Upload
doanhuong
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KERJA SAMA BIMP-EAGA:
PERKEMBANGAN & MANFAATNYA BAGI
INDONESIA (PRODUK PERTANIAN)
oleh:
Sekretariat Nasional Kerja Sama Ekonomi Sub Regional
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI
Disampaikan pada: “Workshop Pemanfaatan Kerjasama SPS ASEAN (MEA), Sub Regional (BIMP-EAGA) dan
RCEP Guna Mendukung Peningkatan Akses Pasar Dan Daya Saing Produk Pertanian”
Makassar, 24 April 2018
Sekretariat Nasional Kerja Sama Ekonomi Sub RegionalKementerian Koordinator Bidang Perekonomian
A. PENDAHULUAN
B. PROFIL & PERKEMBANGAN BIMP-EAGA
C. BIMP-EAGA VISION 2025
D. STRATEGI & PERAN INDONESIA DALAM KERJA SAMABIMP - EAGA
E. PENUTUP
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
CAKUPAN WILAYAH & KORIDOR EKONOMI BIMP-EAGA
West Borneo
Economic
Corridor
East Borneo
Economic
Corridor
Greater Sulu-
Sulawesi
Corridor
Usulan
Indonesia
West Borneo Economic Corridor
(WEBC)
yaitu koridor ekonomi hasil kajian
dari ADB (2011)
yang meliputi wilayah :
Kalimantan Barat, Kalimantan
Utara, Serawak dan Sabah
Greater Sulu Sulawesi Economic
Corridor (GSSCE) yaitu koridor
ekonomi hasil kajian dari ADB
(2011) yang meliputi wilayah :
Sulawesi Utara, Sabah, Mindanau
dan Palawan
East Borneo Economic Corridor
(EEBC) yaitu koridor ekonomi
usulan dari Indonesia untuk
mengembangkan wilayah
Kalimantan bagian Timur dan
Selatan
Usulan dari Indonesia kepada
BIMP-EAGA dan ADB untuk
melakukan kajian mengenai
perluasan wilayah GSSCE dengan
menambahkan seluruh provinsi di
pulau Sulawesi, Maluku dan Papua
Koridor Ekonomi:
Wilayah Kerja Sama
BIMP-EAGA :
1. Brunei
Darussalam
seluruh wilayah
negara Brunei
Darussalam
2. Indonesia
(15 Provinsi)
seluruh Provinsi di
Pulau Kalimantan,
Sulawesi, Maluku
dan Papua.
3. Malaysia
(3 Provinsi)
Serawak, Sabah
dan Labuan
4. Filipina
(2 Provinsi)
Mindanao dan
Palawan
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
4
GDP PPPUS$805 Billionannual average of 6%
Share of EAGA GDP (at current PPP$)
US$4.7B total
17%
US$7.4B total
11%
EAGA ASEAN EAGA
EAGA GDP (at constant PPP$)
BIMP
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
7% growth rate
83M total tourists
4.5M foreign visitors
Investment Growth25.7% annual average with
82% from FDI
US$ 34.4B total investments
Trade BalanceUS$ 40.2B 5
Tourism
6
Mulu
Temburong Bridge
Baland Island Bridge
Limbang Bridge
Makassar - ParePareRailway
Pare Pare-MamujuRailway
TransMindanao High Speed Railway System
Tanjungselor to Sabah Border Road
Pontianak-EntikongTransport Link Manado-Bitung Link
Balikpapan - Samarinda Toll RoadBalai Karangan Entikong Road
Pan-Borneo Highway
Kalabakan Road
Western Mindanao Development Corridor Roads
Palawan HighwayExpansionROADS BRIDGES RAILWAYS
2017, Completed
INLAND TRANSPORT SERVICES
Aruk, Entok, and Nangabadau
7
Mulu
AIRPORTS ADDED
Sanga-Sanga AirportMukah Airport
Brunei International
Airport General Santos Airport
Puerto Princesa Airport
Davao Int'l Airport
Laguindingan Airport
ZamboangaAirport
San Vicente Airport
Busuanga Airport
Southern Palawan Airport
Sandakan Airport
Juwata Airport
Supadio Airport
Sam Ratulangi Airport
Adi Soemarmo Airport(Solo, Central Java)
2017, Completed
2017, Completed
8
Mulu
NEW AIR LINKAGES
Pontianak to Kuching Balikpapan to Bandar Seri Begawan
Pontianak to Miri
9
Mulu
SEAPORTS
Completed
Sepangar Bay Container Port
Bongao Port
Manado Port Expansion
Bitung Port Expansion
Makassar New Port
Lahad Datu POIC Container
Port
Kuching PortTawau Port
Zamboanga Port
Polloc Port
Makar Wharf
Brooke’s Point Port
Sasa Wharf
Puerto Princesa Fishport
Puerto Princesa Cruise Port
Buliluyan RORO Port
10
Mulu
Davao -General Santos -Bitung
Kudat -Palawan
Bongao-Lahad Datu
11
Mulu
POWER INTERCONNECTIONS
North Kalimantan Power Grid
Sabah-Sarawak Interconnection
Sarawak-Sabah Interconnection
Visayas-Mindanao Interconnection
Mindanao Transmission Backbone
FEASIBILITY STUDY
Sabah-Kalimantan Interconnection
TARGET 2018
12
Mulu
START UP HUBS @ BIMP-EAGA
Bandar Seri Begawan
Kota Kinabalu
DavaoZamboanga
Puerto Princesa
SamarindaBalikpapan
Tarakan
Makassar
13
Mulu
ICT INFRASTRUCTURE
Labuan-Brunei Darussalam Cable
North Sulawesi -Southern Philippines
Submarine Cable System
BIMP-EAGA BEST CABLE SYSTEM PROJECT
14
Mulu
CIQS FACILITIES
ECONOMIC ZONES
Bitung Economic Zone
ZamboangaEconomic Zone
San VicenteEconomic Zone
One Borneo Quarantine System
Bakelalan Immigration Post
Entikong Border Crossing
Jasa, Jagoi Babang, Aruk, NangabadauBorder Crossing Checkpoints
Subregional
value chains
MOU on Brunei Darussalam –Sarawak Bilateral Agriculture Cooperation: Rice, Livestock
and Fisheries
Indonesia menyampaikan
usulan baru untuk Rempah-rempah
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
BIM
P-E
AG
A’S
DEV
ELO
PM
ENT
PATH
2
02
5:
SEC
TOR
GO
ALS
TRADE & INVESTMENT FACILITATION
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
BIM
P-E
AG
A’S
DEV
ELO
PM
ENT
PATH
2
02
5:
SEC
TOR
GO
ALS
SOCIO-CULTURAL& EDUCATION
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Convergence Initiatives Tourism and
Transport
• Air connectivity
• Cruise Tourism
• Platform (government, airlines and travel agencies)
Tourism and Socio-cultural
• Joint signature events
Tourism, TIF andEnvironment
• Turtle Island Heritage Protection Area
• CIQS
Tourism, Environment and
Agriculture
• Sustainable best practices in tourism, farming and fishing
• Capacity building
• Knowledge dissemination
ICT and SMED
• Startuphubs@BIMP-EAGA
• Open/Big Data
• Submarine Cable system
HRD 20
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Mekanisme Kelembagaan
Expand alliances and partnerships
Improve Project Management (Project Appraisal Committee and
Project Implementation Teams)
Strengthen Public Awareness
Establish knowledge platforms and build
capacities
Enhance results-based monitoring and evaluation
21
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
•22
Tawau - TarakanSarawak – Brunei Darussalam
Kudat - Palawan
Entikong - Tebedu
Zamboanga -Sandakan
Transport
Trade
Tourism
Davao - GenSan -Bitung
Pengembangan Kerja Sama berbasis Wilayah
TARGET 2018
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Peran dan Strategi Indonesia dalam BIMP-EAGA:
Perubahan aturan yang
terkait dengan pertanian
untuk memberikan insentif
khususnya di sektor
pertanian
REFORMASI
REGULASI
KERJA SAMA
DENGAN MITRA
PENGEMBANGAN
DAN PERLUASAN
KORIDOR
EKONOMI
EKONOMI DIGITAL
Peningkatan kerja sama
dengan beberapa negara
yang sudah menjadi mitra
BIMP-EAGA
Pengembangan dan
perluasan koridor ekonomi
dengan berbasis
kewilayahan
Peningkatan Penetrasi Internet
dan Penggunaan Smartphone,
Berpotensi Meningkatkan
Transaksi Ekonomi Digital
(E-Commerce)
KETERSEDIAN
TENAGA KERJA
TERAMPIL
Peningkatan Kualitas
tenaga kerja yang masuk
dalam bidang pertanian
TERIMA KASIH !email us : [email protected]
Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub RegionalKementerian Koordinator Bidang Perekonomian
UPDATE RO-RO BDG
25
LAUNCHING CEREMONY Launching Ceremony dipimpin oleh Presiden Joko Widodo
dan Presiden Duterte pada tanggal 30 April 2017 diPelabuhan Kudos, Davao, Filipina
WELCOMING CEREMONY Penyambutan kapal Roro tersebut dilakukan pada tanggal 2 Mei
2017 di Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara oleh Gubernur SulawesiUtara beserta jajaran dengan didampingi oleh pejabat/pegawaidari Kemenko Perekonomian, Kemenhub dan Kemendag
26
KAPAL DAN MUATAN Pada pelayaran pertama kapal membawa muatan 55
kontainter dengan rincian 5 kontainer berisi tepung terigudan 50 kontainer kosong.
Kapal berlayar kembali dari Bitung tanggal 3 Mei 2017 tanpamembawa muatan.
Pelayaran kedua masih dalam pembahasan
1. Ketersediaan Kapal• Jenis: Super Shuttle
Ro-Ro 12 dan Gloria 28
• Operator: Asian Marine Transport Corporation (AMTC)
• Kapasitas: 500 TEUS
FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN RO-RO
2. Harga• Harga per kontainer: 500 - 700
USD• Ongkos tarif tersebut masih
dirasakan mahal oleh pengusaha
• Indonesia dan Filipina memberikan potongan harga sebesar 50% untuk tarif kepelabuhan (sesuai surat Menko Perekonomian dan Menhub)
27
3. Load Factor
▰ Komoditas belum menemukan titik temu yang akan dibawa melalui Bitung maupun Davao
▰ Belum dilakukan kembali pertemuan antar pengusaha
Jadwal PelayaranPelayaran perdana: 30
April 2017 dari Davao oleh SS - 12
Pelayaran kedua: 15 Oktober 2017 dari Bitung oleh Gloria 28
Pelayaran ketiga: masih tertunda
PERKEMBANGAN TERKINI OPERASIONALISASI RO-RO
KomoditasSampai saat ini belum ada
kesepakatan komoditas yang akan masuk baik melalui Bitung maupun Davao
Kendala yang dihadapi adalah: regulasi yang membatasi, kesepakatan harga antara pengusaha
28
Temu Antar Pengusaha
Beberapa kali pertemuan antar pengusaha dilakukan dan diperoleh kesepakatan bisnis, namun belum berlanjut pada bentuk yang konkret
Trade Mission pengusaha Filipina dengan fasilitasi Konjen Davao telah dilaksanakan
PENDING MATTERS
Komoditas1. Pakan
Ternak Jadi2. Buah dan
Sayur3. Semen
Regulasi1. Permentan
42/2012
Alternatif Kapal1. PT ARPENI2. Kapal Gloria
28
29
Pelabuhan
1. Fasilitas
2. Infrastructure
KOMODITAS
1. Pakan Ternak Tidak ada regulasi yang
mengatur secara tegas untuk impor pakan ternak
Regulasi digunakan pendekatan dengan Permentan 57/2015, 23/2015 dan 22/2017
Diperlukan rekomendasi dari Mentan
Persyaratan belum dipenuhi dari pihak Filipina
30
2. Buah dan Sayur Produk utama Mindanao:
Bawang merah, mangga, pisang dan nanas
Permentan 42/2012 mengatur pelabuhan tempat pemasukan produk hortikultura yaitu 4 pelabuhan dan Bitung tidak termasuk
Diperlukan rekomendasi dari Kementan dan ijin impor dari Kemendag
3. Semen PT Semen Tonasa telah
mempunyai hubungan dagang dengan Filipina dan melakukan kontrak dagang melalui Ilo-Ilo
Diperlukan persyaratan PS Marking untuk produk semen yang masuk ke Filipina (Proses minimal 2 bulan)
Belum diperoleh kesepakatan harga antar pengusaha
REGULASI
31
1. Permentan 42/2012Mengatur tentang Tindakan Karantina Tumbuhan untuk pemasukan Buah
Segar dan Sayuran Segar
Pasal 14 dalam Permentan menyebutkan bahwa untuk pelabuhan masuk ditetapkan ada 4 (empat) lokasi yaitu 3 Pelabuhan Laut (Belawan-Medan, Tanjung Perak-Surabaya dan Soekarno Hatta-Makassar) dan 1 pelabuhan udara (Soekarno Hatta-Jakarta).
ALTERNATIF KAPAL
1. PT ARPENI Jenis kapal: RoRo Barang/Kargo
Kapasitas: 80-110 TEUS
Tarif: 600-700/Kontainer (hitungan secara ekonomis dengan muatan minimal 80%)
32
2. KAPAL GLORIA Jenis kapal: Kapal tradisional dengan
konstruksi Besi, kapasitas 325 TON (~ 18 TEUS)
Tidak menggunakan kontainer
Selama ini menjalankan importase dengan singgah di Tahuna (melayani kebutuhan masyarakat Tahuna)
Tarif: 300 Juta/PP (~ 625 USD/Kontainer)