegawai

Page 86: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 85 -

7. Sistem Perencanaan Karier (SPK)

Pemahaman metode pelaksanaan sistem manajemen karier, evaluasi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pengembangan karier

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui secara umum manajemen karier yang meliputi sistem perencanaan karier, kebijakan karier, siklus karier, jalur karier. Contoh: Dapat menjelaskan siklus karier lulusan S1 secara umum (dapat

ditunjukkan sejak pengangkatan pegawai sampai pensiun)

2 Memahami pelaksanaan proses pengelolaan siklus karier dan pengembangan karier sesuai dengan aturan yang berlaku di organisasi Contoh: Dapat melaksanakan proses persiapan promosi pegawai berdasarkan

ketentuan waktu pada siklus karier yang berlaku di Organisasi

3 Memahami pengawasan dan pengendalian proses pengembangan karier. memahami penentuan peningkatan dan pengembangan karier. Contoh: Dapat menentukan dan memberikan usulan pengembangan karier pegawai

kepada pimpinan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah terpenuhi.

4 Melakukan evaluasi tentang efektivitas dan efisiensi proses pengembangan karier untuk mendapatkan kinerja organisasi yang lebih baik Contoh: Mengevaluasi jabatan-jabatan yang berada pada satu kelompok jabatan

5 Mengembangkan metode pengembangan karier yang sesuai dengan tuntutan dan kondisi organisasi, dapat melakukan analisis terhadap metode pengembangan karier yang efektif. Contoh: Mengembangkan jalur/pola karier berdasarkan kompetensi untuk tiap

jenjang jabatan.

Page 87: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 86 -

8. Sistem Pengembangan dan Pelatihan SDM (PKS)

Pengetahuan jenis-jenis pelatihan dan pengembangan, analisis kebutuhan pelatihan, pemahaman pengelolaan manajemen pelatihan dan pengembangan serta evaluasi kefektifan pelatihan.

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui konsep pelatihan dan pengembangan pegawai yang berlaku. Contoh: Dapat menjelaskan kebutuhan pelatihan dan pengembangan pegawai

berdasarkan atas tuntutan jabatan maupun pengembangan sistem.

2 Memahami pelaksanaan manajemen pelatihan dan pengembangan yang berjalan di Organisasi Contoh: Melaksanakan koordinasi pelatihan berdasarkan kebutuhan, melaksanakan

evaluasi pelatihan dan menjelaskan pengembangan pegawai.

3 Melakukan penjabaran strategi kedalam program-program pelatihan dan pengembangan pegawai yang harus disediakan. Contoh: Mampu menetapkan jenis-jenis pelatihan dan menentukan personal yang

membutuhkan pelatihan bersesuaian dengan penjabaran rencana strategi

4 Dapat mengidentifikasi kesenjangan kompetensi individu dan merencanakan pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk menutup kesenjangan tersebut. Contoh: Membuat rencana pelatihan berdasarkan analisis kesenjangan kompetensi.

5 Mengembangkan model-model pelatihan yang dapat menjabarkan strategi organisasi. Contoh: Menetapkan jenis-jenis pelatihan baru yang belum pernah ada dalam rangka

mengantisipasi kebutuhan kompetensi di masa yang akan datang.

Page 88: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 87 -

9. Manajemen Remunerasi (MRi)

Kemampuan untuk mengelola dan mengatur penentuan pendapatan bagi pegawai sesuai dengan jabatan, level, beban pekerjaan, masa kerja, dan kriteria lainnya yang dianggap dapat diperhitungkan dalam menentukan besaran pendapatan

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui konsep sistem informasi kepegawaian sebagai sumber data dalam menyusun dan menetapkan pendapatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Contoh: Mengetahui sistem informasi kepegawaian secara lengkap Mengetahui aturan dan tata cara penentuan gaji, mengetahui hubungan gaji

dengan performance appraisal Mengetahui konsep struktur gaji, tunjangan, dan sebagainya.

2 Memahami pelaksanaan pengelolaan manajemen remunerasi sesuai dengan organisasi/instansi terkait Contoh: Melaksanakan pengelolaan manajemen remunerasi sesuaia dengan

ketetapan yang berlaku, Mampu memeriksa hasil perhitungan remunerasi.

3 Melakukan penjabaran strategi kedalam pelaksanaan remunerasi Contoh: Mampu mengakomodir besaran pendapatan secara detil berdasarkan

berbagai hal yang diperhitungkan di dalamnya dan juga sesuai dengan ketetapan.

Dapat membuat analisis terhadap sistem remunerasi yang berlaku dan membandingkannya dengan organisasi lain.

4 Dapat mengidentifikasi kesenjangan dalam manajemen remunerasi Contoh: Membuat daftar kesenjangan yang terjadi di lapangan Mencari berbagai sebab yang riil dari kesenjangan dalam penetapan

remunerasi Mencari solusi yang bijaksana untuk pihak-pihak terkait dalam mengatasi

masalah kesenjangan

5 Mengembangkan model-model manajemen remunerasi yang dapat menjabarkan strategi organisasi. Contoh: Menetapkan jenis-jenis / metode-metode baru dalam manajemen remunerasi Mengantisipasi berbagai kemungkinan pengelolaan remunerasi di masa yang

akan datang Mampu merancang sistem remunerasi yang dalam jangka panjang dapat

menarik minat orang-orang berbakat yang dibutuhkan organisasi

Page 89: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 88 -

10. Sistem Informasi Kepegawaian (SIM)

Pengetahuan dan kemampuan merawat dan memelihara database seluruh pegawai secara lengkap dan terkini

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui proses pemeliharaan database pegawai secara berkala, rutin maupun periodik (bulanan ataupun tahunan)

Contoh: Menjelaskan prosedur pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan database

pegawai, Melaksanakan pekerjaan rutin pemeliharaan database pegawai Memiliki kemampuan dasar tindakan pencegahan awal terhadap

kerusakan sistem database pegawai Mengkompilasi data pegawai

2 Merencanakan dan memobilisasi sumberdaya untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan database pegawai

Contoh: Memiliki pengetahuan terhadap cara kerja sistem, prosedur pemakaian dan

pemeliharaan database Mampu melaksanakan tindakan preventive dan corective terhadap sistem

database Menyusun rencana kerja pemeliharaan berkala terhadap database standar

kompetensi Memilah data standar kompetensi berdasarkan jenis dan kelompok standar

kompetensi Menyusun prosedur dan manual database

3 Melaksanakan pemantauan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan database pegawai

Contoh: Memobilisasi personil untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan

database Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi sistem database Menyusun laporan pemeliharaan database

4 Melaksanakan evaluasi secara menyeluruh terhadap sistem informasi kepegawaian yang sudah dijalankan

Contoh: Memantau pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan database Menganalisis hasil pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan sebagai bagian

dari tindakan awal pencegahan kerusakan sistem database Mengevaluasi efektifitas dan efisiensi kegiatan pemeliharaan rutin maupun

berkala terhadap sistem database

5 Menetapkan rumusan kebijakan dan strategi pemeliharaan/penyempurnaan database pegawai

Contoh: Menetapkan penyempurnaan metode pelaksanaan pemeliharaan sistem

database standar kompetensi Menetapkan rumusan kebijakan pemeliharaan database

Page 90: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 89 -

11. Kurikulum Pelatihan (KPe)

Pengetahuan dan kemampuan menyusun silabus dan materi pelatihan berdasarkan standar kompetensi yang ditetapkan

Level Indikator Perilaku

1 Menyiapkan bahan penyusunan materi/kurikulum

Contoh: Mampu memahami format standar kurikulum Menyiapkan bahan yang dibutuhkan untuk penyusunan materi/kurikulum Memahami prosedur penyusunan kurikulum.

2 Melaksanakan penyusunan materi/kurikulum

Contoh: Mampu melaksanakan analisis kebutuhan pelatihan Mampu menjabarkan standar kompetensi ke dalam struktur kurikulum

pelatihan Mampu menyusun tujuan instruksional Mengenali metode pengajaran yang relevan dengan standar kurikulum yang

ditetapkan Menyusun materi pelatihan sesuai dengan kompetensi standar

3 Mengembangkan dan selalu menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman.

Contoh: Mengikuti berbagai seminar dan diskusi yang berhubungan erat dengan

materi yang diperlukan Mencari berbagai sumber yang dapat mempeerkaya materi yang sudah ada

4 Mengevaluasi materi/kurikulum

Contoh: Mampu mengidentifikasi kebutuhan pelatihan Menyusun standar kurikulum dan materi Membuat uraian pada masing-masing materi Menyusun laporan perubahan dan/atau penambahan kurikulum dan materi

5 Menetapkan rumusan kebijakan standar kurikulum dan materi

Contoh: Mengevaluasi dan mereview kurikulum dan materi Menetapkan kurikulum dan materi Menetapkan rumusan kebijakan pengembangan kurikulum dan materi

Page 91: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 90 -

12. Penyusunan Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (PKK)

Pengetahuan dan kemampuan menyusun standar silabus dan materi pelatihan berbasis kompetensi

Level Indikator Perilaku

1 Menyiapkan bahan penyusunan materi/kurikulum berbasis kompetensi

Contoh: Mampu memahami format standar kurikulum Menyiapkan bahan yang dibutuhkan untuk penyusunan materi/kurikulum Memahami prosedur penyusunan kurikulum Mampu memahami format standar kurikulum

2 Melaksanakan penyusunan materi/kurikulum berbasis kompetensi

Contoh: Mampu melaksanakan analisis kebutuhan pelatihan Mampu menjabarkan standar kompetensi ke dalam struktur kurikulum

pelatihan Mampu menyusun tujuan instruksional Mampu menjabarkan standar kompetensi ke dalam struktur kurikulum

pelatihan Mampu menyusun tujuan instruksional Mengenali metode pengajaran yang relevan dengan standar kurikulum yang

ditetapkan Menyusun materi pelatihan sesuai dengan kompetensi standar

3 Mengembangkan dan selalu menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman

Contoh: Mengikuti berbagai seminar dan diskusi yang berhubungan erat dengan

materi yang diperlukan Mencari berbagai sumber yang dapat mempeerkaya materi yang sudah ada

4 Mengevaluasi materi/kurikulum berbasis kompetensi

Contoh: Mampu mengidentifikasi kebutuhan pelatihan Menyusun standar kurikulum dan materi Membuat uraian pada masing-masing materi Menyusun laporan perubahan dan/atau penambahan kurikulum dan materi,

5 Menetapkan rumusan kebijakan standar kurikulum dan materi berbasis kompetensi

Contoh: Mengevaluasi dan mereview kurikulum dan materi Menetapkan kurikulum dan materi Menetapkan rumusan kebijakan pengembangan kurikulum dan materi Mengevaluasi dan mereview kurikulum dan materi bidang pendidikan dan

pelatihan Menetapkan kurikulum dan materi bidang pendidikan dan pelatihan Menetapkan rumusan kebijakan pengembangan kurikulum dan materi

Page 92: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 91 -

13. Akreditasi (AKr)

Pengetahuan dan kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi proses akreditasi

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui semua hal yang berhubungan dengan pelaksanaan akreditasi

Contoh: Mengetahui standar pelaksanaan akreditasi Mengetahui hal-hal yang kiranya perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan

akreditasi.

2 Menyiapkan pelaksanaan akreditasi

Contoh: Menyebutkan standar yang akan dievaluasi dalam rangka akreditasi Menjelaskan proses akreditasi lembaga pelatihan Menyiapkan instrumen akreditasi lembaga pelatihan

3 Menyusun rencana dan pelaksanaan akreditasi

Contoh: Menyusun rencana akreditasi lembaga pelatihan Menyusun jadual mobilisasi asesor untuk pelaksanaan akreditasi Menyusun pedoman pelaksanaan akreditasi Menyusun kriteria standar yang akan diakreditasi Mengevaluasi dan merevisi borang akreditasi Mengkompilasi hasil skoring akreditasi.

4 Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan akreditasi

Contoh: Menetapkan jadwal pelaksanaan akreditasi Menyusun instrumen penilaian akreditasi Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan akreditasi Menyusun naskah akademik pelaksanaan akreditasi lembaga pelatihan.

5 Membina pelaksanaan akreditasi

Contoh: Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan akreditasi lembaga pelatihan dan/atau

sertifikasi profesi Menetapkan instrumen penilaian akreditasi Menetapkan rumusan kebijakan dan strategi pelaksanaan akreditasi lembaga

pelatihan dan/atau sertifikasi profesi.

Page 93: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 92 -

14. Perpustakaan (PST)

Pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan pengelolaan, perawatan, dan pengevaluasian kepustakaan (bahan ajar, buku-buku teks, referensi ilmiah, dan lain sebagainya), dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan sistem informasi perpustakaan (e-library)

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui dasar- dasar pengelolaan perpustakaan sebagai tempat penyimpanan dokumen, buku, karya ilmiah, dan lain-lain sebagai sumber iformasi bagi berbagai pihak yang memebutuhkan.

Contoh: Memahami dasar-dasar pengelolaan kepustakaan Mampu menjelaskan prosedur dan tata cara pengelolaan bahan

kepustakaan Melaksanakan perawatan bahan kepustakaan sesuai tugas, fungsi, dan

tanggungjawab

2 Melaksanakan kegiatan pengelolaan dan perawatan bahan bahan ajar, buku-buku teks, ataupun referensi ilmiah

Contoh: Membuat katalog Memilah bahan kepustakaan berdasarkan kelompok bidangnya Memberikan layanan kepustakaan bagi para pengunjung Melaksanakan sirkulasi bahan pustaka

3 Merencanakan pengelolaan, dan perawatan kepustakaan

Contoh: Menyusun rencana pengelolaan dan perawatan kepustakaan Menyusun kebutuhan bahan pustaka Menyusun prosedur dan tatacara pengelolaan dan perawatan kepustakaan Menyusun sistem sirkulasi bahan pustaka Menjelaskan dimensi nilai-nilai perpustakaan

4 Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pengelolaan, pemeliharaan, dan perawatan bahan kepustakaan serta sistem pelayanan administrasi perpustakaan melalui pemanfaatan sistem informasi

Contoh: Menilai efektivitas dan efisiensi sistem layanan perpustakaan Menetapkan sistem dan prosedur pengelolaan, pemeliharaan, dan

perawatan bahan kepustakaan Merancang sistem layanan perpustakaan eletronik (e-library) dan

perpustakaan maya Menyusun rekomendasi atas perbaikan sistem layanan informasi dan

teknologi perpustakaan Mengukur keberhasilan penerapan dimensi nilai-nilai perpustakaan

5 Menyusun rumusan kebijakan dan strategi sistem layanan perpustakaan berdasarkan dimensi nilai-nilai perpustakaan

Contoh: Menguraikan dimensi nilai-nilai perpustakaan Menyusun dan menetapkan rumusan kebijakan dan strategi peningkatan

mutu pelayanan perpustakaan Menetapkan rancangan sistem perpustakaan elektronik (e-library) dan

perpustakaan maya.

Page 94: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 93 -

15. E-Learning (ELe)

Proses pembelajaran melalui bantuan teknologi informasi dan merupakan salah satu infrastruktur yang dapat mempercepat proses pengembangan pegawai karena dapat diakses melalui berbagai fasilitas dengan cepat dan mudah

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui dasar-dasar pembelajaran dengan e-learning sehingga bisa menghasilkan efektivitas dan efisiensi.

Contoh: Memahami dasar-dasar pembelajaran e-learning; mampu menjelaskan

prosedur dan tata cara pengelolaan pembelajaran e-learning;

2 Melaksanakan kegiatan pembelajaran e-learning

Contoh: Memilah berbagai bahan berdasarkan kelompok bidangnya Memberikan layanan pembelajaran e-learning bagi para pengunjung

3 Merencanakan pengelolaan, dan perawatan pembelajaran e-learning

Contoh: Menyusun rencana pengelolaan dan perawatan pembelajaran e-

learning Menyusun kebutuhan berbagai informasi elektrik Menyusun prosedur dan tatacara pengelolaan dan perawatan

pembelajaran e-learning

4 Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pembelajaran e-learning melalui pemanfaatan sistem informasi

Contoh: Menilai efektivitas dan efisiensi sistem pembelajaran e-learning Menetapkan sistem dan prosedur pembelajaran e-learning Merancang sistem layanan perpustakaan eletronik (e-library) Menyusun rekomendasi atas perbaikan sistem layanan informasi dan

teknologi perpustakaan Mengukur keberhasilan penerapan dimensi pembelajaran e-learning

5 Menyusun rumusan kebijakan dan strategi sistem layanan pembelajaran e-learning

Contoh: Menguraikan dimensi nilai-nilai pembelajaran e-learning Menyusun dan menetapkan rumusan kebijakan dan strategi peningkatan

mutu pembelajaran e-learning Menetapkan rancangan sistem perpustakaan elektronik (e-library)

Page 95: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 94 -

KOMPETENSI TEKNIS KELOMPOK KEUANGAN DAN AUDIT DAN PENDATAAN, ASET DAN

PERLENGKAPAN, ANGGARAN PEMERINTAH

1. Manajemen Keuangan (MKu)

Pengetahuan dan kemampuan dalam pengelolaan keuangan sesuai peraturan-peraturan keuangan yang berlaku

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui konsep pelaksanaan keungan pemerintah organisasi setempat, prosedur dan kelayakan yang berlaku Contoh: Identifikasi peraturan dan kelayakan dan prosedur untuk mengelola

keuangan pemerintah organisasi setempat.

2 Memahami pengelolaan keuangan dan prosedur-prosedur pengelolaan keuangan. Contoh: Memahami prosedur yang digunakan untuk transaksi-transaksi keuangan.

3 Dapat mengenali ketidakefisienan prosedur pengelolaan keuangan dan merekomendasikan perbaikannya, melakukan rekonsiliasi atas kesalahan-kesalahan transaksi keuangan. Contoh: Melakukan rekonsiliasi atas seluruh laporan keuangan unit

4 Dapat menganalisis laporan keuangan, mampu mengevaluasi kesehatan keuangan organisasi, mengidentifikasi kelemahan dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja keuangan Contoh: Mengevaluasi laporan keuangan unit terhadap target kinerja keuangan

yang ditetapkan organisasi.

5 Mengembangkan strategi pengelolaan keuangan sejalan dengan perkembangan organisasi yang dinamis. Contoh: Mengembangkan metode aliran kas yang efektif dengan menentukan batas

maksimum dan minimum saldo kas disetiap unit

Page 96: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 95 -

2. Penyusunan Anggaran (PAn)

Pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan, mengawasi dan mengendalikan, menganalisis dan mengevaluasi serta mengembangkan prosedur baru untuk penyusunan rencana anggaran, realisasi pembelanjaan, revisi anggaran, dan pelaporan anggaran, dengan memperhatikan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran, serta memperhatikan semua aturan yang berlaku untuk dalam penganggaran organisasi

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui susunan anggaran berdasarkan tata cara penyusunan anggaran yang berlaku dalam melakukan rencana, penetapan, dan realisasi Contoh: Dapat menjelaskan komponen-komponen dalam penyusunan anggaran, cara-

cara realisasi, dan prosedur-prosedur yang berkaitan, memahami seluruh proses di awal sampai final.

Mengetahui pelaporan realisasi anggaran dan perhitungan deviasi terhadap target yang ditetapkan perusahaan.

2 Memahami proses penyusunan rencana anggaran untuk satu unit kerja Contoh: Dapat menyusun rencana anggaran Menjelaskan konsep penganggaran dasar

Mengetahui prinsip dasar realisasi anggaran operasi tidak tercatat pada biaya yang diaktivakan.

3 Membuat, menetapkan, mengendalikan, realisasi anggaran atau dapat merevisi anggaran agar pelaksanaan berbagai kegiatan untuk kepentingan unit bagi Organisasi dapat terlaksana. Contoh: Prinsip-prinisp peraturan realisasi anggaran Menyusun anggaran kegiatan Menjelaskan rincian anggaran kegiatan

Memantau penggunaan anggaran sesuai dengan rencana yang telah disetujui pejabat terkait.

4 Dapat menganalisis dan mengevaluasi penetapan anggaran, dan penetuan target anggaran selanjutnya, serta mampu mengevaluasi pencapaian anggaran dan pembelanjaan serta penyimpangan yang mungkin terjadi selama tahun berjalan. Contoh: Menganalisis sebab-sebab tidak tercapainya realisasi anggaran dan

mengevaluasi usulan target kinerja selanjutnya serta merevisi anggaran.

5

Mengembangkan metode/prosedur penetapan rencana anggaran, mampu melakukan perbaikan/penyempurnaan/revisi atas sistem anggaran yang berlaku dan pengendalian terhadap sistem yang efisien, efektif, akuntabilitas terhadap pengolahan anggaran sesuai pelaksanaan dan kelayakan yang berlaku. Contoh: Mengembangkan prosedur untuk dapat mendeteksi lebih awal penyimpangan

anggaran yang akan direalisasikan di luar pos yang ditetapkan Menetapkan usulan anggaran kegiatan biro/direktorat Memantau penggunaan anggaran biro/direktorat.

Mengembangkan prosedur/tatakejra untuk dapat mendeteksi lebih awal

penyimpangan anggaran yang akan direalisasikan di luar pos yang ditetapkan.

Page 97: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 96 -

3. Laporan Keuangan (LKu)

Pengetahuan dalam membuat laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban unit kerja dalam periode tertentu

Level Indikator Perilaku

1

Mengetahui cara-cara membuat laporan keuangan yang sesuai dengan prosedur yang berlaku Contoh: Mengetahui cara membuat jurnal, pembukuan data transaksi keuangan.

2

Memahami cara jurnal entry seluruh transaksi keuangan dari nota pembukuan dengan cara menggunakan program aplikasi akuntansi. Contoh: Melakukan jurnal entry dengan menggunakan program aplikasi komputer

akuntansi

3

Menyajikan neraca beserta lampiran-lampirannya yang diperlukan, melakukan konsolidasi seluruh laporan keuangan. Contoh: Membuat neraca laporan keuangan

4

Menyusun analisa laporan keuangan, neraca perhitungan untuk mengetahui pencapaian kinerja keuangan unit kerja Contoh: Membuat analisa terhadap laporan keuangan

5

Memberikan masukan serta gambaran kinerja organisasi berdasarkan data-data dalam laporan keuangan kepada pimpinan agar sasaran kinerja keuangan tercapai Contoh: Memberikan rekomendasi untuk perbaikan kinerja keuangan dari hasil

analisis laporan keuangan

Page 98: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 97 -

4. Kas dan Perbendaharaan (KdP)

Pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola dan mengendalikan pengeluaran uang kas dan pengelolaan perbendaharaan guna mendukung pelaksanaan aktivitas rutin unit kerja sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui dan memahami berbagai hal yang berhubungan dengan kas dan perbendaharaan Contoh: Mampu menjelaskan operasional uang kas dan pengelolaan

perbendaharaan unit kerja.

2 Mampu menjelaskan dan melaksanakan pengeluaran uang kas dan pengelolaan perbendaharaan guna mendukung aktivitas rutin yang diperkenankan untuk dibiayai melalui uang kas dan pengelolaan perbendaharaan unit kerja Contoh: Menjelaskan fungsi pengelolaan dan pengendalian kas dan pengelolaan

perbendaharaan dalam menopang aktivitas rutin Mengelola uang kas dan pengelolaan perbendaharaan unit kerja

berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan

3 Memahami operasional uang kas secara komprehensif dalam rangka mendukung aktivitas rutin Contoh: Memahami peraturan dan perhitungan uang kas Menjelaskan prosedur operasi standar pengelolaan uang kas Mampu mengendalikan transaksi uang kas guna mendukung aktivitas rutin

yang diperkenankan.

4 Mengawasi dan mengendalikan pengelolaan uang kas Contoh: Mengenali ketidakefisienan prosedur pengelolaan uang kas Melakukan rekonsiliasi atas kesalahan-kesalahan transaksi uang kas Menganalisis dan mengevaluasi serta menyusun dan mengelola uang kas Mengevaluasi laporan penerimaan dan pengeluaran uang kas

5 Menetapkan rencana pengelolaan uang kas dan menentukan strategi pengelolaannya Contoh: Menetapkan rencana pengelolaan uang kas Menentukan strategi pengelolaan uang kas sesuai ketentuan Mengembangkan metode pengendalian uang kas

Page 99: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 98 -

5. Audit (Aud)

Pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan penilaian atas sistem pengendalian manajemen dan pelaksanaannya guna memastikan bahwa kegiatan operasional dan bisnis berjalan sesuai dengan kebijakan, sistem dan prosedur yang berlaku

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui dasar-dasar pelaksanaan audit secara terstruktur dan logis

Contoh: Memahami dasar-dasar auditor Mampu menjelaskan prosedur dan tata cara pengelolaan audit Mengetahui audit bidang akuntansi

Mengetahui secara umum teknik audit yang meliputi bidang pendanaan dan audit personal, akuntansi, audit yang bersifat khusus, serta mengetahui bentuk laporan audit yang menyeluruh dan terintegrasi

2 Melaksanakan kegiatan pemeriksaan atau audit

Contoh: Melaksanakan seluruh kegiatan pemeriksaan sesuai dengan prosedur dan struktur

yang ada Mampu melakukan audit yang bersifat rutin di bidang pendanaan, akuntansi dan

kegiatan operasional lainnya

Mampu melakukan audit yang bersifat khusus yang mengindikasikan adanya kasus penyimpangan.

3 Memperoleh dan mengevaluasi bukti

Contoh: Mencarai berbagai bukti yang relevan, memastikan struktur pengandalian telah

berfungsi dengan baik Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan audit akuntansi biaya

Mampu mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan audit bidang pendanaan, akuntansi, audit personal, dan mampu melakukan perbaikan/penyempurnaan atau revisi secara menyeluruh dan terintegrasi terhadap hasil laporan audit

4 Memastikan keseuaian antara bukti yang diperoleh dengan standar yang telah ditetapkan

Contoh: Mengolah seluruh bukti dengan cara yang standar, memanfaatkan berbagai

informasi dan bukti untuk mencari kesesuaian yang diperlukan. Menganalisis dan mengevaluasi hasil audit yang telah direvisi dengan data dan

fakta yang lengkap

Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil audit bidang pendanaan, akuntansi, personal, dan audit yang bersifat khusus, serta hasil perbaikan laporan audit yang

menyeluruh dan terintegrasi.

5 Mengkomunikasikan hasil pemeriksaaan kepada berbagai pihak yang membutuhkan

Contoh: Menguraikan dimensi nilai-nilai yang diperoleh dalam pemeriksaan; menyampaikan

laporan sebagai hasil kegiatan audit. Mengembangkan prosedur pelaksanaan audit dengan alur proses melalui cross

function untuk mendapat data dan fakta secara terintegrasi

Mampu mengembangkan metode/prosedur/tatakerja pelaksanaan audit atau perbaikan pedoman kerja audit untuk bidang pendanaan, akuntansi, personal, audit hal khusus, dan penyusunan laporan audit, serta mampu menciptakan/melakukan inovasi/merancang sistem audit secara terpadu untuk diterapkan di organisasi

Page 100: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 99 -

6. Akuntansi (Akt)

Pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan data keuangan perusahaan yang dilakukan secara rutin dan berulang setiap kali terjadi transaksi keuangan, serta kegiatan pelaporan yang dilakukan pada waktu tertentu

Level Indikator Perilaku

1

Mengetahui, cara-cara pencatatan, identifikasi, analisis, dan pembuatan laporan keuangan Contoh: Mengetahui proses pencairan transaksi keuangan. mengetahui proses

pencatatan transaksi keuangan harian.

2

Memahami perhitungan keuangan dengan teknik-teknik akuntansi yang telah ditentukan Contoh: Dapat melakukan perhitungan keuangan dengan teknik akuntansi Mengetahui secara komprehensif penganalisisan data keuangan hasil

pengelompokan catatan transaksi keuangan bulanan.

3

Dapat mengidentifikasi dna memverifikasi serta menganalisis dokumen-dokumen dan bukti transaksi yang terjadi sebelum melakukan jurnal Contoh: Melaksanakan identifikasi dan verifikasi bukti transaksi keuangan ke dalam

pos perkiraan nerca laba rugi Melaksanakan pengumpulan dan penglompokan data transaksi keuangan

pada perkiraan biaya dan hutang.

4

Dapat mengintegrasikan laporan keuangan organisasi secara menyeluruh dari setiap unit organisasi Contoh: Mengkompilasi dan mengintegrasikan laporan keuangan dari setiap unit

untuk laporan keuangan organisasi

5

Dapat menyusun laporan keuangan beserta analisisnya secara kuantitatif maupun kualitatif pada akhir periode sebagai bahan audit Contoh: Melakukan perbaikan laporan keuangan sesuai hasil audit atau dapat

memberikan usulan pengembangan sistem akuntansi Organisasi atas kebijakan pimpinan.

Page 101: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 100 -

7. Perpajakan (Pjk)

Pengetahuan dan kemampuan yang berhubungan dengan fungsi manajemen pajak dalam organisasi termasuk perencanaan pajak, pelaksanaan kewajiban dan pengendalian pajak

Level Indikator Perilaku

1

Mengetahui jenis-jenis pajak serta undang-undang perpajakan (KUP, PPH PPN, PBB) dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan perpajakan. Contoh: Mengetahui jenis pajak untuk kontrak

2

Memahami undang-undang perpajakan (KUP, PPh, PPN, PBB) dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan perpajakan. Contoh: Memahami secara komperehensif jenis-jenis pajak yang menjadi sumber

pendapatan

3

Melakukan perhitungan pajak yang sederhana seperti mengisi surat setoran pajak, faktur pajak, surat pemberitahuan dan dokumen-dokumen perpajakan lainnya. Contoh: Melakukan perhitungan pajak untuk penghasilan pegawai dalam satu unit

kerja

4 Mengawasi dan mengendalikan perhitungan pajak yang kompleks Contoh: Mengawasi dan mengendalikan perhitungan pajak PPh dan PPn

5

Mengembangkan sistem penghitungkan pajak yang kompleks menjadi lebih sederhana Contoh : Mengembangkan prosedur pelaksanaan penghitungan pajak dengan alur

proses sistem perpajakan untuk mendapat perhitungan pajak yang akurat

Page 102: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 101 -

8. Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ)

Pemahaman, pengetahuan, dan kemampuan pengadaan dan pengelolaan barang dan jasa organisasi, pengendalian serta pelayanan barang dan jasa dan laporannya

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui konsep dasar pengelolaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh organisasi Contoh: Dapat menjelaskan prosedur-prosedur yang digunakan untuk pengadaan

barang, Menyusun keperluan daftar barang-barang yg dibutuhkan

2 Memahami pelaksanaan proses pengadaan, kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan agar barang dapat diadakan. Contoh: Melaksanakan pengadaan sesuai dengan peraturan yang berlaku Memahami prosedur pengadaan barang.

3 Mengawasi dan mengendalikan arus kebutuhan barang mengetahui pemeriksaan barang-barang yang dibeli. Contoh: Menentukan prioritas pengadaan kebutuhan barang berdasarkan tingkat

kebutuhan Membuat prosedur pengecekan barang yang berbeda-beda.

4 Menunjukkan kemampuan koordinasi dalam sistem dan prosedur yang saling terkait bagi pengelolaan barang dan jasa Contoh: Menentukan prioritas supplier yang terpercaya

5 Mengembangkan sistem manajemen dan tata cara pengadaan, dan memahami cara penerapannya. Contoh: Memperbaiki prosedur sistem pengadaan yang kurang efisien. dan efektif Mengevaluasi pelaksanaan pengadaan barang dan memberbaiki prosedur

agar lebih efisien dan efektif.

Page 103: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 102 -

9. Manajemen Proyek (MPr)

Kemampuan merencanakan proyek dan mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, memahami cara merencanakan dan mengendalikan proyek dari segi mutu, jadwal dan biaya

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui prinsip dasar konsep dan metodologi manajemen proyek

Contoh :

Dapat menjelaskan perencanaan proyek dan pengelolaan sumber dayanya

2 Memahami dan dapat menggunakan project menagement tools

Contoh :

Dapat melakukan penjadwalan, menentukan critical path, pencapaian sasaran proyek, identifikasi kebutuhan koordinasi

3 Merencanakan sasaran dan ruang lingkup proyek serta merinci aktivitas proyek dan penjadwalannya

Contoh :

Melakukan monitoring dan melaporkan pelaksanaan proyek

4 Mengalokasikan sumber daya dan memprediksi utilitas masing-masing sumber daya untuk mencapai sasaran secara optimal

Contoh :

Dapat memprediksi anggaran proyek yang dibutuhkan

5 Mengembangkan proses-proses manajemen proyek, standar serta pelaksanaan proyek, realisasasi anggaran, melakukan koordinasi dengan unit-unit yang terkait dengan aktivitas proyek secara horizontal dan vertikal baik ekstern maupun intern

Contoh :

Mengantisipasi hambatan-hambatan yang mengakibatkan terganggunya pelaksanaan aktivitas proyek terutama yang termasuk dalam critical path.

Page 104: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 103 -

10. Manajemen Aset (MAt)

Pengetahuan dan keterampilan mengelola proses aset organisasi, potensi aset yang berwujud dan tidak berwujud, pemberdayaan aset organisasi yang efesien dan efektif, melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan aset organisasi

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui aset, potensi aset-aset organisasi secara umum Contoh: Mengetahui potensi-potensi aset

2 Memahami pengelolaan aset organisasi Contoh: Memahami proses pengelolaan aset organisasi dan proses untuk

komersialisasi aset tertentu yang berdampak pada peningkatan pendapatan organisasi

3 Melakukan pengelolaan aset secara baik dan tepat Contoh: Menyusun proses, prosedur pengelolaan dan penggunaan aset

4 Mengelola dan memelihara aset dan informasi database aset Contoh : Dapat menunjukkan data base aset tertentu hasil rancangannya

5 Mengembangkan cara-cara pengelolaan aset serta menyusun sistem dan prosedur manajemen aset yang efisien dan edektif Contoh: Mengembangkan pengelolaan aset dan melakukan kerjasama dengan

pihak luar dalam pemberdayaan aset organisasi, monitoring aset dan analisanya

Page 105: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 104 -

11. Manajemen Kontrak (MnK)

Kemampuan membina, membimbing, dan mengarahkan dalam memberikan pelayanan permasalahan pelaksanaan manajemen kontrak

Level Indikator Perilaku

1 Memiliki pengetahuan dasar dalam melakukan pendampingan penyelesaian permasalahan pelaksanaan manajemen kontrak Contoh: Menyebutkan tahapan manajemen kontrak Mengenali masalah pada manajemen kontrak Mengetahui proses pendampingan Memahami hukum perikatan dalam penyelesaian sengketa

2 Menyusun rencana pelaksanaan pembinaan, bimbingan, dan pendampingan penyelesaian masalah dalam manajemen kontrak Contoh: Menyiapkan bahan/materi pendampingan Membuat program perencanaan

3 Memberikan pendampingan penyelesaian permasalahan pelaksanaan manajemen kontrak Contoh: Menjelaskan tahapan manajemen kontrak Menganalisis masalah pada tahap manajemen kontrak Memberikan alternatif pemecahan masalah pada manajemen kontrak Menyusun materi pendampingan penyelesaian permasalahan pada

pelaksanaan manajemen kontrak Memberikan pendampingan penyelesaian permasalahan pada manajemen

kontrak

4 Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Contoh: Memberikan solusi pemecahan masalah pada manajemen kontrak Memahami peraturan perundangan dan prinsip dasar pengadaan

barang/jasa Menyusun metode pembimbingan penyelesaian permasalahan

pelaksanaan manajemen kontrak.

5 Menetapkan rumusan kebijakan dan strategi pendampingan penyelesaian permasalahan pelaksanaan manajemen kontrak Contoh : Menilai kinerja pelaksanaan pendampingan penyelesaian permasalahan

pelaksanaan manajemen kontrak Menetapkan metode pendampingan penyelesaian permasalahan

pelaksanaan manajemen kontrak Memberikan arahan kebijakan pelaksanaan pendampingan penyelesaian

permasalahan pelaksanaan manajemen kontrak Menetapkan rumusan kebijakan dan strategi pendampingan penyelesaian

permasalahan pelaksanaan manajemen kontrak.

Page 106: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 105 -

12. E-Procurement (Epr)

Pengetahuan dan kemampuan dalam menyusun e-Procurement serta tahapannya

Level Indikator Perilaku

1 Memiliki pengetahuan dasar penyusunan e-Procurement Contoh: Mampu menjelaskan secara umum konsep dasar perumusan e-

Procurement Mampu menyebutkan proses/tahapan perumusan e-Procurement Memahami persyaratan dalam menyusun rumusan e-Procurement Mampu menyebutkan parameter umum yang terkait dengan alasan

diperlukannya perumusan e-Procurement.

2 Menyusun rumusan e-Procurement Contoh: Mengidentifikasi kebutuhan penyusunan e-Procurement berdasarkan derajat

kepentingannya Mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan e-Procurement Mengidentifikasi kendala dalam perumusan e-Procurement

3 Meneliti rumusan e-Procurement Contoh: Menyusun Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Menguraikan DIM ke dalam rumusan e-Procurement Meneliti hasil telaah dan analisa sebagai dasar penyusunan rumusan e-

Procurement Menyusun rancangan rumusan e-Procurement Memberikan rekomendasi tindak lanjut atas telaah dan analisa penyusunan

rumuan e-Procurement.

4 Mengadakan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan e-Procurement Contoh: Melakukan telaah dan rasional atas penyusunan rumusan e-Procurement Melaksanakan analisa kebutuhan dalam rangka perumusan e-Procurement.

5 Mengendalikan penyusunan rumusan e-Procurement Contoh: Mengembangkan metode penyusunan e-Procurement Mengevaluasi dan memeriksa usulan rumusan e-Procurement Menilai aspek kemanfaatan dan kerugian (cost and benefit) atas rancangan

rumusan e-Procurement Menetapkan rumusan e-Procurement

Page 107: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 106 -

KOMPETENSI TEKNIS KELOMPOK TEKNOLOGI INFORMASI & KOMPUTER

1. Aplikasi Computer (Com)

Penggunaan aplikasi perkantoran (Contoh: Ms. Office) Penggunaan aplikasi internet (Contoh: browsing, emailing, Downloading) Penggunaan fitur-fitur khusus dalam aplikasi tersebut

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui aplikasi-aplikasi dalam Microsoft Office (Word atau Excell atau Power point) maupun aplikasi internet yang digunakan untuk perkantoran Contoh: Dapat menjelaskan penggunaan aplikasi-aplikasi dalam Microsoft Office

(Word atau Excell atau Power point) maupun aplikasi internet untuk perkantoran

2 Memahami penggunaan aplikasi-aplikasi dalam Microsoft Office (Word atau Excell atau Power point) untuk membuat dokumen-dokumen. Contoh: Mengerjakan laporan dengan menggunakan MS. Word.

3 Mengaplikasikan internet untuk berkomunikasi (lewat email atau chatting) dan mencari informasi atau program-program yang dibutuhkan dalam bekerja dengan mendownloading file informasi / program tersebut kedalam komputer. Contoh: Melakukan Surfing di Internet, Browsing, Emailling, chatting

4 Menggunakan aplikasi-aplikasi Microsoft Office dan Internet dengan memanfaatkan fitur-fitur khusus pada program tersebut yang dapat mengefisiensikan waktu dalam pelaksanaan tugas-tugas sehari-hari Contoh: Membuat mail merge di Microsoft Word

5 Mencoba menggunakan aplikasi perkantoran selain Microsoft Office/Windows Contoh: Menggunakan aplikasi Linux dalam membuat dokumen-dokumen

Page 108: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 107 -

2. Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Pengetahuan tentang konsep dan prinsip dasar serta hubungan dengan proses bisnis yang dilayani oleh manajemen sistem informasi, termasuk kemampuan untuk menyusun prosedur baku, menganalisis kinerja operasi dan pemeliharaan jaringan komputer, system operasi dan aplikasi sistem informasi, dan kemampuan untuk mengelola sistem informasi guna mendukung proses bisnis yang dilayani oleh sistem informasi tersebut

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui konsep sistem informasi dan teknologi dan hubungannya dengan proses bisnis organisasi Contoh: Mengetahui aliran proses input data untuk penyusunan suatu laporan Mengetahui alur proses input data untuk penyusunan laporan MIS

2 Memahami pengoperasian dengan segala fitur-fitur yang ada dalam perangkat-perangkat dan aplikasi-aplikasi teknologi informasi secara umum Contoh: Dapat mengoperasikan perangkat-perangkat teknologi informasi Mengetahui prinsip dasar metode pemeliharaan jaringan komputer

3 Memberikan masukan dan usulan-usulan penerapan perangkat teknologi informasi untuk peningkatan kualitas kerja, memanfaatkan perangkat dan program aplikasi yang berkembang Contoh: Dapat memberikan usulan perangkat teknologi informasi yang diperlukan Menyusun prosedur baku pembuatan laporan MIS untuk suatu unit

organisasi dengan input data dari seluruh sub-unit organisasi di bawahnya

4 Mengarahkan dan mengendalikan integrasi berbagai sistem perangkat keras dan lunak untuk meningkatkan kinerja sistem informasi dan teknologi organisasi. Contoh: Mengendalikan integrasi sistem aliran data yang dibutuhkan dalam

pembuatan laporan kinerja unit organisasi Menganalisis kinerja operasi jaringan komputer dengan target gangguan

nihil Mengendalikan integrasi sistem aliran data yang dibutuhkan dalam

pembuatan laporan keuangan lengkap dengan tahap validasi data

5 Mengembangkan strategi untuk bidang sistem informasi dan teknologi dengan mempertimbangkan kemajuan teknologi dan manfaatnya terhadap kinerja organisasi. Contoh: Merekomendasikan kebijakan penggunaan sistem informasi dan teknologi

berbasis web

Page 109: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 108 -

3. Administrasi Perangkat Keras (APK)

Pengetahuan dan kemampuan dalam pemahaman, pengelolaan, dan pengembangan seluruh perangkat keras yang terdapat pada komputer sehingga memudahkan dan menyamankan penggunaan serta pemanfaatan sumber daya sistem komputer

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui dasar-dasar operasi perangkat keras sehingga dapat memaksimalkan dan meningkatkan kenyamanan pengguna

Contoh: Memahami dasar-dasar operasi perangkat keras Mampu menjelaskan prosedur dan tata cara pengelolaan operasi perangkat keras

Mengetahui secara umum prosedur/pedoman operasi dan pemeliharaan perangkat keras sistem komputer, meliputi: komputer dan peripheralnya serta jaringan internal (intranet) maupun interface ke internet.

2 Melaksanakan kegiatan operasi perangkat keras

Contoh: Memilah berbagai bahan berdasarkan kelompok bidangnya Memberikan layanan pembelajaran operasi perangkat keras bagi para pengguna Memelihara jaringan intranet dengan menginstal semua komponen yang kompatibel

dengan versi yang sesuai dan selalu mengganti komponen yang ketinggalan teknologi

Mampu mengoperasikan dan memelihara perangkat keras sistem komputer sesuai dengan prosedur, dan mampu melakukan proses back-up dan recovery sistem komputer.

3 Merencanakan pengelolaan, dan perawatan operasi perangkat keras

Contoh: Menyusun rencana pengelolaan operasi perangkat keras Menyusun kebutuhan berbagai informasi elektrik

Menyusun prosedur dan tatacara pengelolaan operasi perangkat keras

4 Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pembelajaran operasi perangkat keras melalui pemanfaatan sistem informasi

Contoh: Menilai efektivitas dan efisiensi sistem operasi perangkat keras Menetapkan sistem dan prosedur pembelajaran operasi perangkat keras Menyusun rekomendasi atas perbaikan sistem layanan operasi perangkat keras Mengukur keberhasilan penerapan dimensi operasi perangkat keras

Mampu menganalisis dan mengevaluasi hasil perbaikan akibat gangguan perangkat keras sistem komputer, dan mampu men-set-up, merakit atau mengupgrade sebagian dari sistem perangkat keras.

5 Menyusun rumusan kebijakan dan strategi sistem operasi perangkat keras

Contoh: Menguraikan dimensi nilai-nilai pembelajaran operasi perangkat keras Menyusun dan menetapkan rumusan kebijakan dan strategi peningkatan mutu

operasi perangkat keras Menetapkan rancangan sistem operasi perangkat keras Mengembangkan metode/prosedur untuk pedoman pemeliharaan jaringan intranet

agar terhindar dari gangguan induksi

Mampu mengembangkan metode/prosedur/pedoman operasi dan pemeliharaan perangkat keras sistem komputer, dan mampu melakukan trouble-shooting untuk gangguan yang bersifat keseluruhan (seluruh perangkat tidak berfungsi)

Page 110: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 109 -

4. Sistem Jaringan (SJr)

Pemahaman, pengelolaan, dan pengembangan jaringan untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh personil dalam memudahkan melakukan komunikasi internal maupun eksternal

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui dasar-dasar pengelolaan sistem jaringan sehingga dapat memaksimalkan dan meningkatkan kenyamanan pengguna

Contoh: Memahami dasar-dasar pengelolaan sistem jaringan Mampu menjelaskan prosedur dan tata cara pengelolaan sistem jaringan

2 Melaksanakan kegiatan pengelolaan sistem jaringan

Contoh: Memilah berbagai bahan berdasarkan kelompok bidangnya Memberikan layanan pembelajaran pengelolaan sistem jaringan bagi

para pengguna

3 Merencanakan perawatan dan pengelolaan sistem jaringan

Contoh: Menyusun rencana pengelolaan sistem jaringan Menyusun kebutuhan berbagai informasi elektrik Menyusun prosedur dan tatacara pengelolaan sistem jaringan

4 Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pembelajaran pengelolaan sistem jaringan melalui pemanfaatan sistem informasi

Contoh: Menilai efektivitas dan efisiensi sistem pengelolaan sistem jaringan Menetapkan sistem dan prosedur pengelolaan sistem jaringan Menyusun rekomendasi atas perbaikan sistem pengelolaan sistem

jaringan Mengukur keberhasilan penerapan dimensi pengelolaan sistem jaringan

5 Menyusun rumusan kebijakan dan strategi sistem pengelolaan sistem jaringan

Contoh: Menguraikan dimensi nilai-nilai pembelajaran pengelolaan sistem jaringan Menyusun dan menetapkan rumusan kebijakan dan strategi peningkatan

mutu pengelolaan sistem jaringan Menetapkan rancangan sistem pengelolaan sistem jaringan

Page 111: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 110 -

5. Soft Ware Application (SWA)

Pemahaman, pengelolaan, dan pengembangan seluruh soft ware application yang terdapat pada komputer sehingga memudahkan dan menyamankan penggunaan serta pemanfaatan sumber daya sistem komputer

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui dasar-dasar pengelolaan soft ware application sehingga dapat memaksimalkan dan meningkatkan kenyamanan pengguna

Contoh: Memahami dasar-dasar pengelolaan soft ware application Mampu menjelaskan prosedur dan tata cara pengelolaan soft ware

application

2 Melaksanakan kegiatan operasi pengelolaan soft ware application

Contoh: Memilah berbagai bahan berdasarkan kelompok bidangnya Memberikan layanan pembelajaran operasi pengelolaan software

application

3 Merencanakan pengelolaan, dan perawatan operasi perangkat keras

Contoh: Menyusun rencana pengelolaan software application Menyusun kebutuhan berbagai informasi elektrik Menyusun prosedur dan tatacara pengelolaan software application

4 Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pengelolaan soft ware application melalui pemanfaatan sistem informasi

Contoh: Menilai efektivitas dan efisiensi sistem pengelolaan software application Menetapkan sistem dan prosedur pengelolaan software application Menyusun rekomendasi atas perbaikan sistem pengelolaan software

application Mengukur keberhasilan penerapan dimensi pengelolaan software application

5 Menyusun rumusan kebijakan dan strategi sistem pengelolaan software application Contoh: Menguraikan dimensi nilai-nilai pengelolaan software application Menyusun dan menetapkan rumusan kebijakan dan strategi peningkatan

mutu pengelolaan software application Menetapkan rancangan sistem pengelolaan software application

Page 112: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 111 -

6. Pendataan/Database Management dan Komunikasi Data (PDM)

Kemampuan untuk mengoperasikan dan memelihara seluruh sistem database yang ada selama masa periode tertentu

Level Indikator Perilaku

1 Mengetahui konsep dasar operasi dan pemeliharaan database. Contoh: Mengetahui proses input data dalam database.

2 Memahami proses pengoperasian dan pemeliharaan database. Contoh: Dapat melakukan proses input, edit dan pengahpusan data dari database.

3 Dapat melakukan proses back up dan recovery problem (sistem database tidak terganggu secara keseluruhan). Contoh: Membuat data recovery pada media CD

4 Melakukan trouble shooting untuk major problem (sistem database terganggu secara keseluruhan) Contoh: Dapat membuat back up sistem database.

5 Mengevaluasi dan menganalisa kelancaran operasi dan pemeliharaan database Contoh: Merekomendasikan perbaikan yang diharapkan dapat menjaga kelancaran

operasi dan pemeliharaan database

Page 113: Kepmenkes 008/SK/Menkes/I/2013.pdf

- 112 -

V. PENUTUP

Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan tentang Direktori Kompetensi Jabatan

Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Kesehatan ini diharapkan dapat menjadi

panduan dalam menyusun Standar Kompetensi Jabatan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan

Kementerian Kesehatan.

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA,

NAFSIAH MBOI