24
PRESENTASI SEJARAH NASIONAL KERAJAAN KEDIRI ANGGOTA: NATASHA ARITHA SAPHIRRA PERWIRA MAHARDIKA QISTHYADEVANY AUDREENA SAFINA AMIRACH X MIA 3

Kerajaan Kediri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sejarah

Citation preview

PRESENTASI SEJARAH NASIONAL

KERAJAAN KEDIRIANGGOTA:

NATASHA ARITHA

SAPHIRRAPERWIRA MAHARDIKA

QISTHYADEVANY AUDREENA

SAFINA AMIRACH

X MIA

3

PETA KONSEP

KERAJAAN KEDIRI

BERDIRINYA

PROSES KERUNTUH

AN

SUMBER SEJARAH

RAJA-RAJACARA

BERKEHIDUPAN

PENINGGALAN

BERDIRINYA KERAJAAN KEDIRI

Kerajaan Kediri becorak Hindu.

Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua:

Kediri diberikan kepada Samarawijaya.

Jenggala diberikan kepada Panji Garasakan.

Pada tahun 1044-1052, kedua kerajaan berperang untuk memperebutkan kekuasaan.

Kemenangan awal berada di pihak Jenggala.

Tetapi pada abad ke-12, kemenangan sudah berada di pihak Kediri.

LETAK KERAJAAN KEDIRI

Terletak di daerah Jawa Timur, tepatnya di tepi Sungai Brantas.

SUMBER SEJARAH

Berita asing tentang Kerajaan Kediri sebagian besar diperoleh dari berita Cina.

Berita Cina ini merupakan kumpulan cerita dari para pedagang Cina yang melakukan kegiatan perdagangan di Kerajaan Kediri, seperti kedua buku ini yang menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13M.

Kronik Cina bernama “Chu fan Chi” karangan Chu ju kua (1220 M).

Buku ini banyak mengambil cerita dari buku “Ling wai tai ta” karangan Chu ik fei (1778 M).

RAJA-RAJA YANG MEMERINTAH

Raja Kediri pada tahun 1104 adalah Jayawarsa. Setelah Jayawarsa, secara berturut-turut Kediri diperintah oleh :1. Bameswara (1117-1130)2. Jayabhaya (1135-1157)3. Sarweswara (1159-1161)4. Aryeswara (1169-1181)5. Gandra (1181)6. Kameswara (1182-1185)7. Kertajaya (1190-1222)

CARA BERKEHIDUPAN

KEHIDUPAN POLITIK

Dari sekian nama raja yang sudah diketahui, Jayabhaya adalah raja yang sangat terkenal. Pada masa Jayabhaya, Empu Sedah dan Empu Panuluh mengubah Kitab Bharatayudha. Menurut Prasasti Ngantang, pemerintahan Jayabhaya telah berhasil mengakhiri kekacauan orang-orang Jenggala.

Beberapa prasasti menyebutkan nama abhiseka raja yang berarti penjelmaan Wisnu. Akan tetapi, hal ini tidak langsung membuktikan bahwa wisnuisme berkembang pada saat itu. Karena landasan filosofis yang dikenal di Jawa pada masa itu selalu menganggap raja saa dengan dewa Wisnu dalam hal sebagai pelindung rakyat dan dunia atau kerajaan.Secara umum bahwa agama Hindu, khususnya pemujaan kepada Siwa, mendominasi perkembangan agama pada masa kediri. Hal ini tercermin dari temuan prasasti, arca-arca, maupun karya-karya sastra Jawa Kuno yang berasal dari  masa ini.

KEHIDUPAN AGAMA

Kehidupan rakyat Kediri sangat teratur. Mata pencaharian masyarakatnya adalah bertani dan berdagang. Hasil utama pertaniannya adalah beras. Barang dagangan Kediri berupa emas, perak, gading, kayu cendana, dan pinang. Pajak rakyat pada waktu itu berupa hasil bumi, seperti beras dan palawija.

KEHIDUPAN EKONOMI

KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA

PENINGGALAN

KITAB PRASASTI CANDI

KITAB

Kresnayana oleh Empu Triguna.Ditulis pada zaman Raja Jayaswara, mengenai perkainan Kresna dan Dewi Rukmini.

Bharatayudha oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh.Ditulis pada zaman Jayabaya, mengenai perang saudara Panjalu dan Jenggala melalui perang antara keturunan batara, Kurawa dan Pandawa.

Smaradhana oleh Empu Dharmaja.Ditulis pada zaman Raja Kameswari, mengenai suami istri (bernama Smara dan Rati) yang mati karena menggoda Dewa Syiwa, lalu dihidupkan kembali menjadi kameswara dan permaisurinya.

Lubdaka oleh Empu Takunang.Ditulis pada zaman Raja Kameswara, mengenai pemburu (bernama Lubdaka) yang suka membunuh tapi dimasukan ke surga karena telah melakukan pemujaan istimewa untuk Dewa Syiwa.

Prasasti Sirah Keting (1104 M), yang memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh Raja Jayawarsa.

Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono berisi masalah keagamaan, diperkirakan berasal dari Raja Bameswara (1117-1130 M).

Prasasti Ngantang (1135 M), yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya yang memberikan hadiah kepada rakyat Desa Ngantang sebidang tanah yang bebas dari pajak.

Prasasti Jaring (1181 M) dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah nama-nama hewan seperti Kebo Waruga dan Tikus finada.

Prasasti Kamulan (1194 M), yang menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Raja Kertajaya, Kerajaan Kediri telah berhasil mengalahkan musuh yang telah memusuhi istana di Katang-katang.

PRASASTI

Prasasti Padelegan

Prasasti ini dibuat oleh Raja Kameshwara guna mengenang rasa bakti penduduk Padelegan pada raja.

Prasasti Panumbangan

Prasasti ini berisi tentang pemberian anugerah raja buat penduduk Panumbangan sebab telah mengabdi kepada rakyat.

Prasasti Talan

Prasasti ini berisi tentang diberikannya hak istimewa oleh raja kepada penduduk Desa Talan dengan cara membebaskan rakyat dari pajak .

Prasasti Ceker

Prasasti ini berisi tentang anugerah raja nan diberikan kepada penduduk Desa Ceker sebab telah mengabdi buat kemajuan Kediri.

PRASASTI

Sirah Keting Ngantang Jaring

Kamulan Ceker

CANDI

CANDI PANATARAN

Candi Penataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan candi bersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.

Dalam kitab Desawarnana atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi ini disebut sebagai bangunan suci "Palah" yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur.

Pada tahun 1995 candi ini diajukan sebagai calon Situs Warisan Dunia UNESCO dalam daftar tentatifnya.

CANDI GURAH

CANDI TONDOWONGSOKomplek Candi Tondowongso merupakan situs temuan purbakala yang ditemukan pada awal tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Situs seluas lebih dari satu hektare ini dianggap sebagai penemuan terbesar untuk periode klasik sejarah Indonesia dalam 30 tahun terakhir (semenjak penemuan Kompleks Percandian Batujaya), meskipun Prof. Soekmono pernah menemukan satu arca dari lokasi yang sama pada tahun 1957. Penemuan situs ini diawali dari ditemukannya sejumlah arca oleh sejumlah perajin batu bata setempat.

Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan arca yang ditemukan, situs ini diyakini sebagai peninggalan masa Kerajaan Kadiri awal (abad XI), masa-masa awal perpindahan pusat politik dari kawasan Jawa Tengah ke Jawa Timur. Selama ini Kerajaan Kadiri dikenal dari sejumlah karya sastra namun tidak banyak diketahui peninggalannya dalam bentuk bangunan atau hasil pahatan.

PROSES KEHANCURAN

Raja terakhir kerajaan Kediri adalah Kertajaya. Pada masa akhir pemerintahannya, Kediri dalam keadaan lemah. Pada tahun 1222, Kediri diserang oleh Ken Arok dari Tumapel. Terjadilah pertempuran di Desa Ganter dekat pujon, Malang. Kertajaya kalah dalam pertempuran, maka berakhirlah riwayat kerajaan Kediri.

TERIMAKASIH