Kesling Tb Rev

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesling tb

Citation preview

LAPORAN F.2

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

PENILAIAN SANITASI RUMAHSEBAGAI UPAYA MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT INFEKSI

PADA KASUS TB

Oleh :

dr. Rachma Fitri SulistyantiPembimbing :

dr. Farida MarianaPROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS BLOOTODINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO

MOJOKERTO

2015LEMBAR PENGESAHAN

PENILAIAN SANITASI RUMAHSEBAGAI UPAYA MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT INFEKSI

PADA KASUS TBDiajukan sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Program Internship Dokter Indonesia

Selama di Puskesmas Blooto, Kota Mojokerto

Penyusun:

dr. Rachma Fitri SulistyantiTelah Disetujui dan Disahkan oleh:

Pendamping Puskesmas dan Pendamping Wahana,

dr. Farida MarianaNIP. 19781104 200501 2 014BAB ILATAR BELAKANG

Lingkungan ialah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, udara, energi surya, flora dan fauna yang ada di sekitar kita. Lingkungan terdidi dari komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah, air, udara, iklim, kelembaban, cahaya, dan bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikroorganisme.

Sanitasi lingkungan berbicara mengenai status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih, ventilasi, pencahayaan dan sebagainya. Rumah merupakan salah satu yang perlu dinilai karena beberapa jenis penyakit terjadi akibat sanitasi rumah yang kurang baik. Faktor pejamu, agen, dan lingkungan berperan penting dalam mempengaruhi kejadian suatu penyakit menular dan rumah termasuk sebagai bagian dari faktor lingkungan tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan suatu rumah mencakup bahan bangunan, ventilasi, pencahayaan, luas bangunan, dan fasilitas yang mendukung rumah sehat.

Aspek yang dinilai dari rumah sehat begitu beragam. Pertama, ukuran minimal rumah per orang. Kebutuhan ruang minimal per orang kira-kira 9 m2 dengan ketinggian langit-langit minimal 2.8 m. Aspek yang dapat dinilai lainnya adalah pencahayaan, penghawaan, serta suhu dan kelembapan. Sanitasi lingkungan yang buruk mampu menjadi tempat perkembangbiakan mikrobiologi yang sebagian besar merugikan tubuh manusia.BAB IIILUSTRASI KASUS

Pada kunjungan rumah kali ini akan dijelaskan tentang kondisi rumah seorang pasien TB. Berikut adalah data dari pasien tersebut.

Nama : Tn. PT

Umur : 57 tahunAlamat : Jl. Prajurit Kulon Gang IPekerjaan : Penjual makanan keliling

Jumlah penghuni rumah : 5 orang (4 dewasa dan 1 anak)

BAB IIIPELAKSANAAN

Pelaksanaan kunjungan rumah dilakukan pada hari Jumat, 10 April 2015. Pada saat dilakukan kunjungan, pasien sedang tidak ada di rumah. Yang menemui petugas dari Puskesmas Blooto adalah anak beliau yang juga tinggal dengan Tn. PT.Tn. PT tinggal di sebuah rumah yang berada di suatu perumahan yang cukup padat. Perumahan tersebut terdiri dari rumah tinggal pribadi serta terdapat suatu industri rumahan. Rumah pasien sendiri dihuni oleh 5 orang, yang terdiri dari pasien, istri pasien, anak pasien, menantu pasien, dan cucu pasien.Luas rumah Tn. PT sekitar 4 x 15 m2. Lantai pada rumah Tn. PT berbeda bagian depan dan belakang. Pada bagian depan hingga tengah lantai berupa ubin tetapi bagian belakang lantainya adalah semen. Dinding rumah Tn. PT terbuat dari batu bata. Pada bagian depan rumah terdapat ruang tamu dengan keadaan yang cukup bersih dan rapi. Pencahayaan cukup baik dan ventilasi udara baik karena ada jendela yang cukup besar dan lubang angin yang cukup.Pada bagian tengah terdapat lorong penghubung antara ruang depan dan belakang yang diisi dengan lemari dan beberapa barang. Selain itu juga terdapat beberapa kamar tidur dan mushola. Keadaan ruang tengah ini terasa lebih pengap dan gelap karena kurangnya ventilasi dan pencahayaan.Di rumah Tn. PT terdapat tiga kamar tidur, satu di bagian depan dan dua yang berada di bagian tengah. Kamar tidur bagian depan memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik cahaya matahari dapat masuk dari jendela yang cukup besar. Berbeda dengan kamar di bagian depan kamar pada bagian tengah memiliki ventilasi dan pencahayaan yang kurang memadai. Kamar pada bagian tengan terasa lebih pengap dan gelap dikarenakan sedikitnya cahaya yang masuk dan juga meskipun terdapat jendela tetapi tampak tertutup.Dapur terletak di belakang, setelah ruang tengah. Lantai dapur belum menggunakan ubin, hanya menggunakan semen. Alat-alat masak tersusun rapi dan ditemukan bahan-bahan makanan yang berceceran di dapur.Kamar mandi dan WC tidak terpisah. WC menggunakan kloset jongkok. Sumber air di rumah Tn. PT digunakan untuk mandi, cuci, dan konsumsi sehari-hari.

BAB IVMONITORING DAN EVALUASI

Pasien Tn. PT sekarang sedang menjalani pengobatan di Puskesmas Blooto. Pasien ini menderita TB dicurigai karena adanya kontak dengan pasien TB yang tinggal di sekitar rumahnya.Dalam pengobatannya ini pasien diedukasi mengenai penyakitnya dan cara penularannya serta pengobatan yang sedang diterima. Pasien juga diedukasi sanitasi rumah yang baik. Memberikan masukan tentang lubang angin dan jendela yang sebaiknya dibuka saat pagi hari serta penambahan genting kaca agar rumah Tn. PT mendapatkan pencahayaan yang lebih baik. Pasien Tn. PT juga mendapatkan edukasi tentang bagaimana cara untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti dalam hal pengolahan makanan, menjaga kebersihan diri, serta menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. Pasien Tn. PT juga mendapatkan informasi tentang etika batuk yang benar seperti berikut :

Langkah 1 : Berpaling dari orang disekitar dan tutup hidung dan mulut dengan menggunakan tissu, sapu tangan atau lengan baju saat batuk dan bersin.

Langkah 2 : Segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.

Langkah 3 : Cuci tangan dengan mengunakan sabun setelah bersin atau batuk.

Langkah 4 : Gunakan masker meskipun berada di rumah. Dokumentasi :