7
 Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi yang menetralisir patogen. Bahkan organisme uniselular seperti bakteri dimusnahkan oleh sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi virus. Mekanisme imun lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada keturunan modern, seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut termasuk peptida antimikrobial yang disebut defensin, fagositosis, dan sistem komplemen.[1] Mekanisme yang lebih berpengalaman berkembang secara relatif baru-baru ini, dengan adanya evolusi vertebrata. Imunitas vertebrata seperti manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ tubuh dan  jaringan yang berinteraksi pada jaringan yang rumit d an dinamin. Sebagai bagian dari respon imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk mengakui patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat memori imunologis dan membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan pada masa depan dengan patogen tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah basis dari vaksinasi. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit. Penyakit defisiensi imun muncul keti ka sistem imun kurang aktif daripada biasanya, menyebabkan munculnya infeksi. D efisiensi imun merupakan penyebab dari penyakit genetik, seperti severe combined immunodeficiency, atau diproduksi oleh farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS) yang disebabkan oleh retrovirus HIV. Penyakit autoimun menyebabkan sistem imun yang hiperaktif menyerang jaringan normal seperti jaringan tersebut merupakan benda asing. Penyakit autoimun yang umum termasuk rheumatoid arthritis, diabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus. Peran penting imunologi tersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian. HIV AIDS mulai saat muncul hingga sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan yang kompleks. Penyakit HIV AIDS di Negara-Negara berkembang termasuk di Indonesia sangat sulit dikontrol. AIDS (Ac quired Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit yang membuat sulit tubuh untuk melawan penyakit menular. HIV (Human Immunodeficiency Virus) menyebabkan AIDS dengan menginfeksi dan merusak bagian dari pertahanan t ubuh terhadap infeksi (limfosit), yang merupakan  jenis sel darah putih dalam siste m kekebalan tubuh (melawan infe ksi) yang seharusnya untuk melawan kuman. HIV dan AIDS adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Penularan Penyakit HIV AIDS

Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren

5/17/2018 Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kesehatan-dan-kebersihan-pesantren 1/7

 

Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap

pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini

mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh

dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan

memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti

biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat

menginfeksi organisme

Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi yang menetralisir patogen.

Bahkan organisme uniselular seperti bakteri dimusnahkan oleh sistem enzim yang melindungi

terhadap infeksi virus. Mekanisme imun lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada

keturunan modern, seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut termasuk

peptida antimikrobial yang disebut defensin, fagositosis, dan sistem komplemen.[1] Mekanisme

yang lebih berpengalaman berkembang secara relatif baru-baru ini, dengan adanya evolusi

vertebrata. Imunitas vertebrata seperti manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ tubuh dan

 jaringan yang berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai bagian dari respon imun

yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk mengakui patogen khusus secara

lebih efektif. Proses adaptasi membuat memori imunologis dan membuat perlindungan yang lebih

efektif selama pertemuan pada masa depan dengan patogen tersebut. Proses imunitas yang

diterima adalah basis dari vaksinasi.

Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, membuatpatogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit. Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem

imun kurang aktif daripada biasanya, menyebabkan munculnya infeksi. Defisiensi imun merupakan

penyebab dari penyakit genetik, seperti severe combined immunodeficiency, atau diproduksi oleh

farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS) yang disebabkan oleh

retrovirus HIV. Penyakit autoimun menyebabkan sistem imun yang hiperaktif menyerang jaringan

normal seperti jaringan tersebut merupakan benda asing. Penyakit autoimun yang umum termasuk

rheumatoid arthritis, diabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus. Peran penting imunologi

tersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian.

HIV AIDS mulai saat muncul hingga sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan yangkompleks. Penyakit HIV AIDS di Negara-Negara berkembang termasuk di Indonesia sangat sulit

dikontrol. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit yang membuat sulit tubuh

untuk melawan penyakit menular. HIV (Human Immunodeficiency Virus) menyebabkan AIDS dengan

menginfeksi dan merusak bagian dari pertahanan tubuh terhadap infeksi (limfosit), yang merupakan

 jenis sel darah putih dalam sistem kekebalan tubuh (melawan infeksi) yang seharusnya untuk

melawan kuman. HIV dan AIDS adalah dua hal yang tidak terpisahkan.

Penularan Penyakit HIV AIDS

Page 2: Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren

5/17/2018 Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kesehatan-dan-kebersihan-pesantren 2/7

 

Penyakit HIV AIDS dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh

seseorang yang terinfeksi virus. Hubungan jarum suntik atau dengan melakukan hubungan seks yang

tidak terlindungi dengan orang yang terinfeksi juga dapat menjadi resiko, termasuk seorang bayi bisa

mendapatkan HIV dari ibu yang terinfeksi.

Page 3: Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren

5/17/2018 Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kesehatan-dan-kebersihan-pesantren 3/7

 

Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya

adalah seperti dibawah ini :

1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak,

batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia).

Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.

2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala

seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur

pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.

3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome,

yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada

sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi

termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan

yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.

4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang

mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak

kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung

(Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki,

reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.

5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar

air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit

kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami

infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit

lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.

6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami

penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka

pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita

lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita

Page 4: Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren

5/17/2018 Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kesehatan-dan-kebersihan-pesantren 4/7

 

AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal

sebagai istilah pelvic inflammatory disease (PID) dan mengalami masa haid yang

� � 

tidak teratur (abnormal).

Penyakit genetik atau kelainan genetik adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh kelainan oleh

satu atau lebih gen yang menyebabkan sebuah kondisi fenotipe klinis. Beberapa penyebab penyakit

genetik antara lain:

Ketidaknormalan jumlah kromosom seperti dalam sindrom Down (adanya ekstra kromosom 21) dan

sindrom Klinefelter (laki-laki dengan 2 kromosom X).

Mutasi gen berulang yang dapat menyebabkan sindrom X rapuh atau penyakit Huntington.

Gen rusak yang diturunkan dari orang tua. Dalam kasus ini, penyakit genetik juga dikenal dengan

istilah penyakit keturunan. Kondisi ini terjadi ketika individu lahir dari dua individu sehat pembawa

gen rusak tersebut, tetapi dapat juga terjadi ketika gen yang rusak tersebut merupakan gen yang

dominan.

3. Diabetes melitus

Penyakit diabetes melitus memiliki hubungan yang kuat dengan keturunan. Penyakit ini ditandai

dengan tingginya kadar gula dalam darah akibat insulin dalam tubuh yang tidak bisa bekerja secara

optimal. Seseorang yang memiliki antigen leukosit (human leukocyte antigen/HLA) dalam darah yang

diperoleh dari orangtuanya akan memiliki kecenderungan kuat untuk mengembangkan diabetes tipe

1 sedangkan diabetes tipe 2 juga merupakan penyakit turunan yang akan muncul di generasi

berikutnya jika ada masalah lain yang menyertai seperti obesitas, hipertensi atau gaya hidup tak

sehat yang mengganggu fungsi sel-sel beta di dalam tubuhnya.

Penyakit Diabetes Mellitus (DM)

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit

gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam

darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas

tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk

mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses)

Page 5: Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren

5/17/2018 Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kesehatan-dan-kebersihan-pesantren 5/7

 

karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin

berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.

Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat

langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah

mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula

(glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidaksemua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)

3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)

5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki

7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya

10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri

bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke

waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit

diabetes mellitus tipe 1.

Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagaigejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.

Page 6: Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren

5/17/2018 Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kesehatan-dan-kebersihan-pesantren 6/7

 

 

Tipe Penyakit Diabetes Mellitus

1. Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon

insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan

hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.

Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin yang

dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungansangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah

diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test

gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami

dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.

2. Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya,

dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan

berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan

meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya

faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat

dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet

diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalamdarah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.

Kadar Gula Dalam Darah

Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unit

United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit United State)}, Dimana 1

mmol/l = 18 mg/dl.

Page 7: Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren

5/17/2018 Kesehatan Dan Kebersihan Pesantren - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kesehatan-dan-kebersihan-pesantren 7/7

 

 

Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami

penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia apabila

kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia adalah suatu kondisi

dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal.

Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126

mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai

level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat

membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200

mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.

Banyak alat test gula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat dibeli dibanyak tempat

penjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-Chek, BCJ Group, Accurate, OneTouch UltraEasy

machine. Bagi penderita yang terdiagnosa Diabetes Mellitus, ada baiknya bagi mereka jika mampu

untuk membelinya.

Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog,

Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya

serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan

pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci

program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak

mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberiansuntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.