331
i KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS MAHASISWA PBSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh : Fendi Eko Prabowo 111224075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

i

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS

MAHASISWA PBSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

ANGKATAN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh :

Fendi Eko Prabowo

111224075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

iii

SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

iv

MOTO

Tak Ada yang Perlu Kau Kalahkan Kecuali Dirimu Sendiri.

(Archer-Fate Stay Night)

Jika Kamu Takut Membuat Dirimu Berisiko, maka Kamu Takkan

Mampu Menciptakan Masa Depan untuk Dirimu.

(Luffy-One Piece)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada

orang tua dan keluargaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Februari 2016

Penulis,

Fendi Eko Prabowo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fendi Eko Prabowo

Nomor Mahasiswa : 111224075

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS

MAHASISWA PBSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN

2014”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain,

mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 26 februari 2016

Yang menyatakan,

Fendi Eko Prabowo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

viii

ABSTRAK

Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi

Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014.

Skirpsi.Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penelitian ini membahas tentang kesantunan berbahasa di ranah

pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk tuturan yang

santun dan tidak santun berdasarkan prinsip kesantunan berbahasa, serta

mendeskripsikan penanda kesantunan berbahasa mahasiswa PBSI Universitas

Sanata Dharma angkatan 2014 dalam kegiatan diskusi kelas.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, karena

penelitian ini berisi gambaran kesantunan berbahasa mahasiswa dalam kegiatan

diskusi kelas yang diperoleh langsung di prodi PBSI Universitas Sanata Dharma

angkatan 2014. Data diambil selama bulan Februari dan Maret tahun 2015.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik rekam

dan catat. Data kemudian diidentifikasi dan dianalisis menggunakan prinsip

kesantunan dari kaidah kesantunan Leech dan strategi kesantunan Brown dan

Levinson.

Peneliti menemukan bentuk tuturan yang santun dan tidak santun dalam

diskusi kelas mahasiswa PBSI angkatan 2014 berdasarkan prinsip kesantunan.

Bentuk tuturan santun adalah tuturan yang mematuhi prinsip kesantunan, yakni 22

pematuhan terhadap maksim Leech, dengan rincian 8 tuturan pada maksim

kebijaksanaan, 5 tuturan pada maksim kedermawanan, 6 tuturan pada maksim

pujian dan 3 tuturan pada maksim kesepakatan, dalam setiap pematuhan tersebut

juga telah mematuhi strategi kesantunan Brown dan Levinson, dengan 21 tuturan

mematuhi kesantunan positif dan 1 tuturan kesantunan negatif. Bentuk tuturan

yang tidak santun adalah tuturan yang melanggar prinsip kesantunan, yakni 48

pelanggaran terhadap maksim Leech, dengan rincian 11 tuturan pada maksim

kebijaksanaan, 9 tuturan pada maksim kedermawanan, 11 tuturan pada maksim

pujian, 4 tuturan pada maksim kerendahan hati, 5 tuturan pada maksim

kesepakatan dan 8 tuturan pada maksim kesimpatisan, dalam setiap pelanggaran

tersebut juga terjadi pelanggaran terhadap strategi kesantunan Brown dan

Levinson, strategi yang dilanggar adalah strategi kesantunan positif.

Dari tuturan yang telah dianalisis, peneliti menemukan bentuk-bentuk

tuturan yang santun dan tidak santun kemudian menemukan penanda kesantunan

berbahasa dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI angkatan 2014.

Kata kunci: kesantunan berbahasa, prinsip kesantunan berbahasa, bentuk tuturan

santun, bentuk tuturan tidak santun, penanda kesantunan berbahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

ix

ABSTRACT

Prabowo, Fendi Eko. 2016. Language Politeness in Class Discussions of the

PBSI Students of Sanata Dharma University, Class of 2014.

Thesis.Yogyakarta. Indonesian Language and Literature Education Study

Program,teachers‟ Training and Education Faculty, Sanata Dharma

University, Yogyakarta.

This research discussed language politeness in the realm of learning. This

research was aimed to describe polite speeches an impolite speeches based on

language politeness principles and to describe language politeness markers of

PBSI students of Sanata Dharma University class of 2014 in class discussions.

The research was a descriptive qualitative research because this research

was a description of students‟ language politeness in class discussions taken

directly in PBSI study program of Sanata Dharma University, class of 2014. The

data were collected in February and March 2015. The research data were collected

using recording and note-taking techniques. The recording technique was used to

rewrite an object in the forms of speeches produced in class discussions. The note-

taking technique was used to minimize the loss of data. Then, the data were

identified and analyzed using Leech‟s rules of politeness and Brown and

Levinson‟s politeness strategy.

The researcher found some polite and impolite speeches in class

discussions of the PBSI students, class of 2014 based on the language politeness

principles. Polite speeches were speeches that met the politeness principles, i.e. 22

adherences to the maxims of Leech, consisting of 8 speeches to the maxim of

wisdom, 5 speeches to the maxim of generosity, 6 speeches to the maxim of

compliment, and 3 speeches to the maxim of agreement. Each adherence was in

accordance with the Brown and Levinson‟s politeness strategy in which 21

speeches were in positive politeness and 1 speech was in negative politeness.

Impolite speeches were speeches that did not meet the politeness principles, i.e.

48 misuses to the maxim of Leech consisting of 11 speeches to the maxim of

wisdom, 9 speeches to the maxim of generosity, 11 speeches to the maxim of

compliment, 4 speeches to the maxim of humility, 5 speeches to the maxim of

agreement, and 8 speeches to the maxim of sympathy. Each misuse was in

accordance with the misuse of the Brown and Levinson‟s politeness strategy, in

which the strategy broken was the strategy of positive politeness.

From the analyzed speeches, the researcher found kinds of polite speeches

and impolite speeches and then found the language politeness markers in PBSI

students‟ class discussions, class of 2014.

Keywords: language politeness, language politeness principles, kinds of polite

speeches, kinds of impolite speeches, language politeness markers.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rakmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas

Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014”. Penyusunan

skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan lancar.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang selama ini memberikan bantuan, bimbingan, nasihat,

motivasi, dorongan, dukungan doa, dan kerja sama yang tidak ternilai harganya

dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan hal tersebut,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan FKIP Universitas Sana Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Kaprodi PBSI yang telah memberikan

motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

3. Prof Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah

mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, kesabaran, dan motivasi selama

membimbing penulis.

4. Seluruh dosen PBSI yang telah memberikan banyak ilmu penegtahuan dan

wawasan kepada penulis selama belajar di Prodi PBSI, sehingga penulis

memiliki bekal menjadi pengajar yang cerdas, humanis, dan professional.

5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan buku-

buku sebagai penunjang penulis menyelesaikan skripsi.

6. Karyawan sekretariat PBSI yang telah membantu penulis dalam hal

meneyelesaikan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

xi

7. Orang tua saya, Bapak Tohar dan Ibu Sugiyanti yang telah memberikan

doa, semangat, dan memotivasi penulis dari awal hingga akhir penulisan

skripsi.

8. Sahabat-sahabatku, Wahyu Krisna, Petrus Danang, Yunus Bayu, Andi

Marwanto yang telah memberikan motivasi, semangat, dan kerjasamanya.

9. Teman-teman PBSI angkatan 2011 yang banyak memberikan masukan,

informasi, serta dukungan kepada penulis.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis sampai menyelesaikan skripsi

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan bagi penyempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat menjadi kajian yang bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya.

Yogyakarta, 26 Februari 2016

Penulis,

Fendi Eko Prabowo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

MOTO ............................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

1.4 Ruang Lingkup...................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

1.6 Batasan Istilah ....................................................................................... 7

1.7 Sistematika Penyajian ........................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 9

2.1 Penelitian yang Relevan ........................................................................ 9

2.2 Kajian Teoretis

2.2.1 Kesantunan Berbahasa ................................................................. 10

2.2.1.1 Pragmatik ........................................................................ 10

2.2.1.1.1 Konteks ............................................................ 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

xiii

2.2.1.1.2 Tindak Tutur .................................................... 15

2.2.1.1.3 Kaidah Kesantunan Berbahasa ........................ 22

1. Grice ............................................................. 23

2. Brown dan Levinson .................................... 27

3. Geoffrey Leech ............................................ 31

2.2.1.2 Diskusi ............................................................................ 42

2.3 Kerangka Berfikir ................................................................................. 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 49

3.1 Jenis Penelitian...................................................................................... 49

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian ......................................................... 50

3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 50

3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................. 51

3.5 Teknik Analisis Data............................................................................. 52

3.6 Triangulasi Data .................................................................................... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 55

4.1 Deskripsi Data ....................................................................................... 55

4.2 Analisis Data ......................................................................................... 57

4.2.1 Analisis Pematuhan Data Tuturan Diskusi Kelas Mahasiswa

PBSI Angkatan 2014 Berdasarkan Prinsip Kesantunan .............. 57

4.2.1.1 Pematuhan Maksim Kebijaksanaan ................................. 57

4.2.1.2 Pematuhan Maksim Kedermawanan ............................... 66

4.2.1.3 Maksim Pujian ................................................................ 72

4.2.1.4 Maksim Kesepakatan ...................................................... 78

4.2.2 Analisis Pelanggaran Data Tuturan Diskusi Kelas Mahasiswa

PBSI Angkatan 2014 Berdasarkan Prinsip Kesantunanan .......... 82

4.2.2.1 Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan ............................... 82

4.2.2.2 Pelanggaran Maksim Kedermawanan ............................. 90

4.2.2.3 Pelanggaran Maksim Pujian ............................................ 97

4.2.2.4 Pelanggaran Maksim Kerendahan Hati ...........................102

4.2.2.5 Pelanggaran Maksim Kesepakatan ..................................106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

xiv

4.2.2.6 Pelanggaran Maksim Kesimpatisan ................................110

4.3 Pembahasan...........................................................................................119

4.3.1 Tuturan Santun .............................................................................120

4.3.2 Tuturan Tidak Santun ..................................................................128

4.3.3 Penanda Ketidaksantunan berbahasa ...........................................139

4.3.4 Penanda Tuturan Santun ..............................................................146

BAB V PENUTUP .............................................................................................152

5.1 Simpulan ...............................................................................................152

5.2 Saran .....................................................................................................154

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................156

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................158

Lampiran 1. Transkrip Tuturan Diskusi Kelas ....................................................159

Lampiran 2. Data Triangulasi Prinsip Kesantunan Berbahasa ............................191

Lampiran 3. Surat Penelitian dan Triangulasi .....................................................313

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pematuhan Prinsip Kesantunan Berbahasa dan Strategi

Kesantunan......................................................................................................... 56

Tabel 2. Penyimpangan Prinsip Kesantunan Berbahasa dan Strategi

Kesantunan......................................................................................................... 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Dengan begitu,

bahasa mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia, karena manusia

tidak dapat hidup sendiri dan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Sesuai

dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara

manusia satu dengan lainnya. Dalam berkomunikasi, menurut Hendrikus (1991:

40) manusia melakukan proses pengalihan makna antar pribadi atau tukar-

menukar berita dalam sistem informasi, dengan demikian manusia seharusnya

menggunakan bahasa yang santun, karena dalam proses komunikasi tidak hanya

satu pihak yang terlibat. Dengan berbahasa santun, seseorang mampu menjaga

harkat dan martabat dirinya dan menghormati mitra tutur sehingga proses

komunikasi bisa berjalan dengan lancar. Sebenarnya santun tidaknya tuturan dapat

diketahui dari pilihan kata dan gaya bahasanya. Lebih spesifik Leech membuat

penanda yang dapat dijadikan penentu santun tidaknya pemakaian bahasa.

Penanda tersebut terlihat pada prinsip kesantunan berbahasa yang dikemukakan

oleh Leech dalam Rahardi (2005: 59-65) yakni maksim kebijaksanaan “tact

maxim”, maksim kedermawanan “generosity maxim”, maksim penghargaan

“approbation maxim”, maksim kesederhanaan “modesty maxim”, maksim

permufakatan “agreement maxim”, maksim kesimpatisan “sympathy maxim”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

2

Dalam tuturan bahasa Indonesia, sebenarnya tuturan sudah dianggap

santun jika penutur menggunakan kata-kata yang santun, tuturannya tidak

mengandung ejekan secara langsung, tidak memerintah secara langsung, serta

menghormati orang lain. Oleh karena itu, kesantunan berbahasa ini perlu dikaji

guna mengetahui seberapa banyak kesalahan atau penyimpangan kesantunan

berbahasa pada manusia ketika berkomunikasi satu sama lain. Kesalahan-

kesalahan atau penyimpangan dalam berbahasa secara santun sering terjadi dalam

kehidupan manusia, karena manusia selalu melakukan komunikasi dan

berinteraksi satu sama lain dengan bahasa sebagai sarana. Komunikasi dan

interaksi tersebut bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, baik lingkup formal

maupun nonformal. Terlebih di perguruan tinggi yang merupakan lingkungan

pendidikan masih sering dijumpai kesalahan atau penyimpangan dalam berbahasa

santun, hal itu dapat dilihat dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Bahasa merupakan cermin kepribadian seseorang ketika sedang

berkomunikasi atau berinteraksi. Penutur bisa beranggapan bahwa tuturannya

sudah santun, padahal bagi mitra tutur belum tentu tuturan itu santun. Kasus –

kasus seperti inilah yang membuat kesantunan berbahasa menjadi penting untuk

dikaji dan diketahui agar komunikasi berjalan lancar dan tidak menimbulkan

kesalahpahaman.

Dalam kegiatan perkuliahan, keterampilan berbicara tentu sangat

diperlukan karena setiap mahasiswa haruslah dapat berbicara dengan baik agar

proses pembelajaran di kelas berjalan lancar, selain itu berbicara juga merupakan

salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai setiap mahasiswa terlebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

3

jurusan bahasa Indonesia. Dalam perkuliahan, tentunya kesempatan berbicara

diberikan kepada mahasiswa lebih banyak, dibandingkan waktu di sekolah dasar

atau menengah. Kegiatan pembelajarannya pun banyak yang berhubungan dengan

berbicara, seperti berdiskusi, debat, wawancara, mengungkapkan atau

menyanggah gagasan, dsb. Dilihat dari hal tersebut jelas terlihat pentingnya

keterampilan berbicara bagi mahasiswa.

Salah satu permasalahan yang ditemukan dalam perkuliahan terkait

keterampilan berbicara yakni diskusi. Menurut Parera (1988: 183) diskusi

merupakan satu bentuk pembicaraan secara teratur dan terarah, dimana terjadi

proses saling bertukar pikiran secara lisan. Akan tetapi, pada kenyataanya sering

muncul penggunanan bahasa-bahasa yang kurang santun dalam mengemukakan

atau menyanggah gagasan. Apalagi dalam lingkup perkuliahan tentu banyak

mahasiswa dengan latar belakang dan budaya yang berbeda. Jadi sering dijumpai

penggunanan bahasa yang dikira santun oleh penutur tetapi justru sebaliknya oleh

mitra tutur. Oleh sebab itu, dalam kegiatan perkuliahan yang mayoritas dosen

menggunakan teknik berdiskusi ketika pembelajaran, diperlukan cara berdiskusi

yang santun dan pilihan kata yang tepat atau santun ketika berbicara kepada orang

lain, agar bisa saling menghormati dan kegiatan berdiskusi berjalan lancar tidak

menjurus ke arah debat karena kedua hal tersebut berbeda.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara beberapa dosen, pada saat

kegiatan perkuliahan terutama ketika berdiskusi, masih sering dijumpai kesalahan

atau penyimpangan dalam berbahasa mahasiswa. Ketika kegiatan berdiskusi

dimulai ternyata masih banyak yang tidak memperhatikan kesantunan berbahasa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

4

meskipun ada beberapa yang memperhatikannya. Di dalam proses diskusi,

biasanya terdapat dua kelompok yakni yang menyajikan masalah yang akan

dibahas dan yang menanggapi (peserta diskusi). Kenyataanya, kedua kelompok

ini justru kurang saling menghargai. Masih banyak dijumpai tuturan yang tidak

santun, bahkan ada yang berupa sindiran, ejekan atau bantahan yang kasar dan

membuat diskusi tidak berjalan dengan semestinya forum formal.

Berdasarkan pengamatan terhadap mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia Universitas Sanata Dharma angkatan 2014, jurusan ini dapat digunakan

sebagai objek penelitian. Mahasiswa masih sering menggunakan bahasa yang

tidak santun ketika terjadi proses diskusi, diskusi adalah keterampilan berbicara

yang harus dikuasai mahasiswa jurusan ini, karena berbicara merupakan salah

satu keterampilan berbahasa. Namun, penelitian yang akan dilakukan cenderung

ke mahasiswa angkatan baru, hal ini dikarenakan ketidaktahuan tata cara

berdiskusi yang santun dan tuturan yang santun. Apalagi mahasiswa angkatan

baru tentu masih terbawa suasana sekolah dan mudah terpengaruh ragam bahasa

yang tidak santun dan rentang umur yang masih muda, jadi mereka akan lebih

mudah terpenngaruh. Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis penggunaan dan

penyimpangan prinsip-prinsip kesantun berbahasa pada kegiatan diskusi kelas,

khususnya pada keterampilan berbicara teknik diskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan utama dalam penelitian ini

adalah “Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI

Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014”. Berdasarkan rumusan masalah

utama tersebut, disusun submasalah sebagai berikut:

a) Bagaimanakah kesantunan berbahasa dalam tuturan kegiatan diskusi kelas

mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 berdasarkan

prinsip kesantunan ?

b) Apa sajakah penanda kesantunan berbahasa yang ada dalam tuturan

kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma

angatan 2014 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Mendiskripsikan kesantunan berbahasa dalam tuturan mahasiswa

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma angkatan

2014 pada kegiatan diskusi kelas.

b) Mendiskripsikan penanda kesantunan berbahasa dalam tuturan mahasiswa

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma angkatan

2014 pada kegiatan diskusi kelas.

1.4 Ruang Lingkup

Penelitian ini memiliki empat ruang lingkup, diantaranya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

6

a) Penelitian ini hanya mendiskripsikan kesantunan berbahasa dan penyebab

ketidaksantunan berbahasa dalam tuturan mahasiswa Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 pada kegiatan

diskusi kelas.

b) Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.

c) Kegiatan diskusi kelas yang diteliti hanya mahasiswa Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma angkatan 2014

d) Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yaitu februari – maret 2015

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai kesantunan

berbahasa dalam suatu lingkungan atau forum formal seperti kegiatan diskusi

kelas pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk lebih memehami bidang

pragmatik khususnya mengenai kesantunan berbahasa. Penelitian ini juga

dapat menjadi acuan dalam penelitian-penelitian bidang pragmatik.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan berbicara,

khususnya berbahasa secara santun dalam proses komunikasi di lingkup

formal (pembelajaran), serta memberikan gambaran mengenai diskusi

yang lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

7

1.6 Batasan Istilah

a. Tuturan

Tuturan adalah semua bentuk bahasa lisan yang diucapkan ketika terjadi

proses komunikasi. Penutur dan mitra tutur dalam bahasa lisan disini

adalah mahasiswa.

b. Pematuhan kesantunan berbahasa

Pematuhan kesantunan berbahasa adalah bentuk sebuah tuturan yang

dianggap santun dengan didasarkan pada prinsip kesantunan.

c. Pelanggaran kesantunan berbahasa

Pelanggaran kesantunan berbahasa adalah bentuk sebuah tuturan yang

dianggap tidak santun dengan didasarkan pada prinsip kesantunan.

d. Indikator kesantunan berbahasa

Indikator kesantunan berbahasa dalam Pranowo (2012: 100) penanda yang

dapat dijadikan penentu apakah pemakaian bahasa Indonesia si penutur itu

santun ataukah tidak. Penanda-penanda tersebut dapat berupa unsur

kebahasaan maupun non kebahasaan.

e. Diskusi kelas

Diskusi kelas merupakan kegiatan bertukar pendapat yang terjadi dalam

kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang melibatkan para siswa. Tujuan

kegiatan diskusi ini adalah untuk memecahkan suatu masalah secara

bersama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

8

1.7 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian ini terdiri dari Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V,

dan Daftar Pustaka. Bab I yaitu mengenai pendahuluan yang menguraikan latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II yaitu kajian pustaka yang

menguraikan kerangka teori.

Bab III yaitu metodologi penelitian. Bab ini berisi tentang hal-hal yang

berkaitan dengan metode dalam penelitian, yaitu (1) jenis penelitian, (2) sumber

data, (3) teknik pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, (5) teknik analisis

data, (6) triangulasi data.

Bab IV yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini berisi tentang analisis

data dan pembahasan. Bab ini menguraikan deskripsi data dan pembahasan hasil

data sesuai dengan rumusan masalah yang sudah ditentukan. Bab V berisi

kesimpulan, implikasi, dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan penelitian yang relevan, landasan teori, dan

kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang tinjauan terhadap

topik-topik sejenis yang dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain. Landasan

teori berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan analisis dari

penelitian ini yang terdiri atas teori pragmatik, konteks, tindak tutur, teori

kesantunan, dan uraian tentang diskusi. Kerangka berpikir berisi tentang acuan

teori yang berdasarkan pada penelitian yang relevan dan landasan teori untuk

menjawab rumusan masalah.

2.1 Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung proses pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan,

terdapat dua penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Oktafiana Kurniawati yang berjudul Analisis

Pemanfaatan Prinsip Kesantunan Berbahasa Pada Kegiatan Diskusi Kelas

Siswa Kelas XI SMAN 1 Sleman. Penelitian ini merupakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini Oktafiana mendiskripsikan

pemakaian prinsip kesantunan berbahasa dan pemanfaatannya dalam kegiatan

diskusi siswa kelas 2 SMA. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada

pengkajian kesantunan berbahasa, sedangkan perbedaannya terletak pada

objek penelitiannya. Penelitian dari Oktafiana ini bersumber pada tuturan dari

siswa kelas 2 SMA, sedangkan penelitian saya bersumber pada tuturan dari

mahasiswa angkatan 2014, dari uraian di atas membuktikan bahwa penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

10

ini belum pernah dikaji dan penelitian ini layak untuk diangkat sebagai

penelitian.

Penelitian relevan yang kedua adalah penelitian dari Puspa Rinda Silalahi

yang berjudul Analisis Kesantunan Berbahasa Siswa/i Di Lingkungan Sekolah

SMPN 5 Binjai. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Dalam penelitian ini, Puspa mendeskripsikan semua tuturan yang terjadi di

lingkungan sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Persamaan

dengan penelitian ini terletak pada pengkajian kesantunan berbahasa,

sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitiannya. Penelitian dari

Puspa bersumber dari semua tuturan yang terjadi di SMPN 5 Binjai baik di

kelas maupun di luar kelas, sedangkan penelitain saya bersumber dari tuturan

diskusi yang terjadi di dalam kelas.

2.2 Kajian Teoritis

2.2.1 Kesantunan Berbahasa

Kesantunan berbahasa merupakan salah satu bidang kajian dalam

pragmatik, dimana pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan

oleh penutur kepada mitra tutur. Dari hal tersebut, maka ketika seseorang

mengkaji mengenai kesantunan berbahasa berarti juga membicarakan

mengenai pragmatik.

2.2.1.1 Pragmatik

Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur

(atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca) atau dapat

dikatakan bahwa pragmatik adalah studi tentang maksud penutur. Thomas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

11

mendefinisikan pragmatik sebagai makna dalam interaksi. Menurutnya suatu

makna bukanlah yang melekat pada suatu kata, tetapi merupakan proses

dinamis yang melibatkan penutur dan petutur, konteks tuturan, dan makna

potensial dari suatu tuturan (1996: 22). Konteks tuturan yang dimaksud telah

tergramatisasi dan terkondifikasikan sedemikian rupa sehingga sama sekali

tidak dapat dilepaskan begitu saja dari struktur kebahasaannya. Karena yang

dikaji adalah makna bahasa, pragmatik dapat dikatakan sejajar dengan

semantik.

Akan tetapi, kedua disiplin ilmu ini memiliki perbedaan yang mendasar.

Semantik menelaah makna sebagai relasi dua segi (diadic relation),

sedangkan pragmatik menelaah makna sebagai relasi tiga segi (triadic

relation). Makna yang dikaji semantik adalah makna linguistik (linguistic

meaning) atau makna semantik (semantic sense), sedangkan makna yang

dikaji pragmatik adalah maksud penutur (speaker meaning) atau (speaker

sense) Parker dalam I Dewa Putu Wijana (1996: 3).

Analisis tuturan (1) dan (2) di bawah ini mengilustrasikan pernyataan

tersebut.

(1) “Rokok saya habis.”

(2) “Joko, helmnya di mana?”

Dilihat secara struktural, kedua tuturan itu masing-masing adalah

tuturan berita dan pertanyaan. Secara semantis, tuturan (1) bermakna

‟seseorang yang kehabisan rokok‟ dan tuturan (2) bermakna ‟helmnya berada

di mana‟. Tuturan (1) menginformasikan sesuatu kepada lawan tutur,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

12

sedangkan penutur dalam tuturan (2) ingin mendapatkan informasi dari mitra

tuturnya. Kedua tuturan itu bila dianalisis secara pragmatis dengan

mencermati konteks pemakaiannya akan didapatkan hasil yang berbeda.

Misalnya, tuturan (1) dituturkan oleh seorang pemuda kepada temannya yang

sama-sama perokok sewaktu akan merokok. Tuturan tersebut dituturkan

bukan semata-mata untuk menginformasikan sesuatu, tetapi dimaksudkan

untuk meminta sebatang rokok kepada temannya. Demikian pula halnya bila

tuturan (2) dituturkan oleh seorang bapak kepada anaknya, tuturan itu tidak

dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari lawan tutur, melainkan

dimaksudkan untuk menyuruh mitra tutur mengambilkan helm.

Jadi dapat dikatakan bahwa dalam melakukan studi pragmatik,

seseorang harus mengupayakan maksud dari penutur, baik yang

diekspresikan secara tersurat maupun yang diungkapkan secara tersirat di

balik tuturan, juga konteks yang terjadi saat tuturan berlangsung. Konteks

diperlukan oleh pragmatik. Tanpa konteks, analisis pragmatik tidak akan

berjalan, karena daya pragmatik itu bergantung pada konteks yang

berlangsung pada waktu tuturan diujarkan dalam sebuah peritiwa tutur.

2.2.1.1.1 Konteks

Konteks ialah situasi atau latar terjadinya suatu komunikasi (Mulyana:

2005: 21). Konteks dapat dianggap sebagai sebab dan alasan terjadinya suatu

pembicaraan atau dialog. Segala sesuatu yang berhubungan dengan tuturan,

sangat bergantung pada konteks yang melatarbelakangi peristiwa. Pentingnya

konteks dalam pragmatik ditekankan oleh Wijaya (1996: 2) yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

13

menyebutkan bahwa pragmatik mengkaji makna yang terikat konteks, dan

oleh Searle, Kiefer dan Bierwich dalam Nadar (2009: 5) yang menegaskan

bahwa pragmatics is concerned with the way in which the interpretation of

syntactically defined expression depend on the particular conditions of their

use in the context (Pragmatik berkaitan dengan interpretasi suatu ungkapan

yang dibuat mengikuti aturan sintaksis tertentu dan cara menginterpretasi

unkapan tersebut tergantung pada kondisi-kondisi khusus penggunaa

ungkapan tersebut dalam konteks). Jadi dalam melakukan studi pragmatik

ataupun bidang kajian pragmatik, harus diperhatikan antara penutur, mitra

tutur dan konteks. Dimana ketiga hal ini tidak dapat dipisahkan dalam studi

pragmatik. Ringkasnya, Leech (1993: 8) mendefinisikan pragmatik sebagai

“studi makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar”.

Leech (1993: 19–21) mengungkapkan bahwa situasi ujar/tutur terdiri

atas beberapa aspek.

1. Penutur dan mitra tutur

Aspek-aspek yang perlu dicermati dari penutur dan mitra tutur adalah jenis

kelamin, umur, daerah asal, tingkat keakraban, dan latar belakang sosial

budaya lainnya yang dapat menjadi penentu hadirnya makna sebuah tuturan.

2. Konteks tuturan

Konteks tuturan dalam penelitian linguistik mencakup semua aspek fisik

dan seting sosial yang relevan dari sebuah tuturan. Konteks yang bersifat fisik

disebut koteks (cotext), sedangkan konteks seting sosial disebut konteks.

Dalam kerangka pragmatik, konteks merupakan semua latar belakang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

14

pengetahuan yang diasumsikan dimiliki dan dipahami bersama oleh penutur

dan mitra tutur, serta yang mendukung untuk menginterpretasikan maksud

penutur dalam tuturannya.

3. Tujuan tuturan

Bentuk-bentuk tuturan muncul karena dilatarbelakangi oleh maksud dan

tujuan tertentu. Dengan kata lain, penutur dan mitra tutur terlibat dalam suatu

kegiatan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Secara pragmatik, satu bentuk

tuturan dapat memiliki maksud dan tujuan yang bermacam-macam.

Sebaliknya, satu maksud atau tujuan tuturan akan dapat diwujudkan dengan

bentuk tuturan yang berbeda-beda.

4. Tuturan sebagai bentuk tindakan

Pragmatik menangani bahasa dalam suatu tingkatan yang lebih konkret

dibandingkan dengan gramatika. Tuturan disebut sebagai suatu tindakan

konkret (tindak tutur) dalam suasana tertentu. Segala hal yang berkaitan

dengannya, seperti jati diri penutur dan mitra tutur yang terlibat, waktu, dan

tempat dapat diketahui secara jelas.

5. Tuturan sebagai produk tindak verbal

Tuturan pada dasarnya adalah hasil tindak verbal dalam aktivitas bertutur

sapa. Oleh sebab itu, tuturan dibedakan dengan kalimat. Kalimat adalah

entitas produk struktural, sedangkan tuturan adalah produk dari suatu tindak

verbal yang muncul dari suatu pertuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

15

2.2.1.1.2 Tindak Tutur

Dalam usaha untuk mengungkapkan diri mereka, orang-orang tidak

hanya menghasilkan tuturan yang mengandung kata-kata dan struktur-struktur

gramatikal saja, tetapi mereka juga memperlihatkan tindakan-tindakan melalui

tuturan itu (Yule, 2006: 81). Tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat

tuturan disebut tindak tutur.

Tindakan yang ditampilkan dengan menghasilkan suatu tuturan akan

mengandung tiga tindak saling berhubungan. (1) Tindak lokusi, yang

merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan linguistik

yang bermakna. (2) Tindak ilokusi, ditampilkan melalui penekanan

komunikatif suatu tuturan. Kita membentuk tuturan dengan beberapa fungsi di

dalam pikiran. Misalnya, kita menuturkan untuk membuat suatu pertanyaan,

tawaran, penjelasan atau maksud-maksud komunikatif lainnya dari kalimat

atau ujaran yang kita sampaikan kepada lawan tutur kita. (3) Tindak perlokusi

merupakan akibat dari tuturan yang memiliki fungsi dari penutur, dengan

bergantung pada keadaan, penutur berasumsi bahwa mitra tutur atau

pendengar akan mengenali akibat yang ditimbulakan (misalnya untuk

menerangkan aroma, atau meminta pendengar untuk meminum kopi yang

telah dibuat).

Menurut George Yule (2006: 92-94), jenis-jenis tindak tutur ada 5 jenis

yaitu, deklarasi, resentatif, ekspresif, direktif, dan komisif.

1. Deklarasi

Deklarasi ialah jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui tuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

16

Contoh:

Wasit : "Anda ke luar!".

Contoh di atas menggambarkan, penutur harus memiliki peran

institusional khusus, dalam konteks khusus, untuk menampilkan suatu

deklarasi secara tepat. Pada waktu mengubah deklarasi penutur mengubah

dunia dengan kata-kata.

2. Representatif

Representatif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini

penutur kasus atau bukan (termasuk dalam modus berita). Pernyataan suatu

fakta, penegasan, kesimpulan, dan pendeskripsian.

Contoh: "Chomsky tidak menulis tentang kacang".

Pernyataan di atas merupakan pernyataan suatu fakta dan penegasan,

bahwa Chomsky diyakini oleh penutur tidak menulis tentang kacang. Pada

waktu menggunakan sebuah representatif, penutur mencocokan kata-kata

dengan dunia (kepercayaannya).

3. Ekspresif

Ekspresif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan

oleh penutur. Tindak tutur ini mencerminkan pernyataan-pernyataan

psikologis dan dapat berupa pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan,

kebencian, kesenangan, atau kesengsaraan.

Contoh: "Sungguh saya minta maaf".

Pada contoh tersebut, tindak tutur itu disebabkan oleh sesuatu yang

dilakukan oleh penutur atau pendengar, tetapi semuannya menyangkut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

17

pengalaman penutur. Pada waktu menggunakan ekspresif penutur

menyesuaikan kata-kata dengan dunia (perasaannya).

4. Direktif

Direktif ialah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh

orang lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang

menjadi keinginan penutur. Tindak tutur ini meliputi; perintah, pemesanan,

permohonan, pemberian saran, yang bentuknya dapat berupa kalimat positif

dan negatif.

Contoh: Dapatkah anda meminjami saya sebuah pena?

Contoh di atas merupakan permohonan dari penutur terhadap mitra tutur.

Pada waktu menggunakan direktif penutur berusaha menyesuaikan dunia

dengan kata (lewat pendengar).

5. Komisif

Komisif ialah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk

meningkatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang.

Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak

tutur ini dapat berupa janji, ancaman, penolakan, ikrar, dan lain sebagainya.

Tindak tutur ini dapat ditampilakan sendiri oleh penutur sebagai anggota

kelompok.

Contoh: "Saya akan kembali".

Contoh di atas merupakan tindak tutur yang berupa janji. Pada waktu

menggunakan komisif, penutur berusaha untuk menyesuaikan dunia dengan

kata-kata (lewat penutur).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

18

Sejalan dengan itu Searle dalam Leech (1993: 163) mengklasifikasikan

tindakan ilokusi berdasarkan pada berbagai kriteria. Secara garis besar,

kategori Searle dalam Leech (1993: 164-165) ialah sebagai berikut.

1. Asertif

Pada ilokusi ini penutur terikan pada kebenaran tuturan yang diujarkan.

Tuturan ilokusi ini misalnya, menyatakan, mengusulkan, membual, mengeluh,

mengemukakan pendapat, melaporkan.

2. Direktif

Ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang

dilakukan petutur. Ilokusi ini misalnya, memesan, memerintah, memohon,

menuntut, memberi nasehat.

3. Komisif

Pada ilokusi ini penutur sedikit banyak terikan pada suatu tindakan di

masa depan. Ilokusi in misalnya, menjajikan, menawarkan, berkaul.jenis

ilokusi ini tidak mengacu pada kepentingan penutur, tetapi pada kepentingan

petutur.

4. Ekspresif

Ilokusi ini berfungsi untuk mengungkapkan atau mengutarakan sikap

psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Ilokusi ini misalnya, mengucapkan

terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji,

mengucapkan belasungkawa, dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

19

5. Deklarasi

Jika pelaksanan ilokusi ini berhasil maka akan mengakibatkan adanya

kesesuaian antara isi tuturan dengan kenyataan. Ilokusi ini misalnya,

mengundurkan diri, membabtis, memecat, memberi nama, menjatuhkan

hukuman, mengucilkan/membuang, mengangkat (pegawai) dan sebagainya.

Kelima fungsi umum tindak tutur beserta sifat-sifat kuncinya

terangkum dalam tabel berikut Yule (2006: 94-95).

Tabel 1

5 Fungsi Umum Tindak Tutur

Tipe tindak tutur Arah penyesuaian P=penutur

X=situasi

Deklarasi Kata mengubah dunia P menyababkan X

Ref\presentatif/ Asertif Kata disesuaikan dengan dunia P menyakini X

Ekspresif Kata disesuaikan dengan dunia P merasakan X

Direktif Kata disesuaikan dengan kata P menginginkan X

Komisif Kata disesuaikan dengan kata P memaksudkan X

Terdapat 3 bentuk struktural, yakni : deklaratif, interogatif, dan

imperatif. Selain itu juga terdapat tiga fungsi komunikasi, yakni : pernyataan,

pertanyaan, perintah. Jika terdapat hubungan antara struktur dengan fungsi,

maka terdapat suatu tindak tutur langsung dan apabila ada hubungan tidak

langsung antara struktur dengan fungsi maka terdapat suatu tindak tutur tidak

langsung (Yule, 2006: 92-94).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

20

Contoh:

Konteks : Kamar Putri begitu kotor, terlihat kertas-kertas berserakan dan lantai

yang berdebu.

1. Bersihkan kamarmu! (tindak tutur langsung)

2. Apa tidak malu jika nanti temanmu datang ke kamar? (tindak tutur tidak

langsung)

3. Biasanya kamar anak perempuan selalu bersih. (tindak tutur tidak langsung)

Putu Wijana dan Rohmadi (2009: 28-30) membagi tindak tutur

berdasarkan kesesuaian maksud pembicara dengan makna kata-kata yang

menyusunnya, yang dimaksud disini adalah tindak tutur literal dan non literal :

1. Tindak tutur literal adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan

makna kata-kata yang menyusunnya (makna secara semantis).

2. Tindak tutur nonliteral adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama

atau berlawanan dengan makna kata-kata yang menyusunnya.

Contoh tindak tutur literal:

Konteks : Ketika melewati rumah Reno, Siti melihat mobil Reno yang

telah selesai dicucinya.

Wahyu : wah, mobilmu bersih sekali.

Contoh tindak tutur nonliteral:

Konteks : Reno mengendarai mobilnya saat hujan turun dan melewati

jalanan yang becek.

Wahyu : wah, mobilmu bersih sekali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

21

Terdapat beberapa macam tindak tutur lainnya yang timbul karena

adanya persinggungan atau keterkaitan antara tindak tutur langsung-tidak

langsung dengan tindak tutur literal-tidak literal. Bentuk-bentuk tindak tutur

tersebut antara lain:

1. Tindak Tutur Langsung Literal

Tindak tutur langsung literal adalah tindak tutur yang modus tuturan

(berkaitan dengan jenis kalimat yang digunakan) memiliki makna yang sama

dengan maksud penuturnya.

Contoh :

Konteks : Didalam kelas, para siswa membuat gaduh saat pelajaran

berlangsung.

Guru : Anak-anak diam!

2. Tindak Tutur Tidak Langsung Literal

Tindak tutur tidak langsung literal adalah tindak tutur yang diungkapkan

dengan modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud pengutaraannya,

tetapi makna kata-kata yang menyusunnya sesuai dengan apa yang

dimaksudkan penutur.

Contoh :

Konteks : Nia dan Riri akan melakukan perjalanan menuju rumah Reno,

padahal cuaca saat itu mendung dan angin berhembus sangat kencang.

Nia : Ri, dengan cuaca yang seperti ini, tidak mungkin kita melakukan

perjalanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

22

3. Tindak Tutur Langsung Tidak Literal

Tindak tutur langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan

dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan, tetapi kata-kata

yang menyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan maksud

penuturnya.

Contoh:

Konteks : Riri dan Reno sedang duduk berdua di kantin. Riri sedang serius

menghabiskan makanannya, tetapi Reno asik mencurahkan isi hatinya

kepada Riri.

Riri : Bicara saja terus!

4. Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal

Tindak tutur tidak langsung tidak literal merupakan tindak tutur yang

diutarakan dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai

dengan maksud yang hendak diutarakan.

Contoh :

Konteks: Pukul 07:30 WIB, Nia baru sampai kelas. Padahal pelajaran

sudah dimulai pukul 07:00 WIB.

Dosen : Sekarang jam berapa ?

2.2.1.1.3 Kaidah Kesantunan Berbahasa

Ada berbagai ukuran untuk menilai atau mengukur apakah sebuah

tuturan dinilai santun atau tidak. Selain unsur bahasa, unsur di luar bahasa

sangat berpengaruh dalam penentuan kesantunan berbahasa ini. Pranowo

(2012: 51) mengungkapkan beberapa alasan mengapa fenomena kesantunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

23

dan ketidaksantunan terus terjadi di masyarakat, antara lain (1) tidak semua

orang memahami kaidah kesantunan, (2) ada yang memahami kaidah tetapi

tidak mahir menggunakan kaidah kesantunan, (3) ada yang mahir

menggunakan kaidah kesantunan tetapi tidak mengetahui bahwa yang

digunakan adalah kaidah kesantunan dan (4) tidak memahami kaidah

kesantunan dan tidak mahir dalam kesantunan.

Kaidah dalam kesantunan memang sulit dibuat, karena jika kaidah

kesantunan disusun, dalam praktiknya akan banyak dilanggar sehingga kaidah

menjadi tidak efektif dan tidak fungsional. Kelaziman yang dipakai oleh para

pakar pragmatik untuk menyebut istilah kaidah digunakan istilah lain, seperti

prinsip (Grice,1975), keteraturan (Brown dan Levinson,1978), maksim

(Leech, 1983).

Beberapa parameter yang dibuat para pakar pragmatik untuk

mengetahui kesantunan tersebut akan diuraikan pada bagian di bawah ini.

1. Prinsip Kerja Sama Grice

Agar tuturan dapat diterima secara efektif, peserta tutur patut

mempertimbangkan secara seksama aspek-aspek pragmatik yang terlibat atau

mungkin terlibat dalam suatu proses komunikasi. Pertuturan akan berlangsung

dengan baik apabila penutur dan lawan tutur dalam pertuturan itu menaati

prinsip-prinsip kerja sama seperti yang dikemukakan oleh Grice dalam Chaer

(2010: 34). Dalam kajian pragmatik, prinsip itu disebut maksim, yakni berupa

pernyataan ringkas yang mengandung ajaran atau kebenaran. Setiap penutur

diharapkan untuk menaati empat maksim kerjasama, yaitu maksim kuantitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

24

(maxim of quantity), maksim kualitas (maxim of quality), maksim relevansi

(maxim of relevance), dan maksim cara (maxim of manner).

Grice menjabarkan prinsip kerja sama menjadi empat maksim dan

beberapa submaksim seperti di bawah ini.

1. Maksim kuantitas: Berilah jumlah informasi yang tepat.

(a) Buatlah sumbangan Anda seinformatif mungkin.

(b) Jangan membuat sumbangan Anda lebih informatif daripada yang

diinginkan.

2. Maksim kualitas: Cobalah membuat sumbangan atau kontribusi Anda

merupakan suatu yang benar.

(a) Jangan katakan apa yang Anda yakini salah.

(b) Jangan katakan apa yang Anda tidak tahu persis.

3. Maksim relasi: Jagalah kerelevansian.

4. Maksim cara: Tajamkanlah pikiran.

(a) Hindarilah ketidakjelasan ekspresi.

(b) Hindarilah ketaksaan (ambiguitas).

(c) Berilah laporan singkat (hindarilah laporan yang bertele-tele).

(d) Tertib dan rapilah selalu.

Berikut uraian maksim-maksim kerja sama satu per satu oleh Chaer

(2010: 34-38).

1) Maksim Kuantitas

Maksim kuantitas menjelaskan bahwa setiap penutur diharapkan memberi

informasi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

25

Bagian-bagian tuturan yang sama sekali tidak mengandung informasi yang

sungguh-sungguh diperlukan mitra tutur akan dapat menandai pelanggaran

maksim ini bila dipaksa untuk disampaikan. Jadi, jangan berlebihan.

Contoh:

A : Ayam saya sudah bertelur

B : Ayam saya yang betina telah bertelur

Tuturan A di atas telah menaati maksim kuantitas, sedangkan tuturan B

tidak, karena berlebihan. Dengan adanya kata betina pada tuturan B yang

sebenarnya tidak perlu, karena semua ayam yang bertelur sudah pasti betina.

Jadi, kata betina pada tuturan itu memberi informasi yang tidak perlu.

2) Maksim Kualitas

Maksim kualitas menjelaskan bahwa setiap peserta tutur diharapkan

menyampaikan sesuatu yang benar-benar nyata atau hal yang sebenarnya, hal

yang sesuai dengan data dan fakta.

Contoh:

1) A: Coba kamu Ahmad, kota Makassar ada di mana ?

B: Ada di Sulawesi selatan, Pak.

2) A: Deny, siapa presiden pertama Republik Indonesia ?

B: Jendral Suharto, Pak!

A: Bagus, kalau begitu Bung Karno adalah presiden kedua, ya.

Tuturan (1) sudah menaati maksim kualitas karena kata Makassar

memang berada di Sulawesi Selatan. Namun, pada tuturan (2) A memberikan

kontribusi yang melanggar maksim kualitas dengan mengatakan Bung Karno

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

26

adalah presiden kedua Republik Indonesia. Karena dengan kontribusi A yang

melanggar itu, kemudian B secara cepat akan mencari jawaban mengapa A

membuat pernyataan yang salah itu.

3) Maksim Relevansi

Maksim relevansi menjelaskan bahwa setiap peserta percakapan

hendaknya memberikan kontribusi yang relevan dengan sesuatu yang sedang

dipertuturkan.

(1) A: Bu, ada telepun untuk ibu !

B: Ibu sedang di kamar mandi, Nak.

(2) A: Pak, tadi ada tabrakan bajaj dan bemo di depan apotek

B: Mana yang menang ?

Pada tuturan (1) sepintas jawaban B tidak berhubungan, namun bila

disimak baik-baik hubungan itu ada. Jawaban (1) B mengimplikasikan atau

menyiratkan bahwa saat itu si B tidak dapat menerima telepon secara

langsung karena sedang berada di kamar mandi. Maka B secara tidak

langsung meminta agar si A menerima telpon itu. Bandingkan dengan

komentar (2) B terhadap si A tidak ada relevansinya, sebab dalam peristiwa

tabrakan tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Kedua pihak

sama-sama mengalami kerugian.

4) Maksim Cara

Maksim cara menjelaskan bahwa setiap peserta percakapan hendaknya

selalu bertutur sapa secara langsung, secara jelas, tidak berlebih-lebihan, dan

runtut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

27

Contoh:

(1) A: Kamu datang ke sini mau apa ?

B: Mengambil hak saya.

(2) A: Barusan kamu dari mana ?

B: Dari belakang, habis b-e-r-a-k

Pada tuturan (1) tidak menaati maksim cara karena bersifat ambigu. Kata

hak saya bisa mengacu pada hak sepatu bisa juga pada sesuatu yang menjadi

miliknya. Sedangkan pada tuturan (2) termasuk menaati maksim cara yaitu

dengan mengeja huruf demi huruf kata berak. Hal ini dilakukan untuk

menghindari pengucapan kata tabu dan menjaga kesopanan.

Leech dalam Nadar (2008: 28) berpendapat bahwa prinsip kerja sama

yang ditawarkan oleh Grice (1975) tidak selalu dapat menjawab pertanyaan

mengapa dalam penuturan peserta tutur cenderung menggunakan cara yang

tidak langsung untuk menyatakan apa yang mereka maksudkan, sehingga

tidak mengindahkan maksim yang terdapat dalam prinsip kerja sama Grice

tersebut. Melihat hal tersebut, ada beberapa pakar linguis yang menelaah,

tetapi tidak berteori, tentang ilokusi tidak langsung itu dalam kaitannnya

dengan kesantunan berbahasa. Linguis yang mengaitkan dan berteori tentang

kedua hal tersebut adalah Brown dan Levinson (1978) dan Leech (1983).

2. Teori kesantunan Brown dan Levinson

Teori kesantunan berbahasa menurut Brown dan Levinson dalam Chaer

(2010: 49) berkisar atas nosi muka (face). Semua orang yang rasional

mempunyai muka (tentunya dalam arti kiasan) dan muka itu harus dijaga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

28

dipelihara, dihormati, dan sebagainya. Muka di dalam pengertian kiasan ini

dikatakan terdiri atas dua wujud, yaitu muka positif dan muka negatif. Muka

positif mengacu pada citra diri seseorang bahwa segala yang berkaitan dengan

dirinya itu patut dihargai (yang kalau tidak dihargai, orang yang bersangkutan

akan dapat kehilangan mukanya). Muka negatif mengacu pada citra diri

seseorang yang berkaitan dengan kebebasan untuk melakukan sesuatu sesuai

dengan kemauanya (jika dihalangi, orang yang bersangkutan dapat kehilangan

muka).

Menurut Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 51), sebuah tindak

tutur dapat merupakan ancaman terhadap muka. Tindak tutur seperti ini oleh

Brown dan Levinson disebut sebagai face-threatening act (FTA), yang

menyebabkan penutur (yang normal, rasional dan sehat pikiran) harus memilih

strategi dengan mempertimbangkan situasi atau peritiwa tuturnya, yaitu

kepada siapa ia bertutur, dimana, tentang apa, untuk apa, dan sebgainya.

Penutur menentukan strategi ini dengan “menghitung” tingkat

keterancaman muka berdasarkan jarak sosial penutur-penutur, besarnya

perbedaan kekuasaan antara keduanya, serta status relativ jenis tindak tutur

yang diujarkan penutur di dalam budaya yang bersangkutan. Penutur

menentukan strategi ini dengan mempertimbangkan skala atau parameter

kesantunan seperti yang akan diuraikan dalam subbab di bawah. Strategi

kesantunan positif dirinci ke dalam lima belas subkategori. Brown dan

Levinson dalam Chaer (2010: 53-55) mengilustrasikan semua strategi tersebut

dengan tuturan-tuturan di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

29

1) Memperhatikan kesukaan, keinginan, dan kebutuhan pendengar

Contoh: “Aduh…baru potong rambut ya.”

2) Melebihkan perhatian, persetujuan, dan simpati kepada pendengar

Contoh: “Wah…vas bunganya bagus sekali ya. Beli di mana?”

3) Mengintensifkan perhatian pendengar dengan pendramatisiran peristiwa

atau fakta

Contoh: “Saya turun tangga, dan tahu apa yang aku lihat....semua

berantakan.”

4) Menggunakan penanda identitas kelompok (bentuk sapaan, dialek,jargon

atau slang)

Contoh: “Gimana Sam? Jadi ngikut nggak?”

5) Mencari persetujuan dengan topik yang umum atau mengulang sebagian

atau seluruh tuturan.

Contoh: A: “Panasnya bukan main ya…”

6) Menghindari ketidaksetujuan dengan pura-pura setuju, persetujuan yang

semu, menipu untuk kebaikan, pemagaran opini

Contoh: A: “Besok tolong ini diselesaikan semua ya?”

B: “Baik.”(Padahal sebenarnya tidak mau menyelesaikan)

7) Menunjukkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan melalui basa-

basi

Contoh: “Gimana, kemarin kamu nonton tinju, kan?”

8) Menggunakan lelucon

Contoh: “Motormu yang sudah butut itu sebaiknya untukku saja.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

30

9) Menyatakan paham atas keinginan pendengar

Contoh: “Aku tahu kamu tidak menyukai pesta. Tapi yang ini sangat luar

biasa…datang ya.”

10) Menawarkan, berjanji

Contoh: “Aku pasti akan mengirimkannya minggu depan. Jangan kuatir.”

11) Bersikap optimis

Contoh: “Nggak masalah. Semua ini akan dapat diatasi dengan baik.”

12) Melibatkan penutur dan petutur dalam aktivitas

Contoh: “Sebaiknya, kita istirahat dahulu.”

13) Memberi atau meminta alasan

Contoh: “Mengapa kamu nggak jadi datang ke rumahku?”

14) Menyatakan huhbungan secara timbal balik

Contoh: “Aku akan menyelesaikan ini untukmu, kalau kamu mau

membuatkan aku masakan yang lezat.”

15) Memberi hadiah kepada petutur

Contoh: “Saya akan membantumu pada setiap waktu.

Strategi kesantunan negatif dirinci ke dalam delapan subkategori. Brown

dan Levinson dalam Chaer (2010: 52-53) mengilustrasikan semua strategi

tersebut dengan tuturan-tuturan di bawah ini

1) Menggunakan ujaran tidak langsung

Contoh: Bolehkah saya minta tolong Ibu mengambilkan buku itu ?

2) Pertanyaan kalimat berpagar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

31

Contoh: Saya sejak tadi bertanya-tanya dalam hati, apakah Bapak mau

menolong saya?

3) Bersikap pesimis

Contoh: Saya ingin minta tolong, tetapi saya takut Bapak tidak bersedia.

4) Meminimalkan paksaan

Contoh: Boleh saya mengganggu Bapak sebentar ?

5) Memberi penghormatan

Contoh: Saya memohon bantuan Ibu, saya tahu Ibu selalu berkenan

membantu orang.

6) Meminta maaf

Contoh: Sebelumnya saya minta maaf atas kenakalan anak saya ini, tetapi..

7) Pakailah bentuk impersonal yaitu dengan tidak menyebutkan penutur dan

lawan tutur.

Contoh: Tampaknya meja ini perlu dipindahkan.

8) Menyatakan tindakan pengancaman muka sebagai aturan yang bersifat

umum.

Contoh: Penumpang tidak diperkenankan merokok di dalam bus.

3. Kaidah Kesantunan Leech

Berbeda dengan Grice, Brown dan Levinson, Leech (1993: 161) melihat

sopan santun dari sudut pandang petutur dan bukan dari sudut pandang

penutur. Leech (1993: 166) menyatakan bahwa tuturan yang sopan bagi

petutur atau pihak ketiga bukan merupakan tuturan yang sopan bagi penutur,

begitu pula sebaliknya. Prinsip kesantunan Leech berhubungan dengan dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

32

pihak, yaitu pihak diri dan lain. Diri ialah penutur dan lain adalah petutur,

dalam hal ini lain juga dapat menunjuk kepada pihak ketiga baik yang hadir

maupun yang tidak hadir dalam situasi tutur Leech (1993: 206). Leech

merumuskan prinsip kesantunannya dalam enam maksim. Keenam maksim

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Maksim kebijaksanaan (tact maxim)

a. Buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin

b. Buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin

2. Maksim Kedermawanan (Generosty Maxim)

a. Buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin

b. Buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin

3. Maksim Pujian (Approbation Maxim)

a. Kecamlah orang lain sedikit mungkin

b. Pujilah orang lain sebanyak mungkin

4. Maksim Kerandahan Hati (Modesty Maxim)

a. Pujilah diri sendiri sedikit mungkin

b. Kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin

5. Maksim Kesepakatan (Agreement Maxim)

a. Usahakan agar ketaksepakatan antara diri dan lain terjadi sesedikit

mungkin

b. Usahakan agar kesepakatan antara diri dan lain terjadi sebanyak

mungkin

6. Maksim Simpati (Sympathy maxim)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

33

a. Kurangi rasa antipati antara diri dan lain hinggga sekecil mungkin

b. Tingkatkan rasa simpati sebanyak-banyaknya antara diri dan lain.

Berikut uraian setiap maksim kesopanan itu.

1) Maksim kebijaksanaan

Maksim kebijaksanaan mengharuskan penutur untuk meminimalkan

kerugian orang lain atau memaksimalkan keuntungan orang lain. Maksim

ini dilaksanakan dengan bentuk tuturan impositif dan komisif. Tuturan

impositif adalah bentuk tuturan yang digunakan untuk menyatakan

perintah. Tuturan komisif adalah tuturan yang berfungsi untuk menyatakan

janji, penawaran, dll. Berkaitan dengan itu, Leech (1993: 168)

mencontohkan beberapa tuturan di bawah ini secara berurutan berdasarkan

tingkat kesantunannya.

Ketaklangsungan Kurang Sopan

(1) Answer the phone.

(Angkat telepon)

(2) I want you to answer the phone.

(Saya ingin kamu angkat telepon?)

(3) Will you answer the phone?

(Maukah Anda mengangkat telepon?)

(4) Can you answer the phone?

(Dapatkah Anda mengangkat telepon?)

(5) Would you mind answering the phone?

(Apakah Anda keberatan mengangkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

34

telepon?)

(6) Could you possibly answer the phone?

(Apa mungkin Anda mengangkat

telepon?)

Lebih Sopan

Keenam tuturan itu digunakan untuk memerintah mitra tutur

mengangkat telepon. Namun, tuturan (6) memiliki kadar kesantunan

tertinggi daripada kelima tuturan lainnya. Penutur telah meminimalkan

kerugian orang lain dan memaksimalkan keuntungan orang lain melalui

pemilihan tuturan tersebut.

2) Maksim Kedermawanan

Maksim kedermawanan mengharuskan penutur untuk meminimalkan

keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan kerugian diri sendiri. Maksim

ini diutarakan dengan tuturan impositif dan komisif. Sebagai ilustrasi atas

pernyataan itu, Leech (1993: 210) memberikan contoh tuturan berikut.

(1) Could I borrow this electric drill?

„Dapatkah saya pinjam bor listrik ini?‟

(2) Could you lend me this electric drill?

„Dapatkah kamu meminjamkan bor listrikmu kepada saya?‟

Tuturan (1) lebih santun daripada tuturan (2). Tuturan (1) secara

halus telah menghilangkan acuan pada kerugian mitra tutur dengan

menggunakan kata saya daripada kata kamu. Hal itu disebabkan oleh

berpusatnya maksim ini kepada konsep diri atau penutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

35

3) Maksim Pujian

Maksim pujian mengharuskan penutur untuk meminimalkan

kecaman terhadap orang lain, tetapi harus memaksimalkan pujian kepada

orang lain itu. Maksim ini diungkapkan dengan bentuk tuturan ekspresif

dan asertif. Sebagai ilustrasi, Leech (1993: 212) memberikan contoh

tuturan di bawah ini.

(1) What a marvellous meal you cooked.

„Masakanmu enak sekali‟.

(2) What an owful meal you cooked.

„Masakanmu sama sekali tidak enak‟.

Tuturan (1) dianggap lebih sopan daripada tuturan (2). Tuturan (1)

mengungkapkan sebuah pujian, sedangkan tuturan (2) mengecam kepada

mitra tuturnya.

Contoh dalam bahasa Indonesia dapat dipertimbangkan melalui

tuturan (3). Tuturan ini diungkapkan seorang istri kepada suaminya yang

telah membantu untuk memasak.

(3) “Bapak memang tidak hanya pandai mengasuh anak-anak, tetapi juga

pandai membantu ibu di dapur.”

4) Maksim Kerendahan Hati

Maksim kerendahan hati mengharuskan penutur untuk

meminimalkan pujian kepada dirinya, tetapi harus mengecam diri sendiri

sebanyak mungkin. Seperti halnya maksim pujian, maksim ini juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

36

diungkapkan dengan bentuk tuturan ekspresif dan asertif. Untuk itu, Leech

(1993: 214) mencontohkan dengan tuturan berikut.

(1) Please accept this small as a token of our esteem.

„Terimalah hadiah yang kecil ini sebagai tanda penghargaan kami‟.

Tuturan (1) sesuai dengan maksim ini karena penutur telah

meminimalkan pujian atau kemurahan hati diri sendiri. Hal ini dapat

dibandingkan dengan contoh dalam bahasa Indonesia berikut.

(2) “Maaf Pak, semoga Bapak sudi menerima kenang-kenangan yang

tidak berharga dari kami semua yang merasa berhutang budi atas

kebaikan Bapak membimbing kami selama ini.”

Tuturan (2) dituturkan seorang kepala desa kepada wakil dari

rombongan penyuluh pertanian. Peristiwa itu terjadi saat rombongan

penyuluh akan meninggalkan desa tempat mereka berpraktik.

5) Maksim Kesepakatan

Maksim kesepakan mengharuskan seseorang untuk memaksimalkan

kesepakatan dengan orang lain dan meminimalkan ketidaksepakatan

dengan orang lain. Maksim ini diungkapkan dengan bentuk tuturan asertif.

Leech (1993: 217) memberikan contoh sebagai ilustrasi maksim ini.

(1) A : It was an interesting exhibition, wasn’t it?

„Pamerannya menarik, bukan?‟

B : No, it was very uninteristing.

„Tidak, pamerannya sangat tidak menarik‟.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

37

Jawaban (B) terasa kurang santun karena melanggar maksim

kesepakatan yang menggariskan agar memaksimalkan kesepakatan dengan

orang lain. Hal ini dapat dipertimbangkan dengan contoh berikut.

(2) A : “Ujiannya tadi sulit sekali, ya?”

B : “Betul, kepalaku sampai pusing.”

Jawaban (B) telah mematuhi maksim ini dengan cara

memaksimalkan kesepakatan dengan (A).

6) Maksim Kesimpatian

Maksim kesimpatian mengharuskan penutur dan mitra tutur

memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan rasa antipati di antara

mereka. Maksim ini diperlukan untuk mengungkapkan suatu kesantunan

karena setiap orang perlu bersimpati terhadap prestasi yang dicapai atau

musibah yang melanda orang lain. Maksim ini diungkapkan dengan

bentuk tuturan asertif. Leech (1993: 219) mencontohkan ucapan selamat

berikut untuk menunjukkan kepatuhan terhadap maksim simpati.

(1) I’m delighted to hear about your cat.

„Saya senang sekali mendengar tentang kucingmu‟.

Penutur mengucapkan selamat atas kemenangan kucing temannya

yang menjuarai kontes kucing. Contoh dalam bahasa Indonesia dapat

dipertimbangkan tuturan berikut.

(2) “Sabar dan tawakal, ya. Kami yakin pada ujian tahun depan

kamu akan dapat menyusul kami.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

38

Tuturan (2) merupakan ucapan simpati dari penutur kepada salah

seorang temannya yang gagal ujian masuk perguruan tinggi.

Dengan melihat paparan di atas, kini dalam menentukan santun tidaknya

suatu tuturan dapat diketahui, yakni dengan melihat kaidah kesantunan dari

Grice, Brown dan Levinson juga Leech. Akan tetapi, dalam kenyataannya

prinsip-prinsip kerjasama Grice tidak selalu dapat menjawab pertanyaan

mengapa dalam penuturan peserta tutur cenderung menggunakan cara yang

tidak langsung untuk menyatakan apa yang mereka maksudkan dan juga

prinsip nosi muka (face) dari Brown dan Levinson masih kurang terperinci

jadi tidak mudah untuk dipahami. Melihat hal tersebut, maka kaidah

kesantunan berbahasa dari Leech masih dianggap yang paling lengkap, paling

mapan dan relatif paling komprehensif.

Dengan menerapkan kaidah kesantunan dari Leech, maka diharapkan

suatu tuturan dapat menjadi lebih santun dan proses komunikasi pun dapat

berjalan dengan lebih baik. Sejalan dengan ukuran untuk menentukan

kesantunan berbahasa, Leech kembali membuat ukuran kesantunan yang

dinamakan dengan skala kesantunan. Dalam Rahardi (2005: 66-68) dijelaskan

bahwa dalam model kesantunan Leech, setiap maksim interpersonal itu dapat

dimanfaatkan untuk menentukan peringkat kesantunan sebuah tuturan,

berikut penjelasan mengenai skala kesantunan dari Leech:

1. Cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan, menunjuk kepada

besar kecilnya kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh sebuah

tindak tutur pada sebuah pertuturan. Semakin tuturan tersebut merugikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

39

diri penutur, akan semakin dianggap santunlah tuturan itu. Demikian

sebaliknya, semakin tuturan itu menguntungkan diri penutur akan semakin

dianggap tidak santunlah tuturan itu.

2. Optionality scale atau skala pilihan, menunjuk kepada banyak atau

sedikitnya pilihan (options) yang disampaikan si penutur kepada si mitra

tutur di dalam kegiatan bertutur. Semakin pertuturan itu memungkinkan

penutur atau mitra tutur menentukan pilihan yang banyak dan leluasa,

akan dianggap semakin santunlah tuturan itu. Sebaliknya, apabila

pertuturan itu sama sekali tidak memberikan kemungkinan memilih bagi si

penutur dan si mitra tutur, tuturan tersebut dianggap tidak santun.

3. Indirectness scale atau skala ketidaklangsungan menunjuk kepada

peringkat langsung atau tidak langsungnya maksud sebuah tuturan.

Semakin tuturan itu bersifat langsung akan dianggap semakin tidak

santunlah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin tidak langsung,

maksud sebuah tuturan, akan dianggap semakin santunlah tuturan itu.

4. Authority scale atau skala keotoritasan menunjuk kepada hubungan status

sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan.

Semakin jauh jarak peringkat sosial (rank rating) antara penutur dan

dengan mitra tutur, tuturan yang digunakan akan cenderung menjadi

semakin santun. Sebaliknya, semakin dekat jarak peringkat status sosial di

antara keduanya, akan cenderung berkuranglah peringkat kesantunan

tuturan yang digunakan dalam bertutur itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

40

5. Social distance scale atau skala jarak sosial menunjuk kepada peringkat

hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam sebuah

pertuturan. Ada kecenderungan bahwa semakin dekat jarak peringkat

sosial di antara keduanya, akan menjadi semakin kurang santunlah tuturan

itu. Demikian sebaliknya, semakin jauh jarak peringkat sosial antara

penutur dengan mitra tutur, akan semakin santunlah tuturan yang

digunakan itu. Dengan perkataan lain, tingkat keakraban hubungan antara

penutur dengan mitra tutur sangat menentukan peringkat kesantunan

tuturan yang digunakan dalam bertutur.

Selain menggunakan kaidah dan skala kesantunan untuk mengukur suatu

tuturan, seperti halnya bidang kajian lain dalam menentukan kesantunan

berbahasa juga diperlukan indikator-indikator, terutama mengenai

penggunaan kata (diksi). Pranowo (2009 :104) memberikan saran agar tuturan

dapat mencerminkan rasa santun, misalnya:

1) Gunakan kata “tolong” untuk meminta bantuan pada orang lain.

2) Gunakan kata “maaf” untuk tuturan yang diperkirakan akan

menyinggung perasaan lain.

3) Gunakan kata “terima kasih” sebagai penghormatan atas kebaikan

orang lain.

4) Gunakan kata “berkenan” untuk meminta kesediaan orang lain

melakukan sesuatu.

5) Gunakan kata “beliau” untuk menyebut orang ketiga yang dihormati.

6) Gunakan kata “bapak/ibu” untuk menyapa orang ketiga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

41

Dengan adanya indikator kesantunan dalam berkomunikasi, maka

diharapkan kajian mengenai kesantunan dapat dilakukan dengan

mengimplementasikannya ke dalam bidang lain seperti halnya pendidikan,

karena pada dasarnya bidang kajian kesantunan berbahasa bahkan pragmatik

jarang diimplementasikan ke dalam bidang pendidikan padahal pengaruhnya

akan baik. Implementasi indikator kesantunan dalam berkomunikasi

digunakan agar kegiatan berbahasa dapat mencapai tujuan. Lebih jelasnya

Pranowo (2009: 110) menguraikan hal-hal yang perlu diperhatikan agar

komunikasi dapat mencapai tujuan, yakni sebagai berikut.

1) Perhatikan situasinya.

2) Perhatikan mitra tuturnya.

3) Perhatikan pesan yang disampaikan.

4) Perhatikan tujuan yang hendak dicapai.

5) Perhatikan cara menyampaikan.

6) Perhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat.

7) Perhatikan ragam bahasa yang digunakan.

8) Perhatikan relevansi tuturannya.

9) Jagalah martabat atau perasaan mitra tutur.

10) Hindari hal-hal yang kurang baik bagi mitra tutur (konfrontasi dengan

mitra tutur).

11) Hindari pujian untuk diri sendiri.

12) Berikan keuntungan pada mitra tutur.

13) Berikan pujian pada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

42

14) Ungkapkan rasa simpati pada mitra tutur.

15) Ungkapkan hal-hal yang membuat mitra tutur menjadi senang.

16) Buatlah kesepahaman dengan mitra tutur.

Berdasarkan kaidah, skala dan indikator kesantunan yang telah dijelaskan

di atas, maka kesantunan dapat diukur atau diketahui, begitu halnya dengan

kegiatan pembelajaran diskusi kelas, karena dalam proses diskusi terdapat

interaksi dan tuturan serta konteks sehingga dapat dianalisis mengenai

kesantunan berbahasa (tuturan santun dan tidak santun) dan penanda

kesantunan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran yakni diskusi kelas.

2.2.1.2 Diskusi

Diskusi merupakan sarana untuk bertukar pikiran, dengan melibatkan

beberapa atau bahkan banyak orang. Menurut Sukiat (1979: 6) diskusi adalah

suatu percakapan terarah dengan tujuan untuk bertukar pendapat, atau

pandangan-pandangan dan pengalaman-pengalaman terhadap suatu

permasalahan, dimana pendapat yang berbeda-beda itu dapat berpadu menjadi

satu menuju pada pemecahan masalah yang dihadapi. Diskusi banyak

dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan diskusi dapat

menambah pengetahuan, informasi, meluaskan pengalaman bahkan membuka

pendangan baru para peserta diskusi yang terlibat.

Disamping itu, dengan diskusi dapat menjadi tempat peserta diskusi

untuk berkoordinasi karena adanya kontak dan komunikasi. Dengan adanya

kontak dan komunikasi, maka dalam diskusi diharapkan para peserta yang

telibat dapat menggunakan tuturan yang santun, agar proses diskusi dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

43

berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman yang

mengakibatkan perpecahan. Akan tetapi, masih saja banyak dijumpai tuturan

yang tidak santun pada saat diskusi sehingga proses diskusi menjadi kacau dan

tidak terarah. Pemilihan kata dan gaya bahasa dalam tuturan menjadi sangat

penting untuk diperhatikan bagi penutur dan mitra tutur. Agar diskusi bisa

berlajan lebih santun, dapat digunakan pendapat dari Pranowo (2012: 59-67)

berikut.

1) Penutur berbicara wajar dengan akal sehat.

Bertutur secara santun tidak perlu dibuat-buat, tetapi sejauh penutur

berbicara secara wajar dengan akal sehat, tuturan akan terasa santun. Tuturan

dapat dikatakan santun karena penutur berbicara secara “prasaja”, tidak

dilebih-lebihkan dan tidak ada motivasi untuk menggurui, mendikte, apalagi

menyinggung perasaan orang lain.

2) Penutur mengedepankan pokok masalah yang diungkapkan.

Setiap bertutur, penutur hendaknya selalu mengedepankan pokok masalah

yang diungkapkan, kalimat tidak perlu berputar-putar agar pokok masalah

tidak kabur. Tuturan menjadi santun jika penutur ketika mengemukakan

pokok masalah memang hanya khusus yang berkaitan dengan pokok masalah.

3) Penutur selalu berprasangka baik kepada mitra tutur.

Komunikasi akan selalu berkadar santun jika penutur selalu berprasangka

baik kepada mitra tutur, sehingga tidak ada alasan bagi penutur akan

menjatuhkan mitra tuturnya.

4) Penutur bersikap terbuka dan menyampaikan kritik secara umum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

44

Komunikasi akan terasa santun jika penutur berbicara secara terbuka dan

seandainya menyampaikan kritik disampaikan secara umum, tidak ditujukan

secara khusus pada person tertentu. Dengan demikian, komunikasi yang

santun tidak harus menghindari penyampaian kritik.

5) Penutur menggunakan bentuk lugas, atau bentuk pembelaan diri secara

lugas.

Komunikasi dapat dinyatakan secara santun jika penutur menggunakan

bentuk tuturan yang lugas, tidak perlu ditutup-tutupi, meskipun kadang-

kadang mengandung sindiran.

6) Penutur mampu membedakan situasi bercanda dengan situasi serius.

Komunikasi masih akan terasa santun jika penutur mampu membedakan

tuturan sesuai dengan situasinya. Meskipun masalah yang dibicarakan bersifat

serius, tetapi jika penutur mampu menyampaikan tuturan itu dengan nada

bercanda, komunikasi menjadi lancar dan masih santun.

Dengan memperhatikan pendapat dari Pranowo di atas, diharapkan

proses diskusi yang terjadi dalam pembelajaran akan lebih santun

dibandingkan sebelum-sebelumnya. Dengan demikian proses diskusi akan

berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan perdebatan. Apabila semua

yang terlibat dalam diskusi dapat menggunakan hal tersebut, maka diskusi

secara santun bisa terjadi dan hal ini akan sangat membantu proses

pembelajaran tersebut karena hal ini juga sejalan dengan prinsip kesantunan.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa dalam berdiskusi tidak

hanya melibatkan satu orang, dan orang-orang tersebut memiliki perannnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

45

masing-masing. Menurut Henrikus (1991: 96), setidaknya dalam diskusi ada

pemimpin diskusi (moderator), dan peserta diskusi, di mana setiap dari mereka

memiliki tugas dan aturan tersendiri. Tugas dan aturan tersebut sebutkan

dalam Parera (1988: 186-188), yakni :

1. Tugas dan aturan pemimpin diskusi (moderator)

Tugas dari pemimpin diskusi (moderator):

1. Menjelaskan tujuan dan maksud diskusi.

2. Menjamin pelangsungan diskusi secara teratur dan tertib.

3. Memberikat stimulasi, anjuran, ajakan, agar setiap peserta

benar-benar mengambil bagian dalam diskusi tersebut.

4. Menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan, serta

kelak membuat beberapa kesimpulan persepakatan dan

persetujuan bersama.

5. Mempersiapkan laporan kelak.

Adapun aturan dari pemimpin diskusi (moderator), yaitu:

1. Berkepribadian.

2. Mempunyai pengertian dan simpati terhadap orang lain.

3. Mempunyai sensitivitas (mengerti dan merasakan).

4. Tidak memihak.

5. Mempunyai perasaan humor, melucu.

6. Inteligen dan berkemampuan untuk memutuskan.

7. Mempunyai bakat untuk menjiwai sesuatu.

8. Berbakat berbicara dan mendengarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

46

2. Tugas dan aturan peserta diskusi, yaitu:

Tugas dari peserta diskusi:

1. Menunjukkan solidaritas dan partisipasi.

2. Menjaga suasana yang nyaman dan segar untuk diskusi.

3. Membuat beberapa usul dan sugesti (saran).

4. Memberikan pendapat dan informasi.

5. Meminta pendapat dan informasi sebanyak mungkin.

6. Mengajukan pertanyaan dan meminta dasar pendirian

seseorang.

7. Mengajukan keberatan dan mengajukan contoh serta bukti.

8. Mengusulkan kesimpulan, meminta kesimpulan, dan juga

dapat menyimpulkan bersama.

9. Memusatkan perhatian dalam diskusi.

Adapun aturan dari peserta diskusi :

1. Peserta diskusi tidak boleh bersikap agresif dan reaksioner.

2. Peserta diskusi tidak boleh bersikap menutup diri, takut

mengeluarkan pendapat.

3. Peserta diskusi tidak boleh terlalu banyak bicara, berbelit-

belit atau bicara berbisik-bisik dengan teman atau rekan

samping.

4. Menunjukkan sikap acuh tak acuh.

Dari tugas dan aturan yang telah disebutkan di atas, jika dicermati maka

keterampilan berbicara amatlah diperlukan, baik bagi pemimpin diskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

47

(moderator) maupun peserta diskusi. Jika salah satu dari keduanya atau

bahkan keduanya berbicara sesuka hatinya, maka kegiatan berdiskusi dapat

gagal atau tidak berjalan dengan lancar. Itulah yang sering terjadi dalam

proses diskusi, terlebih diskusi di dalam kelas (pembelajaran). Dengan kata

lain, kesantunan dalam berdiskusi sangatlah dibutuhkan, agar arah

pembicaraan bisa jelas dan saling menghargai satu sama lain.

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian Penggunaan dan Penyimpangan Prinsip Kesantunan

Berbahasa dalam Diskusi Kelas Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Angkatan 2014 ini menganalisis penggunaan dan penyimpangan

prinsip kesantunan berbahasa pada kegiatan diskusi kelas, mahasiswa

angkatan 2014. Data berupa tuturan percakapan yang terjadi pada saat

kegiatan diskusi kelas yang melanggar dan mematuhi maksim-maksim

kesantunan. Ada pengukur kesantunan yang digunakan untuk menentukan

tuturan pada pelaksanaan kegiatan diskusi, yakni maksim-maksim kesantunan

berbahasa dari Leech dan strategi kesantunan Brown dan Levinson.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

48

Kesantunan Berbahasa dalam Diskusi Kelas Mahasiswa

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata

Dharma Angkatan 2014

Tuturan yang terjadi pada saat diskusi kelas, mahasiswa

PBSI angkatan 2014

Kajian pragmatik

Kaidah kesantunan

Leech

Strategi kesantunan

Brown & Levinson

Pematuhan dan pelanggaran

Tuturan Santun Tututran Tidak santun

Kesantunan berbahasa dalam diskusi kelas mahasiswa

PBSI angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma

Prinsip kesantunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam metode penelitian ini akan dibahas mengenai lima hal, (1) jenis

penelitian, (2) sumber data penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4) instrumen

penelitian, (5) teknik analisis data. Kelima hal tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian kesantunan berbahasa pada kegiatan diskusi kelas mahasiswa

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Angkatan

2014 ini, menggunakan jenis penelitian yaitu metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Metode deskriptif, yaitu metode paparan hasil temuan

berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang diperoleh berdasarkan data

yang dikumpulkan dari lapangan. Menurut Catherine Marshal dalam Sarwono

(2006: 193) penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang

mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai

kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia.

Sejalan dengan hal ini, Moleong (2006: 6) berpendapat bahwa penelitian

kualitatif dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, tidakan, dll secara holistik

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Pendekatan

deskriptif kualitatif yang diamksud adalah penelitian yang akan memberikan

berbagai penggunaan tuturan dan kesantunan berbahasa, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

50

mengidentifikasi penggunaan dan penyimpangan prinsip kesantunan

berbahasa dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa pendidikan bahasa dan

sastra Indonesia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif,

karena data yang digunakan sebagai objek dalam penelitian yaitu berupa

tuturan akan kesantunan berbahasa yang ada.

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, maka dalam melakukan penelitian ini sumber data yang akan

digunakan adalah tuturan yang ada pada saat diskusi kelas berlangsung. Data

penelitian berupa tuturan dari kelompok penyajii dan peserta diskusi yang

terlibat.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan teknik rekam dan catat. Teknik rekaman digunakan untuk menyalin

ulang suatu objek, yakni berupa tuturan dalam diskusi kelas yang sedang

berlangsung, sedangkan teknik catat disini digunakan untuk mencatat tuturan

yang terjadi dan untuk meminimalisasi kehilangan data, karena apabila

rekaman kurang jelas maka dapat diperjelas dengan catatan itu. Data

diperoleh dengan mengkombinasikan kedua teknik tersebut. Data kemudian

diidentifikasi dan dianalisis menggunakan kajian kesantunan berbahasa dan

prinsip-prinsip kesantunan berbahasa. Hasilnya kemudian dianalisis apakah

ada penggunaan kesantunan berbahasa dan penyimpangan prinsip-prinsip

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

51

kesantunan berbahasa, sehingga dapat diketahui tingkat kesantunan berbahasa

pada objek penelitian.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian adalah alat ukur, yaitu dengan instrumen

penelitian ini, dapat dikumpulkan data sebagai alat untuk menyatakan besaran

atau presentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kualitatif atau kuantitatif

Mardalis (1990: 60). Adapun instrumen yang akan digunakan peneliti dalam

melakukan penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan berbekal pengetahuan

pragmatik dan kesantunan berbahasa. Peneliti sebagai penutur bahasa

Indonesia dan ahli dalam bidang pragmatik dan kesantunan berbahasa

memiliki bekal intelektual maupun intuitif yang cukup memadai untuk

mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

Sebagai bekal pengumpulan data, peneliti melengkapi diri dengan format

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data pematuhan prinsip kesantunan berbahasa dalam kegiatan diskusi

kelas mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2014

Data tuturan:

…………………………………………………………………………………

…………...

Konteks tuturan:

…………………………………………………………………………………

……………

Analisis:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

52

…………………………………………………………………………………

……………

2. Data pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam kegiatan diskusi

kelas mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2014

Data tuturan:

…………………………………………………………………………………

…………...

Konteks tuturan:

…………………………………………………………………………………

……………

Analisis:

…………………………………………………………………………………

……………

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis

transkkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan agar

dapat dipresentasikan semuanya kepada orang lain (Bogdan & Biklen, 1982).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

53

Dalam penelitian kualitatif, data dianalisis pada saat pengumpulann data dan

setelah selesai pengumpulan data. Prosedur analisis data kualitatif dibagi

dalam lima langkah, yaitu: 1) mengorganisasi data, 2) membuat kategori,

menentukan tema dan pola; 3) menguji hipotesis yang muncul dengan

menggunakan data yang ada, 4) mencari eksplanasi alternatif datadan 5)

menulis laporan. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan langkah sebagai

berikut.

1. peneliti mengidentifikasi data

2. peneliti mengklasifikasi data

3. peneliti mengintepretasi (pemaknaan) data

4. peneliti mendeskripsikan data

Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang terjadi selama kegiatan

diskusi kelas berlangsung, diidentifikasi berdasarkan indikator kesantunan

berbahasa berdasarkan tuturannya.

3.6 Triangulasi Data

Penelitian kesantunan berbahasa dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa

PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 menggunakan teknik

triangulasi untuk memeriksa keabsahan data yang telah diperoleh dari hasil

penelitian. Menurut Lexy J. Moleong (2006: 330), triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

54

penelitian ini, peneliti membuat triangulasi dengan tujuan untuk melakukan

pengecekan terhadap validitas dan keterpercayaan hasil temuan. Triangulasi

dalam penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan

keahlian peneliti lain untuk membantu mengurangi ketidakcermatan dalam

langkah pengumpulan data. Peneliti lainnya yang melakukan pengecekan

dalam triangulasi penelitian ini ialah Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Data penelitian berupa tuturan dari kegiatan diskusi kelas mahasiswa

PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 dengan jangka waktu bulan

Februari sampai Maret 2015. Jumlah data yang dianalisis sebanyak 70

tuturan. Data dianalisis berdasarkan prinsip kesantunan dengan kaidah

kesantunan menurut Leech (1993) juga konsep muka dari Brown dan

Levinson dalam Chaer (2010: 49-55). Data tersebut digolongkan menjadi

dua, yaitu pematuhan dan pelanggaran terhadap prinsip kesantunan.

Peserta diskusi maupun kelompok penyaji dapat memanfaatkan diskusi

kelas ini untuk saling bertukar pikiran dan wawasan dengan cara memberi

pendapat, kritik, pujian, simpati tentang hal yang didiskusikan. Oleh karena

itu, dalam kegiatan diskusi kelas ini baik peserta diskusi maupun kelompok

penyaji dapat memberikan tanggapan balik satu sama lain. Peneliti

mengelompokkan data yang dianalisis itu berdasarkan kaidah yang ditetapkan

oleh Leech (1993), juga Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 49-55)

serta didukung dengan diksi yang mencerminkan kesantunan dari Pranowo

(2012: 104). Peneliti menggunakan kaidah kesantunan dari Leech karena sub

maksim dari Leech sesuai dengan apa yang harus diperhatikan ketika diskusi

kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

56

Diskusi yang baik seharusnya dapat memperhatikan dan menggunakan

maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim

kerendahan hati, maksim kesepakatan dan maksim simpati sesuai dengan sub

maksim dari Leech (1993), kemudian untuk mendukung analisis peneliti juga

menyertakan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer

(2010: 52-55) untuk mengukur tingkat keterancaman muka, karena suatu

tuturan bisa terlihat santun dari salah satu kaidah kesantunan namun juga

harus dicermati maksud dari tuturan tersebut apakah mengancam muka atau

tidak karena hal itu juga mempengaruhi apakah sebuah tuturan itu dapat

dikatakan santun atau tidak. Penggunaan diksi yang digunakan penutur untuk

mengungkapkan sebuah tuturan juga dicermati dengan diksi kesantunan dari

Pranowo (2012: 104). Jadi, dalam setiap analisis tuturan peneliti

menggunakan prinsip kesantunan yang diambil dari kaidah dan pandangan

ahli tersebut.

Berikut ini deskripsi data yang digunakan dalam penelitian.

4.1 Tabel: Pematuhan prinsip kesantunan berbahasa

No. Jenis maksim Strategi kesantunan Jumlah

1.

Maksim kebijaksanaan

Kesantunan positif

8

2.

Maksim kedermawanan

Kesantunan positif

Kesantunan negatif

4

1

3.

Maksim pujian

Kesantunan positif

6

4.

Maksim kesepakatan

Kesantunan positif

3

Jumlah

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

57

4.2 Tabel: Pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa

No. Jenis maksim Strategi kesantunan Jumlah

1.

Maksim kebijaksanaan

Kesantunan positif

11

2.

Maksim kedermawanan

Kesantunan positif

9

3.

Maksim pujian

Kesantunan positif

11

4.

Maksim kerendahan hati

Kesantunan positif

4

5.

Maksim kesepakatan

Kesantunan positif

5

6.

Maksim kesimpatisan

Kesantunan positif

8

Jumlah

48

4.2 Analisis Data

Hasil penelitian terhadap kesantunan berbahasa dalam diskusi kelas

mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 adalah sebagai

berikut.

4.2.1 Analisis pematuhan data tuturan diskusi kelas mahasiswa PBSI

angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma berdasarkan prinsip

kesantunan.

4.2.1.1 Pematuhan Maksim Kebijaksanaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijaksanaan dapat diartikan

sifat atau kepandaian dalam menggunakan akal budinya (pengalaman dan

pengetahuannya), arif, tajam pikiran dan mempunyai kecakapan atau berhati-

hati apabila menghadapi kesulitan. Ketika bertutur, sifat bijaksana juga harus

diperhatikan agar proses komunikasi antara penutur dan mitra tutur dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

58

berjalan dengan lancar dan terasa santun. Gagasan untuk bertutur santun ini

dikemukakan oleh Leech (1993) ke dalam 6 maksim, salah satunya maksim

kebijaksanaan dimana penutur diharuskan untuk meminimalkan kerugian

orang lain atau memaksimalkan keuntungan orang lain agar tuturan menjadi

santun.

Maksim kebijaksanaan mengamanatkan bahwa hendaknya penutur harus

mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan bagi

orang lain ketika bertutur. Maksim ini kebanyakan diungkapkan dengan

tuturan impositif dan komisif. Ujaran impositif adalah ujaran yang digunakan

untuk menyatakan perintah atau suruhan, sedangkan ujaran komisif adalah

ujaran yang berfungsi untuk menyatakan kesanggupan atau kesediaan

penutur. Dengan berpedoman pada maksim ini, diharapkan proses

komunikasi dapat berjalan dengan baik dan tidak ada rasa saling menyakiti

antara penutur maupun mitra tutur. Dalam lingkup formal, pematuhan

terhadap maksim ini sering dijumpai, salah satunya dalam proses

pembelajaran diskusi kelas seperti di bawah ini:

1) Penyaji : Selamat pagi teman-teman, kami dari...

Peserta diskusi : (ramai)

Penyaji : Hallo teman-teman ? bisa dimulai ?

Peserta diskusi : Iyaa dimulai wae hahahaha....

Penyaji :Terimakasih atas waktu dan

kesempatannya, kami harap kalian memperhatikan ya, karena

diskusi ini penting bagi kita semua jadi mohon kerjasamanya

ya, oh ya sebelumnya disini kami dari kelompok 3 akan

mempresentasikan hasil diskusi kami, kami akan menjelaskan

perbedaan mendasar dari fon, fonemik dan fonem.

Konteks: Penutur adalah seorang penyaji. Tuturan terjadi di dalam

kelas yang ditujukan kepada seluruh mitra tutur (peserta diskusi)

ketika akan memulai jalannya diskusi kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

59

2) Peserta diskusi : Ini saya buka di buku dan di slide kalian

kok berbeda ya ? penulisan pesolek di buku dan slide tidak sama,

yang benar yang mana ?

Penyaji : Ohh iya mas halaman berapa ?

Peserta diskusi : Ini 53,

Penyaji : Iya jadi pesolek ehh, ehh iya maaf kami

salah, penulisan kami salah, makasih mas atas masukan dan

pembenarannya bagi kelompok kami.

Konteks: Penutur adalah seorang penyaji. Tuturan terjadi di

dalam diskusi kelas. Tuturan merupakan tanggapan dari penyaji

ketika mendapat sanggahan dari peserta diskusi bahwa yang

ditayangkan di slide berbeda dengan yang ada di buku acuan.

3) Penyaji 1 : Mungkin menurut kelompok kami seperti itu

hubungan antara moral hidup dan bunuh diri. Untuk yang

selanjutnya akan dijelaskan oleh teman saya.

Penyaji 2 : Baik terimakasih mas Thomas, saya akan

menjelaskan mengenai faktor-faktor penyebab bunuh diri. Yang pertama depresi, 60% dari semua kasus bunuh diri dilakukan

oleh orang yang mengalami gangguan suasana hati atau depresi.

Konteks: Penutur adalah seorang penyaji. Tuturan terjadi di

dalam diskusi kelas. Tuturan merupakan tanggapan dari penyaji

terhadap penyaji lain di kelompoknya yang mempersilahkannya

untuk melanjutkan penjelasan materi diskusi presentasi ketika

sedang berlangsung.

4) Peserta diskusi 1 : Pertanyaan saya belum dijawab loh...

Peserta diakusi 2 : Uwes uwes put

Penyaji : Oh ya mohon maaf, tadi pertanyaan dari

Putri ternyata memang belum kami jawab, kami lupa dan

akan saya jawab sekarang, sambil kelompok selanjutnya

mempersiapkan presentasi ya.

Peserta diskusi 1 : Nahh too emang belom kok

Konteks: penutur adalah seorang penyaji. Tuturan adalah

tanggapan penutur (penyaji) atas pernyataan dari salah satu

peserta diskusi yang merasa pertanyaannya belum dijawab.

Data tuturan (1) dituturkan oleh seorang penyaji ketika akan memulai

jalannya proses diskusi dalam mata kuliah fonologi kelas B. Tuturan

mengandung tindak tutur komisif, yakni tindak tutur yang dipahami oleh

penutur untuk meningkatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa

yang akan datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

60

oleh penutur. Penutur (penyaji) menyatakan kesediaanya untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dengan tuturan itu penutur

bermaksud untuk memberitahukan kepada peserta diskusi bahwa diskusi

kelas akan segera dimulai, sehingga peserta diskusi dapat menyesuaikannya.

Penutur menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan ketika

menuturkan pesannya yakni “terima kasih” yang berarti mencerminkan rasa

hormat kepada mitra tutur (peserta diskusi), selain itu dalam pengucapannya

pun dengan nada yang enak didengar. Hal ini tentunya juga mematuhi

prinsip kesantunan Leech (1993: 168), khususnya maksim kebijaksanaan

yakni tuturan haruslah membuat keuntungan orang lain sebesar mungkin,

yang terlihat dalam tuturan “terimakasih atas waktu dan kesempatannya,

disini kami dari kelompok 3 akan mempresentasikan hasil diskusi kami”.

Dengan menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan “terimakasih

atas waktu dan kesempatannya”, penutur bermaksud untuk menghormati

mitra tutur (peserta diskusi) yang telah datang untuk mengikuti diskusi

kelas, walaupun pada awalnya mitra tutur (peserta diskusi) tidak

mendengarkan dan tidak peduli pada kelompok penyaji, bahkan

menertawakan penutur (penyaji).

Cara bertutur dalam data tuturan (1) juga memperlihatkan bahwa

penutur (penyaji) telah menggunakan strategi kesantunan dari Brown dan

Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), dimana penutur menjaga muka positif

mitra tutur dengan menggunakan kesantunan positif yakni melebihkan

pengertian dan keinginan kepada pendengar. Penutur mencoba untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

61

menunjukkan pengertiannya terhadap mitra tutur sehingga mitra tutur akan

merasa lebih dihormati, disini penutur mencoba menghargai apa yang

dilakukan mitra tutur walaupun apa yang dilakukan justru mengganggunya

untuk memulai diskusi. Melihat hal tersebut, penutur tidak terpancing emosi

ketika menanggapinya, justru dengan santai dan hal ini akan meminimalkan

pertentangan. Hal ini juga akan memberikan keuntungan kepada mitra tutur

yakni perasaan senang mengikuti diskusi kelas ini karena sangat dihormati

dan dihargai kedatangannya, selain itu penutur telah menunjukkan

kedekatan dan solidaritas dengan mitra tutur karena bagaimana pun mereka

teman satu kelas dan akan lebih baik jika menghindari pertentangan

sehingga proses diskusi kelas dapat berjalan dengan lancar karena adanya

rasa solidaritas.

Selanjutnya data tuturan (2), dituturkan oleh seorang penyaji ketika

diskusi kelas memasuki sesi tanya jawab pada mata kuliah fonologi kelas B.

Tuturan tersebut mengandung tindak tutur komisif, yakni tindak tutur yang

dipahami oleh penutur untuk meningkatkan dirinya terhadap tindakan-

tindakan di masa yang akan datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja

yang dimaksudkan oleh penutur. Penutur (penyaji) bersedia menerima

masukan dari peserta diskusi dan mengakui kesalahannya dengan maksud

untuk menghargai masukan dari peserta diskusi sehingga nantinya apabila

ada yang memberi saran lagi, peserta diskusi tidak ragu-ragu karena direspon

dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

62

Penutur menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan dalam

tuturannya yakni “terima kasih” ditujukan kepada mitra tutur (peserta

diskusi) yang sudah meralat penulisannya di powerpoint dan “maaf” yang

ditujukan kepada seluruh peserta diskusi karena kelompok penutur (penyaji)

melakukan kesalahan dalam hal penulisan. Tuturan tersebut juga mematuhi

prinsip kesantunan Leech (1993: 168), dengan maksim kebijaksanaan yakni

membuat keuntungan orang lain sebesar mungkin, terlihat dalam tuturan “ehh

iya maaf kami salah, penulisan kami salah, makasih mas atas masukan dan

pembenarannya bagi kelompok kami”, jelas terlihat bahwa penutur (penyaji)

bersedia menerima dan mengakui kesalahannya dengan begitu akan

memberikan efek positif dan keuntungan bagi mitra tutur karena mitra tutur

akan merasa pendapatnya benar dan itu akan menjaga muka positif mitra tutur

di depan peserta diskusi yang lain serta merasa dihargai (direspon dengan

baik).

Cara bertutur dalam data tuturan (2) juga mencerminkan penggunaan

strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55),

dimana penutur menjaga muka positif mitra tutur dengan menggunakan

kesantunan positif yakni melebihkan perhatian, persetujuan dan simpati

kepada mita tutur. Penutur (penyaji) mencoba untuk menghargai tindakan

yang dilakukan mitra tutur (peserta diskusi), dengan menghargai apa yang

dilakukan mitra tuturnya (peserta diskusi) yakni memberikan masukan untuk

kelompok penyaji dengan begitu akan memberikan efek positif dan

keuntungan bagi mitra tutur karena mitra tutur akan merasa pendapatnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

63

benar dan dihargai, hal ini akan membuat proses diskusi menjadi semakin

lancar dan kondusif karena meminimalkan pertentengan.

Data tuturan (3) dituturkan oleh seorang penyaji kepada penyaji lain

dalam kelompoknya untuk memberikan kesempatan penyaji lain menjelaskan

materi pada mata kuliah teologi kelas P. Tuturan tersebut mengandung tindak

tutur komisif, yakni tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk

meningkatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang.

Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur.

Penutur (penyaji) menyatakan kesediaanya untuk melanjutkan menjelaskan

materi yang sedang didiskusikan, tuturan tersebut dimaksudkan untuk

menghargai penyaji lain yang sudah mempersilahkannya untuk melanjutkan

materi.

Selanjutnya data tuturan (3) dianggap santun karena mematuhi prinsip

kesantunan Leech (1993: 168), yakni maksim kebijaksanaan karena tuturan

tersebut membuat keuntungan bagi orang lain, terlihat dalam tuturan “baik

terimakasih mas Thomas, saya akan menjelaskan mengenai faktor-faktor

penyebab bunuh diri”, dimana penutur (penyaji) bermaksud untuk

menghargai mitra tutur (penyaji lain dikelompoknya) yang telah memberikan

kesempatan untuk menjelaskan materi diskusi, dengan saling menghargai

maka akan terjadi solidaritas dan jalannya proses diskusi akan berjalan

dengan baik. Data tuturan (3) semakin santun karena didukung dengan

penggunaan diksi yang mencerminkan kesantunan Pranowo (2012: 104)

“terimakasih” dan “mas” yang dapat diartikan bahwa penutur (penyaji)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

64

menghargai kesempatan yang diberikan dan menghormati mitra tutur yang

dianggap lebih tua darinya dengan mengucapkan “mas” dan juga kata

tersebut sering dijumpai dalam budaya jawa yang menandakan bahwa penutur

menghormati mitra tutur walaupun mitra tutur mungkin tidak lebih tua dari

penutur.

Cara bertutur dalam data tuturan (3) juga mencerminkan penggunaan

strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55),

dimana penutur menjaga muka positif mitra tutur dengan menggunakan

kesantunan positif yakni melibatkan penutur dan mitra tutur dalam aktivitas.

Tuturan tersebut membuat penutur menjadi terlibat dalam kegiatan diskusi

dan mendapat kesempatan untuk menjelaskan materi diskusi, dengan begitu

penutur akan bisa menjelaskan materi dan kemampuannya akan dilihat oleh

dosen sehingga mendapatkan nilai, maka dengan adanya solidaritas tentu

akan membuat proses diskusi menjadi semakin baik dan solid.

Selanjutnya data tuturan (4), dituturkan oleh seorang penyaji untuk

menanggapi pernyataan dari seorang peserta diskusi ketika diskusi telah

selesai pada mata kuliah teori sastra kelas B. Tuturan tersebut mengandung

tindak tutur komisif, yakni tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk

meningkatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang.

Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur.

Penutur (penyaji) mengakui bahwa salah satu pertanyaan dari peserta diskusi

belum terjawab, padahal proses diskusi sudah selesai dan peserta diskusi

sudah lupa akan hal itu. Ketika mengungkapkannya, penutur menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

65

diksi yang mencerminkan kesantunan yakni “mohon maaf” kepada mitra tutur

(peserta diskusi) karena lupa menjawab salah satu pertanyaan yang diajukan

ke kelompoknya. Hal ini tentunya mematuhi prinsip kesantunan Leech (1993:

168), dengan maksim kebijaksanaan yakni membuat keuntungan orang lain

sebesar mungkin, terlihat dalam tuturan “mohon maaf, tadi pertanyaan dari

Putri ternyata belum kami jawab, kami lupa dan akan saya jawab sekarang”,

dalam tuturan penutur bersedia mengakui bahwa ada salah satu pertanyaan

yang belum dijawab padahal proses diskusi sudah selesai.

Dilihat dari cara bertuturnya, tuturan tersebut juga mencerminkan

penggunaan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer

(2010: 53-55), dimana penutur menjaga muka positif mitra tutur dengan

menggunakan kesantunan positif yakni melebihkan perhatian, persetujuan dan

simpati. Penutur mencoba untuk menghargai dan menerima pernyataan dari

mitra tutur bahkan membenarkan pernyataannya sehingga melindungi muka

positif mitra tutur, dimana muka positif yaitu keinginan setiap orang untuk

dihargai hal-hal yang dilakukannya. Penutur mencoba menggunakan

kesantunan positif dengan membenarkan pernyataan mitra tuturnya, dengan

begitu penutur akan memberikan efek positif dan keuntungan bagi mitra tutur

karena hal tersebut membuat mitra tutur merasa dihargai dan dihormati oleh

kelompok penyaji, juga mitra tutur akan senang karena pernyataanya memang

benar tidak seperti yang dikatakan peserta diskusi lainnya yang mengatakan

sudah dijawab. Hal ini akan membuat proses diskusi menjadi baik karena

adanya rasa saling menghargai dan meminimalkan terjadinya pertentangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

66

4.2.1.2 Pematuhan Maksim Kedermawanan

Kedermawanan mempunyai arti sebagai kebaikan hati terhadap sesama

manusia atau kemurahan hati (KBBI). Melihat hal ini, apabila suatu tuturan

memperhatikan kebaikan hati atau kemurahan hati maka dapat dipastikan

proses komunikasi dapat berjalan dengan lebih baik, karena bila antara

penutur dan mitra tutur sama-sama berbaik hati maka tuturan tidak akan

melukai satu sama lain. Leech mempunyai gagasan agar tuturan terasa santun

salah satunya dengan memperhatikan arti kedermawanan, yakni tuturan

haruslah membuat keuntungan diri sendiri sekecil mungkin dan buatlah

kerugian diri sendiri sebesar mungkin yang dinamakan maksim

kedermawanan (kerendahan hati), dengan mematuhi prinsip ini maka tuturan

dapat menjadi lebih santun baik dalam lingkup sehari-hari maupun formal.

Maksim kedermawanan mengamanatkan agar penutur mau merugi atau

membuat keuntungan diri sendiri sekecil mungkin. Penutur yang mampu

mematuhi maksim ini akan dianggap orang yang tahu sopan santun, pintar

menghargai orang lain, dan jauh dari prasangka buruk lawan tuturnya.

Berbeda dengan maksim kebijaksanaan, tuturan ini biasanya diujarkan dengan

ujaran ekspresif dan asertif. Ujaran ekspresif adalah ujaran yang digunakan

untuk menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan sedangkan

ujaran asertif adalah ujaran yang lazim digunakan untuk menyatakan

kebenaran tuturan yang diujarkan. Apabila dalam suatu proses komunikasi

mempunyai kecenderungan untuk mematuhi maksim ini, maka dpat dipastikan

proses komunikasi dapat berjalan dengan lebih baik karena baik penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

67

maupun mitra tutur ada keinginan untuk saling menghargai dan tidak akan

menyakiti satu sama lain. Pematuhan terhadap maksim ini banyak dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari atau lingkup formal, dalam lingkup formal

pematuhan terhadap maksim ini sering dijumpai, salah satunya pada proses

pembelajaran diskusi kelas seperti di bawah ini:

12) Penyaji : Ya terimakasih, mungkin masih ada yang ingin

ditanyakan ? oh ya mbak silahkan

Peserta diskusi : Saya cuma mau tanya apakah di makalah

dicantumkan daftar pustakanya ? soalnya kan itu di slide tidak ada,

dan seharusnya kan tetap harus di cantumkan menurut saya dan

kalian mengambil dari buku atau internet atau dari mana, ya

terimakasih

Penyaji : Ohh iya maaf, kami lupa mencantumkan

sumbernya, kami mengambil dari internet dan juga buku tapi

kami lupa cantumkan itu mbak di slide, kalau di makalah ada

kok mbak dan ini kesalahan kami, makasih mbak sudah

mengingatkan. Konteks: Penutur adalah seorang penyaji. Tuturan terjadi di

dalam diskusi kelas yang ditujukan kepada mitra tutur (peserta

diskusi) ketika sesi tanya jawab masih berlangsung.

10) Penyaji : Sebelumya saya mohon maaf, soalnya saya itu

agak susah mengatakan huruf “f” dan “ep”, jadi apabila nanti

salah mohon maaf. Nah yang pertama ponemik itu . . .

Peserta diskusi : Hahaha po po

Penyaji : Jangan diketawain

Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam suatu diskusi

kelas. Tuturan merupakan pernyataan dari penutur (penyaji) untuk

menjelaskan kekurangannya yakni dalam hal menyebutkan huruf

kepada seluruh peserta diskusi.

13) Penyaji : Apakah ada yang mau bertanya lagi ? ohh ya

yang dibelakang

Peserta diskusi : Saya mau menambahkan saja, coba di slide ke 2

apa 3 tadi, nah ya itu, apakah benar cara kalian menulis kutipan

seperti itu ?

Penyaji : Yang mana mbak, ohh iya iya itu kesalahan

kami, kami kurang cermat dalam menulis kutipan, terimakasih

atas pembenarannya mbak, apakah ada lagi ?

Konteks: Penutur adalah seorang penyaji. Tuturan terjadi di dalam

diskusi kelas ketika sesi tanya jawab. Tuturan merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

68

tanggapan penutur (penyaj) terhadap masukan dari mitra tutur

(peserta diskusi).

Data tuturan (12) dituturkan oleh seorang penyaji ketika diskusi kelas

memasuki sesi tanya jawab pada mata kuliah teologi moral kelas P. Tuturan

tersebut mengandung tindak tutur asertif yakni mengandung ujaran yang

lazim digunakan untuk menyatakan kebenaran tuturan yang diujarkan.

Penutur (penyaji) menyatakan bahwa memang kelompoknya melakukan

kesalahan dengan tidak mencantumkan daftar pustaka di slidenya. Terlihat

bila tuturan tersebut justru akan membuat kerugian bagi penutur sendiri

bahkan juga bagi kelompoknya, karena memberikan jawaban yang sesuai

fakta itu bisa memberikan ancaman bagi penutur, akan tetapi penutur bersedia

mengakui hal tersebut tanpa adanya paksaan dari pihak lain.

Data tuturan (12) dianggap santun karena mematuhi prinsip kesantunan

Leech (1993: 210) yakni maksim kedermawanan, dimana tuturan haruslah

membuat keuntungan diri sendiri sekecil mungkin dan membuat kerugian diri

sendiri sebesar mungkin, terlihat dalam tuturan “Ohh iya maaf, kami lupa

mencantumkan sumbernya, kami mengambil dari internet dan juga buku tapi

kami lupa cantumkan itu mbak di slide, kalau di makalah ada kok mbak dan

ini kesalahan kami, makasih mbak sudah mengingatkan”, dengan mengakui

bahwa penyaji dan kelompoknya melakukuan kesalahan dengan tidak

mencantumkan daftar pustaka di slidenya, terlihat bahwa itu akan merugikan

bagi dirinya sendiri karena bisa mendapatkan nilai kurang dari dosen.

Cara bertutur dalam data tuturan (12) juga mencerminkan penggunaan

strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

69

dimana penutur menjaga muka positif dirinya dan kelompoknya dengan

menggunakan kesantunan postif yakni memberi alasan. Penutur mencoba

untuk memberi alasan dan menyelamatkan muka dirinya juga kelompoknya

agar tidak disalahkan atas kelalaian kelompok tidak mencantumkan sumber

materinya. Selain itu, penutur (penyaji) juga menggunakan diksi yang

mencerminkan kesantunan Pranowo (2012: 104) yakni “maaf” dan

“terimakasih” yang mencerminkan kesantunan dan rasa hormat kepada mitra

tutur (peserta diskusi) yang sudah mengingatkan kesalahan yang telah dibuat

kelompok penyaji, sehingga membuat tuturan tersebut menjadi semakin

santun.

Data tuturan (10), dituturkan oleh seorang penyaji ketika akan memulai

menjelaskan materi diskusi mata kuliah fonologi kelas B. Tuturan tersebut

mengandung tindak tutur asertif yakni mengandung ujaran yang lazim

digunakan untuk menyatakan kebenaran tuturan yang diujarkan. Penutur

(penyaji) mengemukakan bahwa dirinya mempunyai kekurangan dalam

mengucapkan huruf “f” dan bersedia mengakui kekurangannya sebelum

memulai menjelaskan materi.

Data tuturan (10) dipandang sebagai bentuk tuturan yang santun karena

menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan dalam berbicara yakni

“mohon maaf”, hal ini dimaksudkan penutur (penyaji) agar mitra tutur

(peserta diskusi) berkenan dan mengerti akan kekurangan dari penutur

(penyaji). Ketika menuturkan kekurangannya, penutur mematuhi prinsip

kesantunan Leech (1993: 210), khususnya maksim kedermawanan yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

70

membuat keuntungan diri sendiri sekecil mungkin dan membuat kerugian diri

sendiri sebesar mungkin, terlihat dalam tuturan “sebelumnya saya mahon

maaf, soalnya saya itu agak susah mengatakan huruf “f” dan “ep”, jadi

apabila nanti salah mohon maaf”, dengan mengakui kekurangannya tersebut,

tentu itu akan merugikan bagi penutur karena memberikan jawaban sesuai

dengan fakta itu bisa mengancam mukanya sendiri apalagi dalam hal

kekurangannya, hal itu terlihat dari reaksi yang diberikan mitra tutur yakni

menertawakannya, namun penutur dengan lapang dada tidak marah kepada

mitra tutur dan melanjutkan menjelaskan materi.

Cara bertutur dalam data tuturan (10) juga mencerminkan penggunaan

strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 52-53),

dimana penutur menjaga muka negatif penutur sendiri, muka negatif adalah

muka yang terancam, dengan mengakui kekurangannya sendiri maka akan

mengakibatkan muka penutur akan terancam karena bisa saja dijadikan bahan

guyonan oleh mitra tutur dan mukanya akan jatuh. Penutur meminta maaf

akan kekurangannya kepada mita tutur dengan tujuan agar apa yang

diucapkannya nanti apabila salah dapat dimaklumi dan dimengerti dan

dengan tuturan yang demikian, penutur berkeinginan agar ia dihargai dengan

membiarkannya bebas melakukan tindakan dalam hal mengucapkan huruf “f”

dan apabila nantinya ada salah kata tidak ditertawakan lagi. Penutur mencoba

menggunakan kesantunan negatif dengan meminta maaf kepada mitra

tuturnya akan kekurangan yang dimiliki dan berharap agar dirinya bisa

dengan bebas ketika mengucapkan huruf “f” walaupun salah setidaknya mitra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

71

tutur tidak menertawakannya dan berharap mitra tutur menghargai

kekurangannya dengan begitu proses diskusi bisa berjalan dengan lancar.

Data tuturan (13), dituturkan oleh seorang penyaji ketika sesi tanya jawab

diskusi kelas mata kuliah teori sastra kelas B. Tuturan tersebut mengandung

tindak tutur asertif yakni mengandung ujaran yang lazim digunakan untuk

menyatakan kebenaran tuturan yang diujarkan. Penutur (penyaji) menyatakan

bahwa telah terjadi kesalahan penulisan yang dilakukan oleh dirinya dan

kelompoknya. Hal itu bisa merugikan dirinya sendiri dan kelompoknya,

karena kesalahan dalam hal penulisan kutipan itu sesuatu yang kurang bisa

diterima oleh dosen karena sudah pernah diajarkan, terlihat di akhir presentasi

dosen memberitahu kelompok tentang kesalahan penulisan yang dibuat

kelompok itu.

Data tuturan (13) dianggap santun karena mematuhi prinsip kesantunan

Leech (1993: 210) yakni maksim kedermawanan, dimana tuturan haruslah

membuat keuntungan diri sendiri sekecil mungkin dan membuat kerugian diri

sendiri sebesar mungkin, terlihat dalam tuturan “yang mana mbak ? ohh iya

iya itu kesalahan kami, kami kurang cermat dalam menulis kutipan,

terimakasih atas pembenarannya mbak, apakah ada lagi ?”, dengan

mengakui telah terjadi kesalahan tentu itu akan merugikan dirinya sendiri

karena bisa membuat nilai kurang di mata dosen pengajar. Melihat hal itu,

penutur justru dengan rendah hati meminta maaf kepada mitra tutur dengan

menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan Pranowo (2012: 104)

yakni “maaf”, dengan begitu penutur telah mencerminkan rasa hormat kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

72

mitra tutur (peserta diskusi) dan menambah nilai kesopanannya, sehingga

proses diskusi akan menjadi semakin berjalan dengan lancar.

Cara bertutur dalam data tuturan (13) juga menunjukkan bahwa penutur

menggunakan strategi kesantunan Brown dan Levinson dalam Chaer (2010:

53-55), dimana penutur menjaga muka positif dirinya dan kelompoknya

dengan menggunakan kesantunan positif yakni memberikan alasan kepada

mitra tutur. Penutur mencoba untuk menyelamatkan muka dirinya dan

kelompoknya agar tidak disalahkan atas kesalahan yang terjadi. Selain itu,

penutur (penyaji) juga menggunakan diksi yang santun Pranowo (2012: 104)

yakni “maaf” dan “terimakasih” yang mencerminkan kesantunan dan rasa

hormat kepada mitra tutur (peserta diskusi) yang sudah mengingatkan

kesalahan yang telah dibuat kelompok penyaji, sehingga membuat tuturan

tersebut menjadi semakin santun.

4.2.1.3 Pematuhan Maksim Pujian

Maksim pujian adalah maksim yang menuntut kesediaan penutur untuk

selalu memberikan pujian atas keberhasilan atau kelebihan mitra tutur. Pada

maksim ini aspek negatifnya yang lebih penting yaitu jangan mengatakan hal-

hal yang tidak menyenangkan mengenai orang lain terutama mengenai mitra

tutur, dengan begitu diharapkan proses komunikasi dapat berjalan dengan

lebih baik karena mitra tutur akan merasa senang dan tidak saling menyakiti.

Apabila dalam tuturan sehari-hari dapat memaksimalkan maksim ini maka

proses komunikasi dapat menjadi santun. Sifat suka memuji orang lain akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

73

dimuliakan namanya sebagai orang yang santun. Tidak perlu menunggu

seseorang melakukan hal yang sangat hebat dan berpengaruh terhadap banyak

orang, dengan hal-hal kecil pun seseorang layak untuk diberikan pujian dari

penutur, misalnya “wahh, penjelasan materi dari kelompokmu hebat ya,

sangat jelas bagi saya dan dose pun berkata demikian”. Tuturan seperti itu

sudah dapat dianggap santun karena memberikan rasa senang dengan memuji

mitra tutur.

Tuturan haruslah membuat mitra tutur merasa senang dengan apa yang

diucapkan penutur dengan begitu penutur dapat diakatakan menjadi orang

yang santun. Banyak hal yang dapat membuat mitra tutur merasa senang

salah satu yaitu dengan memberinya pujian, dengan memberi pujian berarti

penutur menghargai apa yang telah dicapai atau dilakukan mitra tutur jadi

dapat dikatakan pujian adalah salah satu indikator tuturan dapat dikatan

santun. Leech (1993) membuat gagasan mengenai tuturan yang santun salah

satunya dengan memaksimalkan pujian terhadap orang lain yakni maksim

pujian, dalam maksim ini penutur dituntut untuk selalu memberikan pujian

atas keberhasilan atau kelebihan mitra tutur.

Maksim ini aspek negatifnya yang lebih penting yaitu jangan mengatakan

hal-hal yang tidak menyenangkan mengenai orang lain terutama mengenai

mitratutur, dengan begitu diharapkan proses komunikasi dapat berjalan

dengan lebih baik karena mitra tutur akan merasa senang dan tidak saling

menyakiti. Seperti halnya dalam percakapan sehari-hari baik formal mau pun

non formal sering dijumpai tuturan samacam itu baik yang mematuhi atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

74

pun yang melanggar, dalam lingkup formal pematuhan terhadap maksim ini

dapat dijumpai, salah satunya dalam proses pembelajaran diskusi kelas seperti

di bawah ini:

14) Peserta Diskusi 1 : Eee mungkin saya bisa sedikit membantu

kelompok, karena dulu saya di SMA dari jurusan bahasa dan

mengerti akan hal tersebut

Peserta Diskusi 2 : Wuissss, wuihhh hebat (tepuk tangan)

Peserta Diskusi 1 : Yaya sudah makasih, saya lanjutkan yaa...

Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam diskusi kelas

dalam sesi tanya jawab. Tuturan merupakan tanggapan dari

penutur (peserta diskusi 1) terhadap pernyataan dari mitra tutur

(peserta diskusi 2) ketika ingin membantu kelompok menjawab

pertanyaan.

15) Peserta diskusi : Sebelumnya mari kita beri applouse

buat kalompok ini karena penjelasannya begitu jelas dan

lengkap menurut saya. Penyaji : Iya terimakasih banyak

Konteks: Penutur adalah peserta diskusi. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta diskusi) terhadap presentasi yang

telah dilakukan oleh kelompok penyaji.

16) Penyaji : Ya jadi seperti itu, apa sudah dimengerti ?

Peserta diskusi : Ohh ya, terimakasih penjelasan dari

teman Ann, saya rasa penjelasannya sangat baik dan lengkap

dan pertanyaan saya sudah terjawab.

Konteks: Penutur adalah peserta diskusi. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta diskusi) terhadap jawaban dari

mitra tutur (penyaji) setelah selesai menjawab pertanyaannya.

Data tuturan (14), dituturkan oleh salah seorang peserta diskusi ketika

sesi tanya jawab diskusi kelas mata kuliah teori sastra kelas B. Tuturan

tersebut mengandung tindak tutur ekspresif yakni tindak tutur yang

menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Penutur

mengungkapkan rasa kagumnya kepada mitra tutur (peserta diskusi 1) karena

dia mengetahui jawaban yang tidak dapat dijawab oleh kelompok penyaji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

75

ketika sesi tanya jawab dan ternyata dia berasal dari sekolah jurusan bahasa,

berbeda dengan kebanyakan peserta diskusi yang lain.

Ketika mengungkapkan kekagumannya, penutur (peserta diskusi 2) telah

mematuhi prinsip kesantunan Leech (1993: 212) yakni maksim pujian,

dimana penutur memberikan pujian atas kelebihan mitra tutur, terlihat dalam

tuturan “wuisss, wuihh hebat”, meskipun tuturan tersebut tidak menggunakan

diksi yang santun, tetapi tetap dinilai santun karena kalimat tersebut

mendorong peserta diskusi lain untuk ikut memuji mitra tutur dan hal itu

dibuktikan dengan tepuk tangan dari peserta diskusi yang lain, selain itu juga

menimbulkan rasa senang bagi mitra tutur. Pujian seperti itu sudah cukup

untuk bersikap santun kepada mitra tutur (peserta diskusi 1) karena

menimbulkan rasa senang dengan apa yang dikatakan penutur.

Cara bertutur dalam data tuturan (14) juga mencerminkan penggunaan

strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55),

dimana penutur menjaga muka positif mitra tutur dengan menggunakan

kesantunan positif yakni membesar-besarkan perhatian, persetujuan dan

simpati kepada mita tutur. Penutur mencoba untuk memberikan perhatian

lebih atas tuturan yang dituturkan oleh mitra tuturnya. Tuturan tersebut

memperlihatkan bahwa penutur mencoba menggunakan kesantunan positif

dengan membesar-besarkan perhatian dan simpati kepada mitra tutur dengan

memberikan sugesti kepada peserta diskusi lain untuk memberikan tepuk

tangan seperti yang dilakukannya, dengan begitu mitra tutur merasa sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

76

senang bahwa apa yang dilakukannya dihargai oleh semua peserta diskusi

yang lain.

Selanjutnya data tuturan (15), dituturkan oleh seorang peserta diskusi

ketika presentasi selesai dan akan memasuki sesi tanya jawab pada mata

kuliah teori sastra kelas B. Tuturan tersebut mengandung tindak tutur asertif

yakni mengandung ujaran yang lazim digunakan untuk menyatakan

kebenaran tuturan yang diujarkan. Penutur menyatakan bahwa presentasi dari

kelompok penyaji begitu jelas dan lengkap ketika sesi tanya jawab akan

dimulai. Hal ini tentu membuat kelompok penyaji menjadi senang karena

mendapat apresiasi positif dari mitra tutur (peserta diskusi).

Data tuturan (15) dianggap santun karena mematuhi prinsip kesantunan

Leech (1993: 212) yakni maksim pujian, dimana penutur memberikan pujian

atas kelebihan mitra tutur, terlihat dalam tuturan “sebelumnya mari kita beri

applouse buat kelompok ini, karena penjelasannya begitu jelas dan lengkap”,

penutur menyatakan bahwa presentasi dari kelompok penyaji jelas dan

lengkap bahkan meminta peserta diskusi lain untuk memberikan applouse, hal

ini tentunya semakin membuat kelompok penyaji senang dan bahagia karena

penjelasannya dapat dimengerti dan diterima dengan baik oleh mitra tutur,

dengan memaksimalkan pujian maka tuturan dari penutur (peserta diskusi)

tersebut termasuk tuturan yang santun.

Cara bertutur dalam data tuturan (15) juga mencerminkan penggunaan

strategi kesantunan Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), dimana

penutur menjaga muka positif mitra tutur dengan menggunakan kesantunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

77

positif yakni membesar-besarkan perhatian, persetujuan dan simpati kepada

mita tutur. Penutur mencoba untuk memberikan perhatian dan bersimpati

kepada apa yang telah dilakukan mitra tuturnya, penutur mengatakan bahwa

presentasi dari kelompoknya sangat bagus dan lengkap dalam menjelaskan

materi, dengan begitu mitra tutur akan merasa senang karena apa yang

dilakukannya dan kelompoknya sangat dihargai dan dengan begitu jelas akan

meminimalkan pertentangan sehingga diskusi kelas menjadi lebih baik lagi

karena dapat memotivasi kelompok lain.

Selanjutnya data tuturan (16) dituturkan oleh salah seorang peserta

diskusi ketika sesi tanya jawab diskusi kelas mata kuliah teori sastra kelas B.

Tuturan tersebut mengandung tindak tutur ekspresif yakni tindak tutur yang

menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Penutur

(peserta diskusi) menunjukkan sikapnya ketika penutur (peserta diskusi)

merasa pertanyaannya sudah dijawab dengan sangat baik oleh penyaji ketika

sesi tanya jawab.

Ketika menyampaikan pendapatnya, penutur (peserta diskusi) telah

mematuhi prinsip kesantunan Leech (1993: 212) yakni maksim pujian,

dimana penutur memberikan pujian atas keberhasilan mitra tutur, terlihat

dalam tuturan “terimakasih penjelasan dari teman Ann, saya rasa

penjelasannya sangat baik dan lengkap”, penutur (peserta diskusi)

mengatakan bahwa penjelasan dari mitra tutur (penyaji) sangat baik dan

lengkap dan pastinya hal tersebut membuat mitra tutur (penyaji) menjadi

senang karena telah berhasil menjawab pertanyaan penutur (peserta diskusi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

78

Penutur (peserta diskusi) memberikan pujian atas jawaban penyaji tersebut,

dengan begitu penutur telah bertutur santun karena sesuai dengan maksim

pujian, selain itu penutur menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan

Pranowo (2012: 104) yakni “terimakasih” untuk memulai dan memanggil

mitra tutur dengan sebutan “teman” yang membuat mereka menjadi merasa

lebih dekat serta saling menghormati satu sama lain, hal tersebut semakin

menambah nilai kesantunannya.

Cara bertutur dalam data tuturan (16) juga mencerminkan penggunaan

strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55),

dimana penutur menjaga muka positif mitra tutur dengan menggunakan

kesantunan positif yakni membesar-besarkan perhatian, persetujuan dan

simpati kepada mita tutur. Penutur mencoba untuk memberikan perhatian

dan bersimpati kepada apa yang telah dilakukan mitra tuturnya, dengan

memberikan pujian atas apa yang dilakukannya yakni menjawab pertanyaan

dengan sangat baik dan lengkap. Hal itu membuat muka positif mitra tutur

akan terjaga di mata dosen dan para peserta diskusi yang lain dengan adanya

pengakuan dari penutur bahawa jawaban yang diberikan sudah baik dan

lengkap, dengan begitu mitra tutur akan merasa senang dan puas karena

jawabannya dapat diterima dengan baik.

4.2.1.4 Pematuhan Maksim Kesepakatan

Maksim kesepakatan diartikan sebagai maksim yang menuntut penutur

untuk sebanyak mungkin bersepakat dengan mitra tutur dan mengurani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

79

ketaksepakatan. Seseorang yang dapat menaati maksim ini dapat dipandang

sebagai orang yang santun dan selalu memperhatikan topik pembicaraan,

dengan menaati maksim ini maka percekcokan dapat diminimalisir. Misalnya

dalam proses komunikasi antar penutur dan mitra tutur tidak sepaham,

diharapkan mereka tidak saling berkonfrontasi agar hubungan tetap baik dan

harmonis bahkan dianjurkan untuk diam atau senyum daripada

berkonfrontasi. Tidak dipungkiri kadang antara penutur dan mitra tutur

mempunyai pendapat atau argumen yang berbeda, tetapi alangkah baiknya

jika dapat saling berpikir jernih dan mencari titik tengahnya agar menemukan

suatu kesepakatan. Tentulah dengan hal tersebut proses komunikasi akan

berjalan dengan lebih baik dan tidak menimbulkan konflik, maka dari itu

maksim kesepakatan ini perlu diketahui dan ditaati.

Ketika proses komunikasi terjadi, sering terjadi konflik atau pertentangan

antar pribadi maupun kelompok. Kenyataan tersebut bisa disebabkan karena

pandangan atau argumen yang berbeda satu sama lain dan tidak ada yang mau

mengalah seperti kasus gubernur jakarta dan DPRD jakarta yang tak kunjung

usai berkonflik. Pertanyaannya, mengapa mereka tidak duduk berdampingan

dan mencari titik tengahnya daripada saling mempertahankan argumen

masing-masing. Itulah contoh realita yang ada dalam masyarakat kita, yang

berpangkat saja seperti itu apalagi yang rakyat biasa. Hal tersebut salah satu

kasus yang dapat dikatakan melanggar maksim kesepakatan, dimana dalam

maksim ini dijelaskan bahwa buatlah kesepakatan sebanyak mungkin dengan

mitra tutur maka tuturan tersebut dapat menjadi santun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

80

Begitu pula dalam komunikasi sehari-hari juga dapat ditemukan

pematuhan dalam maksim ini, mereka yang berlapang dada dan mau

mengalah, seperti halnya yang ditemukan peneliti di dalam proses

pembelajaran diskusi kelas berikut ini:

20) Penyaji : Jadi seperti itu penjelasan dari saya, jadi

antara pantomim dan drama itu berbeda

Peserta diskusi 2 : Sebelumnya saya memeperkenalkan diri

dulu, nama saya Danea, saya sependapat dengan jawaban dari

petrus tadi bahwa pantomim itu berbeda dengan drama,

namun perbedaan yang signifikan itu dibagian apa ya ?

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Tuturan

merupakan tanggapan dari penutur (peserta diskusi) ketika

menanggapi jawaban mitra tutur (penyaji).

Data tuturan (20) dituturkan oleh salah seorang peserta diskusi ketika sesi

tanya jawab diskusi kelas mata kuliah teori sastra kelas B. Tuturan tersebut

mengandung tindak tutur asertif yakni mengandung ujaran yang lazim

digunakan untuk menyatakan kebenaran tuturan yang diujarkan. Penutur

(peserta diskusi) menyatakan bahwa dirinya sependapat dengan jawaban

mitra tutur (penyaji) walaupun sebenarnya ada hal yang masih kurang

sependapat ketika sesi tanya jawab berlangsung.

Data tuturan (20) dipandang sebagai bentuk tuturan yang santun karena

mengusahakan kesepakatan antara penutur (peserta diskusi) dengan mitra

tutur (penyaji), dengan hal itu baik penutur (peserta diskusi) maupun mitra

tutur (penyaji) sama-sama menerima dan tidak menimbulkan perdebatan. Hal

itu sejalan dengan prinsip kesantunan dari Leech (1993: 217) khususnya

maksim kesepakatan yakni membuat kesepakatan diri dan orang lain

sebanyak mungkin, terlihat dalam tuturan “saya sependapat dengan jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

81

dari Petrus tadi bahwa pantomim itu berbeda dengan drama, namun

perbedaan yang signifikan itu dibagian apa ya ?”, sebenarnya penutur

(peserta diskusi) masih belum puas dengan jawaban mitra tutur (penyaji),

akan tetapi penutur (peserta diskusi) mengawali tuturannya dengan

mengatakan sependapat dan hal ini menjadikan tuturan tersebut enak didengar

dan terasa santun karena penutur (peserta diskusi) berusaha menghargai dan

menerima jawaban dari mitra tutur (penyaji) dan tidak mengatakan

ketidaksetujuannya secara langsung sehingga tidak mengancam muka mitra

tuturnya.

Cara bertutur dalam data tuturan (20) juga mencerminkan penggunaan

strategi kesantunan Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), dimana

penutur menjaga muka positif mitra tutur dengan menggunakan kesantunan

positif yakni membesar-besarkan perhatian, persetujuan dan simpati kepada

mita tutur. Penutur mencoba untuk memberikan perhatian dan bersimpati

kepada apa yang telah dilakukan mitra tuturnya, dengan begitu penutur akan

melindungi muka positif mitra tuturnya. Penutur mencoba menggunakan

kesantunan positif dengan memberikan persetujuan terhadap apa yang telah

dijelaskan oleh mitra tutur meskipun sebenarnya masih ada keraguan dalam

benak penutur, dengan begitu muka mitra tutur akan aman di mata dosen

maupun peserta diskusi yang lain karena jawabannya masih dapat diterima

walaupun masih kurang.

Penutur telah mengusahakan kesepakatan dengan mitra tutur dan secara

tidak langsung penutur telah menyelamatkan muka mitra tutur juga telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

82

bertutur santun kepada mitra tutur dan hal itu akan menambah solidaritas

diantara keduanya sehingga tidak terjadi pertentangan sehingga diskusi bisa

dilanjutkan dengan lancar.

4.2.2 Analisis pelanggaran data tuturan diskusi kelas mahasiswa PBSI

angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma berdasarkan prinsip

kesantunan

4.2.2.1 Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan

Tuturan harus membuat keuntungan bagi mitra tutur dan membuat

kerugian mitra tutur sekecil mungkin, begitulah maksud dari maksim

kebijaksanaan (Leech). Leech beranggapan bahwa dengan menerapkan

maksim tersebut, tuturan akan berjalan dengan lebih baik. akan tetapi pada

kenyataannya masih sering dijumpai pelanggaran terhadap pandangan Leech

ini, terlebih dalam lingkup sehari-hari dimana tuturan diujarkan secara

spontan. Ujaran yang terjadi dalam percakapan sehari-hari terkesan wajar jika

banyak pelanggaran terhadap maksim ini, akan tetapi di lingkup formal

ternyata juga banyak dijumpai pelanggaran terhadap maksim ini, seperti

halnya yang ditemukan peneliti di dalam proses pembelajaran diskusi kelas

berikut ini:

23) Peserta diskusi : Lho lha itu sama kayak yang tadi ! (memotong

penjelasan penyaji)

Penyaji : Nggak, bisa saya teruskan dulu ?

Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam sebuah diskusi

kelas. Tuturan merupakan sanggahan dari penutur (peserta

diskusi) terhadap penjelasan dari mitratutur (penyaji) yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

83

dianggap sama seperti materi yang sudah dijelaskan sebelumnya

ketika mitratutur (penyaji) masih menjelaskan materi.

24) Penyaji : Opo eneh ?

Peserta diskusi : Responnya ?

Penyaji : yo kui, responnya kita menangkap itu bo

!

Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam diskusi kelas

dalam sesi tanya jawab. Tuturan merupakan tanggapan dari

penutur (penyaji) terhadap pertanyaan dari mitra tutur (peserta

diskusi) yang belum puas akan jawaban dari penutur (penyaji).

25) Penyaji : Menurut KBBI novel adalah karangan

prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan

seseorang dengan orang disekelilingnya dengan

Peserta Diskusi : Kurang cepat !!

Penyaji : Ohh iya iyaa saya ulangi

Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam sebuah diskusi

kelas dalam sesi tanya jawab. Tuturan merupakan tanggapan dari

penutur (peserta diskusi) saat mitra tutur (penyaji) menjelaskan

materi diskusi.

26) Penyaji : Prosa berasal dari bahasa itali

Peserta Diskusi 1 : Ssstt ssstt pinjem bolpen (volume keras)

Peserta Diskusi 2 : Iya iya bentar

Penyaji : Bisa dilanjutkan ?

Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam sebuah diskusi

kelas. Tuturan merupakan perkataan penutur (peserta diskusi 1)

terhadap mitra tutur (peserta diskusi 2) ketika penyaji sedang

menjelaskan materi.

Data tuturan (23) dituturkan oleh salah seorang peserta diskusi ketika

penyaji sedang menjelaskan materi diskusi kelas mata kuliah teologi moral

kelas Q. Tuturan tersebut mengadung tindak tutur asertif yakni mengandung

ujaran yang lazim digunakan untuk menyatakan kebenaran tuturan yang

diujarkan. Penutur menyatakan bahwa penjelasan dari mitra tutur (penyaji)

sama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, berdasarkan kebenaran yang

diyakini penutur (peserta diskusi) ketika penyaji masih menjelaskan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

84

diskusi. Tuturan tersebut bisa menimbulkan keraguan bagi peserta diskusi

yang lain. Meragukan akan sesuatu hal dapat membuat seseorang menjadi

emosi, kemudian bisa menyebabkan pertentangan antara penutur dan mitra

tutur, selain itu memberikan jawaban sesuai dengan fakta itu bisa mengancam

muka seseorang.

Tuturan (23) dianggap tidak santun karena melanggar prinsip kesantunan

Leech (1993: 168) yakni maksim kebijaksanaan, dimana penutur seharusnya

membuat keuntungan bagi mitra tutur bukan sebaliknya, tuturan “Lho lha itu

sama kayak yang tadi !”, dalam tuturan tersebut terlihat bahwa penutur

(peserta diskusi) justru menimbulkan kerugian bagi mitra tutur (penyaji), itu

dibuktikan ketika mitra tutur (penyaji) belum selesai menjelaskan dan penutur

(peserta diskusi) memotong pembicaraannya tanpa didahului dengan diksi

halus, misalnya “maaf” atau nonverbal misalnya “mengacungkan jari”, selain

itu juga akan menimbulkan keraguan bagi peserta diskusi yang lain.

Hal itu juga menimbulkan efek buruk bagi mitra tutur (penyaji) yakni

bisa membuat konsentrasinya terganggu dan tersingung itu dibuktikan dengan

tanggapan dari penyaji yang menuturkan “nggak, bisa saya teruskan dulu ?”

dengan nada agak keras dari sebelumnya yang menandakan bahwa mitra tutur

(penyaji) merasa terganggu bahkan emosi dengan tuturan penutur (peserta

diskusi) dan hal ini jelas bertentangan dengan maksim kebijaksanaan.

Dilihat dari cara bertuturnya, penutur secara terang-terangan

mengungkapkan pendapatnya secara langsung dengan memotong penjelasan

dari penyaji yang belum selesai dengan begitu penutur jelas mengancam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

85

muka mitra tuturnya. Hal ini bertentangan dengan strategi kesantunan Brown

dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), dimana penutur seharusnya

menjaga muka positif mitra tutur dengan menggunakan kesantunan positif

yakni membesar-besarkan perhatian, persetujuan dan simpati kepada mita

tutur. Namun, tuturan tersebut justru memperlihatkan bahwa penutur

membuat mitra tuturnya terpojok dan menimbulkan keraguan bagi peserta

diskusi yang lain dan terlihat bahwa penutur tidak menghargai atau

memberikan simpati terhadap apa yang telah dilakukan oleh mitra tuturnya.

Tuturan tersebut juga memperlihatkan bahwa penutur tidak menjaga

muka mitra tuturnya, dengan begitu muka mitra tutur akan jatuh di mata

dosen maupun peserta diskusi yang lain karena penutur secara terang-

terangan menyanggah penjelasan dari mitra tuturnya, dengan begitu bisa

memicu ketidaksepakatan dan pertentangan sehingga diskusi bisa menjadi

kacau. Penutur boleh saja mengungkapkan pendapatnya namun tetap

memperhatikan sopan santun dengan menghargai apa yang telah dilakukan

mitra tuturnya yakni telah berusaha menjelaskan dan mempersiapkan materi

diskusi.

Data tuturan (24) dituturkan oleh seorang penyaji ketika diskusi kelas

memasuki sesi tanya jawab pada mata kuliah fonologi kelas B. Tuturan

tersebut mengandung tindak tutur direktif, yakni tindak tutur yang berfungsi

untuk mendorong pendengar untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur ini

berupa perintah, permohonan, pemesanan, dll. Penutur secara tidak langsung

memerintah mitra tutur (peserta diskusi) untuk tidak kembali bertanya dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

86

menerima penjelasan darinya, hal ini akan menimbulkan efek kerugian bagi

mitra tutur (peserta diskusi) yakni tidak jadi melanjutkan pertannyannya dan

merasa diremehkan atau direndahkan karena penutur menggunakan bahasa

nonformal.

Tuturan (24) telah melanggar prinsip kesantunan Leech (1993: 168)

yakni maksim kebijaksanaan, dimana tuturan seharusnya menguntungkan

mitra tutur dan membuat kerugian pada diri sendiri bukan sebaliknya, tuturan

“opo eneh ? yo kui, responnya kita menangkap itu bo !” diucapkan dengan

nada yang kurang enak didengar. Tuturan itu memperlihatkkan bahwa

penutur (penyaji) justru merugikan mitra tutur (peserta diskusi), mitra tutur

(peserta diskusi) merasa jawabannya belum sepenuhnya terjawab dan ingin

memperjelasnya, akan tetapi penutur (penyaji) mengatakan “opo eneh ? “ dan

“yo kui !” dimana kedua diksi tersebut tidak halus dan tidak santun karena

dalam lingkup formal dan dikatakan dengan nada yang kurang enak didengar

(tekanan naik), jadi bisa diartikan merendahkan mitra tutur (peserta diskusi)

bahkan dapat memancing emosi mitra tutur.

Hal ini menjadikan proses komunikasi terhenti, mitra tutur merasa tidak

senang karena jawabannya tidak terjawab dan justru diberi tanggapan negatif

dari penutur (penyaji) dan jelas bahwa tuturan tersebut tidak santun. Tuturan

seperti itu dapat menjatuhkan muka mitra tutur dihadapan dosen maupun

peserta diskusi yang lain.

Cara bertutur dalam data tuturan (24) memperlihatkan bahwa penutur

telah melanggar strategi kesantunan Brown dan Levinson dalam Chaer (2010:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

87

53-55), dimana penutur seharusnya berusaha menjaga muka positif mitra

tutur dengan menggunakan kesantunan positif yakni membesar-besarkan

perhatian, persetujuan dan simpati kepada mita tutur, tetapi dalam tuturan

tersebut jelas terlihat bahwa penutur tidak memberikan simpati kepada mitra

tutur yang belum puas akan jawaban yang diberikan justru seperti mengejek

mitra tutur dan penutur juga tidak berusaha membeuat persetujuan justru

membuat pertentangan yang dapat memancing emosi mitra tuturnya.

Seharusnya penutur dapat lebih bijak menanggapi pertanyaan dari mitra

tuturnya agar tidak menimbulkan sakit hati dan memancing emosi karena

situasi yang kondusif diperlukan agar diskusi bisa berjalan dengan baik.

Data tuturan (25) dituturkan oleh seorang peserta diskusi ketika penyaji

sedang menjelaskan materi diskusi pada mata kuliah teori sastra kelas B.

Tuturan tersebut mengandung tindak tutur direktif yakni tindak tutur yang

berfungsi untuk mendorong pendengar untuk melakukan sesuatu. Tindak

tutur ini berupa perintah, permohonan, pemesanan, dll. Penutur (peserta

diskusi) mengatakan bahwa penjelasan dari penutur (penyaji) “kurang

cepat!!” yang sebenarnya tuturan tersebut dimaksudkan penutur untuk

menyuruh mitra tutur (penyaji) menjelaskan materi dengan lebih pelan.

Data tuturan (25) dianggap tidak santun karena melanggar prinsip

kesantunan Leech (1993: 168) yakni maksim kebijaksanaan, tuturan

seharusnya menguntungkan mitra tutur dan membuat kerugian pada diri

sendiri, terlihat dalam tuturan “kurang cepat!!” dengan nada yang keras dan

kurang enak didengar. Tuturan tersebut memperlihatkan bahwa penutur justru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

88

menimbulkan kerugian bagi mitra tutur (penyaji), itu dibuktikan ketika mitra

tutur (penyaji) sedang menjelaskan materi dan penutur (peserta diskusi)

langsung berteriak “kurang cepat!!” tanpa didahului dengan diksi halus,

misalnya “maaf” sehingga bagi penutur (penyaji) akan menimbulkan efek

buruk yakni bisa membuat tersingung dan proses diskusi bisa menjadi kacau.

Data tuturan (25) juga dimaksudkan untuk menyindir mitra tutur

(penyaji) yang menjelaskan materi terlalu cepat dan hal itu bisa menjatuhkan

muka mitra tutur dihadapan dosen dan peserta diskusi yang lain karena jika

dilihat cara penutur menuturkannya, penutur telah melanggar strategi

kesantunan Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), dimana penutur

seharusnya dapat menjaga muka positif mitra tutur dengan menggunakan

kesantunan posirif yakni membesar-besarkan perhatian, persetujuan dan

simpati kepada mita tutur, dimana muka positif yaitu keinginan setiap orang

untuk dihargai hal-hal yang dilakukannya.

Tuturan seperti itu, membuat mitra tutur menjadi tertekan dan bisa

terpancing emosinya karena penutur tiba-tiba menyela pembicaraanya tanpa

didahului diksi yang mencerminkan kesantunan Pranowo (2012: 104), seperti

”maaf” atau “tolong” agar tidak menyakiti hati mitra tuturnya. Tuturan

tersebut juga memperlihatkan bahwa penutur tidak menghargai atau

memberikan simpati terhadap apa yang telah dilakukan oleh mitra tuturnya,

penutur boleh saja berpendapat tetapi juga harus memperhatikan kesantunan

agar tidak menyakiti dan terjadi pertentangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

89

Data tuturan (26) dituturkan oleh seorang peserta diskusi ketika penyaji

sedang menjelaskan materi diskusi kelas mata kuliah retorika kelas A.

Tuturan tersebut mengandung tindak tutur direktif, yakni tindak tutur yang

berfungsi untuk mendorong pendengar untuk melakukan sesuatu. Tindak

tutur ini berupa perintah, permohonan, pemesanan, dll. Penutur (peserta

diskusi 1) meminta kepada mitra tutur (peserta diskusi 2) untuk

meminjamkannya bolpoin saat penyaji sedang menjelaskan materi dan

dengan volume yang keras. Tuturan dari penutur (peserta diskusi) itu tentu

menimbulkan kerugian bagi penyaji, itu dibuktikan ketika penyaji

menjelaskan materi dan penutur justru mengatakan “pinjam bolpen” dengan

volume yang dapat didengar oleh penyaji dan peserta diskusi yang lain. Mitra

tutur (penyaji) merasa terganggu dengan hal tersebut dengan mengatakan

“bisa dilanjutkan ?” yang dimaksudkan agar penutur (peserta diskusi 1) tidak

mengganggunya dengan tuturan seperti itu.

Hal tersebut tentunya melanggar prinsip kesantunan Leech (1993: 168)

terutama maksim kebijaksanaan, yakni tuturan seharusnya menguntungkan

mitra tutur dan membuat kerugian pada diri sendiri sebesar mungkin, namun

dalam tuturan ini justru sebaliknya, dalam tuturan “Ssstt ssstt pinjem

bolpen!!”, walaupun sebenarnya diksi itu masih dapat dikatakan santun, akan

tetapi dikatakan pada saat penyaji masih berbicara (memotong pembicaraan)

dan dengan volume yang keras sehingga hal itu jelas mengganggu jalannya

diskusi yang menjadikan tuturan tersebut menjadi tidak santun. Penutur boleh

saja meminjam sesuatu, tetapi harus memperhatikan konteks situasinya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

90

misalnya pada saat jeda diskusi atau dengan volume yang lembut sehingga

tidak terdengar sampai ke penyaji jadi penyaji tidak akan terganggu dengan

tuturannya. Terlihat jika penutur menggagu mitra tuturnya seperti itu, jelas

hal ini akan membuat muka mitra tuturnya terancam karena mengganggu dan

dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi untuk menjelaskan materi, hal itu

juga membuat diskusi terhenti.

Ketika bertutur seharusnya penutur memperhatikan strategi kesantunan

dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), dimana penutur

seharusnya dapat menjaga muka positif mitra tutur dengan menggunakan

kesantunan positif yakni membesar-besarkan perhatian, persetujuan dan

simpati kepada mita tutur. Pada tuturan tersebut, penutur terlihat tidak

memberikan perhatian terhadap mitra tutur yang sedang menjelaskan materi

di depan bahkan tidak memberikan simpati atas apa yang dilakukan mitra

tutur yang telah susah payah mempersiapkan materi dan menjelaskan, penutur

justru dengan santainya meminjam bolpoin ke temannya dengan volume yang

keras dan membuat mitra tutur menghentikan penjelasannya bahkan menjadi

emosi dengan penutur. Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi saat diskusi

kelas berlangsung karena akan sangat mengganggu dan membuat diskusi

terhenti.

4.2.2.2 Pelanggaran Maksim Kedermawanan

Tuturan haruslah membuat keuntungan bagi diri sendiri sekecil mungkin

dan membuat kerugian diri sendiri sebesar mungkin atau dapat dikatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

91

tuturan haruslah memiliki rasa hormat kepada orang lain agar tidak menyakiti

hati lawan tuturnya, begitulah maksud dari maksim kedermawanan (Leech).

Ketika proses komunikasi terjadi, penutur dan mitra tutur dapat menerapkan

atau memaksimalkan maksim ini, dengan begitu diharapkan tuturan akan

menjadi santun dan tidak akan saling menyakiti satu sama lain. Namun, tidak

semua penutur dan mitra tutur mengerti maksim ini baik secara sadar maupun

spontan, akibatnya sering dijumpai pelanggaran terhadap pandangan Leech

ini. Proses komunikasi yang terjadi di lingkup percakapan sehari-hari akan

terkesan wajar jika banyak pelanggaran terhadap maksim ini namun, di

lingkup formal ternyata juga dijumpai pelanggaran terhadap maksim ini,

seperti halnya yang ditemukan peneliti di dalam proses pembelajaran diskusi

kelas berikut ini:

34) Peserta Diskusi : Hahahaha galau

Penyaji : Ya itu ya, sudah ketawanya ?!! Yang

selanjutnya yang kesembilan memiliki riwayat keluarga bunuh diri.

Konteks: Penutur adalah seorang penyaji. Penutur dan mitra tutur

berada dalam sebuah diskusi kelas. Tuturan merupakan tanggapan

dari penutur (penyaji) terhadap tuturan yang diucapkan oleh

mitratutur (peserta diskusi).

35) Penyaji : Baik saya akan menjawab pertanyaan dari puput,

begini menurut kelompok kami itu hal yang luar biasa ya, itu hal

yang sangat konyol, karena mereka melakukan tindakan melawan

norma-norma yang sudah ditetapkan, misalnya orang tuanya bunuh

diri terus apa yang dilakukan anak-anaknya ? jadi itu hal yang

menyimpang menurut kelompok kami. Apakah ada tanggapan ?

Peserta Diskusi 1: Dong ra ? dong ra ? ra dong hahaha

Peserta Diskusi 2: Ojo koyo ngono to ! yaya mengerti

Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam diskusi kelas

dalam sesi tanya jawab. Tuturan merupakan tanggapan dari mitra

tutur (peserta diskusi 1) terhadap pertanyaan yang sebenarnya

ditujukan kepada mitra tutur (peserta diskusi 2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

92

36) Penyaji : Maksudnya ?

Peserta diskusi : Jangan dipotong, ini belum selesai ! Jadi

apakah jika dilakukan euphanasia itu tidak melanggar moral hidup

? kan jika hidup memberatkan tapi jika dilakukan menghilangkan

nyawa dan itu melanggar perintah Allah.

Konteks: Penutur adalah seorang penyaji. Penutur dan mitra tutur

berada dalam sebuah diskusi kelas. Tuturan merupakan tanggapan

dari penutur (penyaji) ketika mitra tutur meminta penegasan

terhadap penjelasan dari penutur (penyaji).

Data tuturan (34) dituturkan oleh seorang penyaji ketika penyaji sedang

menjelaskan materi diskusi kelas mata kuliah teologi moral kelas Q. Tuturan

tersebut mengandung bentuk tindak tutur ekspresif yakni tindak tutur yang

menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Penutur

(penyaji) mengutarakan sikapnya terkait tuturan yang diucapkan oleh mitra

tutur (peserta diskusi) kepadanya, tuturan itu dirasa mengejeknya dan

langsung ditanggapi dengan tuturan yang kurang enak didengar bagi mitra

tutur (peserta diskusi).

Data tuturan (34) dianggap tidak santun karena melanggar prinsip

kesantunan Leech (1993: 210) yakni maksim kedermawanan, dimana tuturan

seharusnya membuat kerugian bagi diri sendiri sebesar mungkin. Tuturan

yang dianggap tidak santun itu terlihat dalam tuturan “ ya itu ya, sudah

ketawanya ?!!” yang kurang enak didengar dan mempunyai kesan marah

karena dengan notasi yang tinggi. Kesan itu yang menyebabkan penutur

melanggar maksim kedermawanan. Sebenarnya diksi yang digunakan adalah

diksi santun akan tetapi dalam pengucapannya disertai notasi yang tinggi,

kesan penutur memarahi mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

93

Hal itu jelas telah meminimalkan rasa hormat kepada orang lain dan

merugikan mitra tutur (peserta diskusi) karena menimbulkan rasa tidak

menyenangkan, sehingga melanggar maksim kedermawanan dan dapat

dikatakan tidak santun. Penutur seharusnya bisa menjaga emosi dan

menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan Pranowo (2012: 104),

misalnya dengan kata “maaf” dan dengan notasi yang rendah agar terasa lebih

santun.

Penutur bisa menjatuhkan muka mitra tuturnya dengan tuturan yang

seperti itu, seharusnya penutur bisa memaksimalkan strategi kesantunan dari

Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), dimana penutur seharusnya

dapat menjaga muka positif mitra tutur dengan menggunakan kesantunan

positif yakni membesar-besarkan perhatian, persetujuan dan simpati kepada

mita tutur. Penutur terlihat tidak memberikan perhatian terhadap mitra tutur

yang sebenarnya hanya ingin mencairkan suasana dengan mengulang kata

yang diucapkan penutur yakni “galau” karena kata tersebut dirasa lucu dan

jarang terdengar ketika diskusi.

Penutur boleh tidak suka dengan apa yang dikatakan mitra tutur, tetapi

harus memperhatikan kesantunan misalnya dengan nada yang tidak sekeras

itu dan lebih baik lagi bila disertai diksi yang mencerminkan kesantunan

Pranowo (2012: 104), misalnya “maaf” atau “tolong” yang akan membuat

tuturannya terasa lebih santun dan tidak akan mengancam muka mitra

tuturnya. Melihat tanggapan yang diberikan penutur, bisa saja mitra tutur

menjadi tersinggung dan enggan memberikan perhatian kepada penutur saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

94

menjelaskan materi karena sudah tidak suka dengan sikap penutur dan hal

seperti itu bisa mengganggu jalannya diskusi karena adanya ketidaksenangan

dan kurangnya solidaritas.

Selanjutnya data tuturan (35) dituturkan oleh seorang peserta diskusi

ketika sesi tanya jawab dalam mata kuliah teologi moral kelas P. Tuturan

tersebut mengandung bentuk tindak tutur ekspresif yakni tindak tutur yang

menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Penutur

(peserta diskusi 1) mengutarakan sikapnya terkait tuturan yang dilontarkan

oleh penyaji untuk peserta diskusi 2. Tuturan tersebut dimaksudkan untuk

mengejek mitra tutur (peserta diskusi 2) yang dapat dilihat dalam tuturan

“dong ra ? dong ra ? ra dong hahaha” dan bagi mitra tutur (peserta diskusi

2) tuturan itu menimbulkan rasa tidak senang dan langsung ditanggapinya

dengan tuturan “ojo koyo ngono to, yaya mengerti” dengan notasi keras yang

menandakan bahwa mitra tutur tidak suka dengan tuturan penutur bahkan bisa

menimbulkan emosi.

Data tuturan (35) dianggap tidak santun karena melanggar prinsip

kesantunan Leech (1993: 210) yakni maksim kedermawanan, dimana tuturan

seharusnya dapat memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain. Tuturan

tersebut justru dapat mengakibatkan perasaan negatif bagi mitra tutur (peserta

diskusi 2) yakni membuat tersinggung dan menjatuhkan muka mitra tutur, hal

itu dibuktikan dengan respon dari mitra tutur (peserta diskusi 2) yang

mengatakan “ojo koyo ngono to, yaya mengerti” yang berarti jangan seperti

itu, saya itu mengerti. Hal ini mencerminkan bahwa mitra tutur (peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

95

diskusi 2) tidak senang dengan tuturan penutur (peserta diskusi 1) dan merasa

diremehkan karena dianggap tidak mengerti dengan jawaban akan

pertanyaannya, dengan tuturan seperti itu secara tidak langsung dapat

merendahkan dan tidak menghormati mitra tutur (peserta diskusi 2) karena

selain mengejek, tuturan tersebut juga menggunakan bahasa daerah dan

dilingkup formal itu kurang tepat, sehingga tuturan tersebut semakin tidak

santun.

Cara bertutur dalam data tuturan (35) juga berlawanan dengan strategi

kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), dimana

penutur seharusnya dapat menjaga muka positif mitra tuturnya dengan

menggunakan kesantunan positif yakni membesar-besarkan perhatian,

persetujuan dan simpati kepada mita tutur, akan tetapi dalam tuturan tersebut

penutur justru merendahkan mitra tutur sehingga mengancam muka mitra

tutur karena dianggap tidak mengerti dengan jawaban yang diberikan

penyaji. Penutur jelas akan membuat mitra tuturnya kehilangan muka di

hadapan dosen dan para peserta diskusi yang lain dengan tuturan yang

seperti itu. Penutur seharusnya tidak bertutur seperti itu, karena mitra tutur

sudah bertanya kepada penyaji itu artinya sudah ada usaha dari mitra tutur

untuk menanyakan hal yang belum diketahuinya bahkan belum tentu

penutur tahu dengan jawaban yang diberikan.

Data tuturan (36) dituturkan oleh seorang penyaji ketika diskusi

memasuki sesi tanya jawab pada mata kuliah teori sastra kelas B. Tuturan

tersebut mengandung tindak tutur ekspresif yakni tindak tutur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

96

menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Penutur

(penyaji) mengutarakan sikapnya terkait tuturan yang diucapkan oleh mitra

tutur (peserta diskusi) yang memotong penjelasannya. Ketika

mengungkapkannya, penutur (penyaji) menggunakan notasi yang tinggi dan

kurang enak didengar, dengan begitu data tuturan (36) dianggap tidak santun

karena melanggar prinsip kesantunan Leech (1993: 210) yakni maksim

kedermawanan, dimana tuturan seharusnya dapat memaksimalkan rasa

hormat kepada orang lain.

Tuturan yang dianggap tidak santun itu terlihat dalam tuturan “jangan

dipotong, ini belum selesai !!”, yang kurang enak didengar dan mempunyai

kesan marah karena dengan notasi yang tinggi. Kesan itu yang menyebabkan

penutur melanggar maksim kedermawanan karena jelas tidak menghormati

mitra tutur (peserta diskusi). Sebenarnya diksi yang digunakan adalah diksi

santun akan tetapi dalam pengucapannya disertai notasi yang tinggi, kesan

penutur memarahi mitra tutur. Hal itu jelas telah meminimalkan rasa hormat

kepada orang lain, sehingga melanggar maksim kedermawanan dan dapat

dikatakan tidak santun. Penutur seharusnya bisa menjaga emosi dan

menggunakan diksi yang lebih halus, misalnya dengan kata “maaf atau

“tolong” agar terasa lebih santun dan proses diskusi dapat berjalan dengan

lebih kondusif.

Cara bertutur dalam data tuturan (36) juga berlawanan dengan strategi

kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), dimana

penutur seharusnya dapat menjaga muka positif mitra tuturnya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

97

menggunakan kesantunan positif yakni membesar-besarkan perhatian,

persetujuan dan simpati kepada mita tutur, akan tetapi dalam tuturan tersebut

penutur justru mempunyai kesan memarahi mitra tutur yang ingin meminta

kejelasan akan jawabannya sehingga mengancam muka mitra tutur. Penutur

tentu akan memberikan kesan yang buruk bagi mitra tutur dengan tuturan

seperti itu dan bisa mengakibatkan mitra tuturnya bahkan peserta diskusi

yang lain tidak akan kembali bertanya karena terkesan tidak dihormati.

Sebenarnya penutur bisa saja mengatakan itu tetapi bisa lebih halus dan

didahului dengan diksi yang mencerminkan kesantunan dan tetap menjaga

muka positif mitra tutur agar proses komunikasi berjalan kondusif.

4.2.2.3 Pelanggaran Maksim Pujian

Tuturan harusnya tidak berisi kecaman atau hal-hal yang tidak

menyenangkan bagi orang lain tetapi berisi pujian. Pujian merupakan salah

satu indikator sebuah tuturan dapat dikatakan santun dan termasuk salah satu

maksim yang digagas oleh Leech, jika dalam proses komunikasi antara

penutur dan mitra tutur menerapkan maksim ini tuturan akan menjadi santun

dan tidak akan menyakiti orang lain. Namun, tidak semua penutur dan mitra

tutur mau mamatuhi maksim ini, karena kebanyakan orang mempunyai sifat

iri hati atau dengki dengan keberhasilan atau kelebihan orang lain, akibatnya

masih dijumpai pelanggaran terhadap maksim ini.

Ketika percakapan sehari-hari, terkesan wajar jika banyak pelanggaran

terhadap maksim ini karena bersifat non formal, akan tetapi di lingkup formal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

98

ternyata juga dijumpai pelanggaran terhadap maksim ini, seperti halnya yang

ditemukan peneliti di dalam proses pembelajaran diskusi kelas berikut ini:

43) Penyaji : Ya silahkan mbak kalau mau bertanya

Peserta diskusi : Terimakasih atas kesempatannya. Oke

terimakasih atas presentasi yang sangat singkat dan

membingungkan ini, kalian disini justru menjelaskan mengenai

anak bukan keseluruhan keluarga, sementara judulnya kan

keluarga, itu gimana ? makasih

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Penutur dan

mitra tutur berada dalam diskusi kelas dalam sesi tanya jawab.

Tuturan merupakan tanggapan dari penutur (peserta diskusi)

terhadap presentasi yang telah dilakukan oleh kelompok penyaji.

44) Penyaji : Ya siapa yang mau bertanya ? ohh ya mas

silahkan pertanyaannya.

Peserta Diskusi: Jadi begini, sejujurnya saya gak paham dengan

presentasi dari kelompok ini, antara judul dan pembahasan

tidak sesuai. Judulnya kan peranan keluarga, nah yang di jelaskan

kelompok justru peran anak, anak dan anak.

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Tuturan adalah

tanggapan dari penutur yang ditujukan kepada kelompok penyaji

ketika akan memulai sesi tanya jawab.

Data tuturan (43) dituturkan oleh seorang peserta diskusi ketika

memasuki sesi tanya jawab dalam mata kuliah teologi moral kelas P. Tuturan

tersebut merupakan bentuk tindak tutur ekspresif yakni tindak tutur yang

menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Penutur

menyatakan bahwa presentasi dari kelompok penyaji sangatlah singkat dan

membingungkan. Hal ini tentunya melanggar kesantunan berbahasa, karena

dirasa mencaci dan membuat perasaan tidak senang bagi mitra tutur

(kolompok penyaji). Tuturan “Oke terimakasih atas presentasi yang sangat

singkat dan membingungkan ini” terasa kurang santun, walaupun disitu

penutur menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

99

“terimakasih” akan tetapi terasa kurang santun karena bermaksud

menyinggung mitra tutur (kelompok penyaji).

Penutur telah melanggar maksim Leech (1993: 212) dalam

menyampaikan pesannya khususnya maksim pujian, yakni tuturan seharusnya

meminimalkan kecaman terhadap orang lain, akan tetapi penutur dengan jelas

mengatakan kekurangan dari mitra tutur (kelompok penyaji). Sebenarnya

tuturan tersebut tidak salah, tetapi karena isi tuturannya cenderung

menjelekkan atau memojokkan kelompok penutur (peserta diskusi) maka

tuturan tersebut menjadi tidak santun, hal itu bisa berakibat buruk bagi

penutur (peserta diskusi) karena akan menimbulkan keraguan bagi mitra tutur

(kelompok penyaji) yang lain, selain itu juga bisa membuat tersinggung dan

bisa mengacaukan jalannya diskusi. Tuturan yang seperti itu, jelas

menjatuhkan muka mitra tutur (kelompok penyaji) di depan dosen dan peserta

diskusi yang lain.

Memang tidak ada yang menyalahkan apabila di dalam sebuah diskusi

ada ketidak setujuan, akan tetapi seharusnya penutur tidak mengatakannya

secara terang-terangan seperti itu karena mungkin bagi peserta diskusi yang

lain akan berbeda pendapat dengannya. Tuturan tersebut memperlihatkan

bahwa penutur tidak berusaha menjaga muka positif mitra tuturnya dan jelas

bertentangan dengan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam

Chaer (2010: 53-55) yang telah memberi strategi kesantunan, salah satunya

dengan menggunakan kesantunan positif yakni menghindari ketidaksetujuan

dengan pura-pura setuju, jika penutur menggunakan strategi kesantunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

100

tersebut pasti tuturannya dapat menjaga muka positif mitra tutur (kelompok

penyaji) dan tidak menimbulkan pertentangan, dengan begitu proses diskusi

akan jauh lebih baik karena adanya rasa saling mengerti dan menghormati.

Data tuturan (44) dituturkan oleh seorang peserta diskusi ketika

memulai sesi tanya jawab dalam mata kuliah teologi moral kelas P. Tuturan

tersebut merupakan bentuk tindak tutur ekspresif yakni tindak tutur yang

menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Penutur

(peserta diskusi) menyatakan bahwa dirinya tidak mengerti dengan

penjelasan dari kelompok penyaji, menurutnya antara judul dan pembahasan

tidak sesuai.

Ketika menyampaikan pendapatnya, tuturan dari penutur (peserta

diskusi) terasa kurang santun karena cenderung memojokkan kelompok

penyaji, terlihat dalam tuturan “sejujurnya saya gak paham dengan

presentasi dari kelompok ini, antara judul dan pembahasan tidak sesuai”.

Tuturan tersebut bisa diartikan memojokkan atau menjelekkan kelompok

penyaji dan hal ini melanggar maksim Leech (1993: 212) maksim pujian,

yakni tuturan seharusnya meminimalkan kecaman terhadap orang lain, akan

tetapi penutur (peserta diskusi) secara terang-terangan menyebut

pembahasannya tidak sesuai dan tuturan yang seperti itu jelas akan

menjatuhkan muka mitra tuturnya, padahal penjelasan dari mitra tutur belum

tentu tidak sesuai karena antara penutur (peserta diskusi) dengan peserta

diskusi lain pastilah berbeda pendapat dan mungkin ada peserta diskusi yang

paham. Tuturan yang diungkapkan penutur (peserta diskusi) ini tentu akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

101

memberikan efek buruk bagi kelompok penyaji dan hal ini membuat tuturan

tersebut tidak santun.

Cara bertutur dalam tuturan tersebut juga tidak mencerminkan

penggunaan strategi kesantunan Brown dan Levinson dalam Chaer (2010:

53-55). Penutur seharusnya bisa menjaga muka positif mitra tutur dengan

menggunakan kesantunan positif yakni melebihkan perhatian, persetujuan

dan simpati. Namun, tuturan penutur tersebut justru tidak menghargai apa

yang telah dilakukan mitra tuturnya yakni menyajikan materi padahal

mitra tutur telah berusaha sebaik mungkin untuk menjelaskannya.

Penutur justru menjatuhkan muka positif mitra tuturnya dimana muka

positif yaitu keinginan setiap orang untuk dihargai hal-hal yang

dilakukannya. Pada tuturan, penutur tidak menjaga muka positif mitra

tuturnya justru menjatuhkanya di depan dosen dan peserta diskusi yang lain,

dengan begitu penutur akan memberikan efek negatif dan kerugian bagi

mitra tutur yakni menimbulkan keraguan bagi peserta diskusi lain dan dapat

membuat dosen menilai buruk terhadap mitar tutur.

Apabila hal seperti ini terus terjadi, bukan tidak mungkin akan

menimbulkan pertentangan dan mengganggu proses jalannya diskusi dimana

sebenarnya dalam diskusi harus ada saling mengerti dan tidak saling

menjatuhkan seperti halnya debat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

102

4.2.2.4 Pelanggaran Maksim Kerendahan Hati

Maksim kerendahan hati menuntut kesediaan penutur untuk

meminimalkan pujian terhadap diri sendiri dan kecamlah diri sendiri

sebanyak mungkin. Pelaku yang dapat menaati maksim ini akan dianggap

sebagai pribadi yang rendah hati dan tidak sombong. Komunikasi haruslah

dapat memaksimalkan maksim ini agar tidak dinilai sombong dan disukai

banyak orang, jika dalam tuturan sehari-hari dapat memaksimalkan maksim

ini maka proses komunikasi dapat menjadi santun dan terhindar dari sifat

antipati.

Ketika bertutur, seseorang haruslah suka merendah atau mengecam dari

pada memuji diri sendiri dengan begitu maka pandangan orang lain akan

baik. Tentulah sulit untuk merendah bahkan mengecam diri kita sendiri,

apalagi jika kita mendapatkan suatu prestasi atau keberhasilan. Sebagai

manusia tentulah seseorang ingin terlihat lebih baik daripada yang lain dan

hal tersebut dapat dinilai sombong oleh orang lain. Ketika percakapan sehari-

hari tentulah jarang ditemukan seseorang yang bertutur dengan mengecam

atau merendahkan diri sendiri kecuali untuk mereka yang mempunyai jabatan

tinggi baik dalam lingkup formal maupun non formal, dalam lingkup formal

misalnya pelanggaran terhadap maksim ini dapat dilihat dalam proses

pembelajaran diskusi kelas seperti di bawah ini:

54) Penyaji : Apakah ada yang masih mau bertanya ? ngak ada

ya ? woow bagus berarti presentasi dari kelompok kami ya.

Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam suatu diskusi

kelas. Tuturan merupakan pernyataan dari penutur (penyaji)

kepada seluruh mitra tutur (peserta diskusi) mengenai presentasi

yang sudah dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

103

55) Penyaji : Sebentar jawaban dari mas ato masih kami cari

Peserta diskusi: Pertanyaan saya bagus jadi sulit ditemukan

jawabannya Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam suatu diskusi

kelas. Tuturan merupakan tanggapan penutur (peserta diskusi)

terhadap pernyataan yang diutarakan mitra tutur (penyaji).

Data tuturan (54) dituturkan oleh seorang penyaji ketika akan membuka

sesi tanya jawab dalam mata kuliah fonologi kelas B. Tuturan tersebut

mengandung tindak tutur ekspresif yakni bentuk tindak tutur yang

menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Penutur

menyatakan bahwa presentasi dari kelompoknya bagus setelah melihat tidak

ada peserta diskusi yang bertanya lagi. Tuturan semacam itu dianggap tidak

santun karena melanggar prinsip kesantunan Leech (1993: 214) yaitu maksim

kerendahan hati, dimana tuturan seharusnya memuji diri sendiri sedikit

mungkin, terlihat dalam tuturan “woow bagus berarti presentasi dari

kelompok kami ya”, tuturan tersebut sebenarnya tidak salah tetapi karena

tuturan tersebut memuji kelompok penutur (penyaji) itu sendiri jadi tuturan

tersebut menjadi kurang santun, seharusnya tuturan itu tidak memuji diri

sendiri melainkan memuji mitra tutur agar tuturan menjadi lebih santun.

Tuturan yang seperti itu dapat menimbulkan kesan sombong dari para

peserta diskusi. Presentasi dari kelompoknya sebenarnya belum tentu bagus,

hanya karena tidak ada yang bertanya jadi dikatakan bagus oleh penutur

sendiri, bahkan tidak ada yang bertanya mungkin karena penjelasan dari

kelompok penyaji yang tidak jelas jadi peserta diskusi bingung mau bertanya

apa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

104

Cara bertutur yang seperti itu, justru akan menjatuhkan muka penutur itu

sendiri karena penutur terkesan sombong, dan sifat sombong itu akan

memberikan kesan negatif bagi penutur itu sendiri, seharusnya penutur dapat

menyelamatkan mukanya sendiri dihadapan dosen dan peserta diskusi yang

lain dengan strategi kesantunan Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-

55). Penutur seharusnya bisa menjaga muka positif dirinya sendiri dengan

menggunakan kesantunan positif yakni melebihkan perhatian, persetujuan

dan simpati. Tuturan yang demikian justru akan menjatuhkan muka positifnya

sendiri karena bersikap sombong, seharusnya penutur lebih memperhatikan

mitra tuturnya dan berfikir mengapa tidak ada yang bertanya atau mungkin

apa yang dijelaskannya kurang dapat dipahami sehingga tidak ada yang

bertanya bukannya malah dengan bangga mengakui presentasinya sendiri

bagus seperti itu.

Penutur seharusnya dapat memberikan perhatian juga mencari

persetujuan dan simpati mitra tuturnya misalnya penutur bisa bertanya apakah

presentasinya sudah dimengerti atau belum, dengan begitu pasti ada beberapa

mitra tutur yang akan menjawab dan proses diskusi pun tidak terhenti.

Beberapa hal tersebut memperlihatkan bahwa tuturan dari penutur itu tidak

sejalan dengan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer

(2010: 53-55), selain itu juga melanggar maksim kerendahan hati karena

berlaku sombong dan jelas tuturan tersebut dapat dikategorikan tidak santun

dan dapat menimbulkan pertentangan dalam diskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

105

Data tuturan (55) dituturkan oleh seorang peserta diskusi ketika diskusi

memasuki sesi tanya jawab dalam mata kuliah fonologi kelas B. Tuturan

tersebut merupakan tindak tutur ekspresif yakni bentuk tindak tutur yang

menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Penutur

mengatakan bahwa pertanyaan yang dia ajukan sangatlah bagus sehingga sulit

ditemukan jawabannya oleh mitra tutur (penyaji). Tuturan seperti itu,

dipandang sebagai tuturan yang kurang santun karena penutur cenderung

memuji dirinya sendiri.

Hal ini jelas melanggar maksim kerendahan hati Leech (1993: 214)

yakni tuturan seharusnya memuji diri sendiri sedikit mungkin, terlihat dalam

tuturan “Pertanyaan saya bagus jadi sulit ditemukan jawabannya”, dalam

tuturan tersebut penutur (peserta diskusi) merasa pertanyaan yang dia ajukan

itu bagus dan secara terang-terangan mengatakannya, dengan begitu bisa

menimbulkan rasa tidak senang dari para peserta diskusi lain bahkan dinilai

sombong. Mitra tutur (penyaji) bisa saja memang kesulitan menjawab

pertanyaan tersebut tapi alangkah lebih baik jika penutur (peserta diskusi)

tidak menanggapinya secara berlebihan, karena dengan begitu kesannya

menjadi tidak santun.

Cara bertutur dalam tuturan tersebut juga mencerminkan bahwa penutur

tidak menggunakan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam

Chaer (2010: 53-55). Entah secara sadar atau tidak, dengan tuturan yang

seperti itu penutur justru menjatuhkan mukanya sendiri dihadapan dosen

maupun peserta diskusi yang lain, karena mereka beranggapan bahwa penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

106

itu sombong tidak hebat seperti yang dikatakannya sendiri. Citra diri penutur

dihadapan mitra tuturnya akan tercoreng karena sifat sombong tidak

disenangi banyak orang.

Penutur seharusnya bisa menjaga muka positif dirinya sendiri dengan

menggunakan kesantunan positif yakni melebihkan perhatian, persetujuan

dan simpati. Tuturan yang demikian memperlihatkan bahwa penutur tidak

memberikan simpati kepada penyaji yang sedang berusaha mencari

jawabannya dan mengusahakan persetujuan dengan penyaji agar tidak terjadi

pertentangan. Lebih baik merendahkan diri daripada menyombongkan diri

apalagi hal ini di dalam lingkup formal diskusi jadi sikap seperti itu bisa

membuat diskusi kacau karena dalam diskusi seharusnya ada rasa saling

mengerti dan simpati agar terjadi kesepakatan bersama.

4.2.2.5 Pelanggaran Maksim Kesepakatan

Maksim kesepakatan adalah maksim yang menuntut penutur untuk

sebanyak mungkin bersepakat dengan mitra tutur dan mengurani

ketaksepakatan. Seseorang yang dapat menaati maksim ini dapat dipandang

sebagai orang yang santun dan selalu memperhatikan topik pembicaraan,

sebaliknya jika melanggar maksim ini bisa menimbulkan konflik bahkan

keributan.

Komunikasi yang terjadi antara penutur dan mitra tutur tentunya ingin

berjalan dengan baik dan harmonis, akan tetapi pada kenyataannya kadang

antara penutur dan mitra tutur mempunyai pendapat atau argumen yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

107

berbeda dan tidak mau mengalah, alangkah baiknya jika dapat saling berpikir

jernih dan mencari titik tengahnya agar menemukan suatu kesepakatan.

Tentulah dengan hal tersebut proses komunikasi akan berjalan dengan lebih

baik dan tidak menimbulkan konflik, dalam tuturan sehari-hari misalnya

seperti yang ditemukan peneliti dalam diskusi kelas seperti di bawah ini :

58) Penyaji : Apa ada tanggapan ?

Peserta diskusi : Ya saya tidak setuju bila jihad adalah

jalan hidup, kebanyakan dari orang yang berjihad itu karena

dicuci otaknya oleh seseorang, jadi saya tidak sependapat,

bagaimana menurut kelompok ?

Konteks: penutur adalah seorang peserta diskusi. Tuturan adalah

sanggahan dari penutur (peserta diskusi) terhadap jawaban dari

mitra tutur (penyaji).

59) Penyaji : Jadi seperti itu perbedaan antara novelet dan

cerpen menurut saya, bagaimana mbak ?

Peserta diskusi : Saya tidak setuju, jika seperti itu maka

perbedaan novelet dan cerpen itu apa ? coba jelaskan dengan

lebih detail ! Konteks: penutur adalah peserta diskusi. Tuturan adalah

sanggahan dari penutur (peserta diskusi) terhadap penjelasan dari

mitra tutur (penyaji).

Data tuturan (58) dituturkan oleh seorang peserta diskusi ketika diskusi

memasuki sesi tanya jawab dalam mata kuliah teologi moral kelas Q. Tuturan

tersebut merupakan bentuk tindak tutur asertif yakni mengandung ujaran yang

lazim digunakan untuk menyatakan kebenaran tuturan yang diujarkan.

Penutur (peserta diskusi) menyatakan bahwa jawaban dari mitra tutur

(penyaji) tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan dan meminta kejelasan.

Data tuturan (58) dipandang sebagai bentuk tuturan yang tidak santun

karena meminimalkan kesepakatan antara penutur dengan mitra tutur. Hal

tersebut menjelaskan bahwa antar manusia mempunyai pengetahuan sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

108

pendapatnya berbeda dan dapat menimbulkan perdebatan padahal dalam

diskusi seharusnya ada sikap saling mengalah untuk menemukan solusi atau

jawaban. Penutur melanggar prinsip kesantunan Leech (1993: 217) khususnya

maksim kesepakatan yakni usahakan kesepakatan diri dan orang lain

sebanyak mungkin, yang terlihat dari tuturan “saya tidak setuju bila jihad

adalah jalan hidup, kebanyakan dari orang yang berjihad itu karena dicuci

otaknya oleh seseorang, jadi saya tidak sependapat”, alangkah lebih baik

jika penutur mengawalinya dengan diksi yang mencerminkan kesantunan

Pranowo (2012: 104) seperti “maaf” atau dengan nada yang enak didengar,

mungkin tuturan tersebut akan terasa lebih santun dan bagi mitra tutur

(penyaji) lebih enak didengar sehingga dapat megusahakan kesepakatan

antara dua belah pihak sehingga tidak terjadi pertentangan.

Cara bertutur yang seperti itu tentunya memperlihatkan bahwa penutur

telah mengancam muka mitra tuturnya karena mengatakan ketidaksetujuan

secara langsung dan jelas bertentangan dengan strategi kesantunan yang

diusulkan oleh Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), mengenai

strategi menjaga muka positif mitra tuturnya.

Penutur seharusnya bisa menjaga muka positif mitra tuturnya dengan

menggunakan kesantunan positif yakni menghindari ketidaksetujuan dengan

pura-pura setuju jadi penutur boleh saja tidak sependapat akan tetapi tidak

secara terang-terangan mengatakan hal tersebut, misalnya saja dengan

mengatakan ”terimakasih atas jawabannya, saya mengaerti, tetapi saya

masih kurang sependapat, apakah kelompok bisa menjelaskannya lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

109

mengenai jihad ? atau mungkin ada anggota kelompok yang lain yang mau

menambahkan?” dengan tuturan seperti itu, penutur bisa mengungkapkan

ketidaksetujuannya dan juga tetap menjaga muka positif mitra tuturnya dan

terasa lebih santun. Namun, dengan tuturan pada data (58) penutur dengan

jelas menyatakan ketidaksetujuannya dan menandakan bahwa penutur tidak

mengusahakan kesepakatan dengan mitra tutur sehingga dapat terjadi

pertentangan yang dapat mengganggu jalannya proses diskusi.

Data tuturan (59) dituturkan oleh seorang peserta diskusi ketika diskusi

memasuki sesi tanya jawab dalam mata kuliah teori sastra kelas B. Tuturan

tersebut merupakan bentuk tindak tutur asertif yakni mengandung ujaran yang

lazim digunakan untuk menyatakan kebenaran tuturan yang diujarkan.

Penutur (peserta diskusi) menyatakan bahwa jawaban dari mitra tutur

(penyaji) tidak jelas berdasarkan kebenaran dari penutur ketika sesi tanya

jawab.

Data tuturan (59) melanggar prinsip kesantunan Leech (1993: 217)

khususnya maksim kesepakatan, yakni mengusahakan kesepakatan diri dan

orang lain sebanyak mungkin, namun tuturan dari penutur (peserta diskusi)

justru sebaliknya, terlihat dalam tuturan “saya tidak setuju, jika seperti itu

maka perbedaan novelet dan cerpen itu apa ? coba jelaskan dengan lebih

detail !”, dalam tuturan tersebut penutur menggunakan notasi tinggi dan

kurang enak didengar, bahkan seakan membentak mitra tutur (penyaji)

sehingga dapat menimbulkan efek negatif bagi mitra tutur (penyaji) yakni

rasa tertekan dan mengancam muka mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

110

Penutur mengancam keselamatan muka mitra tutur berarti penutur telah

melanggar strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010:

53-55), dimana penutur seharusnya dapat menjaga muka positif mitra tutur

dengan menggunakan kesantunan positif yakni membesar-besarkan perhatian,

persetujuan dan simpati kepada mita tutur. Tuturan yang demikian,

memperlihatkan bahwa penutur tidak berusaha mengusahakan persetujuan

dengan mitra tutur bahkan tidak memberikan simpati terhadap mitra tutur

yang sudah berusaha menjawab pertanyaan dengan sebaik mungkin. Penutur

memang boleh berbeda pendapat dalam sebuah diskusi kelas, akan tetapi

tetap harus menghargai pendapat orang lain dan dapat menerimanya, apabila

tidak setuju haruslah disampaikan dengan tuturan yang lebih santun agar

tidak terjadi pertentangan, bagaimanapun diskusi adalah wadah untuk

bertukar pikiran agar mencapai suatu kesepakatan bersama.

Penutur boleh saja tidak sependapat dengan mitra tutur, tetapi dalam

mengungkapkannya perlu diperbaiki lagi dalam memilih diksi dan notasi

karena bisa jadi mitra tutur akan sakit hati atau tertekan dengan tuturan yang

seperti itu dan akan dipandang tidak santun oleh mitra tutur yang lain terlebih

bagi muka mitra tuturnya.

4.2.2.6 Pelanggaran Maksim Kesimpatisan

Simpati dapat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang merasakan

perasaan (senang,susah dsb) orang lain. Seseorang yang dapat bersimpati

terhadap orang lain dipandang sebagai seseorang yang dapat memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

111

perasaan orang lain. Rasa simpatik juga harus diperhatikan ketika proses

komunikasi berlangsung agar proses komunikasi antara penutur dan mitra

tutur dapat berjalan dengan lancar dan terasa santun. Leech mempunyai

gagasan agar bertutur santun dengan memperhatikan rasa simpatik seseorang

yakni maksim kesimpatisan. Maksim ini diungkapkan dengan tuturan asertif

dan ekspresif, dalam maksim ini penutur diharapkan dapat mengurangi rasa

antipati antara diri dan orang lain dan meningkatkan rasa simpati sebanyak

mungkin. Melihat hal tersebut diharapkan dalam bertutur baik penutur

maupun mitra tutur saling memahami perasaan satu sama lain sehingga

tuturan menjadi santun.

Maksim kesimpatisan mengharuskan penutur dan mitratutur untuk

memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan rasa antipati di antara

mereka. Maksim ini diperlukan untuk mengungkapkan suatu kesantunan

karena setiap orang perlu bersimpati terhadap prestasi atau musibah yang

melanda orang lain. Kenyataanya orang sulit untuk memperlihatkan rasa

simpati terhadap prestasi atau musibah orang lain, padahal sikap simpati

dapat menjadi indikator bahwa seseorang memiliki sikap santun terhadap

mitra tutur. Rasa simpati perlu di terapkan dalam proses komunikasi sehari-

hari agar komunikasi dapat berjalan dengan lebih baik dan sebagai makhluk

sosial seseorang haruslah peduli terhadap sesamanya, akan tetapi pelanggaran

terhadap maksim ini masih sering dijumpai baik di lingkup formal maupun

non formal. Dalam lingkup formal pelanggaran terhadap maksim ini masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

112

sering dijumpai, salah satunya dalam proses pembelajaran diskusi kelas

seperti di bawah ini:

63) Peserta Diskusi : Hahaha, eaa, eaa, itunya di klik, eaaa

Penyaji : Nahh, ininya gak mau

Peserta Diskusi : Aaa ininya gak mau (menirukan)

Penyaji : Sebentar sebentar

Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam sebuah diskusi

kelas. Tuturan merupakan tanggapan dari peserta diskusi (mitra

tutur) saat media powerpoint mengalami gangguan tidak dapat di

klik (di tekan tombol next).

64) Penyaji : Ya selanjutnya adalah alur, alur adalah rang....

rang... (diam)

Peserta Diskusi: Hasyah hasyah hyaaa hyaaaa

Penyaji : Rangkaian, iya rangkaian jalan cerita dan disusun

berdasarkan ururtan waktu.

Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam sebuah diskusi

kelas. Tuturan merupakan tanggapan dari mitra tutur (peserta

diskusi) ketika penutur (penyaji) lupa dalam menjelaskan materi.

65) Penyaji 1 : Ya selamat siang teman-teman, ya kami dari

kelompok 6 akan mempresentasikan tentang unsur-unsur ekstrinsik

drama, sebelumnya kami ingin perkenalan dulu dari yang paling

kanan

Penyaji 2 : Oke yang pertama saya akan menjelaskan tentang

Peserta Diskusi: Hahahahahhahaha perkenalan perkenalan

Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam sebuah diskusi

kelas. Tuturan merupakan tanggapan dari mitra tutur (peserta

diskusi) atas kekeliruan yang dilakukan oleh penutur (penyaji)

ketika akan memulai jalannya diskusi kelas.

66) Penyaji : Lalu apa sih hubungan antara bunuh diri dengan

moral hidup ? ini sebelumnya moral, moral itu apa ? moral sendiri

berasal dari bahasa latin yakni moremm, eh morest .....

Peserta Diskusi : Hahaha morem opo morest ? hahahaha

Konteks: Penutur dan mitra tutur berada dalam sebuah diskusi

kelas. Tuturan merupakan tanggapan dari mitra tutur (peserta

diskusi) atas kesalahan yang dilakukan oleh salah sorang penyaji

ketika menyebutkan istilah latin.

Data tuturan (63) dituturkan oleh beberapa peserta diskusi ketika diskusi

akan dimulai oleh kelompok penyaji dalam mata kuliah retorika kelas A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

113

Tuturan tersebut merupakan bentuk tindak tutur ekspresif yakni tindak tutur

yang menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Penutur

(peserta diskusi) mengutarakan sikapnya ketika mengetahui mitra tutur

(penyaji) mengalami kesusahan ketika mempersiapkan presentasi dengan

mengucapkan “Hahaha, eaa, eaa, itunya di klik, eaaa” yang dapat diartikan

mengejek mitra tutur (penyaji) tersebut dan hal itu juga mencerminkan

bahwa penutur (peserta diskusi) tidak mempunyai rasa simpati kepada yang

dialami mitra tutur (penyaji).

Data tuturan (63) dianggap tidak santun karena melanggar prinsip

kesantunan Leech (1993: 219) yakni maksim kesimpatisan, dimana penutur

tidak meningkatkan rasa simpati kepada mitra tutur. Tuturan yang dianggap

kurang santun tercermin dari tuturan “ hahaha, eaa, eaa, itunya di klik,

eaa...”, hal itu akan menimbulkan perasaan negatif kepada penutur (penyaji)

yakni bisa membuat grogi, tidak tenang dan panik yang bisa membuat proses

diskusi menjadi tidak lancar. Tidak hanya itu mitra tutur (peserta diskusi)

juga menirukan perkataan dari penutur “aaa ininya gak mau” dengan nada

mengejek dan justru tidak membantu untuk memperbaiki powerpointnya, hal

itu juga mencerminkan bahwa mitra tutur (peserta diskusi) tidak memberikan

simpati kepada penutur (penyaji) yang sedang mengalami kesusahan dan

denagn cara bertutur seperti itu, penutur telah mengancam muka mitra

tuturnya karena dapat membuat mitra tutur kehilangan fokus dan diskusi bisa

menjadi kacau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

114

Cara bertutur seperti itu berlawanan dengan strategi kesantunan yang

dikemukakan Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), dimana

penutur seharusnya dapat menjaga muka positif mitra tuturnya dengan

menggunakan kesantunan positif yakni membesar-besarkan perhatian,

persetujuan dan simpati kepada mita tutur, akan tetapi dalam tuturan tersebut

penutur justru mengejek mitra tutur yang sedang mengalami kesusahan

sehingga mengancam muka mitra tutur karena bias dianggap tidak

mempersiapkan presentasi dengan sebaik mungkin oleh dosen maupun

peserta diskusi yang lain. Tuturan yang demikian memperlihatkan bahwa

penutur membuat mitra tuturnya kehilangan muka di hadapan dosen dan

para peserta diskusi yang lain.

Penutur seharusnya tidak bertutur seperti itu, karena mitra tutur sudah

berusaha mempersiapkan materi begitu juga dengan powerpoint untuk

diskusi kelas akan tetapi kesalahan itu sebenarnya adalah kesalahan teknis

dan bisa menimpa siapa saja bahkan tidak disengaja oleh mitra tutur.

Seharusnya penutur dapat menjaga muka mitra tuturnya agar terlihat

santun dan diskusi bisa berjalan dengan lancar misalnya dengan membantu

mitra tutur bukan malah mengejeknya. Bercanda atau bergurau memang

tidak disalahkan akan tetapi harus melihat kontek situasi yang tepat jika

tidak, bisa terjadi seperti tuturan di atas yakni mengancam muka mitra

tuturnya.

Data tuturan (64) dituturkan oleh beberapa peserta diskusi ketika penyaji

sedang menjelaskan materi diskusi dalam mata kuliah teori sastra kelas A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

115

Tuturan tersebut mengandung tindak tutur ekspresif yakni tindak tutur yang

menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Penutur

(peserta diskusi) menyatakan sikapnya ketika mengetahui penutur (penyaji)

lupa akan materi yang akan dijelaskan dengan mengucapkan “hasyah hasyah

hyaaa hyaaa” yang berarti mengejek penutur (penyaji) tersebut dan hal itu

mencerminkan bahwa mitra tutur (peserta diskusi) tidak memberikan simpati

kepada penutur (penyaji) yang melakukan kesalahan.

Hal tersebut jelas melanggar prinsip kesantunan Leech (1993: 219) yakni

maksim kesimpatisan, dimana tuturan seharusnya terdapat rasa simpati

sebanyak-banyaknya dan dapat dikatakan kurang santun. Tuturan yang

dianggap kurang santun itu tercermin dari tuturan “ hasyah hasyah hyaaa

hyaaa”, selain dengan diksi yang tidak santun tuturan tersebut juga akan

menimbulkan perasaan negatif kepada penutur (penyaji) yakni bisa membuat

grogi, tidak tenang, panik dan lupa akan materi yang seharusnya dijelaskan

yang bisa membuat proses diskusi menjadi tidak lancar. Seharusnya ketika

mengetahui mitra tutur (penyaji) membuat kesalahan, penutur (peserta

diskusi) seharusnya membantu jika bisa atau lebih baik diam agar mitra tutur

(penyaji) tenang dan dapat mengingat materinya kembali, namun disini

penutur justru mengejek mitra tutur.

Cara bertutur dalam data tuturan (64) dapat mengancam keselamatan

muka mitra tutur dan penutur telah melanggar strategi kesantunan Brown dan

Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), dimana penutur seharusnya dapat

menjaga muka positif mitra tutur dengan menggunakan kesantunan positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

116

yakni membesar-besarkan perhatian, persetujuan dan simpati kepada mita

tutur. Tuturan yang demikian, memperlihatkan bahwa penutur tidak

memberikan simpati terhadap apa yang dialami mitra tutur. Seharusnya ketika

mitra tutur lupa akan materi yang akan dijelaskan, penutur tidak

mengganggunya karena manusia bisa saja lupa apalagi mengenai materi yang

akan dijelaskan karena harus menghafal banyak materi dan akan lebih baik

jika penutur bisa membantunya mengingat bukannya mengejek seperti

tuturan di atas yang semakin membuatnya grogi dan tidak tenang, dengan

begitu muka mitra tutur bisa jatuh di mata dosen maupun peserta diskusi

karena dianggap tidak menguasai materi dan mengganggu jalannya proses

diskusi.

Data tuturan (65) dituturkan oleh seorang peserta diskusi ketika diskusi

akan dimulai oleh kelompok penyaji dalam mata kuliah teori sastra kelas B.

Tuturan tersebut mengandung tindak tutur ekspresif yakni tindak tutur yang

menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Penutur

(peserta diskusi) menunjukkan sikapnya ketika mengetahui mitra tutur

(penyaji) melakukan kekeliruan kerika akan memulai jalannya diskusi, mitra

tutur (penyaji) langsung menjelaskan materi padahal disuruh anggota yang

lain untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu, melihat hal tersebut penutur

(peserta diskusi) justru menertawakannya sehingga mitra tutur (penyaji)

menjadi malu dan hal ini mengganggu jalannya diskusi kelas.

Data tuturan (65) dianggap tidak santun karena melanggar prinsip

kesantunan Leech (1993: 219) yakni maksim kesimpatisan dimana tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

117

seharusnya memperbanyak rasa simpati kepada orang lain. Penutur (peserta

diskusi) justru tidak memberikan simpati terhadap kekeliruan yang dilakukan

oleh mitra tutur (penyaji) dan malah menertawakannya. Hal ini menimbulkan

efek negatif bagi mitra tutur (penyaji) yakni menjadi malu bahkan

menundukkan kepala dan hal ini agak menghambat jalannya diskusi karena

penutur sempat diam beberapa saat sampai mitra tutur (peserta diskusi lain)

berhenti tertawa.

Tuturan “hahahahaha” bukanlah tuturan yang salah, tetapi karena

tertawanya cenderung mengejek (apresiasi negatif) dan dengan konteks

situasi yang tidak tepat maka terasa kurang santun karena menertawakan

kekeliruan orang lain di depan banyak orang dan jelas itu dapat menjatuhkan

muka mitra tutur, hal ini mengganggu jalannya diskusi kelas karena menjadi

terhenti, meskipun hanya tertawa namun jika dilihat hal itu bisa mengancam

muka mitra tuturnya karena mengakibatkan rasa malu bahkan sampai

tertunduk. Tertawa bukanlah hal yang salah jika dalam konteks dan situasi

yang tepat misalnya saat bercanda akan tetapi hal ini terjadi di saat diakusi

kelas yang seharusnya meminimalkan bercanda dan lebih serius.

Cara bertutur seperti ini jelas dapat menjatuhkan muka mitra tutur dan

berlawanan dengan strategi kesantunan Brown dan Levinson dalam Chaer

(2010: 53-55), dimana penutur seharusnya dapat menjaga muka positif mitra

tutur dengan menggunakan kesantunan positif yakni membesar-besarkan

perhatian, persetujuan dan simpati kepada mita tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

118

Tuturan yang seperti itu, memperlihatkan bahwa penutur tidak

memberikan simpati terhadap apa yang dialami mitra tutur dan seharusnya

ketika mitra tutur melakukan kesalahan tidak langsung ditertawakan karena

hal terebut akan merugikan mitra tutur. Mitra tutur mungkin kurang fokus

sehingga langsung menjelaskan materi bukannya memperkenalkan diri

terlebih dahulu seperti yang diminta, akan tetapi bukan berarti penutur bisa

menertawakannya karena menjatuhkan muka penutur dimata dosen dan

peserta diskusi yang lain bahakn sampai mitra tutur tertunduk malu dan jelas

hal yang demikian tidak mencerminkan kesantunan atau solidaritas.

Selanjutnya data tuturan (66) dituturkan oleh seorang peserta diskusi

ketika penyaji sedang menjelaskan materi diskusi dalam mata kuliah teologi

moral kelas P. Tuturan tersebut mengandung tindak tutur ekspresif yakni

tindak tutur yang menyatakan sikap psikologis penutur terhadap suatu

keadaan. Penutur (peserta diskusi) mengutarakan sikapnya ketika mengetahui

mitra tutur (penyaji) melakukan kesalahan dengan mengatakan

“hahaha....morem opo morest ?” yang berarti menyindir mitra tutur (penyaji)

tersebut dan hal itu juga mencerminkan bahwa penutur (peserta diskusi)

tidak memberikan simpati kepada mitra tutur (penyaji) yang melakukan

kesalahan.

Data tuturan (66) dianggap tidak santun karena melanggar prinsip

kesantunan Leech (1993: 219) yakni maksim kesimpatisan, dimana tuturan

seharusnya memperbanyak rasa simpati kepada orang lain. Tuturan yang

dianggap kurang santun itu terlihat dari tuturan “ hahaha....morem opo morest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

119

? haha”, dimana hal itu dapat menimbulkan perasaan negatif kepada mitra

tutur (penyaji) yakni bisa membuat keraguan bagi mitra tutur dan kehilangan

konsentrasi, bahkan bisa tidak tenang dan panik sehingga bisa memancing

emosi yang bisa membuat proses diskusi menjadi tidak lancar dan menjadi

tidak santun.

Cara bertutur dalam tuturan (66) jelas dapat menjatuhkan muka mitra

tutur dan berlawanan dengan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson

dalam Chaer (2010: 53-55), dimana penutur seharusnya dapat menjaga muka

positif mitra tutur dengan menggunakan kesantunan positif yakni membesar-

besarkan perhatian, persetujuan dan simpati kepada mita tutur. Tuturan yang

demikian, memperlihatkan bahwa penutur tidak memberikan simpati atau pun

perhatian terhadap apa yang dialami mitra tutur. Seharusnya ketika mitra tutur

lupa akan materi yang dijelaskan, penutur tidak mengejeknya bahkan lebih

baik diam agar mitra tutur kembali berkonsentrasi dan ingat akan materi yang

dijelaskan sehingga proses diskusi tidak terhenti dan berjalan lancar samapai

akhir, dengan begitu pertentangan pun dapat diminimalkan dan akan ada rasa

saling menghargai satu sama lain yang membuat diskusi menjadi efektif

untuk bertukar pikiran.

4.3 Pembahasan

Pada subbab ini, peneliti akan menjelaskankan data-data hasil penelitian

yang secara keseluruhan diambil dari proses analisis data sebelumnya.

Penjelasan dalam subbab ini berhubungan dengan pematuhan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

120

pelanggaran terhadap prinsip kesantunan dari Leech (1993), juga konsep

muka dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 49-55), pada kegiatan

diskusi kelas mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2014

yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni tuturan santun dan tuturan tidak

santun.

Adapun kaidah kesantunan Leech (1993) terbagi dalam enam maksim

dan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 52-55)

terbagi atas kesantunan positif dan kesantunan negatif, dimana kesantunan

positif terbagi atas 15 strategi dan kesantunan negatif terbagi atas 8 strategi,

selain itu peneliti juga memaparkan penanda ketidaksantunan dalam kegiatan

diskusi kelas mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2014.

Bentuk tuturan santun adalah tuturan yang mematuhi prinsip kesantunan dan

bentuk tuturan yang tidak santun adalah tuturan yang melanggar prinsip

kesantunan.

4.3.1 Tuturan Santun

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan pematuhan terhadap prinsip

kesantunan dari kaidah kesantunan Leech (1993) yang terbagi atas enam

maksim serta strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer

(2010: 52-55), yang terbagi atas kesantunan positif dan negatif. Adapun

pematuhan terhadap kaidah kesantunan Leech (1993) peneliti menemukan

empat maksim yang dipatuhi yakni maksim kebijaksanaan, kedermawanan,

pujian serta kesepakatan, dan tidak menemukan pematuhan terhadap maksim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

121

kerendahan hati dan kesimpatisan, namun peneliti menemukan pelanggaran

terhadap keenam maksim tersebut di dalam kegiatan diskusi kelas, selain itu

peneliti juga menemukan pematuhan dan pelanggaran terhadap strategi

kesantunan khususnya kesantunan positif.

Pematuhan terhadap prinsip kesantunan yang pertama yakni maksim

kebijaksanaan. Peneliti menemukan sekurang-kurangnya delapan tuturan dari

tuturan yang diambil dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI angkatan

2014. Kedelapan tuturan tersebut dikatakan mematuhi maksim kebijaksanaan

karena tuturan tersebut sesuai dengan apa yang diharuskan pada maksim

kebijaksanaan yakni tuturan haruslah membuat kerugian orang lain sekecil

mungkin dan buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin.

Pematuhan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: penutur

menghormati mitra tutur yang datang untuk mengikuti diskusi kelas sehingga

menimbulkan rasa senang bagi mitra tutur karena sangat dihargai

kedatangannya, penutur menerima pendapat dan masukan dari mitra tuturnya

tanpa didasari rasa emosi, penutur menghargai kesempatan yang diberikan

oleh mitra tuturnya, penutur mau mengakui kesalahan yang dituduhkan tanpa

paksaan dari mitra tuturnya.

Selain mematuhi maksim kebijaksanaan dari Leech (1993: 168), semua

data tuturan tersebut juga dimaksudkan untuk menjaga muka mitra tuturnya,

dengan begitu terlihat bahwa penutur telah memaksimalkan strategi

kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 52-55), terutama

menggunakan strategi kesantunan positif. Penutur menggunakan kesantunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

122

positif untuk menjaga muka positif mitra tuturnya, kesantunan positif lebih

banyak digunakan daripada kesantunan negatif, dimana kesantunan positif

yang banyak digunakan dalam tuturan yang mematuhi maksim kebijaksanaan

yakni (1) memperhatikan kesukaan, keinginan, dan kebutuhan lawan tutur,

(2) membesar-besarkan perhatian, persetujuan, dan simpati kepada lawan

tutur, (3) melibatkan penutur dan lawan tutur dalam aktivitas.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam diskusi kelas

mahasiswa PBSI angkatan 2014 telah mematuhi maksim Leech (1993) dan

juga memaksimalkan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam

Chaer (2010: 52-55). Tuturan yang didapatkan sesuai dengan maksim

kebijaksanaan yakni tuturan haruslah membuat kerugian orang lain sekecil

mungkin dan buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin dan berusaha

menjaga muka mitra tuturnya dengan memaksimalkan strategi kesantunan

positif dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), seperti yang

sudah peneliti jelaskan sebelumnya. Jadi data tuturan yang mematuhi maksim

kebijaksanaan dapat dikatakan santun, terlebih dalam data tuturan tersebut

juga menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan dari Pranowo

(2012: 104) sehingga semakin terasa santun. Data tuturan yang tidak

merugikan orang lain, berusaha menjaga muka positif mitra tutur dan

menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan, data tuturan tersebut

dikatakan santun karena mematuhi ketiga kaidah yang sudah dijelaskan

sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

123

Pematuhan terhadap prinsip kesantunan yang kedua yakni maksim

kedermawanan. Peneliti menemukan sekurang-kurangnya lima tuturan dari

tuturan yang diambil dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI angkatan

2014. Kelima tuturan tersebut dikatakan mematuhi maksim kedermawanan

karena tuturan tersebut sesuai dengan apa yang diharuskan pada maksim

kedermawanan yakni tuturan haruslah membuat keuntungan diri sendiri

sekecil mungkin dan membuat kerugian diri sendiri sebesar mungkin.

Pematuhan tersebut dapat dijelaskan karena penutur mau mengatakan

kebenaran (fakta) terkait kekurangan dan kesalahannya sendiri, dengan begitu

jelas bahwa penutur akan merugikan dirinya sendiri, mengatakan sesuatu

berdasarkan fakta itu dapat mengancam mukanya sendiri, terlebih dalam

kegiatan diskusi yang dapat menentukan nilai dalam mata kuliah yang

bersangkutan. Jelaslah data tuturan yang disajikan dalam analisis data di atas

mematuhi maksim kedermawanan karena seperti yang sudah dijelaskan

bahwa data tuturan membuat kerugian bagi penutur (dirinya sindiri).

Jika dilihat, tuturan yang merugikan dirinya sendiri berarti dapat

diartikan bahwa penutur ingin melindungi muka mitra tuturnya dengan

mengancam mukanya sendiri. Penutur melindungi muka mitra tuturnya

dengan begitu penutur telah memaksimalkan strategi kesantunan dari Brown

dan Levinson dalam Chaer (2010: 52-55), yakni strategi kesantunan positif

juga kesantunan negatif. Penutur menggunakan kesantunan positif untuk

menjaga muka positif mitra tuturnya, dimana kesantunan positif yang banyak

digunakan dalam tuturan yang mematuhi maksim kedermawanan yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

124

dengan memberikan pertanyaan atau alasan. Berbeda dengan maksim

kebijaksanaan, dalam pematuhan maksim kedermawanan peneliti

menemukan bahwa penutur mengancam mukanya sendiri, muka yang

terancam adalah muka negatif. Untuk melindungi muka negatif, penutur dapat

menggunakan kesantunan negatif. Kesantunan negatif yang banyak peneliti

temukan dalam pematuhan maksim kedermawanan yakni meminta maaf dan

menggunakan tuturan tidak langsung.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam diskusi kelas

mahasiswa PBSI angkatan 2014 telah mematuhi maksim Leech (1993) dan

juga memaksimalkan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam

Chaer (2010: 52-55). Tuturan yang didapatkan sesuai dengan maksim

kedermawanan yakni tuturan haruslah membuat keuntungan diri sendiri

sekecil mungkin dan membuat kerugian diri sendiri sebesar mungkin. Penutur

berusaha menjaga muka mitra tuturnya, bahkan dengan mengancam mukanya

sendiri dengan memaksimalkan strategi kesantunan positif dan negatif dari

Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 52-55), seperti yang sudah peneliti

jelaskan sebelumnya.

Jadi data tuturan yang mematuhi maksim kedermawanan dapat dikatakan

santun, terlebih dalam data tuturan tersebut juga menggunakan diksi yang

mencerminkan kesantunan dari Pranowo (2012: 104) sehingga semakin terasa

santun. Data tuturan merugikan diri sendiri (penutur) dan berusaha menjaga

muka mitra tutur serta menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

125

data tuturan tersebut dapat dikatakan santun karena mematuhi ketiga kaidah

yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Selanjutnya pematuhan terhadap prinsip kesantunan yang ketiga yakni

maksim pujian. Peneliti menemukan sekurang-kurangnya enam tuturan dari

tuturan yang diambil dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI angkatan

2014. Keenam tuturan tersebut dikatakan mematuhi maksim pujian karena

tuturan tersebut sesuai dengan apa yang diharuskan pada maksim pujian

yakni tuturan haruslah memperbanyak pujian untuk orang lain dan

minimalkan kecaman kepada orang lain. Pematuhan tersebut dapat dijelaskan

karena penutur mau mengakui kelebihan atau pencapaian mitra tuturnya

dengan begitu akan menimbulkan rasa senang kepada mitra tutur dan

tuturannya akan terasa santun. Terlebih hal ini terjadi di dalam diskusi kelas,

dengan memberi pujian berarti penutur telah menjaga muka mitra tuturnya di

mata dosen maupun peserta diskusi yang lain, dengan begitu mitra tutur

bahakan kelompoknya akan mendapat penilaian yang bagus di mata dosen

dan bukan tidak mungkin akan mempengaruhi nilainya.

Memberikan pujian bagi mitra tuturnya tentu akan membuatnya senang,

dengan begitu mukanya akan terselamatkan. Penutur melindungi muka mitra

tuturnya dengan memberi pujian atas presentasinya dan ketika menjawab

pertanyaan saat diskusi berlangsung, dengan begitu penutur telah

memaksimalkan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer

(2010: 53-55), yakni strategi kesantunan positif. Penutur menggunakan

kesantunan positif untuk menjaga muka positif mitra tuturnya, dimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

126

kesantunan positif yang banyak digunakan dalam tuturan yang mematuhi

maksim kedermawanan adalah dengan membesar-besarkan perhatian,

persetujuan dan simpati kepada mitra tuturnya, hal itu terlihat dari proses

analisis data di bagian sebelumnya. Penutur membesar-besarkan perhatian,

persetujuan dan simpati kepada mitra tuturnya tentu akan menimbulkan kesan

baik dan membuat mitra tuturnya senang, dengan kesan itu cukup untuk

mengatakan bahwa data tuturan tersebut santun.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam diskusi kelas

mahasiswa PBSI angkatan 2014 telah mematuhi maksim Leech (1993) dan

juga memaksimalkan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam

Chaer (2010: 52-55). Tuturan yang didapatkan sesuai dengan maksim pujian

yakni tuturan haruslah memperbanyak pujian untuk orang lain dan

minimalkan kecaman kepada orang lain. Penutur berusaha menjaga muka

mitra tuturnya dengan memaksimalkan strategi kesantunan positif dari Brown

dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), seperti yang sudah peneliti jelaskan

sebelumnya.

Jadi data tuturan yang mematuhi maksim pujian dapat dikatakan santun,

terlebih dalam data tuturan tersebut juga menggunakan diksi yang

mencerminkan kesantunan dari Pranowo (2012: 104) sehingga semakin terasa

santun. Data tuturan memuji keberhasilan dan kelebihan mitra tuturnya dan

berusaha menjaga muka mitra tutur serta menggunakan diksi yang

mencerminkan kesantunan, maka data tuturan tersebut dikatakan santun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

127

Pematuhan terhadap prinsip kesantunan yang keempat yakni maksim

kesepakatan. Peneliti menemukan sekurang-kurangnya tiga tuturan dari

tuturan yang diambil dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI angkatan

2014. Ketiga tuturan tersebut dikatakan mematuhi maksim kesepakatan

karena tuturan tersebut sesuai dengan apa yang diharuskan pada maksim

kesepakatan yakni mengusahakan agar ketidaksepakatan antara diri dan lain

terjadi sedikit mungkin dan mengusahakan agar kesepakatan antara diri dan

lain terjadi sebanyak mungkin. Pematuhan tersebut dapat dijelaskan karena

penutur mau menerima jawaban dari mitra tuturnya meskipun jawabannya

tidak sesuai dengan yang diingkan tetapi penutur tetap menerima dan

mengusahakan kesepakatan, dengan begitu tidak akan terjadi pertentangan

dan membuat rasa hormat kepada mitra tutur.

Mengusahakan kesepakatan dengan mitra tuturnya tentu akan

memberikan efek positif terlebih dalam kegiatan diskusi kelas yakni

meminimalkan pertentangan, dengan begitu baik penutur maupun mitra tutur

sama-sama saling memahami dan menghormati sehingga tidak ada rasa saling

menjatuhkan dan akan saling menyelamatkan mukanya, hal ini sesuai dengan

temuan peneliti di bagian analisis data bahwa penutur melindungi muka mitra

tuturnya dengan menerima jawaban yang diberikan walaupun belum sesuai

dengan begitu penutur telah menyelamatkan muka mitra tutur di hadapan

dosen dan peserta diskusi yang lain.

Terlihat bahwa penutur telah memaksimalkan strategi kesantunan dari

Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), yakni strategi kesantunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

128

positif. Penutur menggunakan kesantunan positif untuk menjaga muka positif

mitra tuturnya, dimana kesantunan positif yang banyak digunakan dalam

tuturan yang mematuhi maksim kesepakatan adalah dengan membesar-

besarkan perhatian, persetujuan dan simpati kepada mitra tuturnya, hal itu

terlihat dari proses analisis data di bagian sebelumnya.

Di dalam data tuturan, penutur telah memberikan perhatian kepada

jawaban yang diberikan mitra tuturnya, mengusahakan persetujuan dan

bersimpati atas apa yang telah dilakukannya yaitu berusaha menjawab

pertanyaan, dengan begitu tuturan tersebut dikatakan santun, juga ditambah

dengan penutur menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan dari

Pranowo (2012: 104) yang jelas membuat tuturan tersebut semakin dirasa

santun.

4.3.2 Tuturan Tidak Santun

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti

menemukan pelanggaran terhadap prinsip kesantunan Leech (1993) yang

terbagi atas enam maksim, serta strategi kesantunan dari Brown dan Levinson

dalam Chaer (2010: 52-55) yang terbagi atas kesantunan positif dan negatif.

Adapun pelanggaran terhadap kaidah kesantunan Leech (1993) peneliti

menemukan enam maksim yang dilanggar yakni maksim kebijaksanaan,

kedermawanan, pujian, kerendahan hati, kesepakatan, namun peneliti hanya

menemukan empat pematuhan terhadap keenam maksim tersebut di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

129

kegiatan diskusi kelas, selain itu peneliti juga menemukan pelanggaran

terhadap strategi kesantunan khususnya kesantunan positif.

Pelanggaran terhadap prinsip kesantunan yang pertama yakni maksim

kebijaksanaan. Peneliti menemukan sekurang-kurangnya sebelas tuturan dari

tuturan yang diambil dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI angkatan

2014. Kesebelas tuturan tersebut dikatakan melanggar maksim kebijaksanaan

karena tuturan tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharuskan pada maksim

kebijaksanaan yakni tuturan seharusnya membuat kerugian orang lain sekecil

mungkin dan buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin, namun yang

ditemukan justru sebaliknya. Pelanggaran tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut: penutur memotong penjelasan dari mitra tuturnya tanpa didahului

dengan diksi yang mencerminkan kesantunan atau pun nonverbal

“mengacungkan jari”, penutur tidak dapat menahan emosi, penutur tidak

memperhatikan konteks situasi (formal atau nonformal).

Selain melanggar maksim kebijaksanaan dari Leech (1993: 168), semua

data tuturan tersebut juga dapat menjatuhkan muka mitra tuturnya, dengan

begitu terlihat bahwa penutur tidak memaksimalkan strategi kesantunan dari

Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), terutama strategi

kesantunan positif. Penutur seharusnya dapat menggunakan kesantunan

positif untuk menjaga muka positif mitra tuturnya, namun penutur justru

melakukan sebaliknya yakni tuturannya dapat menjatuhkan muka mitra

tuturnya dan akan merugikan bagi mitra tuturnya. Kesantunan positif yang

banyak dilanggar dalam tuturan yang melanggar maksim kebijaksanaan yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

130

(1) memperhatikan kesukaan, keinginan, dan kebutuhan lawan tutur, (2)

membesar-besarkan perhatian, persetujuan, dan simpati kepada lawan tutur,

(3) melibatkan penutur dan lawan tutur dalam aktivitas.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam diskusi kelas

mahasiswa PBSI angkatan 2014 banyak yang melakukan pelanggaran

terhadap maksim Leech (1993) dan juga tidak memaksimalkan strategi

kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 52-55). Tuturan

yang didapatkan justru berbanding terbalik dengan maksim kebijaksanaan

yakni tuturan seharusnya membuat kerugian orang lain sekecil mungkin dan

buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin juga berusaha menjaga muka

mitra tuturnya dengan memaksimalkan strategi kesantunan positif dari Brown

dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), seperti yang sudah peneliti jelaskan

sebelumnya. Namun, seperti yang telah dijelaskan bahwa banyak data tuturan

yang merugikan dan menjatuhkan mitra tuturnya dengan begitu penutur jelas

telah melanggar maksim kebijaksanaan dan tidak memaksimalkan strategi

kesantunan, dengan begitu data tuturan tersebut tidak santun terlebih penutur

juga tidak menggunakan diksi yang santun.

Pelanggaran terhadap prinsip kesantunan yang kedua yakni maksim

kedermawanan. Peneliti menemukan sekurang-kurangnya sembilan tuturan

dari tuturan yang diambil dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI

angkatan 2014. Kesembilan tuturan tersebut dikatakan melanggar maksim

kedermawanan karena tuturan tersebut tidak sesuai dengan apa yang

diharuskan pada maksim kedermawanan yakni tuturan seharusnya membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

131

keuntungan diri sendiri sekecil mungkin dan membuat kerugian diri sendiri

sebesar mungkin, namun yang ditemukan justru sebaliknya. Pelanggaran

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: penutur menyuruh mitra tutur

dengan nada kasar, penutur tidak bisa membedakan situasi serius dan

bercanda, penutur menggunakan diksi yang kurang tepat di lingkup formal,

penutur tidak dapat menahan emosi.

Selain melanggar maksim kedermawanan dari Leech (1993: 210), semua

data tuturan tersebut juga dapat menjatuhkan muka mitra tuturnya, dengan

begitu terlihat bahwa penutur tidak memaksimalkan strategi kesantunan dari

Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), terutama strategi

kesantunan positif. Penutur seharusnya dapat menggunakan kesantunan

positif untuk menjaga muka positif mitra tuturnya, namun penutur justru

melakukan sebaliknya yakni tuturannya dapat menjatuhkan muka mitra

tuturnya. Kesantunan positif yang banyak dilanggar dalam tuturan yang

melanggar maksim kedermawanan yakni membesar-besarkan perhatian,

persetujuan, dan simpati kepada lawan tutur. Penutur terlihat jelas tidak

memberikan perhatian dan simpati kepada mitra tuturnya dengan begitu akan

menimbulkan kesan tidak baik, dengan kesan tidak baik suatu tuturan dapat

menjadi tidak santun.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam diskusi kelas

mahasiswa PBSI angkatan 2014 banyak yang melakukan pelanggaran

terhadap maksim Leech (1993) dan juga tidak memaksimalkan strategi

kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 52-55). Tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

132

yang didapatkan justru berbanding terbalik dengan maksim kedermawanan

yakni membuat keuntungan diri sendiri sekecil mungkin dan membuat

kerugian diri sendiri sebesar mungkin juga berusaha menjaga muka mitra

tuturnya dengan memaksimalkan strategi kesantunan positif dari Brown dan

Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), seperti yang sudah peneliti jelaskan

sebelumnya. Namun, seperti yang telah dijelaskan bahwa banyak data tuturan

yang merugikan dan menjatuhkan muka mitra tuturnya dengan begitu penutur

jelas telah melanggar maksim kedermawanan dan tidak memaksimalkan

strategi kesantunan, dengan begitu data tuturan tersebut tidak santun.

Pelanggaran terhadap prinsip kesantunan yang ketiga yakni maksim

pujian. Peneliti menemukan sekurang-kurangnya sebelas tuturan dari tuturan

yang diambil dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI angkatan 2014.

Kesebelas tuturan tersebut dikatakan melanggar maksim pujian karena

tuturan tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharuskan pada maksim pujian

yakni tuturan seharusnya dapat memperbanyak pujian untuk orang lain dan

minimalkan kecaman kepada orang lain, namun yang ditemukan justru

sebaliknya. Pelanggaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: penutur

memojokkan mitra tutur, penutur menyatakan kekurangan mitra tutur secara

terang-terangan, penutur tidak dapat menahan emosi.

Selain melanggar maksim pujian dari Leech (1993: 212), semua data

tuturan tersebut juga dapat menjatuhkan muka mitra tuturnya, dengan begitu

terlihat bahwa penutur tidak memaksimalkan strategi kesantunan dari Brown

dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), terutama strategi kesantunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

133

positif. Penutur seharusnya dapat menggunakan kesantunan positif untuk

menjaga muka positif mitra tuturnya, namun penutur justru melakukan

sebaliknya yakni tuturannya dapat menjatuhkan muka mitra tuturnya.

Kesantunan positif yang banyak dilanggar dalam tuturan yang melanggar

maksim pujian yakni menghindari ketidaksetujuan dengan pura-pura setuju

dan membesar-besarkan perhatian, persetujuan, dan simpati kepada lawan

tutur. Penutur secara terang-terangan mengatakan kekurangan mitra tuturnya

dan hal itu jelas dapat memojokkan mitra tutur dan menjatuhkan mukanya di

depan peserta diskusi maupun dosen, bahkan bisa memancing emosi mitra

tutur karena dijelek-jelekkan dan jelas hal itu dapat mengganggu jalannya

diskusi.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam diskusi kelas

mahasiswa PBSI angkatan 2014 banyak yang melakukan pelanggaran

terhadap maksim Leech (1993) dan juga tidak memaksimalkan strategi

kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 52-55). Tuturan

yang didapatkan justru berbanding terbalik dengan maksim pujian yakni

tuturan seharusnya dapat memperbanyak pujian untuk orang lain dan

minimalkan kecaman kepada orang lain, juga berusaha menjaga muka mitra

tuturnya dengan memaksimalkan strategi kesantunan positif dari Brown dan

Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), seperti yang sudah peneliti jelaskan

sebelumnya. Namun, seperti yang telah dijelaskan bahwa banyak data tuturan

yang merugikan dan menjatuhkan muka mitra tuturnya di depan dosen dan

peserta diskusi yang lain dengan menyebutkan kekurangan mitra tuutr secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

134

terang-terangan, walaupun penutur menggunakan diksi yang mencerminkan

kesantunan akan tetapi tuturan tersebut tetap tidak santun karena bersifat

menjelek-jelekkan mitra tutur dan dapat memancing emosi mitra tuturnya.

Pelanggaran terhadap prinsip kesantunan yang keempat yakni maksim

kerendahan hati. Peneliti menemukan sekurang-kurangnya empat tuturan dari

tuturan yang diambil dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI angkatan

2014. Keempat tuturan tersebut dikatakan melanggar maksim kerendahan hati

karena tuturan tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharuskan pada maksim

kerendahan hati yakni tuturan seharusnya memuji diri sendiri sedikit mungkin

dan mengecam diri sendiri sebanyak mungkin, namun yang ditemukan justru

sebaliknya. Pelanggaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: penutur

tidak dapat menahan emosi dan penutur menyombongkan diri di depan mitra

tutur, dengan menyombongkan diri tentu hal itu akan menimbulkan kesan

negatif dari mitra tuturnya ditambah penutur tidak dapat mengontrol

emosinya.

Selain melanggar maksim kerendahan hati dari Leech (1993: 214), semua

data tuturan tersebut juga dapat menjatuhkan mukanya sendiri, dengan begitu

terlihat bahwa penutur tidak memaksimalkan strategi kesantunan dari Brown

dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), terutama strategi kesantunan

positif. Penutur seharusnya dapat menggunakan kesantunan positif untuk

menjaga muka positif dirinya sendiri, namun penutur justru melakukan

sebaliknya yakni tuturannya dapat menjatuhkan mukanya sendiri. Kesantunan

positif yang banyak dilanggar dalam tuturan yang melanggar maksim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

135

kerendahan hati yakni membesar-besarkan perhatian, persetujuan, dan simpati

kepada lawan tutur. Penutur seharusnya dapat memberi perhatian kepada

mitra tuturnya, memperhatikan kebutuhan mitra tuturnya bukan malah

menyombongkan diri.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam diskusi kelas

mahasiswa PBSI angkatan 2014 banyak yang melakukan pelanggaran

terhadap maksim Leech (1993) dan juga tidak memaksimalkan strategi

kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55). Tuturan

yang didapatkan justru berbanding terbalik dengan maksim kerendahan hati

yakni tuturan seharusnya memuji diri sendiri sedikit mungkin dan mengecam

diri sendiri sebanyak mungkin, juga berusaha menjaga muka mitra tuturnya

dengan memaksimalkan strategi kesantunan positif dari Brown dan Levinson

dalam Chaer (2010: 53-55), seperti yang sudah peneliti jelaskan sebelumnya.

Namun, seperti yang telah dijelaskan bahwa data tuturan bersifat

menyombongkan diri dah hal itu jelas bertentangan dengan maksim

kerendahan hati, terlebih penutur juga tidak menggunakan diksi yang

mencerminkan kesantunan, jadi data tuturan tersebut tidak santun.

Pelanggaran terhadap prinsip kesantunan yang kelima yakni maksim

kesepakatan. Peneliti menemukan sekurang-kurangnya lima tuturan dari

tuturan yang diambil dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI angkatan

2014. Kelima tuturan tersebut dikatakan melanggar maksim kesepakatan

karena tuturan tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharuskan pada maksim

kesepakatan yakni tuturan seharusnya mengusahakan kesepakatan antara diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

136

dan dan lain sebanyak mungkin dan mengusahakan ketidaksepakatan sedikit

mungkin, namun yang ditemukan justru sebaliknya. Pelanggaran tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut: penutur tidak dapat menahan emosi dan

penutur mengatakan ketidaksetujuan secara terang-terangan sehingga dapat

memojokkan mitra tutur.

Selain melanggar maksim kesepakatan dari Leech Leech (1993: 217),

semua data tuturan tersebut juga dapat menjatuhkan muka mitra tuturnya

karena berusaha memojokkan mitra tutur, dengan begitu terlihat bahwa

penutur tidak memaksimalkan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson

dalam Chaer (2010: 53-55), terutama strategi kesantunan positif. Penutur

seharusnya dapat menggunakan kesantunan positif untuk menjaga muka

positif mitra tuturnya, namun penutur justru melakukan sebaliknya yakni

tuturannya dapat menjatuhkan muka mitra tuturnya. Kesantunan positif yang

banyak dilanggar dalam tuturan yang melanggar maksim kesepakatan yakni

menghindari ketidaksetujuan dengan pura-pura setuju dan membesar-

besarkan perhatian, persetujuan, dan simpati kepada lawan tutur. Penutur

secara terang-terangan mengatakan ketidaksetujuannya terhadap mitra

tuturnya dan hal itu jelas dapat memojokkan mitra tutur dan menjatuhkan

mukanya di depan peserta diskusi maupun dosen, bahkan bisa memancing

emosi mitra tutur karena mitra tutur bisa merasa direndahkan dengan tuturan

penutur.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam diskusi kelas

mahasiswa PBSI angkatan 2014 banyak yang melakukan pelanggaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

137

terhadap maksim Leech (1993) dan juga tidak memaksimalkan strategi

kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 52-55). Tuturan

yang didapatkan justru berbanding terbalik dengan maksim kesepakatan

yakni tuturan seharusnya mengusahakan kesepakatan antara diri dan dan lain

sebanyak mungkin dan mengusahakan ketidaksepakatan sedikit mungkin,

juga berusaha menjaga muka mitra tuturnya dengan memaksimalkan strategi

kesantunan positif dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55),

seperti yang sudah peneliti jelaskan sebelumnya. Namun seperti yang telah

dijelaskan bahwa banyak data tuturan yang merugikan dan menjatuhkan

muka mitra tuturnya di depan dosen dan peserta diskusi yang lain dengan

menyebutkan ketidaksetujuannya dengan mitra tutur secara terang-terangan,

walaupun penutur menggunakan diksi yang mencerminkan kesantunan akan

tetapi tuturan tersebut tetap tidak santun karena dapat menjatuhkan mitra tutur

dan dapat memancing emosi mitra tuturnya.

Pelanggaran terhadap prinsip kesantunan yang keenam yakni maksim

kesimpatisan. Peneliti menemukan sekurang-kurangnya delapan tuturan dari

tuturan yang diambil dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI angkatan

2014. 16 tuturan tersebut dikatakan melanggar maksim kesimpatisan karena

tuturan tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharuskan pada maksim

kesimpatisan yakni tuturan seharusnya dapat mengurangi rasa antipati

terhadap mitra tutur dan meningkatkan rasa simpati sebanyak mungkin.

Pelanggaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: penutur mengejek

mitra tuturnya dan penutur tidak dapat membedakan antara situasi serius dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

138

bercanda, dengan mengejek dan bercanda dalam konteks yang tidak tepat

maka tuturan dapat menjatuhkan mitra tuturnya bahkan dapat memancing

emosi.

Selain melanggar maksim kesimpatisan dari Leech (1993: 219), semua

data tuturan tersebut juga dapat menjatuhkan muka mitra tuturnya karena

dapat menjatuhkan muka mitra tuturnya, dengan begitu terlihat bahwa

penutur tidak memaksimalkan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson

dalam Chaer (2010: 53-55), terutama strategi kesantunan positif. Penutur

seharusnya dapat menggunakan kesantunan positif untuk menjaga muka

positif mitra tuturnya, namun penutur justru melakukan sebaliknya yakni

tuturannya dapat menjatuhkan muka mitra tuturnya. Kesantunan positif yang

banyak dilanggar dalam tuturan yang melanggar maksim kesimpatisan yakni

membesar-besarkan perhatian, persetujuan, dan simpati kepada lawan tutur.

Penutur seharusnya memberikan perhatidan dan rasa simpati terhadap apa

yang dilakukan atau dialami mitra tuturnya, bukan malah dibuat bahan

bercanda. Tuturan yang bersifat seperti itu bisa memancing emosi mitra tutur

karena mitra tutur bisa merasa tidak dihargai dengan tuturan penutur.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam diskusi kelas

mahasiswa PBSI angkatan 2014 banyak yang melakukan pelanggaran

terhadap maksim Leech (1993) dan juga tidak memaksimalkan strategi

kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 52-55). Tuturan

yang didapatkan justru berbanding terbalik dengan maksim kesimpatisan

yakni tuturan seharusnya dapat mengurangi rasa antipati terhadap mitra tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

139

dan meningkatkan rasa simpati sebanyak mungkin, juga berusaha menjaga

muka mitra tuturnya dengan memaksimalkan strategi kesantunan positif dari

Brown dan Levinson dalam Chaer (2010: 53-55), seperti yang sudah peneliti

jelaskan sebelumnya. Namun seperti yang telah dijelaskan bahwa data tuturan

itu merugikan mitra tuutr karena ketika mitra tutur melakukan kesalahan

justru malah dibuat bahan bercanda dan hal itu akan menjatuhkan muka mitra

tuturnya di depan dosen dan peserta diskusi yang lain.

4.3.3 Penanda Ketidaksantunan Berbahasa

Dari analisis data, peneliti menemukan penanda ketidaksantunan

berbahasa dalam kegiatan diskusi kelas yang didapatkan dari data tututran

yang melanggar prinsip kesantunan berbahasa, penanda ketidaksantunan

tersebut mengakibatkan diskusi kelas menjadi terganggu bahkan terhenti. Ada

lima penyebab ketidaksantunan berbahasa yang ditemukan peneliti. Pertama,

penutur tidak bisa membedakan situasi serius dengan bercanda. Kedua,

penutur tidak bisa mengendalikan emosinya. Ketiga, penutur mengkritik

secara langsung. Keempat, penutur merendahkan mitra tutur. Kelima, penutur

menyombongkan diri atau memuji diri di hadapan mitra tutur. Berikut

penjelasannya.

1. Pentutur tidak bisa membedakan situasi serius dengan bercanda

Salah satu penyebab ketidaksantunan dalam bertutur ialah kurang

pahamnya penutur akan situasi yang sedang terjadi. Santun tidaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

140

sebuah tuturan dapat ditentukan oleh situasi yang menyertainya, misalnya

dalam proses diskusi adalah sebuah forum formal dan serius akan tetapi

masih banyak dijumpai tuturan yang dimaksudkan untuk bercanda,

misalnya mengejek mitra tuturnya. Jika mitra tutur menanggapinya dengan

serius maka dapat menimbulkan pertentangan dan akan terjadi perdebatan.

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, peneliti masih menemukan

tuturan yang seperti ini dan menyebabkan ketidaksantunan karena

ketidakmampuan penutur untuk melihat situasi.

63) Peserta Diskusi : Hahaha, eaa, eaa, itunya di klik, eaaa

Penyaji : Nahh, ininya gak mau

Peserta Diskusi : Aaa ininya gak mau (menirukan)

Penyaji : Sebentar sebentar

Konteks: Penutur adalah peserta diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi kelas. Tuturan merupakan

tanggapan dari peserta diskusi (mitra tutur) saat media powerpoint

mengalami gangguan tidak dapat di klik (di tekan tombol next).

66) Penyaji : Lalu apa sih hubungan antara bunuh diri dengan

moral hidup ? ini sebelumnya moral, moral itu

apa ? moral sendiri berasal dari bahasa latin

yakni moremm, eh morest .....

Peserta Diskusi : Hahaha morem opo morest ? hahahaha

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Penutur dan

mitra tutur (penyaji) berada dalam diskusi kelas. Tuturan

merupakan tanggapan dari penutur (peserta diskusi) atas

kesalahan yang dilakukan oleh salah sorang penyaji ketika

menyebutkan istilah latin.

Tuturan (63) dan (66) adalah contoh yang didapatkan peneliti dari

kegiatan diskusi kelas, tuturan tersebut menunjukkan bahwa penutur tidak

dapat melihat situasi yang sedang terjadi. Dalam tuturan tersebut terlihat

bahwa mitra tutur melakukan kesalahan atau kesusahan akan tetapi

penutur malah menanggapinya dengan bercanda, dengan begitu dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

141

membuat mitra tuturnya marah dan tersinggung yang dapat menimbulkan

perdebatan. Tuturan tersebut tentu tidak membuat mitra tuturnya senang,

bukannya membantu tapi malah mengejeknya. Hal tersebut tentu dapat

menyebabkan ketidaksantunan berbahasa.

2. Penutur tidak bisa mengendalikan emosinya

Penyebab utama ketidaksantunan berbahasa ketika bertutur adalah

ketidakmampuan penutur mengendalikan emosinya, dengan berlandaskan

emosi maka tuturan akan membuat mitra tuturnya tidak senang, bahkan

bisa terjadi konflik. Pada beberapa tuturan yang telah diuraikan

sebelumnya, terlihat bahwa ketidakmampuan penutur mengendalikan

emosinya membuat proses diskusi (komunikasi) menjadi terganggu.

25) Penyaji : Menurut KBBI novel adalah karangan prosa yang

panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan

seseorang dengan orang disekelilingnya dengan

Peserta Diskusi : Kurang cepat !!

Penyaji : Ohh iya iyaa saya ulangi

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Penutur dan

mitra tutur (penyaji) berada dalam sebuah diskusi kelas ketika sesi

tanya jawab. Tuturan merupakan tanggapan dari penutur saat

mitra tutur (penyaji) menjelaskan materi diskusi.

36) Peserta Diskusi : Maksudnya ?

Penyaji : Jangan dipotong, ini belum selesai ! Jadi apakah

jika dilakukan euphanasia itu tidak melanggar

moral hidup ? kan jika hidup memberatkan tapi

jika dilakukan menghilangkan nyawa dan itu

melanggar perintah Allah.

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Penutur dan

mitra tutur berada dalam diskusi kelas. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta diskusi) ketika mitra tutur

(penyaji) meminta penegasan terhadap pertanyaan yang diajukan

oleh penutur (peserta diskusi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

142

Tuturan (25) dan (36) memperlihatkan bahwa penutur tidak dapat

mengendalikan emosinya ketika merespon tuturan dari mitra tuturnya.

Tuturan tersebut bernada marah dan akan membuat mitra tuturnya menjadi

tidak senang karena ditanggapi dengan cara yang tidak menyenangkan.

Tuturan seperti itu dapat menimbulkan pertentangan dan hal tersebut

tentunya membuat tuturan tersebut menjadi tidak santun.

3. Penutur mengkritik secara langsung atau terang-terangan

Salah satu penyebab ketidaksantunan adalah dengan memberikan

kritik secara langsung. Memberikan kritik tentu akan menjatuhkan muka

mitra tuturnya karena penutur akan mengatakan kekurangan dari mitra

tuturnya. Melihat hal tersebut, ketika hendak memberikan kritik

seharusnya dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan diksi yang

santun agar tidak menyakiti perasaan mitra tuturnya. Terlebih dalam

kegiatan diskusi karena dalam diskusi kelas banyak peserta diskusi yang

hadir bahkan dosen dan apabila kritik dikatakan secara langsung dan

terang-terangan tentu akan merendahkan mitra tuturnya dihadapan peserta

diskusi dan dosen yang hadir.

Memberikan kritik adalah hal yang tidak salah karena pandangan dan

pendapat orang pastilah berbeda-beda, namun harus memperhatikan juga

kesantunannya agar tidak membuat yang dikritik menjadi sakit hati dan

kehilangan muka. Banyak hal yang bisa dilakukan agar kritik menjadi

lebih santun, misalnya memperhatikan penggunaan kata, situasi dan yang

paling penting harus bisa menghargai. Berikut contoh yang ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

143

peneliti dalam kegiatan diskusi kelas yang memperlihatkan kitdaksantunan

karena mengkritik.

43) Penyaji : Ya silahkan mbak kalau mau bertanya

Peserta diskusi : Terimakasih atas kesempatannya. Oke

terimakasih atas presentasi yang sangat

singkat dan membingungkan ini, kalian

disini justru menjelaskan mengenai

anak bukan keseluruhan keluarga,

sementara judulnya kan keluarga, itu

gimana ? makasih

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Penutur dan

mitra tutur (penyaji) berada dalam diskusi kelas ketika sesi tanya

jawab. Tuturan merupakan tanggapan dari penutur terhadap

presentasi yang telah dilakukan oleh kelompok penyaji.

44) Penyaji : Ya siapa yang mau bertanya ? ohh ya mas

silahkan pertanyaannya.

Peserta Diskusi : Jadi begini, sejujurnya saya gak paham

dengan presentasi dari kelompok ini,

antara judul dan pembahasan tidak

sesuai. Judulnya kan peranan keluarga, nah

yang di jelaskan kelompok justru peran

anak, anak dan anak.

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Penutur dan

mitra tutur (penyaji) berada dalam diskusi kelas ketika sesi tanya

jawab. Tuturan adalah tanggapan dari penutur yang ditujukan

kepada kelompok penyaji ketika akan memulai sesi tanya jawab.

Tuturan (43) dan (44) memperlihatkan bahwa penutur mengatakan

kritiknya secara langsung dan terang-terangan, dengan begitu jelas hal

tersebut akan merugikan mitra tutur dan menjatuhkan mukanya. Tuturan

tersebut dimaksudkan penutur untuk mengkritik presentasi yang sudah

dilakukan oleh mitra tuturnya, tentu saja tuturan tersebut membuat mitra

tutur tidak senang karena merasa presentasinya tidak dihargai dan bisa

menyebabkan perdebatan, hal itu membuat tuturan tersebut tidak santun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

144

4. Penutur merendahkan mitra tutur

Tuturan seharusnya dapat menjaga perasaan mitra tuturnya agar tidak

menimbulkan konflik. penutur dapat menjaga perasaan mitra tuturnya

dengan cara menghargai aatas apa yang dilakukan mitra tuturnya, karena

setiap orang pasti ingin dihargai oleh orang lain bukan malah

merendahkannya. Tuturan yang merendahkan mitra tuturnya menandakan

bahwa penutur tidak menghargai mitra tuturnya.

24) Penyaji : Opo eneh ?

Peserta diskusi : Responnya ?

Penyaji : yo kui, responnya kita menangkap itu bo

Konteks: Penutur adalah seorang penyaji. Penutur dan mitra tutur

(peserta diskusi) berada dalam diskusi kelas ketika sesi tanya

jawab. Tuturan merupakan tanggapan dari penutur terhadap

pertanyaan dari mitra tutur (peserta diskusi) yang belum puas

akan jawaban dari penutur.

35) Penyaji : Baik saya akan menjawab pertanyaan dari

puput, begini menurut kelompok kami itu hal

yang luar biasa ya, itu hal yang sangat

konyol, karena mereka melakukan tindakan

melawan norma-norma yang sudah

ditetapkan, misalnya orang tuanya bunuh diri

terus apa yang dilakukan anak-anaknya ? jadi

itu hal yang menyimpang menurut kelompok

kami. Apakah ada tanggapan ?

Peserta Diskusi 1 : Dong ra ? dong ra ? ra dong hahaha

Peserta Diskusi 2 : Ojo koyo ngono to ! yaya mengerti

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Penutur dan

mitra tutur berada dalam diskusi kelas dalam sesi tanya jawab.

Tuturan merupakan tanggapan dari mitra tutur (peserta diskusi 1)

terhadap pertanyaan yang sebenarnya ditujukan kepada mitra

tutur (peserta diskusi 2).

Tuturan (24) dan (35) memperlihatkan bahwa penutur merendahkan

mitra tuturnya, penutur tidak menhargai apa yang dilakukan oleh mitra

tutur. Tuturan tersebut menggunakan diksi yang tidak santun bahakan diksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

145

daerah padahal ini terjadi di dalam diskusi dan forum formal. Tuturan (24)

memperlihatkan bahwa penutur tidak menghargai ketika mitra tuturnya

menanyakan kejelasan akan materi diskusi dan tuturan (35)

memperlihatkan bahwa penutur tidak menghargai mitra tuturnya yang

sedang mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, dan kedua tuturan

tersebut menggunakan diksi yang dapat dimaksudkan untukndahkan mitra

tutur, dengan begitu tuturan tersebut tidaklah santun.

5. Penutur menyombongkan diri atau memuji diri sendiri di hadapan

mitra tutur

Sombong atau memuji diri sendiri adalah hal yang tidak disukai

banyak orang, dengan berlaku sombong tentu akan membuat orang lain

merasa tidak senang. Tuturan yang mengandung sifat sombong dapat

dikatakan tidak santun karena membuat orang lain tidak senang dan jika

disadari hal itu akan merusak citra dirinya bahkan mengancam mukanya

sendiri, seperti yang peneliti temukan dalam kegitana diskusi kelas

berikut.

54) Penyaji : Apakah ada yang masih mau bertanya ? ngak

ada ya ? woow bagus berarti presentasi dari

kelompok kami ya.

55) Penyaji : Sebentar jawaban dari mas ato masih kami cari

Peserta diskusi : Pertanyaan saya bagus jadi sulit ditemukan

jawabannya

Data tuturan (54) dan (55) jelas memperlihatkan bahawa penutur telah

memuji dirinya sendiri. Hal itu tentunya akan membuat mitra tuturnya

tidak senang. Pada tuturan (54) penutur mengungkapkan bahawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

146

presentasinya bagus karena tidak ada yang bertanya, seharusnya penutur

berfikir dengan tidak ada yang bertanya mungkin saja presentasinya

kurang jelas bukan malah memuji kelompoknya sendiri seperti itu. Data

tuturan (55) juga memperlihatkan hal yang sama, seharusnya penutur

berfikir mungkin pertanyaannya memang sulit ditemukan namun tidak

harus diungkapkan secara berlebihan seperti itu, karena akan menimbulkan

rasa tidak senang dari yang lain. Hal ini tentunya membuat tuturan tidak

santun karena menimbulkan rasa tidak senang bagi mitra tutur dan

mempunyai kesan tidak baik.

4.3.4 Penanda Tuturan Santun

Dari analisis data peneliti tidak hanya menemukan penanda

ketidaksantunan berbahasa, namun juga menemukan penanda kesantunan

berbahasa. Penanda kesantunan berbahasa didapat dari tuturan yang

mematuhi prinsip kesantunan berbahasa, penanda kesantunan dalam kegiatan

diskusi kelas membuat kegiatan diskusi kelas menjadi kondusif dan berjalan

dengan lancar. Peneliti menemukan tiga penanda kesantunan yang dapat

membuat tuturan menjadi terasa santun ketika melakukan diskusi kelas.

Pertama, mengungkapkan ketidaksetujuan tanpa memojokkan mitra tutur.

Kedua, memberikan tanggapan positif terhadap mitra tutur. Ketiga, berhati-

hati dalam pemilihan kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

147

1. Mengungkapkan ketidaksetujuan tanpa memojokkan mitra tutur

Tuturan dapat dikatakan santun apabila tuturan tersebut dapat menjaga

mitra tuturnya dengan tidak memojokkan mitra tuturnya ketika

mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap suatu hal. Suatu tuturan

mungkin terdengar santun, tetapi karena isi tuturannya cenderung

menjelekkan atau memojokkan mitra tuturnya maka tuturan tersebut

menjadi tidak santun.

Tuturan yang seperti itu, jelas menjatuhkan muka mitra tutur di depan

mitra tuturnya yang lain, terlebih dalam kegiatan diskusi kelas yang

melibatkan banyak orang. Memang tidak ada yang menyalahkan apabila di

dalam sebuah diskusi ada ketidaksetujuan, akan tetapi seharusnya penutur

juga berusaha menjaga muka mitra tuturnya sehingga dapat meminimalkan

pertentangan. Seperti dalam tuturan.

20) Penyaji : Jadi seperti itu penjelasan dari saya, jadi

antara pantomim dan drama itu berbeda

Peserta diskusi 2 : Sebelumnya saya memeperkenalkan diri

dulu, nama saya Danea, saya sependapat

dengan jawaban dari petrus tadi bahwa

pantomim itu berbeda dengan drama,

namun perbedaan yang signifikan itu

dibagian apa ya ?

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Tuturan

merupakan tanggapan dari penutur (peserta diskusi) ketika

menanggapi jawaban mitra tutur (penyaji).

21) Penyaji : Demikian presentasi dari kelompok kami,

silahkan bagi yang mau bertanya, kami

buka 2 sesi dan setiap sesi 3 penanya,

silahkan. Ya maria silahkan

Peserta diskusi : Makasih atas kesempatannya, tadi

kelompok menjelaskan mengenai unsur

ekstrinsik karya sastra dan menurut

saya sudah lengkap tatapi saya masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

148

kurang jelas yang kelompok jelaskan

pas bagian yang psikologis itu, nah bisa

diperjelas ? ya makasih

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Penutur dan

mitra tutur (penyaji) berada dalam suatu diskusi kelas ketika sesi

tanya jawab. Tuturan merupakan tanggapan dari penutur setelah

dipersilahkan untuk bertanya

Tuturan (20) dan tuturan (21) memperlihatkan bahwa penutur

sebenarnya kurang setuju terhadap mitra tuturnya, namun penutur

menyatakan bahwa dirinya sependapat dengan jawaban mitra tutur

(penyaji), dengan tidak mengatakan ketidaksetujuannya secara terang-

terangan. Dengan begitu terlihat bahwa penutur tidak ingin memojokkan

mitra tuturnya dan mneghargai mitra tuturnya dengan begitu penutur dapat

menjaga muka mitra tuturnya dan hal ini akan sangat membantu proses

diskusi menjadi semakin baik.

2. Memberikan tanggapan positif terhadap mitra tutur

Memberikan tanggapan positif ketika berkomunikasi dapat

meminimalkan terjadinya pertentangan. Selain itu juga dapat menjaga

muka mitra tuturnya agar tidak tersinggung bahkan malu atas tanggapan

yang diberikan penutur. Terlebih dalam proses diskusi yang jelas

memberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan terhapa materi

yang didiskusikan, dengan memberikan tanggapan positif tentu akan

meminimalkan gesekan pada hubungan interpersonal satu sama lain.

15) Peserta diskusi : Sebelumnya mari kita beri applouse buat

kalompok ini karena penjelasannya

begitu jelas dan lengkap menurut saya. Penyaji : Iya terimakasih banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

149

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Tuturan

merupakan tanggapan dari penutur (peserta diskusi) terhadap

presentasi yang telah dilakukan oleh kelompok penyaji.

16) Penyaji : Ya jadi seperti itu, apa sudah dimengerti ?

Peserta diskusi : Ohh ya, terimakasih penjelasan dari teman

Ann, saya rasa penjelasannya sangat baik

dan lengkap dan pertanyaan saya sudah

terjawab.

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Tuturan

merupakan tanggapan dari penutur (peserta diskusi) terhadap

jawaban dari mitra tutur (penyaji) setelah selesai menjawab

pertanyaannya.

Tuturan (15) dan (16) memperlihatkan bahwa penutur memberikan

tanggapan positif terhadap apa yang sudah dilakukan mitra tuturnya,

dengan begitu akan membuat perasaan mitra tuturnya senang dan

meminimalkan terjadinya pertentangan. Dalam proses diskusi, tentunya

hal seperti ini akan sangat bermanfaat, karena akan membuat diskusi

menjadi semakin baik dengan adanya rasa saling menghargai.

3. Berhati-hati dalam pemilihan kata

Pemilihan kata menjadi hal yang penting ketika berkomunikasi.

Pemilihan kata yang salah dapat menyinggung atau menyakiti perasaan

mitra tuturnya, maka dalam proses berkomunikasi seseorang harus berhati-

hati dalam memilih kata yang akan dia ungkapkan kepada mitra tuturnya.

Terlebih dalam diskusi kelas, ketika memberikan tanggapan, kritik

maupun masukan, jika salah memilih kata bisa menimbulkan

kesalahpahaman. Dengan adanya kontak dan komunikasi, maka dalam

diskusi diharapkan para peserta yang telibat berhati-hati dalam memilih

kata yang akan dia ungkapkan, agar proses diskusi dapat berjalan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

150

baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman yang mengakibatkan diskusi

terganggu.

5) Peserta diskusi : (ramaii)

Penyaji : Maaf ya teman-teman tolong diperhatikan

jangan ramai nanti mengganggu peserta

diskusi yang lain Konteks: Penutur adalah seorang penyaji. Tuturan terjadi di

dalam diskusi kelas. Tuturan merupakan tanggapan penutur

ketika melihat diskusi sudah tidak kondusif karena banyak mitra

tutur yang ramai.

7) Penyaji : Silahkan apakah ada yang mau bertanya ?

Ya Regina silahkan

Peserta diskusi : Terimakasih, kelompok sudah memberi

kesempatan kepada saya, begini menurut

kelompok apa bedanya nilai moral dengan

sopan santun ? sudah, makasih.

Konteks: Penutur adalah seorang peserta diskusi. Tuturan terjadi

di dalam diskusi kelas saat sesi tanya jawab. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta diskusi) ketika penyaji

memberikan kesempatan kepadanya untuk bertanya terkait materi

yang didiskusikan.

Tuturan (5) dan (7) memperlihatkan bahwa penutur sangat berhati-hati

dalam memilih kata ketika memberikan tanggapan. Dalam tuturan (5),

penutur melihat bahwa peserta diskusi ramai dan dapat mengganggu

diskusi kelas bahkan bisa merugikan perserta diskusi yang lain, penutur

sangat berhati-hati dalam memilih kata agar dapat diterima mitra tutur dan

agar mitra tutur mau mengerti perkataannya. Penutur menggunakan diksi

yang santun yakni “maaf” dan “tolong” yang memperlihatkan bahwa

penutur menghargai mitra tuturnya walaupun mitratuturnya ramai dan

mengganggunya menjelaskan materi diskusi. Dengan kata yang santun,

mitra tutur pun mengerti dan dapat melanjutkan diskusi dengan lebih baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

151

dan kondusif. Jadi pemilihan kata memang sangat perlu diperhatikan

dalam kegiatan diskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

152

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data tuturan dalam kegiatan diskusi kelas

mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2014, peneliti

menemukan bentuk tuturan santun dan tidak santun berdasarkan prinsip

kesantunan berbahasa. Bentuk tuturan santun adalah tuturan yang mematuhi

prinsip kesantunan dengan kaidah kesantunan dari Leech dan strategi

kesantunan Brown dan Levinson. Dalam analisis data, peneliti menemukan

22 pematuhan terhadap maksim Leech, dengan rincian 8 tuturan pada maksim

kebijaksanaan, 5 tuturan pada maksim kedermawanan, 6 tuturan pada maksim

pujian dan 3 tuturan pada maksim kesepakatan, dalam setiap pematuhan

tersebut juga telah mematuhi strategi kesantunan Brown dan Levinson,

dengan 21 tuturan mematuhi kesantunan positif dan 1 tuturan mematuhi

kesantunan negatif. Tuturan yang mematuhi prinsip kesantunan tersebut dapat

dikatakan tuturan santun dan tuturan tersebut membuat jalannya diskusi

menjadi lebih kondusif.

Selain itu, peneliti juga menemukan tuturan yang melanggar prinsip

kesantunan berbahasa dan dapat dikatakan tidak santun. Bentuk tuturan yang

tidak santun adalah tuturan yang melanggar prinsip kesantunan, tuturan

tersebut melanggar kaidah kesantunan dari Leech dan strategi kesantunan

Brown dan Levinson dengan rincian 48 pelanggaran terhadap maksim Leech,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

153

yakni 11 tuturan pada maksim kebijaksanaan, 9 tuturan pada maksim

kedermawanan, 11 tuturan pada maksim pujian, 4 tuturan pada maksim

kerendahan hati, 5 tuturan pada maksim kesepakatan dan 8 tuturan pada

maksim kesimpatisan, dalam setiap pelanggaran tersebut juga terjadi

pelanggaran terhadap strategi kesantunan Brown dan Levinson, dimana

strategi yang dilanggar adalah strategi kesantunan positif. Hal tersebut jelas

akan merugikan mitra tutur dan dapat mengganggu ketika diskusi kelas

berlangsung.

Di dalam proses diskusi, baik kelompok penyaji atau pun peserta diskusi

seharusnya dapat saling mengerti sehingga tidak membuat kerugian bagi

salah satu pihak, karena diskusi adalah proses saling bertukar pikiran dan

membuat kedua belah pihak menang (win-win solution) untuk membahas atau

memecahkan suatu masalah. Terlebih ketika terjadi pelanggaran terhadap

prinsip kesantunan terlihat bahwa diskusi menjadi tidak kondusif bahkan

terhenti.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, peneliti menemukan

penanda ketidaksantunan berbahasa dalam kegiatan diskusi kelas yang

didapatkan dari data tuturan yang melanggar prinsip kesantunan berbahasa,

penanda ketidaksantunan tersebut mengakibatkan diskusi kelas menjadi

terganggu bahkan terhenti. Ada lima penyebab ketidaksantunan berbahasa

yang ditemukan peneliti. Pertama, penutur tidak bisa membedakan situasi

serius dengan bercanda. Kedua, penutur tidak bisa mengendalikan emosinya.

Ketiga, penutur mengkritik secara langsung. Keempat, penutur merendahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

154

mitra tutur. Kelima, penutur menyombongkan diri atau memuji diri di

hadapan mitra tutur.

Peneliti tidak hanya menemukan penanda ketidaksantunan berbahasa,

namun juga menemukan penanda kesantunan berbahasa. Penanda kesantunan

berbahasa didapat dari tuturan yang mematuhi prinsip kesantunan berbahasa,

penanda kesantunan dalam kegiatan diskusi kelas membuat kegiatan diskusi

kelas menjadi kondusif dan berjalan dengan lancar. Peneliti menemukan tiga

penanda kesantunan yang dapat membuat tuturan menjadi terasa santun

ketika melakukan diskusi kelas. Pertama, mengungkapkan ketidaksetujuan

tanpa memojokkan mitra tutur. Kedua, memberikan tanggapan positif

terhadap mitra tutur. Ketiga, berhati-hati dalam pemilihan kata.

5.2 Saran

Penelitian ini masih banyak terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,

peneliti mengajukan beberapa saran bagi para peneliti selanjutnya terutama

yang melakukan penelitian yang sejenis. Saran dari peneliti adalah sebagai

berikut.

1. Penelitian ini hanya membahas prinsip kesantunan dari kaidah Leech

(1993) dan strategi kesantunan dari Brown dan Levinson dalam Chaer

(2010: 52-55), sebagai penentu kesantunan dalam berkomunikasi.

Peneliti ingin jika ada penelitian yang sama, baiknya bisa menggunakan

kaidah dari ahli yang lain, juga meneliti apakah ada hubungan atau

kesamaan antara kaidah kesantunan dari ahli yang satu dengan yang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

155

karena pasti ada sesuatu yang sama dan berbeda yang pada akhirnya

menentukan sebuah kesantunan.

2. Data yang diteliti sebaiknya tidak hanya dialog dalam suatu diskusi kelas,

tetapi masih ada data lain yang bisa dijadikan objek penelitian seperti

proses pembelajaran yang menggunakan teknik atau metode lain yang

masih dalam lingkup formal.

3. Peneliti hanya menemukan strategi kesantunan positif dari Brown dan

Levinson, sementara untuk kesantunan negatif hanya ditemukan satu

penggunaan dan tidak menemukan pelanggarannya. Peneliti ingin jika

ada penelitian yang sama sebaiknya memfokuskan pada strategi

kesantunan negatif dari Brown dan Levinson karena masih sangat jarang

dipakai dalam penelitian kesantunan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

156

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Hendrikus, Dori Wuwur. 1991. Retorika: Terampil Berpidato, Berdiskusi,

Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Kanisius.

Kurniawati, Oktafiana. 2012. Analisis Pemanfaatan Prinsip Kesantunan

Berbahasa pada Kegiatan Diskusi Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1

Sleman. Skripsi S1. PBSI. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Leech, Geoffrey. 1993. The Principles of Pragmatics, diterjemahkan oleh

M.D.D. Oka. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Mulyana. 2005. Kajian Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Nugarahani, Parida. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori dan

Aplikasi. Surakarta: UNS Perss.

Parera, Jos Daniel. 1988. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta:

Erlangga.

Pranowo. 2012. Berbahasa secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Silalahi, Puspa Rinda. 2012. Analisis Kesantunan Berbahasa Siswa/i Di

Lingkungan Sekolah SMPN 5 Binjai. Skripsi S1. PBSI. Medan:

Universitas Negeri Medan.

Sukiat. 1979. Diskusi Kelompok. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Normalisasi

Kehidupan Kampus.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

157

Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. Analisis Wacana

Pragmatik, Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Yuma Pustaka.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

158

LAMPIRAN 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

159

DATA TUTURAN DISKUSI KELAS MAHASISWA PBSI UNIVERSITAS

SANATA DHARMA ANGKATAN 2014

Data Tuturan 1

Mata kuliah teori sastra (11 maret 2015)

Penyaji : Selamat pagi teman-teman, kami dari...

Peserta diskusi : (ramai)

Penyaji : Hallo teman-teman ? bisa dimulai ?

Peserta diskusi : Iyaa dimulai wae hahahaha....

Penyaji : Terimakasih atas waktu dan kesempatannya,

kami harap kalian memperhatikan ya, karena

diskusi ini penting bagi kita semua jadi mohon

kerjasamanya ya, kami dari keompok 1 akan

mempresentasikan tentang prosa dan jenis jenisnya

apa saja. Sebelum memulai presentasi, saya akan

memperkenalkan anggota kami, namun ada salah

satu dari kami yang tidak bisa hadir karena sakit.

Langsung saja, secara etimologis prosa berasal dari

bahasa italia,

Peserta diskusi : Hahahahhaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

160

Penyaji 1 : Eh, dari bahasa latin maksudnya yang artinya cerita,

dan prosa itu karangan bebas yang terikat oleh

adanya rima dan sajak.

Data Tuturan 2

Mata kuliah fonologi (11 maret 2015)

Peserta diskusi : Ini saya buka di buku dan di slide kalian kok berbeda ya ?

penulisan pesolek di buku dan slide tidak sama, yang benar

yang mana ?

Penyaji : Ohh iya mas halaman berapa ?

Peserta diskusi : Ini 53

Penyaji : Iya jadi pesolek ehh, ehh iya maaf kami salah,

penulisan kami salah, makasih mas atas masukan dan

pembenarannya bagi kelompok kami. Ya terimakasih,

ada yang mau ngasih kritik dan saran lagi ? Gimana ada

ngak ?

Penyaji : Ya gak ada ya ? cukup bagus berarti presentasi dari kami

soalnya gak ada yang mengkritik, sekian presentasi kami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

161

Data Tuturan 3

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Penyaji : Iya morest, iya morest. Moral memuat dua segi yang

berbeda yakni lahiriah dan batiniah, batiniah itu

berhubungan dengan hati kita dan lahiriah itu berhubungan

dengan diri kita, apa yang akan kita lakukan seperti itu. Jadi

moral itu itu membatasi hubungan antara hati dan perbuatan

pikiran kita. Jadi dalam bunuh diri itu tidak ada

keseimbangan antara kemauan hatinya dan perilaku yang

akan dilakukan. Mungkin menurut kelompok kami seperti

itu hubungan antara moral hidup dan bunuh diri. Untuk

yang selanjutnya akan dijelaskan oleh teman saya.

Penyaji 2 : Baik terima kasih mas Thomas, saya akan menjelaskan

mengenai faktor-faktor penyebab bunuh diri.

Data tuturan 4

Mata kuliah teologi moral (17 maret 2015)

Peserta diskusi 1 : Pertanyaan saya belum dijawab loh...

Peserta diskusi 2 : Uwes uwes Put

Penyaji 2 : Oh ya mohon maaf, tadi pertanyaan dari Putri

ternyata memang belum kami jawab, kami lupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

162

dan akan saya jawab sekarang, sambil kelompok

selanjutnya mempersiapkan presentasi ya.

Peserta diskusi 1 : Nahh to emang belom kok.

Dosen : Ya sudah sudah, saya menangkap kelompok ini

kurang konsisten terhadap apa yg dikaji ya, ya nanti

saya akan menjelaskan pertanyaan yang belum

terjawab ya, oke berikan applouse

Data tuturan 5

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Peserta diskusi : Emm jadi intinya sama ? kan termasuk dalam nilai

moral ?

Penyaji 1 : Nah iya bisa dikatakan begitu, ya apakah ada yang

lain ?

Peserta diskusi 1 : (berdiri) ya saya

Peserta diskusi 2 : Hahahaha (melihat ke arah penanya)

Penyaji 1 : Maaf ya teman-teman, tolong diperhatikan

jangan ramai nanti mengganggu peserta diskusi

yang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

163

Data tuturan 6

Mata kuliah fonologi (3 maret 2015)

Penyaji : Baik terimaksih buat teman Ann, dari yang kami

baca di buku hal 32 itu ada contohnya juga bisa

dilihat teman-teman. Jadi itu bukan semakna, itu

berkaitan dengan makna, namun yang kita bahasa

adalah bunyi jadi bisa ditanyakan ke kelompok

selanjutnya ya. Jadi seperti itu jawaban dari

kelompok kami mbak, apakah dapat diterima ? atau

masih ada yang ingin ditanyakan ?

Terimakasih teman-teman, saya selaku penyaji

sangat senang sekali dengan antusiasme dari

para teman-teman yang hadir dan memberikan

pertanyaan juga masukan yang baik bagi

kelompok kami, sekian dan terimakasih

Data tuturan 7

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Penyaji : Nah itu ada beberapa nilai yang ada dalam novel

tersebut, bisa dilihat ya ada nilai moral, estetik dsb.

Ya demikian presentasi dari kelompok kami,

silahkan bagi teman-teman yang mau bertanya. Ya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

164

siapa lagi ? ada yang ingin bertanya lagi ? ya

silahkan mbaknya dulu

Peserta diskusi : Ya terima kasih kelompok sudah melakukan

presentasi dengan baik, yang saya tanyakan apa

bedanya nilai moral dan sopan santun ? atau

apakah sama ? kalau beda apakah yang

membedakan itu ?

Data tuturan 8

Mata kuliah fonologi (3 maret 2015)

Penyaji : Jadi itu bukan semakna, itu berkaitan dengan

makna, namun yang kita bahasa adalah bunyi

jadi bisa ditanyakan ke kelompok selanjutnya

ya. Jadi seperti itu jawaban dari kelompok kami

mbak, apakah dapat diterima ? atau masih ada

yang ingin ditanyakan ?

Peserta diskusi : Ya ya sudah cukup, makasih

Data tuturan 9

Mata kuliah teori sastra (11 maret 2015)

Penyaji : Ee sekian presentasi dari kelompok kami,

Peserta diskusi : Ehh udah selesai ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

165

Penyaji : Iya maaf sebelumnya kami kekurangan pustaka

karena kami sulit mencarinya jadi contoh yang

disajikan tadi masih kurang dan maaf tadi

sebenarnya dalam pembahasannya agak terlalu

lama, soalnya kata ibu Septi minggu lalu yang

membahas akan ditunjuk dan terima kasih.

Data tuturan 10

Mata kuliah fonologi (3 maret 2015)

Penyaji : Sebelumya saya mohon maaf, soalnya saya itu

agak susah mengatakan huruf “f” dan “ep”, jadi

apabila nanti salah mohon maaf

Peserta diskusi : Hahahaa

Penyaji : Nah ponemik itu....

Peserta diskusi : Hahahahaha po po

Penyaji : Jangan diketawain dong

Data tuturan 11

Mata kuliah fonologi (3 maret 2015)

Penyaji 1 : Ehh kok tidak bisa (powerpoint tidak bisa di klik)

Peserta disusi : Nah nah nah hahahaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

166

Penyaji 1 : Maaf ibu Yuli dan teman-teman ada kesalahan

teknis sedikit, mohon tunggu sebentar

Data tuturan 12

Mata kuliah teologi moral (17 maret 2015)

Penyaji : Ya terimakasih, mungkin masih ada yang ingin

ditanyakan ? oh ya mbak silahkan

Peserta diskusi : Saya cuma mau tanya apakah di makalah

dicantumkan daftar pustakanya ? soalnya kan itu di

slide tidak ada, dan seharusnya kan tetap harus di

cantumkan menurut saya dan kalian mengambil dari

buku atau internet atau dari mana, ya terimakasih

Penyaji : Ohh iya maaf, kami lupa mencantumkan

sumbernya, kami mengambil dari internet dan

juga buku tapi kami lupa cantumkan itu mbak

di slide, kalau di makalah ada kok mbak dan ini

kesalahan kami, makasih mbak sudah

mengingatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

167

Data tuturan 13

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Penyaji : Apakah ada yang mau bertanya lagi ? ohh ya yang

dibelakang

Peserta diskusi : Saya mau menambahkan saja, coba di slide ke 2 apa

3 tadi, nah ya itu, apakah benar cara kalian menulis

kutipan seperti itu ?

Penyaji : Yang mana mbak, ohh iya iya itu kesalahan

kami, kami kurang cermat dalam menulis

kutipan, terimakasih atas pembenarannya mbak,

apakah ada lagi ?

Data tuturan 14

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Peserta Diskusi 1 : Eee mungkin saya bisa sedikit membantu

kelompok, karena dulu saya di SMA dari jurusan

bahasa dan mengerti akan hal tersebut

Peserta Diskusi 2 : Wuissss, wuihhh hebat (tepuk tangan)

Peserta Diskusi 1 : Yaya sudah makasih, saya lanjutkan yaa...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

168

Data tuturan 15

Mata kuliah teologi moral (17 maret 2015)

Peserta diskusi : Sebelumnya mari kita beri applouse buat

kalompok ini karena penjelasannya begitu jelas

dan lengkap menurut saya.

Penyaji : Iya terimakasih banyak

Data tuturan 16

Mata kuliah teori sastra (11 maret 2015)

Penyaji : Ya jadi seperti itu, apa sudah dimengerti ?

Peserta diskusi : Ohh ya, terimakasih penjelasan dari teman Ann,

saya rasa penjelasannya sangat baik dan lengkap

dan pertanyaan saya sudah terjawab.

Data tuturan 17

Mata kuliah retorika (9 maret 2015)

Penyaji : Eee kemudian selanjutnya teman-teman yg

memberikan tanggapan, ya yangg pertama suster,

kedua Aan, Puput, Ino dan Ata, silahkan suster

Peserta diskusi : Terimakasih atas kesempatannya, yang pertama

teman-teman mari kita berikan applouse buat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

169

temen kita, karena saya pikir dalam waktu 1

minggu ini kalian bisa membuat video yang

cukup bagus dan denagn tema yang cukup

menarik. Saya rasa sudah bagus mengingat

banyak tugas-tugas lain yang mengantri ya, dan

kalian bisa membuat seperti itu jadi saya

mengapresiasinya.

Data tuturan 18

Mata kuliah retorika (9 maret 2015)

Penyaji : Yang lain silahkan, Ohhh ya silahkan Petrus

Peserta diskusi : Terimakasih atas waktunya, videonya bagus

sekali suaranya jelas hanya dibagian akhir tadi

agak gak jelas, tapi kelompok ini kompak dan

bagus, masalah formal atau tidaknya itu

masukan bagi kelompok lain yang belum tampil

tapi alangkah lebih bagusnya apabila tadi

ditambahkan simpulan terkait bahan bahasan

yang ada di talkshownya pasti akan lebih bagus,

itu saja makasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

170

Data tuturan 19

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Penyaji : Makasih teman Petrus sudah membantu

kelompok menjawab pertanyaan dan dengan

jawaban yang bagus dengan literatur yang

berbeda dengan yang kami pakai sehingga bisa

saling melengkapi ya mas, hehe

Peserta diskusi : Iya iya sama-sama

Data tuturan 20

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Penyaji : Jadi seperti itu penjelasan dari saya, jadi antara

pantomim dan drama itu berbeda

Peserta diskusi : Sebelumnya saya memeperkenalkan diri dulu, nama

saya Danea, saya sependapat dengan jawaban

dari Petrus tadi bahwa pantomim itu berbeda

dengan drama, namun perbedaan yang

signifikan itu dibagian apa ya ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

171

Data tuturan 21

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Penyaji : Demikian presentasi dari kelompok kami, silahkan

bagi yang mau bertanya, kami buka 2 sesi dan setiap

sesi 3 penanya, silahkan. Ya maria silahkan

Peserta diskusi : Makasih atas kesempatannya, tadi kelompok

menjelaskan mengenai unsur ekstrinsik karya

sastra dan menurut saya sudah lengkap tatapi

saya masih kurang jelas yang kelompok jelaskan

pas bagian yang psikologis itu, nah bisa

diperjelas ? ya makasih

Data tuturan 22

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Penyaji : Selanjutnya, silahkan mas

Peserta diskusi : Terimakasih kesempatannya, oke sebenarnya

penjelasan dari mbak Regina sudah jelas dan

saya mengerti, tapi saya hanya ingin lebih

diperjelas lagi bagian latar belakang pengarang,

terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

172

Data tuturan 23

Mata kuliah fonologi (3 maret 2015)

Peserta diskusi : Lho lha itu sama kayak yang tadi ! (memotong

penjelasan penyaji)

Penyaji : Nggak, bisa saya teruskan dulu ?

Data tuturan 24

Mata kuliah fonologi (3 maret 2015)

Penyaji : Opo eneh ?

Peserta diskusi : Responnya ?

Penyaji : Yo kui, responnya kita menangkap itu bo !

Data tuturan 25

Mata kuliah teori sastra (11 maret 2015)

Penyaji : Menurut KBBI novel adalah karangan prosa yang

panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan

seseorang dengan orang disekelilingnya dengan

Peserta Diskusi : Kurang cepat !!

Penyaji : Ohh iya iyaa saya ulangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

173

Data tuturan 26

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Penyaji : Prosa berasal dari bahasa itali

Peserta Diskusi 1 : Ssstt ssstt pinjem bolpen (volume keras)

Peserta Diskusi 2 : Iya iya bentar

Penyaji : Bisa dilanjutkan ?

Data tuturan 27

Mata kuliah fonologi (10 maret 2015)

Penyaji : Ya sudah dijawab ya ? nah silahkan yang mau

memberi saran, kritik atau

Peserta diskusi : Saya ! saya tadi belum dijawab, manfaat itu

seperti apa dan buat apa !

Data tuturan 28

Mata kuliah fonologi (10 maret 2015)

Penyaji : Ohh iya iya, kalau pengalamanku dalam pelajaran

fonologi itu ya seperti yang dibilang mas Phillipus

tadi, yah terimakasih mas philipus sarannya

Peserta diskusi 1 : Loh ! itu pertanyaan ! (intonasi naik)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

174

Peserta diskusi 2 : Hahahahaha

Data tuturan 29

Mata kuliah teologi moral (17 maret 2015)

Penyaji : Mungkin ada sanggahan, atau masukan lain ?

hehee.... ada gak ? gak ya ? ohh ya masnya yang

dibelakang

Peserta diskusi 1 : Aduh dia lagi (melihat ke orang yang ditunjuk

penyaji)

Peserta diskusi 2 : Hahahahaha

Data tuturan 30

Mata kuliah fonologi (10 maret 2015)

Penyaji 1 : Nah baik teman-teman yang selanjutnya akan

dijelaskan oleh Valen

Peserta diskusi : Uhuyy hahaha (tepuk tangan)

Penyaji 2 : Apasih !

Data tuturan 31

Mata kuliah fonologi (3 maret 2015)

Penyaji : Apakah ada yang ingin bertanya ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

175

Opo ? (apa ?)

(melihat ke peserta diskusi yang tunjuk tangan)

Peserta diskusi 1 : Hahahahaha

Peserta diskusi 2 : Saya mau tanya loh

Data tuturan 32

Mata kuliah fonologi (3 maret 2015)

Penyaji : Ya ya seperti itu, jadi dari menyimak dulu baru

nanti ke ketiga itu sampai dia bisa memahami

ucapan seseorang itu, jadi

Peserta diskusi : Lhah trus kalo organisnya ? (memotong

pembicaraan)

Penyaji : Jadi ya, pie ? eh (melihat ke teman sekelompok)

Data tuturan 33

Mata kuliah fonologi (3 maret 2015)

Penyaji : Apakah masih ada yang ingin ditanyakan ? Pie ?

udah ya ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

176

Data tuturan 34

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Peserta Diskusi : Hahahaha galau

Penyaji : Ya itu ya, sudah ketawanya ?!! Yang selanjutnya

yang kesembilan memiliki riwayat keluarga bunuh

diri.

Data tuturan 35

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Penyaji : Mereka melakukan tindakan melawan norma-norma

yang sudah ditetapkan, misalnya orang tuanya

bunuh diri terus apa yang dilakukan anak-anaknya ?

jadi itu hal yang menyimpang menurut kelompok

kami. Apakah ada tanggapan ?

Peserta Diskusi 1 : Dong ra ? (mengerti tidak ?) dong ra ? (mengerti

tidak ?) ra dong (tidak mengerti) hahaha

Peserta Diskusi 2 : Ojo koyo ngono to ! (jangan seperti itu ya) yaya

mengerti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

177

Data tuturan 36

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Penyaji : Maksudnya ?

Peserta diskusi : Jangan dipotong, ini belum selesai ! Jadi apakah

jika dilakukan euphanasia itu tidak melanggar moral

hidup ? kan jika hidup memberatkan tapi jika

dilakukan menghilangkan nyawa dan itu melanggar

perintah Allah.

Data tuturan 37

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Penyaji : Intinya gini loh, gimana ya, ya orang bunuh diri

atau euphanasia itu tergantung mental dan imannya

Peserta diskusi : Terus jawabannya ?

Penyaji : Iya itu jawabannya mas, coba mas perhatikan

baik-baik sebelum memberi sanggahan !

Data tuturan 38

Mata kuliah teologi moral (17 maret 2015)

Peserta diskusi : Hubungan anak dengan orang tua itu yang baik

seperti apa dan yg buruk seperti apa, terus jika ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

178

konflik anatara orang tua dan anak gereja

memandanganya seperti apa, lalu kan di gereja

dasar hidupnya kasih adalagi gak sih dasar yang

lainnya ? atau syarat-syarat yang mendasar, ya baik

seperti itu.

Penyaji 1 : Ee baik, koe do dong pertanyaane ora ? (kalian

tahu pertanyaannya tidak ?)

Penyaji 2 : Ora e, (tidak) hahaaha

Data tuturan 39

Mata kuliah fonologi (10 maret 2015)

Peserta diskusi 1 : Terus bekalnya ini untuk apa ?

Penyaji : Nah kalu itu saya juga kurang tahu mas,

bekalnya untuk apa ! nanti ditanyakan ke bu

Yuli yaa

Peserta diskusi 2 : Hahahahaa

Data tuturan 40

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Peserta diskusi : Jadi tokoh protagonis, antagonis daan tritagonis

harus ada ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

179

Penyaji : Iya, biar ceritanya jadi lebih seru juga kan ?!

Peserta diskusi : Iya !

Data tuturan 41

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Peserta diskusi 1 : Terus tadi kan ada yang dijelaskan oleh fiki

mengenai akibat dari bunuh diri kan memberatkan

keluarga

Fiki (penyaji) : Ehhh saya tidak begitu !!

Peserta diskusi 2 : Hahahaha nah lohh piye (bagaimana ?)

Data tuturan 42

Mata kuliah fonologi (3 maret 2015)

Penyaji : Nah ini adalah perbedan dari fonemik dan fonetik,

sebelumnya ada yang tau gak perbedaan antara

fonemik dan fonem ?

Peserta diskusi : Yo engak lah !! (ya tidak) hahahaha

Data tuturan 43

Mata kuliah teologi moral (17 maret 2015)

Penyaji : Ya silahkan mbak kalau mau bertanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

180

Peserta diskusi : Terimakasih atas kesempatannya. Oke

terimakasih atas presentasi yang sangat singkat

dan membingungkan ini, kalian disini justru

menjelaskan mengenai anak bukan keseluruhan

keluarga, sementara judulnya kan keluarga, itu

gimana ? makasih

Data tuturan 44

Mata kuliah teologi moral (17 maret 2015)

Penyaji : Ya siapa yang mau bertanya ? ohh ya mas silahkan

pertanyaannya.

Peserta Diskusi : Jadi begini, sejujurnya saya gak paham dengan

presentasi dari kelompok ini, antara judul dan

pembahasan tidak sesuai. Judulnya kan peranan

keluarga, nah yang di jelaskan kelompok justru

peran anak, anak dan anak

Data tuturan 45

Mata kuliah retorika (9 maret 2015)

Penyaji : Iya mbak puput silahkan

Peserta diskusi : Ohh ya, jadi menurut saya video tadi kurang

jelas, audionya juga kurang jelas, jadi masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

181

kurang dan kalau bisa membuat videonya itu di

tempat yang sepi biar gak ada suara lain yang

masuk gitu

Data tuturan 46

Mata kuliah teologi moral (17 maret 2015)

Penyaji : Silahkan yang mau bertanya atau menambahkan, ya

mas silahkan

Peserta diskusi : Begini saya cuma mau menambahkan kalau

copy dari buku atau pun internet itu jangan lupa

cantumkan sumber agar tidak jadi plagiat !

Penyaji : Oh iya mbak makasih

Data tuturan 47

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Peserta diskusi : (ramaii)

Penyaji : Kalian bisa diam ngak ? kami sedang mencari

jawabannya !

Data tuturan 48

Mata kuliah teori sastra (11 maret 2015)

Peserta diskusi : Terus apa maksud dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

182

Penyaji : Iya maksudnya itu tadi, saya kan sudah

menjelaskannya mas, makanya kalau dijelaskan

jangan ramai sendiri !

Data tuturan 49

Mata kuliah retorika ( 9 maret 2015)

Penyaji : Yah kami dari kelompok 1, disini kami mengambil

tema video sebuah talkshow

Peserta diskusi : Apa ? kurang keras woy !!

Data tuturan 50

Mata kuliah teologi moral (17 maret 2015)

Penyaji : Selanjutnya kami akan menjawab pertanyaan

yang kedua, kita tuh ga tau soalnya kita disini

belum berkeluarga !

Data tuturan 51

Mata kuliah retorika (9 maret 2015)

Penyaji : Baiklah teman-teman ini adalah video hasil kerja

kelompok kami dan kami harap kalian

memperhatikannya ya

(video diputar)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

183

Peserta diskusi : Peteng peteng !! (gelap gelap)

Penyaji : Maaf ya memang agak gak jelas

Data tuturan 52

Mata kuliah teori sastra (11 maret 2015)

Penyaji : Jadi maksudnya mas Phillipus itu menyanggah,

memberi saran atau bertanya ?

Peserta diskusi : Ya saya bertanya tapi kan tadi jawaban anda belum

bisa saya mengerti

Penyaji : Intinya unsur pembangun prosa dari luar !!

(nada keras)

Peserta diskusi : Santai

Penyaji : Biar jelas !

Data tuturan 53

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Penyaji : Gimana mas apakah sudah paham ?

Peserta diskusi : Emmm itu kan unsur sosiologis tapi kok begitu ?

Penyaji : Lah emang begitu, gimana sih, dong gak sih !

(mengerti tidak ?)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

184

Data tuturan 54

Mata kuliah fonologi (10 maret 2015)

Penyaji : Apakah ada yang masih mau bertanya ? ngak

ada ya ? woow bagus berarti presentasi dari

kelompok kami ya.

Data tuturan 55

Mata kuliah fonologi (10 maret 2015)

Penyaji : Sebentar jawaban dari mas Ato masih kami cari

Peserta diskusi : Pertanyaan saya bagus jadi sulit ditemukan

jawabannya

Data tuturan 56

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Penyaji : Bisa dimengerti ya yang saya jelaskan ? saya rasa

penjelasan saya sudah sangat jelas dan lengkap

Peserta diskusi : Iya iya

Data tuturan 57

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Penyaji : Ya demikian presentasi dari kelompok kami,

kami rasa presentasi yang kami lakukan sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

185

sangat jelas ya teman-teman, nah apakah ada

yang ingin bertanya ?

Data tuturan 58

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Penyaji : Apa ada tanggapan ?

Peserta diskusi : Ya saya tidak setuju bila jihad adalah jalan

hidup, kebanyakan dari orang yang berjihad itu

karena dicuci otaknya oleh seseorang, jadi saya

tidak sependapat

Data tuturan 59

Mata kuliah teori sastra (11 maret 2015)

Penyaji : Jadi seperti itu perbedaan antara novelet dan cerpen

menurut saya, bagaimana mbak ?

Peserta diskusi : Saya tidak setuju, jika seperti itu maka

perbedaan novelet dan cerpen itu apa ? coba

jelaskan dengan lebih detail !

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

186

Data tuturan 60

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Penyaji : Kalau menurut kami bisa juga, tapi itu lebih

cenderung ke fanatik ke agamnya itu, jadi gimana

ya

Peserta diskusi : Eee itu perlu diralat ya, karena itu bukan dari

agama tapi karena otaknya itu dicuci, jadi bisa

diralat jangan menyalahkan agama !!

Data tuturan 61

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Peserta diskusi 1 : Terimakasih atas waktunya, saya ingin

menambahkan kepada kelompok mengenai

pertanyaan dari Raden, nah menurut buku Thew

1984 ya

Peserta diskusi 2 : Wuiss hahahahaa

Peserta diskusi 1 : Sudah ? nah sebenarnya berbeda ya antara

unsur ekstrinsik drama dan prosa, kalo prosa

kita tidak mengalami atau melihat secara

suprasegmental, sementara dalam drama itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

187

digunakan untuk mendukung drama, jadi buat

kelompok mohon dibaca lagi di sumbernya !

Penyaji : Iya iya mas

Data tuturan 62

Mata kuliah teologi moral (17 maret 2015)

Penyaji : Jadi begitu presentasi dari

Peserta diskusi : Sebentar, saya tidak setuju dengan jawaban

kelompok tadi mengenai keluarga, tadi yang

dijelaskan malah kebanyakan tentang anak

bukan keseluruhan keluarga itu apa.

Data tuturan 63

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Peserta Diskusi : Hahaha, eaa, eaa, itunya di klik, eaaa

Penyaji : Nahh, ininya gak mau

Peserta Diskusi : Aaa ininya gak mau (menirukan)

Penyaji : Sebentar sebentar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

188

Data tuturan 64

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Penyaji : Ya selanjutnya adalah alur, alur adalah rang....

rang... (terdiam)

Peserta Diskusi : Hasyah hasyah hyaaa hyaaaa

Penyaji : Rangkaian, iya rangkaian jalan cerita dan disusun

berdasarkan urutan waktu

Data tuturan 65

Mata kuliah teori sastra (16 maret 2015)

Penyaji 1 : Ya selamat siang teman-teman, ya kami dari

kelompok 6 akan mempresentasikan tentang unsur-

unsur ekstrinsik drama, sebelumnya kami ingin

perkenalan dulu dari yang paling kanan

Penyaji 2 : Oke yang pertama saya akan menjelaskan tentang

Peserta Diskusi : Hahahahahhaha perkenalan perkenalan

Data tuturan 66

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Penyaji : Lalu apa sih hubungan antara bunuh diri dengan

moral hidup ? ini sebelumnya moral, moral itu apa ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

189

moral sendiri berasal dari bahasa latin yakni

moremm, eh morest .....

Peserta Diskusi : Hahaha morem opo (apa) morest ? hahahaha

Data tuturan 67

Mata kuliah fonologi (10 maret 2015)

Penyaji : Lalu ada huruf O, O kaya gini misal kata toko, loko,

kalau untuk O separo gini

Peserta diskusi : Hahahahaha separo wooo, bahasa Indonesia woii

Penyaji : Eh setengah maaf (tertunduk malu), lanjut ya

misalnya kata telepon

Data tuturan 68

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Penyaji : Ohh ngak maaf kalau salah, kan kita masih

membahas isis atau jihad ya, jadi tadi dikatakan

menyangkut ke agama karena fanatiknya dan

pemahamannya yang salah. Jadi isis itu loh, kalo

isis itu kan meee... meee...

Peserta diskusi : Hahahahahah menangis po ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

190

Data tuturan 69

Mata kuliah fonologi (10 maret 2015)

Penyaji : Dalam huruf I itu ada dua huruf (menulis di papan)

misalnya I, I murni itu tandanya i kecil pake

kotakan gini

Peserta diskusi : Pake ? hahahahaha

Penyaji : Pakai maaf-maaf, misalnya kata I murni misalnya

kata ini, itu

Data tuturan 70

Mata kuliah teologi moral (3 maret 2015)

Penyaji : Yak masnya silahkan

Peserta diskusi : Wuiss Prapto nanya, Prapto nanya hahahaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

191

LAMPIRAN 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

191

TRIANGULASI

Berikut ini merupakan tabulasi dan triangulasi data tuturan mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma dalam kegiatan diskusi kelas, dari penelitian

yang berjudul Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI angkatan 2014. Berilah tanda (V) pada kolom setuju apabila Anda setuju

bahwa tuturan yang tercetak tebal merupakan tuturan yang sesuai dengan teori. Berilah tanda (X) pada kolom tidak setuju apabila Anda tidak setuju bahwa

tuturan yang tercetak tebal merupakan tuturan yang tidak sesuai dengan teori.

Maksim Kebijaksanaan dan Strategi Kesantunan

Data

Pematuhan

Tuturan

Konteks

Analisis

Kesesuaian

dengan teori

(Triangulator)

Setuju Tidak

Setuju

1. Maksim Kebijaksanaan:

Buatlah

keuntungan orang

lain sebesar

mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Melebihkan

pengertian dan

keinginan kepada

pendengar

Penyaji : Selamat pagi teman-

teman, kami dari...

Peserta diskusi : (ramai)

Penyaji : Hallo teman-teman ?

bisa dimulai ?

Peserta diskusi : Iyaa dimulai wae

hahahaha....

Penyaji : Terimakasih atas

waktu dan

kesempatannya,

kami harap kalian

memperhatikan ya,

karena diskusi ini

penting bagi kita

semua jadi mohon

kerjasamanya ya.

Penutur adalah seorang

penyaji. Tuturan terjadi

di dalam diskusi kelas.

Tuturan ditujukan kepada

seluruh mitra tutur

(peserta diskusi) ketika

akan memulai jalannya

diskusi kelas.

Penutur bermaksud untuk

menghormati mitra tutur

yang telah datang mengikuti

diskusi kelas, hal ini akan

memberikan keuntungan

kepada mitra tutur yakni

perasaan senang mengikuti

diskusi kelas ini karena

sangat dihormati dan

dihargai kedatangannya.

Terlebih penutur

menggunakan diksi yang

mencerminkan kesantunan

yakni “terimakasih”. Selain

itu, penutur telah

menunjukkan kedekatan dan

solidaritas dengan mitra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

192

tutur karena bagaimana pun

mereka teman satu kelas

dan akan lebih baik jika

menghindari pertentangan

sehingga proses diskusi

kelas dapat berjalan dengan

lancar karena adanya rasa

solidaritas.

o Cara bertutur dalam tuturan

tersebut juga menunjukkan,

bahwa penutur menjaga

muka positif mitra tuturnya

dengan menggunakan

kesantunan positif yakni

melebihkan pengertian dan

keinginan kepada

pendengar. Penutur

menunjukkan pengertianya

kepada mitra tutur, sehingga

mitra tutur akan merasa

lebih dihormati.

2.

Maksim kebijaksanaan:

Buatlah

keuntungan orang

lain sebesar

mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Melebihkan

perhatian,

Peserta diskusi : Ini saya buka di buku

dan di slide kalian

kok berbeda ya ?

penulisan pesolek di

buku dan slide tidak

sama, yang benar

yang mana ?

Penyaji : Ohh iya mas halaman

berapa ?

Peserta diskusi : Ini 53,

Penutur adalah seorang

penyaji. Tuturan terjadi

di dalam diskusi kelas.

Tuturan merupakan

tanggapan dari penyaji

ketika mendapat

sanggahan dari mitra

tutur (peserta diskusi)

bahwa yang ditayangkan

di slide berbeda dengan

Penutur bersedia menerima

dan mengakui

kesalahannya. Hal itu akan

memberikan efek positif

dan keuntungan bagi mitra

tutur, karena mitra tutur

akan merasa pendapatnya

benar dan itu akan menjaga

muka positif mitra tutur di

depan peserta diskusi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

193

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji : Iya jadi pesolek ehh,

ehh iya maaf kami

salah, penulisan

kami salah, makasih

mas atas masukan

dan pembenarannya

bagi kelompok kami.

yang ada di buku acuan.

lain, serta merasa dihargai

(direspon dengan baik).

o Cara bertutur dalam tuturan

tersebut, mencerminkan

bahwa penutur menjaga

muka positif mitra tuturnya

dengan menggunakan

kesantunan positif yakni

melebihkan perhatian,

persetujuan dan simpati

kepada mita tutur. Penutur

mencoba untuk menghargai

tindakan yang dilakukan

mitra tutur yakni

memberikan masukan untuk

kelompok penyaji dengan

begitu mitra tutur akan

merasa pendapatnya benar

dan dihargai.

3. Maksim kebijaksanaan:

Buatlah

keuntungan orang

lain sebesar

mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Melibatkan penutur

dan mitra tutur

dalam aktivitas

Penyaji 1 : Mungkin menurut

kelompok kami seperti itu

hubungan antara moral

hidup dan bunuh diri.

Untuk yang selanjutnya

akan dijelaskan oleh

teman saya.

Penyaji 2 : Baik terimakasih mas

Thomas, saya akan

menjelaskan mengenai

faktor-faktor penyebab

bunuh diri.

Penutur adalah seorang

penyaji. Tuturan terjadi

di dalam diskusi kelas.

Tuturan merupakan

tanggapan dari penyaji

terhadap mitra tutur

(penyaji lain di

kelompoknya) yang

mempersilahkannya

untuk melanjutkan

penjelasan materi diskusi

presentasi ketika sedang

berlangsung.

Penutur bermaksud untuk

menghargai mitra tutur yang

telah memberikan

kesempatan untuk

menjelaskan materi diskusi,

dengan saling menghargai

maka akan terjadi

solidaritas dan jalannya

proses diskusi akan berjalan

dengan baik. Terlebih

didukung dengan

penggunaan diksi yang

mencerminkan kesantunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

194

“terimakasih” dan “mas”

dan dapat diartikan bahwa

penutur menghargai

kesempatan yang diberikan

dan menghormati mitra

tutur yang dianggap lebih

tua darinya, dengan

mengucapkan “mas” dan

juga kata tersebut sering

dijumpai dalam budaya

jawa yang menandakan

bahwa penutur

menghormati mitra tutur

walaupun mitra tutur

mungkin tidak lebih tua dari

penutur.

o Cara bertutur dalam tuturan

tersebut mencerminkan

bahwa penutur menjaga

muka positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif, yakni

melibatkan penutur dan

mitra tutur dalam aktivitas.

Tuturan tersebut membuat

penutur menjadi terlibat

dalam kegiatan diskusi dan

mendapat kesempatan untuk

menjelaskan materi diskusi,

dengan begitu penutur akan

bisa menjelaskan materi dan

kemampuannya akan dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

195

oleh dosen sehingga

mendapatkan nilai. Dengan

adanya solidaritas, tentu

akan membuat proses

diskusi menjadi semakin

baik dan kondusif.

4. Maksim kebijaksanaan:

Buatlah

keuntungan orang

lain sebesar

mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Peserta diskusi 1: Pertanyaan saya

belum dijawab loh...

Peserta diskusi 2: Uwes uwes put

Penyaji : Oh ya mohon

maaf, tadi

pertanyaan dari

Putri ternyata

memang belum

kami jawab, kami

lupa dan akan saya

jawab sekarang,

sambil kelompok

selanjutnya

mempersiapkan

presentasi ya. Peserta diskusi 1: Nahh too emang

belom kok

Penutur adalah seorang

penyaji. Tuturan terjadi

di dalam diskusi kelas.

Tuturan merupakan

tanggapan penutur atas

pernyataan dari mitra

tuturnya (salah satu

peserta diskusi) yang

merasa pertanyaannya

belum dijawab.

Penutur mengakui bahwa

salah satu pertanyaan dari

peserta diskusi belum

terjawab, padahal proses

diskusi sudah selesai dan

peserta diskusi sudah lupa

akan hal itu. Hal tersebut

akan membuat keuntungan

bagi mitra tutur, karena

mitra tutur merasa dihargai

dan dihormati oleh

kelompok penyaji, juga

mitra tutur akan senang

karena pernyataanya

memang benar tidak seperti

yang dikatakan peserta

diskusi lainnya yang

mengatakan sudah dijawab.

o Cara bertutur dalam tuturan

tersebut memperlihatkan

bahwa penutur menjaga

muka positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif yakni

melebihkan perhatian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

196

persetujuan dan simpati.

Penutur mencoba untuk

menghargai dan menerima

pernyataan dari mitra tutur

bahkan membenarkan

pernyataannya, sehingga

melindungi muka positif

mitra tutur.

5. Maksim kebijaksanaan:

Buatlah kerugian

orang lain sekecil

mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Peserta diskusi: (ramaii)

Penyaji : Maaf ya teman-

teman, tolong

diperhatikan jangan

ramai nanti

mengganggu peserta

diskusi yang lain

Penutur adalah seorang

penyaji. Tuturan terjadi

di dalam diskusi kelas.

Tuturan merupakan

tanggapan penutur ketika

melihat diskusi sudah

tidak kondusif karena

banyak mitra tutur

(peserta diskusi) yang

ramai.

Penutur melihat bahwa

situasi diskusi sudah tidak

kondusif dengan adanya

beberapa peserta diskusi

yang ramai sendiri, padahal

proses diskusi masih

berlangsung. Hal tersebut

akan membuat peserta

diskusi yang lain merasa

terganggu, bahkan juga bagi

kelompok penyaji. Penutur

ingin membuat diskusi

kembali kondusif, dengan

memberikan peringatan

kepada peserta diskusi yang

ramai dengan kata-kata

halus dan diksi yang

mencerminkan kesantunan

“maaf”, yang menandakan

bahwa penutur

menghormati mitra

tuturnya. Penutur tidak

ingin peserta diskusi yang

lain terganggu dan bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

197

yang ramai pun agar

memperhatikan, karena hal

itu penting menyangkut

materi kuliah bahkan nilai,

dengan begitu penutur telah

meminimalkan kerugian

bagi mitra tuturnya.

o Cara bertutur dalam tuturan

tersebut memperlihatkan

bahwa penutur menjaga

muka positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif yakni

melebihkan perhatian,

persetujuan dan simpati.

Penutur terlihat

memperhatikan semua

peserta diskusi yang hadir

dan memberikan simpati

kepada peserta diskusi yang

merasa terganggu dengan

kelakuan peserta diskusi

lain yang ramai, dengan

pernyataan yang enak

didengar sehingga peserta

diskusi yang ramai juga

merasa dihargai.

6. Maksim kebijaksanaan:

Buatlah

keuntungan orang

lain sebesar

mungkin

Penyaji : Terimakasih teman-

teman, saya selaku

penyaji sangat senang

sekali dengan

antusiasme dari para

Penutur adalah seorang

penyaji. Tuturan terjadi

di dalam sebuah diskusi

kelas yang ditujukan

kepada seluruh mitra

Penutur bermaksud untuk

menghormati partisipasi

mitra tutur yang telah

mengikuti diskusi kelas

dengan antusias. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

198

Strategi kesantunan

positif:

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

teman-teman yang

hadir dan

memberikan

pertanyaan juga

masukan yang baik

bagi kelompok kami,

sekian dan

terimakasih

Peserta diskusi: Prokk prokk (tepuk

tangan)

tutur (peserta diskusi)

ketika akan mengakhiri

jalannya diskusi kelas.

akan memberikan

keuntungan kepada mitra

tutur, yakni perasaan senang

mengikuti diskusi kelas ini

karena sangat dihormati dan

dihargai kehadiran dan

partisipasinya ketika diskusi

berlangsung.

o Cara bertutur dalam tuturan

tersebut memperlihatkan

bahwa penutur menjaga

muka positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif yakni

melebihkan perhatian,

persetujuan dan simpati.

Penutur mencoba untuk

menghargai dan

menghormati partisipasi

dari peserta diskusi.

7. Maksim kebijaksanaan:

Buatlah

keuntungan orang

lain sebesar

mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

Penyaji : Silahkan apakah

ada yang mau

bertanya ? Ya

Regina silahkan

Peserta diskusi : Terimakasih,

kelompok sudah

memberi

kesempatan

kepada saya,

begini menurut

kelompok apa

bedanya nilai

Penutur adalah seorang

peserta diskusi. Tuturan

terjadi di dalam diskusi

kelas saat sesi tanya

jawab. Tuturan

merupakan tanggapan

dari penutur (peserta

diskusi) ketika penyaji

memberikan kesempatan

kepadanya untuk

bertanya terkait materi

yang didiskusikan.

Penutur bermaksud untuk

menghargai mitra tutur

yang telah memberikan

kesempatan kepadanya

untuk bertanya tentang

materi diskusi. Penutur

menggunakan diksi yang

mencerminkan kesantunan

“terimakasih”, yang dapat

diartikan bahwa penutur

menghargai kesempatan

yang diberikan dan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

199

simpati moral dengan

sopan santun ?

sudah, makasih.

notasi yang enak didengar.

Hal tersebut tentunya akan

membuat keuntungan bagi

mitra tutur, karena merasa

dihormati dan dengan

begitu proses diskusi dapat

berjalan dengan baik karena

adanya rasa saling

menghormati dan

menghargai.

o Cara bertutur dalam tuturan

tersebut memperlihatkan

bahwa penutur menjaga

muka positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif yakni

melebihkan perhatian,

persetujuan dan simpati.

Penutur mencoba untuk

menghargai mitra tuturnya

yang sudah memberikan

kesempatan untuk bertanya,

dengan kalimat yang santun

dan enak didengar membuat

mitra tutur merasa dihargai

dan hal tersebut akan

melindungi muka positifnya

dihadapan peserta diskusi

yang lain.

8. Maksim kebijaksanaan:

Buatlah

keuntungan orang

Penyaji : Jadi seperti itu

jawaban dari

kelompok

Penutur adalah seorang

penyaji. Tuturan terjadi

di dalam diskusi kelas

Tuturan tersebut

dimaksudkan penutur untuk

kembali memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

200

lain sebesar

mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

kami mbak,

apakah dapat

diterima ? atau

masih ada

yang ingin

ditanyakan ?

terimakasih Peserta diskusi : ya ya sudah cukup,

makasih

saat sesi tanya jawab.

Tuturan ditujukan kepada

mitra tutur (peserta

diskusi) yang bertanya

dan sudah dijawab oleh

anggota penyaji yang

lain.

kesempatan untuk mitra

tutur yang bertanya, dengan

begitu mitra tutur akan

mendapatkan keuntungan

yaitu dapat bertanya

kembali apabila masih ada

yang belum terjawab atau

kurang diterima.

Memberikan kesempatan

adalah salah satu hal yang

dapat memberikan

keuntungan bagi mitra

tuturnya, karena penutur

tidak memaksakan mitra

tutur untuk menerima begitu

saja. Dengan begitu, proses

diskusi akan berjalan

dengan baik karena penutur

selaku kelompok penyaji

sangat memperhatikan mitra

tuturnya.

o Cara bertutur dalam tuturan

tersebut memperlihatkan

bahwa penutur menjaga

muka positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif yakni

melebihkan perhatian,

persetujuan dan simpati.

Penutur mencoba untuk

menghargai pertanyaan

yang diajukan oleh mitra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

201

tuturnya, bahkan penutur

memberikan kesempatan

lagi kepda mitra tutur untuk

bertanya dan hal tersebut

jelas melindungi muka

positif mitra tutur.

Maksim Kedermawanan dan Strategi Kesantunan

Data

Pematuhan

Tuturan

Konteks

Analisis

Kesesuaian

dengan teori

(Triangulator)

Setuju Tidak

Setuju

9. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

diri sendiri

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Memberikan

alasan

Penyaji : Demikian

presentasi dari

kelompok kami,

Peserta diskusi : Ehh udah selesai ?

Penyaji : Iya maaf

sebelumnya kami

kekurangan

pustaka karena

kami sulit

mencarinya jadi

contoh yang

disajikan tadi

masih kurang dan

maaf tadi

sebenarnya dalam

pembahasannya

Penutur adalah seorang penyaji.

Tuturan terjadi di dalam diskusi

kelas yang ditujukan kepada

mitra tutur (peserta diskusi)

ketika akan mengakhiri

penjelasan materi dari kelompok

penutur.

Penutur mengakui

bahwa presentasi dari

kelompoknya kurang

dalam hal daftar

pustaka dan

pembagian dalam

menjelaskan materi,

terlihat bahwa itu

akan merugikan bagi

dirinya sendiri, karena

bisa mendapatkan

nilai kurang dari

dosen dan juga dari

peserta diskusi yang

hadir. Tuturan

tersebut juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

202

agak terlalu lama,

soalnya kata ibu

Septi minggu lalu

yang membahas

akan ditunjuk

dan terima kasih.

memperlihatkan

bahwa penutur

menghargai mitra

tuutrnya, dengan

menggunakan diksi

yang mencerminkan

kesantunan “maaf”

dan “terimakasih” dan

dengan pengucapan

yang enak didengar.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

dimaksudkan penutur

untuk menjaga muka

positif dirinya dan

kelompoknya, dengan

menggunakan

kesantunan postif

yakni memberi

alasan. Penutur

mencoba untuk

memberi alasan

mengapa pembahasan

kelompoknya tadi

agak terlalu lama dan

kurang contoh karena

referensinya sulit

didapatkan.

10. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

diri sendiri

sebesar mungkin

Penyaji : Sebelumya saya

mohon maaf,

soalnya saya itu

agak susah

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur berada

dalam diskusi kelas. Tuturan

merupakan pernyataan dari

Penutur bersedia

mengakui

kekurangannya, hal

itu tentunya akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

203

Strategi kesantunan

negatif:

o Meminta maaf

mengatakan

huruf “f” dan

“ep”, jadi apabila

nanti salah

mohon maaf. Nah

yang pertama

ponemik itu . . .

Peserta diskusi : Hahaha po po

Penyaji : Jangan diketawain

penutur untuk menjelaskan

kekurangannya yakni dalam hal

menyebutkan huruf kepada

seluruh peserta diskusi.

merugikan bagi

penutur itu sendiri

karena memberikan

jawaban sesuai

dengan fakta itu bisa

mengancam mukanya

sendiri. Hal itu terlihat

dari reaksi yang

diberikan mitra tutur

yakni

menertawakannya,

namun penutur

dengan lapang dada

tidak marah kepada

mitra tutur dan

melanjutkan

menjelaskan materi.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

terlihat bahwa penutur

menjaga muka negatif

penutur sendiri, muka

negatif adalah muka

yang terancam.

Penutur mencoba

menggunakan

kesantunan negatif

dengan meminta maaf

kepada mitra tuturnya

akan kekurangan yang

dimiliki dan berharap

agar dirinya bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

204

dengan bebas ketika

mengucapkan huruf

“f” , walaupun salah

setidaknya mitra tutur

tidak

menertawakannya dan

berharap mitra tutur

menghargai

kekurangannya,

dengan begitu proses

diskusi bisa berjalan

dengan lancar.

11. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

diri sendiri

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Memberikan

alasan

Penyaji : Ehh kok tidak

bisa (powerpoint

tidak bisa di klik)

Peserta diskusi : Nah nah nahh

hahaha

Penyaji : Maaf ibu Yuli

dan teman-teman

ada kesalahan

teknis sedikit,

mohon tunggu

sebentar.

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur (peserta

diskusi) berada dalam diskusi

kelas. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur ketika

terjadi kesalahan saat

menayangkan powerpoint.

Penutur mengakui

telah terjadi

kesalahan, tentu itu

akan merugikan

dirinya sendiri karena

bagi mitra tutur hal itu

dianggap lucu dan

langsung

menertawakannya.

Melihat hal itu,

penutur justru dengan

rendah hati meminta

maaf kepada mitra

tutur dengan

menggunakan diksi

yang mencerminkan

kesantunan yakni

“maaf”, dengan begitu

penutur telah

mencerminkan rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

205

hormat kepada mitra

tutur dan menambah

nilai kesopanannya,

sehingga proses

diskusi akan menjadi

semakin berjalan

dengan lancar.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur

menjaga muka positif

dirinya dan

kelompoknya dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni memberikan

alasan kepada mitra

tutur. Penutur

mencoba untuk

menyelamatkan muka

dirinya dan

kelompoknya agar

tidak disalahkan atas

kesalahan yang

terjadi, karena

kesalahan pada

powerpoint adalah

kesalahan teknis dan

bisa terjadi kepada

siapa saja dan tidak

disengaja, dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

206

begitu muka penutur

bahkan kelompoknya

akan terselamatkan

12. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

diri sendiri

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o memberikan

alasan

Penyaji : Ya terimakasih,

mungkin masih

ada yang ingin

ditanyakan ? oh ya

mbak silahkan

Peserta diskusi: Saya cuma mau

tanya apakah di

makalah

dicantumkan daftar

pustakanya ?

soalnya kan itu di

slide tidak ada, dan

seharusnya kan

tetap harus di

cantumkan

menurut saya dan

kalian mengambil

dari buku atau

internet atau dari

mana, ya

terimakasih

Penyaji : Ohh iya maaf,

kami lupa

mencantumkan

sumbernya, kami

mengambil dari

internet dan juga

buku tapi kami

lupa cantumkan

Penutur adalah seorang penyaji.

Tuturan terjadi di dalam diskusi

kelas yang ditujukan kepada

mitra tutur (peserta diskusi)

ketika sesi tanya jawab masih

berlangsung.

Penutur bersedia

mengakui bahwa

memang

kelompoknya

melakukan kesalahan

dengan tidak

mencantumkan daftar

pustaka di slidenya.

Penutur tidak

berusaha membela

dan justru dengan

gamblang mengakui

bahwa itu kesalahan

kelompoknya. Hal

tersebut jelas bisa

membuat kerugian

bagi dirinya dan

kolompoknya sendiri,

mengingat hal itu bisa

membuat penilaian

dari dosen berkurang

dan menimbulkan

keraguan bagi peserta

diskusi lain terhadap

materi yang sudah

dijelaskan.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

memperlihatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

207

itu mbak di slide,

kalau di makalah

ada kok mbak

dan ini kesalahan

kami, makasih

mbak sudah

mengingatkan.

bahwa penutur

menjaga muka positif

dirinya dan

kelompoknya dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni memberikan

alasan kepada mitra

tutur. Penutur

mencoba untuk

menyelamatkan muka

dirinya dan

kelompoknya agar

tidak disalahkan atas

kelalaian kelompok

tidak mencantumkan

sumber materinya.

13. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

diri sendiri

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Memberikan

alasan

Penyaji : Apakah ada yang

mau bertanya lagi

? ohh ya yang

dibelakang

Peserta diskusi : Saya mau

menambahkan

saja, coba di slide

ke 2 apa 3 tadi, nah

ya itu, apakah

benar cara kalian

menulis kutipan

seperti itu ?

Penyaji : Yang mana mbak,

ohh iya iya itu

kesalahan kami,

Penutur adalah seorang penyaji.

Tuturan terjadi di dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan merupakan tanggapan

penutur (penyaj) terhadap

masukan dari mitra tutur (peserta

diskusi).

Penutur mengakui

telah terjadi kesalahan

penulisan yang

dilakukan oleh dirinya

dan kelompoknya. Hal

itu bisa merugikan

dirinya sendiri dan

kelompoknya, karena

kesalahan dalam hal

penulisan kutipan itu

sesuatu yang kurang

bisa diterima oleh

dosen karena sudah

pernah diajarkan,

terlihat di akhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

208

kami kurang

cermat dalam

menulis kutipan,

terimakasih atas

pembenarannya

mbak, apakah

ada lagi ?

presentasi dosen

memberitahu

kelompok tentang

kesalahan penulisan

yang dibuat kelompok

itu. Dalam

mengungkapkannya,

penutur juga

menggunakan diksi

yang mencerminkan

kesantunan yakni

“terimakasih”, dengan

begitu penutur telah

mencerminkan rasa

hormat kepada mitra

tutur dan menambah

nilai kesopanannya.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur

menjaga muka positif

dirinya dan

kelompoknya dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni memberikan

alasan kepada mitra

tutur. Penutur

mencoba untuk

menyelamatkan muka

dirinya dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

209

kelompoknya agar

tidak disalahkan atas

kesalahan dalam

penulisan kutipan.

Maksim Pujian dan Strategi Kesantunan

Data

Pematuhan

Tuturan

Konteks

Analisis

Kesesuaian

dengan teori

(Triangulator)

Setuju Tidak

Setuju

14. Maksim Pujian

Pujilah orang

sebanyak

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

perhatian dan

simpati kepada

mitra tutur

Peserta Diskusi 1 : Eee mungkin saya

bisa sedikit

membantu

kelompok, karena

dulu saya di SMA

dari jurusan bahasa

dan mengerti akan

hal tersebut

Peserta Diskusi 2 : Wuissss, wuihhh

hebat (tepuk

tangan) Peserta Diskusi 1 : Yaya sudah

makasih, saya

lanjutkan yaa...

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Tuturan terjadi dalam

diskusi kelas ketika sesi tanya

jawab. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta

diskusi 1) terhadap pernyataan

dari mitra tutur (peserta diskusi

2) ketika ingin membantu

kelompok menjawab pertanyaan.

Tuturan tersebut tidak

menggunakan diksi

yang santun, tetapi

tetap dinilai santun

karena kalimat

tersebut mendorong

peserta diskusi lain

untuk ikut memuji

mitra tutur. Hal itu

dibuktikan dengan

tepuk tangan dari

peserta diskusi yang

lain, selain itu juga

menimbulkan rasa

senang bagi mitra

tutur. Pujian seperti

itu sudah cukup untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

210

bersikap santun

kepada mitra tutur

(peserta diskusi 1),

karena menimbulkan

rasa senang dengan

apa yang dikatakan

penutur.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur

mencoba

menggunakan

kesantunan positif,

dengan membesar-

besarkan perhatian

dan simpati kepada

mitra tutur. Dengan

memberikan sugesti

kepada peserta diskusi

lain untuk

memberikan tepuk

tangan seperti yang

dilakukannya, mitra

tutur merasa sangat

senang bahwa apa

yang dilakukannya

dihargai oleh semua

peserta diskusi yang

lain, sehingga muka

positifnya akan

terjaga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

211

15. Maksim Pujian

Pujilah orang

sebanyak

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

perhatian dan

simpati kepada

mitra tutur

Peserta diskusi : Sebelumnya mari

kita beri applouse

buat kalompok ini

karena

penjelasannya

begitu jelas dan

lengkap menurut

saya.

Penyaji : Iya terimakasih banyak

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta

diskusi) terhadap presentasi

yang telah dilakukan oleh

kelompok penyaji.

Penutur menyatakan

bahwa presentasi dari

kelompok penyaji

jelas dan lengkap,

bahkan meminta

peserta diskusi lain

untuk memberikan

applouse. Hal ini

tentunya semakin

membuat kelompok

penyaji senang dan

bahagia karena

penjelasannya dapat

dimengerti dan

diterima dengan baik

oleh mitra tutur,

dengan

memaksimalkan

pujian maka tuturan

dari penutur (peserta

diskusi) tersebut

termasuk tuturan yang

santun.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur

mencoba untuk

memberikan perhatian

dan bersimpati kepada

apa yang telah

dilakukan mitra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

212

tuturnya. Penutur

mengatakan bahwa

presentasi dari

kelompoknya sangat

bagus dan lengkap

dalam menjelaskan

materi, dengan begitu

mitra tutur akan

merasa senang karena

apa yang

dilakukannya dan

kelompoknya sangat

dihargai, sehingga

diskusi kelas menjadi

lebih baik lagi karena

dapat memotivasi

kelompok lain.

16. Maksim Pujian

Pujilah orang

sebanyak

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

perhatian dan

simpati kepada

mitra tutur

Penyaji : Ya jadi seperti itu,

apa sudah

dimengerti ?

Peserta diskusi : Ohh ya,

terimakasih

penjelasan dari

teman Ann, saya

rasa penjelasannya

sangat baik dan

lengkap dan

pertanyaan saya

sudah terjawab.

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta

diskusi) terhadap jawaban dari

mitra tutur (penyaji) setelah

selesai menjawab

pertanyaannya.

Penutur mengatakan

bahwa penjelasan dari

mitra tutur sangat baik

dan lengkap, dan

pastinya hal tersebut

membuat mitra tutur

menjadi senang

karena telah berhasil

menjawab pertanyaan

penutur. Penutur

memberikan pujian

atas jawaban penyaji,

dengan begitu penutur

telah bertutur santun

karena sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

213

maksim pujian. Selain

itu, penutur

menggunakan diksi

yang mencerminkan

kesantunan yakni

“terimakasih” untuk

memulai dan

memanggil mitra tutur

dengan sebutan

“teman” yang

membuat mereka

menjadi merasa lebih

dekat serta saling

menghormati satu

sama lain, hal tersebut

semakin menambah

nilai kesantunannya.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur

mencoba untuk

memberikan perhatian

dan bersimpati kepada

apa yang telah

dilakukan mitra

tuturnya. Dengan

memberikan pujian

atas apa yang

dilakukannya yakni

menjawab pertanyaan

dengan sangat baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

214

dan lengkap. Hal itu

membuat muka positif

mitra tutur akan

terjaga di mata dosen

dan para peserta

diskusi yang lain

dengan adanya

pengakuan dari

penutur bahwa

jawaban yang

diberikan sudah baik

dan lengkap, dengan

begitu mitra tutur

akan merasa senang

dan puas karena

jawabannya dapat

diterima dengan baik.

17. Maksim Pujian

Pujilah orang

sebanyak

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

perhatian dan

simpati kepada

mitra tutur

Penyaji : Eee kemudian

selanjutnya temen2

yg memberikan

tanggapan, ya yangg

pertama suster, kedua

aan, puput, ino dan

ata, silahkan suster

Peserta diskusi: Terimakasih atas

kesempatannya,

yang pertama

teman-teman mari

kita berikan

applouse buat

temen kita, karena

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta

diskusi) terhadap video yang

dibuat oleh kelompok mitra tutur

(penyaji).

Penutur menyatakan

bahwa video yang

dibuat kelompok

penyaji sangatlah

bagus, mengingat

hanya mempunyai

waktu satu minggu.

Penutur

menambahkan, bahwa

dalam satu minggu itu

juga banyak tugas

yang lain dan melihat

hasil yang dibuat

kelompok penyaji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

215

saya pikir dalam

waktu 1 minggu ini

kalian bisa

membuat video

yang cukup bagus

dan denagn tema

yang cukup

menarik. Saya rasa

sudah bagus

mengingat banyak

tugas-tugas lain

yang mengantri ya,

dan kalian bisa

membuat seperti

itu jd saya

mengapresiasinya.

sudah sangat bagus.

Terlebih penutur

meminta peserta

diskusi lain untuk

memberikan applouse,

hal ini tentunya

semakin membuat

kelompok penyaji

senang dan bahagia

usahanya sangat

dihargai dan

diapresiasi dengan

sangat baik oleh

peserta diskusi.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur

mencoba untuk

memberikan perhatian

dan bersimpati

terhadap apa yang

telah dilakukan mitra

tuturnya. Dengan

memberikan pujian

atas apa yang

dilakukannya yakni

membuat video

presentasi dengan

jangka waktu yang

singkat yakni satu

minggu. Hal itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

216

membuat muka positif

mitra tutur akan

terjaga di mata dosen

dan para peserta

diskusi yang lain.

18. Maksim Pujian

Pujilah orang

sebanyak

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

perhatian dan

simpati kepada

mitra tutur

Penyaji :Yang lain silahkan,

Ohhh ya silahkan

Petrus

Peserta diskusi: Terimakasih atas

waktunya,

videonya bagus

sekali suaranya

jelas hanya

dibagian akhir tadi

agak gak jelas, tapi

kelompok ini

kompak dan bagus,

masalah formal

atau tidaknya itu

masukan bagi

kelompok lain yang

belum tampil tapi

alangkah lebih

bagusnya apabila

tadi ditambahkan

simpulan terkait

bahan bahasan

yang ada di

talkshownya pasti

akan lebih bagus,

itu saja makasih.

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta

diskusi) terhadap video yang

dibuat oleh kelompok mitra tutur

(penyaji).

Penutur menyatakan

bahwa video yang

dibuat kelompok

penyaji sangatalah

bagus, baik dari segi

suara dan tampilan,

bahkan penutur

membela kelompok

penyaji mengenai

lingkup formal atau

nonformal yang

banyak di kritik oleh

peserta diskusi yang

lain. Hal itu jelas

sangatlah

menyenangkan bagi

kelompok penyaji,

karena usahanya

sangat dihargai dan

diapresiasi bahkan

diberi pembelaan oleh

penutur.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur

mencoba untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

217

memberikan perhatian

dan bersimpati kepada

apa yang telah

dilakukan mitra

tuturnya, dengan

memberikan pujian

atas apa yang

dilakukannya yakni

membuat video untuk

presentasi. Hal itu

membuat muka positif

mitra tutur akan

terjaga di mata dosen

dan para peserta

diskusi yang lain,

walaupun ada

masukan dari penutur

tetapi penutur

memberikan banyak

pujian sehingga akan

membuat mitra tutur

dan kelompoknya

senang juga tidak

menjatuhkan muka

mitra tuturnya.

19. Maksim Pujian

Pujilah orang

sebanyak

mungkin

Strategi kesantunan

positif

Penyaji : Makasih teman Petrus

sudah membantu

kelompok menjawab

pertanyaan dan

dengan jawaban yang

bagus dengan

literatur yang

Penutur adalah seorang penyaji.

Tuturan terjadi dalam diskusi

kelas. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta

diskusi) atas bantuan dari mitra

tutur (peserta diskusi) yang telah

membantu menjawab pertanyaan

Penutur mengatakan

bahwa bantuan ketika

menjawab pertanyaan

yang menyulitkan

kelompok penyaji

sangat baik dan

membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

218

o Membesar-

besarkan

perhatian dan

simpati kepada

mitra tutur

berbeda dengan yang

kami pakai sehingga

bisa saling

melengkapi ya mas,

hehe

Peserta diskusi : iya iya sama-sama

yang sulit dijawab oleh

kelompok penyaji.

kelompoknya. Hal

tersebut membuat

mitra tutur menjadi

senang, karena merasa

sangat dihargai dan

dengan tuturan yang

diucapkan penutur

membuat peserta

diskusi yang lain

memberikan applouse

dan perhatian dari

dosen, dengan begitu

penutur telah bertutur

santun karena sesuai

dengan maksim

pujian. Selain itu,

penutur menggunakan

diksi yang

mencerminkan

kesantunan yakni

“terimakasih” untuk

memulai dan

memanggil mitra tutur

dengan sebutan

“teman” yang

membuat mereka

menjadi merasa lebih

dekat serta saling

menghormati satu

sama lain, hal tersebut

semakin menambah

nilai kesantunannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

219

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur

mencoba untuk

memberikan perhatian

dan bersimpati kepada

apa yang telah

dilakukan mitra

tuturnya, dengan

memberikan pujian

atas apa yang

dilakukannya yakni

melengkapi jawaban

penutur dengan sangat

baik dan lengkap. Hal

itu membuat muka

positif mitra tutur

akan terjaga di mata

dosen dan para peserta

diskusi yang lain

dengan adanya

pengakuan dari

penutur bahwa

jawaban yang

diberikan baik dan

sangat membantu

penutur dan

kelompoknya, dengan

begitu mitra tutur

akan merasa senang

dan puas karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

220

jawabannya dapat

diterima dengan baik.

Maksim Kesepakatan dan Strategi Kesantunan

Data

Pematuhan

Tuturan

Konteks

Analisis

Kesesuaian

dengan teori

(Triangulator)

Setuju Tidak

Setuju

20. Maksim Kesepakatan

Buatlah

kesepakatan

diri dan orang

lain sebanyak

mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan

dan simpati

kepada mita

tutur

Penyaji : Jadi seperti itu

penjelasan dari saya,

jadi antara

pantomim dan

drama itu berbeda

Peserta diskusi : Sebelumnya saya

memeperkenalkan

diri dulu, nama saya

Danea, saya

sependapat dengan

jawaban dari

Petrus tadi bahwa

pantomim itu

berbeda dengan

drama, namun

perbedaan yang

signifikan itu

dibagian apa ya ?

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Tuturan terjadi dalam

diskusi kelas. Tuturan

merupakan tanggapan dari

penutur (peserta diskusi) ketika

menanggapi jawaban mitra tutur

(penyaji).

Tuturan tersebut

memperlihatkan bahwa

sebenarnya penutur

masih belum puas

dengan jawaban mitra

tutur, akan tetapi

penutur mengawali

tuturannya dengan

mengatakan

sependapat. Hal ini

menjadikan tuturan

tersebut enak didengar

dan terasa santun,

karena penutur

berusaha menghargai

dan menerima jawaban

dari mitra tutur dan

tidak mengatakan

ketidaksetujuannya

secara langsung,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

221

sehingga tidak

mengancam muka mitra

tuturnya.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

memperlihatkan bahwa

penutur mencoba

menggunakan

kesantunan positif

dengan memberikan

persetujuan terhadap

apa yang telah

dijelaskan oleh mitra

tutur, meskipun

sebenarnya masih ada

keraguan dalam benak

penutur. Dengan begitu,

muka mitra tutur akan

aman di mata dosen

maupun peserta diskusi

yang lain, karena

jawabannya masih

dapat diterima

walaupun masih

kurang. Penutur telah

mengusahakan

kesepakatan dengan

mitra tutur dan secara

tidak langsung penutur

telah menyelamatkan

muka mitra tutur.

Penutur juga telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

222

bertutur santun kepada

mitra tutur dan hal itu

akan menambah

solidaritas diantara

keduanya, sehingga

tidak terjadi

pertentangan sehingga

diskusi bisa dilanjutkan

dengan lancar.

21. Maksim Kesepakatan

Buatlah

kesepakatan

diri dan orang

lain sebanyak

mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan

dan simpati

kepada mita

tutur

Penyaji : Demikian presentasi

dari kelompok kami,

silahkan bagi yang

mau bertanya, kami

buka 2 sesi dan setiap

sesi 3 penanya,

silahkan. Ya maria

silahkan

Peserta diskusi : Makasih atas

kesempatannya, tadi

kelompok

menjelaskan

mengenai unsur

ekstrinsik karya

sastra dan menurut

saya sudah lengkap

tatapi saya masih

kurang jelas yang

kelompok jelaskan

pas bagian yang

psikologis itu, nah

bisa diperjelas ? ya

makasih

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam suatu

diskusi kelas ketika sesi tanya

jawab. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur setelah

dipersilahkan untuk bertanya.

Tuturan tersebut

memperlihatkan bahwa

sebenarnya penutur

masih ragu dan belum

puas terhadap

penjelasan dari

kelompok penyaji,

tetapi penutur

mengawali tuturannya

dengan mengatakan

bahwa presentasi yang

dilakukan kelompok

penyaji sudah lengkap.

Hal ini menjadikan

tuturan tersebut enak

didengar dan terasa

santun, karena penutur

berusaha menghargai

dan menerima

penjelasan yang sudah

dilakukan oleh mitra

tutur. Sebenarnya

masih ada hal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

223

belum dimengerti,

namun tidak

mengatakan

ketidaksetujuannya

secara langsung

sehingga tidak

mengancam muka mitra

tuturnya.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

memperlihatkan bahwa

penutur mencoba

menggunakan

kesantunan positif

dengan memberikan

persetujuan terhadap

apa yang telah

dijelaskan oleh mitra

tutur, meskipun

sebenarnya masih ada

yang kurang jelas bagi

penutur. Dengan begitu,

muka mitra tutur akan

aman di mata dosen

maupun peserta diskusi

yang lain karena

penjelasannya dan

kelompoknya masih

dapat diterima,

walaupun masih

kurang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

224

22.

Maksim Kesepakatan

Buatlah

kesepakatan

diri dan orang

lain sebanyak

mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan

dan simpati

kepada mita

tutur

Penyaji : Selanjutnya, silahkan

mas

Peserta diskusi: Terimakasih

kesempatannya, oke

sebenarnya

penjelasan dari

mbak Regina sudah

jelas dan saya

mengerti, tapi saya

hanya ingin lebih

diperjelas lagi

bagian latar

belakang pengarang,

terimakasih

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Tuturan terjadi dalam

diskusi kelas ketika sesi tanya

jawab. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta

diskusi) ketika dipersilahkan

penyaji untuk memberi

pertanyaan atau sanggahan.

Tuturan tersebut

memperlihatkan bahwa

mengusahakan

kesepakatan atau

sependapat dengan

mitra tuturnya, padahal

masih ada bagian yang

belum dimengerti. Hal

ini menjadikan tuturan

tersebut enak didengar

dan terasa santun,

karena penutur

berusaha menghargai

dan menerima

penjelasan dari mitra

tutur dan tidak

mengatakan

ketidaksetujuannya

secara langsung.

o Cara bertutur dalam

tuturan tersebut

memperlihatkan bahwa

penutur mencoba

menggunakan

kesantunan positif

dengan memberikan

persetujuan terhadap

apa yang telah

dijelaskan oleh mitra

tutur, meskipun masih

ada bagian yang belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

225

dimengerti. Secara

tidak langsung, muka

mitra tutur akan aman

di mata dosen maupun

peserta diskusi yang

lain, karena

penjelasannya

dikatakan sudah bagus,

walaupun sebenarnya

masih kurang. Penutur

telah mengusahakan

kesepakatan dengan

mitra tutur dan secara

tidak langsung penutur

telah menyelamatkan

muka mitra tutur.

Penutur juga telah

bertutur santun kepada

mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

226

Maksim Kebijaksanaan dan Strategi Kesantunan

Data

Pelanggaran

Tuturan

Konteks

Analisis

Kesesuaian

dengan teori

(Triangulator)

Setuju Tidak

Setuju

23. Maksim Kebijaksanaan

Buatlah

keuntungan

orang lain

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Peserta diskusi : Lho lha itu sama

kayak yang tadi ! (memotong

penjelasan penyaji)

Penyaji : Nggak, bisa saya

teruskan dulu ?

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi

kelas. Tuturan merupakan

sanggahan dari penutur terhadap

penjelasan dari mitratutur

(penyaji) yang dianggap sama

seperti materi yang sudah

dijelaskan sebelumnya ketika

mitratutur (penyaji) masih

menjelaskan materi.

Tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur

menimbulkan

kerugian bagi mitra

tutur. Hal itu

dibuktikan ketika

mitra tutur belum

selesai menjelaskan

dan penutur

memotong

pembicaraannya tanpa

didahului dengan

diksi halus, misalnya

“maaf” atau nonverbal

misalnya

“mengacungkan jari”.

Selain itu juga

menimbulkan efek

buruk bagi mitra tutur,

yakni bisa membuat

konsentrasinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

227

terganggu dan

tersingung. Hal itu

dibuktikan dengan

tanggapan dari mitra

tutur yang

menuturkan “nggak,

bisa saya teruskan

dulu ?”, dengan nada

agak keras dari

sebelumnya yang

menandakan bahwa

mitra tutur merasa

terganggu, bahkan

emosi dengan tuturan

penutur, dan hal ini

jelas bertentangan

dengan maksim

kebijaksanaan yang

mengharuskan

keuntungan bagi mitra

tutur.

o Penutur seharusnya

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Namun, tuturan

tersebut justru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

228

memperlihatkan

bahwa penutur

membuat mitra

tuturnya terpojok dan

menimbulkan

keraguan bagi peserta

diskusi yang lain, dan

terlihat bahwa penutur

tidak menghargai atau

memberikan simpati

terhadap apa yang

telah dilakukan oleh

mitra tuturnya.

24. Maksim Kebijaksanaan

Buatlah

keuntungan

orang lain

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji : Opo eneh ?

Peserta diskusi: Responnya ?

Penyaji : Yo kui, responnya

kita menangkap

itu bo !

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur (peserta

diskusi) berada dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan merupakan tanggapan

dari penutur terhadap pertanyaan

dari mitra tutur (peserta diskusi)

yang belum puas akan jawaban

dari penutur.

Tuturan tersebut

diucapkan dengan

nada yang kurang

enak didengar bagi

mitra tuturnya.

Tuturan itu

memperlihatkan

penutur merugikan

mitra tuturnya, karena

mitra tutur merasa

jawabannya belum

sepenuhnya terjawab

dan ingin

memperjelasnya,

tetapi penutur

mengatakan “opo

eneh ? “ dan “yo kui

!” dimana kedua diksi

tersebut tidak halus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

229

dan tidak santun,

karena dalam lingkup

formal dan dikatakan

dengan nada yang

kurang enak didengar

(tekanan naik). Jadi

bisa diartikan

merendahkan mitra

tutur, bahkan dapat

memancing emosi

mitra tutur. Hal ini

menjadikan proses

komunikasi terhenti,

mitra tutur merasa

tidak senang karena

jawabannya tidak

terjawab dan justru

diberi tanggapan

negatif dari penutur

dan jelas bahwa

tuturan tersebut tidak

santun.

o Penutur seharusnya

berusaha menjaga

muka positif mitra

tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

230

tutur. Namun, dalam

tuturan tersebut jelas

terlihat bahwa penutur

tidak memberikan

simpati kepada mitra

tutur yang belum puas

akan jawaban yang

diberikan, justru

seperti mengejek

mitra tutur dan

penutur juga tidak

berusaha membuat

persetujuan, justru

membuat

pertentangan yang

dapat memancing

emosi mitra tuturnya.

25. Maksim Kebijaksanaan

Buatlah

keuntungan

orang lain

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji : Menurut KBBI

novel adalah

karangan prosa

yang panjang

mengandung

rangkaian cerita

kehidupan

seseorang dengan

orang

disekelilingnya

dengan

Peserta Diskusi : Kurang cepat !!

Penyaji : Ohh iya iyaa saya

ulangi

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam sebuah

diskusi kelas ketika sesi tanya

jawab. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur saat

mitra tutur (penyaji)

menjelaskan materi diskusi.

Tuturan “kurang

cepat!!” diucapkan

dengan nada yang

keras dan kurang enak

didengar. Tuturan

tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur justru

menimbulkan

kerugian bagi mitra

tutur. Hal itu

dibuktikan ketika

mitra tutur sedang

menjelaskan materi

dan penutur langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

231

berteriak “kurang

cepat!!” tanpa

didahului dengan

diksi halus, misalnya

“maaf” sehingga bagi

penutur akan

menimbulkan efek

buruk yakni bisa

membuat tersingung

dan proses diskusi

bisa menjadi kacau.

o Penutur seharusnya

dapat menjaga muka

positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Namun, tuturan

tersebut justru dapat

membuat mitra tutur

menjadi tertekan dan

bisa terpancing

emosinya karena

penutur tiba-tiba

menyela

pembicaraanya.

26. Maksim Kebijaksanaan

Buatlah

Penyaji : Prosa berasal

dari bahasa itali

Penutur adalah seorang peserta

diskusi 1. Penutur dan mitra Tuturan “Ssstt ssstt

pinjem bolpen!!”,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

232

keuntungan

orang lain

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Peserta Diskusi 1: Ssstt ssstt

pinjem bolpen (volume keras)

Peserta Diskusi 2: Iya iya bentar

Penyaji : Bisa dilanjutkan?

tutur (penyaji) berada dalam

diskusi kelas. Tuturan

merupakan perkataan penutur

(peserta diskusi 1) terhadap

peserta diskusi 2 ketika penyaji

sedang menjelaskan materi.

sebenarnya

menggunakan diksi

yang masih dikatakan

santun, tetapi

dikatakan pada saat

penyaji masih

berbicara (memotong

pembicaraan) dan

dengan volume yang

keras sehingga hal itu

jelas mengganggu

jalannya diskusi yang

menjadikan tuturan

tersebut menjadi tidak

santun. Penutur boleh

saja meminjam

sesuatu, tetapi harus

memperhatikan

konteks situasinya,

misalnya pada saat

jeda diskusi atau

dengan volume yang

lembut sehingga tidak

terdengar sampai ke

penyaji, jadi penyaji

tidak akan terganggu

dengan tuturannya.

Terlihat jika penutur

menggagu mitra

tuturnya seperti itu,

dapat menyebabkan

hilangnya konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

233

untuk menjelaskan

materi, hal itu juga

membuat diskusi

terhenti dan jelas

merugikan mitra

tuturnya.

o Penutur terlihat tidak

memberikan perhatian

terhadap mitra tutur

yang sedang

menjelaskan materi di

depan, bahkan tidak

memberikan simpati

atas apa yang

dilakukan mitra tutur

yang telah susah

payah mempersiapkan

materi dan

menjelaskan. Penutur

justru dengan

santainya meminjam

bolpoin ke temannya

dengan volume yang

keras dan membuat

mitra tutur

menghentikan

penjelasannya, bahkan

menjadi emosi dengan

penutur. Hal seperti

ini seharusnya tidak

terjadi saat diskusi

kelas berlangsung,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

234

karena akan sangat

mengganggu dan

membuat diskusi

terhenti.

27. Maksim Kebijaksanaan

Buatlah

keuntungan

orang lain

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji : Ya sudah dijawab

ya ? nah silahkan

yang mau

memberi saran,

kritik atau

Peserta diskusi : Saya ! saya tadi

belom dijawab,

manfaat itu

seperti apa dan

buat apa !

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Tuturan terjadi dalam

diskusi kelas ketika sesi tanya

jawab. Tuturan adalah tanggapan

penutur terhadap pernyataan

yang diberikan mitra tutur

(penyaji).

Tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur justru

menimbulkan

kerugian bagi mitra

tuturnya. Hal itu

terlihat dari

tuturannya yang

terlihat emosi dan

kurang enak didengar,

yang menandakan

bahwa penutur tidak

suka dengan apa yang

dikatakan mitra

tuturnya. Padahal,

mungkin bisa saja

mitra tutur lupa

menjawab dan

alangkah lebih

baiknya jika tidak

disertai emosi dan

bisa menggunakan

diksi yang

mencerminkan

kesantunan, misalnya

“„maaf”, agar terlihat

menghormati mitra

tuturnya. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

235

juga bisa

menimbulkan

keraguan bagi peserta

diskusi yang lain. Hal

itu juga menimbulkan

efek buruk bagi mitra

tutur, yakni bisa

membuat

konsentrasinya

terganggu dan

tersingung.

Dibuktikan dengan

tanggapan dari

penutur, bahkan emosi

dengan tuturan

penutur dan hal ini

jelas bertentangan

dengan maksim

kebijaksanaan yang

mengharuskan

keuntungan bagi mitra

tutur.

o Penutur seharusnya

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Namun, tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

236

tersebut justru

memperlihatkan

bahwa penutur

membuat mitra

tuturnya terpojok dan

menimbulkan

keraguan bagi peserta

diskusi yang lain.

28. Maksim Kebijaksanaan

Buatlah

keuntungan

orang lain

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji : Ohh iya iya, kalau

pengalamanku

dalam pelajaran

fonologi itu ya

seperti yang

dibilang mas

Phillipus tadi,

yah terimakasih

mas philipus

sarannya

Peserta diskusi 1: Loh ! itu

pertanyaan !

(intonasi naik)

Peserta diskusi 2: Hahahahaha

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Tuturan terjadi dalam

diskusi kelas ketika sesi tanya

jawab. Tuturan adalah tanggapan

penutur terhadap pernyataan

yang diberikan mitra tutur

(penyaji).

Tuturan tersebut

diucapkan penutur

dengan nada yang

kurang enak didengar

bagi mitra tuturnya.

Terlihat jika penutur

justru merugikan bagi

mitra tutur, mitra tutur

merasa penutur

memberikan saran

bagi kelompoknya,

akan tetapi itu adalah

pertanyaan dan

langsung ditanggapi

dengan tuturan yang

mengandung emosi

dan bernada kurang

enak didengar.

Tuturan tersebut dapat

memancing emosi

mitra tuturnya, karena

mitra tutur mungkin

kurang cermat

terhadap apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

237

disampaikan oleh

penutur dan tidak

seharusnya langsung

ditanggapi dengan

emosi oleh penutur,

bahkan tuturan

tersebut menjadikan

proses komunikasi

terhenti. Mitra tutur

merasa tidak senang,

karena seakan

dibentak oleh penutur

dan membuat peserta

diskusi yang lain

menertawakannya,

sehingga tuturan

tersebut dinilai tidak

santun.

o Penutur seharusnya

menjaga muka positif

mitra tuturnya dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Namun, tuturan

tersebut justru

memperlihatkan

bahwa penutur dapat

memancing emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

238

mitra tuturnya, karena

mitra tutur mungkin

kurang cermat

terhadap apa yang

disampaikan oleh

penutur. Terlihat

bahwa penutur tidak

menghargai atau

memberikan simpati

terhadap apa yang

telah dilakukan oleh

mitra tuturnya.

Tuturan tersebut

membuat peserta

diskusi yang lain

menertawakannya dan

hal tersebut membuat

muka mitra tutur

terjatuh.

29. Maksim Kebijaksanaan

Buatlah

keuntungan

orang lain

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

Penyaji : Mungkin ada

sanggahan, atau

masukan lain ?

hehee.... ada gak

? gak ya ? ohh ya

masnya yang

dibelakang

Peserta diskusi 1: Aduh dia lagi

(melihat ke

orang yang

ditunjuk

penyaji) Peserta diskusi 2: Hahahahaha

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Tuturan terjadi dalam

diskusi kelas ketika sesi tanya

jawab. Tuturan adalah tanggapan

penutur ketika mengetahui

penyaji menunjuk ke salah

seorang peserta diskusi.

Tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur

merendahkan mitra

tuturnya, ketika

penyaji menunjuk

peserta diskusi untuk

bertanya penutur

justru dengan lantang

mengatakan “aduhh

dia lagi”, yang dapat

diartikan bahwa

penutur merendahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

239

mita tutur peserta diskusi yang

bertanya entah dengan

alasan apa. Parahnya

lagi, dengan tuturan

tersebut peserta

diskusi langsung

menertawakannya dan

membuat peserta

diskusi yang bertanya

tertunduk malu. Hal

tersebut jelas

merugikan baginya,

karena membuatnya

malu dan merasa

direndahkan padahal

dia belum bertanya,

sehingga seolah-olah

pertanyaan dia

ngawur atau jelek bagi

peserta diskusi yang

lain dan jelas hal

tersebut tidak santun.

o Penutur seharusnya

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Namun, tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

240

tersebut justru

memperlihatkan

bahwa penutur tidak

memberikan perhatian

dan simpati kepada

mitra tuturnya, terlihat

ketika mitra tutur mau

bertanya justru

dikatakan “aduh dia

lagi” yang jelas akan

menjatuhkan muka

mitra tuturnya di

depan peserta diskusi

yang lain, padahal

mitra tutur belum

mengungkapkan

pertanyaanya.

30. Maksim Kebijaksanaan

Buatlah

keuntungan

orang lain

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji 1 : Nah baik teman-

teman yang

selanjutnya akan

dijelaskan oleh

Valen

Peserta diskusi : Uhuyy hahaha

(tepuk tangan)

Penyaji 2 : Apasih !

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Tuturan terjadi dalam

diskusi kelas ketika sesi tanya

jawab. Tuturan adalah tanggapan

penutur ketika mengetahui

penyaji mempersilahkan penyaji

lain untuk menjelaskan materi

diskusi.

Tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur justru

menimbulkan

kerugian bagi mitra

tuturnya. Hal itu

dibuktikan, ketika

mitra tutur ditujuk

untuk melanjutkan

menjelaskan materi,

lalu penutur langsung

tertawa dan tepuk

tangan padahal mitra

tutur belum bicara

apapun. Hal itu akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

241

menimbulkan efek

buruk bagi mitra tutur,

yakni bisa membuat

konsentrasinya

terganggu dan

tersingung. Hal itu

dibuktikan dengan

tanggapan dari mitra

tutur yang

menuturkan “apasih

!”, dengan nada agak

keras dari

sebelumnya, yang

menandakan bahwa

mitra tutur merasa

terganggu bahkan

emosi dengan tuturan

penutur. Hal ini jelas

bertentangan dengan

maksim kebijaksanaan

yang mengharuskan

keuntungan bagi mitra

tutur.

o Penutur seharusnya

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

242

tutur. Namun, tuturan

tersebut justru

memperlihatkan

bahwa penutur tidak

memberikan simpati

kepada mitra tuturnya.

Penutur seakan

merendahkan mitra

tuturnya dihadapan

peserta diskusi yang

lain, karena mitra

tutur belum berkata

apa-apa dan langsung

disoraki. Jelas hal

tersebut akan

menjatuhkan muka

mitra tuturnya, karena

dapat diartikan

merendahkan mitra

tutur.

31. Maksim Kebijaksanaan

Buatlah

keuntungan

orang lain

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

Penyaji : Apakah ada yang

ingin bertanya ?

Opo ? (apa ?)

(melihat ke peserta

diskusi yang

tunjuk tangan)

Peserta diskusi 1 : Hahahahaha

Peserta diskusi 2 : Saya mau tanya

loh

Penutur adalah seorang penyaji.

Tuturan terjadi dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan adalah tanggapan

penutur ketika ada salah seorang

peserta diskusi yang ingin

bertanya.

Tuturan seharusnya

membuat keuntungan

bagi orang lain,

namun yang terlihat

dalam tuturan tersebut

justru tidak

menguntungkan bagi

mitra tuturnya.

Terlihat ketika

penutur mengatakan

“opo ?” itu sudah

salah, karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

243

simpati kepada

mita tutur

menggunakan kata

daerah dan bisa dirasa

merendahkan mitra

tuturnya. Terlebih

peserta diskusi lain

menjadi tertawa,

padahal mitra tuturnya

hanya ingin bertanya

tetapi respon yang

diberikan penutur

kurang baik.

o Penutur seharusnya

berusaha menjaga

muka positif mitra

tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Namun, dalam

tuturan tersebut jelas

terlihat bahwa penutur

tidak memberikan

simpati kepada mitra

tutur yang ingin

bertanya. Penutur

seakan mengejek

mitra tutur dengan

berkata “opo ?” yang

dapat menjatuhkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

244

muka mitra tuturnya

juga dapat memancing

emosi mitra tutur.

32. Maksim Kebijaksanaan

Buatlah

keuntungan

orang lain

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji : Ya ya seperti itu,

jadi dari menyimak

dulu baru nanti ke

ketiga itu sampai

dia bisa memahami

ucapan seseorang

itu, jadi

Peserta diskusi: Lhah trus kalo

organisnya ?

(memotong

pembicaraan)

Penyaji : Jadi ya, pie ? eh

(melihat ke teman

sekelompok)

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Tuturan terjadi dalam

diskusi kelas ketika sesi tanya

jawab. Tuturan diucapkan ketika

mitra tutur (penyaji) belum

menyelesaikan penjelasannya.

Tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur justru

menimbulkan

kerugian bagi mitra

tutur. Hal itu

dibuktikan, ketika

mitra tutur belum

selesai menjelaskan

dan penutur

memotong

pembicaraannya tanpa

didahului dengan

diksi halus, misalnya

“maaf” atau nonverbal

misalnya

“mengacungkan jari”.

Efek buruk lain bagi

mitra tutur, yakni bisa

membuat

konsentrasinya

terganggu, bahkan

menjadi bingung dan

bertanya

kekelompoknya. Hal

itu membuat mitra

tutur seakan tidak bisa

menjelaskan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

245

baik, padahal itu bisa

terjadi karena

konsentrasinya

terganggu dengan

ucapan punutur yang

tiba-tiba.

o Penutur seharusnya

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mitra

tutur. Namun, tuturan

tersebut justru

memperlihatkan

bahwa penutur

membuat mitra

tuturnya terkejut dan

bingung, bahkan

menimbulkan

keraguan bagi peserta

diskusi yang lain.

Terlihat bahwa

penutur tidak

menghargai atau

memberikan simpati,

karena mitra tutur

belum selesai

menjelaskan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

246

langsung dipotong,

hal itu jelas

menjatuhkan muka

positif mitra tuturnya.

33. Maksim Kebijaksanaan

Buatlah

keuntungan

orang lain

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji : Apakah masih ada

yang ingin ditanyakan

? Pie ? udah ya ?

Penutur adalah seorang penyaji.

Tuturan terjadi dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan diucapkan penutur

kepada seluruh peserta diskusi

yang hadir.

Tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur seperti

tidak memberikan

kesempatan bertanya

lagi bagi peserta

diskusi yang hadir.

Terlebih penutur

menggunakan diksi

yang kurang santun

“pie?”, dan jelas

kurang enak didengar

bagi peserta diskusi.

Hal itu tentunya

berlawanan dengan

maksim

kebijaksanaan, yang

seharusnya tuturan itu

memberikan

keuntungan bukan

malah menutup

kesempatan untuk

bertanya dan

berakibat merugikan

bagi mitra tuturnya.

o Penutur seharusnya

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

247

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Namun, tuturan

tersebut justru

memperlihatkan

bahwa penutur tidak

ingin ada yang

bertanya lagi dan

seakan memaksa

mitra tuturnya untuk

menerima begitu saja

apa yang sudah

dijelaskan. Hal

tersebut tidak

menghargai atau

memberikan simpati

terhadap kehadiran

mitra tuturnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

248

Maksim kedermawanan dan Strategi Kesantunan

Data

Pelanggaran

Tuturan

Konteks

Analisis

Kesesuaian

dengan teori

(Triangulator)

Setuju Tidak

Setuju

34. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

diri sendiri

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Peserta Diskusi : Hahahaha galau

Penyaji : Ya itu ya, sudah

ketawanya ?!! Yang selanjutnya

yang kesembilan

memiliki riwayat

keluarga bunuh

diri.

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur berada

dalam diskusi kelas. Tuturan

merupakan tanggapan dari

penutur (penyaji) terhadap

tuturan yang diucapkan oleh

mitratutur (peserta diskusi).

Tuturan “ ya itu ya,

sudah ketawanya ?!!”

terasa kurang enak

didengar dan

mempunyai kesan

marah, karena dengan

notasi yang tinggi.

Kesan itu yang

menyebabkan penutur

melanggar maksim

kedermawanan.

Sebenarnya diksi yang

digunakan adalah

diksi santun, akan

tetapi dalam

pengucapannya

disertai notasi yang

tinggi, kesan penutur

memarahi mitra tutur.

Hal itu jelas telah

meminimalkan rasa

hormat kepada orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

249

lain dan merugikan

mitra tutur karena

menimbulkan rasa

tidak menyenangkan,

sehingga melanggar

maksim

kedermawanan dan

dapat dikatakan tidak

santun.

o Cara bertutur seperti

itu bisa menjatuhkan

muka mitra tuturnya.

Penutur boleh tidak

suka dengan apa yang

dikatakan mitra tutur,

tetapi harus

memperhatikan

kesantunan, misalnya

dengan nada yang

tidak sekeras itu dan

lebih baik lagi bila

disertai diksi yang

mencerminkan

kesantunan misalnya,

“maaf” atau “tolong”

yang akan membuat

tuturannya terasa

lebih santun dan tidak

akan mengancam

muka mitra tuturnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

250

35. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji : Mereka

melakukan

tindakan

melawan

norma-norma

yang sudah

ditetapkan,

misalnya orang

tuanya bunuh

diri terus apa

yang dilakukan

anak-anaknya ?

jadi itu hal yang

menyimpang

menurut

kelompok kami.

Apakah ada

tanggapan ?

Peserta Diskusi 1: Dong ra ?

(mengerti

tidak ?) dong

ra ? (mengerti

tidak ?) ra

dong (tidak

mengerti)

hahaha

Peserta Diskusi 2: Ojo koyo ngono

to ! (jangan

seperti itu) yaya

mengerti

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

berada dalam diskusi kelas

dalam sesi tanya jawab. Tuturan

merupakan tanggapan dari mitra

tutur (peserta diskusi 1) terhadap

pertanyaan yang sebenarnya

ditujukan kepada mitra tutur

(peserta diskusi 2).

Tuturan seharusnya

membuat kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin,

namun tuturan

tersebut justru dapat

mengakibatkan

perasaan negatif bagi

mitra tutur (peserta

diskusi 2) yakni

membuat tersinggung

dan menjatuhkan

muka mitra tutur. Hal

itu dibuktikan dengan

respon dari mitra tutur

(peserta diskusi 2)

yang mengatakan “ojo

koyo ngono to, yaya

mengerti” yang berarti

jangan seperti itu,

saya itu mengerti. Hal

ini mencerminkan

bahwa mitra tutur

(peserta diskusi 2)

tidak senang dengan

tuturan penutur

(peserta diskusi 1) dan

merasa diremehkan,

karena dianggap tidak

mengerti dengan

jawaban akan

pertanyaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 267: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

251

Tuturan seperti itu

secara tidak langsung

dapat merendahkan

dan tidak

menghormati mitra

tutur (peserta diskusi

2) selain mengejek,

tuturan tersebut juga

menggunakan bahasa

daerah dan dilingkup

formal itu kurang

tepat, sehingga tuturan

tersebut semakin tidak

santun.

o Penutur seharusnya

dapat menjaga muka

positif mitra tuturnya

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Namun, dalam

tuturan tersebut

penutur justru

merendahkan mitra

tutur, sehingga

mengancam muka

mitra tutur karena

dianggap tidak

mengerti dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 268: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

252

jawaban yang

diberikan penyaji.

Penutur jelas akan

membuat mitra

tuturnya kehilangan

muka di hadapan

dosen dan para

peserta diskusi yang

lain dengan tuturan

yang seperti itu.

36. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji : Maksudnya ?

Peserta diskusi : Jangan dipotong,

ini belum selesai ! Jadi apakah jika

dilakukan

euphanasia itu

tidak melanggar

moral hidup ? kan

jika hidup

memberatkan tapi

jika dilakukan

menghilangkan

nyawa dan itu

melanggar perintah

Allah.

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

berada dalam diskusi kelas.

Tuturan merupakan tanggapan

dari penutur (peserta diskusi)

ketika mitra tutur (penyaji)

meminta penegasan terhadap

pertanyaan yang diajukan oleh

penutur (peserta diskusi).

Tuturan “jangan

dipotong, ini belum

selesai !!”, terasa

kurang enak didengar

dan mempunyai kesan

marah karena dengan

notasi yang tinggi.

Kesan itu yang

menyebabkan penutur

melanggar maksim

kedermawanan,

karena jelas tidak

menghormati mitra

tutur (peserta diskusi).

Sebenarnya diksi yang

digunakan adalah

diksi santun, akan

tetapi dalam

pengucapannya

disertai notasi yang

tinggi, kesan penutur

memarahi mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 269: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

253

Hal itu jelas telah

meminimalkan rasa

hormat kepada orang

lain, sehingga

melanggar maksim

kedermawanan dan

dapat dikatakan tidak

santun.

o Penutur seharusnya

dapat menjaga muka

positif mitra tuturnya

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Namun, dalam

tuturan tersebut

penutur justru

mempunyai kesan

memarahi mitra tutur

yang ingin meminta

kejelasan akan

jawabannya sehingga

mengancam muka

mitra tutur.

37. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin

Penyaji : Intinya gini loh,

gimana ya, ya

orang bunuh diri

atau euphanasia itu

tergantung mental

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur berada

dalam diskusi kelas saaat sesi

tanya jawab. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (penyaji)

Tuturan “coba mas

perhatikan baik-baik

sebelum memberi

sanggahan !!”, terasa

kurang enak didengar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 270: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

254

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

dan imannya

Peserta diskusi : Terus jawabannya ?

Penyaji : Iya itu

jawabannya mas,

coba mas

perhatikan baik-

baik sebelum

memberi

sanggahan !

ketika mitra tutur (peserta

diskusi) menanyakan kejelasan

akan jawaban dari penutur

(penyaji)

dan mempunyai kesan

marah dengan notasi

yang tinggi. Kesan itu

yang menyebabkan

penutur melanggar

maksim

kedermawanan karena

jelas tidak

menghormati mitra

tutur. Sebenarnya

diksi yang digunakan

adalah diksi santun,

akan tetapi dalam

pengucapannya

disertai notasi yang

tinggi, kesan penutur

memarahi mitra tutur.

Penutur seharusnya

bisa menjaga emosi

karena wajar apabila

peserta diskusi kurang

setuju dengan

jawaban dari penyaji

dalam suatu diskusi,

karena diskusi adalah

sarana untuk bertukar

pikiran.

o Penutur seharusnya

dapat menjaga muka

positif mitra tuturnya

dengan menggunakan

kesantunan positif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 271: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

255

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mitra

tutur. Di dalam

tuturan tersebut,

penutur justru

mempunyai kesan

memarahi mitra tutur

yang hanya ingin

menanyakan jawaban

yang dirasa kurang

jelas, namun penutur

justru membentak dan

menilai bahwa mitra

tuturnya tidak

memperhatikan

sehingga mengancam

muka mitra tuturnya.

38. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

Peserta diskusi : Hubungan anak

dengan orang tua

itu yang baik

seperti apa dan

yg buruk seperti

apa, terus jika ada

konflik anatara

orang tua dan

anak gereja

memandanganya

seperti apa, lalu

kan di gereja

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur berada

dalam diskusi kelas ketika sesi

tanya jawab. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (penyaji

1) yang ditujukan kepada mitra

tutur (penyaji 2) ketika

mendapat pertanyaan dari

peserta diskusi

Tuturan seharusnya

membuat kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin,

namun tuturan

tersebut justru dapat

mengakibatkan

perasaan negatif bagi

mitra tutur , yakni

membuat tersinggung

dan menjatuhkan

muka mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 272: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

256

mita tutur dasar hidupnya

kasih adalagi gak

sih dasar yang

lainnya ? atau

syarat-syarat

yang mendasar,

ya baik seperti

itu.

Penyaji 1 : Ee baik, koe do

dong

pertanyaane ora

? (kalian tahu

pertanyaannya

tidak ?) Penyaji 2 : Ora e, (tidak)

hahaaha

Ketika penutur

mengatakan “koe

dong pertanyaane ora

?”, hal itu bisa

membuat mitra tutur

tersinggung, karena

bagi mitra tutur

pertanyaan yang dia

utarakan dianggap

tidak jelas dan penutur

menggunakan bahasa

yang tidak santun

bahkan membuat

semua yang hadir

menertawakannya.

o Penutur seharusnya

dapat menjaga muka

positif mitra tuturnya

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mitra

tutur. Tuturan seperti

itu secara tidak

langsung dapat

merendahkan dan

tidak menghormati

mitra tutur (peserta

diskusi), karena selain

mengejek, tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 273: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

257

tersebut juga

menggunakan bahasa

daerah dan dilingkup

formal itu kurang

tepat dan jelas akan

menjatuhkan muka

mitra tuturnya.

39. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Peserta diskusi 1: Terus bekalnya

ini untuk apa ?

Penyaji : Nah kalu itu

saya juga

kurang tahu

mas, bekalnya

untuk apa !

nanti

ditanyakan ke

bu Yuli ya

Peserta diskusi 2 : Hahahahaa

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur berada

dalam diskusi kelas ketika sesi

tanya jawab. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (penyaji)

ketika mitra tutur (peserta

diskusi) menanyakan kejelasan

akan jawaban dari penutur

(penyaji)

Tuturan seharusnya

membuat kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin,

namun tuturan

tersebut justru

sebaliknya. Terlihat

dari tuturan “Nah kalu

itu saya juga kurang

tahu mas, bekalnya

untuk apa ! nanti

ditanyakan ke Bu Yuli

yaa, dengan tuturan

seperti itu terlihat

bahwa penutur tidak

mau merugi atau

menghormati mitra

tuturnya. Seharusnya

penutur bisa baik-baik

ketika

mengucapkannya,

tidak dengan notasi

yang keras dan terlihat

meremehkan mitra

tutur seperti itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 274: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

258

Terlebih peserta

diskusi yang lain

menertawakannya dan

semakin membuat

perasaan mitra

tuturnya tidak senang

dan hal tersebut

menjadikan tuturan

tidak santun.

o Penutur seharusnya

dapat menjaga muka

positif mitra tuturnya

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mitra

tutur. Tuturan seperti

itu tidak menghormati

mitra tutur dan tidak

memperlihatkan

bahwa penutur tidak

memberi perhatian

dan simpati kepda

mitra tutur yang

menanyakan

kejelasan. Tuturan

tersebut terkesan

meremehkan dan bisa

menjatuhkan muka

mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 275: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

259

40. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Peserta diskusi : Jadi tokoh

protagonis,

antagonis daan

tritagonis harus

ada ?

Penyaji : Iya, biar

ceritanya jadi

lebih seru juga

kan ?!

Peserta diskusi : Iya !

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur berada

dalam diskusi kelas ketika sesi

tanya jawab. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (penyaji)

ketika mitra tutur (peserta

diskusi) menanyakan kejelasan

akan jawaban dari penutur

(penyaji)

Tuturan seharusnya

membuat kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin,

namun tuturan

tersebut justru

sebaliknya. Terlihat

dari tuturan “iya, biar

ceritanya jadi lebih

seru juga kan, disertai

dengan notasi tinggi

sehingga membuat

mitra tutur merasa

tidak senang, karena

mitra tutur meminta

kejelasan tetapi

direspon dengan tidak

menyenangkan oleh

penutur. Hal itu tentu

menimbulkan

perasaan tidak senang

bagi mitra tutur dan

menandakan bahwa

penutur telah benar

padahal bagi mitra

tutur belum jelas,

sehingga mitra tutur

tidak melanjutkan

untuk bertanya.

o Penutur seharusnya

dapat menjaga muka

positif mitra tuturnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 276: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

260

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Tuturan seperti

itu bisa membuat

mitra tuturnya emosi

dan bisa terjadi

pertentangan. Hal

tersebut juga

memperlihatkan

bahwa penutur

meremehkan mitra

tuturnya dihadapan

peserta diskusi yang

lain, karena dianggap

tidak mengerti dan

jelas itu akan

menjatuhkan muka

mitra tutur.

41. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

besarkan

perhatian,

Peserta diskusi 1 : Terus tadi kan

ada yang

dijelaskan oleh

Fiki mengenai

akibat dari bunuh

diri kan

memberatkan

keluarga

Fiki (penyaji) : Ehhh saya tidak

begitu !!

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur berada

dalam diskusi kelas ketika sesi

tanya jawab. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (penyaji)

ketika mitra tutur (peserta

diskusi 1) menanyakan

kejelasan akan jawaban dari

penutur (penyaji)

Tuturan seharusnya

membuat kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin,

namun tuturan

tersebut justru

sebaliknya. Di dalam

tuturan terlihat bahwa

penutur mengelak

ketika diminta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 277: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

261

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Peserta diskusi 2 : Hahahaha nah

lohh piye

(bagaimana ?)

kejelasan oleh mitra

tutur, dan ketika

ditunjuk langsung

mengelak dengan

mengatakan bahwa

prnutur tidak

mengatakan hal itu.

Jelas bahwa penutur

tidak mau merugi,

bahkan tidak

mengakui telah

menjelaskan hal itu

dan bagi mitra tutur

bisa membuat

perasaan tidak senang,

karena ingin meminta

kejelasan dan sudah

memperhatikan malah

dibantah penutur.

Jelas hal tersebut

membuat tidak

menghargai mitra

tuturnya, mungkin

bisa diterima dahulu

bukannya langsung

dibantah seperti itu

dan hal tersebut jelas

tidak santun.

o Penutur seharusnya

dapat menjaga muka

positif mitra tuturnya

dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 278: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

262

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mitra

tutur. Namun, tuturan

tersebut justru

menjatuhkan mitra

tuturnya dihadapan

peserta diskusi yang

lain, karena penutur

menyangkal tuduhan

yang tujukan padanya.

Hal tersebut tentu

menimbulkan

perdebatan dan muka

mitra tutur akan jatuh,

karena penutur

langsung menyangkal

tuduhan yang

ditujukan padanya

tanpa memperhatikan

dulu apa yang

dituduhkan padanya.

42. Maksim kedermawanan

Buatlah kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin

Strategi kesantunan

positif:

o Membesar-

Penyaji : Nah ini adalah

perbedan dari

fonemik dan

fonetik,

sebelumnya ada

yang tau gak

perbedaan antara

fonemik dan

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

berada dalam diskusi kelas

ketika penyaji menjelaskan

materi. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta

diskusi) ketika mitra tutur

(penyaji) memberikan

Tuturan seharusnya

membuat kerugian

bagi diri sendiri

sebesar mungkin,

namun tuturan

tersebut justru

sebaliknya. Terlihat

dari tuturan “yo ngak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 279: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

263

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

fonem ?

Peserta diskusi : Yo engak lah !!

(ya tidak)

hahahaha

pertanyaan bagi seluruh peserta

diskusi.

lah !! hahaha, padahal

maksud dari mitra

tutur adalah untuk

memancing atau

stimulus sebelum

amsuk ke dalam

materi. Namun,

tanggapan dari

penutur justru kurang

baik, bukannya

menjawab atau jika

memang tidak tahu ya

bilang tidak tahu

tetapi tidak dengan

notasi tinggi dan

menertawakannya.

Hal tersebut bisa

membuat mitra

tuturnya tersinggung,

bahkan hilang

konsentrasi untuk

menjelaskan materi

dan jelas membuat

efek buruk bagi mitra

tutur.

o Penutur seharusnya

dapat menjaga muka

positif mitra tuturnya

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 280: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

264

persetujuan dan

simpati kepada mitra

tutur. Namun, tuturan

tersebut langsung

menjatuhkan mitra

tuturnya. Mitra tutur

hanya ingin

menyanyakan

mengenai materi yang

akan dibahas, akan

tetapi langsung

direspon dengan

kurang baik oleh

penutur.

Maksim pujian dan Strategi Kesantunan

Data

Pelanggaran

Tuturan

Konteks

Analisis

Kesesuaian

dengan teori

(Triangulator)

Setuju Tidak

Setuju

43. Maksim pujian

Kecamlah orang

lain sedikit

mungkin

Penyaji : Ya silahkan mbak

kalau mau

bertanya

Peserta diskusi : Terimakasih atas

kesempatannya.

Oke terimakasih

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan merupakan tanggapan

dari penutur terhadap presentasi

Tuturan seharusnya

meminimalkan

kecaman terhadap

orang lain, tetapi

penutur dengan jelas

mengatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 281: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

265

Strategi kesantunan

positif

o Menghindari

ketidaksetujuan

dengan pura-pura

setuju

atas presentasi

yang sangat

singkat dan

membingungkan

ini, kalian disini

justru

menjelaskan

mengenai anak

bukan

keseluruhan

keluarga,

sementara

judulnya kan

keluarga, itu

gimana ? makasih

yang telah dilakukan oleh

kelompok penyaji.

kekurangan dari

kelompok mitra tutur.

Sebenarnya tuturan

tersebut tidak salah,

tetapi karena isi

tuturannya cenderung

menjelekkan atau

memojokkan

kelompok mitra tutur,

maka tuturan tersebut

menjadi tidak santun.

Hal itu bisa berakibat

buruk bagi mitra tutur,

karena akan

menimbulkan

keraguan bagi peserta

diskusi yang hadir,

selain itu juga bisa

membuat tersinggung

dan bisa mengacaukan

jalannya diskusi.

o Tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur tidak

berusaha menjaga

muka positif mitra

tuturnya dan jelas

bertentangan dengan

strategi kesantunan

positif, yakni

menghindari

ketidaksetujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 282: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

266

dengan pura-pura

setuju. Jika penutur

menggunakan strategi

kesantunan tersebut,

pasti tuturannya dapat

menjaga muka positif

mitra tutur dan tidak

menimbulkan

pertentangan, dengan

begitu proses diskusi

akan jauh lebih baik

karena adanya rasa

saling mengerti dan

menghormati.

44. Maksim pujian

Kecamlah orang

lain sedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Penyaji : Ya siapa yang

mau bertanya ?

ohh ya mas

silahkan

pertanyaannya.

Peserta Diskusi: Jadi begini,

sejujurnya saya

gak paham

dengan

presentasi dari

kelompok ini,

antara judul dan

pembahasan

tidak sesuai.

Judulnya kan

peranan

keluarga, nah

yang di jelaskan

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan adalah tanggapan dari

penutur yang ditujukan kepada

kelompok penyaji ketika akan

memulai sesi tanya jawab.

Tuturan tersebut bisa

diartikan memojokkan

atau menjelekkan

kelompok penyaji, hal

ini bertentangan

dengan maksim pujian

yang seharusnya

meminimalkan

kecaman terhadap

orang lain. Namun,

penutur secara

terang-terangan

menyebut

pembahasannya tidak

sesuai dan tuturan

yang seperti itu jelas

akan menjatuhkan

muka mitra tuturnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 283: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

267

kelompok justru

peran anak,

anak dan anak.

padahal penjelasan

dari mitra tutur belum

tentu tidak sesuai

karena antara penutur

dengan peserta diskusi

lain pastilah berbeda

pendapat dan

mungkin ada peserta

diskusi yang paham.

Tuturan yang

diungkapkan penutur

ini tentu akan

memberikan efek

buruk bagi kelompok

penyaji dan hal ini

membuat tuturan

tersebut tidak santun.

o Penutur seharusnya

bisa menjaga muka

positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif

yakni melebihkan

perhatian, persetujuan

dan simpati. Namun,

tuturan tersebut justru

tidak menghargai apa

yang telah dilakukan

mitra tuturnya, yakni

menyajikan materi

padahal mitra tutur

telah berusaha sebaik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 284: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

268

mungkin untuk

menjelaskannya.

Penutur justru

menjatuhkan muka

positif mitra

tuturnya.

45. Maksim pujian

Kecamlah orang

lain sedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Penyaji : Iya mbak puput

silahkan

Peserta diskusi : Ohh ya, jadi

menurut saya

video tadi

kurang jelas,

audionya juga

kurang jelas,

jadi masih

kurang dan

kalau bisa

membuat

videonya itu di

tempat yang sepi

biar gak ada

suara lain yang

masuk gitu

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan adalah tanggapan dari

penutur ketika diberi

kesempatan untuk bertanya oleh

mitra tutur (penyaji).

Tuturan seharusnya

meminimalkan

kecaman terhadap

orang lain, tetapi

dalam tuturan tersebut

terlihat bahwa penutur

mengatakan

kekurangan video

yang dibuat mitra

tuturnya dengan

sangat terus terang.

Tuturan tersebut tidak

salah karena memang

diminta untuk

mengomentari, akan

tetapi isi tuturannya

cenderung

menjelekkan atau

memojokkan

kelompok penutur,

padahal sudah

berusaha membuat

video tersebut dalam

waktu yang singkat.

Tidak terlihat bahwa

penutur menghargai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 285: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

269

usaha yang sudah

dilakukan mitra tutur

dan kelompoknya.

o Penutur seharusnya

bisa menjaga muka

positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni melebihkan

perhatian, persetujuan

dan simpati. Namun,

tuturan penutur

tersebut justru tidak

menghargai apa yang

telah dilakukan mitra

tuturnya, yakni

menyajikan materi

padahal mitra tutur

telah berusaha sebaik

mungkin untuk

menjelaskannya.

46. Maksim pujian

Kecamlah orang

lain sedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Penyaji : Silahkan yang

mau bertanya

atau

menambahkan,

ya mas silahkan

Peserta diskusi : Begini saya cuma

mau

menambahkan

kalau copy dari

buku atau pun

internet itu

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan adalah tanggapan dari

penutur terhadap presentasi yang

telah dilakukan oleh mitra tutur

(penyaji) dan kelompoknya.

Tuturan seharusnya

meminimalkan

kecaman terhadap

orang lain, tetapi

dalam tuturan tersebut

terlihat bahwa penutur

mengatakan kesalahan

mitra tuturnya dengan

langsung. Sebenarnya

itu hal yang bagus,

karena penutur ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 286: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

270

jangan lupa

cantumkan

sumber agar

tidak jadi

plagiat !

Penyaji : Oh iya mbak

makasih

membenarkan mitra

tuturnya, tetapi lebih

baik dengan kalimat

atau kata yang lebih

halus, misalnya

didahului kata “maaf”

agar tidak membuat

mitra tutur

tersinggung, dengan

begitu telah

meminimalkan

kecaman kepada mitra

tutur.

o Penutur seharusnya

bisa menjaga muka

positif mitra tuturnya

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni melebihkan

perhatian, persetujuan

dan simpati. Namun,

tuturan penutur

tersebut justru tidak

menghargai dan

bersimpati terhadap

apa yang telah

dilakukan mitra

tuturnya yakni

menyajikan materi.

Mitra tutur memang

salah karena tidak

mencantumkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 287: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

271

sumber rujukan, akan

tetapi hal itu

mungkin karena lalai

atau lupa dan tidak

seharusnya penutur

mengatakan

kekurangan mitra

tutur dengan begitu

keras, bisa dengan

nada yang enak

didengar atau diawali

dengan kata “maaf”

sehingga menjaga

muka positif mitra

tuturnya.

47. Maksim pujian

Kecamlah orang

lain sedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Peserta diskusi : (ramaii)

Penyaji : Kalian bisa

diam ngak ?

kami sedang

mencari

jawabannya !

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur (peserta

diskusi) berada dalam diskusi

kelas ketika sesei tanya jawab.

Tuturan adalah tanggapan dari

penutur ketika melihat peserta

diskusi yang ramai dan

mengganggu kelompok penyaji.

Tuturan seharusnya

meminimalkan

kecaman terhadap

orang lain, tetapi

dalam tuturan tersebut

terlihat bahwa penutur

memarahi mitra

tuturnya. Penutur

tidaklah salah karena

kelompoknya sedang

mencari jawaban dan

peserta diskusi malah

ramai sendiri dan

mengganggunya,

tetapi caranya

mengondisikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 288: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

272

peserta diskusi justru

bisa membuat peserta

diskusi tersinggung.

Penutur seakan

memarahi peserta

diskusi karena penutur

menggunakan notasi

tinggi ketika ingin

mengondisikan

peserta diskusi.

Seharusnya penutur

menggunakan kata

yang halus atau tidak

dengan notasi tinggi

seperti itu, agar

peserta diskusi merasa

dihargai dan akan

menghargai kelompok

penyaji juga sehingga

tidak terjadi

pertentangan.

o Penutur seharusnya

bisa menjaga muka

positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni melebihkan

perhatian, persetujuan

dan simpati. Namun,

tuturan penutur

tersebut justru bisa

menyakitkan hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 289: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

273

mitra tutur dan terlihat

bahwa penutur tidak

memberikan perhatian

juga simpati terhadap

mitra tuturnya.

Tuturan tersebut jelas

akan menjatuhkan

muka positif mitra

tuturnya, karena

merasa dimarahi dan

bisa membuat

pertentangan.

48. Maksim pujian

Kecamlah orang

lain sedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Peserta diskusi : Terus apa

maksud dari

Penyaji : Iya maksudnya

itu tadi, saya

kan sudah

menjelaskannya

mas, makanya

kalau dijelaskan

jangan ramai

sendiri !

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur (peserta

diskusi) berada dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan adalah tanggapan dari

penutur ketika mitra tutur

(peserta diskusi) menanyakan

hal yang dianggap belum jelas

baginya.

Tuturan seharusnya

meminimalkan

kecaman terhadap

orang lain, tetapi

dalam tuturan tersebut

terlihat bahwa penutur

memarahi dan

menjatuhkan mitra

tuturnya. Mitra tutur

hanya ingin meminta

kejelasan akan

jawaban yang

diberikan penutur,

tetapi tanggapan dari

penutur sangatlah

kasar. Tuturan

tersebut jelas

menjatuhkan mitra

tuutrnya karena

dibilang ramai sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 290: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

274

atau tidak

memperhatikan. Hal

tersebut bisa membuat

mitra tuturnya

tersinggung, bahkan

bisa emosi karena

ingin meminta

kejelasan tapi justru

direndahkan.

o Penutur seharusnya

bisa menjaga muka

positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni melebihkan

perhatian, persetujuan

dan simpati. Namun,

tuturan penutur

tersebut justru tidak

menghargai dan

bersimpati terhadap

apa yang telah

dilakukan mitra

tuturnya, yakni sudah

memberi pertanyaan

kepada kelompok

penutur. Mitra tutur

tidaklah salah untuk

menanyakan kembali

apa yang belum

dimengerti olehnya,

akan tetapi tanggapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 291: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

275

dari penutur justru

menyebutnya ramai

sendiri, dan hal itu

jelas akan

menjatuhkan muka

mitra tuturnya

dihadapan dosen

maupun peserta

diskusi yang lain.

49. Maksim pujian

Kecamlah orang

lain sedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Penyaji : Yah kami dari

kelompok 1, disini

kami mengambil

tema video sebuah

talkshow

Peserta diskusi: Apa ? kurang

keras woy !!

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi

kelas ketika penyaji memulai

menjelaskan materi diskusi.

Tuturan adalah tanggapan dari

penutur ketika penjelasan dari

mitra tutur (penyaji) dianggap

kurang keras.

Tuturan seharusnya

meminimalkan

kecaman terhadap

orang lain, tetapi

dalam tuturan tersebut

terlihat bahwa penutur

memarahi mitra

tuturnya. Penutur

tidaklah salah karena

hanya

mengungkapkan

pendapatnya terhadap

suara mitra tutur yang

kurang keras. Namun,

ketika menyampaikan

pendapatnya penutur

seakan memarahi

mitra tuturnya,

terlebih langsung

memotong penjelasan

dari mitra tutur tanpa

didahului kata “maaf”

atau “tolong”. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 292: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

276

tersebut bisa membuat

pertentangan dan bisa

mengacaukan

jalannya diskusi kelas.

o Penutur seharusnya

bisa menjaga muka

positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni melebihkan

perhatian, persetujuan

dan simpati. Namun,

tuturan penutur

tersebut justru tidak

menghargai mitra

tutur yang sedang

menjelaskan dan

langsung berteriak

kurang keras,

padahal penutur bisa

menggunakan tuturan

yang lebih enak

didengar, sehingga

tidak menjatuhkan

muka positif mitra

tuturnya.

50. Maksim pujian

Kecamlah orang

lain sedikit

mungkin

Penyaji : Selanjutnya kami akan

menjawab pertanyaan

yang kedua, kita tuh ga

tau soalnya kita disini

belum berkeluarga !

Penutur adalah penyaji. Penutur

dan mitra tutur (peserta diskusi)

berada dalam diskusi kelas

ketika penyaji memulai

menjelaskan materi diskusi.

Tuturan adalah tanggapan dari

Tuturan seharusnya

meminimalkan

kecaman terhadap

orang lain, tetapi

dalam tuturan tersebut

terlihat bahwa penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 293: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

277

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

penutur ketika mitra tutur

(peserta diskusi) meminta

kejelasan akan jawabannya.

seakan memarahi

mitra tuturnya.

Seharusnya, penutur

bisa menyampaikan

pendapatnya dengan

lebih halus dan tidak

dengan nada yang

keras, karena dengan

begitu akan

memberikan efek

negatif bagi mitra

tuturnya.

o Penutur seharusnya

bisa menjaga muka

positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni melebihkan

perhatian, persetujuan

dan simpati. Namun,

tuturan penutur

tersebut justru tidak

menghargai mitra

tutur yang meminta

kejalasan akan

jawabannya.

Seharusnya penutur

bisa menggunakan

tuturan yang lebih

enak didengar,

sehingga tidak

menjatuhkan muka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 294: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

278

positif mitra

tuturnya.

51. Maksim pujian

Kecamlah orang

lain sedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Penyaji : Baiklah teman-

teman ini adalah

video hasil kerja

kelompok kami

dan kami harap

kalian

memperhatikannya

ya

(video diputar)

Peserta diskusi: Peteng peteng !!

(gelap gelap) Penyaji : Maaf ya memang

agak gak jelas

Penutur adalah peserta diskusi.

Penutur dan mitra tutur (penyaji)

berada dalam diskusi kelas

ketika penyaji memulai diskusi.

Tuturan adalah tanggapan dari

penutur ketika mitra tutur

(penyaji) melihat video yang

dipresentasikan mitra tutur

(penyaji).

Tuturan seharusnya

meminimalkan

kecaman terhadap

orang lain, tetapi

dalam tuturan tersebut

terlihat bahwa penutur

merendahkan atau

mengecam video yang

telah dibuat mitra

tuturnya. Penutur

seharusnya tidak

langsung mengatakan

kekurangan video

yang telah dibuat

dengan susah payah

oleh mitra tutur. Hal

tersebut tentu

merugikan mitra tutur

dan terlihat tidak ada

rasa simpati dari

penutur.

o Penutur seharusnya

bisa menjaga muka

positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni melebihkan

perhatian, persetujuan

dan simpati. Namun,

tuturan penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 295: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

279

tersebut justru bisa

menyakitkan hati

mitra tutur dan terlihat

bahwa penutur tidak

memberikan simpati

terhadap mitra

tuturnya. Tuturan

tersebut jelas akan

menjatuhkan muka

positif mitra tuturnya

karena merasa

direndahkan dan bisa

membuat

pertentangan.

52. Maksim pujian

Kecamlah orang

lain sedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Penyaji : Jadi maksudnya

mas Phillipus itu

menyanggah,

memberi saran

atau bertanya ?

Peserta diskusi: Ya saya bertanya

tapi kan tadi

jawaban anda

belum bisa saya

mengerti

Penyaji : Intinya unsur

pembangun prosa

dari luar !! (nada

keras)

Peserta diskusi : Santai

Penyaji : Biar jelas !

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur (penyaji)

berada dalam diskusi kelas

ketika sesi tanya jawab. Tuturan

adalah tanggapan dari penutur

ketika mitra tutur (penyaji)

meminta kejelasan terhadap

pertanyaan yang sudah

diajukannya.

Tuturan seharusnya

meminimalkan

kecaman terhadap

orang lain, tetapi

dalam tuturan tersebut

terlihat bahwa penutur

memarahi dan

menjatuhkan mitra

tuturnya. Mitra tutur

hanya ingin meminta

kejelasan akan

jawaban yang

diberikan penutur,

akan tetapi tanggapan

dari penutur sangatlah

kasar. Tuturan

tersebut jelas

menjatuhkan mitra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 296: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

280

tuutrnya.

o Penutur seharusnya

bisa menjaga muka

positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni melebihkan

perhatian, persetujuan

dan simpati. Namun,

tuturan penutur

tersebut justru tidak

menghargai dan

bersimpati terhadap

apa yang telah

dilakukan mitra

tuturnya yakni sudah

memberi pertanyaan

kepada kelompok

penutur. Mitra tutur

tidaklah salah untuk

menanyakan kembali

apa yang belum

dimengerti olehnya,

akan tetapi tanggapan

dari penutur justru

tidak baik dan jelas

akan merugikan

mitra tutur.

53. Maksim pujian

Kecamlah orang

lain sedikit

mungkin

Penyaji : Gimana mas

apakah sudah

paham ?

Peserta diskusi : Emmm itu kan

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur berada

dalam diskusi kelas ketika sesi

tanya jawab. Tuturan merupakan

Tuturan seharusnya

meminimalkan

kecaman terhadap

orang lain, tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 297: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

281

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

unsur sosiologis

tapi kok begitu ?

Penyaji : Lah emang begitu,

gimana sih, dong

gak sih !

(mengerti tidak ?)

tanggapan dari penutur terhadap

pertanyaan dari mitra tutur

(peserta diskusi) yang meminta

kejelasan dari jawaban penutur.

dalam tuturan tersebut

terlihat bahwa penutur

seakan memarahi

mitra tuturnya. Mitra

tutur hanya ingin

meminta kejelasan

akan jawaban yang

diberikan penutur,

tetapi tanggapan dari

penutur sangatlah

kasar. Tuturan

tersebut jelas

menjatuhkan mitra

tuutrnya karena

dianggap tidak

mengerti. Hal tersebut

bisa membuat mitra

tuturnya tersinggung

bahkan bisa emosi.

o Penutur seharusnya

bisa menjaga muka

positif mitra tutur

dengan menggunakan

kesantunan positif

yakni melebihkan

perhatian, persetujuan

dan simpati. Namun,

tuturan penutur

tersebut justru tidak

menghargai dan

bersimpati terhadap

apa yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 298: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

282

dilakukan mitra

tuturnya, yakni sudah

memberi pertanyaan

kepada kelompok

penutur. Mitra tutur

tidaklah salah untuk

menanyakan kembali

apa yang belum

dimengerti olehnya,

akan tetapi tanggapan

dari penutur justru

merendahkan mitra

tutur karena dianggap

tidak mengerti

dengan apa yang

telah dijelaskan.

Maksim Kerendahan Hati dan Strategi Kesantunan

Data

Pelanggaran

Tuturan

Konteks

Analisis

Kesesuaian

dengan teori

(Triangulator)

Setuju Tidak

Setuju

54. Maksim kerendahan hati

Pujilah diri

sendiri sedikit

mungkin

Penyaji : Apakah ada

yang masih mau

bertanya ? ngak

ada ya ? woow

Penutur adalah seorang penyaji.

Tuturan merupakan pernyataan

dari penutur (penyaji) kepada

seluruh mitra tutur (peserta

Tuturan seharusnya

tidak memuji diri

sendiri, namun dalam

tuturan “woow bagus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 299: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

283

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

bagus berarti

presentasi dari

kelompok kami

ya.

diskusi) mengenai presentasi

yang sudah dilakukan.

berarti presentasi dari

kelompok kami ya”,

terlihat tuturan

tersebut memuji

kelompok penutur itu

sendiri, jadi tuturan

tersebut menjadi

kurang santun.

Tuturan seperti itu

dapat menimbulkan

kesan sombong dari

para peserta diskusi.

Presentasi dari

kelompoknya

sebenarnya belum

tentu bagus, hanya

karena tidak ada yang

bertanya jadi

dikatakan bagus oleh

penutur sendiri,

bahkan tidak ada yang

bertanya mungkin

karena penjelasan dari

kelompok penyaji

yang tidak jelas, jadi

peserta diskusi

bingung mau bertanya

apa.

o Cara bertutur yang

seperti itu, justru

akan menjatuhkan

muka penutur itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 300: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

284

sendiri, karena

penutur terkesan

sombong, dan sifat

sombong itu akan

memberikan kesan

negatif bagi penutur

itu sendiri.

Seharusnya penutur

dapat menyelamatkan

mukanya sendiri

dihadapan dosen dan

peserta diskusi yang

lain dengan

kesantunan positif,

yakni melebihkan

perhatian, persetujuan

dan simpati.

55. Maksim kerendahan hati

Pujilah diri

sendiri sedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Penyaji : Sebentar jawaban

dari mas Ato masih

kami cari

Peserta diskusi: Pertanyaan saya

bagus jadi sulit

ditemukan

jawabannya

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

berada dalam diskusi kelas

ketika sesi tanya jawab. Tuturan

merupakan tanggapan penutur

terhadap pernyataan yang

diutarakan mitra tutur (penyaji).

Tuturan seharusnya

maksimalkan pujian

kepada mitra tutur

bukan penutur sendiri,

namun dalam tuturan

tersebut terlihat

bahwa penutur merasa

pertanyaan yang dia

ajukan itu bagus dan

secara terang-terangan

mengatakannya,

dengan begitu bisa

menimbulkan rasa

tidak senang dari para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 301: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

285

peserta diskusi lain

bahkan dinilai

sombong. Mitra tutur

bisa saja memang

kesulitan menjawab

pertanyaan tersebut,

tapi alangkah lebih

baik jika penutur tidak

menanggapinya secara

berlebihan, karena

dengan begitu

kesannya menjadi

tidak santun.

o Tuturan tersebut juga

mencerminkan bahwa

penutur tidak

menggunakan strategi

kesantunan. Entah

secara sadar atau

tidak, dengan tuturan

yang seperti itu

penutur justru

menjatuhkan

mukanya sendiri

dihadapan dosen

maupun peserta

diskusi yang lain,

karena mereka

beranggapan bahwa

penutur itu sombong

tidak hebat seperti

yang dikatakannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 302: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

286

sendiri. Citra diri

penutur dihadapan

mitra tuturnya akan

tercoreng karena sifat

sombong tidak

disenangi banyak

orang.

56. Maksim kerendahan hati

Pujilah diri

sendiri sedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Penyaji : Bisa dimengerti

ya yang saya

jelaskan ? saya

rasa penjelasan

saya sudah sangat

jelas dan lengkap

Peserta diskusi: Iya iya

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur (peserta

diskusi) berada dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan merupakan pernyataan

dari penutur ketika selesai

menjawab pertanyaan mitra

tuturnya (peserta diskusi).

Tuturan seharusnya

maksimalkan pujian

kepada mitra tutur

bukan penutur sendiri,

namun dalam tuturan

tersebut terlihat,

bahwa penutur

memuji penjelasannya

sendiri dan seakan

memaksa mitra

tuturnya untuk

menerima jawabannya

tersebut. Tuturan

tersebut juga bisa

menimbulkan

perasaan tidak senang

bagi mitra tuturnya,

karena terlihat

sombong dan kurang

enak didengar.

o Tuturan tersebut juga

mencerminkan bahwa

penutur tidak

menggunakan strategi

kesantunan. Terlihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 303: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

287

penutur justru

menjatuhkan

mukanya sendiri

dihadapan peserta

diskusi yang hadir,

karena mereka

beranggapan bahwa

penutur itu sombong.

Citra diri penutur

dihadapan mitra

tuturnya akan

tercoreng karena sifat

sombong tidak

disenangi banyak

orang.

57. Maksim kerendahan hati

Pujilah diri

sendiri sedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Melebihkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati

Penyaji : Ya demikian presentasi

dari kelompok kami,

kami rasa presentasi

yang kami lakukan

sudah sangat jelas ya

teman-teman, nah

apakah ada yang ingin

bertanya ?

Penutur adalah seorang penyaji.

Penutur dan mitra tutur (peserta

diskusi) berada dalam suatu

diskusi kelas ketika penutur

selesai menjelaskan materi.

Tuturan merupakan pernyataan

penutur kepada mitra tutur

(peserta diskusi) yang ingin

bertanya.

Tuturan seharusnya

maksimalkan pujian

kepada mitra tutur

bukan penutur sendiri,

namun dalam tuturan

tersebut terlihat

bahwa penutur

memuji penjelasannya

sendiri dan

kelompoknya, seakan

sudah sangat bagus

mereka

menjelaskannya.

Akan tetapi, tuturan

tersebut kurang enak

didengar karena

presentasinya belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 304: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

288

mendapat tanggapan

dan pertanyaan dari

peserta diskusi dan

dosen, jadi seakan

sangat percaya disri

dan sombong.

o Cara bertutur seperti

itu justru akan

menjatuhkan muka

penutur itu sendiri,

karena penutur

memuji dirinya

sendiri dan terlihat

sombong, sifat

sombong itu akan

memberikan kesan

negatif bagi penutur

itu sendiri.

Seharusnya penutur

dapat menyelamatkan

mukanya sendiri

dengan kesantunan

positif yakni

melebihkan

perhatian, persetujuan

dan simpati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 305: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

289

Maksim Kesepakatan dan Strategi Kesantunan

Data

Pelanggaran

Tuturan

Konteks

Analisis

Kesesuaian

dengan teori

(Triangulator)

Setuju Tidak

Setuju

58. Maksim kesepakatan

Usahakan

kesepakatan diri

dan orang lain

sebanyak

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Menghindari

ketidaksetujuan

dengan pura-pura

setuju

Penyaji : Apa ada

tanggapan ?

Peserta diskusi : Ya saya tidak

setuju bila jihad

adalah jalan

hidup,

kebanyakan dari

orang yang

berjihad itu

karena dicuci

otaknya oleh

seseorang, jadi

saya tidak

sependapat

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan merupakan sanggahan

dari penutur terhadap jawaban

dari mitra tutur (penyaji).

Tuturan tersebut

tidaklah salah, tetapi

alangkah lebih baik

jika penutur

mengawalinya dengan

diksi yang

mencerminkan

kesantunan, seperti

“maaf” atau dengan

nada yang enak

didengar, mungkin

tuturan tersebut akan

terasa lebih santun.

Bagi mitra tutur

mungkin akan lebih

enak didengar,

sehingga dapat

megusahakan

kesepakatan antara

dua belah pihak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 306: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

290

sehingga tidak terjadi

pertentangan.

o Penutur telah

mengancam muka

mitra tuturnya, karena

mengatakan

ketidaksetujuan secara

langsung dan jelas

bertentangan dengan

strategi kesantunan

yang diusulkan oleh

Brown dan Levinson

mengenai strategi

menjaga muka positif

mitra tuturnya.

Penutur seharusnya

bisa menjaga muka

positif mitra tuturnya

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni menghindari

ketidaksetujuan

dengan pura-pura

setuju, jadi penutur

boleh saja tidak

sependapat akan tetapi

tidak secara terang-

terangan mengatakan

hal tersebut.

59. Maksim kesepakatan

Usahakan

Penyaji : Jadi seperti itu

perbedaan antara

Penutur adalah peserta diskusi.

Penutur dan mitra tutur (penyaji) Tuturan tersebut

memperlihatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 307: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

291

kesepakatan diri

dan orang lain

sebanyak

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Menghindari

ketidaksetujuan

dengan pura-pura

setuju

novelet dan cerpen

menurut saya,

bagaimana mbak ?

Peserta diskusi : Saya tidak

setuju, jika

seperti itu maka

perbedaan

novelet dan

cerpen itu apa ?

coba jelaskan

dengan lebih

detail !

berada dalam diskusi kelas

ketika sesi tanya jawab. Tuturan

adalah sanggahan dari penutur

terhadap penjelasan dari mitra

tutur (penyaji).

bahwa penutur

menggunakan notasi

tinggi dan kurang

enak didengar ketika

bertutur, bahkan

seakan membentak

mitra tutur. Tuturan

tersebut dapat

menimbulkan efek

negatif bagi mitra

tutur, yakni rasa

tertekan, sehingga

dapat meminimalkan

terjadinya

kesepakatan.

Sebenarnya tidak

setuju adalah hal

wajar terlebih dalam

diskusi kelas, akan

tetapi ketika

mengungkapkan

ketidksetujuannya

juga harus

menghargai dan

menghormati mitra

tuturnya, tidak dengan

disertai emosi agar

bisa saling mengerti.

o Penutur tidak

berusaha

mengusahakan

persetujuan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 308: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

292

mitra tutur, bahkan

tidak memberikan

simpati terhadap mitra

tutur yang sudah

berusaha menjawab

pertanyaan dengan

sebaik mungkin.

Penutur memang

boleh berbeda

pendapat dalam

sebuah diskusi kelas,

akan tetapi tetap harus

menghargai pendapat

orang lain dan dapat

menerimanya, apabila

tidak setuju haruslah

disampaikan dengan

tuturan yang lebih

santun agar tidak

menjatuhkan muka

positif mitra tuturnya,

bagaimanapun diskusi

adalah wadah untuk

bertukar pikiran agar

mencapai suatu

kesepakatan bersama.

60. Maksim kesepakatan

Usahakan

ketaksepakatan

diri dan orang

lain sesedikit

mungkin

Penyaji : Kalau menurut

kami bisa juga,

tapi itu lebih

cenderung ke

fanatik ke

agamnya itu, jadi

Penutur adalah peserta diskusi.

Penutur dan mitra tutur (penyaji)

berada dalam diskusi kelas

ketika sesi tanya jawab. Tuturan

adalah sanggahan dari penutur

terhadap penjelasan dari mitra

Tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur

menggunakan notasi

tinggi dan kurang

enak didengar ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 309: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

293

Strategi kesantunan

positif

o Menghindari

ketidaksetujuan

dengan pura-pura

setuju

gimana ya

Peserta diskusi : Eee itu perlu

diralat ya, karena

itu bukan dari

agama tapi

karena otaknya

itu dicuci, jadi

bisa diralat

jangan

menyalahkan

agama !!

tutur (penyaji). bertutur, bahkan

seakan membentak

mitra tutur sehingga

dapat menimbulkan

efek negatif bagi mitra

tutur yakni

tersinggung. Penutur

mengungkapkan

ketaksepakatan

dengan ucapan yang

kurang baik, bukan

dari segi kata tapi

notasi tinggi yang

digunakan, sehingga

dapat meminimalkan

terjadinya

kesepakatan.

o Penutur tidak

berusaha

mengusahakan

persetujuan dengan

mitra tutur, bahkan

tidak memberikan

simpati terhadap mitra

tutur yang sudah

berusaha menjawab

pertanyaan dengan

sebaik mungkin.

Penutur dengan

lantang langsung

memotong penjelasan

mitra tutur dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 310: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

294

menyatakan

ketidaksetujuannya.

Dengan begitu terlihat

jelas, penutur

menjatuhkan muka

positif mitra tuturnya

secara langsung dan

sangat merugikan

mitra tuturnya. Hal

tersebut bisa

menimbulkan

pertentangan dan

mengganggu jalannya

diskusi.

61. Maksim kesepakatan

Usahakan

ketaksepakatan

diri dan orang

lain sesedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Menghindari

ketidaksetujuan

dengan pura-pura

setuju

Peserta diskusi 1: Terimakasih atas

waktunya, saya

ingin

menambahkan

kepada kelompok

mengenai

pertanyaan dari

Raden, nah

menurut buku

Thew 1984 ya

Peserta diskusi 2: Wuiss hahahahaa

Peserta diskusi 1 : Sudah ? nah

sebenarnya

berbeda ya

antara unsur

ekstrinsik

drama dan

prosa, kalo

Penutur adalah peserta diskusi.

Penutur dan mitra tutur (peserta

diskusi 2) berada dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan adalah masukan dari

penutur (peserta diskusi 1)

kepada kelompok penyaji yang

telah menjelaskan materi

diskusi.

Tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur kurang

sependapat dengan

apa yang telah

dijelaskan oleh

kelompok penyaji,

akan tetapi ketika

menyampaikannya

cenderung

menjatuhkan

kelompok penyaji.

Sebenarnya hal

tersebut bagus karena

bisa melengkapi

kelompok penyaji,

tetapi cara

menyampaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 311: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

295

prosa kita tidak

mengalami atau

melihat secara

suprasegmental,

sementara

dalam drama itu

digunakan

untuk

mendukung

drama, jadi buat

kelompok

mohon dibaca

lagi di

sumbernya !

Penyaji : Iya iya mas

ketaksetujuannya

kurang bisa diterima,

karena menjatuhkan

kelompok penyaji dan

seakan tidak

menghargai usaha

penyaji yang sudah

membuat bahan

presentasi bagi

seluruh peserta

diskusi.

o Penutur tidak

berusaha

mengusahakan

persetujuan dengan

mitra tutur bahkan

tidak memberikan

simpati terhadap mitra

tutur. Penutur

menyatakan secara

terang-terangan

ketidaksetujuannya

dengan nada yang

kurang enak didengar.

Selain dapat

menjatuhkan mitra

tuturnya, tuturan

tersebut juga bisa

menimbulkan emosi

bagi mitra tuturnya.

Penutur memang

boleh berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 312: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

296

pendapat dalam

sebuah diskusi kelas,

akan tetapi tetap harus

menghargai pendapat

orang lain dan dapat

menerimanya.

62. Maksim kesepakatan

Usahakan

ketaksepakatan

diri dan orang

lain sesedikit

mungkin

Strategi kesantunan

positif

o Menghindari

ketidaksetujuan

dengan pura-pura

setuju

Penyaji : Jadi begitu

presentasi dari

Peserta diskusi : Sebentar, saya

tidak setuju

dengan jawaban

kelompok tadi

mengenai

keluarga, tadi

yang dijelaskan

malah

kebanyakan

tentang anak

bukan

keseluruhan

keluarga itu apa.

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan merupakan sanggahan

dari penutur terhadap penjelasan

dari mitra tutur (penyaji).

Tuturan tersebut

tidaklah salah, karena

ketidaksetujuan wajar

terjadi di dalam

kegiatan diskusi kelas,

tetapi alangkah lebih

baik jika penutur tidak

langsung memotong

tuturan dari mitra

tuturnya. Akan lebih

baik jika penutur

mengawalinya dengan

diksi yang

mencerminkan

kesantunan, seperti

“maaf” atau dengan

nada yang enak

didengar, mungkin

tuturan tersebut akan

terasa lebih santun.

o Penutur telah

mengancam muka

mitra tuturnya, karena

mengatakan

ketidaksetujuan secara

langsung dan jelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 313: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

297

bertentangan dengan

strategi kesantunan

yang diusulkan oleh

Brown dan Levinson

mengenai strategi

menjaga muka positif

mitra tuturnya.

Penutur seharusnya

bisa menjaga muka

positif mitra tuturnya

dengan menggunakan

kesantunan positif,

yakni menghindari

ketidaksetujuan

dengan pura-pura

setuju. Jadi penutur

boleh saja tidak

sependapat, akan

tetapi tidak secara

terang-terangan

mengatakan hal

tersebut dan tidak

dengan cara yang

seperti penutur

lakukan yakni

memotong

pembicaraan dari

mitra tuturnya begitu

saja, terlebih mitra

tutur akan menutup

jalannya proses

diskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 314: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

298

Maksim Kesimpatisan dan Strategi Kesantunan

Data

Pelanggaran

Tuturan

Konteks

Analisis

Kesesuaian

dengan teori

(Triangulator)

Setuju Tidak

Setuju

63. Maksim kesimpatisan

Tingkatkan rasa

simpati

sebanyak-

banyaknya

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Peserta Diskusi : Hahaha, eaa,

eaa, itunya di

klik, eaaa

Penyaji : Nahh, ininya gak

mau

Peserta Diskusi : Aaa ininya gak

mau

(menirukan)

Penyaji : Sebentar sebentar

Penutur adalah peserta diskusi.

Penutur dan mitra tutur (penyaji)

berada dalam diskusi kelas.

Tuturan merupakan tanggapan

dari peserta diskusi (mitra tutur)

saat media powerpoint

mengalami gangguan tidak dapat

di klik (di tekan tombol next).

Tuturan tersebut dapat

menimbulkan

perasaan negatif

kepada mitra tutur,

yakni bisa membuat

grogi, tidak tenang

dan panik yang bisa

membuat proses

diskusi menjadi tidak

lancar. Tidak hanya

itu, penutur juga

menirukan perkataan

dari mitra tuturnya

“aaa ininya gak mau”,

dengan nada

mengejek dan justru

tidak membantu untuk

memperbaiki

powerpointnya. Hal

itu mencerminkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 315: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

299

bahwa penutur tidak

memberikan simpati

kepada mitra tutur

yang sedang

mengalami kesusahan.

o Cara bertutur seperti

itu berlawanan dengan

strategi kesantunan

positif yakni

membesar-besarkan

perhatian, persetujuan

dan simpati kepada

mita tutur. Penutur

justru mengejek mitra

tutur yang sedang

mengalami kesusahan,

sehingga mengancam

muka mitra tutur,

karena bisa dianggap

tidak mempersiapkan

presentasi dengan

sebaik mungkin oleh

dosen maupun peserta

diskusi yang lain.

Penutur seharusnya

tidak bertutur seperti

itu, karena mitra

tutur sudah berusaha

mempersiapkan

materi begitu juga

dengan powerpoint

untuk diskusi kelas,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 316: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

300

akan tetapi kesalahan

itu sebenarnya adalah

kesalahan teknis dan

bisa menimpa siapa

saja bahkan tidak

disengaja oleh mitra

tutur

64. Maksim kesimpatisan

Tingkatkan rasa

simpati

sebanyak-

banyaknya

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji : Ya selanjutnya

adalah alur, alur

adalah rang....

rang... (terdiam)

Peserta Diskusi : Hasyah hasyah

hyaaa hyaaaa

Penyaji : Rangkaian, iya

rangkaian jalan

cerita dan disusun

berdasarkan urutan

waktu

Penutur adalah peserta diskusi.

Penutur dan mitra tutur (penyaji)

berada dalam diskusi kelas.

Tuturan merupakan tanggapan

dari penutur ketika mitra tutur

(penyaji) lupa dalam

menjelaskan materi.

Tuturan tersebut

selain menggunakan

diksi yang tidak

santun, juga dapat

menimbulkan

perasaan negatif

kepada penutur, yakni

bisa membuat grogi,

tidak tenang, panik

dan lupa akan materi

yang seharusnya

dijelaskan yang bisa

membuat proses

diskusi menjadi tidak

lancar. Seharusnya,

ketika mengetahui

mitra tutur membuat

kesalahan, penutur

membantu jika bisa

atau lebih baik diam

agar mitra tutur

tenang dan dapat

mengingat materinya

kembali. Namun,

penutur justru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 317: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

301

mengejek mitra tutur.

o Cara bertutur seperti

itu dapat mengancam

keselamatan muka

mitra tutur. Penutur

seharusnya dapat

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif

yakni, membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Tuturan yang

demikian,

memperlihatkan

bahwa penutur tidak

memberikan simpati

terhadap apa yang

dialami mitra tutur

justru mengejek mitra

tutur yang salah atau

lupa materi.

65. Maksim kesimpatisan

Tingkatkan rasa

simpati

sebanyak-

banyaknya

Penyaji 1 : Ya selamat siang

teman-teman, ya

kami dari

kelompok 6 akan

mempresentasikan

tentang unsur-

unsur ekstrinsik

Penutur adalah peserta diskusi.

Penutur dan mitra tutur berada

dalam diskusi kelas. Tuturan

merupakan tanggapan dari

penutur (peserta diskusi) atas

kekeliruan yang dilakukan oleh

mitra tutur (penyaji 2) ketika

Tuturan seharusnya

dapat memperbanyak

rasa simpati kepada

orang lain, namun

dalam tuturan tersebut

penutur justru tidak

memberikan simpati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 318: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

302

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

drama, sebelumnya

kami ingin

perkenalan dulu

dari yang paling

kanan

Penyaji 2 : Oke yang pertama

saya akan

menjelaskan

tentang

Peserta Diskusi: Hahahahahhaha

perkenalan

perkenalan

akan memulai jalannya diskusi

kelas.

terhadap kekeliruan

yang dilakukan oleh

mitra tutur dan malah

menertawakannya.

Hal ini menimbulkan

efek negatif bagi mitra

tutur yakni menjadi

malu, bahkan

menundukkan kepala

dan hal ini agak

menghambat jalannya

diskusi, karena mitra

tutur sempat diam

beberapa saat sampai

peserta diskusi

berhenti tertawa.

Tertawa bukanlah hal

yang salah, jika dalam

konteks dan situasi

yang tepat misalnya

saat bercanda akan

tetapi hal ini terjadi di

saat diakusi kelas

yang seharusnya

meminimalkan

bercanda dan lebih

serius.

o Cara bertutur seperti

ini jelas dapat

menjatuhkan muka

mitra tutur dan

berlawanan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 319: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

303

strategi kesantunan,

dimana penutur

seharusnya dapat

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Tuturan yang

demikian,

memperlihatkan

bahwa penutur tidak

memberikan simpati

terhadap apa yang

dialami mitra tutur,

dan seharusnya ketika

mitra tutur melakukan

kesalahan tidak

langsung

ditertawakan, karena

hal terebut akan

merugikan mitra tutur.

66. Maksim kesimpatisan

Tingkatkan rasa

simpati

sebanyak-

banyaknya

Penyaji : Lalu apa sih

hubungan antara

bunuh diri

dengan moral

hidup ? ini

sebelumnya

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi

kelas. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta

diskusi) atas kesalahan yang

Tuturan seharusnya

memperbanyak rasa

simpati kepada orang

lain, namun tuturan

tersebut justru

sebaliknya. Tuturan “

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 320: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

304

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

moral, moral itu

apa ? moral

sendiri berasal

dari bahasa latin

yakni moremm,

eh morest .....

Peserta Diskusi : Hahaha morem

opo (apa) morest

? hahahaha

dilakukan oleh salah sorang

penyaji ketika menyebutkan

istilah latin.

hahaha....morem opo

morest ? haha”, dapat

menimbulkan

perasaan negatif

kepada mitra tutur,

yakni bisa membuat

keraguan bagi mitra

tutur dan kehilangan

konsentrasi, bahkan

bisa tidak tenang dan

panik sehingga bisa

memancing emosi

yang bisa membuat

proses diskusi

menjadi tidak lancar.

o Cara bertutur seperti

itu jelas dapat

menjatuhkan muka

mitra tutur dan

berlawanan dengan

strategi kesantunan,

dimana penutur

seharusnya dapat

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Tuturan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 321: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

305

demikian,

memperlihatkan

bahwa penutur tidak

memberikan simpati

atau pun perhatian

terhadap apa yang

dialami mitra tutur.

67. Maksim kesimpatisan

Tingkatkan rasa

simpati

sebanyak-

banyaknya

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji : Lalu ada huruf O,

O kaya gini misal

kata toko, loko,

kalau untuk O

separo gini

Peserta diskusi: Hahahahaha

separo wooo,

bahasa indonesia

woii Penyaji : Eh setengah maaf

(tertunduk malu),

lanjut ya misalnya

kata telepon

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi

kelas. Tuturan merupakan

tanggapan dari penutur (peserta

diskusi) atas kesalahan yang

dilakukan oleh mitra tutur

(penyaji) ketika menjelaskan

materi diskusi.

Tuturan seharusnya

dapat memperbanyak

rasa simpati kepada

orang lain, namun

dalam tuturan tersebut

penutur justru tidak

memberikan simpati

terhadap kesalahan

yang dilakukan oleh

mitra tutur dan malah

menertawakannya.

Hal ini menimbulkan

efek negatif bagi mitra

tutur, yakni menjadi

malu dan hal ini agak

menghambat jalannya

diskusi, karena

penutur sempat diam

beberapa saat sampai

mitra tutur berhenti

tertawa.

o Cara bertutur seperti

itu jelas dapat

menjatuhkan muka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 322: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

306

mitra tutur dan

berlawanan dengan

strategi kesantunan,

dimana penutur

seharusnya dapat

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mitra

tutur. Tuturan yang

demikian,

memperlihatkan

bahwa penutur tidak

memberikan simpati

atau pun perhatian

terhadap kesalahan

yang dilakukan oleh

mitra tutur.

68. Maksim kesimpatisan

Tingkatkan rasa

simpati

sebanyak-

banyaknya

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

Penyaji : Ohh ngak maaf

kalau salah, kan

kita masih

membahas isis atau

jihad ya, jadi tadi

dikatakan

menyangkut ke

agama karena

fanatiknya dan

pemahamannya

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi

kelas ketika sesi tanya jawab.

Tuturan merupakan tanggapan

dari penutur ketika mitra tutur

(penyaji) lupa akan materi yang

dijelaskan.

Tuturan seharusnya

memperbanyak rasa

simpati kepada orang

lain, termasuk ketika

orang lain berbuat

salah. Namun, tuturan

tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur

mengejek mitra tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 323: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

307

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

yang salah. Jadi

isis itu loh, kalo

isis itu kan meee...

meee...

Peserta diskusi : Hahahahahah

menangis po ?

yang lupa akan materi

diskusi yang

dijelaskannya.

Pastinya apa yang

dilakukan oleh

penutur dapat

menimbulkan

perasaan negatif

kepada mitra tutur,

yakni bisa membuat

mitra tutur kehilangan

konsentrasi dan

memancing emosi

yang membuat proses

diskusi berjalan tidak

lancar.

o Cara bertutur seperti

itu jelas dapat

menjatuhkan muka

mitra tutur dan

berlawanan dengan

strategi kesantunan,

dimana penutur

seharusnya dapat

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mitra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 324: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

308

tutur. Tuturan tersebut

memperlihatkan

bahwa penutur tidak

memberikan simpati

atau pun perhatian

terhadap mitra

tuturnya yang

melakukan kesalahan.

69. Maksim kesimpatisan

Tingkatkan rasa

simpati

sebanyak-

banyaknya

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

Penyaji : Dalam huruf I itu

ada dua huruf

(menulis di papan)

misalnya I, I

murni itu tandanya

i kecil pake

kotakan gini

Peserta diskusi : Pake ?

hahahahaha Penyaji : Pakai maaf-maaf,

misalnya kata I

murni misalnya

kata ini, itu

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

(penyaji) berada dalam diskusi

kelas ketika mitra tutur

menjelaskan materi. Tuturan

merupakan tanggapan dari

penutur (peserta diskusi) ketika

mitra tutur (penyaji) salah

menyebutkan kata.

Tuturan seharusnya

dapat memperbanyak

rasa simpati kepada

orang lain, namun

dalam tuturan tersebut

penutur justru tidak

memberikan simpati

terhadap kesalahan

yang dilakukan oleh

mitra tutur , bukannya

dengan baik

membenarkannya

justru malah langsung

menertawakannya.

Melihat konteks

situasi yang tidak

tepat maka tuturan

tersebut terasa kurang

santun, karena

menertawakan

kesalahanan orang

lain di depan banyak

orang.

o Cara bertutur seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 325: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

309

itu jelas dapat

menjatuhkan muka

mitra tutur dan

berlawanan dengan

strategi kesantunan,

dimana penutur

seharusnya dapat

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mita

tutur. Tuturan yang

demikian,

memperlihatkan

bahwa penutur tidak

memberikan simpati

atau pun perhatian

terhadap kesalahan

yang dilakukan oleh

mitra tutur.

70. Maksim kesimpatisan

Tingkatkan rasa

simpati

sebanyak-

banyaknya

Penyaji : Yak masnya

silahkan

Peserta diskusi : Wuiss Prapto

nanya, Prapto

nanya hahahaha

Penutur adalah seorang peserta

diskusi. Penutur dan mitra tutur

berada dalam diskusi kelas

ketika sesi tanya jawab. Tuturan

merupakan tanggapan dari

penutur (peserta diskusi) ketika

mengetahui bahwa Prapto yang

ditunjuk untuk bertanya oleh

Tuturan seharusnya

dapat memperbanyak

rasa simpati kepada

orang lain, namun

dalam tuturan tersebut

penutur justru tidak

memberikan simpati

terhadap peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 326: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

310

Strategi kesantunan

positif

o Membesar-

besarkan

perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada

mita tutur

penyaji. diskusi yang ining

mengajukan

pertanyaan. Peserta

diskusi tersebut

bahkan belum berkata

apapun, tetapi penutur

langsung mengatakan

hal yang bisa

dianggap

merendahkan dan

mengejeknya. Jelas

hal tersebut tidak

mencerminkan

kesantunan.

o Cara bertutur seperti

itu jelas dapat

menjatuhkan muka

mitra tutur dan

berlawanan dengan

strategi kesantunan,

dimana penutur

seharusnya dapat

menjaga muka positif

mitra tutur dengan

menggunakan

kesantunan positif,

yakni membesar-

besarkan perhatian,

persetujuan dan

simpati kepada mitra

tutur. Tuturan yang

demikian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 327: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

311

memperlihatkan

bahwa penutur tidak

memberikan simpati

atau pun perhatian

terhadap mitra

tuturnya.

Triangulator

Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 328: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

312

LAMPIRAN 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 329: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

313

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 330: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

314

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 331: KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN …viii ABSTRAK Prabowo, Fendi Eko.2016. Kesantunan Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Angkatan 2014

315

BIODATA PENULIS

Fendi Eko Prabowo lahir di Temanggung, Jawa Tengah,

tanggal 20 April 1993. Ia menyelesaikan pendidikan tingkat

sekolah dasar di SD Negeri 1 Kalirejo, Kledung,

Temanggung pada tahun 2004. Kemudian, ia melanjutnya

studinya di SMP N 2 Kledung dan tamat pada tahun 2007.

Pendidikan tingkat menengah atas ditempuhnya di SMA Negeri 4 Temanggung

pada tahun 2010. Setelah menyelesaikan sekolah tingkat menengah atas, ia

melanjutnya studi S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Masa pendidikan S1

tersebut berakhir pada tahun 2016 dengan menyelesaikan skripsi Kesantunan

Berbahasa dalam Kegiatan Diskusi Kelas Mahasiswa PBSI Universitas Sanata

Dharma Angkatan 2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI