47
RANDAI Randai merupakan salah satu jenis kesenian teater rakyat anak nagari Minangkabau. Biasanya, satu grup Randai berjumlah 14 sampai 25 orang pemain yang membawakan lakon dari cerita-cerita rakyat, seperti, Kati Alam, Samsudin, Siti Sabariah, Alam, Saedar Siti Janela dan lain-lain. Secara teknis, Randai merupakan perpaduan antara tari, musik dan teater. Keunikannya terletak pada bentuk penyajian dengan bentuk pola lingkaran. Kedekatan antara pemain dan penonton menjadikan Randai sangat akrab dengan masyarakat Minangkabau. Randai biasanya dimainkan dihalan atau dilapangan, sehingga penonton yang mengelilingi pemain tampak menjadi suatu kesatuan yang utuh. Dalam setiap penampilan, penonton boleh saja menyela dialog-dialog yang disampaikan paemain atau mungkin bersorak untuk memberikan gairah pemain seperti halnya lenong di Betawi.

kesenian Minangkabau

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kesenian Minangkabau

RANDAI

Randai merupakan salah satu jenis kesenian teater rakyat anak nagari Minangkabau.

Biasanya, satu grup Randai berjumlah 14 sampai 25 orang pemain yang membawakan lakon dari

cerita-cerita rakyat, seperti, Kati Alam, Samsudin, Siti Sabariah, Alam, Saedar Siti Janela dan

lain-lain.

Secara teknis, Randai merupakan perpaduan antara tari, musik dan teater. Keunikannya

terletak pada bentuk penyajian dengan bentuk pola lingkaran. Kedekatan antara pemain dan

penonton menjadikan Randai sangat akrab dengan masyarakat Minangkabau.

Randai biasanya dimainkan dihalan atau dilapangan, sehingga penonton yang

mengelilingi pemain tampak menjadi suatu kesatuan yang utuh. Dalam setiap penampilan,

penonton boleh saja menyela dialog-dialog yang disampaikan paemain atau mungkin bersorak

untuk memberikan gairah pemain seperti halnya lenong di Betawi.

Page 2: kesenian Minangkabau

SALUANG

Orang Minangkabau memiliki tradisi seni pertunjukan yang termasuk paling kaya

ragamnya di Indonesia. Acara-acara atau kegiatan-kegiatan yang lazim dilengkapi dengan seni

pertunjukan adalah pesta keluarga (seperti perkawinan, khitanan, membuka rumah baru,

menobatkan kutua adat baru) serta perayaan-perayaan rakyat (seperti saat panen, meresmikan

mesjid, perayaan hari besar agama). Acara-acara tersebut seringkali diawali dengan pawai

keliling disiang hari yang biasanya melibatkan pemain-pemain talempong (suatu ensambel gong-

gong kecil) dan gendang. Untuk acara keagamaan, musik arak-arakan ini dapat diganti dengan

nyanyian keagamaan dengan diiringi rebana.Pertunjukan utama biasanya dimulai malam hari dan

dapat berlangsung hingga subuh.

Diantara bentuk kesenian yang ada, yang paling ramai dan mahal adalah randai, suatu

bentuk teater yang dibawakan diluar rumah dengan melibatkan sekitar 20 sampai 30 pemain.

Randai menggabungkan unsur tarian, musik instrumental, nyanyian lepas, nyanyian naratif,

dengan adegan-adegan yang dilakonkan dan dialog-dialog lisan.

Selain itu ada bentuk kesenian lain yang sederhana yang diselenggarakan dalam rumah

dengan hanya melibatkan satu atau dua orang penyanyi dan satu atau dua alat musik pengiring.

Diantara bentuk kesenian tersebut, ada yang membawakan suatu kisah yang dinyanyikan secara

naratif (seperti Dendang Pauah, Sijobang), ada yang dimulai denfan beberapa lagu lepas (non-

Page 3: kesenian Minangkabau

naratif) tetapi kemudian berubah sifat menjadi kisah yang dinyanyikan (seperti Rabab Pariaman,

Rabab Pasisia), serta saluang; bentuk kesenian yang tidak membawakan cerita sama sekali dan

hanya terdiri dari lagu-lagu lepas. Cerita-cerita itu-yang sudah sering diketahui oleh

pendengarnya-tidak disajikan sebagai hafalan, melainkan diceritakan secara spontan. Unsur

spontanitas juga terdapat dalam syair-syair untuk lagu-lagu lepasnya.

Pada umumnya suatu pertunjukan dimulai agak malam, kemungkinan setelah suatu

pertunjukan pengantar-musik pop, atau tarian minang yang diringi talempong- dituntaskan. Pada

tahap awal pertunjukan seperti pertunjukan saluang, Rabab Pariaman, suasana biasanya ringan,

dan sering syair lagunya mengenai percintaan, yang kadang secara sugestif. Tetapi semakin jauh

malam menjadi lebih bersuasana nostalgia, melankonis, dan sekaligus memilukan.

Dengan jumlah pemain yang sangat terbatas, bentuk kesenian ini bersuara pelan dan

bersifat akrab-cocok untuk tengah malam. Dari pendengarnya dituntut perhatian penuh, tetapi

tidak selalu diperoleh: para penonton malah ngobrol, merokok, makan, main kartu dan domino;

pada muda-mudi mencuri kesempatan bercumbu rayu. Kalau sudah sampai jam satu atau dua

pagi, banyak penonton telah pulang, dan dari yang masih tinggal kebanyakan tertidur. Tetapi

beberapa diantaranya masih bertahan duduk dekat dengan para pemain, menyimak syair-syairnya

dengan tekun, sambil berdecak kagum pada suatu kalimat yang tepat, menuggu babak-babak

cerita selanjutnya.

Untuk dapat merasakan apa daya tarik bentuk kesenian tersebut kepada penontonnya, kita

mungkin dapat membayangkan ada seorang aktor professional yang sedang duduk diruang tamu

kita, yang selama berjam-jam membawakan suatu cerita atau syair-syair, dengan meyertakan

didalam ceritanya nama, tempat, orang-orang dan keadaan sehari-hari kehidupan kita sendiri.

Page 4: kesenian Minangkabau

Pada edisi pertama ini, kami menyajikan salah satu diantaranya yakni kesenian Saluang.

Nama Saluang diambil dari nama seruling panjang yang acapkali menjadi satu-satunya

alat pengiring yang digunakan pada seni pertunjukan ini. Bentuk kesenian ini (yang kadang-

kadang disebut juga Saluang jo Dendang-saluang disertai nyayian) sangat populer didaerah darek

dan dikalangan orang-orang darek di perantauan. Kesenian ini selain ditampilkan pada acara

perayaan kampung dan acara keluarga, juga sering ditampilkan pada sejenis acara pengumpulan

dana malam bagurau.

Saluang itu sendiri adalah sebuah pipa bambu terbuka, panjangnya sekitar 65 cm dengan

diameter dalam sekitar 2,5 cm, dengan 4 lobang jari. Pemain, biasanya laki-laki, memegang

saluang miring ke bawah dan ke satu sisi. Untuk menghasilkan aliran suara yang tak terputus,

pemain tersebut menggunakan teknik nafas “circular breathing” supaya suara tidak berhenti

sewaktu pemain menarik nafas.

Sulit menjelaskan sistem laras yang diterapkan pada musik saluang. Beberapa tangga

nada dipakai dalam repertoar; intonasi sering tidak stabil; dan tidak ada sistem pelarasan yang

mutlak. Untuk saluang dengan nada dasar C=do, kita boleh menganggap tangga nada pokok

yang dimainkan sebagai nada do, re, mi, fa, sol. Tapi dalam kenyataannya nada do kadang-

kadang cenderung menuju di (1) . Gegitu pula halnya untuk nada-nada lainnya yang

diperoleh dengan menutup separoh dari lubang jari. Ada kalanya pemain saluang memainkan

nada-nada yang berada diatas dan dibawah nada pokok.

Melodi saluang berbentuk ulangan meskipun syair-syair yang dinyanyikan berubah-ubah.

Dalam pertunjukan, pemain saluang selalu didampingi oleh seorang penyanyi (pendendang),

Page 5: kesenian Minangkabau

yang membawakan pantun. Satu pantun biasanya selesai dalam satu ulangan melodi. Seringkali

ada dua atau tiga penyanyi yang tampil:mereka biasanya menyanyi secara bergantian diiringi

saluang.

Lagu-lagu saluang digolongkan berdasarkan suasana atau emosi. Sebagian besar masuk

ke golonga lagu sedih, dan banyak diantaranya diistilahkan dengan ratok, “ratapan”. Satu sub-

kategori dari lagu-lagu sedih dikira berasal dari daerah sekitar Gunung Singgalang; lagu-lagu ini,

yang semua judulnya diawali dengan kata Singgalang, mempunyai ciri khas pada saluang, yaitu

semacam getaran (oscillation) antara dua nada yang berdekatan. Lagu-lagu sedih selalu

nonmetris (tanpa mad). Sebaliknya, dua golongan lagu lainnya-gembira dan ‘setengah gembira’-

selau metris.

Selain penggolongan menurut suasana, ada juga pengelompokan yang berdasarkan nada

pokok (nada yang memulai setiap perulangan) seperti “tertutup” yakni dengan menutup semua

lubang jari, “tutup tiga” yakni dengan membuka lubang terjauh dari mulut pemain, serta “tutup

dua” dan “tutup satu”. Kebanyakan lagu dari daerah pantai Sumatera barat (pasisia) tergolong

“tertutup”, sedangkan kebanyakan ratok tergolong “tutup tiga”. Untuk lagu-lagu dari daerah

Danau Maninjau tergolong pada “tutup dua”, sedangkanlagu-lagu yang diambil dari kesenian

Sijobang biasanya tergolong pada “tutup satu”.

Judul-judul lagu saluang yang banyak dikenal dimasyarakat antara lain :

Padang Magek

Ratok koto Tuo

Page 6: kesenian Minangkabau

Ratok Solok

Muaro Labuah

Pariaman Lamo

Lubuak Sao

Ambun Pagi

Berikut ini kami berikan syair beberapa lagu saluang :

Padang Magek

Lah Masak padi Padang Magek

Lah dituai anak lah tuan oi ondeh lah mudo-mudo

Kasiah sayang minta dijawek

Lah ko lai didalam lah tuan oi ndeh lah hati juo

Lah Masak padi Padang Magek

Lah manguniang ndeh lah tuan oi lah daun tuonyo

Tuang Tagamang lai bajawek Denai tagamang lah tuan ai yo ondeh lah jatuah sajo

Kalam bakabuik Bukik Kaluang

Tampak nan dari lah tuan oi ndeh lah Kampuang Lambah

Page 7: kesenian Minangkabau

ALAT SENI ASLI MINANG,TALEMPONG

Talempong adalah sebuah alat musik khas Minangkabau. Bentuknya hampir sama

dengan gamelan dari Jawa. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat

dari kayu dan batu, saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan. Talempong

ini berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat

bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat tangga nada (berbeda-

beda). Bunyi dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.

Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tari piring yang khas, tari pasambahan,

tari gelombang,dll. Talempong juga digunakan untuk menyambut tamu istimewa. Talempong ini

memainkanya butuh kejelian dimulai dengan tangga pranada DO dan diakhiri dengan SI.

Talempong diiringi oleh akor yang cara memainkanya sama dengan memainkan piano.

Page 8: kesenian Minangkabau

TARI PASAMBAHAN

Tari Pasambahan

Yaitu tari yang biasanya ditampilkan pada awal suatu acara sebagai tari

untuk menyambut tamu. Pada tari ini ada seorang penari yang membawa carano

berisi sirih dan di tengah-tengah acara akan mengedarkan sirih itu kepada

para tamu, dan para tamu yang disodorkan sirih harus menerima sirih tersebut

walaupun tidak akan memakannya.

RABAB

Kesenian "Rabab" sebagai salah satu kesenian tradisional yang tumbuh

dan berkembang dalam kebudayaan masyarakat Minangkabau, tersebar dibeberapa daerah

dengan wilayah dan komunitas masyarakat yang memiliki jenis dan spesifikasi tertentu.

Disamping "Rabab Darek", "Rabab Piaman" dan "Rabab Pasisie" merupakan salah satu kesenian

tradisional yang cukup berkembang dengan wilayah dan di dukung oleh masyarakat setempat.

"Rabab Darek" tumbuh dan berkembang di daerah darek Minangkabau meliputi Luhak Nan Tigo

sedangkan "Rabab Piaman" berkembang di daerah pesisir barat Minangkabau, yang meliputi

daerah tepian pantai. Pasisia Selatan sebagai wilayah kebudayaan Minangkabau yang menurut

geohistorisnya di klasifikasikan kepada daerah "Rantau pasisia" yang cakupan wilayah tersebut

sangat luas dan didaerah inilah berkembangnya kesenian Rabab Pasisia. Rabab Pasisia ditinjau

Page 9: kesenian Minangkabau

dari aspek fisik pertunjukanya memiliki spesifikasi tersendiri dan ciri khas yang bebeda dengan

rabab lainya. Terutama dari segi bentuk alat mirip, dengan biola (alat musik gesek barat) secara

historis berasal dari pengaruh budaya portugis yang datang ke Indonesia pada abad ke XVI

melalui pantai barat Sumatra.

Dalam rabab memiliki komposisi tersendiri tergantung kepada lagu yang

diinginkan dengan memainkan lagu yang bersifat kaba sebagai materi pokok. Lagu yang lahir

tesebut merupakan ide gagasan yang berasal dari komunitas masyarakat yang berbeda namun ada

dalam daerah yang sama. Rudi Nofindra, Rabab Pasisia.... Yo Nan Tanamo Seperti masyarakat

Pasisia sendiri, mempunyai persepsi tersendiri terhadap kehadiran kesenian ini yaitu Rabab

Pasisia yang populer sekarang di mata masyarakat baik itu dilihat dari segi iramanya maupun

dendang yang khas yang juga merupakan visualisasi atau penjelmaan dari sejarah hidup dan

kehidupan masyarakat Pasisia Selatan, karena daerah ini telah lama menjadi jajahan di masa lalu.

Page 10: kesenian Minangkabau

Seni Silek Minangkabau

Silek adalah nama Minangkabau buat seni beladiri yang ditempat lain dikenal dengan

Silat. Sistem matrilineal yang dianut membuat anak laki-laki setelah akil balik harus tinggal di

surau dan silat adalah salah satu dasar pendidikan penting yang harus dipelajari oleh anak laki-

laki disamping pendidikan agama islam. Silek merupakan unsur penting dalam tradisi dan adat

masyarakat Minangkabau yang merupakan ekspersi etnis Minang.

Silek sudah merasuk dalam setiap kehidupan sehari-hari dan muncul sebagai unsur

penting dalam cerita rakyat, legenda, pepatah dan tradisi lisan di Minangkabau. Ada banyak jenis

aliran beladiri silek di Sumatera Barat dan dapat dikatagorikan dalam sebelas aliran silek yang

berhasil didata antara lain:

Silek Kumanggo

Silek Lintau

Silek Tuo

Silek Sitaralak

Silek Harimau

Silek Pauh

Silek Sungai Patai

Silek Luncua

Silek Gulo Gulo Tareh

Silek Baru

Page 11: kesenian Minangkabau

Silek Ulu Ambek

Menurut Hiltrud Cordes hanya sepuluh pertama saja yang dapat digolongkan sebagai

aliran beladiri silek tetapi silek Ulu Ambek banyak terdapat pada pesisir Pariaman.

Jenis beladiri silek diatas ditemukan dibanyak tempat di Sumatera Barat meskipun

banyak jenis lain yang lebih lokal bahkan ada yang hanya terdapat dalam suatu kampung saja

dan untuk yang terakhir ini lebih tepat rasanya untuk disebut perguruan silek daripada aliran

yang sebagian besar menamakan aliran sileknya dengan nama kampung asal aliran silek itu

berasal dan tidak mengasosiasikan diri mereka dengan salah satu aliran diatas, malah beberapa

menamakan diri dengan nama yang unik seperti Harimau Lalok, Gajah Badorong, Kuciang

Bagaluik atau Puti Mandi.

Metoda Latihan Silek

Silek biasanya dilakukan ditempat yang disebut sasaran, sebuah tempat terbuka atau

kosong dan luas yang dekat dengan rumah guru silek. Latihan beladiri silek dilaksanakan pada

saat menjelang malam setelah sholat magrib dan berlangsung selama 2-3 jam meskipun kadang

sampai tengah malam. Latihan beladiri silek juga dilakukan dengan pencahayaan seadanya

seperti cahaya bulan, obor atau lampu minyak tanah. Hal ini dilakukan untuk melatih ketajaman

penglihatan dan juga sebagai latihan intuisi. Kadang-kadang latihan silek ini juga dihadiri oleh

penghulu desa dan diiringi oleh nyanyian, talempong ataupun saluang. Pakaian silek adalah

galembong (celana hitam), taluak balango dan destar.

Latihan beladiri silek tidak dilakukan pemanasan seperti aliran beladiri di asia pada

umumnya. Dua orang dengan ukuran fisik dan kemampuan tehnik yang sama bermain silek

Page 12: kesenian Minangkabau

dalam sasaran dengan pengawasan yang ketat dari sang guru dan disaksikan oleh murid-murid

yang lain. Permainan silek (demikian sebutan untuk sesi latihan) berlangsung setelah peserta

memberi hormat pada guru dan kemudian pada lawan mainnya, setelah permainan usai

penghormatan berlangsung sebaliknya. Suasana latihan biasanya santai dan jauh dari kesan

formal dimana latihan fisik yang keras bukan prioritas tertinggi.

Waktu rata-rata yang diperlukan untuk menamatkan pendidikan dasar silek adalah 6-8

bulan dan untuk memiliki dasar silek yang baik seorang murid harus belajar secara teratur selama

2-3 tahun. Sedangkan untuk dapat menjadi master atau pendekar dalam beladiri silek diperlukan

latihan selama 15 tahun.

Dalam latihan beladiri silek, murid berbaris ataupun membentuk lingkaran dan meniru

gerakan dari guru ataupun murid senior. Guru biasanya memberi aba-aba dengan suara atau

tepukan tangan untuk menandakan perubahan gerakan yang disebut tapuak. Setelah cukup mahir

dengan tehnik dasar, murid disarankan untuk berlatih dengan murid lain yang berbeda ukuran

fisik hingga mampu beradaptasi dengan berbagai postur, gerakan dan tingkatan tehnik.

Strategi dasar dari silek ini adalah garak-garik yang dapat diartikan sebagai aksi dan

reaksi yang seimbang. Garak-garik dapat dianalogikan seperti permainan catur dimana masing-

masing memiliki beberapa pilihan jurus dan harus memilih jurus yang paling efektif untuk

dilaksanakan. Masing-masing harus mengantisipasi semua kemungkinan gerakan dari lawan dan

mampu memanipulasi lawan untuk mengambil langkah sehingga lawan memiliki lebih sedikit

pilihan jurus dan pada akhirnya tidak memiliki jurus lagi untuk dilancarkan. Tetapi tidak seperti

catur, dalam beladiri silek waktu adalah hal yang penting, setiap langkah dan jurus harus

Page 13: kesenian Minangkabau

dilancarkan secara cepat, tepat dan penuh kejutan sehingga lawan gagal mengantisipasinya.

Semakin ahli para pemain semakin lama permainan ini berakhir.

Apabila seorang murid telah cukup mahir dalam tehnik maupun fisik serta mampu

mendapat kepercayaan dari sang guru maka ia akan mendapat latihan pribadi khusus dari sang

guru. Dalam proses mengajarkan pengetahuan khusus ini, murid disumpah untuk menggunakan

ilmu beladiri ini untuk kebaikan.

Latihan tingkat lanjut lain berupa mengirim murid kedalam hutan untuk meditasi,

menaklukkan rasa takut dan bertahan hidup selama beberapa hari dihutan. Latihan yang kurang

berbahaya adalah dengan mengirim murid untuk latih tanding dengan perguruan silat lain.

Aspek Seni dari Silek

Beberapa karakter dari silek membuatnya dapat dilaksanakan seperti tarian karena itu

silek sering diiringi oleh musik dan lagu dimana para pemain musik mencocokkan irama musik

dengan gerakan para pendekar silek.

Sebuah karakter unik dari silek adalah barisan melingkar (galombang) yang dipakai saat

latihan pada beberapa aliran silek. Setiap peserta latihan melaksanakan gerakan secara simultan

sehingga memberikan kesan seperti tarian. Maka tidaklah mengherankan bila seni beladiri silek

merupakan asal dari banyak seni tari dan seni teater di Minangkabau seperti randai, tari ratak,

tari persembahan dan tari tanduk (tari tanduak).

Page 14: kesenian Minangkabau

KESENIAN BATABUIK

Adalah perayaan lokal yang termasuk kedalam Kesenian minangkabau dalam rangka

memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh

masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman.

Festival ini termasuk menampilkan kembali Pertempuran Karbala, dan memainkan drum tassa

dan dhol. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara

tersebut. Walaupun awal mulanya merupakan upacara Syi'ah, akan tetapi penduduk terbanyak di

Pariaman dan daerah lain yang melakukan upacara serupa, kebanyakan penganut Sunni. Di

Bengulu dikenal pula dengan nama Tabot.

Tabuik diturunkan ke laut di Pantai Pariaman, Sumatera Barat, Indonesia

Upacara melabuhkan tabuik ke laut dilakukan setiap tahun di Pariaman pada 10 Muharram sejak

1831. Upacara ini diperkenalkan di daerah ini oleh Pasukan Tamil Muslim Syi'ah dari India,

yang ditempatkan di sini dan kemudian bermukim pada masa kekuasaan Inggris di Sumatera

bagian barat.

Page 15: kesenian Minangkabau

TARI PIRING

Tari piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang, adalah salah

satu jenis Seni Tari yang berasal dari Sumatra Barat yaitu masyarakat Minangkabau disebut

dengan tari piring karena para penari saat menari membawa piring.

Pada awalnya dulu kala tari piring diciptakan untuk memberi persembahan kepada para

dewa ketika memasuki masa panen, tapi setelah datangnya agama islam di Minangkabau tari

piring tidak lagi untuk persembahan para dewa tapi ditujukan bagi majlis-majlis keramaian yang

dihadiri oleh para raja atau para pembesar negeri, tari piring juga dipakai dalam acara keramaian

lain misalnya seperti pada acara pesta perkawinan.

Mengenai waktu kemunculan pertama kali tari piring ini belum diketahui pasti, tapi

dipercaya bahwa tari piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari 800 tahun yang lalu.

Tari piring juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada zaman Sri

Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah

mendorong tari piring berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan

pelarian orang-orang sri wijaya saat itu.

Urutan Seni Tari Piring

Pada Seni tari piring dapat dilakukan dalam berbagai cara atau versi, hal itu semua

tergantung dimana tempat atau kampung dimana Tarian Piring itu dilakukan. Namun tidak

begitu banyak perbedaan dari Tari Piring yang dilakukan dari satu tempat dengan tempat yang

lainnya, khususnya mengenai konsep, pendekatan dan gaya persembahan. Secara

keseluruhannya, untuk memahami bagaimana sebuah Tari Piring disajikan, di bawah ini

Page 16: kesenian Minangkabau

merupakan urutan atau susunan sebuah persembahannya.

1. Persiapan awal.

Sudah menjadi kebiasaan bahwa sebuah persembahan kesenian harus dimulakan dengan

persediaan yang rapi. Sebelum sebuah persembahan diadakan, selain latihan untuk mewujudkan

kecakapan, para penari Tari Piring juga harus mempunyai latihan penafasan yang baik agar tidak

kacau sewaktu membuat persembahan.

Menjelang hari atau masa persembahan, para penari Tari Piring harus memastikan agar piring-

piring yang mereka akan gunakan berada dalam keadaan baik. Piring yang retak atau sumbing

harus digantikan dengan yang lain, agar tidak membahayakan diri sendiri atau orang ramai yang

menonton. Ketika ini juga penari telah memutuskan jumlah piring yang akan digunakan.

Segera setelah berakhir persembahan Silat Pulut di hadapan pasangan pengantin, piring-piring

akan diatur dalam berbagai bentuk dan susunan di hadapan pasangan pengantin mengikut jumlah

yang diperlukan oleh penari Tari Piring dan kesesuaian kawasan. Dalam masa yang sama, penari

Tari Piring telah bersiap sedia dengan menyarungkan dua bentuk cincin khas, yaitu satu di jari

tangan kanan dan satu di jari tangan kiri. Penari ini kemudian memegang piring atau ceper yang

tidak retak atau sumbing.

2. Mengawali tarian

Tari Piring akan diawali dengan rebana dan gong yang dimainkan oleh para pemusik. Penari

akan memulai Tari Piring dengan ’sembah pengantin’ sebanyak tiga kali sebagai tanda hormat

kepada pengantin tersebut yaitu; sembah pengantin tangan di hadapan sembah pengantin tangan

Page 17: kesenian Minangkabau

di sebelah kiri sembah pengantin tangan di sebelah kanan

3. Saat Menari

Selesai dengan tiga peringkat sembah pengantin, penari Tari Piring akan memulakan tariannya

dengan mencapai piring yang di letakkan di hadapannya serta mengayun-ayunkan tangan ke

kanan dan kiri mengikut rentak muzik yang dimainkan. Penari kemudian akan berdiri dan mula

bertapak atau memijak satu persatu piriring-piring yang telah disusun lebih awal tadi sambil

menuju ke arah pasangan pengantin di hadapannya. Pada umumnya, penari Tari Piring akan

memastikan bahwa semua piring yang telah diatur tersebut dipijak. Setelah semua piring selesai

dipijak, penari Tari Piring akan mengundurkan langkahnya dengan memijak semula piring yang

telah disusun tadi. Penari tidak boleh membelakangkan pengantin.

Dalam masa yang sama kedua tangan akan berterusan dihayun ke kanan dan ke kiri sambil

menghasilkan bunyi ‘ting ting ting ting …….’ hasil ketukan jari-jari penari yang telah disarung

cincin dangan bagian bawah piring. Sesekali, kedua telapan tangan yang diletakkan piring akan

dipusing-pusingkan ke atas dan ke bawah disamping seolah-olah memusing-musingkannya di

atas kepala

4. Mengakhiri Tarian

Sebuah sajian Tari Piring oleh seseorang penari akan dapat berakhir apabila semua piring telah

dipijak dan penari menutup sajiannya dengan melakukan sembah penutup atau sembah pengantin

sekali lagi. Sembah penutup juga diakhiri dengan tiga sembah pengantin dengan susunan berikut;

Page 18: kesenian Minangkabau

sembah pengantin tangan sebelah kanan sembah pengantin tangan sebelah kiri sembah pengantin

tangan sebelah hadapan

MAKNA DARI PROSESI TARI PIRING

Tari Piring dikatakan tercipta dari ”wanita-wanita cantik yang berpakaian indah, serta

berjalan dengan lemah lembut penuh kesopanan dan ketertiban ketika membawa piring berisi

makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa sebagai sajian. Wanita-wanita ini

akan menari sambil berjalan, dan dalam masa yang sama menunjukan kecakapan mereka

membawa piring yang berisi makanan tersebut”. Kedatangan Islam telah membawa perubahan

kepada kepercayaan dan konsep tarian ini. Tari Piring tidak lagi dipersembahkan kepada dewa-

dewa, tetapi untuk majlis-majlis keramaian yang dihadiri bersama oleh raja-raja atau pembesar

negeri.

Keindahan dan keunikan Tari Piring telah mendorong kepada perluasan persembahannya

dikalangan rakyat jelata, yaitu dimajlis-majlis perkawinan yang melibatkan persandingan. Dalam

hal ini, persamaan konsep masih wujud, yaitu pasangan pengantin masih dianggap sebagai raja

yaitu ‘Raja Sehari’ dan layak dipersembahkan Tari Piring di hadapannya ketika bersanding.

Seni Tari Piring mempunyai peranan yang besar di dalam adat istiadat perkawinan masyarakat

Minangkabau. Pada dasarnya, persembahan sesebuah Tari Piring di majlis-majlis perkawinan

adalah untuk tujuan hiburan semata-mata. Namun persembahan tersebut boleh berperanan lebih

dari pada itu. Persembahan Tari Piring di dalam sesebuah majlis perkawinnan boleh dirasai

peranannya oleh empat pihak yaitu; kepada pasangan pengantin kepada tuan rumah kepada orang

ramai kepada penari sendiri.

Pada umumnya, pakaian yang berwarna-warni dan cantik adalah hal wajib bagi sebuah

tarian. Tetapi pada Tari Piring, sudah cukup dengan berbaju Melayu dan bersamping saja. Warna

Page 19: kesenian Minangkabau

baju juga adalah terserah kepada penari sendiri untuk menentukannya. Namun, warna-warna

terang seperti merah dan kuning sering menjadi pilihan kepada penari Tari Piring kerana ia lebih

mudah di lihat oleh penonton.

Alat musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Piring, cukup dengan pukulan Rebana

dan Gong saja. Pukulan Gong amat penting sekali kerana ia akan menjadi panduan kepada penari

untuk menentukan langkah dan gerak Tari Piringnya. Pada umumnya, kumpulan Rebana yang

mengiringi dan mengarak pasangan pengantin diberi tanggungjawab untuk mengiringi

persembahan Tari Piring. Namun, dalam keadaan tertentu Tari Piring boleh juga diiringi oleh

alat musik lain seperti Talempong dan Gendang.

Page 20: kesenian Minangkabau

TARI GALOMBANG JO PASAMBAHAN

Tari Galombang Pasambahan adalah tari khas Minangkabau yang sebenarnya terdiri dari

dua buah tari, tari Galombang dan tari Pasambahan. Tari ini menandakan keramahtamahan dan

kerendahan hati orang minangkabau kepada para tamu. Biasanya ditampilkan ketika ada acara-

acara penting untuk menyambut tamu yang penting pula. Dalam perhelatan perkawinan juga

ditampikan tari ini untuk menyambut marapulai jo anak daro (pengantin pria dan wanita).

Tari Galombang terdiri dari tiga tahapan, bagian awal, bagian tengah/isi, dan bagian

akhir. Bagian awal, gerak yang diperagakan adalah sambah bukak. Bagian tengah/isi, gerak yang

diperagakan berdasarkan urutan adalah gandang-simpia-gelek-lapiah jarami-tapuak-anak

main1-anak main2-anak main3. Sedangkan pada bagian akhir/penutup gerak yang diperagakan

adalah sambah tutup. Pada tari galombang ini, yang ditarikan oleh penari laki-laki dan

perempuan, gerakan penari laki-laki merupakan gerakan silat.

Tari Pasambahan yang diciptakan oleh ibu syofyani juga terdiri dari tiga tahapan. Bagian

awal tari yang diperagakan secara berurutan adalah sambah duduak-tagak itiak-sauak-cabiak-

simpia-gelek-sambah-timpo-gelek balakang-tagak itiak sibak-tapuak bungo silek-sambah.

Bagian isi terdapat perbedaan nama dari gerakan tarinya, untuk gerakan penari pria urutannya

adalah (tapuak-sibaksauak-pitunggua muko-balakang-tagak itiak baliak-sambah duduak)

dilakukan dua kali, dilanjutkan (tagak itiak-pancuang janan-jalan kanan-pancuang kiri-jalan

kiri-pancuang duduak kanan kiri-sibak tusuak-puta pitunggua kiri kanan-kepoh-sauak ateh-

tagak itiak layok-loncek/geneng) dilakukan dua kali dan dilanjutkan dengan buang siku-tulak

Page 21: kesenian Minangkabau

sampiang-sibak sampiang-mambidiak-sambah. Untuk bagian isi yang ditarikan oleh penari

wanita adalah (sambah-langkah tigo maju-patiak-tabua-duduak-unjuak-langkah silang maju-

sambah silek-pilin duo) diulangi dengan arah yang berlawanan dilanjutkan dengan elo kanan

kiri-duduak-sauak kanan kiri-ambiak siriah langkok-lampok-unjuak-bungo silek-sambah-

gerakan siganjua. Memasuki bagian akhir dari tari ini, gerakan yang ditarikan penari pria adalah

tapuak-pitunggua kida muko-kabek jalo-timpo silang-simpia muko-baliang-tusuak-sambah-

gelek-tagak itiak-tusuak puta-tuduang aia duduak-kabek-toyong aia-sambah-gelek-tagak itiak-

tusuak puta-tuduang aia-kabek-toyong aia kiri kanan. Dan gerakan penari wanitanya adalah

sambah-langkah bukak-sibak-tusuak buhua kiri-kanan-sayok ereang-hinggok-unjuak-duduak-

buang sampiang-unjuak-tagak-sentak kanan-sentak kiri.

Musik yang dimainkan bisa berupa musik dari kaset rekaman, CD ataupun bisa langsung

dengan full talempong yang dimainkan secara live. Musik yang dimainkan secara live ini terdiri

dari full set talempong seperti melodi1, melodi2, bass, tingkah, ritm, dan canang serta gandang.

Tidak ketinggalan alat tiup yang biasa digunakan adalah saluang, bansi dan sarunai. Tidak jarang

yang juga diiringi dengan keyboard dan bass elektrik.

Page 22: kesenian Minangkabau

TARI PAYUANG

Merupakan tarian pergaulan Melayu yang popular yang menggambarkan suasana

kegembiraan antara sepasang kekasih. Musik pengiringnya berirama Melayu dengan ciri khas

hitungan ketukan pada gendangnya. Penari pria memakai kostum taluak balango, berkopiah,

bercelana panjang dan sesamping dari kain sarung, sedangkan yang wanita memakai sunting

kecil, baju kurung, sarung songket dan selendang. Payung dimainkan secara bergantian dan

bersama-sama.

SALAWAT DULANG

Shalawat dulang merupakan salah satu tradisi seni Minangkabau yang mulai pudar

digilas arus globalisasi. Menurut literature yang penulis peroleh, kesenian tradisional

Minangkabau yang satu ini mulai muncul pada zaman Syeikh Burhanuddin di Pariaman yang

biasa disebut dengan Salawik jo Dulang. Mulai hilangnya kesenian ini di tengah-tengah

masyarakat sebenarnya adalah hal yang cukup memprihatinkan karena Shalawat dulang

merupakan salah satu kekayaan seni yang patut dipertahankan.

Shalawat dulang memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari

alat yang digunakan sebagai sumber musik untuk mengiringi syair-syair yang didendangkan,

yaitu dulang. Dulang adalah sebuah benda yang berbentuk seperti piring, tetapi ukurannya lebih

besar dibandingkan piring yang biasa digunakan untuk makan. Dulang terbuat dari bahan sejenis

tembaga, jadi ketika dipukul dulang tersebut akan mengeluarkan nada yang khas. Nada yang

berasal dari dulang itulah yang digunakan sebagai musik pengiring syair.

Page 23: kesenian Minangkabau

Banyak yang salah tafsir ketika seseorang mendengar istilah Shalawat dulang, apalagi

yang belum pernah menyaksikan shalawat dulang. Shalawat dulang tidaklah sepenuhnya

menggunakan syair-syair shalawat yang berbahasa Arab. Shalawat hanya didendangkan para

pendulang pada saat pembukaan saja. Setelah pendulang menaiki panggung, pendulang tidak

langsung memukul dulangnya. Mereka terlebih dahulu mengucapkan shalawat.

Setelah mengucapkan shalawat, pendulang akan mengucapkan kata-kata kehormatan untuk para

penonton dan ucapan terima kasih kepada tuan rumah atau pihak penyelenggara. Ucapan

shalawat, kata-kata kehormatan dan ucapan terima kasih disampaikan pendulang dengan

menggunakan irama dendang. Setelah pembukaan selesai, barulah pendulang memukul dulang

dan mulai mendendangkan syair-syair dalam bahasa Minang.

Syair-syair yang dilantunkan oleh pendulang tidak hanya mengandung nilai estetika

tetapi juga berisikan nilai-nilai etika yang sangat sesuai dengan adat dan syara’ atau agama.

Nilai-nilai etika tersebut disampaikan pendulang melalui syair-syairnya dalam bentuk pesan

moral.

Misalnya mengenai pergaulan muda-mudi di Minangkabau yang pada umumnya telah

menjurus kepada pergaulan bebas sehingga terkesan seperti zaman jahiliah. Malu dan sopan

yang tidak lagi tercermin dalam keseharian generasi muda Minangkabau. Untuk menyikapi

kondisi itu para pendulang mendendangkan syair-syair yang menganjurkan generasi muda

Minangkabau menjauhi pergaulan bebas agar tidak lahir penyesalan dikemudian hari.

Dalam pelaksanaannya pendulang tampil berpasangan (berdua). Sambil serentak

memukul dulang, mereka berbalasan mendendangkan syair. Bila disimak secara saksama, maka

Page 24: kesenian Minangkabau

akan jelas terdengar bahwa mereka melakukan tanya jawab dalam dendang. Sangat menarik,

apalagi melihat gerakan tubuh pendulang yang cukup unik mengiringi musik dan syair yang

mereka dendangkan.

Tradisi seni Shalawat dulang memang semakin langka dari masa ke masa. Salah satu

penyebab langkanya tradisi ini adalah kurangnya minat generasi muda Minangkabau untuk

mempelajari Shalawat dulang. Padahal jika kita lihat dari segi manfaat, Shalawat dulang jelas

lebih bermanfaat bila dibandingkan dengan sarana hiburan modern. Cobalah bandingkan dengan

Orgen tunggal dan sarana hiburan modern lainnya yang telah menjadi pilihan utama masyarakat

Minangkabau sebagai sarana hiburan.

Memang pilihan akan sarana hiburan merupakan hak masyarakat, tetapi yang perlu

menjadi pertimbangan bagi kita semua adalah sejauhmana kita menghargai seni tradisional kita.

Akankah kita diam saja melihat seni tradisional kita satu persatu mulai menghilang?

Sudah saatnya masyarakat Minangkabau sadar dan berpartisipasi aktif melestarikan

tradisi seni Minangkabau yang kian lama kian pudar. Sangat disayangkan, masyarakat

Minangkabau yang dulunya kaya akan seni tradisional sekarang terhanyut oleh seni modern yang

asalnya tidak banyak masyarakat yang mengetahuinya. Padahal seni tradisional dapat

dikategorikan sebagai salah satu identitas bagi masyarakat Minangkabau. Artinya, ketika satu

persatu tradisi seni Minangkabau punah maka secara berangsur-angsur – tanpa disadari –

identitas orang Minangkabau pun akan hilang.

Untuk menjaga identitas itu, sudah sepatutnya pula kita sebagai orang Minangkabau

secara bersama-sama, baik yang berada di perantauan maupun yang berada di ranah Minang

Page 25: kesenian Minangkabau

sendiri, melestarikan dan mengembangkan tradisi seni yang telah mulai langka. Salah satu cara

pelestarian yang sederhana adalah dengan menjadikan seni tradisional sebagai pilihan utama

untuk hiburan, baik dalam pesta keluarga, acara pemerintahan, terutama sekali dalam perhelatan

alek nagari.

Page 26: kesenian Minangkabau

TARI RANTAK KUDO

Tarian ini dikenal sebagai "Rentak Kudo" karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti

kuda. Tarian ini ditarikan di dalam perayaan yang dianggap sangat sakral oleh masyarakat

Kerinci. Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman

dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran

dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan.

Tarian ini dipersembahkan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang secara

umum adalah beras (padi) dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda

musim kemarau yang panjang, masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini untuk

berdoa kepada Yang Maha Kuasa (menurut kepercayaan mereka masing-masing). Tujuan dari

pementasan tari ini umumnya adalah untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat,

untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur maupun dalam

musim kemarau untuk memohon berkah hujan.

Page 27: kesenian Minangkabau

TARI SEWAH

Tari Sewah

Yaitu tarian yang dilakukan oleh dua atau tiga orang, seperti pemainan

pencak yang menggunakan senjata sewah, yaitu senjata tajam yang kira-kira

satu elu panjangnya. Gerakan tarian memeragakan orang yang sedang berkelahi.

TARI TEMPURUNG,ALANG BABEGA DAN ALO

AMPEK

Tari Tempurung

Yaitu tari yang memakai tempurung di kedua belah tangan, dimana tempurung

akan ditepuk-tepukan menurut irama dan bunyinya akan lebih dari musik

pengiring.

Tari Alang Babega

Yaitu tari ang menggambarkan sebuah elang tebang berbegar mencari mangsa

dengan mengembangkan atau mengibaskan sayap di udara lalu menukik menyambar

ayam.

Page 28: kesenian Minangkabau

Tari Alo Ambek

Yaitu tarian yang menampilkan ketrampilan menyerang dan menangkis serangan.

Fisik penari tidak boleh besinggungan selama melakukan tarian, sehingga

tarian terlihat seperti gerakan pantomim.

Page 29: kesenian Minangkabau

TARI SAPU TANGAN

Tari Saputangan merupakan salah satu tari tradisional yang terdapat di daerah Talaok, 

Pesisir Selatan Sumatera Barat.  Secara koreografis Tari Saputangan merupakan perkembangan 

dari Tari Rantak Kudo yang lebih dahulu muncul di daerah tersebut. Tari ini dibawakan oleh sep

asang laki-laki dewasa 

dengan memakai properti saputangan. EkspresiTari Saputangan merupakan ungkapan perasaan e

mosi  dari pengalaman lingkungan yang subjektif, 

tetapi secara konseptual direfleksikan dan diimajinasikan  dalam simbol-simbol gerak

TARI SELENDANG

Tari Selendang adalah tarian tradisional khas Minangkabau, dan tarian ini sesuai dengan

judulnya menggunakan selendang.

KESENIAN DEBUS MINANGKABAU

Debus adalah salah satu jenis kesenian tradisional minangkabau yang terdapat didaerah

sumbar. Debus merupakan suatu kesenian yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar

biasa, kebal senjata tajam, kebal api, minum air keras, memasukan benda kedalam kelapa utuh,

Page 30: kesenian Minangkabau

menggoreng telur di kepala dan lain-lain.

Kesenian ini tercipta kira-kira di abad ke 13 oleh seorang tokoh penyebar agama islam,

pada waktu itu di daerah tersebut masih asing dan belum mengenal akan ajaran islam secara

meluas. Tokoh penyebar agama islam .

Page 31: kesenian Minangkabau

KESENIAN LAGU GAMAD MINANGKABAU

Gamad adalah kesenian yang mengabungkan kesenian berbagai etnis. Pusat gamad

adalah kota Padang. Tapi jangan heran musik gamad cukup terkenal di Minangkabau. Ada tiga

etnis pendukung musik gamad, Nias, Keling dan etnis Minangkabau. Etnis Nias adalah paling

banyak keterlibatannya dalam musik gamad. Separo pemusik gamad berasal dari etnis Nias.

Artinya pusat musik gamad berada pada pemukiman etnis Nias. Walau pun begitu gamad tidak

terasa berasal dari satu etnis. Gamad telah menjadi media sosialisasi antar etnis. Masing-masing

etnis memberikan kontribusi budaya dalam pembentukan musik gamad. Orang Nias melalui tari

Balanse Madam, etnis Keling melalui alat musik gendang dan kemampuan manajemen dan

pemasaran etnis Minangkabau melalui lagu dan aneka ragam pantun,” papar Utjok.

Musik gamad dimainkan oleh anak kapal. Dalam gerak meninggalkan tari Balanse

Madam. Tari ini tidak berkembang dengan baik, karena ada aturan dalam adat di Minangkabau

perempuan dilarang keluar malam. Alat musik yang dimainkan oleh orang Portugis bukanlah

milik nenek moyangnya tapi dari benua Afrika. Musik itu pindah ke semenanjung Balkan baru

sampai ke Portugis. Bisa dipastikan hampir semua alat musik yang berada di pesisir pantai

Sumatera (Melayu Deli) dan Jawa punya ikatan yang sangat kuat dengan Portugis.

Awalnya gamad hanya memakai biola, akordion, gitar dan gendang. Namun alat musik

Marakas, sring bass dan terompet ikut meramaikan kasanah musik gamad lirik pun masih

mengunakan pantun sebagai kekuatan utama. Pada tahun 1920 gamad sudah berkembang di kota

Padang. Pada masa itu pagelaran musik gamad dilakukan sembunyi- sembunyi. Hanya ada dua

tempat waktu itu untuk mengelar musik gamad itu pun atas izin pemerintah Belanda. Pertama di

Page 32: kesenian Minangkabau

Sri Darma sekarang gedung Bagindo Azis Chan dan gedung bulat (sekarang menjadi gedung

Juang 45 di Pasar Mudik).

Awal kemerdekaan gamad masih berkibar. Berkat perhatian Walikota Padang yang

waktu itu dijabat oleh Zainal Abidin Sutan Pangeran (1953) gamad di perlombakan di kantor

Walikota Padang. Tapi sayang pada perang PRRI musik gamad hilang dari peredaran. Setelah

pemberontakan PKI pertengahan tahun 60-an musik gamad kembali terdengar ketika alat musik

eliktrik sudah mulai dipakai. Pemerintah kota Padang sangat besar perhatiannya terhadap musisi

musik gamad. Zainal Abidin Sutan Pangeran menjadikan seniman gamad karyawan Balai Kota.

MT Japang dan Juned (Ayah Yan Juned) menjadi mantri pasar. Dasar walikota waktu

menjadikan dua orang musisi musik gamad menjadi karyawan agar musisi gamad itu tidak

memikirkan uang untuk keluarga lagi. “Perlakuan seperti ini tidak lagi kita dapatkan dari

pemerintah,” kata Utjok.

Pada tahun yang sama sempat pula grup musik gamad Fajar Timur direkam dalam pita

besar bermerek Colombia, rekaman pun berlansung di Singapura. Barulah pada tahun 1995

musik gamad mengalami kemunduran, baik dari segi grup maupun penampilan. Musik gamad

jarang mendapat undangan pada setiap perkawinan.

Kini menjamur orgen tunggal, di samping berteknologi tinggi orgen tunggal juga murah

dan tidak memakai banyak tempat. Untuk mengatasi persoalan itu beberapa seniman musik

gamad berkumpul dan membentuk organisasi Keluarga Gamad Padang. Tujuan awal hanya

untuk membantu keluarga yang mendapat musibah dan pesta perkawinan. Jumlah anggota

Hikagapa sekarang 60 orang terdiri dari etnis Arab, Nias, Cina, Keling dan terdiri dari seniman

dan penikmat musik gamad. Ditemukannya alat percampuran musik manual dan digital pada

Page 33: kesenian Minangkabau

tahun 2003 kembali menghidupkan gairah musik gamad. Latihan demi latihan kembali dimulai,

undangan untuk pementasan kembali datang. Seniman musik gamad kembali bergairah, namun

jalan untuk mencapai sukses kembali pada era tahun 1970 terus dipacu walau pun usia seniman

musik gamad sudah mulai senja.