14
Keterkaitan antara Ranah Kognitif dan Kompetensi Inti 3 Group 1: Ajustus Riki (F05112032) Dika Muftia Patapa (F05112072) Ermeisa Dini Sari (F05112056) Indah Kurnia (F05112034) Mustika (F05112077) Rita Aprilia (F05112010) Sri Kurniati (F05112019)

Keterkaitan Antara Ranah Kognitif Dan Kompetensi Inti 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keterkaitan Antara Ranah Kognitif Dan Kompetensi Inti 3

Citation preview

  • Keterkaitan antara Ranah Kognitif dan Kompetensi Inti 3Group 1:Ajustus Riki (F05112032)Dika Muftia Patapa (F05112072)Ermeisa Dini Sari (F05112056)Indah Kurnia (F05112034)Mustika (F05112077)Rita Aprilia (F05112010)Sri Kurniati (F05112019)

  • A. Latar BelakangKompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4).Dalam hal ini pembahasan lebih menekankan pada keterkaitan antara ranah kognitif dengan kompetensi inti ketiga, yaitu tentang pengetahuan.

  • B. TujuanMenjelaskan keterkaitan antara ranah kognitif dan kompetensi inti III.

  • C. IsiRanah kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Ranah kognitif mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.

  • Terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi, yaitu:1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)Merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya. Contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal kosa kata.

    2. Pemahaman (comprehension)Merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-Ashar secara lancar dan jelas.

  • 3. Penerapan (application)Merupakan kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.4. Analisis (analysis)Merupakan kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

  • 5. Sintesis (syntesis)Merupakan kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Contoh hasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagaiamana telah diajarkan oleh islam.

    6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)Merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada. Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi adalah: peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudharat atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau tidak disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa kwdisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang waji dilaksanakan dalam sehari-hari.

  • Kompetensi IntiKompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

  • Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap:Keagamaan (kompetensi inti 1), Sikap sosial (kompetensi 2), Pengetahuan (kompetensi inti 3), Penerapan pengetahuan (kompetensi 4).

  • Keterkaitan antara Ranah Kognitif dan Kompetensi Inti ketiga:Dalam taksonomi tujuan pembelajaran Bloom untuk ranah kognitif, terdapat berbagai jenjang yang harus dikuasai siswa, yaitu dari C1 hingga C6. Setiap jenjang tersebut memuat kata kerja operasional yang dapat digunakan guru untuk membuat suatu tujuan pembelajaran. Ketika guru membuat suatu tujuan pembelajaran, tujuan tersebut digunakan guru sebagai patokan keberhasilan suatu pembelajaran baik itu untuk siswa maupun untuk guru. Dalam suatu pembelajaran, selalu ada tujuan yang dibuat oleh guru untuk di capai oleh siswanya. Ketika guru membuat suatu tujuan pembelajaran yang mengandung aspek ranah kognitif, maka aspek pengetahuan siswa lah yang di harapkan untuk dapat digali. Sedangkan, dalam kurikulum 2013, kompetensi inti menjadi standar kualitas yang harus dimiliki siswa dalam suatu pembelajaran, dan KI ini juga menjadi dasar atau acuan dari kompetensi dasar.

  • Kompetensi inti yang ketiga memuat tentang aspek pengetahuan, dimana isi dari kompetensi ketiga ini adalah Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) dalam, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan keagamaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak nyata. Jadi, suatu pembelajaran khususnya dikurikulum 2013 ini harus memiliki tujuan pembelajaran yang memuat aspek pengetahuan (ranah kognitif) dan menggunakan kata kerja operasional yang sesuai sehingga diharapkan tujuan pembelajaran tersebut tercapai, dan kompetensi inti ketiga ini juga tercapai oleh siswa.

  • D. KESIMPULANKetika guru membuat suatu tujuan pembelajaran yang mengandung aspek ranah kognitif, maka aspek pengetahuan siswa lah yang di harapkan untuk dapat digali. Kompetensi inti, khususnya kompetensi inti ketiga dalam kurikulum 2013 memuat aspek pengetahuan. Dengan kata lain di dalam kompetensi inti ketiga telah terintegrasi tujuan pendidikan dan pembelajaran untuk ranah kognitif.