5
III. METODE EVALUASI A. Tolak Ukur Penilaian Evaluasi dilakukan pada Program Kesehatan Lingkungan khususnya Penyehatan Air di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan. Adapun sumber rujukan tolak ukur penilaian yang digunakan adalah Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV, Departemen Kesehatan RI, Tahun 2006 B. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan berupa: 1. Sumber data primer Wawancara dengan koordinator pelaksana Program Kesehatan Lingkungan khususnya sarana penyehatan air. Pengamatan di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan. 26

kesehatan lingkungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab III

Citation preview

Page 1: kesehatan lingkungan

III. METODE EVALUASI

A. Tolak Ukur Penilaian

Evaluasi dilakukan pada Program Kesehatan Lingkungan khususnya

Penyehatan Air di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan. Adapun sumber

rujukan tolak ukur penilaian yang digunakan adalah Pedoman Kerja

Puskesmas Jilid IV, Departemen Kesehatan RI, Tahun 2006

B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan berupa:

1. Sumber data primer

Wawancara dengan koordinator pelaksana Program Kesehatan

Lingkungan khususnya sarana penyehatan air.

Pengamatan di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan.

2. Sumber data sekunder

Laporan bulanan dan tahunan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan

Lingkungan Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan pada periode januari-

Desember tahun 2014.

26

Page 2: kesehatan lingkungan

C. Cara Analisis

Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan khususnya Penyehatan Air di

Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Menetapkan beberapa tolak ukur dari unsur keluaran

Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapaian

hasil output adalah dengan menetapkan beberapa tolak ukur atau standar

yang ingin dicapai. Nilai standar atau tolak ukur ini dapat diperoleh dari

Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV, Departemen Kesehatan RI, Tahun

2006.

2. Menentukan satu tolak ukur yang akan digunakan

Dari beberapa tolak ukur yang ada, dipilih satu tolak ukur yang akan

digunakan.

3. Membandingkan pencapaian keluaran program dengan tolak ukur

keluaran. Bila terdapat kesenjangan, ditetapkan sebagai masalah. Setelah

diketahui tolak ukur, selanjutnya adalah membandingkan hasil pencapaian

keluaran Puskesmas (output) dengan tolak ukur tersebut. Bila pencapaian

keluaran Puskesmas tidak sesuai dengan tolak ukur, maka ditetapkan

sebagai masalah.

4. Menetapkan prioritas masalah

Masalah-masalah pada komponen output tidak semuanya dapat diatasi

secara bersamaan mengingat keterbatasan kemampuan Puskesmas. Selain

itu adanya kemungkinan masalah-masalah tersebut berkaitan satu dengan

yang lainnya dan bila diselesaikan salah satu masalah yang dianggap

paling penting, maka masalah lainnya dapat teratasi pula. Oleh sebab itu,

27

Page 3: kesehatan lingkungan

ditetapkanlah prioritas masalah yang akan dicari solusi untuk

memecahkannya.

5. Identifikasi penyebab masalah

Berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep

selanjutnya akan diidentifikasi. Identifikasi penyebab masalah dilakukan

dengan membandingkan antara tolak ukur atau standar komponen-

komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik dengan pencapaian

di lapangan. Bila terdapat kesenjangan, maka ditetapkan sebagai penyebab

masalah yang diprioritaskan tadi.

6. Membuat alternatif pemecahan masalah

Setelah diketahui semua penyebab masalah, dicari dan dibuat beberapa

alternatif pemecahan masalah. Alternatif-alternatif pemecahan masalah

tersebut dibuat untuk mengatasi penyebab-penyebab masalah yang telah

ditentukan. Alternatif pemecahan masalah ini dibuat dengan

memperhatikan kemampuan serta situasi dan kondisi Puskesmas.

7. Menentukan prioritas cara pemecahan masalah

Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, maka

akan dipilih satu cara pemecahan masalah (untuk masing-masing

penyebab masalah) yang dianggap paling baik dan memungkinkan.

28