Keselamatan LX

  • Upload
    nde15

  • View
    265

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    1/159

    KESELAMATAN

    PERLINTASAN SEBIDANG 25/11/10

    Umum : Kereta Api dikatakan selamat apabila

    berhasil mengangkut penumpangdan/atau barang dari stasiun asal

    sampai tujuan dengan selamat, aman,

    utuh, lancar, tepat waktu dan nyaman.

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    2/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    3/159

    PERLINTASAN SEBIDANG (LEVEL CROSSING)ANTARA

    JALAN KERETA DAN JALAN RAYA

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    4/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    5/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    6/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    7/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    8/159

    RAMBU JALAN

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    9/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    10/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    11/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    12/159

    Tabrakan antara KA Mutiara Timur No, 131 Bus No N 6207 LU di JPL No. 30,

    km 18+0 antara sta. Sempolan-Garahan lintas Sb - Bw. Tanggal 26 Mei 2004

    pukul 03.10. Korban manusia meninggal dunia 7 orang

    CC 201 Tenaga ; 1950 Hp

    Berat/Massa 84 Ton

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    13/159

    JENIS-JENIS KECELAKAAN

    KERETA API

    TABRAKAN KA DENGAN KA

    TABRAKAN KA DENGAN PENGGUNA JALAN

    RAYA

    ANJLOG ( di lintas / di emplasemen / di jalur

    perlintasan (JPL)

    BANJIR, longsor di lintas / di emplasemen / di

    jalur perlintasan (JPL)

    LAIN-LAIN

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    14/159

    GANGGUAN PERKA

    KELAMBATAN KA

    GANGGUAN PERKA

    KEKUSUTAN PERKA

    KELAMBATAN KA

    PEMBATALAN KA

    KORBAN MANUSIA

    KERUGIAN MATERIEL

    AKIBATSEBAB

    TABRAKAN SARANA KADENGAN SARANAJALANDI PERLINTASAN

    KECELAKAAN TUNGGALSARANA KA

    DIPERLINTASAN

    Penyebab sebab akibat

    3 kemungkinan

    human error

    technical natural

    sabotage

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    15/159

    GANGGUAN PERKA

    KELAMBATAN KA

    GANGGUAN PERKA

    KEKUSUTAN PERKA

    KELAMBATAN KA

    PEMBATALAN KA

    KORBAN MANUSIA

    KERUGIAN MATERIEL

    AKIBAT

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    16/159

    JUMLAH KORBAN JIWA DALAM

    KECELAKAAN PERLINTASAN SEBIDANG

    Kiri : Korban jiwa dalam seluruhnyaKanan : Korban jiwa dalam kecelakaan perlintasan sebidang

    500

    1999

    (Hingga Juni)

    2003 2004

    (54.8%)

    (26.5%) (69.0%)

    72 60 7235 50 39

    85

    46

    104

    26

    6535

    93

    31

    122

    18

    26

    24

    0

    100

    200

    300

    400

    Meninggal Luka Berat Luka Ringan

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    17/159

    Fatalitas Kecelakaan Tahun 2004-2008Kiri : Jumlah korban untuk seluruh kecelakaan

    Kanan : Jumlah korban di perlintasan sebidang

    78

    36 5031

    43

    87

    85 71121

    69

    33 111

    52

    168

    67

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    2004 2005 2006 2007 2008*

    KORBAN Meninggal KORBAN Luka Berat KORBAN Luka Ringan

    7130 26 26 28

    41

    10 44

    95

    26

    26

    99 1

    27

    14

    17

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    18/159

    JumlahKecelakaan

    Jum

    lahKecelakaan/Km

    .KA(Juta)

    (NilaiIndeksKecela

    kaan)

    196

    135 134

    111

    (Hingga Juni)

    6 13 10 4 15

    (4,6)

    216

    183

    4.0%

    25.3

    %

    26.8%

    38.8%

    5.1%

    54 27 42 48 5720

    8968 40 47

    81

    52

    38

    1732

    74

    70

    30

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    1999 2000 2001 2002 2003 2004

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    Tabrakan KA dengan KA Tabrakan KA dengan Kendaraan Jalan Raya

    Anjlog Banjir

    Lain-lain Jumlah Kecelakaan/Km.KA(Juta)

    4

    7

    10

    9

    1010

    (3,9)

    (2,7)(2,6)

    (3,8)

    Nilai Indek kecelakaan =

    Jumlah Kecelakaan

    Km Perjalanan KA x 1.000.000

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    19/159

    SIAPA YANG MENANGANI BILA TERJADI KECELAKAAN DI PERLINTASAN

    TIM CO, KNKT, POLRI DAN PPNS PERKERETA APIAN

    PLH POLRI

    KNKT

    Tim CO

    PPNS

    KEJAKSAAN

    TdpUnsur

    KetentuanPidana

    UU 23/07

    Laporan / Analisis

    Tim CO kpd PT. KA

    Laporan / AnalisisTim KNKT kpd Dephub

    TIPITER

    TIPIDUM

    (KUHP)

    TIPIDSUS

    Penyidik

    Perkeretaapian

    Capulbaket

    SPDP

    Tim Teknis

    Jaksa Penuntut

    Umum

    Bebas

    Terpidana

    Usul Tindak

    Administrasi &

    Teknis

    Regulator

    Operator

    PT. KA

    Gelar PerkaraAkhir

    Ya

    CB

    Tdk

    SP3

    GPA

    GPT

    TCB

    TCB

    TCB

    CB

    CB ( CUKUP BUKTI )TCB ( TDK CUKUP BUKTI )

    GPA ( GELAR PERKARA AWAL )GPT ( GELAR PERKARA TENGAH )

    SPDP ( SURAT PERINTAH DIMULAINYA PENYIDIKAN )SP3 ( SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN ) CO (Commissoriaal onderzoek)KNKT (Komite Nasional Keselamatan

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    20/159

    KM No. 53 (2000) : Perpotongan/Persinggungan antara jalur KA

    dengan Bangunan Lain

    Ayat (2) : Jarak pandangan bebas minimal 500 m bagi masinis KA dan 150 m

    bagi pengemudi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf f

    dimaksudkan bagi masing2 untuk memperhatikan tanda2 atau rambu2, dan

    khusus untuk pengemudi kendaraan bermotor harus menghentikankendaraannya

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    21/159

    Hubungan jarak pengereman dan kecepatan

    B = -------- x 100 %G

    B adalah berat pengereman

    G adalah berat sarana kendaraan rel

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    22/159

    PERSENTASE PENGEREMAN ()Kemampuan suatu kendaraan rel untuk melakukan pengereman,

    ditentukan oleh : Gaya rem yang terjadi pada roda,

    Berat sarana kendaraan rel,Kecepatan awal dan

    Karakteristik katup pengatur(control valve)

    Dengan memperhatikan karakteristik katup pengatur pada kereta

    penumpang dan gerbong barang, kemudian didefinisikan besaranpersentase pengereman , yaitu : B = -------- x 100 %

    G

    Pada Kereta PenumpangB = P x k Di mana :

    P = gaya rem pada roda

    k = factor empiris

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    23/159

    GG

    K

    f.

    . P=

    P

    P = Gaya tekan remblok pada roda

    = koefisien gesek antara roda danremblok

    f = koefisien gesekan roda dan rel

    G = Berat sarana kendaraan rel/beban

    roda yang direm pada rel (wheel load)

    (gaya abar/gaya rem)

    Untuk menghindari pelinciran (Blocking)

    (gesekan gelincir)

    Gaya abar gesekan gelincir .P f . G Kg

    P f . G Kg

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    24/159

    Besaran berat pengereman B dapat dihitung sebagai berikut :

    Pada Kereta Penumpang

    B = P x k

    Di mana :

    B : berat pengeremanP : gaya rem pada roda

    k : factor empiris

    Pada Gerbong Barang 10B = --------- x P x n x

    7

    GG

    K

    f.

    . P=

    P

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    25/159

    di mana;

    P = gaya blok rem pada roda

    n = jumlah blok rem

    = pt x papt = koefisien yang ditentukan oleh waktu pengisian silinder rem.pa = koefisien yang ditentukan oleh persentase tekanan silinder rem

    pada reaksi pertama terhadap tekanan maksimumnya, disebut

    Ansprung.

    Nilai pa dan pt diperoleh dari tabel ataugrafik yang diambil dari standar UIC-554-1.

    Nilai persentase pengereman () harus memenuhisyarat standar, yaitu : 40 % < 120 %.

    Gaya rem Dalam Kg 750 1000 1500 2000 2500 3000 3500

    k 1, 58 1, 50 1, 37 1, 27 1, 19 1, 13 1, 10

    Besarnya harga k ditabelkan, sebagai berikut :

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    26/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    27/159

    KM No. 53 (2000) : Perpotongan/Persinggungan

    antara jalur KA dengan Bangunan Lain

    Pasal 6

    Ayat(1) Untuk melindungi keamanan & kelancaran

    pengoperasian KA pada perlintasan

    sebidang, KA mendapat prioritas berlalulintas.

    Ayat(2) Untuk kemanan & kelancaraan operasi KA

    perlintasan wajib dilengkapi rambu

    peringatan,rambu larangan,marka berupa pita

    penggaduh,pintu perlintasan,dan isyarat

    suara adanya KA melintas

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    28/159

    VISUALISASI JENIS PERLINTASAN

    Dijaga Membahayakan

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    29/159

    VISUALISASI JENIS PERLINTASAN

    Tidak Dijaga

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    30/159

    VISUALISASI JENIS PERLINTASAN

    Liar

    JENIS PERLINTASAN DAN SISTEM PENGOPERASIANNYA

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    31/159

    JUMLAH PINTU PERLINTASAN SISTEM PENGOPERASIAN

    J

    U

    M

    L

    A

    H

    RESMI

    8.071

    D

    I

    JA

    G

    A

    1.145

    OTO

    MATIS

    Pintu perlintasan dan tanda alarm perlintasan dikendalikan

    secara otomatis oleh peralatan yang mendeteksi KA seperti

    sirkit sepur,penghitung gandar .

    Jenis ini telah dipasang di wilayah Jabotabek.Penjaga pintu tidak diperlukan lagi untuk pengoperasian

    pintu perlintasan

    SEMI

    OTO

    MATIS

    Pintu perlintasan dijaga secara manual, tanda alarm

    perlintasan secara otomatis.

    Pintu perlintasan ditutup setelah menerima informasi KA

    mendekat, dengan cara menekan tombol pengendali pintu

    perlintasan.

    MANUAL Setelah menerima informasi KA diberangkatkan dari stasiunterdekat, dalam kurun waktu tertentu sesuai gapeka pintu

    perlintasan ditutup secara manual oleh penjaga pintu

    perlintasan.

    TIDAK DIJAGA

    (6.926)

    Penjaga pintu tidak ditetapkan.

    Pintu perlintasan secara formal juga tidak dilengkapi.Tiap penyeberang jalan rel bertanggung jawab sendiri

    sesuai dengan rambu yang ditetapkan (Tanda stop dan

    Tanda ada jalur KA/andreas cross).

    LIAR (?)Dipasang penduduk tanpa sepengatahuan/persetujuan

    instansi yang berwenang.

    Penambahan/keberadaan Pintu perlintasan tidak terkontrol

    lagi.

    JENIS PERLINTASAN DAN SISTEM PENGOPERASIANNYA

    ?

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    32/159

    KONDISI PINTU PERLINTASAN TAHUN 2003

    1999 2000 2001 2002

    2003

    Jumlah

    PP

    Jumlah

    Jalur (Km)

    Jarak antara

    Dua PP (m)

    Jawa

    Resmi Dijaga 960 960 960 943 943

    3.216 430Tidak

    Dijaga

    5.956 6.269 6.354

    Liar 248

    Sumatera

    Resmi Dijaga 199 199 202 202 202

    1.348 1.450Tidak

    Dijaga

    534 551 568 638 572

    Liar 155

    Total

    Resmi Dijaga 1.159 1.159 1.162 1.145 1.145

    4.564 540Tidak

    Dijaga

    6.490 6.820 7.167 7.240 6.926

    Liar 403

    Total : 8.474

    KM No. 53 (2000) : Perpotongan/Persinggungan antara jalur KA dengan Bangunan Lain

    Pasal 4 Ayat (1) : Perlintasan sebidang sebagai dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) dapat

    dibuat pada lokasi dengan ketentuan

    d. jarak perlintasan antara satu dengan lainnya pada satu jalur

    KA tidak kurang dari 800 m,

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    33/159

    Kecelakaan Kereta Api dan Faktor Penyebabnyadata Terhadap 101 kali kecelakan

    Tabrakan KA dengan KA 5 - Kelalaian Pegawai 5

    - Teknis 0

    19 - Kelalaian Pegawai 0

    - Teknis 19

    Anjlog / terguling 44 - Teknis 44

    - Kelaalian Pegawai 0

    - Pihak luar 0

    - Alam 0

    Longsor/Bencana Alam 4 - Alam 4

    Lain - lian 29 - Teknis 0

    - Kelaalian Pegawai 0

    - Pihak luar 29

    - Alam 0

    JUMLAH 101 JUMLAH 101

    Tabrakan KA denganKendaraan jalan raya

    JENIS KEJADIAN PENYEBABFREKUENSI FREKUENSI

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    34/159

    Internal Eksternal Bencana Alam

    Komposisi Faktor Penyebab Kecelakaan KA

    KETERANGAN :INTERNAL : - MASINIS MELANGGAR SINYAL

    - KESALAHAN PELAYANAN OLEH PPKA- PENJAGA PERLINTASAN TERTIDUR

    EKSTERNAL : DISIPLIN PENGEMUDI DIPERLINTASAN MASIH RENDAH

    BENCANA ALAM : BANJIR, LONGSOR

    YouTube - Level Crossing Near Misses Network Rail.flv

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    35/159

    PENYEBAB TERJADI KECELAKAAN DI PINTU

    PERLINTASAN :

    1. Pengguna jalan di perlintasan

    - Tingkat disiplin rendah karena sangsi atas pelanggaran

    tidak diterapkan (penegakan hukum) disisi lain mobilitas

    kendaraan di perlintasan KA makin tinggi

    - Minimnya pengetahuan tentang pengertian rambu

    di perlintasan

    - Makin banyak dibukanya pintu perlintasan baru, secara

    ilegal ( tidak ada rambu )

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    36/159

    2. Petugas KA :

    - Kelalaian dalam melaksanakan prosedur

    pengoperasian pintu KA

    - Pembinaan/penyegaran terhadap petugas JPL

    tidak berkesinambungan

    3. Fasilitas pengoperasian pintu perlintasan

    - Standar persyaratan kelengkapan minimal sangat

    minim (Gapeka & bel genta).

    - daftar perjalanan kereta api masih banyak belum

    di perbaharui dengan yang berlaku

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    37/159

    Kondisi Tidak

    Terkontrol

    Kondisi

    Terkontrol

    Hasilnya tidak

    diharapkan

    Kecelakaan

    (Accident)

    Gagal

    (Bad luck)

    Hasilnya

    diharapkan

    Nasib Baik

    (Good luck)

    Berhasil

    (Success)

    KESELAMATAN TRANSPORTASI

    AKIBAT

    SEBAB

    YouTube - TRUCK V S TRA IN.flv

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    38/159

    Prosedur Operasi KA

    melalui LX

    PENGOPERASIAN KA MENGANUT PRINSIP

    FAIL SAFE :

    KESELAMATAN DALAM KONDISI YANGTERJELEK APAPUN,

    TERMASUK KETIKA TERJADI GANGGUAN,

    BERHENTI

    LEBIH UTAMA DARI PADA BERGERAK DENGAN

    KESELAMATAN

    YANG DIRAGUKAN

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    39/159

    Operasi

    Terjadwal

    (perjalananBiasa)

    Gapeka yang

    ditetapkan tiaptahun

    Faktor yang

    mempengaruhi

    Kecepatan

    Petak Blok

    Relasi dll

    Perjalanan

    luar biasa, dg

    Kereta Luar

    Biasa (KLB)

    Permintaan

    jasa angkutan

    Perjalanan

    Dinas

    Keperluan

    Pemeliharaan

    Maklumat

    perjalanan ka

    (Malka) 6Bln

    Telegrammaklumat

    (TEM) 1Hr

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    40/159

    SEMBOYAN SINYAL MEKANIK

    II I I / II

    1. KEADAAN NORMAL

    2. KA MASUK KE SEPUR I BERHENTI

    4. KA JALAN LANGSUNG MELALUI SEPUR I

    3.KA MASUK KE SEPUR II BERHENTI

    I

    II

    II

    I

    I

    II

    II

    I

    I

    II

    5. KA BERANGKAT DARI SEPUR I

    6. KA BERANGKAT DARI SEPUR II

    II

    I

    I

    II

    7. KA MASUK DENGAN BENTUK MS

    PERBANDINGAN

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    41/159

    SINYAL KELUARSINYAL MASUK

    SINYAL MUKA

    PERANGKAT PERSINYAL

    MEKANIK DAN

    PERSINYALAN ELEKTRIK

    SISTEM INTERLOCKING

    PERBANDINGAN PERANGKAT PERSINYAL MEKANIK DAN ELEKTRIK

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    42/159

    Wesel penggerak mekanik

    Wesel penggerak elektrik

    Meja Pelayanan ElektrikPenggerak Pelayanan Mekanik

    PERBANDINGAN PERANGKAT PERSINYAL MEKANIK DAN ELEKTRIK

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    43/159

    FILOSOFI OPERASI KA

    A. Satu petak jalan/blok hanya ada satu perjalanan KA

    Spur Tunggal

    Stasiun A Stasiun B

    Spur Kembar

    Stasiun A Stasiun B

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    44/159

    PENEMPATAN SINYALSINYAL MEKANIK PADA JALUR TUNGGAL

    dan

    PENOMORAN SINYAL

    perkakas hendel

    Sinyal muka Sinyal masuk

    Arah hilir

    kilo meter kecilArah udik

    kilo meter besar

    BmBAAm

    C

    D

    Sinyal keluar

    Wesel terlayan

    pusat

    I

    II

    III

    KETERKAITAN SINTELIS DENGAN

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    45/159

    PENGOPERASIAN KA

    .

    .

    .

    .

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/KRIAN.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/HANDEL.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/S&H.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/SINYAL%20ELEKTRIK.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/SINYAL%20ELEKTRIK.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/S&H.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/HANDEL.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/KRIAN.ppt
  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    46/159

    SISTIM KESELAMATAN DAN IMPLEMENTASI

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    47/159

    SISTIM KESELAMATAN DAN IMPLEMENTASI

    DI JABODETABEK

    Train Operation Center (CTC & CTS)

    SEMBOYAN 3 /39

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    48/159

    SEMBOYAN 35/39

    Diperdengarkan dg suling lokomotif.

    35.MINTA PERHATIAN SATU KALI SUARA AGAK PANJANG

    36.REM IKAT SEDIKIT SATU KALI SUARA AGAK PENDEKPANJANG.

    37. REM IKAT KERAS TIGA KALI SUARA PENDEK BERTURUT-TURUT

    38. LEPAS REM DUA KALI SUARA PENDK BERTURUT-TURUT

    39. PEMBERITAHUAN BAHAYA. BEBERAPA BANYAK SUARA PENDK

    BERTURUT TURUT

    39 A. KERETA API BERJALAN SEPUR SALAH BEBERAPA BANYAK

    SUARA PENDEK BERTURUT-TURUT TIAP-TIAP 20 DETIK DIULANGI

    perhatian ; JIKA PERJALANAN SEPUR SALAH ITU SUDAH DIATUR

    TERLEBIH DAHULU, SENBOYAN TIDAK PERLU DIULANGI

    TIAP 20 DETIK, HANYA DIULANGI ACAP KALI KERETA API

    HENDAK MELALUI RUMAH PENJAGA

    PEMBAGIAN

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    49/159

    SEMBOYAN ADALAH SUATU BENDA/SUARA YANG MEMPUNYAI ARTI ATAU

    MAKSUD MENURUT BUNYI, WUJUD, ATAU WARNA.

    SINYAL ADALAH ALAT/PERANGKAT YG DIGUNAKAN UNTUK MENYAMPAIKAN

    PERINTAH BAGI PENGATURAN PERJALANAN KA DGN

    PERAGAAN DAN ATAU WARNA

    RAMBU ADALAH TANDA PERINGATAN ATAU PETUNJUK KPD MASINIS

    MARKA ADALAH TANDA BATAS YG DIPASANG PADA ATAU DEKAT REL

    SINYAL

    SEMBOYAN

    DI JALAN

    REL

    SEMBOYAN

    SEMENTARA

    SEMBOYAN

    TETAP

    SEMBOYAN

    WESEL

    PEMBAGIAN

    Seperti pd

    REGLEMEN 3

    PEMBAGIAN

    Seperti pd

    REGLEMEN 3

    MARKA

    RAMBU

    SINYAL UTAMA

    SINYAL PEMBANTU

    SINYAL PELENGKAP

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    50/159

    RADIOCONNECTEDWAYSTATIONS

    RADIOCONNECTEDWAYSTATIONS

    STASIUN KASTASIUN KA STASIUN KA

    VHF

    AUDIO &CONTROL

    PATH

    VHF

    AUDIO &CONTROL

    PATH

    POWER

    SUPLY BACKUP BATTERY

    220 VACPLN SUPPLY

    TRAINDISPATCHERS DESK

    TO

    CONSOLE

    EQMT

    POWER

    SUPLY BACKUP BATTERY

    TRAINDISPATCHERS DESK

    TO

    CONSOLE

    EQMT GEDUNG PK(PUSAT PENGENDALI OPERASI KERETA API)

    WIRE CONNECTED WAYSTATIONS

    VHF VHF VHFVHF

    UHF RADIO LINK

    UHFLINK

    UHFLINK

    DIGITAL MICROWAVERADIO LINK

    VHF VHF VHFVHF

    UHF RADIO LINK

    UHFLINK

    UHFLINK

    Jaringan Radio Komunikasi Kereta Api

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    51/159

    JENIS ALAT DETEKSI PADA

    PERLINTASAN OTOMATIS

    1. TRACK CIRCUIT

    2. AXLE COUNTER

    3. AFO (AUDIO FRECUENCY OVERLAY TRACK)

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    52/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    53/159

    Input

    sistem pengucilan vital

    Konstruksi Alat Pendeteksi KA

    R

    RSumber Tegangan

    B24

    N24

    Indikator

    di Meja Pengendalian

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    54/159

    Kondisi Ada Kereta Api

    R

    RSumber Tegangan

    Input

    sistem pengucilan vital

    B24

    N24

    Indikator di Meja Pengendalian

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    55/159

    f1 3,6 kHz

    f2 6,52 kHz

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    56/159

    Audio frequency overlay

    relay

    transmitter reciever

    DC power

    Keadaan ketika ada kereta

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    57/159

    Keadaan ketika tidak ada kereta

    relay

    transmitter reciever

    DC power

    Audio frequency overlay

    PRINSIP DASAR

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    58/159

    Wilayah Perlintasan KA

    Pembagian wilayah Track Section Approach Track

    Median Track

    Exit Track

    KA

    10T 11T 12T

    LX11A

    LX11B

    SH10

    SH12

    CS10 CS12

    LX Cubicle

    West East

    PRINSIP DASAR

    TEKNOLOGI PINTU PERLINTASAN OTOMATIS

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    59/159

    Tahapan Operasi Pintu Perlintasan

    KA mendekati wilayah Perlintasan KA dari barat ke timur

    Pintu masih terbuka

    Lampu dan Sirine Peringatan masih mati

    Rambu untuk masinis masih padam

    KA

    10T 11T 12T

    LX11A

    LX11B

    SH10

    SH12

    CS10 CS12

    LX Cubicle

    West East

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    60/159

    Tahapan 1

    KA memasuki wilayah Perlintasan KA (jarak 1 s/d 1,5 km) Track

    Circuit 10T terduduki & Contact Select belum terinjak

    Pintu masih terbuka

    Lampu dan Sirine Peringatan masih mati

    KA

    10T 11T 12T

    LX11A

    LX11B

    SH10

    SH12

    CS10 CS12

    LX Cubicle

    West East

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    61/159

    Tahapan 2

    KA memasuki wilayah Perlintasan KA (jarak 1 s/d 1,5 km)

    Track Circuit 10T terduduki & Contact Select terinjak

    Lampu dan Sirine Peringatan menyala ( 15 detik)

    Pintu masih terbuka

    KA

    10T 11T 12T

    LX11A

    LX11B

    SH10

    SH12

    CS10 CS12

    LX Cubicle

    West East

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    62/159

    Tahapan 3

    KA memasuki wilayah Perlintasan KA Lampu dan Sirine Peringatan tetap menyala

    Pintu mulai ditutup ( 6 detik waktu proses penutupan)

    KA

    10T11T 12T

    LX11A

    LX11B

    SH10

    SH12

    CS10 CS12

    LX Cubicle

    West East

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    63/159

    Tahapan 4

    Pintu Perlintasan KA tertutup

    Lampu dan Sirine Peringatan tetap menyala

    KA

    10T11T 12T

    LX11A

    LX11B

    SH10

    SH12

    CS10 CS12

    LX Cubicle

    West East

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    64/159

    Tahapan 5

    KA berada di Median Track

    Lampu dan Sirine Peringatan tetap menyala

    Pintu Perlintasan masih tertutup

    10T12T

    LX11A

    LX11B

    SH10

    SH12

    CS10 CS12

    LX Cubicle

    West East

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    65/159

    Tahapan 6

    KA meninggalkan Median Track

    Pintu Perlintasan mulai terbuka (total waktu penutupan pintu untukKA dengan kecepatan 60 km/jam berkisar 1,5 s/d 2 menit)

    Lampu dan Sirine Peringatan akan padam jika Pintu Perlintasantelah terbuka sempurna

    10T11T 12T

    LX11A

    LX11B

    SH10

    SH12

    CS10 CS12

    LX Cubicle

    West East

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    66/159

    Tahapan 7

    KA

    10T 11T 12T

    LX11A

    LX11B

    SH10

    SH12

    CS10 CS12

    LX Cubicle

    West East

    KA meninggalkan Median Track

    Pintu Perlintasan terbuka

    Lampu dan Sirine Peringatan padam

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    67/159

    Block Diagram Sistem

    a. Power Supply

    b. LX Interlocking

    c. Track Circuit

    d. Contact Select

    e. Level Crossing

    Barrier Electric

    Motorized

    f. Barrier Detector

    g. Illuminating

    Driver Sign

    h. Warning Lamp

    i. Warning Siren

    d d

    LX Cubicle

    Loc. CaseLoc. Case

    c c

    c

    b

    a

    e,h,if

    f

    g

    ge,h,i

    ke setasiun/

    Solar Cell

    Indikasi ke stasiun

    Bentuk perlintas

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    68/159

    Bentuk perlintas

    1.Perlintasan sebidang bentuk U

    2.Perlintasan sebidang bentuk S atau Z

    3.Perlintasan sebidang bentuk T

    4.Perlintasan sebidang bentuk H

    5.Perlintasan sebidang bentuk I

    6.Perlintasan sebidang bentuk L

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    69/159

    Rambu tambahan menyatakan jarak 150:24 c

    Rambu tambahan menyatakan jarak 250:24 b

    Rambu tambahan menyatakan jarak 450:24 a

    Hati-hati untuk menegaskan jenis bahaya

    tersebut digunakan papan tambahan

    :23

    Patok / Portal:PT

    Awas Garis Kejut:AGK

    Awas Kereta Api:AKA

    Garis Kejut:GK

    Zig Zag:ZZ

    Semboyan 35:S.35

    Andreas Kruis:X

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    70/159

    150 m

    150 m

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    71/159

    g p p

    Pada persilangan atau perlintasan tanpa penutup HANYA PADA daerah

    pandangan bebas yang memadai baik bagi pengemudi kendaraan di jalan

    maupun bagi masinis kereta api.

    Persilangan yang paling baik antara jalan rel dan jalan raya ialah

    persilangan sikusiku ( bentuk I tegak lurus rel).

    Kondisi terjelek yang mungkin terjadi ialah tidak ada rambu/tanda yang

    memberitahu bahwa ka akan meliwati persilangan dengan jalan

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    72/159

    50 mm

    1000 mm

    500 mm

    3000 mm

    1500 mm

    300 mm

    202 mm

    1200 mm

    300 mm

    3000 mm

    202

    mm500 mm

    back

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    73/159

    Jalan KA Diatas tanah / at grade

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    74/159

    RumajaRumaja

    RumijaRumija

    RumajaRuwas

    Ruwas

    Jalan KA Diatas tanah / at grade

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    75/159

    450 m

    2,5 m

    150 m

    2,5 m ( pada batas rumaja)

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    76/159

    PEMBAGIAN ZONA PADA PERLINTASAN

    Zona merah Zona kuning Zona hijau

    Konstrusi perlintasanB d J l d T k

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    77/159

    Badan Jalan dan Track

    tidak boleh

    terjadi penurunan maupun mud pumping

    Pemadatan

    Kepadatan lapangan yang disyaratkan yaitu 100% kepadatan kering

    maksimum menurut standar ASTM D 698.

    Untuk mencapai kepadatan lapangan yang homogen maka pemadatan

    agregat bahan balas harus dilakukan lapis demi lapis ialah dan

    ketebalan tiap lapis setelah dipadatkan tidak boleh lebih dari 15 cm

    Contoh perlintasan berpintu

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    78/159

    Posisi bantalan bila, kepadatan lapisan balas tidak homogen maka penyebaran beban

    dan reaksi dukungan balas terhadap bantalan akan tidak merata

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    79/159

    dan reaksi dukungan balas terhadap bantalan akan tidak merata

    Akibat dari hal tersebut, tanah dasar dapat merosot turun, dan bahan balas terdesak

    masuk ke tanah dasar membuat cekungan (kantong balas). Selain akibat berkurangnya

    ketebalan lapisan balas, kantong balas juga dapat terjadi akibat dari terjadinya proses

    Mud Pumping(pemompaan lumpur/partikel halus).

    Proses terjadinya

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    80/159

    j y

    kantong balas akibat

    Mud Pumping

    Terbentuknya kantong

    balas akan dipercepat

    pada musim hujan,

    sebab keberadaan air

    selain mengurangi kuat

    dukung tanah dasar juga

    akan merupakan

    pembawa lumpur padaproses pemompaan

    lumpur

    (1).Menunjukkan kedudukan bantalan yang mengambang sehingga

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    81/159

    terbentuk rongga, yang pada saat dibebani (dilewati kereta api)

    tekanan pori akan naik,

    (2). Selanjutnya pada saat bebannya lepas partikel-partikel halus daritanah dasar tersedot masuk ke rongga

    (3). Pada saat terbebani kembali partikel-partikel halus yang ada dalam

    rongga tersebut akan didesak masuk ke sela-sela bahan balas,

    (4). Peristiwa tersedotnya partikel-partikel tanah dasar tersebut akan

    mengakibatkan balas turun menerobos tanah dasar,

    (5), (6). yang kemudian dapat mengakibatkan terbentuknya kantong

    balas.Apabila proses terbentuknya kantong balas tersebut berlangsung

    lebih lanjut, semakin lama kantong balas akan semakin dalam dan

    lebar,

    Proses terbentuknya kantong

    b l ki d l

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    82/159

    balas yang semakin dalam

    dan lebar.

    (2). Demikian seterusnya dan sewaktu tahanan geser tanah maksimum

    sudah terlampaui akan terjadilah runtuhan badan jalan rel, seperti yangdapat dilihat pada

    (1). Air yang ada di dalam kantong balas tersebut akan menekan tanah

    di sekelilingnya,

    Persyaratan Konstruksi Perlintasan Sebidang:

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    83/159

    Persyaratan Konstruksi Perlintasan Sebidang:

    a. Permukaan jalan harus satu level dengan kepala rel dengan toleransi

    0,5 cmb. Terdapat permukaan datar sepanjang 60 cm

    c. Maksimum gradien untuk dilewati kendaraan dihitung dari titiktertinggi di kepala rel adalah:

    1) 2 % diukur dari sisi terluar permukaan datar sebagaimanadimaksud pada huruf b untuk jarak 9,4 m

    2) 10% untuk 10 m berikutnya dihitung dari titik terluar butir 1)sebagai gradien peralihan.

    d. Lebar perlintasan untuk satu jalur maksimum 7 m

    e. Sudut perpotongan antara jalan rel dengan jalan harus 90 danpanjang jalan yang lurus minimal harus 150 m dari as jalan rel.

    f. Harus dilengkapi dengan rel lawan (dwang rel) atau konstruksi lainuntuk menjamin tetap adanya Alur untuk flens roda.

    Persyaratan Konstruksi Perlintasan Sebidang:

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    84/159

    y g

    10000 mm

    9400 mm

    1000

    1000

    188

    Balas

    Lapisan Pasir dipadatkan

    2%

    10

    40 mm

    1067

    40 mm

    10000 mm

    600 mm9400 mm

    188

    Balas

    Lapisan Pasir dipadatkanLapisan KerikilPipa Drainase

    Klos

    Perkerasan Aspal

    Bantalan

    Klos

    2%

    10%

    Rel pada persilangan antara jalan rel dengan jalan

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    85/159

    Perlintasan yang berada diatas Tanah (at grade)

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    86/159

    Perlintasan yang berada diatas Tanah (at grade)harus dilakukan penyelidikan tanah di lapangandan laboratorium diantaranya :

    Metoda penyelidikan tanah di lapangan:

    Bor tanah/Standard Penetration Test (SPT) CBR (California Bearing Ratio) Cone Penetration Test (CPT)

    Metoda penyelidikan tanah di Laboratorium:

    Indeks tanah (Kadar air, Berat isi tanah, Berat jenis tanah,Angka pori, Derajat kejenuhan tanah, dll)

    Karakteristik tanah (Gradasi, Batas Atterberg) Sifat Fisik ( Kohesi/c, sudut geser/, qu dan sensitivitas,

    Modulus elastis/E) Sifat lain(Koefisien kompresi /Cc, Koefisien konsolidasi/Cv,

    Koefisien permeabilitas/k)

    LAPISAN DASAR (SUBGRADE)

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    87/159

    FUNGSI LAPISAN TANAH DASAR:

    Mencegah naiknya lumpur ke lapisan balas akibat adanya pori-poripada tanah timbunan dan tanah asli

    SPESIFIKASI LAPISAN TANAH DASAR:

    Mudah dipadatkan, stabil terhadap beban kereta api, air, gempa danbebas dari penurunan tanah.

    Memiliki nilai CBR > 8 % dari contoh tanah yang telah direndam airselama 24 jam dengan kondisi 95% d maks. Lapisan teratas setebal30 cm harus memiliki kepadatan sebesar 100% d maks

    Tebal lapisan tanah dasar sebesar 30 CM

    Lebar lapisan tanah dasar sama dengan lapisan dibawahnya

    Kemiringan lapisan tanah dasar ke arah luar sebesar 5%

    Lapisan tanah dasar harus terletak min 0,75 m dari permukaan air

    Relation between K30 value at the site

    and CBR in laboratory

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    88/159

    and CBR in laboratory

    Potongan melintang persilangan sebidang antara jalan rel dengan

    jalan raya menggunakan perkerasan beraspal

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    89/159

    Potongan melintang persilangan sebidang antara jalan rel dengan

    jalan raya menggunakan balok kayu

    Potongan melintang persilangan sebidang antara jalan rel dengan

    jalan raya menggunakan pelat beton

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    90/159

    Potongan melintang persilangan sebidang antara jalan rel dengan

    jalan raya menggunakan pelat baja khusus

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    91/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    92/159

    PENYEBAB DERAILMENT KA

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    93/159

    PENYEBAB DERAILMENT KA

    PADA JALUR TRACK

    GERAKAN PASANGAN RODA DIATAS JALAN SEPUR

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    94/159

    Pasangan roda yang berputar dan berdiri diatas pasangan

    rel akan bergerak kanan dan kiri sesuai jarak

    kerenggangannya/kelonggarannya.

    Besarnya

    kerenggangan dapatdiketahui sebagai

    berikut :

    Kalau a = lebar sepur (track gauge)

    b = ukuran sepur (spoormart)

    Maka kerenggangan adalah sama dengan ( a-b) millimeter.

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    95/159

    1.Renggangan standar pada pasangan roda

    baru yang berdiri diatas pasangan rel baru

    dan bandasi baru (kedua duanya roda danrel belum aus)

    Pada roda dan rel baru, renggangan

    minimum adalah :

    (a-b) = 8 mm untuk ukuran sepur sempit

    (a-b) = 10 mm untuk ukuran sepur standart

    (a-b) = 12 mm untuk ukuran sepur lebar

    2 Renggangan Keausan bandasi pada flens roda

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    96/159

    Bentuk profil roda

    untuk semua jenis

    kendaraan rel diIndonesia

    menggunakan

    standar sbb :

    mempunyai bidang

    jalan roda berbentuk

    konus 1 : 40 dan

    bentuk flens tertentu.

    2.Renggangan Keausan bandasi pada flens roda

    maksimum yang diperbolehkan hanya sampai

    batas 8mm.

    3. Renggangan akibat dari keausan rel/bagian kepala sebelah

    dalam dari luar rel yang bisa menimbulkan bahaya keluar

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    97/159

    dalam dari luar rel. yang bisa menimbulkan bahaya keluar

    rel.

    Formula pembatasan aus rel yang dirumusakan khusus untukrel luar dalam tikungan,

    misalnya untk rel R-14 (G = > 33 kg/m):

    e = 0,54.h 4 (mm)

    Dimana : e = batas aus maksimum yang

    diperkenankan (mm)

    h = tinggi kepala rel asli (sebelum aus) mm

    Perhitungan perhitungan e berdasarkan rumus rumus diatas

    untuk R-14 yang mempunyai ukuran h = 31,5 mm adalah :

    e = 0,54 x 31,5 4 = 13 mm 12 mm

    (merupakan batas aus maksimum yang diperkenankan.)

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    98/159

    4. Berjalan lewat lengkung

    Pelebaran sepur

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    99/159

    Pelebaran sepurUntuk dapat melewati lengkungan, maka disamping kerenggangan (a-b)

    yang diberikan pada sepur lurus masih harus diberi tambahan "speling

    lagi di tikungan, yaitu yang yang disebut pelebaran sepur

    Pelebaran sepur ini diarahkan kedalam, artinya apabila men jumpai suatu

    tikungan rel luar itu tetap pada tempat-nya, sedangkan rel-dalarn digeser

    lagi ke-dalam untuk memberikan .tambahan pelebaran sepur.

    Jari-jari lengkung ( R )

    (meter)

    Pelebaran sepur ( )

    (millimeter)

    R 500

    500 > R 300

    300 > R 250

    250 > R 200

    200 > R 100

    0

    5

    10

    15

    20 ( maksimum )

    Pelebaran sepur maksimum yang diperbolehkan adalah =

    20 mm

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    100/159

    20 mm

    Yang dimaksud dengan Sudut Pengantar : dalam melewati

    lengkungan, ialah sudut yang dibentuk oleh gais singgung

    pada lengkungan itu dengan garis-sumbu dari kereta

    Untuk keamanan maka sudut pengantar maksimum yang

    diper- kenankan 2

    Dua macam keadaan kereta lewat tikungan membelok ke kanan

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    101/159

    a :"J alan bebas"(Freilauf)

    Gandar-belakang bisa

    menempatkan diri kearah radial terhadap titik-

    tengah dari lengkungan,

    b :"J alan merapat" (Spieszgang).Flens roda belakang yang sebelah dalam dipaksa menekan pada rel-dalam.

    = besarnya "renggang" antara flens roda dan rel.

    s = besarnya "speling" ditambah dengan "aus" dari flens roda dan rel.

    e = besarnya "pelebaran-sepur" dalam tikungan.

    Besarya kerenggangan/kelonggaran ( = s + )

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    102/159

    y gg g gg ( )

    Roda & rel baru = 2x4 + 20 = 28 mm

    Roda-aus & Rel-baru = 2x4 + 2x8 + 20 = 44 mm

    Roda-aus & Rel-aus = 2x4 + 2x8 + 1x12 + 20 = 56 mm

    Roda baru & rel aus = 2x4 + 1x12 + 20 = 40 mm

    pada lengkungan terkecil :

    FAKTOR NEGATIF DARI DAMPAK KERENGGANGAN

    Rangkaian KA bila bergerak membentuk snake motion

    Terjadi perubahan arah gaya yang terjadi pada roda dan

    rel, akibat ketidak konstanan friksi antara roda (bandase)

    dengan rel yang dapat mengakibatkan roda keluar rel

    G k l ( k ti )

    Rangkaian KA bila bergerak membentuk snake motion

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    103/159

    a. Gerakan ular (snake motion)

    Gerakan ular ataupun gerakan sinusoidal ini disebabkan

    oleh adanya koniisitas pada bandasi roda. Jadi, pasanganroda yang berjalan diatas sepur lurus itu tidaklah bergerak

    lurus ke depan, melainkan bergeser ke kiri dan ke kanan.

    Penjelasan :

    Apabila pasangan roda sedang bergeser kekiri, maka roda

    kiri berputar dengan diameter yang lebih besar dari pada

    roda kanan, dan flens roda kiri menekan pada rel kiri,

    sehingga bisa menimbulkan keausan.

    Akan tetapi, oleh karena diameter roda kiri lebih besar dari

    diameter roda kanan. Akibatnya, pasangan roda berhasrat

    untuk bergeser ke kanan mencari keseimbangan sampai

    flens roda kanan menempel dan menekan rel kanan.

    Pada saat roda bergeser kekiri

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    104/159

    g

    d1 roda kiri > d2 roda kanan

    S

    d1 d2

    S

    d = lingkaran jalan

    Pada posisi ini pasangan roda itu akan segera bergeser

    k b li k h ki i

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    105/159

    kembali kearah kiri.

    Dengan demikian akan timbul gerakn sinusoidal yang

    sering disebut gerakn ular atau snake motion denganmembentuk gelombang sinus yang panjangnya = meter.

    Panjang Gelombang Sinus ()Panjang gelombang sinus itu tergantung pada tiga

    factor dibawah ini :

    - Diameter lingkaran jalan

    - Jarak antara kedua lingkaran jalan

    - Besarnya konisitas dari bandasi

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    106/159

    Untuk PT KA di Indonesia terdapat harga harga :

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    107/159

    d = 774 mm; S = 1120 mm; = 1 : 40, = 18,5 m

    Untuk Eropah terdapat harga :d = 774 mm; S = 1500 mm; = 1 : 20, = 13,1 m

    Jadi panjang gelombang sinus tidak tergantung pada

    kecepatannya.

    Semakin besar konisitas bandasi, maka makin kecilah

    panjang gelombang sinus ().

    Dibagian luar dari profil "bandasi konisitas diperbesar

    menjadi = 1 : 8, dimana panjang gelombang sinusmenjadi = 8,3 meter.

    Maksudnya apabila roda sudah mulai menggeser sampai

    pada lereng itu, maka cepat-cepat akan kembali ketengah

    Panjang gelombang sinus (.)

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    108/159

    Pada bandasi roda yang silinder (tidak ada konisitas) , di mana

    = 1 : takterhingga (atau = 0) ,

    maka terdapat = takterhingga

    Secara teoritis dengan bandasi yang selindris kereta itu akan

    berjalan lebih tenang pada arah lateral h (horisontal) , sebab

    tidak ada gerak "sinusoidal" ( = takterhingga)

    Akan tetapi dalam prakteknya akan merugikan karena apabila pasangan-roda itu sudah menempel pada salah satu sisi akan tetap berada disitu, dan

    tidak ada hasrat untuk kembali ketengah atau kesebelah sisi yang lain,

    sehingga akan terjadi keausan sepihak yang tidak simetris dan tidak terbagi

    rata antara sisi kiri dan kanan.

    Gaya yang terjadi pada rel dan roda

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    109/159

    M

    Terjadi perubahan arah gaya yang

    terjadi pada roda dan rel, akibat

    ketidak konstanan friksi antara roda

    (bandase) dengan rel yang dapat

    mengakibatkan roda keluar rel

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    110/159

    Faktor keamanan keluar rel

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    111/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    112/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    113/159

    Bila nilai tersebut dibuat dalam bentuk grafik dapat dilihat

    untuk sudut B = 60 sebagai berikut

    Untuk masingmasing harga a terdapatlah harga

    perbandingan atau persentase dari H/Q , yaitu sebagai

    berikut :

    Untuk n = 1 , terdapatlah H/Q = 1,04 = 104 %

    n = 2 , terdapatlah H/Q = 0,43 = 43 %

    n = 3 , terdapatlah H/Q = 0,23 = 23 %

    n = 4 , terdapatlah H/Q = 0,13 = 13 %

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    114/159

    Tinjau berapa besarnya derajat

    keamanan terhadap bahaya keluar-rel

    menurut

    "Diagram Faktor keamanan keluar-rel

    Untuk sudut B = 60 , perbandingan

    persentase H/Q. = 32,6 %

    dicapai angka faktor keamanan keluar-rel, sebesar "n" = 2,4.

    (Keadaan ini Cukup aman : n > 2)

    H

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    115/159

    Diagram Faktor keamanan Keluar Rel

    Pada diagram

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    116/159

    Pada diagram

    tersebut

    menggambarkan

    pada sudut B > dari

    60 ( pada rel / roda

    aus ) faktor

    keamanan keluar rel

    n lebih besar atau

    lebih aman.

    Hal tersebut benar

    namun ada faktorlain yang berdampak

    akibat ausnya

    rel/roda sbb :

    Apabila flens roda aus sudut B menjadi besar, bahaya

    keluar rel akan berkurang, tetapi jarak b menjadi besar

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    117/159

    g p j j

    s e h i n g g a b a h a y a k e l u a r r e l a k a n b e r t a m b a h

    Tekanan Roda

    Gaya tarik

    Momen yang memutar roda

    Gaya vertikal keatas

    V1 = f . N sin B

    Persamaan momen

    pada titik putar A

    V1 = K . r + My

    Perbandingan keamanan keluar rel (n1)

    n1 =K . r + My

    b . V1

    Pada keadaan aus nilai n1 dapat < dari nilai n

    STUDY KASUS PENINGKATAN

    KESELAMATAN

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    118/159

    KESELAMATAN

    DIPERLINTASAN SEBIDANG

    PROGRAM AKSI UNTUK MENGURANGI

    KECELAKAAN DI PERLINTASAN SEBIDANG

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    119/159

    PROGRAM JANGKA PENDEK

    1. SOSIALISASI UNTUK MEMBINA DISIPLIN MASYARAKAT DENGAN MELALUI BEBERAPA

    MEDIA ATAU LANGSUNG.

    2. MENGGALANG POTENSI MASYARAKAT SETEMPAT UNTUK TURUT SERTAMENGAMANKAN PERLINTASAN SEBIDANG BAIK RESMI MAUPUN LIAR

    3. PENEGAKAN HUKUM (LAW ENFORCEMENT) TERHADAP PELANGGAR PINTUPERLINTASAN

    4. MELENGKAPI PERSYARATAN MINIMAL KELENGKAPAN DI GARDU PENJAGA PINTUPERLINTASAN (BEL GENTA & GAPEKA) DENGAN PERALATAN KOMUNIKASI

    5. MELENGKAPI SEMUA RAMBU LALU LINTAS JALAN RAYA DI PERLINTASAN SEBIDANGDENGAN PITA GADUH

    6. MELENGKAPI PINTU PERLINTASAN MEKANIK DENGAN ALARM PERINGATAN

    7. MENYATUKAN PERLINTASAN YANG BERDEKATAN SESUAI DENGAN KM 53 TAHUN 2000(JARAK MINIMAL 800 M)

    8. PENUTUPAN PERLINTASAN SEBIDANG YANG SUDAH DIBANGUN FLY OVER DAN UNDERPASS

    9. MENGOPTIMALKAN PINTU PERLINTASAN OTOMATIS PADA PERLINTASAN SEBIDANG YGTELAH DILENGKAPI DGN PERALATAN OTOMATIS (KHUSUSNYA DI WILAYAH

    JABODETABEK)

    PROGRAM JANGKA PENDEK

    SOSIALISASI UNTUK MEMBINA DISIPLIN MASYARAKAT

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    120/159

    SOSIALISASI UNTUK MEMBINA DISIPLIN MASYARAKATDENGAN MELALUI BEBERAPA MEDIA ATAU LANGSUNG.

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    121/159

    PROGRAM JANGKA PENDEK

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    122/159

    BENTUK KERJA SAMA DENGAN PIHAK PEMDA DALAM

    RANGKA MENGGALANG POTENSI MASYARAKAT PROPINSIBANTEN UNTUK TURUT SERTA MENGAMANKANPERLINTASAN SEBIDANG.

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    123/159

    STUDY KASUS PENINGKATAN

    KESELAMATAN

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    124/159

    KESELAMATAN

    DIPERLINTASAN SEBIDANG

    PROGRAM AKSI UNTUK MENGURANGIKECELAKAAN DI PERLINTASAN SEBIDANG

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    125/159

    PROGRAM JANGKA PENDEK

    1. SOSIALISASI UNTUK MEMBINA DISIPLIN MASYARAKAT DENGAN MELALUI BEBERAPA

    MEDIA ATAU LANGSUNG.

    2. MENGGALANG POTENSI MASYARAKAT SETEMPAT UNTUK TURUT SERTAMENGAMANKAN PERLINTASAN SEBIDANG BAIK RESMI MAUPUN LIAR

    3. PENEGAKAN HUKUM (LAW ENFORCEMENT) TERHADAP PELANGGAR PINTUPERLINTASAN

    4. MELENGKAPI PERSYARATAN MINIMAL KELENGKAPAN DI GARDU PENJAGA PINTUPERLINTASAN (BEL GENTA & GAPEKA) DENGAN PERALATAN KOMUNIKASI

    5. MELENGKAPI SEMUA RAMBU LALU LINTAS JALAN RAYA DI PERLINTASAN SEBIDANGDENGAN PITA GADUH

    6. MELENGKAPI PINTU PERLINTASAN MEKANIK DENGAN ALARM PERINGATAN

    7. MENYATUKAN PERLINTASAN YANG BERDEKATAN SESUAI DENGAN KM 53 TAHUN 2000(JARAK MINIMAL 800 M)

    8. PENUTUPAN PERLINTASAN SEBIDANG YANG SUDAH DIBANGUN FLY OVER DAN UNDERPASS

    9. MENGOPTIMALKAN PINTU PERLINTASAN OTOMATIS PADA PERLINTASAN SEBIDANG YGTELAH DILENGKAPI DGN PERALATAN OTOMATIS (KHUSUSNYA DI WILAYAHJABODETABEK)

    PROGRAM JANGKA PENDEK

    SOSIALISASI UNTUK MEMBINA DISIPLIN MASYARAKAT

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    126/159

    DENGAN MELALUI BEBERAPA MEDIA ATAU LANGSUNG.

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    127/159

    PROGRAM JANGKA PENDEK

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    128/159

    BENTUK KERJA SAMA DENGAN PIHAK PEMDA DALAM

    RANGKA MENGGALANG POTENSI MASYARAKAT PROPINSIBANTEN UNTUK TURUT SERTA MENGAMANKANPERLINTASAN SEBIDANG.

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    129/159

    PROGRAM JANGKA PENDEK

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    130/159

    PENEGAKAN HUKUM (LAW ENFORCEMENT) TERHADAPPELANGGAR PINTU PERLINTASAN.

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    131/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    132/159

    PROGRAM JANGKA PENDEK

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    133/159

    MELENGKAPI PERSYARATAN MINIMAL KELENGKAPAN DI GARDU PENJAGAPINTU PERLINTASAN (BEL GENTA & GAPEKA) DENGAN PERALATANKOMUNIKASI TERMASUK RAMBU LALU LINTAS , PITA GADUH,

    SERTAMELENGKAPI PINTU PERLINTASAN MEKANIK DENGAN ALARMPERINGATAN DI WILAYAH JABAR PADA PERLINTASAN

    CIKURUJUG JPL 197 MAJALAYA/RANCAEKEK JPL 181

    LASWI JPL 165 A ANDIR JPL 165

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    134/159

    CIKUYA JPL 194 CIAWI/RAJAPOLAH JPL 310

    PROGRAM JANGKA PENDEK

    MENYATUKAN PERLINTASAN YANG BERDEKATAN SESUAI

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    135/159

    DENGAN KM 53 TAHUN 2000 (JARAK MINIMAL 800 M) DIJATIM LINTAS WONOKROMO - WARU

    MENUTUP JPL NO. 20, 21, 23, 24 DIALIHKAN KE JPL NO. 19, 22,25

    ANTARA WONOKROMO - WARU

    WONOKROMO WARU

    JL.RSU

    AL

    JL.JETIS

    JL.MARGOREJO

    JL.MARGOREJOI

    NDAH

    JL

    .PABRIKKULIT

    JL.K

    UTISARI

    IAIN

    PEMUKIMAN

    RSU. AL

    551 m 240 m 317 m 333 m 564 m 330 m

    JPL.19

    JPL.22 JPL.25

    JL.MARGOREJOI

    NDAH

    WONOKROMO WARU

    JL.RSU

    AL

    JL.JETIS

    JL.MARGOREJO

    JL.PABRIKKULIT

    JL.KUTISARI

    IAINPEMUK

    IMAN

    RSU. AL

    JPL.19 JPL.22

    JPL.25

    JPL.20

    JPL.21 JPL.23

    JPL.24

    GAMBAR. 1

    GAMBAR. 2

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    136/159

    PROGRAM JANGKA PENDEK

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    137/159

    PENUTUPAN PERLINTASAN SEBIDANG YANG SUDAHDIBANGUN FLY OVER DI PONDOK KOPI

    FLY OVER PONDOK KOPI

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    138/159

    AN

    ARUS LALU LINTAS DI FLY OVER PONDOK KOPI

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    139/159

    ST. KLENDER BARU

    BUARAN

    WALIKOTA

    JAKTIM

    JL. PD KOPI I

    JL.PD

    KOPIRAYA

    PENGGILINGA

    FLYOVERKLENDERB

    ARU

    BEKASI

    USULAN JIKA

    PERLINTASAN DI

    TUTUP

    EXSISTING

    KETERANGAN :

    DI TUTUP

    DI TUTUP

    TAMAN

    RENCANA PERLINTASANPEJALAN KAKI

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    140/159

    PROGRAM JANGKA

    MENGOPTIMALKAN PINTU PERLINTASAN OTOMATIS PADA

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    141/159

    MENGOPTIMALKAN PINTU PERLINTASAN OTOMATIS PADAPERLINTASAN SEBIDANG YG TELAH DILENGKAPI DGNPERALATAN OTOMATIS (KHUSUSNYA DI WILAYAHJABODETABEK)

    JNG KAUM SELATAN

    CIPINANG LONTAR

    PISANGAN LAMA

    KEBON SEREH

    GAMBAR SITUASI JALAN

    JPL. NO 52

    JATINEGARA - CIPINANG

    KETERANGAN :

    1. ANGKUTAN KOTA YANG MELINTAS M02

    2. ANGKUTAN PASAR INDUK / BULOG

    3. KENDARAAN LAINNYA

    PASAR INDUK CIPINANG

    PISANGAN LAMA

    JL. RAYA BEKASI TIMURJL. RAYA JATINEGARA

    JPL

    52

    STASIUN CIPINANGSTASIUN JATINEGARA

    LX

    OTOMATIS

    LX

    OTOMATIS

    LX

    OTOMATIS

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/KEBON%20SEREH.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/KEBON%20SEREH.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/PISANGAN%20LAMA.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/KEBON%20SEREH.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/PISANGAN%20LAMA.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/JNG%20KAUM%20SELATAN.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/KEBON%20SEREH.ppt
  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    142/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    143/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    144/159

    UPAYA UNTUK MENINGKATKAN

    KESELAMATAN DI PERLINTASAN

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    145/159

    KESELAMATAN DI PERLINTASAN

    SEBIDANG

    1. Sosialisasi untuk membina disiplin masyarakat

    (mentaati rambu-rambu di pintu perlintasan, tidak

    menyerobot dll) dengan melalui media elektronikatau langsung

    2. Penegakan hukum (Law enforcement) terhadap

    pelanggar pintu perlintasan

    3. Pembinaan SDM terhadap Penjaga Pintu

    Perlintasan (PJL) agar disiplin menjalankan tugas

    sesuai protap

    UPAYA UNTUK MENINGKATKAN

    KESELAMATAN DI PERLINTASAN

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    146/159

    KESELAMATAN DI PERLINTASAN

    SEBIDANG

    4. Traffic manajemen dan engginering (menutup

    dan/atau menggabungkan lebih dari satu

    perlintasan yang berdekatan)

    5. Mengurangi perlintasan sebidang dengan

    membangun fly over atau underpass, ini juga

    merupakan persyaratan untuk pintu perlintasan

    baru.6. Secara bertahap mengurangi ketergantungan

    terhadap SDM (yang sering kali terjadi human error)

    melalui otomatisasi pintu perlintasan

    PROGRAM JANGKA PANJANG1. OTOMATISASI PERLINTASAN SEBIDANG2. PENUTUPAN PERLINTASAN SEBIDANG DENGAN MEMBANGUN

    UNDER PASS ATAU FLY OVER

    MEKANIK FO/UP DITUTUPY

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    147/159

    PERLINTASAN

    TDK RESMI (LIAR)

    RESMI

    TDK DIJAGA

    DIJAGA

    ELEKTRIK

    MEKANIK FO/UP

    MANUAL

    SEMI OTOMATIS

    OTOMATIS

    FLY OVER/ UP

    FO/UP

    FO/UP

    FO/UP

    DITUTUP

    DITUTUP

    Y

    N

    N

    N

    Y

    N

    Y

    ?

    Pasal 197

    (1) Setiap orang yang menghilangkan merusak dan/atau melakukan

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    148/159

    (1) Setiap orang yang menghilangkan, merusak, dan/atau melakukan

    perbuatanyang mengakibatkan rusak dan tidak berfungsinya prasarana

    perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180, dipidanadengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun.

    (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ay at (1)

    mengakibatkan kecelakaan dan/atau kerugian bagi harta benda,

    dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.

    (3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    mengakibatkan luka berat bagi orang, dipidana dengan pidana penjara

    paling lama 10 (sepuluh) tahun.

    (4) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    mengakibatkan matinya orang, dipidana dengan pidana penjara paling

    lama 15 (lima belas) tahun.

    Barang siapa

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    149/159

    Mengakibatkan

    Barang siapa

    (Orang)

    Karena Perbuatannya

    Dipidana dengan pidana :

    Pidana kurungan paling lama

    5, 10, 15 tahun

    Kategori tindak pidana

    Rusak dan tidak berfungsinya prasarana

    perkeretaapianKecelakaan, luka berat, dan korbanmeninggal dunia

    Menghilangkan, merusak, dan/atau melakukan perbuatan

    Pasal 198

    (1) Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian yang tidak menempatkan

    d l j l d l k di f j l k

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    150/159

    tanda larangan secara jelas dan lengkap di ruang manfaat jalur kereta

    api dan di jalur kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 yang

    mengakibatkan kerugian bagi harta benda, dipidana dengan pidana

    penjara paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak

    Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

    (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mengakibatkan luka berat bagi orang, dipidana dengan pidana penjara

    paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak

    Rp800.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

    (3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mengakibatkan matinya orang, dipidana dengan pidana penjara paling

    lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp

    1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

    Pasal 199

    Setiap orang yang berada di ruang manfaat jalan kereta api, menyeret

    barang di atas atau melintasi jalur kereta api tanpa hak dan

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    151/159

    barang di atas atau melintasi jalur kereta api tanpa hak, dan

    menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain selain untuk

    angkutan kereta api yang dapat mengganggu perjalanan kereta api

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181 ayat (1), dipidana dengan

    pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp

    15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).

    Pasal 200

    Pemilik Prasarana Perkeretaapian yang memberi izin pembangunan

    jalan, jalur kereta api khusus, terusan, saluran air dan/atau prasarana

    lain yang memerlukan persambungan, dan perpotongan dan/ataupersinggungan dengan jalur kereta api umum yang tidak memenuhi

    ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1), dipidana

    dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana

    denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).

    Pasal 201

    Setiap orang yang membangun jalan, jalur kereta api khusus, terusan,

    saluran air dan/atau prasarana lain yang menimbulkan atau

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    152/159

    saluran air, dan/atau prasarana lain yang menimbulkan atau

    memerlukan persambungan, perpotongan, atau persinggungan dengan

    jalan kereta api umum tanpa izin pemilik Prasarana Perkeretaapian

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (2), dipidana dengan

    pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling

    banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

    Pintu perlintasan PemerintahPenyelenggaraan

    (PT KAI)

    Merupakan fungsi

    dan tanggung

    jawab pemerintahyang

    penyelenggaran

    dilimpahkan

    kepada PT KAI

    (Persero)

    Mengeluarkan izin

    untuk

    penyelenggaraan/pengadaan pintu

    perlintasan (baik

    sebidang,fly

    over,dan under

    pass)

    Berupa pemeliharaan,

    perbaikan,pengoparasian melalui

    skema dan mekanisme tertentu,pemerintah melimpahkan urusan

    penyelenggaraan kepada PT KAI

    (persero) dalam format IMO

    (Infra-structure Maintenance and

    Operation)

    PENYIDIKAN

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    153/159

    BAB XVI PENYIDIKAN

    Pasal 186

    (1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di bidang

    perkeretaapian dapat diberi kewenangan khusus

    sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam

    Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentangHukum Acara Pidana untuk melakukan

    penyidikan atas pelanggaran ketentuan dalam

    Undang-Undang ini.

    Pengawasan Perlintasan Sebidang

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    154/159

    Untuk kelancaran arus lalu lintas pada perlintasan sebidangperlu dilakukan pengawasan rutin pada setiap titik-titikperlintasan

    Pengawasan dilakukan

    a. Ditjen Perkeretaapian untuk perlintasan di jalan nasionalb. Gubernur untuk perlintasan di jalan propinsic. Bupati/walikota untuk perlintasan di jalan

    kabupaten/kota

    Polri, PPNS bid LLAJ dan PPNS bid Perkeretaapianberkewajiban melakukan penegakan hukum terhadappelanggaran lalin pd perlintasan sebidang.

    Trem di kawasan hunian terpadu atau superblok Rasuna Epicentrum dikawasan Kuningan, Jakarta.

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    155/159

    PERLINTASAN SEBIDANG MEMANG SANGATMEMBAHAYAKAN UNTUK PENGGUNA JALAN YANG TIDAK

    DISIPLIN DALAM MEMATUHI PERUNDANGAN YANG TELAH

    DITETAPKAN, TETAPI BUKAN BERARTI MUSUH UNTUK

    PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI

    Bersahabatkah jalur KA

    dengan pengguna jalan yang

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    156/159

    disiplin

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    157/159

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    158/159

    Terima kasihTerima kasih

  • 7/23/2019 Keselamatan LX

    159/159