22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGETAHUAN 2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. 8 2.1.2. Tingkat Pengetahuan Ada enam tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif, yakni: 8 1. Tahu Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami 5

Keracunan Napza

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Keracunan Napza

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGETAHUAN

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi

melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku seseorang.8

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Ada enam tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif,

yakni:8

1. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat

kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menerapkan materi tersebut secara

benar.

3. Menerapkan

Menerapkan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

5

Page 2: Keracunan Napza

6

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke

dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan

masih ada kaitannya satu sama lainnya.

5. Sintesis

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi-

formulasi yang ada.

6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian ini didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

2.1.3. Indikator Pengetahuan

Indikator-indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan

atau kesadaran terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi:9

1. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi penyebab penyakit,

gejala atau tanda-tanda penyakit, cara pengobatan dan ke mana mencari

pengobatan, cara penularan dan cara pencegahan suatu penyakit.

2. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat

meliputi jenis-jenis makanan bergizi, manfaat makanan bergizi bagi

kesehatan, pentingnya olahraga bagi kesehatan, bahaya merokok, minuman

keras, narkoba dan lain sebagainya.

3. Pengetahuan mengenai kesehatan lingkungan meliputi manfaat air bersih, cara

pembuangan limbah yang sehat, manfaat pencahayaan dan penerangan, rumah

yang sehat dan akibat polusi yang ditimbulkan polusi bagi kesehatan.

Page 3: Keracunan Napza

7

2.1.4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai

berikut:8,9

1. Sosial ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang,

sedangkan ekonomi dapat dikaitkan dengan pendidikan, jika ekonomi seseorang

tersebut baik, biasanya tingkat pendidikannya tinggi sehingga memengaruhi

pengetahuan.

2. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap pendidikan

orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk

berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup.

3. Lingkungan

Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap cara

pandang seseorang. Lingkungan pergaulan sangat mendukung tingkat

pengetahuan seseorang dan sangat percaya dengan orang lain.

4. Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena

informasi yang baru akan dipilih sesuai dengan budaya dan agama yang dianut.

5. Sumber informasi

Sumber informasi merupakan tingkat pengetahuan di mana baik atau tidaknya

pengetahuan tergantung pengetahuan kepada masing-masing individu dalam

memahami dan menerima informasi yang diterima.

2.1.5. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian.

Page 4: Keracunan Napza

8

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.9

Menurut Arikunto, pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:9

1. Baik : Hasil persentase 76% - 100%

2. Cukup : Hasil persentase 56% - 75%

3. Kurang : Hasil persentase < 56 %

2.2. SIKAP

2.2.1. Definisi Sikap

Sikap merupakan suatu respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan

(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).

Newcomb dalam Notoatmodjo, menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan

atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.9

2.2.2. Komponen pokok sikap

Allport dalam Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa sikap mempunyai tiga

komponen pokok, yaitu:9

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak.

2.2.3. Tingkatan sikap

Sikap mempunyai tingkatan-tingkatan, yaitu:9

1. Menerima yaitu menerima stimulus yang diberikan (objek).

2. Menanggapi/ merespon yaitu memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan atau objek yang dihadapi.

Page 5: Keracunan Napza

9

3. Menghargai yaitu memberikan nilai positif terhadap objek atau stimulus,

membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau memengaruhi

orang lain.

4. Bertanggung jawab yaitu bertanggung jawab terhadap apa yang telah

diyakininya.

2.2.4. Pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan. Pertanyaan

secara langsung juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan

menggunakan kata “setuju” atau “tidak setuju” terhadap pernyataan-pernyataan

terhadap objek tertentu.8

2.3. Narkoba

2.3.1. Definisi Narkoba

Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) No. SE/03/IV/2002/BNN, narkoba

adalah bahan/ zat/ obat psikoaktif, yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan

memengaruhi tubuh, terutama otak/ susunan saraf pusat, sehingga menimbulkan

gangguan kesehatan fisik, perubahan perilaku, perasaan dan pikiran.1,2 Narkoba

hanya boleh digunakan dan diedarkan dalam dunia pengobatan dan ilmu

pengetahuan.10,11

2.3.2. Klasifikasi Narkoba

2.3.2.a. Narkotika

Narkotika adalah bahan kimia yang bekerja memengaruhi kerja susunan saraf

pusat yang dapat menghilangkan rasa sakit. Senyawa yang ada didalam narkotika

akan menghambat produksi dan pelepasan serotonin (5-hidroksi triptamin).

Senyawa tersebut sangat diperlukan sebagai transmiter informasi ke sistem saraf

Page 6: Keracunan Napza

10

pusat. Oleh karena itu, sistem transmisi saraf mengalami gangguan karena terjadi

kerusakan sel-sel saraf yang memproduksi serotonin tersebut.13,14,15

Menurunnya produksi serotonin menyebabkan banyak informasi tidak

tersampaikan ke saraf. Sebagai indikator bahwa produksi zat serotonin menurun

adalah naiknya tekanan darah, berdebar-debar, suhu tubuh naik, otot kejang,

dilatasi pupil, menurunnya kesadaran dan sering disertai mual dan muntah.

Adapun beberapa jenis narkotika yang sering digunakan antara lain:16,17,18,19,20

Tabel 2.1. Jenis – jenis Narkotika

Jenis Narkotika Keterangan

1. Ganja a. Nama lain: Cannabis satifa

a. b.

Gambar 2.1. a. Tanaman Marijuana (Cannabis sativa), b.

Ganja Kering19

b. Sumber: Mengandung zat aktif cannabinoids diantaranya, yakni

Tetrahydrocannabinol (THC)

c. Reseptor cannabinoids merupakan turunan asam arakhidonat

yang diduga sebagai ligan endogen disebut anandamid. Reseptor

ligan tersebut memiliki konsentrasi tinggi di korteks serebral,

hipokampus, striatum dan serebelum. Reseptor tersebut akan

mengaktivasi pelepasan serotonin, meningkatkan katekolamin,

menghambat aktivitas parasimpatis serta menghambat biosintesis

prostaglandin

d. Efek samping dari penggunaan ganja: perubahan mood, persepsi,

motivasi, perubahan perilaku, halusinasi hingga psikosis akut.

Page 7: Keracunan Napza

11

2.3.2.b. Psikotropika

Psikotropika adalah suatu obat yang dapat menimbulkan ketergantungan,

menurunkan aktifitas otak/ merangsang saraf pusat, dapat menimbulkan

halusinasi, ilusi, gangguan berpikir, perilaku dan perasaan. Semua jenis

psikotropika merupakan senyawa yang telah melalui proses (murni

sintesis).21,22,23,24,25,26 Jenis psikotropika yang banyak disalahgunakan adalah

turunan dari amfetamin. Menurut UU RI. NO.35/2009 tentang psikotropika, maka

ada empat golongan psikotropika, yaitu:12

Jenis Narkotika Keterangan

1. Opioida a. Definisi: nama segolongan zat, baik alamiah, semisintesis, atau

sintesis yang diambil dari bagian pohon Papaver somniferum

(poppy)

Gambar 2.2. Bunga dan buah opium (Papaver somniferum)19

b. Pembagian opiat:

a) Opiat alami, contoh obat: opium, morfin, dan kodein

b) Opiat semisintesis, contoh obat: heroin, petidin, dan metadon.

c) Opiat sintesis, contoh obat: kokain dan meperidin.

c. Kegunaan opiat: anti nyeri dan anti muntah

d. Efek samping ketergantungan opiat:

a) Efek psikologis: perasaan gembira dan kepercayaan diri, serta

b) Efek fisiologis: percepatan denyut jantung, peningkatan

tekanan darah, berkeringat, serta mual dan muntah.

Page 8: Keracunan Napza

12

Tabel 2.2. Golongan Psikotropika

Golongan Psikotropika Keterangan

a. Golongan I a. Obat yang digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak

digunakan sebagai sarana pengobatan/ terapi

b. Berpotensi sangat kuat mengakibatkan ketergantungan

c. Contoh obat: Lysergic Diethilamide (LSD) dan 3,4-

Methylene-Dioxy-N-Methamphetamine (MDMA)

b. Golongan II a. Digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan

b. Dapat digunakan untuk pengobatan terapi

c. Berpotensi kuat dan mengakibatkan ketergantungan

d. Contoh obat: amfetamin, metakualon dan metilfenidat

c. Golongan III a. Digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan

b. Dapat digunakan untuk pengobatan/ terapi

c. Berpotensi sedang dan mengakibatkan ketergantungan

d. Contoh obat: flunetrazepam dan amorbarbital

d. Golongan IV a. Digunakan untuk pengobatan/ terapi

b. Berpotensi ringan dan mengakibatkan ketergantungan

c. Contoh obat: golongan barbital dan diazepam

2.3.2.c. Zat Adiktif Lainnya

1. Inhalansia

Inhalansia adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya

adalah aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, thiner dan

uap bensin. Inhalansia biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak dibawah

umur, golongan kurang mampu atau anak jalanan.23,27,28

Efek yang ditimbulkan dimulai selama 15-45 menit setelah inhalasi.

Penyalahguna tetap memiliki ruam di sekitar hidung dan bau gas yang dihirup saat

bernapas.27,28 Manifestasi dan intoksikasi dari penyalahgunaan inhalan adalah

sebagai berikut:23

Page 9: Keracunan Napza

13

Tabel 2.3. Manifetasi dari Intoksikasi dan Penyalahgunaan Inhalan

Kategori Manifestasi

Ringan Euphoria, disinhibisi, pusing, gangguan koordinasi, bersin,

batuk

Sedang Letargi, stupor, halusinasi, mual, muntah, diare, ataksia, tremor,

mialgia, parastesia, koma

Berat Koma, kejang

Kronik Sindroma cerebellar: ataksia, nistagmus, ataksia

2. Alkohol

Alkohol merupakan salah satu zat psikoaktif yang bahannya diperoleh dari

proses fermentasi madu, gula, sari buah anggur dan umbi-umbian. Alkohol sering

disebut dengan booze atau drink. Hasil proses fermentasi alkohol akan

memperoleh alkohol dengan kadar tidak lebih dari 15%. Namun, dengan proses

penyulingan di pabrik dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan

mencapai 100%. Konsentrasi maksimum alkohol dicapai 30-90 menit dan saat

sekali diabsorbsi, etanol langsung didistribusikan keseluruh jaringan dan cairan

tubuh. Peningkatan kadar alkohol dalam darah menyebabkan euforia, namun

penurunan kadarnya dalam darah menyebabkan depresi.23,29,30,31,32,33

1.4. Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba

1.4.1. Remaja

WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual.

Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan

sosial ekonomi. Maka, secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut:34

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari

kanak-kanak menjadi dewasa.

Page 10: Keracunan Napza

14

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada

keadaan yang relatif lebih mandiri

Perkembangam remaja dapat dibagi menjadi remaja awal ( 12 – 15 tahun),

remaja tengah ( 15 – 18 tahun), dan remaja akhir ( 18 – 21 tahun). Pada masa

remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis, psikologis dan perilaku sosial.

Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses

pematangan kejiwaan karena proses pubertas terjadi pada masa remaja awal dan

pertengahan, sedangkan proses kematangan kejiwaan terjadi pada masa remaja

akhir.34,35

Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk

perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Pada masa remaja, keinginan

untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang

sangat besar. Walaupun semua kecedenderungan tersebut masih dianggap wajar,

namun hal tersebut dapat memudahkan remaja untuk terdorong ke dalam perilaku

menyimpang diantaranya adalah menyalahgunakan narkoba.36

1.4.2. Perilaku Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja

Menurut DSM IV (Diagnostic and Statistic Manual of Mental Health

Disorder, 4th Edition), penyalahgunaan adalah pola maladaptif dari penggunaan

zat yang dapat menyebabkan gangguan klinis secara signifikan. Penyalahgunaan

obat adalah pemakaian obat bukan untuk tujuan medis. Obat terlarang adalah obat

yang digunakan baik untuk tujuan medis/ non medis, diproduksi dan dikonsumsi

secara ilegal. Variabel yang bekerja secara simultan untuk memengaruhi

seseorang menjadi penyalahguna obat adalah:33,37,38

Tabel 2.4 Variabel yang Bekerja Memengaruhi Penyalahgunaan Obat

No. Variabel Faktor yang Memengaruhi

1. Senyawa (obat) Ketersediaan, harga, kemurnian, cara pemberian,

farmakokinetik

2. Pengguna Keturunan, metabolisme obat, gejala kejiwaan,

pengalaman, kecenderungan menunjukkan perilaku

beresiko

Page 11: Keracunan Napza

15

3. Lingkungan Lingkungan sosial, sikap masyarakat

Faktor resiko penyebab penyalahgunaan narkoba pada remaja antara lain:39,40,41

1. Faktor Individu

a. Anak yang cenderung membrontak dan menolak otoritas.

b. Anak yang cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti

depresi, cemas, psikotik dan kepribadian dissosial.

c. Anak yang memiliki rasa kurang percaya diri (low self-confidence), rendah

diri dan memiliki citra diri negatif (low self-esteem).

d. Anak yang mudah murung, pemalu dan pendiam.

e. Anak yang memiliki keingintahuan yang besar untuk mencoba atau

penasaran.

f. Anak yang hanya keinginan untuk bersenang-senang.

g. Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit

mengambil keputusan untuk menolak tawaran narkoba dengan tegas.

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik di

sekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor keluarga,

terutama faktor pendidikan orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang anak

atau remaja menjadi penyalahguna narkoba antara lain adalah:42,43,44,45

a. Lingkungan keluarga

1) Komunikasi orang tua-anak kurang baik/ efektif.

2) Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/ disfungsi dalam keluarga.

3) Orang tua bercerai.

4) Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh.

5) Orang tua otoriter atau serba melarang.

6) Orang tua yang serba membolehkan (permisif).

7) Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan.

8) Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah narkoba.

9) Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (kurang konsisten).

10) Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluarga.

Page 12: Keracunan Napza

16

11) Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna narkoba.

b. Lingkungan sekolah

1) Sekolah yang kurang disiplin.

2) Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual narkoba.

3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk

mengembangkan diri secara kreatif dan positif.

4) Adanya murid pengguna narkoba.

c. Lingkungan Teman Sebaya

1) Berteman dengan penyalahguna.

2) Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar.

d. Lingkungan Sosial

1) Lemahnya penegakan hukum.

2) Kondisi sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

3. Faktor Narkoba

a. Mudahnya narkoba didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau”.

b. Banyaknya iklan minuman beralkohol yang menarik untuk dicoba.

c. Efek farmakologik narkoba yang menghilangkan nyeri dan membuat

euforia.

1.4.3. Dampak Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja

Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah

ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Ketergantungan inilah yang akan

mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada

sistem saraf pusat, jantung, paru, hati dan ginjal. Secara umum, dampak

ketergantungan narkoba dapat terlihat pada:,46,47,48,49,50,51

1. Dampak Fisik

a. Gangguan pada sistem saraf seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan

kesadaran dan kerusakan saraf tepi.

b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah seperti infark miokard.

c. Gangguan pada kulit seperti: abses dan alergi.

d. Gangguan pada paru seperti: depresi pernapasan.

Page 13: Keracunan Napza

17

e. Vertigo, emesis, hipertermia, sirosis hati, dan insomnia.

f. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan pada endokrin,

seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,

testosteron) serta gangguan fungsi seksual.

g. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain

perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi dan amenore.

h. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum

suntik secara bergantian, resikonya adalah tertular penyakit seperti

hepatitis B, C dan HIV.

i. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi overdosis yaitu

konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya

2. Dampak Psikis

a. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal dan penuh curiga.

b. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.

c. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.

d. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman hingga bunuh diri.

3. Dampak Sosial

a. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila.

b. Pendidikan menjadi terganggu.

Page 14: Keracunan Napza

Pengetahuan

Penyalahgunaan narkoba

Perilaku

Sikap

Definisi

Jenis narkoba

Penyebab

Dampak

FisikPsikisSosial

IndividuLingkunganNarkoba

NarkotikaPsikotropikaZat adiktif

Remaja

Variabel Bebas:Pengetahuan dan sikap

mengenai narkoba

Variabel Terikat:Perilaku

penyalahgunaan narkoba

18

1.5. KERANGKA TEORI

Gambar 2.3. Kerangka Teori

1.6. KERANGKA KONSEP

Gambar 2.4. Kerangka Konsep

1.7. HIPOTESIS

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap sikap pada perilaku

penyalahgunaan narkoba.

2. Terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku penyalahgunaan

narkoba.

3. Terdapat hubungan antara sikap terhadap perilaku penyalahgunaan narkoba.