If you can't read please download the document
Upload
lehanh
View
308
Download
63
Embed Size (px)
Citation preview
BUPATI KUTAI KARTANEGARA
LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ)
AKHIR TAHUN ANGGARAN 2009
DISAMPAIKAN PADA SIDANG PARIPURNA DPRD KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
TENGGARONG 2010
ii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i DAFTAR ISI . ii DAFTAR TABEL . iii BAB I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum . 1 B. Gambaran Umum Daerah 7 C. Kondisi Perekonomian .. 12 BAB II. KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Visi dan Misi .. 36 B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah 37 C. Prioritas Pembangunan Daerah . 44 BAB III. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH
A. Pengelolaan Pendapatan Daerah . 53 B. Belanja dan Pembiayaan Daerah . 56 C. Kebijakan Pembiayaan Daerah 62 BAB IV. PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
I. URUSAN WAJIB 68 i PENDIDIKAN . 68 ii KESEHATAN . 84 iii LINGKUNGAN HIDUP . 93 iv PEKERJAAN UMUM . 97 v PENATAAN RUANG . 147 vi PERENCANAAN PEMBANGUNAN 148 vii PERUMAHAN 156 viii KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA . 158 ix PENANAMAN MODAL . 162 x KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 165 xi KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL . 167 xii KETENAGAKERJAAN . 169 xiii KETAHANAN PANGAN . 173 xiv PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK .
177 xv KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA
SEJAHTERA .
179
xvi PERHUBUNGAN . 181 xvii KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA . 186 xviii PERTANAHAN . 188
iii
xix KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI ..
195
xx OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN ..
202 xxi PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 253 xxii SOSIAL ... 259 xxiii KEBUDAYAAN . 267 xxiv STATISTIK . 269 xxv ARSIP .. 269 xxvi PERPUSTAKAAN .. 271 II. URUSAN PILIHAN 272 i KELAUTAN DAN PERIKANAN 272 ii PERTANIAN 279 iii KEHUTANAN 290 iv ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL . 294 v PARIWISATA 298 vi INDUSTRI .. 301 vii PERDAGANGAN . 303 viii KETRANSMIGRASIAN . 306 BAB V. PENYELENGARAAN TUGAS PEMBANTUAN A.1. Dasar Hukum . 310 A.2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan . 311 A.3. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang
Melaksanakan
312 A.4. Program Dan Kegiatan Yang Diterima Dan
Pelaksanaannya
312 A.5. Sumber Dan Jumlah Anggaran . 315 A.6. Permasalahan Dan Solusi . 316 BAB VI. PENYELENGGARARAAN TUGAS UMUM
PEMERINTAHAN
A. Kerjasama Antar Daerah 319 A.1. Kebijakan dan Kegiatan
A.2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan . B. Kerjasmaa dengan Pihak Ketiga . B.1. Kebijakan dan Kegiatan . B.2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan .
319 319
320 320
B.3. Permasalahan dan Solusi .
324
iv
C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah C.1. Kebijakan dan Kegiatan C.2 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan .
324
324 325
D. Pembinaan Batas Wilayah
326 D.1. Kebijakan dan Kegiatan 326 D.2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan . 328 D.3. Permasalahan dan Solusi . 337 D.4. Sengketa Batas Wilayah Desa/Kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten/ Kota dan Provinsi..
337 D.5. Stuan Kerja Perangkat Daerah
Penyelenggara Pembinaan Batas Wilayah .
338
E. Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana 338 E.1. Bencana Yang Terjadi Dan
Penanggulangannya .
338 E.2. Sumber dan Jumlah Anggaran . 339 E.3. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi
Kemungkinan Bencana ..
339 E.4. Potensi Bencana Yang Diperkirakan Terjadi 340 E.5. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang
Menangani Bencana .
340 E.6. Kelembagaan Yang Khusus Dibentuk
Menangani Bencana .
340 F. Penyelenggaraan Ketenteraman Dan
Ketertiban Umum
340 F.1. Gangguan Yang Tejadi konflik berbasis
SARA, anarkisme, separatisme, atau lainnya
341 F.2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang
Menangani Ketenteraman Dan Ketertiban Umum .
341 F.3. Sumber Dan Jumlah Anggaran . 341 F.4. Penaggulangan dan Kendalanya . 342 F.5. Keikutsertaan Aparat Keamanan Dalam
Penanggulangan .
343 BAB VII PENUTUP .. 346
iv
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1.1. Jenis, Luas, Produktifikas dan Produksi Palawija
Tahun 2009 ....
14 Tabel 1.2. Jenis, Jumlah Panen dan Jumlah Produksi
Hortikultura tahun 2009 ......
14 Tabel 1.3. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Kutai Kartanegara, 2001-2009 .
24 Tabel 1.4. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (%) .
26 Tabel 1.5. Distribusi Persentase PDRB Dengan Migas Atas Dasar
Harga Berlaku Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2001-2009 (%) ..
28 Tabel 1.6. Distribusi Persentase PDRB Tanpa Migas Atas Dasar
Harga Berlaku Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2001-2009 (%) ..
30 Tabel 1.7. Perkembangan PDRB Perkapita dan Pendapatan
Perkapita Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2001-2009
32 Tabel 3.1. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2009 55 Tabel 3.2. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2009 . 60 Tabel 3.3. Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2009 . 63 Tabel 5.1. Rekapitulasi Penggunaan Dana Tugas Pembantuan
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Anggaran 2009
316
BAB I. PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM
Literatur sejarah menyatakan bahwa pada tanggal 17 Juli 1863
Kerajaan Kutai Kertanegara mulai menjadi daerah Swapraja sebagai
bagian dari Kerajaan Hindia Belanda. Sementara pada masa
penjajahan Jepang tahun 1942 daerah Swapraja Kutai Kertanegara
mendapat pengaturan tersendiri dan mempunyai kedudukan
istimewa.
Pada tahun 1945 berhasil diduduki kembali oleh Belanda dan pada
tahun 1947 Kalimantan Timur dibentuk menjadi Federasi dengan
status Satuan Kertanegaraan yang berdiri sendiri dan terdiri atas
daerah-daerah Kesultanan Kutai, Bulungan, Sambaliung, Gunung
Tabur, dan Pasir dengan sebutan Swapraja. Selanjutnya pada tanggal
27 Desember 1949 masuk dalam wilayah Republik Indonesia Serikat
(RIS) dan pada tanggal 10 April 1950 Federasi Kalimantan Timur
masuk dalam Republik Indonesia (yang beribukota di Yogyakarta).
Kemudian pada tanggal 7 Januari 1953 berdasarkan Undang-Undang
Darurat nomor 3 tahun 1953 maka daerah Swapraja Kutai Kertanegara
diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai yang merupakan daerah
otonom atau daerah istimewa tingkat Kabupaten. Sementara pada
tahun 1959 status daerah istimewa tersebut dihapus melalui Undang-
Undang nomor 27 tahun 1959 dan dibagi menjadi Daerah Swatantra
yang meliputi : Kotapraja Balikpapan, Kotapraja Samarinda dan
Daerah Tingkat II Kutai.
Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1995, pada tahun
1995/1996 Kabupaten Dati II Kutai menjadi salah satu Daerah
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara TA 2009 2 I
percontohan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Selanjutnya melalui
Undang-Undang Nomor 47 tahun 1999 Kabupaten Daerah Tingkat II
Kutai dimekarkan menjadi 3 daerah kabupaten dan 1 kota yaitu
Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai, Kabupaten Kutai Timur dan
Kota Bontang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2001,
maka nama Kabupaten Kutai berubah menjadi Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Selama Pemerintahan Orde Baru, kekayaan budaya dan kemajemukan
Indonesia terasa sangat diseragamkan untuk memudahkan Pemerintah
Pusat mengontrol dan menguasai daerah hingga sumber daya
alamnya. Ketika pemerintahan itu digantikan oleh pemerintahan
baru, muncul tuntutan otonomi dan pembagian keuntungan yang adil
dari pemanfaatan sumber daya alam di daerah. Dalam situasi dan
kondisi yang demikian sangatlah arif jika daerah memiliki kewenangan
yang cukup besar untuk mengatur dirinya sendiri.
Kemudian diterbitkan dan diberlakukan Undang-Undang No. 22 Tahun
1999 tentang Pemeirntahan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang
No. 5 Tahun 1974 yang pada dasarnya menekankan pada prinsip-
prinsip demokratisasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan
keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah,
atau dengan kata lain menekankan pada desentralisasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Setelah Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dilaksanakan ternyata
kedua undang-undang tersebut dinilai banyak mengalami hambatan
yang bersumber dari kelemahan-kelemahan yang ada didalamnya.
Hamnatan-hambatan tersebut dalam implementasinya sering
menimbulkan konflik kepentingan, terutama antara Kepala Daerah
dengan DPRD. Karena kondisi tersebut , kemudian muncul tuntutan
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara TA 2009 3 I
revisi terhadap Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan Undang-
Undang No. 25 Tahun 1999 untuk mencegah situasi yang tidak
terkendali.
Tututan revisi UU 22/99 akhirnya dipenuhi oleh pemerintah yang
bersama-sama DPR-RI beberapa bulan menggodok berbagai masukan
yang diperoleh dari masyarakat, dan akhirnya pada tanggal 29
September 2004 DPR-RI menyetujui Rancangan Undang-Undang
Pemerintahan Daerah pengganti UU 22/99 untuk dijadikan Undang-
Undang Pemerintahan Daerah yang beru dan pada tanggal 5 Oktober
2004 ditanda tangani oleh Presiden dengan sebutan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2