40
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang K ehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau rupture dan peristiwa ini disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu (1)(3) . Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba ( > 9 5 %) terutama di ampula dan isthmus ( 2 ) . Kehamilan ektopik lain (<5%) antara lain terjadi di serviks uterus, ovarium, atau abdominal (2) . Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya kehamilan ektopik adalah penyakit radang panggul, pemakaian antibiotika pada penyakit radang panggul, pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD ( Intra Uterine Device ), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, infertilitas, kontrasepsi yang memakai progestin dan tindakan aborsi ( 1 ) (2)(7) . Gejala yang muncul pada kehamilan ektopik terganggu tergantung lokasi dari implantasi. Dengan adanya implantasi dapat meningkatkan vaskularisasi di tempat tersebut dan berpotensial menimbulkan ruptur organ, terjadi perdarahan masif, infertilitas, dan kematian. Hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya angka 1

Ket

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obsgyn

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau rupture dan peristiwa ini disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu(1)(3).Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (>95%) terutama di ampula dan isthmus(2). Kehamilan ektopik lain (= 27Pg

MCHC32.232-36g/dL

RDW11.110-16%

Tombosit375150-400Ribu

PDW15.610-18%

MPV8.07-11Mikro m3

Limfosit2.31.0-4.5103/mikro

Monosit0.50.2-1.0103/mikro

Granulosit4.4 (H)2-4103/mikro

Limfosit %31.825-40%

Monosit %6.72-8%

Granulosit %61.550-80%

PCT0.3000.2-0.5%

Golongan Darah B

HbsAgNon reaktif--

E. Diagnosis KerjaG3P2A0 UK 8 minggu dengan perdarahan pervaginam suspek KETF. Rencana Tindakan1. Resusitasi cairan Infus RL 20 tpm 2. Pro Laparotomi G. PrognosisQuo ad Vitam: dubiaQuo ad Sanationam: dubia ad bonamQuo ad Functionam: dubia ad bonam

FOLLOW UPTanggalSOAP

21 Maret 2015Pasien merasa kembung. Mual (-), muntah (-), belum flatusKU/Kes : Sakit sedang/CMVital sign : TD: 110/70 mmHg Nadi : 80 bpm RR : 22 kali per menit T: 36,50CKepala : CA -/- SI -/-Leher : pembesaran KGB (-)Thorax : Cor : BJ I,II Reg Pulmo : SDV +/+Abdomen : BU (+), nyeri pada bekas jahitanEkstremitas : dbnP2A1 post laparotomi H1 ec KET Infus RL 20 tpm Inj Ketorolac 1 amp per 8 jam Celodime 2x1 gr Infus Promuba 2x1

22 Maret 2015Mual (-), muntah (-), pusing (-), sudah flatus.KU/Kes : Sakit sedang/CMVital sign : TD: 110/70 mmHg Nadi : 84 bpm RR : 19 kali per menit T: 37,40CKepala : CA -/- SI -/-Leher : pembesaran KGB (-)Thorax : Cor : BJ I,II Reg Pulmo : SDV +/+Abdomen : BU (+), nyeri pada bekas jahitanEkstremitas : dbnP2A1 post laparotomi H2 ec KET Infus RL 20 tpm Inj Ketorolac 1 amp per 8 jam Celodime 2x1 gr Infus Promuba 2x1

23 Maret 2015Tidak ada keluhan, flatus (+), sudah boleh pulang sore KU/Kes : Sakit sedang/CMVital sign : TD: 110/70 mmHg Nadi : 82 bpm RR : 20 kali per menit T: 36,50CKepala : CA -/- SI -/-Leher : pembesaran KGB (-)Thorax : Cor : BJ I,II Reg Pulmo : SDV +/+Abdomen : BU (+)Ekstremitas : dbnP2A1 post laparotomi H2 ec KET Infus RL 20 tpm Inj Ketorolac 1 amp per 8 jam Celodime 2x1 gr Infus Promuba 2x1

Laporan Operasi (20-3-2015) Insisi linea mediana diperdalam lapis demi lapis Peritoneum dibuka, didapat hemoperitoneum 500 cc Dilakukan eksplorasi tuba sinistra dengan produk kehamilan Gynekologi lain normal Dilakukan salpingektomi sinistra Cavum abdomen dibilas, dinding abdomen dijahit lapis demi lapis, kulit dijahit secara matras

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiKehamilan ektopik adalah kehamilan di mana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal, yakni dalam endometrium kavum uteri(1)(3). Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi di dalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya dalam cervik, pars intertistialis atau dalam tanduk rudimeter rahim(3). Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasinya tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai aterm. Kehamilan ektopik terganggu (KET) adalah keadaan di mana timbul gangguan pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus maupun ruptur yang menyebabkan penurunan keadaan umum pasien(1)(2).

B. EpidemiologiSebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Lebih dari 60% kehamilan ektopik terjadi pada wanita 20-30 tahun dengan sosio-ekonomi rendah dan tinggal didaerah dengan prevalensi gonore dan prevalensi tuberkulosa yang tinggi. Pemakaian antibiotik pada penyakit radang panggul dapat meningkatkan kejadian kehamilan ektopik terganggu. Diantara kehamilan-kehamilan ektopik terganggu, yang banyak terjadi ialah pada daerah tuba (90%)(1). Antibiotik dapat mempertahankan terbukanya tuba yang mengalami infeksi tetapi perlengketan menyebabkan pergerakan silia dan peristaltik tuba terganggu sehingga menghambat perjalanan ovum yang dibuahi dari ampula ke rahim dan berimplantasi ke tuba (1).Penelitian Cunningham Di Amerika Serikat melaporkan bahwa kehamilan etopik terganggu lebih sering dijumpai pada wanita kulit hitam dari pada kulit putih karena prevalensi penyakit peradangan pelvis lebih banyak pada wanita kulit hitam. Frekuensi kehamilan ektopik terganggu yang berulang adalah 1-14,6% (7).

Kehamilan Ektopik(per 1000 kehamilan)

Kelompok Umur (Tahun)

Tabel 3.1. Angka kehamilan ektopik pada wanita Kulit putih dan kulit hitam (7)

Di negara-negara berkembang, khususnya di Indonesia, pada RSUP Pringadi Medan (1979-1981) frekuensi 1:139, dan di RSUPN Cipto Magunkusumo Jakarta (1971-1975) frekuensi 1:24, sedangkan di RSUP. DR. M. Djamil Padang (1997-1999) dilaporkan frekuensi 1:110 (5).Kontrasepsi IUD juga dapat mempengaruhi frekuensi kehamilan ektopik terhadap persalinan di rumah sakit. Banyak wanita dalam masa reproduksi tanpa faktor predisposisi untuk kehamilan ektopik membatasi kelahiran dengan kontrasepsi, sehingga jumlah persalinan turun, dan frekuensi kehamilan ektopik terhadap kelahiran secara relatif meningkat. Selain itu IUD dapat mencegah secara efektif kehamilan intrauterin, tetapi tidak mempengaruhi kejadian kehamilan ektopik (1) . Menurut penelitian Abdullah dan kawan-kawan (1995-1997) ternyata paritas 0-3 ditemukan peningkatan kehamilan ektopik terganggu. Pada paritas >3-6 terdapat penurunan kasus kehamilan ektopik terganggu (6). Cunningham dalam bukunya menyatakan bahwa lokasi kehamilan ektopik terganggu paling banyak terjadi di tuba (90-95%), khususnya di ampula tuba (78%) dan isthmus (2%). Pada daerah fimbrae (5%), intersisial (2-3%), abdominal (1-2%), ovarium (1%), servikal (0,5%) (7).C. Klasifikasi Klasifikasi kehamilan ektopik berdasarkan lokasi terjadinya implantasi, kehamilan ektopik dapat dibagi menjadi 5 berikut ini (1(2)) : Kehamilan tuba, meliputi >95% yang terdiri atas : pars ampularis (55%), pars ismika (25%), pars fimbriae (17%) dan pars interstitialis (2%) Kehamilan ektopik lain (