Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
GubernurJawaBarat
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT
Nomor …………………..
Tentang
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MUATAN LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH
BERDASARKAN KURIKULUM 2013 EDISI REVISI
GUBERNUR JAWA BARAT,
Menimbang : a. bahwa dalam upaya perlindungan, pengembangan, pember-
dayaan, dan pemanfaatan keberadaan, kedudukan, dan fungsi
bahasa, sastra, dan aksara daerah, telah ditetapkan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor
5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra dan
Aksara Daerah;
b. bahwa bahasa dan sastra daerah, harus dijadikan sebagai
muatan lokal dalam proses pembelajaran untuk setiap satuan
pendidikan sesuai dengan potensi dan keunikan Jawa Barat,
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. bahwa dalam rangka pembelajaran bahasa dan sastra daerah
sebagai muatan lokal telah ditetapkan Peraturan Gubernur
Jawa Barat Nomor … Tahun 2017 tentang Pembelajaran
Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Satuan atau
Program PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah;
d. bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor …. Tahun
2017 Pasal 5 ayat (6) tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Daerah diatur dalam Keputusan Gubernur;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf (d), maka dipandang
perlu menerbitkan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang
Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal Bahasa dan Sastra
2
Daerah pada Satuan atau Program PAUD, Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal
4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950
tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan
UndangUndang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 45);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan
3
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5670);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007
tentang Pedoman bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan
Pengembangan Bahasa Negara dan Bahasa Daerah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;
4
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal
Kurikulum 2013;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi
Pekerti;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Komopetensi Lulusan;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar;
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa,
Sastra dan Aksara Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2003 Nomor 5 Seri E);
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri D,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 46);
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 Nomor 5 Seri …, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor …).
Memperhatikan: Hasil Workshop Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah berdasarkan Kurikulum 2013
Edisi Revisi, yang diselenggarakan di Bandung pada bulan
Februari, Mei, dan September 2017.
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
KESATU : Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Daerah berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi
sebagaimana tercantum pada Lampiran, sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
5
KEDUA : Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Daera berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi,
terdiri dari:
a. Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah;
b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Jenjang PAUD;
c. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Jenjang SD/MI;
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Jenjang SMP/M.Ts.;
e. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Jenjang SMA/SMK/
MA/MAK;
f. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Cirebon;
g. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Indramayu;
KETIGA : Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Daerah berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi
sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU merupakan acuan
dalam penyusunan Pedoman Pembelajaran Muatan Lokal
Bahasa dan Sastra Daerah.
KEEMPAT : Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya, ditetapkan oleh Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bandung
Pada Tanggal …..
GUBERNUR JAWA BARAT,
AHMAD HERYAWAN
6
LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN
LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN
SASTRA DAERAH BERDASARKAN
KURIKULUM 2013 EDISI REVISI
STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
A. RASIONAL
Sejalan dengan keluarnya Kurikulum 2013 terdapat tiga jenis kurikulum, yakni
Kurikulum Tingkat Nasional, Kurikulum Tingkat Daerah, dan Kurikulum Tingkat
Sekolah. Kurikulum Tingkat Nasional disusun dan diberlakukan secara nasional.
Kurikulum Tingkat Daerah disusun dan diberlakukan di daerah berdasarkan
Kurikulum Tingkat Nasional sesuai dengan kebijakan daerah masing-masing.
Sementara, Kurikulum Tingkat Sekolah disusun dan diberlakukan pada setiap
jenjang sekolah.
Kurikulum 2013 merupakan Kurikulum Tingkat Nasional telah mengalami revisi
sehingga disebut Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Kurikulum Tingkat Daerah pun turut
mengalami perbaikan sehingga disebut Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal
Berbasis Kurikulum 2013 Revisi 2017. Revisi ini dilakukan berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20, 21, 22, dan 23
Tahun 2016.
Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri
ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuda-yaan Nomor 54 Tahun 2013
Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah memuat tentang Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap
sosial, penge-tahuan dan keterampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk
setiap matapelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi
7
Inti untuk mencapai kompe-tensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah untuk mencapai
kompetensi lulusan. Dengan diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang
meru-pakan kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan
sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini,
maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Di samping itu, pengembangan pembelajaran bahasa daerah sangat penting
yang didasari oleh beberapa peraturan dan peundang-undangan sebagai berikut.
1) Undang-undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Kebangsaan, Bab I, Pasal 4, bahwa (a) Bahasa daerah berfungsi
sebagai jati diri daerah, kebanggaan daerah, dan sarana pengungkapan serta
pengembangan sastra dan budaya daerah; (b) Bahasa daerah dapat berfungsi
sebagai sarana komunikasi dalam keluarga dan masyarakat daerah serta
bahasa media massa lokal, sarana pendukung bahasa Indonesia, dan sumber
pengembangan bahasa Indonesia.
2) Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan,
dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa
Indonesia, Bab II, Pasal 6, bahwa (1) Bahasa Daerah berfungsi sebagai (a)
pembentuk kepribadian suku bangsa; (b) peneguh jati diri kedaerahan; dan (c)
sarana pengungkapan serta pengembangan sastra dan budaya daerah dalam
bingkai keindonesiaan; serta (2) Bahasa Daerah dapat berfungsi sebagai (a)
sarana komunikasi dalam keluarga dan masyarakat daerah; (b) bahasa Media
Massa lokal; (c) sarana pendukung Bahasa Indonesia; dan d. sumber
Pengembangan Bahasa Indonesia.
3) Undang-undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan kebudayaan, Bab I, Pasal
10, bahwa (1) Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah kabupaten/kota menjadi dasar
8
penyusunan dan dimuat dalam Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah provinsi;
serta (2) Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah provinsi menjadi bahan dasar
penyusunan Strategi Kebudayaan.
Dalam rangka memenuhi Kurikulum Tingkat Daerah, Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat menyusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Daerah. Selain disesuaikan dan didasarkan pada struktur
Kurikulum Tingkat Nasional 2013, KIKD Mata Pelajaran Bahasa Sunda didasarkan
pada Surat Edaran Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik
tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada
Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/ MA/MAK.
Penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Daerah didasari pula oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
No. 14 Tahun 2014 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah,
yang menetapkan bahasa daerah, antara lain, bahasa Sunda, diajarkan pada
pendidikan dasar di Jawa Barat. Kebijakan tersebut sejalan dengan jiwa UU No.
23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang bersumber dari UUD 1945 yang menyangkut Pendidikan
dan Kebudayaan. Sejalan pula dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3-
-8, yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB,
SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan
dan Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang “Pemeliharaan Bahasa-Bahasa Ibu
di Dunia”.
Hal tersebut sejalan pula dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA/ MAK, di antaranya menyatakan bahwa: Bahasa Daerah
sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan matapelajaran
Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa
perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per
minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut. Hal ini diperkuat
dengan Permendikbud Nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013,
Pasal 9 dan Pasal 10, bahwa pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat
mengembangkan muatan lokal.
Bahasa Sunda, bahasa Jawa Cirebon dan Indramayu, serta bahasa Melayu
Betawi berkedudukan sebagai bahasa daerah, yang juga merupakan bahasa ibu
bagi masyarakat Jawa Barat di wilayah tertentu. Bahasa daerah juga menjadi
bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal SD/MI. Melalui pembelajaran
bahasa daerah diperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis.
9
Berkaitan dengan pembelajaran bahasa daerah di PAUD, Pemerintah menge-
luarkan Permendikbud No. 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan “suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Berdasarkan kenyataan tersebut, bahasa daerah sebagai salah satu khasanah
dalam kebhinnekatunggalikaan budaya Nusantara akan menjadi landasan bagi
pendidikan karakter dan moral bangsa. Oleh karena itu, bahasa daerah harus
diperkenalkan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan diajarkan di sekolah-sekolah
mulai Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), sampai Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliah (MA)/ Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK). Untuk kepentingan itu, telah disusun dan direvisi Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar sesuai dengan satuan pendidikan tersebut.
Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diharapkan membantu peserta didik
mengenal dirinya dan budayanya, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat Jawa Barat, dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa
dan sastra daerah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa daerah dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan hasil karya sastra
daerah.
Kompetensi Inti dalam matapelajaran Bahasa dan Sastra Daerah yang
memiliki kesamaan dengan kompetensi inti matapelajaran lainnya merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan pengu-asaan
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan
sastra daerah. Kompetensi Inti ini menjadi dasar bagi peserta didik untuk memahami
dan merespon situasi lokal, regional, dan nasional. Secara substansial terdapat
empat Kompetensi Inti yang sejalan dengan pembentukan kualitas insan yang
unggul, yakni (1) sikap keagamaan (beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa) untuk menghasilkan manusia yang pengkuh agamana (spiritual quotient),
(2) sikap kemasyarakatan (berakhlak mulia) untuk menghasilkan manusia yang
jembar budayana (emotional quotient), (3) menguasai pengetahuan, teknologi, dan
seni (berilmu dan cakap) untuk menghasilkan manusia yang luhung élmuna
(intellectual quotient), dan (4) memiliki keterampilan (kreatif dan mandiri) untuk
menghasilkan manusia yang rancagé gawéna (actional quotient).
Keempat Kompetensi Inti tersebut merupakan pengejawantahan dari tujuan
pendidikan nasional (Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
10
Nasional, Pasal 3), yakni “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Daerah ini, selaras dengan alasan pengembangan kurikulum 2013,
diharapkan peserta didik memiliki:
1. kemampuan berkomunikasi;
2. kemampuan berpikir jernih dan kritis;
3. kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan;
4. kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab;
5. kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang
berbeda;
6. kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal;
7. minat yang luas dalam kehidupan;
8. kesiapan untuk bekerja;
9. kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya; dan
10. rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
B. STRUKTUR KURIKULUM MUATAN LOKAL
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA/MAK dinyatakan bahwa bahasa daerah sebagai muatan lokal dapat
diajarkan secara terintegrasi dengan matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau
diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
Dasar pendidikan muatan lokal adalah Permendikbud Nomor 79 tahun 2014
tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Dalam peraturan itu yang dimaksud dengan
muatan lokal adalah bahan kajian atau matapelajaran pada satuan pendidikan yang
berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal untuk
membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah
tempat tinggalnya. Muatan lokal dikembangkan atas prinsip: (1) kesesuaian dengan
perkembangan peserta didik; (2) keutuhan kompetensi; (3) fleksibilitas jenis, bentuk,
dan pengaturan waktu penyelenggaraan; dan (4) kebermanfaatan untuk kepentingan
nasional dalam menghadapi tantangan global.
11
Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah
merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya
tidak dapat dikelompokkan ke dalam matapelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan melalui pemerintah daerah, dalam hal ini
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa daerah diper-
kuat oleh UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara
serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat (2) berbunyi sebagai berikut.
(1) Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa
dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam
kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap
menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
(2) Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh
pemerintah daerah di bawah koordinasi lembaga kebahasaan.
Mengingat kewenangan pemerintah daerah dalam mengembangkan dan
membina bahasa daerah, adanya kebijakan kurikulum tingkat daerah, dan
keberagaman pemerintah daerah dalam menetapkan konten muatan lokal maka
untuk Kurikulum 2013 ditetapkan Pendidikan Bahasa Daerah tetap menjadi
wewenang pemerintah daerah. Kurikulum 2013 menyediakan muatan lokal untuk
Pendidikan Bahasa Daerah dan Pendidikan Seni Budaya.
Berkaitan dengan bunyi undang-undang tersebut, maka Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Sunda termasuk matapelajaran muatan lokal di wilayah Provinsi
Jawa Barat. Kedudukannya dalam proses pendidikan sama dengan kelompok
matapelajaran inti dan pengembangan diri. Oleh karena itu, Mata Pelajaran Bahasa
Sunda juga diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam buku rapor.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan No.
423/2372/Set-disdik tanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal
Bahasa Daerah pada Jenjang PAUD (TK/RA), SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA/MAK). Kedudukan Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah
dalam Struktur Kurikulum Nasional adalah sebagai berikut.
Tabel 1: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang PAUD (TK/RA)
No. Muatan Kurikulum KI KD Lama Belajar
1 Program Pengembangan Nilai Agama dan Moral
KI-1: Sikap spiritual
2 rumusan
Keseluruhan waktu untuk memperoleh
12
2 Program Pengembangan Sosial-Emosional
KI-2: Sikap sosial
14 rumusan
pengalaman belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semes-ter, dan satu tahun. Lama belajar pada PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran tatap muka.
3 Program Pengembangan Fisik Motorik
KI-3: Pengetahuan
KI-4: Keterampilan
15 rumusan
4 Program Pengembangan Bahasa
5 Program Pengembangan Kognitif
15 rumusan
6 Program Pengembangan Seni
Tabel 2: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang SD/MI
No. Komponen Jumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 6 6 6 4 4 4
3. Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
7. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
8. Pendidikan Jasamani, Olahraga, dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
9. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 32 34 36 38 38 38
Tabel 3: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang SMP/MTs.
No. Komponen Jumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas
VI VIII IX
Kelompok A
1. Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
8. Seni Budaya 3 3 3
13
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3
10. Prakarya 2 2 2
11. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 40 40 40
Tabel 4: Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Kelompok Mata Pelajaran Wajib
No. Komponen Jumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3
10. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
11. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2
Jumlah Jampel A & B per Minggu 26 26 26
Kelompok C (Peminataan)
Matapelajaran peminatan Akademik (untuk SMA/MA) 18 20 20
Jumlah Jampel yang harus ditempuh per minggu 44 46 46
Tabel 5: Struktur Kurikulum SMA/MA
MATA PELAJARAN KELAS
X XI XII
Kelompok A dan B (Wajib) 26 26 26
C. Kelompok Peminatan
I. Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam
1. Matematika 3 4 4
2. Biologi 3 4 4
3. Fisika 3 4 4
4. Kimia 3 4 4
II. Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
1. Geografi 3 4 4
2. Sejarah 3 4 4
3. Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
4. Ekonomi 3 4 4
14
III. Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya
1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2. Bahasa dan Sastra Daerah 3 4 4
3. Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4
4. Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 4
5. Antropologi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat 6 4 4
Jumlah Pelajaran yang tersedia per minggu 71 82 82
Jumlah Jampel yang harus ditempuh per minggu 44 46 46
Tabel 6: Struktur Kurikulum SMK/MAK
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
10. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 26 26 26
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/MAK)
24 24 24
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 50 50 50
C. PERBAIKAN KURIKULUM TINGKAT DAERAH BERBASIS KURIKULUM 2013
1. Komponen Perbaikan Kurikulum
Dengan adanya revisi Kurikulum 2013 pada tingkat nasional, Kurikulum Tingkat
Daerah Muatan Lokal pun mengalami perubahan. Nama kurikulum tidak berubah
menjadi kurikulum nasional, tapi tetap Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku
secara nasional. Perubahan tersebut didasarkan pada empat Permendikbud, yakni
Permendikbud No. 20 tentang Standar Kompe-tensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah, Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, Permendikbud
15
No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, dan Permendikbud No. 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian.
Meskipun ada revisi, struktur matapelajaran dan lama belajar di sekolah tidak
diubah. Poin utama revisi Kurikulum 2013 adalah meningkatkan hubungan atau
keterkaitan antara Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Jika
diintisarikan, terdapat lima poin penting revisi Kurikulum 2013.
a. Peningkatan hubungan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Kompetensi Inti 1 (Aspek Spiritual) dan Kompetensi Inti 2 (Aspek Sosial) tidak
lagi dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Dasar hanya
dijabarkan dari Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4
(Keterampilan).
1) Penomoran KI dan KD tidak lagi ditandai dengan jenjang pendidikan (kelas),
tetapi sesuai dengan nomor urutan KI. Nomor KI sebanyak satu digit angka
(KI 3), sedangkan nomor KD sebanyak dua digit angka (KD 3.1).
2) Dalam rumusan KD lama yang awalnya hanya menggambarkan materi
kesastraan saja, pada rumusan KD baru ditambahkan unsur-unsur
kebahasaan. Hal ini menunjukkan bahwa belajar bahasa daerah
dilaksanakan melalui sastra daerah.
3) Perumusan KD yang awalnya terlalu spesifik dan operasioal, kemudian
pada edisi revisi diubah menjadi rumusan yang lebih umum agar tidak
menyulitkan pendidik dalam menyusun indikator.
4) Rumusan KD pada jenjang SD/MI disesuaikan dengan materi pokok dan
tema nasional. Untuk beberapa tema KD disesuaikan dengan tema
kedaerahan.
5) Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang
pendidikan memperhatikan: (1) perkembangan psikologis anak; (2) lingkup
dan kedalaman; (3) kesinambungan; (4) fungsi satuan pendidikan; dan (5)
lingkungan, dengan mempertimbangkan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan berbahasa dan bersastra daerah secara gradual sesuai
dengan jenjang pendidikan.
6) Pemetaan materi ajar bahasa daerah mempertimbangkan keragaman
lokalitas dan mewadahi fenomena kebahasaan dan pola komunikasi yang
berkembang di lingkungan masyarakat.
b. Proses berpikir siswa tidak lagi dibatasi. Pada kurikulum yang lama, berlaku
sistem pembatasan, yaitu anak SD sampai memahami, SMP menganalisis, dan
SMA mencipta. Pada kurikulum hasil revisi ini, anak SD boleh berpikir sampai
tahap penciptaan. Tentunya dengan kadar penciptaan yang sesuai dengan
usianya. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus mengandung
komponen 4C (critical thinking, creativity, communicative, collaborative),
kecakapan hidup, literasi digital, dan karakter moral.
16
c. Penggunaan metode pembelajaran aktif. Guru berperan menjadi fasilitator
pembelajaran yang membuat siswa menyenangi kegiatan belajar-mengajar.
Pendekatan Saintifik 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi,
Mengasosiasikan/Mengolah Informasi, Mengomunikasikan) bukanlah satu-
satunya yang dapat diacu menjadi pendekatan saat mengajar. Apabila
digunakan, maka susunan 5M itu tidak harus berurutan. Pemilihan model
pembelajaran tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau
inkuiri (inquiry) dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning)
disesuaikan dengan karak-teristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Untuk
pembelajaran bahasa, sebaiknya dioptimalkan penggunaan pendekatan
integratif dari pedagogi genre, saintifik, dan CLIL (Content and Language
Integrated Learning).
d. Dalam Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 dinyatakan, dari hasil monitoring dan
evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 pada 2014 menunjukkan bahwa salah
satu kesulitan pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah
dalam melaksanakan penilaian. Sekitar 60% responden pendidik menyatakan
bahwa mereka belum dapat merancang, melaksanakan, mengolah, melaporkan,
dan memanfaatkan hasil penilaian dengan baik. Kesulitan utama yang dihadapi
pendidik antara lain dalam merumuskan indikator, menyusun butir-butir
instrumen, dan melaksanakan penilaian sikap dengan berbagai macam teknik.
Selain itu, banyak di antara pendidik yang kurang percaya diri dalam
melaksanakan penilaian keterampilan. Mereka belum sepenuhnya memahami
bagaimana menyusun instrumen dan rubrik penilaian keterampilan. Perilaku
sikap yang tergolong kurang, sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah
perilaku diamati.
2. Sistem Penilaian
Penilaian meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian
keterampilan. Berikut ini penilaian berdasarkan Panduan Penilaian oleh Pendidik
dan Satuan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia Tahun 2016, yang sesuai dengan Permendikbud No. 23 Tahun 2016
tentang Penilaian.
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap yang dilakukan pendidik kepada peserta didik seperti pada
skema yang terdapat dalam Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan berikut ini.
17
Teknik penilaian sikap dilakukan dengan observasi atau teknik lainnya. Teknik
observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar observasi, atau jurnal.
Teknik penilaian lainnya yang dapat digunakan adalah penilaian diri dan
penilaian antar teman.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi:
1) Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru
matapelajaran, dan guru Bimbingan dan Konseling (BK) selama periode
satu semester.
2) Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas yang menjadi
tanggung-jawabnya; bagi guru matapelajaran 1 (satu) jurnal digunakan
untuk setiap kelas yang diajarnya; bagi guru BK 1 (satu) jurnal digunakan
untuk setiap kelas di bawah bimbingannya.
3) Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik dapat dicatat
dalam 1 (satu) jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah.
4) Peserta didik yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka yang
menunjukkan perilaku yang sangat baik atau kurang baik secara alami
(peserta didik yang menunjukkan sikap baik tidak harus dicatat dalam
jurnal).
5) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tersebut
tidak terbatas pada butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendak ditanamkan
melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana
dirancang dalam RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap lainnya yang
ditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut ditunjukkan oleh
peserta didik melalui perilakunya secara alami.
18
6) Wali kelas, guru matapelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan)
sikap peserta didik segera setelah mereka menyaksikan dan/atau
memperoleh informasi terpercaya mengenai perilaku peserta didik sangat
baik/ kurang baik yang ditunjukkan peserta didik secara alami.
7) Apabila peserta didik tertentu “pernah” menunjukkan sikap kurang baik,
ketika yang bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik
(sesuai harapan), maka sikap yang (mulai) baik tersebut harus dicatat dalam
jurnal.
8) Pada akhir semester guru matapelajaran dan guru BK meringkas
perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan
menyerahkan ringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut.
Berikut contoh pengisian Jurnal untuk sikap spiritual dan sosial.
No. Waktu
Nama
Peserta
Didik
Catatan Prilaku Butir Sikap Ket. Ttd. Tindak
Lanjut
1 15/07/
2016
Jaja
Tidak mengikuti sholat
Jumat yang diseleng-
garakan di sekolah.
Ketakwaan Spiritual Pembinaan
Ogi
Menolong orang lanjut
usia yang menyebrang
di jalan depan sekolah.
Kepedulian Sosial Teruskan
2 22/07/
2016
Odang Mempengaruhi teman untuk tidak masuk sekolah.
Kedisiplinan Sosial Pembinaan
Mimin Mengingatkan teman-nya untuk sholat Dzuhur di sekolah.
Toleransi
Beragama Spiritual Teruskan
3 09/08/
2016 Mutia
Ikut membantu temannya memper-siapkan perayaan keagamaan yang berbeda dengan agamanya di sekolah.
Toleransi
Beragama Spiritual Teruskan
4 13/08/
2016 Lala
Menjadi anggota panitia perayaan keagamaan di sekolah.
Ketakwaan Spiritual Teruskan
5 03/09/
2016 Cecep
Memungut sampah yang berserakan di teras sekolah.
Kebersihan Sosial Teruskan
19
No. Waktu
Nama
Peserta
didik
Catatan Prilaku Butir Sikap Positif/
Negatif Tindak Lanjut
1 23/07/
2016 Putri
Meninggalkan
laboratorium tanpa
membersihkan meja,
alat, dan bahan yang
sudah dipakai.
Tanggung
jawab +
Diberi pembina-
an dan dipanggil
untuk member-
sihkan meja,
alat, dan bahan
yang sudah
dipakai.
2 27/07/
2016
Herma
n
Mengambil cerita
dari internet dan
diakui sebagai karya-
nya sendiri (plagiasi).
Kejujuran -
Diberi pembina-
an agar tidak
melakukan pla-
giarisme.
3 13/08/
2016
Momo
d
Menghalang-halangi
teman untuk beriba-
dah.
Toleransi -
Diberi pembina-
an agar menjadi
lebih toleran.
4 17/08/
2016 Kardi
Menjadi tugas peng-
ibar bendera saat
upacara HUT Kemer-
dekaan Indonesia.
Nasionalis
me +
Diberi apresiasi
atas
kegiatannya
dalam kegiatan
Paskibra.
b. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta
didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir)
mengingat, memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural, maupun
metakognitif. Dalam hal ini, sistem penilaian mengacu pada tahap-tahap HOTS
(Higher Order Thinking Skills) yang mengkondisikan siswa agar dapat
menjawab soal-soal yang dapat memecahkan masalah pada tataran analisis
(C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6)
Berikut ini teknik penilaian pengetahuan yang terdapat dalam Panduan
Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan.
20
Teknik Bentuk Instrumen Tujuan
Tes
Tertulis
Benar-Salah, Menjodohkan,
Pilihan Ganda, Isian/Meleng-
kapi, Uraian.
Mengetahui penguasaan pengetahuan peserta
didik untuk perbaikan proses pembelajaran
dan/atau pengambilan nilai.
Tes Lisan Tanya Jawab Mengecek pemahaman peserta didik untuk
perbaikan proses pembelajaran.
Penugasan Tugas yang dilakukan secara
individu maupun kelompok
Memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila
diberikan selama proses pembelajaran) atau
menguasai penguasaan pengetahuan (bila
diberikan pada akhir pembelajaran).
Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian (PH), penilaian tengah
semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS) dilakukan dengan
beberapa teknik penilaian sesuai tuntutan Kompetensi Dasar (KD).
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai
kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas
tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi.
Teknik penilaian keterampilan yang terdapat dalam Panduan Penilaian oleh
Pendidik dan Satuan Pendidikan dapat digambarkan pada skema berikut.
Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi dari perencanaan penilaian yang telah
dilakukan. Berikut ini teknis pelaksanaan penilaian praktik, produk, dan projek
meliputi: pemberian tugas secara rici; penjelasan aspek dan rubrik penilaian;
pelaksanaan penilaian sebelum, selama, dan setelah peserta didik melakukan
pembelajaran dan pendokumentasian hasil penilaian.
21
Penilaian portofolio dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan
mendeskripsikan capaian keterampilan dalam satu semester melalui langkah
mendokumentasikan sampel karya terbaik dari setiap KI pada KD-4 baik hasil
individu maupun kelompok, mendeskripsikan capaian keterampilan peserta didik
berdasarkan portofolio secara keseluruhan; dan memberikan umpan balik
kepada peserta didik untuk peningkatan capaian kompetensi.
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian praktik, produk, proyek, dan
portofolio. Hasil penilaian dengan teknik praktik dan proyek dirata-rata untuk
memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap matapelajaran.
Penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0
– 100 dan deskripsi.
1) Nilai akhir semester diberi predikat dengan ketentuan: sangat baik (A) 86 –
100; baik (B) 71 -85; cukup (C): 56 – 70; kurang (D)≤55
2) Perubahan terminologi Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian Harian (PH),
UAS menjadi Penilaian Akhir Semester (PAS) untuk semester gasal dan
Ujian Kenaikan Kelas (UKK) menjadi Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk
Semester genap.
3) Skala penilaian menjadi 1-100. Sementara itu, penilaian sikap diberikan
dalam bentuk predikat dan deskripsi.
d. Bentuk dan Prosedur Penilaian
1) Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dilakukan secara terencana
dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah
dan digunakan untuk penentuan kelulusan dari satuan pendidikan. Bentuk
penilaiannya adalah Penilaian akhir Semester (PAS) yaitu kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
semester gasal; Penilaian Akhir Tahun (PAT) yaitu kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik pada akhir semester genap; dan Ujian Sekolah
(US) yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik sebagai pengakuan terhadap pfrestasi belajar dan
penyelesaian dari satuan pendidikan.
2) Prosedur perencanaan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
diuraikan sebagai berikut.
a) Menetapkan KKM
Satuan Pendidikan menetapkan KKM untuk peserta didik kelas VII, VIII
dan IX melalui rapat dewan guru. Satuan Pendidikan dapat menentukan
KKM yang sama untuk semua matapelajaran atau berbeda untuk
masing-masing matapelajaran.
22
b) Menetapkan Prosedur Operasional Standar (POS)
Satuan pendidikan menetapkan POS atau panduan penyelenggaraan
penilaian hasil belajar peserta didik yang meliputi penilaian akhir dan
ujian
c) Membentuk Tim Pengembang Penilaian
Satuan pendidikan membentuk tim pengembang penilaian dengan tugas
antara lain merencanakan dan melaksanakan segala sesuatu terkait
dengan kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir
Tahun (PAT), dan Ujian Sekolah (US), misalnya penetapan jadwal
pelaksanaan, penataan ruang, dan pengawas ruang.
d) Mengembangkan Instrumen Penilaian
Tim Pengembang Penilaian sekolah melakukan pengembangan instru-
men penilaian mulai penyusunan kisi-kisi, penyusunan instrumen, telaah
kualitatif instrumen, perakitan dan uji coba instrumen, analisis kuan-titatif,
interpretasi hasil analisis, dan penetapan instrumen penilaian.
3) Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KBM/KKM.
Pembelajaran remidial dapat dilakukan dengan cara pemberian
pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda
menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik; pemberian bimbingan
secara perorangan; pemberian instrumen-instrumen atau latihan secara
khusus, dimulai dengan instrumen-instrumen atau latihan sesuai dengan
kemampuannya; pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh
teman sekelas yang telah mencapai Ketuntasan Belajar Minimal/Kriteria
Ketuntasan Minimal (KBM/KKM). Pembelajaran remidial biasa dilakukan
beulang-ulang. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah
mencapai atau melampaui KBM/KKM melalui belajar kelompok; belajar
madiri dan pembelajaran berbasis tema. Pengbelajaran pengayaan hanya
diberikan sekali.
3. Mekanisme Pengisian Rapor
Mekanisme yang dilakukan oleh wali kelas ketika akan mengisi rapor pada akhir
semester dan akhir tahun pelajaran adalah:
a. Merumuskan deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial yang diambil dari
catatan perkembangan sikap peserta didik yang diberikan oleh guru
matapelajaran, guru BK, dan wali kelas.
b. Menuliskan capaian penilaian peserta didik pada aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan dalam bentuk angka, predikat, dan disertai deskripsi.
23
4. Perencanaan Pembelajaran
a. Silabus
Silabus dalam Kurikulum 2013 edisi revisi lebih ramping, hanya tiga kolom,
yakni KD, Materi Pembelajaran, dan Kegiatan Pembelajaran. Silabus
merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian matapelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016,
silabus paling sedikit memuat:
1) Identitas matapelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/ SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan).
2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.
3) Kompetensi Inti, merupakan gambaran secara kategorial me-ngenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan kete-rampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
matapelajaran.
4) Kompetensi Dasar, merupakan kemampuan spesifik yang menca-kup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau
matapelajaran.
5) Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A).
6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi.
7) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta
didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
9) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu kali
pertemuan atau lebih. Berdasarkan Permendikbud nomor 22 tahun 2016
komponen RPP adalah sebagai berikut.
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.
2) Identitas matapelajaran atau tema/subtema.
3) Kelas/semester.
24
4) Materi pokok.
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk penca-paian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran
yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.
6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi.
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai.
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran.
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,
inti, dan penutup.
13) Penilaian hasil pembelajaran.
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2) Partisipasi aktif peserta didik.
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,
dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan pro-
gram pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompe-
tensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar.
25
7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas
matapelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Dengan demikian, RPP harus mengintegrasikan 4C (critical thinking, creativity,
communicative, collaborative), literasi digital, dan pendidikan karakter.
D. KEKHASAN KURIKULUM TINGKAT DAERAH
Kompetensi Dasar (KD) Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda di dalamnya
memuat materi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik yang
mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial
peserta didik. Pembelajarannya diatur secara mandiri serta menopang peningkatan
kemampuan penguasaan kurikulum nasional.
Program pembelajaran bahasa dan sastra Sunda dikembangkan dengan
memperhatikan rambu-rambu pengembangan muatan lokal seperti tertuang dalam
lampiran Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum
2013. Pada Pasal 9 dan Pasal 10, dinyatakan bahwa Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota dapat mengembangkan muatan lokal. Permendikbud ini merupakan
revisi dari Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum,
di antaranya mengatur tentang kedekatan secara fisik dan secara psikis. Dekat
secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan sekolah
peserta didik, sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan kajian tersebut
mudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna informasi sesuai dengan
usia peserta didik.
Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda memiliki kekhasan tersendiri sesuai
dengan kaidah keilmuannya, yaitu bahasa, sastra, budaya Sunda sebagai kearifan
lokal. Setiap sekolah wajib melaksanakannya agar peserta didik memperoleh
pengalaman berbahasa, bersastra, dan berbudaya Sunda. Pendidik yang
mengampu matapelajaran ini diharapkan mampu membangkitkan minat belajar, rasa
keingintahuannya, menumbuhkembangkan kesadaran, serta kemampuan apresiasi
peserta didik terhadap budayanya masyarakatnya. Hal ini merupakan wujud
pembentukan karakter yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab dan
toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda dikemas sedemikian rupa agar
menarik bagi perserta didik. Kemasan yang menarik dan perencanaan yang tepat
akan mampu mengembangkan beragam kompetensi peserta didik baik secara
konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi
dengan cara memadukan secara harmonis unsur etika, estetika, logika, dan
kinestetika.
26
E. KERAGAMAN LOKALITAS DAN BAHASA PENGANTAR PEMBELAJARAN
Untuk mewadahi keragaman lokalitas perlu dipertimbangkan bahasa dan
budaya yang berkembang di lingkungan belajar peserta didik. Kenyataan
menunjukkan bahwa selain bahasa Sunda, di Jawa Barat terdapat pula bahasa-
bahasa daerah lain yang wilayah pemakaiannya tidak berdasarkan daerah
administrasi pemerintah. Misalnya, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra,
dan Aksara Daerah bahwa bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara
turun-temurun oleh warga negara Indonesia di daerah-daerah di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dalam konteks Jawa Barat, yang dimaksud dengan
bahasa daerah adalah bahasa Sunda, bahasa Jawa Cirebon dan Indramayu, serta
bahasa Melayu-Betawi. Dalam hubungan itu, bagi daerah-daerah yang peserta
didiknya berbahasa ibu bukan bahasa Sunda, kompetensi dasar itu perlu
disesuaikan dengan keadaan kebahasaan dan budaya daerah setempat.
Pembelajaran tidak berlangsung untuk semua kompetensi dasar, tetapi dipilih mana
yang mungkin bisa dilaksanakan.
Berkaitan dengan kategorisasi lokal, di Jawa Barat ada masyarakat yang
berbahasa ibu bahasa Sunda lulugu ada pula yang menggunakan bahasa Sunda
wewengkon. Bahkan di pesisir utara dan sebagian besar wilayah Cirebon
mempunyai bahasa ibu yang bukan bahasa Sunda, yakni bahasa Jawa Cirebon dan
Indramayu. Di dalam pertumbuhannya bahasa di wilayah peisisir utara Jawa Barat
merupakan perpaduan antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa.
Sehubungan dengan kenyataan seperti itu, bahan pembelajaran bahasa
Sunda tentu tidak akan seragam. Penentuan bahan pembelajaran diserahkan
sepenuhnya kepada pendidik di tempatnya masing-masing dengan mengadakan
perembukan terpumpun dalam wadah Pusat Kegiatan Guru (PKG). Lebih jauh lagi,
penentuan yang lebih spesifik lagi diserahkan kepada guru di sekolah yang
bersangkutan.
Kategorisasi lokal dalam penentuan bahan pembelajaran dapat dibedakan
atas tiga kategori A, B, dan C. Ketiga kategori lokal tersebut masing-masing
memiliki ciri tersendiri.
1. Kategori A berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya menggunakan
bahasa Sunda lulugu, yakni bahasa yang kini dianggap baku dan resmi menurut
ukuran umum di Jawa Barat. Sebagi contoh yang termasuk kategori ini adalah
daerah Bandung dan sekitarnya dengan mengabaikan beberapa kosakata
wewengkon yang memang hanya sedikit.
2. Kategori B berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya menggunakan
bahasa Sunda wewengkon, yakni bahasa yang sampai saat ini dianggap
sebagai ragam bahasa yang mempunyai perbedaan dengan bahasa lulugu,
27
akan tetapi tetap dianggap sebagai bahasa Sunda. Perbedaan tersebut berada
pada tataran fonetik dan semantik, di samping perbedaan onomasiologis
(konsep yang sama dalam kosakata yang berbeda) dan perbedaan
semasiologis (konsep yang berbeda dengan kosakata yang sama). Sebagai
conto yang termasuk kategori B adalah bahasa Sunda di Kuningan dan
Karawang.
3. Kategori C berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya kental menggunakan
bahasa wewengkon atau bahasa daerah khusus seperti bahasa Jawa dialek
Cirebon, bahasa Jawa dialek Indramayu dan bahasa Melayu dialek Betawi.
Misalnya, di sebagian wilayah Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan
Kota Cirebon, selain diajarkan bahasa Sunda sebagai muatan lokal wajib, juga
diperkenankan untuk mengajarkan bahasa Cirebon dan Indramayu sebagai
muatan lokal pilihan. Khusus di daerah ini, untuk Kelas I-III SD, alokasi waktu
untuk pelajaran bahasa Sunda dapat digunakan untuk pelajaran bahasa daerah
setempat. Keadaan yang sama dapat pula berlaku bagi sebagian Kota dan
Kabupaten Bekasi serta Kota Depok yang masyarakatnya menggunakan
Bahasa Melayu dialek Betawi, meskipun sampai saat ini belum dapat diajarkan
di sekolah-sekolah.
Kategorisasi lokal tersebut dapat mengikuti perimbangan komponen
kompetensi bahasa (pemahaman dan penggunaan), ragam bahasa (lulugu dan
wewengkon), dan bahasa pengantar.
a. Di wilayah kategori A, diutamakan pemahaman dan penggunaan bahasa, materi
bahasa Sunda baku, dan menggunakan pengantar bahasa Sunda baku.
b. Di wilayah kategori B, diutamakan pemahaman dan penggunaan bahasa, materi
bahasa Sunda baku dan bahasa Sunda wewengkon seimbang, dan
menggunakan pengantar bahasa Sunda baku.
c. Di wilayah kategori C, diutamakan pemahaman bahasa, materi bahasa Sunda
baku dan bahasa Sunda wewengkon atau bahasa setempat seimbang, dan
dapat menggunakan bahasa pengantar bahasa Sunda wewengkon (bahasa
setempat) atau menggunakan bahasa Indonesia.
Di sekolah-sekolah yang mempunyai kondisi khusus, seperti di sekolah-
sekolah yang peserta didiknya banyak yang berbahasa ibu bukan bahasa Sunda,
walaupun sebenarnya termasuk kategori A atau kategori B, dapat ditentukan
kebijakan lain.
Pada prinsipnya bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran
bahasa dan sastra Sunda adalah bahasa Sunda. Di sekolah-sekolah atau daerah
yang mengalami kesulitan dengan pengantar bahasa Sunda dapat digunakan
bahasa Indonesia atau bahasa setempat, baik sebagian maupun sepenuhnya, atau
menggunakan dwibahasa Sunda-Indonesia. Akan tetapi, selalu disertai usaha untuk
28
secara berangsur-angsur bisa memahami petunjuk dalam bahasa Sunda. Di daerah-
daerah yang memiliki basa Sunda wewengkon, kata-kata dialek dapat difungsikan
untuk mempercepat atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
F. PEMANFAATAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi dapat berupa media cetak dan elektronik.
Kini perkembangannya semakin pesat dan canggih. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi pembelajara
bahasa dan sastra Sunda. Dalam batas-batas dan cara-cara tertentu semua itu
dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan kualitas dan kelancaran
pembelajaran bahasa dan sastra Sunda.
2. Pemanfaatan Lingkungan Alam, Sosial, dan Budaya
Sumber pembelajaran bahasa dan sastra Sunda dapat pula berupa lingkungan
alam, masyarakat, dan budaya Sunda. Peserta didik diupayakan agar berhubungan
langsung dengan masyarakat untuk mengetahui kehidupan bahasa dan budaya
Sunda saat ini, yang selanjutnya dijadikan informasi dalam pembelajaran bahasa
Sunda. Berkaitan dengan pembelajaran sastra, peserta didik diupayakan untuk
mengetahui kehidupan sastra secara eksplisit maupun implisit dengan
mengapresiasi dan mengekspresikan isinya.
3. Bacaan Wajib
Pembelajaran bahasa dan sastra Sunda harus didukung oleh adanya buku
babon, buku pendukung pembelajaran, atau buku-buku bacaan kanonik untuk
mendorong siswa gemar membaca dan membangkitkan minat dan kesenangannya
mempelajari bahasa dan sastra Sunda.
Buku yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Sunda adalah buku-
buku yang sebelumnya telah dinyatakan lolos seleksi penilaian oleh lembaga
berwenang serta dan proses seleksinya harus memperhatikan kejujuran dan kualitas
buku.
Sebagai upaya meningkatkan apresiasi sastra dan gemar membaca, setiap
peserta didik pada setiap jenjang pendidikan diwajibkan membaca sejumlah karya
sastra (puisi, prosa, dan drama) yang sesuai dengan tingkatannya dalam jumlah
yang memadai. Pemilihan buku bacaan sastra ini disesuikan dengan tingkat
perkembangan psikologis peserta. Upaya ini juga berkaitan dengan gerakan literasi
sekolah yang menjadi unsur penunjang dalam kurikulum yang berlaku saat ini.
29
4. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Sekolah
(GLS)
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
merupakan pengembangan dan implementasi dari Permendikbud Nomor 23 Tahun
2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, yang diperkuat dengan Peraturan Presiden
No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Penguatan Pendidikan
Karakter merupakan kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang
dimulai berjenjang dari mulai sekolah dasar. Untuk jenjang SMP, SMA/SMK, dan
sekolah pada jalur pendidikan khusus dimulai sejak dari masa orientasi peserta didik
baru sampai dengan kelulusan. Dasar pelaksanaan Penumbuhan Budi Pekerti
didasarkan pada pertimbangan bahwa masih terabaikannya implementasi nilai-nilai
dasar kemanusiaan yang berakar dari Pancasila yang masih terbatas pada
pemahaman nilai dalam tataran konseptual, belum sampai mewujud menjadi nilai
aktual dengan cara yang menyenangkan di lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat. PPK dan GLS dimaksudkan pula untuk membekali dan memperkuat
karakter peserta didik dalam mempersiapkan daya saing dengan kompetensi abad
21, yaitu berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi atau 4C (critical
thinking, creativity, communicative, collaborative).
a. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah
gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati (etik) yang bertujuan
membentuk individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa;
olah rasa (estetik) yang bertujuan membentuk individu yang memiliki integritas
moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan; olah pikir (literasi) yang bertujuan
membentuk individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil
pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat; dan olah raga (kinestetik) yang
bertujuan membentuk individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai
warga negara. Kegiatan tersebut dilakukan dengan dukungan pelibatan publik dan
kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM). Terdapat nilai utama sebagai kristalisasi dari
nilai-nilai karakter yang harus dikembangkan, yakni religius, nasionalis, mandiri,
gotong royong, dan integritas (kejujuran).
Implementasi PPK di sekolah diintegrasikan dalam kegiatan-kegiatan yang
berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis lingkungan masyarakat.
Kegiatan pendidikan karakter berbasis kelas di antaranya dilakukan dengan
diiintegrasikan dalam matapelajaran, optimalisasi muatan lokal, dan manajemen
30
kelas. Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di antaranya dilakukan melalui
pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah, keteladanan pendidik, ekosistem
sekolah, serta norma, peraturan, dan tradisi sekolah. Sementara pendidikan karakter
berbasis masyarakat dapat dilakukan bersama-sama dengan orang tua, komite
sekolah, dunia usaha, akademisi, pegiat pendidikan, pelaku seni budaya, bahasa
dan sastra, serta pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
b. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
GLS merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan
melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua/wali murid peserta
didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang
dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku
kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen.
Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta
didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru
membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan
dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk,
selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran. Variasi
kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun
produktif.
Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup
keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk
cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai
literasi informasi, yang komponen-komponennya sebagai berikut.
1) Literasi dini (early literacy), yaitu kemampuan untuk menyimak, memahami
bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah.
Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi
fondasi perkembangan literasi dasar.
2) Literasi dasar (basic literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan
informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi
(drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
3) Literasi perpustakaan (library literacy), antara lain, memberikan pemahaman
cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi
dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi
31
pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan,
memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki
pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah
tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
4) Literasi media (media literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio,
media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan
penggunaannya.
5) Literasi teknologi (technology literacy), yaitu kemampuan memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti
lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.
Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,
mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga
pemahaman menggunakan komputer (computer literacy) yang di dalamnya
mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola
data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan
membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan
pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan
masyarakat.
6) Literasi visual (visual literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan
belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan
bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam
bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks
multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak
manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.
Tahapan Gerakan Literasi Sekolah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tahapan Kegiatan
TAHAPAN KEGIATAN
PEMBIASAAN
1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring (read
aloud) atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati
(sustained silent reading).
32
2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi,
antara lain: (1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut
baca, dan area baca yang nyaman; (2) pengembangan sarana
lain (UKS, kantin, kebun sekolah); dan (3) penyediaan koleksi
teks cetak, visual, digital, maupun multimodal yang mudah
diakses oleh seluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahan
kaya teks (print-rich materials)
TAHAPAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN
1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring,
membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca
terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik,
contoh: membuat peta cerita (story map), menggunakan
graphic organizers, bincang buku.
2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang
kaya literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang
menghargai keterbukaan dan kegemaran terhadap
pengetahuan dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a)
memberikan penghargaan kepada capaian perilaku positif,
kepedulian sosial, dan semangat belajar peserta didik;
penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap upacara bendera
Hari Senin dan/atau peringatan lain; (b) kegiatan-kegiatan
akademik lain yang mendukung terciptanya budaya literasi di
sekolah (belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar
sekolah, wisata perpustakaan kota/daerah dan taman bacaan
masyarakat, dll.)
3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di
perpusta-kaan sekolah/perpus takaan kota/ daerah atau
taman bacaan masyarakat atau sudut baca kelas dengan
berbagai kegiatan, antara lain: (a) membacakan buku dengan
nyaring, membaca dalam hati membaca bersama (shared
reading), membaca ter-pandu (guided reading) menonton
film pendek, dan/atau mem-baca teks visual/digital (materi
dari internet); (b) peserta didik merespon teks
(cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi, melalui beberapa
kegiatan sederhana seperti menggambar, membuat peta
konsep, berdiskusi, dan berbincang tentang buku.
33
TAHAPAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN
1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
dimulai, melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring,
membaca dalam hati, mem-baca bersama, dan/atau
membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-
akademik dan akademik.
2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan
tagihan akademik di kurikulum 2013.
3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam
semua matapelajaran (misalnya, dengan menggunakan
graphic organizers).
4. Memanfaatkan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik
disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang
kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya
pengetahuan dalam matapelajaran.
Dalam tahap pembelajaran, semua matapelajaran sebaiknya menggunakan
ragam teks (cetak/visual/digital) yang tersedia dalam buku-buku pengayaan atau
informasi lain di luar buku pelajaran. Guru diharapkan bersikap kreatif dan proaktif
mencari referensi pembelajaran yang relevan.
Berkaitan dengan pembelajaran bahasa dan sastra Sunda, implementasi GLS
dapat memanfaatkan berbagai teks bahasa dan sastra Sunda sebagai material
pokok dengan alasan-alasan sebagai berikut.
1) Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda merupakan bagian dari struktur
kurikulum daérah yang juga menuntut peserta didik untuk menekuni kegiatan
membaca dan menulis sebagai bagian dari pendekatan komunikatif. Selain itu
pembelajaran bahasa dan sastra Sunda seringkali diidéntikan dengan
pembelajaran “budi pekerti”. 2) Bahasa dan sastra Sunda adalah entitas masyarakat Jawa Barat yang hingga
kini tumbuh dan berkembang sacara dinamis, bukan hanya di lingkungan
sekolah sebagai matapelajaran yang mandiri tetapi juga di lingkungan
masyarakat luas. Masih banyak buku dan media massa Sunda yang terbit
hingga saat ini dan menunjukan bahwa kagiatan literasi masyarakat Sunda
sebenarnya tumbuh dengan baik. Jika hal tersebut dijadikan ukuran, dibanding
dengan masyarakat di daerah lain kagiatan literasi masyarakat Sunda jauh lebih
maju. Dari laporan Yayasan Rancagé yang setiap tahun memberikan hadiah
sastra kepada penulis sastra daerah, buku sastra dan nonsastra yang ditulis
dalam bahasa Sunda baik secara kuantitas maupun kualitas jauh lebih bak jika
dibanding buku yang ditulis dalam bahasa daerah lain. Setiap tahun tidak
kurang dari 15 judul buku diterbitkan dalam bahasa Sunda. Sebagai gambaran,
taun 2016 Yayasan Rancagé melaporkan ada 40 judul buku yang terbit dalam
34
bahasa Sunda. Bandingkan dengan bahasa Jawa yang hanya 20 judul, bahasa
Bali 10 judul, bahasa Lampung 2 judul, bahasa Batak 4 judul, sarta bahasa
Banjar (Kalimantan) 5 judul. Buku-buku bahasa Sunda tersebut di luar buku teks
pelajaran serta buku teori kebahasaan dan kesusastraan.
GUBERNUR JAWA BARAT,
AHMAD HERYAWAN
35
LAMPIRAN 2A KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : TANGGAL :
TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH
MUATAN LOKAL MATA PELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA DAERAH
BERDASARKAN KURIKULUM 2013
EDISI REVISI
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KEMAMPUAN BERBAHASA SUNDA
JENJANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
A. RASIONAL
Kemampuan berbahasa Sunda pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) termasuk
ke dalam pengembangan kemampuan dasar berbahasa. Ketetapan kebijakan ini
sejalan dengan Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini.
KI-KD Kurikulum 2013 Muatan Lokal Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda
diberlakukan berdasarkan (1) Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013; (2) Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra,
dan Aksara Daerah; (3) Surat Edaran Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat Nomor
423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal
Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; (4) UU No. 22/1999
tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang bersumber dari UUD 1945 yang menyangkut Pendidikan dan
Kebudayaan; dan (5) Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3--8, yang menyatakan bahwa dari
SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB, SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan
pengajaran muatan lokal yang relevan dan Rekomendasi UNESCO tahun 1999
tentang “pemeliharaan bahasa-bahasa ibu di dunia”.
Sejalan dengan revisi kurikulum pada Pendidikan Dasar dan Menengah, yakni
perumusan materi Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Sunda dalam KI-KD yang berpijak
pada Permendikbud Nomor 20, 21, 22, 23 Tahun 2016, pengembangan materi pada
PAUD pun sama. Juga memperhatikan Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Pasal 5 (a) dan (b), yaitu materi mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa
dan Sastra Sunda yang dirumuskan dalam bentuk dokumen berupa Kompetensi Dasar
dan Silabus. Di samping itu, materi pengembangan berbahasa Sunda pada PAUD
36
didasarkan pada Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini.
B. PENGERTIAN
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kemampuan berbahasa Sunda adalah kemampuan berkomunikasi melalui bahasa
Sunda, yakni mengungkapkan pikiran dan perasaan dan bermain melalui bahasa yang
sederhana secara tepat.
C. FUNGSI
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki beberapa fungsi, yakni
1. mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak;
2. mengenalkan anak dengan dunia sekitar;
3. menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik;
4. mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi;
5. mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak;
dan
6. menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.
Berkaitan dengan kemampuan berbahasa Sunda, pendidikan anak usia dini
berfungsi mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi dengan
bahasa Sunda serta menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik menggunakan tata
krama sunda (santun).
D. TUJUAN
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bertujuan membantu anak dalam
mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik, yang mencakup (1) nilai
agama dan moral; (2) fisik-motorik; (3) kognitif; (4) bahasa; (5) sosial-emosional; dan
(6) seni.
E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KEMAMPUAN BERBAHASA
SUNDA JENJANG PAUD
Kelompok anak usia 4-6 Tahun
Tujuan kurikulum PAUD mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi inti
sikap spiritual (KI-1), (2) kompetensi inti sikap sosial (KI-2), (3) kompetensi inti
pengetahuan (KI-3), dan (4) kompetensi inti keterampilan (KI-4). Kompetensi tersebut
dicapai melalui proses pembelajaran langsung dan tidak langsung yang terjadi secara
terintegrasi dan tidak terpisah.
37
Pembelajaran langsung adalah proses pembelajaran melalui interaksi langsung
antara anak dengan sumber belajar yang dirancang dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH). Pembelajaran langsung berkenaan dengan pengembangan pengetahuan dan
keterampilan yang terkandung dalam Kompetensi Inti-3 (pengetahuan) dan
Kompetensi Inti-4 (keterampilan). Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran
yang tidak dirancang secara khusus namun terjadi dalam proses pembelajaran
langsung. Melalui proses pembelajaran langsung untuk mencapai kompetensi
pengetahuan dan keterampilan akan terjadi dampak pada pengembangan nilai dan
sikap yang terkandung dalam Kompetensi Inti-1 (sikap spiritual) dan Kompetensi Inti-2
(sikap sosial).
Rumusan kompetensi inti (KI-1) sikap spiritual, yaitu “Menerima ajaran agama
yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi inti sikap sosial (KI-2), yaitu “Memiliki
perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri,
peduli, mampu menghargai dan toleran kepada orang lain, mampu menyesuaikan diri,
jujur, rendah hati dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik, dan
teman.”
Indikator pencapaian perkembangan anak untuk KD pada KI Sikap Spiritual dan
KD pada KI Sikap Sosial tidak dirumuskan secara tersendiri. Pembelajaran untuk
mencapai KD-KD ini dilakukan secara tidak langsung (indirect teaching), tetapi melalui
pembelajaran untuk mencapai KD-KD pada KI Pengetahuan dan KI Keterampilan,
serta melalui pembiasaan dan keteladanan. Dengan kata lain, sikap positif anak akan
terbentuk ketika dia memiliki pengetahuan dan mewujudkan pengetahuan itu dalam
bentuk hasil karya dan/atau unjuk kerja. Contoh sikap positif itu adalah perilaku hidup
sehat, jujur, tanggung jawab, peduli, kreatif, kritis, percaya diri, disiplin, mandiri,
mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, dan santun.
Kompetensi pengetahuan dan keterampilan dirumuskan sebagai berikut.
Kompetensi Inti (KI-3):
Pengetahuan
Kompetensi Inti (KI-4):
Keterampilan
Mengenali diri, keluarga, teman,
pendidik, lingkungan sekitar, agama,
teknologi, seni, dan budaya di rumah,
tempat bermain dan satuan PAUD
dengan cara: mengamati dengan indera
(melihat, mendengar, menghidu, merasa,
meraba); menanya; mengumpulkan
informasi; menalar; dan mengomunika-
sikan melalui kegiatan bermain.
Menunjukkan yang diketahui, dirasakan,
dibutuhkan, dan dipikirkan melalui
bahasa, musik, gerakan, dan karya
secara produktif dan kreatif, serta
mencerminkan perilaku anak berakhlak
mulia.
3.1. Mengenal anggota tubuh dan
fungsinya dalam bahasa Sunda
(panon ningal, baham emam)
4.1. Menggunakan anggota tubuh dalam
bahasa Sunda (panon ningal,
baham, emam) untuk
38
untuk pengembangan motorik
kasar dan motorik halus. (suku
leumpang, lumpat, leungeun
nyekel, irung ngambeu )
pengembangan motorik kasar dan
halus.
3.2. Mengenal gerakan anggota tubuh
yang dicontohkan dalam bahasa
Sunda (nagog, diuk, jéngké,
nangtung).
4.2 Menirukan gerakan anggota tubuh
yang dicontohkan dan
diperintahkan dalam bahasa
Sunda (nagog, diuk, jéngké,
nangtung).
3.3. Mengenal lingkungan sosial
(keluarga dan teman) dalam
bahasa Sunda (indung, bapa, aki,
nini, lanceuk, adi, bibi, emang)
4.3. Menyajikan karya yang
berhubungan dengan lingkungan
sosial (keluarga dan teman) dalam
bahasa Sunda.
3.4. Mengenal benda-benda di
sekitarnya (nama, warna, bentuk,
ukuran, sifat, jumlah, suara,
tékstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya)
dalam bahasa Sunda (cangkir
paranti eueut, beureum, hejo,
kasar,lemes)
4.4. Menyampaikan perihal benda-benda
di sekitar yang dikenal-nya (nama,
warna, bentuk, ukuran, sifat,
jumlah, suara, tékstur, fungsi, dan
ciri-ciri lainnya) dalam bahasa
Sunda melalui berbagai karya
(cangkir paranti eueut).
3.5. Mengenal lingkungan sekitar
(tempat tinggal, tempat ibadah,
budaya, dan transportasi) dalam
bahasa Sunda melalui bentuk
gambar, bercerita, bernyanyi, dan
gerak tubuh (tajug, pasar, karéta).
4.5. Menyajikan karya yang berhu-
bungan dengan lingkungan sekitar
(tempat tinggal, tempat ibadah,
budaya, dan transpor-tasi) dalam
bahasa Sunda me-lalui bentuk
gambar, bercerita, bernyanyi, dan
gerak tubuh.
3.6. Mengenal lingkungan alam (héwan,
tanaman, cuaca, tanah, air, batu-
batuan, dll.) dalam bahasa Sunda
melalui bentuk gambar, bercerita,
dan bernyanyi (reueuk, hujan,
poék, caang, cai hérang, meri,
éntog, hayam).
4.6. Menyajikan karya yang
berhubungan dengan
lingkungan alam (hewan,
tanaman, cuaca, tanah, air, batu-
batuan, dll.) dalam bahasa Sunda
melalui bentuk gambar, bercerita,
dan bernyanyi.
3.7. Mengenal teknologi sederhana
(peralatan rumah tangga,
peralatan bermain, perlatan
pertukangan) dalam bahasa
Sunda (cangkir, gelas, piring,
émbér, téko, dsb.)
4.7. Menggunakan teknologi seder-hana
untuk menyelesaikan tugas dan
kegiatannya (peralat-an rumah
tangga, peralatan bermain,
perlatan pertukangan) dalam
bahasa Sunda.
39
3.8. Mengenal huruf awal melalui suara
benda, hewan, atau orang dengan
bahasa Sunda.
4.8. Menunjukkan kemampuan keak-
saraan awal melalui suara benda,
hewan, atau orang dengan bahasa
Sunda dalam berbagai bentuk
karya .
3.9. Mengenal emosi diri dan orang lain
4.9. Menunjukkan reaksi emosi diri
secara wajar
3.10. Mengenal kakawihan Sunda. 4.10. Melantunkan dan memperagakan
kakawihan Sunda.
3.11. Mengenal tegur sapa santun dalam
kata-kata bahasa Sunda (sampu-
rasun, wilujeng énjing).
4.11. Bertegur sapa santun dalam kata-
kata bahasa Sunda.
3.12. Mengenal tatakrama Sunda (reng-
kuh, gumujeng, sasalaman)
4.12. Menunjukkan tatakrama Sunda
(rengkuh, gumujeng, sasalaman)
3.13. Mengenal cara hidup sehat dengan
kata-kata bahasa Sunda (mandi,
ngosok huntu).
4.13. Mampu menolong diri sendiri untuk
hidup sehat mengguna-kan kata-
kata bahasa Sunda.
3.14. Mengenal nama-nama jenis ma-
kanan tradisional Sunda (comro,
misro, ulén, surabi, wajit).
4.14. Menyampaikan nama-nama jenis
makanan tradisional Sunda.
3.15. Mengenal berbagai gambar benda
dan kegiatan anak sehari-hari
(susuk, cangkir, kembang, payung,
nangka)
4.15. Menceritakan gambar benda dan
kegiatan anak sehari-hari.
3.16. Mengenal nama kejadian alam
dalam bahasa Sunda (gunung bitu,
taneuh urug, walungan caah)
melalui bentuk gambar, bercerita,
dan bernyanyi.
4.16. Menyajikan karya yang berhu-
bungan dengan dalam bahasa
Sunda (gunung bitu, taneuh urug,
walungan caah) melalui bentuk
gambar, berce-rita, dan bernyanyi.
3.17. Mengenal lambang angka 1—10
dengan kata-kata Sunda (hiji, dua,
tilu, opat, dst.)
4.17. Membilang banyak benda 1-10
dengan kata-kata bahasa Sunda
(hiji, dua, tilu, opat, dst.)
3.18. Mengenal kebutuhan, keinginan,
dan minat diri.( ulin, bobo,
hanaang, hareudang, tunduh)
4.18. Mengungkapkan kebutuhan, ke-
inginan, dan minat diri.
3.19. Mengenal kaulinan barudak sambil
kakawihan (sasalimpetan, huhu-
ian, tokécang, oray-orayan)
4.19. Memperagakan kaulinan barudak
sambil kakawihan.
3.20. Mengenal pupujian Sunda. 4.20. Melantunkan pupujian Sunda.
40
F. TEMA-TEMA YANG DAPAT DIKEMBANGKAN DI PAUD
Tema adalah topik yang menjadi payung untuk mengintegrasikan seluruh konsep
dan muatan pembelajaran melalui kegiatan main dalam mencapai kompetensi dan
tingkat perkembangan yang diharapkan. Tema bukan merupakan tujuan pembelajaran
melainkan sarana untuk mengintegrasikan keseluruhan sikap dalam pengetahuan dan
keterampilan yanga ingin dibangun. Pada pelaksanaan pembelajaran, tema dan
kompetensi dasar dikembangkan menjadi muatan pembelajaran yang mencakup
materi pada kompetensi dasar bahasa Sunda yang berjumlah 20 KD sebagai bahan
yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai 4 (empat) kompetensi inti.
Tema Semester 1
No. Tema Alokasi Waktu
1 2 3
1 Diri Sendiri 3 Minggu
2 Lingkunganku 4 Minggu
3 Kebutuhanku 4 Minggu
4 Binatang 3 Minggu
5 Tanaman 3 Minggu
JUMLAH 17 Minggu
Tema Semester 2
No. Tema Alokasi Waktu
1 2 3
1 Rekreasi 3 Minggu
2 Pekerjaan 3 Minggu
3 Air, Udara, dan Api 2 Minggu
4 Alat Komunikasi 2 Minggu
5 Tanah Airku 3 Minggu
6 Alam Semesta 3 Minggu
JUMLAH 17 Minggu
G. PROSES DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA SUNDA DI PAUD
Kegiatan pembelajaran bahasa Sunda di PAUD dilaksanakan dengan
pendekatan bermain melalui praktek langsung melatih empat keterampilan berbahasa
Sunda. Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan, yakni
1. Memperkenalkan ucapan kosa kata (nama-nama benda, tempat, dll.) dan
ungkapan dalam bahasa sunda yang ada atau terjadi di lingkungan sehari-hari;
2. Memperkaya pengetahuan dan penggunaan bahasa Sunda;
3. Membekali anak untuk banyak menggunakan bahasa Sunda daripada
pengetahuan bahasa Sunda;
41
4. Memperluas pengalaman anak dalam berbahasa Sunda; dan
5. Memperluas wawasan tentang budaya urang Sunda secara sederhana pada anak.
Praktek langsung melatih keterampilan berbahasa Sunda mencakup empat
aspek, yakni
1. Ngaregepkeun (mendengarkan)
Mampu mengenal dan memahami bentuk dan jenis ucapan. Bagi anak usia dini,
mendengarkan ditekankan pada pengenalan dan pengucapan kembali bunyi-bunyi
bahasa.
2. Nyarita (berbicara )
Mampu mengungkapkan pesan (pikiran, perasaan, dan keinginan) dalam bentuk
dan jenis wacana lisan di berbagai kesempatan berbicara.
3. Pramaca (pramembaca)
Mampu mengenal dan memahami jenis dan bentuk lambang tulisan. Bagi anak
usia dini, membaca tidak ditekankan pada membaca tulisan, namun lebih pada
kemampuan keaksaraan yaitu peningkatan kosakata dan bahasa, kepekaan
mendengar dan memahami perbedaan bunyi, pengenalan huruf dan kata, penge-
tahuan bahasa lisan dan tulisan, pengenalan keaksaraan sebagai sumber yang
menyenangkan. Selain itu, anak dilatih untuk dapat membaca berbagai hal yang
ada hubungannya dengan ekspresi (ungkapan perasaan). Sebagai contoh, mem-
baca gambar, membaca situasi, membaca ekspresi orang, membaca cuaca, dsb.
4. Pranulis (pramenulis)
Mampu mengungkapkan pesan (pikiran, perasaan, dan keinginan) dalam jenis dan
bentuk tulisan. Pada anak usia dini, menulis dapat berupa coretan, gambar,
fingerpaint lukisan jari (finger paint), playdough, dsb.
H. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Pelaksanaan pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini terdiri dari 3 (tiga)
kegiatan utama, yaitu
1. Kegiatan Pembukaan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
1. Kegiatan Pembukaan
Penyambutan Kedatangan Anak
Penyambutan anak harus dilakukan guru dengan mengembangkan sikap senyum,
salam, sapa, santun dan sopan sesuai dengan budaya dan tatakrama urang sunda
yang selalu ramah dan santun. Salam yang digunakan adalah salam sunda yaitu
kedua telapak tangan disatukan dan rengkuh.
42
Langkah-langkah:
a. Guru berdiri di gerbang sekolah.
b. Guru menebar senyuman kepada setiap peserta didik dan pengantarnya yang
datang, sambil mengucapkan salam, dilanjukan dengan menyapa anak dan orang
tua yang mengantarnya dengan penuh kesantunan dan kesopanan.
c. Pastikan guru memberikan layanan yang sama ke semua anak didik yang datang.
d. Guru mengantarkan anak masuk ke lokasi sekolah dan memfasilitasi anak untuk
memilih permainan yang telah disiapkan pendidik sesuai dengan minat anak.
Keterangan:
1. Mainan yang disediakan sebaiknya nyunda untuk hari ini.
2. Selama proses penyambutan sampai bel berbunyi, lagu/kawih barudak Sunda
terus dilantunkan.
2. Kegiatan Inti
a. Pengkondisian Kelas
Sebelum pembelajaran berlangsung, guru
1) Menyiapkan media dan alat bermain baik secara auditori maupun visual;
2) Mengorganisasikan anak secara berkelompok agar dapat mengikuti
pembe-lajaran secara efektif dan efisien;
3) Memastikan semua anak dapat mendengar, menyimak dan melihat
media penunjang pembelajaran, misalnya, gambar, CD, benda
sebenarnya/tiruan dan senantiasa mengontrol konsentrasi anak; serta
4) Mempelajari materi pembelajaran sehari sebelum pelaksanaan pembe-lajaran.
b. Alat/Media yang digunakan
Alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah CD Player atau
laptop, CD, atau alat lain yang sesuai dengan kelompok usia (3-4 tahun, 4-5
tahun, 5-6 tahun), serta alat penunjang lain.
c. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut.
1) Lantunkan kawih barudak sejak pagi atau sejak kedatangan anak-anak di
hari basa Sunda, misalnya, Kota Bandung setiap hari Rabu (kab/kota lain
sesuai peraturan masing-masing) dengan tujuan anak terbiasa
mendengar kawih serta musiknya seperti kacapi suling dan ilustrasi
kesundaan lainnya.
2) Setelah bel berbunyi, anak-anak berkumpul di suatu tempat yang luas
(sesuai kemampuan lembaga masing-masing bisa juga di kelas bagi yang
tidak mempunyai aula) untuk melakukan gerak badan dan berbaris
bernyanyi bermain/kaulinan Sunda seperti huhuian dan tokécang,
43
sehingga telinga anak terbiasa mendengar nuansa Sunda. Hal ini
dilakukan secara rutin pada hari basa Sunda dan diperkuat di hari-hari
biasa di luar hari basa Sunda.
3) Memasuki kegiatan inti pembelajaran bahasa Sunda, guru mengarahkan
dan memotivasi anak agar bersiap dengan duduk melingkar untuk
mendengar-kan guru.
4) Selama proses pembelajaran, guru mencatat seluruh aktivitas yang
dilakukan baik keterampilan maupun perilaku anak dalam catatan
peristiwa (anecdotal record) sebagai rekaman hasil pembelajaran.
5) Di akhir kegiatan, guru secara langsung mengulang dengan ringkas
tentang pembelajaran hari itu.
6) Setelah proses pembelajaran berakhir, melantunkan kembali kawih
barudak Sunda untuk menutup kegiatan.
d. Penilaian
1) Instrumen penilaian yang digunakan adalah format observasi catatan
anekdot, catatan hasil karya anak, dan catatan unjuk kerja.
2) Penilaian yang digunakan adalah penilaian proses menggunakan
instrumen tersebut di atas dengan penekanan kemampuan yang
ditunjukkan anak dalam berbahasa dan berperialku nyunda
3) Seluruh hasil penilaian digunakan untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran berbahasa Sunda sebagai acuan tindak lanjut guru agar
pembelajaran berhasil.
e. Materi dan Submateri
Materi yang diberikan sebagai muatan pembelajaran bahasa Sunda dapat
berupa
1) Aktivitas anak yang mengandung nilai-nilai perilaku tatakrama Sunda
seperti sopan santun wawanohan, hormat tilawat ka ibu rama, nyaah ka
sato;
2) Kaulinan barudak Sunda;
3) Kawih murangkalih yang sesuai dengan tema pembelajaran;
4) Dongeng/carita Ssunda yang mengandung nilai-nilai budaya Sunda;
5) Gambar seri; dan
6) Aktivitas anak seperti mewarnai, membilang, mengarsir, dsb.
f. Metode/Teknik
1) Bermain
2) Bernyanyi
3) Penugasan (individu dan kelompok)
4) Bercerita
5) Kerja kelompok
44
g. Alokasi Waktu
Alokasi waktu penyampaian pembelajaran adalah satu minggu satu kali
selama 150 menit ntuk kelompok A dan B ( 4-6 th ), 120 menit untuk kelompok
bermain usia (3-4 tahun) dengan pembagian sbb: (1) Kegiatan pembukaan 30
menit, (2) Inti 60 menit, (3) istirahat makan main 30 menit dan (4) penutup 30
menit. Untuk Kelompok bermain kegiatan inti hanya 45 menit istirahat main 45
menit selebihnya sama.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan dengan memberikan penenangan pada anak,
misalnya, mengulang kawih atau cerita yang telah didengar pada hari itu.
GUBERNUR JAWA BARAT,
AHMAD HERYAWAN
45
LAMPIRAN 2B KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN
LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN
SASTRA DAERAH BERDASARKAN
KURIKULUM 2013 EDISI REVISI
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR (KIKD)
MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA
JENJANG SD/MI
A. RASIONAL
Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda adalah matapelajaran Muatan Lokal
yang berdiri sendiri. Ketetapan kebijakan ini sejalan dengan Permendikbud Nomor
79 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pasal 1 s.d 4. Atas dasar itulah, maka
materi pembe-lajaran yang tertuang dalam matapelajaran Bahasa dan Sastra
Sunda mengutamakan keunggulan dan kearifan daerah.
KI-KD Kurikulum 2013 Muatan Lokal Matapelajaran Bahasa dan Sastra
Sunda serta revisinya diberlakukan berdasarkan beberapa peraturan perundang-
undangan, antara lain: (1) UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU
No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) UU No. 24/2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan; (3) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Bab III Pasal 7 Ayat 3 - 8, yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./
SMPLB, SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal
yang relevan; (4) Permendikbud No. 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA; (5) Permendikbud No. 79/2014 tentang Kurikulum 2013,
Pasal 5 (a) dan (b), yaitu materi matapelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra
Sunda yang dirumuskan dalam bentuk dokumen berupa Kompetensi Dasar dan
Silabus; (6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
20, 21, 22, dan 23 Tahun 2016 tentang Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar
Proses, dan Standar Penilaian; (7) Perda No. 14/2014 tentang Pemeliharan
Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah; (8) Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69
46
Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada
Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; (9) Surat Edaran Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret
2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA; serta (10) Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang
Pemeliharaan Bahasa-bahasa Ibu di Dunia.
B. PENGERTIAN
Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2014 tentang KIKD Pelajaran pada
Kurikulum 2013 disebutkan bahwa kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta
didik pada setiap tingkat kelas, sedangkan kompetensi dasar merupakan
merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai
peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan
yang mengacu pada kompetensi inti.
Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Sunda adalah
program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berba-hasa, dan sikap
positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.
C. FUNGSI
KI-KD berfungsi sebagai acuan bagi guru-guru di sekolah dalam menyusun
kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda sehingga segi-segi
pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap berbahasa dan bersastra
Sunda dapat terprogram secara terpadu.
KI-KD ini disusun dengan mempertimbangkan kedudukan bahasa Sunda
sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra Nusantara. Pertimbangan
itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran bahasa Sunda sebagai (1) sarana
pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat; (2) sarana peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya; (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4)
sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai
keperluan; (5) sarana pengembangan penalaran; dan (6) sarana pemahaman
aneka ragam budaya Sunda.
47
D. TUJUAN
Pertimbangan rasionalisasi, pengertian, dan fungsi di atas itu berkonsekuensi
pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Sunda, yang secara umum
diharapkan agar peserta didik mencapai tujuan-tujuan berikut.
1. Peserta didik beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.
2. Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa
daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar
masyarakatnya.
3. Peserta didik memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi,
serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks
(tujuan, keperluan, dan keadaan).
4. Peserta didik mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
5. Peserta didik memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda
(berbicara, menulis, dan berpikir).
6. Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda,
mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.
7. Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Sunda.
E. TEMA UNTUK SEKOLAH DASAR
Tabel 3.1: DAFTAR TEMA DAN ALOKASI WAKTUNYA KELAS I-III
KELAS I KELAS II KELAS III
TEMA WAKTU TEMA WAKTU TEMA WAKTU
1. Diri Sendiri 4
Minggu 1. Hidup Rukun
4 Minggu
Sayangi Hewan dan Tumbuhan di Sekitar
4 Minggu
2. Kegemaranku 4
Minggu
2. Bermain di Lingkunganku
4 Minggu
Pengalaman yang Mengesankan
4 Minggu
3. Kegiatanku 4
Minggu
3. Tugasku Sehari-hari
4 Minggu
Mengenal Cuaca dan Musim
4 Minggu
4. Keluargaku 4
Minggu
4. Aku dan Sekolahku
4 Minggu
Ringan Sama Dijinjing Berat Sama Dipikul
4 Minggu
5. Pengalamanku 4
Minggu
5. Hidup Bersih dan Sehat
4 Minggu
Mari Kita Bermain dan Berolahraga
4 Minggu
48
6. Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri
4 Minggu
6. Air, Bumi, dan Matahari
4 Minggu
Indahnya Persahabatan
4 Minggu
7. Benda, Binatang, dan Tanaman di sekitarku
4 Minggu
7. Merawat Hewan dan Tumbuhan
4 Minggu
Mari Kita Hemat Energi untuk Masa Depan
4 Minggu
8. Peristiwa Alam 4
Minggu
8. Keselamatan di Rumah dan Perjalanan
4 Minggu
Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-hari
4 Minggu
Tabel 3.2: DAFTAR TEMA DAN ALOKASI WAKTUNYA KELAS IV-VI
KELAS IV KELAS V KELAS VI
TEMA WAKTU TEMA WAKTU TEMA WAKTU
1. Indahnya Kebersamaan
4 Minggu
1. Bermain dengan Benda-benda di Sekitar
4 Minggu
1. Selamatkan Makhluk Hidup
4 Minggu
2. Selalu Berhemat Energi
4 Minggu
2. Peristiwa dalam Kehidupan
4 Minggu
2. Persatuan dalam Perbedaan
4 Minggu
3. Peduli terhadap Makhluk Hidup
4 Minggu
3. Hidup Rukun 4 Minggu 3. Tokoh dan
Penemu 4 Minggu
4. Berbagai Pekerjaan
4 Minggu
4. Sehat itu Penting
4 Minggu 4. Globalisasi 4 Minggu
5. Menghargai Jasa Pahlawan
4 Minggu
5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
4 Minggu 5. Wirausaha 4 Minggu
6. Indahnya Negeriku
4 Minggu
6. Menjaga Kelestarian Lingkungan
4 Minggu 6. Kesehatan
Masyarakat 4 Minggu
7. Cita-citaku 4
Minggu
7. Makanan Sehat dan Bergizi
4 Minggu
8. Daerah Tempat Tinggalku
4 Minggu
8. Peristiwa alam (bencana/musibah)
4 Minggu
49
F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA SUNDA JENJANG SD/MI
KELAS I
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap
sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
TEMA
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
1. Diri Sendiri
3.1 Mengenal vokal dan konsonan pada teks seder-hana tentang merawat diri sendiri (melalui menye-butkan anggota badan, memperkenalkan diri, cara merawat diri).
4.1 Melafalkan dan menyalin vokal dan konsonan, (cara menulis di udara di buku, menjiplak dan menyambung huruf) tentang merawat diri sendiri.
50
2. Kegemaranku
3.2 Mengenal kata pada teks sederhana tentang kegemar-anku.
4.2 Melafalkan dan menyalin kata tentang kegemaranku.
3. Kegiatanku
3.3 Mengetahui dan mema-hami kata pada teks sederhana tentang kegi-atanku (di rumah, sekolah, dan di lingkungan tempat bermain).
4.3 Menyalin dan merangkaikan huruf menjadi sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata ten-tang kegiatanku (di rumah, di sekolah, atau di lingkungan tempat ber-main).
4. Keluargaku
3.4 Mengenal dan memahami teks sederhana tentang keluargaku secara lisan dan tulis melalui gambar, foto keluarga dan/atau bagan silsilah keluarga.
4.4 Mengucapkan kosa kata yang tepat tentang keluar-gaku berdasarkan gambar, foto keluarga dan/atau gambar.
5. Pengalamanku 3.5 Memahami isi teks sederhana
tentang pengalamanku.
4.5 Menceritakan dan menya-lin teks sederhana tentang pengalamanku.
6. Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri
3.6 Mengenal dan mema-hami isi teks sederhana tentang ling-kungan bersih, sehat, dan asri.
4.6 Menyalin teks sederhana tentang lingkungan bersih, sehat, dan asri.
7. Benda, Binatang, dan Tanaman di sekitarku
3.7 Mengenal dan mema-hami teks sederhana, tentang benda, binatang, dan tanaman yang terdapat di sekitarku.
4.7 Merangkaikan kata ten-tang benda, binatang, dan tanaman di sekitarku menjadi kalimat seder-hana.
8. Peristiwa Alam 3.8 Memahami isi teks kaka-wihan
tentang peristiwa alam.
4.8 Menyanyikan kakawihan ten-tang peristiwa alam.
KELAS II
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap
sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta
cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
51
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepan-jang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
TEMA
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkanrasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencer-minkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
1. Hidup Rukun
3.1 Mengenal dan mema hami teks pupuh tentang hidup rukun.
4.1 Melantunkan teks pupuh tentang hidup rukun.
2. Bermain di Lingkunganku
3.2 Memahami isi teks sederhana tentang ber-main di lingkunganku.
4.2 Membaca nyaring dan menceritakan isi teks sederhana tentang bermain di lingkunganku.
3. Tugasku Sehari-hari
3.3 Memahami cerita bergambar tentang tu-gasku sehari-hari (di rumah, di sekolah, dan di lingkungan tempat bermain).
4.3 Menyusun kalimat ten-tang tugas sehari-hari ber-dasarkan cerita bergambar, kemudian membacakannya dengan lafal dan intonasi yang benar
4. Aku dan Sekolahku
3.4 Memahami isi teks narasi sederhana ten-tang aku dan sekolahku
4.4 Membaca nyaring mencerita-kan teks narasi sederhaana tentang aku dan sekolahku
5. Hidup Bersih dan Sehat
3.5 Memahami teks per-cakapan sederhana tentang hidup bersih dan sehat (di rumah, di sekolah dan di ling-kungan tempat bermain)
4.5 Menyajikan percakapan dengan teman tentang hidup bersih dan sehat dengan intonasi yang benar.
52
6. Air, Bumi,
dan Matahari
3.6 Mengenal puisi sederhana yang berisi tentang air dan bumi.
4.6 Membacakan puisi seder-hana tentang air, bumi, dan mata-hari dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
7. Merawat Hewan dan Tumbuhan
3.7 Mengenal teks tentang me-rawat hewan dan tumbuhan.
4.7 Menceritakan kembali isi teks tentang merawat hewan dan tumbuhan.
8. Keselamatan di Rumah dan Perjalanan
3.8 Memahami isi teks sederhana tentang keselamatan di rumah dan di perjalanan.
4.8 Menyusun kata menjadi kalimat tentang keselamatan di rumah dan perjalanan dengan intonasi benar.
KELAS III
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap
sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
53
TEMA
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak-tual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, mem-baca) dan menanya berdasar-kan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan fak-tual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencer-minkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
1. Sayangi hewan dan Tumbuhan di sekitar kita.
3.1 Memahami isi teks pupuh ten-tang menyayangi hewan dan tumbuhan.
4.1 Melantunkan pupuh tentang menyayangi hewan dan tumbuhan.
2. Pengalaman yang menge-sankan
3.2 Memahami isi teks narasi sederhana tentang penga-laman yang mengesankan.
4.2 Membaca nyaring teks narasi sederhana tentang penga-laman yang mengesankan dengan lafal dan intonasi yang benar.
3. Mengenal cuaca dan musim
3.3 Memahami isi teks seder-hana tentang cuaca dan musim (melalui teks lagu gambar, tayangan video).
4.3 Menyajikan teks deskripsi sederhana tentang cuaca dan musim dalam bahasa lisan dan tulis.
4. Ringan sama dijinjing berat sama dipikul
3.4 Memahami isi teks percakapan sederhana tentang kehidupan bergotong royong.
4.4 Mendemonstrasikan teks per-cakapan sederhana tentang kehidupan bergotong royong.
5. Mari kita bermain dan berolahraga
3.5 Mengetahui isi teks kakawihan tentang bermain dan berolah-raga
4.5 Melantunkan kakawihan ten-tang bermain dan berolah-raga.
6. Indahnya Persahabatan
3.6 Memahami isi dongeng tentang indahnya persaha-batan.
4.6 Menceritakan kembali isi dongeng tentang indahnya persahabatan dengan lafal dan intonasi yang benar
7. Mari kita hemat energi untuk masa depan
3.7 Memahami isi teks argumen-tasi sederhana tentang hemat energi
4.7 Menceritakan isi teks, dan menyampaikan alasan pen-tingnya berhemat energi untuk masa depan
8. Berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari
3.8 Mengidentifikasi isi percakap-an tentang berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari
4.8 Memeragakan percakapan tentang berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari
54
KELAS IV
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap
sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4
(KETERAMPILAN)
TEMA
KI 3 3. Memahami pengetahuan fak-
tual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, mem-baca) dan menanya berdasar-kan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, sekolah.
KI 4 4. Menyajikan pengetahuan fak-
tual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencer-minkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
1. Indahnya Kebersa-maan
3.1 Mengenal isi teks pupujian tentang indahnya kebersa-maan.
4.1 Melantunkan teks pupujian dan menyusun kalimat sederhana tentang indahnya keber-samaan
55
2. Selalu berhemat energi
3.2 Memahami isi teks argumen-tasi sederhana tentang selalu berhemat energi.
4.2 Menceritakan isi teks argu-mentasi sederhana tentang selalu berhemat energi.
3. Peduli terhadap makhluk hidup
3.3 Memahami isi teks percakapan tentang peduli terhadap sesama mahluk hidup.
4.3 Memeragakan percakapan tentang peduli terhadap sesama mahluk hidup dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang benar.
4. Berbagai Pekerjaan
3.4 Memahami isi teks deskripsi sederhana tentang berbagai pekerjaan (gambar berbagai jenis pekerjaan)
4.4 Menyusun karangan pendek berdasarkan gambar tentang
berbagai jenis pekerjaan dengan menggunakan ejaan yang tepat.
5. Menghargai Jasa Pahlawan
3.5 Memahami isi teks narasi sederhana tentang menghargai jasa pahlawan dari tatar Sunda
4.5 Menceritakan isi teks narasi sajak tentang menghargai jasa pahlawan dari tatar Sunda secara lisan.
6. Indahnya Negeriku
3.6 Memahami isi teks sajak ten-tang indahnya negeriku.
4.6 Membaca teks sajak tentang indahnya negeriku dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
7. Cita-citaku
3.7 Memahami isi teks kawih tentang cita-citaku.
4.7 Melantunkan kawih tentang cita-citaku.
8. Daerah tempat tinggalku
3.8 Memahami isi teks percakapan tentang daerah tempat tinggal-ku.
4.8 Memeragakan percakapan ten-tang daerah temat tinggalku dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang benar.
KELAS V
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap
sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
56
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
TEMA
KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4
(KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan fak-tual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
1. Bermain
dengan
benda-
benda di
sekitar
3.1 Memahami isi teks des-kripsi tentang kaulinan barudak yang menggu-nakan benda di sekitar.
4.1 Memeragakan kaulinan baru-dak yang menggunakan benda di sekitar.
2. Peristiwa
dalam
kehidupan
3.2 Memahami isi teks narasi ten-tang peristiwa dalam kehidupan (pengalaman yang menyenang-kan, menyedihkan, berkesan)
4.2 Membuat ringkasan dari teks narasi tentang peristiwa dalam kehidupan (pengalaman yang menyenangkan, menyedihkan, berkesan)
3. Hidup
rukun 3.3 Memahami isi teks guguritan
tentang hidup rukun.
4.3 Menembangkan dan menceri-takan isi teks guguritan tantang hidup rukun.
4. Sehat itu
penting
3.4 Memahami isi teks percakapan tentang sehat itu penting.
4.4 Menceritakan isi téks perca-kapan tentang sehat itu penting dan memeragakannya.
5. Bangga
sebagai
bangsa
Indonesia
3.5 Memahami teks kawih tentang bangga sebagai bangsa Indonesia.
4.5 Melantunkan dan mence-ritakan isi teks kawih tentang bangga sebagai bangsa Indonesia.
6. Menjaga
kelestarian
lingkungan
3.6 Memahami isi teks sajak tentang menjaga kelestarian lingkungan.
4.6 Membacakan teks sajak ten-tang menjaga kelestarian ling-kungan dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
57
7. Makanan
sehat dan
bergizi
3.7 Memahami isi teks eksposisi sederhana tentang makanan sehat dan bergizi (makanan tradisional Sunda).
4.7 Menyajikan teks eksposisi sederhana tentang makanan sehat dan bergizi (makanan tradisional Sunda) baik secara lisan maupun tulis.
8. Peristiwa
alam
(bencana/
musibah)
3.8 Memahami isi teks carpon tentang suatu peristiwa alam (bencana/ musibah)
4.8 Menceritakan kembali isi téks carpon tentang suatu peris-tiwa alam (bencana/ musibah) dengan kata-kata sendiri
KELAS VI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap
ocial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta
cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
TEMA
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak-tual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencermin-kan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
58
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
1. Selamatkan makhluk hidup
3.1 Memahami isi teks carita pondok tentang penyelamat-an makhluk.
4.1 Menceritakan isi teks carpon tentang penyelamatan mahluk.
2. Persatuan dalam perbedaan
3.2 Memahami isi teks argumen-tasi tentang persatuan dalam perbedaan (melalui kegiatan mengamati gambar dan tayangan video).
4.2 Menyajikan isi teks argumentasi tentang persatuan dalam perbedaan baik secara lisan maupun tulis.
3. Tokoh dan Penemu
3.3 Memahami isi teks biografi tokoh Sunda sebagai teladan dan kebanggaan masyarakat.
4.3 Menceritakan kembali isi bagian teks biografi tokoh Sunda sebagai teladan dan kebang-gaan masyarakat.
4. Globalisasi
3.4 Memahami isi teks des-kripsi tentang globalisasi.
4.4 Menceritakan kembali isi teks tentang globalisasi.
5. Wirausaha 3.5 Memahami isi teks wawan-
cara tentang wirausaha. 4.5 Menyajikan teks laporan hasil
wawancara tentang wirausaha
6. Kesehatan
masyarakat
3.6 Mengamati isi teks pidato tentang kesehatan masya-rakat.
4.6 Membacakan teks pidato ten-tang kesehatan masyarakat dengan suara nyaring.
GUBERNUR JAWA BARAT,
AHMAD HERYAWAN
59
LAMPIRAN 2C KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN
LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN
SASTRA DAERAH BERDASARKAN
KURIKULUM 2013 EDISI REVISI
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR (KIKD)
MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA
JENJANG SMP/MTs
A. RASIONAL
Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda adalah matapelajaran Muatan Lokal
yang berdiri sendiri. Ketetapan kebijakan ini sejalan dengan Permendikbud Nomor 79
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pasal 1 s.d 4. Atas dasar itulah, maka materi
pembelajaran yang tertuang dalam matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda
mengutamakan keunggulan dan kearifan daerah.
KI-KD Kurikulum 2013 Muatan Lokal Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda
serta revisinya diberlakukan berdasarkan beberapa peraturan perundang-undangan,
antara lain: (1) UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) UU No. 24/2009 tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan; (3) Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3--8,
yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB, SMA/MAN/SMALB,
dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan; (4) Permendikbud No.
67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; (5)
Permendikbud No. 79/2014 tentang Kurikulum 2013, Pasal 5 (a) dan (b), yaitu materi
matapelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Sunda yang dirumuskan dalam
bentuk dokumen berupa Kompetensi Dasar dan Silabus; (6) Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 20, 21, 22, dan 23 Tahun 2016
tentang Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian; (7)
Perda No. 14/2014 tentang Pemeliharan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah; (8)
Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan
60
Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah; (9) Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor
423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal
Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; serta (10) Rekomen-
dasi UNESCO tahun 1999 tentang Pemeliharaan Bahasa-bahasa Ibu di Dunia.
B. PENGERTIAN
Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2014 tentang KIKD Pelajaran pada
Kurikulum 2013 disebutkan bahwa kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik
pada setiap tingkat kelas, sedangkan kompetensi dasar merupakan merupakan
kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk
suatu matapelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada
kompetensi inti.
Kompetensi inti dan kompetensi dasar matapelajaran Bahasa Sunda adalah
program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap
positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.
C. FUNGSI
Kompetensi inti dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-guru di
sekolah dalam menyusun kurikulum matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda sehingga
segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap berbahasa dan
bersastra Sunda dapat terprogram secara terpadu.
Kompetensi Inti dan kompetensi dasar ini disusun dengan mempertimbangkan
kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra
Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi matapelajaran Bahasa Sunda
sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat; (2) sarana
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya; (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
untuk meraih dan mengem-bangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4) sarana
pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai keperluan;
(5) sarana pengembangan penalaran; dan (6) sarana pemahaman aneka ragam budaya
daerah (Sunda).
61
D. TUJUAN
Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan
sastra Sunda yang secara umum agar Peserta didik mencapai tujuan-tujuan berikut.
1. Peserta didik beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.
2. Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa
daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar
masyarakatnya.
3. Peserta didik memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta
mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks (tujuan,
keperluan, dan keadaan).
4. Peserta didik mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
5. Peserta didik memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda
(berbicara, menulis, dan berpikir).
6. Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda, mengembangkan
kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.
7. Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Sunda.
E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA SUNDA JENJANG SMP/MTS
KELAS VII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial,
yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah
air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik matapelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
62
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu penge-
tahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan menga-
rang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami dan mengidentifikasi kaidah,
bentuk, struktur teks, dan aspek kebaha-
saan paguneman tentang menyapa,
memperkenalkan diri, berpamitan,
memintai izin, mengucapkan terima
kasih, dan meminta maaf.
4.1 Menyusun dan mendemontrasikan teks
paguneman tentang menyapa, memper-
kenalkan diri, berpamitan, meminta izin,
meng-ucapkan terima kasih, dan
meminta maaf serta menanggapinya
dengan mem-perhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan aspek kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks.
3.2 Mengidentifikasi jenis, ragam (varian),
istilah, dan prosedur kaulinan barudak
dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan aspek kebahasaan.
4.2 Mendemonstrasikan jenis, ragam
(varian), dan prosedur kaulinan barudak
melalui pengamatan langsung dari
berbagai media dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan aspek
kebahasaan.
3.3 Mengidentifikasi bentuk, struktur dan isi,
fungsi sosial, serta aspek kebahasaan teks
pupujian.
4.3 Melantunkan pupujian sesuai dengan ciri
khas daerah masing-masing dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks dan aspek kebahasaan.
63
3.4 Mengidentifikasi bentuk,stuktur, aspek
kebahasaan, dan isi teks narasi tentang
pengalaman pribadi.
4.4 Menyusun dan mengomunikasikan teks
narasi tentang pengalaman pribadi
dengan memperhatikan struktur teks
dan aspek kebahasaan.
3.5 Mengidentifikasi struktur, fungsi sosial,
aspek kebahasan, dan nilai-nilai kehi-
dupan yang terkandung dalam dongeng.
4.5 Menyusun dan mengomunikasikan
dongeng yang disimaknya dengan mem-
perhatikan struktur dan aspek kebaha-
saan, pelapalan dan lagu kalimat
(lentong), serta ekspresi yang tepat.
3.6 Mengidentifikasi ragam/jenis informasi,
bentuk, struktur teks, fungsi sosial, dan
aspek kebahasaan iklan layanan
masyarakat tentang berbagai kegiatan.
4.6 Menyusun dan mengomunikasikan iklan
layanan masyarakat tentang berbagai
kegiatan dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan aspek
kebahasaan.
3.7 Mengidentifikasi bentuk dan struktur
teks, unsur, aspek kebahasaan, serta isi
dan amanat sajak.
4.7 Membaca/mendeklamasikan sajak de-
ngan penghayatan dan ekspresi yang
tepat, sesuai dengan struktur teks dan
aspek kebahasaan.
3.8 Mengidentifikasi bentuk dan tata cara
penulisan aksara Sunda sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.
4.8 Menyusun dan menyajikan teks aksara
Sunda dengan memperhatikan
ketepatan bentuk dan kaidah penu-
lisannya.
KELAS VIII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial,
yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah
air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik matapelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
64
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan (faktual, kon-septual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan menga-rang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi bentuk, struktur teks, unsur dan aspek kebahasaan rumpaka kawih.
4.1 Mengomunikasikan rumpaka kawih atau melantunkannya dengan memper-hatikan ekspresi dan teknik vokal.
3.2 Mengidentifikasi struktur teks dan aspek kebahasaan teks warta (berita).
4.2 Mengekspresikan teks warta (berita) dengan memperhatikan irama/tempo, artikulasi, dan lentong kalimat.
3.3 Memahami dan mengidentifikasi bentuk, struktur teks, aspek kebahasaan, dan fungsi sosial puisi sisindiran.
4.3 Mengekspresikan sisindiran dalam ben-tuk tulisan dan lisan (misalnya melalui poster, meme, atau tempas sindir) dengan memperhatikan struktur, ekspresi, dan lentong kalimat.
3.4 Memahami dan mengidentifikasi struk-tur teks dan aspek kebahasaan artikel tentang seni budaya Sunda.
4.4 Menyajikan dan menanggapi artikel bertema seni budaya Sunda dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur, dan aspek kebahasaan.
3.5 Mengidentifikasi bentuk, struktur, kaidah, dan aspek kebahasaan guguritan pupuh durma dan mijil.
4.5 Mengekspresikan guguritan pupuh Durma dan Mijil dengan memperhatikan ekspresi dan teknik vokal.
3.6 Memahami dan mengiden-tifikasi fungsi sosial, struktur, dan aspek kebahasaan teks memandu acara dalam situasi formal dan non formal.
4.6 Menyajikan teks memandu acara dalam situasi formal dan nonformal dengan memperhatikan ekspresi, dan lagu kalimat (lentong).
65
3.7 Memahami dan mengidentifikasi struk-tur, unsur, dan aspek kebahasaan carita pondok.
4.7 Menanggapi nilai-nilai carita pondok de-ngan memperhatikan unsur-unsur intrinsik, struktur teks, serta aspek kebahasaan.
3.8 Memahami dan mengidentifikasi struk-tur teks dan aspek kebahasaan laporan peristiwa.
4.8 Menyusun dan menanggapi laporan peristiwa dengan memperhatikan kerunutan kalimat dan kesantunan berbahasa.
KELAS IX
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompeten sisikap
spiritual, (2) sikapsosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial,
yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah
air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik matapelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan
(faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan menga-
rang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
66
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami dan mengidentifikasi teks
biantara dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan aspek
kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
4.1 Menyajikan teks biantara dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan aspek kebahasaan yang benar
sesuai konteks.
3.2 Mengidentifikasi isi teks deskripsi tentang
kampung adat Sunda, dengan memper-
hatikan struktur teks dan aspek keba-
hasaan yang benar dan sesuai konteks.
4.2 Menyajikan secara deskriptif (baik lisan
maupun tulisan) hasil analisis atau
pengamatan terhadap kampung adat
Sunda dengan memanfaatkan berbagai
media.
3.3 Mengidentifikasi unsur intrinsik ringkasan
novel remaja dengan memperhatikan
struktur teks dan aspek kebahasaan yang
benar dan sesuai konteks.
4.3 Mendreskripsikan isi ringkasan novel
remaja, dengan memperhatikan struktur
teks dan aspek kebahasaan yang benar
dan sesuai konteks.
3.4 Mengidentifikasi kekayaan idiom bahasa
Sunda dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya dengan memperhatikan struk-
tur, fungsi sosial, dan aspek kebahasaan.
4.4 Menyajikan kekayaan idiom bahasa Sunda
serta nilai-nilai yang terkandung di dalam-
nya dengan memanfaatkan berbagai
media.
3.5 Mengidentifikasi struktur, unsur, serta
aspek kebahasaan teks drama.
4.5 Mendemontrasikan adegan drama
dengan memperhatikan penghayatan,
ekspresi, gestur dan lagu kalimat yang
tepat.
GUBERNUR JAWA BARAT,
AHMAD HERYAWAN
67
LAMPIRAN 2D KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN
LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN
SASTRA DAERAH BERDASARKAN
KURIKULUM 2013 EDISI REVISI
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR (KIKD)
MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA JENJANG
SMA/SMK/MA/MAK
A. RASIONAL
Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda adalah mata pelajaran Muatan
Lokal yang berdiri sendiri. Ketetapan kebijakan ini sejalan dengan Permendikbud
Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pasal 1 s.d 4. Atas dasar itulah,
maka materi pembelajaran yang tertuang dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Sunda mengutamakan keunggulan dan kearifan daerah.
KI-KD Kurikulum 2013 Muatan Lokal Mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Sunda serta revisinya diberlakukan berdasarkan beberapa peraturan perundang-
undangan, antara lain: (1) UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU
No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) UU No. 24/2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan; (3) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Bab III Pasal 7 Ayat 3--8, yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./
SMPLB, SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal
yang relevan; (4) Permendikbud No. 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA; (5) Permendikbud No. 79/2014 tentang Kurikulum 2013,
Pasal 5 (a) dan (b), yaitu materi mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra
Sunda yang dirumuskan dalam bentuk dokumen berupa Kompetensi Dasar dan
Silabus; (6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
20, 21, 22, dan 23 Tahun 2016 tentang Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar
Proses, dan Standar Penilaian; (7) Perda No. 14/2014 tentang Pemeliharan
Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah; (8) Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69
Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada
Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; (9) Surat Edaran Kepala Dinas
68
Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret
2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA; serta (10) Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang
Pemeliharaan Bahasa-bahasa Ibu di Dunia.
B. PENGERTIAN
Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2014 tentang KIKD Pelajaran pada
Kurikulum 2013 disebutkan bahwa kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta
didik pada setiap tingkat kelas, sedangkan kompetensi dasar merupakan
merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai
peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan
yang mengacu pada kompetensi inti.
Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Sunda adalah
program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap
positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.
C. FUNGSI
Kompetensi inti dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-guru
di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda
sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap
berbahasa dan bersastra Sunda dapat terprogram secara terpadu.
Kompetensi Inti dan kompetensi dasar ini disusun dengan mempertimbangkan
kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra
Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa
Sunda sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat; (2) sarana
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya; (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4)
sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai
keperluan; (5) sarana pengembangan penalaran; dan (6) sarana pemahaman aneka
ragam budaya daerah (Sunda).
D. TUJUAN
Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan
sastra Sunda yang secara umum agar Peserta didik mencapai tujuan-tujuan berikut.
69
1. Peserta didik beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.
2. Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa
daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar
masyarakatnya.
3. Peserta didik memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi,
serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks
(tujuan, keperluan, dan keadaan).
4. Peserta didik mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
5. Peserta didik memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda
(berbicara, menulis, dan berpikir).
6. Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda,
mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.
7. Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Sunda.
F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA SUNDA JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
KELAS X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan meng-
hargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial,
yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta
cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
70
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konsep-tual, prosedural, dan metakognitif pada ting-kat teknis, spesifik, detil, dan kompleks ber-dasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawas-an kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengeta-huan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecah-kan masalah.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
3.1. Menganalisis aspek kebahasaan dan rasa bahasa teks terjemahan.
4.1. Menerjemahkan teks ke dalam bahasa Sunda atau sebaliknya dengan memperhatikan aspek kebahasaan dan rasa bahasa.
3.2. Membandingkan jenis dongeng, berdasar-kan isi, struktur, dan aspek kebahasaan.
4.2. Menampilkan berbagai jenis do-ngeng dengan cara ngadongeng, monolog, atau dramatisasi.
3.3. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan laporan kegiatan.
4.3. Menulis laporan kegiatan dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan.
3.4. Membandingkan bentuk, struktur dan aspek kebahasaan teks kawih Sunda klasik dan pop.
4.4. Melantunkan kawih Sunda klasik dan pop dengan memperhatikan ekspresi, danteknik vokal.
3.5. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebaha-saan teks wawancara.
4.5. Merancang, melakukan dan menyu-sun laporan wawancara dengan memperhatikan kesantunan ber-bahasa.
3.6. Menganalisis isi, struktur, dan aspek keba-hasaan teks babad/ sejarah Sunda.
4.6. Menyajikan isi teks babad/sejarah Sunda dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan.
3.7. Menganalisis bentuk dan tipe aksara Sunda sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
4.7. Mengkreasikan aksara Sunda sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
3.8. Menganalisis isi, struktur, dan aspek keba-hasaan sajak.
4.8. Menampilkan sajak dengan cara membaca, mendeklamasikan, musikalisasi atau dramatisasi.
71
KELAS XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan meng-
hargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial,
yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta
cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
3.1. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks biantara.
4.1. Mendemonstrasikan biantara dengan memperhatikan kesantunan dan penggunaan kaidah bahasa.
72
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3.2. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan sisindiran.
4.2. Menyusun dan menampilkan sisindiran secara lisan/tulisan sesuai dengan konteks dan fungsi sosialnya.
3.3. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks panumbu catur dalam kegiatan diskusi, debat, dan sejenisnya.
4.3. Mendemonstrasikan panumbu catur dalam kegiatan diskusi, debat, dan sejenisnya yang sesuai dengan konteks penggunaan bahasa.
3.4. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan carita pondok.
4.4. Menulis carita pondok sederhana dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
3.5. Menganalisis isi, pola penyajian, dan aspek kebahasaan teks berita dari media massa cetak atau elektronik.
4.5. Menyusun teks berita berdasarkan pengamatan atau hasil wawancara sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan.
3.6. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan novel.
4.6. Menyajikan hasil analisis novel melalui berbagai media (seperti bagan, cerita bergambar, animasi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
3.7. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks biografi.
4.7. Menulis teks biografi sederhana dengan memperhatikan struktur dan penggunaan kaidah bahasa.
3.8 Menganalisis isi, struktur, serta aspek kebahasaan cerita wawacan.
4.8. Mentransformasikan cerita wawacan ke dalam prosa atau mengkreasikan ke dalam bentuk pertunjukan (seperti beluk, jemblungan, dramatisasi).
KELAS XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompeten sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan meng-
hargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial,
yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta
cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
73
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai
berikut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawasan kemanu-siaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan penge-tahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
3.1. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks bahasan tradisi Sunda.
4.1. Menyajikan bahasan tradisi setempat melalui berbagai media (seperti mading, pameran fotografi, film dokumenter) dengan memperhatikan kaidah bahasa Sunda.
3.2. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan petikan cerita wayang.
4.2. Mengkreasikan petikan cerita wayang secara lisan/tulisan ke dalam bentuk lain (seperti drama, carita pondok, puisi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
3.3. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks resensi (buku, film, musik, pertunjukan)
4.3. Menulis resensi (buku, film, musik, pertunjukan) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
3.4. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks/naskah drama.
4.4. Menampilkan drama berdasarkan teks/naskah dengan memperhatikan intonasi dan ekspresi.
3.5. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks artikel berbahasa Sunda.
4.5. Menulis artikel sederhana berbahasa Sunda dengan memperhatikan struktur dan penggunaan kaidah kebahasaan.
74
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3.6. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan petikan cerita pantun.
4.6. Mengkreasikan cerita pantun secara lisan/tulisan ke dalam bentuk lain (seperti drama, carita pondok, puisi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
Keterangan:
Pada prinsipnya kompetensi bahasa dan sastra Sunda untuk peserta didik
SMA/SMK/MA/MAK relatif sama. Akan tetapi, pemilihan KD dan materi pokok di
SMK/MAK disesuaikan dengan vokasional, kondisi, dan pelaksanaan pembelajaran
di sekolah masing-masing.
Bagi SMK/MAK yang melaksanakan empat tahun akademik, pendidik dapat
memilih enam KD dan materi yang berfokus pada praktik dan unjuk kerja berbahasa
Sunda yang berkaitan dengan kekhasan vokasional sekolah. Misalnya: (a) menulis
laporan, (b) menyusun berita, (c) mendemonstrasikan panata acara, (d) menulis
aksara Sunda, (e) mendemonstrasikan biantara, (f) menulis artikel, dan (g)
mengkreasikan kawih.
GUBERNUR JAWA BARAT,
AHMAD HERYAWAN
75
LAMPIRAN 3 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : TANGGAL :
TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH BERDASARKAN KURIKULUM 2013 EDISI REVISI
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA CIREBON
JENJANG SD/MI, SMP/MTs., SMA/SMK/MA
3.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
3.1.1 Dasar
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) pada Kurikulum
2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Adanya Permendikbud No. 24/2016 Tentang KIKD pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, maka Permendikbud No. 57/2014
tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Permendikbud No.
58/2014 tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah, Permendikbud No. 59/2014 tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah, dan Permendikbud No. 60/2014 tentang Kurikulum
2013 pada Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
3.1.2 Pengertian
Kompetensi Inti (KI) pada Kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada
setiap tingkat kelas. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan dan materi
pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran
pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
Kompetensi Inti terdiri atas: (a) kompetensi inti sikap spiritual; (b) kompetensi inti
sikap sosial; (c) kompetensi inti pengetahuan; (d) kompetensi inti keterampilan.
Berkenaan dengan kompetensi inti, dapat diperjelas sebagaimana pada matrik di
bawah ini;
76
KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap Spiritual
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama
yang dianutnya.
Sikap Sosial
2. Menunjukkan perilaku: jujur, disiplin, santun, percaya diri,
peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
Kompetensi Dasar pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan materi
pembelajaran untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan
yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
digunakan sebagai dasar untuk perubahan buku teks pelajaran pada pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.
KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI
Pengetahuan
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prose-
dural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara:
a. mengamati,
b. menanya, dan
c. mencoba
Berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain.
Keterampilan
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak:
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif
Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.
3.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa dan Sastra Cirebon
Berdasarkan Kompetensi Inti dan Deskripsi Kompetensi di atas, disusun
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa dan
Sastra Cirebon sebagai berikut:
77
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA CIREBON
A. PENGERTIAN
Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa dan Sastra Cirebon
adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan
sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Cirebon.
B. FUNGSI
Standar kompetensi dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-
guru di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Cirebon sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap
berbahasa dan bersastra Cirebon dapat terprogram secara terpadu.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini disusun dengan
mempertimbangkan kedudukan bahasa Cirebon sebagai bahasa daerah dan sastra
Cirebon sebagai sastra Nusantara.
Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa Cirebon
sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat, (2) sarana
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) sarana
pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Cirebon untuk berbagai
keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran, serta (6) sarana pemahaman aneka
ragam budaya daerah (Cirebon).
C. TUJUAN
Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan
sastra Cirebon yang secara umum agar murid mencapai tujuan-tujuan berikut.
a. Murid beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Cirebon.
b. Murid menghargai dan membanggakan bahasa Cirebon sebagai bahasa
daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar
masyarakatnya.
c. Murid memahami bahasa Cirebon dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta
mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks
(tujuan, keperluan, dan keadaan).
d. Murid mampu menggunakan bahasa Cirebon untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
e. Murid memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Cirebon
(berbicara, menulis, dan berpikir).
78
f. Murid mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Cirebon untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Cirebon,
mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.
g. Murid menghargai dan membanggakan sastra Cirebon sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Cirebon.
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
MUATAN LOKAL BAHASA DAN SASTRA CIREBON
JENJANG SD/MI
KELAS I
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati (mende-
ngar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang
estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencer-
minkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Memahami teks deskripsi pendek
dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan tentang diriku,
nama anggota tubuhku, nama
bilangan, dan nama warna.
(Tema: Diriku)
4.1 Menuliskan kembali isi teks deskripsi
pendek dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan
tentang diriku, nama anggota
tubuhku, nama bilangan, dan nama
warna.
(Tema: Diriku)
3.2 Memahami teks tembang dolanan
(lagu permainan anak-anak dalam
bahasa Cirebon) tentang persa-
habatan, kesenangan, dan tebak-
tebakan.
(Tema: Kegemaranku)
4.2 Memperagakan tembang dolanan
(lagu permainan anak-anak dalam
bahasa Cirebon) tentang persa-
habatan, kesenangan, dan tebak-
tebakan.
(Tema: Kegemaranku)
79
3.3 Memahami teks narasi pendek
(10-15 kalimat) dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/
bebasan tentang kegiatanku
sehari-hari (di rumah, di lingkung-
an sekitar, dan di sekolah)
(Tema: Kegiatanku)
4.3 Menceritakan teks narasi pendek
(10-15 kalimat) dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/ bebasan
tentang kegiatanku sehari-hari (di
rumah, di lingkung-an sekitar, dan di
sekolah).
(Tema: Kegiatanku)
3.4 Mengidentifikasi dongeng dari
daerah Cirebon, baik berupa do-
ngeng manusia maupun dongeng
binatang/satowan (fabel).
(Tema: Keluargaku)
4.4 Menceritakan secara sederhana
dongeng dari daerah Cirebon, baik
berupa dongeng manusia maupun
dongeng binatang/satowan (fabel).
(Tema: Keluargaku)
3.5 Memahami teks deskripsi pendek
dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan tentang
penga-lamanku yang berkaitan
dengan nama bunga, buah,
tanaman, dan pohon.
(Tema: Pengalamanku)
4.5 Menceritakan secara sederhana
teks deskripsi pendek dalam undak-
usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan
tentang pengala-manku yang
berkaitan dengan nama bunga,
buah, tanaman, dan pohon. (Tema:
Pengalamanku)
3.6 Memahami teks deskripsi pendek
dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/ bagongan dan
atau krama/bebasan tentang
lingkungan perumahan, sekolah,
dan desa/kota.
(Tema: Lingkungan)
4.6 Menceritakan isi teks deskripsi
pendek dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/ bebasan
tentang lingkungan perumahan,
sekolah, dan desa/ kota.
(Tema: Lingkungan)
3.7 Memahami teks guritan (puisi
berbahasa Cirebon) tentang
benda, binatang, tanaman, dan
alam sekitar.
(Tema: Alam sekitarku)
4.7 Menyampaikan secara lisan/
gambar yang berisi guritan (puisi
berbahasa Cirebon) tentang
benda, binatang, tanaman, dan
alam sekitar.
(Tema: Alam sekitarku)
80
3.8 Mencermati teks guneman (per-
cakapan) dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/
bebasan, baik guneman (perca-
kapan) tentang hujan, kemarau,
siang, dan malam.
(Tema: Peristiwa alam)
4.8 Menirukan teks guneman (perca-
kapan) dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/ bagongan dan
atau krama/bebasan, baik guneman
(perca-kapan) maupun badékan
(tebak-tebakan) tentang peristiwa
alam.
(Tema: Peristiwa alam)
KELAS II
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati [mende-
ngar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang
estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mencermati teks narasi pendek
dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/ bebasan tentang
kerukunan bersama di rumah,
tetangga, kelas, dan sekolah.
(Tema: Hidup rukun)
4.1 Menceritakan kembali teks narasi
pendek dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/
bebasan tentang kerukunan ber-
sama di rumah, tetangga, kelas,
dan sekolah.
(Tema: Hidup rukun)
3.2 Mencermati teks dan lagu tem-
bang dolanan (lagu permainan
anak-anak dalam bahasa
Cirebon) tentang permainan di
lingkunganku.
(Tema: Bermain di lingkunganku)
4.2 Memperagakan tembang dolanan
(lagu permainan anak-anak dalam
bahasa Cirebon) tentang
permainan di lingkunganku.
(Tema: Bermain di lingkunganku)
81
3.3 Menggali informasi dari teks narasi pendek (10-15 kalimat) dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/ bebasan tentang tugasku sehari-hari (belajar, mengaji, membantu di rumah, piket di sekolah). (Tema: Tugasku sehari-hari)
4.3 Menyampaikan isi teks narasi
pendek (10-15 kalimat) dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/ bagongan dan atau krama/
bebasan tentang tugasku sehari-
hari (belajar, mengaji, membantu di
rumah, piket di sekolah). (Tema:
Tugasku sehari-hari)
3.4 Menyimak tembang macapat berupa
pupuh pucung dari teks tulis, lisan
maupun irama lagu tentang seko-
lahku.
(Tema: Sekolahku)
4.4 Melantunkan tembang macapat be-
rupa pupuh pucung tentang
sekolahku.
(Tema: Sekolahku)
3.5 Menggali informasi dari teks
deskripsi tentang hidup bersih dan
sehat dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
(Tema: Hidup bersih dan sehat)
4.5 Menyajikan informasi dari teks des-
kripsi dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/ bagongan dan
atau krama/bebasan.
(Tema: Hidup bersih dan sehat)
3.6 Memahami cara membaca teks
guritan (puisi bahasa Cirebon)
sesuai kriteria pembacaan (vokal,
intonasi, dan interpretasi) tentang
lingkungan alam sekitar (air, bumi,
dan matahari).
(Tema: Air, bumi, dan matahari)
4.6 Membaca teks puisi sesuai kriteria
pembacaan (vokal, intonasi, dan
interpretasi) tentang lingkungan
alam sekitar (air, bumi, dan
matahari).
(Tema: Air, bumi, dan matahari)
3.7 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-
tang memelihara hewan dan
tumbuhan dalam undak-usuk (ting-
katan berbahasa) ngoko/bagongan
dan atau krama/bebasan.
(Tema: Memelihara hewan dan
tumbuhan)
4.7 Menyajikan hasil identifikasi deskripsi
tentang memelihara hewan dan
tumbuhan dalam undak-usuk (ting-
katan berbahasa) ngoko/ bagongan
dan atau krama/bebasan.
(Tema: Memelihara hewan dan
tumbuhan)
3.8 Menyimak teks parikan (pantun
dalam bahasa Cirebon) tentang
keselamatan di rumah dan perja-
lanan, berupa parikan rong wanda
(pantun 2 baris).
(Tema : Keselamatan di rumah dan
perjalanan)
3.8 Mendemonstrasikan pengucapan
teks parikan (pantun dalam bahasa
Cirebon) tentang keselamatan di
rumah dan perjalanan, berupa
parikan rong wanda (pantun 2
baris). (Tema: Keselamatan di
rumah dan perjalanan)
82
KELAS III
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati [mende-
ngar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Menjelaskan gambar tentang keber-
adaan alam sekitar (hewan dan
tumbuhan) dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Sayangi hewan dan
tumbuhan di sekitar)
4.1 Menjelaskan kembali gambar tentang
keberadaan alam sekitar (hewan dan
tumbuhan) secara lisan/tulisan dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan. (Tema: Sayangi
hewan dan tumbuhan di sekitar)
3.2 Mengidentifikasi unsur-unsur latar,
tokoh, dan pesan dalam crita
cindek (cerita pendek).
(Tema: Pengalaman yang
mengesankan)
4.2 Menceritakan kembali unsur-unsur
latar, tokoh, dan pesan dalam crita
cindek (cerita pendek) secara lisan
dan tulis. (Tema: Pengalaman yang
mengesankan)
3.3 Menggali informasi sederhana dari
teks deskripsi tentang musim
dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
(Tema: Mengenal musim)
4.3 Menjelaskan informasi sederhana dari
teks deskripsi tantang musim dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Mengenal musim)
3.4 Menyimak teks cerita daerah (be-
rupa dongéng satowan/fabel dan
cerita rakyat) tentang kego-
tongroyongan dalam undak-usuk
(tingkatan bahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Ringan sama dijinjing, berat
sama dipikul)
4.4 Menceritakan isi teks cerita daerah
(berupa dongéng satowan / fabel dan
cerita rakyat) tentang kegotong-
royongan secara lisan/tulis dalam
undak-usuk (tingkatan bahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/-
bebasan. (Tema: Ringan sama
dijinjing, berat sama dipikul)
83
3.5 Memahami teks dan lagu tembang
dolanan (lagu permainan anak-
anak dalam bahasa Cirebon).
(Tema: Permainan anak-anak)
4.5 Memperagakan tembang dolanan
(lagu permainan anak-anak dalam
bahasa Cirebon).
(Tema: Permainan anak-anak)
3.6 Memahami teks narasi tentang
persahabatan di rumah, lingkungan
tetangga, kelas, dan sekolah dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
(Tema: Indahnya persahabatan)
4.6 Menyusun paragraf (3-4 kalimat)
tentang persahabatan di rumah,
lingkungan tetangga, kelas, dan
sekolah dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
(Tema: Indahnya persahabatan)
3.7 Memahami teks lagu daerah
(berupa tembang anyar/kiser
gancang dan tembang pujian/lagu
yang memuji Allah swt dan Rasul,
atau ajaran agama Islam dalam
bahasa Cirebon).
(Tema: Berperilaku baik dalam
kehidupan sehari-hari)
4.7 Menyajikan teks lagu daerah (berupa
tembang anyar/kiser gancangdan
tembang pujian /lagu yang memuji
Allah swt dan Rasul, atau ajaran
agama Islam dalam bahasa Cirebon)
secara teks maupun lagu.
(Tema: Berperilaku baik dalam
kehidupan sehari-hari)
3.8 Menggali informasi dari teks eks-
posisi tentang menjaga keles-tarian
lingkungan (sungai, hutan, dan
laut) dalam undak-usuk (tingkatan
bahasa) ngoko/ bagongan dan
atau krama/ bebasan.
(Tema: Menjaga kelestarian ling-
kungan)
4.8 Meringkas teks eksposisi tentang
menjaga kelestarian lingkungan
(sungai, hutan, dan laut) dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Menjaga kelestarian ling-
kungan)
KELAS IV
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dan
menanya menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
84
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Memahami teks tembang macapat
berupa pupuh pucung sesuai
paugeran (patokan) tentang
kebersamaan.
(Tema: Indahnya kebersamaan)
4.1 Menjelaskan kembali paugeran (patok-
an) teks tembang macapat berupa
pupuh pucung tentang kebersamaan.
(Tema: Indahnya kebersamaan)
3.2 Mengidentifikasi pokok pikiran teks
narasi tentang kepedulian terhadap
makhluk hidup dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Peduli terhadap makhluk
hidup)
4.2 Menuliskan pokok pikiran dari teks
narasi tentang kepedulian terhadap
makhluk hidup dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan.
(Tema: Peduli terhadap makhluk
hidup)
3.3 Mencermati teks deskripsi tentang
berbagai jenis pekerjaan atau
profesi dalam undak-usuk (tingkat-
an berbahasa) ngoko/ bagongan
dan atau krama/ bebasan.
(Tema: Berbagai jenis pekerjaan)
4.3 Menulis teks deskripsi tentang
berbagai jenis pekerjaan atau profesi
dalam undak-usuk (tingkatan berba-
hasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
(Tema: Berbagai jenis pekerjaan)
3.4 Mengidentifikasi urutan abjad
aksara carakan (hanacaraka)
nglegena (aksara yang mem-
peroleh sandangan) sebagai peng-
hargaan atas jasa Ajisaka, penemu
aksara carakan (hanacaraka).
(Tema: Menghargai jasa pahlawan)
4.4 Menulis urutan abjad aksara carakan
(hanacaraka) Nglegena (aksara yang
memperoleh sandangan) sebagai
penghargaan atas jasa Ajisaka,
penemu aksara carakan (hanaca-
raka).
(Tema: Menghargai jasa pahlawan)
3.5 Mencermati isi teks poster/brosur
sederhana tentang hemat energi
dalam undak-usuk (tingkatan ber-
bahasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
(Tema: Selalu berhemat energi)
4.5 Membuat teks poster/brosur seder-
hana sederhana tentang hemat energi
dalam undak-usuk (tingkatan berba-
hasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
(Tema: Selalu berhemat energi)
3.6 Mengidentifikasi teks parikan
(pantun berbahasa Cirebon) rong
wanda (2 baris) dan patang wanda
(4 baris) sesuai paugeran (patok-
an) tentang indahnya negeriku.
(Tema: Indahnya negeriku)
4.6 Membuat teks parikan (pantun
berbahasa Cirebon) rong wanda (2
baris) dan patang wanda (4 baris)
sesuai paugeran (patokan) tentang
indahnya negeriku.
(Tema: Indahnya negeriku)
85
3.7 Memahami teks eksposisi tentang
makanan khas Cirebon dalam
undak-usuk (tingkatan bahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Makanan sehat dan
bergizi)
4.7 Menulis paragraf (5-6 kalimat) tentang
makanan khas Cirebon dalam undak-
usuk (tingkatan bahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan.
(Tema: Makanan sehat dan bergizi)
3.8 Mengidentifikasi unsur intrinsik
guritan (puisi berbahasa Cirebon)
pada unsur diksi, kata nyata,
purwakanti (rima), dan amanat.
(Tema: Cita-citaku)
4.8 Menyajikan teks guritan (puisi berba-
hasa Cirebon) yang dilengkapi
dengan unsur diksi, kata nyata, pur-
wakanti (rima), dan amanat.
(Tema: Cita-citaku)
KELAS V
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Memahami pengetahuan faktual dan
konseptual dengan cara mengamati,
menanya, dan mencoba berdasar-
kan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiat-
annya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan
konseptual dalam bahasa yang
jelas, sistematis, logis, dan kritis
dalam karya yang estetis dalam
gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengumpulkan informasi dari teks
deskripsi tentang wirausaha yang
ada di lingkungan sekitar.
(Tema: Wirausaha)
4.1 Menyampaikan informasi secara
lisan/tulis tentang wirausaha yang
ada di lingkungan sekitar.
(Tema: Wirausaha)
3.2 Menggali informasi dalam teks
guneman (percakapan) baik gunem-
an biasa maupun badékan (tebak-
tebakan) tentang kehidupan sehari-
hari dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
(Tema: Peristiwa dalam kehidupan)
4.2 Menyajikan teks guneman (perca-
kapan) baik guneman biasa maupun
badékan (tebak-tebakan) tentang
kehidupan sehari-hari dalam undak-
usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan.
(Tema: Peristiwa dalam kehidupan)
86
3.3 Memahami sistematika penulisan
surat pribadi berupa undangan dan
informasi.
(Tema: Hidup rukun)
4.3 Menulis surat pribadi sesuai dengan
sistematika penulisan berupa un-
dangan dan informasi
(Tema: Hidup rukun)
3.4 Mengidentifikasi cerita khas daerah
(berupa dongeng satowan (fabel),
crita guyon (anekdot), dan babad
tentang persahabatan dalam khaza-
nah Cirebon dalam undak-usuk
(tingkatan bahasa) ngoko/bagongan
dan atau krama/bebasan.
(Tema: Persahabatan)
4.4 Menyajikan cerita khas daerah
berupa dongeng satowan (fabel),
crita guyon (anekdot), dan babad
secara lisan/tulis tentang persaha-
batan dalam khazanah Cirebon
dalam undak-usuk (tingkatan
bahasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
(Tema: Persahabatan)
3.5 Mengidentifikasi kata dengan san-
dangan swara (berupa sandangan
suku dan wulu) dalam aksara
carakan (hanacaraka).
(Tema: Alam lingkunganku)
4.5 Menulis kata dengan sandangan
swara (berupa sandangan suku dan
wulu) dalam aksara carakan (hana-
caraka).
(Tema: Alam lingkunganku)
3.6 Mencermati lagu daerah Cirebon
berjenis tembang anyar/kiser gan-
cang.
(Tema: Orang-orang dan kegiat-
annya di sekitarku)
4.6 Menyajikan teks lagu daerah Cirebon
berjenis tembang anyar/kiser gan-
cang secara teks dan lagu.
(Tema: Orang-orang dan kegiat-
annya di sekitarku)
3.7 Menganalisis informasi yang terkan-
dung dalam teks eksposisi tentang
pentingnya menjaga kesehatan.
(Tema: Sehat itu penting)
4.7 Menyusun teks berisi informasi
tentang pentingnya menjaga kese-
hatan.
(Tema: Sehat itu penting)
4.8 Mengidentifikasi teks sastra daerah
Cirebon (berupa parikan, guritan/
puisi, dan pribasa/peribahasa) ten-
tang nasihat.
(Tema: Nasihat dalam kehidupan)
4.8 Menyampaikan makna/isi teks sastra
daerah Cirebon (berupa parikan,
guritan/ puisi, dan pribasa/ periba-
hasa) tentang nasihat.
(Tema: Nasihat dalam kehidupan)
87
KELAS VI
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
2. Memahami pengetahuan faktual dan
konseptual dengan cara mengamati,
menanya, dan mencoba berdasar-
kan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
3. Menyajikan pengetahuan faktual dan
konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis, dan kritis dalam
karya yang estetis dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mencermati teks narasi tentang
kebanggaan terhadap Cirebon
dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/ bagongan dan
atau krama/bebasan.
(Tema: Bangga terhadap daerahku)
4.1 Menulis teks narasi tentang
kebanggaan terhadap Cirebon
dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/ bagongan dan
atau krama/bebasan.
(Tema: Bangga terhadap daerahku)
3.2 Menyimak teks lagu daerah (berjenis
tembang dolanan, tembang
anyar/kiser gancang, dan tembang
macapat pupuh kinanti) tentang
kesatuan dalam perbedaan.
(Tema: Kesatuan dalam perbedaan)
4.2 Menyajikan lagu daerah (berjenis
tembang dolanan, tembang
anyar/kiser gancang, dan tembang
macapat pupuh kinanti) secara teks
dan lagu tentang kesatuan dalam
perbedaan.
(Tema: Kesatuan dalam perbedaan)
3.4 Mengidentifikasi kata yang memiliki
sandang-an swara (berupa
sandangan suku, wulu, taling, taling
tarung, pepet) dalam aksara carakan
(hanacaraka).
(Tema: Lingkungan alam di
sekitarku)
4.3 Menulis kata (dengan sandangan
suku, wulu, taling tarung, pepet, dan
pangkon) dalam aksara carakan
(hanacaraka).
(Tema: Lingkungan alam di
sekitarku)
3.4 Mengidentifikasi teks sastra daerah
Cirebon parikan (pantun), pribasa
(peribahasa), wangsalan dan guritan
(puisi berbahasa Cirebon).
(Tema: Kemasyarakatan)
4.4 Menyampaikan isi/makna teks
sastra daerah Cirebon berupa
parikan (pantun), pribasa
(peribahasa), wangsalan dan
guritan (puisi berbahasa Cirebon).
(Tema: Kemasyarakatan)
88
3.5 Memahami teks pidato yang
bermuatan unsur-unsur sastra
Cirebon berupa parikan (pantun),
pribasa (peribahasa), dan
wangsalan.
(Tema: Adat-istiadat di daerahku)
4.5 Menyajikan teks pidato secara
lisan/tulis yang bermuatan unsur-
unsur sastra Cirebon berupa parikan
(pantun), pribasa (peribahasa), dan
wangsalan.
(Tema: Adat-istiadat di daerahku)
3.6 Mengidentifikasi teks deskripsi
tentang gegedug /gegedén (tokoh)
dalam khazanah Cirebon dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Tokoh dan penemu)
4.6 Menyampaikan hasil identifikasi dari
teks narasi tentang gegedug /
gegedén (tokoh) dalam khazanah
Cirebon dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan.
(Tema: Tokoh dan penemu)
3.7 Mengidentifikasi kata yang memiliki
sandangan panyigeg wanda/
penanda konsonan mati (berupa
layar, cecek, wignyan, dan pang-
kon) dalam aksara carakan (hana-
caraka).
(Tema: Lingkungan alam di
sekitarku)
4.7 Menulis kata yang memiliki san-
dangan panyigeg wanda/ penanda
konsonan mati (berupa layar, cecek,
wignyan, dan pangkon) dalam
aksara carakan (hanacaraka).
(Tema: Lingkungan alam di
sekitarku)
3.8 Mengidentifikasi cerita khas daerah
berupa dongéng satowan (fabel),
crita guyon (anekdot), babad, dan
cerita wayang secara lisan/tulis
dalam undak-usuk (tingkatan ber-
bahasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
(Tema: Kerukunan hidup di
daerahku)
4.8 Menyajikan cerita khas daerah be-
rupa dongéng satowan (fabel), crita
guyon (anekdot), babad, dan cerita
wayang secara lisan/tulis dalam
undak-usuk (tingkatan ber-bahasa)
ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
(Tema: Kerukunan hidup di
daerahku)
89
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA CIREBON
JENJANG SMP/MTs
Kelas VII
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Mengingat, memahami pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dengan cara mengamati
[menerapkan, menganalisis, meng-
evaluasi dan mencipta] berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiat-
annya, dan benda-benda yang dijum-
painya di rumah, sekolah.
4. Mengamati, menalar, mencoba,
menanya, dan menyaji pengetahuan
faktual dalam bahasa yang jelas dan
logis dan sistematis, dan dengan
tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-
tang objek wisata dan peninggalan
sejarah di Cirebon secara lisan/
tertulis dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
4.1 Mendiskusikan teks deskripsi tentang
objek wisata dan peninggalan
sejarah di Cirebon secara lisan/
tertulis dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan, serta menulis-
kan teks yang baru.
3.2 Menyimak teks lagu daerah (berjenis
tembang anyar/kiser gancang dan
tembang macapat pupuh Mijil)
tentang alam, manusia, dan atau
Sang Pencipta sesuai kaidah atau
paugeran (patokan).
4.2 Menelaahteks lagu daerah (berjenis
tembang anyar/kiser gancang dan
tembang macapat pupuh Mijil)
tentang alam, manusia, dan atau
Sang Pencipta sesuai kaidah atau
paugeran (patokan), dan melantun-
kannya.
3.3 Mengidentifikasi teks guneman (per-
cakapan) secara lisan/tulis dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan dan badékan (tebak-
tebakan) secara lisan/tulis dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan sesuai paugeran
(patokan).
4.3 Membacakan dan atau melisankan
teks guneman (percakapan) dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan dan badékan (tebak-
tebakan) secara lisan/tulis dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan sesuai paugeran
(patokan), serta menuliskannya.
90
3.4 Mengidentifikasi kata yang memiliki
sandangan swara wulu, suku, taling,
taling tarung, dan pepet dalam
aksara Carakan (Hanacaraka).
4.4 Menyalin, menelaah, dan membaca
kata yang memiliki sandangan swara
wulu, suku, taling, taling tarung, dan
pepet dalam aksara Carakan (Hana-
caraka), serta menuliskan kata baru.
3.5 Mengidentifikasi teks deskripsi
tentang tumbuh-tumbuhan di sekitar
berupa nama tumbuhan, nama
bunga, nama buah, dan nama biji
dalam undak-usuk (tingkatan ber-
bahasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
4.5 Menyebutkan, mendiskusikan, dan
menuliskan nama tumbuh-
tumbuhan di sekitar berupa nama
tumbuhan, nama bunga, nama buah,
dan nama biji dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan.
3.6 Mengidentifikasi parikan sewanda,
parikan rong wanda, dan guritan
(puisi daerah) sesuai dengan
paugeran (patokan).
4.6 Menyalin, menelaah, dan membaca
parikan sewanda, parikan rong
wanda, dan guritan (puisi daerah)
sesuai dengan paugeran (patokan),
dan menuliskan yang baru.
3.7 Mengidentifikasiteks cerita babad
dan cerita wayang kulit dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
4.7 Mendemonstrasikan pembacaandan
menelaah cerita babad dan cerita
wayang kulit dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan,
serta menuliskan teks yang baru.
3.8 Menuliskan kata yang memiliki
sandangan panyigeg wanda
(penanda konsonan mati) dalam
aksara Carakan (Hanacaraka)
4.8 Menyalin, menelaah, dan membaca
kata yang memiliki sandangan
panyi-geg wanda (penanda kon-
sonan mati) dalam aksara Carakan
(Hanacaraka), serta menuliskan kata
yang baru.
Kelas VIII
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Mengingat, memahami pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dengan cara mengamati
[menerapkan, menganalisis, meng-
evaluasi dan mencipta] berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Mengamati, menalar, mencoba,
menanya, dan menyaji penge-
tahuan faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis, dan
dengan tindakan yang mencermin-
kan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
91
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi tentang pertanian, perkebunan, per-ikanan darat, dan kelautan dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.
4.1 Mendiskusikan dan menyajikan teks deskripsi tentang pertanian, per-kebunan, perikanan darat, dan kelautan dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.
3.2 Mengidentifikasi teks/prosa dan guritan (puisi berbahasa daerah) tentang Ki Gedén/Gegedug (tokoh) dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.
4.2 Membaca dan menulis teks/prosa dan guritan (puisi berbahasa dae-rah) tentang Ki Gedén/ Gegedug (tokoh) dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.
3.3 Mengidentifikasi teks surat pribadi dan dinas dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.
4.3 Menelaah dan menulis teks surat pribadi dan dinas dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.
3.4 Mengidentifikasi kata dengan san-dangan panyigeg wanda (penanda konsonan mati) dalam aksara Carakan (Hanacaraka).
4.4 Menyalin, menelaah, dan membaca kata dengan sandangan panyigeg wanda (penanda konsonan mati) dalam aksara Carakan (Hana-caraka), serta menuliskan kata yang baru.
3.5 Mengidentifikasi teks wewara (berita), wawancara, poster, dan iklan tentang keberadaan kesenian daerah dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/ bebasan.
4.5 Membaca, menyajikan, dan menulis atau membuat teks wewara (berita), wawancara, poster, dan iklan tentang keberadaan kesenian dae-rah dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.
3.6 Mengidentifikasi teks tembang anyar (lagu baru berbahasa Cire-bon) dan tembang macapat pupuh Dandanggula sesuai paugeran (patokan) .
4.6 Menelaah paugeran (patokan) teks tembang anyar (lagu baru ber-bahasa Cirebon) dan tembang macapat pupuh Dandanggula dan melantunkannya.
3.7 Mengidentifikasi teks cerita legenda, babad, dan dongeng beserta kaidah-kaidahnya dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/ bebasan.
4.7 Mendiskusikan teks cerita legenda, babad, dan dongeng beserta kaidah-kaidahnya dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/ bebasan dan menuliskan teks yang baru.
92
3.8 Mengidentifikasi kata yang memiliki pasangan aksara dan angka aksara dalam aksara Carakan (Hanaca-raka).
3.9 Menyalin, menelaah, dan membaca kata yang memiliki pasangan aksara dan angka aksara dalam aksara Carakan (Hanacaraka), serta menu-liskan kata yang baru.
Kelas IX
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Mengingat, memahami pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dengan cara mengamati
[menerapkan, menganalisis, meng-
evaluasi dan mencipta] berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Mengamati, menalar, mencoba,
menanya, dan menyaji penge-
tahuan faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis, dan
dengan tindakan yang mencer-
minkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-
tang jenis permainan dan olahraga
tradisional daerah Cirebon dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
4.1 Membaca dan mendiskusikan teks
deskripsi tentang jenis permainan
dan olahraga tradisional daerah
Cirebon dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan,
serta menulis teks yang baru.
3.2 Mengidentifikasi lagu daerah berupa
tembang klasik dan tembang
macapat pupuh Mijil sesuai kaidah
atau paugeran (patokan).
4.2 Melantunkan lagu daerah berupa
tembang klasik dan tembang
macapat pupuh Mijil, dan menelaah
teks lagu sesuai kaidah atau
paugeran (patokan).
3.3 Mengidentifikasi teks sastra berupa
wangsalan dan drama pendek
dalam Bahasa dan Sastra Cirebon.
4.3 Menalaah teks sastra berupa
wangsalandan drama pendek, serta
bermain peran drama pendek
dalam Bahasa dan Sastra Cirebon.
3.4 Mengidentifikasikata yang memiliki
pasangan aksara dalam aksara
Carakan (Hanacaraka).
4.4 Menyalin dan membaca pasangan
aksara dalam aksara Carakan
(Hanacaraka), serta menulis
pasangan aksara yang baru.
3.5 Mengidentifikasi teks deskripsi
lingkungan sekitar berupa nama-
nama hewan, bagian-bagian hewan,
4.5 Membaca dan menelaah teks
deskripsi lingkungan sekitar berupa
nama-nama hewan, bagian-bagian
93
dan nama anak hewan dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
hewan, dan nama anak hewan
dalam undak-usuk (tingkatan ber-
bahasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/ bebasan, serta menulis teks
yang baru.
3.6 Mengidentifikasi karya sastra berupa
crita cindek (cerpen) dan crita guyon
(anekdot).
4.6 Membaca dan menelaah karya
sastra berupa crita cindek (cerpen)
dan crita guyon (anekdot), serta
menulis teks yang baru.
3.7 Mengidentifikasi teks argumentasi
kemajuan teknologi informasi dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama /
bebasan.
4.7 Membaca dan menyebutkan isi teks
argumentasi kemajuan teknologi
informasi dalam undak-usuk (ting-
katan berbahasa) ngoko/bagongan
dan atau krama/bebasan, serta
menulis teks yang baru.
3.8 Mengidentifikasi kata yang memiliki
sandangan manda swara (penanda
gugus konsonan) dan aksara swara
dalam aksara Carakan (Hanaca-
raka).
4.8 Menyalin dan membaca kata yang
memiliki sandangan manda swara
(penanda gugus konsonan) dan
aksara swara dalam aksara
Carakan (Hanacaraka), serta
menulis kata yang baru.
94
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA CIREBON
JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Kelas X
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Mengingat, memahami pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dengan cara mengamati
[menerapkan, menganalisis, meng-
evaluasi dan mencipta] berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Mengamati, menalar, mencoba,
menanya, dan menyaji penge-
tahuan faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis, dan
dengan tindakan yang mencer-
minkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengidentifikasi teks pidato tentang keunggulan jenis makanan dan minuman khas daerah Cirebon dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/bagongan dan atau krama / bebasan sesuai kaidah.
4.1 Menelaah teks pidato, menyimak pidato, menuliskan teks pidato, dan menyampaikan pidato tentang keunggulan jenis makanan dan minuman khas daerah Cirebon dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/ bebasan sesuai kaidah.
3.2 Mengidentifikasi teks yang mengan-dung unsur sastra (kirata basa, gugon tuwon, tembung entar, purwakanthi).
4.2 Mendiskusikan dan menyajikan teks yang mengandung unsur sastra (kirata basa, gugon tuwon, tembung entar, purwakanthi).
3.3 Mengidentifikasi kata yang memiliki aksara rekan dan sandangan pangkon dalam aksara Carakan (Hanacaraka).
4.3 Menyalin, mengidentifikasi, dan membaca kata yang memiliki aksara rekan dan sandangan pangkon dalam aksara Carakan (Hanaca-raka), serta menuliskan kata yang baru.
3.4 Mengidentifikasi teks lagu daerah berupa tembang anyar dan tembang macapat pupuh Sinom beserta kaidah atau paugeran (patokan).
4.4 Menyimak dan melantunkan lagu daerah berupa tembang anyar dan tembang macapat pupuh Sinom, serta menelaah teks sesuai kaidah atau paugeran (patokan).
95
3.5 Mengidentifikasi teks narasi tentang biografi ki gedhén/gegedug (tokoh daerah), yakni tokoh seni, tokoh budaya, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.
4.5 Membaca dan menelaah teks narasi tentang biografi ki gedhén/gegedug (tokoh daerah), yakni tokoh seni, tokoh budaya, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, serta menulis teks yang baru.
3.6 Mengidentifikasi kata berupa ater-ater dan panambang dalam aksara Carakan (Hanacaraka).
4.6 Menyalin, menelaah, dan membaca kata berupa ater-ater dan panam-bang dalam aksara Carakan (Hanacaraka), serta menulis kata yang baru.
3.7 Mengidentifikasi teks drama pendek dalam undak-usuk (tingkatan berba-hasa) ngoko/bagongan dan atau krama /bebasan.
4.7 Membaca teks drama pendek dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama / bebasan, dan menyajikan dalam bermain peran.
3.8 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-
tang adat-istiadat dalam lingkungan
keluarga atau desa/daerah dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama
/bebasan.
4.8 Membaca dan mendiskusikan teks
deskripsi tentang adat-istiadat dalam
lingkungan keluarga atau desa/
daerah dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan, serta menulis-
kan teks yang baru.
Kelas XI
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
5. Mengingat, memahami penge-
tahuan faktual, konseptual, prose-
dural, dan metakognitif dengan cara
mengamati [menerapkan, meng-
analisis, mengevaluasi dan mencip-
ta] berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah.
4. Mengamati, menalar, mencoba,
menanya, dan menyaji penge-
tahuan faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis, dan
dengan tindakan yang mencer-
minkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
96
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengidentifikasi teks wewara
(berita), wawancara, poster, dan
iklan tentang kemajuan teknologi
dalam undak-usuk (tingkatan ber-
bahasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
4.1 Membaca, menelaah, dan menulis
atau membuat teks wewara (berita),
wawancara, poster, dan iklan
tentang kemajuan teknologi dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
3.2 Mengidentifikasi teks sastra yang
mengandung rura basa, panyandra,
pralambang, dan ukara sesumbar.
4.2 Mendiskusikan dan menyajikan teks
sastra yang mengandung rura basa,
candra, pralambang, dan ukara
sesumbar.
3.3 Mengidentifikasi kata yang memiliki
sandangan mandaswara dalam
aksara Carakan (Hanacaraka).
4.3 Menyalin, menelaah, dan membaca
kata yang memiliki sandangan
mandaswara dalam aksara Carakan
(Hanacaraka), serta menuliskan
kata yang baru.
3.4 Mengidentifikasi teks lagu daerah
berupa tembang klasik dan tembang
macapat pupuh Kasmaransesuai
kaidah atau paugeran (patokan).
4.4 Menyimak dan melantunkan lagu
daerah berupa tembang klasik dan
tembang macapat pupuh kasmaran,
serta menelaah teks lagu sesuai
kaidah atau paugeran (patokan).
3.5 Mengidentifikasi teks surat surat
pribadi atau kedinasan dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/ bagongan dan atau krama
/bebasan.
4.5 Membaca, menelaah, dan
menuliskan teks surat surat pribadi
atau kedinasan dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan.
3.6 Mengidentifikasiteks sastra berupa
crita guyon (anekdot), badhékan
(tebak-tebakan), dan crita cindek
(cerpen) dalam undak-usuk (ting-
katan berbahasa) ngoko/ bagongan
dan atau krama/bebasan.
4.6 Mendiskusikan dan menyajikan teks
sastra berupa crita guyon (anekdot),
badhékan (tebak-tebakan), dan crita
cindek (cerpen) dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan,
dan menuliskan teks yang baru.
3.7 Mengidentifikasi kata yang memiliki
aksara murda dalam aksara
Carakan (Hanacaraka).
4.7 Menyalin, menelaah, dan membaca
kata yang memiliki aksara murda
dalam aksara Carakan (Hanaca-
raka), serta menuliskan kata yang
baru.
97
3.8 Mengidentifikasi teks sastra berupa
parikan (pantun), pribasa (peri-
bahasa), wangsalan, dan guritan
(puisi) berbahasa daerah Cirebon.
4.8 Mendiskusikan dan memaparkan
atau menyajikan teks sastra berupa
parikan (pantun), pribasa (peri-
bahasa), wangsalan, dan guritan
(puisi) berbahasa daerah Cirebon,
serta menuliskan teks yang baru.
Kelas XII
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Mengingat, memahami pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dengan cara mengamati
[menerapkan, menganalisis, meng-
evaluasi dan mencipta] berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiat-
annya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Mengamati, menalar, mencoba,
menanya, dan menyaji penge-
tahuan faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis, dan
dengan tindakan yang mencer-
minkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-
tang berbagai jenis teknologi infor-
masi dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
4.1 Menelaah dan mendiskusikan teks
deskripsi tentang berbagai jenis
teknologi informasi dalam undak-
usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan,
serta menyajikannya.
3.2 Mengidentifikasi teks drama pendek
dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
4.2 Membaca dan menelaah teks drama
pendek dalam undak-usuk (ting-
katan berbahasa) ngoko/bagongan
dan atau krama/bebasan, serta me-
nyajikannya dalam bermain peran.
3.3 Mengidentifikasi penulisan kata be-
rupa tembung lingga dan tembung
turunan, singkatan dan akronim
dalam aksara (Hanacaraka).
4.3 Menyalin, menelaah, dan membaca
kata berupa tembung lingga dan
tembung turunan, singkatan dan
akronim dalam aksara (Hanaca-
raka), serta menuliskan kata yang
baru.
98
3.4 Mengidentifikasi teks sastra berupa
suluk, jawokan, dan sengkalan.
4.4 Membaca, mendiskusikan, dan
menyajikan teks sastra berupa
suluk, jawokan, dan sengkalan.
3.5 Mengidentifikasi teks adicara
(acara) dan pidato tentang peringat-
an hari-hari besar nasional dan ke-
agamaan dalam undak-usuk (ting-
katan berbahasa) ngoko/bagongan
dan atau krama/bebasan.
4.5 Menelaah, menulis, dan menyajikan
teks susunan adicara (acara)
tentang peringatan hari-hari besar
nasional dan keagamaan dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
3.6 Mengidentifikasi teks cerita wayang
kulit dan wayang golék cepak/
ménak tertulis/lisan dalam undak-
usuk (tingkatan berbahasa) basa
ngoko/bagongan dan/atau krama/
bebasan.
4.6 Menyimak cerita lisandan menelaah
teks tertulis wayang kulit dan
wayang golék cepak/ménak dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
3.7 Mengidentifikasi teks lagu daerah
berupa tembang anyar sesuai
kaidah atau paugeran (patokan).
4.7 Menyimak dan melantunkan lagu
daerah berupa tembang anyar, serta
menelaah teks lagu sesuai kaidah
atau paugeran (patokan).
3.8 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-
tang cita-cita dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan.
4.8 Membaca dan menelaah teks
deskripsi tentang cita-cita dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/ bagongan dan atau
krama/bebasan, serta menuliskan
teks yang baru.
GUBERNUR JAWA BARAT,
AHMAD HERYAWAN
99
LAMPIRAN 4 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : TANGGAL :
TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH BERDASARKAN KURIKULUM 2013 EDISI REVISI
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDRAMAYU
JENJANG SD/MI, SMP/MTs., SMA/SMK/MA
3.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
3.1.1 Dasar
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) pada Kurikulum
2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Adanya Permendikbud No. 24/2016 Tentang KIKD pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, maka Permendikbud No. 57/2014
tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Permendikbud No.
58/2014 tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah, Permendikbud No. 59/2014 tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah, dan Permendikbud No. 60/2014 tentang Kurikulum
2013 pada Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
3.1.2 Pengertian
Kompetensi Inti (KI) pada Kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada
setiap tingkat kelas. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan dan materi
pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran
pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
Kompetensi Inti terdiri atas:
a. kompetensi inti sikap spiritual;
b. kompetensi inti sikap sosial;
c. kompetensi inti pengetahuan; dan
d. kompetensi inti keterampilan.
100
Perumusan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti Sikap Spiritual pada mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budipekerti. Perumusan Kompetensi Dasar pada
Kompetensi Inti Sikap Sosial pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap Spiritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya.
Sikap Sosial
2. Menunjukkan perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
Kompetensi Dasar pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan materi
pembelajaran untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan
yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
digunakan sebagai dasar untuk perubahan buku teks pelajaran pada pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.
KOMPETENSI
INTI DESKRIPSI KOMPETENSI
Pengetahuan
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan meta-kognitif pada tingkat dasar dengan cara :
a. mengamati, b. menanya, dan c. mencoba
Berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak: a. kreatif b. produktif, c. kritis, d. mandiri, e. kolaboratif, dan f. komunikatif
Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
101
3.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indramayu
Berdasarkan Kompetensi Inti dan Deskripsi Kompetensi di atas, disusun
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa dan
Sastra Indramayu sebagai berikut:
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDRAMAYU JENJANG SD/MI
Kelas I
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Memahami pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakog-
nitif dengan cara mengamati [mende-
ngar, melihat, membaca] dan mena-
nya berdasarkan rasa ingin tahu ten-
tang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas dan logis
dan systematis, dalam karya yang
estetis dalam gerakan yang mencer-
minkan anak sehat, dan dalam tin-
dakan yang mencerminkan perila-ku
anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Memahami teks deskripsi pendek
dalam undak-usuk (tingkatan berba-
hasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/m bebasan tentang diriku,
nama anggota tubuhku, nama
bilangan, dan nama warna.
(Tema: Diri Sendiri)
4.1 Menuliskan kembali isi teks des-
kripsi pendek dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/
bebasan tentang diriku, nama
anggota tubuhku, nama bilangan,
dan nama warna.
(Tema: Diri Sendiri)
3.2 Memahami teks tembang dolanan
(lagu permainan anak-anak dalam
bahasa Indramayu) tentang, kese-
nangan, dan tebak-tebakan.
(Tema: Kegemaranku)
4.2 Memperagakan tembang dolanan
(lagu permainan anak-anak dalam
bahasa Indramayu) tentang persa-
habatan, kesenangan, dan tebak-
tebakan.
(Tema: Kegemaranku)
3.3 Memahami teks narasi pendek (10-
15 kalimat) dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan
tentang kegiatanku sehari-hari (di
rumah, di lingkungan sekitar, dan di
sekolah)
(Tema: Kegiatanku)
4.3 Menceritakan teks narasi pendek
(10-15 kalimat) dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan
tentang kegiatanku sehari-hari (di
rumah, di lingkungan sekitar, dan di
sekolah).
(Tema: Kegiatanku)
102
3.3 Mengidentifikasi dongeng dari
daerah Indramayu, baik berupa
dongeng manusia maupun dongeng
satoan (fabel). (Tema: Keluargaku)
4.4 Menceritakan secara sederhana
dongeng dari daerah Indramayu,
baik berupa dongeng manusia
maupun dongeng satoan (fabel).
(Tema: Keluargaku)
3.4 Memahami teks deskripsi pendek
dalam undak-usuk (tingkatan ber-
bahasa) ngoko/ bagongan dan atau
krama/bebasan tentang pengala-
manku yang berkaitan dengan
nama bunga, buah, tanaman, dan
pohon. (Tema: Pengalamanku)
4.5 Menceritakan secara sederhana
teks deskripsi pendek dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan tentang pengalamanku
yang berkait-an dengan nama
bunga, buah, tanaman, dan pohon.
(Tema: Pengalamanku)
3.6 Memahami teks deskripsi pendek
dalam undak-usuk (tingkatan berba-
hasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan tentang lingkungan
perumahan, sekolah, dan desa/kota.
(Tema: Lingkungan)
4.6 Menceritakan isi teks deskripsi
pendek dalam undak-usuk (ting-
katan berbahasa) ngoko/bagongan
dan atau krama/bebasan tentang
lingkungan perumahan, sekolah,
dan desa/kota.
(Tema: Lingkungan)
3.7 Memahami teks guritan (puisi ber-
bahasa Indramayu) tentang benda,
binatang, tanaman, dan alam
sekitar. (Tema: Alam sekitarku)
4.7 Menyampaikan secara lisan/gambar
yang berisi guritan (puisi berba-
hasa Indramayu) tentang benda,
binatang, tanaman, dan alam
sekitar.
(Tema: Alam sekitarku)
3.8 Mencermati teks guneman (perca-
kapan) dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/ bagongan dan
atau krama/ bebasan, baik guneman
(percakapan) tentang hujan, kema-
rau, siang, dan malam. (Tema:
Peristiwa alam)
4.8 Menirukan teks guneman (perca-
kapan) dalam undak-usuk (ting-
katan berbahasa) ngoko/bagongan
dan atau krama/ bebasan, baik
guneman (percakapan) maupun
badékan (tebak-tebakan) tentang
peristiwa alam. (Tema: Peristiwa
alam)
103
Kelas II
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Memahami pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan
metakog-nitif dengan cara
mengamati [mende-ngar, melihat,
membaca] dan mena-nya
berdasarkan rasa ingin tahu ten-
tang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang
estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mencermati teks narasi pendek
dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/ bebasan tentang
kerukunan bersama di rumah,
tetangga, kelas, dan sekolah.
(Tema: Hidup rukun)
4.1 Menceritakan kembali teks narasi
pendek dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/ bebasan tentang
kerukunan bersama di rumah,
tetangga, kelas, dan sekolah.
(Tema: Hidup rukun)
3.2 Mencermati teks dan lagu tembang
dolanan (lagu permainan anak-
anak dalam bahasa Indramayu)
tentang permainan di lingkunganku.
(Tema: Bermain di lingkunganku)
4.2 Memperagakan tembang dolanan
(lagu permainan anak-anak dalam
bahasa Indramayu) tentang
permainan di lingkunganku.
(Tema: Bermain di lingkunganku)
3.5 Menggali informasi dari teks narasi
pendek (10-15 kalimat) dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/ bagongan dan atau krama/
bebasan tentang tugasku sehari-
hari (belajar, mengaji, membantu di
rumah, piket di sekolah).
(Tema: Tugasku sehari-hari)
4.3 Menyampaikan isi teks narasi pendek
(10-15 kalimat) dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan
tentang tugasku sehari-hari (belajar,
mengaji, membantu di rumah, piket di
sekolah).
(Tema: Tugasku sehari-hari)
3.6 Menyimak tembang macapat
berupa pupuh pucung dari teks
tulis, lisan maupun irama lagu
tentang sekolahku.
(Tema: Sekolahku)
4.4 Melantunkan tembang macapat
berupa pupuh pucung tentang
sekolahku.
(Tema: Sekolahku)
104
3.5 Menggali informasi dari teks des-
kripsi tentang hidup bersih dan
sehat dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
(Tema: Hidup bersih dan sehat)
4.5 Menyajikan informasi dari teks des-
kripsi dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
(Tema: Hidup bersih dan sehat)
3.6 Memahami cara membaca teks
guritan (puisi bahasa Indramayu)
sesuai kriteria pembacaan (vokal,
intonasi, dan interpretasi) tentang
lingkungan alam sekitar (air, bumi,
dan matahari).
(Tema: Air, bumi, dan matahari)
4.6 Membaca teks puisi sesuai kriteria
pembacaan (vokal, intonasi, dan
interpretasi) tentang lingkungan alam
sekitar (air, bumi, dan matahari).
(Tema: Air, bumi, dan matahari)
3.7 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-
tang memelihara hewan dan tum-
buhan dalam undak-usuk (tingkatan
berba-hasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
(Tema: Memelihara hewan dan
tum-buhan)
4.7 Menyajikan hasil identifikasi deskripsi
tentang memelihara hewan dan
tumbuhan dalam undak-usuk (ting-
katan berbahasa) ngoko/bagongan
dan atau krama/bebasan.
(Tema: Memelihara hewan dan tum-
buhan)
3.8 Menyimak teks parikan (pantun
dalam bahasa Indramayu) tentang
keselamatan di rumah dan perja-
lanan, berupa parikan rong wanda
(pantun 2 baris).
(Tema: Keselamatan di rumah dan
perjalanan)
3.8 Mendemonstrasikan pengucapan
teks parikan (pantun dalam bahasa
Indra-mayu) tentang keselamatan di
rumah dan perjalanan, berupa
parikan rong wanda (pantun 2 baris).
(Tema: Keselamatan di rumah dan
perjalanan)
Kelas III
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Memahami pengetahuan faktual, kon-
septual, prosedural, dan metakognitif
dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk cip-taan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang
estetis dalam gerakan yang mencer-
minkan anak sehat, dan dalam tin-
dakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia.
105
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Menjelaskan gambar tentang kebera-
daan alam sekitar (hewan dan
tumbuhan) dalam undak-usuk (ting-
katan berbahasa) ngoko/bagongan
dan atau krama/ bebasan.
(Tema: Sayangi hewan dan
tumbuhan di sekitar)
4.1 Menjelaskan kembali gambar ten-
tang keberadaan alam sekitar
(hewan dan tumbuhan) secara
lisan/tulisan dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/
bebasan. (Tema: Sayangi
hewan dan tumbuhan di sekitar)
3.2 Mengidentifikasi unsur-unsur latar,
tokoh, dan pesan dalam crita cindek
(cerita pendek).
(Tema: Pengalaman yang Menge-
sankan)
4.2 Menceritakan kembali unsur-unsur
latar, tokoh, dan pesan dalam crita
cindek (cerita pendek) secara lisan
dan tulis.
(Tema: Pengalaman yang Menge-
sankan)
3.3 Menggali informasi sederhana dari
teks deskripsi tentang musim dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Mengenal musim)
4.3 Menjelaskan informasi sederhana
dari teks deskripsi tantang musim
dalam undak-usuk (tingkatan ber-
bahasa) ngoko/ bagongan dan atau
krama/ bebasan. (Tema: Mengenal
musim)
3.4 Menyimak teks cerita daerah (berupa
dongéng satoan/ fabel dan cerita
rakyat) tentang kegotong-royongan
dalam undak-usuk (tingkatan baha-
sa) ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Ringan sama dijinjing, berat
sama dipikul)
4.4 Menceritakan isi teks cerita daerah
(berupa dongéng satoan/ fabel dan
cerita rakyat) tentang kegotong-
royongan secara lisan/tulis dalam
undak-usuk (tingkatan bahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Ringan sama dijinjing, berat
sama dipikul)
3.5 Memahami teks dan lagu tembang
dolanan (lagu permainan anak-anak
dalam bahasa Indramayu).
(Tema: Permainan anak-anak)
4.5 Memperagakan tembang dolanan
(lagu permainan anak-anak dalam
bahasa Indramayu).
(Tema: Permainan anak-anak)
3.6 Memahami teks narasi tentang persa-
habatan di rumah, lingkungan tetang-
ga, kelas, dan sekolah dalam undak-
usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/ bebasan.
(Tema: Indahnya persahabatan)
4.6 Menyusun paragraf (3-4 kalimat)
tentang persahabatan di rumah,
lingkungan tetangga, kelas, dan
sekolah dalam undak-usuk (ting-
katan berba-hasa) ngoko/bagongan
dan atau krama/ bebasan.
(Tema: Indahnya persahabatan)
106
3.7 Memahami teks lagu daerah (berupa
tembang anyar/kiser gancang dan
tembang pujian /lagu yang memuji
Allah swt dan Rasul, atau ajaran
agama Islam dalam bahasa Indra-
mayu).
(Tema: Berperilaku baik dalam kehi-
dupan sehari-hari)
4.7 Menyajikan teks lagu daerah (be-
rupa tembang anyar/kiser gancang
dan tembang pujian /lagu yang me-
muji Allah swt dan Rasul, atau ajar-
an agama Islam dalam bahasa In-
dramayu) secara teks maupun lagu.
(Tema: Berperilaku baik dalam
kehidupan sehari-hari)
3.8 Menggali informasi dari teks ekspo-
sisi tentang menjaga kelestarian ling-
kungan (sungai, hutan, dan laut)
dalam undak-usuk (tingkatan baha-
sa) ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Menjaga kelestarian lingkung-
an)
4.8 Meringkas teks eksposisi tentang
menjaga kelestarian lingkungan
(sungai, hutan, dan laut) dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Menjaga kelestarian ling-
kungan)
Kelas IV
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Memahami pengetahuan faktual, kon-
septual, prosedural, dan metakognitif
dengan cara mengamati dan mena-
nya menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual da-
lam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Memahami teks tembang macapat
berupa pupuh pucung sesuai
paugeran (patokan) tentang keber-
samaan.
(Tema: Indahnya kebersamaan)
4.1 Menjelaskan kembali paugeran (pa-
tokan) teks tembang macapat
berupa pupuh pucung tentang
kebersamaan.
(Tema: Indahnya kebersamaan)
3.2 Mengidentifikasi pokok pikiran teks
narasi tentang kepedulian terhadap
makhluk hidup dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan.
(Tema: Peduli terhadap makhluk
hidup)
4.2 Menuliskan pokok pikiran dari teks
narasi tentang kepedulian terhadap
makhluk hidup dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan.
(Tema: Peduli terhadap makhluk
hidup)
107
3.3 Mencermati teks deskripsi tentang
berbagai jenis pekerjaan atau profesi
dalam undak-usuk (tingkatan berba-
hasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan. (Tema: Berbagai
jenis pekerjaan)
4.3 Menulis teks deskripsi tentang
berbagai jenis pekerjaan atau profesi
dalam undak-usuk (tingkatan berba-
hasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
(Tema: Berbagai jenis pekerjaan)
3.7 Mengidentifikasi urutan abjad aksa-
ra carakan (hanacaraka) Nglegena
(aksara yang memperoleh san-
dangan) sebagai penghargaan atas
jasa Ajisaka, penemu aksara carak-
an (hanacaraka).
(Tema: Menghargai jasa pahlawan)
4.4 Menulis urutan abjad aksara carakan
(hanacaraka) Nglegena (aksara
yang memperoleh sandangan) se-
bagai penghargaan atas jasa Ajisa-
ka, penemu aksara carakan (hana-
caraka).
(Tema: Menghargai jasa pahlawan)
3.5 Mencermati isi teks poster/brosur
sederhana tentang hemat energi
dalam undak-usuk (tingkatan berba-
hasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
(Tema: Selalu berhemat energi)
4.5 Membuat teks poster/brosur seder-
hana tentang hemat energi dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Selalu berhemat energi)
3.6 Mengidentifikasi teks parikan (pantun
berbahasa Indramayu) rong wanda
(2 baris) dan patang wanda (4 baris)
sesuai paugeran (patokan) tentang
indahnya negeriku.
(Tema: Indahnya negeriku)
4.6 Membuat teks parikan (pantun ber-
bahasa Indramayu) rong wanda (2
baris) dan patang wanda (4 baris)
sesuai paugeran (patokan) tentang
indahnya negeriku.
(Tema: Indahnya negeriku)
3.7 Memahami teks eksposisi tentang
makanan khas Indramayu dalam
undak-usuk (tingkatan bahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Makanan sehat dan bergizi)
4.7 Menulis paragraf (5-6 kalimat) ten-
tang makanan khas Indramayu da-
lam undak-usuk (tingkatan bahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Makanan sehat dan bergizi)
3.8 Mengidentifikasi unsur intrinsik gurit-
an (puisi berbahasa Indramayu)
pada unsur diksi, kata nyata, purwa-
kanti (rima), dan amanat. (Tema:
Cita-citaku)
4.8 Menyajikan teks guritan (puisi berba-
hasa Indramayu) yang dilengkapi
dengan unsur diksi, kata nyata,
purwakanti (rima), dan amanat.
(Tema: Cita-citaku)
108
Kelas V
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Memahami pengetahuan faktual, kon-
septual, prosedural, dan metakognitif
dan konseptual dengan cara menga-
mati, menanya, dan mencoba berda-
sarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatan-
nya, dan benda-benda yang dijumpai
di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan
konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis, dan kritis dalam
karya yang estetis dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengumpulkan informasi dari teks
deskripsi tentang wirausaha yang
ada di lingkungan sekitar.
(Tema: Wirausaha)
4.1 Menyampaikan informasi secara
lisan/tulis tentang wirausaha yang
ada di lingkungan sekitar.
(Tema: Wirausaha)
3.2 Menggali informasi dalam teks
guneman (percakapan) baik gunem-
an biasa maupun badékan (tebak-
tebakan) tentang kehidupan sehari-
hari dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
(Tema: Peristiwa dalam kehidupan)
4.2 Menyajikan teks guneman (perca-
kapan) baik guneman biasa mau-
pun badékan (tebak-tebakan) ten-
tang kehidupan sehari-hari dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Peristiwa dalam kehidupan)
3.3 Memahami sistematika penulisan su-
rat pribadi berupa undangan dan
informasi.
(Tema: Hidup rukun)
4.3 Menulis surat pribadi sesuai dengan
sistematika penulisan berupa un-
dangan dan informasi. (Tema:
Hidup rukun)
3.4 Mengidentifikasi cerita khas daerah
(berupa dongeng satoan (fabel),
crita guyon (anekdot), dan babad ten-
tang persahabatan dalam khazanah
Indramayu dalam undak-usuk (ting-
katan bahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
(Tema: Persahabatan)
4.4 Menyajikan cerita khas daerah beru-
pa dongeng satoan (fabel), crita gu-
yon (anekdot), dan babad secara
lisan/tulis tentang persahabatan da-
lam khazanah Indramayu dalam un-
dak-usuk (tingkatan bahasa) ngoko
/bagongan dan atau krama/
bebasan. (Tema: Persahabatan)
3.5 Mengidentifikasi kata dengan san-
dangan swara (berupa sandangan
suku dan wulu) dalam aksara carak-
an (hanacaraka).
(Tema: Alam lingkunganku)
4.5 Menulis kata dengan sandangan
swara (berupa sandangan suku dan
wulu) dalam aksara carakan (hana-
caraka).
(Tema: Alam lingkunganku)
109
3.6 Mencermati lagu daerah Indramayu
berjenis tembang anyar/kiser gan-
cang.
(Tema: Orang-orang dan kegiatan-
nya di sekitarku)
4.6 Menyajikan teks lagu daerah Indra
mayu berjenis tembang anyar/kiser
gancang secara teks dan lagu.
(Tema: Orang-orang dan kegiatan-
nya di sekitarku)
3.7 Menganalisis informasi yang terkan-
dung dalam teks eksposisi tentang
pentingnya menjaga kesehatan.
(Tema: Sehat itu penting)
4.7 Menyusun teks berisi informasi ten-
tang pentingnya menjaga kesehat-
an.
(Tema: Sehat itu penting)
3.8 Mengidentifikasi teks sastra daerah
Indramayu (berupa parikan, guritan/
puisi, dan pribasa/peribahasa) ten-
tang nasihat.
(Tema: Nasihat dalam kehidupan)
4.8 Menyampaikan makna/isi teks sastra
daerah Indramayu (berupa parikan,
guritan/puisi, dan pribasa/periba-
hasa) tentang nasihat.
(Tema: Nasihat dalam kehidupan)
Kelas VI
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Memahami pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan
metakognitif dan konseptual dengan
cara mengamati, menanya, dan
mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dan konseptual dalam bahasa yang
jelas, sistematis, logis, dan kritis
dalam karya yang estetis dalam
gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mencermati teks narasi tentang ke-
banggaan terhadap Indramayu
dalam undak-usuk (tingkatan berba-
hasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
(Tema: Bangga terhadap daerahku)
4.1 Menulis teks narasi tentang kebang-
gaan terhadap Indramayu dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Bangga terhadap daerah-
ku)
110
3.3 Menyimak teks lagu daerah (berjenis
tembang dolanan, tembang anyar/
kiser gancang, dan tembang
macapat pupuh Mijil) tentang
kesatuan dalam perbedaan.
(Tema: Kesatuan dalam perbedaan
4.2 Menyajikan lagu daerah (berjenis
tembang dolanan, tembang anyar/
kiser gancang, dan tembang maca-
pat pupuh mijil) secara teks dan
lagu tentang kesatuan dalam perbe-
daan.
(Tema: Kesatuan dalam perbedaan)
3.3 Mengidentifikasi kata yang memiliki
sandangan swara (berupa sandang-
an suku, wulu, taling, taling tarung,
pepet) dalam aksara carakan (hana-
caraka).
(Tema: Lingkungan alam di sekitar-
ku)
4.3 Menulis kata (dengan sandangan
suku, wulu, taling tarung, pepet,
dan pangkon) dalam aksara carak-
an (hanacaraka).
(Tema: Lingkungan alam di sekitar-
ku)
3.4 Mengidentifikasi teks sastra daerah
Indramayu parikan (pantun), pribasa
(peribahasa), wangsalan dan
guritan (puisi berbahasa Indramayu).
(Tema: Kemasyarakatan)
4.4 Menyampaikan isi/makna teks sastra
daerah Indramayu berupa parikan
(pantun), pribasa (peribahasa),
wangsalan dan guritan (puisi
berba-hasa Indramayu). (Tema:
Kemasyarakatan)
3.5 Memahami teks pidato yang ber-
muatan unsur-unsur sastra Indra-
mayu berupa parikan (pantun), pri-
basa (peribahasa), dan wangsalan.
(Tema: Adat-istiadat di daerahku)
4.5 Menyajikan teks pidato secara lisan/
tulis yang bermuatan unsur-unsur
sastra Indramayu berupa parikan
(pantun), pribasa (peribahasa), dan
wangsalan.
(Tema: Adat-istiadat di daerahku)
3.6 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-
tang gegedug/gegedén (tokoh)
dalam khazanah Indramayu dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Tokoh dan penemu)
4.6 Menyampaikan hasil identifikasi dari
teks narasi tentang gegedug/
gegedén (tokoh) dalam khazanah
Indramayu dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Tokoh dan penemu)
3.7 Mengidentifikasi kata yang memiliki
sandangan panyigeg wanda/
penanda konsonan mati (berupa
layar, cecek, wignyan, dan pangkon)
dalam aksara carakan (hanacaraka).
(Tema: Lingkungan alam di sekitar-
ku)
4.7 Menulis kata yang memiliki san-
dangan panyigeg wanda/penanda
konsonan mati (berupa layar,
cecek, wignyan, dan pangkon)
dalam aksara carakan (hanaca-
raka).
(Tema: Lingkungan alam di
sekitarku)
111
3.8 Mengidentifikasi cerita khas daerah
berupa dongéng satoan (fabel), crita
guyon (anekdot), babad, dan cerita
wayang secara lisan/tulis dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Kerukunan hidup di daerah-
ku)
4.8 Menyajikan cerita khas daerah be-
rupa dongéng satoan (fabel), crita
guyon (anekdot), babad, dan cerita
wayang secara lisan/tulis dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan.
(Tema: Kerukunan hidup di daerah-
ku)
112
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDRAMAYU JENJANG SMP/MTS
Kelas VII
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Mengingat, memahami pengeta-
huan faktual, konseptual, prose-
dural, dan metakognitif dengan cara
mengamati [menerapkan, mengana-
lisis, mengevaluasi dan mencipta]
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Mengamati, menalar, mencoba,
menanya, dan menyaji pengeta-
huan faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis, dan
dengan tindakan yang mencer-
minkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-
tang objek wisata dan peninggalan
sejarah di Indramayu secara lisan/
tertulis dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan
atau krama/bebasan.
4.1 Mendiskusikan teks deskripsi ten-
tang objek wisata dan peninggalan
sejarah di Indramayu secara lisan/
tertulis dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/ bagongan dan
atau krama/bebasan, serta menulis-
kan teks yang baru.
3.2 Menyimak teks lagu daerah (berjenis
tembang anyar/kiser gancang dan
tembang macapat pupuh Mijil)
tentang alam, manusia, dan atau
Sang Pencipta sesuai kaidah atau
paugeran (patokan).
4.2 Menelaah teks lagu daerah (berjenis
tembang anyar/kiser gancang dan
tembang macapat pupuh Mijil)
tentang alam, manusia, dan atau
Sang Pencipta sesuai kaidah atau
paugeran (patokan), dan melantun-
kannya.
3.3 Mengidentifikasi teks guneman (per-
cakapan) secara lisan/tulis dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan dan badékan (tebak-
tebakan) secara lisan/tulis dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan sesuai paugeran
(patokan).
4.3 Membacakan dan atau melisankan
teks guneman (percakapan) dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan dan badékan (tebak-
tebakan) secara lisan/tulis dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/ bagongan sesuai paugeran
(patokan), serta menuliskannya.
113
3.4 Mengidentifikasi kata yang memiliki
sandangan swara wulu, suku, taling,
taling tarung, dan pepet dalam
aksara Carakan (Hanacaraka).
4.4 Menyalin, menelaah, dan membaca
kata yang memiliki sandangan
swara wulu, suku, taling, taling
tarung, dan pepet dalam aksara
Carakan (Hanacaraka), serta menu-
liskan kata yang baru.
3.5 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-
tang tumbuh-tumbuhan di sekitar
berupa nama tumbuhan, nama
bunga, nama buah, dan nama biji
dalam undak-usuk (tingkatan berba-
hasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
4.5 Menyebutkan, mendiskusikan, dan
menuliskan nama tumbuh-
tumbuhan di sekitar berupa nama
tumbuhan, nama bunga, nama
buah, dan nama biji dalam undak-
usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
3.6 Mengidentifikasi parikan sewanda,
parikan rong wanda, dan guritan
(puisi daerah) sesuai dengan
paugeran (patokan).
4.6 Menyalin, menelaah, dan membaca
parikan sewanda, parikan rong
wanda, dan guritan (puisi daerah)
sesuai dengan paugeran (patokan),
dan menuliskan yang baru.
3.7 Mengidentifikasi teks cerita babad
dan cerita wayang kulit dalam undak-
usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan.
4.7 Mendemonstrasikan pembacaan
dan menelaah cerita babad dan
cerita wayang kulit dalam undak-
usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/bebasan,
serta menuliskan teks yang baru.
3.8 Menuliskan kata yang memiliki
sandangan panyigeg wanda (penan-
da konsonan mati) dalam aksara
Carakan (Hanacaraka)
4.8 Menyalin, menelaah, dan membaca
kata yang memiliki sandangan pa-
nyigeg wanda (penanda konsonan
mati) dalam aksara Carakan (Hana-
caraka), serta menuliskan kata baru.
Kelas VIII
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Mengingat, memahami pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan
meta-kognitif dengan cara mengamati
[menerapkan, menganalisis, dan men-
cipta] berda-sarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Mengamati, menalar, mencoba,
menanya, dan menyaji pengeta-
huan faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis,
dan dengan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
114
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi tentang pertanian, perkebunan, per-ikanan darat, dan kelautan dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/ bebasan.
4.1 Mendiskusikan dan menyajikan teks deskripsi tentang pertanian, perkebunan, perikanan darat, dan kelautan dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.
3.2 Mengidentifikasi teks/prosa dan guritan (puisi berbahasa daerah) tentang Ki Gedén/Gegedug (tokoh) dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.
4.2 Membaca dan menulis teks/prosa dan guritan (puisi berbahasa dae-rah) tentang Ki Gedén/Gegedug (tokoh) dalam undak-usuk (tingkat-an berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.
3.3 Mengidentifikasi teks surat pribadi dan dinas dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.
4.3 Menelaah dan menulis teks surat pribadi dan dinas dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/ bebasan.
3.4 Mengidentifikasi kata dengan san-dangan panyigeg wanda (penanda konsonan mati) dalam aksara Carakan (Hanacaraka).
4.4 Menyalin, menelaah, dan membaca kata dengan sandangan panyigeg wanda (penanda konsonan mati) dalam aksara Carakan (Hanaca-raka), serta menuliskan kata yang baru.
3.5 Mengidentifikasi teks wewara (berita), wawancara, poster, dan iklan tentang keberadaan kesenian daerah dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.
4.5 Membaca, menyajikan, dan menulis atau membuat teks wewara (be-rita), wawancara, poster, dan iklan tentang keberadaan kesenian dae-rah dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.
3.6 Mengidentifikasi teks tembang anyar (lagu baru berbahasa Indramayu) dan tembang macapat pupuh Dan-danggula sesuai paugeran (patokan) .
4.6 Menelaah paugeran (patokan) teks tembang anyar (lagu baru berbahasa Indramayu) dan tem-bang macapat pupuh Dandanggula dan melantunkannya.
3.7 Mengidentifikasi teks cerita legenda, babad, dan dongeng beserta kaidah-kaidahnya dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.
4.7 Mendiskusikan teks cerita legenda, babad, dan dongeng beserta kaidah-kaidahnya dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama /bebasan dan menuliskan teks yang baru.
3.8 Mengidentifikasi kata yang memiliki pasangan aksara dan angka aksara dalam aksara Carakan (Hanaca-raka).
3.9 Menyalin, menelaah, dan membaca kata yang memiliki pasangan aksara dan angka aksara dalam aksara Carakan (Hanacaraka), serta menuliskan kata yang baru.
115
Kelas IX
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Mengingat, memahami pengeta-huan faktual, konseptual, prose-dural, dan metakognitif dengan cara mengamati [menerapkan, mengana-lisis, mengevaluasi dan mencipta] berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Mengamati, menalar, mencoba, menanya, dan menyaji pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dan dengan tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi
tentang jenis permainan dan olah-
raga tradisional daerah Indramayu
dalam undak-usuk (tingkatan berba-
hasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan.
4.1 Membaca dan mendiskusikan teks
deskripsi tentang jenis permainan dan
olahraga tradisional daerah Indramayu
dalam undak-usuk (tingkatan berbaha-
sa) ngoko/bagongan dan atau krama/
bebasan, serta menulis teks baru.
3.2 Mengidentifikasi lagu daerah be-
rupa tembang klasik dan tembang
macapat pupuh Mijil sesuai kaidah
atau paugeran (patokan).
4.2 Melantunkan lagu daerah berupa tem-
bang klasik dan tembang macapat pu-
puh Mijil, dan menelaah teks lagu se-
suai kaidah atau paugeran (patokan).
3.3 Mengidentifikasi teks sastra berupa
wangsalan dan drama pendek
dalam bahasa Indramayu.
4.3 Menalaah teks sastra berupa wang-
salan dan drama pendek, serta ber-
main peran drama pendek dalam
bahasa Indramayu.
3.4 Mengidentifikasi kata yang memiliki
pasangan aksara dalam aksara
Carakan (Hanacaraka).
4.4 Menyalin dan membaca pasangan
aksara dalam aksara Carakan (Hana-
caraka), serta menulis pasangan
aksara yang baru.
3.5 Mengidentifikasi teks deskripsi ling-
kungan sekitar berupa nama-nama
hewan, bagian-bagian hewan, dan
nama anak hewan dalam undak-
usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama/
bebasan.
4.5 Membaca dan menelaah teks deskripsi
lingkungan sekitar berupa nama-nama
hewan, bagian-bagian hewan, dan na-
ma anak hewan dalam undak-usuk
(tingkatan berbahasa) ngoko/bagong-
an dan atau krama/bebasan, serta
menulis teks baru.
3.6 Mengidentifikasi karya sastra be-
rupa crita cindek (cerpen) dan crita
guyon (anekdot).
4.6 Membaca dan menelaah karya sastra
berupa crita cindek (cerpen) dan crita
guyon (anekdot), serta menulis teks
baru.
116
3.7 Mengidentifikasi teks argumentasi
kemajuan teknologi informasi dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama
/bebasan.
4.7 Membaca dan menyebutkan isi teks
argumentasi kemajuan teknologi
informasi dalam undak-usuk (tingkatan
berbahasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan, serta menulis teks
yang baru.
3.8 Mengidentifikasi kata yang memiliki
sandangan manda swara (penanda
gugus konsonan) dan aksara swara
dalam aksara Carakan (Hanaca-
raka).
4.8 Menyalin dan membaca kata yang
memiliki sandangan manda swara
(penanda gugus konsonan) dan
aksara swara dalam aksara Carakan
(Hanacaraka), serta menulis kata yang
baru.
117
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDRAMAYU JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Kelas X
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Mengingat, memahami pengetahuan
fak-tual, konseptual, prosedural, dan
metakog-nitif dengan cara mengamati
[menerapkan, menganalisis, meng-
evaluasi dan mencipta] berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makh-
luk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah.
4. Mengamati, menalar, mencoba,
menanya, dan menyaji pengetahuan
faktual dalam bahasa yang jelas dan
logis dan sistematis, dan dengan tin-
dakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengidentifikasi teks pidato tentang keunggulan jenis makanan dan minuman khas daerah Indramayu dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan sesuai kaidah.
4.1 Menelaah teks pidato, menyimak pidato, menuliskan teks pidato, dan menyampaikan pidato tentang keunggulan jenis makanan dan minuman khas daerah Indramayu dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama /bebasan sesuai kaidah.
3.2 Mengidentifikasi teks yang mengan-dung unsur sastra (kirata basa, gugon tuwon, tembung entar, purwa-kanthi).
4.2 Mendiskusikan dan menyajikan teks yang mengandung unsur sastra (kirata basa, gugon tuwon, tembung entar, purwakanthi).
3.4 Mengidentifikasi kata yang memiliki aksara rekan dan sandangan pangkon dalam aksara Carakan (Hanacaraka).
4.3 Menyalin, mengidentifikasi, dan membaca kata yang memiliki aksara rekan dan sandangan pang-kon dalam aksara Carakan (Hana-caraka), serta menuliskan kata yang baru.
3.5 Mengidentifikasi teks lagu daerah berupa tembang anyar dan tembang macapat pupuh Sinom beserta kaidah atau paugeran (patokan).
4.4 Menyimak dan melantunkan lagu daerah berupa tembang anyar dan tembang macapat pupuh Sinom, serta menelaah teks sesuai kaidah atau paugeran (patokan).
3.6 Mengidentifikasi teks narasi tentang biografi ki gedhén/gegedug (tokoh daerah), yakni tokoh seni, tokoh budaya, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.
4.5 Membaca dan menelaah teks narasi tentang biografi ki gedhén/gegedug (tokoh daerah), yakni tokoh seni, tokoh budaya, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, serta menulis teks yang baru.
118
3.7 Mengidentifikasi kata berupa ater-ater dan panambang dalam aksara Carak-an (Hanacaraka).
4.6 Menyalin, menelaah, dan membaca kata berupa ater-ater dan panam-bang dalam aksara Carakan (Hana-caraka), serta menulis kata yang baru.
3.8 Mengidentifikasi teks drama pendek dalam undak-usuk (tingkatan berba-hasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.
4.7 Membaca teks drama pendek dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama /bebasan, dan menyajikan dalam bermain peran.
3.9 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-tang adat-istiadat dalam lingkungan keluarga atau desa/daerah dalam undak-usuk (tingkatan berba-hasa) ngoko/bagongan dan atau krama/ bebasan.
4.8 Membaca dan mendiskusikan teks deskripsi tentang adat-istiadat da-lam lingkungan keluarga atau desa/ daerah dalam undak-usuk (tingkat-an berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama /bebasan, serta menuliskan teks yang baru.
Kelas XI
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Mengingat, memahami pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dengan cara mengamati
[menerapkan, menganalisis, meng-
evaluasi dan mencipta] berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiat-
annya, dan benda-benda yang dijum-
painya di rumah, sekolah.
4. Mengamati, menalar, mencoba,
menanya, dan menyaji pengetahuan
faktual dalam bahasa yang jelas dan
logis dan sistematis, dan dengan
tindakan yang mencerminkan perila-
ku anak beriman dan berakhlak
mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengidentifikasi teks wewara (be-
rita), wawancara, poster, dan iklan
tentang kemajuan teknologi dalam
undak-usuk (tingkatan berba-hasa)
ngoko/bagongan dan atau krama
/bebasan.
4.1 Membaca, menelaah, dan menulis
atau membuat teks wewara (berita),
wawancara, poster, dan iklan
tentang kemajuan teknologi dalam
undak-usuk (tingkatan berbahasa)
ngoko/bagongan dan atau krama
/bebasan.
3.2 Mengidentifikasi teks sastra yang
mengandung rura basa, panyandra,
pralambang, dan ukara sesumbar.
4.2 Mendiskusikan dan menyajikan
teks sastra yang mengandung rura
basa, candra, pralambang, dan
ukara sesumbar.
119
3.3 Mengidentifikasi kata yang memiliki
sandangan mandaswara dalam
aksara Carakan (Hanacaraka).
4.3 Menyalin, menelaah, dan membaca
kata yang memiliki sandangan
mandaswara dalam aksara Carak-
an (Hanacaraka), serta menuliskan
kata yang baru.
3.4 Mengidentifikasi teks lagu daerah
berupa tembang klasik dan tembang
macapat pupuh Kasmaran sesuai
kaidah atau paugeran (patokan).
4.4 Menyimak dan melantunkan lagu
daerah berupa tembang klasik dan
tembang macapat pupuh Kasma-
ran, serta menelaah teks lagu
sesuai kaidah atau paugeran
(patokan).
3.5 Mengidentifikasi teks surat surat pri-
badi atau kedinasan dalam undak-
usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/
bagongan dan atau krama /bebasan
4.5 Membaca, menelaah, dan menulis-
kan teks surat surat pribadi atau
kedinasan dalam undak-usuk (ting-
katan berbahasa) ngoko/ bagongan
dan atau krama /bebasan.
3.6 Mengidentifikasi teks sastra berupa
crita guyon (anekdot), badhékan
(tebak-tebakan), dan crita cindek
(cerpen) dalam undak-usuk (ting-
katan berbahasa) ngoko/bagongan
dan atau krama /bebasan.
4.6 Mendiskusikan dan menyajikan
teks sastra berupa crita guyon
(anekdot), badhékan (tebak-tebak-
an), dan crita cindek (cerpen)
dalam undak-usuk (tingkatan ber-
bahasa) ngoko/bagongan dan atau
krama/bebasan, dan menuliskan
teks yang baru.
3.7 Mengidentifikasi kata yang memiliki
aksara murda dalam aksara Carakan
(Hanacaraka).
4.7 Menyalin, menelaah, dan membaca
kata yang memiliki aksara murda
dalam aksara Carakan (Hanaca-
raka), serta menuliskan kata yang
baru.
3.8 Mengidentifikasi teks sastra berupa
parikan (pantun), pribasa (periba-
hasa), wangsalan, dan guritan (puisi)
berbahasa daerah Indramayu.
4.8 Mendiskusikan dan memaparkan
atau menyajikan teks sastra berupa
parikan (pantun), pribasa (periba-
hasa), wangsalan, dan guritan
(puisi) berbahasa daerah Indra-
mayu, serta menuliskan teks yang
baru.
120
Kelas XII
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
3. Mengingat, memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan meta-kognitif dengan cara mengamati [menerap-kan, menganalisis, meng-evaluasi dan mencipta] berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiat-annya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Mengamati, menalar, mencoba, menanya, dan menyaji pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dan dengan tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-tang berbagai jenis teknologi infor-masi dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.
4.1 Menelaah dan mendiskusikan teks deskripsi tentang berbagai jenis teknologi informasi dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebas-an, serta menyajikannya.
3.2 Mengidentifikasi teks drama pendek dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama /bebasan.
4.2 Membaca dan menelaah teks drama pendek dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama /bebasan, serta menyajikannya dalam bermain peran.
3.3 Mengidentifikasi penulisan kata berupa tembung lingga dan tembung turunan, singkatan dan akronim dalam aksara (Hanacaraka).
4.3 Menyalin, menelaah, dan membaca kata berupa tembung lingga dan tembung turunan, singkatan dan akronim dalam aksara (Hanacaraka), serta menuliskan kata yang baru.
3.4 Mengidentifikasi teks sastra berupa suluk, jawokan, dan sengkalan.
4.4 Membaca, mendiskusikan, dan menyajikan teks sastra berupa suluk, jawokan, dan sengkalan.
3.5 Mengidentifikasi teks adicara (acara) dan pidato tentang peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.
4.5 Menelaah, menulis, dan menyajikan teks susunan adicara (acara) tentang peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/ bebasan.
3.6 Mengidentifikasi teks cerita wayang kulit dan wayang golék cepak/ménak tertulis/lisan dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) basa ngoko/ bagongan dan/ atau krama/bebasan.
4.6 Menyimak cerita lisan dan menelaah teks tertulis wayang kulit dan wa-yang golék cepak/ménak dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama /bebasan.
121
3.7 Mengidentifikasi teks lagu daerah berupa tembang anyar sesuai kaidah atau paugeran (patokan).
4.7 Menyimak dan melantunkan lagu daerah berupa tembang anyar, serta menelaah teks lagu sesuai kaidah atau paugeran (patokan).
3.8 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-tang cita-cita dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.
4.8 Membaca dan menelaah teks deskripsi tentang cita-cita dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/ bebasan, serta menuliskan teks yang baru.
GUBERNUR JAWA BARAT,
AHMAD HERYAWAN