Upload
ikhsan-tri-januar
View
24
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
keselamatan kerja
Citation preview
PENGERTIAN DAN PENERAPAN KESELAMATAN KERJA
PENGERTIAN TENTANG KESELAMATAN KERJA
SERTA LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KECELAKAAN
DI
BENGKEL/WORKSHOP/LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO/ELEKTRONIKADisampaikan Pada
Kegiatan Konvensi Nasional ke V dan Temu Karya ke XVFT/FPTK-JPTK Universitas se IndonesiaDi Fakultas Teknik Universitas Negeri PadangPadang, 3 7 Juni 2008
Oleh :
Drs. Irzan Zakir M.PdDosen Teknik Elektro,FT,UNJDra. Hernita M.SiDosen teknik Sipil, FT,UNJFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JUNI 2008
A. JUDUL PENGERTIAN TENTANG KESELAMATAN KERJA
SERTA LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KECELAKAAN
DI
BENGKEL/WORKSHOP/LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO/ELEKTRONIKA ABTRAK Irzan Zakir dan Hernita,
Pengertian tentang keselamatan kerja Serta Langkah-
langkah Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan di Bengkel Listrik/Workshop/Laboratorium Teknik Elektro, Tahun 2008. ( Dosen Teknik elektro, FT,UNJ ).Setiap orang bekerja atau berlatih apapun jenis pekerjaannya perlu memperhatikan keselamatan kerja baik untuk keselamatan kerja manusia yang bekerja maupun keselamatan kerja alat dan bahan yang digunakan. Bila hal ini tidak diperhatikan, tidak dikendalikan secara baik akan berubah menjadi benda-benda yang sangat berbahaya bagi manusia, alat, bahan dan lingkungan secara keseluruhan.
Hal ini perlu penulis sampaikan kepada rekan dosen praktik di fakultas Teknik, khususnya dosen yang mengajar praktik dan banyak berkecimpung di laboratorium jurusan Elektro, Elektronika agar sasaran mata kuliah yang kita sampaikan kepada mahasiswa dapat berjalan dengan aman, lancar dan selamat.
Dalam keselamatan kerja di laboratorium yang bertanggung jawab apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan adalah instruktur / dosen praktik, laboran dan
mahasiswa. Maka penulis menghimbau hendaknya kita harus mengerti dan memahami cara mencegah jangan sampai terjadi kecelakaan, maka perlu adanya keterpaduan selama praktik berlangsung, baik di pelajaran teori Maupun didalam pelaksanaan praktiknya.Langkah-langkah tentang Keselamatan Kerja antara lain:1. Pergunakan pakaian kerja praktik yang telah ditentukan.
2. Periksa Alat-alat /perkakas yang diperlukan, kepresisiannya, kelengkapannya dan kualitasnya.
3. Bahan-bahan praktik harus seefisien dan seefektif mungkin diperlukan.
4. Alat-alat dan bahan jangan sampai jatuh ke lantai.
5. Jangan mengkencangkan baut-baut komponen terlalu keras, karena kemungkinan akan rusak atau patah.
6. Untuk menghindari kesalahan sambung atau hubungan singkat, pergunakan alat ukur multitester, untuk pengecekan awal.
7. Jangan menghubungkan rangkaian kerja dengan sumber tegangan listrik sebelum anda dapat persetujuan dari instruktur praktik/Dosen Praktik.
8. Awas kita bekerja menggunakan tegangan 380V/220V/50 Hz/Arus Bolakbalik/1Fase/3Fase/VAC, berhati-hatilah.9. Alat-alat dan perkakas yang digunakan harus dikembalikan ke tempat semula, dalam keadan baik dan lengkap ke Laboran/Teknisi Laboratorium.
C. PERMASALAHAN
PENGERTIAN TENTANG KESELAMATAN KERJASERTA LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KECELAKAAN
DI BENGKEL/WORKSHOP/LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO/ELEKTRONIKAD. KAJIAN TEORITIKA. Pendahuluan
Setiap orang bekerja atau berlatih apapun jenis pekerjaannya perlu memperhatikan keselamatan kerja baik untuk keselamatan kerja manusia yang bekerja maupun keselamatan kerja alat dan bahan yang digunakan. Bila hal ini tidak diperhatikan, tidak dikendalikan secara baik akan berubah menjadi benda-benda yang sangat berbahaya bagi manusia, alat, bahan dan lingkungan secara keseluruhan.
Hal ini perlu penulis sampaikan kepada rekan dosen praktik di fakultas Teknik, yang banyak berkecimpung di laboratorium jurusan Elektro, Elektronika agar sasaran mata kuliah yang kita sampaikan kepada mahasiswa dapat berjalan dengan aman dan selamat.
Dalam keselamatan kerja di laboratorium yang bertanggung jawab apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan adalah instruktur / dosen praktik, laboran dan mahasiswa. Maka penulis menghimbau hendaknya kita harus mengerti dan memahami cara mencegah jangan sampai terjadi kecelakaan, maka perlu adanya keterpaduan selama praktek berlangsung, baik di pelajaran teori maupun didalam pelaksanaan praktiknya. Pengertian Keselamatan Kerja
Definisi : Keselamatan kerja adalah suatu tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan atas :
kecelakaan terhadap manusia
kerusakan alat dan bahan
kerusakan gedung / tempat kerja
kerusakan lingkungan hidup
Keselamatan kerja berkaitan langsung dengan kata KESELAMATAN yang secara khusus diistilahkan dengan KESELAMATAN KERJA.
Keselamatan kerja adalah pencegahan timbulnya penyakit akibat lingkungan kerja atau pekerjaan yang mempengaruhui:
pisik atau mental para pekerja
pisik atau mental orang / masyarakat sekitarnya
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, perlu diadakan tindakan tertentu. Tindakan ini bisa bersifat prefentip (pencegahan) dan represip, yaitu usaha untuk membatasi akibat-akibat kecelakaan agar jangan sampai meluas bilamana sudah terjadi serta memulihkannya kembali.
Dengan cara mencegah terjadinya kecelakaan, akan membantu mengurangi kerugian baik manusia, pekerja maupun lingkungan kerja dan mempengaruhi peningkatan produktifitas kerja.
Konsep dasar keselamatan kerja bertitik tolak pada kejadian dimana :
setiap kecelakaan pasti ada penyebab, kecelakaan tersebut tidak terjadi begitu saja
langkah tindak lanjut harus segera dilakukan yaitu, melaporkan kejadian, mempelajari dan menganalisa sebab terjadinya, untuk mencegah jangan sampai terjadi kembali kecelakaan serupa di kemudian hari.
Bilamana tidak ada langkah-langkah perbaikan yang nyata, kecelakaan seperti tadi pasti akan terulang kembali, terjadinya kecelakaan tidak diperkirakan lebih dahulu.
Perlengkapan keselamatan kerja, termasuk pakaian kerja tidak tersedia.
B. 3 Kondisi yang berkaitan dengan Keselamatan kerja :a. Kondisi Mental Pekerja
- Kurang perhatian terhadap keselamatan kerja
- Kurang koordinasi atau reaksi mental yang lambat
- Sikap kerja yang tidak benar
-Stabilitas emosionalnya kurang
- Kejiwaan (tegang / bingung / panik)
- Sifat pekerjaan itu sendiri
b. Kondisi Fisik Pekerja
- Terlalu lelah
- Tuli
- Kekurang mampuan penglihatan
- Phisiknya tidak memenuhi syarat untuk pekerja yang bersangkutan
- Kurang sehat / phisik lemah
c. Kondisi Tempat Kerja
- Penerangan tidak memenuhi syarat
- Ventilasi tidak memenuhi syarat
- Suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah
- Terlalu bising / getaran terlalu tinggi
- Terdapat sumber-sumber sinar ultra / intra sinar X atau microwave (frekuensi tinggi)
C. Anatomi Suatu Kecelakaan
Ada 4 (empat) bagian pokok dalam anatomi kecelakaan yaitu:
1. Faktor-faktor penyebab
2. Keadaan / kasus saat timbulnya
3. kecelakaan itu sendiri
4. Akibat dari pada kecelakaan
Bagian-bagian tersebut dapat diuraikan lebih lanjut yaitu:
1. Faktor-faktor penyebab kecelakaan, dapat ditinjau dari:
a. Segi Pengawasaan Keselamatan Kerja
Instruksi-instruksi yang berhubungan dengan keselamatan kerja tidak mencukupi
Peraturan-peraturan keselamatan kerja tidak dipatuhi
Keselamatan kerja tidak direncanakan sebagai suatu bagian dari pekerjaan
Bahaya-bahaya atau kemungkinan-kemungkinan
2. Keadaan / Kasus saat Timbulnya
a. Gelak Operasional yang berbahaya
Di sini tidak dimaksudkan bahwa setiap gerak yang berbahaya akan menyebabkan kecelakaan, tapi adalah gerak langkah yang tidak semestinya akan mengakibatkan kecelakaan seperti :
Perlengkapan pencegahaan kecelakaan tersedia tapi tidak terpasang atau dipakai, contoh : kacamata las.
Cara membawa / mengangkat / memasang / menyimpan yang berbahaya, contoh :
Mengantongi benda-benda tajam dalam pakaian kerja
Mengangkat benda berat dengan posisi badan yang tidak betul.
Cara menggunakan alat kurang tepat
Gerakan yang berbahaya didalam laboratorium (lari, melompat, memanjat, melempar-lempar dan sebagainya).
b. Lingkungan kerja yang tidak aman / berbahaya
Bisa diartikan sebagai kondisi lingkungan phisisk yang tetap dibiarkan dalam keadaan sedemikian rupa tanpa dibenahi, yang bisa mengakibatkan terjadi kecelakaan. Sebaiknya, kondisi atau keadaan yang tidak aman tadi begitu dilihat atau disadari, harus secepat mungkin dibenahi sebelum terjadi kecelakaan, contoh :
Perlengkapan / alat-alat keselamatan kerja yang tidak memenuhi syarat
Tidak adanya alat-alat keselamatan kerja walau sebetulnya hal tersebut sangat dibutuhkan.
Pengaturan tempat yang tidak teratur, bahan berserakan di lantai, timbunan bahan, ruangan yang terlalu penuh sesak.
Perlengkapan yang telah rusak / kurang baik tetap dipakai
Pakaian yang longgar / berjumai / tidak tepat dipakai untuk kerja
Penerapan dan vertilisasi yang kurang baik dan sebagainya.
3. Kecelakaan itu sendiri
- Jatuh
- Tergelincir / terpeleset
- Terguling
- Terbakar, terantuk
- Terperangkap / tertangkap / terjepit
- Kena ledakan
- Kena aliran listrik dan sebagainya
4. Akibat dari pada kecelakaan
Gangguan kerja baik terhadap orang
Produksi tertunda, menurun
Kwalitas berkurang
Kerusakan alat dan perlengkapan
Luka-luka ringan
Cacat badan
Kematian
Dari urian diatas terlihat bahwa pengawasan kecelakaan kerja, kondisi phisik dan mental pekerja merupakan tiga faktor timbulnya kondisi dan gerakan yang tidak aman, yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Untuk itu, maka ketiga faktor tersebut yang harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Semua kecelakaan tetnu diakibatkan karena kondisi atau gerakan yang tidak aman, atau kombinasi antara keduanya.
Semua kecelakaan akan menimbulkan kerugian dan tentu bagi manusianya dapat menyebabkan cacat / kematian. Hal yang paling penting justru adalah bagaimana cara mencegah jangan sampai terjadi kecelakaan, dengan cara mengambil tindakan atau mengadakan kegiatan pencegahan tertentu.
D. Langkah-langkah Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, mengurangi seminimal mungkin kecelakaan, beberapa langkah dapat dilakukan, diantaranya :
1. Pembinaan kondisi fisik pekerja
2. Melatih kebiasaan dalam keselamatan kerja
3. Membina kesadaran perlunya keselamatan kerja
4. Melakukan analisa dan pencegahan terhadap bahaya kerja
5. Terpaduan program latihan keterampilan dengan pembinaan keselamatan kerja
6. Membina instruktur / pengawas khusus dalam hal keselamatan kerja
7. Mengingatkan partisipasi semua pihak terhadap keselamatan kerja
8. Laporan tertulis hal keselamatan kerja
Untuk penjelasan lebih lanjut diuraikan sebagai berikut :
1. Pembinaan kondisi phisik pekerja, dengan sebagai berikut :
Penyediaan fasilitas keselamatan
Test keselamatan sebelum bekerja
Test keselamatan berkala pada saat-saat tertentu
Penentuan seseorang pekerja yang tepat dijawaban yang tepat (kondisi Fisik dan mental)
2. Melatih kebiasaan keselamatan kerja
Untuk setiap orang perlu dijelaskan bagaimana cara melaksanakan pekerjaan dengan cara yang paling aman. Atau secara mudah, seorang pekerjaharus dilatih apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak boleh dikerjakannya. Keselamatan kerja ditanamkan dengan cara :
a. Memakai bermacam-macam metode untuk meningkatkan perhatian pekerja terhadap pelunya keselamatan kerja (slogan-slogan, poster-poster, selebaran dan sebagainya) disebarkan secara meluas.
b. Ceramah-ceramah dan pemutaran film mengenai atau ada hubungannya dengan keselamatan kerja.
c. Demonstrasi dalam bentuk perorangan atau group, yang memperlihatkan bahaya kerja yang mungkin timbul dalam suatu jenis pekerjaan tertentu, dan bagaimana cara mengatasinya. Hal ini akan mengurangi kemungkinan timbulnya kebiasaan kerja yang tidak baik dan membantu menyemournankan bagi seseorang pekerja yang belum begitu menguasai pekerjaannya.
3. Membina kesadaran perlunya keselamatan kerja
Keselamatan kerja sebagai suatu kebutuhan pokok menjadi dasar terciptanya suatu lingkungan kerja yang sehat. Instruksi-instruksi yang lengkap, serta melatih kebiasaan dalam keselamatan kerja sangat menolong dalam membangkitkan rasa aman di dalam lingkungan kerja. Kecuali menyangkut perlengkapan, alat dan hubungan antara pekerja dan pengawas ditempat kerja. Untuk menciptakan keselamatan kerja yang baik, perlu kerja sama yang erat anatara semua pihak serta ditingkatkannya perhatian untuk mencegah timbulnya kecelakaan.
4. Melakukan analisa dan pencegahan terhadap bahaya kerja
Untuk memulai keselamatan kerja yang baik, langkah pertama adalah mengadakan persiapan dalam menganalisa bahaya kerja yang mungkin timbul pada suatu jenis pekerjaan tertentu dengan urutan sebagai berikut :
Deskripsi / uraian / gambaran pekerja
Lokasi pekerjaan / tugas
Langkah kerja pokok
Peralatan yang digunakan
Kemungkinan bahaya terhadap kesehatan atau luka
Langkah-lagkah keselamatan kerja yang sudah diambil, pakaian dan kelengkapan kerja yang ada.
Ada 3 (tiga) pendekatan dasar untuk analisa bahaya kerja
a. Analisa bahaya kerja terhadap perlengkapan, fasilitas kerja dan perlengkapan alat angkut barang.
b. Analisa bahaya kerja di dalam melaksanakan pekerjaan teknis, bongkar pasang, mengelas, menggerinda dan sebagainya.
c. Analisa bahaya kerja atas jenis pekerjaan atas jenis pekerjaan itu sendiri seperti, pemasangan pipa, pemasangan perlengkapan tenaga uap, mengecat, mengergaji kayu dan sebagainya.
5. Terpadunya program latihan keterampilan dengan keselamatan kerja.
Bekerja dengan baik, berarti kecuali produktivitasnya tinggi, juga harus aman. Untuk itu dalam memberikan instruksi kerja yang baik harus dipadukan unsur keselamatan kerja kedalamnya dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Persiapan Pekerja / Mahasiswa dan yakinlah bahwa perlengkapan dan tindakan keselamatan kerja (termasuk pakaian kerja) adalah hal paling utama memulai pekerjaan.
b. Tunjukan bagaimana cara bekerja, bagaimana sikap kerja yang baik, bahaya-bahaya apa yang mungkin timbul pada tiap langkah kerja dan bagaimana cara mencegahnya.
c. Beri kesempatan mereka mencoba, masing-masing mahasiswa / pekerja mendemonstrasikan bagaimana cara melaksanakan langkah-langkah kerja tersebut dengan aman dan menjaga keselamatan kerja.
Dasar dari program keselamatan kerja yang baik adalah :
- Disiplin terhadap peraturan-peraturan kerja
- Kondisi kerja yanh aman harus selalu ditingkatkan
- Para pekerja harus dilatih untuk bekerja dengan cara yang paling aman.
6. Membina Instruktur / Pengawas dalam hal keselamatan kerja
Dibawah ini ada beberapa pedoman :
a. Keselamatan kerja harus didasari oleh pengawas / instrukstur sebagai bagian dari pekerjaannya.
b. Harus diciptakan pengelolaan keselamatan kerja yang baik antara instruktur / pengawas dengan bagian-bagian lain.
c. Berikan petunjuk-petunjuk yang cukup memadai unutk setiap pekerja / mahasiswa baru atau yang memulai suatu tugas baru.
d. Adakan suatu teguran atau koreksi / pembetulan bila peraturan keselamatan kerja diabaikan / tidak dipatuhi.
e. Ciptakan rasa kesadaran perlunya keselamatan kerja pada pekerja / mahasiswa.
f. Periksa apakah alat / perlengkapan keselamatan kerja perorangan cukup tersedia (misalnya : pakaian kerja, sepatu kerja, kacamata kerja, pengaman, dan sebagainya).
g. Berikan contoh dan teladan dalam tindakan sehari-hari.
h. Anjurkan setiap pekerja / mahasiswa untuk ikut aktif dalam kegiatan keselamatan kerja dengan : kontak pribadi, poster, film, buku petunjuk, ceramah dan sebagainya.
i. Jangan biarkam pekerja / mahasiswa menggunakan alat sebelum diizinkan / diinstruksikan.
j. Catat dan selidiki setiap kasus kecelakaan apa yang menyebabkan dan catat langkah-langkah cara mengatasinya.
k. Catat dan langsungperbaiki setiap kondisi kerja yang salah atau prosedur kerja yang berbahaya.
l. Periksa apakah setiap orang yang mendapat kecelakaan, walaupun hanya luka-luka kecil, sudah dilaporkan dan diobati secara cepat dan baik.
Sebagai pelengkap bagi seorang pengawas / instruktur diperlukan pengetahuan lanjut mengenai :
- Keselamatan kerja khusus dalam bidang kejuruannya
-PPPK dan latihannya
-Alat-alat pemadam kebakaran dan latihan pemakaiannya.
7. Meningkatkan partisipasi semua pihak terhadap keselamatan kerja
Masalah keselamatan kerja merupakan maslah setiap orang. Agar efektif, harus dimulai pembinaan dan partisipasi setiap orang yang berkepentingan didalamnya. Bila semua pihak sudah memahami metode kerja yang aman dan memakainya sehari-hari, maka masalah keselamatan dapat dikurangi.8. Laporan tertulis hal keselamatan kerja
Setiap kejadian suatu kecelakaan baik ringan maupun berat harus dibuat laporan tertuis dalam bentuk berita acara kejadian kecelakaan. Laporan ini selanjutnya disampaikan pada pihak berkepentingan dalam pelaksanaan tindak lanjut akibat kecelakaan dimaksud.
E. HASIL KESIMPULAN
Dari uraian mengenai pengertian keselamatan kerja, maka unsur-unsur untuk dapat melaksanakan dan mengembangkan keselamatan kerja di laboratorium dengan baik adalah :
a. Pengembangan kondisi kerja yang aman
b. Pnciptaan kebiasaan-kebiasaan kerja yang baik pada setiap pribadi
c. Penngkatan partisipasi setiap pohak yaitu instruktur / dosen praktek, laboran dan mahasiswa (si pekerja) dalam melaksanakan keselamatan kerja.
d. Koreksi langsung bilamana peraturan-peraturan keselamatan kerja diabaikan atau dilanggar.
Setiap orang harus yakin, bahwa setiap kecelakaan tentu ada penyebabnya dan hal-hal tersebut dapat dicegah dengan :
b. Kerja sama yang baik
c. Perbaikan langsung pada penyebab kecelakaan
d. Setiap orang harus belajar dan bekerja dalam keadaan aman.Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam Keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Alat-alat dan bahan jangan sampai jatuh ke lantai.
2. Jangan mengkencangkan baut-baut komponen terlalu keras, karena kemungkinan akan rusak atau patah.
3. Untuk menghindari kesalahan sambung atau hubungan singkat, pergunakan alat ukur multitester.
4. Jangan menghubungkan rangkaian kerja dengan sumber tegangan listriuk sebelum anda dapat persetujuan dari instruktur praktik/Dosen Praktik.
5. Awas kita bekerja menggunakan tegangan 380V/220V/50 Hz/Arus Bolakbalik/1Fase/3Fase/VAC, berhati-hatilah.Semoga rekan sejawat, yaitu dosen praktik di Laboratorium/bengkel atau WorkShop di lingkungan Fakultas Teknik, harus mengerti dan mampu melaksanakan keselamatan kerja saat membimbing dan melatih mahasiswanya saat bekerja, agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancer, aman dan selamat, mulai dari awal praktik sampai berakhirnya praktik.DAFTAR PUSTAKA Bengkel listrik, Politeknik, PEDC, Bandung, 1995
Keselamatan kerja, LPKK Alkon, 2007
Kerja bangku, Dikmenjur, Diknas, 1992.
Undang-undang, no 1 tahun 1990, tentang Keselamatan kerja ,
Departemen Tenaga Kerja, RI,
PAGE 2