7
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 247 TAHUN 2020 TENTANG PENETAPAN PERAIRAN WAJIB PANDU KELAS II DI PERAIRAN PELABUHAN PATI MBAN PROVINSI JAWA BARAT MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 108 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian dan Pasal 2 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2015 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal diatur bahwa untuk kepentingan keselamatan, keamanan berlayar, perlindungan lingkungan maritim, serta kelancaran berlalu lintas di perairan, pelabuhan, dan terminal khusus, serta perairan tertentu dapat ditetapkan sebagai perairan pandu; b. bahwa sesuai hasil penelitian, evaluasi, dan verifikasi terhadap kondisi alur-pelayaran wilayah perairan Pelabuhan Patimban di Provinsi Jawa Barat telah memenuhi kriteria faktor di luar kapal dan faktor kapal yang mempengaruhi keselamatan berlayar untuk ditetapkan sebagai perairan wajib pandu kelas II; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Perairan Wajib Pandu Kelas II di Perairan Pelabuhan Patimban Provinsi Jawa Barat;

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_247_TAHUN... · 2020. 9. 28. · DI PERAIRAN PELABUHAN PATI MB AN PROVINSI JAWA

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_247_TAHUN... · 2020. 9. 28. · DI PERAIRAN PELABUHAN PATI MB AN PROVINSI JAWA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KM 247 TAHUN 2020

TENTANG

PENETAPAN PERAIRAN WAJIB PANDU KELAS II

DI PERAIRAN PELABUHAN PATI MB AN PROVINSI JAWA BARAT

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 108 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian dan

Pasal 2 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun

2015 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal diatur bahwa

untuk kepentingan keselamatan, keamanan berlayar,

perlindungan lingkungan maritim, serta kelancaran berlalu

lintas di perairan, pelabuhan, dan terminal khusus, serta

perairan tertentu dapat ditetapkan sebagai perairan pandu;

b. bahwa sesuai hasil penelitian, evaluasi, dan verifikasi terhadap

kondisi alur-pelayaran wilayah perairan Pelabuhan Patimban

di Provinsi Jawa Barat telah memenuhi kriteria faktor di luar

kapal dan faktor kapal yang mempengaruhi keselamatan

berlayar untuk ditetapkan sebagai perairan wajib pandu kelas

II;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan

Menteri Perhubungan tentang Penetapan Perairan Wajib Pandu

Kelas II di Perairan Pelabuhan Patimban Provinsi

Jawa Barat;

Page 2: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_247_TAHUN... · 2020. 9. 28. · DI PERAIRAN PELABUHAN PATI MB AN PROVINSI JAWA

- 2 -

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4849);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009

tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5731);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5093);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan

di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5108) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan

di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5208);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang

Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5109);

6. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian

Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 75);

7. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2019 Nomor 203);

Page 3: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_247_TAHUN... · 2020. 9. 28. · DI PERAIRAN PELABUHAN PATI MB AN PROVINSI JAWA

- 3 -

9.

8 .

10.

11.

Memperhatikan :

Menetapkan :

PERTAMA :

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2011

tentang Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran;

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan

Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor 629) sebagaimana beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun

2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1183);

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2015

tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 390);

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);

Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor

AL.328/4/ 12/DJPL/2020 tanggal 25 Agustus 2020 perihal

Permohonan Penetapan Perairan Wajib Pandu Pada Perairan

Pelabuhan Patimban, Provinsi Jawa Barat;

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG

PENETAPAN PERAIRAN WAJIB PANDU KELAS II DI PERAIRAN

PELABUHAN PATIMBAN PROVINSI JAWA BARAT.

Menetapkan Perairan Pelabuhan Patimban Provinsi Jawa Barat

sebagai Perairan Wajib Pandu Kelas II dengan batas titik-titik

koordinat geografis sebagai berikut:

TitikA : 06° 13' 39.819" LS / 107° 44’ 34.268” BT, ditarik

garis lurus menuju titik B;

Titik B : 06° 08' 03.609" LS / 107° 44' 32.535” BT, ditarik

garis lurus menuju titik C;

Titik C : 06° 03' 54.32" LS / 108° 01' 16.54" BT, ditarik

garis lurus menuju titik D;

Page 4: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_247_TAHUN... · 2020. 9. 28. · DI PERAIRAN PELABUHAN PATI MB AN PROVINSI JAWA

- 4 -

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

Titik D : 06° 02' 53.77" LS / 108° 01' 39.97" BT, ditarik

garis lurus menuju titik E;

Titik E : 05° 48' 56.00" LS / 107° 58' 42.34" BT, ditarik

garis lurus menuju titik F;

Titik F : 05° 48' 30.31" LS / 108° 00' 33.08" BT, ditarik garis lurus menuju titik G;

Titik G : 06° 02' 40.24" LS / 108° 03’ 17.29" BT, ditarik

garis lurus menuju titik H;

Titik H : 06° 04' 58.19" LS / 108° 02' 56.17" BT, ditarik

garis lurus menuju titik I;

Titik I : 06° 15' 42.77" LS / 107° 57' 13.09" BT, menyusuri

sepanjang garis pantai ke arah selatan sampai kembali ke titik A.

Titik koordinat lokasi naik dan turun Petugas Pandu (Pilot

Boarding Ground) pada 05° 48’ 45.683" LS / 108° 00' 22.669"

BT.

Lokasi perairan wajib pandu sebagaimana dimaksud dalam

Diktum PERTAMA digambarkan dalam Peta Laut Indonesia

Nomor 79 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri

ini.

Penetapan perairan wajib pandu sebagaimana dimaksud dalam

Diktum PERTAMA dievaluasi paling lama dalam jangka waktu

5 (lima) tahun oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan

pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan

Keputusan Menteri Perhubungan ini.

Page 5: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_247_TAHUN... · 2020. 9. 28. · DI PERAIRAN PELABUHAN PATI MB AN PROVINSI JAWA

- 5 -

KELIMA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 18 September 2020

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI

SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;

2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;

3. Menteri Keuangan;

4. Menteri Kelautan dan Perikanan;

5. Menteri Badan Usaha Milik Negara;

6. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;

7. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;

8. Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL;

9. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal Perhubungan

Laut Kementerian Perhubungan;

10. Gubernur Jawa Barat;

11. Bupati Subang;

12. Kepala Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok;

13. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Patimban.

Page 6: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_247_TAHUN... · 2020. 9. 28. · DI PERAIRAN PELABUHAN PATI MB AN PROVINSI JAWA

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK

INDONESIA

N O M O R KM 247 TAHUN 2020

TENTANG PENETAPAN PERAIRAN WAJIB PANDU

KELAS II DI PERAIRAN PELABUHAN PATIMBAN

PRO VINSI JAWA BARAT

PENETAPAN PERAIRAN WAJIB PANDU KELAS II DI PERAIRAN

PELABUHAN PATIMBAN PROVINSI JAWA BARAT

PETA LAUT INDONESIA NOMOR 79

Page 7: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA …jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2020/KM_247_TAHUN... · 2020. 9. 28. · DI PERAIRAN PELABUHAN PATI MB AN PROVINSI JAWA

Simbol Keterangan

mm — mm Batas-Batas titik koordinat Perairan Wajib Pandu Kelas II di

Perairan

berikut:

Pelabuhan Patimban Provinsi Jawa Barat sebagai

Titik A : 06° 13’ 39.819" LS / 107° 44’ 34.268" BT, ditarik

garis lurus menuju titik B;

Titik B : 06° 08' 03.609" LS / 107° 44’ 32.535" BT, ditarik

garis lurus menuju titik C;

Titik C : 06° 03' 54.32" LS / 108° 01' 16.54" BT, ditarik

garis lurus menuju titik D;

Titik D : 06° 02' 53.77” LS / 108° 01’ 39.97" BT, ditarik

garis lurus menuju titik E;

Titik E : 05° 48' 56.00" LS / 107° 58' 42.34" BT, ditarik

garis lurus menuju titik F;

Titik F : 05° 48’ 30.31" LS / 108° 00’ 33.08" BT, ditarik

garis lurus menuju titik G;Titik G : 06° 02’ 40.24" LS / 108° 03’ 17.29" BT, ditarik

garis lurus menuju titik H;Titik H : 06° 04’ 58.19" LS / 108° 02' 56.17" BT, ditarik

garis lurus menuju titik I;Titik I : 06° 15' 42.77" LS / 107° 57' 13.09" BT, menyusuri

sepanjang garis pantai ke arah selatan sampai

kembali ke titik A.

PBGCD Titik koordinat lokasi naik dan turun Petugas Pandu (Pilot

Boarding Ground) 05° 48’ 45.683" LS / 108° 00’ 22.669” BT.

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI