Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STATISTIK DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2015
Katalog BPS : 1101002.21
No. Publikasi BPS : 21000.1315
ISSN : 2442-6296
Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm
Jumlah Halaman : 40 halaman
Penanggung Jawab : Drs. Dumangar Hutauruk, M.Si
Penulis : Dian Ariyanti
M. Risqal, S.Si, M.Si
Lifiana, SST, SE, M.Si
Aldizah Dajustia Hutami, S.ST
Editor : Ir. Zunadi, M. NatResEcon
Cover : Eling Kusnandar H, A.Md
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
kepr
i.bps
.go.
id
KATA PENGANTAR
Buku Statistik Daerah (Statda) Provinsi Kepulauan Riau 2015 merupakan series publikasi dari
tahun sebelumnya. Publikasi ini memuat berbagai data dan informasi terpilih seputar Kepulauan
Riau dengan dilengkapi analisis sederhana.
Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada
informasi/indikator yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor. Publikasi ini,
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi
kegiatan pembangunan.
Semoga publikasi ini, dapat memenuhi kebutuhan data statistik, bagi instansi/dinas pemerintah,
swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang ikut berperan dalam penerbitan publikasi ini.
Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Kepulauan Riau
Drs. Dumangar Hutauruk, M.Si
NIP. 19610709 199003 1 001
kepr
i.bps
.go.
id
DAFTAR ISI
1. Geografi dan Iklim 1
2. Pemerintahan 3
3. Penduduk 5
4. Ketenagakerjaan 7
5. Pendidikan 9
6. Kesehatan 11
7. Perumahan 13
8. Pembangunan Manusia dan Kemiskinan 15
9. Pertanian 17
10. Listrik dan Air 21
11. Perdagangan 23
12. Konstruksi 25
13. Hotel dan Pariwisata 27
14. Transportasi dan Komunikasi 29
15. Perbankan dan Investasi 31
16. Harga-harga 33
17. Pengeluaran Penduduk 35
18. Pendapatan Regional 37
19. Perbandingan Regional 39
kepr
i.bps
.go.
id
1 1
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Provinsi Kepulauan Riau sebagai salah satu provinsi di Indonesia secara geografis terletak pada posisi yang sangat strategis dan berbatasan langsung dengan beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Vietnam dan Kamboja. Provinsi ini terdiri dari 5 Kabupaten dan 2 Kota, yaitu Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang. Provinsi Kepulauan Riau mempunyai luas daratan sebesar 10.595,41km2 dan lautan sebesar 417.012,97 km2 terletak pada 0°29’LS - 4°40’LU dan 103°22’BT - 109°4’BT.
Provinsi Kepulauan Riau sebagai daerah yang beriklim tropis mempunyai keunikan tersendiri dibanding daerah lainnya di Indonesia, dimana hujan turun hampir sepanjang tahun.Selama tahun 2014 Provinsi Kepulauan Riau lebih sedikit diguyur hujan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 terjadi hujan sebanyak 171 hari sedangkan pada tahun 2013 terjadi hujan sebanyak 201 hari. Rata-rata curah hujan pada tahun 2014 sebesar 140,3 mm, dengan curah hujan tertinggi terjadi di Kota Tanjungpinang dan terendah di Kabupaten Natuna.
Keadaan Provinsi Kepulauan Riau secara umum beriklim laut tropis basah dengan suhu udara rata-rata sepanjang tahun 2014 berkisar 26,3°C, dengan kelembaban udara rata-rata 84,8%, dan kecepatan angin 6,8 knot.
Provinsi Kepulauan Riau hampir 96 persennya adalah lautan dan terdiri dari banyak pulau-pulau kecil yang membuat masyarakat di Provinsi ini sebagian besar mata pencahariannya adalah nelayan. Hal ini seharusnya membuat pemerintah lebih aktif peran sertanya dalam memajukan sektor perikanan yang sebagian besar merupakan pendapatan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau.
Statistik Geografi dan Iklim Provinsi Kepulauan Riau, 2014
Uraian 2014
Luas
- Daratan (km2) 10 595,41
- Lautan (km2) 417 012,97
Pulau 1 795
Kecamatan 63
Desa/Kelurahan 416
Suhu (°C) 26,3
Curah hujan (mm) 140,3
Hujan (hari) 171
Kecepatan Angin (knot) 6,8
Kelembaban Udara (%) 84,8
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka 2015
GEOGRAFI DAN IKLIM
Tahun 2014 Provinsi Kepulauan Riau Lebih Sedikit Diguyur Hujan
Pada tahun 2014 terjadi hujan sebanyak 171 hari dengan rata-rata curah hujan 140 mm lebih besar dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi hujan sebanyak 201 hari dengan
rata-rata curah hujan 223 mm
Peta Provinsi Kepulauan Riau
*** Tahukah Anda
Hanya sekitar lima persen saja luas daratan dari seluruh luas Provinsi Kepulauan Riau.
kepr
i.bps
.go.
id
2 2
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka , 2015
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka , 2015
Kabupaten Natuna mempunyai persentase luas daratan terbesar di Propinsi Kepulauan Riau, yaitu kurang lebih sebesar 27 persen, kemudian Kabupaten Lingga 20 persen, Kabupaten Bintan 16 persen, Kota Batam 15 persen, Kabupaten Karimun 14 persen dan Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 6 persen. Sedangkan Kota Tanjungpinang mempunyai persentase luas daratan terkecil di Provinsi Kepulauan Riausebesar 2 persen.
Berdasarkan relief dan topografinya, di antara Kabupaten/kota yang terletak di Kepulauan Riau terbentang lautan. Beberapa pulau yang relatif besar diantaranya adalah Pulau Bintan, dimana terletak ibukota Provinsi Kepulauan Riau yaitu Tanjungpinang, Pulau Batam dimana terletak kota terbesar dan termodern di Provinsi Kepulauan Riau,. Pulau Lingga, Pulau Natuna dan Kepulauan Anambas
Provinsi Kepulauan Riau tergolong daerah yang kurang subur karena tanahnya mengandung bauksit. Hal ini pula yang membuat sektor pertanian masih kurang dilirik sebagai mata pencaharian utama.
Provinsi Kepulauan Riau merupakan daerah kepulauan dengan luas lautan yang besar, dimana luas daratannya kurang lebih sekitar 5 persen saja, hal ini yang membuat sektor perikanan menjadi sumber mata pencaharian utama penduduk Provinsi Kepulauan Riau. Beberapa kekayaan alam Provinsi Kepulauan Riau seperti laut dan isinya serta pantai-pantai yang eksotis dapat dijadikan obyek wisata yang dapat menarik banyak wisatawan, baik dalam dan luar negeri.
GEOGRAFI DAN IKLIM
Laut Natuna Terbesar
Kabupaten Natuna mempunyai persentase luas lautan terbesar di Propinsi Kepulauan Riau, yaitu kurang lebih sebesar 52 persen 1
Peta Kepri Persentase Luas Daratan Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2014
*** Tahukah Anda
Di Kepulauan Riau ada 1.401 pulau yang belum berpenghuni dari 1.795
pulau yang ada.
Persentase Luas Lautan Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2014 ke
pri.b
ps.g
o.id
3 3
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
3
179
773
20
152
0 2
181
15 50
77
603
29
252
3 1
89
1 00
100
200
300
400
500
600
700
800
900
SD SMP SMA D I D II D III D IV S 1 S 2 S 3
L P
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka , 2015
Provinsi Kepulauan Riau adalah salah satu Provinsi yang mengalami pemekaran wilayah (kabupaten/kota) sejak era otonomi daerah. Sejak berdiri Provinsi Kepulauan Riau berdiri berdasarkan UU Nomor 25 tahun 2002 yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Lingga.
Pada tahun 2008 Provinsi Kepulauan Riau mengalami pemekaran wilayah, berdasarkan UU No.33/2008, Kabupaten Natuna dibagi menjadi kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Seperti halnya provinsi lain di Indonesia, jumlah pegawai negeri sipil (PNS) di Provinsi Kepulauan Riau cenderung terus meningkat. Untuk kondisi tahun 2014, terjadi penambahan sebanyak 71 orang pegawai. Pertumbuhan peningkatan penambahan pegawai di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 sebesar 3,06 persen. Pada tahun 2014 ini penambahan pegawai masih didominasi oleh pegawai laki-laki. Secara total PNS di Provinsi Kepulauan Riau masih didominasi oleh perempuan dengan persentase mencapai 38,03 persen.
Tidak saja kuantitas/jumlah pegawai yang mengalami peningkatan, dari segi kualitas juga cenderung memperlihatkan adanya perbaikan. Pegawai yang memiliki pendidikan tinggi meningkat di satu sisi, sementara disisi lain jumlah pegawai dengan pendidikan SMU kebawah mengalami penurunan. Sehingga besar harapan akan terjadi peningkatan kualitas layanan terhadap masyarakat.
Uraian 2012 2013 2014
Kabupaten 5 5 5
Kota 2 2 2
Kecamatan 59 66 66
Desa/Kelurahan 416 416 416
Jumlah PNS 2 209 2 314 2 385
- Laki-Laki 1 232 1 303 1 330
- Perempuan 977 1 011 1 055
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Banyaknya PNS di Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis kelamin, 2014
PEMERINTAHAN Tiga Puluh Satu Persen PNS di Kepulauan Riau Berpendidikan Tinggi
Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemda Kepulauan Riau cenderung terus meningkat. Pada tahun 2014, 31persen PNS di lingkungan Pemda Provinsi Kepulauan Riau
berpendidikan tinggi (DI/S1 keatas)
Statistik Pemerintahan di Provinsi Kepulauan Riau,
2012-2014
*** Tahukah Anda
Data terakhir menunjukkan, tidak terdapat penambahan jumlah doktor (pegawai dengan pendidikan S3) di lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau.
kepr
i.bps
.go.
id
4 4
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
laki-laki
Perempuan
0.91
1.75
0.18
1.07
1.66
0.18
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
1.80
2.00
DanaPerimbangan
DanaPenyesuaian
Lain-lainPendapatan yang
Sah
2013 2014
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka , 2015
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka , 2015
Jumlah anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 adalah 45 orang. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai rising startelah berhasil menempatkan 9 orang wakilnya di DPRD Kepulauan Riau. Fraksi Golkar dapat 8 kursi, fraksi Demokrat dapat 7 kursi dan fraksi Hanura dapat 5 kursi, fraksi PKS dapat 4 kursi, dan fraksi PKB dan Gerindra sama-sama dapat 3 kursi.
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah anggota DPRD Kepulauan Riau laki-laki lebih dominan. Dari 45 kursi yang tersedia, ada sekitar 39 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.
APBD merupakan salah satu stimulus bagi pertumbuhan perekonomian daerah. Pada tahun 2014, realisasi APBD Provinsi Kepulauan Riau menghabiskan anggaran sekitar 2,92 trilliun untuk membiayai pembangunan. Angka ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 2,84 trilliun.
APBD Kepulauan Riau sebagian besar bersumber pada dana perimbangan,yang pada tahun 2014 ini nilainya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Dana perimbangan pada tahun 2014 sebesar 1,66 triliun atau turun sekitar 88 milyar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang nilainya pada tahun 2013 sebesar 1,75 trilliun.
Berlawanan dengan peningkatan dana perimbangan, PAD Kepulauan Riau mengalami peningkatan di tahun 2014 sekitar 126 milyar dari tahun 2013. Dan untuk lain-lain pendapatan yangsah mengalami stagnansi sebesar 18 miliar sama dengan tahun sebelumnya yang nilainya pada tahun 2013 yang juga sebesar 18 miliar.
Piramida Penduduk Kepri 2009 (000
jiwa)
Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
PEMERINTAHAN
Golkar dan Demokrat Paling Dominan di Kep. Riau
Golkar dan Demokrat masing-masing berhasil menjadi partai pemenang Pemilu di Kep. Riau dengan perolehan 9 kursi di DPRD
Realisasi APBD Provinsi Kepulauan Riau, 2013-2014
*** Tahukah Anda
Untuk pertama kalinya dalam sejarah pemilihan Gubernur Kepulauan Riau secara
langsung oleh rakyat dilaksanakan pada tahun 2005.
kepr
i.bps
.go.
id
5 5
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
-150000 -100000 -50000 0 50000 100000 150000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
P
L
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka , 2015
Jumlah penduduk Kepulauan Riau pada tahun 2014 mencapai 1 914 415 jiwa, yang terdiri dari 980 159 laki-laki dan 937 256 perempuan, dimana rata-rata kepadatan penduduk di Kepulauan Riau berkisar 181 orang per kilometer persegi. Angka yang tergolong relatif tidak terlalu padat. Dari jumlah tersebut, lebih dari setengahnya berada di Kota Batam.
Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kepulauan Riau pada tahun 2014 lebih banyak penduduk laki-laki. Hal ini ditunjukkan dari data sex ratio yang mendekati 104,58 persen, yang berarti ada 105 orang laki-laki di antara 100 perempuan.
Dari grafik piramida penduduk Provinsi Kepulauan Riau 2013 persentase penduduk terbanyak terdapat pada kelompok umur produktif (20-34 tahun), baik untuk penduduk laki-laki maupun penduduk perempuan. Persentase penduduk terbesar kedua terletak pada kelompok umur balita (0-4 tahun) baik untuk laki-laki maupun perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa angka pertumbuhan penduduk Kepulauan Riau tahun 2014 sebesar 3,01 persen saja.
Uraian 2012 2013 2014
Jumlah Penduduk (jiwa)
1 805 089 1 861 373 1 914 415
Pertumbuhan Penduduk (%)
3,21 3,12 3,01
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
170 176 181
Sex Ratio (L/P) (%)
104,85 104,71 104,58
% Penduduk menurut Kelompok Umur (thn)
0-14 30,4 30,7 30,88
15-64 67,5 67,2 66,93
>65 2,1 2,1 2,2
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Piramida Penduduk Kep. Riau, 2014
PENDUDUK Penduduk Provinsi Kepulauan Riaupada Tahun 2014 Berjumlah 1.917.415 jiwa
Jika dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan jumlah penduduk diProvinsi Kepulauan Riau sebesar 3,01persen.
Indikator Penduduk Kepri, 2014
*** Tahukah Anda
Pada tahun 2014, persentase penduduk terbesar kedua berada di usia balita antara
0-4 tahun.
kepr
i.bps
.go.
id
6 6
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
12%
8%4%
5%
2%59%
10%
Karimun Bintan NatunaLingga Kep. Anambas BatamTanjungpinang
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka , 2015
Kota Batam merupakan kabupaten/kota dengan penduduk terbanyak, lebih dari separuh penduduk Provinsi Kepulauan Riau tinggal di Kota Batam, dengan kepadatan penduduk mencapai 697 orang per kilometer persegi. Fenomena ini terkait potensi Kota Batam sebagai salah satu kota industri dan perdagangan internasional di Indonesia. Sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja yang menjadi tujuan utama kaum migran atau pendatang.
Disisi lain, Kota Tanjungpinang sebagai ibukota Provinsi Kepulauan Riau dengan jumlah penduduk 196.986 orang, memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu 822 orang per km2, hal ini dikarenakan luas Kota Tanjungpinang yang hanya sekitar 239,50 km2.
Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2014 memiliki sex ratio tertinggi sebesar 107 yang berarti ada 107 orang laki-laki dari 100 orang perempuan.
Kabupaten Natuna dengan kepadatan penduduk terendah yang hanya sebanyak 26 orang per km2, dengan jumlah penduduk sebanyak 72 519 orang dan dengan luas daratan sebesar 2 814,26 km2.
Uraian Jumlah
Penduduk
Kepadatan Penduduk per km2
Distribusi Persentase
Karimun 223 117 146 11,64
Bintan 151 123 87 7,88
Natuna 73 470 26 3,83
Lingga 88 274 42 4,60
Kep. Anambas 39 892 68 2,08
Batam 1 141 816 727 59,55
Tanjungpinang 199 723 834 10,42
Prov. Kepri 1 917 415 181 100,00
SSumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
PENDUDUK
59,55 Persen Penduduk Kep. Riau Tinggal di Kota Batam
Pada tahun 2014, kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kota Tanjungpinang
Indikator Kependudukan Provinsi Kepulauan Riau 2014
Distribusi Persentase Penduduk Kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau,
2014
kepr
i.bps
.go.
id
7 7
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Sumber : Hasil Survei Sakernas BPS Kepulauan Riau, 2015
Tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013. Pada tahun 2013 TPAK nya sebesar 65,58 persen naik menjadi 65,95 persen pada tahun 2014. Ini sejalan dengan tingkat pengangguran yang mengalami sedikit peningkatan di mana pada tahun 2013 tingkat pengangguran sebesar 6,25 persen naik menjadi 6,69 persen pada tahun 2014. Pada tahun 2013 persentase penduduk yang bekerja di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 93,75 persen turun menjadi 93,31 persen pada tahun 2014. Hal ini sesuai dengan kaidah normatif, di mana jika jumlah pengangguran meningkat maka jumlah yang bekerja menjadi turun.
Dilihat dari standar upah minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.Pada tahun 2012 UMP baru mencapai Rp. 1.015.000, lalu meningkat menjadi Rp. 1.365.087 (meningkat 34,49 persen) di tahun 2013 dan pada tahun 2014 menjadi Rp. 1.902.598 (meningkat 39,38 persen).
Kendati tidak ada jaminan bahwa semua perusahaan telah menerapkan gaji sama dengan UMP, namun setidaknya hal ini secara kasar dapat menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan pekerja, karena peningkatan penghasilan masih lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan harga barang-barang dan jasa yang dikonsumsi.
Penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau belum merata jika dilihat dari sektor utamanya. Penduduk yang bekerja diklasifikasikan berdasarkan tiga sektor utama, yaitu: primer (P), sekunder (S) dan tersier (T). Dari ketiga sektor utama itu, jumlah pekerja terbesar di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013, bekerja pada sektor tersier, kemudian sektor sekunder dan terakhir sektor primer. Penduduk yang bekerja pada sektor tersier sebesar 52,15 persen, sektor sekunder sebesar 35,51 persen dan sektor primer hanya 12,34 persen.
Uraian 2012 2013 2014
TPAK 66,25 65,58 65,95
Tingkat Pengangguran (%) 5,37 6,25 6,69
Bekerja (%) 94,63 93,75 93,31
UMP (Rp) 1 015 000 1 365 087 1 902 598
Bekerja di Sektor Primer
115 802 113 709 96 345
Bekerja di Sektor Sekunder
259 424 259 674 264 994
Bekerja di Sektor Tersier
449 341 421 816 458 317
Sumber :Hasil Survei Sakernas BPS Provinsi Kep.Riau, 2015
Persentase Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Bekerja Menurut Sektor Utama, 2012-2014 (%)
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
KETENAGAKERJAAN
Sektor Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel MasihMenyerap Pekerja Paling Banyak
Dari seluruh penduduk usia kerja, sekitar 28,52 persen bekerja di sektor ini
kepr
i.bps
.go.
id
8 8
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Sumber : Hasil Survei Sakernas BPS Kepulauan Riau, 2015
Berdasarkan data statistik tenaga kerja Provinsi Kepulauan Riau, persentase jumlah pekerja yang bekerja pada sektor formal lebih besar dibandingkan pekerja yang bekerja pada sektor informal. Pada tahun 2014 sebesar 69,12 persen pekerja yang bekerja pada sektor formal dan 30,88 persen pekerja yang bekerja pada sektor informal.
Sedangkan jika dilihat dari tingkat pendidikan pekerja, maka persentase pekerja dengan tingkat pendidikan SLTA pada tahun 2014 paling besar, yaitu sebesar 46,40 persen, lalu diikuti dengan pekerja dengan tingkat pendidikan SLTP ke bawah sebesar 40,78 persen dan pekerja dengan tingkat pendidikan S1/S2/S3 sebesar 9,60 persen. Sebagian besar yang terserap pada lapangan pekerjaan di Provinsi Kepulauan Riau masih memiliki pendidikan yang rendah.
Rendahnya pendidikan pekerja, serta status pekerjaan pada sektor informal akan berimplikasi pula pada tingkat pendapatan yang diterima yang bisa dipastikan relatif rendah. Ditambah lagi jika dilihat dari jam kerjanya, para pekerja di Provinsi Kepulauan Riau masih banyak yang bekerja dibawah jam kerja normal. Ini artinya, pertumbuhan ekonomi yang terjadi belum mampu menciptakan lapangan kerja. Kondisi diatas kemungkinan terkait juga dengan struktur ekonomi Provinsi Kepulauan Riau yang bersandar pada sektor tersier. Perkembangan pariwisata dalam arti luas telah menciptakan banyak kesempatan pada sektor informal yang sebagian besar tidak memerlukan persyaratan keahlian tertentu. Disisi lain lapangan pekerjaan yang mengharuskan ketrampilan ataupun pendidikan khusus jumlahnya terbatas dan masih banyak yang belum mampu dimasuki oleh para pekerja Provinsi Kepulauan Riau (terjadi miss match ketenagakerjaan), seperti juga yang terjadi di daerah lainnya di Indonesia. Namun masih sedikit beruntung bahwa kondisi tersebut berangsur-angsur membaik, yang ditunjukkan oleh peningkatan kesempatan kerja, pendapatan pekerja, serta pekerja dengan pendidikan tinggi.
Uraian 2012 2013 2014
Status Pekerjaan (%)
- Pekerja Formal 68,97 71,30 69,12
- Pekerja Informal 31,03 29,70 30,88
Pendidikan (%)
- SLTP ke bawah 42,04 41,50 40,78
- SLTA 45,44 45,68 46,40
- D-I/DII/DIII 4,85 3,06 3,22
- S1/S2/S3 7,67 9,75 9,60
Jam Kerja - Di bawah 35 jam seminggu
13,45 15,97 13,79
- 35 jam/lebih seminggu
86,55 84,03 86,21
Sumber: Hasil Backasting Hasil Proyeksi Penduduk, BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Persentase TPAK dan TPT diProvinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
KETENAGAKERJAAN
Persentase Pekerja Informal Meningkat
Terjadi peningkatan jumlah pekerja informal pada tahun 2014 sebesar 3,96 persen dibandingkan tahun sebelumnya
Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
kepr
i.bps
.go.
id
9 9
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Perkembangan dunia pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau cukup membanggakan, terutama jika dilihat dari kemampuan baca tulis (angka melek huruf) dan angka partisipasi sekolah. Seperti terlihat pada tabel, secara umum kemampuan membaca dan menulis penduduk laki-laki dan perempuan menunjukkan trend yang terus meningkat atau ada perbaikan secara kontinyu dari tahun ke tahun. Jika dibandingkan diantara keduanya, tampak bahwa kemampuan membaca dan menulis penduduk laki-laki masih lebih baik dibanding penduduk perempuan.
Meningkatnya kualitas penduduk Provinsi Kepulauan Riau didorong oleh semakin bertambahnya akses penduduk terhadap pendidikan, yang dapat diukur dengan angka partisipasi sekolah (APS). APS penduduk Provinsi Kepulauan Riau untuk kelompok umur 7-12, umur 13-15 tahun dan umur 16-18 tahun pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Angka partisipasi sekolah penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2014 yang rata-rata mencapai 99,12 persen (umur 7-12 tahun), 98,56 persen (umur 13-15 tahun) dan 81,57 persen (umur 16-18 tahun).
Jumlah guru baik tingkat SD hingga SMA pada tahun 2014 mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 13,5 persen, pertumbuhan jumlah murid mengalami perlambatan sebesar 11 persen. Namun rasio Murid-Guru untuk tingkat SMP dan SMA mengalami penurunan pada tahun 2014, yaitu hanya sebesar 16.
Namun demikian,ini masih memprihatinkan mengingat pentingnya pendidikan formal untuk mendapatkan pekerjaan yang memadai yang pada akhirnyaakan bermuara pada pendapatan yang lebih baik.
Usia Indikator 2012 2013 2014
7-12
Kepulauan Riau 98,27 98,61 99,12
Indonesia 97,95 98,36 98,92
13-15
Kepulauan Riau 94,96 96,25 98,56
Indonesia 89,66 90,68 94,44
16-18
Kepulauan Riau 69,72 69,36 81,57
Indonesia 61,06 63,48 70,31
Sumber : Statistik Kesra Kepulauan Riau, 2015
Sumber : Kepri Dalam Angka 2010
PENDIDIKAN
Partisipasi Sekolah Terus Meningkat
Angka partisipasi sekolah kelompok umur 13-15 tahun di
Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan
Rasio Murid-Guru dan Murid-Sekolah diProvinsi Kepulauan Riau, 2014
Angka Partisipasi Sekolah (APS) ProvinsiKepulauan Riau dan Indonesia (persen),
2012-2014
*** Tahukah Anda
Pada tahun ajaran 2014/2013 terdapat 113 murid SMP dan 183 murid SMA yang putus
sekolah di Provinsi Kepulauan Riau
kepr
i.bps
.go.
id
10 10
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Sumber : Statistik Kesra Kepulauan Riau, 2015
Sumber : Statistik Kesra Kepulauan Riau, 2015
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi bisa diperoleh dengan indikator rata-rata lama sekolah (RLS) dan harapan lama sekolah (HLS). Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan dari tahun 2013 yang hanya sebesar 7,61 tahun meningkat menjadi 7,73 tahun pada tahun 2014. Di Indonesia angka rata-rata lama sekolah juga mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar 9,64 tahun naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 9,63 tahun.
Harapan Lama Sekolah penduduk Provinsi Kepulauan Riau juga mengalami peningkatan selama dua tahun terakhir. Pada tahun 2013 angka harapan lama sekolah Provinsi Kepulauan Riau sebesar 12,26 tahun meningkat menjadi 12,51 tahun pada tahun 2014. Sedangkan Indonesia peningkatannya cukup besar pada tahun 2014, dimana pada tahun 2013 angka harapan lama sekolah sebesar 12,1 tahun meningkat menjadi 12,39 tahun pada tahun 2014.
Kualitas pendidikan berkaitan erat dengan ketersediaan fasilitas, dimana salah satu indikatornya adalah rasio murid-guru, yaitu rasio yang menggambarkan beban seorang guru dalam mengajar sekelompok murid. Di Provinsi Kepulauan Riau, rasio murid-guru untuk tingkat SD, SLTP dan SLTA rata-rata masih di bawah 25. Berarti, proses belajar mengajar pada ketiga jenjang pendidikan tersebut masih berlangsung secara optimal karena rasio yang maksimal sebanyak 25 murid untuk seorang guru.
PENDIDIKAN
Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Kepulauan Riau Lebih Tinggi dibandingkan Indonesia
Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Kepulauan Riau dan Indonesia,
2013-2014 (Tahun)
Angka Melek Huruf Provinsi Kepulauan Riau dan Indonesia,
2013-2014 (Persen)
kepr
i.bps
.go.
id
11 11
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Sumber : Hasil Susenas BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
7.7812.56
30.8725.00
16.28
3.58
1.16
2.76
Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Sebulan Terakhir Menurut Tempat
Berobat, 2014
RS PemerintahRS SwastaPraktek Dokter/PoliklinikPuskesmas/PustuPraktek NakesPraktek Batra
Penduduk Provinsi Kepulauan Riau lebih memilih bidan sebagai penolong kelahiran terakhir, kemudian diikuti oleh dokter, dukun bersalin dan terakhir tenaga medis lain. Selama kurun waktu 2012-2014 persentase penolong kelahiran terakhir oleh bidan terus mengalami penurunan, yaitu dari 57,6 persen pada tahun 2012 turun menjadi 56,0 persen pada tahun 2013 dan kembali turun menjadi 52,7 persen pada tahun 2014. Sedangkan persentase penolong kelahiran terakhir oleh dukun bersalin relatif stabil dengan persentase kecil yakni dari 2,4 persen pada tahun 2012 menjadi 3,0 persen pada tahun 2013 dan 0,3 persen pada tahun 2014.
Berbeda dengan bidan dan dukun bersalin, persentase penolong kelahiran terakhir oleh dokter semakin menunjukkan peningkatan selama kurun waktu 2012-2014, yaitu dari 38,4 persen pada tahun 2012 menjadi 44,3 persen pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan pengetahuan tentang pentingnya kesehatan penduduk Provinsi Kepulauan Riau semakin meningkat sehingga dapat menggunakan jasa dokter sebagai penolong kelahirannya yang tentunya biayanya lebih mahal dari jasa bidan atau dukun bersalin.
Sementara itu angka harapan hidup penduduk Provinsi Kepulauan Riau terus meningkat dari 68,85 tahun pada tahun 2012, meningkat menjadi 69,05 tahun pada tahun 2013 dan menjadi 69,15 tahun pada tahun 2014.
Uraian 2012 2013 2014
Penolong Kelahiran Terakhir (%)
- Dokter 38,4 40,5 44,3
- Bidan 57,6 56,0 52,7
- Tenaga Medis Lain 1,3 0,2 0,3
- Dukun Bersalin 2,4 3,0 2,4
- Famili/Keluarga 0,4 0,3 0,3
Angka Harapan Hidup (tahun)
68,85 69,05 69,15
Sumber : Hasil Susenas BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Sumber : Hasil pengolahan data Susenas
KESEHATAN
Harapan Hidup Penduduk Semakin Panjang
Selama tiga tahun terakhir, angka harapan hidup meningkat dari 68,85 tahun di tahun 2012, menjadi 69,05 tahun di tahun 2013 dan 69,15 tahun di tahun 2014
Statistik Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
kepr
i.bps
.go.
id
12 12
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Membaiknya kesadaran maupun kemampuan ekonomi masyarakat tentu belum cukup memenuhi untuk memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat. Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan sisi lain yang harus dipenuhi guna menjaga hal tersebut. Apa yang telah ada di Kepulauan Riau, tampaknya masih belum terlalu membanggakan. Jumlah sarana kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 relatif sedikit. (lihat gambar di samping).
Jumlah rumah sakit di Kepulauan Riau tahun
2014 berjumlah 28 unit atau bertambah 1 unit dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan jumlah puskesmas yang bertambah 2 unit pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Sementara itu, jumlah puskesmas keliling turun drastis 40 unit pada tahun 2014 sehingga hanya tersisa 45 unit saja di Provinsi Kepulauan Riau. Dan puskesmas pembantu yang menunjukkan peningkatan, yakni bertambah 91 unit pada tahun 2014 menjadi 312 unit.
Keberadaan fasilitas layanan kesehatan tentu harus diikuti dengan ketersediaan tenaga medisnya. Secara umum terjadi peningkatan jumlah tenaga medis di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 kecuali jumlah dokter yang berkurang cukup drastis dari 1269 orang pada tahun 2013 menjadi 967 orang saja pada tahun 2014. Namun demikian Provinsi Kepulauan Riau masih membutuhkan lebih banyak tenaga medis terutama di pulau.
Ketersediaan sarana dan prasarana di atas tentu saja mendukung taraf kesehatan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau secara umum. Hal ini tercermin dari makin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Provinsi Kepulauan Riau. Angka harapan hidup tahun 2012 adalah 68,85 tahun meningkat menjadi 69,05 tahun pada tahun 2013 dan kembali meningkat menjadi 69,15 tahun pada tahun 2014.
Uraian 2012 2013 2014
Rumah Sakit 26 27 28 Puskesmas 68 73 75 Puskesmas Keliling 72 75 45 Puskesmas Pembantu
220 221 312
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
KESEHATAN Jumlah Sarana Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau Relatif Menurun
Jumlah rumah sakit, puskesmas, dan puskesmas pembantu pada tahun 2014 bertambah masing-masing sebanyak 1; 2; 91 unit. Hanya puskesmas keliling yang berkurang sebanyak 30 unit pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013.
Jumlah Sarana Kesehatan di Provinsi
Kepulauan Riau, 2012-2014
Sumber :Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
0 2000 4000
Dokter
Dokter Gigi
Farmasi
Perawat
Bidan
Ahli Gizi
Teknis
Kesmas
Sanitasi
Terapi Fisik
1269
196
468
3238
1432
141
154
317
137
26
967
192
516
3 427
1 544
139
420
203
121
54 2014
2013
Banyaknya Tenaga Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau, 2013-2014
kepr
i.bps
.go.
id
13 13
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
85%
15%
Air Bersih Tidak Bersih
16%
70%
14%
Air bersih/air hujan Air kemasan/isi ulang Tidak punya
Sebagai tempat untuk menghabiskan sebagian besar waktu bagi seluruh anggota keluarga, rumah yang sehat tentu merupakan prasyarat penting.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) rumah tinggal yang dapat dikategorikan sehat adalah yang memiliki luas lantai per kapita minimal 20 m2. Berdasarkan hasil Susenas yang dilakukan oleh BPS, didapatkan fakta bahwa persentase rumah tangga dengan luas lantai kurang dari 20 persen tahun 2014 menurun cukup signifikan yakni hanya sebanyak 8,88 persen saja dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 12 persen. Hal tersebut dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat sehingga mempunyai kemampuan lebih untuk memiliki rumah dengan luas lantai lebih dari 20 meter persegi.
Meski dari sisi luas lantai mengalami peningkatan kualitas, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada rumah tangga yang menggunakan lantai tanah sebagai alas rumahnya. Ada sebanyak 0,47 persen rumah tangga yang menggunakan lantai tanah pada tahun 2014, dan persentase tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 0,34 persen. Selain itu, pada tahun 2014 persentase rumah tangga yang menggunakan atap layak dan dinding permanen masing-masing sebesar 97,64 persen dan 75,00 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas perumahan di Kepulauan Riau sudah memadai.
Di samping kualitas rumah, akses rumah tangga terhadap air minum bersih cukup baik. Dari data Susenas 2014, 85 persen rumah tangga yang telah menggunakan sumber air minum bersih. Dari jumlah tersebut, 70 persen di antaranya menggunakan air kemasan/isi ulang, dan ledeng sebagai sumber air minum. Namun demikian, pemerintah tetap berkewajiban untuk terus menyediakan air bersih bagi warganya.
Uraian 2012 2013 2014
Rumahtangga dengan luas lantai <20 m2 (%)
12,07 12,48 8,88
Rumahtangga menurut kualitas perumahan (%)
- Lantai tanah 0,39 0,34 0,47
- Atap layak 96,63 96,04 97,64
- Dinding permanen 74,07 74,43 75,00
Sumber :Hasil Susenas BPS Prov. Kep. Riau, 2015
Sumber : Hasil Olahan Data Susenas
PERUMAHAN
Masih Ada Rumah yang Belum Bisa Dikategorikan Sehat
Persentase rumah tangga di Provinsi Kepulauan Riau dengan luas lantai kurang dari 20 m2 tahun 2014 turun cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2013
Statistik Perumahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2014
Rumah Tangga yang Mempunyai Aksesterhadap Air Minum Bersih, 2014 (Persen)
Rumah Tangga yang Mempunyai Aksesterhadap Air Minum Layak, 2014 (Persen)
Sumber: Hasil Susenas BPS Prov. Kep. Riau, 2015
Sumber: Hasil Susenas BPS Prov. Kep. Riau, 2015
ke
pri.b
ps.g
o.id
14 14
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
68%
20%
2% 4%6%
0%
Milik Sendiri Sewa Dinas
Kontrak Bebas Sewa Lainnya
Masalah perumahan, tidak hanya sebatas bagaimana orang tersebut bisa tinggal di rumah yang layak. Kemajuan ekonomi dan makin tingginya rasa individualisme membuat faktor kepemilikan juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Sampai saat ini, kepemilikan rumah sebagian besar hanya bisa diakses oleh penduduk golongan menengah keatas. Sangat jarang penduduk lapisan bawah punya akses untuk memiliki rumah tinggal yang layak.
Kebijakan pemerintah pusat dalam menangani kepemilikan rumah bagi si miskin masih sangat terbatas. Pemerintah hanya mampu membantu dengan pemberian subsidi bunga KPR yang belum tentu dapat dinikmati oleh lapisan masyarakat bawah. Padahal, masalah perumahan bagi masyarakat ekonomi lemah bukan hanya masalah suku bunga kredit perumahan rakyat (KPR) semata. Namun demikian untuk Provinsi Kepulauan Riau, status penguasaan bangunan tempak tinggal milik sendiri menunjukkan peningkatan di tahun 2014 yang berarti bahwa kesejahteraan masyarakatnya semakin meningkat.
Selama dua tahun terakhir, status penguasaan bangunan tempat tinggal mengalami perubahan. Terjadi pergeseran distribusi/kompisisi status penguasaan bangunan tempat tinggal. Tahun 2014, komposisi bangunan tempat tinggal dengan status milik sendiri mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan bangunan tempat tinggal dengan status sewa mengalami penurunan. Perlu ditekankan kembali bahwa yang menurun maupun meningkat di sini bukan jumlah bangunan tempat tinggalnya tetapi komposisi terhadap total keseluruhan bangunan tempat tinggal menurut status penguasaanya.
PERUMAHAN
Komposisi Sewa dan Kontrak Tempat Tinggal Meningkat
Meningkatnya komposisi status penguasaan bangunan tempat tinggal milik sendiri di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2014 sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
Status Penguasaan Bangunan Tempat
Tinggal di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 (Persen)
Status Penguasaan Bangunan Tempat
Tinggal di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 (Persen)
Sumber: Hasil Susenas BPS Prov. Kep. Riau, 2015
Sumber: Hasil Susenas BPS Prov. Kep. Riau, 2015
62%
25%
3%4%
6%
0%
Milik Sendiri Sewa Dinas
Kontrak Bebas Sewa Lainnya
kepr
i.bps
.go.
id
15 15
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
64.00
66.00
68.00
70.00
72.00
74.00
2012 2013 2014
72.36 73.02 73.40
67.70 68.3168.90
Kepulauan Riau Indonesia
Manusia sebagai subyek sekaligus obyek dari pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat tercermin dari seberapa besar peningkatan kualitas manusianya di daerah tersebut. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah salah satu indikator yang sampai saat ini dipercaya untuk mengukur pembangunan kualitas manusia. Penghitungan IPM meliputi bidang kesehatan (angka harapan hidup), bidang pendidikan (angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah), dan bidang ekonomi (daya beli per kapita).
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kepulauan Riau memperlihatkan kecenderungan yang meningkat selama 3 tahun terakhir dan patut dibanggakan. IPM Kepulauan Riau di atas IPM Nasional (gambar di samping). Hal Ini mengindikasikan adanya kemajuan atau keberhasilan pembangunan manusia yang dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi. Namun demikian, pembangunan manusia tidak berhenti sampai di sini saja, perlu ditingkatkan lagi sampai semua aspek pembangunan manusia mencapai titik idealnya.
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2014 meningkat tipis dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 penduduk yang tergolong miskin sebanyak 119,1 ribu jiwa atau sekitar 6,35 persen dari total penduduk, sedangkan di tahun 2014 jumlah penduduk miskin bertambah menjadi 124,2 ribu jiwa atau 6,40 persen dari total penduduk Provinsi Kepulauan Riau. Penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau terutama terkonsentrasi di kota metropolitan seperti Batam. Oleh karena itu program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan perlu memperhatikan sebaran penduduk miskin.
Uraian 2013 2014
Garis Kemiskinan (Rp) 398 903 425 967
Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa)
119,1 124,2
Persentase Penduduk Miskin (%)
6,35 6,40
Sumber :BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Sumber : Kepri Dalam Angka 2010
Catatan:
· Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
- Garis Kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non-makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEMISKINAN
IPM Kepulauan Riau menunjukkan peningkatan selama periode 2012-2014 dan selalu berada di atas IPM Indonesia
Statistik Kemiskinan Kepri, 2013-2014
Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kepulauan Riau dan Indonesia
Tahun 2012-2014 (Persen)
Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
16 16
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
6.32 6.34 6.36 6.38 6.4
2013
2014
6.35
6.40
Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung Strategi Penanggulanan Kemiskinan adalah tersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran.
Kemiskinan bisa dikatakan sebagai cerminan dari ketidakberhasilan dalam membangun manusia seutuhnya. Kemiskinan yang terjadi tentu merupakan implikasi dari ketidakmampuan untuk mendapatkan nafkah secukupnya guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga (walaupun ada sebagian penduduk mempertahankan kemiskinan karena budaya). Hal ini kemungkinan besar terkait juga dengan pendidikan yang tidak memadai sehingga kemampuan untuk memperoleh pekerjaan menjadi terbatas. Ditambah lagi faktor kesehatan yang secara otomatis tidak dapat dijaga secara optimal.
Walaupun persentase penduduk miskin Kepulauan Riau tahun 2014 meningkat 0,05 persen, namun jika dilihat lebih dalam lagi, indeks kedalaman (P1) dan indeks keparahan (P2) kemiskinan semakin kecil yang artinya jarak antara penduduk miskin dengan garis kemiskinan serta jarak di antara penduduk miskin semakin sempit.
Keadaan tersebut menuntut kebijakan pemerintah daerah berpihak dan terfokus dalam upaya pengentasan kemiskinan secara keseluruhan baik dari pengurangan jumlah penduduk miskin serta mempersempit jarak antara penduduk miskin dengan garis kemiskinan dan penduduk miskin lainnya yang ditandai dengan semakin kecilnya nilai indeks kedalaman (P1) dan indeks keparahan kemiskinannya (P2).
Statistik Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau 2013-2014
Uraian 2013 2014
(2) (3)
Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa)
119,1 124,2
Indeks Keparahan (P2) 0,26 0,18
Indeks Kedalaman (P1) 1,02 0,74
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015.
Persentase Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Riau, 2013-2014
PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEMISKINAN Jumlah penduduk miskin naik dari 6,35 persen pada tahun 2013 menjadi 6,40 persen pada
tahun 2014
*** Tahukah Anda
Sebagian besar penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau tinggal di
daerah pedesaan dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan
buruh
Sumber :Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015 kepr
i.bps
.go.
id
17 17
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Secara umum, perekonomian Provinsi Kepulauan Riau ditopang oleh lapangan usaha Industri Pengolahan dengan Kota Batam sebagai pusatnya. Namun demikian, jika dilihat dari potensi daerah/lokal yang dimiliki maka lapangan usaha pertanian subsektor perikanan merupakan potensi utama yang dimiliki oleh Kepulauan Riau sebagai provinsi yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan.
Walaupun secara kasat mata sebagian besar wilayah Kepulauan Riau merupakan perairan laut, bukan berarti Kepulauan Riau tidak memiliki potensi pertanian daratan. Data dari Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau mencatat bahwa luas lahan sawah di Kepulauan Riau seluas 1.623 Ha yang tersebar di Kabupaten Keimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Sedangkan lahan bukan sawah di Kepulauan Riau seluas 411.955 Ha yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota. (lihat tabel di samping).
Lahan bukan sawah mendominasi jenis lahan pertanian di Kepulauan Riau dengan proporsi paling besar adalah lahan bukan sawah dengan status sementara tidak diusahakan. Hal ini dapat dimaklumi karena lahan di Kepulauan Riau ini tergolong lahan yang kurang subur dengan mengandalkan perairan dari air hujan. Lahan dengan kriteria tersebut hanya cocok untuk lahan perkebunan dimana tanaman tidak membutuhkan air terlalu banyak seperti tanaman perkebunan (kepala sawit, karet, sagu, dll.), tanaman palawija (ubi kayu, jagung) dan tanaman buah (buah naga, mangga, rambutan, durian, dll.). Dapat dipastikan pada musim kemarau dimana debit air hujan berkurang banyak lahan yang sementara tidak diusahakan.
Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014
Kab/Kota Lahan
Sawah (Ha)
Lahan Bukan
Sawah (Ha)
(1) (2) (3)
Karimun 194 32 404
Bintan 52 105 653
Natuna 735 127 822
Lingga - 94 282
Anambas 642 32 769
Batam - 10 809
Tjpinang - 8 216
Jumlah 1 623 411 955
Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Luas Lahan Bukan Sawah Menurut Jenis Lahan Tahun 2014
Jenis Lahan Lahan
Sawah (Ha)
(1) (2)
Tegal/Kebun 46 740
Ladang/Huma 31 327
Perkebunan 94 145
Ditanami Pohon/ Hutan Rakyat
56 067
Padang Penggembalaan/ Rumput
16 443
Sementara Tidak Diusahakan 106 889
Lainnya 60 344
Jumlah 411 955
Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau,2015
PERTANIAN
Proporsi Lahan Bukan Sawah Kepulauan Riau Didominasi oleh Lahan Berstatus Sementara Tidak Diusahakan
25,9 persen lahan bukan sawah di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2014 adalah lahan bukan sawah dengan status sementara tidak diusahakan.
kepr
i.bps
.go.
id
18 18
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
Padi Jagung UbiKayu
UbiJalar
KacangTanah
3.61 2.33
11.93
7.97
1.00
3.64 2.34
12.42
7.98
1.00
2013 2014
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kondisi geografis daerah kepulauan dan kondisi tanah di Provinsi Kepulauan Riau tergolong tanah tandus (produktivitasnya rendah). Kondisi tanah di Kepulauan Riau didominasi oleh tanah merah yang mengandung mineral bauksit sehingga kurang cocok dijadikan lahan sawah.
Keadaan tanah di Provinsi Kepulauan Riau tersebut menjadi faktor penyebab produksi tanaman pangan (padi) yang rendah sehingga provinsi ini belum mampu memenuhi kebutuhan pangan domestik. Tanaman ubi kayu mempunyai produktivitas paling tinggi, kemudian tanaman ubi jalar dan tanaman padi di urutan ketiga.
Luas panen dan produksi tanaman pangan Provinsi Kepulauan Riau untuk komoditas padi dan ubi kayu relatif meningkat pada tahun 2014. Sedangkan luas panen dan produksi komoditas jagung, ubi jalar dan kacang tanah relatif menurun.
Seperti tanaman pangan utama padi, luas panen tahun 2014 meningkat sangat kecil 1,58 persen dan produksinya naik 2,41 persen. Luas panen dan produksi ubi kayu tahun 2014 juga meningkat masing-masing sebesar 1,12 persen dan 5,26 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, luas panen dan produksi tanaman pangan jagung, ubi jalar, dan kacang tanah turun pada tahun 2014.
Dari sisi produktivitas, pada tahun 2014 produktivitas padi di Kepulauan Riau mencapai 3,64 ton perhektar, jauh di bawah produktivitas ubi kayu dan ubi jalar yang masing-masing sebesar 12,42 ton perhektar dan 7,98 ton perhektar. Secara umum terjadi kenaikan produktivitas tanaman pangan Kepulauan Riau tahun 2014 walaupun dengan presentase yang relatif kecil (hanya di bawah 1 persen).
Uraian 2013 2014
Padi
Luas panen (ha) 379 385
Produksi (ton) 1 370 1 403
Jagung
Luas panen (ha) 339 301
Produksi (ton) 790 703
Ubi kayu
Luas panen (ha) 715 723
Produksi (ton) 8 530 8 979
Ubi jalar
Luas panen (ha) 237 226
Produksi (ton) 1 890 1 804
Kacang tanah
Luas panen (ha) 169 155
Produksi (ton) 169 155
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau,2015
PERTANIAN
Produktivitas Tanaman PanganMeningkat
Produktivitas padi di Provinsi Kepulauan Riau meskipun masih rendah namun masih mengalami peningkatan yang relatif kecil.
Statistik Tanaman Pangan Kepulauan Riau, 2013-2014
Sumber :Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Produktivitas Tanaman Pangan Kepulauan Riau, 2013-2014 (Ton/Ha)
kepr
i.bps
.go.
id
19 19
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Potensi subsektor perikanan Provinsi Kepulauan Riau sangat besar. Hal tersebut tidak mengherankan karena sebagian besar wilayah Kepulauan Riau berupa lautan. Pada tahun 2014 produksi tangkapan ikan laut meningkat sebesar 12,28 persen yaitu dari 361.942 ton pada tahun 2013 menjadi 306.395 ton di tahun 2014. Sama halnya dengan perikanan tangkap, produksi perikanan budidaya Provinsi Kepulauan Riau juga meningkat bahkan peningkatannya lebih besar dibandingkan perikanan tangkap yakni sebesar 212,59 persen di tahun 2014.
Produksi buah-buahan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2014 relatif meningkat walaupun ada beberapa komoditas yang produksinya menurun. Produksi unggulan buah rambutan yang merupakan komoditas buah utama Kepulauan Riau mengalami peningkatan yang signifikan di tahun 2014sebesar 56,68 persen. Demikian juga dengan produksi buah-buahan lainnya seperti durian, jeruk dan pisang juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 220,36 persen; 42,73 persen dan 26,27 persen. Sedangkan untuk komoditas nangka dan nanas mengalami penurunan masing-masing sebesar 21,14 persen dan 41,51 persen.
Secara umum, produksi tanaman sayur-sayuran tahun 2014 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 kecuali komoditas kangkung. Tiga komoditas tanaman sayur-sayuran yang mengalami peningkatan terbesar adalah kacang panjang, buncis dan cabe besar. Sedangkan kangkung mengalami penurunan produksi sebesar 3,12 persen.
Uraian 2012 2013 2014
Tangkap 360 560 361 942 406 395
Budidaya 27 092 29 383 91 848
Sumber: Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Produksi Tanaman Buah-buahan di Provinsi Kepulauan Riau (Ton)
Uraian 2012 2013 2014
Nangka 2 904 3 670 2 894
Nanas 1 850 1 708 999
Durian 4 743 2 284 7 317
Jeruk 162 227 324
Pisang 6 654 5 897 7 446
Rambutan 7 296 4 658 7 438
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Provinsi Kepulauan Riau (Ton)
Uraian 2012 2013 2014
Sawi 3 789 4 275 4 464
Kacang Panjang 4 656 4 728 7 296
Bayam 3 406 4 282 4 727
Kangkung 5 850 6 562 6 357
Cabe Besar 2 235 1 852 3 434
Ketimun 6 166 7 300 9 647
Terong 1 276 1 083 1 506
Tomat 110 158 206
Cabe Rawit 1 102 926 1 119
Buncis 985 802 1 020
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau,2015
PERTANIAN
Provinsi Kepulauan Riau Memiliki Potensi Perikanan yang Besar
Produksi perikanan tangkap dan budidaya mengalami peningkatan nilai produksinya
*** Tahukah Anda
Di Kepulauan Riau berlaku musim angin utara, musim angin selatan, musim angin barat dan
musim angin timur yang berpengaruh terhadap usaha perikanannya
Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Provinsi Kepulauan Riau(Ton)
kepr
i.bps
.go.
id
20 20
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
-
1,000.00
2,000.00
3,000.00
4,000.00
5,000.00
6,000.00
7,000.00
8,000.00
9,000.00
10,000.00
AyamLokal
AyamPetelur
AyangPedagi
ng
Itik
2013 827.25 418.80 8,039.40 121.10
2014 500.91 388.75 9,518.80 80.03
Rib
u e
kor
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
Sapi Kambing
611 414
156 955
2 662 872
281 014
2013
2014
Provinsi Kepulauan Riau juga memiliki potensi peternakan yang cukup besar. Beberapa komoditas peternakan yang menjadi andalan Provinsi Kepulauan Riau diantaranya adalah ayam (pedaging, lokal, dan petelur), sapi potong dan kambing.
Analisis mengenai hewan ternak unggas dan hewan ternak besar tidak dapat dilakukan secara bersamaan mengingat kedua jenis hewan ternak tersebut memiliki siklus (masa pembesaran dari mulai bibit sampai masa panen) yang berbeda. Hewan ternak unggas dapat dikatakan sebagai hewan musiman dimana usia hewan tersebut (dari mulai bibit sampai masa panen) kurang dari satu tahun. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau dalam Kepulauan Riau Dalam Angka 2015 populasi unggas tahun 2014 relatif mengalami penurunan terutama untuk komoditas ayam lokal, ayam petelur dan itik. Sedangkan ayam pedaging mengalami peningkatan.
Produksi daging sapi dan kambing tahun 2014 mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Produksi daging sapi potong dan daging kambing tahun 2014 masing-masing sebesar 335,53 persen dan 79,04 persen.
Ketahanan pangan yang baik akan terwujud jika pengelolaan potensi sumber daya pertanian dapat dilakukan dengan baik pula. Untuk itu diperlukan kerjasama antara pemerintah daerah dengan pelaku ekonomi pertanian agar terjadi keselarasan dalam rangka penyediaan kebutuhan pangan domestik Provinsi Kepulauan Riau.
PERTANIAN
Potensi Ternak Provinsi Kepulauan Riau Menurun
Potensi ternak tahun 2014 cenderung mengalami penurunanterutama untuk populasi komoditas ayam lokal dan ayam petelur serta produksi daging sapi dan daging kambing juga mengalami penurunan.
Populasi Unggas di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013-2014
Produksi Daging Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013-2014
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
21 21
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Uraian 2012 2013 2014(1) (2) (3) (4)
Kapasitas Produksi Air (Liter/detik) 262 265 245
Penggunaan Air Minum (m3) 2 958 044 2 934 556 2 819 853
Jumlah Penerimaan (000 Rp) 16 803 20 778 837 18 953 883
Pembangunan suatu wilayah yang cukup pesat seperti di Provinsi Kepulauan Riau tentu membutuhkan sarana pendukung seperti sumber energi yang cukup besar. Sumber energi yang dimaksud dalam pembahasan di sini adalah listrik dan air.
Listrik memegang peranan yang vital dalam kehidupan. Dapat dikatakan listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin beragamnya kegiatan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau maka semakin bertambah pula jumlah pelanggan listrik PT. PLN.
Secara umum jumlah pelanggan listrik PT. PLN Cabang Kota Batam tahun 2014 meningkat dibandingkan dengan tahun. Jumlah pelanggan PT. PLN Kota Batam tahun 2014 sebanyak 268.775 pelanggan atau naik 6,77 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Jumlah pelanggan listrik PT. PLN Kota Batam terbagi menjadi beberapa tipe yakni sosial, rumah tangga, bisnis, industri dan lainnya. Rumah tangga menduduki proporsi pelanggan terbesar yakni menguasai 71 persen pada tahun 2014, kemudian disusul oleh lainnya (pelabuhan, bandara, penerangan jalan, dll.), bisnis, sosial dan industri.
Selain listrik, sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah air bersih. Produksi air bersih Provinsi Kepulauan Riau dipenuhi oleh Perusahaan Air Minum Tirta Kepri di Tanjungpinang dan Adhya Tirta Batam di Batam.
Kapasitas produksi air yang disalurkan oleh Tirta Kepri di Tanjungpinang tahun 2014 mengalami penurunan, namun demikian jumlah pelanggan yang menggunakan air dari perusahaan tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Tipe Pelanggan
Batam
2013 2014
Sosial 3 263 3 305
Rumah Tangga
192 580 191 766
Bisnis 30 331 32 370
Industri 326 334
Lainnya 25 227 41 000
Total 251 727 268.775
LISTRIK DAN AIR
Jumlah pelanggan PT PLN Cabang Batam Tahun 2014 meningkat
Jumlah pelanggan PT. PLN Batam tahun 2014 naik sebesar 6,78 persen
Produksi dan Penggunaan Air Minum yang Disalurkan Tirta Kepri di Tanjungpinang
2011-2012
Sumber :Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Jumlah Pelanggan PT. PLN Cabang Batam
menurut Tipe Pelanggan, 2013-2014
Sumber :Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
22 22
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Kapasitas produksi air yang disalurkan oleh Tirta Kepri di tanjungpinang tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 7,55 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yakni dari 265 liter/detik pada tahun 2013 menjadi 245 liter/detik pada tahun 2014. Sedangkan jumlah penggunanya tahun 2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Persentase penggunaan air bersih terbesar di Tanjungpinang pada periode 2013-2014 adalah rumah tangga, kemudian diikuti oleh perusahaan niaga, dan lainnya yang mencakup instansi pemerintah, sosial/umum, industri dan pelabuhan udara.
Komposisi atau distribusi persentase penggunaan air bersih menurut golongan pemakaian di Kota Batam, pada periode 2013-2014 relatif sama, di mana persentase terbesar pengguna air bersih adalah rumah tangga, diikuti oleh perusahaan niaga, industri, dan lainnya yang mencakup hotel, instansi pemerintah, sosial dan pelabuhan/bandara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengguna air bersih PDAM di Kepulauan Riau terutama adalah rumah tangga, perusahaan niaga dan industri.
LISTRIK DAN AIR
Rumah Tangga sebagai Konsumen Energi Terbesar
Lebih dari setengah distribusi listrik di Kepulauan Riau disalurkan ke rumah tangga
Persentase Penggunaan Air Bersih menurut Golongan Pemakaian di Kota Tanjungpinang,
2013-2014
Penggunaan Air Bersih menurut Golongan Pemakaian di Kota Batam, 2013-2014
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2013 2014
26.70 27.18
67.29 67.11
6.01 5.70
Lainnya Rumah Tangga Perusahaan Niaga
Sumber :Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2013 2014
9.67 9.49
69.15 70.47
8.35 8.10 12.83 11.94
Lainnya Industri Rumah Tangga Perusahaan Niaga
Sumber :Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
*** Tahukah Anda
Kapasitas produksi air pada PDAM Tirta Kepulauan Riau di Tanjungpinang mencapai
2,82 juta m3 pada tahun 2014
kepr
i.bps
.go.
id
23 23
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
36 338
45 303
22 16416 248 16 769 15 707
2012 2013 2014
Volume (juta kg) Nilai (juta US$)
57.43
9.72
5.81
3.912.44
1.881.731.58
1.491.31
12.68
Singapura Australia MalaysiaAmerika Tiongkok JepangSaudi Arabia Perancis SpanyolBelanda Lainnya
Peranan ekspor bagi sebuah daerah dengan perekonomian terbuka tentu amatlah penting. Demikian pula halnya dengan Provinsi Kepulauan Riau. Ekspor barang merupakan penggerak utama perekonomian yang perdagangannya berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga. Hal ini memberi warna tersendiri bagi perkembangan ekonomi Kepulauan Riau.
Pada grafik disamping ini dapat dilihat selama periode 2012-2014, perkembangan volume dan nilai ekspor Kepulauan Riau mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 volume dan nilai ekspor mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2012, tetapi pada tahun 2014 kembali mengalami penurunan.
Berdasarkan komoditas utama, ada lima kelompok komoditas dengan nilai ekspor terbesar di Provinsi Kepulauan Riau. Komoditi ekspor pertama terbesar adalah bahan bakar mineral, lalu diikuti mesin/peralatan listrik, mesin/pesawat mekanik, benda-benda dari besi/baja dan minyak, lemak hewan/nabati. Urutan kontribusi kelompok komoditi dengan nilai ekspor terbesar juga tidak mengalami perubahan dibanding tahun sebelumnya.
Singapura masih menjadi pasar utama tujuan ekspor terbesar dari Provinsi Kepulauan Riau. Nilai kontribusi ekspor ke Singapura sebesar 57,43 persen terhadap keseluruhan ekspor. Kemudian diikuti oleh Australia, Malaysia, Amerika, Tiongkok, Jepangdan seterusnya. Keenam negara tersebut menjadi tujuan ekspor terbesar. Singapura mendominasi hingga lebih dari separuh total ekspor Kepulauan Riau di tahun 2014.
Nilai dan Kontribusi Lima Kelompok Komoditas Ekspor Terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, 2014
Uraian Nilai(juta
US$) Kontribusi
(%)
Bahan Bakar Mineral 5 574 35,49
Mesin/Peralatan Listrik 2 980 18,97
Mesin/Pesawat Mekanik 1 566 9,97
Benda-benda dari Besi/Baja 1 431 9,11
Minyak, Lemak Hewan/Nabati 774 4,93
Persentase Nilai Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, Menurut Negara Tujuan, 2014
PERDAGANGAN
Bahan bakar mineral memberikan kontribusi nilai ekspor terbesar
Bahan bakar mineraltetap menjadi komoditas terbesar yang mendominasi pangsa
pasar ekspor Provinsi Kepulauan Riaupada tahun 2014 hingga mencapai 35,49 persen
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
*** Tahukah Anda
Pada Tahun 2014, volume ekspor Provinsi Kepulauan Riau mengalami penurunan yang signifikan sebesar
51 persen
Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
24 24
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
43.32%
8.93%8.17%
7.99%
3.70%
3.41%3.37%
2.67%
1.72%
1.46%
15.26%
Singapura Tiongkok Jepang
Malaysia Uni Emirat Arab Jerman
Amerika Korea Selatan Saudi Arabia
Perancis Lainnya
Pada Tahun 2014, neraca perdagangan Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan surplus sebesar 4 830 juta US$ dengan nilai ekspor sebesar 15 707 juta US$ dan nilai impor sebesar 10 877 juta US$. Selama kurun waktu 2012-2014, statistik ekspor dan impor di Provinsi Kepulauan Riau selalu mengalami nilai surplus yang meningkat.
Meningkatnya nilai surplus perdagangan ini akan memberi dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau yang juga akan bepengaruh terhadap meningkatnya pendapatan suatu daerah.
Pada tahun 2014, lima kelompok komoditi impor terbesar Provinsi Kepulauan Riau adalah : mesin/peralatan listrik, bahan bakar mineral, mesin/pesawat mekanik, benda dari besi dan baja serta besi dan baja. Komoditi impor mesin/peralatan mekanik memberikan kontribusi impor Kepulauan Riau terbesar dengan nilai 21,91 persen dari total impor seluruhnya.
Persentase nilai impor terbesar Kepulauan Riau berasal dari negara Singapura, yaitu sebesar 43,32 persen. Sedangkan untuk negara Tiongkok, Jepang, Malaysia, Jerman, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Korea Selatan, Saudi Arabia dan Perancis persentase nilai impornya kurang dari 10 persen.
Singapura selain menjadi pangsa ekspor terbesar juga menjadi pangsa impor terbesar di Kepulauan Riau. Nilai impor dari negara Singapura sebesar 4 712 juta US$ atau mencapai 43,32 persen dari keseluruhan nilai impor di Kepulauan Riau.
Statistik Ekspor dan Impor di Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014 (juta US$)
Uraian 2012 2013 2014
- Ekspor (juta US$) 16248 16769 15 707
- Impor (juta US$) 13210 12258 10877
- Surplus (juta US$) 3038 4511 4830
Sumber :Kepri Dalam Angka, 2015
Nilai dan Kontribusi Lima Kelompok Komoditas Impor Terbesar Provinsi Kepulauan Riau, 2014
Uraian Nilai(juta
US$) Kontribusi
(%)
Mesin/Peralatan Listrik 2 383 21.91
Bahan Bakar Mineral 1 868 17.17
Mesin/Pesawat Mekanik
1 840 16.92
Benda dari Besi dan Baja
1 360 12.50
Besi dan Baja 538 4.94
Sumber : Kepri Dalam Angka, 2015
PERDAGANGAN
Mesin/Peralatan Listrik Merupakan Impor Terbesar Kepulauan Riau
Mesin/peralatan listrik merupakan komoditas utama dalam pangsa pasar impor Kepulauan Riau yang mencapai 21.93 persen dari keseluruhan total impor
Persentase Nilai Impor Provinsi Kepulauan Riau, Menurut Asal Negara, 2014
*** Tahukah Anda
Nilai ekspor dan impor Provinsi Kepulauan Riauke negara Singapura pada Tahun 2014 mempunyai persentase terbesar jika dibandingkan dengan negara lainnya
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
25 25
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
2013 2014
961 923
530 524
28 29
1 519 1 476
kecil menengah besar total
16 622
17 549
17 926
2012 2013 2014
Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya. Hasil kegiatan konstruksi antara lain : gedung, jalan, jembatan, rel, terowongan, bangunan air, darinase, bangunan sanitasi, bandara, jaringan listrik , komunikasi dan lain-lain.
Kegiatan perusahaan konstruksi digolongkan menjadi 3 golongan yaitu : perusahaan konstruksi kecil dengan skala nilai pekerjaan 0-2.5 miliar rupiah, perusahaan konstruksi menengah dengan skala nilai pekerjaan 0-10 miliar rupiah, perusahaan konstruksi besar dengan skala nilai pekerjaan 0-tak terbatas miliar rupiah.
Jumlah perusahaankonstruksi di Provinsi Kepulauan Riau secara total mengalami penurunan dimana pada tahun 2013 ada 1 519 perusahaan turun sebanyak 43 perusahaan menjadi 1 476 perusahaan konstruksi pada tahun 2014. Hal ini seiring juga dengan penurunan perusahaan konstruksi untuk skala kecil dan menengah. Jumlah perusahaan konstruksi skala kecil turun sebanyak 38 dan perusahaan skala menengah turun sebanyak 6 perusahaan pada tahun 2014. Sedangkan untuk perusahaan skala besar meningkat sebanyak 1 perusahaan pada tahun 2014.
Pekerja tetap adalah pekerja yang bekerja pada perusahaan/usaha yang menerima upah/ gaji secara tetap, tidak tergantung pada absensi/ kehadiran pekerja tersebut.
Selama periode tahun 2012-2014, jumlah pekerja tetap yang bekerja di perusahaan konstruksi mempunyai trend yang meningkat. Pada tahun 2013 jumlah pekerja tetap yang bekerja di perusahaan konstruksi sebanyak 17 549 orang. Jumlah ini meningkat sebanyak 377 orang pada tahun 2014 menjadi 17 926 orang pekerja tetap perusahaan konstruksi.
KONSTRUKSI
Jumlah perusahaan konstruksidi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 menurun sebanyak 43 perusahaan
Jumlah Perusahaan Konstruksi di Provinsi Kepulaun Riau Menurut Jenis
Golongannya, 2013-2014
Jumlah Pekerja Tetap Perusahaan Konstruksi di Kepulauan Riau,2012 - 2014
Sumber : Statistik Indonesia, 2015
Sumber : Statistik Indonesia, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
26 26
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
BangunanGedung
BangunanSipil
BangunanKhusus
3.27
3.95
0.94
3.60
4.52
1.09
2013 2014
225
91
4
Muda Madya Utama
Konstruksi menurut bidang pekerjaan di bagi menjadi 3 jenis yaitu, jenis pekerjaan bangunan gedung, bangunan sipil dan bangunan khusus. Selama tahun 2013-2014 nilai konstruksi menurut bidang pekerjaan yang telah diselesaikan di Provinsi Kepulauan Riau cenderung mengalami peningkatan.
Dari ketiga jenis nilai kontruksi yang diselesaikan selama tahun 2013-2014 itu, nilai konstruksi untuk bangunan sipil mempunyai nilai yang tebesar. Nilai konstruksi bangunan sipil yang diselesaikan pada tahun 2013 sebesar Rp. 3,95 triliun meningkat menjadi Rp. 4,52 triliun pada tahun 2014.
Nilai konstruksi yang diselesaikan untuk bangunan gedung pada tahun 2013 sebesar Rp. 3,27 triliun rupiah meningkat menjadi Rp. 3,60 triliun rupiah pada tahun 2014. Sedangkan nilai konstruksi yang diselesaikan untuk bangunan khusus juga mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 nilai konstruksi yang diselesaikan sebesar Rp. 0,94 triliun meningkat menjadi Rp. 1,09 triliun pada tahun 2014.
Sertifikat Kostruksi Ahli (SKA) adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keahlian kerja yang berdasarkan tingkat pendidikan dan lamanya bekerja. Kualifikasi tenaga ahli untuk sektor konstruksi adalah tenaga ahli pemula, ahli muda, ahli madya dan ahli utama.
Pada tahun 2014, jumlah tenaga ahli di sektor konstruksi di Provinsi Kepulauan Riau seluruhnya berjumlah 320 orang. Untuk tenaga ahli pemula tidak ada, tenaga ahli muda berjumlah 225 orang, tenaga ahli madya berjumlah 91 orang dan tenaga ahli utama berjumlah 4 orang.
Nilai Konstruksi Menurut Bidang Pekerjaan di Provinsi Kepulauan Riau, 2013-2014
(Triliun Rupiah)
KONSTRUKSI
Nilai Konstruksi untuk Bangunan Gedung, Bangunan Sipil dan Bangunan Khususdi Kepulauan Riau cenderung meningkat di Tahun 2014
Jumlah Tenaga Ahli Sektor Konstruksi Menurut Kualifikasi Keahliannya di Provinsi Kepulauan Riau, 2014
Sumber : Statistik Indonesia, 2015
Sumber : Statistik Indonesia, 2015
*** Tahukah Anda
Persentase tenaga ahli utama sektor konstruksi di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 sebesar 1,25
persen
kepr
i.bps
.go.
id
27 27
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
52.84
13.68
5.29
4.04
3.23
2.65 2.16
12.22
Singapura
Malaysia
Tiongkok
Korea Selatan
India
Philipina
Jepang
Inggris
Australia
Amerika
Lainnya
Selama periode 2012–2014, sektor pariwisata
Provinsi Kepulauan Riau cenderung mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2014 jumlah seluruh wisman yang berkunjung sebanyak 1.86 juta orang. Jumlah ini meningkat sebesar 92 ribu orang dari tahun sebelumnya.
Walaupun peningkatan jumlah kunjungan wisman belum tentu berkorelasi positif dengan jumlah devisa yang mampu diraih. Karena hal ini terkait dengan daya beli, namun peningkatan jumlah kunjungan wisman secara konsisten setidaknya bisa dijadikan indikasi bahwa Provinsi Kepulauan Riau kembali menjadi salah satu pilihan wisata favorit di kawasan Asia Tenggara.
Jika dilihat dari negara asalnya, kontributor utama kepariwisataan Provinsi Kepulauan Riau tidak mengalami pergeseran. Selama tiga tahun terakhir Singapura masih mendominasi wisman yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau.
Dari 10 negara terbesar yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau ada 5 negara yang memberikan kontribusi terbesar yaitu negara Singapura, Malaysia, Tiongkok, Korea Selatan dan India.
Pada tahun 2014 persentase wisman dari Singapura sebesar 52,84 persen, diikuti Malaysia dengan 13,68 persen, Tiongkok dengan 5,29 persen, Korea Selatan dengan 4,04 persen dan India dengan 3,23 persen.
Provinsi Kepulauan Riau terus mempromosikan sektor pariwisatanya dengan giat agar wisatawan dari mancanegara lebih tertarik lagi dan selalu ingin berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau.
Kota Batam masih menjadi pintu gerbang utama masuknya wisman yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini pula yang menjadi daya tarik pengusaha perhotelan di Provinsi kepulauan Riau lebih suka berinvestasi di Kota Batam dibanding kabupaten/kota lainnya.
Uraian 2012 2013 2014
Singapura 914 582 898 433 1 042 730
Malaysia 241 356 259 921 270 058
Tiongkok 51 595 68 795 104 469
Korea Selatan 75 320 78 078 79 727
India 48 153 56 299 63 718
Philipina 48 405 52 558 52 276
Jepang 43 521 46 700 42 606
Inggris 30 257 30 494 30 630
Australia 25 298 24 570 25 545
Amerika 19 820 20 485 20 606
Lainnya 208 204 231 106 241 060
Jumlah 1 706 511 1 767 439 1 973 425
HOTEL DAN PARIWISATA
Kunjungan Wisman Terus Menunjukkan Tren Positif
Negara Singapura masih mendominasi jumlah wisman yang berkunjung ke Provinsi
Kepulauan Riau, selama periode tahun 2012-2014
Banyaknya Wisatawan Mancanegara menurut Kebangsaannya
di Provinsi Kepulauan Riau, 2012 - 2014
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Persentase Wisatawan Mancanegara menurut Kebangsaannya
di Provinsi Kepulauan Riau, 2014
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
28 28
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Hotel adalah penyedia akomodasi secara harian berupa kamar-kamar di dalam satu bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan atau fasilitas lainnya. Hotel terdiri dari hotel berbintang dan hotel non-bintang.
Perkembangan hotel bintang dan non-bintang di Provinsi Kepulauan Riau cenderung mengalami peningkatan.Pada tahun 2014 jumlah hotel seluruhnya ada 392 hotel. Jumlah ini meningkat sebanyak 12 hotel dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebanyak 380 hotel. Dimana dari 12 hotel itu ada 11 hotel non bintang dan satu hotel bintang.
Sepanjang tahun 2014 Jumlah wisatawan mancanegara yang menginap di hotel kurang lebih berjumlah 1,565 juta orang meningkat signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 735 ribu. Sedangkan untuk jumlah wisatawan nusantara pada tahun 2014 sebesar 2,374 juta orang, mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan tahu 2013 yang sebesar 5.945 juta orang.
Rata-rata lamanya menginap wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) sepanjang tahun 2014 adalah sebanyak 1,95 hari, dengan rata-rata lama menginap wisman adalah 2,08 hari dan rata-rata lama menginap wisnus adalah 1,87 hari.
Hal ini tentu harus disikapi secara serius oleh pemerintah daerah Provinsi Kepulauan Riau dengan memberikan fasiltas dan akomodasi yang baik kepada wisman dan wisnus sehingga tingkat hunian dan lamanya menginap di hotel ikut meningkat secara signifikan.
Uraian 2012 2013 2014
Jumlah yang menginap di hotel
- Wisman 983 055 734 593 1 564 688
- Wisnus 1 549 007 5 944 739 2 374 274
Rata-rata lama menginap (hari)
- Wisman 1,75 2,08 2,08
- Wisnus 1,60 1,65 1,87
-Total 1,66 1,83 1,95
HOTEL DAN PARIWISATA
Tingkat hunian kamar cenderung meningkat
Wisman yang menginap di hotel-hotel di Provinsi Kepri pada tahun 2012, naik 9,46 persen dibandingkan tahun sebelumnya
Jumlah Hotel Bintang dan Non-Bintang di Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Jumlah Wisatawan dan Lamanya Menginap di Provinsi Kepulauan Riau, 2012-2014
*** Tahukah Anda
Wisatawan mancanegara yang menginap di hotel meningkat sebesar 113 persen pada tahun 2014
di Provinsi Kepulauan Riau
2012 2013 2014
69 71 72
269309
320338
380 392
Hotel Bintang Hotel Non Bintang Total
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
29 29
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Dengan meningkatnya kegiatan perekonomian, maka menuntut peningkatan ketersediaan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.
Kemudahan akses yang ditimbulkan oleh ketersediaan jalan secara otomatis akan memberi dampak yang positif bagi kelangsungan transaksi perekonomian. Apalagi bagi Provinsi Kepulauan Riau yang bisa dikatakan sebagai etalase pariwisata di Indonesia. Ketersediaan infrastruktur yang memadai seperti jalan tentu sangatlah penting.
Selama periode tahun 2013 – 2014 ini tidak ada penambahan pembangunan jalan raya di provinsi Kepulauan Riau, baik itu pembangunan untuk jalan negara, jalan provinsi maupun jalan kewenangan kabupaten/kota. Tetapi ada beberapa kegiatan perbaikan dan perawatan jalan yang rusak guna memperlancar dan memberikan keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.
Untuk transportasi udara, Provinsi Kepulauan Riau mempunyai setidaknya empat bandara udara yaitu; Bandara Internasional Hang Nadim yang berada di Kota Batam, Bandara Raja Haji Fisabilillah yang berada di Kota Tanjung Pinang, Bandara Ranai yang berada di Kabupaten Natuna dan Bandara Dabo yang berada di Kabupaten Lingga.
Pada tahun 2014, jumlah penumpang domestik yang berangkat, datang dan transit melalui Bandara Hang Nadim-Batam cenderung meningkat, dimana penumpang yang berangkat sebanyak 2,168 juta orang, sedangkan yang datang sebanyak 2,339 juta orang dan yang transit sebanyak 217 ribu orang. Sebaliknya jumlah penumpang yang berangkat, datang melalui Bandara Raja Haji Fisabilillah-Tanjung Pinang juga cenderung meningkat. Sedangkan penumpang yang transit pada tahun 2014 tidak ada sama sekali di bandara Tanjung Pinang.
Kewenangan 2012 2013 2014
- Negara 334 334 334
- Provinsi 512 512 512
- Kabupaten/Kota 3 934 4 108 4 108
- Total 4 780 4 954 4 954
Bandara 2013 2014
Bandara Hang Nadim-Batam
- Berangkat 2 023 782 2 167 761
- Datang 2 089 387 2 338 855
- Transit 62 755 217 529
Bandara Raja Haji Fisabilillah-Tg.Pinang
- Berangkat 124 683 132 735
- Datang 130 687 135 797
- Transit 39 -
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Panjang jalan di Provinsi Kepulauan Riau seluruhnya adalah 4 954 km yang meliputi jalan Negara, jalan Provinsi dan jalan Kabupaten/Kota
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Banyaknya Penumpang Domestik Yang Berangkat, Datang dan Transit
Menurut Bandara Udara di Provinsi Kepulauan Riau, 2013-2014
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Panjang Jalan menurut Tingkat Kewenangan di Provinsi Kepulauan Riau (km), 2012-2014
kepr
i.bps
.go.
id
30 30
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka 2015
Banyaknya Penumpang Dalam Negeri dan Luar Negeri Yang Berangkat dan Tiba Menurut
Pelabuhan Laut di Provinsi Kepulauan Riau, 2013-2014
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka 2015
Berdasarkan data Statistik Angkutan Laut di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2014, jumlah penumpang dalam negeri yang berangkat di pelabuhan Sri Bintan Pura mengalami peningkatan, sedangkan yang tiba mengalami penurunan jumlahnya. Sedangkan untuk penumpang luar negeri yang berangkat dan tiba di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung Pinang mengalami peningkatan.Hal ini tentu berhubungan secara langsung dengan meningkatnya wisatawan mancanegara yang datang di Provinsi Kepulauan Riau.
Untuk penumpang dari dalam negeri yang berangkat dan tiba melalui pelabuhan laut Tanjung Balai Karimun pada tahun 2014 mengalami peningkatan. Sedangkan untuk penumpang luar negeri yang tiba di pelabuhan laut Tanjung Balai Karimun mengalami penurunan jumlah penumpang. Sebaliknya untuk penumpang luar negeri yang berangkat dari pelabuhan Tanjung Balai Karimun mengalami peningkatan.
Banyaknya wisatawan dari Negara Singapura dan Malaysia yang datang ke Provinsi Kepulauan Riau ini, tidak lepas dari letak geografisnya yang berdekatan dengan Pulau Batam dan mudahnya akses lewat angkutan laut dengan kapal feri di pelabuhan laut Sri Bintan Pura dan Batam Center.
Banyaknya penumpang yang berangkat dari pelabuhan laut Batam Center Harbor pada tahun 2014 ada 1,575 juta orang. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 1,594 juta orang. Sedangkan penumpang yang tiba sebanyak 1,474 juta orang.Angka ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 1,445 juta orang.
Untuk penumpang yang berangkat dari pelabuhan Tarempa-Anambas meningkat pada tahun 2014 dan sebaliknya jumlah penumpang yang tiba di pelabuhan Tarempa-Anambas mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2013.
Pelabuhan Laut 2013 2014
Sri Bintan Pura-Tanjung Pinang
Dalam Negeri
- Berangkat 662 753 680 288
- Tiba 668 593 622 208
Luar Negeri
- Berangkat 211 981 244 632
- Tiba 211 746 249 238
Tanjung Balai Karimun
Dalam Negeri
- Berangkat 429 778 513 833
- Tiba 559 670 621 828
Luar Negeri
- Berangkat 268 673 279 448
- Tiba 295 449 265 316
Pelabuhan Laut 2013 2014
Batam Center Harbor
- Berangkat 1 593 910 1 575 592
- Tiba 1 444 610 1 474 343
Tarempa-Anambas
- Berangkat 26 709 27 289
- Tiba 39 551 36 642
Banyaknya Penumpang yang Berangkat dan Tiba Menurut Pelabuhan Laut di Provinsi Kepulauan Riau, 2013-2014
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banyaknya penumpang luar negeri yang berangkat dan tiba di Pelabuhan Sri Bintan Pura-Tanjung Pinang mengalami peningkatan pada tahun 2014
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
31 31
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
12338
16429 1685916466
21962 22595
12775
3052 3674
0
5000
10000
15000
20000
25000
2012 2013 2014
Bank Pemerintah Bank Swasta BPR
Perbankan memiliki fungsi intermediasi, yaitu mengumpulkan dana masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada pihak lain baik untuk kegiatan produksi maupun konsumsi. Hal inilah yang membuat perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam perekonomian, disamping perbankan sendiri mampu menciptakan nilai tambah yang juga tidak bisa dikatakan kecil.
Pada tahun 2014, jumlah kantor bank di Provinsi Kepuluan Riau mencapai 293 unit, atau bertambah sebanyak 2 unit bank jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kinerjanya yang juga menunjukkan peningkatan cukup signifikan. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tercatat terus meningkat dari tahun 2012-2014, yaitu dari 41 triliun hingga menjadi 43 triliun. Posisi kredit pada tahun 2013, penggunaannya 37,3 persen untuk modal kerja, 36,6 persen untuk konsumsi dan sisanya 26,1 persen untuk investasi.
Disisi lain, realisasi investasi juga menun-jukkan kecenderungan yang berbeda. PMA dan PMDN pada tahun 2013 mengalami penurunan nilai investasi cukup tajam jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Uraian 2012 2013 2014
Jumlah Kantor Bank - Pemerintah 113 113 113 - Bank Pemerintah Daerah 20 22 22 - Bank Swasta Nasional 87 87 87 - Bank Asing dan Campuran 2 2 2 - Bank Perkreditan Rakyat 69 69 69
Sumber :Kepulauan Riau Dalam Angka 2015
Uraian 2011 2012 2013
PMA (ribu US$) 620 352 185 806 155 206 217
PMDN (juta Rp) 154 775 3 235 245 541 810
Sumber :Kepulauan Riau Dalam Angka , 2015
Realisasi Investasi di Provinsi Kepulauan Riau
PERBANKAN DAN INVESTASI
Penanaman Modal Dalam Negeri di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Menurun Tajam
Setelah meningkat cukup pesat di tahun 2012, nilai Investasi PMDN di untuk tahun 2013 menunjukkan penurunan lebih dalam dibandingkan nilai investasi PMA
Statistik Perbankan di Kepri
Dana Simpanan Perbankan di Provinsi Kepulauan Riau (milyar rupiah)
*** Tahukah Anda
Bank Swasta Nasional memegang peran penting bagi ekonomi Kepulauan Riau karena
dominansinya dalam mengumpulkan dana simpanan masyarakat
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
32 32
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
41.847.6
1.56
9.05
Bank Pemerintah Bank Swasta NasionalBank Asing dan Campuran BPR
-
2,000
4,000
6,000
8,000
BankPemerintah
Bank SwastaNasional
BPR
Modal Kerja Investasi Konsumsi
Pada tahun 2014, dilihat dari penggunaannya kredit yang disalurkan oleh Bank Pemerintah dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagian besar untuk keperluan konsumsi. Sedangkan kredit yang disalurkan oleh Bank Swasta penggunaannya sebagian besar untuk modal kerja. Untuk itu peran pemerintah masih tetap diperlukan dalam merangsang tumbuhnya investasi, baik dengan cara memberikan kemudahan atau bahkan reward bagi penanaman investasi terutama investor dalam negeri dan yang paling penting adalah menciptakan iklim investasi yang baik agar para investor merasa aman berinvestasi di provinsi ini.
Jika dilihat menurut sektor ekonomi, sektor perdagangan, restoran dan hotel tercatat sebagai sektor yang memperoleh kredit terbesar. Sektor berikutnya adalah sektor industri. Kondisi ini terkait dengan penggerak ekonomi Provinsi Kepulauan
kedua sektor tersebut memiliki keterkaitan paling erat. Disisi lain, penyaluran kredit menurut sektor mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya kecuali sektor pertanian, listrik, gas dan air bersih serta sektor konstruksi.
Dilihat dari sisi aktiva pada tahun 2015, bank swasta mempunyai porsi aktiva paling besar terhadap total aktiva seluruh perbankan yaitu 48 persen, di atas bank pemerintah yang senilai 42 persen, bank perkreditan rakyat 9 persen serta bank asing dan campuran hanya 1 persen.
Uraian 2012 2013 2014
Pertanian 134 483 114 314 115 086
Pertambangan dan Penggalian
238 140 458 982 496 420
Industri 3 760 903 5 286 492 4 614 014
Listrik, Gas dan Air
604 160 572 345 735 983
Konstruksi 1 909 858 1 716 058 1 579 501
Perdagangan, Restoran dan Hotel
4 696 593 5 643 692 6 342 463
Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi
2 029 610 3 114 871 7 308 490
Jasa-Jasa Dunia Usaha
1 956 764 2 084 249 1 185 447
Jasa-Jasa Sosial Masyarakat
400 440 570 956 653 879
Lain-Lain 9 998 337 11 938 479 13 355 847
Total 25 729 289 31 200 414 33 388 130
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Posisi Pinjaman Perbankan Menurut Jenis Penggunaan di Kepri, 2015 (milyar rupiah)
PERBANKAN DAN INVESTASI
Kredit Perbankan Untuk Sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel Masih Mendominasi
Sektor perdagangan, restoran dan hotel memperoleh kredit paling besar, dikarenakan sektor ini cukup berperan dalam perekonomian Provinsi Kepulauan Riau
Pinjaman Perbankan Menurut Sektor Ekonomi di ProvinsiKepulauan Riau (juta rupiah)
Posisi Aktiva Perbankan Menurut Kelompok Bank di Provinsi Kepulauan
Riau, 2015
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
33 33
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Kota Batam dan Tanjungpinang merupakan dua kota yang menghitung inflasi di Provinsi Kepulauan Riau. Untuk Kota Batam, pada tahun 2014 ini mengalami inflasi sebesar 7,61 persen.
Inflasi yang tertinggi di Kota Batam terjadi di bulan Desember 2014. Kenaikan inflasi tahunan dipicu oleh naiknya harga pada kelompok kesehatan dan transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Pada kelompok kesehatan kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kelompok jasa kesehatan. Sedangkan sub kelompok transportasi mengalam inflasi hingga 18,97 persen.
Untuk Kota Tanjungpinang, inflasi yang terjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan Kota Batam, yaitu 7,49 persen dengan inflasi tinggi pada bulan Desember mencapai 2,79 persen.
Kenaikan inflasi Kota Tanjungpinang tahun 2014 disebabkan kenaikan harga pada kelompok kesehatan dan transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Sedangkan sub kelompok transportasi mengalam inflasi hingga 19,03 persen.
Laju Inflasi Kota Batam (%)
Kelompok Pengeluaran 2012 2013 2014
Umum 2,02 7,81 7,61
Bahan Makanan 1,95 14,29 6,04
Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
2,83 5,38 7,50
Perumahan 0,81 4,40 9,32
Sandang 3,69 -0,16 4,27
Kesehatan 1,66 3,16 14,83
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
3,25 3,51 9,76
Transportasi dan Komunikasi
1,88 11,89 13,39
Sumber :BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Laju Inflasi Kota Tanjungpinang (%)
Kelompok Pengeluaran 2012 2013 2014
Umum 3,92 10,09 7,49
Bahan Makanan 6,12 13,31 6,18
Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
5,04 11,30 5,97
Perumahan 2,59 6,51 8,23
Sandang 3,22 0,26 3,49
Kesehatan 3,07 5,34 11,04
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
2,50 2,97 3,01
Transportasi dan Komunikasi
0,65 14,26 13,44
Sumber :BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
HARGA-HARGA
Pada tahun 2014, Inflasi Kota Batam Lebih Tinggi Dibandingkan Kota Tanjungpinang
Kenaikan inflasi pada tahun 2014 disebabkan kenaikan harga pada kelompok kesehatan dan transportasi
16
*** Tahukah Anda
Tingkat kenaikan harga di Kota Tanjungpinang pada tahun 2014 relatif lebih
rendah dibandingkan Kota Batam
kepr
i.bps
.go.
id
34 34
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Nasional Batam Tg.Pinang
Bulan/
Subsektor
Tanaman
PanganHortikultura
Tanaman
Perkebunan
Rakyat
Peternakan Perikanan Umum
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jan 99,83 100,17 96,62 105,58 106,75 101,90
Feb 100,20 98,24 94,82 105,68 106,18 100,87
Mar 101,33 98,98 93,92 105,27 105,75 100,68
Apr 100,50 99,39 94,86 105,10 105,04 100,75
Mei 101,02 97,83 93,20 105,72 106,17 100,40
Jun 102,17 97,07 94,65 106,90 107,64 101,30
Jul 100,75 98,01 94,58 107,92 108,42 101,77
Ags 99,66 98,85 93,46 108,06 109,68 101,95
Sep 100,32 100,53 91,77 108,18 109,92 102,00
Okt 99,91 100,69 90,19 107,98 110,22 101,63
Nov 99,39 100,40 86,71 105,95 107,70 99,58
Des 94,38 100,01 85,57 103,66 107,26 98,36
Dibanding daerah perkotaan, pergerakkan harga di tingkat pedesaan juga relatif sejalan. Namun jika dilihat besarannya, tekanan harga di daerah perkotaan tampak lebih berat.
Nilai Tukar Petani (NTP) yang mencerminkan daya tukar/kesejahteraan petani menunjukkan bahwa selama tahun 2014 indeksnya diatas 100, sehingga dikatakan bahwa kondisi petani sudah lebih baik jika dibandingkan tahun 2012 sebagai tahun dasar.
Namun demikian, tidak semua petani merasakan hal tersebut. Dari lima sub sektor (tanaman bahan makanan, perikanan, peternakan, holtikultura dan perkebunan), petani yang mengusahakan tanaman pangan dan tanaman perkebunan masih memiliki indeks dibawah 100. Sedangkan petani ketiga sub sektor lainnya memiliki nilai indeks diatas 100.
Selama tahun 2014, petani yang mengusahakan perikanan memiliki indeks tertinggi dibandingkan petani sub sektor lainnya. Hal ini sebanding dengan semakin meningkatnya produksi perikanan provinsi ini yang kemudian kedepannya dapat membantu mensejahterakan para nelayan.
Namun peran pemerintah harus terus ditingkatkan agar para petani sub sektor lainnya juga dapat terus meningkatkan hasil produksinya, sehingga dapat menciptakan pemerataan kesejahteraan antar petani.
Inflasi Batam, Tanjungpinang dan Nasional Tahun 2014
HARGA-HARGA
Petani Provinsi Kepulauan Riau Menggapai Kesejahteraan
Hanya NTP tanaman pangan dan tanaman perkebunan saja yang menunjukkan angka dibawah 100, sedangkan ketiga sektor lainnya menunjukkan angka diatas 100.
Nilai Tukar Petani di Kepri Tahun 2014
*** Tahukah Anda
Indeks yang dibayar petani mencakup komponen konsumsi rumah tangga dan
penambahan barang modal. Indeks yang diterima petani mencakup penerimaan yang
berasal dari seluruh sub sektor pertanian
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
35 35
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
2012 2013 2014
Makanan Non Makanan Total
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2012 2013 2014
47.14 42.87 45.20
52.86 57.13 54.80
NonMakanan
Makanan
Menurut kaidah ekonomi, pengukuran tingkat kesejahteraan dapat digambarkan dengan besarnya pendapatan seseorang. Namun demikian, kesulitan untuk mengukur pendapatan membuat tingkat kesejahteraan secara moneter seringkali didekati dengan besarnya pengeluaran seseorang.
Hasil Susenas menunjukkan bahwa pengeluaran per kapita penduduk Provinsi Kepulauan Riau secara nominal memperlihatkan trend yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2013 pengeluaran per kapita per bulan baru mencapai Rp 1,2 juta per kapita per bulan, naik pada tahun 2014 menjadi Rp 1,3 juta per kapita per bulan. Sementara itu, kuantitas pola konsumsi masyarakat Provinsi Kepulauan Riau sedikit mengalami perubahan. Rata-rata konsumsi kalori mengalami penurunan sedangkan rata-rata konsumsi protein mengalami peningkatan.
Lebih lanjut dari pola konsumsi masyarakat juga terlihat adanya kecenderungan mengalami kemajuan dibandingkan dua tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari peningkatan proporsi pengeluaran non makanan sementara makanan mengalami penurunan. Secara teori, proporsi pengeluaran makanan akan semakin berkurang seiring dengan makin membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat. Pengeluaran non makanan, tentu berimplikasi positif terhadap kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan karena terkait erat dengan biaya pendidikan serta kesehatan masyarakat. Meningkatnya proporsi pengeluaran non makanan, diharapkan akan meningkatkan jenjang pendidikan serta fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu diakses penduduk.
Konsumsi 2013 2014
Kalori (kkal) 1 818,63 1 860,85
Protein (gram) 56,91 59,28
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka, 2015
Perkembangan Pengeluaran Per Kapita Provinsi Kepulauan Riau,
2011-2013 (000Rp)
Persentase Pengeluaran Makanan dan Non Makanan
Di Provinsi Kepulauan Riau
PENGELUARAN PENDUDUK
Pada tahun 2014, pola konsumsi masyarakat Provinsi Kepulauan Riau relatif sama
57persen pengeluaran pendudukdigunakan untuk kebutuhan non makanan, sedangkan sisanya 43 persen untuk memenuhi kebutuhan makanan.
Rata-rata Konsumsi Kalori dan Protein Per Kapita Per Hari Provinsi Kepulauan Riau
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
36 36
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Berdasarkan jenis komoditas, makanan dan minuman jadi merupakan jenis yang mengambil porsi terbesar dari kelompok pengeluaran makanan masyarakat. Kemudian disusul oleh komoditas ikan, dikarenakan Kepri sebagai provinsi kepulauan yang sebagian besar wilayahnya lautan, maka ikan hampir menjadi komoditas konsumsi utama masyarakat.
Selain kedua komoditas diatas, tembakau dan sirih serta padi-padian juga mengambil porsi yang cukup lumayan. Hal yang cukup miris bagi masyarakat yang masih mengkonsumsi rokok sebagai kebutuhan sehari-harinya. Yang kemudian akan berdampak pada kesehatan dan pengeluaran lanjutan untuk berobat akibat dampak dari penyakit yang ditimbulkan.
Perbedaan tempat tinggal baik di perkotaan dan perdesaan berdampak pada pola pengeluaran.Untuk komoditas ikan dan daging, daerah perdesaan untuk porsi ikan lebih tinggi sedangkan porsi daging sangat rendah. Hal ini dikarenakan harga ikan di perdesaan lebih terjangkau dan banyak masyarakat perdesaan yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Sama halnya untuk daerah perkotaan, meskipun perbedaan porsi ikan dan daging tidak terlalu besar.
Disisi lain, pada pengeluaran non makanan masyarakat, kelompok perumahan dan fasilitas rumah tangga merupakan jenis yang mengambil porsi terbesar dari pengeluaran masyarakat, diikuti oleh barang dan jasa serta pakaian, alas kaki dan tutup kepala.
Komoditi Rata-rata Pengeluaran Perkapita
Perkotaan Perdesaan Total
Padi-padian 3,49 7,87 5,15 Umbi-umbian 0,40 0,39 0,39 Ikan 5,53 9,84 7,16 Daging 2,35 0,78 1,76 Telur, susu 3,57 3,90 3,69 Sayur-sayuran 4,02 4,66 4,26 Kacang-kacangan 0,85 0,83 0,84 Buah-buahan 2,43 1,85 2,21 Minyak& lemak 1,11 2,11 1,49 Bahan Minuman 1,22 3,32 2,01 Bumbu-bumbuan 0,71 1,60 1,05 Konsumsi lainnya 1,03 1,67 1,27 Makanan & minuman jadi
12,25 10,85 11,72
Tembakau & Sirih 4,72 8,51 6,15
Total Makanan 43,68 58,18 49,17
Perumahan & fasilitas rumah tangga
25,64
22,74
24,55
Barang & jasa
20,34
14,74
18,22 Pakaian, alas kaki & tutup kepala
2,39
1,15
1,92
Barang-barang yang tahan lama
5,56
1,89
4,18
Pajak & asuransi
1,52
0,52
1,14 Keperluan pesta & upacara
0,85
0,77
0,82
Total Non Makanan 56,32 41,82 50,83
Total Pengeluaran 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka , 2015
PENGELUARAN PENDUDUK
Porsi Pengeluaran Perumahan & Fasilitas RumahTangga Masih Paling Tinggi
Pengeluaran perumahan dan fasilitas rumah tangga mengambil porsi lebih dari dua puluh persen terhadap total pengeluaran masyarakat
Persentase Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Perbulan untuk Makanan dan
Bukan Makanan Tahun 2014 di Provinsi Kepulauan Riau
kepr
i.bps
.go.
id
37 37
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
3.40
15.26
38.70
1.050.12
18.21
7.02
3.37
2.32 1.71 2.65
1.44
0.002.27
1.25
0.83
0.41
A B C D EF G H I JK L M, N O PQ R, S, T,U
Sebagai cerminan total nilai tambah yang tercipta akibat proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tentu memegang peran penting dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Pada tahun 2014, total nilai tambah yang tercipta di Provinsi Kepulauan Riau mencapai 182,92 trilyun rupiah. Angka ini tergolong cukup tinggi untuk ukuran provinsi kecil.
Peranan industri pengolahan yang mencapai 38,70 persen sebagai motor penggerak ekonomi tercermin jelas pada struktur ekonomi Provinsi Kepulauan Riau yang dapat dilihat dari sumbangan masing-masing kategori dalam membentuk PDRB. Kategori ini pula yang mewarnai tumbuhnya ekonomi Provinsi Kepulauan Riau sebesar 7,32 persen pada tahun 2014. Kategori konstruksi merupakan kategori terbesar kedua dengan share mencapai 18,21 persen terhadap total PDRB.
Memasuki tahun 2015, perekonomian Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan kinerja memuaskan. Selama dua triwulan yang telah berjalan, total nilai tambah yang tercipta secara nominal mencapai Rp. 50 trilyun, dan secara riil (konstan 2000) mencapai Rp. 38 trilyun. Ini berarti PDRB Provinsi Kepulauan Riau mengalami pertumbuhan sebesar 6,41 persen pada semester I 2015 dibanding semester I 2014.
Distribusi Persentase PDRB Menurut Sektor, di KepriTahun 2014
PENDAPATAN REGIONAL
Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau Masih Mengandalkan Industri Pengolahan
Sektor Industri Pengolahan masih mendominasi struktur ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 kontribusinya mencapai 38,70 persen
*** Tahukah Anda
Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau sebesar 7,32 persen
mengalami percepatan dibanding tahun 2013 yang tumbuh sebesar 7,11 persen
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Lampiran : A = Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B = Pertambangan dan Penggalian C = Industri Pengolahan D = Pengadaan Listrik dan Gas E = Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F = Konstruksi G = Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H = Transportasi dan Pergudanga I = Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J = Informasi dan Komunikasi K = Jasa Keuangan dan Asuransi L = Real Estate M,N = Jasa Perusahaan O = Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P = Jasa Pendidikan Q = Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R,S,T,U = Jasa lainnya
kepr
i.bps
.go.
id
38 38
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
Administrasi Pemerintahan
PDRB
-2 0
-1 5
-1 0
-5
0
5
10
15
II-13 III-13 IV-13 I-14 II-14 III-14 IV-14 I-15 II-15
Akomodasi & MakminKonstruksi
Perekonomian Kepulauan Riau sampai dengan triwulan II tahun 2015 tumbuh sebesar 6,35 persen. Pertumbuhan tidak terjadi pada seluruh lapangan usaha. Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,57 persen, diikuti oleh Jasa Lainnya sebesar 11,13 persen dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 10,35 persen.
Struktur perekonomian Kepulauan Riau menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2015 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Industri Pengolahan (38,48) persen; Pertambangan dan Penggalian (18,13 persen) dan Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (7,19 persen).
Pada triwulan II-2015 Ekonomi Kepulauan Riau tumbuh 5,57 persen bila dibandingkan triwulan II-2014 (y-on-y). Ekonomi Kepulauan Riau triwulan II-2015 mengalami sedikit percepatan sebesar 0,31 persen bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya (q-to-q). Hal ini dipicu oleh peningkatan di subkategori perikanan yang merupakan unggulan di wilayah Kepulauan Riau sehingga pertumbuhan ekonomi pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Triwulan II Tahun 2015 ini sebesar 2,88 persen. Pada Triwulan II-2015 realisasi belanja pegawai APBN dan APBD lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya seiring dengan pencairan anggaran yang sudah berjalan, hal ini mendorong ekspansi di lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 0,18 persen. Lapangan Usaha Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum juga mengalami ekspansi sebesar 1,23 persen.
.
Perkembangan PDRB Kepri, 2012-2014
Uraian 2012 2013 2014
Dengan Migas
PDRB ADHK (2010=100) (milyar Rp)
128 035 137 135 147 168
PDRB ADHB (Milyar Rp) 144 841 163 112 182 916
PDRB/Kapita ADHK (000 Rp) 70,93 73,67 76,75
PDRB/Kapita ADHB (000 Rp) 80,24 87,63 95,40
Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,63 7,11 7,32
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau,2015
PENDAPATAN REGIONAL
Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau Terus Tumbuh
Tahun 2014, Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau tumbuh 7,32 persen dan pada semester I 2015, tumbuh ke arah positif
Pertumbuhan PDRB Provinsi Kepulauan Riau (q tp q) Beberapa Lapangan Usaha
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
39 39
3.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
- 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00
Ace
h
Sum
ut
Sum
bar
Ria
u
Kep
ri
Jam
bi
Sum
sel
Bab
el
Ben
gku
lu
Lam
pu
ng
2012 2013 2014
Dengan IPM Metode Baru, tahun 2014Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi yang memiliki angka IPM tertinggi se-Sumatera, yaitu 73,40 dan diatas angka IPM nasional. Hanya ada dua provinsi yang angka IPM nya diatas angka nasional yaitu Provinsi Kepulauan Riau dan Riau. Provinsi Lampung dengan angka IPM terendah se-Sumatera yaitu 66,42.
Angka Harapan Hidup tertinggi pada tahun 2014, yaitu Provinsi Riau yaitu 70,76 diatas AHH nasional. AHH terendah adalah Provinsi Sumatera Utara yaitu 68,04. Harapan Usia Sekolah (EYS) tertinggi pada Provinsi Aceh yaitu 13,53 dan EYS terendah pada Provinsi Bangka Belitung yaitu 11,18. MYS (Rata-rata Lama Sekolah) tertinggi pada Provinsi Kepulauan Riau 9,64 dan terendah pada Provinsi Bangka Belitung 7,35.
Laju pertumbuhan ekonomi provinsi se-Sumatera tahun 2014 tahun dasar 2010 cukup menggembirakan di tengah kelesuan perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih. Provinsi Kepulauan Riau dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 7,76 persen, jauh diatas pertumbuhan nasional. Ada empat provinsi yang mengalami pertumbuhan ekonomi dibawah pertumbuhan nasional yaitu Provinsi Aceh, Riau, Jambi dan Bengkulu. Pertumbuhan Provinsi Aceh yang terendah se-Sumatera, yaitu1,65 persen.
Dari kedua indikator tersebut terlihat, meskipun Provinsi Kepulauan Riau termasuk provinsi kecil dan lebih muda dibanding provinsi lainnya se-Sumatera tetapi kinerja perekonomian wilayah ini cukup membanggakan. Dan masih perlunya kerja keras pemerintah untuk terus meningkatkan mutu dan pelayanan baik di bidang pendidikan maupun kesehatan masyarakat.
Provinsi IPM AHH EYS MYS
Aceh 68,81 69,35 13,53 8,71
Sumut 68,87 68,04 12,61 8,93
Sumbar 69,36 68,32 13,48 8,29
Riau 70,33 70,76 12,45 8,47
Kep. Riau 73,40 69,15 12,51 9,64
Jambi 68,24 70,43 12,38 7,92
Sumsel 66,75 68,93 11,75 7,66
Kep. Babel 68,27 69,72 11,18 7,35
Bengkulu 68,06 68,37 13,01 8,28
Lampung 66,42 69,66 12,24 7,48
Indonesia 68,90 70,59 12,39 7,73
PERBANDINGAN REGIONAL
Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau sepanjang 2012-2014 cukup memuaskan
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 tertinggi se-Sumatera
Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi se- Sumatera Tahun Dasar 2010,
2012-2014 (%)
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau,2015
Perbandingan IPM, Angka Harapan Hidup, Harapan Usia Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah
Provinsi se- Sumatera Tahun 2014 (Metode Baru) 2012-2014 (%)
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
kepr
i.bps
.go.
id
40 40
1.
Statistik Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2015
63.0667.07
65.1963.31
65.9565.59
68.85
62.09
74.38
66.99
9.026.23 6.5 6.56 6.69 5.08 4.96 5.14
1.624.79
0
10
20
30
40
50
60
70
80
TPAK TPT
Perkembangan penduduk miskin di semua provinsi di Sumatera terus mengalami penurunan seiring dengan penurunan penduduk miskin secara nasional. Namun demikian, sebaran tingkat kemiskinan di Sumatera masih cukup memprihatinkan.
Pada tahun 2014, empat provinsi di Sumatera mempunyai tingkat kemiskinan di atas rata-rata tingkat kemiskinan nasional yang sebesar 11,22 persen. Persentase penduduk miskin tertinggi di Pulau Sumatera terdapat di Provinsi Aceh sebesar 16,98 persen, sementara itu Provinsi Kepulauan Riau berada di bawah rata-rata nasional.
Provinsi Aceh, Bengkulu, Lampung dan Sumatera Selatan memiliki persentase penduduk miskin di atas angka nasional. Sedangkan provinsi dengan persentase penduduk miskin terkecil adalah Provinsi Kepulauan Riau dan Kepulauan Bangka Belitung dengan persentase masing-masing sebesar 6,40 persen dan 4,97 persen.
Secara nasional, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) sebesar 66,60 persen dan tingkat pengangguran terbuka(TPT) sebesar 5,94 persen. Ada empat provinsi yang TPAK nya diatas angka nasional dan ada enam provinsi yang TPAK-nya dibawah nasional.
TPT provinsi di Sumatera dapat dikategorikan cukup baik yang diindikasikan adanya lima dari sepuluh provinsi yang mempunyai TPT di bawah TPT Nasional. Di antara lima provinsi tersebut yang memiliki TPT terendah di Sumatera pada tahun 2014 ialah Provinsi Bengkulu. Sedangkan tiga provinsi yang memiliki TPT diatas Nasional sekaligus TPT tertinggi ialah Provinsi Aceh sebesar 9,02 persen, Kepulauan Riau sebesar 6,69 persen dan Riau sebesar 6,50 persen. Capaian TPT Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014 sebesar 6,69 persen lebih tinggi jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 5,63 persen.
Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Provinsi se-Sumatera (%)
Uraian 2012 2013 2014
Aceh 18,58 17,72 16,98
Sumut 10,41 10,39 9,85
Sumbar 8,00 7,56 7,41
Riau 8,05 8,42 7,99
Kep. Riau 6,83 6,35 6,40
Jambi 8,28 8,41 8,39
Sumsel 13,48 14,06 13,62
Kep. Babel 5,37 5,25 4,97
Bengkulu 17,51 17,75 17,09
Lampung 15,65 14,39 14,21
Indonesia 11,66 11,47 11,22
PERBANDINGAN REGIONAL
Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau terkecil nomor dua se-Sumatera
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau terus berkurang setiap tahunnya
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Penggangguran Terbuka (TPT) Provinsi
se-Sumatera dan Indonesia (%), 2014
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2015
kepr
i.bps
.go.
id