Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KERAGAMAN GASTROPODA PADA PERAIRAN PANTAI NEGERI BUANO
KECAMATAN WAESALA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
SKRIPSI
Ditulis Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh:
HARIBA TUHEITU
NIM. 160302025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
ISTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON
2020
i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Yakinkan Diri, Sukses Akan Datang Dengan Usaha dan Doa”
“Niseaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Mujaadilah:11)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada bapak Nurdin Tuheitu tercinta dan ibu Umria
Tombalissa tersayang. Terimakasih atas do’a dan kasih sayang serta didikan
dan pengorbanan yang tulus selama ini kepadaku tanpa mengeluh
sedikitpun, serta Almamater IAIN Ambon.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
kelimpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulis dengan segala kemampuan yang ada berusaha
agar penampilan skripsi ini sebaik mungkin, namun penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari kelengkapan dan kesempurnaan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa selama perkuliahan sampai tersusunnya skripsi
ini banyak hambatan yang penulis temui, namun dengan kesabaran serta motivasi
dan bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa syukur dan
terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Zainal Abidi Rahawarin, M.Si, selaku Rektor IAIN Ambon,
Dr. H. Mohdar Yanlua, MH selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan
Pengembangan Lembaga, Dr. Ismail DP, M.Pd selaku Wakil Rektor II Bidang
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan serta, Dr. Abdullah Latuapo,
M.Pd.I selaku wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
2. Dr. Samad Umarella, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Dr. Patma Sopamena, M.Pd selaku Wakil Dekan I, Ummu Sa’idah,
iii
M.Pd.I selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Ridwan Latuapo, M.Pd.I selaku Wakil
Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon.
3. Janaba Renngiwur, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi dan Surati,
M.Pd selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Biologi.
4. Irvan Lasaiba, M.Biotech dan Corneli Pary, M.Pd, masing-masing selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Rosmawati T, M.Si dan Dr. Nur Alim Natsir, M.Si masing-masing selaku
Penguji I dan Penguji II yang telah memberikan saran-saran sampai
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Rivalna Rivai, M.Hum, selaku Kepala Perpustakan IAIN Ambon beserta
stafnya yang telah menyediakan berbagai fasilitas literatur yang dibutuhkan.
7. Wa Atima, M.Pd, selaku Kepala Laboratorium IAIN Ambon beserta stafnya
yang telah menyediakan berbagai fasilitas praktikum yang dibutuhkan dalam
proses perkuliahan.
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
pengajaran selama proses perkuliahan.
9. Seluruh staf pegawai administrasi yang telah memberikan pelayanan selama
proses perkuliahan.
10. Abdul Hakim Hitimala selaku kepala Desa Negeri Buano Kecamatan Waesala
Kabupaten Seram Bagian Barat yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
iv
11. Teman-teman Biologi Angkatan 2016 yang tak dapat disebutkan satu persatu
namanya yang telah memberikan semangat sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini. Semoga Allah Swt selalu melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua dan meridhoi amal perbuatan kita. Amin.
Ambon, Desember 2020
Penulis
v
ABSTRAK
HARIBA TUHEITU, NIM. 160302025. Judul “Keragaman Gastropoda
Pada Perairan Pantai Negeri Buano Kecamatan Waesala Kabupaten Seram
Bagian Barat”. Dibawah Bimbingan Corneli Pary, M.Pd dan Irvan Lasaiba,
M.Biotech. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2020.
Gastropoda merupakan salah satu hewan yang banyak ditemukan
diperaian dangkal dengan berbagai tipe substrat baik substrat berpasir dan berbatu
yang hampir ditemukan disemua perairan laut di Maluku secara umum dan di
perairan Pantai Negeri Buano Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian
Barat secara khusus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Untuk
mengetahui jenis biota apa saja yang ada pada perairan pantai Negeri Buano
Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat. Untuk mengetahui
keragaman gastropoda pada perairan pantai Negeri Buano Kecamatan Waesala
Kabupaten Seram Bagian Barat.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tipe penelitian
deskriptif kualitatif yang mana untuk melihat Keragaman Gastropoda Pada
Perairan Pantai Negeri Buano Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian
Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan terhitung mulai dari tanggal
25 September sampai dengan 25 Oktober 2020.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis-jenis gastropoda yang
ditemukan pada zona intertidal di pantai desa Negeri Buano yaitu 4 jenis, yaitu
Thais carinifera, Turris virgo, Turritella terebra, dan Pila scutata. Nilai indeks
kepadatan pada zona intertidal di pantai desa Negeri Buano menunjukan nilai
yang berbeda pada setiap spesies. Spesies yang mempunyai nilai kepadatan paling
tinggi pada penelitian ini adalah Pila scutata dengan nilai 29.67 ind/m² yang
ditemukan pada kuadran 4, 5 dan 6. Sedangkan spesies yang kepadatan terendah
adalah spesies Turris virgo dengan nilai 2.67 ind/m², yang ditemukan pada
kuadran 1, 2, 3 dan 4. Nilai indeks keragaman gastropoda pada zona intertidal di
pantai desa Negeri Buano tergolong sedang dengan indeks keragaman jenis (H’)
= 1.02. Hasil pengukuran suhu pada lokasi penelitian dengan nilai rata-rata 28.7
ºC. Sedangkan salinitas air laut perairan Pantai desa Negeri Buano berkisar
dengan nilai rata-rata 29.2 ‰.
Kata Kunci: Keragaman Gastropoda, Perairan Pantai Negeri Buano.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat penelitian ............................................................................. 5
E. Definisi Operasional ........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8
A. Kepadatan dan Keragaman ................................................................ 8
B. Tinjauan Umum Gastropoda .............................................................. 9
C. Fisiologi Gastropoda ........................................................................... 14
D. Klasifikasi Gastropoda ........................................................................ 17
E. Manfaat Gastropoda ............................................................................ 19
F. Faktor Lingkungan Pada Gastropoda ............................................... 20
G. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 23
A. Tipe Penelitian .................................................................................... 23
B. Waktu dan Tempat .............................................................................. 23
C. Alat dan Bahan .................................................................................... 23
vii
D. Prosedur Penelitian ............................................................................ 24
E. Desain Penelitian ................................................................................ 25
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 28
A. Hasil Penelitian 28
B. Pembahasan 32
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 39
A. Kesimpulan 39
B. Saran 40
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Pembagian Ordo pada Subkelas Prosobranchia (Streptoneura) ........ 18
Tabel 2.2. Pembagian Ordo pada Subkelas Opisthobranchia ............................ 18
Tabel 2.3. Pembagian Ordo pada Subkelas Pulmonata ..................................... 19
Tabel 3.1. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................. 24
Tabel 4.1. Jenis-jenis gastropoda di pantai desa Negeri Buano ......................... 29
Tabel 4.2. Kepadatan gastropoda di pantai Negeri Buano ................................. 30
Tabel 4.3. Nilai Indeks Keragaman gastropoda di pantai desa Negeri Buano ... 31
Tabel 4.4. Parameter lingkungan pada transek pengamatan gastropoda ........... 32
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Morfologi Gastropoda ................................................................... 12
Gambar 2.2. Anatomi Gastropoda ..................................................................... 14
Gambar 2.3. Kerangka Pikir Penelitian.............................................................. 22
Gambar 3.1. Desain Penelitian ........................................................................... 26
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Pengamatan Faktor Kehidupan Gastropoda ................................... 44
Lampiran 2. Perhitungan Individu Gastropoda Pada Setiap Transek ............... 45
Lampiran 3. Perhitungan Kepadatan Jenis Gastropoda Pada Setiap Transek ... 46
Lampiran 4. Perhitungan Keragaman Jenis Gastropoda di Lokasi Penelitian .. 47
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian ................................................................. 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan gugus pulau terbesar di dunia yang
memiliki laut yang sangat luas. Pulau yang dimiliki mencapai 17.508 buah, serta
garis pantai dengan panjang 81.000 km, ini merup akan yang terpanjang kedua di
dunia setelah Kanada.1 Indonesia menyimpan sumber daya alam hayati yang
cukup besar baik di darat maupun laut, Laut Indonesia menyimpan keragaman
hayati salah satu yang terbesar dan tertinggi di dunia. Hal ini karena indonesia
banyak memiliki ekosistem pesisir yang sangat beragam seperti hutan mangrove,
terumbu karang dan padang lamun yang luas.
Pesisir dan laut Indonesia memegang peranan sangat penting dalam
ekosistem, karena menyimpan potensi sumberdaya alam serta diversitas yang
tinggi.2Pesisir menggambarkan area pertemuan lingkungan laut dan darat yang
masih dipengaruhi sifat-sifat laut dan proses-proses alami di darat. Wilayah
pesisir banyak dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia dalam mencukupi
kebutuhan taraf hidup.3Aktivitas ini mencakup kegiatan pariwisata, rekreasi
perikanan, pelabuhan, pertambangan, kawasan industri dan pemukiman. Aktivitas
1Wiryawan et.al. Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Lampung. Bandar Lampung: Pemda
Tk I Lampung- CRMP Lampung,1999. hlm.1 2Anggi Azmita F.M. Keanekaragaman Makrozoobenthos di Ekosistem Mangrove
Silvofishery dan Mangrove Alami Kawasan Ekowisata Pantai Boa Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar. Skripsi Ilmu Kelautan: Universitas Hasanuddin, 2013. hlm. 4 3Nur’ani Yuniarti. Keanekaragaman Dan Distribusi Bivalvia dan Gastropoda (Moluska)
di Pesisir Glayem Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat. Skripsi Biologi: Institut PertaniaN Bogor,
2012. hlm.1
1
2
tersebut akan memberikan dampak nyata yang mempengaruhi keadaan ekosistem
perairan.4
Kabupaten Seram Bagian Barat memiliki garis pantai dengan perairan
sangat indah, di dalamnya terdapat pulau-pulau yang membentang dan memiliki
sumberdaya alam yang berbeda-beda. Kabupaten Seram Bagian Barat memiliki
beberapa kecamatan dengan perairan pantai tempat berlangsungnya kehidupan
makhluk hidup diantaranya yaitu Kecamatan Waesalah. Kecamatan Waesala
merupakan kecamatan dengan kawasan pesisir pantai yang membentang dengan
berbagai kehidupan dan sumberdaya alam yang membentang. Kecamatan Waesala
ini di dalamnya terdapat beberapa negeri diantaranya yaitu Negeri Buano.
Negeri Buano memiliki pesisir pantai yang membentang secara linier
dengan hamparan pasir putih dan hutan mangrove yang landai dan berombak
tenang menjadikan ciri khas bagi kehidupan organisme laut. Pantai ini berlokasi di
Negeri Buano Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat dengan
perairan pantai pasir putih dan hutan mangrove memiliki ciri khas serta dikelilingi
pulau-pulau kecil yang menjadikan daya tarik bagi kehidupan manusia seperti
menggunakan transportasi, penebangan hutan mangrove serta membangun
pemukiman rumah dan aktivitas lain. Aktivitas masyarakat tersebut sering
dikaitkan dengan kualitas perairan yang berimbas pada pencemaran.
Pencemaran ini berupa materi anorganik dan organik yang dapat
mempengaruhi kualitas perairan serta menganggu keseimbangan organisme. Salah
satu organisme laut yang dapat terpengaruh langsung akibat adanya penurunan
4Rachmawati, Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Tingkat
Pencemaran di Muara Sungai Jenebereng. Jurnal Bionature. Vol.12. No.2. ISSN: 1411-4720,
2011, hlm. 103.
3
lingkungan seperti pencemaran adalah kelompok fauna avertebrata yang hidup di
ekosistem perairanan pantai dan mangrove adalah moluska, yang didominasi oleh
kelas gastropoda, salah satunya adalah gastropoda (Telescopium telescopium).5
Gastropoda merupakan moluska asli mangrove yang mudah ditemukan di
bagian tengah hutan mangrove. Gastropoda sering ditemukan dalam jumlah
berlimpah di daerah pertambakan yang berbatasan dengan hutan mangrove. Selain
itu, gastropoda juga banyak ditemukan di sungai-sungai yang dekat dengan daerah
pertambakan.6 gastropoda merupakan salah satu jenis gastropoda yang banyak
hidup di air payau (15-34 ppt) atau hutan mangrove.
Keberadaan gastropoda sebagai satu jenis gastropoda sangat dipengaruhi
faktor abiotik dan biotik, seperti kondisi lingkungan, sumber makanan,
pemangsaan dan kompetisi. Adanya tekanan dan perubahan lingkungan
berpengaruh terhadap total famili dan perbedaan komposisi dari organisme.
Keragaman organisme tidak hanya menunjukkan jumlah jenis, tetapi juga
mengetahui struktur dan perbedaan komponen makro-mikro di habitat mereka.
Perairan pantai dan hutan mangrove merupakan daerah pasang surut yang
memiliki area yang luas dengan variasi substrat serta terdapat banyak aktivitas
masyarakat di sekitar pantai. Umumnya wilayah pantai banyak menyimpan
keragaman jenis biota. Keragaman biota ini memerlukan perhatian khusus agar
dapat lebih bermanfaat untuk dunia pendidikan dan perikanan. Biota yang dapat
5Hamsiah, D. Djokosetiyanto, E. M. Adiwilaga dan K. Nirmala. 2002. Peranan keong
bakau (Telescopium telescopium) Sebagai Biofilter Dalam Pengelolaan Limbah Budidaya Tambak
Udang Intensif. Jurnal Akuakultur Indonesia, 1(2):57-63. 6Hamsiahlm. 2000. Peranan Keong Bakau (Telescopium telescopium) Sebagai Biofilter
Dalam Pengelolaan Limbah Budidaya Tambak Udang Intensif. [Tesis]. Bogor: Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
4
dijumpai di pantai ini seperti, Gastropoda dan Bivalvia. Dalam dunia pendidikan
dan gastropoda di perairan pantai dapat digunakan sebagai sumber belajar dan
menyimpan berbagai masalah yang dapat digunakan untuk memahami konsep-
konsep biologi. Bagi dunia perikanan pantai ini dapat dimanfaatkan sebagai
sumber untuk mencukupi kehidupan bagi penduduk setempat. Gastropoda
merupakan penyusun ekosistem perairan yang berperan dalam siklus rantai
makanan dan sebagai bioindikator. Perubahan struktur penyusun komunitas dapat
berperan sebagai indikator adanya tekanan atau gangguan di suatu ekosistem.
Negeri Buano memiliki pesisir pantai yang membentang secara linier
dengan hamparan pasir putih dan hutan mangrove yang landai dan berombak
tenang menjadikan ciri khas bagi kehidupan organisme laut. Pantai ini berlokasi di
Negeri Buano kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat dengan
perairan pantai pasir putih dan hutan mangrove memiliki ciri khas serta dikelilingi
pulau-pulau kecil yang menjadikan daya tarik bagi kehidupan manusia seperti
menggunakan transportasi, penebangan hutan mangrove serta membangun
pemukiman rumah dan aktivitas lain. Aktivitas masyarakat tersebut sering
dikaitkan dengan kualitas perairan yang berimbas pada pencemaran.
Kurangnya data informasi mengenai keberadaan serta keragaman biota dan
gambaran kondisi perairan di pantai Negeri Buano, yang mendorong untuk
melakukan penelitian ini. Oleh karena itu maka dianggap penting bagi peneliti
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Kepadatan dan Keragaman
Gastropoda Di Perairan Pantai Negeri Buano Kecamatan Waesala Kabupaten
Seram Bagian Barat”.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut:
1. Jenis gastropoda apa saja yang ditemukan di perairan pantai Negeri Buano
Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat?
2. Bagaimanakah kepadatan gastropoda di perairan pantai Negeri Buano
Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat?
3. Bagaimanakah keragaman gastropoda di perairan pantai Negeri Buano
Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui jenis gastropoda yang ditemukan di perairan pantai Negeri
Buano Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat.
2. Untuk mengetahui kepadatan gastropoda di perairan pantai Negeri Buano
Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat.
3. Untuk mengetahui keragaman gastropoda di perairan pantai Negeri Buano
Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti yaitu memberikan informasi tentang kepadatan dan keragaman
gastropoda pada perairan pantai Negeri Buano Kecamatan Waesala Kabupaten
Seram Bagian Barat.
6
2. Bagi masyarakat diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi
mengenai kepadatan dan keragaman gastropoda di pantai Negeri Buano.
3. Bagi pemerintah, dijadikan acuan dalam menjaga, mengelola serta
memanfaatkan gastropoda di perairan pantai Negeri Buano.
4. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini sebagai sumber belajar bagi siswa SMA
pada materi keragaman hayati.
5. Bagi Program Studi Pendidikan Biologi dalam melakukan penelitian
selanjutnya, yang relefan dengar penelitian khususnya pada mata kuliah
Zoologi Invertebrate, Biologi Laut, dan Ekologi Perairan.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi pembahasan yang meluas dan keluar dari koridor judul
dalam penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa definisi yang berkaitan
dengan judul sebagai berikut:
1. Kepadatan adalah jumlah organisme dalam satuan volume atau luasan
tertentu.7
2. Keragaman adalah jumlah jenis dalam suatu daerah komunitas, atau cuplikan.
Keragaman jenis adalah menunjuk pada jumlah jenis dan jumlah individu
setiap jenis serta sebagai suatu karakteristik tingkatan komunitas berdasarkan
organisasi biologisnya.
3. Gastropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu “gaster” yang berarti perut dan
“podos” yang berarti kaki. Jadi gastropoda berarti hewan bertubuh lunak yang
berjalan dengan menggunakan perutnya.8
7Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 109.
7
4. Perairan pantai merupakan daerah pasang surut yang memiliki area yang luas
dengan variasi substrat serta terdapat banyak aktivitas masyarakat di sekitar
pantai.
8Jurnal, http://ortipulang.blogspot.com/2008/09/molusca.html. Diakses Tanggal 17
Oktober 2019.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yakni
memberikan gambaran tentang kepadatan dan keragaman gastropoda di perairan
pantai Negeri Buano Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di perairan pantai Negeri Buano Kecamatan Waesala
Kabupaten Seram Bagian Barat, dengan luas area pantai ± 9 Ha dan panjang
pantai ± 1 Km. Pengukuran parameter fisika dan kimia dilakukan di lokasi
penelitian.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan terhitung mulai dari
tanggal 25 September sampai dengan 25 November 2020.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada table sebagai berikut:
23
24
Tabel 3.1. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan Bahan Pnelitian Beserta Fungsinya
1. Alat Fungsi
1. Tali rafia Untuk membuat transek dan kuadran
2. Mistar Menggaris table
3. Botol sampel Menampung sampel
4. Pisau Mengambil sampel gastropoda yang ditemukan
5. Kamera Mengambil gambar sampel
6. Thermometer Mengukur suhu
7. Alat tulis menuli Mencatat data yang diperoleh
8. Rool meter Mengukur area penelitian jarak transek dan
kuadaran
9. Kertas label Memberi label pada sampel
10. PH meter Untuk menguku PH
11. Kayu patok Membuat sransek
12. Kertas mili meter blok Sebagai alat sampel ketika di foto
13. Buku panduan
identifikasi
Untuk mengidentifikasi jenis gastropoda
14. Hand refractometer Untuk mengukur salinitas air laut
Bahan Fungsi
1. Kertas label Memberi label
2. Aquades Mencuci sampel
3. Formalin 4% Mengawetkan sampel
4. Alkohol 70% Mengawetkan sampel
5. Kertas lakmus Untuk mementukan derajat keasaman/ kebasaan
dari suatu larutan (sampel)
6. Tissue Sebagai kertas pembersih
D. Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah yang diambil dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan wilayah atau lokasi untuk melakukan penelitian.
2. Mengukur panjang dan luas pantai.
3. Menarik garis transek pada lokasi penelitian dimana panjang transek 90 m dan
jarak antar transek adalah 15 m.
25
4. Pada setiap transek (transek 1-6 transek) terdapat 6 kuadran yang berukuran
1 m x 1 m dengan jarak antar kuadran 5 m.
5. Melakukan pengamatan dan perhitungan gastropoda pada tiap-tiap kuadran
yang telah di buat.
6. Mengukur parameter lingkungan yang meliputi suhu di tempat pengamatan
sampel.
7. Mengidentifikasi gastropoda yang ditemukan dengan buku identifikasi
8. Hasil identifikasi dicatat dan kemudian dianalisis untuk mendapatkan
kepadatan dan keragaman gastropoda.36
E. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode transek
kuadrat. Teknik pengambilan sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik porpusive sampling, yakni area sampel diambil
berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan lokasi penelitian. Adapun
desain dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
36
Abdul Hamid A. Toha, Sutiman B. Sumitro, dan Luchman Hakim, Keanekaragaman
dan Konservasi, (Malang : Galaxy Science, 2013), hlm. 44.
26
Surut Terendah
15m
1 x 1 m
90 m 5 m
Pasang Tertinggi
Gambar 3.1. Desain Penelitian
F. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi:
1. Kepadatan
Kepadatan jenis adalah jumlah individu persatuan luas. Kepadatan
masing-masing jenis pada setiap stasiun dihitung dengan, menggunakan rumus:
Di = ni/A
Keterangan:
Di = Kepadatan Jenis
ni = Jumlah Total Individu
A = Luas daerah sampling (m²)37
37
Rosmawati, Studi Ekologi Populasi Udang Caridean Nicoides maldivensis di Perairan
Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah. (Skripsi Fakultas Pertanian Jurusan Perikanan
Universitas Haluoleo Kendari, 2001), hlm. 36.
27
2. Keragaman
Keragaman adalah ukuran komunitas dilihat dari jumlah spesies dalam
suatu kawasan. Jumlah individu dalam setiap spesiesnya untuk menentukan
keragaman jenis. Rumus keragaman menggunakan indeks Shannon-Wienner
(H’):
H’=−(∑ �� ln ��) dimana Pi =�
�
Keterangan:
H’ = Indeks keragaman jenis
Pi = Kelimpahan relatif
∑ = Jumlah spesies individu
ni = Jumlah individu spesies ke-i
N = Jumlah total spesies
ln = Logaritma nature.38
Setelah diperoleh indeks keragaman dikelompokan kedalam kriteria tinggi,
sedang, dan rendah. Kriteria tingkat keragaman yaitu:
H’ > 3,0 = Menunjukan keragaman sangat tinggi
H’ ≤ 3 = Menunjukan keragaman sedang
H’ < 1.0 = Menunjukan keragaman rendah
38
Fahrul M.F, Metode Sampling Bio Ekologi, (Jakarta: Bumi Kasara, 1999), hlm. 29.
39
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahaan yang berkaitan dengan
Kepadatan dan Keragaman Gastropoda Pada Perairan Pantai Negeri Buano
Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat, maka dapat disimpulkan:
1. Jenis-jenis gastropoda yang ditemukan pada zona intertidal di pantai Negeri
Buano yaitu 4 jenis, yaitu Thais carinifera, Turris virgo, Turritella terebra, dan
Pila scutata.
2. Kepadatan tertinggi terdapat pada spesies Pila scutata dengan nilai 23 ind/m².
Kepadatan terendah adalah spesies Turritella terebra dengan nilai 2,17 ind/m².
Sedangkan untuk jenis Thais carinifera nilai kepadatannya 13 ind/m² dan
Turris virgo nilai kepadatannya 2,67 ind/m².
3. Nilai indeks keragaman gastropoda di perairan pantai Negeri Buano
menunjukan nilai yang berbeda pada setiap spesies. Spesies yang mempunyai
nilai keragaman paling tinggi pada penelitian ini adalah Pila scutata dengan
nilai 29.67 ind/m² yang ditemukan pada kuadran 4, 5 dan 6. Sedangkan spesies
yang keragaman terendah adalah spesies Turris virgo dengan nilai 2.67 ind/m²,
yang ditemukan pada kuadran 1, 2, 3 dan 4. Nilai indeks keragaman gastropoda
pada zona intertidal di pantai Negeri Buano tergolong sedang yaitu H’ = 1.02
dengan kategori sedang. Hasil pengukuran suhu pada lokasi penelitian dengan
nilai rata-rata 28.7 ºC. Sedangkan salinitas air laut perairan pantai Negeri
Buano berkisar dengan nilai rata-rata 29.2 ‰.
39
40
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran
terkait dengan penelitian dan masukan dalam rangka tindak lanjut terhadap
kondisi perairan Pantai Negeri Buano menjadi lebih baik sebagai berikut:
1. Kepada pemerintah Provinsi Maluku secara umum dan pemerintah Kabupaten
Seram Bagian Barat secara khusus agar lebih meningkatkan upaya pelestarian
laut yang berupa biota atau organisme laut pada daerah pesisir perairain pantai
Negeri Buano dan pesisir perairan lainnya agar dikemudian hari masih tetap
dijadikan sebagai objek penelitian ataupun pengembangan ilmu lainnya yang
berkaitan dengan ilmu kelautan dan perairan.
2. Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui seberapa besar kandungan
gizi pada gastropoda yang meliputi kandungan protein maupun kandungan
lainnya pada gastropoda di pantai Negeri Buano Kecamatan Waesala
Kabupaten Seram Bagian Barat.
41
DAFTAR PUSTAKA
Agustia, Mikrohabitat Bulu Babi (Echinoidea) Pada Wilayah Intertidal Pulau
Kapota Kawasan Taman Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara, Skripsi:
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari,
2016.
Aidil, I. Gastropoda mollusca, http://afghanaus.com/kelas-gastropoda/. Diakses
20 Februari 2020.
Aslan. L, Bulu Babi (Manfaat dan Pembudidayaannya), Kendari: UNHALU
Press, 2010.
Aziz, Ahmad, Tingkah Laku Bulu Babi Di Padang Lamun, Jurnal Oseana,
Volume XXI, No 4, 1996: 34-43, ISSN 0216-1877.
Barnes, Invertebrata Zoology. Philadelphia: Saunders Company. 1974.
Abdul Hamid A. Toha, Sutiman B. Sumitro, dan Luchman Hakim,
Keanekaragaman dan Konservasi, Malang : Galaxy Science, 2013.
Campbell, Neil A. dan Jane B. Reece. Biologi Jil. 3 Edisi Kedelapan. Terj.
DamaringTyas Wulandari, 2008.
D. G, Bengen, Kosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Laut Institut Pertanian. Bogor. PKSPL – IPB,
2004.
D.W., Khurniasari, Potensi Antikanker Senyawa Bioaktif Ekstrak Kloroform Dan
Metanol Makroalgae Sargassum duplicatum J. Agardh. Skripsi. Fakultas
Biologi Universitas Gadjah Mada Jogjakarta, Jogjakarta, 2004.
Desmukh, I. Ekologi dan Biologi Tropika. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,1992,
dikutip oleh Esti Aji Handayani. Skripsi: Keanekaragaman Jenis
Gastropoda Di Pantai Randusanga Kabupaten Brebes Jawa Tengah.
Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006.
Dharma, Siput dan Kerang Indonesia. Jakarta : Sarana Graha. 1992.
Dobo, Johny, Tipologi Komunitas Lamun Kaitannya Dengan Populasi Bulu Babi
Di Pulau Hatta, Kepulauan Banda, Maluku, Tesis. Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor. 2009.
F.M, Anggi Azmita. Keanekaragaman Makrozoobenthos di Ekosistem Mangrove
Silvofishery dan Mangrove Alami Kawasan Ekowisata Pantai Boa
Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Skripsi Ilmu Kelautan:
Universitas Hasanuddin, 2013.
Hamsiah. 2000. Peranan Keong Bakau (Telescopium telescopium) Sebagai
Biofilter Dalam Pengelolaan Limbah Budidaya Tambak Udang Intensif.
41
42
Tesis. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Bogor.
Harminto, dalam Jurnal, http://ortipulang.blogspot.com/2008/09/molusca.html.
Diakses Tanggal 17 November 2019.
Hickman, Roberts. Cleveland P. Jr, Larry S., Animal Diversity, New Delhi: Tata
Mc Graw Hill Publishing Company Ltd, 1989.
Hickman. Jr. Cleveland, Zoology. New Delhi: Tata Mc Graw Hill Publishing
Company Ltd, 1999.
Jurnal, http://newsfisheries.blogspot.com/2007/08/gastropoda.html. Diakses
tanggal 17 November 2019.
Lubis, Siti A., Arief A. Purnama, Rofiza Yolanda, Spesies Bulu Babi (Echinoidea)
Di Perairan Pulau Panjang Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Bangka
Belitung, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian.
M.F, Fahrul, Metode Sampling Bio Ekologi, Jakarta: Bumi Kasara, 1999.
Maskoeri, Jasin. Zoology Invertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya, 1994.
Nontji, Laut Nusantara, Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1992.
Nur’ani Yuniarti. Keanekaragaman Dan Distribusi Bivalvia dan Gastropoda
(Moluska) di Pesisir Glayem Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat. Skripsi
Biologi: Institut PertaniaN Bogor, 2012.
Nyabaken, Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis, Gramedia: Jakarta, 2001.
Odum, Dasar-Dasar Ekologi, Universitas Gaja Mada: Yogyakarta, 2000.
Oemardjati, Wardhana. Taksonomi Avertebrata. Jakarta: Universitas Indonesia
Press, 1990.
Pechenik, Biology of The Invertebratates. New York: McGraw-Hill Book
Company, 2000.
Rachmawati, Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Bioindikator
Tingkat Pencemaran di Muara Sungai Jenebereng. Jurnal Bionature.
Vol.12. No.2. ISSN: 1411-4720, 2011.
Rosmawati, Studi Ekologi Populasi Udang Caridean Nicoides maldivensis di
Perairan Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah, Skripsi Fakultas
Pertanian Jurusan Perikanan Universitas Haluoleo Kendari, 2001.
Sugiarti, Ekologi Kuantitatif Metode Analisis Populasi dan Komunitas, Surabaya:
Usaha Nasional, 2005.
Sugiarto, Herri dan Supardi, Beberapa Catatan Tentang Bulu Babi Marga
Diadema, Jurnal Oseana, Volume XX, Nomor 4, 1995 : 35 – 4, ISSN 0216
– 1877.
43
Sumitro. S, Kondisi Habitat Bulu Babi Tripneustes gratilla (Linnaeus, 1758) di
Teluk Cenderawasih, Berk. Penel. Hayati: 17 (139–145), 2012.
Susiana. Diversitas Dan Kerapatan Mangrove Bivalvia dan Gastropoda Di
Estuari Perancak, Bali. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin, 2011.
Suwigyo, Sugiarti, Avertebrata Air Jilid I, Jakarta: Penebar Swadaya, 2005.
Tedi, P. Mollusca Paper. http://delphisbiologi. Wordpress.com/ 2011/ 09/
28/mollusca– paper. 28 Februari 2019.
Wiryawan, Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Lampung. Bandar Lampung:
Pemda Tk I Lampung- CRMP Lampung,1999.
44
Lampiran 1
PENGUKURAN SUHU, SALINITAS DAN pH DI LOKASI PENELITIAN
1. Pengukuran Suhu
Transek Pengukuran Suhu (°C) pada Kuadran
Rata-Rata 1 2 3 4 5 6
I 28 28 30 28 29 30 28.8
II 29 28 28 28 29 29 28.5
III 28 29 29 28 28 28 28.3
IV 28 30 29 30 30 30 29.5
V 30 28 29 29 30 28 29
VI 29 30 28 28 28 28 28.5
Rata-rata 28.7
2. Pengukuran salinitas
Transek Pengukuran Salinitas (°C) pada Kuadran
Rata-Rata 1 2 3 4 5 6
I 29 29 29 29 30 29 29.2
II 29 29 29 29 29 29 29
III 29 29 29 29 30 30 29.3
IV 29 29 29 29 30 30 29.3
V 29 29 29 29 30 29 29.2
VI 29 29 29 29 30 29 29.2
Rata-rata 29.2
3. Pengukuran pH
Pengukuran Transek
Rata-Rata I II III IV V VI
pH 7 7 7 7 7 7 7
45
Lampiran 2
PERHITUNGAN JUMLAH INDIVIDU GASTROPODA
PADA SETIAP TRANSEK
Transek Spesies Kuadran
Jumlah 1 2 3 4 5 6
I
Echinometra mathei 0 5 3 7 9 5 29
Turris virgo 0 0 3 2 0 0 5
Turritella terebra 1 1 2 0 0 0 4
Thais carinifera 0 0 6 4 0 0 10
Total 48
II
Echinometra mathei 0 2 2 5 5 9 23
Turris virgo 1 0 0 3 0 0 4
Turritella terebra 0 0 0 1 0 0 1
Thais carinifera 0 0 0 2 0 0 2
Total 30
III
Echinometra mathei 0 0 0 7 5 8 20
Turris virgo 0 3 0 0 0 0 3
Turritella terebra 2 0 0 0 0 0 2
Thais carinifera 0 11 6 0 0 0 17
Total 0
IV
Echinometra mathei 0 0 0 9 6 6 21
Turris virgo 0 3 0 0 0 0 3
Turritella terebra 2 0 1 0 0 0 3
Thais carinifera 1 7 5 0 0 0 13
Total 0
V
Echinometra mathei 0 0 1 9 10 8 28
Turris virgo 0 0 1 0 0 0 1
Turritella terebra 0 1 0 0 0 0 1
Thais carinifera 0 15 12 1 0 0 28
Total 58
IV
Echinometra mathei 0 0 0 4 7 6 17
Turris virgo 0 0 0 0 0 0 0
Turritella terebra 1 1 0 0 0 0 2
Thais carinifera 0 0 6 2 0 0 8
Total 27
46
Lampiran 3
PERHITUNGAN KEPADATAN PADA JENIS GASTROPODA
PADA LOKASI PENELITIAN
Kepadatan masing-masing jenis pada setiap stasiun dihitung dengan,
menggunakan rumus:
Di = ni/A
Keterangan:
Di = Kepadatan Jenis
ni = Jumlah Total Individu
A = Luas daerah sampling (m²)
No Spesies
Kepadatan Individu Per
Transek (ind/m²) Total
I II III IV V VI
1 Echinometra mathei 29 23 20 21 28 17 138
2 Turris virgo 5 4 3 3 1 0 16
3 Turritella terebra 4 1 2 3 1 2 13
4 Thais carinifera 10 2 17 13 28 8 78
1. Pila scutata = ���
(� � � � �)� � =
���
� � � � =
���
� = 23 ind/m²
2. Turris virgo = ��
(� � � � �)� � =
��
� � � � =
��
� = 2,67 ind/m²
3. Turritella terebra = ��
(� � � � �)� � =
��
� � � � =
��
� = 2,17 ind/m²
4. Thais carinifera = ��
(� � � � �)� � =
��
� � � � =
��
� = 13 ind/m²
47
Lampiran 4
PERHITUNGAN KERAGAMAN PADA JENIS GASTROPODA
PADA LOKASI PENELITIAN
Kepadatan keragaman masing-masing jenis pada setiap stasiun dihitung
dengan, menggunakan rumus:
H’=−(∑ �� ln ��) dimana Pi =�
�
Keterangan:
H’ = Indeks keragaman jenis
Pi = Kelimpahan relatif
∑ = Jumlah spesies individu
ni = Jumlah individu spesies ke-i
N = Jumlah total spesies
ln = Logaritma nature
Setelah diperoleh indeks keragaman dikelompokan kedalam kriteria tinggi,
sedang, dan rendah. Kriteria tingkat keragaman yaitu:
H’ > 3,0 = Menunjukan keragaman sangat tinggi
H’ ≤ 3 = Menunjukan keragaman sedang
H’ < 1.0 = Menunjukan keragaman rendah
1. Pila scutata
Rekapitulasi jumlah jenis pada transek
Diketahui:
Transek I = 29
Transek II = 23
Transek III = 20
Transek IV = 21
Transek V = 28
Transek VI = 17
Jumlah = 138
Jadi:
Total jumlah nilai jenis pada setiap
transek adalah 138+16+13+78= 245
Pi = (ni / N) = 138 / 245 = 0,563
Ln Pi = Ln (0,563) = -0,574
Pi Ln Pi = 0,563x (-0,574) = 0,323
H = - (Pi Ln Pi) = 0,323
48
Berdasarkan hasil perhitungan keragaman pada gastropoda jenis Pila
scutata pada lokasi sebesar H’ < 1.0 atau 0,32 yang menunjukan keragaman
dengan kategori rendah.
2. Turris virgo
Rekapitulasi jumlah jenis pada transek
Diketahui:
Transek I = 5
Transek II = 4
Transek II = 3
Transek IV = 3
Transek V = 1
Transek VI = 0
Jumlah = 16
Jadi:
Total jumlah nilai jenis pada setiap
transek adalah 138+16+13+78= 245
Pi = (ni / N) = 16 / 245 = 0,065
Ln Pi = Ln (0,065) = -2,733
Pi Ln Pi = 0,065x (-2,733) = 0,177
H = - (Pi Ln Pi) = 0,177
Berdasarkan hasil perhitungan keragaman pada gastropoda jenis Turris
virgo pada lokasi sebesar H’ < 1.0 atau 0,177 yang menunjukan keragaman
dengan kategori rendah.
3. Turritella terebra
Rekapitulasi jumlah jenis pada transek
Diketahui:
Transek I = 4
Transek II = 1
Transek II = 2
Transek IV = 3
Transek V = 1
Transek VI = 2
Jumlah = 13
Jadi:
Total jumlah nilai jenis pada setiap
transek adalah 138+16+13+78= 245
Pi = (ni / N) = 13 / 245 = 0,053
Ln Pi = Ln (0,053) = -2,937
49
Pi Ln Pi = 0,053x (-2,937) = -0,156
H = - (Pi Ln Pi) = 0,156
Berdasarkan hasil perhitungan keragaman pada gastropoda jenis Turritella
terebra pada lokasi sebesar H’ < 1.0 atau 0,156 yang menunjukan keragaman
dengan kategori rendah.
4. Thais carinifera
Rekapitulasi jumlah jenis pada transek
Transek I = 10
Transek II = 2
Transek II = 17
Transek IV = 13
Transek V = 28
Transek VI = 8
Jumlah = 78
Jadi:
Total jumlah nilai jenis pada setiap
transek adalah 138+16+13+78= 245
Pi = (ni / N) = 78/ 245 = 0,318
Ln Pi = Ln (0,318) = -1,145
Pi Ln Pi = 0,318 x (-1,145) = 0,364
H = - (Pi Ln Pi) = 0,364
Berdasarkan hasil perhitungan keragaman pada gastropoda jenis Thais
carinifera pada lokasi sebesar H’ < 1.0 atau 0,364 yang menunjukan keragaman
dengan kategori rendah.
50
Lampiran 5
DOKUMENTASI PENELITIAN
Foto 1. Alkohol Foto 2. Kertas pH
Foto 3. Roll Meter Foto 4. Kayu patok
51
Foto 5. Pila scutata Foto 6. Turris virgo
Foto 7. Turritella terebra Foto 8.Thais carinifera
Foto 8. Proses penelitian di perairan pantai Negeri Buano