19
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEKTOR FORMAL Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja ialah seni dan ilmu dalam perencanaan, perorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Sistem manajemen ialah rangkaian manajemen yang teratur dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Defenisi Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) seperti yang didefenisikan dalam peraturan mentri tenaga kerja 05/MEN/1996 adalah bagian dari Sistem Manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi perkembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efesien dan produktif. Untuk lebih jelasnya kami akan uraikan sebagai berikut :

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEKTOR FORMAL

Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja ialah seni dan ilmu dalam

perencanaan, perorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian

terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Sistem

manajemen ialah rangkaian manajemen yang teratur dan saling berhubungan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Defenisi Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) seperti yang

didefenisikan dalam peraturan mentri tenaga kerja 05/MEN/1996 adalah bagian

dari Sistem Manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,

perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan prosedur, proses dan sumber daya

yang dibutuhkan bagi perkembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan

pemeliharaan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja dalam rangka

pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya

tempat kerja yang aman, efesien dan produktif. Untuk lebih jelasnya kami akan

uraikan sebagai berikut :

1.Struktur Organisasi

Program K3 yang dimaksudkan untuk mencapai sasaran melalui penyeragaman

unsure-unsur program dengan memanfaatkan berbagai sumber yang ada ke

dalm satu strategi K3 antara lain:

a.Mendorong komitmen pimpinan puncak untuk menetapkan kebijakan K3.

b.Membina dan melaksanakan sasaran K3 baik untuk fasilitas produksi

Page 2: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

c.Inspeksi kesehatan dan keselamatan kerja guna pengenalan bahaya-bahaya

potensial dalam produksi, dll.

2.Perencanaan

Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai

keberhasilan penerapan dan kegiatan Sistem Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja dengan sasaran yang jelas. Langkah-langkah perencanaan

yang perlu diperhatikan:

a.Perencanaan yang efektif dimui dengan perincian tujuan sasaran K3 secara

lengkap dan jelas dengan berdasarkan pada tujuan dan sasaran sebagai mana

yang di maksud dalam UU, No/1./1970.

b.Setelah tujuan dan sasaran K3 ditetapkan langkah berikutnya menentukan

program-program kegiatan yang didasari pada kebijakan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3).

3.Tanggung jawab

Pembagian tanggung jawab antara fungsi dan kaitannya dengan masalah K3 juga

di lakukan pembagian tanggung jawab menurut jenjang jabatan dalam

organisasi. Oleh karena itu dalam pelaksanaan rencana dan program K3

pimpinan/manajer harus mempunyai kemampuan untuk menggerakkan,

membangkitkan antusias dan membimbing seluruh tenaga kerja karyawan kea

rah tujuan, sasaran atau target yang hendak di capai

4.Pelaksanaan Prosedur

Dalam pelaksanaan program kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

sebagaimana dituangkan dalam rencana dan program Kesehatan dan

Page 3: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

Keselamatan Kerja, maka sangatlah mendasar fungsi organik manajemen yaitu

menggerakkan setiap tenaga kerja yang ada di perusahaan untuk melakukan

aktivitas-aktivitas dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

5.Proses

Serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh

berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap

tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan.

6.Sumber Daya

Suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu

perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan

jabatan yang tepat pada saat perusahaan memerlukannya dan untuk dapat

menunjang aktifitas perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Peraturan mentri tenaga kerja tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja yaitu setiap tempat kerja yang memiliki tenaga kerja 100

orang atau lebih dan atau memiliki resiko tinggi ditempat kerjanya harus

menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Tujuan Keselamatan Kerja

a.Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan

untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas.

b.Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja,

c.Sumber produksi diperiksa dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Page 4: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

Syarat-syarat Keselamatan Kerja

Secara jelas dan tegas di dalam UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja,

ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh setiap

orang atau yang menjalankan usaha, baik formal maupun informal ,dimanapun

berada dalam upaya memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan

semua orang yang berada dilingkungan usahannya.syarat-syarat keselamatan

kerja seperti tersebut pada pasal 3 (1) UU keselamatan kerja dimaksud untuk:

a.Mencegah dan mnegurangi kecelakaan.

b.Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c.Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu kebakaran atau

kejadian-kejadian lain yang membahayakan.

d.Member pertolongan pada kecelakaan.

e.Memberi alat pelindung diri pada pekerja

f.Mencegah dan mengendalilkan timbul atau menyebar luasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, aliran udara, cuaca, sinar radiasi,

kebisingan dan getaran.

g.Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik

maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

h.Memperolah penerangan yang cukup dan sesuai.

i.Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udaya yang baik.

j.Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

Page 5: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

k.Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

l.Menerapkan ergonomi ditempat kerja.

m.Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang dan barang.

n.Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

o.Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

penyimpanan barang.

p.Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

q.Menyesuaikan dan mnyempurnakan pengamanan pada pekerjaa yang

berbahaya, kecelakaan yang menjadi bertambah tinggi. ( UU No 1 tahun 1970 ).

Kebijakan departemen kesehatan menyangkut kesehatan kerja adalah :

a.Upaya kesehatan kerja sebagai bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat.

b.Upaya pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan secara paripurna berupa upaya

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam pola pelayanan Puskesmas

berdasarkan konsep wilayah rujukannya.

c.Upaya kesehatan kerja diselenggarakan melalui penyerasian kerja, beban kerja,

dan lingkungan kerja.

d.Upaya kesehatan kerja dilaksanakan dengan partisipasi aktif masyarakat

pekerja, pengusaha / pimpinan sektor terkait.

e.Peningkatan kesehatan pekerja diwujudkan dengan pemantapan dan

pembudayaan (norma sehat dalam bekerja)

Page 6: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

f.Pembinaan kesehatan kerja dilaksanakan dengan koordinasi dan kerjasama

lintas program dan lintas sektor sesuai dengan fungsi, tanggung jawab serta

wewenang masing-masing program / sektor.

Bentuk pelayanan keselamatan kerja yang dilakukan :

a)Pembinaan dan pengawasan/keamanan sarana, prasarana dan peralatan

kesehatan:

1)Melengkapi perizinan dan sertifikasi sarana dan prasarana serta peralatan

kesehatan.

2)Membuat program dan melaksanakan pemeliharaan rutin dan berkala sarana

dan prasarana serta peralatan kesehatan.

3)Melakukan peneraan/kalibrasi peralatan kesehatan .

4)Pembuatan SOP untuk pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi

terhadap peralatan kesehatan.

5)Sertifikasi personil petugas/operator sarana dan prasarana serta peralatan

kesehatan.

b.Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja terhadap

pekerja:

1)melakukan identifikasi dan penilaian resiko ergonomi terhadap peralatan kerja

dan pekerja.

2)Membuat program, melaksanakan kegiatan, evaluasi dan pengendalian risiko

ergonomi

Page 7: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

c.Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.

1)Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan lingkungan kerja yg

memenuhi syarat fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial.

2)Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan

psikososial secara rutin dan berkala.

3)Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki

lingkungan kerja.

d.Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitair.

1)Penyehatan makan dan minuman.

2)Penyehatan air.

3)Penyehatan tempat pencucian.

4)Penanganan sampah dan limbah.

5)Pengendalian sampah dan tikus.

6)Sterilisasi/desinfeksi.

7)Perlindungan radiasi.

8)Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan.

e.Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja.

1)Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-tanda keselamatan.

Page 8: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

2)Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan alat APD.

3)Membuat SOP peralatan kesehatan kerja dan APD.

4)Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap kepatuhan penggunaan

peralatan keselamatan dan APD .

f.pelatihan/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua pekerja :

1)Sosialisasi dan penyuluhan keselamatn kerja bagi seluruh pekerja

2)Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja RS

kepada petugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja RS

g.Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, pembuatan tempat

kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait keselamatan / keamanan:

1)Melibatkan petugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja RS di dlm perencenaan,

pembuatan, pemilihan serta pengadaan sarana, prasarana dan peralatan

keselamatan kerja.

2)Membuat evaluasi dan rekomendasi terhadap kondisi sarana, prasarana dan

peralatan keselamatan kerja.

h.Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya.

1)Membuat alur pelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka.

2)Membuat SOP pelaporan, penanganan tindak lanjut kejadian nyaris celaka dan

celaka

Page 9: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

i.Pembinaan dan pengawasan MSPK

1)Manajemen menyediakan sarana dan prasarana pencegahan dan

penanggulangan kebakaran.

2)Membentuk tim penanggulangan kebakaran .

3)Membuat SOP

4)Melakukan sosialisasidan pelatihan pencegahan dan penanggulangan

kebakaran

5)Melakukan audit internal terhadap sistem pencegahan dan penanggulangan

kebakaran

j.Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan

keselamatan kerja yang disampaikan kepada Direktur RS dan Unit teknis

terkait di wilayah kerja RS :

1)Data sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja.

2)Data perizinan.

3)Data kegiatan pemantauan keselamatan kerja.

4)Data pelatihan dan sertifikasi.

5)Data petugas kesehatan RS yg berpendidikan formal kesehatan kerja, sudah

dilatih Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan sudah dilatih tentang diagnosis

PAK.

6)Data kejadian nyaris celaka dan celaka.

Page 10: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

7)Data kegiatan pemantauan kesehatan lingkungan kerja.

PRINSIP KEBIJAKAN PELAKSANAAN DAN PROGRAM KESEHATAN

DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT (K3RS)

Pembahasan di fokuskan pada prinsip K3RS, program K3RS, dan kebijakan

pelaksanaan K3RS, yang di bagi dalam 3(tiga) bagian yaitu:

1.Prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di ruma sakit (K3RS) agar kesehatan

dan keselamatan kerja di ruma sakit (K3RS), dapat di pahami secarah utuh, perlu

diketahui pengertian 3(tiga) komponen yang saling ber interaksi, yaitu:

a.Kapasitas kerja adala status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta

kemampuan fisik yang prima setiap pekerja agar dapat melakukan pekerjaannya

dengan baik. Contoh: Bila seorang pekerja kekurangan zat besi yang

menyebabkan anemia, maka kapasitas kerja Akan menurun karna pengaruh

kondisi fisik lemah dan lemas.

b.Beban kerja adalah beban fisik dan beban mental yang harus di tanggung oleh

pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Contoh: pekerja yang bekerja melebihi

waktu kerja maksimum dll.

c.Lingkungan kerja adalah lingkungan yang terdekat dari seorang pekerja.

Contoh: Seorang yang bekerja di bagian instalasi radiologi ( Kamar X Ray, kamar

gelab, kedokteran, nuklir dan lain-lain).

2.Program Kesehatan dan Keselamatan kerja di rumah sakit (K3RS) program K3 di

rumah sakit (K3RS) bertujuan untuk melindungi Kesehatan dan Keselamatan

Page 11: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

kerja serta meningkatkan produktifitas tenaga kerja, melindungi keselamatan

pasien, pengunjung dan masyarakat serta lingkungan rumah sakit. Kinerja setiap

pengunjung kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari 3 (tiga)

komponen yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan kapasitas kerja.

Program K3RS yang harus diterapkan adalah:

a.Pengembangan kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit

(K3RS).

-Pembuatan atau revitalisasi organisasi K3RS.

-Merencanakan programK3RS selama 3(tiga) tahun kedepan.setiap 3 tahun

dapat di revisi kembali sesuai dengan kebutuhan

b.Pembudayaan perilaku Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit

(K3RS).

-Advokasi sosialisasi K3 pada seluruh jajaran rumah sakit, baik bagi

pekerja,pasien serta pengunjung rumah sakit .

-Penyebaran media informasi dan komunikasi baik melalui film , leaflet ,poster,

pamflet dll.

-Promosi K3 pada setiap pekerja yang bekerja disetiap unit di Rumah Sakit.

c.Pengembangan sumber daya manusia (SDM)K3RS.

-Pelatihan umum K3RS,

-Pelatihan itern Rumah Sakit, seperti pekerja perunit rumah sakit

Page 12: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

-Pengiriman SDM untuk pendidiksn formal, pelatihan lanjutan,seminar dan

worshop yang berkaitan dengan K3.

d.Pengembangan pedoman dan standar Oprational Procedure (SOP) K3RS.

-Penyusunan pedoman praktek Ergonomi di Rumah sakit,

-Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan Kesehatan kerja

-Penyusunan pedoman pelaksanaan tanggap darurat di Rumasakit .

-Penyusunaan pedoman pelaksanaan penanggulangan kebakaran .

-Penyusunan pedoman pengelolaan penyehatan lingkungan Rumah sakit .

-Penyusunan pengelolaan faktor resiko dan pengelolaan limba Rumah sakit.

-Penyusunan control terhadap penyakit infeksi.

-Penyusunan konrol terhadap bahan berbahaya dan bercun (B3).

-Penyusunan sop kerja dan pelatihan di masing-masing unit kerja Rumah sakit.

e.Pemantauan dan evaluasi kesehata lingkungan tempat kerja.

-Mampping lingkungan tempat kerja .

-Evaluasi lingkungan tempat kerja (wawancara pekerja, survei dan kuesioner)

f.Pelayanan kesehatan kerja

-Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja ,pemeriksaan secara

khusus, dan secara berkala bagi pekerja sesuai pajananya di Rumah sakit.

Page 13: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

-Melakukan pemeriksaan kesehatan khususnya pada pekerja di Rumah sakit yang

akan pensiun atau pinda kerja .

-Pemeriksaan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi pekerja yang

menderita sakit.

-Meningkatkan kesehatan badan , kondisi , mental (rohani) dan kemampuan fisik

pekerja

g.Pelayanan keselamatan kerja

-Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana prasarana dan

peralatan kesehatan di Rumah sakit.

-Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja di Rumah sakit .

-Pengelolaan dan pemeliharaan serta sertifikasi sarana prasarana dan

pemeliharaan peralatan rumah sakit

-Pengadaan peralatan Rumah sakit

h.Pengembangan program pemeliharaan pengelolaan limbah padat,cair dan

gas.

-Penyediaan fasilitas untuk penanganan dan pengelolaan limbah padat, cair dan

gas.

-Pengelolaan limbah medis dan non medis

Page 14: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Sektor Formal

i.Pengelolaan jasa bahan berbahaya, beracun dan barang berbahaya

-Inventarisasi bahan beracun, berbahaya dan barang berbahaya (Permennaker

No 427 tahun 1996).

-Membuat kebijakan prosedur pengadaan, penyimpanan dan penaggulangan bila

terjadi kontaminasi dengan acuan material safety Data sheet (MSDS)

j.Pengembangan manajemen tanggap darurat

-Menyusun rencana tanggap darurat ( surfei bahaya, membentuk tim tanggap

darurat, menetapkan prosedur penanganan tanggap darurat, pelatihan dll)

-Pembentukan organisasi/tim kewaspadaan bencana .

-Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan petugas tanggap darurat