16
KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI PEMERINTAHAN DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Language Errors in Letters of Government Institusion in Kabupaten Lampung Selatan Yulfi Zawarnis Kantor Bahasa Lampung Jalan Beringin II No. 40 Kompleks Gubernuran, Telukbetung, Bandarlampung Telepon (0721) 486408, (0721) 480705; Faksimile (0721) 486407 Ponsel 085357394013 Posel: [email protected] Abstract Official texts issued by government agencies still do not pay attention to the use of Indonesian language that is good and right. Therefore, it is necessary to conduct an in depth study related to errors contained in the official document issued by certain agencies. The purpose of this study is to describe the errors in the use of language in official documents issued by government agencies in South Lampung Regency. The method used in this research is descriptive qualitative.The results of the analysis showed that all data analyzed contained elements of language errors. Errors encountered include spelling, form and choice of words, and sentence structure. Key Words: official texts, errors, mistake Abstrak Naskah dinas yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah masih belum memperhatikan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian mendalam terkait kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam naskah dinas yang dikeluarkan oleh instansi tertentu. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kesalahan penggunaan bahasa dalam naskah dinas yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah di Kabupaten Lampung Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh data yang dianalisis mengandung unsur kesalahan berbahasa. Kesalahan yang ditemui berupa kesalahan ejaan, bentuk dan pilihan kata, serta struktur kalimat. Kata kunci: naskah dinas, kesalahan, kekeliruan

KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI PEMERINTAHAN DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Language Errors in Letters of Government Institusion in Kabupaten Lampung Selatan

Yulfi Zawarnis Kantor Bahasa Lampung

Jalan Beringin II No. 40 Kompleks Gubernuran, Telukbetung, Bandarlampung Telepon (0721) 486408, (0721) 480705; Faksimile (0721) 486407

Ponsel 085357394013 Posel: [email protected]

Abstract

Official texts issued by government agencies still do not pay attention to the use of Indonesian language that is good and right. Therefore, it is necessary to conduct an in depth study related to errors contained in the official document issued by certain agencies. The purpose of this study is to describe the errors in the use of language in official documents issued by government agencies in South Lampung Regency. The method used in this research is descriptive qualitative.The results of the analysis showed that all data analyzed contained elements of language errors. Errors encountered include spelling, form and choice of words, and sentence structure. Key Words: official texts, errors, mistake

Abstrak

Naskah dinas yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah masih belum memperhatikan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian mendalam terkait kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam naskah dinas yang dikeluarkan oleh instansi tertentu. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kesalahan penggunaan bahasa dalam naskah dinas yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah di Kabupaten Lampung Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh data yang dianalisis mengandung unsur kesalahan berbahasa. Kesalahan yang ditemui berupa kesalahan ejaan, bentuk dan pilihan kata, serta struktur kalimat. Kata kunci: naskah dinas, kesalahan, kekeliruan

Page 2: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kelasa, Vol. 15, No. 1, Juni 2020: 81—96

82

1. Pendahuluan

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 36 telah menetapkan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Hal ini menegaskan bahwa setiap kegiatan kenegaraan, termasuk kegiatan administrasi negara, harus menggunakan bahasa Indonesia.

Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 menegaskan bahwa bahasa negara wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, administrasi pemerintahan, informasi publik, perundang-undangan, bahasa media massa nasional, dan bahasa komunikasi niaga, termausk barang dan jasa. Setiap penyelenggara administrasi negara, pihak swasta, dan masyarakat Indonesia seharusnya selalu berpedoman pada penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai kaidah.

Informasi yang disampaikan secara tertulis memerlukan unsur-unsur bahasa yang lengkap. Hal ini dimaksudkan agar informasi yang hendak disampaikan dapat dipahami dengan jelas. Unsur-unsur bahasa yang lengkap—baik bentuk kata maupun susunan kalimat—meliputi ketepatan pilihan kata, kebenaran penerapan kaidah ejaan, serta pungtuasi (tanda baca) untuk membantu kejelasan pengungkapan diri ke dalam bentuk ragam bahasa tulis (Sugono, 1997:17). Kenyataannya, sebagian besar instansi pemerintah belum memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar dalam naskah dinas yang dikeluarkannya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah penelitian ini adalah kesalahan berbahasa dalam naskah dinas instansi-instansi pemerintah yang berada di Kabupaten Lampung Selatan. Rumusan masalah difokuskan pada kesalahan bahasa pada bagian-bagian surat. Yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah naskah dinas yang dikeluarkan oleh instansi-instansi pemerintah yang berada di Kabupaten Lampung Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan berbagai kesalahan berbahasa yang terdapat dalam naskah dinas yang dikeluarkan oleh instansi-instansi pemerintah yang berada di Kabupaten Lampung Selatan. Peneliti kemudian menyajikan rekomendasi perbaikan untuk setiap kesalahan yang ditemukan. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan oleh berbagai pihak agar di masa yang akan datang tidak terjadi lagi kesalahan serupa dalam penulisan naskah dinas.

Kesalahan Berbahasa Kesalahan berbahasa merupakan kegagalan dalam menggunakan bahasa. Ada dua istilah penting yang harus dibedakan dalam masalah kesalahan berbahasa yaitu istilah errors dan mistake. James (1998:78) memberikan definisi errors adalah bahasa yang secara tidak sengaja menyimpang

Page 3: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kesalahan Berbahasa Dalam Surat Dinas....(Yulfi Zawarnis)

83

dan tidak dapat dikoreksi sendiri oleh pengarangnya. Mistake adalah kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja dan dapat diperbaiki sendiri oleh pengarangnya.

Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang artinya bernuansa kesalahan, yaitu penyimpangan, pelanggaran, dan kekhilafan. (1) Penyimpangan’ dapat diartikan menyimpang dari norma yang telah ditetapkan. Pemakai bahasa menyimpang karena tidak mau, enggan, malas mengikuti norma yang ada. Sikap berbahasa ini cenderung menuju ke pembentukan kata, istilah, slang, jargon, bisa juga prokem. (2)‘Pelanggaran’ terkesan negatif karena pemakai bahasa dengan penuh kesadaran tidak mau menurut norma yang telah ditentukan, sekalipun dia mengetahui bahwa yang dilakukan berakibat tidak baik. (3) ‘Kekhilafan’ merupakan proses psikologis yang dalam hal ini menandai seseorang khilaf menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada dirinya, khilaf mengakibatkan sikap keliru pemakai. Kekhilafan dapat diartikan kekeliruan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa kesalahan bahasa merupakan penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia. (Setyawati, 2010: 13).

Bahasa Surat Variabel bahasa merupakan satu di antara variabel yang dianalisis yang meliputi ejaan, diksi, dan struktur kalimat. Ejaan pada penelitian ini merujuk pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia adalah pedoman ejaan terbaru yang berlaku sejak 2015 (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2015: 1—30).

Ejaan adalah kaidah cara menggambarkan/melambangkan bunyi-bunyi ujaran (kata, kalimat, dan sebagainya) dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, ejaan mencakup penulisan huruf (huruf besar/kapital dan huruf miring), penulisan kata, penulisan unsur serapan, penulisan angka, dan pemakaian tanda baca (Wijayanti, 2013: 1).

Keraf (2002:24) menjelaskan bahwa diksi berkaitan dengan tiga hal. Pertama, pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok

Page 4: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kelasa, Vol. 15, No. 1, Juni 2020: 81—96

84

masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Perbendaharaan kata atau kosakata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

Bagian lain dalam penelitian ini yang terkait dengan kaidah kebahasaan adalah struktur. Tentu saja struktur yang dimaksud dalam hal ini adalah struktur kalimat. Finoza (2013: 162) mengatakan bahwa pola kalimat dasar terdiri dari beberapa struktur, yaitu S (subjek), P (predikat), O (objek), pel (pelengkap), ket (keterangan). Namun, pada penelitian ini, struktur yang dimaksud tidak hanya berdasarkan subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan saja, tetapi berdasarkan hukum D-M.

Arifin dan Tasai (2009:66) berpendapat bahwa dalam ragam resmi, kalimat sekurang-kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat pernyataan itu bukanlah kalimat.

Bagian-Bagian Naskah Dinas Menurut Sudarsa et al (1991) bagian surat terdiri atas (1) kepala surat, (2) tanggal, (3) nomor, lampiran, dan hal atau perihal, (4) alamat tujuan, (5) salam pembuka, (6) isi surat, (7) salam penutup, (8) pengirim surat, (9) tembusan, dan (10) inisial. Penulisan bagian surat tersebut adalah sebagai berikut.

Kepala surat yang lengkap terdiri atas (1) nama instansi, (2) alamat lengkap, (3) nomor telepon (termasuk alamat surel dan alamat laman), (4) nomor kotak pos, dan (5) lambang atau logo.

Tanggal surat ditulis secara lengkap, yaitu tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis dengan huruf, dan tahun ditulis dengan angka. Sebelum tanggal tidak dicantumkan nama kota karena nama kota sudah tercantum di kepala surat. Setelah angka tahun tidak diikuti tanda baca apapun. Nama bulan tidak boleh disingkat penulisannya.

Kata Nomor, Lampiran, dan Hal ditulis dengan huruf awal kapital dengan diikuti oleh tanda titik dua yang ditulis secara estetik ke bawah sesuai dengan Panjang pendeknya ketiga kata itu.

Nama diri penerima surat diawali huruf kapital pada setiap unsurnya, bukan menggunakan huruf kapital seluruhnya. Untuk menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat cukup ditulis Yth. Penggunaan kata kepada sebelum Yth. tidak diperlukan karena kata kepada berfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat yang menyatakan arah. Kata sapaan seperti ibu, bapak, saudara digunakan sebelum nama penerima surat dengan diawali huruf kapital. Kata sapaan seperti ibu, bapak, saudara ini tidak perlu dicantumkan bila nama orang yang dituju bergelar akademik, seperti Dr. Ir, drs., sebelum Namanya. Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat, tetapi ditulis lengkap

Page 5: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kesalahan Berbahasa Dalam Surat Dinas....(Yulfi Zawarnis)

85

tanpa tanda titik atau titik dua di akhir kata. Nama alamat yang dituju hendaklah nama orang yang diserta nama jabatannya atau nama jabatannya saja.

Paragraf pembuka berfungsi mengantarkan isi surat yang akan diberitahukan yang berisi pemberitahuan, pertanyaan, pernyataan, atau permintaan. Paragraf pembuka juga bisa berisi balasan (jawaban) atas surat yang pernah dikirim oleh pihak lain ke suatu instansi. Paragraf isi mengemukakan hal-hal yang perlu disampaikan kepada penerima surat. Paragraf penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat. Paragraf penutup bisa juga berisi harapan penulis surat atau berisi ucapan terima kasih kepada penerima surat.

Nama pengirim tidak perlu menggunakan huruf kapital seluruhnya, tetapi menggunakan huruf kapital di setiap unsur nama. Nama tidak perlu ditulis di dalam kurung, tidak perlu bergaris bawah, dan tidak perlu diakhiri tanda titik. Nama jabatan dapat dicantumkan di bawah nama pengirim.

Penelitan yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang berjudul “Kesalahan Bahasa dalam Naskah Dinas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Ternate” yang dilakukan oleh Noormala pada tahun 2019. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Noormala dan

peneliti adalah penelitian dengan metode deskriptif, yakni memaparkan hasil penggunaan Bahasa Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kartu data. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan teknik catat. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan bahasa ditemukan pada bagian-bagian naskah dinas, yakni kepala surat, tanggal surat, nomor surat, lampiran, perihal surat, alamat, isi, pengirim surat, dan tembusan.

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Dalam metode ini, data yang diperoleh akan dianalisis sedemikian rupa sehingga dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang data yang diperoleh, menerangkan hubungan antardata, dan memberikan makna dan implikasi dari masalah yang dipecahkan (Nazir, 2003: 55) Berdasarkan desain penelitian ini, akan dilakukan tiga langkah kerja dalam penelitian ini, yakni (1) pengumpulan data, (2) pengolahan dan penganalisisan data, dan (3) penyajian hasil pengolahan data.

Data penelitian ini adalah naskah dinas berupa surat undangan, surat keputusan, surat perintah tugas, dan berbagai jenis surat resmi lainnya yang dikeluarkan oleh berbagai instansi pemerintah di Kabupaten

Page 6: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kelasa, Vol. 15, No. 1, Juni 2020: 81—96

86

Lampung Selatan. Dari setiap instansi hanya diambil satu surat untuk dianalisis.

Data dikumpulkan dengan cara mendatangi setiap institusi dan meminta kesediaan pengelola persuratan untuk memberikan fotokopi surat-surat dinas yang pernah dikeluarkan oleh institusi tersebut dalam dua tahun terakhir (2018—2019). Data yang diambil dikumpulkan secara acak dan diambil sebanyak sepuluh surat dari setiap instansi. Dari sepuluh surat itu kemudian diambil satu surat secara acak untuk dianalisis.

Pengolahan data dilakukan dengan menganalisis bahasa surat, merujuk pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surat-Menyurat dalam Bahasa Indonesia,

dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Tahap terakhir adalah penyajian hasil pengolahan data berupa hasil analisis data. Hasil analisis data disajikan secara informal dengan bahasa yang mudah dipahami dan mudah dimengerti. (Sudaryanto, 1993:145) 3. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh, analisis dilakukan dengan melihat kesalahan berdasarkan bagian-bagian sebagai berikut. 3.1 Kesalahan Penulisan Kepala

Surat

Berikut ini kesalahan penulisan kepala surat berdasarkan data yang diperoleh di Kabupaten Lampung Selatan.

1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

PROVINSI LAMPUNG Jl. Indra Bangsawan No.02 Kalianda Telep, (0727) 322157 Fax (0727) 322495 Email:

[email protected]

Kesalahan yang terdapat pada kepala surat tersebut adalah penulisan Jalan yang disingkat menjadi Jl. Hal ini tidak selaras dengan aturan yang berlaku dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesai yang tidak menyarankan penyingkatan Jalan menjadi Jl. Selain itu, terdapat juga kesalahan penulisan Telepon dan Faksimile yang disingkat menjadi Telep dan Fax. Penyingkatan Telepon menjadi

Telep tidak selaras dengan aturan yang berlaku dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Hal yang sama juga terjadi dalam penyingkatan Faksimile menjadi Fax. Penyingkatan ini salah secara kaidah penyingkatan dan tidak menyalahi asas pemartabatan bahasa negara di ruang publik. Fax merupakan singkatan dari Faximile yang notabene merupakan istilah asing yang belum diindonesiakan.

Page 7: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kesalahan Berbahasa Dalam Surat Dinas....(Yulfi Zawarnis)

87

Padahal, bila kita merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia sudah ditemukan kata facsimile sebagai padanan Bahasa asing Faximile.

Kesalahan berikut juga terjadi dalam penulisan Email. Kamus Besar Bahasa Indonesia sudah mencatat kata Posel sebagai padanan dari Bahasa asing Email. Oleh karena itu, penulisan Email di kepala surat tersebut sebaiknya diganti menjadi Posel.

Untuk memisahkan antara nomor telepon, nomor faksimile, dan alamat posel perlu digunakan

tanda titik koma (;) sebagai pemisah antarbagian yang tidak sejenis. Nomor Telepon, nomor faksimile, dan alamat posel sebaiknya dipindahkan ke baris berikutnya agar tidak menyatu dengan alamat surat. Kesalahan-kesalahan yang terjadi merupakan errors karena ketidaktahuan penulis. Oleh karena itu, rekomendasi untuk kepala surat tersebut adalah sebagai berikut.

1.

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

PROVINSI LAMPUNG Jalan Indra Bangsawan No.02 Kalianda

Telepon (0727); 322157; Faksimile (0727) 322495; Email: [email protected]

2. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Selatan

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

DINAS KETAHANAN PANGAN Alamat: Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan

Jalan Mustafa Kemal No.46 Telp. (0727) 323326

KALIANDA

Kesalahan penggunaan Bahasa dalam kepala surat tersebut dapat dilihat pada penulisan Alamat yang diikuti tanda titik dua (:). Penulisan Alamat dalam kepala surat tidak diperlukan lagi karena secara umum sudah diketahui bahwa di bagian bawah dari nama instansi adalah alamat instansi. Selain itu, terdapat kesalahan penggunaan kata komplek yang seharusnya ditulis kompleks. Kesalahan berikutnya yakni

berupa kesalahan penempatan alamat surat yang diletakkan sebaris dengan nomor telepon. Seharusnya nomor telepon menempati baris terpisah dan alamat surat di bagian bawah bisa digabungkan dengan alamat surat di bagian atas. Penulisan kata Kalianda yang ditulis dengan huruf yang dijarangkan dan menggunakan huruf kapital semua juga menyalahi aturan penulisan alamat di kepala surat. Seharusnya

Page 8: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kelasa, Vol. 15, No. 1, Juni 2020: 81—96

88

kata Kalianda ditulis menggunakan huruf yang sama dengan alamat surat dan hanya huruf pertama yang kapital. Penulisan Telepon sebaiknya tidak disingkat menjadi Telep, tapi ditulis lengkap Telepon. Kesalahan-kesalahan dalam surat tersebut merupakan errors yang terjadi karena kurangnya

pengetahuan penulis mengenai kaidah bahasa dan tata persuratan. Rekomendasi untuk perbaikan kesalahan kepala surat tersebut adalah

2.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

DINAS KETAHANAN PANGAN Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, Jalan Mustafa Kemal No.46

Telepon (0727) 323326

Kalianda

3. Sekretariat Daerah Lampung Selatan

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Zainal Abidin Pagaralam No.1 Kalianda Lampung Selatan 35513

Telp. (0727) 322070, 322068, 322069, 322300 Fax. (0727) 322334

Dalam kepala surat ini hanya terdapat beberapa kesalahan. Kesalahan pertama terkait penggunaan tanda koma (,) yang seharusnya dibubuhkan setelah nama kota untuk memisahkannya dengan nama kabupaten. Kesalahan berikutnya terkait penggunaan tanda titik koma (;) yang seharusnya dicantumkan antara Telepon dan Faksimile.

Penulisan Telepon sebaiknya tidak disingkat menjadi Telp. Begitupun penulisan Faksimile sebaiknya tidak disingkat menjadi

Fax karena Fax sendiri juga merupakan bentuk singkat dari Bahasa Inggris Faximile yang sudah diindonesiakan menjadi Faksimile. Kesalahan yang terdapat dalam surat tersebut merupakan errors, karena ketidaktahuan penulis mengenai tata bahasa dan tata persuratan.

Oleh karena itu, rekomendasi perbaikan kepala surat tersebut adalah sebagai berikut.

3.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Zainal Abidin Pagaralam No.1, Kalianda, Lampung Selatan 35513

Telepon (0727) 322070, 322068, 322069, 322300; Faksimile (0727) 322334

Page 9: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kesalahan Berbahasa Dalam Surat Dinas....(Yulfi Zawarnis)

89

4. Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH Jl. Mustafa Kemal No.45 Telp. 0727 – 321 302 Fax. 321 302

K A L I A N D A 35513

Kesalahan penulisan kepala surat pada data di atas terdapat pada penulisan kata Jalan yang disingkat menjadi Jl. Seharusnya penulisan kata Jalan di kepala surat kalua akan disingkat menjadi Jln. Akan tetapi, penyingkatan ini hanya menghemat satu karakter dari lima karakter menjadi empat karakter. Oleh karena itu, penulisan Jalan sebaiknya ditulis lengkap tanpa menyingkat menjadi Jl. maupun Jln.

Kesalahan juga terjadi pada penulisan kata Telepon dan Faksimile yang ditulis dalam bentuk singkatnya. Kedua kata ini sebaiknya tidak disingkat penulisannya, tetapi ditulis lengkap Telepon dan Faksimile. Telepon, Faksimile, dan Posel

sebaiknya diletakkan di baris tersendiri yang terpisah dari alamat instansi. Sebaliknya, nama kota, Kalianda, seharusnya diletakkan sejajar dengan alamat dan ditulis dengan huruf kapital hanya di awal kata.

Antara Telepon dan Faksimile hendaknya digunakan tanda titik koma (;) untuk memisahkan antarbagian yang tidak sejenis.

Kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam surat tersebut merupakan errors yang terjadi karena ketidaktahuan penulis mengenai tata bahasa dan tata persuratan.

Oleh karena itu, rekomendasi perbaikan kepala surat tersebut adalah sebagai berikut.

4.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH Jalan Mustafa Kemal No.45, Kalianda

Telepon (0727) 321302; Faksimile (0727) 321302

5. Kecamatan Kalianda

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

UPTD PELAYANAN PAJAK

KECAMATAN KALIANDA JALAN KOLONEL MAKMUN RASYID KELURAHAN WAY URANG

Pada kepala surat ini hanya

terdapat sedikit kesalahan. Kesalahan

tersebut hanya berupa penggunaan

huruf kapital di bagian alamat

instansi. Sebaiknya di bagian

tersebut hanya digunakan huruf

Page 10: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kelasa, Vol. 15, No. 1, Juni 2020: 81—96

90

kapital di setiap awal kata. Selain itu,

setelah nama jalan sebaiknya

digunakan tanda koma untuk

memisahkannya dengan nama

kelurahan. Setelah nama kelurahan

sebaiknya dicantumkan nama kota,

sehingga alamat instansi menjadi

lebih lengkap. Kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam surat tersebut merupakan errors yang

terjadi karena ketidaktahuan penulis mengenai tata bahasa dan tata persuratan. Oleh karena itu, rekomendasi

perbaikan untuk kepala surat tersebut

adalah sebagai berikut.

5.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

UPTD PELAYANAN PAJAK

KECAMATAN KALIANDA Jalan Kolonel Makmun Rasyid, Kelurahan Way Urang, Kalianda

3.2 Kesalahan Penulisan Nomor Surat Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa umumnya lembaga-lembaga pemerintahan di Kabupaten Lampung Selatan sudah mengikuti aturan penulisan nomor yang tertuang dalam tata naskah dinas yang dikeluarkan oleh Bupati Lampung Selatan. Beberapa kesalahan yang terjadi dalam penulisan nomor surat hanya berupa mistake, misalnya penggunaan tanda titik yang menyerupai tanda koma karena nomor surat ditulis menggunakan tulisan tangan.

3.3 Kesalahan Penulisan Lampiran

Kata lampiran bermakna ‘tambahan’. Tambahan itu dapat berupa surat, kertas surat, dan salinan-salinan surat. Lampiran adalah sesuatu yang ditambahkan pada surat yang dikirimkan. Bagian lampiran tidak selamanya

harus dicantumkan apabila, misalnya, surat itu tidak melampirkan sesuatu. Jika bersama surat itu ada sesuatu yang dilampirkan, apa yang dilampirkan itu hendaknya dituliskan dengan lengkap.

Kesalahan penulisan lampiran yang ditemukan adalah penggunaan tanda hubung (-) sebagai pengganti kosong setelah tulisan Lampiran dan titik dua (:). 1* Lampiran : - Kesalahan penulisan lampiran juga berupa penulisan huruf di dalam kurung untuk menjelaskan angka. 7* Lampiran : 1 (satu) lembar 3.4 Kesalahan Penulisan Hal Surat Hal atau perihal adalah bagian surat

yang memuat pokok surat atau inti

persoalan yang akan disampaikan

dalam surat itu. Bagian ini berguna

untuk memudahkan pembaca

mengetahui persoalan. Bagian ini

tidak perlu ditulis panjang-panjang

Page 11: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kesalahan Berbahasa Dalam Surat Dinas....(Yulfi Zawarnis)

91

dan tidak perlu ditulis dengan huruf

tebal. Walaupun demikian, pokok

persoalan itu harus dapat mewakili

keseluruhan maksud surat.

Berikut kesalahan yang ditemukan.

1* Perihal: Permohonan Reset BAR

Bulan Desember 2018

2* Perihal: Undangan

4* Perihal: Pembentukan Panitia

Pemilihan Kepala Desa

5* Perihal: Himbauan

Selain terjadi kesalahan terkait

format penulisan, dalam penulisan

perihal tersebut juga terdapat

kesalahan penulisan kata, yakni bea

siswa, prihal, himbauan. Ketiga kata

tersebut seharusnya ditulis beasiswa,

perihal, imbauan. Dengan demikian,

rekomendasi untuk perbaikan

penulisan perihal surat tersebut

adalah sebagai berikut.

1* Perihal: Permohonan reset BAR

bulan Desember 2018

2* Perihal: Undangan

4* Perihal: Pembentukan panitia

5* Perihal: Imbauan

Beberapa kesalahan juga terjadi karena mistake, yakni penggunaan garis bawah hanya di baris kedua. 3.5 Penulisan Tanggal Surat Kesalahan umum yang terjadi dalam penulisan tanggal surat adalah pencantuman nama kota sebelum tanggal surat. Berdasarkan data yang diperoleh, seluruh surat yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah di Lampung Selatan masih menuliskan nama kota/nama tempat sebelum menuliskan tanggal surat.

3.6 Kesalahan Penulisan Alamat Surat Berdasarkan data yang dianalisis ditemukan beberapa kesalahan terkait penulisan alamat surat sebagai berikut.

1* Kepada Yth. Kepala KPPN Bandar Lampung Di – Bandar Lampung 4* Kepada, Yth. Camat Se-Kab. Lampung

Selatan di- Tempat 5* Kepada yth : Sdr. Kepala Desa/Lurah se- Kecamatan Kalianda Di – Tempat Semua data terkait penulisan alamat surat tak mencantumkan alamat lengkap orang atau instansi yang dituju. Semua data juga menggunakan Kepada Yth. secara bersamaan. Rekomendasi perbaikan penulisan alamat surat tersebut adalah sebagai berikut. 1* Yth. Kepala KPPN Bandar

Lampung Jalan … Bandarlampung 4* Yth. Camat … Jalan … Bandarlampung 5* Yth. Kepala Desa … Jalan … Lampung Selatan

Page 12: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kelasa, Vol. 15, No. 1, Juni 2020: 81—96

92

3.7 Kesalahan Penulisan Salam Pembuka dan Salam Penutup Salam pembuka lazim ditulis di sebelah kiri di bawah alamat surat, di atas kalimat pembuka isi surat. Salam penutup lazim ditulis di sebelah kanan bawah. Salam pembuka yang lazim digunakan adalah Dengan hormat.

Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat beberapa kesalahan terkait penggunaan salam pembuka dan salam penutup. 1*Hanya mencantumkan salam

pembuka tanpa salam penutup. 2*Tidak menggunakan salam

pembuka dan salam penutup. 3*Tidak menggunakan salam

pembuka dan salam penutup. 4*Tidak menggunakan salam

pembuka dan salam penutup. 5*Salam pembuka dan salam

penutup ditulis dengan huruf tebal dan tidak dimiringkan. Seharusnya salam pembuka dan salam penutup tersebut ditulis menggunakan huruf miring karena bukan kalimat baku Bahasa Indonesia (seharusnya ditulis Assalamu’alaikum dan Wassalamualaikum)

3.8 Kesalahan Penulisan Isi Surat Isi surat merupakan bagian yang sangat penting karena bagian ini merupakan wadah segala sesuatu atau semua persoalan ingin disampaikan. Panjang pendek isi surat bergantung pada banyak atau sedikitnya persoalan yang ingin dikemukakan. Secara umum

bahasa yang digunakan dalam bagian isi surat harus benar. Kebenaran itu diukur dengan ketepatan pemilihan kata, struktur kalimat sesuai dengan kaidah, dan ejaannya benar. Isi surat yang lengkap terdiri atas (1) alinea pembuka, (2) alinea isi, dan (3) alinea penutup.

3.9 Alinea Pembuka Dalam alinea pembuka dikemukakan permasalahan yang merupakan pengantar atau pendahuluan terhadap permasalahan pokok. Alinea ini berfungsi mengarahkan persoalan yang ingin disampaikan. Berikut contoh-contoh kesalahan yang ditemukan dan rekomendasi perbaikan alinea pembuka 1* Bersama ini kami mengajukan

permohonan untuk dilakukan reset BAR Satuan Kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Selatan (431221) untuk bulan Desember 2018 yang disebabkan oleh Perubahan Nilai Akumulasi Penyusunan Aset Tetap.

Penggunaan kata Bersama ini dalam alinea pembuka tersebut tidak tepat karena kata Bersama ini berarti si pembuat surat seiring dengan surat yang dikirimnya untuk mengajukan permohonan. Kata yang tepat untuk alinea pembuka tersebut adalah Dengan ini … Rekomendasi untuk memperbaiki kesalahan alinea pembuka surat tersebuta adalah sebagai berikut. 1*Dengan ini kami mengajukan

permohonan untuk dilakukan

Page 13: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kesalahan Berbahasa Dalam Surat Dinas....(Yulfi Zawarnis)

93

reset BAR Satuan Kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Selatan (431221) untuk bulan Desember 2018 yang disebabkan oleh Perubahan Nilai Akumulasi Penyusunan Aset Tetap.

4*Sehubungan dengan rencana

pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa pada tahun 2019 secara serentak di Kabupaten Lampung Selatan bagi Desa-Desa yang pada saat ini dijabat oleh Penjabat Kepala Desa, maka diminta kepada Sdr. Camat untuk menginformasikan hal-hal sebagai berikut :

Alinea pembuka tersebut tidak efektif karena penggunaan huruf kapital pada tempat yang tidak semestinya dan penggunaan kata maka pada tempat yang tidak semestinya. Selain itu, kalimat tersebut juga membutuhkan subjek karena Bahasa surat adalah Bahasa yang aktif. Oleh karena itu, rekomendasi perbaikan untuk kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 4* Sehubungan dengan rencana

pelaksanaan pemilihan kepala desa pada tahun 2019 secara serentak di Kabupaten Lampung Selatan bagi desa-desa yang pada saat ini dipimpin oleh penjabat kepala desa, kami meminta Saudar untuk menginformasikan hal-hal sebagai berikut kepada pihak terkait:

5*Menindaklanjuti Perintah Bapak

Kepala Badan Pengelola Pajak

dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kabupaten Lampung Selatan, berkaitan dengan ….

Kutipan alinea pembuka tersebut tidak efektif karena menggunakan kata Bapak sebelum jabatan. Selain itu, kutipan tersebut juga tidak memiliki subjek dan predikat. Oleh karena itu, rekomendasi perbaikan untuk kalimat tersebut adalah sebagai berikut. 5*Menindaklanjuti perintah

Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kabupaten Lampung Selatan yang berkaitan dengan …, kami ….

3.10 Alinea Isi

Kesalahan umum yang terjadi dalam penulisan alinea isi terkait dengan penuisan hari, waktu, dan tempat yang ditulis menggunakan huruf kapital. Bagian tersebut seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena bagian tersebut masih satu kalimat dengan kalimat sebelumnya.

Selain itu, kesalahan umum juga terjadi pada penulisan kata sampai dengan yang disingkat menjadi s/d. Kata sampai dengan seharusnya disingkat menjadi s.d. 3.11 Alinea Penutup

Berikut kesalahan penulisan dalam alinea penutup.

1*Demikian disampaikan, atas

perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Page 14: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kelasa, Vol. 15, No. 1, Juni 2020: 81—96

94

2*Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

3*Demikian Surat Keterangan ini, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

4*Demikian atas pelaksanaannya diucapkan terima kasih.

5*Demikian untuk dapat diterima dan ditindak lanjuti sebagaimana mestinya.

Kesalahan umum dalam alinea penutup tersebut terjadi pada penggunaan kata sapaan yang tidak dieksplisitkan dan diganti dengan kata ganti -nya. Seharusnya kata ganti -nya diubah menjadi kata ganti orang kedua seperti Bapak/Ibu, Saudara, atau Anda. Selain itu, terdapat juga penggunaan kata yang tidak baku, yaitu himbauan yang seharusnya ditulis imbauan. Kata kerja sama harus dipisahkan dengan tanda spasi. Ditindaklanjuti harus digabung penulisannya. Frasa demikian disampaikan tidak perlu ditulis di alinea penutup karena apapun yang ditulis dalam surat memang bertujuan menyampaikan sesuatu. Dengan demikian, rekomendasi untuk memperbaiki kesalahan penulisan alinea penutup tersebut adalah sebagai berikut. 1*2* Atas perhatian dan kerja

sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

3* Surat Keterangan ini harap dipergunakan sebagaimana mestinya.

4* Atas pelaksanaan hal tersebut, kami ucapkan terima kasih.

5* Informasi ini harap ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.

3.12 Kesalahan Penulisan Nama

Pengirim

Kesalahan penulisan nama pengirim adalah sebagai berikut.

2* Ir YANSEN MULIA, M.P. NIP. 19……… 6* CHOTIMATUZZAHRA, S.E,

M.M. NIDN: 02… 7* Ir. FREDY SM, M.M 9* BADRUZZAMAN, S.Sos.MM 10* HOLMAN.AN.SE. Rekomendasi perbaikan

untuk penulisan nama dan gelar tersebut adalah sebagai berikut.

2* Ir. Yansen Mulia, M.P. NIP 19……… 7* Ir. Fredy S.M., M.M. 8* Drs. M.Yacub Yuhira, S.H.,

M.Pd. 9* Badruzzaman, S.Sos., M.M. 10* Holman. A. N., S.E.

4. Simpulan Naskah dinas merupakan salah satu dokumen resmi yang penulisannya mengikuti aturan-aturan resmi yang telah ditetapkan, baik dalam hal bentuk maupun bahasanya. Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa sebagian besar naskah dinas yang dikeluarkan instansi pemerintah masih mengandung kesalahan

Page 15: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kesalahan Berbahasa Dalam Surat Dinas....(Yulfi Zawarnis)

95

berbahasa. Kesalahan berbahasa umunya terjadi karena faktor errors yang terjadi karena kurangnya pengetahuan penulis mengenai tata bahasa dan tata persuratan. Hal ini seharusnya tidak terjadi lagi bila kesadaran akan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai upaya memartabatkan Bahasa negara dimiliki oleh semua kalangan. Selain itu, terdapat juga kesalahan berupa mistake yang terjadi karena faktor salah ketik atau faktor lain yang tidak berkaitan dengan ketidaktahuan penulis mengenai tata bahasa dan tata persuratan. Daftar Acuan Arifin, E. Zainal dan Amran Tasai.

2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Cetakan ke-11. Jakarta: Akademika Pressindo.

Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Pemantauan Penggunaan Bahasa di Media Luar Ruang. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Finoza, Lamuddin.2013. Komposisi

dalam Bahasa Indonesia (Untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa). Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Indonesia, Tim Pengembang Pedoman Bahasa. 2016. Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

James, Carl. 1998. Errors in

Language Learning and Use Exploring Error Analysis. New York: Longman.

Keraf, Gorys. 2002. Diksi dan Gaya

Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nazir. 2003. Metode Penelitian.

Jakarta: Ghalia Indonesia. Noormala. 2019. “Kesalahan Bahasa

dalam Naskah Dinas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Ternate” dalam gramatika.kemdikbud.go.id

Republik Indonesia. 2009. Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Republik Indonesia. 2014. Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 16: KESALAHAN BERBAHASA DALAM SURAT DINAS INSTANSI

Kelasa, Vol. 15, No. 1, Juni 2020: 81—96

96

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sudarsa, Caca dkk. 1991. Seri

Penyuluhan 2: Surat-Menyurat dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembagan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudaryanto. 1993. Metode dan

Aneka Teknik Analisis Bahasa.

(Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik). Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sugono, Dendy. 1997. Berbahasa

Indonesia dengan Benar. Jakarta. Puspa Swara.

Wijayanti. et al. 2013. Bahasa

Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: Rajagrafindo Pers