18
Kerangka Teoritis Kerangka Teoritis danPenyusunan Hipotesis danPenyusunan Hipotesis kerangka teoretis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor- faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. BAB 4 BAB 4

Kerangka Teori Dan Penyusunan Hipotesis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hipotesis

Citation preview

Kerangka Teoritis danPenyusunan Kerangka Teoritis danPenyusunan HipotesisHipotesis

kerangka teoretis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.

BAB 4BAB 4

4.1 Esensi Ilmu4.1 Esensi Ilmu“Ilmiah” mengandung arti harus memenuhi tuntutan sistematis, dapat dibuktikan kebenarannya, dan relevan (Laeyendecker, 1983: 45-9).

Proses untuk mendapatkan ilmu secara metodologis mengikuti beberapa tahap menurut komponen informasi, yaitu: teori, hipotesis, observasi dan generalisasi; dilengkapi dengan kendala metodologis seperti deduksi logis, penafsiran pengukuran, dan perumusan konsep (Effendi, 1985: 12-24; Noerhadi, 1984: 48-9)

Proses Mendapatkan Ilmu

4.2 Bangunan Dasar 4.2 Bangunan Dasar TeoriTeoriKetika melakukan penelitian, kita perlu mengetahui apa (what is) untuk memahami, menjelaskan, dan meramal fenomena yang diamati.

Komponen Teori

4.2.1. Arti Teori

4.2.2. Konsep dan Konstruk

4.2.3. Proposisi

4.3 Variabel4.3 VariabelVariabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda

Secara konseptual, variabel dapat kita bagi menjadi empat bagian utama, yaitu (Kuncoro, 2001: Bab 1; Sekaran, 2000: Bab 5):

1. Variabel dependen

2. Variabel independen

3. Moderating variable

4. Intervening variable

Hubungan Antara Variabel Independen, Intervening, Moderating, dan Dependen

4.4 Kerangka Teoretis4.4 Kerangka TeoretisKerangka teoretis adalah pondasi utama di mana sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan.

Lima faktor yang memberikan peranan penting yang harus dipenuhi dalam membangun kerangka teoretis (Sekaran, 2000: 103)

1. Variabel yang relevan harus dapat dijelaskan dan disebutkan dalam diskusi

2. Diskusi haruslah dapat mewujudkan bagaimana dua atau lebih variabel itu berhubungan satu sama lain.

3. Jika jenis dan arah hubungan tadi dapat diterima secara teori berdasar- kan atas penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi pada diskusi apakah hubungan tadi bersifat positif atau negatif.

4. Harus ada penjelasan secara jelas kenapa kita akan mengharapkan hubungan tersebut terus bertahan.

5. Skema diagram yang menjelaskan kerangka teoretis harus dapat diperlihatkan sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah dan memahami bagaimana hubungan antarvariabel secara teoretis.

Diagram Skematis Kerangka Teoretis dengan Memasukkan Intervening Variable

Diagram Skematis Kerangka Teoretis dengan Memasukkan Moderating Variable

Proses Berpikir Disertasi Santoso (2006)

4.5 Hipotesis4.5 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

Fungsi dari hipotesis adalah sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan penelitian agar sesuai dengan apa yang kita harapkan.

4.5.1. Karakteristik Hipotesis

1. Konsisten dengan penelitian sebelumnya

2. Penjelasan yang masuk akal

3. Perkiraan yang tepat dan terukur

4. Dapat diuji

4.5.2. Jenis Hipotesis

• Bagaimana hipotesis tersebut diperoleh (diturunkan)

Hipotesis induktif, akan menyusun generalisasi berdasarkan observasi.

Hipotesis deduktif menggunakan perluasan logika dari penemuan-penemuan yang telah ada, atau didasarkan pada hal-hal yang bersifat umum yang telah diterima kebenarannya.

• Bagaimana hipotesis dinyatakan.

Hipotesis penelitian dinyatakandalam bentuk kalimat pernyataan (deklaratif)

Hipotesis statistik dalam bentuk hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).

4.5.3. Perumusan Hipotesis

hipotesis yang baik adalah hipotesis yang dinyatakan dengan jelas dan ringkas, menyatakan hubungan antara dua variabel, dan menjelaskan variabel tersebut dalam terminologi operasional yang terukur.

4.5.4. Uji Hipotesis

Dalam praktek, dikenal dua macam cara pengujian hipotesis: cara langsung dan cara hipotesis nol (Neuman, 2000: 131)

4.5.3. Perumusan Hipotesis

hipotesis yang baik adalah hipotesis yang dinyatakan dengan jelas dan ringkas, menyatakan hubungan antara dua variabel, dan menjelaskan variabel tersebut dalam terminologi operasional yang terukur.

4.5.4. Uji Hipotesis

Dalam praktek, dikenal dua macam cara pengujian hipotesis: cara langsung dan cara hipotesis nol (Neuman, 2000: 131)

4.6. Ilustrasi 2: Studi 4.6. Ilustrasi 2: Studi Lokasi IndustriLokasi Industri

Subbab ini akan menelusuri dan mengkaji secara mendalam hakikat dan dinamika kekuatan aglomerasi yang mendasari ketimpangan distribusi geografs industri manufaktur di Indonesia, dengan menguji beberapa variabel kunci di bawah ini. “Hakekat” variabel-variabel tersebut diturunkan baik dari teori maupun studi terdahulu yang telah dibahas. Perspektif “dinamika” berusaha untuk memasukkan secara eksplisit perilaku variabel yang diamati sepanjang periode pengamatan (misal: Gujarati, 1995: 485; Matyas & Sevestre, 1992: 311-313).

4.6.1. Variabel Dependen

Analisis empiris yang ada berdasarkan ekonometri biasanya menggunakan variabel-variabel berikut:

• Tenaga kerja atau pertumbuhan tenaga kerja (Glaeser, Kallal, Scheinkman, &Shleifer, 1992; Keeble, 1976)• Pertumbuhan nilai tambah (Sjoholm, 1999)• Pertumbuhan output (Mody & Wang, 1997)• Koefsien lokalisasi dan atau koefsien gini lokasional (Industri) (Amiti, 1998; Kim, 1995; Krugman, 1991)• Indeks spesialisasi regional (Aziz, 1994; Kim, 1995)• Pertumbuhan quotient, yang dimodifkasi dari location quotient (LQ) (Shilton & Stanley, 1999).

4.6.2. Variabel-variabel Penjelas

• Skala Ekonomi.

• Intensitas Sumber Daya

• Kandungan Impor.

• Dampak Pasar Dalam Negeri.

• Struktur Pasar.

• Keadaan Pasar Tenaga Kerja.

• Path Dependency. • Orientasi Ekspor.

• Investasi Asing.