20
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 219 TAHUN 2020 TENTANG TATA CARA ADMINISTRASI PELAKSANAAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan transparansi dan meningkatkan akuntabilitas penggunaan anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan, perlu mengatur kembali tata cara administrasi pelaksanaan anggaran di Lingkungan Kementerian Perhubungan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Tata Cara Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 219 TAHUN 2020

TENTANG

TATA CARA ADMINISTRASI PELAKSANAAN ANGGARAN

DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan transparansi dan

meningkatkan akuntabilitas penggunaan anggaran

di lingkungan Kementerian Perhubungan, perlu mengatur

kembali tata cara administrasi pelaksanaan anggaran

di Lingkungan Kementerian Perhubungan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri

Perhubungan tentang Tata Cara Administrasi

Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Kementerian

Perhubungan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Page 2: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 -

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

5. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang

Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang

Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);

7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002

Nomor 73) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan

Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002

Nomor 92);

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.02/2018

tentang Persetujuan Kontrak Tahun Jamak oleh Menteri

Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018

Nomor 775);

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.02/2020

tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2020

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor

383);

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 tahun

2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2018 Nomor 1756);

Page 3: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 3 -

Menetapkan :

PERTAMA

KEDUA

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG TATA CARA

ADMINISTRASI PELAKSANAAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN.

Menetapkan tata cara administrasi pelaksanaan anggaran

di lingkungan Kementerian Perhubungan yang selanjutnya

disebut pedoman pelaksanaan anggaran sebagaimana

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

Tata cara pelaksanaan administrasi anggaran sebagaimana

dimaksud dalam Diktum PERTAMA digunakan sebagai

Pedoman bagi setiap unit kerja di Lingkungan Kementerian

Perhubungan dalam pelaksanaan anggaran.

Page 4: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 4 -

KETIGA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 11 Agustus 2020

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI

SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;

2. Menteri Keuangan;

3. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

4. Sekretaris Jenderal;

5. Inspektur Jenderal;

6. Para Direktur Jenderal di lingkungan Kementerian Perhubungan; dan

7. Para Kepala Badan di Lingkungan Kementerian Perhubungan.

Page 5: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 5 -

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KM 219 TAHUN 2020

TENTANG

TATA CARA ADMINISTRASI PELAKSANAAN

ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

PERHUBUNGAN

PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPesatnya perkembangan teknologi memunculkan tantangan tersendiri

dalam mewujudkan sistem pengelolaan anggaran belanja dan

pendapatan negara dengan efektif, efisien, dan memperhatikan asas

kepatuhan. Dalam menjawab tantangan tersebut diterapkan perubahan

kebijakan terhadap peraturan perundang-undangan dengan

memanfaatkan teknologi ke dalam sistem pelaksanaan anggaran di

Kementerian Perhubungan. Perubahan peraturan pelaksanaan anggaran

tersebut merupakan penyempurnaan dari peraturan sebelumnya dengan

mengakomodir peraturan terkait Kontrak Tahun Jamak dan Pelaporan

menggunakan sistem Aplikasi Pelaksanaan Anggaran yang

dikembangkan oleh Kantor Pusat Kementerian Perhubungan. Peraturan

terkait Pelaksanaan Anggaran tersebut harus dipahami dan dijadikan

pedoman untuk mewujudkan kinerja dan efektifitas pengelolaan

anggaran di Lingkungan Kementerian Perhubungan.

B. Maksud dan TujuanMaksud ditetapkan Tata Cara Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan

Kementerian Perhubungan ini adalah sebagai pedoman bagi seluruh unit

kerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan dalam penyelenggaraan

pelaksanaan anggaran.

Page 6: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 6 -

Tujuan ditetapkan Tata Cara Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan

Kementerian Perhubungan ini adalah dalam rangka tersusunnya

administrasi pelaksanaan anggaran yang tertib, efisien, efektif, dan

sistematis dengan memperhatikan rasa kepatutan dan kepatuhan.

C. PengertianDalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat

APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang

disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

2. Revisi Anggaran adalah perubahan rincian anggaran yang telah

ditetapkan berdasarkan APBN tahun berjalan dan disahkan dalam

DIPA tahun berjalan.

3. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri

yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan anggaran di

Kementerian Perhubungan.

4. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah

pegawai Kementerian Perhubungan yang memperoleh kuasa dari PA

untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab

penggunaan anggaran pada Kementerian Perhubungan.

5. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA

adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang digunakan sebagai

acuan Penggunaan Anggaran dalam melaksanakan kegiatan

pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.

6. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga yang selanjutnya

disingkat RKA-K/L adalah dokumen rencana keuangan tahunan

Kementerian/Lembaga yang disusun menurut bagian anggaran

Kementerian / Lembaga.

7. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Kementerian Negara/Lembaga

yang selanjutnya disingkat APIP K/L adalah Inspektorat Jenderal

yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern yang

bertanggung jawab langsung kepada menteri pimpinan lembaga.

8. Surat Berharga Syariah Negara yang selanjutnya disingkat SBSN atau

dapat disebut Sukuk Negara adalah surat berharga negara yang

diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian

penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah

maupun valuta asing.

Page 7: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 7 -

9. Pinjaman Luar Negeri adalah setiap pembiayaan melalui utang yang

diperoleh Pemerintah dari pemberi pinjaman luar negeri yang diikat

oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga

negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.

10. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit kerja di

lingkungan Kementerian Perhubungan yang melaksanakan kegiatan

Kementerian Perhubungan dan memiliki kewenangan serta tanggung

jawab penggunaan anggaran.

11. Tahun Anggaran adalah meliputi masa satu tahun mulai 1 Januari

sampai dengan 31 Desember.

12. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang transportasi.

13. Sekretaris Jenderal adalah Sekretaris Jenderal Kementerian

Perhubungan.

14. Pejabat Eselon I adalah Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal,

Direktur Jenderal, dan Kepala Badan di lingkungan Kementerian

Perhubungan.

15. Pejabat Eselon II adalah Kepala Biro, Sekretaris Inspektorat Jenderal,

Inspektur, Sekretaris Direktorat Jenderal, Direktur, Sekretaris Badan,

Kepala Pusat, dan Ketua di lingkungan Kementerian Perhubungan.

16. Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak pengadaan barang/jasa yang

membebani lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran.

Page 8: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 8 -

BAB IIPELAKSANAAN ANGGARAN

A. Dokumen Pelaksanaan AnggaranDokumen Pelaksanaan Anggaran terdiri dari DIPA dan Petunjuk

Operasional Kegiatan.

1. DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh

PA/KPA. DIPA disusun berdasarkan Keputusan Presiden mengenai

rincian anggaran belanja pemerintah pusat. DIPA berfungsi

sebagai dasar pelaksanaan anggaran setelah mendapat

pengesahan dari menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang keuangan negara. DIPA terbagi menjadi 2

(dua), yaitu:

a. DIPA Induk merupakan akumulasi dari DIPA per Satker yang

disusun menurut masing-masing unit eselon I;

b. DIPA Petikan merupakan DIPA per Satker yang dicetak otomatis

melalui sistem, yang berisi mengenai informasi kinerja, rincian

pengeluaran, rencana penarikan dana dan perkiraan

penerimaan, dan catatan, yang berfungsi sebagai dasar dalam

pelaksanaaan kegiatan Satker;

2. Petunjuk Operasional Kegiatan yang selanjutnya disebut POK

adalah dokumen yang memuat uraian RKA-K/L dan biaya yang

diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan. POK disusun oleh KPA

sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan ditandatangani

oleh KPA yang kemudian salinannya diunggah melalui aplikasi

elektronik paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak terbitnya

DIPA.

B. Persiapan Pelaksanaan AnggaranDalam persiapan pelaksanaan anggaran, setelah DIPA diterima

KPA/PPK melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. meneliti atas kesesuaian rencana anggaran yang telah disusun

dengan DIPA yang telah diterima;

2. meneliti kebenaran akun untuk belanja dan jenis belanja;

3. meneliti target penerimaan;

4. meneliti sasaran dan volume yang hendak dicapai dalam DIPA/POK;

5. meneliti atas struktur Pejabat Perbendaharaan Negara;

Page 9: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 9 -

6. membuat Rencana Penarikan Dana (RPD), grafìk batang (Barchart)

dan Kurva S, untuk kegiatan fisik Belanja Barang dan atau Belanja

Modal yang menggambarkan hubungan kegiatan dengan waktu

pelaksanaan rencana dan realisasi;

7. menyusun rencana kegiatan sesuai RKA-K/L dan anggaran yang

telah ditetapkan dalam DIPA/POK; dan

8. menetapkan data kegiatan strategis dan melaporkannya kepada

Eselon I.

KPA setelah melakukan hal-hal sebagaimana tersebut diatas wajib

melaporkan kepada Pejabat Eselon I terkait selambat-lambatnya 10

(sepuluh) hari kerja setelah diterimanya DIPA. Pejabat Eselon I wajib

menyampaikan Rekapitulasi Laporan Persiapan Pelaksanaan

anggaran di lingkungan masing-masing kepada Sekretaris Jenderal

selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja setelah diterimanya

DIPA. Dalam hai terdapat kesalahan atau kekeliruan yang bersifat

administratif pada DIPA/POK dan terdapat hal-hal yang tidak sesuai

dengan kebutuhan teknis operasional, sehingga diperlukan perubahan

atau pergeseran kegiatan/biaya dalam DIPA/POK setelah dilakukan

penelitian maka dapat segera dilakukan proses Revisi Anggaran sesuai

dengan kewenangan yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan.

Page 10: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 10 -

BAB IIIREVISI ANGGARAN

Dalam pelaksanaan anggaran apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai

dengan aspek administrasi dan kebutuhan teknis operasional, maka KPA

dapat melakukan Revisi Anggaran sesuai dengan kewenangan yang diatur

dalam peraturan perundang-undangan.

A. Jenis Revisi AnggaranRevisi Anggaran meliputi Revisi Anggaran dalam hai Pagu Anggaran

berubah, Revisi Anggaran dalam hai pagu anggaran tetap, dan Revisi

Administrasi.

1. Revisi Anggaran dalam hai pagu anggaran berubah merupakan

perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau

pengurangan pagu belanja Kementerian Perhubungan;

2. Revisi Anggaran dalam hai pagu anggaran tetap merupakan

perubahan rincian belanja yang dilakukan dengan pergeseran

rincian anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama atau antar

program yang tidak menyebabkan penambahan atau pengurangan

pagu belanja Kementerian Perhubungan; dan

3. Revisi Administrasi merupakan revisi yang disebabkan oleh

kesalahan administrasi dan/atau revisi lainnya yang ditetapkan

sebagai revisi administrasi;

Revisi Anggaran diproses sesuai kewenangan pada Direktorat Jenderal

Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dan/atau KPA dengan

batasan dan kewenangan penyelesaian Revisi Anggaran mengacu

pada Tata Cara Revisi Anggaran sesuai dengan kewenangan yang

diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Revisi Anggaran yang diproses sesuai kewenangan pada Direktorat

Jenderal Anggaran diusulkan melalui Sekretaris Jenderal dan

ditetapkan sebagai berikut:

1. revisi yang dilaksanakan pada Direktorat Pelaksanaan Anggaran

diusulkan melalui masing-masing Eselon I;

2. revisi yang dilaksanakan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Perbendaharaan diusulkan oleh masing-masing Satker sesuai

ketentuan yang berlaku dan wajib dilaporkan kepada masing-

masing Eselon I terkait, paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak

Revisi Anggaran disetujui; dan

Page 11: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 11 -

3. kedua Revisi Anggaran tersebut ditembuskan kepada Sekretaris

Jenderal c.q. Kepala Biro Keuangan, paling lambat 5 (lima) hari

kerja sejak Revisi Anggaran disetujui;

Revisi Anggaran yang diproses sesuai kewenangan KPA wajib

dilaporkan kepada masing-masing Eselon I terkait, paling lambat

5 (lima) hari kerja sejak Revisi Anggaran disetujui.

Terhadap revisi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) di Lingkungan

Sekretariat Jenderal, masing-masing KPA terkait mengusulkan kepada

Biro Keuangan, dan selanjutnya Biro Keuangan melakukan

penelaahan atau penelitian terhadap POK yang disampaikan untuk

diajukan kepada Sekretaris Jenderal guna mendapat pengesahan.

B. Mekanisme Revisi AnggaranTata cara revisi anggaran pada Direktorat Jenderal Anggaran adalah

sebagai berikut:

1. KPA menyampaikan usulan Revisi Anggaran kepada Pejabat Eselon

I disertai kelengkapan data dukung;

2. Pejabat Eselon I mengusulkan kepada Sekretaris Jenderal usulan

Revisi Anggaran dengan disertai kelengkapan data dukung yang

dibutuhkan dengan mengunggah pada aplikasi elektronik

pelaporan pelaksanaan anggaran yang dikembangkan oleh Kantor

Pusat KementerianPerhubungan;

3. Unit Eselon I akan menerima menerima bukti pengiriman usulan

revisi yang dicetak secara otomatis melalui aplikasi;

4. Biro Keuangan akan meneliti kelengkapan data dukung sesuai

usulan Revisi Anggaran;

5. Dalam hai usulan Revisi Anggaran yang disampaikan memerlukan

penelitian lebih lanjut, Biro Keuangan dapat melaksanakan

pembahasan dengan unit Eselon I terkait;

6. Apabila setelah pembahasan terdapat dokumen yang diperlukan

untuk melengkapi usulan Revisi Anggaran, Unit Eselon I dapat

menyampaikan kembali kekurangan/perbaikan data dukung

paling lama 5 (lima) hari kerja setelah rapat pembahasan.

7. Dalam hai data dukung yang disampaikan telah lengkap, Biro

Keuangan membuat Catatan Hasil Penelitian dan selanjutnya

Kepala Biro Keuangan menyampaikan usulan Revisi Anggaran yang

telah diteliti kepada Inspektur terkait untuk dilakukan reviu oleh

Page 12: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 12 -

APIP;

8. Berdasarkan hasil reviu yang dilakukan oleh APIP, Biro Keuangan

dapat memproses lebih lanjut atau mengembalikan usulan Revisi

Anggaran kepada Unit Eselon I terkait; dan

9. Sekretaris Jenderal mengusulkan Revisi Anggaran kepada Direktur

Jenderal Anggaran dengan melampirkan kelengkapan data dukung

melalui aplikasi elektronik Revisi Anggaran yang dikembangkan

oleh Kementerian Keuangan.

Tata cara Revisi Anggaran pada Direktorat Pelaksanaan Anggaran,

Direktorat Jenderal Perbendaharaan ditetapkan sebagai berikut:

1. KPA menyampaikan usulan Revisi Anggaran kepada Pejabat Eselon

I terkait disertai kelengkapan data dukung sesuai Peraturan

Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan terkait Tata Cara Revisi Anggaran yang berlaku;

2. Pejabat Eselon I terkait mengusulkan kepada Direktur Jenderal

Perbendaharaan usulan Revisi Anggaran dengan disertai

kelengkapan data dukung;

3. Tata cara Revisi Anggaran pada Kantor Wilayah Ditjen

Perbendaharaan yaitu KPA menyampaikan usulan Revisi Anggaran

kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

dengan tembusan Sekretaris Jenderal dan Eselon I terkait disertai

kelengkapan data dukung sesuai Peraturan Menteri Keuangan dan

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan terkait Tata Cara

Revisi Anggaran yang berlaku; dan

4. Tata cara Revisi Anggaran oleh KPA (revisi Petunjuk Operasional

Kegiatan) dapat dilakukan sesuai dengan kewenangannya yang

diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan dan

melakukan pemutakhiran data pada Kantor Wilayah Ditjen

Perbendaharaan.

Usulan Revisi Anggaran pada Direktorat Jenderal Anggaran paling

sedikit disertai data dukung:

1. matriks semula-menjadi;

2. Arsip Data Komputer (ADK) revisi, yang divalidasi oleh sistem

aplikasi;

3. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang

ditandatangani oleh Pejabat Eselon I;

Page 13: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 13 -

4. justifikasi atau penjelasan usulan Revisi Anggaran;

5. Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Terms Of Reference (TOR) yang

ditandatangani oleh KPA dan Pejabat Eselon II direktorat teknis

terkait;

6. Rincian Anggaran Biaya (RAB) yang ditandatangani oleh KPA yang

bersangkutan dan diketahui minimal oleh Pejabat Eselon III

direktorat teknis terkait;

7. referensi harga satuan;

8. perubahan spesifikasi teknis atau desain yang ditandatangani oleh

Pejabat Eselon II direktorat teknis terkait;

9. kurva S dan Rencana Penarikan Dana (RPD) kegiatan yang

diusulkan;

10. rincian realisasi dan sisa dana PHLN yang ditandatangani oleh KPA

dan Kepala KPPN setempat serta Annual Work Pian (AWP) atau

dokumen yang telah disetujui pemberi pinjaman/donor untuk

usulan revisi perubahan anggaran belanja yang bersumber dari

Pinjaman dan hibah luar negeri berupa lanjutan pelaksanaan

kegiatan tahun-tahun sebelumnya dan percepatan penarikan;

11. rincian realisasi tahun sebelumya yang ditandatangani oleh KPA

dan Kepala KPPN setempat untuk usulan revisi penggunaan sisa

dana penerbitan SBSN yang tidak terserap pada tahun

sebelumnya; dan

12. dokumen lainnya yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Page 14: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 14 -

BAB IVKONTRAK TAHUN JAMAK

Kontrak Tahun Jamak dapat dilakukan terhadap pekerjaan yang

penyelesaiannya lebih dari 12 (dua belas) bulan atau lebih dari 1 (satu)

Tahun Anggaran, termasuk pekerjaan yang penyelesaiannya kurang dari

12 (dua belas bulan) tetapi membebani lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran.

Kontrak Tahun Jamak juga dapat dilakukan dengan pertimbangan dapat

memberikan manfaat lebih apabila dikontrakkan untuk jangka waktu lebih

dari 1 (satu) Tahun Anggaran dengan jangka waktu paling lama 3 (tiga)

Tahun Anggaran. Kontrak Tahun Jamak dapat dilakukan setelah

mendapat persetujuan dari:

1. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

transportasi; dan

2. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

keuangan negara.

Batasan dan kewenangan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak mengacu

pada peraturan menteri keuangan tentang Tata Cara Pengajuan

Persetujuan Kontrak Tahun Jamak yang berlaku.

A. Usulan Persetujuan Kontrak Tahun JamakUsulan persetujuan Kontrak Tahun Jamak disampaikan oleh:

a. KPA kepada pejabat Eselon I terkait; dan

b. Pejabat Eselon I kepada Menteri dengan tembusan Sekretaris

Jenderal, Kepala Biro Keuangan, dan Kepala Biro Perencanaan.

Kelengkapan data dukung atas usulan persetujuan Kontrak Tahun

Jamak dilakukan penelitian oleh Sekretariat Jenderal. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut, Sekretariat Jenderal c.q. Biro Keuangan

menindaklanjuti proses persetujuan Kontrak Tahun Jamak dengan

menyiapkan:

a. konsep surat penetapan Menteri kepada Pejabat Eselon I untuk

persetujuan Kontrak Tahun Jamak yang menjadi kewenangan

Menteri;

b. konsep surat pengajuan usulan Menteri kepada Menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara

untuk persetujuan Kontrak Tahun Jamak yang menjadi kewenangan

dari Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

keuangan negara.

Page 15: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 15 -

B. Perpanjangan atas Persetujuan Kontrak Tahun JamakPerpanjangan atas persetujuan Kontrak Tahun Jamak dapat diusulkan

dengan ketentuan:

a. terjadi keadaan kahar, yaitu suatu keadaan yang terjadi di luar

kehendak para pihak dalam kontrak dan tidak dapat diperkirakan

sebelumnya, sehingga kewajiban yang telah ditentukan dalam

kontrak tidak dapat dipenuhi;

b. terjadi gagal lelang/tender dengan alasan yang dapat

dipertanggungawabkan; atau

c. memberikan manfaat lebih apabila jangka waktu Kontrak Tahun

Jamak dapat diperpanjang.

Tata cara pengajuan usulan perpanjangan atas persetujuan Kontrak

Tahun Jamak adalah sebagai berikut:

a. KPA menyampaikan usulan perpanjangan atas persetujuan

Kontrak Tahun Jamak kepada pejabat Eselon I terkait; dan

b. Pejabat Eselon I mengusulkan kepada Menteri dengan tembusan

antara lain Sekretaris Jenderal, Kepala Biro Keuangan, dan Kepala

Biro Perencanaan.

Pekerjaan yang akan diusulkan perpanjangan atas persetujuan Kontrak

Tahun Jamak harus dilakukan reviu dengan ketentuan oleh:

a. Inspektorat Jenderal untuk permohonan perpanjangan atas

persetujuan Kontrak Tahun Jamak dalam hai usulan perpanjangan

tidak disertai dengan perubahan nilai persetujuan Kontrak Tahun

Jamak; dan

b. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk

permohonan perpanjangan persetujuan Kontrak Tahun Jamak

dalam hai usulan perpanjangan disertai dengan perubahan nilai

persetujuan Kontrak Tahun Jamak.

Kelengkapan data dukung atas usulan persetujuan Kontrak Tahun

Jamak yang diusulkan oleh Pejabat Eselon I mengusulkan kepada

Menteri dilakukan penelitian oleh Sekretariat Jenderal. Berdasarkan

hasil penelitian, Sekretariat Jenderal c.q. Biro Keuangan

menindaklanjuti proses perpanjangan atas persetujuan Kontrak Tahun

Jamak dengan menyiapkan:

a. konsep surat penetapan Menteri kepada Pejabat Eselon I untuk

perpanjangan atas persetujuan Kontrak Tahun Jamak yang menjadi

kewenangan Menteri; dan

Page 16: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 16 -

b. konsep surat usulan Menteri kepada menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan

negara, untuk perpanjangan atas persetujuan Kontrak Tahun

Jamak yang menjadi kewenangan dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan

negara.

Permohonan perpanjangan persetujuan Kontrak Tahun Jamak diajukan

kepada Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum

periode persetujuan Kontrak Tahun Jamak berakhir.

C. Penambahan nilai pagu persetujuan Kontrak Tahun JamakPenambahan nilai pagu persetujuan Kontrak Tahun Jamak dapat

diusulkan dengan ketentuan:

a. terjadi keadaan kahar, yaitu suatu keadaan yang terjadi di luar

kehendak para pihak dalam kontrak dan tidak dapat diperkirakan

sebelumnya, sehingga kewajiban yang telah ditentukan dalam

kontrak tidak dapat dipenuhi;

b. terjadi gagal lelang/tender dengan alasan yang dapat

dipertanggungawabkan; atau

c. memberikan manfat lebih apabila jangka waktu Kontrak Tahun

Jamak dapat diperpanjang.

Tata cara pengajuan usulan penambahan nilai pagu atas persetujuan

Kontrak Tahun Jamak adalah sebagai berikut:

a. KPA menyampaikan usulan penambahan nilai pagu atas

persetujuan Kontrak Tahun Jamak kepada pejabat Eselon I terkait;

b. Pejabat Eselon I mengusulkan kepada Menteri dengan tembusan

antara lain Sekretaris Jenderal, Kepala Biro Keuangan, dan Kepala

Biro Perencanaan.

Pekerjaan yang akan diusulkan penambahan nilai pagu atas

persetujuan Kontrak Tahun Jamak harus dilakukan reviu dengan

ketentuan:

a. permohonan penambahan nilai pagu dimaksud telah sesuai dengan

hasil audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

b. penambahan nilai pagu persetujuan Kontrak Tahun Jamak telah

sesuai dengan ketentuan mengenai pengadaan barang/jasa

pemerintah; dan

Page 17: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 17 -

c. alasan dan dasar pertimbangan penambahan nilai pagu persetujuan

atas Kontrak Tahun Jamak yang dapat dipertanggungawabkan

beserta dokumen pendukungnya.

Kelengkapan data dukung usulan penambahan nilai pagu atas

persetujuan Kontrak Tahun Jamak yang diusulkan oleh Pejabat Eselon

I kepada Menteri dilakukan penelitian oleh Sekretariat Jenderal.

Berdasarkan hasil penelitian, Sekretariat Jenderal c.q. Biro Keuangan

menindaklanjuti proses usulan penambahan nilai pagu atas

persetujuan Kontrak Tahun Jamakdengan menyiapkan:

a. konsep surat penetapan Menteri kepada Pejabat Eselon I untuk

usulan penambahan nilai pagu atas persetujuan Kontrak Tahun

Jamak yang menjadi kewenangan Menteri;

b. konsep surat usulan Menteri kepada menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan

negara, untuk usulan penambahan nilai pagu atas persetujuan

Kontrak Tahun Jamak yang menjadi kewenangan dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan

negara.

Permohonan usulan penambahan nilai pagu atas persetujuan Kontrak

Tahun Jamak diajukan kepada Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari

kalender sebelum periode persetujuan Kontrak Tahun Jamak berakhir.

D.Perubahan Komposisi Pendanaan Antartahun Kontrak Tahun JamakPerubahan komposisi pendanaan antartahun dalam periode Kontrak

Tahun Jamak ditetapkan oleh Menteri. Tata cara pengajuan usulan

perubahan komposisi pendanaan antartahun dalam periode Kontrak

Tahun Jamak adalah sebagai berikut:

a. KPA menyampaikan usulan Perubahan komposisi pendanaan

antartahun dalam periode Kontrak Tahun Jamak kepada pejabat

Eselon I terkait;

b. Pejabat Eselon I mengusulkan kepada Menteri dengan tembusan

antara lain Sekretaris Jenderal, Kepala Biro Keuangan, dan Kepala

Biro Perencanaan.

Kelengkapan data dukung usulan perubahan komposisi pendanaan

antartahun dalam periode atas persetujuan Kontrak Tahun Jamak yang

diusulkan oleh Pejabat Eselon I mengusulkan kepada Menteri dilakukan

penelitian oleh Sekretariat Jenderal. Penetapan perubahan komposisi

Page 18: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 18 -

pendanaan antartahun dalam periode Kontrak Tahun Jamak digunakan

sebagai dasar Revisi Anggaran sesuai ketentuan.

E. Data Dukung Kontrak Tahun JamakUsulan persetujuan, perpanjangan, penambahan nilai pagu, dan

perubahan komposisi pendanaan antartahun atas persetujuan Kontrak

Tahun Jamak dilengkapi data dukung antara lain:

a. rekomendasi teknis dari Unit Kerja teknis yang berwenang;

b. alokasi anggaran sudah tercantum dalam RKA-K/L dan anggaran

atau DIPA Satker bersangkutan;

c. rencana pelaksanaan tahunan pekerjaan yang

dicantumkan dalam prakiraan maju;

d. justifikasi yang memuat alasan dan dasar pertimbangan Kontrak

Tahun Jamak;

e. Kerangka Acuan Kerja/ Terms Of Reference (TOR) dan Rincian

Anggaran Biaya (RAB) yang telah disahkan;

f. gambar /design (spek teknis) secara menyeluruh yang telah

disahkan oleh pejabat yang berwenang; dan

g. dokumen lainnya yang dipersyaratkan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Page 19: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 19 -

BAB VTATA CARA PELAPORAN PELAKSANAAN ANGGARAN

KPA wajib menyampaikan laporan monitoring pelaksanaan anggaran

melalui aplikasi elektronik yang dikembangkan oleh Kantor Pusat

Kementerian Perhubungan. Laporan monitoring pelaksanaan anggaran

yang dilaporkan/diinput antara lain:

1. data pejabat perbendaharaan;2. pagu anggaran;3. realisasi anggaran sesuai Surat Perintah Membayar dan realisasi

capaian fisik;4. rencana penarikan dana;5. kegiatan yang dikontrakkan terdiri dari:

a. rencana lelang/tender;b. posisi lelang/tender;c. posisi kontrak/tender;d. realisasi kontrak (keuangan dan fisik), nilai kontrak, nomor

kontrak, nama kontraktor, alamat kontraktor, tanggal mulai, dan selesai kegiatan;

e. foto-foto kemajuan kegiatan;f. koordinat kegiatan; dang. Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Terms Of Reference (TOR), Rincian

Anggaran Biaya (RAB), dan dokumen pendukung lainnya.6. Dokumen DIPA dan POK (awal dan revisi) termasuk Arsip Data

Komputer (ADK); dan

7. data kelengkapan administrasi lainnya.

Kepatuhan pelaporan pelaksanaan anggaran melalui aplikasi elektronik

merupakan salah satu faktor penilaian kinerja Satker. Eselon I wajib

memonitor dan melaporkan pelaksanaan anggaran kepada Sekretaris

Jenderal c.q. Biro Keuangan, meliputi:

1. realisasi anggaran dan Rencana Penarikan Dana;2. Kegiatan Kontraktual meliputi rencana lelang/tender, proses

lelang/tender, dan sudah kontrak;3. prognosa akhir Tahun Anggaran dan mencantumkan prediksi

anggaran yang tidak dapat terserap;4. kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan hingga akhir Tahun Anggaran;5. tunggakan hingga tahun berjalan;6. kegiatan yang masih menjadi catatan halaman IV DIPA (blokir); dan7. kegiatan Kontrak Tahun Jamak.

Page 20: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIAjdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_219_TAH… · DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 20 -

Pelaporan pelaksanaan anggaran tersebut disampaikan paling lambat

tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan berikutnya.

Sekretaris Jenderal mengawasi pelaksanaan anggaran dan dapat

memberikan teguran tertulis terhadap ketidakpatuhan pelaporan

pelaksanaan anggaran. masing-masing Satker wajib melakukan

pemutakhiran laporan monitoring pelaksanaan anggaran setiap ada

perubahan.

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI