Upload
nde15
View
265
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Keselamatan LX
1/159
KESELAMATAN
PERLINTASAN SEBIDANG 25/11/10
Umum : Kereta Api dikatakan selamat apabila
berhasil mengangkut penumpangdan/atau barang dari stasiun asal
sampai tujuan dengan selamat, aman,
utuh, lancar, tepat waktu dan nyaman.
7/23/2019 Keselamatan LX
2/159
7/23/2019 Keselamatan LX
3/159
PERLINTASAN SEBIDANG (LEVEL CROSSING)ANTARA
JALAN KERETA DAN JALAN RAYA
7/23/2019 Keselamatan LX
4/159
7/23/2019 Keselamatan LX
5/159
7/23/2019 Keselamatan LX
6/159
7/23/2019 Keselamatan LX
7/159
7/23/2019 Keselamatan LX
8/159
RAMBU JALAN
7/23/2019 Keselamatan LX
9/159
7/23/2019 Keselamatan LX
10/159
7/23/2019 Keselamatan LX
11/159
7/23/2019 Keselamatan LX
12/159
Tabrakan antara KA Mutiara Timur No, 131 Bus No N 6207 LU di JPL No. 30,
km 18+0 antara sta. Sempolan-Garahan lintas Sb - Bw. Tanggal 26 Mei 2004
pukul 03.10. Korban manusia meninggal dunia 7 orang
CC 201 Tenaga ; 1950 Hp
Berat/Massa 84 Ton
7/23/2019 Keselamatan LX
13/159
JENIS-JENIS KECELAKAAN
KERETA API
TABRAKAN KA DENGAN KA
TABRAKAN KA DENGAN PENGGUNA JALAN
RAYA
ANJLOG ( di lintas / di emplasemen / di jalur
perlintasan (JPL)
BANJIR, longsor di lintas / di emplasemen / di
jalur perlintasan (JPL)
LAIN-LAIN
7/23/2019 Keselamatan LX
14/159
GANGGUAN PERKA
KELAMBATAN KA
GANGGUAN PERKA
KEKUSUTAN PERKA
KELAMBATAN KA
PEMBATALAN KA
KORBAN MANUSIA
KERUGIAN MATERIEL
AKIBATSEBAB
TABRAKAN SARANA KADENGAN SARANAJALANDI PERLINTASAN
KECELAKAAN TUNGGALSARANA KA
DIPERLINTASAN
Penyebab sebab akibat
3 kemungkinan
human error
technical natural
sabotage
7/23/2019 Keselamatan LX
15/159
GANGGUAN PERKA
KELAMBATAN KA
GANGGUAN PERKA
KEKUSUTAN PERKA
KELAMBATAN KA
PEMBATALAN KA
KORBAN MANUSIA
KERUGIAN MATERIEL
AKIBAT
7/23/2019 Keselamatan LX
16/159
JUMLAH KORBAN JIWA DALAM
KECELAKAAN PERLINTASAN SEBIDANG
Kiri : Korban jiwa dalam seluruhnyaKanan : Korban jiwa dalam kecelakaan perlintasan sebidang
500
1999
(Hingga Juni)
2003 2004
(54.8%)
(26.5%) (69.0%)
72 60 7235 50 39
85
46
104
26
6535
93
31
122
18
26
24
0
100
200
300
400
Meninggal Luka Berat Luka Ringan
7/23/2019 Keselamatan LX
17/159
Fatalitas Kecelakaan Tahun 2004-2008Kiri : Jumlah korban untuk seluruh kecelakaan
Kanan : Jumlah korban di perlintasan sebidang
78
36 5031
43
87
85 71121
69
33 111
52
168
67
0
50
100
150
200
250
300
350
2004 2005 2006 2007 2008*
KORBAN Meninggal KORBAN Luka Berat KORBAN Luka Ringan
7130 26 26 28
41
10 44
95
26
26
99 1
27
14
17
7/23/2019 Keselamatan LX
18/159
JumlahKecelakaan
Jum
lahKecelakaan/Km
.KA(Juta)
(NilaiIndeksKecela
kaan)
196
135 134
111
(Hingga Juni)
6 13 10 4 15
(4,6)
216
183
4.0%
25.3
%
26.8%
38.8%
5.1%
54 27 42 48 5720
8968 40 47
81
52
38
1732
74
70
30
0
100
200
300
400
500
1999 2000 2001 2002 2003 2004
0
2
4
6
8
10
Tabrakan KA dengan KA Tabrakan KA dengan Kendaraan Jalan Raya
Anjlog Banjir
Lain-lain Jumlah Kecelakaan/Km.KA(Juta)
4
7
10
9
1010
(3,9)
(2,7)(2,6)
(3,8)
Nilai Indek kecelakaan =
Jumlah Kecelakaan
Km Perjalanan KA x 1.000.000
7/23/2019 Keselamatan LX
19/159
SIAPA YANG MENANGANI BILA TERJADI KECELAKAAN DI PERLINTASAN
TIM CO, KNKT, POLRI DAN PPNS PERKERETA APIAN
PLH POLRI
KNKT
Tim CO
PPNS
KEJAKSAAN
TdpUnsur
KetentuanPidana
UU 23/07
Laporan / Analisis
Tim CO kpd PT. KA
Laporan / AnalisisTim KNKT kpd Dephub
TIPITER
TIPIDUM
(KUHP)
TIPIDSUS
Penyidik
Perkeretaapian
Capulbaket
SPDP
Tim Teknis
Jaksa Penuntut
Umum
Bebas
Terpidana
Usul Tindak
Administrasi &
Teknis
Regulator
Operator
PT. KA
Gelar PerkaraAkhir
Ya
CB
Tdk
SP3
GPA
GPT
TCB
TCB
TCB
CB
CB ( CUKUP BUKTI )TCB ( TDK CUKUP BUKTI )
GPA ( GELAR PERKARA AWAL )GPT ( GELAR PERKARA TENGAH )
SPDP ( SURAT PERINTAH DIMULAINYA PENYIDIKAN )SP3 ( SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN ) CO (Commissoriaal onderzoek)KNKT (Komite Nasional Keselamatan
7/23/2019 Keselamatan LX
20/159
KM No. 53 (2000) : Perpotongan/Persinggungan antara jalur KA
dengan Bangunan Lain
Ayat (2) : Jarak pandangan bebas minimal 500 m bagi masinis KA dan 150 m
bagi pengemudi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf f
dimaksudkan bagi masing2 untuk memperhatikan tanda2 atau rambu2, dan
khusus untuk pengemudi kendaraan bermotor harus menghentikankendaraannya
7/23/2019 Keselamatan LX
21/159
Hubungan jarak pengereman dan kecepatan
B = -------- x 100 %G
B adalah berat pengereman
G adalah berat sarana kendaraan rel
7/23/2019 Keselamatan LX
22/159
PERSENTASE PENGEREMAN ()Kemampuan suatu kendaraan rel untuk melakukan pengereman,
ditentukan oleh : Gaya rem yang terjadi pada roda,
Berat sarana kendaraan rel,Kecepatan awal dan
Karakteristik katup pengatur(control valve)
Dengan memperhatikan karakteristik katup pengatur pada kereta
penumpang dan gerbong barang, kemudian didefinisikan besaranpersentase pengereman , yaitu : B = -------- x 100 %
G
Pada Kereta PenumpangB = P x k Di mana :
P = gaya rem pada roda
k = factor empiris
7/23/2019 Keselamatan LX
23/159
GG
K
f.
. P=
P
P = Gaya tekan remblok pada roda
= koefisien gesek antara roda danremblok
f = koefisien gesekan roda dan rel
G = Berat sarana kendaraan rel/beban
roda yang direm pada rel (wheel load)
(gaya abar/gaya rem)
Untuk menghindari pelinciran (Blocking)
(gesekan gelincir)
Gaya abar gesekan gelincir .P f . G Kg
P f . G Kg
7/23/2019 Keselamatan LX
24/159
Besaran berat pengereman B dapat dihitung sebagai berikut :
Pada Kereta Penumpang
B = P x k
Di mana :
B : berat pengeremanP : gaya rem pada roda
k : factor empiris
Pada Gerbong Barang 10B = --------- x P x n x
7
GG
K
f.
. P=
P
7/23/2019 Keselamatan LX
25/159
di mana;
P = gaya blok rem pada roda
n = jumlah blok rem
= pt x papt = koefisien yang ditentukan oleh waktu pengisian silinder rem.pa = koefisien yang ditentukan oleh persentase tekanan silinder rem
pada reaksi pertama terhadap tekanan maksimumnya, disebut
Ansprung.
Nilai pa dan pt diperoleh dari tabel ataugrafik yang diambil dari standar UIC-554-1.
Nilai persentase pengereman () harus memenuhisyarat standar, yaitu : 40 % < 120 %.
Gaya rem Dalam Kg 750 1000 1500 2000 2500 3000 3500
k 1, 58 1, 50 1, 37 1, 27 1, 19 1, 13 1, 10
Besarnya harga k ditabelkan, sebagai berikut :
7/23/2019 Keselamatan LX
26/159
7/23/2019 Keselamatan LX
27/159
KM No. 53 (2000) : Perpotongan/Persinggungan
antara jalur KA dengan Bangunan Lain
Pasal 6
Ayat(1) Untuk melindungi keamanan & kelancaran
pengoperasian KA pada perlintasan
sebidang, KA mendapat prioritas berlalulintas.
Ayat(2) Untuk kemanan & kelancaraan operasi KA
perlintasan wajib dilengkapi rambu
peringatan,rambu larangan,marka berupa pita
penggaduh,pintu perlintasan,dan isyarat
suara adanya KA melintas
7/23/2019 Keselamatan LX
28/159
VISUALISASI JENIS PERLINTASAN
Dijaga Membahayakan
7/23/2019 Keselamatan LX
29/159
VISUALISASI JENIS PERLINTASAN
Tidak Dijaga
7/23/2019 Keselamatan LX
30/159
VISUALISASI JENIS PERLINTASAN
Liar
JENIS PERLINTASAN DAN SISTEM PENGOPERASIANNYA
7/23/2019 Keselamatan LX
31/159
JUMLAH PINTU PERLINTASAN SISTEM PENGOPERASIAN
J
U
M
L
A
H
RESMI
8.071
D
I
JA
G
A
1.145
OTO
MATIS
Pintu perlintasan dan tanda alarm perlintasan dikendalikan
secara otomatis oleh peralatan yang mendeteksi KA seperti
sirkit sepur,penghitung gandar .
Jenis ini telah dipasang di wilayah Jabotabek.Penjaga pintu tidak diperlukan lagi untuk pengoperasian
pintu perlintasan
SEMI
OTO
MATIS
Pintu perlintasan dijaga secara manual, tanda alarm
perlintasan secara otomatis.
Pintu perlintasan ditutup setelah menerima informasi KA
mendekat, dengan cara menekan tombol pengendali pintu
perlintasan.
MANUAL Setelah menerima informasi KA diberangkatkan dari stasiunterdekat, dalam kurun waktu tertentu sesuai gapeka pintu
perlintasan ditutup secara manual oleh penjaga pintu
perlintasan.
TIDAK DIJAGA
(6.926)
Penjaga pintu tidak ditetapkan.
Pintu perlintasan secara formal juga tidak dilengkapi.Tiap penyeberang jalan rel bertanggung jawab sendiri
sesuai dengan rambu yang ditetapkan (Tanda stop dan
Tanda ada jalur KA/andreas cross).
LIAR (?)Dipasang penduduk tanpa sepengatahuan/persetujuan
instansi yang berwenang.
Penambahan/keberadaan Pintu perlintasan tidak terkontrol
lagi.
JENIS PERLINTASAN DAN SISTEM PENGOPERASIANNYA
?
7/23/2019 Keselamatan LX
32/159
KONDISI PINTU PERLINTASAN TAHUN 2003
1999 2000 2001 2002
2003
Jumlah
PP
Jumlah
Jalur (Km)
Jarak antara
Dua PP (m)
Jawa
Resmi Dijaga 960 960 960 943 943
3.216 430Tidak
Dijaga
5.956 6.269 6.354
Liar 248
Sumatera
Resmi Dijaga 199 199 202 202 202
1.348 1.450Tidak
Dijaga
534 551 568 638 572
Liar 155
Total
Resmi Dijaga 1.159 1.159 1.162 1.145 1.145
4.564 540Tidak
Dijaga
6.490 6.820 7.167 7.240 6.926
Liar 403
Total : 8.474
KM No. 53 (2000) : Perpotongan/Persinggungan antara jalur KA dengan Bangunan Lain
Pasal 4 Ayat (1) : Perlintasan sebidang sebagai dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) dapat
dibuat pada lokasi dengan ketentuan
d. jarak perlintasan antara satu dengan lainnya pada satu jalur
KA tidak kurang dari 800 m,
7/23/2019 Keselamatan LX
33/159
Kecelakaan Kereta Api dan Faktor Penyebabnyadata Terhadap 101 kali kecelakan
Tabrakan KA dengan KA 5 - Kelalaian Pegawai 5
- Teknis 0
19 - Kelalaian Pegawai 0
- Teknis 19
Anjlog / terguling 44 - Teknis 44
- Kelaalian Pegawai 0
- Pihak luar 0
- Alam 0
Longsor/Bencana Alam 4 - Alam 4
Lain - lian 29 - Teknis 0
- Kelaalian Pegawai 0
- Pihak luar 29
- Alam 0
JUMLAH 101 JUMLAH 101
Tabrakan KA denganKendaraan jalan raya
JENIS KEJADIAN PENYEBABFREKUENSI FREKUENSI
7/23/2019 Keselamatan LX
34/159
Internal Eksternal Bencana Alam
Komposisi Faktor Penyebab Kecelakaan KA
KETERANGAN :INTERNAL : - MASINIS MELANGGAR SINYAL
- KESALAHAN PELAYANAN OLEH PPKA- PENJAGA PERLINTASAN TERTIDUR
EKSTERNAL : DISIPLIN PENGEMUDI DIPERLINTASAN MASIH RENDAH
BENCANA ALAM : BANJIR, LONGSOR
YouTube - Level Crossing Near Misses Network Rail.flv
7/23/2019 Keselamatan LX
35/159
PENYEBAB TERJADI KECELAKAAN DI PINTU
PERLINTASAN :
1. Pengguna jalan di perlintasan
- Tingkat disiplin rendah karena sangsi atas pelanggaran
tidak diterapkan (penegakan hukum) disisi lain mobilitas
kendaraan di perlintasan KA makin tinggi
- Minimnya pengetahuan tentang pengertian rambu
di perlintasan
- Makin banyak dibukanya pintu perlintasan baru, secara
ilegal ( tidak ada rambu )
7/23/2019 Keselamatan LX
36/159
2. Petugas KA :
- Kelalaian dalam melaksanakan prosedur
pengoperasian pintu KA
- Pembinaan/penyegaran terhadap petugas JPL
tidak berkesinambungan
3. Fasilitas pengoperasian pintu perlintasan
- Standar persyaratan kelengkapan minimal sangat
minim (Gapeka & bel genta).
- daftar perjalanan kereta api masih banyak belum
di perbaharui dengan yang berlaku
7/23/2019 Keselamatan LX
37/159
Kondisi Tidak
Terkontrol
Kondisi
Terkontrol
Hasilnya tidak
diharapkan
Kecelakaan
(Accident)
Gagal
(Bad luck)
Hasilnya
diharapkan
Nasib Baik
(Good luck)
Berhasil
(Success)
KESELAMATAN TRANSPORTASI
AKIBAT
SEBAB
YouTube - TRUCK V S TRA IN.flv
7/23/2019 Keselamatan LX
38/159
Prosedur Operasi KA
melalui LX
PENGOPERASIAN KA MENGANUT PRINSIP
FAIL SAFE :
KESELAMATAN DALAM KONDISI YANGTERJELEK APAPUN,
TERMASUK KETIKA TERJADI GANGGUAN,
BERHENTI
LEBIH UTAMA DARI PADA BERGERAK DENGAN
KESELAMATAN
YANG DIRAGUKAN
7/23/2019 Keselamatan LX
39/159
Operasi
Terjadwal
(perjalananBiasa)
Gapeka yang
ditetapkan tiaptahun
Faktor yang
mempengaruhi
Kecepatan
Petak Blok
Relasi dll
Perjalanan
luar biasa, dg
Kereta Luar
Biasa (KLB)
Permintaan
jasa angkutan
Perjalanan
Dinas
Keperluan
Pemeliharaan
Maklumat
perjalanan ka
(Malka) 6Bln
Telegrammaklumat
(TEM) 1Hr
7/23/2019 Keselamatan LX
40/159
SEMBOYAN SINYAL MEKANIK
II I I / II
1. KEADAAN NORMAL
2. KA MASUK KE SEPUR I BERHENTI
4. KA JALAN LANGSUNG MELALUI SEPUR I
3.KA MASUK KE SEPUR II BERHENTI
I
II
II
I
I
II
II
I
I
II
5. KA BERANGKAT DARI SEPUR I
6. KA BERANGKAT DARI SEPUR II
II
I
I
II
7. KA MASUK DENGAN BENTUK MS
PERBANDINGAN
7/23/2019 Keselamatan LX
41/159
SINYAL KELUARSINYAL MASUK
SINYAL MUKA
PERANGKAT PERSINYAL
MEKANIK DAN
PERSINYALAN ELEKTRIK
SISTEM INTERLOCKING
PERBANDINGAN PERANGKAT PERSINYAL MEKANIK DAN ELEKTRIK
7/23/2019 Keselamatan LX
42/159
Wesel penggerak mekanik
Wesel penggerak elektrik
Meja Pelayanan ElektrikPenggerak Pelayanan Mekanik
PERBANDINGAN PERANGKAT PERSINYAL MEKANIK DAN ELEKTRIK
7/23/2019 Keselamatan LX
43/159
FILOSOFI OPERASI KA
A. Satu petak jalan/blok hanya ada satu perjalanan KA
Spur Tunggal
Stasiun A Stasiun B
Spur Kembar
Stasiun A Stasiun B
7/23/2019 Keselamatan LX
44/159
PENEMPATAN SINYALSINYAL MEKANIK PADA JALUR TUNGGAL
dan
PENOMORAN SINYAL
perkakas hendel
Sinyal muka Sinyal masuk
Arah hilir
kilo meter kecilArah udik
kilo meter besar
BmBAAm
C
D
Sinyal keluar
Wesel terlayan
pusat
I
II
III
KETERKAITAN SINTELIS DENGAN
7/23/2019 Keselamatan LX
45/159
PENGOPERASIAN KA
.
.
.
.
http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/KRIAN.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/HANDEL.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/S&H.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/SINYAL%20ELEKTRIK.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/SINYAL%20ELEKTRIK.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/S&H.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/HANDEL.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_1/KRIAN.ppt7/23/2019 Keselamatan LX
46/159
SISTIM KESELAMATAN DAN IMPLEMENTASI
7/23/2019 Keselamatan LX
47/159
SISTIM KESELAMATAN DAN IMPLEMENTASI
DI JABODETABEK
Train Operation Center (CTC & CTS)
SEMBOYAN 3 /39
7/23/2019 Keselamatan LX
48/159
SEMBOYAN 35/39
Diperdengarkan dg suling lokomotif.
35.MINTA PERHATIAN SATU KALI SUARA AGAK PANJANG
36.REM IKAT SEDIKIT SATU KALI SUARA AGAK PENDEKPANJANG.
37. REM IKAT KERAS TIGA KALI SUARA PENDEK BERTURUT-TURUT
38. LEPAS REM DUA KALI SUARA PENDK BERTURUT-TURUT
39. PEMBERITAHUAN BAHAYA. BEBERAPA BANYAK SUARA PENDK
BERTURUT TURUT
39 A. KERETA API BERJALAN SEPUR SALAH BEBERAPA BANYAK
SUARA PENDEK BERTURUT-TURUT TIAP-TIAP 20 DETIK DIULANGI
perhatian ; JIKA PERJALANAN SEPUR SALAH ITU SUDAH DIATUR
TERLEBIH DAHULU, SENBOYAN TIDAK PERLU DIULANGI
TIAP 20 DETIK, HANYA DIULANGI ACAP KALI KERETA API
HENDAK MELALUI RUMAH PENJAGA
PEMBAGIAN
7/23/2019 Keselamatan LX
49/159
SEMBOYAN ADALAH SUATU BENDA/SUARA YANG MEMPUNYAI ARTI ATAU
MAKSUD MENURUT BUNYI, WUJUD, ATAU WARNA.
SINYAL ADALAH ALAT/PERANGKAT YG DIGUNAKAN UNTUK MENYAMPAIKAN
PERINTAH BAGI PENGATURAN PERJALANAN KA DGN
PERAGAAN DAN ATAU WARNA
RAMBU ADALAH TANDA PERINGATAN ATAU PETUNJUK KPD MASINIS
MARKA ADALAH TANDA BATAS YG DIPASANG PADA ATAU DEKAT REL
SINYAL
SEMBOYAN
DI JALAN
REL
SEMBOYAN
SEMENTARA
SEMBOYAN
TETAP
SEMBOYAN
WESEL
PEMBAGIAN
Seperti pd
REGLEMEN 3
PEMBAGIAN
Seperti pd
REGLEMEN 3
MARKA
RAMBU
SINYAL UTAMA
SINYAL PEMBANTU
SINYAL PELENGKAP
7/23/2019 Keselamatan LX
50/159
RADIOCONNECTEDWAYSTATIONS
RADIOCONNECTEDWAYSTATIONS
STASIUN KASTASIUN KA STASIUN KA
VHF
AUDIO &CONTROL
PATH
VHF
AUDIO &CONTROL
PATH
POWER
SUPLY BACKUP BATTERY
220 VACPLN SUPPLY
TRAINDISPATCHERS DESK
TO
CONSOLE
EQMT
POWER
SUPLY BACKUP BATTERY
TRAINDISPATCHERS DESK
TO
CONSOLE
EQMT GEDUNG PK(PUSAT PENGENDALI OPERASI KERETA API)
WIRE CONNECTED WAYSTATIONS
VHF VHF VHFVHF
UHF RADIO LINK
UHFLINK
UHFLINK
DIGITAL MICROWAVERADIO LINK
VHF VHF VHFVHF
UHF RADIO LINK
UHFLINK
UHFLINK
Jaringan Radio Komunikasi Kereta Api
7/23/2019 Keselamatan LX
51/159
JENIS ALAT DETEKSI PADA
PERLINTASAN OTOMATIS
1. TRACK CIRCUIT
2. AXLE COUNTER
3. AFO (AUDIO FRECUENCY OVERLAY TRACK)
7/23/2019 Keselamatan LX
52/159
7/23/2019 Keselamatan LX
53/159
Input
sistem pengucilan vital
Konstruksi Alat Pendeteksi KA
R
RSumber Tegangan
B24
N24
Indikator
di Meja Pengendalian
7/23/2019 Keselamatan LX
54/159
Kondisi Ada Kereta Api
R
RSumber Tegangan
Input
sistem pengucilan vital
B24
N24
Indikator di Meja Pengendalian
7/23/2019 Keselamatan LX
55/159
f1 3,6 kHz
f2 6,52 kHz
7/23/2019 Keselamatan LX
56/159
Audio frequency overlay
relay
transmitter reciever
DC power
Keadaan ketika ada kereta
7/23/2019 Keselamatan LX
57/159
Keadaan ketika tidak ada kereta
relay
transmitter reciever
DC power
Audio frequency overlay
PRINSIP DASAR
7/23/2019 Keselamatan LX
58/159
Wilayah Perlintasan KA
Pembagian wilayah Track Section Approach Track
Median Track
Exit Track
KA
10T 11T 12T
LX11A
LX11B
SH10
SH12
CS10 CS12
LX Cubicle
West East
PRINSIP DASAR
TEKNOLOGI PINTU PERLINTASAN OTOMATIS
7/23/2019 Keselamatan LX
59/159
Tahapan Operasi Pintu Perlintasan
KA mendekati wilayah Perlintasan KA dari barat ke timur
Pintu masih terbuka
Lampu dan Sirine Peringatan masih mati
Rambu untuk masinis masih padam
KA
10T 11T 12T
LX11A
LX11B
SH10
SH12
CS10 CS12
LX Cubicle
West East
7/23/2019 Keselamatan LX
60/159
Tahapan 1
KA memasuki wilayah Perlintasan KA (jarak 1 s/d 1,5 km) Track
Circuit 10T terduduki & Contact Select belum terinjak
Pintu masih terbuka
Lampu dan Sirine Peringatan masih mati
KA
10T 11T 12T
LX11A
LX11B
SH10
SH12
CS10 CS12
LX Cubicle
West East
7/23/2019 Keselamatan LX
61/159
Tahapan 2
KA memasuki wilayah Perlintasan KA (jarak 1 s/d 1,5 km)
Track Circuit 10T terduduki & Contact Select terinjak
Lampu dan Sirine Peringatan menyala ( 15 detik)
Pintu masih terbuka
KA
10T 11T 12T
LX11A
LX11B
SH10
SH12
CS10 CS12
LX Cubicle
West East
7/23/2019 Keselamatan LX
62/159
Tahapan 3
KA memasuki wilayah Perlintasan KA Lampu dan Sirine Peringatan tetap menyala
Pintu mulai ditutup ( 6 detik waktu proses penutupan)
KA
10T11T 12T
LX11A
LX11B
SH10
SH12
CS10 CS12
LX Cubicle
West East
7/23/2019 Keselamatan LX
63/159
Tahapan 4
Pintu Perlintasan KA tertutup
Lampu dan Sirine Peringatan tetap menyala
KA
10T11T 12T
LX11A
LX11B
SH10
SH12
CS10 CS12
LX Cubicle
West East
7/23/2019 Keselamatan LX
64/159
Tahapan 5
KA berada di Median Track
Lampu dan Sirine Peringatan tetap menyala
Pintu Perlintasan masih tertutup
10T12T
LX11A
LX11B
SH10
SH12
CS10 CS12
LX Cubicle
West East
7/23/2019 Keselamatan LX
65/159
Tahapan 6
KA meninggalkan Median Track
Pintu Perlintasan mulai terbuka (total waktu penutupan pintu untukKA dengan kecepatan 60 km/jam berkisar 1,5 s/d 2 menit)
Lampu dan Sirine Peringatan akan padam jika Pintu Perlintasantelah terbuka sempurna
10T11T 12T
LX11A
LX11B
SH10
SH12
CS10 CS12
LX Cubicle
West East
7/23/2019 Keselamatan LX
66/159
Tahapan 7
KA
10T 11T 12T
LX11A
LX11B
SH10
SH12
CS10 CS12
LX Cubicle
West East
KA meninggalkan Median Track
Pintu Perlintasan terbuka
Lampu dan Sirine Peringatan padam
7/23/2019 Keselamatan LX
67/159
Block Diagram Sistem
a. Power Supply
b. LX Interlocking
c. Track Circuit
d. Contact Select
e. Level Crossing
Barrier Electric
Motorized
f. Barrier Detector
g. Illuminating
Driver Sign
h. Warning Lamp
i. Warning Siren
d d
LX Cubicle
Loc. CaseLoc. Case
c c
c
b
a
e,h,if
f
g
ge,h,i
ke setasiun/
Solar Cell
Indikasi ke stasiun
Bentuk perlintas
7/23/2019 Keselamatan LX
68/159
Bentuk perlintas
1.Perlintasan sebidang bentuk U
2.Perlintasan sebidang bentuk S atau Z
3.Perlintasan sebidang bentuk T
4.Perlintasan sebidang bentuk H
5.Perlintasan sebidang bentuk I
6.Perlintasan sebidang bentuk L
7/23/2019 Keselamatan LX
69/159
Rambu tambahan menyatakan jarak 150:24 c
Rambu tambahan menyatakan jarak 250:24 b
Rambu tambahan menyatakan jarak 450:24 a
Hati-hati untuk menegaskan jenis bahaya
tersebut digunakan papan tambahan
:23
Patok / Portal:PT
Awas Garis Kejut:AGK
Awas Kereta Api:AKA
Garis Kejut:GK
Zig Zag:ZZ
Semboyan 35:S.35
Andreas Kruis:X
7/23/2019 Keselamatan LX
70/159
150 m
150 m
7/23/2019 Keselamatan LX
71/159
g p p
Pada persilangan atau perlintasan tanpa penutup HANYA PADA daerah
pandangan bebas yang memadai baik bagi pengemudi kendaraan di jalan
maupun bagi masinis kereta api.
Persilangan yang paling baik antara jalan rel dan jalan raya ialah
persilangan sikusiku ( bentuk I tegak lurus rel).
Kondisi terjelek yang mungkin terjadi ialah tidak ada rambu/tanda yang
memberitahu bahwa ka akan meliwati persilangan dengan jalan
7/23/2019 Keselamatan LX
72/159
50 mm
1000 mm
500 mm
3000 mm
1500 mm
300 mm
202 mm
1200 mm
300 mm
3000 mm
202
mm500 mm
back
7/23/2019 Keselamatan LX
73/159
Jalan KA Diatas tanah / at grade
7/23/2019 Keselamatan LX
74/159
RumajaRumaja
RumijaRumija
RumajaRuwas
Ruwas
Jalan KA Diatas tanah / at grade
7/23/2019 Keselamatan LX
75/159
450 m
2,5 m
150 m
2,5 m ( pada batas rumaja)
7/23/2019 Keselamatan LX
76/159
PEMBAGIAN ZONA PADA PERLINTASAN
Zona merah Zona kuning Zona hijau
Konstrusi perlintasanB d J l d T k
7/23/2019 Keselamatan LX
77/159
Badan Jalan dan Track
tidak boleh
terjadi penurunan maupun mud pumping
Pemadatan
Kepadatan lapangan yang disyaratkan yaitu 100% kepadatan kering
maksimum menurut standar ASTM D 698.
Untuk mencapai kepadatan lapangan yang homogen maka pemadatan
agregat bahan balas harus dilakukan lapis demi lapis ialah dan
ketebalan tiap lapis setelah dipadatkan tidak boleh lebih dari 15 cm
Contoh perlintasan berpintu
7/23/2019 Keselamatan LX
78/159
Posisi bantalan bila, kepadatan lapisan balas tidak homogen maka penyebaran beban
dan reaksi dukungan balas terhadap bantalan akan tidak merata
7/23/2019 Keselamatan LX
79/159
dan reaksi dukungan balas terhadap bantalan akan tidak merata
Akibat dari hal tersebut, tanah dasar dapat merosot turun, dan bahan balas terdesak
masuk ke tanah dasar membuat cekungan (kantong balas). Selain akibat berkurangnya
ketebalan lapisan balas, kantong balas juga dapat terjadi akibat dari terjadinya proses
Mud Pumping(pemompaan lumpur/partikel halus).
Proses terjadinya
7/23/2019 Keselamatan LX
80/159
j y
kantong balas akibat
Mud Pumping
Terbentuknya kantong
balas akan dipercepat
pada musim hujan,
sebab keberadaan air
selain mengurangi kuat
dukung tanah dasar juga
akan merupakan
pembawa lumpur padaproses pemompaan
lumpur
(1).Menunjukkan kedudukan bantalan yang mengambang sehingga
7/23/2019 Keselamatan LX
81/159
terbentuk rongga, yang pada saat dibebani (dilewati kereta api)
tekanan pori akan naik,
(2). Selanjutnya pada saat bebannya lepas partikel-partikel halus daritanah dasar tersedot masuk ke rongga
(3). Pada saat terbebani kembali partikel-partikel halus yang ada dalam
rongga tersebut akan didesak masuk ke sela-sela bahan balas,
(4). Peristiwa tersedotnya partikel-partikel tanah dasar tersebut akan
mengakibatkan balas turun menerobos tanah dasar,
(5), (6). yang kemudian dapat mengakibatkan terbentuknya kantong
balas.Apabila proses terbentuknya kantong balas tersebut berlangsung
lebih lanjut, semakin lama kantong balas akan semakin dalam dan
lebar,
Proses terbentuknya kantong
b l ki d l
7/23/2019 Keselamatan LX
82/159
balas yang semakin dalam
dan lebar.
(2). Demikian seterusnya dan sewaktu tahanan geser tanah maksimum
sudah terlampaui akan terjadilah runtuhan badan jalan rel, seperti yangdapat dilihat pada
(1). Air yang ada di dalam kantong balas tersebut akan menekan tanah
di sekelilingnya,
Persyaratan Konstruksi Perlintasan Sebidang:
7/23/2019 Keselamatan LX
83/159
Persyaratan Konstruksi Perlintasan Sebidang:
a. Permukaan jalan harus satu level dengan kepala rel dengan toleransi
0,5 cmb. Terdapat permukaan datar sepanjang 60 cm
c. Maksimum gradien untuk dilewati kendaraan dihitung dari titiktertinggi di kepala rel adalah:
1) 2 % diukur dari sisi terluar permukaan datar sebagaimanadimaksud pada huruf b untuk jarak 9,4 m
2) 10% untuk 10 m berikutnya dihitung dari titik terluar butir 1)sebagai gradien peralihan.
d. Lebar perlintasan untuk satu jalur maksimum 7 m
e. Sudut perpotongan antara jalan rel dengan jalan harus 90 danpanjang jalan yang lurus minimal harus 150 m dari as jalan rel.
f. Harus dilengkapi dengan rel lawan (dwang rel) atau konstruksi lainuntuk menjamin tetap adanya Alur untuk flens roda.
Persyaratan Konstruksi Perlintasan Sebidang:
7/23/2019 Keselamatan LX
84/159
y g
10000 mm
9400 mm
1000
1000
188
Balas
Lapisan Pasir dipadatkan
2%
10
40 mm
1067
40 mm
10000 mm
600 mm9400 mm
188
Balas
Lapisan Pasir dipadatkanLapisan KerikilPipa Drainase
Klos
Perkerasan Aspal
Bantalan
Klos
2%
10%
Rel pada persilangan antara jalan rel dengan jalan
7/23/2019 Keselamatan LX
85/159
Perlintasan yang berada diatas Tanah (at grade)
7/23/2019 Keselamatan LX
86/159
Perlintasan yang berada diatas Tanah (at grade)harus dilakukan penyelidikan tanah di lapangandan laboratorium diantaranya :
Metoda penyelidikan tanah di lapangan:
Bor tanah/Standard Penetration Test (SPT) CBR (California Bearing Ratio) Cone Penetration Test (CPT)
Metoda penyelidikan tanah di Laboratorium:
Indeks tanah (Kadar air, Berat isi tanah, Berat jenis tanah,Angka pori, Derajat kejenuhan tanah, dll)
Karakteristik tanah (Gradasi, Batas Atterberg) Sifat Fisik ( Kohesi/c, sudut geser/, qu dan sensitivitas,
Modulus elastis/E) Sifat lain(Koefisien kompresi /Cc, Koefisien konsolidasi/Cv,
Koefisien permeabilitas/k)
LAPISAN DASAR (SUBGRADE)
7/23/2019 Keselamatan LX
87/159
FUNGSI LAPISAN TANAH DASAR:
Mencegah naiknya lumpur ke lapisan balas akibat adanya pori-poripada tanah timbunan dan tanah asli
SPESIFIKASI LAPISAN TANAH DASAR:
Mudah dipadatkan, stabil terhadap beban kereta api, air, gempa danbebas dari penurunan tanah.
Memiliki nilai CBR > 8 % dari contoh tanah yang telah direndam airselama 24 jam dengan kondisi 95% d maks. Lapisan teratas setebal30 cm harus memiliki kepadatan sebesar 100% d maks
Tebal lapisan tanah dasar sebesar 30 CM
Lebar lapisan tanah dasar sama dengan lapisan dibawahnya
Kemiringan lapisan tanah dasar ke arah luar sebesar 5%
Lapisan tanah dasar harus terletak min 0,75 m dari permukaan air
Relation between K30 value at the site
and CBR in laboratory
7/23/2019 Keselamatan LX
88/159
and CBR in laboratory
Potongan melintang persilangan sebidang antara jalan rel dengan
jalan raya menggunakan perkerasan beraspal
7/23/2019 Keselamatan LX
89/159
Potongan melintang persilangan sebidang antara jalan rel dengan
jalan raya menggunakan balok kayu
Potongan melintang persilangan sebidang antara jalan rel dengan
jalan raya menggunakan pelat beton
7/23/2019 Keselamatan LX
90/159
Potongan melintang persilangan sebidang antara jalan rel dengan
jalan raya menggunakan pelat baja khusus
7/23/2019 Keselamatan LX
91/159
7/23/2019 Keselamatan LX
92/159
PENYEBAB DERAILMENT KA
7/23/2019 Keselamatan LX
93/159
PENYEBAB DERAILMENT KA
PADA JALUR TRACK
GERAKAN PASANGAN RODA DIATAS JALAN SEPUR
7/23/2019 Keselamatan LX
94/159
Pasangan roda yang berputar dan berdiri diatas pasangan
rel akan bergerak kanan dan kiri sesuai jarak
kerenggangannya/kelonggarannya.
Besarnya
kerenggangan dapatdiketahui sebagai
berikut :
Kalau a = lebar sepur (track gauge)
b = ukuran sepur (spoormart)
Maka kerenggangan adalah sama dengan ( a-b) millimeter.
7/23/2019 Keselamatan LX
95/159
1.Renggangan standar pada pasangan roda
baru yang berdiri diatas pasangan rel baru
dan bandasi baru (kedua duanya roda danrel belum aus)
Pada roda dan rel baru, renggangan
minimum adalah :
(a-b) = 8 mm untuk ukuran sepur sempit
(a-b) = 10 mm untuk ukuran sepur standart
(a-b) = 12 mm untuk ukuran sepur lebar
2 Renggangan Keausan bandasi pada flens roda
7/23/2019 Keselamatan LX
96/159
Bentuk profil roda
untuk semua jenis
kendaraan rel diIndonesia
menggunakan
standar sbb :
mempunyai bidang
jalan roda berbentuk
konus 1 : 40 dan
bentuk flens tertentu.
2.Renggangan Keausan bandasi pada flens roda
maksimum yang diperbolehkan hanya sampai
batas 8mm.
3. Renggangan akibat dari keausan rel/bagian kepala sebelah
dalam dari luar rel yang bisa menimbulkan bahaya keluar
7/23/2019 Keselamatan LX
97/159
dalam dari luar rel. yang bisa menimbulkan bahaya keluar
rel.
Formula pembatasan aus rel yang dirumusakan khusus untukrel luar dalam tikungan,
misalnya untk rel R-14 (G = > 33 kg/m):
e = 0,54.h 4 (mm)
Dimana : e = batas aus maksimum yang
diperkenankan (mm)
h = tinggi kepala rel asli (sebelum aus) mm
Perhitungan perhitungan e berdasarkan rumus rumus diatas
untuk R-14 yang mempunyai ukuran h = 31,5 mm adalah :
e = 0,54 x 31,5 4 = 13 mm 12 mm
(merupakan batas aus maksimum yang diperkenankan.)
7/23/2019 Keselamatan LX
98/159
4. Berjalan lewat lengkung
Pelebaran sepur
7/23/2019 Keselamatan LX
99/159
Pelebaran sepurUntuk dapat melewati lengkungan, maka disamping kerenggangan (a-b)
yang diberikan pada sepur lurus masih harus diberi tambahan "speling
lagi di tikungan, yaitu yang yang disebut pelebaran sepur
Pelebaran sepur ini diarahkan kedalam, artinya apabila men jumpai suatu
tikungan rel luar itu tetap pada tempat-nya, sedangkan rel-dalarn digeser
lagi ke-dalam untuk memberikan .tambahan pelebaran sepur.
Jari-jari lengkung ( R )
(meter)
Pelebaran sepur ( )
(millimeter)
R 500
500 > R 300
300 > R 250
250 > R 200
200 > R 100
0
5
10
15
20 ( maksimum )
Pelebaran sepur maksimum yang diperbolehkan adalah =
20 mm
7/23/2019 Keselamatan LX
100/159
20 mm
Yang dimaksud dengan Sudut Pengantar : dalam melewati
lengkungan, ialah sudut yang dibentuk oleh gais singgung
pada lengkungan itu dengan garis-sumbu dari kereta
Untuk keamanan maka sudut pengantar maksimum yang
diper- kenankan 2
Dua macam keadaan kereta lewat tikungan membelok ke kanan
7/23/2019 Keselamatan LX
101/159
a :"J alan bebas"(Freilauf)
Gandar-belakang bisa
menempatkan diri kearah radial terhadap titik-
tengah dari lengkungan,
b :"J alan merapat" (Spieszgang).Flens roda belakang yang sebelah dalam dipaksa menekan pada rel-dalam.
= besarnya "renggang" antara flens roda dan rel.
s = besarnya "speling" ditambah dengan "aus" dari flens roda dan rel.
e = besarnya "pelebaran-sepur" dalam tikungan.
Besarya kerenggangan/kelonggaran ( = s + )
7/23/2019 Keselamatan LX
102/159
y gg g gg ( )
Roda & rel baru = 2x4 + 20 = 28 mm
Roda-aus & Rel-baru = 2x4 + 2x8 + 20 = 44 mm
Roda-aus & Rel-aus = 2x4 + 2x8 + 1x12 + 20 = 56 mm
Roda baru & rel aus = 2x4 + 1x12 + 20 = 40 mm
pada lengkungan terkecil :
FAKTOR NEGATIF DARI DAMPAK KERENGGANGAN
Rangkaian KA bila bergerak membentuk snake motion
Terjadi perubahan arah gaya yang terjadi pada roda dan
rel, akibat ketidak konstanan friksi antara roda (bandase)
dengan rel yang dapat mengakibatkan roda keluar rel
G k l ( k ti )
Rangkaian KA bila bergerak membentuk snake motion
7/23/2019 Keselamatan LX
103/159
a. Gerakan ular (snake motion)
Gerakan ular ataupun gerakan sinusoidal ini disebabkan
oleh adanya koniisitas pada bandasi roda. Jadi, pasanganroda yang berjalan diatas sepur lurus itu tidaklah bergerak
lurus ke depan, melainkan bergeser ke kiri dan ke kanan.
Penjelasan :
Apabila pasangan roda sedang bergeser kekiri, maka roda
kiri berputar dengan diameter yang lebih besar dari pada
roda kanan, dan flens roda kiri menekan pada rel kiri,
sehingga bisa menimbulkan keausan.
Akan tetapi, oleh karena diameter roda kiri lebih besar dari
diameter roda kanan. Akibatnya, pasangan roda berhasrat
untuk bergeser ke kanan mencari keseimbangan sampai
flens roda kanan menempel dan menekan rel kanan.
Pada saat roda bergeser kekiri
7/23/2019 Keselamatan LX
104/159
g
d1 roda kiri > d2 roda kanan
S
d1 d2
S
d = lingkaran jalan
Pada posisi ini pasangan roda itu akan segera bergeser
k b li k h ki i
7/23/2019 Keselamatan LX
105/159
kembali kearah kiri.
Dengan demikian akan timbul gerakn sinusoidal yang
sering disebut gerakn ular atau snake motion denganmembentuk gelombang sinus yang panjangnya = meter.
Panjang Gelombang Sinus ()Panjang gelombang sinus itu tergantung pada tiga
factor dibawah ini :
- Diameter lingkaran jalan
- Jarak antara kedua lingkaran jalan
- Besarnya konisitas dari bandasi
7/23/2019 Keselamatan LX
106/159
Untuk PT KA di Indonesia terdapat harga harga :
7/23/2019 Keselamatan LX
107/159
d = 774 mm; S = 1120 mm; = 1 : 40, = 18,5 m
Untuk Eropah terdapat harga :d = 774 mm; S = 1500 mm; = 1 : 20, = 13,1 m
Jadi panjang gelombang sinus tidak tergantung pada
kecepatannya.
Semakin besar konisitas bandasi, maka makin kecilah
panjang gelombang sinus ().
Dibagian luar dari profil "bandasi konisitas diperbesar
menjadi = 1 : 8, dimana panjang gelombang sinusmenjadi = 8,3 meter.
Maksudnya apabila roda sudah mulai menggeser sampai
pada lereng itu, maka cepat-cepat akan kembali ketengah
Panjang gelombang sinus (.)
7/23/2019 Keselamatan LX
108/159
Pada bandasi roda yang silinder (tidak ada konisitas) , di mana
= 1 : takterhingga (atau = 0) ,
maka terdapat = takterhingga
Secara teoritis dengan bandasi yang selindris kereta itu akan
berjalan lebih tenang pada arah lateral h (horisontal) , sebab
tidak ada gerak "sinusoidal" ( = takterhingga)
Akan tetapi dalam prakteknya akan merugikan karena apabila pasangan-roda itu sudah menempel pada salah satu sisi akan tetap berada disitu, dan
tidak ada hasrat untuk kembali ketengah atau kesebelah sisi yang lain,
sehingga akan terjadi keausan sepihak yang tidak simetris dan tidak terbagi
rata antara sisi kiri dan kanan.
Gaya yang terjadi pada rel dan roda
7/23/2019 Keselamatan LX
109/159
M
Terjadi perubahan arah gaya yang
terjadi pada roda dan rel, akibat
ketidak konstanan friksi antara roda
(bandase) dengan rel yang dapat
mengakibatkan roda keluar rel
7/23/2019 Keselamatan LX
110/159
Faktor keamanan keluar rel
7/23/2019 Keselamatan LX
111/159
7/23/2019 Keselamatan LX
112/159
7/23/2019 Keselamatan LX
113/159
Bila nilai tersebut dibuat dalam bentuk grafik dapat dilihat
untuk sudut B = 60 sebagai berikut
Untuk masingmasing harga a terdapatlah harga
perbandingan atau persentase dari H/Q , yaitu sebagai
berikut :
Untuk n = 1 , terdapatlah H/Q = 1,04 = 104 %
n = 2 , terdapatlah H/Q = 0,43 = 43 %
n = 3 , terdapatlah H/Q = 0,23 = 23 %
n = 4 , terdapatlah H/Q = 0,13 = 13 %
7/23/2019 Keselamatan LX
114/159
Tinjau berapa besarnya derajat
keamanan terhadap bahaya keluar-rel
menurut
"Diagram Faktor keamanan keluar-rel
Untuk sudut B = 60 , perbandingan
persentase H/Q. = 32,6 %
dicapai angka faktor keamanan keluar-rel, sebesar "n" = 2,4.
(Keadaan ini Cukup aman : n > 2)
H
7/23/2019 Keselamatan LX
115/159
Diagram Faktor keamanan Keluar Rel
Pada diagram
7/23/2019 Keselamatan LX
116/159
Pada diagram
tersebut
menggambarkan
pada sudut B > dari
60 ( pada rel / roda
aus ) faktor
keamanan keluar rel
n lebih besar atau
lebih aman.
Hal tersebut benar
namun ada faktorlain yang berdampak
akibat ausnya
rel/roda sbb :
Apabila flens roda aus sudut B menjadi besar, bahaya
keluar rel akan berkurang, tetapi jarak b menjadi besar
7/23/2019 Keselamatan LX
117/159
g p j j
s e h i n g g a b a h a y a k e l u a r r e l a k a n b e r t a m b a h
Tekanan Roda
Gaya tarik
Momen yang memutar roda
Gaya vertikal keatas
V1 = f . N sin B
Persamaan momen
pada titik putar A
V1 = K . r + My
Perbandingan keamanan keluar rel (n1)
n1 =K . r + My
b . V1
Pada keadaan aus nilai n1 dapat < dari nilai n
STUDY KASUS PENINGKATAN
KESELAMATAN
7/23/2019 Keselamatan LX
118/159
KESELAMATAN
DIPERLINTASAN SEBIDANG
PROGRAM AKSI UNTUK MENGURANGI
KECELAKAAN DI PERLINTASAN SEBIDANG
7/23/2019 Keselamatan LX
119/159
PROGRAM JANGKA PENDEK
1. SOSIALISASI UNTUK MEMBINA DISIPLIN MASYARAKAT DENGAN MELALUI BEBERAPA
MEDIA ATAU LANGSUNG.
2. MENGGALANG POTENSI MASYARAKAT SETEMPAT UNTUK TURUT SERTAMENGAMANKAN PERLINTASAN SEBIDANG BAIK RESMI MAUPUN LIAR
3. PENEGAKAN HUKUM (LAW ENFORCEMENT) TERHADAP PELANGGAR PINTUPERLINTASAN
4. MELENGKAPI PERSYARATAN MINIMAL KELENGKAPAN DI GARDU PENJAGA PINTUPERLINTASAN (BEL GENTA & GAPEKA) DENGAN PERALATAN KOMUNIKASI
5. MELENGKAPI SEMUA RAMBU LALU LINTAS JALAN RAYA DI PERLINTASAN SEBIDANGDENGAN PITA GADUH
6. MELENGKAPI PINTU PERLINTASAN MEKANIK DENGAN ALARM PERINGATAN
7. MENYATUKAN PERLINTASAN YANG BERDEKATAN SESUAI DENGAN KM 53 TAHUN 2000(JARAK MINIMAL 800 M)
8. PENUTUPAN PERLINTASAN SEBIDANG YANG SUDAH DIBANGUN FLY OVER DAN UNDERPASS
9. MENGOPTIMALKAN PINTU PERLINTASAN OTOMATIS PADA PERLINTASAN SEBIDANG YGTELAH DILENGKAPI DGN PERALATAN OTOMATIS (KHUSUSNYA DI WILAYAH
JABODETABEK)
PROGRAM JANGKA PENDEK
SOSIALISASI UNTUK MEMBINA DISIPLIN MASYARAKAT
7/23/2019 Keselamatan LX
120/159
SOSIALISASI UNTUK MEMBINA DISIPLIN MASYARAKATDENGAN MELALUI BEBERAPA MEDIA ATAU LANGSUNG.
7/23/2019 Keselamatan LX
121/159
PROGRAM JANGKA PENDEK
7/23/2019 Keselamatan LX
122/159
BENTUK KERJA SAMA DENGAN PIHAK PEMDA DALAM
RANGKA MENGGALANG POTENSI MASYARAKAT PROPINSIBANTEN UNTUK TURUT SERTA MENGAMANKANPERLINTASAN SEBIDANG.
7/23/2019 Keselamatan LX
123/159
STUDY KASUS PENINGKATAN
KESELAMATAN
7/23/2019 Keselamatan LX
124/159
KESELAMATAN
DIPERLINTASAN SEBIDANG
PROGRAM AKSI UNTUK MENGURANGIKECELAKAAN DI PERLINTASAN SEBIDANG
7/23/2019 Keselamatan LX
125/159
PROGRAM JANGKA PENDEK
1. SOSIALISASI UNTUK MEMBINA DISIPLIN MASYARAKAT DENGAN MELALUI BEBERAPA
MEDIA ATAU LANGSUNG.
2. MENGGALANG POTENSI MASYARAKAT SETEMPAT UNTUK TURUT SERTAMENGAMANKAN PERLINTASAN SEBIDANG BAIK RESMI MAUPUN LIAR
3. PENEGAKAN HUKUM (LAW ENFORCEMENT) TERHADAP PELANGGAR PINTUPERLINTASAN
4. MELENGKAPI PERSYARATAN MINIMAL KELENGKAPAN DI GARDU PENJAGA PINTUPERLINTASAN (BEL GENTA & GAPEKA) DENGAN PERALATAN KOMUNIKASI
5. MELENGKAPI SEMUA RAMBU LALU LINTAS JALAN RAYA DI PERLINTASAN SEBIDANGDENGAN PITA GADUH
6. MELENGKAPI PINTU PERLINTASAN MEKANIK DENGAN ALARM PERINGATAN
7. MENYATUKAN PERLINTASAN YANG BERDEKATAN SESUAI DENGAN KM 53 TAHUN 2000(JARAK MINIMAL 800 M)
8. PENUTUPAN PERLINTASAN SEBIDANG YANG SUDAH DIBANGUN FLY OVER DAN UNDERPASS
9. MENGOPTIMALKAN PINTU PERLINTASAN OTOMATIS PADA PERLINTASAN SEBIDANG YGTELAH DILENGKAPI DGN PERALATAN OTOMATIS (KHUSUSNYA DI WILAYAHJABODETABEK)
PROGRAM JANGKA PENDEK
SOSIALISASI UNTUK MEMBINA DISIPLIN MASYARAKAT
7/23/2019 Keselamatan LX
126/159
DENGAN MELALUI BEBERAPA MEDIA ATAU LANGSUNG.
7/23/2019 Keselamatan LX
127/159
PROGRAM JANGKA PENDEK
7/23/2019 Keselamatan LX
128/159
BENTUK KERJA SAMA DENGAN PIHAK PEMDA DALAM
RANGKA MENGGALANG POTENSI MASYARAKAT PROPINSIBANTEN UNTUK TURUT SERTA MENGAMANKANPERLINTASAN SEBIDANG.
7/23/2019 Keselamatan LX
129/159
PROGRAM JANGKA PENDEK
7/23/2019 Keselamatan LX
130/159
PENEGAKAN HUKUM (LAW ENFORCEMENT) TERHADAPPELANGGAR PINTU PERLINTASAN.
7/23/2019 Keselamatan LX
131/159
7/23/2019 Keselamatan LX
132/159
PROGRAM JANGKA PENDEK
7/23/2019 Keselamatan LX
133/159
MELENGKAPI PERSYARATAN MINIMAL KELENGKAPAN DI GARDU PENJAGAPINTU PERLINTASAN (BEL GENTA & GAPEKA) DENGAN PERALATANKOMUNIKASI TERMASUK RAMBU LALU LINTAS , PITA GADUH,
SERTAMELENGKAPI PINTU PERLINTASAN MEKANIK DENGAN ALARMPERINGATAN DI WILAYAH JABAR PADA PERLINTASAN
CIKURUJUG JPL 197 MAJALAYA/RANCAEKEK JPL 181
LASWI JPL 165 A ANDIR JPL 165
7/23/2019 Keselamatan LX
134/159
CIKUYA JPL 194 CIAWI/RAJAPOLAH JPL 310
PROGRAM JANGKA PENDEK
MENYATUKAN PERLINTASAN YANG BERDEKATAN SESUAI
7/23/2019 Keselamatan LX
135/159
DENGAN KM 53 TAHUN 2000 (JARAK MINIMAL 800 M) DIJATIM LINTAS WONOKROMO - WARU
MENUTUP JPL NO. 20, 21, 23, 24 DIALIHKAN KE JPL NO. 19, 22,25
ANTARA WONOKROMO - WARU
WONOKROMO WARU
JL.RSU
AL
JL.JETIS
JL.MARGOREJO
JL.MARGOREJOI
NDAH
JL
.PABRIKKULIT
JL.K
UTISARI
IAIN
PEMUKIMAN
RSU. AL
551 m 240 m 317 m 333 m 564 m 330 m
JPL.19
JPL.22 JPL.25
JL.MARGOREJOI
NDAH
WONOKROMO WARU
JL.RSU
AL
JL.JETIS
JL.MARGOREJO
JL.PABRIKKULIT
JL.KUTISARI
IAINPEMUK
IMAN
RSU. AL
JPL.19 JPL.22
JPL.25
JPL.20
JPL.21 JPL.23
JPL.24
GAMBAR. 1
GAMBAR. 2
7/23/2019 Keselamatan LX
136/159
PROGRAM JANGKA PENDEK
7/23/2019 Keselamatan LX
137/159
PENUTUPAN PERLINTASAN SEBIDANG YANG SUDAHDIBANGUN FLY OVER DI PONDOK KOPI
FLY OVER PONDOK KOPI
7/23/2019 Keselamatan LX
138/159
AN
ARUS LALU LINTAS DI FLY OVER PONDOK KOPI
7/23/2019 Keselamatan LX
139/159
ST. KLENDER BARU
BUARAN
WALIKOTA
JAKTIM
JL. PD KOPI I
JL.PD
KOPIRAYA
PENGGILINGA
FLYOVERKLENDERB
ARU
BEKASI
USULAN JIKA
PERLINTASAN DI
TUTUP
EXSISTING
KETERANGAN :
DI TUTUP
DI TUTUP
TAMAN
RENCANA PERLINTASANPEJALAN KAKI
7/23/2019 Keselamatan LX
140/159
PROGRAM JANGKA
MENGOPTIMALKAN PINTU PERLINTASAN OTOMATIS PADA
7/23/2019 Keselamatan LX
141/159
MENGOPTIMALKAN PINTU PERLINTASAN OTOMATIS PADAPERLINTASAN SEBIDANG YG TELAH DILENGKAPI DGNPERALATAN OTOMATIS (KHUSUSNYA DI WILAYAHJABODETABEK)
JNG KAUM SELATAN
CIPINANG LONTAR
PISANGAN LAMA
KEBON SEREH
GAMBAR SITUASI JALAN
JPL. NO 52
JATINEGARA - CIPINANG
KETERANGAN :
1. ANGKUTAN KOTA YANG MELINTAS M02
2. ANGKUTAN PASAR INDUK / BULOG
3. KENDARAAN LAINNYA
PASAR INDUK CIPINANG
PISANGAN LAMA
JL. RAYA BEKASI TIMURJL. RAYA JATINEGARA
JPL
52
STASIUN CIPINANGSTASIUN JATINEGARA
LX
OTOMATIS
LX
OTOMATIS
LX
OTOMATIS
http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/KEBON%20SEREH.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/KEBON%20SEREH.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/PISANGAN%20LAMA.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/KEBON%20SEREH.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/PISANGAN%20LAMA.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/JNG%20KAUM%20SELATAN.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/PINDAHAN%20DARI%20LAPTOP%20SILVER/KEBON%20SEREH.ppt7/23/2019 Keselamatan LX
142/159
7/23/2019 Keselamatan LX
143/159
7/23/2019 Keselamatan LX
144/159
UPAYA UNTUK MENINGKATKAN
KESELAMATAN DI PERLINTASAN
7/23/2019 Keselamatan LX
145/159
KESELAMATAN DI PERLINTASAN
SEBIDANG
1. Sosialisasi untuk membina disiplin masyarakat
(mentaati rambu-rambu di pintu perlintasan, tidak
menyerobot dll) dengan melalui media elektronikatau langsung
2. Penegakan hukum (Law enforcement) terhadap
pelanggar pintu perlintasan
3. Pembinaan SDM terhadap Penjaga Pintu
Perlintasan (PJL) agar disiplin menjalankan tugas
sesuai protap
UPAYA UNTUK MENINGKATKAN
KESELAMATAN DI PERLINTASAN
7/23/2019 Keselamatan LX
146/159
KESELAMATAN DI PERLINTASAN
SEBIDANG
4. Traffic manajemen dan engginering (menutup
dan/atau menggabungkan lebih dari satu
perlintasan yang berdekatan)
5. Mengurangi perlintasan sebidang dengan
membangun fly over atau underpass, ini juga
merupakan persyaratan untuk pintu perlintasan
baru.6. Secara bertahap mengurangi ketergantungan
terhadap SDM (yang sering kali terjadi human error)
melalui otomatisasi pintu perlintasan
PROGRAM JANGKA PANJANG1. OTOMATISASI PERLINTASAN SEBIDANG2. PENUTUPAN PERLINTASAN SEBIDANG DENGAN MEMBANGUN
UNDER PASS ATAU FLY OVER
MEKANIK FO/UP DITUTUPY
7/23/2019 Keselamatan LX
147/159
PERLINTASAN
TDK RESMI (LIAR)
RESMI
TDK DIJAGA
DIJAGA
ELEKTRIK
MEKANIK FO/UP
MANUAL
SEMI OTOMATIS
OTOMATIS
FLY OVER/ UP
FO/UP
FO/UP
FO/UP
DITUTUP
DITUTUP
Y
N
N
N
Y
N
Y
?
Pasal 197
(1) Setiap orang yang menghilangkan merusak dan/atau melakukan
7/23/2019 Keselamatan LX
148/159
(1) Setiap orang yang menghilangkan, merusak, dan/atau melakukan
perbuatanyang mengakibatkan rusak dan tidak berfungsinya prasarana
perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180, dipidanadengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun.
(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ay at (1)
mengakibatkan kecelakaan dan/atau kerugian bagi harta benda,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
(3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan luka berat bagi orang, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun.
(4) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan matinya orang, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 15 (lima belas) tahun.
Barang siapa
7/23/2019 Keselamatan LX
149/159
Mengakibatkan
Barang siapa
(Orang)
Karena Perbuatannya
Dipidana dengan pidana :
Pidana kurungan paling lama
5, 10, 15 tahun
Kategori tindak pidana
Rusak dan tidak berfungsinya prasarana
perkeretaapianKecelakaan, luka berat, dan korbanmeninggal dunia
Menghilangkan, merusak, dan/atau melakukan perbuatan
Pasal 198
(1) Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian yang tidak menempatkan
d l j l d l k di f j l k
7/23/2019 Keselamatan LX
150/159
tanda larangan secara jelas dan lengkap di ruang manfaat jalur kereta
api dan di jalur kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 yang
mengakibatkan kerugian bagi harta benda, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).
(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mengakibatkan luka berat bagi orang, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp800.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mengakibatkan matinya orang, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Pasal 199
Setiap orang yang berada di ruang manfaat jalan kereta api, menyeret
barang di atas atau melintasi jalur kereta api tanpa hak dan
7/23/2019 Keselamatan LX
151/159
barang di atas atau melintasi jalur kereta api tanpa hak, dan
menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain selain untuk
angkutan kereta api yang dapat mengganggu perjalanan kereta api
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181 ayat (1), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp
15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
Pasal 200
Pemilik Prasarana Perkeretaapian yang memberi izin pembangunan
jalan, jalur kereta api khusus, terusan, saluran air dan/atau prasarana
lain yang memerlukan persambungan, dan perpotongan dan/ataupersinggungan dengan jalur kereta api umum yang tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).
Pasal 201
Setiap orang yang membangun jalan, jalur kereta api khusus, terusan,
saluran air dan/atau prasarana lain yang menimbulkan atau
7/23/2019 Keselamatan LX
152/159
saluran air, dan/atau prasarana lain yang menimbulkan atau
memerlukan persambungan, perpotongan, atau persinggungan dengan
jalan kereta api umum tanpa izin pemilik Prasarana Perkeretaapian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (2), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Pintu perlintasan PemerintahPenyelenggaraan
(PT KAI)
Merupakan fungsi
dan tanggung
jawab pemerintahyang
penyelenggaran
dilimpahkan
kepada PT KAI
(Persero)
Mengeluarkan izin
untuk
penyelenggaraan/pengadaan pintu
perlintasan (baik
sebidang,fly
over,dan under
pass)
Berupa pemeliharaan,
perbaikan,pengoparasian melalui
skema dan mekanisme tertentu,pemerintah melimpahkan urusan
penyelenggaraan kepada PT KAI
(persero) dalam format IMO
(Infra-structure Maintenance and
Operation)
PENYIDIKAN
7/23/2019 Keselamatan LX
153/159
BAB XVI PENYIDIKAN
Pasal 186
(1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di bidang
perkeretaapian dapat diberi kewenangan khusus
sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentangHukum Acara Pidana untuk melakukan
penyidikan atas pelanggaran ketentuan dalam
Undang-Undang ini.
Pengawasan Perlintasan Sebidang
7/23/2019 Keselamatan LX
154/159
Untuk kelancaran arus lalu lintas pada perlintasan sebidangperlu dilakukan pengawasan rutin pada setiap titik-titikperlintasan
Pengawasan dilakukan
a. Ditjen Perkeretaapian untuk perlintasan di jalan nasionalb. Gubernur untuk perlintasan di jalan propinsic. Bupati/walikota untuk perlintasan di jalan
kabupaten/kota
Polri, PPNS bid LLAJ dan PPNS bid Perkeretaapianberkewajiban melakukan penegakan hukum terhadappelanggaran lalin pd perlintasan sebidang.
Trem di kawasan hunian terpadu atau superblok Rasuna Epicentrum dikawasan Kuningan, Jakarta.
7/23/2019 Keselamatan LX
155/159
PERLINTASAN SEBIDANG MEMANG SANGATMEMBAHAYAKAN UNTUK PENGGUNA JALAN YANG TIDAK
DISIPLIN DALAM MEMATUHI PERUNDANGAN YANG TELAH
DITETAPKAN, TETAPI BUKAN BERARTI MUSUH UNTUK
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI
Bersahabatkah jalur KA
dengan pengguna jalan yang
7/23/2019 Keselamatan LX
156/159
disiplin
7/23/2019 Keselamatan LX
157/159
7/23/2019 Keselamatan LX
158/159
Terima kasihTerima kasih
7/23/2019 Keselamatan LX
159/159