39
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2002 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil, dipandang perlu mengatur kembali ketentuan pelaksanaannya dengan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4014); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4015); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4016) sebagimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4192); MEMUTUSKAN : Documents PDF Complete Click Here & Upgrade Expanded Features Unlimited Pages

Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Citation preview

Page 1: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARANOMOR 11 TAHUN 2002

TENTANGKETENTUAN PELAKSANAAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH

DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2002

KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

Menimbang : bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil, dipandang perlu mengaturkembali ketentuan pelaksanaannya dengan Keputusan Kepala BadanKepegawaian Negara;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokokKepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, TambahanLembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah denganUndang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan LembaranNegara Nomor 3839);

3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang PerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran NegaraTahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan LembaranNegara Nomor 3952);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang WewenangPengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai NegeriSipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, TambahanLembaran Negara Nomor 4014);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang FormasiPegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 194,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4015);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang PengadaanPegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 195,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4016) sebagimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 (LembaranNegara Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor4192);

MEMUTUSKAN :

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 2: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA TENTANGKETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPILSEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERINTAHNOMOR 11 TAHUN 2002.

Pasal 1

Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002, adalah sebagai-mana tersebut dalam Lampiran I Keputusan ini.

Pasal 2

Untuk memperjelas pelaksanaan Keputusan ini, dilampirkan salinanPeraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang PengadaanPegawai Negeri Sipil dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana tersebut dalamLampiran II dan III Keputusan ini.

Pasal 3

Apabila dalam melaksanakan Keputusan ini dijumpai kesulitan, agarditanyakan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk mendapatpenyelesaian.

Pasal 4

Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, maka Keputusan Kepala BadanKepegawaian Negara Nomor 10 Tahun 2001 tentang KetentuanPelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentangPengadaan Pegawai Negeri Sipil, dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyaidaya laku surut sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun2002.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Juni 2002

KEPALABADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

ttd.

SUNARTI

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 3: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA BADANKEPEGAWAIAN NEGARANOMOR : 11 TAHUN 2002TANGGAL : 17 Juni 2002

KETENTUAN PELAKSANAANPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG

PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGANPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2002

I. PENDAHULUAN

A. UMUM

1. Sesuai dengan Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999, antara lain diatur pengadaan Pegawai Negeri Sipilyang pada pokoknya adalah sebagai berikut :

a. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang lowong.Lowongnya formasi dalam sesuatu organisasi pada umumnya disebabkanoleh dua hal yaitu adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun danmeninggal dunia atau adanya perluasan organisasi.Karena pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yanglowong, maka penerimaan Pegawai Negeri Sipil harus berdasarkankebutuhan.

b. Setiap warga Negara Republik Indonesia mempunyai kesempatan yangsama untuk melamar menjadi Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

Pengadaan Pegawai Negeri Sipil harus didasarkan atas syarat-syarat obyektifyang telah ditentukan, dan tidak boleh didasarkan atas jenis kelamin, suku,agama, ras, golongan, atau daerah.

2. Sebagai pelaksanaan Pasal 16 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43Tahun 1999, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentangPengadaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 11 Tahun 2002.

3. Sebagai petunjuk pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002,perlu ditetapkan kembali Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara yangmengatur hal-hal yang berkenaan dengan perencanaan, pengumuman, pelamaran,penyaringan, pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil sampai denganpengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil.

B. TUJUAN

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 4: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Ketentuan dalam Keputusan ini sebagai petunjuk bagi Pejabat Pembina Kepegawaianuntuk menjamin kelancaran dan keseragaman dalam pelaksanaan pengadaan PegawaiNegeri Sipil di lingkungan masing-masing.

C. PENGERTIAN

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah kegiatan untuk mengisi formasi yanglowong.

2. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenanganmengangkat, memindahkan, dan memberhentikan Pegawai Negeri Sipil dilingkungannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

II. PERENCANAAN, PENGUMUMAN, PERSYARATAN DAN PELAMARAN

A. PERENCANAAN

1. Perencanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain meliputi :

a. Penjadwalan Kegiatan, antara lain :1) inventarisasi lowongan jabatan yang telah ditetapkan dalam formasi serta

syarat jabatannya;2) pengumuman akan dilaksanakannya pengadaan Pegawai Negeri Sipil;3) penyiapan materi ujian;4) penyiapan sarana dan prasarana yang diperlukan;5) pelamaran;6) pelaksanaan penyaringan;7) pengangkatan menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil sampai dengan

pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil.

b. Perhitungan Biaya :

Dalam perencanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil selain harusmemperhitungkan penyediaan anggaran gajinya, juga sekaligus diperhitungkanbiaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengadaan Pegawai Negeri Sipil.

2. Perencanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil, sesuai Pasal 4 PeraturanPemerintah Nomor 98 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 11 Tahun 2002 dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.

3. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil hanya diperkenankan dalam batas formasi yangtelah ditetapkan, dengan memprioritaskan antara lain :

a. pegawai pelimpahan/penarikan dari Departemen/Lembaga PemerintahNondepartemen/Pemerintah Daerah yang kelebihan pegawai.

b. siswa/mahasiswa ikatan dinas, setelah lulus dari pendidikannya.

c. tenaga medis dan paramedis yang telah selesai melaksanakan masa baktisebagai pegawai tidak tetap.

B. PENGUMUMAN

1. Setiap kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong harus diumumkan seluas-luasnyamelalui media massa yang tersedia dan/atau bentuk lainnya yang mungkin digunakan,sehingga pengadaan Pegawai Negeri Sipil diketahui oleh umum.

2. Disamping untuk memberikan kesempatan yang luas kepada warga Negara Indonesiauntuk mengajukan lamaran, juga memberikan lebih banyak kemungkinan bagiPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk memilih calon yang cakap dalammelaksanakan tugas yang akan dibebankan kepadanya.

3. Pengumuman tersebut harus dilakukan paling lambat 15 (lima belas) hari sebelumtanggal penerimaan lamaran.

4. Dalam pengumuman tersebut dicantumkan, antara lain :

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 5: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

a. jumlah dan jenis jabatan yang lowong;b. kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan;c. syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar;d. alamat dan tempat lamaran ditujukan;e. batas waktu pengajuan surat lamaran;f. waktu dan tempat seleksi; dang. lain-lain yang dipandang perlu.

C. PERSYARATAN

1. Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah sebagai berikut :

a. Warga Negara Indonesia.

Apabila diragukan tentang kewarganegaraan seorang pelamar, maka harusdimintakan bukti kewarganegaraannya, yaitu putusan Pengadilan Negeri yangmenetapkan bahwa yang bersangkutan menjadi Warga Negara Indonesia.Apabila seorang Warga Negara Indonesia berganti nama, harus dimintakan pulasurat pernyataan ganti nama yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota yangbersangkutan.

b. Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-tingginya 35(tiga puluh lima) tahun.Pelamar yang belum mencapai usia 18 (delapan belas) tahun tidak dapat diterimasebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Usia seorang pelamar ditentukanberdasarkan tanggal kelahiran yang tercantum dalam Surat Tanda TamatBelajar/Ijazah yang digunakan sebagai dasar pengangkatan.

c. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilanyang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatutindak pidana kejahatan.Dalam ketentuan ini, tidak termasuk bagi mereka yang dijatuhi hukumanpercobaan.

d. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atautidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil/Anggota Tentara NasionalIndonesia/ Anggota Kepolisian Negara, atau diberhentikan tidak dengan hormatsebagai pegawai swasta.

e. Tidak berkedudukan sebagai Calon/Pegawai Negeri.Seorang yang masih berkedudukan sebagai Calon Pegawai NegeriSipil/Pegawai Negeri Sipil, Calon Anggota Tentara Nasional Indonesia/ CalonAnggota Kepolisian Negara serta Anggota Tentara Nasional Indonesia/AnggotaKepolisian Negara tidak dapat diterima untuk menjadi Calon Pegawai NegeriSipil.

f. Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian dan keterampilan yang diperlukan.

g. Berkelakuan baik.Surat keterangan berkelakuan baik dibuat oleh kepolisian setempat.

h. Sehat jasmani dan rohani.Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dibuat oleh Dokter.

i. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesiaatau negara lain yang ditentukan oleh Pemerintah.

j. Syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan, termasuk syarat khususyang ditentukan instansi yang bersangkutan.

2. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil pada prinsipnya tidak boleh melebihi usia35 tahun.Pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil dapat dilakukan bagi yangmelebihi usia 35 (tiga puluh lima) tahun, dengan ketentuan :

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 6: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

a. telah mengabdi kepada instansi pemerintah baik pusat maupun daerahsekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara terus-menerus sebelum PeraturanPemerintah Nomor 11 Tahun 2002 yang ditetapkan tanggal 17 April 2002.

b. masih melaksanakan tugas pada instansi tersebut; dan

c. pengangkatan tersebut dilakukan berdasarkan kebutuhan khusus dandilaksanakan secara selektif serta tidak boleh melebihi usia 40 (empat puluh)tahun. Kebutuhan khusus yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah jabatan-jabatan yang ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara berdasarkanusul dari Pejabat Pembina Kepegawaian instansi sebelum pengadaan pegawai.

D. PELAMARAN

1. Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran yang ditulis dengan tulisan tangansendiri ditujukan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian instansi yangbersangkutan.

2. Dalam surat lamaran tersebut harus dilampirkan :

a. Foto copy Surat Tanda Tamat Belajar/ijazah yang disahkan oleh pejabat yangberwenang.

b. Kartu tanda pencari kerja dari DinasTenaga Kerja.

c. Pas photo menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan.

III. PENYARINGAN

A. PEMERIKSAAN ADMINISTRATIF

1. Setiap surat lamaran yang diterima diperiksa dan diteliti sesuai dengan persyaratanyang telah ditentukan dalam pengumuman, misalnya kualifikasi pendidikan, usia, dansebagainya.

2. Pemeriksaan terhadap surat lamaran tersebut dilakukan secara fungsional olehpejabat yang diserahi urusan kepegawaian.

3. Surat lamaran yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan, dikembalikan kepadapelamar yang bersangkutan disertai dengan alasan-alasannya, umpamanya tidakmemenuhi syarat kualifikasi pendidikan dan lain sebagainya yang serupa dengan itu.

4. Surat lamaran yang memenuhi syarat disusun dan didaftar secara tertib, untukmemudahkan pemanggilan.

B. PANITIA UJIAN

1. Untuk melaksanakan ujian penyaringan, Pejabat Pembina Kepegawaian dengansurat keputusan membentuk Panitia Ujian.

2. Panitia Ujian sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang, yaitu :

a. seorang Ketua merangkap anggota;b. seorang Sekretaris merangkap anggota; danc. seorang Anggota.

3. Apabila Panitia Ujian tersebut lebih dari 3 (tiga) orang, maka jumlahnya harusmerupakan bilangan ganjil.

4. Tugas Panitia Ujian adalah :

a. menyiapkan dan mengumpulkan bahan ujian;b. menentukan pedoman pemeriksanaan dan penilaian ujian;c. menentukan tempat dan jadwal ujian;d. menyelenggarakan ujian;e. memeriksa dan menilai hasil ujian;f. menyampaikan semua hasil ujian kepada Pejabat Pembina Kepegawaian yang

disusun berdasarkan nilai tertinggi sampai dengan terendah; dan

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 7: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

g. membuat laporan secara tertulis kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atasseluruh pelaksanaan tugas panitia.

C. MATERI UJIAN

1. Materi ujian hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga pelamar yang akanditerima benar-benar mempunyai kecakapan, keahlian dan keterampilan yangdiperlukan.Adapun materi ujian tersebut meliputi :

a. Test Kompetensi. Materi test kompetensi disesuaikan dengan kebutuhan persyaratan jabatan.

b. Psikotes.

Penyelenggaraan psikotes disesuaikan dengan kebutuhan persyaratan jabatandan kemampuan instansi masing-masing.

2. Test kompetensi disesuaikan dengan kebutuhan persyaratan jabatan, antara lainmeliputi :

a. Pengetahuan Umum;b. Bahasa Indonesia;c. Kebijaksanaan Pemerintah;d. Pengetahuan Teknis

Pengetahuan teknis adalah pengetahuan yang diperlukan untuk jabatan yangbersangkutan dan atau syarat jabatan.

Umpamanya :Pengetahuan di bidang lingkungan hidup, kesehatan masyarakat, konstruksijembatan dan lain sebagainya yang serupa dengan itu.

e. Pengetahuan lainnya Pengetahuan lainnya adalah pengetahuan yang dipandang perlu untuk jabatan

yang bersangkutan.

f. Dalam menyusun materi ujian harus didasarkan pada persyaratan jabatan yangdibutuhkan.

Umpamanya :Materi ujian untuk pelamar yang akan diangkat dalam jabatan guru harus berbedadengan materi ujian bagi pelamar yang akan diangkat dalam jabatan tenagamedis. Demikian pula dengan materi ujian untuk jenjang pendidikan yangberbeda.

3. Psikotes dilakukan untuk mengetahui kepribadian, minat dan bakat bagi pelamar.Penyelenggaraan psikotes dilakukan sesuai dengan kemampuan instansi masing-masing.

D. PEMANGGILAN PELAMAR

1. Pelamar yang memenuhi syarat, dipanggil secara tertulis untuk mengikuti ujianpenyaringan. Pemanggilan dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang diserahitugas urusan kepegawaian.

2. Untuk menghindari keterlambatan atau tidak diterimanya surat panggilan tersebut,maka disamping pemanggilan pelamar yang dilakukan secara tertulis, pemanggilandapat dilakukan juga melalui pengumuman pada media massa atau media lain yangtersedia.

3. Dalam surat panggilan atau pengumuman agar dicantumkan antara lain nomor ujian,waktu dan tempat ujian, dan hal-hal lain yang diperlukan.

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 8: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

E. UJIAN

1. Dalam rangka usaha menjamin obyektivitas penyelenggaraan ujian penyaringanpenerimaan pegawai, maka ujian dilaksanakan secara tertulis.

2. Apabila dipandang perlu dapat diadakan ujian lisan berupa wawancara, yangmerupakan pelengkap dari ujian tertulis, sebagai salah satu usaha untuk meyakinkanhasil ujian tertulis atau sebagai salah satu usaha untuk lebih mengetahui kecakapanpelamar.

3. Bagi pelamar yang akan mengisi lowongan tertentu, diadakan ujian keterampilan.Umpamanya, ujian keterampilan bagi pelamar yang akan diangkat menjadi operatorkomputer, pengemudi kendaraan bermotor, dan lain sebagainya yang serupadengan itu.

4. Selain ujian tertulis, ujian lisan dan ujian keterampilan, bagi pelamar yang akanmengisi jabatan tertentu dapat diadakan ujian kepribadian (psikotes).

5. Lembar jawaban ujian diperiksa oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang pemeriksaujian.

Dalam hal terdapat perbedaan penilaian antara pemeriksa yang satu denganpemeriksa yang lain, maka nilai peserta ujian adalah hasil bagi dari jumlah nilai yangdiberikan oleh masing-masing pemeriksa ujian.

Umpamanya : Pemeriksa X memberikan nilai 90 (sembilan puluh ), sedang pemeriksa Y

memberikan nilai 80 (delapan puluh). Dalam hal demikian, maka nilai peserta ujian adalah :

90 + 80 = 85 2

6. Apabila diadakan ujian lisan, maka untuk menjamin obyektivitas ujian lisan tersebutdilakukan sekurang-kurangnya oleh 2 (dua) orang penguji dan hasil ujian lisan harusdicatat secara teliti oleh penguji.

7. Panitia ujian menyusun daftar nama peserta dan nilai hasil ujian berdasarkan urutanranking hasil ujian.

8. Panitia ujian menyerahkan daftar dimaksud kepada Pejabat Pembina Kepegawaianuntuk ditetapkan dan diumumkan nama pelamar yang dinyatakan lulus ujianpenyaringan.

F. PENGUMUMAN PELAMAR YANG DITERIMA

1. Pejabat Pembina Kepegawaian setelah menerima daftar nama dan nomor serta nilaiujian peserta dari Panitia Ujian, menetapkan pelamar yang dinyatakan diterimaberdasarkan urutan nilai tertinggi sesuai dengan jumlah lowongan dan kualifikasipendidikan yang tersedia.

2. Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk mengumumkannomor peserta ujian yang ditetapkan diterima melalui media massa dan atau dalambentuk lainnya.

3. Disamping pengumuman melalui media massa atau bentuk lain tersebut, kepadapelamar yang ditetapkan diterima disampaikan pemberitahuan secara tertulis melaluisurat tercatat.

4. Dalam pengumuman dan surat pemberitahuan tersebut, diinformasikan kapan,dimana, kepada pejabat mana, dan batas waktu untuk melapor bagi pelamar yangditerima. Apabila pelamar yang dipanggil sampai batas waktu yang ditentukan tidakmelapor, maka dianggap mengundurkan diri.

5. Batas waktu untuk melapor sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari kerjaterhitung mulai tanggal dikirimkan surat pemberitahuan tersebut.

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 9: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

IV. PENGANGKATAN

A. PENGANGKATAN SEBAGAI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. Pelamar yang ditetapkan diterima, wajib melengkapi dan menyerahkan kelengkapanadministrasi kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau yang ditunjuk olehnya,yaitu :

a. Foto copy Ijazah/STTB yang disahkan oleh pejabat yang berwenang sesuaidengan Keputusan Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikannasional. Pada saat ini pejabat yang berwenang mengesahkan adalahsebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I-a dan I-b;

b. Daftar Riwayat Hidup, menurut contoh sebagaimana tersebut dalam AnakLampiran I-c;

c. Pas foto ukuran 3 X 4 sebanyak 6 (enam) lembar;d. Surat keterangan berkelakuan baik dari POLRI;e. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani serta tidak mengkomsumsi/

menggunakan narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya dariDokter;

f. Asli Kartu Pencari Kerja dari Dinas Tenaga Kerja;g. Surat pernyataan tentang :

1) tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusanPengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karenamelakukan suatu tindak pidana kejahatan;

2) tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atautidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri atau diberhentikan tidakdengan hormat sebagai pegawai swasta;

3) tidak berkedudukan sebagai Calon/Pegawai Negeri;

4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Republik Indonesia atau negara lainyang ditentukan oleh Pemerintah;

5) tidak menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;

Bagi yang sebelumnya menjadi pengurus dan atau anggota partai politik,harus melampirkan surat pernyataan telah melepaskan keanggotaan danatau kepengurusan dari partai politik yang diketahui oleh pengurus partaipolitik yang bersangkutan;

Surat pernyataan sebagaimana tersebut dibuat menurut contoh sebagaitersebut dalam Anak Lampiran I-d.

h. Foto copy sah surat keterangan dan bukti tentang pengalaman kerja bagi yangtelah mempunyai pengalaman bekerja.Khusus bagi pelamar yang pada saat diangkat sebagai calon Pegawai NegeriSipil berusia lebih dari 35 (tiga puluh lima) tahun dan tidak lebih dari 40 (empatpuluh) tahun, harus melampirkan surat keputusan pengangkatan dan suratketerangan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan masih melaksanakantugasnya pada instansi pemerintah.

2. Apabila salah satu syarat sebagaimana tersebut dalam angka 1 tidak dipenuhi, makayang bersangkutan tidak dapat diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.

3. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat/Daerah menyampaikan daftar pelamar yangdinyatakan lulus ujian penyaringan dan ditetapkan diterima untuk diangkat sebagaiCalon Pegawai Negeri Sipil kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 10: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

mendapat Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil yang dibuat menurut contoh sebagaitersebut dalam Anak Lampiran I-e.

4. Dalam menyampaikan daftar permintaan Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipiltersebut dilengkapi dengan lampiran :

a. Formulir penetapan NIP yang telah diisi dalam rangkap 3 (tiga) sebagaimanatersebut dalam Anak Lampiran I-f, dan setiap lembar formulir tersebut ditempelpas photo menghadap ke depan berukuran 3 x 4 cm;

b. Foto copy Ijazah/STTB yang telah disahkan 1 (satu) lembar;

c. Daftar Riwayat Hidup ditempel pas foto 1 (satu) lembar;

d. Surat pernyataan tentang :1) tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan

Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karenamelakukan suatu tindak pidana kejahatan;

2) tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atautidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri atau diberhentikan tidakdengan hormat sebagai pegawai swasta;

3) tidak berkedudukan sebagai Calon/Pegawai Negeri;

4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Republik Indonesia atau negara lainyang ditentukan oleh Pemerintah;

5) tidak menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;

e. Salinan sah surat keterangan dan bukti pengalaman kerja bagi yang memilikipengalaman kerja.

Kelengkapan lainnya disimpan dalam tata naskah instansi yang bersangkutan.

5. Kepala Badan Kepegawaian Negara memberikan Nomor Identitas Pegawai NegeriSipil bagi yang memenuhi syarat, sedangkan yang tidak memenuhi syarat tidakdiberikan Nomor Identitas Pegawai dan berkasnya dikembalikan kepada PejabatPembina Kepegawaian yang bersangkutan.

6. Berdasarkan Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil (NIP), maka Pejabat PembinaKepegawaian menetapkan keputusan pengangkatan yang bersangkutan menjadiCalon Pegawai Negeri Sipil, dibuat menurut contoh sebagai tersebut dalam AnakLampiran I-g.

7. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil dilakukan dalam tahun anggaran berjalandan penetapannya tidak boleh berlaku surut. Yang dimaksud dengan tahunanggaran yang berjalan yaitu berdasarkan formasi yang ditetapkan tahun anggaranyang bersangkutan. Penetapan berlakunya pengangkatan calon Pegawai NegeriSipil pada bulan berjalan yang bersangkutan tersebut yaitu pada tanggal 1 (satu)bulan berikutnya setelah pemberian NIP.

Umpamanya :ANTONI telah lulus ujian dan ditetapkan diterima serta diajukan permintaan NIPkepada Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pada tanggal 29 Juni 2003 KepalaBadan Kepegawaian Negara memberikan NIP yang bersangkutan dan berlakuterhitung mulai tanggal 1 Juli 2003. Dalam hal demikian, maka keputusan PejabatPembina Kepegawaian tentang pengangkatan Sdr. ANTONI sebagai Calon PegawaiNegeri Sipil berlaku terhitung mulai tanggal 1 Juli 2003.

8. Dalam hal pemberian NIP dilakukan pada bulan terakhir tahun anggaran berjalan,maka pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil berlaku mulai tanggal 1bulan terakhir tahun anggaran yang bersangkutan.

9. Asli surat keputusan pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipildisampaikan kepada yang bersangkutan, dan tembusannya disampaikan kepada :

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 11: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

a. Kepala Badan Kepegawaian Negara U.p. Deputi Bidang InformasiKepegawaian/Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara;

b. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara/Biro/Bagian Keuangan Daerah;c. Pejabat lain yang dipandang perlu.

10. Surat keputusan pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil harusdisampaikan langsung kepada yang bersangkutan yang dilakukan dengan suratpemanggilan ke alamat yang bersangkutan.

11. Penyampaian surat keputusan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil harusdisertai dengan bukti tanda terima yang bersangkutan.

12. Selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak diterima-nya surat keputusanpengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil, yang bersangkutan wajib melapor padasatuan unit organisasi dan melaksanakan tugasnya.

B. GOLONGAN RUANG

1. Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan sebagai Calon Pegawai NegeriSipil adalah sebagai berikut :

a. Golongan ruang I/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memilikidan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Dasar atau yangsetingkat;

b. Golongan ruang I/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memilikidan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan TingkatPertama atau yang setingkat;

c. Golongan ruang II/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memilikidan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan TingkatAtas, Diploma I, atau yang setingkat;

d. Golongan ruang II/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memilikidan menggunakan Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Guru PendidikanLuar Biasa atau Diploma II;

e. Golongan ruang II/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memilikidan menggunakan Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III;

f. Golongan ruang III/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memilikidan menggunakan Ijazah Sarjana (S1), atau Diploma IV;

g. Golongan ruang III/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memilikidan menggunakan Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Magister (S2), atau Ijazahlain yang setara;

h. Golongan ruang III/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memilikidan menggunakan Ijazah Doktor (S3).

2. Ijazah lain yang setara dengan Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, dan Magister (S2)sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf g adalah Ijazah yang dikeluarkan olehperguruan tinggi yang bobot untuk memperolehnya setara dengan Ijazah Dokter,Ijazah Apoteker, dan Magister (S2) yang penetapan kesetaraannya dilaksanakanoleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional.

3. Ijazah sebagaimana tersebut dalam angka 1 adalah Ijazah yang diperoleh dariSekolah atau Perguruan Tinggi Negeri dan/atau Ijazah yang diperoleh dari Sekolahatau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi dan/atau telah mendapat izinpenyelenggaraan dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikannasional atau pejabat lain yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yangberlaku berwenang menyelenggarakan pendidikan.

4. Ijazah yang diperoleh dari sekolah atau perguruan tinggi di luar negeri hanya dapatdihargai apabila telah diakui dan ditetapkan sederajat dengan Sekolah atauPerguruan Tinggi Negeri di Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri yangbertanggung jawab di bidang pendidikan nasional atau pejabat lain yang

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 12: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berwenangmenyelenggarakan pendidikan.

C. PENGHASILAN

1. Hak atas gaji bagi Calon Pegawai Negeri Sipil adalah 80 % (delapan puluh persen)dari gaji pokok Pegawai Negeri Sipil, mulai berlaku pada tanggal yangbersangkutan secara nyata melaksanakan tugasnya yang dinyatakan dengan suratpernyataan oleh Kepala Kantor atau satuan organisasi yang bersangkutan, dibuatmenurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran I-h.

2. Surat pernyataan telah melaksanakan tugas dibuat oleh Kepala Kantor atau satuanorganisasi selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah yang bersangkutan secaranyata telah melaksanakan tugas.

3. Surat pernyataan melaksanakan tugas disampaikan kepada :

a. Kepala Kantor Perbendaharaan Negara/Biro/Bagian Keuangan Daerah;b. Pejabat Pembuat Daftar Gaji;c. Calon Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan; dand. Pejabat lain yang dipandang perlu.

4. Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah surat pernyataan telah melaksanakantugas dibuat, pejabat pembuat daftar gaji sudah mengajukan usul pembayaran gajiyang bersangkutan kepada Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara/KasDaerah.

5. Calon Pegawai Negeri Sipil yang penempatannya jauh dari tempat tinggalnya,sudah dianggap nyata melaksanakan tugas sejak ia berangkat menuju ke tempattugasnya, yang dibuktikan dengan surat perintah perjalanan/penugasan dari pejabatyang berwenang menugaskan.

6. Pada saat pengangkatan pertama Calon Pegawai Negeri Sipil ada kalanya yangbersangkutan telah mempunyai masa kerja yang dapat diperhitungkan untukpenetapan gaji pokok.

7. Masa kerja yang dapat diperhitungkan penuh untuk penetapan gaji pokok dalampengangkatan pertama adalah :

a. Masa selama menjadi Calon/Pegawai Negeri, kecuali masa selamamenjalankan cuti di luar tanggungan negara.

b. Masa selama menjadi Pejabat Negara.

Umpamanya :Masa selama menjadi Anggota DPR-RI, Gubernur dan lain sebagainya.

c. Masa selama menjalankan tugas pemerintahan, yang antara lain masapenugasan sebagai :

1) Lokal staff pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri;2) Pegawai tidak tetap, Umpamanya masa bakti Dokter selama menjadi

pegawai tidak tetap;3) Perangkat Desa;4) Pegawai/Tenaga pada Badan-badan Internasional;5) Petugas pada Pemerintahan lainnya yang penghasilannya dibebankan

pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

d. Masa selama menjalankan kewajiban untuk membela negara, antara lain masaselama menjadi Prajurit Wajib dan Sukarelawan.

e. Masa selama menjadi pegawai/karyawan perusahaan milik Pemerintah, sepertiBadan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 13: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

8. Masa kerja yang diperhitungkan 1/2 (setengah) adalah masa kerja sebagaipegawai/karyawan dari perusahaan yang berbadan hukum diluar lingkungan badan-badan pemerintah (termasuk perusahaan swasta asing yang berbadan hukum) yangtiap-tiap kali tidak kurang dari 1 (satu) tahun dan tidak terputus-putus, denganketentuan bahwa masa kerja tersebut diperhitungkan sebanyak-banyaknya 8(delapan) tahun.

Umpamanya :a. DEWI SETIAWATI seorang mantan karyawati dari perusahaan swasta yang

berbadan hukum, mempunyai masa kerja secara terus menerus selama 16 (enambelas) tahun. Apabila ia diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, maka masakerja yang dapat diperhitungkan adalah :

16 tahun = 8 (delapan) tahun

2

b. NAJIB MUTALIB memiliki masa kerja pada perusahaan yang berbadan hukumpada :

1) Perusahaan swasta A selama = 6 bulan2) Perusahaan swasta B selama = 11 bulan

Jumlah = 17 bulan

Dalam hal demikian, maka masa kerja tersebut tidak dapat diperhitungkan,karena tiap-tiap kali dari masa kerja yang dimiliki kurang dari 1 (satu) tahun.

c. TAUFIK mempunyai masa kerja dari beberapa perusahaan swasta yangberbentuk badan hukum pada :

1) Perusahaan swasta nasional selama = 5 tahun2) Perusahaan swasta asing Jepang selama = 7 tahun3) Perusahaan swasta asing Korea selama = 9 tahun Jumlah = 21 tahunDalam hal demikian, maka masa kerja yang dapat diperhitungkan adalahsebanyak-banyaknya 8 ( delapan ) tahun.

9. Cara menghitung masa kerja dilaksanakan sebagai berikut :

a. Masa kerja yang diperhitungkan penuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 adalah masa kerja hasilakhir yang tidak kurang dari 1 (satu) bulan. Apabila terdapat masa kerja hasilakhir yang kurang dari 1 (satu) bulan, maka hasil terakhir perhitungan masa kerjayang kurang dari 1 (satu) bulan tersebut dihapuskan/tidak dapat diperhitungkan.

Umpamanya : WARTONO mempunyai masa kerja sebagai berikut :

1) Sebagai Pegawai Tidak Tetap selama = 2 tahun 5 bulan 15 hari2) Sebagai Perangkat Desa selama = 4 tahun 4 bulan 17 hari

Jumlah = 6 tahun 9 bulan 32 hari

Dalam hal demikian, maka masa kerja yang diperhitungkan untuk penetapan gajipokok pengangkatan pertama adalah 6 tahun 10 bulan.

b. Masa kerja yang diperhitungkan 1/2 (setengah) sebagaimana dimaksud dalamPasal 13 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 adalah masakerja dimana tiap-tiap masa kerja yang kurang dari 1 (satu) bulandihapuskan/tidak diperhitungkan.

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 14: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Umpamanya :SETIYO mempunyai masa kerja pada beberapa perusahaan swasta yangberbentuk badan hukum sebagai berikut :

1) Perusahaan swasta Nasional selama = 2 tahun 3 bulan 12 hari2) Perusahaan asing Jepang selama = 5 tahun 1 bulan 29 hari3) Perusahaan asing Korea selama = 1 tahun 1 bulan 28 hari Jumlah = 8 tahun 5 bulan 69 hari

Dalam hal demikian, maka masa kerja SETIYO yang dapat diperhitungkan untukmenetapkan gaji pokok pengangkatan pertamanya adalah :

2 th 3 bln + 5 th 1 bln + 1 th 1 bln 8 th 5 bln = = 4 th 2 bln 15 hari

2 2 dibulatkan ke bawah menjadi 4 tahun 2 bulan.

D. MASA PERCOBAAN

1. Masa selama menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil merupakan masa percobaan.Lamanya masa percobaan adalah sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan palinglama 2 (dua) tahun, sesuai dengan ketentuan Pasal 16 ayat (4) Undang-undangNomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43Tahun 1999 dan Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002.

2. Masa percobaan tersebut dihitung sejak tanggal yang bersangkutan diangkatsebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.

E. PENGANGKATAN MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah menjalankan masa percobaan dapat diangkatmenjadi Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan dan pangkat tertentu dengan keputusanPejabat Pembina Kepegawaian, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalamAnak Lampiran I-i.

2. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil ditetapkan,apabila telah memenuhi syarat :

a. setiap unsur penilaian prestasi kerja/daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3) sekurang-kurangnya bernilai baik;

b. telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat menjadiPegawai Negeri Sipil; dan

c. telah lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan.

3. Syarat penilaian prestasi kerja/DP-3 dinyatakan secara tertulis oleh atasan yangberwenang membuat penilaian prestasi kerja/DP-3, syarat kesehatan jasmani danrohani dinyatakan dalam surat keterangan yang dikeluarkan oleh Dokter PengujiTersendiri/Tim Penguji Kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri yang bertanggungjawab di bidang kesehatan, dan syarat lulus pendidikan dan pelatihan prajabatandinyatakan dengan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan yangditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.

4. Tanggal mulai berlakunya keputusan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipiltidak boleh berlaku surut.

Umpamanya :Surat keputusan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil ditetapkan tanggal 28Agustus 2004, maka mulai berlakunya keputusan adalah tanggal 1 September 2004.

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 15: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

5. Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah menjalankan masa percobaan lebih dari 2(dua) tahun dan telah memenuhi syarat untuk diangkat menjadi Pegawai NegeriSipil, tetapi karena sesuatu sebab belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil,maka hanya dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil apabila alasannya bukankarena kesalahan yang bersangkutan.

Umpamanya :a. karena terlambat diikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan pra jabatan.

b. karena terlambat diikutsertakan dalam ujian kesehatan oleh Dokter PengujiTersendiri/Tim Penguji Kesehatan.

c. karena kesalahan administrasi Instansi sehingga yang bersangkutan terlambatditetapkan keputusan pengangkatannya menjadi Pegawai Negeri Sipil.

6. Pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil Pusat bagi Calon Pegawai Negeri SipilPusat yang menjalani masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun ditetapkan olehKepala Badan Kepegawaian Negara.

7. Pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah bagi Calon Pegawai NegeriSipil Daerah yang menjalani masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun ditetapkanoleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota setelahmendapat pertimbangan teknis dari Kepala Kantor Regional Badan KepegawaianNegara.

8. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerahmenyampaikan :

a. usul pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil Pusat bagi Calon PegawaiNegeri Sipil Pusat yang menjalani masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahunkepada Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional BadanKepegawaian Negara, dibuat menurut contoh sebagai tersebut dalam AnakLampiran I-j;

b. permintaan pertimbangan teknis pengangkatan menjadi Pegawai Negeri SipilDaerah bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjalani masapercobaan lebih dari 2 (dua) tahun kepada Kepala Kantor Regional BadanKepegawaian Negara, dibuat menurut contoh sebagai tersebut dalam anakLampiran I-k;

9. Usul pengangkatan/permintaan pertimbangan teknis harus menyebutkan secara rincidan jelas alasan keterlambatan pengangkatan yang bersangkutan menjadi PegawaiNegeri Sipil, dengan melampirkan :

a. surat keputusan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil;b. foto copy sah Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan;c. surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari Dokter Penguji Tersendiri/Tim

Penguji Kesehatan;d. daftar penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir;e. surat pernyataan melaksanakan tugas/surat penugasan; danf. Pas foto hitam putih ukuran 3 x 4 cm sebanyak 1 (satu) lembar untuk penetapan

KARPEG bagi Pegawai Negeri Sipil.

10. Keputusan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil bagi Calon Pegawai NegeriSipil yang menjalani masa pencobaan lebih dari 2 (dua) tahun dibuat menurut contohsebagai tersebut dalam Anak Lampiran I–l.

11. Calon Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PegawaiNegeri Sipil diberikan pangkat sebagai berikut :

a. Juru Muda bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang I/a;b. Juru bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang I/c;c. Pengatur Muda bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang II/a;d. Pengatur Muda Tingkat I bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang II/b;e. Pengatur bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang II/c;f. Penata Muda bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang III/a;

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 16: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

g. Penata Muda Tingkat I bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang III/b;h. Penata bagi yang telah diangkat dalam golongan ruang III/c.

12. Calon Pegawai Negeri Sipil yang tewas diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil,terhitung mulai tanggal 1 (satu) pada bulan yang bersangkutan dinyatakan tewassesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

13. Calon Pegawai Negeri Sipil yang cacat karena dinas, yang oleh Tim PengujiKesehatan dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, diangkatmenjadi Pegawai Negeri Sipil terhitung mulai tanggal 1 (satu) pada bulanditetapkannya surat keterangan Tim Penguji Kesehatan.

14. Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam angka 13 setelahdiangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat sebagaiPegawai Negeri Sipil dan diberikan hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

15. Pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil bagi Calon Pegawai Negeri Sipil yangtewas atau cacat karena dinas ditetapkan dengan keputusan :

a. Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional BadanKepegawaian Negara bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Pusat;

b. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi/Kabupaten/ Kota bagi CalonPegawai Negeri Sipil Daerah setelah mendapat pertimbangan teknis dari KepalaKantor Regional Badan Kepegawaian Negara.

F. PEMBERHENTIAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. Calon Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat, apabila :

a. mengajukan permohonan berhenti;b. tidak memenuhi syarat kesehatan;c. tidak lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan;d. tidak menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan tugas;e. menunjukkan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat mengganggu

lingkungan pekerjaan;f. dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang;g. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik dan telah mengajukan surat

permohonan berhenti secara tertulis kepada pejabat pembina kepegawaian; atauh. 1 (satu) bulan setelah diterimanya keputusan pengangkatan sebagai Calon

Pegawai Negeri Sipil tidak melapor dan melaksanakan tugas, kecuali bukankarena kesalahan yang bersangkutan.

2. Calon Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat, apabila :

a. pada waktu melamar dengan sengaja memberikan keterangan atau bukti yangtidak benar;

Dalam ketentuan ini yang termasuk pengertian keterangan-keterangan atau buktiyang tidak benar adalah apabila keterangan tersebut mengakibatkan kerugianpada negara atau setelah diketahui kebenarannya seharusnya tidak memenuhisyarat untuk diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.

Umpamanya :Pada waktu melamar memberikan keterangan tidak pernah diberhentikan tidakdengan hormat, padahal pernah dikenakan pemberhentian tidak dengan hormatdan lain sebagainya yang serupa dengan itu;

b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang sudahmempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja melakukansesuatu tindak pidana kejahatan, atau melakukan sesuatu tindak pidanakejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan/ tugasnya;

c. dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat; atau

d. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik tanpa mengajukan suratpermohonan berhenti secara tertulis kepada pejabat pembina kepegawaian.

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 17: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

3. Pemberhentian sebagaimana tersebut di atas ditetapkan dengan keputusan PejabatPembina Kepegawaian yang bersangkutan.

V. KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Anggaran untuk penyelenggaraan pengadaan Pegawai Negeri Sipil Pusat dibebankanpada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

2. Anggaran untuk penyelenggaraan pengadaan Pegawai Negeri Sipil Daerah dibebankanpada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

3. Untuk membangun data kepegawaian Pegawai Negeri Sipil secara nasional, PejabatPembina Kepegawaian Pusat dan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah wajibmenyampaikan tembusan surat keputusan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil danpengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil kepada KepalaBadan Kepegawaian Negara.

VI. PENUTUP

Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

KEPALABADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

ttd.

SUNARTI

DocumentsPDFComplete

Click Here & UpgradeExpanded Features

Unlimited Pages

Page 18: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI

PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

2010

Page 19: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

ii

PENGARA

Prof. Dr. Muchlas Samani (Direktur Ketenagaan Ditjen Dikti)

Drs. Mashuri Maschab, S.U (Kepala Biro Kepegawaian Depdiknas)

Dr. Andi Pangerang Moenta, SH., MH., DFM (Kepala Biro Hukum dan Organisasi)

TIM PENYUSUN

Prof. Dr. Ir. Djoko Kustono. HM. (Ketua, Universitas Negeri Malang)

Prof. Dr. Ir. Carmadi Machbub (Anggota, Institut Teknologi Bandung)

Prof. Dr. H.M. Zainuddin., Apt. (Anggota, Universitas Airlangga)

Putut Pujogiri., SH (Anggota, Biro Hukum dan Organisasi, Depdiknas)

Trisno Zuardi., SH., MM (Anggota, Biro Kepegawaian Depdiknas)

Dr. Ir. Ivan Hanafi, M.Pd (Anggota, Universitas Negeri Jakarta)

Drs. A. Hidayat., M.Si (Anggota, Kepala Bagian Tatalaksana dan Kepeg. Dikti)

Drs. Abdurrachim Idris (Anggota, Kasubdit Karir Dit. Ketenagaan)

Sugeng Winarno (Anggota, Kasi Kepangkatan dan Promosi)

Page 20: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

iii

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen disebutkan

bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Tugas utama dosen tersebut adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan

beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) SKS dan paling banyak 16 (enam

belas) SKS pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademik. Pelaksanaan tugas

utama dosen ini perlu dievaluasi dan dilaporkan secara periodik sebagai bentuk

akuntabilitas kinerja dosen kepada para pemangku kepentingan. Buku Pedoman ini

dimaksudkan untuk memberikan arah dan tatacara penetapan Beban Kerja Dosen Dan

Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.

Buku pedoman ini berisi (1) rasional evaluasi yang ada pada bab pendahuluan, (2) beban

kerja dan tugas utama dosen (3) prosedur evaluasi pelaksanaan tridharma perguruan

tinggi dan (4) rubrik evaluasi yang diletakkan pada Lampiran. Diharapkan pedoman ini

dapat digunakan sebagai acuan oleh semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan

tugas penetapan beban kerja dosen dan evaluasi pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.

Kami mengucapkan terimakasih dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada Tim

Penyusun dan pihak lain yang telah bekerja keras dalam mewujudkan pedoman ini.

Semoga program berjalan baik.

Jakarta, --------- 2010

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

.

Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.

NIP 131 124 234

Page 21: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

iv

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Landasan Hukum

C. Tujuan

D. Prinsip Evaluasi Tugas Utama

E. Periode Evaluasi

F. Laporan Hasil Evaluasi

G. Pelaksanan Tugas Evaluasi

BAB II BEBAN KERJA DAN TUGAS UTAMA DOSEN

A. Beban Kerja Dosen

B. Tugas Utama Dosen

C. Kewajiban Khusus Profesor

D. Dosen Dengan Jabatan Struktural

E. Tugas Utama Dosen Yang Sedang Tugas Belajar

BAB III PROSEDUR EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERG. TINGGI

A. Prosedur Evaluasi

B. Rancangan Tugas Dosen

C. Asesor

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 22: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

v

Page 23: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dosen adalah salah satu komponen esensial dalam suatu sistem pendidikan di

perguruan tinggi. Peran, tugas, dan tanggungjawab dosen sangat penting dalam

mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,

meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yang meliputi kualitas iman/takwa, akhlak

mulia, dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan

masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab. Untuk melaksanakan fungsi,

peran, dan kedudukan yang sangat strategis tersebut, diperlukan dosen yang profesional.

Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, dosen dinyatakan sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Bab 1 Pasal 1

ayat 2). Sementara itu, profesional dinyatakan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu

serta memerlukan pendidikan profesi.

Kompetensi tenaga pendidik, khususnya dosen, diartikan sebagai seperangkat

pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan

diwujudkan oleh dosen dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Kompetensi tersebut

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional.

Tugas utama dosen adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan

beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak 16 (enam

belas) sks pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademik. Sedangkan profesor

atau guru besar adalah dosen dengan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan

tinggi dan mempunyai tugas khusus menulis buku dan karya ilmiah serta menyebarkan

luaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat. Pelaksanaan tugas utama dosen ini

perlu dievaluasi dan dilaporkan secara periodik sebagai bentuk akuntabilitas kinerja dosen

kepada para pemangku kepentingan.

Page 24: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

2

Kompetensi dosen menentukan kualitas pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi

sebagaimana yang ditunjukkan dalam kegiatan profesional dosen. Untuk menjamin

pelaksanaan tugas dosen berjalan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam peraturan

perundang undangan maka perlu dievaluasi setiap periode waktu yang ditentukan. Buku

Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan arah dan tatacara penetapan Beban Kerja

Dosen Dan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi Tahun 2010

B. Landasan Hukum

Landasan hukum penetapan Beban Kerja Dosen Dan Evaluasi Pelaksanaan

Tridharma Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut.

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

2. Undang-Undang Nomor Republik Indonesia 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan

Tinggi

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1999 tentang Perguruan

Tinggi Sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN)

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan

Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan

Kehormatan Profesor

8. Peraturan Mendiknas Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi

Pendidik Untuk Dosen

9. Surat Keputusan Menkowasbangpan Nomor 38 Tahun 1999 tentang Jabatan

Fungsional Dosen dan Nilai Angka Kreditnya

10. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan Republik Indonesia No. 48/D3/Kep/1983 Tentang Beban Tugas Tenaga

Pengajar Pada Perguruan Tinggi

Page 25: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

3

C. Tujuan

Evaluasi tugas utama dosen bertujuan untuk (1) meningkatkan profesionalisme

dosen dalam melaksanakan tugas, (2) meningkatkan proses dan hasil pendidikan (3)

menilai akuntabilitas kinerja dosen di perguruan tinggi (4) meningkatkan atmosfer

akademik di semua jenjang perguruan tinggi dan (5) mempercepat terwujudnya tujuan

pendidikan nasional

D. Prinsip Evaluasi Tugas Utama Dosen

Prinsip penetapan Beban Kerja Dosen Dan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma

Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut.

1. Berbasis evaluasi diri

2. Saling asah, asih dan asuh

3. Meningkatkan profesionalisme dosen

4. Meningkatkan atmosfer akademik

5. Mendorong kemandirian perguruan tinggi

Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dimulai oleh dosen

dengan membuat evaluasi diri terkait semua kegiatan yang dilaksanakan baik pada

bidang (1) pendidikan dan pengajaran, (2) penelitian dan pengembangan karya ilmiah, (3)

pengabdian kepada masyarakat maupun (4) kegiatan penunjang lainnya. Evaluasi ini

diwujudkan dalam Laporan Kinerja sesuai dengan Format F1 pada Lampiran I. Laporan

format F1 di dukung oleh semua bukti pendukung dan laporan tahun sebelumnya.

Kemudian diserahkan kepada asesor untuk dinilai dan mendapatkan verifikasi. Asesor

dalam menilai diharapkan memakai prinsip saling asah, asih dan asuh. Dosen yang

kurang perlu mendapatkan bimbingan dan penjelasan dari asesor agar kinerja yang

ditetapkan oleh peraturan perundang undangan dapat tercapai tanpa mengurangi kaidah

akademik yang menjadi amanah undang-undang kepada asesor. Aktivitas ini tentu bisa

mendorong peningkatan profesionalisme dosen pada perguruan tinggi yang

bersangkutan. Apabila kegiatan evaluasi kinerja ini diterapkan untuk semua dosen maka

akan berimplikasi kepada peningkatan atmosfer akademik yang berkelanjutan

sehingga bisa mendorong terciptanya kemandirian perguruan tinggi dalam

meningkatkan daya saing bangsa.

Page 26: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

4

E. Periode Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan secara periodik artinya evaluasi dilakukan pada setiap kurun

waktu yang tetap. Hal ini untuk menjaga akuntabilitas kepada pemangku kepentingan

terkait dengan kinerja perguruan tinggi.

Masing-masing perguruan tinggi dapat menentukan sendiri periode evaluasi beban

kerja dosen, perguruan tinggi dapat melakukan dalam semesteran dan atau tahunan.

Bahkan pada keadaan khusus pemimpin perguruan tinggi dapat melakukan evaluasi beban

kerja dosen setiap saat diperlukan. Namun demikian laporan kepada Direktur Jenderal

Pendidikan Tinggi harus dilakukan setiap tahun.

F. Laporan Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi beban kerja dosen dilaporkan dan diserahkan oleh pemimpin

perguruan tinggi kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi setiap tahun. Direktur

Jenderal Pendidikan tinggi berwenang untuk memverikasi laporan ini. Pada perguruan

tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat laporan dikoordinasikan oleh Koordinator

Perguruan Tinggi Swasta kemudian diserahkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

setiap tahun.

Hasil evaluasi beban kerja dosen dapat memberikan gambaran kinerja dosen. Oleh

karena itu laporan evaluasi merupakan salah satu bentuk akuntabilitas kinerja dosen

kepada masyarakat. Hasil evaluasi ini dapat berimplikasi kepada keberlangsungan

tunjangan profesi pendidik maupun tunjangan kehormatan dosen. Pemimpin perguruan

tinggi berkewajiban memberikan teguran lisan, peringatan tertulis, penghentian sementara

maupun permanen tunjangan profesi pendidik maupun tunjangan kehormatan terhadap

dosen atau sanksi lainnya sesuai dengan kewenangan pemimpin perguruan tinggi apabila

berdasarkan hasil evaluasi beban kerja tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam

peraturan perundang undangan. Untuk perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh

masyarakat maka sanksi ini diberikan oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta. Pemimpin

perguruan tinggi bertanggung jawab penuh atas kebenaran laporan dan ketepatan waktu

melaporkan.

Page 27: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

5

G. Pelaksana Tugas Evaluasi

Tugas untuk melaksanakan evaluasi merupakan tugas yang dilakukan terus-

menerus sebagai bentuk akuntabilitas terhadap pemangku kepentingan, oleh karena itu

sebaiknya tidak dilakukan oleh suatu panitia ad hoc tetapi dilakukan oleh sebuah struktur

kelembagaan yang ada dan melekat pada sistem di perguruan tinggi tersebut misalnya

Lembaga Penjaminan Mutu, LP3I atau yang lain.

Pelaksana tugas diharapkan selalu berkoordinasi dengan jurusan, departemen,

fakultas maupun program studi untuk memaksimalkan proses kinerja dosen. Struktur

organisasi pelaksana tugas dikembangkan sendiri oleh masing-masing perguruan tinggi dan

merupakan bagian tak terpisah dari kelembagaan yang sudah ada di perguruan tinggi

tersebut.

Page 28: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

6

BAB II

BEBAN KERJA DAN TUGAS UTAMA DOSEN

A. Beban Kerja Dosen

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan

Profesor atau Guru Besar adalah dosen dengan jabatan akademik tertinggi pada satuan

pendidikan tinggi dan mempunyai kewajiban khusus menulis buku dan karya ilmiah serta

menyebarkan luaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat

Tugas utama dosen tersebut adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi

dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak

16 (enam belas) sks pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya dengan

ketentuan sebagai berikut.

(1) tugas melakukan pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan dengan 9

(sembilan) sks yang dilaksanakan di perguruan tinggi yang bersangkutan;

(2) tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan melalui kegiatan

pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

bersangkutan atau melalui lembaga lain sesuai dengan peraturan perundang

undangan;

(3) tugas penunjang tridarma perguruan tinggi dapat diperhitungkan sks nya sesuai

dengan peraturan perundang undangan

(4) tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dan tugas penunjang paling sedikit

sepadan dengan 3 (tiga) SKS

(5) tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor sekurang-kurangnya sepadan

dengan 3 sks setiap tahun

Pemimpin perguruan tinggi berkewajiban memberikan kesempatan kepada dosen

untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Dosen yang mendapat penugasan

sebagai pimpinan perguruan tinggi sampai dengan tingkat jurusan diwajibkan

melaksanakan dharma pendidikan paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga) sks.

Page 29: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

7

B. Tugas Utama Dosen

Tugas melakukan pendidikan merupakan tugas di bidang pendidikan dan

pengajaran yang dapat berupa

(1) melaksanakan perkuliahan/tutorial dan menguji serta menyelenggarakan kegiatan

pendidikan di laboratorium, praktik keguruan, praktik bengkel/studio/kebun

percobaan/teknologi pengajaran;

(2) membimbing seminar Mahasiswa;

(3) membimbing kuliah kerja nyata (KKN), praktik kerja nyata (PKN), praktik kerja

lapangan (PKL);

(4) membimbing tugas akhir penelitian mahasiswa termasuk membimbing, pembuatan

laporan hasil penelitian tugas akhir;

(5) penguji pada ujian akhir;

(6) membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan kemahasiswaan;

(7) mengembangkan program perkuliahan;

(8) mengembangkan bahan pengajaran;

(9) menyampaikan orasi ilmiah;

(10) membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan kemahasiswaan.

(11) membimbing Dosen yang lebih rendah jabatannya;

(12) melaksanakan kegiatan detasering dan pencangkokan dosen.

Tugas melakukan penelitian merupakan tugas di bidang penelitian dan

pengembangan karya ilmiah yang dapat berupa

(1) menghasilkan karya penelitian;

(2) menerjemahkan/menyadur buku ilmiah;

(3) mengedit/menyunting karya ilmiah;

(4) membuat rancangan dan karya teknologi;

(5) membuat rancangan karya seni.

Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa

(1) menduduki jabatan pimpinan dalam lembaga pemerintahan/pejabat negara sehingga

harus dibebaskan dari jabatan organiknya;

(2) melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat;

(3) memberi latihan/penyuluhan/penataran pada masyarakat;

Page 30: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

8

(4) memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang

pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan;

(5) membuat/menulis karya pengabdian kepada masyarakat.

Tugas penunjang tridharma perguruan tinggi dapat berupa

(1) menjadi anggota dalam suatu panitia/badan pada perguruan tinggi;

(2) menjadi anggota panitia/badan pada lembaga pemerintah;

(3) menjadi anggota organisasi profesi;

(4) mewakili perguruan tinggi/lembaga pemerintah duduk dalam panitia antar lembaga;

(5) menjadi anggota delegasi nasional ke pertemuan internasional;

(6) berperan serta aktif dalam pertemuan ilmiah;

(7) mendapat tanda jasa/penghargaan;

(8) menulis buku pelajaran SLTA kebawah;

(9) mempunyai prestasi di bidang olahraga/kesenian/sosial.

Ekivalensi perhitungan SKS untuk berbagai tugas tersebut diatas disajikan pada

Rubrik Beban Kerja dan Tugas Utama Dosen pada Lampiran V

C. Kewajiban Khusus Profesor

Tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor menurut Pasal 49 ayat 2

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah

(1) menulis buku

(2) menghasilkan karya ilmiah dan

(3) menyebarluaskan gagasan

Tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor tidak menambah beban tugas

profesor (12 SKS) tetapi merupakan bagian dari tugas yang wajib dipilh oleh profesor.

Kewajiban khusus yang wajib dipilih ini paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga) SKS setiap

tahun. Seorang profesor dalam tiga tahun wajib melaksanakan ketiga kewajiban

khususnya. Ilustrasi pelaksanaan tugas khusus profesor disajikan pada Gambar 2.1. 2.2

dan 2.3. Kelebihan SKS pada salah satu kewajiban khusus tidak bisa menggunggurkan

kewajiban khusus yang lain.

Page 31: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

9

Gambar 2.1 Kewajiban Khusus Profesor Dilaksanakan Setiap Tahun

Gambar 2.2 Dua dari Tiga Kewajiban Khusus Dilaksanakan Dalam Satu Tahun

Page 32: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

10

Gambar 2.3 Semua Kewajiban Khusus Dilaksanakan Dalam Satu Tahun

Gambar 2.1, 2.2 dan 2.3 menunjukkan bahwa profesor mempunyai kebebasan

dalam melaksanakan kewajiban khususnya. Gambar 2.1 kewajiban khusus dilaksanakan

setiap tahun, artinya setiap tahun melaksanakan kewajiban khusus paling sedikit sepadan

dengan @ 3 SKS. Pada Gambar 2.2 dua dari tiga kewajiban khusus dilaksanakan dalam

satu tahun, sehingga satu dari kewajiban khusus dilaksanakan pada salah satu tahun yang

lain. Pada waktu melaksanakan dua kewajiban khusus maka beban kewajiban khusus

tahun tersebut paling sedikit sepadan dengan 6 SKS dan tahun yang lain 3 SKS. Pada

Gambar 2.3 semua tugas khusus dilaksanakan dalam tahun yang sama, sehingga kedua

tahun yang lain profesor tersebut tidak perlu lagi melaksanakan kewajiban khusus. Pada

waktu mengerjakan semua kewajiban khusus maka kewajiban khusus yang harus

dikerjakan paling sedikit sama dengan 9 SKS.

Kewajiban khusus profesor dalam membuat buku adalah berupa buku yang sesuai

dengan rumpun keahliannya dan atau sesuai dengan jabatan yang pernah atau sedang

diembannya (pengalaman menjabat), diterbitkan oleh lembaga penerbit baik nasional

maupun internasional yang mempunyai ISBN (International Standard of Book Numbering

System). Kewajiban khusus profesor dalam membuat karya ilmiah dapat berupa

Keterlibatan dalam satu judul penelitian atau pembuatan karya seni atau teknologi

Page 33: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

11

(termasuk penelitian untuk disertasi dan atau thesis), memperoleh hak paten dan atau

membuat karya teknologi atau seni. Kewajiban profesor dalam menyebarluaskan gagasan

dapat berupa menulis jurnal ilmiah menyampaikan orasi ilmiah, pembicara seminar,

memberikan pelatihan, penyuluhan, penataran kepada masyarakat dan mendifusikan

(menyebar luaskan) temuan karya teknologi dan atau seni. Perhitungan sks untuk masing-

masing kewajiban tersebut disajikan pada Rubrik di Lampiran V.

Semua kewajiban khusus profesor harus dilaksanakan secara melembaga dan

sesuai dengan rumpun ilmu yang ditekuni

D. Dosen Dengan Jabatan Struktural

Dosen perguruan tinggi yang sedang menjalankan tugas negara sebagai pejabat

struktural atau yang setara atas ijin pimpinan perguruan tinggi dan tidak mendapat

tunjangan profesi pendidik maka beban tugasnya diatur oleh pemimpin perguruan tinggi

mengacu pada ketentuan perundangan yang berlaku (lihat: UU No. 43 Tahun 1999, PP No.

37 Tahun 2009 dan Kepmenkowasbangpan No. 38 Tahun 1999)

Profesor yang sedang menjalankan tugas negara sebagai pejabat struktural atau

yang setara atas ijin pimpinan perguruan tingginya dan tidak mendapat tunjangan

kehormatan dibebaskan dari tugas khusus profesor.

E. Tugas Utama Dosen Yang Sedang Tugas Belajar

Dosen dengan status tugas belajar mempunyai tugas dan kewajiban belajar. Beban

kerja dosen tugas belajar diatur dengan perturan perundang undangan tersendiri (lihat:

Permendiknas No. 38 Tahun 2009)

Page 34: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

12

BAB III

PROSEDUR EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI A. Prosedur Evaluasi

Prosedur evaluasi pelaksanaan tridharma perguruan tinggi disajikan pada Gambar

3.1.

Gambar 3.1 Prosedur Evaluasi Tugas Utama Dosen

Page 35: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

13

Penjelasan:

1. Dosen membuat laporan kinerja secara periodik. Laporan kinerja ini memuat semua

aktivitas tridharma perguruan tinggi yang telah dilakukan dosen tersebut dan meliputi

dharma pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan aktivitas penunjang

lainnya. Format laporan atau format F1 disajikan pada Lampiran I. Format F1 dilengkapi

dengan semua bukti pendukungnya diserahkan kepada asesor. Karena laporan kinerja

dosen merupakan aktivitas yang berkelanjutan maka dosen juga perlu melampirkan

hasil evaluasi pada periode sebelumnya. Asesor berjumlah dua orang dan ditugaskan

oleh pemimpin perguruan tinggi untuk menilai ketercapaian prestasi SKS, dan

memverifikasi kesesuaian dokumen pendukung dengan aktivitas tridharma perguruan

tinggi yang telah dilakukan. Format F1 yang diserahkan kepada asesor dibuat dalam

bentuk hardcopy rangkap dua dan softcopy. Satu buah hardcopy nantinya dikembalikan

kepada dosen yang bersangkutan sesudah dsahkan oleh Dekan. Kriteria asesor

disajikan pada Bab 3.B

2. Apabila ketercapaian kinerja dosen tersebut telah memenuhi syarat seperti yang

dimaksud pada Bab. 3 dan bukti pendukung sesuai dengan laporan yang dibuat maka

laporan kinerja dianggap lolos. Bukti pendukung laporan yang telah lolos dikembalikan

kepada dosen yang bersangkutan untuk disimpan kembali dan dapat ditunjukkan

apabila diperlukan. Kedua asesor menandatangani Format F1 dan meneruskan format

F1 kepada Dekan atau yang sederajat untuk mendapatkan pengesahan.

3. Apabila asesor menyatakan (a) ketercapaian kinerja dosen tidak atau belum memenuhi

syarat seperti yang dimaksud pada Bab.3 dan atau (b) bukti pendukung tidak sesuai

dengan aktivitas yang dilaporkan maka laporan kinerja dianggap gagal dan

dikembalikan kepada dosen yang bersangkutan, untuk diperbaiki. Dalam hal terjadi

selisih pendapat antara asesor satu dengan asesor yang lain maka pemimpin perguruan

tinggi dapat menunjuk asesor ketiga.

4. Dekan mengesahkan hasil laporan format F1 dan mengkompilasi semua laporan kinerja

dosen yang menjadi tanggungjawabnya. Dekan bertanggung jawab dan berwenang

untuk memverifikasi kebenaran laporan yang telah dikoreksi oleh asesor. Hasil

kompilasi di tingkat fakultas ini kemudian diserahkan kepada Rektor untuk dibuat rekap

ditingkat universitas. Contoh hasil kompilasi tingkat Fakultas disajikan pada Lampiran II

Page 36: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

14

5. Rektor mengkompilasi semua laporan dari tingkat fakultas dan membuat rekap laporan

di tingkat universitas. Rektor bertanggung jawab dan berwenang untuk memverifikasi

kebenaran laporan yang telah disahkan oleh Dekan. Untuk perguruan tinggi negeri

maka laporan ini diserahkan atau dikirim langsung kepada Direktur Jenderal Pendidikan

Tinggi setiap tahun. Laporan yang dikirim dalam bentuk hardcopy dan softcopy.

6. Pada perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat maka laporan diserahkan

atau dikirim kepada Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) untuk dikompilasi

ditingkat Kopertis pada waktu yang telah ditetapkan. Kopertis bertanggung jawab dan

berwenang untuk memverifikasi kebenaran laporan yang telah disahkan oleh Rektor

perguruan tinggi

7. Kopertis kemudian mengkompilasi dan membuat rekap semua perguruan tinggi yang

menjadi tanggung jawabnya. Rekap laporan dalam bentuk hardcopy dan softcopy.

Kopertis kemudian menyerahkan dan atau mengirimkan laporan ke Direktur Jenderal

Pendidikan Tinggi

B. Rancangan Tugas Dosen

Pada setiap awal semester dosen diharapkan mempunyai rancangan kegiatan yang

akan dilaksanakan pada semester berjalan, rancangan ini berguna baik bagi dosen, asesor

maupun atasan untuk merencanakan alokasi waktu dan beban kerja dosen. Disamping itu

dosen diharapkan juga mempunyai rancangan pengembangan profesi. Rancangan

pengembangan profesi ini dapat menjadi acuan untuk mengarahkan kegiatan dosen untuk

mencapai cita-cita profesinya. Pimpinan perguruan tinggi diharapkan dapat memberikan

kesempatan kepada para dosennya untuk menggapai cita-cita profesi tersebut.

C. Asesor

Asesor bertugas untuk menilai dan memverifikasi laporan kinerja dosen. Syarat

menjadi asesor dan tatacara penilaian adalah sebagai berikut.

1. Dosen yang masih aktif

2. Mempunyai NIRA (Nomor identifikasi registrasi asesor) yang diterbitkan oleh Direktur

Jenderal Pendidikan Tinggi

3. Telah mengikuti sosialisasi penilaian kinerja dosen

4. Ditugaskan oleh pemimpin perguruan tinggi

Page 37: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Pedoman Beban Kerja Dosen 2010

15

5. Dihindari terjadinya konflik kepentingan

6. Satu atau semuanya dapat berasal dari perguruan tinggi sendiri ataupun dari perguruan

tinggi lain

7. Mempunyai rumpun atau sub rumpun ilmu yang sesuai dengan dosen yang dinilai

8. Mempunyai kualifikasi jabatan fungsional dan atau tingkat pendidikan yang sama atau

lebih tinggi dari dosen yang dinilai

9. Pemimpin perguruan tinggi mengatur agar asesor tidak menilai kinerja sendiri atau

bertukar ganti asesor-dosen (A sebagai asesor menilai B sebagai dosen kemudian B

sebagai asesor menilai A sebagai dosen)

10. Bagi perguruan tinggi yang belum mampu mempunyai asesor dan kesulitan didalam

mendapatkan asesor dari perguruan tinggi lain karena terkendala jarak dan waktu

maka dapat mengajukan asesor sendiri dengan kriteria jabatan fungsional lektor dan

sudah mempunyai sertifikat pendidik kepada Direktur Ketenagaan Ditjen Dikti.

Kemudian Direktur Ketenagaan akan menerbitkan NIRA Khusus bagi dosen tersebut.

NIRA khusus ini hanya berlaku untuk perguruan tinggi yang bersangkutan dan dalam

periode 2010 – 2012. Pada tahun 2013 dan seterusnya perguruan tinggi tersebut sudah

harus mempunyai asesor tanpa kriteria khusus.

Page 38: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Tabel 1. Perbedaan Umum antara Skripsi, Tesis dan Disertasi

No Aspek Skripsi Tesis Disertasi

1 Jenjang S1 S2 S3 (tertinggi)

2 Permasalahan Dapat diangkat dari

pengalaman

empirik, tidak

mendalam

Diangkat dari

pengalaman empirik, dan

teoritik, bersifat

mendalam

Diangkat dari

kajian teoritik

yang didukung

fakta empirik,

bersifat sangat

mendalam

3 Kemandirian

penulis

60% peran penulis,

40% pembimbing

80% peran penulis, 20%

pembimbing

90% peran penulis,

10% pembimbing

4 Bobot Ilmiah Rendah – sedang Sedang – tinggi.

Pendalaman /

pengembangan terhadap

teori dan penelitian yang

ada

Tinggi, Tertinggi

dibidang

akademik.

Diwajibkan

mencari terobosan

dan teori baru

dalam bidang ilmu

pengetahuan

5 Pemaparan Dominan deskriptif Deskriptif dan Analitis Dominan analitis

6 Model Analisis Rendah – sedang Sedang – tinggi Tinggi

7 Jumlah rumusan

masalah

Sekitar 1-2 Minimal 3 Lebih dari 3

8 Metode / Uji

statistik

Biasanya memakai

uji Kualitatif / Uji

deskriptif, Uji

statistik parametrik

(uji 1 pihak, 2

pihak), atau

Statistik non

parametrik (test

binomial, Chi

kuadrat, run test),

uji hipotesis

komparatif, uji

hipotesis asosiatif,

Korelasi, Regresi,

Uji beda, Uji Chi

Square, dll

Biasanya memakai uji

Kualitatif lanjut /

regresi ganda, atau

korelasi ganda,

mulitivariate,

multivariate lanjutan

(regresi dummy, data

panel, persamaan

simultan, regresi logistic,

Log linier analisis,

ekonometrika static &

dinamik, time series

ekonometrik) Path

analysis, SEM

Sama dengan tesis

dengan metode

lebih kompleks,

berbobot yang

bertujuan mencari

terobosan dan teori

baru dalam bidang

ilmu pengetahuan

9 Jenjang

Pembimbing /

Penguji

Minimal Magister Minimal Doktor dan

Magister yang

berpengalaman

Minimal Profesor

dan Doktor yang

berpengalaman

10 Orisinalitas

penelitian

Bisa replika

penelitian orang

lain, tempat kasus

berbeda

Mengutamakan

orisinalitas

Harus orisinil

11 Penemuan hal-hal

yang baru

Tidak harus Diutamakan Diharuskan

Page 39: Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara

12 Publikasi hasil

penelitian

Kampus Internal dan disarankan

nasional

Minimal Nasional Nasional dan Internasional

13 Jumlah rujukan /

daftar pustaka

Minimal 20 Minimal 40 Minimal 60

14 Metode / Program

statistik yang

biasa digunakan

Kualitatif / Manual,

Excel, SPSS dll

Kualitatif lanjut / SPSS,

Eview, Lisrel, Amos dll

Kualitatif lanjut /

SPSS, Eview,

Lisrel, Amos dll

Sumber : Agung Wahyudi Biantoro, Metode Penelitian Ekonomi Islam, 2009, diolah