107
KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA DALAM MENGHADAPI ANCAMAN KELOMPOK ABU SAYYAF TAHUN 2016 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Jaka Haritstyo P. 11141130000039 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018/1439 H

KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN

FILIPINA DALAM MENGHADAPI ANCAMAN

KELOMPOK ABU SAYYAF TAHUN 2016

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Jaka Haritstyo P.

11141130000039

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018/1439 H

Page 2: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA

DALAM MENGHADAPI ANCAMAN KELOMPOK ABU

SAYYAF TAHUN 2016

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 6 Juli 2018

Jaka Haritstyo P.

Page 3: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Jaka Haritstyo P.

NIM : 11141130000039

Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

“KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA DALAM

MENGHADAPI ANCAMAN KELOMPOK ABU SAYYAF TAHUN 2016”

dan telah memenuhi syarat untuk diuji,

Jakarta, 6 Juli 2018

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi, Pembimbing,

Ahmad Alfajri, M.A Irfan R. Hutagalung, LL.M NIP: NIP:

Page 4: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA DALAM

MENGHADAPI ANCAMAN KELOMPOK ABU SAYYAF TAHUN 2016

oleh

Jaka Haritstyo P

11141130000039

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9

Agustus 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional.

Ketua, Sekretaris,

Ahmad Alfajri, M.A Eva Mushoffa, MHSPS

NIP: NIP:

Penguji I, Penguji II,

M.Adian Firnas, M.Si Robi Sugara, M.Sc NIP: NIP:

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal ________2018.

Ketua Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Ahmad Alfajri, M.A

NIP:

Page 5: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

iv

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisis kepentingan Indonesia dan Filipina dalam

kerjasama keamanan menghadapi ancaman Kelompok Abu Sayyaf Tahun 2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepentingan apa saja yang

melandasi Indonesia dan Filipina terlibat dalam kerjasama keamanan menghadapi

Kelompok Abu Sayyaf pada tahun 2016. Serangkaian kasus penculikan di tahun

tersebut oleh Kelompok Abu Sayyaf terhadap Warga Negara Indonesia membuat

Indonesia bekerjasama dengan Filipina untuk melepaskan sandera yang diculik

tersebut. Selain itu, banyaknya kasus penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf di

perairan Laut Sulu akhirnya membuat Indonesia mendorong negara yang berada

di sekitar perairan tersebut untuk melakukan kerjasama keamanan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Cara pengumpulan data yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan, yakni

melalui buku, jurnal, dokumen pemerintah, serta sumber terkait lainnya. Selain

itu, penelitian ini juga mengumpulkan data dengan cara wawancara. Kemudian,

skripsi ini menggunakan tiga konsep untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu

konsep Kepentingan Nasional, Kerjasama Internasional, dan Terorisme.

Berdasarkan ketiga konsep tersebut, kepentingan Indonesia dan Filipina

melakukan kerjasama keamanan menghadapi Kelompok Abu Sayyaf bukan hanya

karena kepentingan keamanan saja, tetapi juga kepentingan ekonomi. Keberadaan

Kelompok Abu Sayyaf di perairan Laut Sulu yang mengganggu kepentingan

negara-negara tersebut akhirnya membuat mereka melakukan kerjasama

keamanan.

Kata Kunci : Indonesia, Filipina, Kerjasama, Keamanan, Kelompok Abu Sayyaf,

Kepentingan Nasional, Kerjasama Internasional.

Page 6: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrrahim, puji serta syukur penulis ucapkan kepada Allah

SWT atas segala limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kerjasama Keamanan Indonesia dengan

Filipina dalam Menghadapi Ancaman Kelompok Abu Sayyaf Tahun 2016”.

Shalawat serta salam tak lupa diucapkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW

selaku tauladan bagi seluruh umat manusia.

Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan program S1 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis

kemudian menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari

berbagai pihak. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima kasih

sedalam-dalamnya kepada :

1. Allah SWT, terimakasih atas limpahan rahmat dan karunia atas kelancaran

dalam mengerjakan skripsi ini,

2. Kedua orangtua penulis, Darmawan Warsanto dan Nurhayati yang selalu

memberikan dukungan tiada henti secara moril dan materil kepada penulis.

Adik penulis, Dwzl Shaum Alfaensanah atas dukungan yang diberikan

kepada penulis agar semangat walau disaat-saat tersulit. Sepupu penulis,

Mas Kiki yang memberikan semangat agar segera menyelesaikan skripsi

Page 7: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

vi

penulis, serta anggota keluarga besar Mbah Sueb dan Eyang Warsanto

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,

3. Bapak Irfan R.. Hutagalung, LL.M selaku Dosen Pembimbing penulis

yang telah membimbing, membantu, dan memberi dukungan tiada henti

dalam menyelesaikan skripsi ini,

4. Segenap jajaran staff dan dosen Prodi HI UIN Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan wawasan yang bermanfaat bagi penulis dan

mahasiswa HI lainnya,

5. Teman seperimbingan penulis, yaitu Ola, Risfi, Aqil, Teh Fari,Hanin, dan

Azmi yang telah memberikan dukungan serta memberi bantuan saat

penulis menghadapi kesulitan.

6. Geng The Four Horsemen, yaitu Nabiel, Radifan, dan Iqbal, yang walau

jarang bertemu tetapi senantiasa menjadi sahabat setia dan memberi

dukungan tiada henti kepada penulis sejak SMP hingga saat ini,

7. Sahabat-sahabatku, Gyralda yang walau terakhir ketemu pas SMP namun

dukungan melalui media sosial dan telepon tiada henti diberikan, Sadewa

yang merupakan sahabat setia sejak SD namun tidak pernah lelah memberi

dukungan,

8. Teman-teman penulis semasa kuliah dari tiga kelas, HI Kelas A,B, dan C,

yaitu Gema, Purwo, Alif, Yoga, Darma, Aden, Arman, Afif, Akbar,

Robi,Andika, Aldi, Abyan, Beben, Arkan, Fikri, Kibul, Akim, Acep, Ajis,

Ibnu, Namira, Sakhna, Rifda, Wirda, Aisyah, Cesa, Ahda, Nada,Yusti

,Yuana, Diah, Dina, Jaya, Andam, Widya, Tipeh, Unggul, Khirana, Karbel,

Page 8: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

vii

Zahra, Kakuti, Devina, Hana, Atun, Inuy, Adinda,Ani, Tirana, Leha, Sasa,

Fira, dan teman-teman perkuliahanku di HI 2014 lainnya, you’re the best,

9. Teman-teman KKN Andromeda 2017, Ario,Haris, Depi, Rahma dan

kawan-kawan,aku rindu kalian,

10. Teman-teman yang tidak pernah lupa teman, Luis, Fajar, Wilsen, Nilam,

Wibi, Bule, Bila, Nandit, Abi, Danti,Mayang, Dhea, Kyora, Najip, Anisa

Ayu, Jasmine, Dwita, Puput, Ambar, Sarah, Baiq Tiara, Ica Sekdep, dan

teman-teman lintas ruang dan waktu lainnya, dukungan kalian sungguh

berarti,

11. Teman-teman penulis semasa kuliah lainnya yaitu anak-anak FISIP

angkatan 2014 dan dari kampus-kampus lainnya, terima kasih telah

memberi hidup yang berwarna bagi penulis,

Penulis juga berdoa agar segala dukungan dan bantuan yang diberikan

kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis juga

menyadari banyaknya kekurangan dari skripsi ini. Oleh karena itu saran dan

masukan untuk skripsi ini dapat disampaikan melalui email penulis, yaitu

[email protected]. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta

memberikan wawasan baru bagi setiap pembacanya.

Jakarta, 6 Juli 2018

Jaka Haritstyo P.

Page 9: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Pernyataan Masalah ........................................................... 1

1.2. Pertanyaan Penelitian......................................................... 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................... 5

1.4. Tinjauan Pustaka ............................................................... 5

1.5. Kerangka Teoritis.............................................................. 10

1.5.1 Kepentingan Nasional……………………......…. 10

1.5.2 Kerjasama Internasional……...…….……............ 12

1.5.3 Terorisme...............................................................13

1.6. Metode Penelitian ............................................................ 14

1.7. Sistematika Penulisan ...................................................... 17

BAB II SEJARAH KEMUNCULAN DAN DINAMIKA

PERGERAKAN KELOMPOK ABU SAYYAF

2.1. Sejarah Kemunculan Kelompok Separatis di Filipina.......19

2.2. Sejarah Kelompok Separatis Abu Sayyaf ....................... 23

2.3. Dinamika Pergerakan Kelompok Abu Sayyaf…………..26

2.3.1 Periode 1991-1998................................................27

2.3.2 Periode 1998-2014................................................29

2.3.3 Periode 2014-2016................................................30

Page 10: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

ix

BAB III KERJASAMA INDONESIA DAN FILIPINA DALAM

MENGHADAPI KELOMPOK SEPARATIS DAN

TERORISME

3.1 Hubungan Kerjasama Indonesia dan Filipina dalam

Menghadapi Kelompok Separatis dan Terorisme Selain

Kelompok Abu Sayyaf..................................................... 35

3.2 Kerjasama Indonesia dan Filipina dalam Menghadapi

Kelompok Abu Sayyaf..................................................... 43

3.2.1 Upaya Pembebasan Sandera Kelompok Abu

Sayyaf......................................................................43

3.2.2 Kerjasama Keamanan Trilateral di Laut

Sulu..........................................................................50

BAB IV ANALISIS KEPENTINGAN INDONESIA DAN FILIPINA

DALAM KERJASAMA KEAMANAN MENGHADAPI

KELOMPOK ABU SAYYAF TAHUN 2016

4.1 Menjamin Kepentingan Keamanan Berupa Keselamatan

Warga Negara dari Ancaman Kelompok Abu

Sayyaf...............................................................................57

4.2 Mengamankan Kepentingan Ekonomi Kedua

Negara...............................................................................62

4.2.1 Menjaga Terjalinnya Kerjasama Perdagangan

Indonesia dan Filipina…………………………...62

4.2.2 Memaksimalkan Kerjasama BIMP-EAGA……..65

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……….................………………………… 73

5.2 Saran ............................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA …………………………..…………………………..…. xiii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Peta Wilayah BIMP-EAGA......................................................... 62

Page 12: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xi

DAFTAR SINGKATAN

ABK Anak Buah Kapal

AMM Aceh Monitoring Team

ARMM Autonomous Region in Muslim Mindanao

ASEAN Association of Southeasat Asian Nations

ASG Abu Sayyaf Group

BIMP-EAGA The Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines

East ASEAN Growth Area

GAM Gerakan Aceh Merdeka

IMT International Monitoring Team

ISIS Islamic State of Iraq and Syria

KBRI Kedutaan Besar Republik Indonesia

MILF Moro Islamic Liberation Front

MNLF Moro National Liberation Front

MOU Momerandum of Understanding

OKI Organisasi Konferensi Islam

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

TNI Tentara Nasional Indonesia

WNI Warga Negara Indonesia

WNA Warga Negara Asing

Page 13: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil wawancara dengan Letkol Ikhwan Ahmadi dari

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia

Lampiran 2 Hasil wawancara dengan Jimmy K. Mussa dari Mindanao

Development Authority

Lampiran 3 Joint Declaration by President of the Republic of Indonesia

and President of the Republic of the Philippines on

Cooperation to Ensure Maritime Security in Sulu Sea

Page 14: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pernyataan Masalah

Skripsi ini membahas kerjasama keamanan Indonesia dan Filipina

menghadapi ancaman Kelompok Abu Sayyaf tahun 2016, khususnya kepentingan

yang melandasi kerjasama keamanan kedua negara. Pada tahun tersebut,

Indonesia dan Filipina menghadapi tantangan berupa serangkaian aksi penculikan

Kelompok Abu Sayyaf. Selain bekerjasama dalam penyelamatan sandera

Kelompok Abu Sayyaf, kedua negara tersebut juga tergabung dalam kerjasama

keamanan Laut Sulu bersama dengan Malaysia.

Pergerakan Kelompok Abu Sayyaf di wilayah perairan lintas negara

menjadi masalah serius yang dihadapi oleh negara-negara Asia Tenggara. Selama

bertahun-tahun, kelompok separatis militan dengan ideologi Islam radikal yang

berasal dari Filipina ini sudah melakukan berbagai aksi seperti pengeboman,

pembunuhan, pembajakan kapal, hingga penyanderaan untuk mendapatkan uang

tebusan. Segala tindak kejahatan tersebut dilakukan untuk menjaga

keberlangsungan organisasi, khususnya dari segi keuangan serta keperluan untuk

membeli persenjataan.1

1 Adhe Nuansa Wibisono, “Kelompok Abu Sayyaf dan Radikalisme di Filipina Selatan:

Analisis Organisasi Terorisme Asia Tenggara”, Ilmu Ushuludin Vol. 3, No. 1(Januari 2016):124.

Page 15: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

2

Pemerintah Filipina dihadapkan dengan berbagai tantangan bukan hanya

menghadapi pergerakan Kelompok Abu Sayyaf saja, namun juga berbagai

kelompok separatis lain seperti Moro National Liberation Front (MNLF) dan

Moro Islamic Liberation Front (MILF). Namun, kesepakatan damai yang dicapai

pemerintah dengan kedua organisasi tersebut kini telah meredakan tensi

ketegangan, sehingga menyisakan Kelompok Abu Sayyaf sebagai ancaman yang

patut diperhitungkan potensi pergerakannya.2

Semenjak tahun 1990-an, aksi penyanderaan yang kemudian meminta

tebusan menjadi polemik yang terus berulang. Sebagian besar penculikan yang

dilakukan berada di wilayah perairan Filipina, tepatnya di Laut Sulu. Target

operasi kelompok tersebut beragam, mulai dari kapal nelayan, Warga Negara

Asing (WNA) yang sedang menginap di resort, serta berbagai jenis kapal lainnya

yang sedang melintas perairan tersebut.3 Hal tersebut diperparah dengan

kelompok Abu Sayyaf yang tidak segan-segan melukai dan membunuh jika

tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Salah satu aksi pemenggalan oleh kelompok ini yaitu pada tahun 2016, di

mana mereka memenggal sandera WNA asal Kanada, Robert Hall. Tuntutan

tebusan sebanyak 300 juta peso Filipina yang tidak terpenuhi membuat Hall yang

sudah menjadi sandera Kelompok Abu Sayyaf semenjak tahun 2015 tersebut

2 ‘’Guide to the Philipines Conflict’’, BBC, http://www.bbc.com/news/world-asia-

17038024 (Diakses 16 Oktober 2017). 3 Zack Fellman, “Abu Sayyaf Group”, Aqam Futures Project Case Studies Series Number

5, (November 2011): 2.

Page 16: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

3

dieksekusi.4 Pemenggalan WNA Kanada tersebut menjadi salah satu dari

serangkaian operasi Kelompok Abu Sayyaf khususnya kasus penculikan dan

penyanderaan warga asing yang terjadi di wilayah Filipina.

Pada tahun 2016, terjadi serangkaian kasus penculikan oleh Kelompok

Abu Sayyaf yang melibatkan Warga Negara Indonesia(WNI). Kasus pertama

terjadi pada bulan Maret, dimana 10 Pelaut asal Indonesia diculik di perairan Laut

Sulu, Filipina.5 Belum selesai dengan pembebasan kasus pertama, kasus kedua

terjadi pada perairan Filipina-Malaysia dimana kapal TB Henry dan tongkang

Christy asal Indonesia yang berisikan 10 orang WNI dirompak.6

Meskipun enam orang selamat pada peristiwa ini, 4 orang WNI lainnya

diculik sehingga menambah daftar sandera asal Indonesia. Kasus penculikan dan

penyanderaan WNI kembali terjadi pada bulan Juni, Juli, dan November 2016.

Hal tersebut belum termasuk berbagai kasus penculikan lain negara lainnya pada

tahun yang sama. Terus terjadinya perompakan, penculikan, dan penyanderaan ini

mendorong pemerintah Indonesia untuk menemukan solusi agar meminimalisir

penculikan WNI serta mendesak Filipina meningkatkan keamanan laut mereka.

Selain kerjasama pemerintah Filipina dan Indonesia dalam melepaskan

sandera Kelompok Abu Sayyaf, kedua negara juga melakukan pertemuan untuk

4 “Robert Hall Canadian Hostage Beheaded Philipines Abu Sayyaf Islamist Militant

Group Terrorism”, Independent, http://www.independent.co.uk/news/world/asia/robert-hall-

canadian-hostage-beheaded-philippines-abu-sayyaf-islamist-militant-group-terrorism-

a7079256.html (Diakses 16 Oktober 2017). 5 “Philippines' Abu Sayyaf Abducts 10 Indonesian Sailors”, Reuters,

http://www.reuters.com/article/us-indonesia-philippines-security-idUSKCN0WU1A4 (Diakses 16

Oktober 2017). 6 “Five Seaman Evade Kidnapping, Return to Jakarta”, The Jakarta Post, diakses dari

http://www.thejakartapost.com/news/2016/04/24/five-seamen-evade-kidnapping-return-to-

jakarta.html (Diakses 16 Oktober 2017).

Page 17: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

4

membahas peningkatan keamanan perairan. Pada tanggal 9 September 2016,

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dengan Presiden Filipina, Rodrigo

Duterte menyepakati kerjasama keamanan maritim di Laut Sulu, perairan yang

menjadi jalur laut yang dilewati kapal kedua negara dan menjadi target operasi

Kelompok Abu Sayyaf. Kerjasama tersebut diharapkan membuka peluang

kerjasama dalam bidang lainnya.7

1.2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pada penjelasan pernyataan masalah di atas, maka pertanyaan

penelitian yang diajukan adalah “Apa kepentingan yang melandasi Indonesia dan

Filipina dalam kerjasama keamanan menghadapi ancaman Kelompok Abu Sayyaf

tahun 2016?”.

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Memahami pelaksanaan kerjasama yang dilakukan Indonesia dengan

Filipina dalam menghadapi ancaman Kelompok Abu Sayyaf.

2. Mengetahui lebih lanjut gambaran ancaman Kelompok Abu Sayyaf yang

kemudian mendorong kerjasama Indonesia dan Filipina.

3. Mengetahui kepentingan yang melandasi kerjasama kedua negara dalam

menghadapi Kelompok Abu Sayyaf.

Penelitian ini bermanfaat untuk:

7 “Duterte Firm Friends”, The Jakarta Post, diakses dari

http://www.thejakartapost.com/news/2016/09/10/jokowi-duterte-firm-friends.html (Diakses 16

Oktober 2017).

Page 18: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

5

1. Memberikan wawasan yang lebih luas mengenai upaya Indonesia dan

Filipina dalam menghadapi pergerakan Kelompok Abu Sayyaf.

2. Memberikan pandangan mengenai potensi kerjasama yang lebih luas

bagi Indonesia dan Filipina dalam menghentikan pergerakan Kelompok

Abu Sayyaf atau kelompok radikal lainnya di masa yang akan datang.

3. Memberikan kontribusi kepada disiplin Ilmu Hubungan Internasional

khususnya dalam memberikan perspektif baru khususnya terkait pola

pergerakan kelompok radikal dan upaya menghadapinya.

1.4. Tinjauan Pustaka

Terdapat beragam literatur yang telah mengkaji tema serupa, yaitu

mengenai pergerakan Kelompok Abu Sayyaf maupun kerjasama yang dilakukan

pemerintah Indonesia dan Filipina. Salah satu literatur tersebut adalah sebuah

jurnal yang berjudul “Terrorism and Secession in the Southern Philippines: The

Rise of the Abu Sayaff ” oleh Mark Turner. Pada jurnal tersebut, Turner mengkaji

awal mula lahirnya Kelompok Abu Sayyaf sebagai kelompok Islam radikal dan

dianggap sebagai ancaman baru pemerintahan Filipina.

Selain itu, Turner juga menjelaskan bagaimana Abu Sayyaf memanfaatkan

isu kemiskinan, ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi masalah dalam

negaranya, serta berbagai faktor lainnya sebagai penyebab menguatnya kelompok

tersebut. Lebih lanjut lagi, Turner juga mengungkapkan bahwa MNLF yang

notabennya juga kelompok separatis di Filipina justru ikut mendukung upaya

pemerintah dalam menghadapi Kelompok Abu Sayyaf.

Page 19: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

6

Jika dilihat lebih lanjut, Jurnal yang ditulis oleh Turner tersebut melihat

lebih dalam dinamika politik dalam negeri pada masa awal mula berdiri

Kelompok Abu Sayyaf serta melihat pula indikasi berperannya Angkatan

Bersenjata Filipina dalam berdirinya kelompok radikal tersebut. Kemudian,

penekanan mengenai nilai-nilai tentang persoalan bangsa yang beragama Muslim

dengan penduduk beragama lainnya yang merupakan bagian dari sejarah yang

mendorong kelahiran kelompok radikal di Filipina juga menjadi ulasan menarik

yang Turner kemukakan.

Fokus utama jurnal yang ditulis oleh Turner berbeda dengan penelitian ini.

Meskipun sama-sama membahas pergerakan Kelompok Abu Sayyaf, penelitian

ini akan lebih berfokus kepada kepentingan kerjasama pemerintah Filipina dan

Indonesia dalam menghadapi pergerakan Abu Sayyaf, baik dari segi keamanan,

ekonomi, serta faktor lainnya. Meskipun begitu, penelitian ini akan tetap melihat

latar belakang sejarah Kelompok Abu Sayyaf sebagai kelompok separatis di

Filipina Selatan serta rentetan aksi Kelompok Abu Sayyaf yang menimbulkan

kerugian bagi negara-negara di ASEAN, khususnya Indonesia dan Filipina. Biar

bagaimanapun, penting untuk melihat sejarah kelompok tersebut agar dapat

melihat alasan mereka melakukan serangkaian aksi penculikan, penyanderaan,

dan aksi lainnya.

Literatur kedua yang menarik untuk dijadikan tinjauan adalah jurnal

penelitian yang berjudul “Kerjasama Keamanan Indonesia-Filipina dalam

Mengatasi Masalah Terorisme Tahun 2005-2011” oleh Adisty Larasati. Alasan

Adisty Larasati menyusun jurnal tesebut adalah untuk memahami alasan

Page 20: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

7

Indonesia dan Filipina yang ingin bekerjasama dalam bidang keamanan dan

terorisme pada tahun 2005 hingga 2011. Adisty menambahkan bahwa kedua

negara tersebut mengalami permasalahan yang serupa dalam menghadapi

terorisme. Terlebih lagi, ada koneksi antara dua kelompok radikal dari kedua

negara tersebut, yaitu Jemaah Islamiyah dan MILF.

Perbedaan jurnal yang disusun oleh Adisty dengan penelitian ini terletak

dari fokus utama kelompok radikal yang menjadi pembahasan, dimana penelitian

ini berfokus kepada Kelompok Abu Sayyaf. Meskipun sama-sama kelompok

separatis yang berasal dari Filipina, MILF dan Abu Sayyaf tetap merupakan

kelompok yang berbeda. Selain itu, penelitian yang akan dilakukan juga tidak

membahas mengenai keterkaitan antara Kelompok Abu Sayyaf dengan kelompok

terorisme yang ada di Indonesia karena pola pergerakan yang dilakukan kelompok

ini berbeda.

Literatur ketiga yang menjadi tinjauan pustaka adalah sebuah jurnal yang

ditulis Andrew Tan dengan judul “Armed Muslim Separatist Rebellion in

Southeast Asia: Persistence, Prospects, and Implications”. Pada jurnal tersebut,

Andrew Tan memberikan gambaran mengenai berbagai jenis kelompok separatis

Islam yang menjadi ancaman negara-negara di Asia Tenggara, khususnya di

daerah Indonesia dan Filipina.

Andrew Tan juga secara komprehensif menjabarkan bagaimana

perkembangan setiap kelompok separatis seperti Darul Islam dan Gerakan Aceh

Merdeka (GAM) di Indonesia serta MNLF, MILF, serta Abu Sayyaf. Pada

Page 21: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

8

faktanya, kelompok separatis Islam tersebut ternyata memiliki motif yang serupa

untuk melegitimasi aksi mereka melawan pemerintahan, diantaranya adalah

tuntutan akan otonomi khusus hingga keinginan untuk membentuk negara sendiri.

Berdasarkan literatur yang disusun oleh Andrew Tan, terlihat kesamaan

pola yang mendorong aksi kelompok separatis, mulai dari ketidakmampuan

pemerintah dalam merangkul kelompok tertentu, diskriminasi etnis, hingga

dorongan faktor eksternal dari aktor di luar negara terkait. Namun, kelompok

separatis yang dikaji oleh Andrew Tan lebih melihat kerugian yang ditimbulkan

masing-masing kelompok separatis di tingkat domestik. Hal tersebut berbeda

dengan dengan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini, dimana akan

membahas aktivitas Kelompok Abu Sayyaf yang bukan hanya merugikan Filipina

saja, tetapi merugikan negara lainnya.

Terakhir, literatur yang menarik untuk dikaji sebagai tinjauan pustaka

adalah sebuah skripsi berjudul “Kerjasama ASEAN Dalam Menghentikan Aliran

Dana Operasional Terorisme Internasional di Asia Tenggara” yang dibuat oleh

Maya Damayanti, Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada skripsinya tersebut, Maya

Damayanti bertujuan mengetahui kerjasama yang dilakukan negara-negara

anggota ASEAN dalam memberantas terorisme.

Berdasarkan literatur yang dibuat Maya Damayanti tersebut, dapat

digarisbawahi bahwa ketidakefektifan bentuk kerjasama regional seperti ASEAN

dalam upaya melawan terorisme menjadi kendala yang sama sebagaimana bentuk

Page 22: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

9

kerjasama multilateral maupun regional. Hal tersebut berbeda dengan penelitian

ini yang mencoba bagaimana kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Filipina

menghadapi Kelompok Abu Sayyaf serta kepentingan masing-masing negara

sehingga terlibat didalamnya.

Dari beberapa literatur yang dicantumkan diatas, terdapat beberapa

persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Dilihat dari persamaannya,

literatur di atas dan penelitian ini sama-sama membahas kelompok radikal. Selain

itu, literatur yang ditinjau dalam penelitian ini juga sama-sama membahas bentuk

upaya penanganan oleh negara-negara terkait dan latar belakang konflik yang

melibatkan negara dengan kelompok-kelompok radikal tersebut.

Sedangkan apabila dilihat dari perbedaan dengan literatur di atas,

penelitian ini akan berfokus kepada kerjasama yang dilakukan Indonesia dan

Filipina dalam menghadapi Kelompok Abu Sayyaf khususnya pada tahun 2016, di

mana pada saat itu pemerintah Indonesia menghadapi banyak kasus penyanderaan

WNI yang dilakukan oleh Kelompok Abu Sayyaf. Selain itu, penelitian ini juga

akan menjelaskan kepentingan apa saja yang mendorong kerjasama Indonesia

serta Filipina melalui konsep kepentingan nasional, kerjasama internasional, dan

terorisme. Penelitian ini juga akan melihat bentuk kerjasama yang diberlakukan

dalam menghadapi serta mempersempit ruang gerak Kelompok Abu Sayyaf.

1.5. Kerangka Teoritis

Penelitian ini akan menggunakan tiga konsep dalam menganalisis

permasalahan yang diangkat, yaitu konsep kepentingan nasional, kerjasama

Page 23: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

10

internasional, dan konsep terorisme. Dengan menggunakan tiga konsep tersebut,

penelitian ini akan melihat lebih dalam bagaimana kerjasama antara Indonesia dan

Filipina menjadi sebuah langkah maupun strategi dalam mengantisipasi

Kelompok Abu Sayyaf, di mana mereka merupakan ancaman bagi masing-masing

negara.

1.5.1. Konsep Kepentingan Nasional

Sudah menjadi kewajiban suatu negara dalam menjamin

keberlangsungannya, termasuk dalam memenuhi kepentingan ekonomi, politik,

sosial, dan budaya. Instrumen dalam berbagai bidang tersebut kemudian menjadi

pendorong kebijakan yang dilakukan negara di dunia internasional. Dengan kata

lain, kepentingan nasional suatu negara memegang peran penting dalam politik

internasional.

Menurut Neuchterlein sebagaimana dikutip oleh Marleku, kepentingan

nasional adalah kebutuhan dasar dan keinginan negara yang didapatkan dengan

cara melakukan hubungan dengan negara lainnya.8 Selain itu, Neuchterlein juga

menyebutkan empat kepentingan dasar suatu negara, yaitu pertahanan, ekonomi,

tatanan dunia, serta nilai-nilai yang berkembang.9 Kepentingan tersebut kemudian

berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri suatu negara terhadap negara lainnya.

8 Alfred Marleku,”National Interest and Foreign Policy:The Case of Kosovo”,

Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol.4, No.3(2013):415. 9 Edwin Arnold, Jr., “The Use of Military Power in Pursuit of National Interests”,

Parameters, Spring 1994, http://ssi.armywarcollege.edu/pubs/parameters/articles/1994/arnold.htm (Diakses 23 Maret 2018).

Page 24: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

11

Menurut Morgenthau, terdapat dua tingkat kepentingan nasional, yaitu

vital dan secondary(kedua). Kepentingan nasional suatu negara pada tingkatan

vital tidak dapat dikompromi lagi karena biasanya menyangkut keberlangsungan

negara. Kepentingan nasional pada tingkatan ini diantaranya adalah keamanan dan

kebebasan suatu negara, perlindungan institusi,warga negara, serta nilai

fundamental lainnya. Kemudian ,tingkat lainnya yaitu secondary adalah

kepentingan yang dapat dikompromikan karena tidak mengancam suatu negara.

Namun, tingkatan kedua ini sewaktu-waktu dapat berubah menjadi tingkatan vital

yang kemudian mengancam negara.10

Lahirnya bentuk ancaman baru pada era kontemporer seperti kejahatan

transnasional dan terorisme menimbulkan hambatan suatu negara dalam

memenuhi kepentingan nasionalnya, mulai dari aspek keamanan, ekonomi, hingga

sosial. Aksi mereka yang seringkali sulit diprediksi serta ancaman yang

ditimbulkan terhadap masyarakat suatu negara dapat menimbulkan skala kerugian

yang besar. Hal tersebut yang kemudian mendorong negara melakukan kerjasama

dengan negara lain, yaitu demi mencapai kepentingan nasional masing-masing

negara.

1.5.2. Konsep Kerjasama Internasional

Berbagai jenis ancaman baru pada era modern seperti pasar gelap,

kejahatan dunia maya, hingga terorisme menjadi tantangan tersendiri yang

10 M. Roskin, National Interest: Form Abstraction to Strategy. (USA; Strategic Studies

Institute,1994), 5, https://www.globalsecurity.org/military/library/report/1994/ssi_roskin.pdf (diakses 12 Maret 2018).

Page 25: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

12

dihadapi negara di berbagai belahan dunia. Dalam rangka mengantisipasi

tantangan tersebut, seringkali negara melakukan kerjasama dengan negara lainnya

demi menjaga kepentingannya. Kepentingan berbagai negara sendiri di antaranya

dalam segi ekonomi, sosial, hingga keamanan dari negara itu sendiri.

Secara definisi, James E. Doughtery & Robert L. Pfaltzgraff

mendefinisikan kerjasama sebagai berikut:

Kerjasama dapat didefinisikan sebagai serangkaian hubungan-hubungan yang

tidak didasarkan pada kekerasan atau paksaan dan disahkan secara hukum, seperti

dalam sebuah organisasi internasional seperti PBB atau Uni Afrika. Kerjasama

dimaksudkan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok

manusia untuk mencapai atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama dapat tumbuh

dari suatu komitmen individu terhadap kesejahteraan bersama atau sebagai usaha

pemenuhan kepentingan pribadi. Kunci dari perilaku kerjasama ada pada sejauh

mana setiap pribadi percaya bahwa yang lainnya akan bekerja sama. Sehingga isu

utama dari teori kerjasama didasarkan pada pemenuhan kepentingan pribadi,

dimana hasil yang menguntungkan kedua belah pihak dapat diperoleh dengan

bekerja sama daripada dengan usaha sendiri atau dengan persaingan.11

Definisi tersebut kemudian dapat dikaitkan dengan kerjasama yang

dilakukan berbagai negara dalam kondisi menghadapi kelompok terorisme

maupun kelompok ekstrimis. Seringkali kelompok-kelompok tersebut melakukan

aksi tidak hanya disatu negara, melainkan lintas batas negara. Selain itu, upaya

penangkapan serta pengungkapan penyedia senjata bagi kelompok terorisme dan

ekstrimis akan lebih mudah jika melibatkan bantuan dari negara lain, di mana

keberhasilan dalam menghadapi kelompok tersebut akan menyelesaikan masalah

yang ada.

11 James E. Dougherty dan Robert L. Pfaltzgraff, Contending Theories. (New York:

Harper and Row Publisher, 1997),419.

Page 26: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

13

Sejalan dengan hal tersebut, Holsti juga mengungkapkan alasan mengapa

negara-negara melakukan kerjasama internasional12, di antaranya adalah

peningkatan kesejahteraan ekonomi, di mana kerjasama dengan negara lain akan

membuat negara tersebut mengurangi biaya yang harus ditanggung terkait hal

produksi kebutuhan untuk negara dan rakyatnya karena keterbatasan yang dimiliki

negara tersebut. Adapun faktor lain seperti peningkatan efisiensi berupa

pengurangan biaya, adanya masalah yang mengancam keamanan bersama, serta

upaya mengurangi kerugian yang disebabkan tindakan negara yang memberi

dampak negatif bagi negara lainnya.

1.5.3. Konsep Terorisme

Menurut Jack Gibbs dalam “Conceptualization of Terrorism”, Terorisme

adalah suatu kejahatan atau suatu ancaman langsung terhadap manusia atau objek

tertentu. Gibbs kemudian juga menjabarkan beberapa ciri dari terorisme yang

merujuk kepada beberapa hal berikut13:

1. Tindakan yang dijalankan bermaksud untuk mengubah atau

mempertahankan satu norma dalam suatu wilayah tertentu;

2. Tindakannya dijalankan secara rahasia oleh para pelakunya untuk

menyembunyikan identitas dan lokasi mereka;

3. Tidak bersifat menetap pada suatu tempat tertentu;

12 K.J. Holsti, International Politics : A Framework For Analisis, Seventh Edition, (New

Jersey: Prentice Hall, 1995),362-363. 13 Jack P. Gibbs, “Conceptualization of Terrorism”, American Sociological Review

Vol. 54, No. 3 (Jun., 1989), 329-340.

Page 27: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

14

4. Berbeda dengan peperangan konvensional karena identitas, target,

serta lokasi mereka tidak diketahui secara pasti;

5. Pelakunya memiliki pemikiran yang sejalan dengan konsep teror serta

memperjuangkan norma yang mereka anggap benar tanpa memikirkan

dampak yang mereka timbulkan.

Terorisme pada masa kini telah semakin berkembang menjadi ancaman

serius bagi negara-negara di dunia. Aksi kelompok teroris yang dijalankan secara

terstruktur dan tiba-tiba tentunya membuat kekhawatiran tersendiri. Oleh karena

itu, kewaspadaan negara serta kesiapan untuk mengantisipasi pergerakan aksi

terorisme yang dapat terjadi kapanpun sangat diperlukan. Selain itu, negara juga

perlu berupaya menghentikan pergerakan dan perkembangan kelompok teroris

agar mereka tidak melakukan aksi teror di masa yang akan datang serta

berkembang menjadi kelompok yang lebih besar.

1.6.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Menurut Creswell, Penelitian kualitatif adalah metode pengumpulan

data yang digunakan untuk mengeksplorasi serta memahami permasalahan sosial

atau kemanusiaan yang terjadi. Selain itu, metode penelitian kualitatif dapat

dilakukan dengan berbagai pendekatan, diantaranya penelitian partisipatoris,

Page 28: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

15

analisis wacana, etnografi, grounded theory, studi kasus, fenomenologi, dan

naratif.14

Penelitian ini menggunakan metode studi literatur (library research)

sebagai teknik pengumpulan data. Studi literatur yang dimaksud dengan mencari

informasi yang relevan dengan topik penelitian dari literatur seperti buku, jurnal,

karya tulis ilmiah, serta sumber-sumber informasi lainnya. Pada penelitian ini,

literatur yang dijadikan rujukan utama berasal dari buku fisik, buku online, jurnal,

laporan dari internet, serta sumber-sumber lainnya.

Kemudian, teknik pengumpulan data lain yang digunakan dalam penelitian

ini adalah studi dokumen. Menurut Robert C. Bogdan seperti yang dikutip

Sugiyono, dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah terjadi, baik

berbentuk tulisan, gambar, maupun karya monumental dari seseorang.15 Dokumen

yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini di antaranya adalah dokumen berupa

“Deklarasi Bersama Pemerintah Indonesia dan Filipina Menjaga Keamanan di

Laut Sulu Tahun 2016” yang diakses dari situs Kementerian Luar Negeri

Republik Indonesia.

Selain dengan studi literatur, penelitian ini juga melakukan wawancara

sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara merupakan salah satu teknik

pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara

14 John W. Creswell, Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010),20. 15 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: ALFABETA, 2005),82.

Page 29: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

16

kepada responden yang kemudian jawaban-jawabannya dicatat dan direkam.16

Terkait dengan penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara dengan

beberapa responden yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian, khususnya

dalam instansi pemerintahan.

Wawancara terkait penelitian ini akan ditujukan kepada dua responden.

Wawancara pertama ditujukan kepada Letkol Ikhwan Ahmadi selaku Letkol

Ikhwan Akhmadi selaku Kasi Misi Perdamaian, Subdit Multilateral, Ditjen

Kerjasama Internasional, Ditjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI.

Kedua, wawancara juga ditujukan kepada Jimmy K.Musa dari International

Relations Division, Philippine Coordinating Office for BIMP-EAGA (EAGA

Sector of Socio-Cultural, Education, and Tourism), Mindanao Development

Authority. Kedua responden wawancara tersebut dipilih berdasarkan informasi

yang dibutuhkan terkait penelitian ini, yaitu terkait Kelompok Abu Sayyaf serta

bentuk kerjasama yang dilakukan pemerintah Indonesia dan Filipina.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualititatif. Data kualitatif

disini adalah data yang bentuknya kalimat verbal dan bukan dalam simbol angka

maupun bilangan. Data kualitatif yang diperoleh baik dengan cara wawancara

maupun literatur kemudian dianalisis sesuai dengan kerangka teoritis dan fakta

permasalahan yang ada. Penelitian ini akan berfokus dengan pelaksanaan

kerjasama keamanan Indonesia dan Filipina dalam menghadapi ancaman

Kelompok Abu Sayyaf khususnya pada tahun 2016.

16 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor

:Ghalia Indonesia, 2002):85.

Page 30: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

17

1.7.Sistematika Penulisan

Terdapat beberapa urutan dalam sistematika penulisan penelitian ini, yakni

disusun dalam lima bab. Bab I berisi tentang latar belakang masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka,

kerangka teoritis, metode penelitian, serta sistematika penulisan pada bab-bab

selanjutnya dalam penelitian ini.

Bab II membahas sejarah kemunculan dan dinamika pergerakan

Kelompok Abu Sayyaf serta segala ancaman yang pernah ditimbulkan. Ancaman

tersebut mulai dari aksi pembajakan, penyanderaan, pengeboman hingga bentuk

teror lainnya yang pernah dilakukan oleh kelompok tersebut.

Bab III membahas tentang dinamika kerjasama Indonesia dengan Filipina.

Sebagai negara yang memiliki letak geografis berdekatan, Indonesia dan Filipina

menjalin berbagai kerjasama dalam berbagai bidang, khususnya dalam

menghadapi terorisme maupun kelompok separatis yang mengancam masing-

masing negara.

Bab IV berisi tentang analisis kepentingan kerjasama keamanan Indonesia

dan Filipina dalam menghadapi kelompok Abu Sayyaf. Baik Indonesia dan

Filipina sama-sama memiliki kepentingan masing-masing yang mendorong kedua

negara tersebut untuk melakukan kerjasama, mulai dari kepentingan keamanan,

ekonomi, dan kepentingan lainnya. Selain itu, bab ini juga menjelaskan bentuk

kerjasama yang dicapai Indonesia dan Filipina dalam menghadapi Kelompok

Abu Sayyaf tahun 2016.

Page 31: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

18

Bab V merupakan bab Penutup yang bertujuan menjelaskan jawaban dari

pertanyaan penelitian ini. Adapun dalam bab ini berisikan beberapa sub bab,

yakni: Kesimpulan,dan Saran.

Page 32: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

19

BAB II

SEJARAH KEMUNCULAN DAN DINAMIKA PERGERAKAN

KELOMPOK ABU SAYYAF

Bab ini membahas sejarah kemunculan serta tujuan didirikannya

Kelompok Abu Sayyaf. Namun, sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu sejarah

yang menyebabkan munculnya kelompok separatis di Filipina. Kemudian,akan

dibahas juga dinamika pergerakan Kelompok Abu Sayyaf mulai dari awal

didirikan hingga tahun 2016, dimana kelompok tersebut bukan hanya memberi

ancaman di wilayah Filipina saja, tetapi juga mulai mengancam negara lainnya.

2.1. Sejarah Kemunculan Kelompok Separatis di Filipina

Semenjak era penjajahan Spanyol dan Amerika Serikat hingga Filipina

merdeka, wilayah selatan Filipina telah mengalami konflik yang sebagian besar

melibatkan masyarakat Muslim Moro di Mindanao.17 Gejolak konflik di wilayah

tersebut tidak terlepas dari beberapa faktor, seperti ekonomi, demografi, hingga

faktor politik. Faktor tersebut kemudian perlahan memunculkan lahirnya gerakan

separatis yang melawan pemerintah Filipina hingga saat ini.

17Rommel C. Banlaoi, Al-Harakatul Al-Islamiyyah: Essays on the Abu Sayyaf Group, 3rd

Edition (Quezon City: Philippine Institute for Peace, Violence andTerrorism Research, 2012),10-11.

Page 33: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

20

Dilihat dari faktor ekonomi misalnya, kesenjangan ekonomi terjadi antara

wilayah selatan Filipina dengan wilayah lainnya. Pada era penjajahan Spanyol di

wilayah Filipina pada Abad ke-16 M, peperangan terjadi antara Muslim Moro

dengan bangsa Spanyol. Hal tersebut kemudian menghambat perkembangan

ekonomi dan sosial di wilayah selatan. Selain melemahkan perekonomian Muslim

Moro akibat peperangan yang terjadi selama 300 tahun, hubungan mereka dengan

wilayah Filipina lainnya terganggu akibat sebagian wilayah Filipina lainnya telah

berada di bawah kekuasaan Spanyol. 18

Selain itu, eksploitasi sumber daya alam dilakukan di wilayah tersebut

demi meningkatkan pembangunan di wilayah pusat dan utara Filipina. Sejak

kekalahan Spanyol di Perang Spanyol-Amerika, wilayah Filipina kemudian jatuh

ke tangan Amerika Serikat. Kebijakan Amerika Serikat di Filipina antara lain

adalah meningkatkan pembangunan di wilayah utara Filipina serta perlahan

mengintegrasikan kebijakan mereka di wilayah selatan Filipina. Tujuan utama

dari kebijakan tersebut adalah demi mengeksploitasi sumber daya alam serta

memegang kontrol penuh wilayah selatan Filipina.19

Demi mewujudkan kepentingannya di Filipina, Amerika Serikat memulai

kebijakan mereka dengan memberikan sarana edukasi dan infrastruktur kepada

Muslim Moro. Selain itu, Pemimpin Muslim Moro di Mindanao juga

mendapatkan jaminan perlindungan dan Amerika Serikat berjanji tidak campur

tangan dengan urusan internal mereka. Namun, Amerika Serikat juga perlahan

18Peng Hui, “The “Moro Problem” in the Philippines: Three Perspectives’’,Southeast Asia

Research Centre Working Paper Series, No. 132,(2012):1-2. 19Peng Hui, The “Moro Problem” in the Philippines: Three Perspectives”, 3.

Page 34: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

21

menjalankan kebijakan untuk memenuhi tujuan mereka di Filipina Selatan, seperti

mulai memetakan sumber daya alam di wilayah selatan Filipina serta menerapkan

regulasi baru berupa penerapan pajak.20

Selain itu, sebagai upaya persiapan pemerintahan Filipina sebagai negara

modern, Amerika Serikat menempatkan gubernur pilihan mereka di wilayah

tersebut. Dampak dari kebijakan tersebut adalah perlahan pemimpin-pemimpin

tradisional Moro dibatasi otoritasnya. Selain itu, kebijakan ini juga disusul dengan

perpindahan masyarakat Filipina yang beragama Kristen dan Katolik dari wilayah

utara dan tengah sebagai upaya modernisasi Filipina Selatan. Padahal, kebijakan

ini bertujuan untuk dapat memudahkan eksplotasi sumber daya alam di wilayah

tersebut.21

Kebijakan Amerika Serikat di wilayah Selatan Filipina tersebut berdampak

terhadap kehidupan Muslim Moro. Selain dibatasi dengan kebijakan-kebijakan

ekonomi yang merugikan mereka, wilayah tempat mereka tinggal juga dipenuhi

dengan transmigrasi masyarakat Filipina dari wilayah Utara yang beragama non-

muslim. Selain itu, sistem pemerintahan berupa pemisahan agama dengan aspek

kehidupan lainnya bertentangan dengan Islam yang mengatur segala aspek

kehidupan. Hal tersebut yang kemudian mendorong lahirnya perlawanan terhadap

pemerintahan yang didirikan Amerika Serikat.22

20Peter Gowing, “Muslim-American Relations In The Philippines, 1899-1920,” Asian

Studies Vol. 6, No. 3,(1968):374. 21Gowing, “Muslim-American Relations In The Philippines, 1899-1920,”,376. 22Gowing, “Muslim-American Relations In The Philippines, 1899-1920”, 377-378.

Page 35: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

22

Setelah Filipina merdeka dari penjajahan dan menjadi negara tahun 1946,

marjinalisasi terhadap Muslim Moro tetap terjadi. Filipina sebagai negara yang

mengadopsi sistem pemerintahan barat tidak sejalan dengan masyarakat Moro di

Filipina Selatan yang mengedepankan nilai-nilai islam. Selain itu, perpindahan

penduduk migrasi orang-orang beragama Katolik ke wilayah Mindanao terus

terjadi. Pada awalnya, jumlah penduduk Muslim di Mindanao adalah 70 persen

dari seluruh populasi penduduk di Filipina Selatan. Namun pada awal tahun

1960an, jumlah tersebut berubah drastis dengan menjadi 25 persen dari total

populasi di Filipina Selatan. Hal tersebut juga diperparah dengan status pendatang

beragama Katolik pada saat itu yang merupakan masyarakat golongan menengah

kebawah.23 Kondisi ini kemudian berakibat pada semakin banyaknya masyarakat

miskin di Filipina Selatan. Bahkan, hingga tahun 2015 empat dari lima wilayah

dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Filipina berada di daerah Mindanao,

Filipina Selatan.24

Pada akhirnya, segala kondisi yang menyulitkan masyarakat Muslim Moro

tersebut kemudian mendorong lahirnya kelompok-kelompok separatis yang ingin

memisahkan masyarakat Moro dari pemerintahan Filipina. Moro National

Liberation Front (MNLF) lahir di tahun 1971 dan selama beberapa dekade

23 Nathan Gilbert Quimpo, “Options in the Pursuit of Just, Comprehensive, and Stable

Peace in the Southern Philippines”,Asian Survey. Vol. 41, No.2. (Mar-Apr 2001):274. 24 Jodesz Gavilan, ‘’Fast Facts: Poverty in Mindanao’’, Rappler, 28 Mei 2017,

https://www.rappler.com/newsbreak/iq/171135-fast-facts-poverty-mindanao (Diakses 4 April 2018).

Page 36: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

23

menjadi kelompok separatis terbesar di Filipina Selatan.25 Seiring berjalannya

waktu, lahir juga kelompok separatis lainnya seperti Moro Islamic Liberation

Front (MILF)26 dan Kelompok Abu Sayyaf, dimana kelompok tersebut juga

berkonflik dengan pemerintah Filipina.

2.2. Sejarah Kelompok Separatis Abu Sayyaf

Kelompok Abu Sayyaf merupakan pecahan dari kelompok separatis

MNLF Lahirnya Kelompok ini pada tahun 1991 tidak terlepas dari proses

perundingan yang berjalan antara MNLF dengan Pemerintah Filipina dalam

negosiasi perdamaian atas konflik di Filipina Selatan. Pemberian Autonomous

Region in Muslim Mindanao(ARMM) oleh Filipina sebagai solusi perdamaian

untuk Bangsamoro dianggap sebagai solusi yang kurang memuaskan bagi Muslim

di Moro. Selain itu, ketidakpuasan anggota terhadap kepemimpinan Nur Misuari

di MNLF menjadi penyebab lain terpecahnya kelompok tersebut.27

Kelompok Abu Sayyaf dibentuk oleh Abu Razak Janjalani. Ia merupakan

anak dari tokoh ulama Basilan, Filipina. Abu Razak Janjalani juga merupakan

lulusan Universitas Islam di Arab Saudi tahun 1981. Setelah lulus, ia kembali ke

Filipina untuk berdakwah di tahun 1984. Kemudian, pada awal tahun 1987 dirinya

25Kim Cragin dan Peter Chalk,Terrorism and Development: Using Social and Economic

Development to Inhibit a Resurgence of Terrorism,(Rand Coorporation:Santa Monica, 2003), 15, http://www.jstor.org/stable/10.7249/mr1630rc.10 (Diakses 14 Maret 2018).

26 Pada tahun 2014 MILF telah menandatangani perjanjian damai dengan Pemerintah Filipina, lihat juga ‘’Philippines-Mindanao conflict BRI’’, Thomson Reuters Foundation News, 3 Juni 2014, http://news.trust.org/spotlight/Philippines-Mindanao-conflict/?tab=briefing (Diakses 3 April 2018).

27Nando Baskara, Gerilyawan-Gerilyawan Militan Islam:Dari Al-Qaeda, Hizbullah, hingga Hamas, (Penerbit Narasi: Yogyakarta, 2009),5.

Page 37: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

24

bersama pejuang jihad asal Moro lainnya mengikuti kamp militer di Afganistan

untuk berperang bersama pasukan Mujahidin Afganistan melawan Uni Soviet. 28

Pada tahun 1989, Abu Razak Janjalani mulai mengumpulkan pasukan

muslim Moro serta mengajak bergabung anggota MNLF yang kecewa akibat

perpecahan internal yang terjadi di kelompok tersebut. Awalnya jumlah anggota

inti dari kelompok buatan Abu Razak Janjalani hanya sekitar 30 orang. Namun,

lama kelamaan jumlah tersebut bertambah. Kelompok tersebut awalnya

menamakan diri mereka sebagai Harrakat Al-Islammiyah. Namun, nama yang

lebih dikenal dari kelompok tersebut adalah Abu Sayyaf yang berarti “Bapak

Pedang”.29

Serupa dengan kelompok separatis di Filipina Selatan lainnya, tujuan

utama keberadaan Kelompok Abu Sayyaf adalah menjadikan wilayah masyarakat

Moro sebagai negara Islam yang merdeka dari pemerintahan Filipina. Jika mereka

merdeka, masyarakat Moro dapat menjalankan syariat Islam

sepenuhnya.Keinginan tersebut tidak akan pernah terwujud jika mereka tetap di

bawah pemerintah Filipina. Atas dasar itu juga Kelompok Abu Sayyaf juga

menentang otonomi pemberian pemerintah Filipina terhadap masyarakat Moro.30

Selain itu, Kelompok Abu Sayyaf melihat segala upaya yang mereka

lakukan untuk mendirikan negara Islam adalah jihad di jalan Allah. Mereka juga

beranggapan bahwa jihad yang dilakukan bertujuan demi mendapatkan keadilan

28 Zachary Abuza, “Balik-Terrorism: The Return of the Abu Sayyaf”,Strategic Studies

Institute, (September 2005):2. 29Nando Baskara, Gerilyawan-Gerilyawan Militan Islam,1. 30Zack Fellman, “Abu Sayyaf Group”, Center for Strategic and International

Studies,(November 2015):3.

Page 38: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

25

atas penindasan yang dialami masyarakat Moro selama berabad-abad. Pemahaman

tersebut yang kemudian menjadi justifikasi kelompok tersebut untuk melakukan

tindakan teror seperti pembunuhan, penculikan, dan pengeboman.31

Meskipun tujuan Kelompok Abu Sayyaf serupa dengan kelompok

separatis Filipina lainnya, hal yang membedakan terletak pada bentuk aksi teror

yang mereka lakukan. Sempat terlibat dalam serangkaian pengeboman di

Filipina,Kelompok Abu Sayyaf lebih dikenal dengan aksi penculikan dan

penyanderaan sebagai upaya mendapat uang tebusan. Tindakan tersebut dilakukan

demi menjamin keberlangsungan operasi mereka. Selain Filipina, serangkaian

aksi penculikan dan penyanderaan juga dilakukan kelompok tersebut di wilayah

negara Asia Tenggara lain. Hal tersebut kemudian membuat Kelompok Abu

Sayyaf dicap sebagai kelompok teroris dan ekstrimis yang patut diwaspadai oleh

berbagai negara di Asia Tenggara, salah satunya Indonesia.32Bahkan, Kelompok

Abu Sayyaf sudah masuk dalam daftar kelompok teroris internasional oleh PBB

pada Oktober 2001.33

Selain itu, perbedaan lainnya antara Kelompok Abu Sayyaf dengan

kelompok separatis lainnya di Filipina adalah keengganan untuk ikut melakukan

negosiasi perdamaian dengan Filipina. Kelompok tersebut justru melakukan

31Victor Taylor, “The Ideology of the Abu Sayyaf Group”,The Mackenzie Institute,28

Februari 2017,http://mackenzieinstitute.com/ideology-abu-sayyaf-group/ (Diakses 16 Maret 2018).

32 Allan Nawal dan Frinston Lim, ‘’Duterte: Indonesian, Malaysian troops can enter PH in pursuit of terrorists’’, Inquirer, 27 Januari 2018, http://newsinfo.inquirer.net/963986/duterte-indonesian-malaysian-troops-can-enter-ph-in-pursuit-of-terrorists#ixzz5BovBwfw3 (Diakses 3 April 2018).

33 ‘’Abu Sayyaf Group’’, United Nations, https://www.un.org/sc/suborg/en/sanctions/1267/aq_sanctions_list/summaries/entity/abu-sayyaf-group (Diakses 3 April 2018).

Page 39: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

26

segala upaya demi menghalangi proses negosiasi perdamaian yang berlangsung

antara pemerintah Filipina dengan kelompok separatis lain seperti MILF dan

MNLF.34Perbedaan sikap tersebut muncul karena pandangan Kelompok Abu

Sayyaf yang hanya melihat pendirian negara Islam sebagai satu-satunya jalan

untuk kesejahteraan masyarakat Moro, sehingga negosiasi perdamaian tidak lagi

diperlukan.

2.3. Dinamika Pergerakan Kelompok Abu Sayyaf

Dalam menjelaskan dinamika pergerakan Kelompok Abu Sayyaf,

penelitian ini membagi kedalam tiga periode. Pertimbangan pembagian tersebut

adalah berdasarkan pemimpin kelompok serta kapabilitas yang dimiliki dalam

melakukan aksi teror. Pada periode 1991-1998, Kelompok Abu Sayyaf dipimpin

oleh Abu Razak Janjalani dan melakukan banyak aksi teror pengeboman.

Kemudian, awal periode 1998-2014 ditandai dengan kepemimpinan Khadaffy

Janjalani. Pada periode ini, kelompok tersebut mengalami inkonsistensi fokus

operasi antara pengeboman dan penculikan. Kemudian periode 2014-2016

ditandai dengan afiliasi Kelompok Abu Sayyaf dengan Islamic State of Iraq and

Syria (ISIS) serta maraknya penculikan terhadap warga negara yang berada di luar

wilayah Filipina, khususnya Indonesia.

2.3.1. Periode 1991-1998

Sejak awal didirikan , Kelompok Abu Sayyaf dikenal dengan serangkaian

aksi teror seperti pengeboman, penculikan, penyanderaan, hingga penyerangan

34Zachary Abuza, “Balik-Terrorism: The Return of the Abu Sayyaf”,3.

Page 40: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

27

terhadap militer Filipina. Keberhasilan mereka dalam serangkaian aksi teror

tersebut tidak terlepas dari perekrutan serta pelatihan militan yang mereka

lakukan. Selain itu, keterkaitan dengan jaringan teroris internasional, Al-Qaeda

juga berperan penting dalam keberhasilan aksi teror yang dilakukan Kelompok

Abu Sayyaf. Mereka menjadi penyalur dana yang kemudian digunakan Kelompok

Abu Sayyaf untuk melakukan aksi pengeboman di Filipina.35

. Kedekatan antara Abu Razak Janjalani selaku pendiri Kelompok Abu

Sayyaf dengan Muhammad Jamal Khalifa yang merupakan saudara Osama Bin

Laden menjadi salah satu faktor terbentuknya hubungan langsung Kelompok Abu

Sayyaf dengan Al-Qaeda. Berkat koneksi tersebut, Kelompok Abu Sayyaf

mendapat dukungan finansial dari salah satu aliran dana yang dimiliki

Muhammad Jamal Khalifa. Selain itu, kelompok tersebut juga mendapat pelatihan

perakitan bom dan sumber dana dari anggota inti Al-Qaeda, Ramzi Yousef yang

mendatangi Filipina di tahun 1994.36

Aksi teror pertama yang dilakukan Kelompok Abu Sayyaf setelah

didirikan adalah pada bulan April tahun 1991, dimana kelompok tersebut

melemparkan granat di kota Zamboanga. Serangan tersebut menewaskan dua

orang. Pada Agustus 1991, kelompok tersebut melakukan pengeboman terhadap

salah satu kapal misionaris Kristen yang berlabuh di Zamboanga, Filipina Selatan.

35Gina Ligon, et.al.,”The Jihadi Industry: Assessing the Organizational, Leadership, and

Cyber Profiles”,National Consortium for the Study of Terrorism and Responses to Terrorism Project, U.S Department of Homeland Security(Juli 2017):25.

36P. Kathleen Hammerberg dan Pamela G. Faber, Abu Sayyaf Group (ASG): An Al-Qaeda Associate Case Study,Central of Naval Analysis,(Oktober 2017):6, http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/1041745.pdf(Diakses 14 Maret 2018)

Page 41: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

28

Aksi pengeboman tersebut menewaskan dua orang misionaris dan melukai 40

orang lainnya.Peristiwa ini kemudian menjadi awal mula Kelompok Abu Sayyaf

dikenal luas oleh publik.37

Setelah aksi teror di tahun 1991, Kelompok Abu Sayyaf kembali

melancarkan aksi teror di tahun-tahun berikutnya. Kelompok tersebut tercatat

melakukan 67 aksi teror yang menewaskan lebih dari 136 orang dalam rentang

waktu 1991 hingga 1995. Beberapa aksi yang mereka lakukan tersebut

diantaranya adalah38:

1. Pada tanggal 20 Mei 1992, seorang Pendeta asal Italia tewas di

Zamboanga akibat serangan Kelompok Abu Sayyaf.

2. Pada tanggal 10 Agustus 1992, Kelompok Abu Sayyaf kembali melakukan

pengeboman pada sebuah gedung di Zamboanga, dimana peristiwa

tersebut menyebabkan tewasnya dua orang serta melukai 40 orang lainnya.

3. Pada tahun 1993, terjadi tiga kasus penculikan yang dilakukan oleh

Kelompok Abu Sayyaf, korban penculikan tersebut terdiri dari dua

biarawati dan satu pendeta asal Spanyol serta seorang misionaris asal

Amerika Serikat.

4. Pada tanggal 10 Juni 1994, Kelompok Abu Sayyaf kembali melakukan

pengeboman di kota Zamboanga dan menyebabkan tewasnya 71 orang.

37Adhe Nuansa Wibisono, “Kelompok Abu Sayyaf dan Radikalisme di Filipina Selatan:

Analisis Organisasi Terorisme Asia Tenggara”, Ilmu Ushuludin, Vol.3, No.1, (Januari 2016), http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ilmu-ushuluddin/article/view/4856/3304( Diakses 14 Maret 2018).

38Zachary Abuza, “Balik-Terrorism: The Return of the Abu Sayyaf”,(2005):4-5.

Page 42: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

29

5. Pada tanggal 4 April 1995, Kelompok Abu Sayyaf melakukan

penyerangan di kota Ipil, Filipina. Serangan tersebut menewaskan 53

orang dan melukai 48 orang lainnya.

2.3.2. Periode 1998-2014

Setelah terbunuhnya Abu Razak Janjalani oleh militer pemerintah Filipina

pada tahun 1998, Kelompok Abu Sayyaf kemudian dipimpin oleh adiknya, yaitu

Khadaffy Janjalani. Meskipun aksi teror tetap dilakukan setelah kematian

pendirinya, Kelompok Abu Sayyaf justru mengalami perpecahan faksi.Selain

perpecahan faksi, Kelompok tersebut juga menghadapi masalah finansial akibat

berhenti mendapat pendanaan dari Al-Qaeda. Terhentinya dana tersebut

disebabkan oleh tertangkapnya Ramzi Yousef dan Muhammad Jamal Khalifa.39

Terputusnya aliran dana tersebut yang kemudian membuat Kelompok Abu Sayyaf

lebih banyak melakukan penculikan dan penyanderaan untuk mendapatkan uang

ketimbang melancarkan aksi pengeboman.

Namun, semenjak masa kepemimpinan Khadaffy Janjalani, kelompok

tersebut juga perlahan membangun koneksi dengan jaringan ekstrimis Islam lain

di Asia Tenggara, yaitu Jemaah Islamiyah. Hal tersebut dilakukan demi

meningkatkan kapabilitas militer serta kemampuan finansial Kelompok Abu

Sayyaf. Selain Jemaah Islamiyah, Kelompok Abu Sayyaf juga diduga melakukan

pelatihan dengan MILF.40

39P. Kathleen Hammerberg dan Pamela G. Faber, “Abu Sayyaf Group (ASG): An Al-Qaeda

Associate Case Study”,6. 40Zachary Abuza, “Balik-Terrorism: The Return of the Abu Sayyaf”,(2005):11-14.

Page 43: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

30

Mulai dari tahun 2003 hingga 2004, terdapat tiga kasus pengeboman yang

terjadi di Filipina. Kelompok Abu Sayyaf mengklaim aksi tersebut sebagai aksi

mereka. Pengeboman yang pertama terjadi pada tanggal 4 Maret 2003 di Bandara

Internasional Davao, Filipina Selatan, dengan korban jiwa sebanyak 21 orang

serta melukai 148 lainnya.Pengeboman kedua terjadi di kapal Superferry 14 pada

tanggal 4 Februari 2004, dimana aksi tersebut menewaskan 116 orang. Kemudian,

pengeboman ketiga terjadi pada tanggal 14 Februari 2004 di tiga kota, yaitu

Davao, Makati, dan General Santos dengan korban jiwa sebanyak 8 orang.41

Setelah serangkaian pengeboman yang terjadi, militer Filipina kemudian

melakukan operasi untuk melumpuhkan Kelompok Abu Sayyaf.

Hasilnya,Khadaffy Janjalani berhasil dibunuh pada tahun 2006. Hal tersebut

kemudian menimbulkan pelemahan dari Kelompok Abu Sayyaf karena terjadi

kekosongan kekuasaan. Setelah kematian pemimpinnya tersebut, operasi

Kelompok Abu Sayyaf kembali berfokus pada penculikan dan penyanderaan demi

mendapatkan uang tebusan ketimbang melakukan pengeboman.42 Perubahan

tersebut terjadi akibat kembali kurangnya aliran dana finansial terhadap kelompok

tersebut.

2.3.3. Periode 2014-2016

Setelah kemunculan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pada tahun

2014, Kelompok Abu Sayyaf terpecah menjadi dua faksi. Faksi Basilan yang

41“ Abu Sayyaf Group”,Militant Mapping Project,Stanford University,

http://web.stanford.edu/group/mappingmilitants/cgi-bin/groups/view/152#note66(diakses 14 Maret 2018).

42 P. Kathleen Hammerberg dan Pamela G. Faber, Abu Sayyaf Group (ASG): An Al-Qaeda Associate Case Study,9.

Page 44: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

31

dipimpin oleh Isnilon Hapilon menyatakan kesetiaan mereka kepada ISIS.

Sementara itu, Faksi Jolo tetap melakukan penculikan dan penyanderaan.43 Hal

tersebut kemudian memberikan masalah baru bagi pemerintah Filipina, dimana

selain tetap harus menangani berbagai kasus penculikan dan penyanderaan,

mereka juga harus menghadapi serangkaian aksi teror seiring dengan kemunculan

ISIS di Filipina.

Terlepas dari perpecahan di tubuh internal yang terjadi, Kelompok Abu

Sayyaf tetap konsisten melakukan penculikan untuk mendapatkan uang tebusan.

Pada tahun 2016, terjadi beberapa kali kasus penculikan oleh Kelompok Abu

Sayyaf yang korbannya sebagian besar adalah orang Indonesia. Selain itu, ada

pula beberapa kasus yang juga melibatkan warga negara Malaysia sebagai korban

penculikan di tahun tersebut. Beberapa kasus tersebut diantaranya adalah:

1. Pada tanggal 26 Maret 2016, sepuluh orang WNI yang merupakan awak

kapal Brahma 12 dan Anand 12 disandera oleh Kelompok Abu Sayyaf.44

2. Pada tanggal 1 April 2016, sebuah kapal tongkang dibajak oleh Kelompok

Abu Sayyaf di perairan Pulau Ligitan. Sebanyak empat orang warga

negara Malaysia disandera. Sementara dua warga negara Myanmar dan

dua WNI yang juga merupakan awak kapal tersebut dilepas.45

43Institute for Policy Analysis of Conflict, “Pro-ISIS Groups in Mindanao and Their Links to

Indonesia and Malaysia”, IPAC Report No.23, 25 Oktober 2016, http://file.understandingconflict.org/file/2016/10/IPAC_Report_33.pdf (diakses 20 Maret 2018).

44Ray Sanchez,”10 Indonesian sailors kidnapped in the Philippines”, CNN, 29 Maret 2016, https://edition.cnn.com/2016/03/29/asia/philippines-indonesia-sailors-hostage/ , Diakses 23 Maret 2018).

45 “Philippine Militants Seem to be Using New Kidnap Ploy in Sabah - Grabbing Hostages Off Vessels,” Strait Times, 3 April 2016,

Page 45: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

32

3. Pada tanggal 15 April 2016, dua kapal tongkang asal Indonesia, kapal

Henry dan kapal Christi dibajak oleh Kelompok Abu Sayyaf. Sebanyak

empat orang disandera oleh kelompok tersebut.46

4. Pada tanggal 21 Juni 2016, sebanyak tujuh pelaut asal Indonesia disandera

oleh Kelompok Abu Sayyaf di Selat Sulu.47

5. Pada tanggal 9 Juli 2016, tiga nelayan asal Indonesia diculik oleh

Kelompok Abu Sayyaf di Sabah, Malaysia.48

Banyak terjadinya penculikan WNI oleh Kelompok Abu Sayyaf dalam

rentang waktu yang tergolong singkat membuat pemerintah Indonesia khawatir

dengan keamanan perairan tempat Kelompok Abu Sayyaf beroperasi, yaitu Laut

Sulut. Selain keselamatan warga negaranya terancam, setiap permintaan uang

tebusan yang dipenuhi untuk membebaskan sandera akan menimbulkan potensi

penculikan-penculikan lainnya.Dengan kata lain, penculikan terhadap WNI akan

terus dilakukan Kelompok Abu Sayyaf agar terus mendapatkan uang tebusan.Atas

dasar tersebut, selain kerjasama menyelamatkan sandera, pemerintah Indonesia

http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/philippine-militants-seem-to-be-using-new-kidnap-ploy-in-sabah-grabbing-hostages-off(Diakses 23 Maret 2018).

46‘’Pirates take 4 indonesian Hostage After Shoot Out with Police in South China Sea’’,Strait Times, 16 April 2016,http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/pirates-take-4-indonesians-hostage-after-shoot-out-with-police-in-south-china-sea(Diakses 23 Maret 2018).

47“Tujuh ABK Indonesia Disandera Anggota Abu Sayyaf,”BBC, 24 Juni 2016, http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/06/160623_indonesia_tujuh_abk_disandera(Diakses 23 Maret 2018).

48Reuters, “Three Indonesians Abducted in Sabah waters Freed by Militant Abu Sayyaf Group”,New Straits Times, 18 September 2016,https://www.nst.com.my/news/2016/09/174118/three-indonesians-abducted-sabah-waters-freed-militant-abu-sayyaf-group(diakses 23 Maret 2018).

Page 46: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

33

juga merasa perlu adanya kerjasama keamanan maritim dengan Filipina untuk

mengantisipasi penculikan lainnya. 49

Selain itu, Pemerintah Filipina menjadi pihak yang dirugikan atas

serangkaian penculikan Kelompok Abu Sayyaf, baik terhadap warganya maupun

warga negara lain. Penculikan Abu Sayyaf yang terus terjadi menyebabkan

terganggunya aktivitas masyarakat terutama di wilayah Filipina. Jika terus

dibiarkan, bukan tidak mungkin Kelompok Abu Sayyaf tersebut akan berkembang

dan kembali banyak melakukan teror pengeboman di wilayah Filipina

sebagaimana yang mereka pernah lakukan sebelumnya.

Sebagai upaya merespon penculikan yang terus terjadi, pemerintah

Filipina dan Indonesia tidak tinggal diam. Kedua negara tersebut aktif membahas

rencana kerjasama keamanan maritim di wilayah Laut Sulu. Pada 5 Mei 2016,

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar

Negeri Filipina , Jose Rene Almendras di Jakarta untuk membahas penyelamatan

sandera Kelompok Abu Sayyaf. Selain itu, mereka juga membahas rencana

diadakannya patroli keamanan laut di wilayah Laut Sulu. Selain Indonesia dan

Filipina, Malaysia juga dilibatkan dalam kerjasama tersebut.50

Maraknya penculikan Kelompok Abu Sayyaf terhadap warga negara di

luar Filipina menunjukkan kelompok tersebut telah berkembang menjadi pelaku

49Santi Dewi,“Mengapa WNI kerap dijadikan sasaran penculikan Abu Sayyaf?”, Rappler,

11 Juli 2016, https://www.rappler.com/indonesia/139403-wni-jadi-target-penculikan-abu-sayyaf (diakses 23 Maret 2018)

50‘’Reuters, Indonesia PH Pledge to Enforce Maritime Security’’, ABS-CBN News, http://news.abs-cbn.com/nation/05/05/16/indonesia-ph-pledge-to-enforce-maritime-security (Diakses 23 Maret 2018).

Page 47: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

34

kejahatan transnasional yang berbahaya. Maka dari itu, kerjasama antarnegara

tetangga menjadi kunci untuk membatasi pergerakan mereka. Pada bab

selanjutnya, akan dibahas dinamika hubungan kerjasama Indonesia dan Filipina

khususnya dalam menghadapi masalah kelompok separatis dan terorisme yang

mereka masing-masing hadapi.

Page 48: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

35

BAB III

KERJASAMA INDONESIA DAN FILIPINA DALAM

MENGHADAPI KELOMPOK SEPARATIS DAN TERORISME

Bab ini membahas kerjasama Indonesia dan Filipina dalam menghadapi

kelompok separatis dan terorisme. Sebelumnya, dibahas terlebihi dahulu

hubungan kerjasama Indonesia dan Filipina dalam menghadapi kelompok

separatis dan terorisme selain Kelompok Abu Sayyaf. Kemudian, pembahasan

setelahnya adalah kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Filipina menghadapi

Kelompok Abu Sayyaf, mulai dari upaya penyelamatan sandera hingga

kesepakatan kerjasama keamanan trilateral pada tahun 2016.

3.1. Hubungan Kerjasama Indonesia dan Filipina dalam Menghadapi

Kelompok Separatis dan Terorisme Selain Kelompok Abu Sayyaf

Sebelum Indonesia dan Filipina bekerjasama menghadapi Kelompok Abu

Sayyaf pada tahun 2016, Indonesia dan Filipina saling terlibat dalam menghadapi

kelompok separatis yang ada di masing-masing negara. Keterlibatan tersebut

diantaranya adalah Indonesia memiliki peran sebagai mediator proses perdamaian

antara Filipina dengan Moro National Liberation Front(MNLF). Kemudian,

Indonesia juga berkontribusi terhadap berhasil tercapainya perdamaian antara

Page 49: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

36

Filipina dengan kelompok ekstrimis Moro Islamic Liberation Front(MILF).51

Sementara itu, Filipina juga berkontribusi dalam mengawasi berjalannya

kesepakatan damai antara Indonesia dengan kelompok separatis Gerakan Aceh

Merdeka(GAM).52

Pada tahun 1993, Indonesia dibawah kerangka kerja OKI(Organisasi

Konferensi Islam) berperan sebagai mediator konflik antara Pemerintah Filipina

dengan MNLF. Dipilihnya Indonesia menjadi mediator konflik tidak terlepas dari

terpilihnya Indonesia menjadi Ketua Komite Enam OKI pada Konferensi Tingkat

Menteri ke-21 OKI yang dilaksanakan di Karachi, Pakistan, pada bulan April

1993.53 Indonesia kemudian menjadi tuan rumah pelaksanaan Pembicaraan

Penjajakan Kedua antara Pemerintah Filipina dan MNLF pada tanggal 14 April

sampai dengan 17 April 1993 di Istana Kepresidenan Cipanas, Jawa Barat. Enam

bulan kemudian, Indonesia kembali menjadi tempat digelarnya pembicaraan

formal Pemerintah Filipina dan MNLF pada tanggal 25 Oktober sampai 7

November 1993.54

51 Margareth Sembiring, ‘’The Mindanao Peace Process: Can Indonesia Advance it’’, RSIS

Commentaries No.20/2013, 28 Oktober 2013, https://www.files.ethz.ch/isn/172340/RSIS2002013.pdf (Diakses 2 April 2018).

52 Pieter Feith, ‘’The Aceh Peace Process: Nothing Less than Success’’, United State Institute of Peace Special Report 184, (Maret 2007), https://www.files.ethz.ch/isn/39902/2007_march_sr184.pdf (Diakses 3 April 2018).

53‘’Indonesia Kembali Menjadi Tuan Rumah Perundingan Implementasi Damai Pemerintah Filipina-MNLF’’, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 27 Juni 2011, https://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/Pages/Indonesia-kembali-menjadi-tuan-rumah-perundingan-implementasi-damai-Pemerintah-Filipina---MNLF.aspx (Diakses 2 April 2018).

54Jamil Maidan Flores, The Art of Mediation: Indonesia’s Role in the Quest for Peace in Southern Philippines, (Jakarta: Direktorat Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri Indonesia, Desember 2016),57-63, https://www.kemlu.go.id/Buku/The%20Art%20of%20Mediation.pdf (Diakses 2 April 2018).

Page 50: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

37

Kemudian, berkat mediasi yang dilakukan Indonesia tersebut, pada

November 1993 disepakati gencatan senjata antara Pemerintah Filipina dan

MNLF. Hal tersebut kemudian membuka jalan dilaksanakan perundingan untuk

mencapai kesepakatan damai lainnya.55Pada tahun 1994, perundingan perdamaian

kembali dilakukan dan menghasilkan keputusan untuk menjadikan Indonesia

sebagaipengawas militer Kontingen Garuda XII di Mindanao dari tahun 1994

hingga tahun 2002.56

Beberapa tahun kemudian, Pemerintah Filipina dan MNLF akhirnya

menandatangani kesepakatan perdamaian, yaitu pada tanggal 29 Agustus 1996.

Berhasil tercapainya kesepakatan damai tersebut tidak terlepas dari peran aktif

Sekjen OKI Hamid Algabid serta Indonesia yang merupakan anggota OKI.

Penandatanganan kesepakatan tersebut menandai akhir konflik bersenjata yang

terjadi selama 24 tahun antara MNLF dengan Pemerintah Filipina.57

Selain berperan dalam negosiasi perdamaian antara Filipina dengan

MNLF, Indonesia juga berperan sebagai International Monitoring Team(IMT)

untuk mengawasi status gencatan senjata antara MILF dengan Pemerintah Filipina

mulai dari tahun 2012. MILF sendiri merupakan salah satu kelompok separatis di

Filipina Selatan yang baru mencapai kesepakatan damai dengan Pemerintah

55A.Khardiyat Wiharyanto, ‘’Perkembangan Masalah Moro 1975-1994’’, Seri

Pengetahuan dan Pengajaran Sejarah Vol. 28, No.1, (April 2014), https://repository.usd.ac.id/3767/1/1152_HV+Pak+AK+April+14.pdf (Diakses 2 April 2018).

56Margareth Sembiring, ‘’The Mindanao Peace Process: Can Indonesia Advance it’’, RSIS Commentaries No.20/2013, 28 Oktober 2013.

57Carmen A. Abubakar, ‘’MNLF Hijrah: 1974-1996’’, Asian and Pacific Migration Journal,Vol. 8, No. 1-2, (1999):219, http://www.smc.org.ph/administrator/uploads/apmj_pdf/APMJ1999N1-2ART10.pdf (Diakses 2 April 2018).

Page 51: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

38

Filipina pada tahun 2014. Keberadaan IMT berperan penting dalam menjaga

aspek keamanan, kemanusiaan, sosio-ekonomi, serta perlindungan warga sipil

selama proses perdamaian dilakukan di Filipina.58

Mulai dari tahun 2012 hingga tahun 2016, Indonesia terus rutin mengirim

perwakilan untuk bergabung dalam IMT yang kemudian mengawasi perdamaian

yang ada di Mindanao, Filipina Selatan. Tercatat, dari tahun 2012 hingga Juni

tahun 2016 Indonesia sudah mengirim sebanyak 64 orang Tim Pengamat

Indonesia-IMT. Rutin dikirimnya perwakilan IMT tersebut menjadi wujud

komitmen Indonesia dalam ikut mendukung perdamaian di Filipina Selatan,

terutama agar menjaga tidak terjadi lagi konflik setelah kesepakatan damai

Filipina dan MILF telah tercapai.59

Selain kontribusi yang dilakukan Indonesia terhadap Filipina menghadapi

kelompok separatis, hal serupa juga dilakukan Filipina terhadap Indonesia.

Filipina menjadi salah satu dari lima negara ASEAN yang bersama dengan Uni

Eropa membentuk Aceh Monitoring Mission (AMM). Tujuan dibentuknya AMM

adalah untuk mengawasi implementasi kesepakatan damai dalam Memorandum of

Understanding (MoU) yang disepakati oleh Pemerintah Indonesia dan GAM pada

15 Agustus 2005 di Helsinski, Finlandia. MoU yang disepakati juga menandai

akhir konflik berkepanjangan antara GAM dan Pemerintah Indonesia selama 30

58‘’MILF New Batch of Indonesian Truce Observers to arrive in Mindanao Late June’’,

GMA Network, 15 Juni 2013, http://www.gmanetwork.com/news/news/nation/313097/milf-new-batch-of-indonesian-truce-observers-to-arrive-in-mindanao-late-june/story/(Diakses 3 April 2018).

59‘’Songsong Babak Baru Proses Perdamaian, Indonesia Kembali Kirimkan Observer ke Filipina Selatan’’, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 1 Juli 2016 https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Lepas-Sambut-Tim-TPI-IMT-2016.aspx (Diakses 3 April 2018).

Page 52: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

39

tahun.60 AMM sendiri diresmikan mulai dari tanggal 15 September 2005 dan

melakukan tugas mereka mengawasi implementasi MoU tersebut di Aceh hingga

16 Desember 2006.61

Kemudian, Indonesia dan Filipina juga dihadapkan tantangan serupa selain

menghadapi kelompok separatis, yaitu menghadapi kelompok teroris. Salah satu

jaringan terorisme yang ada di Asia Tenggara adalah Jemaah Islamiyah(JI).

Kelompok tersebut memiliki tujuan untuk mendirikan pemerintahan Islam di

wilayah Asia Tenggara. Mereka kemudian berkembang menjadi kelompok yang

mengancam negara di Asia Tenggara seperti Indonesia melalui serangkaian aksi

pengeboman, salah satu diantaranya yang menyebabkan banyak korban jiwa

adalah Bom Bali tahun 2002 .62

Selain itu, kelompok tersebut juga memiliki keterkaitan dengan kelompok

ekstrimis di negara lain yang berada di Asia Tenggara , diantaranya adalah dengan

MILF dan Kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Hubungan antara kelompok

ekstrimis tersebut diwujudkan dengan pendirian kamp Jemaah Islamiyah di

wilayah Mindanao, tempat dimana kelompok ekstrimis Islam di Filipina berada.

60Pieter Feith, ‘’The Aceh Peace Process: Nothing Less than Success’’, United State

Institute of Peace Special Report 184, (Maret 2007):1-2, https://www.files.ethz.ch/isn/39902/2007_march_sr184.pdf (Diakses 3 April 2018).

61‘’EU Monitoring Mission in Aceh(Indonesia)’’, EU Council Secretariat, 15 Desember 2006, http://www.eeas.europa.eu/archives/docs/csdp/missions-and-operations/aceh-amm/pdf/15122006_factsheet_aceh-amm_en.pdf (Diakses 3 April 2018).

62 Muhammad Subhan, ‘’Pergeseran Orientasi Gerakan Terorisme Islam di Indonesia (Studi Terorisme Tahun 2010-2015)’’, Journal of International Relations, Volume 2, Nomor 4(2016):59-60, https://media.neliti.com/media/publications/90261-ID-none.pdf (Diakses 22 April 2018).

Page 53: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

40

Lokasi Filipina yang strategis untuk jalur pergerakan mereka menjadi alasan

terjalinnya hubungan antara kelompok teroris di wilayah tersebut.63

Hubungan yang terjadi antara kelompok ekstrimis tersebut kemudian

direspon dengan upaya pemberantasan terorisme baik oleh Indonesia dan Filipina.

Salah satu upaya tersebut diantaranya terjadi pada 15 Januari 2002, dimana

Pemerintah Filipina menangkap Fathur Rohman Al-Ghozi yang merupakan salah

satu figur kunci Jemaah Islamiyah asal Indonesia. Al-Ghozi mengaku

bertanggung jawab terhadap beberapa aksi pengeboman, diantaranya adalah

pengeboman di Manila pada Desember 2000 serta pengeboman Kedutaan Besar

Filipina di Jakarta, Indonesia pada Agustus 2000. Kemudian, Al-Ghozi juga

mengadakan pelatihan pembuatan Bom terhadap anggota Jemaah Islamiyah di

salah satu kamp yang dioperasikan MILF di Mindanao, Filipina.64

Penangkapan Al-Ghozi merupakan salah satu dari kerjasama intelijen yang

dilakukan negara-negara Asia Tenggara dalam menghadapi Jemaah Islamiyah.

Negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, serta

Thailand berupaya dalam melakukan penangkapan anggota kelompok teroris

tersebut melalui upaya pemerintah nasional maupun koordinasi antarnegara.

63 Denny Armandhanu, ‘’Jejak Hubungan Abu Sayyaf-Jemaah Islamiyah’’, CNN, 17

Oktober 2014, https://www.cnnindonesia.com/internasional/20141017153800-106-6737/jejak-hubungan-abu-sayyaf-jemaah-islamiyah (Diakses 22 April 2018).

64 William M.Wise, Indonesia’s War on Terror, United States-Indonesia Society(2005):29-30, http://usindo.org/wp-content/uploads/2010/08/WarOnTerror.pdf (Diakses 22 April 2018).

Page 54: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

41

Melalui upaya tersebut, sebanyak 200 anggota Jemaah islamiyah berhasil

ditangkap di wilayah Asia Tenggara hingga tahun 2003.65

Beberapa tahun berselang tepatnya pada 20 hingga 22 Juni 2005,

Pemerintah Indonesia dan Filipina kemudian juga mengadakan pertemuan

bilateral. Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan

Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo di Manila untuk membahas beberapa

isu penting yang dihadapi kedua negara, salah satunya adalah isu keamanan.

Kedua negara kemudian menyepakati perlunya meningkatkan kerjasama

menghadapi berbagai kejahatan transnasional yang dihadapi, salah satunya adalah

terorisme dan penyanderaan terhadap warga sipil.66 Kedua belah pihak juga

menyadari perlunya peningkatan pengawasan dan pengamanan wilayah yaitu

wilayah perairan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina Selatan

karena sangat rawan menjadi tempat kejahatan transnasional.67

Kekhawatiran kedua negara atas rawannya wilayah perbatasan Indonesia

dan Filipina akan kejahatan transnasional timbul karena beberapa sebab. Wilayah

perairan perbatasan kedua negara tersebut digunakannya jalur tersebut untuk

65 Neal Imperial, Securitisation and the Challenge of ASEAN Counter-terrorism

Cooperation, The University of Hong Kong, 2005, http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.461.1956&rep=rep1&type=pdf (Diakses 22 April 2018).

66 Indonesia dan Filipina Capai Kesepakatan Kerjasama Empat Agenda, Merdeka, 22 Juni 2005, https://www.merdeka.com/politik/indonesia-filipina-capai-kesepakatan-kerjasama-empat-agenda-ziyhagz.html (Diakses 22 April 2018).

67 Pada tahun 1975, Indonesia menyepakati kerjasama pengamanan perbatasan, khususnya dalam menghadapi kejahatan transnasional seperti illegal fishing, penyeludupan senjata, dan bentuk kejahatan lainnya, lihat juga Senia Febrica,’’Securing the Sulu-Sulawesi Seas From Maritime Terrorism: a Troublesome Cooperation’’, Perspectives on Terrorism Vol.9, Issue 3(Juni 2014), http://www.terrorismanalysts.com/pt/index.php/pot/article/viewFile/347/690 (Diakses 22 April 2018).

Page 55: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

42

pergerakan kelompok teroris seperti Jemaah Islamiyah baik dari wilayah

Indonesia ke Filipina maupun sebaliknya.68 Selain itu, pada 31 Maret 2005 juga

terjadi penculikan terhadap tiga WNI oleh kelompok yang menamakan diri

sebagai Jami Al-Islamiyah Mindanao Selatan di perairan Filipina Selatan.69

Penculikan yang terjadi tersebut juga menjadi bahasan utama dalam pertemuan

kedua negara pada 20 Juni hingga 22 Juni 2005 tersebut, termasuk upaya

pelepasan sandera yang dilakukan mereka.70

Terjalinnya hubungan Indonesia dengan Filipina tersebut menunjukkan

kedua negara saling mendukung upaya perdamaian dalam menghadapi kelompok

separatis dan terorisme yang dihadapi masing-masing negara. Hal tersebut

dibuktikan dengan bantuan yang diberikan satu sama lain, baik dalam hadir

sebagai mediator, tim pengawas kesepakatan damai, maupun kerjasama yang

dilakukan dalam menghadapi kelompok terorisme. Melihat hal tersebut, Indonesia

dan Filipina merupakan negara yang saling mendukung satu sama lain jika

menghadapi ancaman baik dari kelompok ekstrimis, kelompok separatis, maupun

kelompok terorisme.

68 ‘’Kidnapped Hostage Freed in Philippines’’, VOA News, 2 November 2009, https://www.voanews.com/a/a-13-2009-04-03-voa18-68814757/413102.html (Diakses

22 April 2018). 69 Aqwam Fiazmi Hanifan, Jejak Statistik Kelompok Penculik, Tirto, 28 Juni 2016,

https://tirto.id/jejak-statistik-kelompok-penculik-bocj (Diakses 22 April 2018). 70 ’SBY Temui Arroyo Bahas Kerjasama Bilateral’’,Merdeka, 20 Juni 2005,

https://www.merdeka.com/politik/sby-temui-arroyo-bahas-kerjasama-bilateral-bh4de1k.html (Diakses 22 April 2018).

Page 56: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

43

3.2.Kerjasama Indonesia dan Filipina dalam Menghadapi Kelompok Abu

Sayyaf

3.2.1. Upaya Pembebasan Sandera Kelompok Abu Sayyaf

Penculikan WNI oleh Kelompok Abu Sayyaf sebetulnya sudah pernah

terjadi jauh sebelum tahun 2016. Salah satu kasus tersebut diantaranya terjadi

pada tahun 2002, dimana kapal Lebroy 179 yang berlayar dari Indonesia ke Cebu,

Filipina dibajak dan sebanyak 4 ABK diculik. Kemudian, pada tahun 2004 terjadi

lagi penculikan terhadap 9 WNI yang merupakan ABK kapal Christian.71 Namun,

tidak ada pemberitaan lebih lanjut mengenai pembebasan dua kasus penculikan

tersebut.72

Pada 13 April 2004, Kelompok Abu Sayyaf kemudian juga menculik tiga

ABK Kapal East Ocean 2, yaitu dua orang warga negara Malaysia yang bernama

Toh Chiu Tiong dan Wong Siu Ung serta satu orang WNI bernama J.E Walters.

Kelompok tersebut kemudian meminta tebusan untuk membebaskan tiga pelaut

yang disandera tersebut. Baik Indonesia dan Malaysia sama-sama menolak

memberikan uang tebusan. Kemudian, pada 6 Januari 2005, Komandan Militer

Filipina mengumumkan bahwa tiga sandera tersebut ditemukan tewas. Selain itu,

71 Poltak Partogi Nainggolan, ‘’Pembajakan dan Penculikan WNI Oleh Kelompok Abu

Sayyaf’’, Majalah Info Singkat Hubungan Internasional Vol. VIII, No. 19/I/P3DI (Oktober 2016):5, http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-VIII-19-I-P3DI-Oktober-2016-1.pdf (Diakses 22 April 2018).

72 ‘’Sejarah Sandera WNI di Filipina Selatan’’, Kompas, 4 Juli 2016, https://nasional.kompas.com/read/2016/07/04/05200061/Sejarah.Sandera.WNI.di.Filipina.Selatan (Diakses 22 April 2018).

Page 57: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

44

Komandan Militer Filipina juga menyebutkan bahwa kematian tiga sandera

tersebut disebabkan oleh penyakit atau dibunuh oleh kelompok yang menculik

dan menyandera mereka.73

Setahun berselang, kembali terjadi penculikan terhadap WNI yang diduga

dilakukan oleh Kelompok Abu Sayyaf, yaitu terhadap tiga orang ABK Kapal

Bonggaya 91 di Perairan Tawi-Tawi, Filipina.74Tiga pelaut WNI tersebut yaitu

Ahmad Resmiadi, Erikson Hutagaol, serta Yamin Labuso. Namun, ternyata

penculikan tersebut dilakukan oleh kelompok Islam lain yang menamakan diri

mereka Jami Al-Islamiyah Mindanao Selatan. Kelompok tersebut juga meminta

uang tebusan sebagaimana yang dilakukan Kelompok Abu Sayyaf.75

Berkaca dari tewasnya J.E Walters yang disandera Kelompok Abu Sayyaf.

Indonesia dan Filipina kemudian lebih serius menangani kasus penculikan ABK

Bonggaya 91 tersebut. Baik upaya diplomasi hingga operasi militer dilakukan.76

Operasi pembebasan yang dilakukan oleh Pemerintah Filipina serta melibatkan

berbagai institusi dari Indonesia seperti TNI, Badan Intelijen Negara(BIN), Polri,

dan Badan Intelijen Strategis(BAIS) bersifat tertutup. Operasi yang dilakukan

kemudian berhasil membebaskan dua sandera pada 12 Juni 2005 setelah kontak

73 ‘’Incident Summary’’, Global Terrorism Database, 2004,

http://www.start.umd.edu/gtd/search/IncidentSummary.aspx?gtdid=200404130001 (Diakses 19 April 2018).

74 Muguntan Vanar dan Ruben Sario, Trio Spotted in Tawi-Tawi, The Star, https://www.thestar.com.my/news/nation/2005/04/01/trio-spotted-in-tawi-tawi/ (Diakses 22 April 2018).

75 ‘’Keluarga Pelaut yang Disandera Datangi Kedubes Filipina’’, Detik, 4 Mei 2005, https://news.detik.com/berita/355445/keluarga-pelaut-yang-disandera-datangi-kedubes-filipina- (Diakses 22 April 2018).

76 Aqwam Fiazmi Hanifan, Jejak Statistik Kelompok Penculik, Tirto, 28 Juni 2016, https://tirto.id/jejak-statistik-kelompok-penculik-bocj (Diakses 22 April 2018).

Page 58: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

45

senjata terjadi dengan kelompok yang menyandera WNI tersebut. Beberapa bulan

berselang, pihak Indonesia dan Filipina akhirnya berhasil melepaskan satu sandera

lainnya pada 9 September 2005, yaitu Ahmad Resmiadi. Keberhasilan

pembebasan tersebut menjadi titik balik perlunya keseriusan dalam penanganan

kasus penculikan dan penyanderaan terhadap WNI.77

Beberapa tahun kemudian, penculikan terhadap WNI oleh Kelompok Abu

Sayyaf kembali terjadi tepatnya pada tahun 2016. Setelah kasus penculikan WNI

pertama oleh Kelompok Abu Sayyaf terjadi di awal tahun 2016, Pemerintah

Indonesia langsung bereaksi dengan berupaya untuk melepaskan sandera yang

ditawan oleh Kelompok Abu Sayyaf. Pemerintah Indonesia berkoordinasi dengan

Pemerintah Filipina dalam upaya pelepasan sandera. Namun, seiring berjalannya

waktu kasus penculikan terhadap WNI terus terulang di tahun tersebut. Hal

tersebut membuat Indonesia dan Filipina aktif dalam menjalin komunikasi

sekaligus mengupayakan setiap pelepasan sandera Kelompok Abu Sayyaf. 78

Pada 2 Mei 2016, Pemerintah Indonesia yang bekerjasama dengan

Pemerintah Filipina berhasil melepaskan 10 awak kapal pengangkut batubara

Brahma 12 dan Adnand 12 yang diculik oleh Kelompok Abu Sayyaf. Selain

keterlibatan TNI, KBRI di Manila serta Pemerintah Filipina, terdapat pihak lain

yang ikut dalam negosiasi perundingan untuk melepaskan 10 sandera tersebut.

77 Heyder Affan, Kisah pembebasan WNI yang disandera Abu Sayyaf pada 2005, BBC, 11

April 2016, http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/04/160410_indonesia_kisah_pembebasan_sandera2005 (Diakses 22 April 2018).

78 Poltak Partogi Nainggolan, ‘’Pembajakan dan Penculikan WNI Oleh Kelompok Abu Sayyaf’’, Majalah Info Singkat Hubungan Internasional Vol. VIII, No. 19/I/P3DI(Oktober 2016):6

Page 59: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

46

Salah satu pihak lain yang terlibat dalam negosiasi tersebut adalah seorang

komandan yang berasal dari MNLF, yaitu salah satu kelompok separatis yang

telah berdamai dengan Pemerintah Filipina. Selain itu, Gubernur Sulu Abdusakur

Tan II juga terlibat dalam proses negosiasi karena mengenal salah satu anggota

Kelompok Abu Sayyaf yang menculik 10 WNI tersebut.79

Selain MNLF, pihak lain yang juga terlibat dalam Tim Kemanusiaan

Surya Paloh. Tim tersebut terdiri dari Yayasan Sukma yang dipimpin oleh Ahmad

Baidowi, Media Group yang dipimpin oleh Rizal Panggabean, serta beberapa

anggota Partai Nasional Demokrat (Nasdem) seperti Ketua Fraksi Partai Nasdem

Victor B. Laiskodat anggota DPR RI Partai Nasdem Mayjen Purnawirawan

Supiadin. Tim tersebut terutama Yayasan Sukma berada dibawah koordinasi

Pemerintah Indonesia dalam segala upaya negosiasi pembebasan 10 sandera WNI

Kelompok Abu Sayyaf. Yayasan tersebut terlibat dalam dialog dengan sejumlah

lembaga maupun tokoh masyarakat yang ada di Filipina, dimana mereka memiliki

koneksi dengan pihak penculik yaitu Kelompok Abu Sayyaf. Kontribusi tim

tersebut juga menjadi salah satu faktor keberhasilan pelepasan sandera tersebut,

dimana Yayasan Sukma juga sebelumnya juga pernah terlibat kerjasama dengan

pemerintahan Moro di Filipina di bidang pendidikan.80

79‘’No Ransom Paid for Release of 10 Indonesians Negotiator Claims’’, The Jakarta Post,

2 Mei 2016, http://www.thejakartapost.com/news/2016/05/02/no-ransom-paid-for-release-of-10-indonesians-negotiator-claims.html(Diakses 4 April 2018).

80 Esthi Maharani, Ada Tim Surya Paloh di Pembebasan Sandera Abu Sayyaf, Republika, 2 Mei 2016, http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/05/02/o6j0au335-ada-tim-surya-paloh-di-pembebasan-sandera-abu-sayyaf (Diakses 22 April 2018).

Page 60: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

47

Terkait keberhasilan pelepasan sandera tersebut, Pemerintah Indonesia

membantah bila mereka memberikan uang tebusan kepada Kelompok Abu Sayyaf

dan menyatakan bahwa usaha pembebasan sandera murni negosiasi.81 Meskipun

begitu, perusahaan pemilik kapal Brahma 12 dan Anand 12 sendiri sudah

menyiapkan tebusan yang diminta kelompok tersebut, yaitu sebesar US$ 1 Juta.82

Selain itu, pemerintah Filipina juga menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman

sebelumnya, jika sandera dilepas oleh Kelompok Abu Sayyaf, berarti uang

tebusan telah dibayarkan kepada kelompok ekstrimis tersebut.83

Pada tanggal 11 Mei 2016, Pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa

bersama dengan Pemerintah Filipina, mereka berhasil melepaskan empat ABK

kapal Henry dan kapal Christi yang diculik dan disandera Kelompok Abu Sayyaf.

Sebelumnya, kapal tersebut dibajak saat berada di lepas pantai Malaysia pada 15

April 2016. Kondisi empat pelaut tersebut baik-baik saja saat dibebaskan

penculiknya dan diantar ke rumah Gubernur Sulu, Abdusakur Tan II. Seperti

upaya pembebasan WNI sebelumnya, pembebasan sandera kembali melibatkan

petinggi MNLF, yaitu Nur Misuari dan Samsula Adju. Sejumlah uang tebusan

dikabarkan telah diberikan kepada Kelompok Abu Sayyaf yaitu sebanyak 50 juta

peso, meskipun hal tersebut dibantah oleh Pemerintah Indonesia. Selain MNLF,

81‘’Pembebasan 10 Sandera WNI di Filipina: Diplomasi Tanpa Bedil’’, Detik, 2 Mei 2016,

https://news.detik.com/berita/3201168/pembebasan-10-sandera-wni-di-filipina-diplomasi-tanpa-bedil?991101mainnews= (Diakses 4 April 2018).

82‘’Company of 10 Indonesian Crew Kidnapped by Abu Sayyaf Agrees to Pay 1,46 Million Ransom’’, Strait Times, 1 Mei 2016

http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/company-of-10-indonesian-crew-kidnapped-by-abu-sayyaf-agrees-to-pay-146-million-ransom (Diakses 4 April 2018).

83’Abu Sayyaf frees 10 Indonesian Hostages’’, Sun Star, 1 Mei 2016, http://www.sunstar.com.ph/zamboanga/local-news/2016/05/02/abu-sayyaf-frees-10-indonesian-hostages-471060(Diakses 8 April 2018).

Page 61: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

48

Gubernur Sulu Abdusakur Tan II juga kembali berjasa dalam negosiasi pelepasan

sandera tersebut. 84

Adapun pihak lain dari Indonesia yang terlibat adalah Mayor Jenderal

Purnawirawan Kivlan Zein. Terlibatnya Kivlan Zein tidak terlepas dari

kedekatannya dengan Nur Misuari sejak dirinya menjadi pasukan perdamaian di

Filipina Selatan tahun 1995. Selain itu, Meskipun melibatkan TNI, tetapi sebagian

besar hanya bertugas menjaga proses negosiasi, sedangkan upaya negosiasi

sandera lebih banyak dilakukan pihak Filipina. 85

Kemudian, terjadi lagi penculikan terhadap pelaut Indonesia, dimana tujuh

ABK TB Charles yang berada di Selat Sulu di culik pada tanggal 21 Juni 2016.

Dua sandera kemudian berhasil kabur dari penyekapan Kelompok Abu Sayyaf

pada 17 Agustus 2016.86 Setelah upaya pembebasan dilakukan Pemerintah

Indonesia dan Filipina, lima sandera lainnya berhasil dibebaskan dalam dua waktu

yang berbeda. Tiga sandera dibebaskan pada 2 Oktober 2016.87 Dibebaskannya

tiga sandera tersebut tidak terlepas dari kerjasama yang dilakukan Pemerintah

Filipina dan MNLF, dimana mereka melakukan operasi militer demi menekan

84‘’4 WNI korban penculikan Abu Sayyaf akhirnya juga dibebaskan’’, The Rappler, 11 Mei

2018, https://www.rappler.com/indonesia/132720-4-wni-dibebaskan-kelompok-abu-sayyaf-filipina (Diakses 8 April 2018).

85 Christie Stefanie, Menhan Sebut Kivlan Zein Berperan Bebaskan Empat WNI, CNN Indonesia, 13 Mei 2016, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160513145254-20-130512/menhan-sebut-kivlan-zein-berperan-bebaskan-empat-wni (Diakses 23 April 2018).

86‘’Lagi, WNI Sandera Abu Sayyaf Berhasil Melarikan Diri‘’, BBC, 18 Agustus 2016, http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/08/160818_indonesia_sandera_kedua_kabur(Diakses 8 April 2018).

87‘’3 Indonesian Hostages Released in Southern Philippines’’, Fox News, 2 Oktober 2016, http://www.foxnews.com/world/2016/10/02/3-indonesian-hostages-released-in-southern-philippines.html(Diakses 8 April 2018).

Page 62: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

49

Kelompok Abu Sayyaf.88 Sementara itu, dua sandera lainnya baru berhasil

dibebaskan dua bulan setelahnya, yaitu pada 12 Desember 2016 juga berkat

operasi militer Pemerintah Filipina serta bantuan dari MNLF.89

Selain berhasil membebaskan sandera seluruh kru TB Charles dalam

waktu waktu enam bulan, Pemerintah Indonesia dan Filipina juga berhasil

membebaskan tiga pelaut asal Indonesia yang diculik di perairan Sabah pada 9

Juli 2016. Tiga pelaut tersebut dibebaskan dalam hari yang sama setelah sandera

asal Norwegia yang bernama Kjartan Sekkingstad dilepaskan, yaitu pada 17

September 2018. Selain pemerintah, proses pelepasan sandera asal Indonesia dan

Norwegia tersebut juga kembali mendapat bantuan dari MNLF.90

Upaya pembebasan tiga sandera WNI dan satu warga negara Norwegia

tersebut dilakukan Pemerintah Filipina dengan cara operasi militer serta proses

negosiasi. Pemerintah Norwegia dikabarkan membebaskan warga negara mereka

melalui uang tebusan, dimana hal tersebut dikonfirmasi oleh Presiden Filipina

Rodrigo Duterte. Sedangkan pemerintah Indonesia kembali menyatakan bahwa

proses pembebasan tiga WNI tidak menggunakan uang tebusan.91

88Philippines: Abu Sayyaf Militants Free 3 More Captives in Sulu, Asian Correspondent, 3

Oktober 2016, , https://asiancorrespondent.com/2016/10/philippines-abu-sayyaf-militants-free-3-captives-sulu/#RDkC0jcHEwIMbmBw.97 (Diakses 23 April 2018).

89Roel Pareno, 2 Freed Indonesian Captives of Abu Sayyaf to Return Home, Philstar, 13 Desember 2016, https://www.philstar.com/nation/2016/12/13/1653094/2-freed-indonesian-captives-abu-sayyaf-return-home (Diakses 23 April 2018).

90‘’Three Indonesians Abducted in Sabah Waters Freed by Militant Abu Sayyaf Group’’, New Strait Times, 18 September 2016,https://www.nst.com.my/news/2016/09/174118/three-indonesians-abducted-sabah-waters-freed-militant-abu-sayyaf-group (Diakses 8 April 2018).

91 Hanna Azarya Samosir, Pengamat: Norwegia Diam-Diam Bayar Tebusan ke Abu Sayyaf, CNN Indonesia, 20 September 2016,

Page 63: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

50

3.2.2. Kerjasama Keamanan Trilateral di Laut Sulu

Banyak terjadinya penculikan di wilayah perairan Laut Sulu khususnya

terhadap WNI di tahun 2016 membuat Indonesia kemudian mendesak negara-

negara yang berbatasan di perairan tersebut untuk melakukan patroli keamanan

bersama, yaitu Filipina dan Malaysia. Sebagai upaya mewujudkan hal tersebut,

pertemuan trilateral diadakan oleh ketiga negara tersebut pada 5 Mei 2016 di

Gedung Agung Yogyakarta, Indonesia. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Menlu

Indonesia Retno Marsudi dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo serta dihadiri oleh

Menlu Anifah dan Jenderal Zulkifli sebagai perwakilan dari Malaysia,serta Menlu

Almendras dan Laksamana Muda Caesar C. Taccad dari Filipina.92

Pada pertemuan tersebut, ketiga negara tersebut menyepakati empat poin

utama sebagai respon terhadap banyaknya kasus penculikan oleh Kelompok Abu

Sayyaf. Poin-poin tersebut diantaranya adalah sebagai berikut93:

1. Melakukan patroli di wilayah perairan masing-masing negara

untuk mengantisipasi kejahatan transnasional.

2. Memberi koordinasi berupa bantuan cepat terhadap warga dan

kapal yang sedang berada dalam bahaya.

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20160920160542-106-159721/pengamat-norwegia-diam-diam-bayar-tebusan-ke-abu-sayyaf (Diakses 23 April 2018).

92‘’Pertemuan Trilateral Tiga Negara Bahas Tantangan Bersama di Perairan’’, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 5 Mei 2016, https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Pertemuan-Trilateral-Tiga-Negara-Bahas-Tantangan-Bersama-di-Perairan.aspx (Diakses 9 April 2018).

93Untuk melihat lebih lanjut rincian isi kesepekatan bersama tiga negara, lihat ‘’Joint Declaration of Foreign Ministers and Chiefs of Defence Forces of Indonesia-Malaysia-Philippines’’, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 5 Mei 2016,https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Joint-Declaration-Foreign-Ministers-and-Chiefs-of-Defence-Forces-of-Indonesia-Malaysia-Philippines.aspx (Diakses 9 April 2018).

Page 64: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

51

3. Meningkatkan kerjasama berupa pertukaran informasi dan intelijen

di antara masing-masing negara sebagai upaya untuk meningkatkan

koordinasi merespon bahaya yang mungkin terjadi terhadap

masing-masing negara.

4. Membentuk hotline untuk mempermudah komunikasi dan

koordinasi ketiga negara ketika terdapat ancaman ataupun ketika

memasuki keadaan darurat.

Dua bulan setelahnya, Menlu Retno kembali mengadakan pertemuan

dengan pihak Filipina untuk membahas pelepasan sandera Kelompok Abu Sayyaf

dan kerjasama keamanan di Laut Sulut. Pada 1 Juli 2016, Menlu Retno bertemu

dengan Menlu Filipina dari kabinet baru yang dilantik sehari sebelumnya, Rivas

Yasay Jr. di Manila. Pada pertemuan tersebut, kedua negara sepakat

memprioritaskan keselamatan sandera dalam upaya pembebasan yang dilakukan

serta menegaskan komitmen pemerintahan Presiden Filipina yang baru terpilih,

Rodrigo Duterte dalam menghadapi Kelompok Abu Sayyaf.94

Selain itu, kedua negara juga sepakat perlu segera diresmikannya

kesepakatan konkret untuk meningkatkan keamanan di perairan Sulu demi

mencegah aksi penculikan lainnya. Hal tersebut sangat diperlukan karena wilayah

perairan Sulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan khususnya antara Indonesia

dan Filipina.Selain itu juga, Indonesia dan Filipina juga sepakat bahwa perlu

ditetapkannya Sea Lane Corridor, yaitu jalur pelayaran yang aman dan terus

94‘’Menlu RI Bahas Pembebasan Sandera dengan Menlu Filipina di Manila’’, Kementerian

Luar Negeri Republik Indonesia, 1 Juli 2016, https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Menlu-RI-Bahas-Pembebasan-Sandera-dengan-Menlu-Filipina-di-Manila.aspx(Diakses 9 April 2018).

Page 65: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

52

dijaga keamanannya sehingga mengurangi ancaman perampokan ataupun

penculikan terhadap kapal yang lewat.95

Pada 3 Agustus 2016, Menlu Retno Marsudi menyatakan bahwa

Indonesia, Filipina dan Malaysia telah menandatangani Framework of Agreement

terkait keamanan di Laut Sulu. Proses penandatanganan FoA tersebut

dilaksanakan pada 14 Juli 2016 dan isinya menambahkan empat poin yang sudah

disepakati pada 15 Mei 2016 menjadi enam poin. Dua poin tambahan tersebut

adalah adanya klausul latihan bersama dari tiga negara serta pemasangan

Automatic Identification System.96

Selain itu, pada 2 Agustus 2016, Menhan Indonesia Ryamizard Ryacudu,

Menhan Filipina Delfin N. Lorenzana, serta Menhan Malaysia Dato’ Seri

Hishammuddin Tun Hussein bertemu di Bali untuk membahas masalah keamanan

maritim di Laut Sulu. Kemudian, Menhan ketiga negara juga menandatangani

kesepakatan yang isinya adalah implementasi standar operasi patroli maritim

danbantuan cepat tanggap, pertukaran informasi dan intelijen, serta inisiasi

95Marcheilla Ariesta Putri Hanggoro, “Ini Jalur Bebas Perompak Pengiriman Batubara

Indonesia-Filipina”,Merdeka, 4 Juli2016, https://www.merdeka.com/dunia/ini-jalur-bebas-perompak-pengiriman-batu-bara-indonesia-filipina.html (Diakes 9 April 2018).

96‘’Amankan Perairan Sulu, Menlu: RI, Malaysia, dan Filipina Sepakati Latihan Bersama’’, Seketariat Kabinet Republik Indonesia, 3 Agustus 2016, http://setkab.go.id/amankan-perairan-sulu-menlu-ri-malaysia-dan-filipina-sepkaati-latihan-bersama/ (Diakses 11 April 2018).

Page 66: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

53

jaringan komunikasi gabungan.97Tiga negara juga sepakat bahwa implementasi

pengamanan Laut Sulu segera harus dilaksanakan.98

Pada tanggal 9 September 2016, Presiden Indonesia Joko Widodo

menerima kunjungan kenegaraan dari Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Bahasan

utama dalam pertemuan kedua Presiden tersebut diantaranya adalah terkait dengan

serangkaian penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf terhadap WNI.99 Kemudian,

Joko Widodo dan Rodrigo Duterte menandatangani Join Declaration on

Cooperation to Ensure Maritime Security in Sulu Sea. Dalam deklarasi tersebut,

Kedua Presiden mendorong segera dijalankannya tiga kesepakatan trilateral yang

sebelumnya disepakati oleh Indonesia, Filipina, Malaysia dalam menjaga

keamanan di Laut Sulu.100

Implementasi kerjasama keamanan trilateral antara Indonesia, Filipina, dan

Malaysia sempat mengalami hambatan. Pada awalnya, pihak Pemerintah Malaysia

sempat belum menyepakati standar operasi karena adanya perbedaan karakter

ancaman di wilayah Perairan Sabah dengan Perairan Sulu. Meskipun begitu,

97‘’Defense Ministers Affirm Trilateral Cooperative Arrangement’’, Department of

National Defense Republic of Philippines, 3 August 2016, http://www.dnd.gov.ph/PDF%202016/Press%20-%20Trilateral%20Meeting%20Statement.pdf (Diakses 11 April 2018).

98‘’Jakarta, KL and Manila to Start Joint Patrols in Sulu Sea’’, Strait Times, 5 Agustus 2016, http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/jakarta-kl-and-manila-to-start-joint-patrols-in-sulu-sea (Diakses 11 April 2018).

99‘’Presiden Jokowi Capai Sejumlah Kesepakatan dengan Presiden Rodrigo Duterte’’, Presidenri.go.id, http://presidenri.go.id/berita-aktual/presiden-jokowi-capai-sejumlah-kesepakatan-dengan-presiden-rodrigo-duterte.html (Diakses 11 April 2018).

100Untuk melihat lebih lanjut rincian deklarasi bersama Indonesia dan Filipina, lihat “Join Declaration by President of the Republic of Indonesia and President of the Republic of Philippines on Cooperation “, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, http://treaty.kemlu.go.id/apisearch/pdf?filename=PHL-2016-0085.pdf (Diakses 11 April 2018).

Page 67: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

54

Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa tertundanya kesepakatan tersebut tidak

mempengaruhi upaya peningkatan keamanan dan pengawasan di wilayah Perairan

Sulu oleh Indonesia dan Filipina.101

Pada akhirnya, patroli keamanan Indonesia, Filipina, dan Malaysia baru

mulai diadakan pada 2017. Patroli keamanan trilateral tersebut diresmikan pada

19 Juni 2017 oleh ketiga negara. Peresmian tersebut dihadiri oleh tiga Menteri

Pertahanan dari masing-masing negara. Keberadaan patroli keamanan tersebut

diharapkan dapat mempersempit terjadinya kejahatan transnasional seperti

penculikan warga sipil dan terorisme khususnya di Perairan Sulu. Setelah ketiga

negara mulai melaksanakan patroli maritim terkoordinasi, mereka juga berharap

kedepannya negara ASEAN lain juga dapat dilibatkan serta dapat menambah

patroli di wilayah udara maupun darat.102

Terlepas dari hambatan yang dihadapi, pada akhirnya kerjasama keamanan

trilateral berhasil disepakati tiga negara tersebut. Selain adanya kerjasama

trilateral tersebut, banyaknya kasus penculikan dan penyanderaan oleh Kelompok

Abu Sayyaf terhadap pelaut WNI telah mendorong Indonesia dan Filipina

berkoordinasi secara rutin demi menyelamatkan warganya. Pada bab selanjutnya,

penelitian ini akan membahas kepentingan Indonesia dan Filipina dalam

kerjasama yang mereka lakukan menghadapi Kelompok Abu Sayyaf tahun 2016.

101 Upaya Indonesia, Malaysia, dan Filipina Hadapi Penculik WNI, Tempo, 13 Desember

2016, https://nasional.tempo.co/read/827631/upaya-indonesia-malaysia-dan-filipina-hadapi-penculik-wni (Diakses 23 April 2018).

102 Perangi ISIS, Tiga Negara Sepakati Bentuk Trilateral Maritime Patrol Indomalphi, Times Indonesia, 19 Juni 2017, https://m.timesindonesia.co.id/read/150559/20170619/200515/perangi-isis-tiga-negara-sepakat-bentuk-trilateral-maritime-patrol-indomalphi/ (Diakses 23 April 2018).

Page 68: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

55

BAB IV

ANALISIS KEPENTINGAN INDONESIA DAN FILIPINA

DALAM KERJASAMA KEAMANAN MENGHADAPI

KELOMPOK ABU SAYYAF TAHUN 2016

Bab ini membahas analisis kepentingan Indonesia dan Filipina dalam

kerjasama keamanan yang mereka lakukan dalam menghadapi Kelompok Abu

Sayyaf, khususnya pada tahun 2016. Setelah pada bab sebelumnya menjelaskan

kerjasama yang melibatkan Indonesia dengan Filipina khususnya dalam

menghadapi Kelompok Abu Sayyaf. Bab ini akan menganalisis kepentingan

kedua negara tersebut yang kemudian mendorong keterlibatan mereka dalam

kerjasama menghadapi kelompok Abu Sayyaf. Analisis dalam penelitian ini akan

menggunakan konsep kerjasama internasional, kepentingan nasional, dan

terorisme untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai kepentingan Indonesia

dan Filipina dalam kerjasama keamanan menghadapi ancaman Kelompok Abu

Sayyaf tahun 2016.

Menurut Neuchterlein, terdapat empat tingkatan isu yang digunakan untuk

menentukan intensitas kepentingan nasional suatu negara. Yaitu survival issues,

vital issues, major issues, dan peripheral issues.103 Kasus ancaman keamanan

yang ditimbulkan oleh Kelompok Abu Sayyaf pada tahun 2016 tergolong pada

103 Donald E. Neuchterlein, ‘’National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysis and Decision Making’’,British Journal of International Studies Vol. 2, No. 3 (Oktober 1976), 249-250.

Page 69: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

56

vital issues. Vital issues sendiri adalah kondisi dimana dampak serius akan timbul

apabila suatu negara tidak bertindak serius terhadap ancaman yang muncul.

Kemudian, vital issues juga melihat peluang meminta bantuan dengan negara lain

untuk menghadapi ancaman tersebut, karena dampak dari ancaman tersebut bukan

hanya persoalan keamanan, tetapi juga perekonomian dan persoalan lainnya.104

Serangkaian kasus penculikan Kelompok Abu Sayyaf di Laut Sulu pada

tahun 2016 tergolong dalam vital issues karena bukan hanya mengancam

keselamatan warga negara saja, tetapi juga menimbulkan persoalan lain dalam

bidang keamanan dan ekonomi, terlebih lagi ancaman penculikan oleh kelompok

ekstrimis seperti Kelompok Abu Sayyaf sifatnya tidak dapat diprediksi dan dapat

terjadi berulangkali. Maka dari itu, kerjasama dilakukan, misalnya upaya

negosiasi pelepasan sandera dengan pihak Kelompok Abu Sayyaf. Kemudian,

upaya untuk mencegah ancaman serupa dilakukan dengan kerjasama keamanan

trilateral di Laut Sulu, khususnya untuk menghentikan operasi Kelompok Abu

Sayyaf di wilayah tersebut.

Menurut K.J Holsti, lahirnya kerjasama internasional tidak terlepas dari

keanekaragaman permasalahan di tingkat nasional, regional, maupun global.

Masalah tersebut mendorong pemerintah melakukan pendekatan dengan negara

lain untuk memecahkan masalah yang ada. Lebih lanjut lagi, kerjasama yang

dilakukan mempertemukan kepentingan suatu negara dengan kepentingan negara

lainnya, dimana hal tersebut melahirkan persetujuan tertentu dalam rangka

104 Neuchterlein, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for

Analysis and Decision Making”,249.

Page 70: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

57

memanfaatkan kesamaan kepentingan yang ada.105 Persamaan kepentingan inilah

yang melatarbelakangi lahirnya kerjasama seperti yang melibatkan Indonesia dan

Filipina dalam kasus penculikan Kelompok Abu Sayyaf. Kepentingan tersebut

bukan hanya terkait keamanan negara dari ancaman saja, tetapi juga ekonomi.

Selain itu, kerjasama yang terbangun dengan baik memiliki peluang untuk

diperluas dalam bentuk kerjasama lainnya seiring dengan perkembangan ancaman

yang semakin kompleks.

4.1. Menjamin Kepentingan Keamanan Berupa Keselamatan Warga

Negara dari Ancaman Kelompok Abu Sayyaf

Menurut Neuchterlein dalam National Interest and Foreign Policy: A

Conceptual Framework for Analysis and Decision Making, Kepentingan nasional

suatu negara terbagi menjadi empat dimensi kebutuhan dasar. Kebutuhan tersebut

diantaranya adalah defense interest, economic interest, world order interest, serta

ideological interest. Empat dasar kepentingan nasional tersebut dapat saling

berkaitan satu sama lain sesuai dengan tujuan suatu negara.106

Jika dikaitkan dengan tingkatan isu oleh Neuchterlein, baik defense

interest, economic interest, world order interest, maupun ideological interest

dapat masuk kedalam vital issues, khususnya jika terdapat waktu yang cukup

untuk menyelesaikan persoalan yang mengganggu kepentingan suatu negara

seperti dengan cara mencari bantuan negara lain, bernegosiasi dengan pihak yang

105K.J Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis , Jilid II, Terjemahan M. Tahrir

Azhari, (Jakarta: Erlangga, 1988), 652-653. 106Neuchterlein, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for

Analysis and Decision Making”, 248

Page 71: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

58

berseteru, ataupun dengan memberi peringatan kepada pihak yang mengancam

negara tersebut.107 Khusus pada kasus penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf,

defense interest untuk menyelamatkan warga yang disandera sekaligus menjaga

agar tidak terjadi ancaman Kelompok Abu Sayyaf kedepannya membuat negara-

negara terkait saling bekerjasama untuk menghadapi kelompok tersebut.

Kasus penculikan WNI oleh Kelompok Abu Sayyaf yang terjadi pada

tahun 2016 membuat defense interest dari Indonesia maupun Filipina sama-sama

terganggu. Defense interest sendiri menurut Neuchterlein merupakan

perlindungan negara dan warga negaranya dari berbagai bentuk ancaman, seperti

ancaman di luar pemerintahan suatu negara.108 Contoh ancaman tersebut

diantaranya adalah kelompok ekstrimis seperti Kelompok Abu Sayyaf. Ketika

Indonesia terancam karena warga negaranya disandera, sementara Filipina sendiri

sudah cukup lama terganggu dengan keberadaan serta tindakan terorisme

kelompok radikal tersebut di negara mereka.

Sebagaimana yang telah diketahui sebelumnya, terjadinya serangkaian

penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf menjadi masalah serius yang dihadapi

berbagai negara, termasuk Indonesia. Setiap sandera yang diculik harus ditebus

dengan sejumlah uang atau nyawa mereka dapat terancam. Untuk menyelamatkan

sandera tersebut, diperlukan upaya yang matang serta langkah strategis oleh pihak

terkait.

107 Neuchterlein, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for

Analysis and Decision Making”, 249 108Neuchterlein, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for

Analysis and Decision Making”,248.

Page 72: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

59

Sebagai kelompok ekstrimis, Kelompok Abu Sayyaf sendiri terkenal tidak

segan-segan membunuh sandera jika tuntutannya tidak dipenuhi. Dalam beberapa

kesempatan, sandera dari berbagai negara yang mereka tangkap kemudian

dibunuh setelah tuntutan tebusan tidak diberikan oleh negara asal sandera

tersebut.Pada April 2004 misalnya,terjadi kasus penculikan tiga sandera WNI

awak kapal East Ocean 2 di Pulau Taganak, Filipina oleh Kelompok Abu Sayyaf .

Dalam kasus tersebut, pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak membayar

uang tebusan yang dituntut oleh Kelompok Abu Sayyaf, yaitu sebesar sepuluh juta

peso. Akibat tuntutan tebusan tersebut tidak dipenuhi, akhirnya tiga sandera orang

asal WNI tersebut tewas ditangan Kelompok Abu Sayyaf.109

Kasus lainnya yang menyebabkan sandera dibunuh akibat tuntutan tebusan

tidak dipenuhi terjadi pada dua WNA asal Kanada, yaitu John Ridsdel dan Robert

Hall pada tahun 2016.110Pada saat itu, waktu dua WNA Kanada tidak jauh

berbeda dengan serangkaian penculikan terhadap WNI oleh kelompok yang sama.

Melihat ketidakseganan kelompok tersebut dalam membunuh sandera, maka

pemerintah Indonesia dan Filipina berkoordinasi satu sama lain demi melakukan

proses penyelamatan sekaligus menjadikan keselamatan sandera sebagai prioritas

utama.

Pertemuan antara Presiden Indonesia Joko Widodo dengan Presiden

Filipina Rodrigo Duterte pada 9 September 2016 di Jakarta menyepakati beberapa

109’Incident Summary’’, Global Terrorism Database, 2004,

http://www.start.umd.edu/gtd/search/IncidentSummary.aspx?gtdid=200404130001 (Diakses 15 Mei 2018).

110‘’Trudeau Wants Justice for Canadians Beheaded by Abu Sayyaf’’, Rappler, 14 November 2017, https://www.rappler.com/nation/188424-trudeau-abu-sayyaf-kidnapping-justice-canadian-hostages (Diakses 15 Mei 2018).

Page 73: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

60

hal, diantaranya adalah mengutamakan keselamatan sandera dalam proses

penyelamatan serta juga menjadikan pembebasan secara diplomatis sebagai opsi

utama.111 Kedua negara juga sepakat untuk melakukan segala tindakan yang

diperlukan demi meningkatkan keamanan di Laut Sulu. Adapun Presiden Duterte

juga menyatakan bahwa TNI AL dari Indonesia diperbolehkan mengejar dan

meledakkan perompak di perairan Laut Sulu hingga masuk ke wilayah Filipina.112

Pada akhir pertemuan tersebut, kesepakatan kedua negara ditandai dengan “Joint

Declaration by President of the Republic of Indonesia and President of the

Republic of the Philippines on Cooperation to Ensure Maritime Security in Sulu

Sea”yang ditandatangani oleh Presiden kedua negara.113

Sebelum kerjasama keamanan maritim di Laut Sulu disepakati oleh

Indonesia dan Filipina, kedua negara juga sebelumnya sudah menandatangani

“ASEAN Convention on Counter Terrorism”. Konvensi yang pada tahun 2007 ini

diantaranya menyepakati upaya menghadapi terorisme, baik dalam mencegah aksi

terorisme, menghentikan pendanaan terorisme, pertukaran intelijen, hingga

peningkatan kerjasama di wilayah perbatasan. Peningkatkan keamanan di Laut

Sulu untuk mengantisipasi ancaman kelompok bersenjata pada tahun 2016

111 “Duterte bertemu Jokowi, Apa Topik Pembicaraannya?”, DW, 9 September 2018,

https://www.dw.com/id/duterte-bertemu-jokowi-apa-topik-pembicaraan/a-19536007 (Diakses 15 Agustus 2018).

112 “Ini Deal Jokowi dan Duterte”, Detik, 9 September 2018, https://news.detik.com/berita/d-3295481/ini-deal-duterte-dan-jokowi (Diakses 15 Agustus 2018).

113 Lihat juga Joint Declaration by President of the Republic of Indonesia and President of the Republic of the Philippines on Cooperation to Ensure Maritime Security in Sulu Sea.

Page 74: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

61

merupakan salah satu bentuk kerjasama yang dikembangkan dari konvensi

tersebut.114

Selain kesepakatan antara kedua negara, Indonesia dan Filipina bersama

dengan Malaysia berhasil menyepakati kerjasama patroli keamanan maritim

khususnya di Laut Sulu pada 2016. Koordinasi negara di wilayah Laut Sulu

sangat penting agar kasus penculikan di wilayah tersebut tidak ada lagi.

Keberadaan kerjasama patroli keamanan juga bertujuan untuk meningkatkan rasa

aman kapal-kapal yang melewati wilayah tersebut.

Menurut Letkol Ikhwan Ahmadi dari Ditjen Strategi Pertahanan

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, keberadaan kerjasama patroli

trilateral maritim yang dilakukan Indonesia, Filipina, dan Malaysia telah

menurunkan, bahkan meniadakan penculikan khususnya terhadap pelaut asal WNI

di Laut Sulu pada akhir tahun 2016. Meskipun begitu, eksekusi kerjasama tersebut

sempat terhambat dengan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dari

kerjasama patroli laut tersebut karena memakan waktu agar militer ketiga negara

terkoordinasi dengan baik.Selain itu menurut Ikhwan Ahmadi, Laut Sulu yang

luas dan pengamanan yang diperketat dengan koordinasi ketiga negara

berpengaruh terhadap sulitnya Kelompok Abu Sayyaf untuk melakukan

penculikan kembali. Ditambah lagi dengan kapal yang digunakan untuk

114 Lihat juga ASEAN Convention on Counter Terrorism, 2007,

http://asean.org/storage/2012/05/ACCT.pdf (Diakses 15 Agustus 2018).

Page 75: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

62

merompak dan menculik oleh Kelompok Abu Sayyaf berukuran kecil, hal tersebut

semakin menyulitkan kelompok tersebut dalam beraksi.115

Kerjasama seperti yang dilakukan Indonesia dan Filipina baik dalam

menyelamatkan sandera maupun keterlibatannya dalam kerjasama keamanan

trilateral tidak terlepas dari interaksi yang mereka lakukan demi menghadapi

ancaman. Menurut Mingst, kerjasama yang dilakukan negara dengan negara

lainnya terjadi karena interaksi yang terus-menerus, dimana hal tersebut

dikarenakan masing-masing negara yang saling membutuhkan satu sama lain.116

Pada kasus penculikan Kelompok Abu Sayyaf, kerjasama keamanan terjadi

karena kesamaan bentuk ancaman yang dihadapi, yaitu Kelompok Abu Sayyaf di

wilayah perairan yang saling berbatasan dengan negara-negara tersebut. Pada

akhirnya, negara-negara tersebut rutin berinteraksi satu sama lain dan melakukan

kerjasama, agar kepentingan mereka yaitu keamanan segala aktivitas di wilayah

Laut Sulu tetap terjaga.

4.2.Mengamankan Kepentingan Ekonomi Kedua Negara

4.2.1. Menjaga Terjalinnya Kerjasama Perdagangan Indonesia dan Filipina

Sebagai negara yang letaknya berdekatan, Filipina merupakan partner

yang memberikan keuntungan signifikan bagi Indonesia dalam bidang

perdagangan. Impor Filipina terhadap Indonesia pada periode Januari sampai

dengan Desember 2015 mencapai 2,9 miliar dolar. Sementara, Ekspor Filipina ke

115Wawancara dengan Letkol Ikhwan Akhmadi, Kasi Misi Perdamaian, Subdit

Multilateral, Ditjen Kerjasama Internasional, Ditjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, pada 22 Mei 2018.

116Karen A. Mingst, Essentials of International Relations, (New York : W.W. Norton & Company, 2003), 65.

Page 76: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

63

Indonesia hanya mencapai 62 juta dolar. Produk utama yang diimpor Filipina dari

Indonesia diantaranya adalah otomotif, batubara, ,kopi, dan produk-produk

lainnya. 117

Diantara produk-produk yang diimpor Filipina dari Indonesia, salah satu

yang jumlah impornya cukup besar adalah impor batubara. Indonesia menjadi

sumber utama impor batubara oleh Filipina. Kebutuhan Filipina yang tinggi akan

batubara mendorong besarnya impor akan komoditas tersebut. Setiap tahunnya,

Filipina mengimpor 15 juta ton batubarapertahun, dimana jumlah tersebut

merupakan 80 persen dari batubara yang mereka butuhkan. Kemudian, 95 persen

dari impor batubara mereka berasal dari Indonesia. Hal tersebut membuat Filipina

cukup bergantung pada Indonesia demi memenuhi kebutuhan energi mereka,

dimana batubara tersebut digunakan untuk pembangkit listrik yang ada di

Filipina.118 Selain karena Indonesia memang menjadi salah satu negara eksportir

batubara terbesar di dunia, letak geografis yang berdekatan juga menjadi faktor

yang mendorong besarnya impor batubara Filipina dari Indonesia.119

Jika dilihat dari hal tersebut, tentunya kepentingan nasional Filipina dan

Indonesia sama-sama terganggu dengan keberadaan Kelompok Abu Sayyaf

khususnya serangkaian penculikan yang dilakukan kelompok tersebut. Bahkan

117‘’Filipina Sumbang Surplus Ekonomi Indonesia Terbesar’’,Tempo, 2 Juni 2016,

https://bisnis.tempo.co/read/776155/filipina-sumbang-surplus-ekspor-indonesia-terbesar(Diakses 15 Mei 2018).

118Sara Jane Ahmed dan Jose Logarta Jr. , ‘’Carving out Coal in the Philippines: Stranded Coal Plant Assets and the Energy Transition’’, Institute for Energy Economics and Financial Analysis, (Oktober 2017):13, http://ieefa.org/wp-content/uploads/2017/10/Carving-out-Coal-in-the-Philippines_IEEFAICSC_ONLINE_12Oct2017.pdf (Diakses 2 April 2018).

119True Cost of the Coal in the Philippines, Greenpeace Southeast Asia Vol.1, 4 Mei 2012, http://www.greenpeace.org/seasia/ph/PageFiles/612171/PH-True-Cost-of-Coal-v1.pdf (Diakses 2 April 2018).

Page 77: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

64

Indonesia sendiri sempat menghentikan pengiriman ekspor batubara ke Filipina

pada April 2016 setelah terjadinya penculikan terhadap WNI oleh Kelompok Abu

Sayyaf.120 Hal tersebut tentunya merupakan suatu kerugian bagi Indonesia

maupun Filipina dalam segi perekonomian.

Melihat Indonesia dan Filipina yang saling membutuhkan satu sama

terutama dalam bidang perdagangan,sangat penting untuk mengadakan kerjasama

keamanan di Laut Sulu. Hal tersebut dilakukan demi mengantisipasi Kelompok

Abu Sayyaf yang mengancam kepentingan ekonomi kedua negara. Hal tersebut

sejalan dengan salah satu dari empat kepentingan nasional dasar sebuah negara

menurut Neuchterlein, yaitu economic interest. Economic interest sendiri adalah

kepentingan suatu negara khususnya dalam bidang ekonomi, khususnya melalui

cara melakukan interaksi ataupun kerjasama dengan negara lain.121

Economic interest dari Indonesia terhadap Filipina adalah bagaimana

komoditas mereka dapat diekspor ke Filipina, terutama Batubara karena

memberikan pemasukan yang besar. Bagi Filipina, batubara yang digunakan

sebagai energi sangat esensial bagi pembangkit listrik di negara tersebut. Maka

dari itu, sangat penting untuk memastikan keamanan pelayaran di antara kedua

negara tersebut agar kepentingan ekonomi mereka tetap terjaga.

120‘’Indonesia Demands Security for Ships in Philippines, Coal Exports Affected’’,GMA

Network, 24 Juni 2016,http://www.gmanetwork.com/news/news/nation/571177/indonesia-demands-security-for-ships-in-philippines-coal-exports-affected/story/(Diakses 30 April 2018).

121Neuchterlein, National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for Analysis and Decision Making,248.

Page 78: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

65

4.2.2. Memaksimalkan Kerjasama BIMP-EAGA

Selain mempunyai hubungan dalam bidang perdagangan, Indonesia dan

Filipina juga sama-sama tergabung dalam inisiatif kerjasama ekonomi subregional

di ASEAN, yaitu The Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East

ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA). BIMP EAGA sendiri sudah dibentuk dari

tahun 1994. Kerjasama ini dibentuk oleh empat negara tersebut dengan tujuan

untuk meningkatkan pembangunan di wilayah-wilayah subnasional yang jauh dari

ibukota, khususnya agar mengurangi kesenjangan ekonomi di wilayah

subnasional tersebut dengan wilayah yang lebih maju.122

Wilayah yang menjadi bagian dari kerjasama BIMP-EAGA meliputi

seluruh wilayah Kesultanan Brunei Darussalam. Wilayah Indonesia yang menjadi

bagian dari kerjasama ini mulai dari Kalimantan, Papua, Barat, Sulawesi, serta

Maluku. Sementara itu, wilayah lain dari kerjasama ini juga meliputi daerah

Mindanao dan Palawan di Filipina, serta wilayah Sabah,Sarawak, dan Wilayah

Federal Labuan yang berada di Malaysia.123

122‘’Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-

EAGA)’’, Asian Development Bank, https://www.adb.org/countries/subregional-programs/bimp-eaga (Diakses 4 April 2018).

123“Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA)’’, Asian Development Bank,https://www.adb.org/countries/subregional-programs/bimp-eaga (Diakses 4 April 2018).

Page 79: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

66

Gambar 4.1.: Peta Wilayah BIMP-EAGA124

BIMP-EAGA berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

khususnya dalam bidang perdagangan, pariwisata, serta investasi, dengan cara

memfasilitasi alur pergerakan masyarakat, barang, dan jasa. Kemudian, negara-

negara yang terlibat juga menggunakan secara efektif infrastruktur dan sumber

daya yang ada. Selain itu, cara lain yang dilakukan negara-negara BIMP-EAGA

adalah memanfaatkan kesempatan lain yang dimiliki untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Selain itu, untuk mencapai pembangunan yang diinginkan,

BIMP-EAGA juga berpacu pada enam pilar strategis agar dapat mewujudkan

target mereka,yaitu125:

1. Connectivity, terdiri dari peningkatan mobilitas barang dan jasa, baik

melalui udara, laut, dan darat. Selain itu, pilar ini juga mencangkup

peningkatan infrastruktur dalam bidang energi, peningkatan fasilitas

124“Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-

EAGA)’’, Ministry of Foreign Affairs and Trade of Brunei Darussalam, http://www.mofat.gov.bn/Pages/Brunei-Darussalam---Indonesia---Malaysia---The-----Philippines-East-ASEAN-Growth-Area---(BIMP-EAGA).aspx (Diakses 4 April 2018).

125‘’BIMP-EAGA Vision 2025’’, ASEAN Development Bank: 10, https://www.adb.org/sites/default/files/related/72256/bimp-eaga-vision-2025.pdf (Diakses 4 April 2018).

Page 80: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

67

bidang perdagangan dan investasi, serta peningkatan dalam bidang

teknologi komunikasi dan informasi.

2. Food Basket, yaitu peningkatan produksi komoditas unggulan dalam

bidang agribisnis.

3. Tourism, yaitu peningkatan konektivitas menuju tempat pariwisata serta

peningkatan pembangunan di situs-situs wisata.

4. Environment, yaitu mengembangkan ekowisata yang berkelanjutan

khususnya pada ekosistem di tempat wisata, serta meningkatkan kualitas

berbagai sektor seperti di bidang peternakan dan perikanan agar ramah

lingkungan.

5. Socio-cultural and Education, yaitu meningkatkan apresiasi akan warisan

kebudayaan serta meningkatkan kerjasama dengan institusi pendidikan.

Perwujudan BIMP-EAGA oleh negara anggotanya seperti Indonesia dan

Filipina dapat meningkatkan perekonomian secara signifikan jika pembangunan

dilakukan maksimal. Pada statistik yang dikeluarkan oleh BIMP-EAGA, wilayah

EAGA berkontribusi sebanyak 17,3 persen dari keseluruhan GDP negara-negara

anggota BIMP-EAGA pada tahun 2014. Sementara itu, wilayah EAGA

berkontribusi sebanyak 11 persen dari keseluruhan GDP di ASEAN pada tahun

2014. Selain itu, dari seluruh GDP wilayah EAGA, wilayah EAGA di Indonesia

berkontribusi terbanyak diantara negara lainnya yaitu sebanyak 62,4 persen. Posisi

kedua dan ketiga ditempati oleh wilayah EAGA di Malaysia dan Filipina pada

angka 18,9 persen dan 14,2 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa

Page 81: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

68

Indonesia dan Filipina menjadi dua dari tiga negara BIMP-EAGA dengan

kontribusi GDP terbesar di tahun 2014.126

Kemudian, sebagai upaya mewujudkan peningkatan pembangunan

ekonomi anggotanya, strategi BIMP-EAGA adalah membagi wilayah EAGA

menjadi dua rute koridor prioritas ekonomi. Koridor pertama adalah Koridor

Ekonomi Borneo Utara yang berfokus pada wilayah EAGA dari Indonesia,

Malaysia, Brunei Darussalam. Kemudian, koridor kedua adalah Koridor Laut

Sulu-Sulawesi yang meliputi wilayah EAGA dari Indonesia, Malaysia, dan

Filipina. Rute koridor laut tersebut diharapkan dapat berjalan optimal pada tahun

2025, sebagai perwujudan BIMP-EAGA Vision 2025.127

Serangkaian kasus penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf pada tahun

2016 bukan hanya telah mengganggu rute perdagangan Indonesia dengan Filipina

saja128, tetapi juga rute perdagangan wilayah EAGA Filipina, yaitu Mindanao

dengan wilayah Malaysia khususnya dari perairan Sabah. Sebagian besar kasus

penculikan terjadi di berbagai perairan sekitar Laut Sulu yang merupakan salah

satu rute koridor laut negara BIMP-EAGA. Pemerintah Malaysia bahkan

menghentikan perdagangan ke wilayah Filipina khususnya ke berbagai kepulauan

di wilayah ARMM (Autonomous Region in Muslim Mindanao, dimana kepulauan

tersebut merupakan wilayah EAGA dari Filipina) pada tahun 2016 akibat

126’BIMP-EAGA Vision 2025’’, ASEAN Development Bank, 86-87,

https://www.adb.org/sites/default/files/related/72256/bimp-eaga-vision-2025.pdf (Diakses 4 April 2018).

127’BIMP-EAGA Vision 2025’’, ASEAN Development Bank, 13,https://www.adb.org/sites/default/files/related/72256/bimp-eaga-vision-2025.pdf (Diakses 4 April 2018).

128 Philippines Unrest: Who Are The Abu Sayyaf Group?’’, BBC, 16 Oktober 2017, https://www.bbc.com/news/world-asia-41638747 (Diakses 29 Juni 2018).

Page 82: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

69

banyaknya kasus penculikan tersebut. Setelah keamanan di wilayah Laut Sulu

ditingkatkan, barulah pada 1 Februari 2017 jalur perdagangan Mindanao dengan

Sabah dibuka kembali.129

Pada tahun 2017, perwakilan ARMM dari Filipina ikut menghadiri BIMP-

EAGA Strategic Planning Meeting di Jakarta. Acara tersebut sendiri diadakan

mulai dari 30 Januari sampai dengan 3 Februari 2017. Di depan perwakilan negara

BIMP-EAGA, perwakilan dari ARMM bukan hanya menyerukan kembali

dibukanya rute Sabah menuju Mindanao saja, tetapi juga berkomitmen

mempromosikan rute perdagangan dengan wilayah EAGA dari Indonesia dan

Brunei Darussalam. Perwakilan ARMM tersebut juga berharap peningkatan

aktivitas ekonomi di wilayah EAGA seperti Mindanao sebagai tempat

perdagangan antarnegara akan membantu menyelesaikan permasalahan

kemiskinan di wilayah tersebut, dimana hal tersebut yang menjadi salah satu

faktor yang mendorong banyaknya aktivitas kriminal dan konflik di wilayah

Selatan Filipina.130

Beberapa bulan setelahnya, Indonesia dan Filipina meresmikan

konektivitas jalur laut yang menghubungkan wilayah di Sulawesi Utara, yaitu

Bitung Timur menuju Davao/General Santos, Filipina.Deklarasi bersama antara

129 ‘’ARMM, Malaysia Reopen Sabah Cross-Border trade with BIMP-EAGA’’, Manila

Buletin, 1 Februari 2017, https://news.mb.com.ph/2017/02/01/armm-malaysia-reopen-sabah-cross-border-trade-with-bimp-eaga/ (Diakses 29 Juni 2018).

130 ‘’ARMM Delegation in Jakarta Meet to Push for Open BIMP-EAGA Trade’’, Business World Online, 1 Februari 2017, http://www.bworldonline.com/content.php?section=Economy&title=armm-delegation-in-jakarta-meet-to-push-for-open-bimp-eaga-trade-&id=139954 (Diakses 29 Juni 2018).

Page 83: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

70

kedua negara diresmikan pada 28 April 2017.131Konektivitas jalur laut terus

diresmikan demi mensukseskan kerjasama BIMP-EAGA, dimana diresmikannya

rute konektivitas jalur laut dengan menggunakan kapal Ro-Ro(Roll On-Roll Off)

tersebut diharapkan mempersingkat waktu perdagangan barang diantara kedua

negara. Peresmian jalur laut tersebut dihadiri oleh Presiden dari kedua negara,

yaitu Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte

pada 30 April 2017 di General Santos, Filipina.132

Prospek BIMP-EAGA untuk meningkatkan perekonomian khususnya di

wilayah-wilayah terpencil tentunya menarik bagi negara seperti Indonesia dan

Filipina. Jika dimaksimalkan, koneksi antara wilayah utara Indonesia dengan

wilayah selatan Filipina bukan hanya dalam bidang perdagangan saja, namun

dapat dikembangkan dalam bidang lainnya, seperti wisata, peningkatan kualitas

pendidikan, dan berbagai bidang lainnya yang menjadi target BIMP-EAGA.

Selain itu, kedepannya konektivitas antara wilayah EAGA Indonesia dan Filipina

bukan hanya antara wilayah General Santos dan Bitung saja, tetapi juga dengan

wilayah lain. Wilayah tersebut misalnya seperti Zamboanga dan wilayah

kepulauan seperti Basilan, Sulu, serta Tawi-Tawi yang berada di Filipina, serta

wilayah Kalimantan, Maluku, atau Papua dari Indonesia.133

131‘’Sah, Kapal Ro-Ro Davao-Bitung Mulai Beroperasi 30 April", Kompas, 28 April 2017,

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/04/28/215206626/sah.kapal.ro-ro.davao-bitung.mulai.beroperasi.30.april (Diakses 25 Mei 2018).

132‘’Dilepas Jokowi dan Duterte, Kapal Ro-Ro Filipina Tiba di Bitung’’, Detik Finance, 2 Mei 2017, https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3489485/dilepas-jokowi-dan-duterte-kapal-ro-ro-filipina-tiba-di-bitung (Diakses 25 Mei 2018).

133Lihat juga daftar proyek berdasarkan sektor dan prioritas strategis BIMP EAGA Vision 2025 dalam “BIMP-EAGA Vision 2025’’, ASEAN Development Bank, 64,

Page 84: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

71

Menurut Jimmy K. Musa dari Mindanao Development Agency, terdapat

beberapa faktor yang membuat Indonesia menjadi partner penting bagi Filipina

dalam kerjasama BIMP-EAGA . Selain karena faktor geografis yang saling

berbatasan dan menjanjikan dalam segi perekonomian, wilayah EAGA dari

Filipina yang terletak di selatan Filipina, yaitu Autonomous Region in Muslim

Mindanaomemiliki kesamaan kultur dengan Indonesia, yaitu sama-sama memiliki

masyarakat yang mayoritas beragama Islam. Wilayah tersebut diantaranya

meliputi Basilan, Sulu, dan Tawi-Tawi. Selain itu, secara historis Indonesia

memiliki koneksi dengan penduduk Mindanao, salah satu diantaranya adalah

keberadaan komunitas asal Indonesia yang sudah menetap lama di Provinsi

Saranggani, Mindanao Selatan. Komunitas tersebut telah berbaur dengan

penduduk asli Mindanao dalam aspek kehidupan sehari-hari dan budaya di daerah

tersebut. 134

Melihat faktor-faktor tersebut, sangat mungkin jika Indonesia dan Filipina

kedepannya memaksimalkan BIMP-EAGA sebagai platform kerjasama yang lebih

baik untuk meningkatkan perekonomian khususnya di wilayah perbatasan. Salah

satu upaya memaksimalkan kerjasama tersebut adalah dengan menghubungkan

kota wilayah BIMP-EAGA, khususnya melalui jalur laut dan udara.Untuk

menciptakan rute yang menghubungkan wilayah perbatasan seluruh negara

anggota BIMP-EAGA,tentunya memerlukan sistem keamanan di wilayah perairan

https://www.adb.org/sites/default/files/related/72256/bimp-eaga-vision-2025.pdf (Diakses 4 April 2018).

134Wawancara dengan Jimmy K.Musa, International Relations Division, Philippine Coordinating Office for BIMP-EAGA(EAGA Sector of Socio-Cultural, Education, and Tourism), Mindanao Development Authority, pada 29 Mei 2018.

Page 85: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

72

yang baik agar segala aktivitas perekonomian yang melibatkan negara terkait

dapat aman dari ancaman yang mungkin dihadapi, misalnya perompakan dan

penculikan.

Keberadaan kerjasama keamanan keamanan trilateral antara Indonesia,

Filipina, serta Malaysia sejak tahun 2016 memberikan keuntungan berupa jaminan

keamanan dari ancaman yang mungkin terjadi, seperti perompakan atau

penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf. Dengan keamanan yang lebih

terkoordinasi, segala kegiatan dalam berbagai bidang, misalnya kerjasama

ekonomi antarnegara dapat berjalan dengan baik. Selain itu, keamanan yang lebih

baik dapat membuka kerjasama-kerjasama lainnya untuk lebih optimal, misalnya

dalam platform BIMP-EAGA, atau bentuk kerjasama lainnya yang berpotensi

dibuat.

Melihat potensi Laut Sulu menjadi rute perdagangan yang termasuk

diantaranya menghubungkan wilayah BIMP-EAGA, pengamanan diperairan

tersebut termasuk dalam world order interest menurut Neuchterlein. World order

interest yang dimaksud berarti menjaga sistem perekonomian yang membuat

negara merasa aman dalam melakukan aktivitas diluar batas negara mereka.135

Kerjasama keamanan di wilayah Laut Sulu akan mengoptimalkan pemenuhan

kepentingan ekonomi negara-negara yang berbatasan dengan perairan tersebut,

khususnya negara-negara BIMP-EAGA yang termasuk diantaranya adalah

Indonesia dan Filipina.

135Neuchterlein, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for

Analysis and Decision Making”, 248.

Page 86: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

73

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Serangkaian kasus penyanderaan di sekitar kawasan Laut Sulu pada tahun

2016 telah mendorong berbagai pihak untuk bekerjasama dalam menyelamatkan

sandera. Salah satu diantaranya adalah Pemerintah Indonesia yang bekerjasama

dengan Pemerintah Filipina beserta pihak-pihak lainnya demi memastikan

keamanan WNI yang disandera. Perlunya koordinasi dan kerjasama dalam proses

pelepasan sandera sangat penting agar tidak adanya korban jiwa karena sebagai

kelompok ekstrimis, Kelompok Abu Sayyaf tidak segan-segan membunuh sandera

jika tuntutannya diabaikan.

Selain itu, banyaknya penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf di sekitar

Laut Sulu juga menimbulkan kekhawatiran dari berbagai negara mengingat Laut

Sulu merupakan salah satu jalur laut yang digunakan untuk pelayaran. Indonesia

kemudian menjadi salah satu negara yang menyerukan perlu adanya kerjasama

keamanan di Laut Sulu. Seiring dengan pertemuan petinggi negara yang berbatasan

di Laut Sulu, akhirnya kerjasama keamanan dibentuk. Lahirnya kerjasama

keamanan trilateral yang dibentuk oleh Indonesia, Filipina, dan Malaysia kemudian

diharapkan mampu meningkatkan keamanan di Laut Sulu sehingga resiko

pembajakan dan penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf dapat diminimalisir.

Page 87: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

74

Selain merupakan langkah pencegahan agar tidak adanya penculikan,

peningkatan keamanan dengan adanya kerjasama keamanan di Laut Sulu tidak

terlepas dari kepentingan ekonomi. Indonesia dan Filipina merupakan negara yang

kepentingan ekonominya terganggu akibat penculikan Kelompok Abu Sayyaf.

Penculikan yang terjadi pada tahun 2016 sempat mengganggu jalur perdagangan

laut antara Indonesia dengan Filipina. Pemerintah Indonesia yang kemudian

memutuskan melarang pelayaran ke Filipina juga menghambat pengiriman batubara

dari Indonesia ke Filipina. Padahal, Indonesia merupakan sumber impor batubara

terbesar bagi Filipina. Kebutuhan energi Filipina serta pemasukan Indonesia yang

terganggu tersebut yang kemudian mendorong dilaksanakannya kerjasama

keamanan agar memastikan kepentingan ekonomi kedua negara terjaga.

Selain itu, keberadaan kerjasama keamanan di Laut Sulu sendiri

memberikan keuntungan tersendiri bagi kepentingan Indonesia dan Filipina,

khususnya dalam kerjasama BIMP-EAGA. Sebagai upaya untuk meningkatkan

konektivitas antara negara-negara anggota BIMP-EAGA khususnya dalam bidang

perdagangan, sangat penting untuk mengamankan rute-rute perdagangan, baik rute

darat, laut, dan udara. Laut Sulu yang berbatasan dengan negara-negara BIMP-

EAGA merupakan salah satu rute penting yang jika dioptimalkan, maka akan

meningkatkan perekonomian wilayah-wilayah pembangunan dari negara-negara

anggota BIMP-EAGA.

Bagi Filipina, rute Laut Sulu sangat penting untuk jalur perdagangan

karena menghubungkan wilayah Mindanao yang sedang berkembang dengan

berbagai wilayah negara anggota EAGA seperti Brunei Darussalam, Malaysia,

Page 88: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

75

hingga Indonesia. Keamanan yang terjamin tentunya akan meningkatkan

perekonomian di Filipina Selatan. Hal tersebut tentunya dapat menekan masalah

kemiskinan dan mengurangi kejahatan seperti perkembangan kelompok ekstrimis

akibat kurang sejahteranya masyarakat di wilayah tersebut.

Sedangkan bagi Indonesia, Laut Sulu yang lebih aman dari ancaman

Kelompok Abu Sayyaf setelah keberadaan kerjasama keamanan membuat potensi

baru untuk meningkatkan pembangunan di wilayah utara dari Indonesia.

Kedepannya, bukan hanya rute Sulawesi menuju Davao City saja yang menjadi

jalur perdagangan, tetapi juga dengan wilayah Filipina lainnya yang sedang

berkembang, misalnya Sulu, Basilan, dan wilayah Mindanao lainnya. Selain itu,

bukan tidak mungkin koneksi rute laut antara wilayah Indonesia yang lain seperti

Papua dan Kalimantan dengan Mindanao akan terbuka, mengingat kedua negara

sama-sama ingin meningkatkan pembangunan ekonomi di wilayahnya masing-

masing.

5.2. Saran

Indonesia dan Filipina merupakan negara yang sama-sama menghadapi

ancaman serupa, yaitu kelompok ekstrimis. Keinginan yang kuat melawan kelompok

ekstrimis dari kedua negara ditunjukkan dengan keberhasilan pelepasan sandera

Kelompok Abu Sayyaf dan kerjasama keamanan trilateral dengan Malaysia di Laut

Sulu. Kedepannya, bukan tidak mungkin kedua negara terlibat dalam kerjasama

kontra-teroris yang lebih erat, seperti menghadapi ancaman ISIS.

Page 89: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Banlaoi, Rommel C., Al-Harakatul Al-Islamiyyah: Essays on the Abu Sayyaf

Group, 3rd Edition, Quezon City: Philippine Institute for Peace, Violence

and Terrorism Research, 2012.

Baskara, Nando, Gerilyawan-Gerilyawan Militan Islam:Dari Al-Qaeda,

Hizbullah, hingga Hamas, Penerbit Narasi: Yogyakarta, 2009.

Creswell, John W., Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010.

Cragin, Kim dan Peter Chalk, Terrorism and Development: Using Social and

Economic Development to Inhibit a Resurgence of Terrorism, Rand

Coorporation:Santa Monica, 2003,

http://www.jstor.org/stable/10.7249/mr1630rc.10 (Diakses 14 Maret 2018).

Dougherty, James E. dan Robert L. Pfaltzgraff, Contending Theories. New York:

Harper and Row Publisher, 1997.

Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,

Bogor :Ghalia Indonesia, 2002.

Holsti, K.J. International Politics : A Framework For Analisis, Seventh Edition,

New Jersey: Prentice Hall, 1995.

Holsti, K.J. Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis , Jilid II, Terjemahan

M. Tahrir Azhari, Jakarta: Erlangga, 1988.

Mingst, Karen A. , Essentials of International Relations, (New York : W.W.

Norton & Company, 2003).

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: ALFABETA, 2005.

Wise, William M. Indonesia’s War on Terror, United States-Indonesia

Society(2005), http://usindo.org/wp-

content/uploads/2010/08/WarOnTerror.pdf (Diakses 22 April 2018).

Page 90: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xiv

Jurnal

Abubakar, Carmen A. ‘’MNLF Hijrah: 1974-1996’’, Asian and Pacific Migration

Journal,Vol. 8, No. 1-2, (1999):219,

http://www.smc.org.ph/administrator/uploads/apmj_pdf/APMJ1999N1-

2ART10.pdf (Diakses 2 April 2018).

Arnold, Jr., Edwin, “The Use of Military Power in Pursuit of National Interests”,

Parameters, Spring 1994,

http://ssi.armywarcollege.edu/pubs/parameters/articles/1994/arnold.htm

(Diakses 23 Maret 2018).

Abuza, Zachary “Balik-Terrorism: The Return of the Abu Sayyaf”,Strategic

Studies Institute, (September 2005).

Ahmed, Sara Jane dan Jose Logarta Jr. , ‘’Carving out Coal in the Philippines:

Stranded Coal Plant Assets and the Energy Transition’’, Institute for Energy

Economics and Financial Analysis, (Oktober 2017), http://ieefa.org/wp-

content/uploads/2017/10/Carving-out-Coal-in-the-

Philippines_IEEFAICSC_ONLINE_12Oct2017.pdf (Diakses 2 April 2018).

Febrica, Senia, “Securing the Sulu-Sulawesi Seas From Maritime Terrorism: a

Troublesome Cooperation’’, Perspectives on Terrorism Vol.9, Issue 3(Juni

2014),

http://www.terrorismanalysts.com/pt/index.php/pot/article/viewFile/347/690

(Diakses 22 April 2018).

Fellman, Zack, “Abu Sayyaf Group”, Aqam Futures Project Case Studies Series

Number 5, (November 2011).

Fellman, Zack, “Abu Sayyaf Group”, Center for Strategic and International

Studies,(November 2015).

Gibbs, Jack P. “Conceptualization of Terrorism”, American Sociological Review

Vol. 54, No. 3 (Juni 1989)

Gowing, Peter, “Muslim-American Relations In The Philippines, 1899-1920,”

Asian Studies Vol. 6, No. 3,(1968).

Larasati, Adisty, “Kerjasama Keamanan Indonesia-Filipina dalam Mengatasi

Masalah Terorisme Tahun 2005-2011”,Jom FISIP Volume 2 No.1 Februari

2015. Universitas Riau.

Hammerberg, P. Kathleen dan Pamela G. Faber, Abu Sayyaf Group (ASG): An Al-

Qaeda Associate Case Study,Central of Naval Analysis,(Oktober 2017):6,

http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/1041745.pdf(Diakses 14 Maret 2018).

Page 91: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xv

Hui, Peng,“The “Moro Problem” in the Philippines: Three

Perspectives’’,Southeast Asia Research Centre Working Paper Series, No.

132(2012).

Imperial, Neal, Securitisation and the Challenge of ASEAN Counter-terrorism

Cooperation, The University of Hong Kong, 2005,

http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.461.1956&rep=re

p1&type=pdf (Diakses 22 April 2018).

Marleku, Alfred, ”National Interest and Foreign Policy:The Case of Kosovo”,

Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol.4, No.3(2013).

Neuchterlein, Donald E., ‘’National Interest and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysis and Decision Making’’,British Journal of

International Studies Vol. 2, No. 3 (Oktober 1976).

Quimpo, Nathan Gilbert, “Options in the Pursuit of Just, Comprehensive, and

Stable Peace in the Southern Philippines”,Asian Survey. Vol. 41, No.2.

(Mar-Apr 2001).

Roskin, M. National Interest: Form Abstraction to Strategy. USA; Strategic

Studies Institute,1994, 5,

https://www.globalsecurity.org/military/library/report/1994/ssi_roskin.pdf

(diakses 12 Maret 2018).

Sembiring, Margareth, ‘’The Mindanao Peace Process: Can Indonesia Advance

it’’, RSIS Commentaries No.20/2013, 28 Oktober 2013,

https://www.files.ethz.ch/isn/172340/RSIS2002013.pdf (Diakses 2 April

2018).

Subhan, Muhammad, ‘’Pergeseran Orientasi Gerakan Terorisme Islam di

Indonesia (Studi Terorisme Tahun 2010-2015)’’, Journal of International

Relations, Volume 2, Nomor 4(2016):59-60,

https://media.neliti.com/media/publications/90261-ID-none.pdf (Diakses 22

April 2018).

“True Cost of the Coal in the Philippines”, Greenpeace Southeast Asia Vol.1, 4

Mei 2012, http://www.greenpeace.org/seasia/ph/PageFiles/612171/PH-

True-Cost-of-Coal-v1.pdf (Diakses 2 April 2018).

Tan, Andrew, “Armed Muslim Separatist Rebellion in Southeast Asia:Persistence,

Prospects, and Implications”, Studies in Conflict & Terrorism Taylor &

Francis(2000).

Turner, Mark, . “Terrorism and Secession in the Southern Philippines: The Rise of

the Abu Sayaff”,Contemporary Southeast Asia, Vol.17, No. 1(Juni 1995).

Page 92: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xvi

Wibisono, Adhe Nuansa, “Kelompok Abu Sayyaf dan Radikalisme di Filipina

Selatan: Analisis Organisasi Terorisme Asia Tenggara”, Ilmu Ushuludin,

Vol.3, No.1, (Januari 2016), http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ilmu-

ushuluddin/article/view/4856/3304( Diakses 14 Maret 2018).

Wiharyanto, A.Khardiyat, ‘’Perkembangan Masalah Moro 1975-1994’’, Seri

Pengetahuan dan Pengajaran Sejarah Vol. 28, No.1, (April 2014),

https://repository.usd.ac.id/3767/1/1152_HV+Pak+AK+April+14.pdf

(Diakses 2 April 2018).

Laporan

“Abu Sayyaf Group’’, United Nations,

https://www.un.org/sc/suborg/en/sanctions/1267/aq_sanctions_list/summari

es/entity/abu-sayyaf-group (Diakses 3 April 2018).

“Abu Sayyaf Group”,Militant Mapping Project, Stanford University,

http://web.stanford.edu/group/mappingmilitants/cgi-

bin/groups/view/152#note66(diakses 14 Maret 2018).

“Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area

(BIMP-EAGA)’’, Asian Development Bank,

https://www.adb.org/countries/subregional-programs/bimp-eaga (Diakses 4

April 2018).

“BIMP-EAGA Vision 2025’’, ASEAN Development Bank ,

https://www.adb.org/sites/default/files/related/72256/bimp-eaga-vision-

2025.pdf (Diakses 4 April 2018).

“EU Monitoring Mission in Aceh(Indonesia)’’, EU Council Secretariat, 15

Desember 2006, http://www.eeas.europa.eu/archives/docs/csdp/missions-

and-operations/aceh-amm/pdf/15122006_factsheet_aceh-amm_en.pdf

(Diakses 3 April 2018).

Feith, Pieter, “The Aceh Peace Process: Nothing Less than Success’’, United State

Institute of Peace Special Report 184, (Maret 2007):1-2,

https://www.files.ethz.ch/isn/39902/2007_march_sr184.pdf (Diakses 3 April

2018).

“Incident Summary’’, Global Terrorism Database, 2004,

http://www.start.umd.edu/gtd/search/IncidentSummary.aspx?gtdid=200404

130001 (Diakses 15 Mei 2018).

Institute for Policy Analysis of Conflict, “Pro-ISIS Groups in Mindanao and Their

Links to Indonesia and Malaysia”, IPAC Report No.23, 25 Oktober 2016,

http://file.understandingconflict.org/file/2016/10/IPAC_Report_33.pdf

(diakses 20 Maret 2018).

Page 93: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xvii

Situs dan Dokumen Resmi Pemerintah

ASEAN, ASEAN Convention of Counter Terrorism, Mei 2012,

http://asean.org/storage/2012/05/ACCT.pdf (Diakses 15 Agustus 2018).

Department of National Defense Republic of Philippines, Defense Ministers

Affirm Trilateral Cooperative Arrangement, 3 August 2016,

http://www.dnd.gov.ph/PDF%202016/Press%20-

%20Trilateral%20Meeting%20Statement.pdf (Diakses 11 April 2018).

Flores, Jamil Maidan, The Art of Mediation: Indonesia’s Role in the Quest for

Peace in Southern Philippines, Jakarta: Direktorat Informasi dan Media

Kementerian Luar Negeri Indonesia, Desember 2016,

https://www.kemlu.go.id/Buku/The%20Art%20of%20Mediation.pdf

(Diakses 2 April 2018).

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Pertemuan Trilateral Tiga Negara

Bahas Tantangan Bersama di Perairan, 5 Mei 2016,

https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Pertemuan-Trilateral-Tiga-Negara-

Bahas-Tantangan-Bersama-di-Perairan.aspx (Diakses 9 April 2018).

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Indonesia Kembali Menjadi Tuan

Rumah Perundingan Implementasi Damai Pemerintah Filipina-MNLF, 27

Juni 2011, https://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/Pages/Indonesia-

kembali-menjadi-tuan-rumah-perundingan-implementasi-damai-

Pemerintah-Filipina---MNLF.aspx (Diakses 2 April 2018).

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Join Declaration by President of

the Republic of Indonesia and President of the Republic of Philippines on

Cooperation, http://treaty.kemlu.go.id/apisearch/pdf?filename=PHL-2016-

0085.pdf (Diakses 11 April 2018).

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Joint Declaration of Foreign

Ministers and Chiefs of Defence Forces of Indonesia-Malaysia-Philippines,

5 Mei 2016,https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Joint-Declaration-

Foreign-Ministers-and-Chiefs-of-Defence-Forces-of-Indonesia-Malaysia-

Philippines.aspx (Diakses 9 April 2018).

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia , Menlu RI Bahas Pembebasan

Sandera dengan Menlu Filipina di Manila , 1 Juli 2016,

https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Menlu-RI-Bahas-Pembebasan-

Sandera-dengan-Menlu-Filipina-di-Manila.aspx(Diakses 9 April 2018).

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Songsong Babak Baru Proses

Perdamaian, Indonesia Kembali Kirimkan Observer ke Filipina Selatan, 1

Juli 2016

Page 94: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xviii

https://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Lepas-Sambut-Tim-TPI-IMT-

2016.aspx (Diakses 3 April 2018).

Ligon, Gina et.al. ”The Jihadi Industry: Assessing the Organizational, Leadership,

and Cyber Profiles”,National Consortium for the Study of Terrorism and

Responses to Terrorism Project, U.S Department of Homeland Security(Juli

2017).

Ministry of Foreign Affairs and Trade of Brunei Darussalam, Brunei Darussalam-

Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) ,

http://www.mofat.gov.bn/Pages/Brunei-Darussalam---Indonesia---Malaysia-

--The-----Philippines-East-ASEAN-Growth-Area---(BIMP-EAGA).aspx

(Diakses 4 April 2018).

Nainggolan, Poltak Partogi, ‘’Pembajakan dan Penculikan WNI Oleh Kelompok

Abu Sayyaf’’, Majalah Info Singkat Hubungan Internasional Vol. VIII, No.

19/I/P3DI (Oktober 2016),

http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-VIII-19-I-

P3DI-Oktober-2016-1.pdf (Diakses 22 April 2018).

“Presiden Jokowi Capai Sejumlah Kesepakatan dengan Presiden Rodrigo

Duterte’’, Presidenri.go.id, http://presidenri.go.id/berita-aktual/presiden-

jokowi-capai-sejumlah-kesepakatan-dengan-presiden-rodrigo-duterte.html

(Diakses 11 April 2018).

Seketariat Kabinet Republik Indonesia, Amankan Perairan Sulu, Menlu: RI,

Malaysia, dan Filipina Sepakati Latihan Bersama , 3 Agustus 2016,

http://setkab.go.id/amankan-perairan-sulu-menlu-ri-malaysia-dan-filipina-

sepkaati-latihan-bersama/ (Diakses 11 April 2018).

Situs Berita Online

Affan, Heyder, Kisah pembebasan WNI yang disandera Abu Sayyaf pada 2005,

BBC, 11 April 2016,

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/04/160410_indonesia

_kisah_pembebasan_sandera2005 (Diakses 22 April 2018).

Armandhanu, Denny, ‘’Jejak Hubungan Abu Sayyaf-Jemaah Islamiyah’’, CNN,

17 Oktober 2014,

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20141017153800-106-

6737/jejak-hubungan-abu-sayyaf-jemaah-islamiyah (Diakses 22 April

2018).

Asian Correspondent, Philippines: Abu Sayyaf Militants Free 3 More Captives in

Sulu,3 Oktober 2016, https://asiancorrespondent.com/2016/10/philippines-

Page 95: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xix

abu-sayyaf-militants-free-3-captives-sulu/#RDkC0jcHEwIMbmBw.97

(Diakses 23 April 2018).

BBC, Guide to the Philipines Conflict, http://www.bbc.com/news/world-asia-

17038024 (Diakses 16 Oktober 2017).

BBC, Lagi, WNI Sandera Abu Sayyaf Berhasil Melarikan Diri, 18 Agustus 2016,

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/08/160818_indonesia

_sandera_kedua_kabur(Diakses 8 April 2018).

BBC, Philippines Unrest: Who Are The Abu Sayyaf Group?, 16 Oktober 2017,

https://www.bbc.com/news/world-asia-41638747 (Diakses 29 Juni 2018).

BBC, Tujuh ABK Indonesia Disandera Anggota Abu Sayyaf, 24 Juni 2016,

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/06/160623_indonesia

_tujuh_abk_disandera(Diakses 23 Maret 2018).

Business World Online, ARMM Delegation in Jakarta Meet to Push for Open

BIMP-EAGA Trade, 1 Februari 2017,

http://www.bworldonline.com/content.php?section=Economy&title=armm-

delegation-in-jakarta-meet-to-push-for-open-bimp-eaga-trade-&id=139954

(Diakses 29 Juni 2018).

Detik Finance, Dilepas Jokowi dan Duterte, Kapal Ro-Ro Filipina Tiba di Bitung,

2 Mei 2017, https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-

3489485/dilepas-jokowi-dan-duterte-kapal-ro-ro-filipina-tiba-di-bitung

(Diakses 25 Mei 2018).

Detik, Ini Deal Jokowi dan Duterte, 9 September 2018,

https://news.detik.com/berita/d-3295481/ini-deal-duterte-dan-jokowi

(Diakses 15 Agustus 2018).

Detik, Keluarga Pelaut yang Disandera Datangi Kedubes Filipina, 4 Mei 2005,

https://news.detik.com/berita/355445/keluarga-pelaut-yang-disandera-

datangi-kedubes-filipina- (Diakses 22 April 2018).

Detik, Pembebasan 10 Sandera WNI di Filipina: Diplomasi Tanpa Bedil, 2 Mei

2016, https://news.detik.com/berita/3201168/pembebasan-10-sandera-wni-

di-filipina-diplomasi-tanpa-bedil?991101mainnews= (Diakses 4 April

2018).

Dewi, Santi, “Mengapa WNI kerap dijadikan sasaran penculikan Abu Sayyaf?”,

Rappler, 11 Juli 2016,https://www.rappler.com/indonesia/139403-wni-jadi-

target-penculikan-abu-sayyaf (diakses 23 Maret 2018)

DW, Duterte bertemu Jokowi, Apa Topik Pembicaraannya?, 9 September 2018,

https://www.dw.com/id/duterte-bertemu-jokowi-apa-topik-pembicaraan/a-

19536007 (Diakses 15 Agustus 2018).

Page 96: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xx

Fox News, 3 Indonesian Hostages Released in Southern Philippines, 2 Oktober

2016, http://www.foxnews.com/world/2016/10/02/3-indonesian-hostages-

released-in-southern-philippines.html(Diakses 8 April 2018).

Gavilan, Jodesz, ‘’Fast Facts: Poverty in Mindanao’’, Rappler, 28 Mei 2017,

https://www.rappler.com/newsbreak/iq/171135-fast-facts-poverty-mindanao

(Diakses 4 April 2018).

GMA Network, Indonesia Demands Security for Ships in Philippines, Coal

Exports Affected, 24 Juni 2016,

http://www.gmanetwork.com/news/news/nation/571177/indonesia-

demands-security-for-ships-in-philippines-coal-exports-

affected/story/(Diakses 30 April 2018).

GMA Network, MILF New Batch of Indonesian Truce Observers to arrive in

Mindanao Late June, 15 Juni 2013,

http://www.gmanetwork.com/news/news/nation/313097/milf-new-batch-of-

indonesian-truce-observers-to-arrive-in-mindanao-late-june/story/(Diakses 3

April 2018).

Hanggoro, Marcheilla Ariesta Putri, “Ini Jalur Bebas Perompak Pengiriman

Batubara Indonesia-Filipina”,Merdeka, 4 Juli 2016,

https://www.merdeka.com/dunia/ini-jalur-bebas-perompak-pengiriman-

batu-bara-indonesia-filipina.html (Diakes 9 April 2018).

Hanifan, Aqwam Fiazmi, Jejak Statistik Kelompok Penculik, Tirto, 28 Juni 2016,

https://tirto.id/jejak-statistik-kelompok-penculik-bocj (Diakses 22 April

2018).

Independent, Robert Hall Canadian Hostage Beheaded Philipines Abu Sayyaf

Islamist Militant Group Terrorism,

http://www.independent.co.uk/news/world/asia/robert-hall-canadian-

hostage-beheaded-philippines-abu-sayyaf-islamist-militant-group-terrorism-

a7079256.html (Diakses 16 Oktober 2017).

Kompas, Sah, Kapal Ro-Ro Davao-Bitung Mulai Beroperasi 30 April, 28 April

2017,

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/04/28/215206626/sah.kapal.ro-

ro.davao-bitung.mulai.beroperasi.30.april (Diakses 25 Mei 2018).

Kompas, Sejarah Sandera WNI di Filipina Selatan, 4 Juli 2016,

https://nasional.kompas.com/read/2016/07/04/05200061/Sejarah.Sandera.W

NI.di.Filipina.Selatan (Diakses 22 April 2018).

Maharani, Esthi, Ada Tim Surya Paloh di Pembebasan Sandera Abu Sayyaf,

Republika, 2 Mei 2016,

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/05/02/o6j0au335-

Page 97: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xxi

ada-tim-surya-paloh-di-pembebasan-sandera-abu-sayyaf (Diakses 22 April

2018).

Manila Buletin, ARMM, Malaysia Reopen Sabah Cross-Border trade with BIMP-

EAGA, 1 Februari 2017, https://news.mb.com.ph/2017/02/01/armm-

malaysia-reopen-sabah-cross-border-trade-with-bimp-eaga/ (Diakses 29

Juni 2018).

Merdeka, Indonesia dan Filipina Capai Kesepakatan Kerjasama Empat Agenda,

22 Juni 2005, https://www.merdeka.com/politik/indonesia-filipina-capai-

kesepakatan-kerjasama-empat-agenda-ziyhagz.html (Diakses 22 April

2018).

Merdeka, SBY Temui Arroyo Bahas Kerjasama Bilateral, 20 Juni 2005,

https://www.merdeka.com/politik/sby-temui-arroyo-bahas-kerjasama-

bilateral-bh4de1k.html (Diakses 22 April 2018).

Nawal, Allan dan Frinston Lim, ‘’Duterte: Indonesian, Malaysian troops can

enter PH in pursuit of terrorists’’, Inquirer, 27 Januari 2018,

http://newsinfo.inquirer.net/963986/duterte-indonesian-malaysian-troops-

can-enter-ph-in-pursuit-of-terrorists#ixzz5BovBwfw3 (Diakses 3 April

2018).

New Strait Times, Three Indonesians Abducted in Sabah Waters Freed by

Militant Abu Sayyaf Group , 18 September 2016,

https://www.nst.com.my/news/2016/09/174118/three-indonesians-abducted-

sabah-waters-freed-militant-abu-sayyaf-group (Diakses 8 April 2018).

Pareno, Roel, 2 Freed Indonesian Captives of Abu Sayyaf to Return Home,

Philstar, 13 Desember 2016,

https://www.philstar.com/nation/2016/12/13/1653094/2-freed-indonesian-

captives-abu-sayyaf-return-home (Diakses 23 April 2018).

Rappler, Trudeau Wants Justice for Canadians Beheaded by Abu Sayyaf’, 14

November 2017, https://www.rappler.com/nation/188424-trudeau-abu-

sayyaf-kidnapping-justice-canadian-hostages (Diakses 15 Mei 2018).

Reuters Staf, “Indonesia PH Pledge to Enforce Maritime Security’’, ABS-CBN

News, http://news.abs-cbn.com/nation/05/05/16/indonesia-ph-pledge-to-

enforce-maritime-security (Diakses 23 Maret 2018).

Reuters Staf, “Three Indonesians Abducted in Sabah waters Freed by Militant

Abu Sayyaf Group”,New Straits Times, 18 September

2016,https://www.nst.com.my/news/2016/09/174118/three-indonesians-

abducted-sabah-waters-freed-militant-abu-sayyaf-group(diakses 23 Maret

2018).

Page 98: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xxii

Reuters, Philippines' Abu Sayyaf Abducts 10 Indonesian Sailors,

http://www.reuters.com/article/us-indonesia-philippines-security-

idUSKCN0WU1A4 (Diakses 16 Oktober 2017).

Samosir, Hanna Azarya, Pengamat: Norwegia Diam-Diam Bayar Tebusan ke

Abu Sayyaf, CNN Indonesia, 20 September 2016,

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20160920160542-106-

159721/pengamat-norwegia-diam-diam-bayar-tebusan-ke-abu-sayyaf

(Diakses 23 April 2018).

Sanchez, Ray,”10 Indonesian sailors kidnapped in the Philippines”, CNN, 29

Maret 2016, https://edition.cnn.com/2016/03/29/asia/philippines-indonesia-

sailors-hostage/ , Diakses 23 Maret 2018).

Stefanie, Christie, Menhan Sebut Kivlan Zein Berperan Bebaskan Empat WNI,

CNN Indonesia, 13 Mei 2016,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160513145254-20-

130512/menhan-sebut-kivlan-zein-berperan-bebaskan-empat-wni (Diakses

23 April 2018).

Strait Times, Company of 10 Indonesian Crew Kidnapped by Abu Sayyaf Agrees

to Pay 1,46 Million Ransom, 1 Mei 2016,

http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/company-of-10-indonesian-crew-

kidnapped-by-abu-sayyaf-agrees-to-pay-146-million-ransom (Diakses 4

April 2018).

Strait Times, Jakarta, KL and Manila to Start Joint Patrols in Sulu Sea, 5 Agustus

2016, http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/jakarta-kl-and-manila-to-

start-joint-patrols-in-sulu-sea (Diakses 11 April 2018).

Strait Times, Philippine Militants Seem to be Using New Kidnap Ploy in Sabah -

Grabbing Hostages Off Vessels, 3 April 2016,

http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/philippine-militants-seem-to-be-

using-new-kidnap-ploy-in-sabah-grabbing-hostages-off(Diakses 23 Maret

2018).

Strait Times, Pirates take 4 indonesian Hostage After Shoot Out with Police in

South China Sea, 16 April 2016,http://www.straitstimes.com/asia/se-

asia/pirates-take-4-indonesians-hostage-after-shoot-out-with-police-in-

south-china-sea(Diakses 23 Maret 2018).

Sun Star, Abu Sayyaf Frees 10 Indonesian Hostages, 1 Mei 2016,

http://www.sunstar.com.ph/zamboanga/local-news/2016/05/02/abu-sayyaf-

frees-10-indonesian-hostages-471060(Diakses 8 April 2018).

Page 99: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xxiii

Taylor, Victor, “The Ideology of the Abu Sayyaf Group”,The Mackenzie

Institute,28 Februari 2017,http://mackenzieinstitute.com/ideology-abu-

sayyaf-group/ (Diakses 16 Maret 2018).

Tempo, Filipina Sumbang Surplus Ekonomi Indonesia Terbesar, 2 Juni 2016,

https://bisnis.tempo.co/read/776155/filipina-sumbang-surplus-ekspor-

indonesia-terbesar(Diakses 15 Mei 2018).

Tempo, Upaya Indonesia, Malaysia, dan Filipina Hadapi Penculik WNI, 13

Desember 2016, https://nasional.tempo.co/read/827631/upaya-indonesia-

malaysia-dan-filipina-hadapi-penculik-wni (Diakses 23 April 2018).

The Jakarta Post, Duterte Firm Friends, diakses dari

http://www.thejakartapost.com/news/2016/09/10/jokowi-duterte-firm-

friends.html (Diakses 16 Oktober 2017).

The Jakarta Post, Five Seaman Evade Kidnapping, Return to Jakarta, diakses

dari http://www.thejakartapost.com/news/2016/04/24/five-seamen-evade-

kidnapping-return-to-jakarta.html (Diakses 16 Oktober 2017).

The Jakarta Post,No Ransom Paid for Release of 10 Indonesians Negotiator

Claims, 2 Mei 2016, http://www.thejakartapost.com/news/2016/05/02/no-

ransom-paid-for-release-of-10-indonesians-negotiator-claims.html(Diakses

4 April 2018).

The Rappler, 4 WNI korban penculikan Abu Sayyaf akhirnya juga dibebaskan, 11

Mei 2018, https://www.rappler.com/indonesia/132720-4-wni-dibebaskan-

kelompok-abu-sayyaf-filipina (Diakses 8 April 2018).

Thomson Reuters Foundation News, Philippines-Mindanao Conflict BRI, 3 Juni

2014, http://news.trust.org/spotlight/Philippines-Mindanao-

conflict/?tab=briefing (Diakses 3 April 2018).

Times Indonesia, Perangi ISIS, Tiga Negara Sepakati Bentuk Trilateral Maritime

Patrol Indomalphi, 19 Juni 2017,

https://m.timesindonesia.co.id/read/150559/20170619/200515/perangi-isis-

tiga-negara-sepakat-bentuk-trilateral-maritime-patrol-indomalphi/ (Diakses

23 April 2018).

Vanar, “Muguntan dan Ruben Sario, Trio Spotted in Tawi-Tawi”, The Star,

https://www.thestar.com.my/news/nation/2005/04/01/trio-spotted-in-tawi-

tawi/ (Diakses 22 April 2018).

VOA News, Kidnapped Hostage Freed in Philippines, 2 November 2009,

https://www.voanews.com/a/a-13-2009-04-03-voa18-

68814757/413102.html (Diakses 22 April 2018).

Page 100: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xxiv

Wawancara

Wawancara dengan Letkol Ikhwan Akhmadi, Kasi Misi Perdamaian, Subdit

Multilateral, Ditjen Kerjasama Internasional, Ditjen Strategi Pertahanan

Kementerian Pertahanan RI, pada 22 Mei 2018.

Wawancara dengan Jimmy K.Musa, International Relations Division, Philippine

Coordinating Office for BIMP-EAGA(EAGA Sector of Socio-Cultural,

Education, and Tourism), Mindanao Development Authority, pada 29 Mei

2018.

Page 101: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xxv

Lampiran 1

Hasil Wawancara dengan Letkol Ikhwan Ahmadi

(Kasi Misi Perdamaian Subdit Multilateral, Direktorat Kerjasama Internasional,

Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan, Kementerian Pertahanan Republik

Indonesia)

Selasa, 22 Mei 2018, pukul 10.30 WIB-11.00 WIB

Bertempat di Direktorat Kerjasama Internasional, Direktorat Jenderal Strategi

Pertahanan, Gedung Ahmad Yani, Kementerian Pertahanan RI

(Jalan Medan Merdeka Barat No. 13-14, Jakarta Pusat 10110)

Pertanyaan Wawancara di Kementerian Pertahanan RI:

1. Pada tahun 2016 diadakan kerjasama trilateral keamanan maritim

oleh Indonesia, Malaysia, Filipina dalam merespon banyaknya

penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf. Namun, dari berbagai

sumber yang saya baca terdapat perbedaan mengenai kapan dan

bagaimana implementasi kerjasama tersebut dilakukan. Bagaimana

proses pelaksanaan kerjasama tersebut dilakukan(baik bentuk

kerjasama serta waktu dimulai pelaksanaan kerjasama tersebut)?

Ide awalnya bermula saat pembicaraan ketiga menteri di level ASEAN

yaitu pada ASEAN Defense Minister Meeting di Malaysia pada 2015,

disitu mulai membahas masalah ancaman teroris khususnya pada 3 negara,

lalu Trilateral Cooperative Agreement(TCA)/ Trilateral Indomalphi mulai

Page 102: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xxvi

diinisiasi turunan dan pelaksanaannya di Yogyakarta pada 5 Juli

2016,yaitu bersama Menlu dan Panglima ketiga negara. Selain itu,

kerjasama ini sendiri dilaksanakan diluar ASEAN. Sekitar Oktober 2016,

ketiga negara meresmikan Maritime Command Center sekaligus Soft

Launching patroli maritim ketiga negara di Tarakan. Setelah patroli laut

diluncurkan, kemudian dilanjutkan dengan patroli udara pada Desember

2016. Selanjutnya pada 2018 akan disusun juga latihan darat gabungan.

Setelah kerjasama dilakukan, penculikan oleh Kelompok Abu Sayyaf

berkurang drastis. Selain itu, kita jg melakukan hal yang sama di Selat

Malaka, dimana diadakan juga Sea Patrol diwilayah tersebut oleh

Singapura, Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Kerjasama antar negara

ASEAN tersebut kemudian juga memicu kerjasama lain yaitu Our Eyes

Inisiative(kerjasamaa pertukaran informasi strategi), dimana pada bulan

Januari 2018 dilakukan soft launching. Ada enam negara dalam kerjasama

ini, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Brunei

Darussalam. Keenam negara tersebut mengadakan kerjasama akibat

terpapar aksi terorisme.

2. Selain kerjasama keamanan maritim trilateral, adakah kerjasama

bilateral antara Indonesia dan Filipina dalam menghadapi kelompok

radikal, khususnya Kelompok Abu Sayyaf?

Indonesia dan Filipina sendiri sejatinya sudah saling terlibat dalam banyak

kerjasama , salah satunya dalam IMT(Internasional Monitoring Team)

Page 103: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xxvii

yang membuat Indonesia terlibat dan tahu betul keberadaan kaum radikal

di Filipina, seperti benih-benih radikalisme di Marawi. Namun, Filipina

punya sovereignity sendiri sehingga jika Filipina belum meminta bantuan,

maka itu menjadi wewenang Filipina dalam menghadapi radikalisme

disana. Selain itu, adapula kerjasama latihan, darat, laut, dan udara

Philindo di Laut Sulut.

3. Apa saja kepentingan Indonesia dalam kerjasama menghadapi

Kelompok Abu Sayyaf dengan Filipina(baik dari segi ekonomi,

keamanan atau bidang lainnya)?

Dengan keberadaan patroli bersama tiga negara, penculikan khususnya

oleh Kelompok Abu Sayyaf berhasil berkurang drastis dan bahkan hingga

tidak terjadi penculikan sama sekali. Kemudian, meskipun dilewati banyak

kapal, Laut Sulu yang luas beserta kapal Kelompok Abu Sayyaf yang kecil

ditambah lagi keberadaan patroli laut telah berhasil mempersempit ruang

gerak mereka dalam melakukan penculikan. Selain itu, salah satu kota di

Filipina yaitu General Santos dengan salah satu kota Sulawesi Utara

hanya berjarak tiga jam, dimana Departemen Perhubungan kita mengirim

Ferry bolak-balik diantara dua kota tersebut.

4. Menurut Bapak, Sejauh ini hambatan atau tantangan apa saja yang

dihadapi Indonesia dalam kerjasama keamanan dengan Filipina

menghadapi Kelompok Abu Sayyaf?

Page 104: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xxviii

Sebetulnya hambatan tidak ada, namun lebih kepada pembuatan SOP yang

membutuhkan waktu, hal tersebut perlu dibahas oleh militer masing-

masing negara agar terkoordinasi dengan baik, misalnya melalui

pertemuan Joint Working Group demi membahas SOP tersebut di tiga

negara. Namun, segala hambatan yang terjadi merupakan sebuah

kewajaran. Sebagai gambaran Malacca Sea Street Patrol membutuhkan 10

tahun untuk betul-betul bagus. Sementara, untuk Kerjasama Patroli

Keamanan di Laut Sulu baru satu-tahun sudah berjalan cukup

bagus(menekan Kelompok Abu Sayyaf).

Page 105: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xxix

Lampiran 2

Hasil Wawancara dengan Jimmy K. Musa

International Relations Division, Philippine Coordinating Office for BIMP-

EAGA(EAGA Sector of Socio-Cultural, Education, and Tourism), Mindanao

Development Authority

Wawancara dilakukan melalui e-mail [email protected] dan

[email protected] pada 29 Mei 2018

1. Do you think Indonesia are a significant partner for Philippines in

BIMP-EAGA cooperation(for example, it might contributing Philippines

effort to increase the development and boost the economy on Mindanao

Area), along with its prospect in the future?

There are major factors in terms of the significance of Indonesia to the

Philippines in the context of BIMP-EAGA cooperation.

Firstly, on political perspective, both countries share a similar form of

government which is a presidential republic and are members of the ASEAN

where the BIMP-EAGA's establishment was anchored on.

Secondly, both countries also share a geographical and cultural affinity.

Geographically, there is proximity between and among the focus areas of these

countries which allowed them to pursue economic activities with each other even

Page 106: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xxx

before the formalization of the BIMP-EAGA. Indonesia is the Asia's largest

Muslim-dominated country while Philippines is also home to the Autonomous

Region in Muslim Mindanao (ARMM), one of the regions in Mindanao inhabited

by the largest Muslim population of the country. ARMM is also composed of

island-provinces such as Basilan, Sulu, and Tawi-Tawi which are Muslim

populated and are extremely near to some of the focus areas of BIMP countries.

These are located in the Southernmost part of Mindanao.

Thirdly, Indonesia is important to the Philippines particularly in Mindanao

because of historical people-to-people connectivity. It can be noted that in

Saranggani Province, one of the areas in the Southern parts of Mindanao is home

to an Indonesian community for a long time already. This Indonesian community

had long amalgamated with Filipino communities in this area and brought up

shared traditions, culture, and daily lifestyle. The community is actually under the

monitoring and supervision of the Consulate General of the Republic of Indonesia

based in Davao City.

The bilateral relations between Philippines and Indonesia had been very

successful and enduring for so many decades. It should be maintained and

sustained meaningfully so that both countries can improve and share various

economic opportunities for its people towards collective progress. The BIMP-

EAGA cooperation provides a concrete and a more personal platform for this

diplomatic engagement between the two countries.

Page 107: KERJASAMA KEAMANAN INDONESIA DENGAN FILIPINA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43067/1/JAKA...i pernyataan bebas plagiarisme skripsi yang berjudul: kerjasama keamanan

xxxi

Lampiran 3

Joint Declaration by President of the Republic of Indonesia and President of

the Republic of the Philippines on Cooperation to Ensure Maritime Security

in Sulu Sea