14
LAPORAN KASUS SMF / BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU Oleh : Jefren Evander Bulan, S.Ked Pembimbing : dr. Dewa Putu Sahadewa, Sp.OG(K) KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG KUPANG 2015

KET

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obstetri

Citation preview

  • LAPORAN KASUS

    SMF / BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS NUSA CENDANA

    KEHAMILAN EKTOPIK

    TERGANGGU

    Oleh :

    Jefren Evander Bulan, S.Ked

    Pembimbing :

    dr. Dewa Putu Sahadewa, Sp.OG(K)

    KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN OBSTETRI DAN

    GINEKOLOGI

    RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG

    KUPANG

    2015

  • KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

    Jefren E. Bulan

    Pembimbing : dr. Dewa Putu Sahadewa, Sp. OG(K)

    SMF Obstetri dan Ginekologi

    RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

    Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kupang

    Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana ovum yang telah dibuahi

    tidak tumbuh dan menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari

    95 % kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba fallopi).1

    Kejadian kehamilan ektopik di Indonesia sekitar 5-6 per seribu kehamilan.

    Patofisologi tersering terjadinya kehamilan ektopik adalah sel telur yang dibuahi

    dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga endometrium sudah

    berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar

    rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri

    dengan besarnya buah kehamilan akan terjadi ruptur dan menjadi kehamilan

    ektopik yang terganggu.1

  • II. KASUS

    A. Anamnesis

    Identitas

    No. RM : 411530

    Nama : Ny. OPGR

    Usia : 19 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

    Agama : Protestan

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Alamat : Semau

    MRS melalui IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes tanggal 26

    Maret 2015

    Keluhan Utama

    Nyeri perut bawah yang memberat

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang ke Puskesmas siang tadi karena keluar bercak darah dari

    jalan lahir dan nyeri perut bawah yang memberat sejak jam 7 malam

    (tanggal 25-3-2015). Kemudian setelah ke Puskesmas jam 11 siang

    kemarin dan diperiksa akhirnya pasien dirujuk ke RS Johannes. Di

    Puskesmas pasien di periksa DL dan di dapatkan Hb 4,4 gr/dl dan PST (+).

    Saat ini tidak ada perdarahan, nyeri seluruh perut.

    Riwayat Obstetri

    o Abortus (3 bulan) 2014

    o Hamil ini

    HPHT 21-01-2015 (UK 9-10 minggu)

  • Riwayat Pemeriksaan dan Pengobatan

    Pasien merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Semau

    o Pemeriksaan Fisik 26/03/2015

    Tekanan darah : 110/60 mmHg

    Nadi : 130x/menit

    RR : 25x/menit

    o Pemeriksaan Laboratorium

    Hb: 4.4 gr/dl

    PST (+)

    o Terapi sementara yang diberikan dari Semau adalah

    IVFD RL drip B12 1 ampul 20 tpm

    B. Pemeriksaan Fisik

    Keadaan Umum : tampak sakit sedang

    Kesadaran : compos mentis

    Tanda Vital : TD : 100/60 mmHg

    N : 126x/menit

    RR : 25x/menit

    T : 37.10C

    Mata : anemis +/+, pupil isokor +/+, reflex cahaya +/+

    Telinga : normal

    Hidung : normal

    Mulut : merah muda, sianosis (-)

    Leher : pembesaran KGB (-)

    Dada : jejas (-), pengembangan dada simetris sesuai irama napas

    Jantung :

    Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

    Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 midclavicula sinistra

  • Perkusi : batas jantung kanan : ICS 2 ICS 4 parasternal dextra

    batas jantung kiri : ICS 2 ICS 5 midclavicula sinistra

    batas atas : ICS 2 parasternalis dextra dan sinistra

    Auskultasi : S1-S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)

    Paru :

    Inspeksi : pengembangan dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi, tidak

    ada retraksi

    Palpasi : vokal fremitus simetris +|+

    Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru

    Auskultasi : suara napas vesikuler +|+, ronchi -|-, wheezing -|-.

    Abdomen : ( Status Obstetri )

    Inspeksi : linea nigra (-), linea alba (-), scar (-)

    Palpasi : Distensi, TFU sulit dievaluasi, nyeri tekan (+)

    Auskultasi : BU (+)

    VT : v/v tidak ada kelainan, fluxus (+) coklat, portio tebal lancip,

    nyeri goyang portio (+), tidak ditemukan pembukaan, cavum

    douglasi menonjol.

    Extremitas : akral hangat, kekuatan motorik

    C. Pemeriksaan Laboratorium

    Darah lengkap :

    HGB 4.3 g/dL

    WBC 16.62 x 10^3/uL

    PLT 258 x10^3/uL

    PST (+)

    D. Diagnosis

    Kehamilan Ektopik terganggu

    5 5

    5 5

  • E. Planings

    o Pasang infus 2 line.

    Guyur RL 1 flash lanjut IVFD RL 30 tpm

    Transfusi PRC 1 bag (siapkan 4 bag)

    o CITO laparatomi

    III. DISKUSI

    Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur

    yang telah dibuahi menempel di luar dinding endometrium kavum uteri.

    Tempat kehamilan yang normal ialah di dalam kavum uteri. Kehamilan

    ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga

    perut, tetapi dapat juga terjadi di dalam rahim di tempat yang luar biasa

    misalnya dalam serviks, pars interstisialis tuba atau dalam tanduk rudimenter

    rahim.1,2,3

    Etiologi kehamilan ektopik sudah banyak diketahui karena secara

    patofisiologi mudah dimengerti sesuai dengan proses awal kehamilan sejak

    pembuahan sampai nidasi. Bila nidasi terjadi di luar kavum uteri atau di luar

    endometrium, maka terjadilah kehamialan ektopik. Dengan demikian faktor-

    faktor yang menyebabkan terjadinya hambatan dalam nidasi embrio ke

    endometrium menjadi penyebab kehamilan ektopik ini. 1,2

    Faktor tuba

    Adanya peradangan atau infeksi pada tuba menyebabkan lumen

    tuba menyempit atau buntu. Keadaan uterus yang hipoksia dan saluran tuba

    yang berkelok-kelok panjang dapat menyebabkan silia tuba tidak berfungsi

    dengan baik. Juga pada keadaan pasca operasi rekanalisasi tuba dapat

    merupakan predisposisi terjadinya kehamilan ektopik. Faktor tuba yang lain

    adalah adanya kelainan endometriosis tuba atau divertikel saluran tuba yang

    bersifat kongenital. Adanya tumor di sekitar saluran tuba, misalnya mioma

    uteri atau tumor ovarium yang menyebabkan perubahan bentuk dan patensi

    tuba, juga dapat menjadi etiologi kehamilan ektopik. 1,3

  • Faktor abnomalitas dari zigot

    Apabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar, maka

    zigot akan tersendat dalam perjalanan pada saat melalui tuba, kemudian

    terhenti dan tumbuh di saluran tuba. 1

    Faktor ovarium

    Bila ovarium memproduksi ovum dan ditangkap oleh tuba yang

    kontralateral, dapat membutuhkan proses khusus atau waktu yang lebih

    panjang sehingga kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik lebih besar. 1,3

    Faktor hormonal

    Pil KB dan semua alat kontrasepsi yang mengandung progesteron

    dapat mengakibatkan gerakan tuba melambat. Apabila terjadi pembuahan

    dapat menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik. 1

    Faktor lain

    Termaksuk disini antara lain adalah pemakaian IUD dimana proses

    peradangan yang dapat timbul pada endometrium dan endosalping dapat

    menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik. Faktor umur penderita yang

    sudah tua dan faktor perokok juga sering dihubungkan dengan terjadinya

    kehamilan ektopik. 1

    Pada pasien ini, terdapat beberapa risiko untuk terjadinya kehamilan

    ektopik, yaitu riwayat abortus tahun lalu tanpa melakukan kuretase dan hanya

    di pijat-pijat saja oleh dukun di rumah sehingga resiko infeksi yang bisa

    berakibat terjadinya perlengketan.

    Gambaran klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas,

    dan penderita maupun dokternya biasanya tidak mengetahui adanya kelainan

    dalam kehamilan, sampai terjadinya abortus tuba atau ruptur tuba. Pada

    umumnya penderita menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda, dan

    mungkin merasa nyeri di perut bagian bawah yang tidak seberapa yang tidak

    dihiraukan. Pada pemeriksaan vagina, uterus membesar dan lembek walaupun

  • mungkin tidak sebesar umur kehamilannya. Tuba yang mengandung hasil

    konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada pemeriksaan bimanual. 1,2,3,5

    Apabila kehamilan ektopik mengalami penyulit atau terjadi ruptur

    pada tuba tempat lokasi nidasi, maka memberikan gejala dan tanda yang khas

    yaitu timbulnya sakit perut mendadak yang kemudian disusul dengan syok

    atau pingsan. Ini adalah petanda khas terjadinya kehamilan ektopik yang

    terganggu. 1,2,3,5

    Walau demikian gejala dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat

    bervariasi; dari perdarahan yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai

    terjadinya gejala yang tidak jelas. Gejala dan tanda bergantung pada lamanya

    kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, umurnya kehamilan,

    derajat perdarahan yang terjadi, dan keadaan umum penderita sebelum hamil.

    1,2,3,5

    Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik yang

    terganggu. Pada ruptur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba

    dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita

    pingsan dan masuk ke dalam syok. Biasanya pada abortus tuba, nyeri tidak

    seberapa hebat dan tidak terus-menerus. Rasa nyeri mula-mula pada satu sisi,

    tetapi setelah darah masuk ke dalam rongga perut, rasa nyeri menjalar ke

    bagian tengah atau ke seluruh perut bawah. Darah dalam rongga perut dapat

    merangsang diafragma, sehingga menyebabkan nyeri bahu dan bila

    membentuk hematokel retrouterina dapat menyebabkan nyeri defekasi. 1,2,5

    Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada

    kehamilan ektopik yang terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin, dan

    berasal dari kavum uteri karena pelepasan desidua. Perdarahan dari uterus

    biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua. Frekuensi perdarahan

    dikemukakan dari 51-93%.

    Amenore juga merupakan tanda penting pada kehamilan ektopik.

    Lamanya amenore bergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat

  • bervariasi. Sebagian penderita tidak mengalami amenore karena kematian

    janin terjadi sebelum haid berikutnya. 1,2,5

    Pada pemeriksaan vaginal, usaha menggerakkan servik uteri yang

    menimbulkan nyeri (nyeri goyang) atau slinger pijn merupakan tanda yang

    dapat ditemukan pada kehamilan ektopik. Demikian pula kavum Douglasi

    menonjol dan nyeri pada perabaan oleh karena terisi oleh darah (hematocel

    retrouterina). Pada abortus tuba biasanya teraba dengan jelas suatu tumor di

    samping uterus di samping uterus dalam berbagai ukuran dengan konsistensi

    agak lunak. Hematokel retrouterina dapat diraba sebagai tumor di kavum

    Douglasi. Pada ruptur tuba dengan perdarahan banyak, tekanan darah dapat

    menurun dan nadi meningkat; perdarahan lebih banyak lagi menimbulkan

    syok. 1,2,3,5

    Sebelum ruptur, tanda-tanda vital dapat bernilai normal. Respon awal

    perdarahan sedang adalah kenaikan sedikit tanda vital atau munvulnya

    vasovagal refleks misalnya bradikardia dan hipotensi. Tekanan darah akan

    turun dan nadi akan meningkat hanya jika terjadi perdarahan terus-menerus

    dan hipovolemia terjadi secara signifikan. 5

    Pada pasien ini, Pasien sudah tidak haid sejak 21 januari 2015. Pasien

    datang ke Puskesmas karena keluar bercak darah dari jalan lahir dan nyeri

    perut bawah yang memberat sejak 16 jam yang lalu. Kemudian setelah

    diperiksa akhirnya pasien dirujuk ke RS Johannes. Di RS Johannes, pasien di

    periksa dan didapatkan tanda vital TD: 100/60 mmHg, N: 126x/menit yang

    menunjukkan penurunan TD dan peningkatan N yang berarti terjadi presyok

    hypovolemik, pemeriksaan dalam fluxus (+) coklat, portio tebal lancip, nyeri

    goyang portio (+), tidak ditemukan pembukaan, cavum douglasi menonjol.

    Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik

    belum terganggu sangatlah besar sehingga banyak pasien yang mengalami

    abortus tuba atau ruptur tuba sebelum keadaan menjadi jelas. Bila diduga ada

    kehamilan ektopik yang belum terganggu, penderita segera dirawat di rumah

  • sakit. Alat bantu diagnosis yang dapat digunakan adalah ultrasonografi,

    laparoskopi, atau kuldoskopi. 1

    Untuk mempertajam diagnosis, maka tiap perempuan dalam masa

    reproduksi dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, amenore serta terjadi

    perdarahan pervaginam, kemungkinan kehamilan ektopik harus dipikirkan.

    Pada umumnya dengan anamesis yang teliti dan pemeriksaan yang cermat,

    diagnosis dapat ditegakkan, walaupun biasanya alat bantu diagnostik masih

    diperlukan. 1,5

    Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan kadang-kadang

    terdapat gejala subjektif kehamilan muda. Nyeri perut bagian bawah, nyeri

    bahu, tenesmus, dapat merupakan gejala kehamilan ektopik. Perdarahan

    pervaginam terjadi setelah nyeri perut bagian bawah. 1,5

    Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan pemeriksaan hemoglobin

    dan jumlah sel darah merah berguna dalam menegakkan diagnosis terutama

    bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut. Pemeriksaan hemoglobin

    dan hematokrit dapat dilakukan secara serial dengan jarak 1 jam selama 3 kali

    berturut-turut. Bila ada penurunan hemoglobin dan hematokrit, diagnosis

    kehamilan ektopik terganggu dapat terdukung. Perlu disadari bahwa

    peningkatan kadar Human chorionic gonadotropin (HCG) pada kehamilan

    ektopik lebih rendah dari kehamilan yang normal. 1,5

    Diagnosis kehamilan ektopik terganggu sering keliru dengan abortus

    insipiens atau abortus inpkomplit yang kemudian dilakukan kuretase. Pada

    umumnya dilatasi dan kerokan untuk menunjang diagnosis kehamilan ektopik

    tidak dianjurkan. Berbagai alasan dapat dikemukan yakni: 1

    Kemungkinanan adanya kehamilan dalam uterus bersama kehamilan

    ektopik;

    Hanya 12-19% kerokan pada kehamilan ektopik menunjukkan reaksi

    desidua

  • Perubahan endometrium yang berupa reaksi Arias-Stela tidak khas untuk

    kehamilan ektopik. Namun jika jaringan yang dikeluarkan bersama dengan

    perdarahan terdiri atas desidua tanpa vili korialis, hal itu dapat

    memperkuat diagnosis kehamilan ektopik terganggu.

    Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah

    dalam kavum Douglasi ada darah. Cara ini sangat berguna dalam membantu

    menegakkan diagnosis kehamilan ektopik terganggu. Cara ini dengan

    melakukan pungsi pada kavum Douglasi, dimana hasilnya positif jika ada

    darah terisap ketika dipungsi. 1,5

    Pemeriksaan USG dapat dilakukan secara perabdominal atau

    pervaginam. Umumnya kita akan mendapatkan gambaran uterus yang tidak

    ada kantong gestasinya dan didapatkan gambaran kantong gestasi yang berisi

    embrio di luar uterus. Apabila sudah terganggu (ruptur) maka bangunan

    kantong gestasi sudah tidak jelas, tetapi akan mendapatkan bangunan masa

    hiperekoik yang tidak beraturan, tidak berbatas tegas, dan di sekitarnya

    didapati cairan bebas (gambaran darah intraabdominal). Gambaran USG

    kehamilan ektopik sangat bervariasi, tergantung pada usia kehamilan, ada

    tidaknya gangguan kehamilan (ruptur, abortus) serta banyak dan lamanya

    perdarahan intraabdomen. Diagnosis pasti kehamilan ektopik secara USG

    hanya bisa ditegakkan bila terlihat kantong gestasi berisi janin yang letaknya

    di luar kavum uteri. Namun gambaran ini hanya dijumpai pada 5-10% kasus.

    1,5

    Sebagian besar kehamilan ektopik tidak memberikan gambaran yang

    spesifik. Uterus mungkin besarnya tidak normal atau mengalami sedikit

    pembesaran yang tidak sesuai dengan usia kehamilan. Endometrium menebal

    ekogenik sebagai akibat reaksi desidua. Kavum uteri sering berisi cairan

    eksudat yang diproduksi oleh sel-sel desidua, yang pada pemeriksaan terlihat

    sebagai struktur cincin anekoik yang disebut kantong gestasi palsu

    (pseudogestasional sac). Berbeda dengan kantong gestasi yang sebenarnya,

  • kantong gestasi palsu letaknya simetris di kavum uteri dan tidak menunjukkan

    struktur cincin ganda. 1

    Sering kali dijumpai masa tumor di daerah adneksa, yang

    gambarannya sangat bervariasi. Mungkin terlihat kantong gestasi yang masih

    utuh dan berisi janin, mungkin hanya berupa masa ekogenik dengan batas

    iregular, ataupun masa kompleks yang terdiri atas sebagian ekogenik dan

    anekoik. Gambaran masa yang tidak spesifik ini mungkin sulit dibedakan dari

    gambaran yang disebabkan oleh peradangan adneksa, tumor ovarium, ataupun

    masa endometrium. Perdarahan intraabdomen yang terjadi akibat kehamilan

    ektopik terganggu juga tidak memberikan gambaran spesifik, bergantung pada

    banyak dan lamanya proses perdarahan. Gambarannya dapat berupa masa

    anekoik di kavum douglasi yang mungkin meluas sampai ke bagian atas

    rongga abdomen. 1

    Laparoskopi hanya digunakan sebagai alat bantu diagnosis terakhir,

    apabila hasil penilaian prosedur diagnosis yang lain meragukan. Melalui

    prosedur ini, alat kandungan bagian dalam dapat dinilai. Secara sistematis

    dinilai keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum Douglasi dan ligamentum latum.

    Adanya darah dalam rongga pelvis mungkin mempersulit visualisasi alat

    kandungan, tetapi hal ini menjadi indikasi untuk dilakukan laparatomi. 1,4

    Pada pasien ini,telah di periksa DL di Puskesmas Semau dan

    didapatkan : Hb 4,4 gr/dl dan PST (+). Kemudian setelah sampai di RS

    Johannes dilakukan pemeriksaan ulang dan didapatkan Hb 4,3 gr/dl dan PST

    (+). Pada pasien ini didiagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu sehingga

    langsung dilakukan tindakan laparatomi CITO.

    Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun

    dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. Hellman dan kawan-

    kawan (1971) melaporkan 1 kematian di antara 826 kasus dan Wilson dan

    kawan-kawan (1971) 1 antara 591. Akan tetapi bila pertolongan terlambat,

    angka kematian dapat tinggi. Shajid dan Martohoesodo (1970) mendapatkan

  • angka kematian 2 dari 120 kasus, sedangkan Tarjiman dan kawan-kawan

    (1973) 4 dari 138 kehamilan ektopik. 1

    Pada umumnya kelainan yang menyebabkan kehamilan ektopik

    bersifat bilateral. Sebagian perempuan menjadi steril setelah mengalami

    kehamilan ektopik lagi pada tuba yang lain. Angka kehamilan ektopik yang

    berulang dilaporkan antara 0%-14,6%. Untuk perempuan dengan anak yang

    sudah cukup, sebaiknya dilakukan salpingektomi bilateralis yang disepakati

    oleh suami-istri sebelumnya. 1

    IV. PENUTUP

    Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

    penunjang dan diagnosis, pasien didiagnosis dengan Kehamilan Ektopik

    Terganggu dan langsung dilakukan tindakan laparatomi CITO dan setelah itu

    pasien kondisinya membaik hingga dipulangkan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009; 474-87

    2. Conroy, Marsha L., Davis, Kim R. Embree, Jennifer L., dkk. Atlas Pathophysiology 3rd edition. Philadelphia: Lippincott Williams

    & Wilkins. 2010;319-20

    3. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. Obstetri Patologi. Bandung.1981; 21-36

    4. Mehring, Patricia. Disorder of Female Reproduktive System. Dalam Porth,

    Carol Mattson. Pathophysiology: Concepts of Altered Health ed.

    7. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2004;1079-80

    5. Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Hauth, J. C., Gilstrap, L.

    C. Wenstrom, K. D. Williams Obstetrics 22nd edition. The

    McGraw-Hill Companies. 2007