Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (k3)

  • Upload
    asdesaa

  • View
    85

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

K3 LABORATORIUM STT STIKMA INTERNASIONAL

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI LABORATORIUM KOMPUTER

1. Pendahuluan Keselamatan dan keamanan kerja (K3) merupakan bagian yang melekat dan tak terpisahkan dari semua kegiatan laboratorium. Orang yang bekerja di laboratorium, terutama dalam laboratorium komputer, memiliki resiko terpapar dengan bahaya yang terkait dengan radiasi komputer, peralatan komputer dan segala kegiatan yang menyangkut tentang arus listrik. Pada umumnya laboratorium di Perguruan Tinggi digunakan untuk melakukan aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan; yang meliputi praktikum, penelitian mahasiswa, penelitian dosen, dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, walaupun tidak menutup kemungkinan laboratorium tersebut digunakan juga sebagai laboratorium pengujian dan/atau kalibrasi. Oleh karena dalam laboratorium ini melibatkan banyak orang, maka resiko bahaya bekerja di laboratorium juga dapat melibatkan banyak orang. Perguruan Tinggi memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga keselamatan di laboratorium. Hendaknya tidak beranggapan bahwa para mahasiswa, teknisi/laboran atau dosen telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium. Sudah semestinya masalah keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium diberikan perhatian dan penekanan yang cukup, sejalan dengan pelaksanaan kurikulum. Perlu kiranya terus diupayakan pemberian informasi yang jelas, rinci dan menyeluruh tentang bahaya di laboratorium serta berupaya menciptakan keselamatan kerja di laboratorium. Untuk mahasiswa, informasi dapat diberikan dalam perkuliahan, sebelum praktikum dan/atau penelitian. Para dosen, teknisi/laboran atau karyawan lain dapat memperoleh informasi melalui melalui penjelasan rutin oleh fihak yang berwenang, membaca buku, bahkan informasi tentang keamanan dan keselamatan laboratorium (laboratory savety) dapat dengan mudah diakses melalui internet.

Page 1

K3 LABORATORIUM STT STIKMA INTERNASIONAL

2. Definisi Definisi berikut akan digunakan dalam panduan ini bagi menjelaskan mengenai keselamatan kerja dalam laboratorium computer. a. Visual Display Visual display merujuk kepada perangkat untuk menampilkan antarmuka system operasi atau aplikasi ke pengguna, yang dapat berupa monitor tabung, monitor LCD, atau proyektor. b. Candles Satuan yang digunakan untuk menunjukkan tinggi-rendahnya intensitas cahaya. c. Server Server merujuk kepada komputer yang berkemampuan tinggi yang berfungsi sebagai pusat komunikasi dan penyedia layanan aplikasi dan data dalam suatu jaringan computer. 3. Penggunaan Perangkat Teknologi Informasi Perangkat teknologi informasi merupakan perangkat elektronik yang membutuhkan sumber daya listrik dalam pengoperasiannya. Perangkat-perangkat ini juga ada yang menghasilkan radiasi elektromagnetik. Dalam menggunakan perangkat teknologi informasi (khususnya komputer) ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar kesehatan pengguna dapat terpelihara dan terhindar dari bahaya ketika menggunakannya. Berikut yang perlu diperhatikan ketika menggunakan komputer: a. Persyaratan pencahayaan ruang computer Pencahayaan ruang komputer harus memungkinkan orang bekerja dengan enak dan mata tidak mudah lelah. Pekerjaan dengna tingkat ketelitian dan kecermatan seperti di ruang komputer dibutuhkan intensitas nilai pencahayaan 40 sampai dengan 80 foot candles, pada bidang 30 inci dari lantai. Untuk daerah penempatan visual display units, intensitas nilai pencahayaan sebaiknya tidak lebih dari 50 foot candles, sedangkan penempatan konsole dan panel kontrol harus dihindarkan dari sinar matahari langsung.

Page 2

K3 LABORATORIUM STT STIKMA INTERNASIONAL

b. Tata letak computer Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah ditentukan, ruang komputer sebaiknya memenuhi: Pemilihan material untuk pembuatan ruang dianjurkan memenuhi ketentuan ketahanan terhadap api. Dinding dan plafon mampu menyerap suara yang ditimbulkan dalam ruang, dan menahan suara serta panas dari luar ruangan. Jauh dari daerah atau ventilasi pelepas panas dan asap. Jauh dari daerah kegiatan mesin pres atau sejenisnya yang menimbulkan sumber getar. Tidak langsung dibawah lantai yang banyak tandon air atau kegiatan yang menggunakan banyak air. Tidak terletak di bawah lantai yang airnya tidak bisa dikontrol dengan baik. Jauh dari pusat pembangkit medan listrik dan medan magnet, seperti gardu induk, gardu transformator, saklar pemutus beban listrik besar, saluran listrik berdaya besar dengan kawat telanjang, motor-motor listrik. Jauh dari daerah untuk kegiatan proses kimia, seperti pembuatan printed dengan proses etching. Jauh proses material yang menimbulkan debu atau asap.

Disamping itu, sebagai bagian dari Instalansi Komputer, ruang komputer dalam pengaturannya harus menunjukkan kesatuan dengan ruang-ruang lain, seperti: Ruang petugas perawat tekhnis. Ruang penyimpan pita dan cakram magnetis. Ruang penyiapan data. Kantor bagian pemrograman (Programmer Office). Hal lain yang perlu dipikirkan dan direalisasi dalam memilih ruang komputer adalah letaknya harus sedemikian rupa sehingga hanya orang-orang yang berkepentingan dan erat kaitannya dengan pemrosesan data yang dapat dan mudah mencapai ruang komputer.

Page 3

K3 LABORATORIUM STT STIKMA INTERNASIONAL

c. Persyaratan teknis ruang computer Syarat teknis ruang komputer tidak lepas dari sifat amannya ruang terhadap gangguan-gangguan, yaitu : Terjaminnya nilai temperatur ruang. Terjaminnya nilai kelembaban ruang. Bebas debu. Bebas pengaruh medan magnet dan listrik. Bebas getaran. Bebas asap. Bebas dari gas-gas tertentu Bebas zat kimia. Terjaminnya nilai pencahayaan. Akustik ruang. d. Posisi duduk pengguna Penempatan kursi, meja mouse, keyboard, dan layar komputer yang benar akan membantu membuat perubahan dalam mencegah resiko gangguan kesehatan. Area komputer. Biarkan area komputer di ruangan teratur. Alat-alat yang sering digunakan sebaiknya dekat sehingga mudah untuk dijangkau. Hindari menyimpan sesuatu dibawah meja yang dapat mengganggu posisi kaki. Duduk dengan posisi yang baik. Ketika duduk, tempatkan pantat tepat dikursi. Duduk tegap dan cobalah untuk menjaga pinggul, bahu dan telinga dalam posisi lurus. Kaki sebaiknya menyentuh lantai. Jika kaki tidak menyentuh lantai, rendahkan kursi atau gunakan sandaran kaki. Posisi monitor. Monitor harus ditempatkan di mana bagian atas monitor berada tepat di mata dan langsung berhadapan. Jarak antara operator dengan monitir kira-kira 15 30 inch.

Page 4

K3 LABORATORIUM STT STIKMA INTERNASIONAL

Istirahat dan ganti posisi. Jalan-jalan sebentar dapat mengurangi stress dan ketegangan pada otot dengan melentangkan badan membuat perbedaan yang besar .

e. Memperkirakan jarak pandang dengan layar monitor Dalam menggunakan komputer yang baik dan demi keselamatan kerja dari pengguna komputer (brainware) harus terlebih dahulu mengetahui prosedur-prosedur yang aman dalam bekerja. Sikap posisi duduk yang baik, jarak pandang mata terhadap komputer haruslah ditaati demi kesehatah dan keselamatan kerja. Pengaturan posisi duduk dalam menggunakan komputer, jarak pandang dan juga prosedur perawata komputer perlu diketahui oleh pengguna. Usaha dalam mengurangi kelelahan mata, punggung dan leher dapat dilakukan sebagai berikut: Garis pandang dari mata harus tegak lurus pada monitor berjarak 50 cm. Bagian belakang punggung belakang sandaran kursi harus keras, tapi berbantal empuk, tegak posisi 90. Lakukan gerakan untuk melemaskan otot. Istirahatlah sebentar-sebentar tapi sering. Tinggalkan komputer sejenak dan lakukan refresing. Usahakan penerangan tidak menyilaukan mata. Tinggi atau letak monitor sesuai dengan arah pandang mata, agar mudah melihatnya. Perbanyaklah makan makanan yang mengandung vitamin A, seperti, wortel, pisang dan sebagainya.

f. Menghidupkan/mematikan computer sesuai prosedur Dalam mengaktifkan komputer yang baik agar tidak terjadi kerusakan pada komputer haruslah mengikuti prosedur yang ada, langkah-langkah yang dilakukan dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut : Sambungkan kabel listrik. Hidupkan stavol (sebagai penyeimbang arus). Hidupkan CPU dengna menekan tombol power (on/off). Hidupkan monitor dengan menekan tombol power (on/off).

Page 5

K3 LABORATORIUM STT STIKMA INTERNASIONAL

Tunggu hingga muncul tampilan yang disebut dengan dekstop.

Dalam mematikan komputer juga perlu diperhatikan prosedur yang benar. Langkah-langkah dalam mematikan komputer yang baik sebagai berikut : Close program aplikasi yang telah selesai digunkan dengan cara close windows atau dengan klik file lalu exit. Klik Start yang biasanya berada disebelah kiri bawah. Pilih shut down (mematikan komputer). Muncul dialog box shut down, pilih Shut down. Klik yes, tunggu hingga monitor sudah tidak aktif. Matikan komputer atau layar pada tombol power monitor Matikan tombol power pada CPU (jika sistem shut down tidak otomatis, jika CPU otomatis mati maka tombol power tidak perlu ditekan). Dengan prosedur yang benar akan menghindari atau juga memperlambat kerusakan dari perangkat komputer yang ada.

4. Pengelolaan Perangkat Teknologi Informasi Pengelolaan laboratorium yang terkait dengan keselamatan dan keamanan kerja (K3) merupakan bagian yang melekat dan tak terpisahkan dari semua kegiatan laboratorium. Orang yang bekerja di laboratorium, terutama dalam laboratorium komouter, memiliki resiko terpapar dengan bahaya secara fisik (seperti radiasi komputer, peralatan komputer dan segala kegiatan yang menyangkut tentang arus listrik) atau non fisik (seperti kerusakan data akibat virus). Berikut ini beberapa penyebab yang dapat menimbulkan bahaya dalam pekerjaan di laboratorium. 4.1. Kebakaran Kebakaran sebenarnya bukanlah proses yang terjadi tiba-tiba. Secara umum kebakaran terjadi jika dipenuhi unsur-unsur penyebabnya, yaitu: i. Bahan bakar, ii. Udara/oksigen, dan iii. Sumber penyalaan.

Page 6

K3 LABORATORIUM STT STIKMA INTERNASIONAL

Jenis api kebakaran dapat dibedakan berdasarkan penggolongan menurut kelas-kelasnya antara lain sebagai berikut: Api kelas A, yaitu api dari kebakaran benda-benda padat. Misalnya: kayu, kertas, dan sebagainya.Api kelas B, yaitu api dari kebakaran bahan-bahan cair. Misalnya: bensin, minyak, dan sebagainya. Api kelas C, yaitu api dari kebakaran bahan-bahan gas. Misalnya: asetilin, LPG, LNG, dan sejenis gas lainnya. Api kelas D, yaitu api dari kebakaran aliran listrik. Api kelas E, yaitu api dari kebakaran bahan logam.

a. Penyebab utama kebakaran Penyebab utama kebakaran antara lain : Pemanasan yang tidak tepat, yaitu bila zat yang mudah terbakar dipanaskan tidak sebagaimana mestinya. Penyebaran uap dan gas-gas yang mudah terbakar, misalnya tidak melakukan pendingingan yang baik pada saat penyulingan, ada kebocoran zat, reaksi yang perlu dilakukan di ruang asam/ruang khusus, menuang sejumlah besar zat yang mudah terbakar, ceroboh/cairan mudah menguap maupun berceceran, atau ventilasi ruang yang kurang baik. Pecahnya wadah/botol zat yang mudah terbakar yang dipanaskan di atas logam. Kelalaian penggunaan gas dan listrik, misalnya adanya kebocoran gas dan timbulnya loncatan api listrik karena hubungan singkat. Personal yang kurang sadar/kurang hati-hati, misalnya merokok, membuang korek api, dan sebagainya. b. Pencegahan kebakaran Untuk menghindarai kebakaran dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pencegahan dengan cara: Menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang aman dari sumber nyala api. Bahan mudah terbakar seperti kertas tidak boleh disimpan di ruang server. Bekas sampah hendaklah diletakkan diluar ruang server.

Page 7

K3 LABORATORIUM STT STIKMA INTERNASIONAL

Semua alat-alat komputer perlu dimatikan apabila tidak digunakan Gunakan wadah yang tepat untuk menyimpan atau menuang bahan cair yang mudah terbakar. Jangan biarkan sampah (misalnya kertas yang tidak terpakai) menumpuk dan jangan membakarnya di sembarangan tempat. Semua pintu keluar bebas dari bahan-bahan yang mudah terbakar. Pastikan bahwa kabel dan peralatan listrik tidak rusak. Jangan memberi beban berlebih pada sirkuit listrik. Buatlah peraturan dan tata tertib peringatan bahaya kebakaran dan semua personal harus mematuhinya. Usahakan tersedia peralatan pemadam kebakaran yang paling sesuai, dan pastikan penempatannya tepat dan baik, misalnya: 1. mudah dijangkau, 2. mudah terlihat, 3. jarak yang tepat, 4. tidak terkunci, 5. jangan dalam keadaan kosong. Hindari kebiasaan buruk dan tidak pada tempatnya, khususnya di laboratorium; jangan merokok dan memasang alat pemanas di sekitar bahan-bahan yang mudah terbakar. c. Pemadam Kebakaran Dalam memadamkan kebakaran ada beberapa bahan yang dapat digunakan sesuai dengan golongan api yang menjadi penyebab kebakaran. Berikut bahan yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran: Air Air digunakan untuk memadamkan api golongan A, tidak sesuai untuk golongan api lainnya.

Page 8

K3 LABORATORIUM STT STIKMA INTERNASIONAL

CO2 Gas CO2 baik digunakan untuk memadamkan api golongan B dan C, khususnya untuk api yang ditimbulkan oleh listrik dan api yang melibatkan peralatan optik. Bubuk Kering Bubuk kering (biasanya natrium bikarbonat) dipakai untuk pemadaman api golongan A, B, dan C. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa bubuk kering tersebut dapat merusak peralatan listrik dan optik. Pemadam Halon Halon (campuran karbon dan gas halogen), digunakan untuk pemadaman api golongan C, terutama untuk instalasi komputer atau instrumentasi, karena bahan tersebut tidak merusak sirkuit pada instrumen. Senyawa pemadam api logam, digunakan untuk pemadaman api golongan D. Campuran ini mengandung pasir, soda abu, grafit dan butiran plastik. 4.2. Konsleting listrik Kebakaran dapat terjadi jika ada tiga unsur yaitu bahan yang mudah terbakar, oksigen dan percikan api. Prosentase lebih dari total kasus kebakaran disebabkan oleh listrik. Hal ini karena perlengkapan listrik yang digunakan tidak sesuai dengan prosedur yang benar dan standar yang ditetapkan oleh LMK (Lembaga Masalah Kelistrikan) PLN, rendahnya kualitas peralatan listrik dan kabel yang digunakan, serta intalasi yang asal-asalan dan tidak sesuai peraturan sering menjadi penyebab terjadinya konsleting listrik. a. Pengertian Konsleting listrik Konsleting listrik (hubungan singkat) terjadi karena adanya hubungan kawat positif dan kawat negatif yang beraliran listrik. Hal ini bisa karena isolasi kabel rusak, mutu kabel jelek dan penampang kabel terlalu kecil yang tidak sesuai dengan beban listrik yang mengalirinya.

Page 9

K3 LABORATORIUM STT STIKMA INTERNASIONAL

Hubungan singkat yang terjadi bisa juga menyebabkan listrik yang mengalir semakin besar. Kemudian karena ada sekering yang ditempatkan pada papan hubung bagi (PHB), di mana sekering itu berfungsi sebagai pemutus/pembatas arus maka kelebihan arus akan menyebabkan listrik padam sehingga keadaan menjadi aman. Dengan demikian hubung singkat bisa diamankan oleh sekering. Tapi jika sekering itu dililitkan kawat atau diganti dengan sekring yang lebih besar untuk mencegah agar tidak cepat putus maka arus yang melewati kabel akan menjadi lebih besar dan dapat menjadikan isolasi kawat rusak/terbakar/timbul percikan api. b. Penyebab Konsleting Listrik Beberapa penyebab konsleting listrik adalah: Kesalahan dalam pemilihan kabel listrik, misalnya kabel listrik untuk 10 ampere digunakan untuk 15 ampere. Memasang perangkat computer atau perangkat elektronik lainnya secara berlebihan pada satu terminal kabel, sehingga beban arus yang diterima oleh kabel melebihi yang dapat ditampung oleh terminal kabel tersebut. Mengganti sekring dengan ampere yang lebih besar dari yang seharusnya terpasang. Terjadi hubungan singkat kabel positif dan negatif, misalnya terkelupas sehingga terjadi hubungan singkat. Kecerobohan ketika menempatkan barang yang mengandung air/listrik. Misalnya menempatkan air minum di dekat perangkat listrik yang menyala sehingga ketika tersenggol juga dapat penyebabkan konsleting. Awamnya pengguna laboratorium terhadap penggunaan listrik sehingga sering kali bertindak kurang hati-hati dalam menggunakan listrik atau tidak mengikuti prosedur dan metode penggunaan listrik secara benar menurut aturan PLN.

Page 10

K3 LABORATORIUM STT STIKMA INTERNASIONAL

c. Usaha Penanggulangan Sedangkan usaha yang bisa dilakukan untuk menekan terjadinya kebakaran adalah: Di ruang server hendaklah dipastikan tidak berlaku limpahan air dari AC (Air Conditioner). Suhu dan kelembaban diruang server hendaklah diawasi dan dikawal Meningkatkan kesadaran pengguna laboratorium komputer bahwa listrik untuk keperluan sehari-hari/proses belajar mengajar. Dalam membagi-bagi arus dengan menggunakan stop kontak bukannya dilakukan dengan semaunya tapi harus dilakukan sesuai peraturan supaya tidak menimbulkan kebakaran. Artinya jika jumlah steker yang dipasang pada suatu stop kontak melebihi batas maka akan menyebabkan kabel pada stop kontak itu menjadi panas. Jika panas itu terjadi dalam waktu yang relatif lama maka hal ini akan menyebabkan melelehnya terminal utama dan akhirnya secara pelan-pelan terjadilah hubung singkat. Kemudian dari panas itu munculah api yang akan merambat di sepanjang kabel dan jika isolator tidak mampu menahan panas maka akan terjadilah kebakaran. Gunakanlah stop kontak sebagaimana mestinya. Dalam hal ini ada dua stop kontak; pertama stop kontak 200 Watt hanya digunakan untuk peralatan di bawah 500 - 1000 VA; ke dua jenis stop kontak tenaga yang digunakan untuk peralatan di atas 1000 VA.

Page 11