Upload
nadzier-wiriadinata
View
2.464
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Persoalan pengelolaan dana PNBP-NR yang kurang optimal adalah permasalahan yang mendesak untuk dicarikan jalan keluarnya. Pengelolaan dana PNBP-NR yang kurang optimal tersebut dikarenakan : (1) Pengelolaan PNBP-NR belum berpijak pada pedoman/juknis yang dituangkan dalam perdirjen, (2) Lambatnya pencairan dana PNBP-NR oleh bendahara (3) belum terselenggaranya pembinaan pengelolaan PNBP-NR yang berkesinambungan
Citation preview
KERTAS KERJA KELOMPOK( K K K )
OPTIMALISASI AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PNBP-NR PADA SEKSI URAIS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN BANDUNG
Oleh
KELOMPOK IV
Ketua : E. Nadzier WiriadinataSekretaris : Abdul HarisModerator : Imam MutawakilPenyaji : Ahmad HadianaAnggota : Masrukhin Suhartono
KEMENTERIAN AGAMABALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN XIIITAHUN 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kertas Kerja Kelompok ini
dapat diselesaikan.
Kertas kerja kelompok (KKK) ini disusun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas yang diberikan kepada para peserta Diklat
Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XIII yang diselenggarakan mulai
tanggal 1 Juni s.d 6 Juli 2010 di Balai Diklat Keagamaan Bandung.
Adapun judul Kertas Kerja Kelompok (KKK) ini dipilih sesuai
dengan thema yang telah ditentukan oleh panitia diklat, yaitu :
“OPTIMALISASI AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PNBP-NR PADA
SEKSI URAIS KANTOR KEMENTEIAN AGAMA KABUPATEN
BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Kertas Kerja
Kelompok (KKK) ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena
keterbatasan waktu dan kesempatan penulis untuk mengumpulkan dan
mengolah data hasil pengamatan. Namun demikian penulis berharap
semoga Kertas Kerja Kelompok (KKK) ini dapat bermanfaat untuk bekal
bagi penulis dalam menjalankan tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di lingkungan Kanwil Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Bandung.
Dalam rangka penyempurnaan Kertas Kerja Kelompok (KKK) ini,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak, dengan demikian Kertas Kerja Kelompok (KKK) ini dapat
memberikan kontribusi pemikiran bagi optimalisasi optimalisasi
pengelolaan PNBP-NR pada Seksi Urais Kantor Kemenag Kabupaten
Bandung.
Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih
yang setulus-tulusnya kepada :
1. Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
2. Kepala Bidang Pekapontren
3. Para Narasumber dan Widyaiswara yang telah memberikan bimbingan
dan pembeنalan materi.
4. Panitia Penyelenggara, rekan-rekan Peserta Diklatpim IV Angkatan
XIII, rekan-rekan di Balai Diklat Keagamaan Bandung yang tak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang dengan tulus telah memberikan
dukungan moril dan bantuan pemikiran sehingga penulis bisa
menyelesaikan Diklat ini dengan baik.
Semoga Allah S.W.T membalas segala kebaikan Bapak/Ibu dan
rekan-rekan dengan pahala yang berlimpah, amin.
Bandung, Juni 2010
Penulis,
KELOMPOK 4
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iiiDAFTAR TABEL ................................................................................ ivDAFTAR GAMBAR ............................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 1
A. Latar Belakang .……………………………............... 1
B. Isu Aktual .…….. …………………………………….. 3
C. Lingkup Bahasan .................................................... 4
BAB II GAMBARAN KEADAAN SEKARANG …………… 6
A. Konsep dan Teori tentang Akuntabilitas ............. 6
B. Kondisi Obyektif Seksi Urais Kabupaten Bandung ..... 8
C. Identifikasi dan Analisis Masalah ............................... 11
BAB V PENUTUP ……………………………………………………… 20
Kesimpulan …………………………………………………… 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 21
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pengukuran Kinerja ................................................................... 10
Tabel 2 Analisis USG Masalah Pokok .................................................... 13
Tabel 3 Analisis USG Masalah Spesifik .................................................. 13
Tabel 4 Analisis USG Alternatif Program ................................................ 18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ................................................................................................... 15
Gambar 2 ................................................................................................... 17
Gambar 3 ................................................................................................... 19
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi
setiap pemerintahan untuk mampu mewujudkan kesejahteraan
masyarakat sebagai salah satu tujuan serta cita-cita berbangsa dan
bernegara. Agar terpenuhi kondisi tersebut diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan
legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Upaya pengembangan tersebut sangat sejalan dengan apa yang
tertuang pada TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara
Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam
pasal 3 TAP MPR XI tersebut dinyatakan bahwa asas-asas umum
penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib
penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan,
asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas.
Dalam penjelasan mengenai pasal tersebut dirumuskan bahwa
asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam rangka mengemban tugas-tugas peningkatan profesionalisme
aparatur yang mampu mempertanggungjawabkan akuntabilitas setiap
pekerjaan yang dilakukan, Seksi Urais sebagai salah satu unit kerja di
lingkungan Kantor Kementerian Agama yang memiliki tugas dan fungsi
mengelola PNBP-NR, seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Agama
Nomor 71 Tahun 2009 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam nomor DJ.II/449 Tahun
2009, dituntut untuk mampu melakukan pengelolaan PNBP-NR secara
optimal dan akuntabel.
Sejalan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengelolaan
tersebut, berdasarkan hasil evaluasi masih sering dijumpai kekurang
optimalan dalam pengelolaan dana PNBP-NR tersebut. Hal ini tentunya
menjadi tantangan tersendiri bagi jajaran Seksi Urais untuk lebih
memfokuskan diri pada upaya-upaya perbaikan optimalisasi dan
akuntabilitas pengelolan dana tersebut sehingga sesuai dengan petunjuk
yang tertuang dalam perdirjen.
Oleh karena itu, terkait keperluan penulisan Kertas Kerja
Kelompok (KKK) yang harus dipenuhi oleh kami sebagai Kelompok Empat
dari peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan 13, kami mencoba
membuat kertas kerja kelompok yang berjudul :
“OPTIMALISASI AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PNBP-NR PADA SEKSI
URAIS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANDUNG”.
B. Isu Aktual
Menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya kemajuan di bidang informasi
dan telekomunikasi, menjadikan dunia ini terasa sempit dan tanpa jarak.
Apalagi semenjak diberlakukannya area perdagangan bebas yang
membuat tingkat persaingan menjadi demikian tinggi, tentunya menuntut
kita untuk mampu berkompetisi dalam konstelasi global. Oleh karena itu,
kata kunci dalam menghadapi tantangan global tersebut adalah “mutu”,
baik itu mutu produk, mutu layanan, mutu dan akuntabilitas pengelolaan,
maupun mutu sumber daya manusia (SDM). SDM yang bermutu adalah
kunci keberhasilan suatu negara dalam berkompetisi di lingkup global,
tidak terkecuali SDM aparatur.
Dalam tataran birokrasi, upaya pemerintah untuk menciptakan
aparatur yang profesional juga sudah dituangkan dalam blue print
Reformasi Birokrasi, yang pada tahap ke-2 tahun 2011-2015 salah satu
agendanya adalah meningkatkan kualitas SDM aparatur. Program kerja
pemerintah tersebut tentunya harus disambut dengan antusias oleh
seluruh jajaran birokrasi, dan khususnya unit diklat aparatur yang memang
mempunyai tanggung jawab di dalam meningkatkan kualitas aparatur.
Peningkatan kualitas aparatur tentunya akan berdampak luas pada
optimalisasi berbagai aktivitas yang berlangsung pada suatu lembaga,
termasuk didalamnya optimalsasi serta akuntabilitas pengelolaan PNBP-
NR.
Persoalan pengelolaan dana PNBP-NR yang kurang optimal adalah
permasalahan yang mendesak untuk dicarikan jalan keluarnya.
Pengelolaan dana PNBP-NR yang kurang optimal tersebut dikarenakan :
(1) Pengelolaan PNBP-NR belum berpijak pada pedoman/juknis yang
dituangkan dalam perdirjen, (2) Lambatnya pencairan dana PNBP-NR
oleh bendahara (3) belum terselenggaranya pembinaan pengelolaan
PNBP-NR yang berkesinambungan
Berdasarkan isu aktual di atas, kami kelompok empat, memandang
perlu untuk melakukan kajian mendalam dalam upaya mempersiapkan
berbagai program yang benar-benar dibutuhkan bagi peningkatan
profesionalisme aparatur Kementerian Agama, sehingga program tersebut
nantinya benar-benar mampu berfungsi secara optimal dalam mengatasi
persoalan kompetensi pegawai.
C. Lingkup Bahasan
Agar pembahasan dalam kertas kerja ini terarah dan tidak meluas
sehingga menjadi tidak fokus dalam pembahasannya, maka kami akan
membatasi obyek bahasan hanya tentang optimalisasi akuntabilitas
pengelolaan PNBP-NR pada Seksi Urais Kator Kementerian Agama
Kabupaten Bandung
BAB II
GAMBARAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PNBP-NR
A. Konsep dan Teori tentang Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk menyampaikan
pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi
kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
hasil dari suatu pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkana melalui sistem pertanggungjawaban secara
periodik.
Sistem akuntabilitas kinerja pemerintah adalah suatu instrumen yang
digunakan instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk
mempertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
organisasi yang terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu
kesatuan, yaitu perencanaan strategik, perencanaan kinerja, pengukuran
kinerja, dan pelaporan kerja.
Perdirjen bisa juga dijadikan sebagai salah satu teori yang bisa
digunakan untuk mengukur akuntabilitas pengelolaan dana PNBP-NR
pada Seksi Urais adalah Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam nomor DJ.II/449 Tahun 2009. Dalam perdirjen tersebut
diuraikan mekanisme pengelolaan PNBP-NR sebagai berikut :
1. Penggunaan kembali realisasi penerimaan biaya pencatatan NR
adalah 80 % atau Rp. 24.000,- dari biaya pencatatan NR sebesar
Rp. 30.000,-
2. Pembagian realisasi penerimaan biaya pencatatan NR
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah sebagai berikut :
a. 20% dari Rp. 24.000,- atau sebesar Rp. 4.800,- untuk
membiayai kegiatan Nikah dan Rujuk pada tingkat
kabupaten/Kota.
1) Peningkatan SDM (30%) seperti : Rapat-rapat,
kursus, seminar tentang Nikah Rujuk, bimbingan
teknis, konsulytasi, atau yang sejenis.
2) Pelayanan dan bimbingan dibidang perkawinan (30%)
seperti : supervisi, monitoring dan evaluasi atau
yangsejenis.
3) Operasional perkantoran ( 40%), seperti : honororium
pengelola, transport, ATK, atau yang sejenis.
b. 80% dari Rp. 24.000,- atau sebesar Rp. 19.200,- untuk
membiayai kegiatan pada tingkat KUA Kecamatan.
1) Peningkatan SDM (30%) seperti : rapat-rapat, kursus,
seminar, pembinaan tekhnis atau yang sejenis.
2) Pelayanan dan bimbingan dibidang perkawinan (30%)
seperti : kursus calon pengantin, supervisi, monitoring dan
evaluasi, atau yang sejenis.
3) Pemeliharaan dan perbaikan kantor (10%), seperti :
pengecatan, perawatan kantor atau yang sejenis
4) Operasional perkantoran (30%) seperti : transport penghulu
dan P3N, perjalanan dinas, ATK, atau yang sejenis.
B. Kondisi Obyektif Seksi Urais Kabupaten Bandung
1. Visi, Misi, dan Tupoksi Seksi Urais
a. Visi
Suksesnya pembangunan daerah yang bersih dan berwibawa atas
nilai-nilai agama sebagai landasan moral. Spiritual, dan nilai etik
kehidupan dikalangan masyarakat Kabupaten Bandung (Profil
Kantor Departemen Agama Kabupaten Bandung Tahun 2009).
b. Misi
1) Meningkatkan jasa pelayanan dalam bidang pendidikan
termasuk pendidikan formal (madrasah), non formal
(pesantren, diniyah takmiliyah dsb), dan informal.
2) Meningkatkan jasa pelayanan dalam bidang kerukunan intern
umat beragama dan antar umat bergama.
3) Meningkatkan jasa pelayanan dalam pembentukan keluarga
sakinah.
4) Meningkatkan jasa pelayanan dalam pelaksanaan ibadah,
termasuk dalam pelaksanaan ibadaha haji.
5) Meningkatkan jasa pelayanan dalam meningkatkan ekonomi
umat melalui pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh, dan
wakaf.
6) Meningkatkan jasa pelayanan dalam meningkatkan
pemahaman keagamaan masyarakat melali penerangan dan
dakwah Islam (Profil Kantor Departemen Agama Kabupaten
Bandung Tahun 2009)
c. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Urais
1) Tugas Pokok
Memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang urusan
Agama Islam.
2) Fungsi
a) Melakukan dokumentasi dan statistika
b) Melakukan bimbingan di bidang kepenghuluan
c) Melakkan bimbingan kemesjidan, zakat, wakaf, ibadah sosial
dan baitul mal
d) Melakukan pembinaan gerakan keluarga sakinah.
e) Melakukan pembinaan pangan halal
2. Tingkat Kinerja Seksi Urais saat ini
Berdasarkan hasil observasi maka bisa disimpulkan bahwa
Kinerja Seksi Urais belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari 3 faktor
penyebabnya :
a. Pengelolaan PNBP-NR belum belum berpijak pada pedoman
Perdirjen
b. Kurang optimalnya pengelolaan PNBP-NR sesuai Pedirjen
Bimas Islam No DJ.II/499 tahun 2009
c. Sarana dan prasarana kurang memadai
Adapun untuk melihat sejauh mana pencapaian kinerja saat ini dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 Pengukuran Kinerja
NO Tujuan Sasaran
Prioritas
Indikator Kinerja Satuan
ukuran
Kinerja
yang telah
dicapai
1. Terwujudnya
Kinerja Urais
yang optimal
Terpenuhinya
optimalisasi
akuntabilitas
pengelolaan
PNBP-NR
1. Pengelolaan PNBP-
NR sudh optimal sesuai
Perdirjen Bimas Islam
2. Pengelolaan PNBP
sudah sepenuhnya
berpijak pada Perdirjen
3. Sarana dan
prasarana memadai
%
%
%
20 %
50 %
50 %
3. Tingkat kinerja yang diharapkan
Sebagaimana telah diuraikan didalam pembahasan sebelumnya
bahwa kinerja yang belum optimal dilaksanakan adalah
menyangkut pengelolaan PNBP-NR. Hal itu terjadi karena 3 hal,
yaitu :
a. Keterlambatan pencairan dana PNBP-NR
b. Kurangnya kesempatan mengikuti diklat
c. Tidak ada honor untuk pengelola dana PNBP-NR
Berdasarkan persoalan yang dihadapi tersebut, maka hal yang
perlu segera ditingkatkan adalah upaya percepatan pencairan dana
PNBP-NR.
C. Identifikasi dan Analisis Masalah
Bertolak dari pembahasan sebelumnya, maka untuk mengubah
keadaan sekarang menjadi keadaan yang diinginkan terlebih
dahulu dilakukan identifikasi terhadap masalah yang dihadapi.
Masalah utama yang dihadapi pada Seksi Urais adalah belum
terwujudnya optimalisssi akuntabilitas pengelolaan PNBP-NR.
Dengan menggunakan analisis masalah dapat diidentifikasi
bahwa masalah pokok tersebut diakibatkan oleh faktor-faktor
tersebut dibawah ini :
1. Pengelolaan PNBP-NR yang tidak merujuk pada
pedoman/juknis Perdirjen.
2. Belum optimalnya pengelolaan dana PNBP sesuai sesuai
pedoman/juknis Perdirjen Bimas Islam No DJ.II/499 tahun
2009.
3. Sarana dan prasarana yang kurang memadai
Dari ketiga masalah tersebut, maka yang paling dominan
mempengaruhi belum terwujudnya akuntabilitas pengelolaan
PNBP-NR adalah karena “pengelolaan PNBP-NR tidak merujuk
pada pedoman/juknis Perdirjen”. Pengelolaan PNBP-NR yang
tidak merujuk pada pedoman/juknis Perdirjen itu sendiri
disebabkan antara lain :
1. Lambat pencairan dana PNBP-NR oleh bendahara
2. Kurangnya kesempatan mengikuti diklat
3. Tidak ada honorarium untu pengelola dana PNBP-NR
Diantara ketiga penyebab masalah tersebut, maka yang paling
dominan adalah “Lambatnya pencairan dana PNBP-NR oleh bendahara.
Beberapa langkah yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah
pokok dan masalah dominan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mwngidentifikasi masalah pokok yang dominan dapat
digunakan metode USG (Urgent, Serious, Growth)
Tabel 2Analisis USG masalah Pokok
No. MASALAH POKOK U S G JML RKG
1. Kurangnya sarana dan prasarana 4 4 4 12 III
2. Pengelolaan PNBP-NR belum merujuk pada pedoman/juknis Perdirjen
4 5 5 14 I
3 Kurangnya keterampilan teknis administrasi keuangan
3 4 4 11 II
2. Untuk mengidentifikasi masalah yang spesifik yang dominan juga digunakan
metode USG sebagai berikut :
Tabel 3
Analisis USG Masalah Spesifik
No
.
MASALAH SPESIFIK U S G JML RKG
1. Kurangnya kesempatan mengikuti 3 4 4 11 III
diklat
2. Lambatnya pencairan dana PNBP-NR oleh bendahara
4 4 5 13 I
3 Tidak ada honor untuk pengelola PNBP-NR
3 3 3 9 II
Keterangan :
U : Urgent (mendesak) dengan nilai :
PalingMendesak
Sangatmendesak
mendesak Biasa TidakMendesak
5 4 3 2 1
S : Serious (gawat) dengan nilai :
Fatal Sangat gawat
Gawat Biasa Tidak Gawat
5 4 3 2 1
G : Growth (perkembangan) dengan nilai :
Sangat Cepat
Cepat Agak Cepat
Biasa Lambat
5 4 3 2 1
Dari hasil ”USG” tersebut di atas, maka jelas tergambar
permasalahan kegiatan yang paling dominan adalah ”pengelolaan
PNBP-NR belum merujuk pada pedoman/juknis Perdirjen” (lihat tabel
2) mendapat nilai terbesar berjumlah 14 yang sekaligus menduduki
ranking I (pertama).
Berdasarkan masalah-masalah yang diungkapkan di atas, penulis
mencoba menggambarkan pemecahan masalahnya dalam bentuk ”pohon
masalah” yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan negatif seperti
digambarkan pada pohon masalah sebagai berikut :
Gambar 1
POHON MASALAH(Pernyataan Negatif)
a b c
a b c
Kinerja Seksi Urais Belum Optimal
Akuntabilitas pengelolaan PNBP-NR belum optimal
Kurangnya sarana dan prasarana
Kurangnya Keterampilan teknis
administrasi keuangan
Pengelolaan PNBP-NR belum merujuk pada
pedoman/juknis Perdirjen
4
Lemahnya motivasi untuk memahami pedoman/juknis
Perdirjen
Keterlambatan pencairan dana PNBP-NR dari
bendahara
Akibat
SEBAB
1
2
3
Kurangnya kesempatan
mengikuti diklat
A. Memilih dan Menetapkan Program Sasaran
Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa masalah
utama yang dihadapi oleh Seksi Urais adalah ”akuntabilitas
pengelolaan PNBP-NR belum optimal”. Untuk mewujudkan
optimalisasi akuntabilitas pengelolaan PNBP-NR , maka
diperlukan pemilihan dan penetapan program untuk mewujudkan
sasaran yang ingin dicapai sebagai berikut :
1. Meningkatnya sarana dan prasarana
2. Optimalisasi Program pembinaan terhadap KUA
3. Meningkatnya keterampilan teknis administrasi keuangan
Dari ketiga sasaran tersebut yang dianggap paling dominan adalah
”Optimalisasi Program pembinaan terhadap KUA”, sasaran ini dapat
dicapai dengan melalui :
1. Percepatan pencairan dana PNBP-NR oleh bendahara
2. Peningkatan pemahaman terhadap pedoman/juknis Perdirjen
3. Tersedianya honor untuk pengelola PNBP-NR
Dalam rangka menetapkan sasaran yang menjadi prioritas dari
ketiga sasaran tersebut di atas, maka perlu dilakukan penentuan untuk
Keterangan :1. Masalah Utama yang dihadapi ialah nomor 1, 2. Penyebab Masalah Nomor 1 adalah nomor 2b,3. Penyebab Masalah Nomor 2b, adalah 3c,4. Akibat dari Nomor 1 adalah Nomor 4.
memilih dan menetapkan program yang dilaksanakan dengan
menggunakan pola ”pohon sasaran”. Ketiga sasaran tersebut di atas
yang harus dicapai terlebih dahulu adalah ”percepatan pencairan dana
PNBP-NR oleh bendahara".
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada pohon sasaran berikut :
Gambar 2
POHON SASARAN(Pernyataan Positif)
a b c
Kinerja Seksi Urais sudah Optimal
Akuntabilitas pengelolaan PNBP-NR sudah optimal
sarana dan prasarana memadai
Keterampilan teknis administrasi
keuangan memadaii
program pembinaan terhadap KUA sudah
optimal
4
Akibat
SEBAB
1
2
a b c
B. Alternatif Kegiatan
Setelah memperhatikan sasaran yang hendak dicapai, maka sasaran
yang diprioritaskan untuk segera diwujudkan adalah ” percepatan pencairan
dana PNBP-NR oleh bendahara ”. Dan untuk mencapai hal tersebut perlu
dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Meningkatkan secara optimal koordinasi antara Seksi Urais dengan bendahara
dalam percepatan pencairan dana PNBP-NR
2. Menyelenggarakan pembinaan pengelolaan PNBP-NR
3. Melaksanakan sosialisasi pengelolaan PNBP-NR
Sebagai langkah alternatif dipandang perlu memilih salah satu kegiatan
itu, untuk memperjelas penentuan alternatif kegiatan yang akan dilaksanakan
diperlukan cara penentuannya dengan menggunakan metode USG sebagai
berikut :
Tabel 4
Analisis USG Alternatif Program
Kuatnya motivasi untuk memahami
pedoman/juknis Perdirjen
Pencairan dana PNBP-NR sudah tepat dan cepat
3
Keterangan :5. Masalah Utama yang dihadapi ialah nomor 1, 6. Penyebab Masalah Nomor 1 adalah nomor 2b,7. Penyebab Masalah Nomor 2b, adalah 3c,8. Akibat dari Nomor 1 adalah Nomor 4.
Terbukanya kesempatan
mengikuti diklat
No. ALTERNATIF PROGRAM U S G JML RKG
1. Penyelenggaraan sosialisasi pengelolaan PNBP-NR
3 3 3 9 III
2. Meningkatkan secara optimal koordinasi antara Seksi Urais dengan bendahara
4 4 5 13 I
3 Penyebaran buku pedoman/juknis Perdirjen 4 4 4 12 II
Berdasarkan hasil ”USG” tersebut di atas, maka jelas tergambar
alternatif kegiatan ”Meningkatkan secara optimal koordinasi antara Seksi
Urais dengan bendahara” mendapat nilai terbesar yaitu berjumlah 13 yang
sekaligus menduduki ranking I (pertama). Hal ini berarti bahwa alternatif
kegiatan yang paling mendesak untuk dilaksanakan adalah meningkatkan
secara optimal koordinasi antara Seksi Urais dengan bendahara
sebagaimana dimaksud.
Untuk lebih jelasnya tentang alternatif kegiatan ini digambarkan
dengan ”pohon alternatif” sebagai berikut :
Gambar 3
POHON ALTERNATIF
،Kinerja Seksi Urais sudah optimal
Akuntabilitas pengelolaan PNBP-NR sudah optimal
a b c
MME
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah di paparkan pada Bab terdahulu,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kinerja Seksi Urusan Agama Islam (Urais) masih dipandang belum
mampu mengoptimalkan akuntabilitas pengelolaan PNBP-NR
2. Akuntabilitas pengelolaan PNBP-NR belum optimal sesuai
Perdirjen Bimas Islam nomor DJ.II/499 tahun 2009
3. Seksi Urais belum optimal melakukan pembinaan terhadap KUA
4. Adanya keterlambatan pencairan dana PNBP-NR oleh bendahara
Kementerian Agama Kabupaten Bandung
B. Saran
Melaksanakan sosialisasi
pengelolaan PNBP-NR
Pembinaan terhadap KUA sudah optimal
Pencairan dana PNBP-NR oleh bendahara sudah tepat dan cepat
Meningkatkan secara optimal koordinasi
anattara Seksi Urais dengan bendahara
menyebarkan buku pedomaan/juknis pengelolaan
PNBP-NR
Mengingat bahwa dana PNBP-NR penting untuk penyelenggaraan
berbagai kegiatan menyangkut pembinaan terhadap KUA, maka sudah
seharusnya bendahara mempercepat proses pencairan dana tersebut.
Untuk terwujudnya percepatan proses pencairan dana PNBP-NR ,
Seksi Urais hendaknya meningkatkan secara optimal koordinasi
dengan bendahara Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung
DAFTAR PUSTAKA
Eko Supriyanto, Drs, M.Sc, Sri Sugiyanti, Dra, Operasionalisasi Pelayanan
Prima, Lembaga Asministrasi Negara, Jakarta, 2001.
Juni Pranoto, Drs. M.Pd, Emma Rahmawiati, Dra, Agung A. Mataram, Drs,
MM, Isu Aktual Sesuai Tema, Lembaga Asministrasi Negara, Jakarta, 2001.
Peranturan Pemerintah No. 1 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
bagi Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Menteri Agama No. 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Agama.
Pitoyo, Drs, MA, Djoenaedi Tamim, Drs, Pola Kerja Terpadu (PKT), Lembaga
Administrasi Negara RI, Jakarta, 2001.
Soerjono, Dr. MPA, SH, Amak Mansyuri, Drs, MM, Pemecahan Masalah dan
Pengambilan Keputusan (PMPK), Lembaga Asministrasi Negara, Jakarta,
2001.
Suparman dan Tamim Djoenaedi, Kertas Kerja Perseorangan (KKP),
Lembaga Asministrasi Negara, Jakarta, 2004.
21