87

Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

  • Upload
    doannhu

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang
Page 2: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Jurnal ini memuat penelitian yang dilakukan Universitas Teuku Umar dibidang ilmu dasar, ilmu sosial dan ilmu rekayasa. Penelitian berasal dari staf

pengajar dan mahasiswa serta mitra kerjasama. Jurnal ini diterbitkansetahun dua kali, pada bulan Agustus dan Februari.

Penanggung JawabDr. Edwarsyah, SP., MP.

Ketua Dewan EditorProf. Dr.Ir. Abdi A. Wahab, M.Sc

Dewan EditorProf. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS

Prof. Dr.Ir. Tridoyo Kusumastanto, MSProf. Dr. Usman M. TangProf. Dr. Ir. Sufardi, MS

Prof. Dr. Abubakar HamzahDr. Ir. Romano, MS

Ir. Abdul Malik Ali, M.Si

Editor TeknikRahmat Pramulya, STP., MM

Kiswanto, M.Si

Sirkulasi dan PemasaranSusilawati

No ISSN2085-7195

ALAMAT REDAKSI/KONTAKDr. Edwarsyah, S.P., M.P.

Jl. Alue Peunyareng Kec MeureboMeulaboh 23617

» Tel / fax : 0655-7012801 / 0655-7551188» [email protected]

CEUREUMENJurnal Pembangunan Aceh

Page 3: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

ABSTRACTPenelitian ini bertujuan untuk menilai keberlanjutan pengelolaan pesisir

dan daerah aliran sungai (DAS) di Pantura dan DAS Citarum Jawa Barat,melalui penyusunan indeks dan status (kategori) berkelaanjutan sistemkebijakan pengelolaan pesisir dan daerah aliran sungai (DAS) berdasarkankriteria pembangunan berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitianadalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai IndekskeBerlanjutan Sistem Pengelolaan Pesisir dan DAS (IkB-SIPPDAS) di Pesisirdan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Pantura Jawa Barat secaramultidimensi yang dianalisis dengan metode Rap-SIPPDAS denganmenggunakan multidimension scalling (MDS) DAS Citarum di bagian hulu,tengah hingga hilir berturut-turut adalah sebesar 38.23; 38.27; dan 33.59 padaskala sustainabilitas 0-100. Nilai indeks tersebut termasuk ke dalam kategorikurang berkelanjutan. Hasil analisis terhadap setiap dimensi pengelolaanpembangunan menunjukkan dimensi ekonomi baik DAS Citarum bagian hulu,tengah dan hilir, memiliki nilai indeks paling tinggi sebesar 88.29. Nilai indekstersebut termasuk ke dalam status kategori “Baik” atau berkelanjutan dan yangpaling rendah adalah dimensi ekologi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwametode Rap-SIPPDAS cukup baik untuk dipergunakan sebagai salah satualat untuk mengevaluasi sistem kebijakan pengelolaan pesisir dan DaerahAliran Sungai (DAS) di suatu kawasan atau wilayah secara cepat (rapidappraissal).

Key Words: indeks, keberlanjutan, pengelolaan Pesisir, DAS Citarum

ANALISIS INDEKS DAN STATUSKEBERLANJUTAN PENGELOLAAN

DAS DAN PESISIR CITARUM JAWA BARAT

Edwarsyah

PENDAHULUANLatar Belakang

Sumarwoto (2001) telahmensosialisasikan paradigma baru“Atur Diri Sendiri” (ADS) dalampengelolaan lingkungan hidup,terutama dalam era otonomi daerah

dimana daerah dan masyarakatdiharapkan mampu mengatur sikapdan kelakuan dirinya sendiri dalampengelolaan lingkungan hidup. MaknaADS sebenarnya adalah tanggungjawab menjaga kepatuhan danpenegakan hukum lebih banyakditanggung oleh masyarakat. Hal inilebih menguntungkan karena peran

Analisis Indeks ....dan Pesisir Citarum Jawa Barat(Edwarsyah)

1

Page 4: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

pemerintah akan berkurang, digantikanoleh peran kontrol sosial masyarakatdalam pengawasan kegiatan pengisianruang melalui pembangunan.

Laju pertumbuhan Ekonomi dikawasan DAS Citarum sangat tinggi halini disebabkan sektor industri danperdagangan sangat mendominasi.DAS Citarum meskipun bersifat lintasKabupaten/Kota, namun tetap disadaribahwa 8 Kabupaten/Kota di DASCitarum yang berkepentingan dansangat berpengaruh terhadapkeberadaan sungai Citarum JawaBarat.

Kusumastanto (2002) oceanpolicy sebagai kebijakan strategisdiharapkan dapat membawakemakmuran rakyat, mengembangkanharkat dan martabat bangsa Indonesiaserta mampu mensejajarkan diridengan komunitas negara maju didunia.Kebijakan tersebut didasarkan padaobjektivitas ilmiah (scientific objectivity)yang dibangun berdasarkan ataspartisipatif dan diarahkan agar rakyatsebagai penerima manfaat terbesar.Ocean policy selanjutnya didukungoleh instrumen pembangunan ekonomidengan visi Ocean Economics(OCEANOMICS) yang mampumendaya gunakan sumberdayakelautan secara bijaksana untukkesejahteraan masyarakat Indonesiasecara berkelanjutan dengan didukungoleh pilar-pilar ekonomi sumberdayadaratan (land based resource) yangtangguh dan mampu bersaing dalamkancah kompetisi global antar bangsa.Visi ini sangat penting karena didukungfakta bahwa dalam tahun 1998kontribusi PDB menurut lapanganusaha adalah pertanian 12.62%pertambagan dan penggalian 4,21%industri manufactur 19,92%, jasa-jasa

41,12% dan kelautan 20,06%(Kusumastanto 2001).

Konsep diatas perlu untukdipertimbangkan untuk membangunsinergisitas dan dikolaborasikanmenjadi sebuah konsep “IntegratedRiver Basin Coastal and OceanManagement” (IRCOM) sebagailandasan kebijakan dalam pengelolaanlingkungan hidup, khususnyapengelolaan sumberdaya air di DASpesisir dan lautan secara terpadu(UNEP, 1996 dalam Kusumastanto,2006).

Sebagaimana hasil kajianWangsaatmaja (2004) menurunnyakualitas air Sungai Citarum huludisebabkan sumber-sumberpencemaran yang dominan adalahindustri, domestik, pertanian, danpeternakan. Relatif buruknya kondisitersebut disumbangkan oleh aktivitasindustri, domestik, pertanian, danpeternakan. Sehingga, penelitian iniperlu dilakukan yaitu ingin mengkajinilai status indeks keberlanjutanpengelolaan DAS dan pesisir CitarumJawa Barat, dalam bentuk “analisisindeks dan status keberlanjutanpengelolaan DAS dan pesisir citarumJawa Barat”.

Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk

menilai keberlanjutan pengelolaanpesisir dan daerah aliran sungai(DAS) di Pantura dan DAS CitarumJawa Barat, melalui penyusunanindeks dan status (kategori)berkelaanjutan sistem kebijakanpengelolaan pesisir dan daerah aliransungai (DAS) berdasarkan kriteriapembangunan berkelanjutan. Indeksini selanjutnya disimpulkan sebagai

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 1 - 10

2

Page 5: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

IkB-SIPPDAS, yang merupakansingkatan dari “Indeks keBerlanjutanSistem Pengelolaan Pesisir danDAS”.

BAHAN DAN METODEPENELITIAN

Waktu dan TempatPenelitian ini di laksanakan di

Daerah Aliran Sungai Citarummencakup dalam 12 Sub DAS danpesisir Pantura Jawa Barat . Penelitianberlangsung dari bulan Maret -Agustus 2010. Daerah penelitiandapat dilihat pada Lampiran 1.

MetodeMetode yang digunakan metode

multidimensional scaling (MDS) yangdisebut dengan metode Rap-SIPPDAS. Metode Rap-SIPPDASmerupakan pengembangan darimetode Rafish (The Rapid Appraisalof the Status of Fisheriesh) yang telahdigunakan untuk menilai statuskeberlanjutan pembagunan perikanantangkap. Analisis Rap-SIPPDAS akanmenghasilkan status dan indekskeberlanjutan sistem pengelolaanpesisir dan Daerah aliran sungai(DAS) di DAS dan pesisir CtarumJawa Barat.

Metode yang digunakan dalampenelitian adalah metode deskriptif.Hasil analisis ini menjadi sumber untukmemberikan penilaian (skor) setiapatribut pada masing-masing dimensidalam rangka menilai keberlanjutansistem kebijakan saat ini (exsistingcondition). Metode Rapid ApraissalSistem Pengelolaan Pesisir dan DAS(Rap-SIPPDAS) dan Indeks

keBerlanjutan Sistem PengelolaanPesisir dan DAS (IkB-SIPPDAS) iniberkaitan dengan persepsi sehinggasuatu atribut harus dilihat terlebihdahulu dari persepsi apa. Kemudian didalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multidimensional untuk menentukan satuatau beberapa titik yangmencerminkan posisi keberlanjutansistem pengelolaan pesisir dan daerahaliran sungai (DAS) yang dikaji relatifterhadap dua titik acuan yaitu titik “baik”(’good”) dan titik buruk (“bad’). Untukmemudahkan ordinasi Rap-SIPPDASini menggunakan perangkat lunakmodifikasi Rapfish (Kavanagh, 2001).Atribut-atribut yang sensitifmempengaruhi nilai indekskeberlanjutan sistem yang dikajiselanjutnya dijadikan faktor-faktorpenting dalam sistem dan dianalisistingkat pengaruh dan ketergantunganantar faktor tersebut. Atribut-atributyang sensitif mempengaruhi nilaiindeks kebelanjutan sistem yang dikajiselanjutnya dijadikan faktor-faktorpenting dalam sistem dan dianalisistingkat pengaruh dan ketergantunganantar faktor tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Indeks dan Status KeberlanjutanSistem Pengelolaan Pesisir dan

DASPenilian keberlanjutan sisitem

pengelolaan pesisir dan DAS di lokasipenelitian dilakukan dengan metodemultidimensional scaling (MDS) yangdisebut dengan metode Rap-SIPPDAS. Metode Rap-SIPPDASsebagaimana telah dijelaskan padabagian terdahulu merupakan

Analisis Indeks ....dan Pesisir Citarum Jawa Barat(Edwarsyah)

3

Page 6: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

pengembangan dari metode Rafish(The Rapid Appraisal of the Status ofFisheriesh) yang telah digunakan untukmenilai status keberlanjutanpembagunan perikanan tangkap.Analisis Rap-SIPPDAS akanmenghasilkan status dan indekskeberlanjutan sistem pengelolaanpesisir dan Daerah aliran sungai (DAS)di Pantura dan Daerah aliran sungai(DAS) Citarum Jawa Barat.

Hasil penelitian indekskeberlanjutan (sustainabilitas) sistempengelolaan pesisir dan DAS (Rap-SIPPDAS) dengan menggunakanmetode MDS menghasilkan tiga nilaiIkB-SIPPDAS (Indeks keBerlanjutanSisitem Pengelolaan Pesisir dan DAS)yaitu berturut-turut hasilnya adalahsebesar 38,23 DAS Citarum BagianHulu (Gambar1), 38,27 DAS CitarumBagian Tengah (Gambar 2) dan 33,59DAS Citarum Bagian Hilir (Gambar 3)pada skala 0 - 100. Nilai IkB-SIPPDASsebesar 38,23; 38,27 dan 33,59 yangdiperoleh berdasarkan penilaianterhadap 54 atribut yang tercakupdalam lima dimensi (ekologi, ekonomi,sosial dan budaya, teknologi danhukum dan kelembagaan) termasuk kedalam kategori kurang berkelanjutan,mengingat nilai IkB-SIPPDAS-nyaberada selang 26 – 50. Untukmengetahui dimensi (aspek)pembangunan apa yang masih lemahdan memerlukan perbaikan maka perludilakukan analisis Rap-SIPPDAS padasetiap dimensi.

Analisis Rap-SIPPDAS DASCitarum bagian hulu, tengah dan hilirpada setiap dimensi (ekologi, ekonomi,sosial-budaya, teknologi dan hukumdan kelembagaan) seperti bahwa darikelima dimensii ternyata dimensiekologi memiliki nilai yang buruk (tidak

 

38.23

DOWN

UP

BAD

GOOD

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100

Sumbu X Setelah Rotasi: Skala Sustainabilitas

Sum

bu Y

Set

elah

Rot

asi

IkB-SIPPDAS-Citarum Hulu Referensi Utama Referensi Tambahan

Gambar 1Analisis Rap-SIPPDAS yang

menunjukkan nilai IkB-SIPPDAS diDAS Citarum hulu Jawa Barat

Gambar 2Analisis Rap-SIPPDAS yang

menunjukkan nilai IkB-SIPPDASdi DAS Citarum tengah Jawa

Barat

Gambar 3Analisis Rap-SIPPDAS yang

menunjukkan nilai IkB-SIPPDASdi DAS Citarum hilir Jawa Barat

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 1 - 10

4

Page 7: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

berkelanjutan), sedangkan dimensiyang tertinggi adalah dimensi ekonomistatus kategori cukup berkelanjutan.

Pada Gambar 1, 2 dan 3memperlihatkan bahwa nilai indekskeberlanjutan untuk setiap dimensiberbeda-beda. Konsep pembangunanberkelanjuatn bukan berarti semuanilai indeks dari setiap harus memilikinilai yang sama besar akan tetapidalam berbagai kondisi daearah/negara tertentu memiliki prioritasdimensi apa yang lebih dominan untukmenjadi perhatian. Namun supayasetiap dimensi tersebut berada padakategori “baik” atau paling tidak“cukup” status keberlanjutannya.

Beberapa parameter statistikyang diperoleh dari analisis Rap-SIPPDAS dengan menggunakanmetode MDS berfungsi sebagaistandar untuk menentukan kelayakanterhadap hasil kajian yang dilakukandi wilayah studi. Tabel 1,2 dan 3menyajikan nilai “stress” dan R2

(koefisien determinasi) untuk setiapdimensi maupun multidimensi. Nilaitersebut berfungsi untuk menentukanperlu tidaknya penambahan atributuntuk mencerminkan dimensi yangdikaji secara akurat (mendekati kondisisebenarnya).

Berdasarkan Tabel 1,2 dan 3,setiap dimensi maupun multidimensimemiliki nilai “Stress” yang jauh lebihkecil dari ketetapan yang menyatakanbahwa nilai “stress” pada analisisdengan metode MDS sudah cukupmemadai jika diperoleh nilai 25%(Fisheries. Com, 1999). Karenasemakin kecil nilai “stress” yangdiperoleh berarti semakin baik kualitashasil analisis yang dilakukan. Berbedadengan nilai koefisien determinasi(R2), kualitas hasil analisis semakin

0

20

40

60

80

100Ekologi hulu

Ekonomi

Sosial-BudayaTeknologi

Hukum-Kelembagaan

Gambar 4Diagram layang (kite diagram) nilai

indeks keberlajutan sistem kebijakanpengelolaan pesisir dan DAS

Citarum Jawa Barat pada masing-masing DAS Citarum hulu

Gambar 5Diagram layang (kite diagram) nilai

indeks keberlajutan sistem kebijakanpengelolaan pesisir dan DAS

Citarum Jawa Barat pada masing-masing DAS Citarum Tengah

Gambar 6Diagram layang (kite diagram) nilai

indeks keberlajutan sistem kebijakanpengelolaan pesisir dan DASCitarum Jawa Barat pada DAS

Citarum hilir

Analisis Indeks ....dan Pesisir Citarum Jawa Barat(Edwarsyah)

5

Page 8: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

baik jika nilai koefisien determinasisemakin besar (mendekati 1). Dengandemikian dari kedua parameter (nilai“stress” dan R2 menunjukkan bahwaseluruh atribut yang digunakan padaanalisis keberlanjutan sistemkebijakan pengelolaan pesisir danDAS di Pantura dan DAS CitarumJawa Barat sudah cukup baik dalammenerangkan kelima dimensipembangunan yang dianalisis.

Untuk menguji tingkatkepercayaan nilai indeks total maupunmasing-masing dimensi digunakananalisis Monte Carlo. Analisis inimerupakan analisis yang berbasiskomputer yang dikembangkan padatahun 1997 dengan menggunakanteknik random number berdasarkanteori statistik untuk mendapatkandugaan peluang suatu solusipersamaan atau model matematis

Tabel 1.Hasil analisis Rap-SIPPDAS DAS Citarum hulu untuk beberapa parameter

statistik

Tabel 2.Hasil analisis Rap-SIPPDAS DAS Citarum tengah untuk beberapa param-

eter statistik

Lokasi Nilai Statistik

Multi-dimensi Ekologi Ekonom

i Sosial-Buday

a Teknologi Hukum dan

Kelembagaan

DAS Citarum

Hilir

Stress 0,12 0,12 0,13 0,13 0,13 0,13 R2 0,95 0,95 0,95 0,94 0,94 0,95 Jumlah iterasi 2 2 2 2 2 2

Sumber: Hasil Analisis 2007

Tabel 3.Hasil analisis Rap-SIPPDAS DAS Citarum hiliruntuk beberapa parameter

statistik

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 1 - 10

6

Lokasi Nilai Statistik

Multi-dimensi Ekologi Ekonom

i Sosial-Buday

a Teknologi Hukum dan

Kelembagaan

DAS Citarum

Hulu

Stress 0,12 0,12 0,13 0,13 0,13 0,13 R2 0,95 0,95 0,95 0,94 0,94 0,95 Jumlah iterasi 2 2 2 2 2 2

Sumber: Hasil Analisis 2007

Page 9: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

(EPA 1997). Mekanisme untukmendapatkan solusi tersebutmencakup perhitungan yang berulang-ulang. Oleh karena itu menurutBielajew (2001) proses perhitunganakan lebih cepat dan efisien jikamenggunakan komputer. Hasilanalisis Monte Carlo dilakukan dengan

beberapa kali pengulangan ternyatamengandung kesalahan yang tidakbanyak mengubah nilai indeks totalmaupun masing-masing dimensi.Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihatbahwa nilai status indeks keberlanjutansistem kebijakan pengelolaan pesisirdan DAS di Pantura Jawa Barat pada

Status Indeks Hasil MDS Hasil Monte Carlo Perbedaan IkB-SIPPDAS 38.23 38.41 0.18 Ekologi 4.56 4.67 0.11 Ekonomi 88.29 88.31 0.02 Sosial-budaya 1.30 1.40 0.10 Teknologi 15.49 15.55 0.06 Hukum dan Kelembagaan 31.57 31.81 0.24 Sumber: Hasil Analisis 2007

Tabel 4.Hasil analisis Monte Carlo untuk nilai IkB-SIPPDAS dan masing-masingdimensi sistem dengan selang kepercayaan 95% di DAS Citarum hulu

Jawa Barat

Status Indeks Hasil MDS Hasil Monte Carlo Perbedaan IkB-SIPPDAS 38.27 38.55 0.28 Ekologi 15.25 15.29 0.04 Ekonomi 88.29 88.31 0.02 Sosial-budaya 26.40 26.45 0.05 Teknologi 9.32 9.35 0.03 Hukum dan kelembagaan 44.39 44.63 0.24 Sumber: Hasil Analisis 2007

Tabel 5.Hasil analisis Monte Carlo untuk nilai IkB-SIPPDAS dan masing-masing

dimensi sistem dengan selang kepercayaan 95% di DAS Citarum tengahJawa Barat

Status Indeks Hasil MDS Hasil Monte Carlo Perbedaan IkB-SIPPDAS 33.59 33.75 0.16 Ekologi 26.39 26.45 0.06 Ekonomi 88.29 88.40 0.11 Sosial-budaya 29.10 29.35 0.25 Teknologi 24.23 24.50 0.27 Hukum dan Kelembagaan 41.19 41.30 0.11 Sumber: Hasil Analisis 2007

Tabel 6.Hasil analisis Monte Carlo untuk nilai IkB-SIPPDAS dan masing-masing

dimensi sistem dengan selang kepercayaan 95% di DAS Citarum hilir JawaBarat

Analisis Indeks ....dan Pesisir Citarum Jawa Barat(Edwarsyah)

7

Page 10: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

selang kepecayaaan, 95% didapatkanhasil yang tidak banyak mangalamiperbedaan antara hasil analisis MDSdengan analisis Monte Carlo. Kecilnyaperbedaan nilai indeks keberlanjutanantara hasil analisis metode MDSdengan analisis metode MDS dengananalisis Monte Carlo mengindikasikanhal-hal sebagai berikut: 1) kesalahandalam membuat skor setiap atributrelatif kecil ; 2) variasi pemberian skorakibat perbedaan opini relatif kecil; 3)proses analisis yang dilakukan secaraberulang-ulang stabil; 4) kesalahanmemasukkan data dan data yanghilang dapat dihindari.

Perbedaan hasil analisis yangrelatif kecil sebagaimana disajikanpada Tabel 4, 5 dan 6 menunjukkanbahwa analisis Rap-SIPPDAS denganmenggunakan metode MDS untukmenentukan keberlanjutan sistemyang dikaji memilki tingkatkepercayaan yang tinggi dan sekaligusdapat disimpulkan bahwa metodeanalisis Rap-SIPPDAS (Rapidappraissal- Sistem PengelolaanPesisir dan Daerah Aliran Sungai)yang dilakukan dalam kajian ini dapatdipergunakan sebagai salah satu alatevaluasi untuk menilai secara cepat(rapid appraissal) keberlanjutan darisistem pengelolaan pesisir dan daerahaliran sungai di suatu wilayah/kawasan.

SIMPULAN DAN SARANSimpulan

1) Indeks keBerlanjutan SistemPengelolaan Pesisir dan DAS(IkB-SIPPDAS) di DAS hulu,tengah dan hilir Citarum JawBarat secara multidimensi yangdianalisis dengan metode Rap-

SIPPDAS dengan menggunakanmultidimension scalling (MDS)DAS Citarum di bagian hulu,tengah hingga hilir berturut-turutadalah sebesar 38,23; 38,27; dan33,59 pada skala sustainabilitas0-100. Indeks tersebut termasukkedalam kategori “buruk” kurangberkelanjutan.

2) Hasil analisis terhadap setiapdimensi pengelolaanpembangunan menunjukkanbahwa dimensi ekonomimenunjukkan bahwa dimensiekonomi baik DAS Citarumbagian hulu, tengah hingga hilir,memiliki nilai indeks paling tinggi,yaitu sebesar 88,29. Nilai indekstersebut termasuk kedalamstatus kategori “Baik” atauberkelanjutan. Kemudian diikutidimensi hukum dankelembagaan pada DAS Citarumbagian hulu, tengah dan hilirmasing-masing memiliki nilaisebesar 33,57; 44,39; dan 41,19(kurang berkelanjutan), dimensisosial-budaya berturut-turutsebesar 1,30; 26,40; 29,10(kurang berkelanjutan) dan yangpaling rendah adalah dimensiekologi.

3) Hasil uji statistik menunjukkanbahwa metode Rap-SIPPDAScukup baik untuk dipergunakansebagai salah satu alat untukmengevalusi sistem kebijakanpengelolaan pesisir dan DAS disuatu kawasan atau wilayahsecara cepat (rapid appraissal).

Saran1) Pemberian skor pada analisis

Rap-SIPPDAS hanya

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 1 - 10

8

Page 11: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

menunjukkan kondisi sesaat,sehingga dinamika yang terjadididalam sistem itu sendiri tidakdapat digambarkan oleh karenaitu penilaian (pemberian skor)dapat didasarkan padaperkembangan atribut dalamkurun waktu dan atau perlu adaanalisis tambahan yang dapatmemberikan gambarandinamika sistem yangberkelanjutan.

2) Diperlukan rencana strategispengelolaan DAS, pesisir danlautan berdasarkan unit DASbukan berdasarkan batasanwilayah administratif.

3) Perlu dilakukan penelitianlanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Bielajew, A.F. 2001. Fundamental ofthe Monte Carlo Method forNatural and Charged ParticleTransport. DepartemenEngineering and RadiologicalSciences, The University ofMichigan, Ann Arbor.

Edwarsyah, 2008. Rancang BangunSistem KebijakanPengelolaan Daerah AliranSungan dan Pesisir: StudiKasus Pesisir dan DASCitarum Jawa Barat.(bahagian Disertasi pada PSSPL, SPs-IPB)

EPA, 1997. Guiding Principle forMonte Carlo Analysis. EPA/630/R-97/001. RiskAssessment Forum, U.SEnviromental ProtectionAgency, Wasington D.C.

Fisheries.Com,1999.Rapfish Project.http://.www.fisheries.com/project/rafish.htm.

Kavanagh P. 2001. Rapid Appraisal ofFisheries (RAPFISH) Project.RAPFISH SoftwareDescription (for MicrosoftExcel) University of BritishColombia, Fisheries Centre,Vancouver.

Kementeriaan Lingkungan Hidup RIdan Pusat Kajian SumberdayaPesisir dan Lautan. IPB. 2004.Laporan Akhir ProyekEvaluasi Ekonomi DampakPencemaran DAS Citarum.Januari. Bogor: Tanpa Penerbit

Kusumastanto, T. 2006. StrategicIssues For TheImplementation of IntegratedRiver Basin-Coastal AndOcean Management(IRCOM) In Indonesia. Centerfor Coastal and MarineResources Studies. Institutefor Tropical Coastal andOcean, Bogor AgriculturalUniversity. Bogor.

Wangsaatmaja S. 2005. DamapakKonversi Lahan TerhadapRezim Aliran PermukaanSerta Kesehatan LingkunganSuatu Analisis Kasus DASCitarum Hulu. DisertasiDoktor Departemen TeknikLingkungan Institut TeknologiBandung. Bandung. TidakDipublikasikan.

Undang-Undang Republik IndonesiaNo. 7 Tahun 2004 tentangSumberdaya Air, LembaranNegara Republik IndonesiaTahun 2004 No. 32, TambahanLembaran Negara No. 4377.

Analisis Indeks ....dan Pesisir Citarum Jawa Barat(Edwarsyah)

9

Page 12: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Undang-Undang Republik IndonesiaNo. 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah,Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 No.125, Tambahan LembaranNegara No. 4437.

Lampiran 1 Lokasi Penelitian

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 1 - 10

10

Page 13: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

RUMPON REEFPIRAMIT SEBAGAIEKOSISTEM BARU BIOTA LAUT

Farah DianaSaid MahjaliEdwarsyahAnhar Rozi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah ekosistem baru gunameningkatkan populasi ikan, melestarikan kembali terumbu karang yang telahrusak dan membantu menyediakan sarana untuk melindungi lingkungan laut.Penelitian yang dilakukan adalah penempatan reefpiramit didalam air dengan3 tempat (titik) masing-masing titik 3 buah reefpiramit total semuanya adalah9 buah dengan jarak antara titik pertama dengan titik kedua dan ketiga adalah3 meter.Rumpon salah satu alat bantu yang digunakan oleh nelayan untukmemancing ikan agar berkumpul dengan memanipulasi daun-daun menjaditempat persinggahan ikan sebelum ditangkap. Cara ini sudah sangat umumdigunakan oleh nelayan di Aceh khususnya Aceh Barat. Yang beberapa tahunini selalu mengadakan pengadaan rumpon yaitu pada tahun 2007 ada tiga titikpenempatan rumpon di Perairan Aceh Barat, dan pada tahun 2009 juga adapengadaan rumpon di Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Barat.TerumbuKarang Buatan telah banyak diaplikasikan sebagai ekosistem baru danpemamfaatan terumbu karang buatan untuk meransang perkembagan danpertumbuhan terumbu karang baru yang telah rusak disuatu perairan.Datayang di peroleh secara lansung dari lapangan yang terdiri dari pengukurankualitas air diantaranya Suhu, Kecepatan arus, pH, Kecerahan dan Salinitas.

Kata Kunci : Pembuatan terumbu karang buatan, reefpiramit ekosistem baru

PENDAHULUAN

Luas perairan laut Indonesiadiperkirakan mencapai 5.8 juta km2

dengan panjang garis pantai 81.000km2, memiliki potensi sumberdayahayati laut yang cukup tinggi.Sumberdaya hayati tersebutmemegang peranan yang cukuppenting dalam program pembangunan

nasional dan dapat dimanfaatkan bagikesejahteraan bangsa Indonesiadengan tidak mengabaikan dayadukung lingkungan. Aceh Barat yangmemiliki panjang garis pantai 50,55 KMdengan luas perairan lautnya 80,88KM2 yang memiliki karang tepi yangsangat baik sebelum bencan Tsunamibeberapa tahun yang lalu perluperhatian khusus dalam meningkatkan

Rumpon Reefpiramit....Biota Laut (Diana, Farah. et.al)

11

Page 14: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

kelestarian ekosistem terumbu karangyang ada disekitar perairan AcehBarat.

Pengelolaan potensisumberdaya perikanan tidak dikelolasecara terpadu. Salah satupenyebabnya adalah tidak tersedianyadata dan informasi mengenai potensisumberdaya perikanan wilayah AcehBarat Khususnya. Kurangnya datadan informasi menyebabkan potensiperikanan tidak dapat dimanfaatkansecara optimal dan lestari.

Pesisir pantai Aceh Baratumumnya banyak ditumbuhi olehterumbu karang dengan subtrat dasarperairan yang memiliki pasirbercampur dengan pecahan karangdan batu karang yang terdapat hampirdi seluruh pesisir Aceh Barat sehinggasangat menjamin kelansungan hidupterumbu karang dan biota laut.Setelahbencana Tsunami yangmenghancurkan terumbu karang dankarang sebagai salah satu habitat biotalaut di Daerah Kontinental yang sangatpenting bagi perkembangan biota laut,hal ini belum tersentuh oleh pihak-pihakterkait dalam memfasilitasi penanganterhadap perkembangan terumbukarang dan Populasi ikan diwilayahperairan Aceh Barat.

Pasca Tsunami Daerah perairanAceh Barat banyak nelayan yangmengoprasikan alat tangkap yang tidakramah lingkungan ( Pukat Trawl ). Halini sangat berpengaruh terhadapperkembangan, pertumbuhan biotalaut dan merusak ekosistem perairansalah satunya terumbu karang. Padaakhir Tahun 2008 Dinas Kelautan danPerikanan telah melakukan pelarangterhadap nelayan yang menggunakanpukat trawl, tetapi tindak lanjutterhadap Konservasi dan Rehabilisasi

ekosistem laut tidak dilakukan. Sebagaitindak lanjut kepedulian FakultasPerikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Teuku Umar terhadapkelestarian ekosistem terumbu karangdan meningkatkan Populasi ikan untukkesejahteraan Masyarakat nelayan disekitar Perairan Aceh Barat dalampemamfaatan sumber daya laut.Masyarakat nelayan di sekitar PerairanAceh Barat khususnya dan NanggroeAceh Darussalam Umumnya makaperlu dilakukan beberapa upayadiantaranya perlu dilakukan penelitianterhadap terumbu karang buatan diperairan pantai Aceh Barat sebagaisalah satu ekosistem perairan yangmempunyai pontensi yang sanganpenting bagi biota laut.

Adapun tujuan dari Penelitian iniadalah untuk membangun sebuahekosistem baru guna meningkatkanpopulasi ikan, melestarikan kembaliterumbu karang yang telah rusak danmembantu menyediakan sarana untukmelindungi lingkungan laut daripenangkapan ikan yang tidakbertanggung jawab ( Pukat Trawl ),memberi ketrampilan dan sumberperikanan yang ramah lingkungandiperairan pantai Ach Barat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini di pusatkan padamasalah pembuatan ekosistem barubagi biota laut, yaitu di awali denganpengumpulan data, penyusunan danpenjelasan kemudian dianalisis,selanjutnya kita akan melihat sejauhmana tingkat perubahan terhadapbiota laut. Objek yang di teliti adalahtingkat pertumbuhan terumbu karang

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 11 - 23

12

Page 15: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

buatan , tingkat populasi dankeragaman jenis dan juga parameterkualitas air. Pengumpulan data daninformasi untuk merancang carapembuatan reefpiramit baru,pengumpulan data dilakukan dengancara observasi, wawancara, kuisionerdan studi pustaka. Analisis yangdilakukan dengan melihat perubahansetelah membuat ekosistem baru bagibiota laut dan tingkat pertumbuhanterumbu karang buatan, dengan initingkat populasi dan keragman jenismulai menempati secara perlahan –lahan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan dan perkembanganreefpiramit buatan

Dari hasil pengamatan selamapenelitian bahwa tingkat pertumbuhanreefpiramit sangat berpengaruh bagibiota laut, perlu di ketahui bahwaterumbu karang merupakan tempattinggal dari gabungan berbagaimacam jenis hewan. Merekamembuat kerangka diluar tubuhnyasebagai alat pelindung, “ rumah “tempat tinggal mereka itu terbuat daribahan kapur ( kalsium karbonat ).Masing-masing individu mempunyairumah dari bahan kapur, namunmereka tidak dapat hidup sendirimelainkan harus hidup berkoloni.Demikian seterusnya sehinggaterbentuklah terumbu karang denganukuran yang kast mata yang terdapatbeberapa pantai. Organismepenyusun terumbu karang di sebutScleractina, hidup bersimbiosisdengan algae di mana simbiosis itubersifat mutlak. Mereka membentuksatu kesatuan seolah merupakan satuorganisme. Dengan demikian maka

algae pun juga tumbuh didekatreefpiramit dan termasuk ke dalampenyusun terumbu karang buatan.

Di lihat dari daerah tropis dengankedalaman sekitar 30 meter dandengan suhu sekitar 26 oC serta kadargaram berkisar antara 33 permilsangatlah cocok untuk kehidupanoptimal ekosistem terumbu karangbuatan.

Pada awal penelitian tentangreefpiramit buatan tingkatpertumbuhannya mengalamiperubahan yang sangat segnifikat,pertumbuhan di titik pertama berbedadengan pertumbuhan dititik ke dua, dititik pertama plankton-plankton banyaktumbuh dan nektonpun banyak yangberlindung dan membentuk kolonibaru, di banding titik ke dua, titikpertama lebih menonjol dan tingkatpertumbuhan plankton banyak ini dikarenakan karena air sedikit tenangdan tidak bergelombang. Sangatmemprihatinkan bahwa 70% terumbukarang akan hancur dalam waktu 10-40 tahun mendatang, karena adanyakombinasi tekanan dari kegiatanmanusia. Terumbu karang sisanyaterancam oleh perubahan iklim globaldan oleh kejadian alam, seperti badai,pemutihan karang ( walaupun hal inidapat diperburuk oleh pengaruhkegiatan manusia secara global ) danpeledakan populasi bulu babi ( yangdiduga juga diperburuk oleh gangguandari manusia ).

Sejauh ini masalah terumbukarang yang paling serius berkaitandengan penggunaan peralatanpenangkapan ika yang merusak.Masalah ini hampir sama seriusnyadengan sedimentasi terumbu karangserta pencemaran laut. Cara-carapenangkapan ikan yang merusak

Rumpon Reefpiramit....Biota Laut (Diana, Farah. et.al)

13

Page 16: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

meliputi penggunaan dinamit,muroami, dan penggunaan sianida (untuk pengumpulan ikan hias ).Penangkapan ikan dengan dinamitmeliputi penggunaan berbagai bahanpeledak yang diperdagangkan. Praktikini sudah dilarang, masalah utamadalam peggunaan dinamit adalahsangat banyaknya limbah yangdisebabkan oleh metodapenangkapan ikan yang sangat tidakselektif, yang menyebabkan seluruhkelompok ikan terbunuh oleh ledakan,sementara ikan terbunuh oleh ledakan,sementara ikan yang diambil olehnelayan hanya sedikit. Ledakandinamit juga merusak karang sejauhpaling sedikit empat meter.Pemboman ikan atau penggunaandinamit untuk menangkap ikanmerupakan masalah di seluruhindonesia. Pemboman menjadimasalah di mana kapal-kapal asingmenggunakan teknik-teknikpermusnaan ikan yang secara tradisijuga di manfaatkan oleh nelayan lokal.Penduduk setempat terpaksa harus

menggunakan teknik yang sama agardapat bersaing dengan nelayan asing.Melalui proses ini populasi ikan dankarang akan menjadi rusak.

Menghitung Indeks KeragamanJenis

Diantara sederetan nama jenisyang membentuk suatu komunitasmungkin hanya beberapa jenis sajayang terdapat dalam jumlah individuyang banyak dan jenis-jenis lainnyahanya terdapat dalam jumlah terbataskarena terumbu karang buatan hanyasedikit belum membentuk hamparan.Habitat air laut kekayaan jenisorganismenya tidak sama. Hal initerjadi karena kondisi lingkungannyayang berbeda satu sama lainnya.Untuk melihat kekayaan jenis ini dapatdi lihat dari indeks keseragaman jenisdalam suatu komunitas. Semakin baikkondisi lingkungannya maka kekayaanjenisnya semakin tinggi, suatukomunitas yang mengandung relatifsedikit individu dari banyak spesies

Jenis spesies Jumlah ( ni ) Log ni ni Log 10 ni Kerapu 41 1.61278386 66.1278386

Baronang 5 0.69897 3.49485 Ikan karang 18 1.25527251 22.59491 Ikan kakatua 3 0.47712125 1.431364

Kuwe 1 0 0 Kerang 22 1.34242268 29.5333 Udang 12 1.07918125 12.95017

Udang barong 4 0.60205999 2.40824 Kepiting 12 1.07918125 12.95017

Timun laut 5 0.69897 3.49485 Total 123 8.84596279 154.985693

Tabel 1.Hasil pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap di sekitar

reefpiramit

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 11 - 23

14

Page 17: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

mempunyai indeks keragaman yanglebih tinggi daripada suatu komunitasyang mempunyai banyak individu darijenis lebih sedikit.

Untuk melihat tingkat keragamanjenis pada masing-masing reefpiramitserta membandingkan antara satuorganisme yang lainnya. Jenis ikanyang terdapat di sekitar reefpiramitadalah jenis kelompok ikan kerapu,baronang, ikan merah, ikan kakatuadan kuwe selain ikan, ada juga jenisinvertebrata antara lain kerang,uadang, dan timun laut ( teripang ) .Berdasarkan Tabel 1 dapat dihitungbahwa :D = C/N ( N.Log 10.N – Ós

t=1ni. Log10. ni )Banyak spesies = 10Total individu ( N ) = 123Log 10 = 1

N Log 10 N = 123 X ( Log10 x Log 123 ) = 256.947

Ósi=1 ni.log 10. ni = 154.985693

Maka nilai d = ( 3.321928/123) X ( 256.947 – 154.985693

= 0.027007 x 101.967= 2.7

Dari nilai-nilai indeks keragamanjenis yang kita peroleh dari hasilpenelitian reefpiramit buatan adalahdapat menjadi penentu kualitaslingkungan tersebut dan sebaranindividu organisme yang ada padasuatu reefpiramit baru.

Menurut Wilhm dan Dorris ( 1966 )apabila :D ( H ) - > 3 maka perairannya belumtercemar

D ( H ) – 1 s/d 3 maka perairannyatercemar ringanD ( H ) - < 1 maka perairannya tercemarberat

Menurut Staub et al dalam Wilhm (1975 ), apabila :D ( H ) – 3 s/d 4,5 maka perairannyabelum tercemarD ( H ) – 2 s/d 3,0 maka perairannyatercemar ringanD ( H ) – 1 s/d 2,0 maka tingkatpencemaran perairannya sedangD ( H ) – 0,0 s/d 1, maka perairannyatercemar berat

Sedangkan menurut ShannonWeiner ( dalam Odum, 1971 ) :Jika H’ = 0,0 – 1,0 : rendah,

artinya keragaman rendahdengan sebaran Individu tidak merata.

Jika H’ = 1,0 – 3,0 : sedang,artinya keragaman sedangdengan sebaran Individu sedang

Jika H’ = 3,0 keatas : tinggi, artinyakeragaman tinggi dengansebaran Individu tinggi.

Dengan demikian maka kita dapatmenyimpulkan bahwa :D ( H ) < 1 maka sebaran individu tidakmerata ( keragamannya rendah )berarti lingkungan perairan tersebuttelah mengalami gangguan ( tekanan) Yang cukup besar, atau strukturkomunitas organisme di perairantersebut jelek.1 < D ( H ) < 3 maka sebaran individusedang ( keragamannya sedang )berarti perairan tersebut mengalamitekanan ( gangguan ) yang sedangatau struktur komunitas organismeyang ada sedang.

Rumpon Reefpiramit....Biota Laut (Diana, Farah. et.al)

15

Page 18: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

D ( H ) > 3 maka sebaran individutinggi atau keragamannya tinggi berartilingkungan tersebut belum mengalamigangguan ( tekanan ) strukturorganisme yang ada berada dalamkeadaan baik.

Dari perhitungan di atas terlihatbahwa indeks keragaman jenis (Hatau D) ini memperhitungkan banyakjenis ( kekayaan jenis ) dan banyakindividu / jenis berarti menggambarkanpenyebaran dari individu pada masing-masing jenis. Berarti semakin kayajenisnya perairannya semakin baik.Keragaman jenis ini di pengaruhi oleh:1. Kondisi lingkungan perairan (

iklim ) semakin sesuai kondisilingkungan keragaman jenissemakin tinggi atau semakinkaya jenisnya.

2. Semakin baik lingkungannyasemakin banyak keragamannya( semakin kaya jenisnya ).

3. Adanya pergantian musim dapatmempengaruhi keragamanjenis

4. Kondisi makanan dapatmempengaruhi keragamanjenis.

Tingkat populasi pada reefpiramitSelama penelitian berlangsung

hasil pengamatan yang kami dapat dilapangan maka dapat di simpulkanbahawa daerah tropis dengankedalaman sekitar 30 meter dandengan suhu sekitar 26 oC serta kadargaram berkisar antara 33 permilsangatlah cocok untuk kehidupanoptimal ekosistem terumbu karang. Disekitar reefpiramit ternyata tumbuhjuga plakton dan hidup beranekaragam jenis biota laut :

1. Tidak kurang dari 10 spesiesatau jenis ikan

2. Kelompok benthos, yaituorganisme yang hidup di dasarperairan yang tersusun ataskumunitas : moluska, Crustaceadan Echinodermata.Oleh karena itu terumbu karang

haruslah berada di perairan dangkalagar pertumbuhannya bagus untukmemperoleh sebisa mungkin cahayamatahari, maka keberadaan terumbukarang sangat erat kaitannya denganterdapatnya perairan yang jernih disepanjang pantai dan di sekitar pulau.Yang menghasilkan substrat kapuradalah bangsa Scleratina ( koralia )atau karang batu, yang merupakanpembentuk bangunan fisik terumbukarang, dari sini terumbu karangmemiliki fungsi sebagai pelindungpantai dari hempasan dan ombak. Sedangkan tingkat populasi di sekitarreefpiramit itu hanya biota-biota sepertiikan karang dan lain-lain untuk datatersebut kami belum mengolahnyakerena keterbatasan dana. Jadisementara kita dapat mengambilkesimpulan bahwa dengan adanyareefpiramit ini bahwa terumpbu karangbuatan bisa juga bermanfaat bagiorganisme bawah laut, itu adalahmerupakan salah satu rumah barubagi organisme tersebut. Denganadanya reefpiramit ini banyak biota-biota yang tinggal di sini , untuk dataakhir kami hanya mencari tingkatpopulasi dan kelimpahan plankton disekitar reefpiramit tersebut. Tingkatpopulasi di daerah tersebut masihlangka karena setelah terjadi tsunamibanyak ikan-ikan udah mulai punahdan ada sebagian penghuninya pergiseperti banyak terdapat pada ikankarang.pengunaan reefpiramit ada 2

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 11 - 23

16

Page 19: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

titik masing-masing titik ada 4 buahjumlahnya semuanya ada 8 buahreefpiramit. Pada tabel 2 kita dapatmelihat hubungan antar ikan denganbiota lain yang hidup di sekitar reefpiramit pada suatu ekosistem.

Dari semua interaksi ini yanglebih rumit adalah kompetisi apakahterhadap makanan atau terhadapruang. Akibat dari kompetisi ini dapatdi lihat dari adanya hambatan terhadappertumbuhan reefpiramait. Dalampenelitian ini kita fokuskan pada intar-spesific kompetisi dan inter spesifickompetisi. Dalam intra spesifickompetisi berlaku rumus sebagaiberikut :

DN / Dt = r x N (K – N ) K

Dimana :K = daya dukung lingkungan (

Carriying Cappacity )r = laju reproduksi ( laju

pertumbuhan )N = jumlah populasi

Dalam interspesific kompetisiada N1 dan N2, jadi ada pengaruh N1

Jenis Interaksi Spesies A Spesies B

Mutualisme Kerapu + Baronang +

Commensalisme Ikan karang + Ikan kakatua +

Predation Kuwe + Kerang +

Competition Udang - Udang barong -

Ammensalisme Kepiting 0 Timun laut -

Neuttalisme 0 0

Tabel 2.Hubungan ikan dengan ekosistem dan biota laut lainnya

terhadap N2 dan pengaruh N2terhadap N1. maka persamaan di atasakan berubah menjadi :dN1/dt = rl N 1 (K1 – N1 - á 21 x N2 )

K1

dN2/dt = r 2 N2 ( k2 – N2 – á 12 x N1 ) K2

Dimana :á 21 : Faktor pengaruh N1 terhadap N2á 12 : Faktor pengaruh N2 terhadap N1

Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk melihat jenis ikan mana yangmenang apabila dua spesies ikan yangberbeda dalam ekosistem yang sama.Pada suatu perairan estuaria, sungaidan laut di lakukan penangkapan ikandengan jarring. Beberapa kalipenangkapan ( pengangkatan jaring )di dapatkan ikan yang terdiri daribermacam-macam jenis, dari hasilpengamatan dapat di simpulkanbahwa tingkat populasi hanya sedikitdi bandingkan dengan perbandinganindeks keragaman.

Rumpon Reefpiramit....Biota Laut (Diana, Farah. et.al)

17

Page 20: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Dari hasil penelitian hsil tangkapanikan-ikan yang terdapat dalam emebryang ada di hadapkan pada anda.Ambil seekor ikan yang ada dalamember. Ikan yang sudah terambiltempatkan kedalam tataan plastikyang tersedia di mana setiap jenisyang sama di masukkan pada tempatyang sama. Setelah dipisahkanberdasarkan jenisnya kemudian dihitung jumlah individu pada setiapjenis, untuk kompetisi di lakukan padasuatu akuarium yang diketahui ukurandan daya dukungnya.4.4 Kualitas air perairan

Kualitas air dalam suatu perairansangat ditentukan oleh parameterfisika dan kimia suatu perairan sangatmendukung suatu keberhasilan. Danfaktor-faktor yang mempengaruhisuatu perairan contohnya sisa organik

dan pembuangan limbah pabrik dekatlaut.1. Salinitas

Salinitas sangatmempengaruhi terumbu karang,terutama dalam hal biologi reproduksi,james et al, . ( 1998 ) menyatakanbahwa umumnya kisaran salinitasoptimum untuk kehidupan terumbukarang 32-34 ppt. Perubahan salinitasdi atas 3 ppt dari kisaran optimumdapat mempengaruhi perkembanganterumbu karang. Data-data yang kamidapatkan dilapangan selama penelitiandapat dilihat pada tabel 3.

Dari tabel 3 kita dapat melihatbahwa salinitas yang berbeda terdapatpada stasiun II, pada pengamatanterumbu karang buatan jugamengamati pasang surut air laut jikaterjadi pasang maka pertumbuhan

Gambar 1.Hasil-hasil tangkapan di sekitar reefpiramit

No Tanggal Stasion I Stasion II Stasion III 1 18-09-09 33 ppm 34 ppm 32 ppm 2 22-09-09 32 ppm 33 ppm 32 ppm 3 23-09-09 32 ppm 32 ppm 32 ppm

Table 3.Salinitas

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 11 - 23

18

Page 21: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

No Jam Stasion I Stasion II Stasion III 1 21.15 Wib 145 cm 145 cm 150 cm 2 22.15 Wib 150 cm 150 cm 150 cm 3 23.15 Wib 148 cm 160 cm 150 cm 4 00.15 Wib 135 cm 165 cm 140 cm 5 01.15 Wib 133 cm 170 cm 132 cm 6 02.15 Wib 107 cm 165 cm 110 cm 7 03.15 Wib 86 cm 157 cm 85 cm 8 04.15 Wib 110 cm 140 cm 110 cm 9 05.15 Wib 105 cm 130 cm 103 cm 10 06.15 Wib 102 cm 125 cm 100 cm 11 07.15 Wib 105 cm 130 cm 105 cm

No Jam Stasion I Stasion II Stasion III 1 18.00 Wib 145 cm 170 cm 150 cm 2 19.00 Wib 153 cm 170 cm 155 cm 3 20.00 Wib 150 cm 165 cm 150 cm 4 21.00 Wib 138 cm 144 cm 140 cm 5 22.00 Wib 135 cm 144 cm 132 cm 6 23.00 Wib 108 cm 135 cm 110 cm 7 24.00 Wib 86 cm 120 cm 85 cm 8 01.00 Wib 110 cm 142 cm 110 cm

No Jam Stasion I Stasion II Stasion III 1 09.00 Wib 70 cm 70 cm 70 cm 2 09.30 Wib 65 cm 70 cm 65 cm 3 10.00 Wib 60 cm 65 cm 65 cm 4 10.30 Wib 55 cm 55 cm 55 cm 5 11.00 Wib 50 cm 50 cm 50 cm 6 11.30 Wib 50 cm 50 cm 50 cm 7 12.00 Wib 50 cm 50 cm 50 cm 8 12.30 Wib 45 cm 45 cm 45 cm 9 13.00 Wib 45 cm 45 cm 45 cm

10 13.30 Wib 45 cm 45 cm 45 cm 11 14.00 Wib 50 cm 50 cm 54 cm 12 14.30 Wib 50 cm 50 cm 54 cm 13 15.00 Wib 65 cm 65 cm 65 cm 14 15.30 Wib 65 cm 64 cm 66 cm 15 16.00 Wib 70 cm 75 cm 75 cm 16 16.30 Wib 75 cm 78 cm 78 cm

Tabel 4.Pengukuran Pasang Surut Tanggal 12-13 September 2009

Tabel 5.Pengukuran Pasang Surut Tanggal 18-09-2009 malam perjam

Tabel 6.Pengukuran Pasang Surut Tanggal 22-09-2009 pagi per 30 menit

Rumpon Reefpiramit....Biota Laut (Diana, Farah. et.al)

19

Page 22: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

terumbu karang tinggi karen semuaplankton yang ada cepat menyebar.Data-data yang di peroleh selamapengamatan dapat di lihat pada tabel4, 5 dan 6.

2. Kecepatan arusDalam suatu perairan

kecepatan arus merupakan faktorpembatas dalam perairan, di dalampembuatan terumbu karang buatanarusnya juga setiap hari harus di amatikarena, kalau arusnya tinggi makapertumbuhan terumbu karang akanterhambat, karena di sebabkan olehpergerakan arah angin danpergerakan gravitasi bumi, padaterumbu karang kecerahan juga diamati dan tingkat kekeruhan , tabel 7menunjukan data-data yang di amatiselama penelitian tentang kecepatanarus.

Kecepatan rata-ratanya adalah

Staiun I = (0,34 m/s + 0,29 m/s +0,38 m/s) : 3 = 0,34 m/s

Stasiun II = (0,33 m/s + 0,31 m/s +0,34 m/s) : 3 = 0,33 m/s

Stasiun III = (0,34 m/s + 0,33 m/s +0,36 m/s) : 3 = 0,34 m/s

Jumlah nilai kecepatan rata-ratakeseluruhan yang dijumlah dari nilaistasiun I + stasiun II + stasiun III dibagidengan jumlah ulangan.

v =(0,34 m/s + 0,33 m/s + 0,34m/s):3 = 0,34m/s

Kecepatan arus rata-rata nyaadalah

No Ulangan Stasion I Stasion II Stasion III

1 I 5,9 detik/ 2 m v= 2 m / 5,9 s

= 0,34 m/s

6,1 detik/ 2 m v= 2 m / 6,1 s

= 0,33m/s

5,8 detik/ 2 m v= 2 m / 5,8 s

= 0,34 m/s

2 II 6,9 detik/ 2 m v= 2 m / 6,9 s

= 0,29 m/s

6,5 detik/ 2 m v= 2 m / 6,5 s

= 0,31 m/s

6,0 detik/ 2 m v= 2 m / 6,0 s

= 0,33 m/s

3 III 5,3 detik/ 2 m v= 2 m / 5,3 s

= 0,38 m/s

5,9 detik/ 2 m v= 2 m / 5,9 s

= 0,34 m/s

5,5 detik/ 2 m v= 2 m / 5,5 s

= 0,36 m/s

Tabel 7.Kecepatan Arus

No Ulangan Stasion I Stasion II Stasion III

1 I 8,5 detik/ 2 m v= 2 m / 8,5 s

= 0,24 m/s

8,9 detik/ 2 m v= 2 m / 8,9 s

= 0,22 m/s

10,3 detik/ 2 m v= 2 m / 10,3 s

= 0,19 m/s

2 II 7,6 detik/ 2 m v= 2 m / 7,6 s

= 0,26 m/s

8,2 detik/ 2 m v= 2 m / 8,2 s

= 0,24 m/s

8,9 detik/ 2 m v= 2 m / 8,9 s

= 0,22 m/s

3 III 9,2 detik/ 2 m v= 2 m / 9,2 s

= 0,22 m/s

10,1 detik/ 2 m v= 2 m / 10,1 s

= 0,2 m/s

11,6 detik/ 2 m v= 2 m / 11,6 s

= 0,17 m/s

Tabel 8.Kecepatan Arus Permukaan

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 11 - 23

20

Page 23: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Staiun I = (0,24 m/s + 0,26 m/s + 0,22 m/s) : 3

= 0,24 m/s

Stasiun II = (0,22 m/s + 0,24 m/s + 0,2 m/s) : 3

= 0,22 m/s

Stasiun III = (0,19 m/s + 0,22 m/s + 0,17 m/s) : 3

= 0,19 m/s

Jumlah nilai kecepatan rata-ratakeseluruhan yang dijumlah dari nilaistasiun I + stasiun II + stasiun III dibagidengan jumlah ulangan.v = (0,24 m/s + 0,22 m/s + 0,19 m/s) : 3 = 0,22m/s

5. pHTabel 9 menunjukan data-datapengamatan tentang pengukuran Ph.Dari data di atas dapat di simpulkanbahwa pH maksimum suatu perairanadalah 8 di bawahnya sudah 7,5 ppmjuga kita jumpai dalam perairan jikasuhu rendah.

6. Suhu Tabel 10 menunjukan data-datapengamatan tentang pengukuransuhu. Dari kesemua pengamatankualitas air semuanya harusdipengaruhi oleh semua faktor-faktorperairan tidak terkecuali, dalam suatuperairan terumbu karang semuanyasangat di pengaruhi oleh parameter air.

KESIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar wilayah indonesiaadalah lautan, sehingga secaraalamiah bangsa indonesia merupakanbangsa bahari. Hal ini di tambah lagidengan letak wilayah indonesia yangstrategis di wilayah tropis. Hamparanlaut yang luas merupakan suatupotensi bagi bangsa indonesia untukmengembangkan sumberdaya lautyang memiliki keragaman, baiksumberdaya hayati maupunsumberdaya lainnya. Sebagian suatubangsa bahari yang memiliki wilayahlaut yang luas dan dengan ribuan pulaubesar dan kecil yang tersebardidalamnya, maka derajatkeberhasilan bangsa indonesia jugaditentukan dalam memanfaatkan dan

No Tanggal Stasion I Stasion II Stasion III 1 18-09-09 8 ppm 8 ppm 8 ppm 2 22-09-09 8 ppm 8 ppm 8 ppm 3 23-09-09 8 ppm 8 ppm 8 ppm

Tabel 9.Data-data pengamatan tentang pengukuran Ph

No Tanggal Stasion I Stasion II Stasion III 1 18-09-09 30 C0 32 C0 30 C0 2 22-09-09 30 C0 30 C0 30 C0 3 23-09-09 30 C0 30 C0 29 C0

Tabel 10.Data-data pengamatan tentang pengukuran suhu

Rumpon Reefpiramit....Biota Laut (Diana, Farah. et.al)

21

Page 24: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

mengelola wilayah laut yang luastersebut.

Keunikan dan keindahan sertakeanekaragaman kehidupan bawahlaut dari kepulauan indonesia yangmembentang luas di cakrawalakhatulistiwa masih banyakmenyimpan misteri dan tantanganterhadap potensinya. Salah satu daripotensi tersebut atau sumberdayaterumbu karang, apabila sumberdayaterumbu karang ini di kaitkan denganpengembangan wisata baharimempunyai andil yang sangat besar.Karena keberadaan terumbu karangtersebut sangat penting dalampengembangan berbagai sektortermasuk sektor pariwisata.Khususnya mengenai terumbu karangbuatan atau reefpiramit, denganadanya pengamatan ini kita tahubahwa jenis biota bawah laut ternyatamampu beradaptasi denganlingkungan barunya.

DAFTAR PUSTAKAGunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan

Dalam Hubungannya DenganAlat, Metode dan TaktikPenangkapan. JurusanPemanfaatan SumberdayaPerikanan Fakultas PerikananInstitut Pertanian Bogor.

Hardiyanti. F, 2001. InterpretasiCitra Digital. Grasindo. Gramedia.Jakarta.

Harsanugraha,W.K. dan Parwati,E.1996. Aplikasi Model-modelEstimasi Suhu Permukaan LautBerdasarkan Data NOAA-

AVHRR. Warta Inderaja, Vol. VIIno. 2. Jakarta.

Hasyim, B. Tejasukmana, B and Edy,P.1998. Pemanfaatan DataPenginderaan Jauh Satelit Untukmendukung Pengkajian Potensidan Distribusi Sumberdaya IkanLaut. Komisi NasionalPengkajian Stok SumberdayaIkan Laut Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia.

Hutabarat, S dan S. M. Evans. 1985.Pengantar Oseanografi.Universitas Indonesia Press.Jakarta.

Ilahude, A.G. 1999. PengantarOseanologi Fisika. LP3O-LIPI.Jakarta

Lasker , R.J. Pelaez and R.M. Laurs,1981. The Use of SatelliteInfrared Imagery for describingOcean Process in Relation toSpawning of the NorthernAnchovy (Engraulis mordax).Rem. Sen of Environ., 11 : 439 –453.

Lumban Gaol, J. 2000. Studi DinamikaDaerah Penangkapan Ikan TunaHubungannya dengan KondisiLingkungan Perairan yang diIndera dari Citra Satelit.Prosiding Forum Ilmiah TahunanIkatan Surveyor Indonesia.

Naamin dkk, 1998. Potensi danPenyebaran Sumberdaya IkanLaut di Perairan Indonesia.Komisi nasional Pengakjian StokSumberdaya Ikan Laut LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia.

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 11 - 23

22

Page 25: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Nontji, A. 1987. Laut Nusantara.Djambatan. Jakarta.

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara.Djambatan. Jakarta.

Nybakken,J.W, 1988. Biologi Laut.Suatu Pendekatan Ekologis. PT.Gramedia. Jakarta

Paul R.Wolf, PhD. 1974. Elementsof Photogrammettry. Copyrightby Mc Graw-Hill, Inc.

Purba, M, Saleh, A, and Nyoman N.1994. Variasi Suhu PermukaanLaut Serta Sifat OseanografiLainnya dan KemungkinanAplikasinya dalam penentuanLokasi Penangkapan Ikan diPerairan Selatan Jawa. FakultasPerikanan Institut PertanianBogor.

Robinson, I.S. 1985. SatelliteOceanography An Introductionfor Oceanographers andRemote Sensing Scientists.Ellis Horwood. England.

Rosana, N. 2004. Studi SebaranSuhu Permukaan laut DenganCitra NOAA-AVHRR di PerairanSelatan Jawa Timur. Jurnal Saindan Teknologi. Vol 2 No 1.Surabaya.

Rosana, N. 2004. Peta Zona PotensiIkan Pelagis Pada MusimPenangkapan di PerairanSelatan Jawa Timur. Jurnal Saindan Teknologi. Vol 2 No 2.Surabaya.

Rosana, N. 2004. Analisis KorelasiSuhu Permukaan Laut Dengan

Hasil Tangkapan Ikan Pelagis diPerairan Selatan Jawa Timur.Jurnal Perikanan. Vol 1 No 1.Surabaya.

Rosana, N, Djanat, V. 2004. AnalisaPotensi dan TingkatPemanfataan SumberdayaPerikanan di Selatan Jawa Timur.Neptunus (Majalah IlmiahKelautan). Vol 10 No 2.Surabaya.

Sugimoto, T. and H. Tameishi , 1992.Warm Core Rings, Streamersand Their Role on the FishingGround Formation Around Japan.Deep Sea Res. 39 (Suppli. 1) :S183-S201.

Suhendar. 2002. Upwelling Along theSouthern Costal Area of Java,Indonesia. Porsec Proceedings.Bali.

Rumpon Reefpiramit....Biota Laut (Diana, Farah. et.al)

23

Page 26: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang
Page 27: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

ABSTRAKIndustri Pengalengan ikan di Indonesia keadaannya unik sekali saat ini.

Potensi laut kita yang melimpah dan baru sebagian kecil saja yangdimanfaatkan rupanya bukan merupakan suatu jaminan bahwa industri kitatumbuh dengan subur tanpa kendala bahan baku sama sekali. Pabrikpengalengan ikan merupakan alternatif pemanfaatan potensi laut yangmelimpah. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Teuku Umarmelakukan kegiatan penelitian Studi Kelayakan Pabrik Pengalengan Ikan DiKabupaten Aceh Barat.

Sebagai sebuah kegiatan proyek, tentu perlu dikaji tingkat kelayakannya.Mengkaji tingkat kelayakan dari pabrik pengalengan ikan yang merupakan tujuanutama dari penelitian ini. Untuk melihat layak (feasibel) dan tidak layak(unfeasible) proyek dijalankan maka dilakukan analisis teknis dan ekonomis,yaitu teknis : pendugaan potensi lestari ikan total (CMSYT), pendugaan potensilestari ikan untuk pengalengan (CMSYP), ekonomis: metode Payback Period(PP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pabrik pengalengan ikan diKabupaten Aceh Barat dapat dikategorikan sebagai proyek yang layak (feasible)untuk direalisasikan. Hal tersebut diindikasikan oleh kriteria berikut: CMSYT(32.618,252 ton/tahun atau 32.618.252 kg/tahun atau 3.790,237 ton/bulan atau3.790.236,908 kg/bulan); dan CMSYP (5.778,886 ton/tahun atau 5.778.885,581kg/tahun atau 671,506 ton/bulan atau 671.505,797 kg/bulan); PP (2 tahun 11bulan atau 2,99 tahun); NPV pada tingkat bunga 18 persen (Rp.10.556.862,580); dan IRR (42,55%).

Kata Kunci : Potensi, Investasi, Analisis, Kelayakan.

STUDI KELAYAKAN PABRIK PENGALENGAN IKANDI KABUPATEN ACEH BARAT

Fitriadi, Purnama Riyanto, dan KiswantoJurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar

PENDAHULUANIndonesia yang tiga perempat

wilayahnya berupa laut (5,8 jutakm2) dan merupakan negarakepulauan terbesar di dunia, memilikipotensi lestari (maximum sustainableyield) ikan laut seluruhnya 6,4 jutaton/tahun atau sekitar 7 % dari totalpotensi lestari ikan laut dunia. Artinya

jika kita dapat mengendalikan tingkatpenangkapan ikan laut lebih kecildari 6,4 juta ton/tahun maka kegiatanusaha perikanan tangkap semestinyadapat berlangsung secara lestari(Dahuri, 2004).

Industri Pengalengan ikan diIndonesia keadaannya unik sekalisaat ini. Potensi laut kita yang

25

Studi Kelayakan...Kabupaten Aceh Barat (Fitriadi et.al)

Page 28: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

melimpah dan baru sebagian kecilsaja yang dimanfaatkan rupanyabukan merupakan suatu jaminanbahwa industri kita tumbuh dengansubur tanpa kendala bahan bakusama sekali. Keterbatasan armadapenangkap ikan yang sekarang barudikelola oleh nelayan kita menjadikanindustri kita sukar berkembang kalauhanya tergantung pada satu pemasoksaja. Sehingga ketergantungan akanimpor dan pasokan dari kapal-kapalasing membuat industri pengalenganIndonesia tidak menjadi tuan rumahdinegara sendiri.

Sebagai salah satu negaramaritim yang terbesar didunia eksporikan dalam kaleng Indonesia masihjauh dari negara-negara lain terutamakalau dibandingkan dengan rekansesama negara yang tergabung dalamAsean. Kondisi seperti inilah yangakhirnya mempengaruhi situasiindustri pengalengan ikan di Indonesia.Disatu sisi adanya hambatan masukyang rendah dan prospek pasar yangcerah dalam industri ini menyebabkantingkat persaingan yang semakintinggi. Disisi yang lain dengan semakinbesarnya skala ekonomis tidakmenjamin bahwa perusahaan akanmendapatkan keuntungan yangsemakin besar.

Dalam pembentukan ekonomiwilayah Kabupaten Aceh Barat, sektorperikanan memang baru memberikankontribusi 2,73% tahun 2003. Namundemikian sektor perikanan mempunyaipotensi besar dalam pembentukanekonomi wilayah mengingat tingginyalaju pertumbuhan nilai tambah yangdihasilkan.

Pada kurun waktu 1993-2003 lajupertumbuhan sub sektor perikananmeningkat 7,45% melebihi laju

pertumbuhan sektor pertanian danekonomi wilayah Kabupaten AcehBarat. Dari sisi penyerapan tenagakerja, sub sektor perikanan telehmemberikan lapangan kerja bagi 3.938orang yang terdiri dari 2.611 nelayandan 1.327 petani ikan.

Sesuai dengan potensi wilayah,dilihat dari produksi yang dihasilkan,kegiatan perikanan didominasi olehkegiatan perikanan tangkap laut.Produksi ikan dari kegiatan perikanantangkap laut mencapai 90.613 tonyang merupakan 99% dari totalproduksi perikanan. Komoditi perikanantangkap laut berupa ikan, kepiting,udang dan cumi-cumi.

Peluang pasar bagipengembangan perikanan masihsangat besar. Bencana gempa dantsunami yang merusak sarana danprasarana perikanan menyebabkanKabupaten Aceh Barat mengalamidefisit produksi ikan. Kondisi inimemberikan peluang pasar lokal. Padapasar domestik, juga masih tersedialuas dengan angka tingkat konsumsiikan per kapita penduduk Aceh Baratberdasarkan standar kecukupanpangan akan ikan sebesar 43,80 kg/kapita/tahun atau baru 48,65% daritotal produktivitas ikan yang tersedia.(BPS Aceh Barat).

Dalam melakukan studi kelayakansebuah proyek diperlukan berbagaimacam analisis. Untuk studi kelayakanpabrik pengalengan ikan menggunakananalisi teknis dan ekonomis

KERANGKA TEORIStudi Kelayakan pabrik

pengalengan ikan menggunakanmetode analisis teknis dan ekonomis,yaitu teknis : pendugaan potensi lestari

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 25 - 29

26

Page 29: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

ikan total (CMSYT), pendugaan potensilestari ikan untuk pengalengan(CMSYP), ekonomis: metode PaybackPeriod (PP), Net Present Value (NPV),dan Internal Rate of Return (IRR).Rumus-rumus yang digunakan untukmenghitung analisis teknis danekonomis adalah :a. Analisis Teknis

C =aE +bE2 (1)CPUE = a+bE (2)

(3)

(4)

dimana :a = interceptb = slopeC = total hasil tangkapanE = total

CPUE = hasil tangkapan per upayatangkap

Eopt = upaya penangkapanoptimum

CMSY = total hasil tangkapan padakondisi lestari maksimum

(Schaefer,1957)

b. Analisis Ekonomis

(5)

(6)

(7)

dimana :PP = Payback Period

NVP = Net Present ValueNVP’ = Net Present Value

positifNVP” = Net Present Value

negatifBt = keuntungan dalam

periode tCt = biaya dalam periode t

i = discount ratei’ = discount rate pada NVP

positifI” = discount rate pada NVP

negatift = periode

IRR = Internal Rate of Return( K a d a r i a h

dkk,1957)

METODE PENELITIANObjek penelitian ini adalah di

Kabupaten Aceh Barat yang meliputi4 kecamatan yaitu; KecamatanSamatiga, Arongan, Meurebo danJohan Pahlawan dan di KabupatenNagan Raya di Kecamatan Kuala.Proyek yang menjadi fokus dalampenelitian ini adalah studi kelayakanpabrik pengalengan ikan di KabupatenAceh Barat.

Jenis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah data primer berupasurvey bahan baku bersumber dariresponden di objek penelitian, dan datasekuder berupa data kependudukan,produktivitas ikan, harga dan datakeuangan yang berhubungan denganbiaya pembangunan pabrikpengalengan ikan.

Di dalam menganalisis data untukmendapatkan kelayakan pendirianpabrik pengalengan ikan dilakukandengan analisis teknis yaitu :

Studi Kelayakan...Kabupaten Aceh Barat (Fitriadi et.al)

27

Page 30: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

pendugaan potensi lestari ikan total(CMSYT), dan pendugaan potensilestari ikan untuk pengalengan(CMSYP), analisis ekonomis yaitu :metode Payback Period (PP), NetPresent Value (NPV), dan Internal Rateof Return (IRR).

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

a. Analisis TeknisData hasil perikanan Kabupaten

Aceh Barat dari tahun 2005 – 2008dapat dilihat pada Tabel-1.

Hasil perhitungan data-data analisisteknis yang dilakukan menunjukanbahwa potensi lestari ikan yang adadi perairan Kabupaten Aceh Baratmencapai 32.618,252 ton/tahun atau32.618.252 kg/tahun dengan upayapenangkapan optimal adalah 152.639 trip.Penangkapan ikan dari jenis untuk ikan-ikan yang dikalengkan hasil data penelitiandidapat sebesar 291.959,61 kg dari 84responden nelayan di Kabupaten AcehBarat (Data selengkapnya dapat dilihatpada Tabel-4).

Hubungan antara jumlah respondendengan jumlah rata-rata armadapenangkapan ikan maka jumlah ikan untukpengalengan dari rata-rata hasilpenangkapan seluruh ikan per tahun dapat

TAHUN JUMLAH HASIL TANGKAP (KG)

UPAYA TANGKAP (TRIP) CPUE

2005 13.976.720.00 34.436 405,87 2006 14.284.070,00 31.434 454,42 2007 16.060.020,00 36.483 440,20 2008 17.201.995,00 40.320 426,64

Rata-rata 15.380.701,25 35.677,81 431,66

Tabel-1Data Produktivitas Penangkapan Ikan Kabupaten Aceh Barat

diprediksi, yaitu sebesar 2.724,956 ton/tahun.

Potensi lestari untuk jenis ikanyang akan dikalengkan (tuna, cangkalang,tongkol dan tenggiri), CMSYP adalah5.778,886 ton/tahun.

Dari hasil perhitungan tersebut makatersedia stock ikan untuk pengalengansebesar 671,505 ton/bulan. Sedangkankonsumsi ikan oleh masyarakat KabupatenAceh Barat didasarkan anjuran rata-ratamenurut standar gizi RSCM Jakarta adalahsebesar 7.446 ton/tahun. Hal inimenunjukan bahwa konsumsi ikanmasyarakat hanya 48,41 % dari jumlahpenangkapan rata-rata per tahun.

a. Analisis EkonomisPerhitungan laba/rugi untuk studi

kelayakan pabrik pengalengan ikan diKabupaten Aceh Barat dapat dilihat padaTabel-3.

Hasil analisis ekonomi menunjukanbahwa dari hasil perhitungan Break EventPoint (BEP) maka didapati berdasarkantarget hasil penjualan setiap tahun yangberjumlah Rp. 18.000.000.000 yangdipotong dengan biaya produksi sebesarRp 8.365.777.000, maka laba hasilproduksi tiap tahun adalah(Rp.18.000.000.000 Rp.8.365.777.000= Rp. 9.634.223.000) dengan demikianpada tahun ke 5 akan terjadi Break EventPoint.

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 25 - 29

28

Page 31: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Analisa kelayakan investasi denganteknik PP diperoleh bahwa investasi akantertutupi dalam jangka waktu 2 tahun 11bulan atau 2,99 tahun. Artinya jumlahinvestasi baru bisa ditutupi mulai tahun ke-3.

Dengan menggunakan teknik analisakelayakan investasi NPV dengan sukubunga 18% maka nilai NVP per tahunnyadapat dilihat pada lampiran 5 dimana padatahun ke-2 diperoleh Rp. 10.910.358,19.Nilai ini menunjukan bahwa investasi pabrikpengalengan ikan di Kabupaten Aceh Baratmenguntungkan.

Suku bunga dicari denganmenggunakan metoda IRR, diperolehsebesar 30,48% dan nilai ini lebih besardari suku bunga yang berlaku (18%)sehingga investasi pabrik pengalengan ikandi Kabupaten Aceh Barat daptdikatagorikan layak (feasible).

PENUTUPBerdasarkan hasil analisis teknis

dengan menggunakan 2 kriteria pendugaanpotensi lestari ikan total (CMSYT), danpendugaan potensi lestari ikan untukpengalengan (CMSYP) dan analisisekonomis dengan menggunakan 3 kriteriametode Payback Period (PP), Net PresentValue (NPV), dan Internal Rate of Return(IRR), dapat ditarik kesimpulan bahwapabrik pengalengan ikan di KabupatenAceh Barat dapat dikatagorikan sebagaiproyek yang layak (feasible) untukdirealisasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier Sunita,”Penuntun Diet”,Gramedia, 2004.

BPS Kabupaten Aceh Barat, 2007

Dinas Kelautan dan Perikanan KabupatenAceh Barat, 2008

Data Kependudukan dari Desa KualaBubon, 2006

Giatman, “Ekonomi Teknik”, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005

Laporan Propil Pabrik Pengalengan Ikan,BKPMD, Maluku Utara.

Marimi,”Teknik dan Aplikasi PengambilanKeputusan”, Grasindo, Bogor, 2004.

Nasir Muhammad, 1999, MetodePenelitian, Cet keempat, GhaliaIndonesia, Jakarta.

Schaefer. MB,”Some consideration ofpopulation dynamics and economicsin relation to the management ofmarine fhiseries”, Journal of thefisheries research board of Canada 14,669-681.

Sumiati, Sugiharto T,”Studi KelayakanPengembangan Perkebunan PisangAbacca dengan Menggunakan AnalisisPenganggaran Modal”, UniversitasGunadarma, 2006.

Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi,Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta,1992.

Studi Kelayakan...Kabupaten Aceh Barat (Fitriadi et.al)

29

Page 32: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang
Page 33: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

ABSTRAKLimbah ikan yang terdiri atas kepala, isi perut, daging, dan tulang

merupakan potensi bahan pakan sumber protein. Salah satu upaya untukpengolahan limbah tersebut yaitu melalui proses pembuatan tepung ikan,silase ikan, baik secara kimiawi maupun secara fermentasi (biologis). Tujuanpenelitian adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pengolahanterhadap kandungan gizi (protein kasar dan lemak kasar) limbah ikan, sehinggadiperoleh cara pengolahan yang menghasilkan produk terbaik. Untuk mengujikualitas produk pengolahan, dilakukan percobaan pada ikan nila melaluipengukuran terhadap pertumbuhan ikan nila. Penelitian menggunakan metodeeksperimen dengan Rancangan Acak lengkap (RAL). Penelitian tahap pertamaadalah optimasi pengolahan limbah ikan dengan peubah kandungan proteindirancang dengan lima perlakuan untuk setiap pengolahan limbah ikan danempat ulangan. Hasil analisis kandungan protein paling tinggi untuk optimasipembuatan tepung ikan, perlakuan pemanasan satu jam adalah 39, 57%,optimasi pembuatan silase dengan cara organik, perlakuan penambahan asamorganik 3,3% adalah 23.29%., optimasi silase fermentasi perlakuanpenambahan sumber asam laktat 18% adalah 22.1%, Tahap kedua evaluasibahan pakan dari produk pengolahan limbah ikan, dirancang dengan tigamacam perlakuan ransum (A, B dan C) dengan enam kali ulangan. Ikan denganbobot 33-40 g ditebar dengan kepadatan 8 ekor/aquarium. Pemberian pakandilakukan 3 kali sehari selama 50 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwaperlakuan A menghasilkan pertumbuhan relative, efesiensi pakan, yang tinggi(p<0.05) dan konversi pakan yang baik.

Kata kunci : Tepung Ikan, Silase Organik, Silase Fermentasi.

PEMANFAATAN LIMBAH IKAN DI PASAR BINAUSAHA MEULABOH UNTUK BAHAN BAKU PAKAN

IKAN

Uswatun HasanahSyarifah Zuraidah

Oka Mardian

PENDAHULUAN

Latar BelakangLimbah dan ikan sisa

merupakan sumber baku pakan yangcukup banyak tersedia di Indonesia.Limbah ikan dapat dimanfaatkan

sebagai sumber bahan baku pakandengan berbagai perlakuan agar dapatdimanfaatkan oleh ikan.

Dari data yang dapatdikumpulkan, setiap musim masihterdapat antara 25 - 30% hasiltangkapan Ikan Laut yang akhirnya

Pemanfaatan Limbah Ikan....Pakan Ikan (Hasanah, Uswatun. et.al)

31

Page 34: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

harus menjadi ikan sisa atau ikanbuangan yang disebabkan karenaberbagai hal, diantaranya adalahketerbatasan pengetahuan dansarana para nelayan di dalam carapengolahan ikan. Misalnya, hasiltangkapan tersebut masih terbatassebagai produk untuk dipasarkanlangsung (ikan segar), atau diolahmenjadi ikan asin, pindang, terasiserta hasil-hasil olahannya.

Tertangkapnya jenis-jenis ikanlain yang kurang berharga ataupunsama sekali belum mempunyai masidi pasaran, yang akibatnya ikantersebut harus dibuang kembali.Limbah ikan yang terdiri atas kepala,isi perut, daging, dan tulang ikan biladiberikan secara langsung dapatmenimbulkan efek negatif karenacepat rusak dan menjadi busuk,sehingga perlu dilakukan pengolahanterlebih dahulu. Salah satu usahauntuk pengolahan limbah tersebutyaitu melalui proses pembuatan silaseikan, baik secara kimiawi maupunsecara biologis.

Pengolahan secara biologisdikenal sebagai proses fermentasinon-alkoholis dengan menggunakankemampuan bakteri asam laktat danpenambahan karbohidrat yang dapatberlangsung dalam keadaananaerobik. Adapun pengolahan secarakimiawi yaitu dengan cara diawetkandalam kondisi asam pada tempat atauwadah dengan cara penambahanasam organik (Sukarsa dkk., 1985).

Limbah ikan yang mengalamiproses pengolahan (tepung ikan dansilase ikan), selain mempunyai masigizi yang tinggi juga dapatmemberikan rasa dan aroma yangkhas, mempunyai daya cerna tinggiserta kandungan asam amino yang

tersedia menjadi lebih baik (Gildberg,1978; Kompiang, 1990). Keunggulanlain dari tepung ikan dan silase ikan,pengolahannya tidak menimbulkanpencemaran lingkungan.

Limbah ikan yang berasal daripasar bina usaha dan hasil sampingdari kegiatan usaha penangkapan ikandi meulaboh yang terbuang dapatdimanfaatkan, untuk pembuatanmembuat tepung ikan dan silasesebagai bahan utama pembuatanpakan ikan dalam bentuk pelet yangmengandung protein, mineral danvitamin B yang tinggi yang tidakterdapat pada tumbuhan.

Usaha pembuatan tepung ikanatau silase relatif murah dan mudahdidapat, juga menggunakan peralatansederhana. Kegiatan ini diharapkandapat memecahkan masalah limbahikan di kota meulaboh dan nantinyadapat menjadi produk andalan industrikecil. Tujuan dari penelitian ini adalahUntuk mengetahui pengolahanterhadap kandungan gizi (protein kasardan lemak kasar) limbah ikan, sehinggadiperoleh cara pengolahan yangmenghasilkan produk terbaik sertamenghasilkan pakan murah dari bahanbaku limbah ikan guna mendukungdalam usaha pembesaran ikan nila.

METODE PENELITIAN

Tahap I. Optimasi produksi bahanbaku pakan dari pengolahan limbahikan

a. Optimasi PembuatanTepung Ikan

Limbah ikan dari pasar ikan binausaha Meulaboh yang sudahdipisahkan bagian jeroan atau isi dalamikan dengan ikan-ikan kecil, kemudian

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 31 - 44

32

Page 35: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

dicuci dengan air mengalir, dilakukanpenggaraman selama 30 menit.kemudian di masak dengan 5perlakuan (1) dimasak selama selamasatu jam, (2) dimasak selama 1,5jam, (3) dimasak selama 2 jam, (4)dimasak selama 2,5 jam, (5) dimasakselama 3 jam. kemudian ikan yangsudah masak dilakukan pengepresan.dikeringkan dengan sinar matahariselama 2 hari. Ikan yang sudah di presdan kering digiling sampai lembut.Optimasi Perlakuan dilakuan dengan3 kali ulangan. Dianalisis kandunganproksimatnya.

b. Optimasi Pembuatan silasedari kimiawiLimbah ikan dicincang

kemudian digiling hingga halus,tambahkan campuran asam formiatdan asam asetat (1:1) dengan limaperlakuan perbandingan : (1) 5 ml : 100g (5%), (2) 5 ml : 150 g (3,3%), (3) 5ml : 200 g (2,5%), (4) 5 ml : 250 g (2%),(5) 5 ml : 300 g (1,7%) Aduklahcampuran tersebut hingga meratadengan perlakuan 3-4 kali sehariselama 4 hari. dipres hingga lemaknyakeluar, lemak yang keluar dipisahkandan ampasnya di giling dandikeringkan, cairan hasil pengepresandibiarkan kembali selama 24 jamsehingga lemak yang tersisa menjaditerapung, lemak yang terapungdipisahkan kembali ke tempat lain.Ampas hasil perasan yang telahdigiling dan dikeringkan dimasukkan keair hasil pengepresan yang telahbebas lemak. pada hari kelimabiasanya ikan sudah mencair atautelah menjadi silase. Simpan produksilase ini dalam wadah yang tertutuphingga saatnya digunakan. Dianalisiskandungan proksimatnya.

c. Optimasi Pembuatan Silasedengan cara fermentasiKubis atau kol di cuci bersih

kemudian dipotong-potong kecil.Setelah itu, dimasukkan ke dalamlarutan garam 2.5% dengan volume 4kali berat kubis atau kol kemudiandicampur dan ditutup rapat. Biarkanselama 4-5 hari kemudan disaring.Larutan yang dihasilkan tersebutmerupakan sumber bakteri asamlaktat. Setelah larutan asam laktatdibuat, ikan atau bahan dicincangkemudian digiling hingga halus dandimasukkan dalam wadah. Tambahkantepung kanji atau tepung tapiokadengan jumlah sekitar 20% dari beratikan/bahan. Masukkan larutan sumberasam laktat dengan 5 perbandingan (1)10 %, (2) 12% dan (3) 14 %, (4) 16%,(5) 18%. kemudian dicampur sampaimerata.

Bahan-bahan yang telahdicampur tersebut kemudiandimasukkan kedalam kantong plastikyang diberi selang dan diikat agarudara tidak dapat masuk.Fermentasikan dengan lama waktusekitar 1 minggu. Dilakukan analsiskandungan proksimatnya.

Rancangan percobaan untuksetiap optimasi digunakan Rancanganacak Lengkap dengan lima perlakuandengan empat kali ulangan. Data yangdiperoleh dianalisis dengan SidikRagam (Uji F) dan perbedaan antarperlakuan diuji dengan menggunakanUji Jarak Berganda Duncan.

Tahap II. Evaluasi Pakan Olahan

a. Pembuatan pakan ikanPakan yang diberikan berupa

pakan buatan dalam bentuk pelletdengan kadar protein 35%. Komposisi

Pemanfaatan Limbah Ikan....Pakan Ikan (Hasanah, Uswatun. et.al)

33

Page 36: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

pakan percobaan disajikan pada table1. Sebelum pakan dibuat semuabahan pakan di analisis kandunganproksimatnya. Pakan yang sudahdibuat juga dianalisis proksimatnya.

b. Pemeliharaan ikan danpengumpulan dataIkan Uji adalah ikan Nila berumur

40 hari dengan bobot 30-40 g.sebelum di beri pakan uji, ikandiadaptasi dulu selama 10 hari dalamwadah pemeliharaan dengankepadatan 8 ekor per aquarium.Wadah aquarium berukuran60x50x35cm, sebanyak 18 buahdengan volume air 50 liter. Masing-masing aquarium dilengkapi dengansistem resirkulasi dan diberikanpenutup plastik agar ikan tenang dantidak keluar dari aquarium.

Air yang digunakan untukpemeliharaan diendapkan terlebihdahulu dan diaerasi minimal selama24 jam. Selama pemeliharaanberlangsung penggantian air dilakukan20 % dari volume total setiap dua haripagi sebelum diberi pakan.setiap 10hari diganti air sebanyak 100%. Ikandipelihara selama lima puluh hari.Parameter kualitas air yang diamatiadalah oksigen terlarut, pH dan suhu

Tabel 1.Komposisi pakan ikan nila untuk evaluasi pakan olahan dengan pengukuran

tingkat pertumbuhan.

Bahan Baku Perlakuan Pakan (%) A (Tepung Ikan) B (Silase) C (Silase

Fermentasi) Tepung Ikan 0 0 35 Silase 35 0 0 Silase fermentasi 0 35 0 Tapioka/sagu 15 15 15 Minyak ikan 2 2 2 Minyak sawit 4 4 4 Vitamin mix 2.5 2.5 2.5

 

air. Pengamatan terhadap oksigen, pHdan suhu dilakukan di awal dan akhirmasa pemeliharaan.

Untuk melihat bobot dan panjangstandar individu ikan pada saatpenebaran, dilakukan pengukuran danpenimbangan pada setiapaquariumnya. Jumlah pakan diberikansetiap hari sebanyak 10-15% denganfrekuensi pemberian 3 kali,pemeliharaan dilakukan selama 50Hari.

Pada akhir pengujian dilakukanpengukuran terhadap bobot ikan setiapaquarium diukur panjang danditimbang bobot individu. Jumlahpakan selama pengujian dicatat.

3. Analisis StatistikData yang diperoleh pada setiap

perlakuan dianalisis menggunakanRancangan Acak Lengkap (RAL) yangterdiri atas 3 perlakuan dengan 6ulangan.

Jika berdasarkan uji F terdapatadanya pengaruh perlakuan, makaakan dilanjutkan dengan Uji BedaNyata Jarak Berganda Duncan. Modelmatematika dari rancangan tersebutdapat disajikan sebagai berikut(Vincent 1991).

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 31 - 44

34

Page 37: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Dalam uji ikan ini sebagaiparameter uji adalah bobot badan ikanakan diamati setiap pekana. Persentase penambahan

berat badan ikan dihitungdengan rumus:

((Wt2 – Wt1) / Wt1) X 100%Wt1 : berat badan ikan di awalWt2 : berat badan ikan di akhir.

b. Feed conversion ratio (FCR) :

Σ Ft1,2 / (Wt2 – Wt1)Σ Ft1,2 adalah jumlah pakan yangdiberikan selama masa pemeliharaan

c. Efesiensi Pakan :

EP = [(Bt+Bd)-Bo)]/F x 100%

Ket :Bt : bobot ikan pada akhir percobaan(g)Bo : bobot ika n pada awalmpercobaan (g)Bd : jumlah ikan yang mati selamapercobaan (g)F : jumlah pakan yang dikonsumsiselama percobaan (g)

Data kualitas air : Sebagai datatambahan, kualitas air selamapemeliharaan ikan akan dicatat, yaitupada awal, pertengahan dan akhir.Parameter yang diamati adalah suhu,oksigen, OH, CO2 , Alkalinitas dan NH3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Optimasi Pembuatan tepung ikanData yang diperoleh pada

percobaan ini adalah ditampilkan padaTabel 2 (Lihat Lampiran 1).Kandungan protein paling tinggi antar

perlakuan terjadi pada T1 dengan nilai39,07%. Perlakuan T1 memperolehnilai protein yang paling tinggi karenadisebabkan perlakuan pemanasandilakukan satu jam lebih cepat dariperlakuan T2, T3, T4. Pemanasanyang terlalu lama menyebabkanprotein ada yang rusak atauterdegradasi menjadi molekulmpenyusunnya yang sederhanasehingga menurunkan kadarproteinnya.

Untuk melihat produkpengolahan limbah ikan tuna terbaikterhadap kandungan protein, dilakukananalisis statistik yang hasilnyaditampilkan pada Lampiran 2. Hasilanalisis sidik ragam menyatakanbahwa terdapat perbedaan yangsangat nyata (P < 0,01) padaperlakuan. Perbedaan yang terlihat dariperhitungan statistik dilanjutkan denganUji Jarak Berganda Duncan padapengaruh perlakuan terhadapkandungan protein kasar yang disajikanpada Tabel 3.

Pada Tabel 3 terlihat bahwaterjadi perbedaan secara nyata antarapengaruh perlakuan T1, T2 dan T3terhadap T4, T5, akan tetapi antarperlakuan T4 dan T3 tidakmemperlihatkan perbedaan yangnyata. Kandungan protein kasarproduk pengolahan pada perlakuan T5yaitu perebusan 3 jam relatif lebihrendah bila dibanding denganpengolahan pada perlakuan T4perebusan 2.5 jam, perlakuan T3perebusan 2 jam, T2 perebusan 1,5jam dan T1 perebusan satu jam.. Halini disebabkan karena padapengolahan perebusan yang terlalulama banyak protein yang terdegradasimenjadi penyusunnya yang lebihsederhana dan secera proporsional

Pemanfaatan Limbah Ikan....Pakan Ikan (Hasanah, Uswatun. et.al)

35

Page 38: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

dapat menurunkan kandungan proteinkasar.

2. Optimasi Silase KimiawiPengolahan secara kimiawi

dengan penambahan asam organiksebesar 5% untuk K1, 3,3% untuk K2,2,5% untuk K3, 2% untuk K4 dan 1.7%untuk K5 secara proporsionalmenurunan kandungan protein hanyasedikit. Kandungan protein palingtinggi antar perlakuan terjadi pada K2dengan nilai 14,63%. Kandunganprotein untuk setiap perlakuan silasekimiawi dapat dilihat pada tabel 4.

Penambahan asam organik(asam formiat dan propionat) dapatmenyebabkan terjadinya degradasiprotein dari molekul kompleks menjadimolekul yang lebih sederhana dan

Tabel 3.Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan Tepung terhadap

Kandungan Protein.

terlarut. Proses pengolahan secarakimia dilakukan secara aerob, jadi adakemungkinan ikatan nitrogen terlepasdan kemudian menguap sehinggakandungan protein produk pengolahanmenjadi turun.

Untuk melihat produk pengolahanlimbah ikan tuna terbaik terhadapkandungan protein, dilakukan analisisstatistik yang hasilnya ditampilkan padaLampiran 2. Hasil analisis sidik ragammenyatakan bahwa terdapatperbedaan yang sangat nyata (P <0,01) pada perlakuan. Perbedaan yangterlihat dari perhitungan statistikdilanjutkan dengan Uji Jarak BergandaDuncan pada pengaruh perlakuanterhadap kandungan protein kasaryang disajikan pada Tabel 5.

Tabel 4.Kandungan Protein (%) Perlakuan pembuatan silase ikan secara kimiawi

Perlakuan Silase organik

Ulangan K1 K2 K3 K4 K5

1 22.85 24.23 21.11 21.14 23.99

2 21.05 26.86 23.89 21.21 22.01

3 25.97 29.99 22.91 24.09 21.7

Rataan 23.29 27.30 22.61 22.50 22.4  

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 31 - 44

36

Page 39: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Pada Tabel 5 terlihat bahwaterjadi perbedaan secara nyata antarapengaruh perlakuan K1, K3, K4 danK5 terhadap K2, akan tetapi antarperlakuan K1, K3, K4 dan B5 tidakmemperlihatkan perbedaan yangnyata. Penambahan asam organik(asam formiat dan asam asetatdengan perbandingan 1:1) dapatmencegah kerusakan protein melaluipengkondisian media/substrat (dalamhal ini adalah limbah ikan tuna)menjadi suasana asam. Pada kondisiasam pertumbuhan bakteri proteolitikdapat dihambat sehingga substrattidak terurai akibat aktivitas bakteritersebut. Apabila aktivitas bakteriproteolitik tidak dihambat, maka akanterjadi pembusukan yangmenyebabkan kualitas protein menjaditurun.

Sesuai dengan pendapatTetterson dan Windsor (1974) yangmenyatakan bahwa pengolahanlimbah ikan tuna secara kimiawi(silase kimiawi) merupakan prosespengawetan dalam kondisi asam padatempat atau wadah dengan caramenambahkan asam organik. Prinsippengawetan ini adalah denganpenurunan pH dari bahan tersebutsehingga aktivitas bakteri pembusukmenjadi terhambat. Selanjutnya

Tabel 5.Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan Tepung terhadap

Kandungan Protein.

Perlakuan Rataan Kandungan Protein (%) K4 22.14 A

K5 25.56A

K3 22.63A

K1 23.51A

K2 27.02B

Ket: Huruf yang berbeda pada kolom rataan kandungan protein kasar menunjukkan pengaruh perlakuan berbeda sangat nyata (P<0,01).

 

Gildberg (1978) mengemukakanbahwa pengolahan limbah ikan secarakimiawi menghasilkan produkberbentuk cair karena protein ikan danjaringan struktur lainnya didegradasimenjadi unit larutan yang lebih keciloleh enzim yang terdapat pada ikan.Penambahan asam organik (asamformiat dan asam asetat denganperbandingan 1:1) dapat mencegahkerusakan protein melaluipengkondisian media/substrat (dalamhal ini adalah limbah ikan) menjadisuasana asam. Pada kondisi asampertumbuhan bakteri proteolitik dapatdihambat sehingga substrat tidakterurai akibat aktivitas bakteri tersebut.

Apabila aktivitas bakteriproteolitik tidak dihambat, maka akanterjadi pembusukan yangmenyebabkan kualitas protein menjaditurun. Sesuai dengan pendapatTetterson dan Windsor (1974) yangmenyatakan bahwa pengolahanlimbah ikan secara kimiawi (silasekimiawi) merupakan prosespengawetan dalam kondisi asam padatempat atau wadah dengan caramenambahkan asam organik. Prinsippengawetan ini adalah denganpenurunan pH dari bahan tersebutsehingga aktivitas bakteri pembusuk

Pemanfaatan Limbah Ikan....Pakan Ikan (Hasanah, Uswatun. et.al)

37

Page 40: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

menjadi terhambat. SelanjutnyaGildberg (1978) mengemukakanbahwa pengolahan limbah ikan secarakimiawi menghasilkan produkberbentuk cair karena protein ikan danjaringan struktur lainnya didegradasimenjadi unit larutan yang lebih keciloleh enzim yang terdapat pada ikan.

Cara pengolahan memberikanpengaruh terhadap kandungan proteinproduk pengolahan. Pengolahansecara kimiawi dengan asam organikterjadi optimalisasi produk padaperlakuan K2, yaitu pengolahandengan penambahan asam formiatdan asetat (dengan perbandingan 1:1)sebanyak 3.3% dengan nilai proteinkasar sebesar27,02%. Hasilpercobaan ini sesuai denganpendapat Kompiang dan Ilyas (198 3)yang merekomendasikan penggunaanasam organik sebanyak 3% padapengolahan limbah ikan secarakimiawi.

2. Optimasi Silase FermentasiPersiapan untuk sumber

bakhteri asam laktatnya dari kol sudahselesai dilaksanakan, prosesfermentasi sedang dilaksanakansampai satu minggu. Apabila dilihatdari produk pengolahan secara

biologis (fermentasi) seperti tercantumpada Tabel 6 diatas, kandungan proteinbervariasi.

Untuk melihat produkpengolahan limbah ikan tuna terbaikterhadap kandungan protein kasar,dilakukan analisis statistik yanghasilnya ditampilkan pada Lampiran 2.Hasil analisis sidik ragam menyatakanbahwa terdapat perbedaan yangsangat nyata (P < 0,01) padaperlakuan. Perbedaan yang terlihat dariperhitungan statistik dilanjutkan denganUji Jarak Berganda Duncan padapengaruh perlakuan terhadapkandungan protein kasar yang disajikanpada tabel 7.

Pada Tabel 7 terlihat bahwaterjadi perbedaan secara nyata antarapengaruh perlakuan B3, B2 dan B4terhadap B1 dan B5, akan tetapi antarperlakuan B3, B2 dan B4 tidakmemperlihatkan perbedaan yangnyata. Begitu pula terjadi perbedaansecara nyata antar perlakuan K1terhadap B5. Adapun pengolahansecara Fermentasi terjadi optimalisasiproduk pada perlakuan B5(penambahan asam asetat 18%)dengan nilai protein sebesar 23,15%.Hasil percobaan ini sesuai denganpendapat Kompiang dan Ilyas (1983)

Tabel 6.Kandungan Protein (%) Perlakuan pembuatan silase ikan secara

fermentasi

perlakuan Silase fermentasi Ulangan B1 B2 B3 B4 B5

1 16.79 18.25 19.05 19.41 21.02 2 15.05 16.93 21.92 18.21 20.11

3 19.86 20.71 16.74 24.20 24.81

Rataan 17.31 18.97 19.24 20.60 22.1  

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 31 - 44

38

Page 41: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

yang merekomendasikan penggunaanasam organik sebanyak 3% padapengolahan limbah ikan penggunaanmolases sebanyak 20% padapembuatan silase ikan secara biologis.

Adapun pengolahan secarabiologis terjadi optimalisasi produkpada perlakuan B5 (penambahansumber asam laktat 18%) dengannilai protein kasar sebesar 23,15%.Hasil percobaan ini sesuai denganpendapat Kompiang dan Ilyas (1983)yang merekomendasikan penggunaanSumber asam laktat sebanyak 20%pada pembuatan silase ikan secarabiologis.

B. Pengujian Secara Invivo PadaIkan Nila

Hasil Percobaan pemberianpakan dengan bahan baku yangberbeda dalam pakan dapatmempengaruhi pertumbuhan ikannila. Perubahan biomasa ikan nila darisetiap perlakuan dan ulangan padasetiap pengamatan selamapercobaan disajikan pada Gambar 1.Sedangkan data perubahan bobotrata-rata ikan pada setiap perlakuandan ulangan selama percobaan dapatdilihat pada lampiran 1.

Perlakuan Rataan Kandungan Protein (%) B1 17.253 A

B3 19.24AB

B2 19.296AB

B4 20.173AB

B5 23.15B

Ket: Huruf yang berbeda pada kolom rataan kandungan protein menunjukkan pengaruh perlakuan berbeda sangat nyata (P<0,01).

 

Tabel 7.Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan Fermentasi terhadap

Kandungan Protein.

Berdasarkan gambar 1 terlihatbahwa setiap perlakuan terjadipeningkatan biomassa ikan. Biomassarata-rata ikan meningkat diakhirpemeliharaan, yakni pada perlakuan 1=93g, perlakuan 2= 73g, dan perlakuan3= 63g.

Pemberian pakan dengan bahanbaku yang berbeda dapatmempengaruhi tingkat konsumsipakan, pertumbuhan relatif, danefesiensi pakan. Sedangkankelangsungan hidup tidakberpengaruh. Data di sajikan padaLampiran 3.

Berdasarkan Lampiran 2 terlihatbahwa terjadinya penambahan bobotrata-rata individu denganbertambahnya waktu danpenambahan berat badan.Penambahan berat badan ikan yangpaling tinggi ada pada perlakuanpertama yaitu pakan yang dibuat daribahan baku tepung ikan yaitu 93 g,diikuti oleh perlakuan denganmenggunakan pakan dari silaseorganic yaitu 73 g dan perakuan pakandari silase fermentasi yaitu 63 g.

Pertumbuhan adalah perubahanukuran panjang, bobot dan volumeselama periode tertentu. Penambahanberat ikan ada hubungannya dengan

Pemanfaatan Limbah Ikan....Pakan Ikan (Hasanah, Uswatun. et.al)

39

Page 42: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Gambar 1Bobot biomassa ikan nila pada awal dan akhir percobaan

ketersediaannya protein dalam pakan.Hal ini dapat dimengerti mengingathamper 65%-75% daging ikan terdiridari protein (Watabena, 1988). Proteinmerupakan nutrient yang sangatdibutuhkan ikan untukpertumbuhannya. Jumlah dan kualitasprotein akan mempengaruhipertumbuhan ikan (Harver, 1988). Jadidengan adanya pemanfaatan proteinpakan akan diharapkan protein tubuhbertambah atau terjadi pertumbuhan.

Pertumbuhan biomassa tubuhdibatasi oleh tinggi rendahnya kadarprotein. Setelah 50 hari percobaanterlihat perubahan biomassa padasetiap perlakuan (Gambar 1). Hal inidisebabkan karena kandungan energidalam pakan yang dikonsumsi olehikan melebihi kebutuhan energimaintenance dan aktifitas tubuhlainnya, sebagaimana yang dinyatakanoleh Lovell (1988) bahwa kebutuhanenergi untuk maintenance harusdipenuhi terlebih dahulu, dan apabilaberlebih maka kelebihannya akandigunakan untuk pertumbuhan. Hal inimembuktikan bahwa pemanfaatanjumlah protein pakan oleh ikan diantaraperlakuan tidak sama. Karena adanya

perbedaan kandungan protein dalampakan.

Dari data pertumbuhanbiomassa ikan nila menunjukkanbahwa pakan A (bahan baku tepungikan) memperoleh pertumbuhan palingtinggi. Pakan A, B dan C terdiri dariprotein 35 % . Dari data tersebut dapatdisimpulkan bahwa pakan yangberasal dari bahan baku dari tepungikan lebih disukai oleh ikan nila, artinyaikan nila mampu memanfaatkanenergidari pakan A dengan baik dan dapatmenyimpan protein pakan menjadiprotein tubuh.

Peningkatan laju pertumbuhanerat hubungannya dengan efesiensipakan. Indikator yang digunakan NCR(1977) untuk menentukan efesiensimakanan adalah tinggi rendahnyaefesiensi pakan. Jika efesiensi pakantinggi, maka laju pertumbuhan akantinggi dan sebaliknya. Efesiensi pakanyang tinggi menunjukkan penggunaanpakan yang efesien, sehingga sedikitzat makanan yang dirombak untukmemenuhi untuk memenuhi kebutuhanenergi dan selebihnya digunakan untukpertumbuhan (Huet, 1970). Efesiensipakan merupakan rasio antara

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 31 - 44

40

Page 43: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

pertambahan bobot tubuh denganjumlah pakan yang diberikan selamapenelitian.

Pada Tabel 8. memperlihatkanbahwa efesiensi pakan maksimum40,03% pada pakan buatan dari bahanbaku tepung ikan.

Dalam percobaaan ini nilaiefesiensi pakan tertinggi sebesar40.03% pada perlakuan A (bahan bakudari tepung ikan). Menunjukkan bahwabahan pakan yang dikonsumsi ikannila menghasilkan energi yang tinggi,tidak sekedar untuk mentanance, tapijuga untuk pertumbuhan.

Hasil analisis sidik ragammenyatakan bahwa terdapatperbedaan yang sangat nyata (P <0,01) pada perlakuanpakan daritepung ikan dengan pakan yangberasal dari bahan baku silase organikdan silase fermentasi. Perbedaanyang terlihat dari perhitungan statistikdilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda

Duncan pada pengaruh perlakuanterhadap Efesiensi pakan Tabel 9.

Evaluasi hasil penelitian secarakeseluruhan menunjukkan bahwapenggunaan bahan baku pakan daripengolahan limbah menjadi tepungikan berpengaruh nyata (P<0.05)terhadap pertumbuhan, efesiensi dankonversi pakan.

KESIMPULAN

Hasil analisis kandungan proteinpaling tinggi untuk optimasi pembuatantepung ikan, perlakuan pemanasansatu jam adalah 39, 57%, optimasipembuatan silase dengan caraorganik, perlakuan penambahan asamorganik 3,3% adalah 23.29%., optimasisilase fermentasi perlakuanpenambahan sumber asam laktat 18%adalah 22.1%. Berdasarkan hasilpenelitian ini dapat disimpukan bahwapengolahan limbah ikan yang

Ulangan Perlakuan

A (Tepung Ikan) B(Silase Organik) C (Silase Fermentasi) 1 40.09 13.28 9.93 2 40.09 14.31 10.91 3 39.20 13.23 9.14 4 40.70 13.01 10.84 5 38.90 12.56 10.11 6 41.30 13.87 10.05

Rata-rata 40.05 13.38 10.16

 

Tabel 8.Efesiensi Pakan (%) ikan Nila pada setiap perlakuan

Perlakuan Rataan Kandungan Protein (%) A 10.16 A

B 13.71B

C 40.03C

 

Tabel 9.Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan Pakan terhadap efesiensi

Pakan

Pemanfaatan Limbah Ikan....Pakan Ikan (Hasanah, Uswatun. et.al)

41

Page 44: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

menghasilkan kadar protein yangtinggi adalah pada pengolahan ikanmenjadi tepung ikan dengan kadarprotein 39,12%. Pengujian secarainvivo dibuktikan dengan evaluasiterhadap pertumbuhan relatif (PR),efesiensi pakan (EP) dan konversipakan (KP), penggunaan limbah ikanyang diolah menjadi tepung dalampakan buatan (pakan A) yangberkadar protein 36% yang diberikankepada ikan nila mulai dari umur 40hari menghasilkan PR, EP dan KPyang maksimum.

DAFTAR PUSTAKA

Ang KJ, Law AT and Cheah SH. 1989.Nutrition and Culture of theGiant Gourami(Osphronemus goramy Lac.)in The Floating Net Cages InAguaculture Resourch inAsia. ManagementTechniques and Nutrition.Pudoc Wageningen. 46-56pp.

Badan pengendalian dampakLingkungan, 1996 panduanTeknologi pengendaliandampak lingkungan industritapioka di Indonesia.

Badan Pengendalian Dampaklingkungan, 1996, TeknologiPengendalian DampakLingkungan IndustriPenyamakan Kulit.

Chuapoehuk W. 1987. Proteinrequirements of walkingcatfish (Clarias batrachus)(Linneus) fry. Aquaculture,63:215-219.

Coulibaly M, Diambra O, Bangare K.1989. Chemical andnutritional characteristics of

fish meal related toprocessing techniques. Inlandfisheries of latin America,Rome, Italy, No. 400 pp.199-202.

Devendra, C. 1989. Nomenclature,Terminologi and DefinitionApropriate to Animal Nutrition,p: 1-10, dalam S.S de Silva(ed). Fish Nutrition Researchin Asia. Asian Fish Soc. Spes.Publ. 4. Asian Fisheries Soc.Mamas, Philippines. 166 pp.

Furuichi M. 1988. Fish nutrition. pp. 1-78. In. Watanabe T, editor.Fish nutrition and mariculture,JICA textbook, the GeneralAquaculture Course. Tokyo.Kanagawa InternationalFisheries Training Center.

Henderson, R.J. and J.R. Sargent.1985. Fatty Acid Metabolismin Fish. in C.B. Cowey, A. M.Mackie and J. G. Bell (eds.).Nutrition and Feeding in fish.Academic Press, London,England. pp. 349-364.

Hepher B. 1990. Nutrition of pondfishes. University Press.Cambridge, New York, p. 507-511.

Huet, M. 1977. Texbook of FishCulture. Breeding andCultivation of Fish. FishingNews Book Ltd. Fernham,Surrey. England.

Khairuman, Khairul A. 2002. MembuatPakan Ikan Konsumsipenerbit PT AgromediaPusaka.

Kompiang, I.P. dan S. Ilyas. 1988.Nutrisi Ikan/Udang : Relevansiuntuk Larva dan Induk. Proc.Seminar Nasional

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 31 - 44

42

Page 45: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Pembenihan Ikan dan Udang.Bandung, 5 - 7 Juli 1988.

Kompiang, I.P. dan S. Ilyas. 1983.Silase Ikan : Pengolahan,Pengguna, danProspeknyadi Indonesia.Jurnal Litbang Pertanian.Balai Penelitian Ternak Ciawi,Bogor.

Lovell, R.T. 1989. Nutrition and feedingof fish. An AVI Book, vanNostrand Reinhold. AuburnUniversity. New York. 217 pp.

Mudjiman A, 2006, Makanan Ikan,penerbit penebar swadayaJakarta.

NRC. 1977. Nutrient Requirement ofWarm Water Fishes. NationalAcademy of Science.Washington, D.C. pp 78.

Nurhasan dan Bb. Pramudyanto,2005, Panduan PenangananLimbah Cair Industri kecilTapioka. Yayasan Bina KaryaLestari (Bintari).

Nurhasan & Bb. Pramudyanto, 1991,Penanganan Air LimbahPabrik Tahu, Yayasan BinaKarya Lestari (Bintari).

Ogino C and Saito K. 1970. proteinnutrition in fish. 1. Theutilization of dietary protein byyoung carp. Bull. Jpn. Soc.Fish. Sci. 36 : 250 – 254.

Rumsey, G.R. 1993. Fishmeal andAlternate Sources of Proteinin Fish Feeds Update 1993.Aquaculture, 18 (7): 14-16.

Sahwan F. 2002. Pakan Ikan danUdang, Formulasi,Pembuatan dan AnalisisEkonomi. Penerbit penebarswadaya jakarta.

Wahyuadi JS., DEA, 2006,Pemanfaatan Limbah Cairdan Padat dari Penyamakan

Kulit. Disampaikan padaRaker PengendalianPencemaran Air AkibatLimbah Usaha Kecil.

Wiramiharja. Y, rina H, Irma M,Yukiyasu, 2007, NIWA Nnutrisidan Bahan Pakan IkanBudidaya, balai budidaya airtawar jambi japaninternational cooperationagency.

Winarno FG. 1997. Kimia Pangan danGizi. Jakarta: GramediaPustaka Utama.

Wirahadikusumah M. 1985. Biokimia:Metabolisme Energi,Karbohidrat dan Lipid.Bandung: Penerbit ITB.

Zonneveld, N., E.A. Huisman, dan J.H.Boon. 1991. Prinsip-prinsipbudidaya ikan. PT GramediaPustaka Utama. Jakarta, 336hal.

Pemanfaatan Limbah Ikan....Pakan Ikan (Hasanah, Uswatun. et.al)

43

Page 46: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Lampiran 3. Konversi Pakan pada Setiap Pengamatan

Analisis Ulangan Bahan Pakan

Tepung Ikan Silase Organik

Silase Fermentasi

Konversi Pakan

1 2.50 7.53 10.1 2 2.44 6.99 9.2 3 2.55 7.56 10.9 4 2.46 7.68 9.2 5 2.57 7.96 9.9 6 2.42 7.21 10.0

Rata-rata 2.49 7.49 0.88  

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Between Groups 91.953 4 22.988 46.784 .000

Within Groups 4.914 10 .491 Total 96.867 14  

Perlakuan N Subset for alpha = .05

1 2 3 4 3 jam 3 32.1000

2,5 jam 3 33.5000 2 jam 3 34.5733

1,5 jam 3 36.7467 1 jam 3 39.1200 Sig. 1.000 .090 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.  

Lampiran 2. Analisis Ragam uji BNT Optimasi Pembuatan Tepung Ikan

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 31 - 44

44

Perlakuan Ulangan T1 T2 T3 T4 T5

1 39.09 36.41 35.1 34.3 31.5 2 39.69 37.82 34.5 32.7 32.1 3 38.58 36.01 34.12 33.5 32.7

rataan 39.79 36.75 34.57 33.53 32.06  

Lampiran 1. Tabel 2. Kandungan Protein (%) pada Perlakuan pembuatantepung ikan

Page 47: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

PENDAHULUAN

Kabupaten Aceh Barat terletakpada giografis 040 06’ - 04047’ LintangUtara dan 95052’-96030’ Bujur Timurdengan luas wilayah 2.927,95 Km2

(292.795 hektar). Kabupaten AcehBarat berbatasan dengan kabupatenAceh Jaya dan Pidie disebelah Utara,Aceh Tengah dan Nagan Rayadisebelah Timur.

Sebagian besar desa-desa yangada di kabupaten Aceh Baratmerupakan daerah dataran yangsebagian besar kehidupanmasyarakatnya dibidang pertanian,yang telah memberikan dampak besarterhadap pertumbuhan ekonomidaerah Aceh Barat, karena sektorpertanian memberikan kontribusi

terbesar terhadap nilai PDRBkabupaten Aceh Barat, terutamasubsektor Perkebunan dimana setiappergantian tahun strukturperekonomian kabupaten Aceh Baratmasih didominasi oleh sektor pertanian(walaupun mengalami pertumbuhanjauh dibawah sektor bangunan /konstruksi pada tahun 2006menempati urutan pertama dalammemberikan kontribusi terhadap totalnilai PDRB.

Sebesar 34,99 persen dari totalPDRB Aceh Barat tahun 2006 berasaldari sektor pertanian, kontrubusi keduaberasal dari sektor perdagangan,hotel, dan restoran yaitu sebesar 24,12persen, kemudian diikuti jasa-jasasebesar 15,83 persen dan sektorbangunan/kontruksi dibawah 10

ABSTRAKPenelitian ini secara umum bertujuan untuk melihat dampak perkebunan

kelapa sawit terhadap pendapatan daerah Aceh Barat. Variabel yang termasukdi dalam penelitian ini adalah produksi kelapa sawit, luas lahan, dan hagadalam mempengaruhi pendapatan daerah. Dalam menganalisis datadigunakan model analaisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkanbahwa variabel produksi kelapa sawit, luas lahan, dan haga kurs,berpengaruh positif terhadap pendapatan daerah Aceh Barat. endapatan luarnegeri (AS) berpengaruh positif . Berdasarkan kondisi di atas, maka pemerintahharus melakukan kebijaksanaan untuk meningkatkan pendapatan daerahdengan mendorong produksi kelapa sawit sehingga dapat mendorongpendapatan daerah dan pendapatan masyarakat.

Kata Kunci :produksi kelapa sawit, luas lahan,harga dan pendapatan daerahn,Pendapatan dalam negeri, pendapatan luar negeri, dan kurs.

DAMPAK PERKEBUNAN KELAPA SAWITTERHADAP PENDAPATAN DAERAH ACEH

BARAT

T.Muhammad Haiqal, SE.,M.Si dan Helmi Noviar, SE

Dampak Perkebunan ....Aceh Barat (Haiqal, Muhammad dan Helmi Noviar)

45

Page 48: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

persen terhadap pembentukan nilaiPDRB.

Sektor pertanian merupakansektor yang memberikan kontribusiterbesar terhadap nilai PDRB yangmengalami pertumbuhan yang cukuptinggi sehingga mengindikasikanbanyaknya jumlah pelaku ekonomipada sektor tersebut. dapatdisimpulkan bahwa sektor tersebutmenguasai hajat hidup masyarakat.Seperti sektor pertanian yangmemberikn kontribusi terbesar,ternyata sebagian besar penduduknyajuga menggantungkan kehidupannyapada sektor pertanian tersebut.

Kelapa sawit memegangperanan penting dalam perekonomiandi Indonesia, terutama untuk bahanbaku pembuatan minyak goreng dalamnegeri, yang merupakan salah satudari sembilan bahan pokok kebutuhanmasyarakat. Pada tahun-tahun terkhirini minyak kelapa sawit merupakanbahan baku utama produksi minyakgoreng menggantikan minyak kelapayang cenderung menurunproduksinya, dan tidak dapat lagidiandalkan untuk memunuhikebutuhan minyak goreng dalamnegeri. Dengan demikian minyakkelapa sawit selain berfungsi sebagaipenghasil devisa melalui ekspor, jugaberfungsi untuk mmunuhi kebutuhanminyak goreng dalam negeri, terutamasumbanganya dalam stabilitas hargabahan makanan yang merupakansalah satu komponen yangmempunyai andil besar dalammemicu inflasi.

Perumusan masalahKecendrungan meningkatnya

PDRB dapat terjadi karenameningkatnya kegiatan pertanian

perkebunan. Semakin tinggi intensitaspertanian dibidang perkebunan makaakan semakin meningkat PDRB. Olehkarena itu penelitian ditujukan untukmenjawab permasalahan sebagaiberikut:

Bagaimana pengaruh pertaniankelapa sawit terhadap pendapatandaerah Aceh Barat.

Tujuan PenelitianBerkaitan dengan masalah yang

dikemukakan di depan maka tujuanpenelitian ini adalah sebagai berikut:

Mengetahui dan menganalisispengaruh pertanian kelapa sawitterhadap pendapatan daerah AcehBarat.

Kegunaan PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat ilmiah danmasukan bagi praktisi dan pemerintahuntuk:1. menjadi bahan pertaimbangan

bagi praktisi dan pemerintahdalam rangka kebijakanmeningkatkan pendapatandaerah.

2. memperkaya khasanahkepustakaan sehingga dapatdimanfaatkan bagi peneliti danakademi lain dalam menelaahdan memahami perilakupendapatan daerah.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Kerangka TeoristisProduksi

Peningkatan luas tanaman danproduksi tanaman kelapa sawit tidakterlepas dari semakin baiknya pasarkomoditi ini dipasar luar negeri, dan

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 45 - 52

46

Page 49: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

juga karena adanya kenaikan harga.Kenaikan harga yang menonjol terlihatpada karet, lada, dan minyak kelapasawit. Hal ini terutama akibatmenurunnya produksi dibeberapaNegara penghasil utama.(BPS, 1993).

Kenaikan harga komoditi eksporjuga dapat dipicu oleh melemahnyanilai tukar rupiah terhadap dolarAmerika. Akan tetapi peningkatantersebut tidak dapat dimanfaatkansecara maksimal dalam waktu yangrelatif lama. Pertama , disebabkan olehkomoditas ekspor seperti minyaksawit tersebut tidak tersedia dalamjumlah yang cukup banyak secaraterus-menerus. Terkesan adanyakelebihan potensi sumber daya,karena produksi tidak disiapkansebelum terjadi krisis nilai tukar rupiah.Kedua, dalam waktu relative singkatmasyarakat tidak dapat menyiapkanproduksi khususnya komoditastanaman keras seperti sawit

Pengembangan Perkebunansawit selain dilakukan oleh BUMN,Perkebunan Besar Swasta Asing (PBSN ), juga dikembangankan olehmasyarakat ( Perkebunan Rakyat )baik secara perseorangan maupundengan pola kemitraan denganperkebunan besar, yang dikenaldengan Perusahaan Inti Rakyat.Adanya perkebunan besar kelapasawit ternyata tidak atau sulit diikutidengan tumbuhnya perkebunankelapa sawit milik Rakyat. Faktorutama yang menjadi penghalangtumbuhnya perkebunan kelapa sawitrakyat antara lain :

(1). Biaya inventasi yang sangatbesar,

(2). Sifat komoditas kelapa sawityang memerluhkan tempat yang

besar dan mudah rusak,sehingga memerlukan infrastruktur yang memadai yaitutransportasi dan saranapengolahan. Sarana pengolahanini sangat penting, kanenakomoditas kelapa sawit yangbaru di panen berupa TandaBuah Segar, harus segera diolahmenjadi CPO dalam waktukurang darienam jam setlah dipanen. Jika pengelolaannyaterlambat terlambat akanmeningkatkan kadar asam lemakbebas dan menurunkanrendemen minyak. Djauhari danPasaribu (1996).Bagi investor dalam menentukan

penanaman modal khususnya dalamperkebunan sawit tentu sajamempertimbangkan produktivitas danharga komoditi hasil dimasa yang akandating. Untuk tanaman sawit dari yangmulai penanaman sampai dapatmenghasilkan untuk pertama kalimemerlukan waktu selama tiga tahun,investor akan memperkirakan hargapada tahun mendatang ketika akanmemutuskan investasi pada tahunsekarang. Investor juga akanmempertimbangkan adanya “competing crop” yaitu tanamanperkebunan yang dapat ditanam padakondisi geografis yang sama. Dalamhal ini kelapa sawit, karet dan kakaodapat di tanam pada kondisi geografisyang sama. Jadi competing crop untukkelapa sawit adalah karet dan kakao.

Dengan demikian keputusaninvestor dalam melakukan investasiuntuk pembukaan perkebunan kelapasawit juga dipengaruhi olehproduktivitas, harga dan prospektanaman kakao dan karet di masa yangakan datang.

Dampak Perkebunan ....Aceh Barat (Haiqal, Muhammad dan Helmi Noviar)

47

Page 50: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Studi ini bertujuan untukmengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi respon produksi,penawaran dan permintaan minyakkelapa sawit Indonesia, baik responjangka pendek maupun respon jangkapanjang.

Produksi kelapa sawitmempunyai rentang waktu yang lamaantara penanaman dan pemanenan,dan memberikan respon yang lamaterhadap perubahan teknologi, inimerupakan salah satu karaktertanaman perkebunan. Tanamankelapa sawit baru dapatmenghasilkansetelah tiga atau empat tahun setelahpenanaman.

Model yang digunakan untukmengestimasi fungsi produksi kelapasawit, didasarkan pada model yangdiperkenankan oleh Wickens danGreenfield (1973), Dowling (1979)mengaplikasikan pada responpenawaran karet di Thailand, Lubis(1998) mengaplikasikannya padaproduksi sawit Malaysia.

∑=

=n

i

PtQ

0ä(i,t)It–i

Dimana:P

tQ : Produksi potensialpada waktu tI t – i : Jumlah pohon yangditanam pada tahun I yang lalu danmasih hidupä ( i, t ): Luas arealpenanaman.

HargaHarga suatu barang ditentukan

oleh permintaan dan penawarantersebut, keadaan di suatu pasardikatakan dalam keseimbanganapabila jumlah yang ditawarkan parapenjual pada suatu harga tertentu

adalah sama dengan jumlah yangdiminta para pembeli pada hargatersebut

Qd = c-dP

DimanaQd ; Permintaanc ; koefisiendP ; harga

PendapatanDiasumsikan ada dua variabel

yang mempengaruhi yaitu harga sawitdan luas lahan. Pendapatanmerupakan fungsi dari pada hargasawit dan luas lahan sawit.

Y= f(TP, w, P)

Y ; PendapatanP ; HargaL ; luas lahanTP; Produksi

Penelitian SebelumnyaArwansyah (2002: 60)

menganalisis pengaruh permintaankopi terhadap nilai tukar. Permintaankopi sangat dipengaruhi oleh nilai tukar.

HipotesisBerdasarkan teori- teori serta

penelitian sebelumnya, permasalahankajian dan informasi penunjang lainyamaka hipotesis dalam penelitian inidirumuskan sebagai berikut:

Harga kelapa sawit, luas lahandan produksi kelapa sawit sangatberpengaruh bagi pendapatan petanisawit sehingga mempengaruhi PDRBbagi kabupaten Aceh Barat.

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 45 - 52

48

Page 51: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

METODE PENELITIAN

Ruang Lingkup PenelitianRuang lingkup penelitian ini

mempengaruhi mengetahui danmenganalisis pengaruh pertaniankelapa sawit terhadap pendapatandaerah Aceh Barat.

Sumber DataData yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh dari berbagailaporan dan kompilasi data sertabentuk publikasi data serta bentukpublikasi lainnya, seperti seri InsikatorEkonomi Indonesia dan Seripendapatan Nasional Indonesia yangditerbitkan Badan Pusat Statistik(BPS), seri Statistik Ekonomi,keuangan Indonesia terbitan BankIndonesia, dan seri Financial Statistikterbitan Internasional Monetary Fund(IMF).

Model AnalisisPenelitian ini menggunakan

beberapa peralatan analisis yangdigunakan untuk menjawabpermasalahan dan menguji hipotesisyang diajukan

PendapatanDiasumsikan ada tiga variabel

yang mempengaruhi yaitu hargasawit, luas lahan dan produksi.Pendapatan merupakan fungsi daripada harga sawit,luas lahan sawit danproduksi sawit.

Y= f(TP, w, P)……………..1Y ; PendapatanP ; HargaL ; luas lahanQ; ProduksiUntuk mengestimasi fungsi

berikut dengan menggunakan modelpersamaan regresi linear berganda

Y = a0+ a1X1+ a2X2+ a3X3+ e………2

Definisi Operasional Variabela. Pendapatan adalah pedapatan

Daerah (PDRB) dalam satuanjuta rupiah .

b. harga adalah harga yang telahditentukan oleh pasar, semakintinggi permintaan sawit hargaakan semakin tinggi yang diukurdengan Rupiah atau dollar.

c. Luas lahan adalah luas tanamansawit yang dikelola, semakin luastanaman sawit semakin tinggiproduksinya dalam satuan Ha.

d. Produksi adalah produksi kelapasawit yang diperoleh yangsangat dipengaruhi oleh luaslahan dalam satuan Ton.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Fungsi Pendapatan DaerahPengaruh produksi kelapa sawit

(TP), luas lahan (w) dan harga (P)terhadap Pendapatan daerah (Y) dapatdilihat dengan model regresi linearberganda. Hasil pengelolahan datadengan menggunakan paket programSPSS, diperoleh persamaan regresisebagai berikut:

Y=1807917 + 2,3599 TP + 40,708 w+586,77 P(1,059) (0,346) (0,288) (0,266)R2= 0,186 R=0,431F=28.624 DW=2.2697

Print out hasil estimasi pengaruhproduksi (TP), luas lahan (w) dan harga(P) terhadap pendapatan daerah (Y)secara sederhana dapat dilihat padatabel 1.

Dampak Perkebunan ....Aceh Barat (Haiqal, Muhammad dan Helmi Noviar)

49

Page 52: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Dimana:TP = Produksiw = luasP = hargaK = Konstanta

Bedasarkan tabel di atas dapatdi intepretasikan sebagai berikut;

1. Koefisien estimasi untukproduksi (TP) adalah 2,3599artinya apabila terjadinyapenambahan produksisebesar 1 ton akanmenyebabkan pendapatandaerah mengalami kenaikansebesar 2,3599 juta .

2. Koefisien estimasi untuk luas(w) adalah 40,708 artinyaapabila terjadi penambahanluas (w) sebesar 1Ha akanmenyebabkan pendapatandaerah mengalami kenaikansebesar 40,708 juta denganasumsi faktor-faktor lain di luarpenelitian ini tetap.

3. Koefisien estimasi untuk harga(P) adalah 586,77 artinyaapabila terjadi kenaikan harga

Variabel Koefisien Estimasi T ratio P Value Elastisitas

TP 2,3599 0,346 0.149 0.9356

w 40,708 0,288 0.048 0.4086

P 586,77 0,266 0.001 0.9243

K 1807917 1,059 0.099 0.6027

RSquare R F

DW

0,186 0,431

28.624 2.2697

Tabe1Hasil Estimasi Fungsi Pendapatan Daerah

(P) sebesar 1 dolar akanmenyebabkan pendapatandaerah sebesar naik sebesar586,77 juta dengan asumsifaktor-faktor lain diluarpenelitaian ini tetap.

4. Konstanta adalah 1807917artinya pendapatan daerah yangtidak dipengaruhi oleh produksi(TP), luas (w) dan harga adalahsebesar 1807,917 Milyar.

Koefisien determasi (adjusted R2)adalah sebesar 0,186 artinyapendapatan daerah sebagai variabelterikat dijelaskan oleh produksi (TP),luas (w) dan harga (P) sebesar 18,06%,sisanya 81,04% dijelaskan oleh faktor-faktor di luar penelitian ini.

Koefisien korelasi (R) adalah0,431, artinya prodiksi (TP), luas lahan(w) dan harga (P) berhubungan positifterhadap pendapatan Daerah(Y).

Durbin Watson (DW) mencapaiangka 2.2697. Bedasarkan tabel DurbinWatson test pada level of significance5% dengan n=6, k=2, menunjukkanbahwa pada persamaan regresi fungsi

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 45 - 52

50

Page 53: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

neraca pendapatan daerah tersebuttidak terjadi serial autokorelasi dalammodel yang digunakan, karena nilaiDwh > Dwu atau 2,2697 > 1,79.

Pengujian hipotesis secarakeseluruhan dengan uji F pada tingkatkeyakinan 99% menunjukkan variabel–variabel bebas (produksi, luas danharga) secara nyata berpengaruhterhadap posisi pendapatan daerahatau dengan kata lain variasi nilai-nilaiproduksi (TP), luas (w) dan harga (P)berpengaruh secara signifikanterhadap fungsi pendapatan daerahpada tingkat keyakinan 95%. Hal inididasarkan pada perolehan F hitungyang lebih besar dari F tabel yaitu28,624 > 4,94.

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanTujuan utama dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui dampakperkebunan kelapa sawit terhadappendapatan daerah.Analisis yang telah dilakukan, dapatmemberikan beberapa kesimpulansebagai berikut.1. Variabel produksi berpengaruh

positif dan signifikan terhadappendapatan daerah. Pengaruhpositif terjadi karena apabilaproduksi naik dapatmerangsang dan meningkatkanpendapatan daerah Aceh Barat.

2. Luas juga berpengaruhterhadap pendapatan daerah inidapat dilihat dari hasil regresiyang positif.

3. harga berpengaruh positifterhadap Pendapatan DaerahAceh Barat, semakin tinggiharga memberi dampak yang

positif terhadap PendapatanDaerah Aceh Barat.

4. Semua variabel bebas Produksi,Luas lahan, dan Hargaberpengaruh pada PendapatanDaerah sebagai variabel terikat.

Saran-saranBedasarkan kesimpulan-

kesimpulan yang diperoleh dalampenelitian maka saran-saran penulisajukan adalah sebagai berikut:1. Pemerintah harus melakukan

kebijaksanaan untukmeningkatkan pendapatandaerah dengan mendorongproduksi kelapa sawit.

2. Pengaruh luas lahan da makadisarankan pemerintahmendorong produk ekspor

3. kuantitas dan kualitas sehinggamempunyai daya saing yangkuat. Selain itu agar dapatdiambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yangmempermudah ekspor yangsederhana, pelayanan yanglancar, sarana dan prasaranayang menunjang, peraturan yangkonsisten dan lain-lain.

4. Kebijaksanaan dalammenentukan nilai tukarmerupakan faktor utama untukmeningkatkan ekspor, agarproduk ekspor Indonesia dapatbersaing dalam harga produkekspor Indonesia.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anwar, Mohd Arsyad, Swasono Sri Edidan Azis Iwan Jaya (ed),1990, Ekonomi

Dampak Perkebunan ....Aceh Barat (Haiqal, Muhammad dan Helmi Noviar)

51

Page 54: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Indonesia Masalah dan prospek1990/1991, Penerbit UI-Press, Jakarta.

Arief, Sritua, 1993, MetodologiPenelitian Ekonomi,Penerbit UI- Press, Jakarta.

Arief, Sritua, 1996, Teori EkonomiMikro dan Makro Lanjutan,PT Maju Grafindo Persada,Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS), LaporanPerekonomian Indonesia,2007, BPS, Jakarta.

Boediono, 1986, Ekonomi Makro,Seri Sinopsis, PengantarIlmu Ekonomi no. 2, BPFE,Yokyakarta.

Dornbusch, Rudiger and StanleyFisher, 1994,Macrroenomics, Edisi Ke-empat, Diterjemahkan olehMulyadi, Penerbit Erlangga,Jakarta.

Dumairy, 1997, PerekonomianIndonesia, PenerbitErlangga, Jakarta.

Insukindro, 1990, KomponenKoefisien Regresi JangkaPanjang Model Ekonomi:Sebuah Studi Kasus ImporBarang di Indonesia, JurnalEkonomi dan BisnisIndonesia, No.2. Ilmu-IlmuSosial Bidang Ekonomi,Vol.5, No 1

Su’ud Hassan, 2004, AnalisisRegresi danPenerapannya dalamPenelitian SosialEkonomi, PenerbitUniversitas Syiah Kuala,Banda Aceh.

Syahwier, Coki Ahmad, 1999, AnalisisEkonomi Indonesia, KajianDemensi Krisis di Indonesia,

Penerbit FE UniversitasPasundan, Bandung.

Todaro, Michael, 1998, PembangunanEkonomi di Dunia Ketiga,Edisi Keenam, Jilid dua,Erlangga, Jakarta.

Winardi, 1996, Kamus Ekonomi,Cetakan XIV, Penerbit MandarMaju, Bandung.

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 45 - 52

52

Page 55: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

EFEKTIVITAS DAN EFESIENSI TEKNIK TABELAPADA TANAMAN PADI SAWAH DI DESA PENAGA

CUT UJUNG KEC. MEUREUBO.

Rusdi Faizin, Raidayani, Jelliani

Abstrak

Teknik TABELA sangat bagus digunakan karena sangat efktiv dan efesien.Dengan nilai efesiensi 6,5 HKO/hari/ha, sedangkan teknik pesemaian nilaiefesiensinya adalah 11,5 HKO/hari/ha. dilihat dari nilai efesiensi maka TABELAsangat efektiv dibandingkan dengan teknik Pesemaian. Sedangkan untukproduksi maka untuk nilai efesiensinya 3 Kg/Hko untuk teknik TABELA,sedangkan teknik Pesemaian nilai efesiensi produktivitas 1,6 Kg/Hko, untuknilai efesiensi produksi maka 3 lebih efesien dibandingkan dengan 1,6. Biayayang dikeluarkan kedua teknik tersebut adalah Rp. 2.590.000; untuk teknikTABELA sedangka Rp. 2.800.000; untuk teknik Pesemaian, maka teknikTABELA lebih efesien biaya yang dikeluarkan.Jadi, teknik TABELA sangat efektivuntuk suatu kesimpulan dalam mencapai sasaran, serta sangat efesien untukdikembangkan sebagai salah satu teknik yang bisa mendukung dari pertanianberbasis agribisnis berkelanjutan.

Kata Kunci: efesiensi’efektivitas’padi’TABELA’

PENDAHULUAN

Minat Tanam petani dewasa inimenurun diakibatkan karena pengaruhdari efek tsunami dan juga konflik,karena kurangnya kemauan dari parapetani kita dari efek tersebut. Di DesaPenaga Cut Ujung KecamatanMeureubo Kabupaten Aceh Barat,banyak lahan yang tidur yangmerupakan gerakan untuk pertanianyang berkelanjutan.

Dari permasalahan tersebutmaka peneliti ingin mencoba sesuatueksperimen yang yang dapatdikembangkan oleh petani, yaitu teknik

TABELA. Teknik tabela merupakanrekayasa tekhnik penanaman tanamanpadi tanpa melalui pesemaian danpemindahan bibit, sehingga umurpertanaman padi menjadi lebih pendek.Penggunaan alat bantu dalam bentukAtabela merupakan salah satu faktorpenting dalam upaya peningkatanefisiensi usahatani. Tabela merupakansalah satu upaya mendukung dayadukung lahan dan untuk meningkatkanproduktivitas dalam usahatani padidengan dikembangkannya teknologisistem tanam Tabela yaitu denganmenggunakan Atabela. Efesiensi danefektivitas adalah untuk melihat

Efektivitas Dan efisiensi...Meureubo (Faizin, Rusdi. et.al)

53

Page 56: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

sebesar apa pengaruh teknik Tabelaterhadap pengembangan usahatani.

Dari teknik Tabela ini dapatmenjadi salah teknik pendukung daripada teknik yang lain, sehingga benar-benar dapat diaplikatifkan dilingkunganpetani sehingga dapat meningkatkanproduktivitas serta pemanfaatan lahanyang maksimal.

Teknik Tabela ini dilakukanperbandingan dengan teknikpemindahan atau pesemaiansehingga dapat dilihat tingkat efesiensidan efektivitas dari kedua tekniktersebut. Hal yang diamati adalahlahan, tenaga kerja, waktu, sertaproduktivitas.

METODE PENELITIAN

Adapun metode yang digunakandalam penelitian ini adalahEksperimen di Lapangan (fieldEksperiment). Untuk pengembangandengan melihat Variabel. Teknikpengumpulan data dengan cara dataprimer dan sekunder. Data primeradalah data yang diperoleh langsungketika dilakukan eksperimen dengandimasukkan kedalam tabelarissehingga didapat hasil yangdiharapkan. Data sekunder adalah

data yang diperoleh dari literatur-literatur atau pun lembaga sebagaipendukung dari pada data primer.

Teknik analisis yang digunakanadalah efesiensi pada usahatanidisektor pertanian (Ken Suratiyah2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 menunjukan bahwateknik Tabela lebih efektiv dari padateknik pemindahan atau pesemaian,dilihat dari kegiatan usahatani yanglebih pendek umurnya. Karena tanpaada pembuatan lahan untukpesemaian, pemindahan bibit ke lahansawah, juga ditambah denganpenanaman, yang kegiatan tersebutdapat menambah tenaga kerja kerjakeluarga jika pada teknik Tabelaberjumlah 6 orang sedangkan teknik

Teknik TABELA Teknik Pesemaian Pengolahan lahan Pengolahan lahan Penaburan benih Pesemaian Pemeliharaan dan pemupukan Pemindahan bibit Panen Penanaman - Pemeliharaan dan Pemupukan - Panen

Tabel 1.Perbedaan Teknik TABELA dan Teknik Persemaian

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 53 - 56

54

Page 57: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Pesemaian berjumlah 14 orang. sertadapat menambah waktu dari petanisehingga juga berpengaruh terhadaplahan yang relatif kurang diusahakan.

Efesiensiperbandingan dari dua teknik

yaitu teknik TABELA dan TeknikPessemaian. adalah dilihat dari nilaiefesiensi, 6,5 Hko/hari/ha lebih efesienuntuk teknik Tabela sedangkan daripada 11,5 Hko/hari/ha untuk teknikpesemaian. Dari nilai efesiensitersebut maka teknik TABELA lebihefesien dibandingkan dengan teknikpesemaian. Faktor yangmempenggaruhi dari pada tingkatefesiensi tersebut adalah kegiatan darimasing-masing teknik tersebut lebihsedikit atau banyak, pada teknikTABELA kegiatan usahataninya lebihsedikit dibandingkan dengan teknikpesemaian.

Tingkat efesiensi produktivitasadalah untuk Tabela 3 Kg/Hko,sedangkan teknik Pesemaian 1,6 Kg/Hko. Dilihat dari tingkat efesiensi untukproduksi maka teknik pesemaian lebihefesien dibandingkan dengan teknikpesemaian. Kenapa hal ini bisa dapatmemberikan hasil yang lebih padateknik Tabela karena teknik inimempunyai rumpun yang lebih dalamsatu bedeng dari pada teknikPesemaian yang memang ditanamsatu-satu dalam tiap lubang, hamajuga dapat menyerang jadi pada teknikTabela dapat mengatasi kekuranganrumpun yang terjadi pada teknikpesemaian tanpa ada rumpun yanglain.

Tingkan efesiensi biaya yangdikeluarkan adalah Rp. 2.590.000untuk teknik Tabela, Rp. 2.800.000untuk teknik Psemaian, maka teknik

tabela lebih efesien dibandingkandengan teknik pesemaian denganselisih Rp. 210.000 dari kedua tekniktersebut untuk melihat tingkatefesiensi. Biaya bisa lebih kecil lagikarena teknik tabela benar-benar tanpamenyerap tenaga kerja lebih banyak.

Untuk perkembangan usahatanipadi sawah, maka pada saat sedangberjalannya penelitian dilakukan makabanyak petani yang sudah banyakmenggunakan lahannya yang banyakterbengkalai ataupun disebut lahantidur, ini menunjukkan perkembanganyang signifikan untuk minat tanampetani, guna pertanian yangberkelanjutan juga untuk keswadayaantanaman pangan khususnya daerahAceh Barat umumnya provinsi Acehdan keseluruhan Indonesia ataupangan Nasional.

KESIMPULAN

Teknik Tabela lebih efektifdibandingkan dengan teknikpesemaian, dilihat dari jumlah efesiensiyaitu 6,5 Hko/hari/ha untuk tekniktabela, 11,5 Hko/hari/ha untuk teknikPesemaian. Ini untuk melihat efesiensitenaga kerja, lahan dan waktu.Sedangkan untuk produktivitas tekniktabela lebih efesien dilihat nilainya 1,6Kg/Hko untuk teknik Pesemaiansedangkan Tabela lebih besar yaitu 3Kg/hko ini disebabkan rumpun padatabela lebih banyak. Tingkat efesiensibiaya Rp. 2.590.000 leknik tabelasedangkan Rp. 2.800.000 untuk teknikpesemaian, jadi teknik tabela lebihefesien dibandingkan teknikpesemaian.

Diharapkan adanya pengarahandan penyuluhan lanjutan agar, petaniluas dapat menggunakan teknik ini

Efektivitas Dan efisiensi...Meureubo (Faizin, Rusdi. et.al)

55

Page 58: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

guna mendukung teknik-teknik yanglain. Sehinga menambah khasanahdalam berusaha tani denganpenggunaan Atabela mendukungpenggunaan teknologi tepat guna.

Pelitian lanjutan adalah melihatpotensi dari petani untuk menambahminat tanam petani guna menambahproduksi padi siehingga dapatmemenuhi pangan daerah, sehinggaAceh Barat yang Swadaya pangan.

KEPUSTAKAAN

Arifin, Bustanul (2001). “SpektrumKebijakan PertanianIndonesia”. Jakarta,Erlangga.

Kisdarto (1990). “PrilakuOrganisasi”. Jakarta, SinarBandung.

Prawirosentono, Suryadi (1999).“Kebijakan Kinerja danEfektivitas PembinaanKoperasi dan Usaha Kecildi Daerah NAD”. Bandung,PT. Aksara.

Prasetyo, Bambang, dkk (2007). “Metode PenelitianKuantitatif”. Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada.

Ruslan, Rosady (2005), “ ManajemenPublik: Relation dan MediaKomunikasi”. Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada.

Soekartawi (1999), “AGRIBISNIS(Teori dan Aplikasinya)”.Jakarta, PT. Raja GrafindoPersada.

Suratiyah, Ken (2006), “IlmuUsahatani”. Jakarta, Penebar

Swadaya.

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 53 - 56

56

Page 59: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

“RESPON TANAMAN CABAI TERHADAP UNSUR P DAN PUPUKKANDANG” Cabai (Capsicum annum L) merupakan tanaman hortikultura yangbernilai ekonomis tinggi dan hasilnya banyak dimanfaatkan oleh masyarakat,baik dalam bentuk segar maupun olahan. Selama ini budidaya cabai merahdilakukan pada musim kemarau pada lahan sawah maupun lahan kering.Kendala pengembangan cabai adalah produksi cabai yang masih tergolongrendah, kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan pertambahanpenduduk sehingga harus dipasok dari luar daerah yang menyebabkan hargatinggi. Belum diketahui dosis pupuk kandang dan konsentrasi P yang tepatuntuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi cabai yang tinggi. Metodepenelitian menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) pola faktorial 4x4dengan 3 ulangan. Adanya pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanamanCabai, tidak terdapat interaksi antara Kombinasi pupuk kandang dengan unsurP terhadap pertumbuhan dan hasil cabai. Dosis pupuk kandang dan unsur Pakan meningkatkan pertumbuhan dan hasil cabai.

Kata Kunci : Pupuk Kandang’.Unsur P’.Cabe.

RESPON TANAMAN CABAI TERHADAPUNSUR P DAN PUPUK KANDANG

Rahmi Rukhyat1. Jasmi2. Mita Setyowati3

1. Ketua Peneliti, Dosen Tetap Fakultas Pertanian UTU2. Dosen Tetap Fakultas Pertanian UTU3. Dosen Tetap Fakultas Pertanian UTU

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Cabai (Capsicum annum L)merupakan tanaman hortikultura yangbernilai ekonomis tinggi dan hasilnyabanyak dimanfaatkan olehmasyarakat, baik dalam bentuk segarmaupun olahan. Selama ini budidayacabai merah dilakukan pada musimkemarau pada lahan sawah maupunlahan kering.

Cabai salah satu jenis sayuranpenting yang dibudidayakan secarakomersil di daerah tropis.Kegunaannya sebagian besar untukkonsumsi rumah tangga dan sebagianlagi diekspor ke negara-negara beriklimdingin dalam bentuk kering. Cabaibentuk kering tersebut digunakan untukbumbu penyedap, saus dan produk-produk makanan kaleng ( AdhiSantika,1995).

Respon Tanaman....Pupuk Kandang (Rukhyat, Rahmi. et.al)

57

Page 60: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Kebutuhan akan cabai terusmeningkat setiap tahun sejalandengan meningkatnya jumlahpenduduk dan berkembangnyaindustri yang membutuhkan bahanbaku. Meskipun kebutuhan terhadapcabai terus meningkat, tetapi produksicabai di Indonesia masih rendah.Rataan produksi nasional barumencapai 3,3-3,5 ton/hektar. Tingkatproduktivitas yang rendah tersebutmasih dapat ditingkatkan denganberbagai cara antara lain denganpenambahan pupuk kandang danpupuk P.

Untuk memenuhi kebutuhanyang semakin meningkat, usaha untukmeningkatkan produksi perludilakukan baik dengan intensifikasimaupun ekstensifikasi. Adanyaintroduksi berbagai jenis cabai yangmempunyai potensi hasil tinggi,tampaknya akan memacu perhatianpetani untuk mengusahakan cabai.Namun demikian, berbagai kendalamasih dijumpai dalam pengelolaanya.Di beberapa daerah cabai masihdiusahakan secara tradisionalgangguan hama dan penyakit banyakmenurunkan produksinya.

Penelitian dilakukan untukmempelajari respon kombinasi pupukkandang dan pupuk P yang tepatterhadap pertumbuhan dan hasil cabaimerah. Pupuk Kandang adalahkotoran ternak baik padat maupun cairtermasuk sisa-sisa makanan dan alaskandang yang telah mengalamidekomposisi, umumnya mengandungunsur hara N,P,K serta unsur haramakro dan mikro lainnya (Lingga,2005). Selanjutnya Rinsema (1986),menyatakan bahwa pupuk kandangmengandung unsur hara yang relatif

sedikit bila dibandingkan denganpupuk buatan, tetapi kelebihannyaadalah disamping dapat memberiunsur hara kedalam tanah juga dapatmendorong kehidupan jasad renikdalam tanah.

Unsur Fosfor (P) bagi tanamanberguna untuk merangsangpertumbuhan akar, khususnya akarbenih dan tanaman muda. Selain itufosfor juga berfungsi sebagai bahanmentah untuk pembentukan sejumlahbahan protein tertentu, membantuasimilasi dan pernapasan sertamempercepat pembungaan,pemasakan biji dan buah (Marsono,2005).

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakanRancangan Acak Kelompok (RAK) polafaktorial 4x4 dengan 3 ulangan. Faktoryang diteliti yaitu :

Konsentrasi Pupuk kandangyang terdiri atas 4 taraf :

K0 = KontrolK1 = 15 T/haK2 = 20 T/haK3 = 25 T/ha

· Konsentrasi Unsur P terdiriatas 4 taraf :

P0 = KontrolP1 = 80 Kg P2O5/haP2 = 90 Kg P2O5/haP3 = 100 Kg P2O5/ha

Adapun susunan kombinasiperlakuan antara pupuk kandangdengan unsur P dapat dilihat padaTabel 1.

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 57 - 70

58

Page 61: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Tabel 1.Susunan kombinasi perlakuan antara pupuk kandang dengan unsur P

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

A. Respon Tanaman CabeTerhadap Pupuk Kandang

Hasil analisis ragam (lampiran1 sampai 17) menunjukkan bahwapupuk kandang berpengaruh tidaknyata terhadap tinggi tanaman,diameter pangkal batang, jumlah buahcabe dan berat buah cabe panen I dan

II, namun berpengaruh sangat nyataterhadap berat buah cabe panen III, IV,V dan berat buah cabe per hektar.1. Tinggi Tanaman (cm)

Pupuk kandang berpengaruhtidak nyata terhadap tinggi tanamancabe umur 2, 4, 6 dan 8 MingguSetelah Tanam (MST). Rata-rata tinggitanaman cabe umur 2, 4, 6 dan 8Minggu Setelah Tanam (MST) dapatdilihat pada Tabel 2.

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

2 (MST)

4 (MST)

6 (MST)

8 (MST)

Kontrol (K0) 31,08 a 53,75 a 69,83 a 88,50 a 15 Ton/Ha (K1) 30,85 a 53,83 a 64,75 a 83,17 a 20 Ton/Ha (K2) 27,85 a 53,83 a 67,08 a 83,17 a 25 Ton/Ha (K3) 29,55 a 54,54 a 69,63 a 83,83 a

BNJ 0,05 3,36 7,30 6,07 8,70

No Kombinasi Perlakuan

Konsentrasi Pupuk Kandang (T/Ha)

Konsentrasi Unsur P (kg/Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

K0 P0 K0 P1 K0 P2 K0 P3 K1 P0 K1 P1 K1 P2 K1 P3 K2 P0 K2 P1 K2 P2 K2 P3 K3 P0 K3 P1 K3 P2 K3 P3

Kontrol 0 0 0 15 15 15 15 20 20 20 20 25 25 25 25

Kontrol 80 90

100 0 80 90

100 0 80 90

100 0 80 90

100 Tabel 2.

Rata-rata Tinggi Tanaman Cabe umur 2, 4, 6 dan 8 Minggu Setelah Tanam(MST) pada tiap Taraf Dosis Pupuk Kandang

Respon Tanaman....Pupuk Kandang (Rukhyat, Rahmi. et.al)

59

Page 62: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Tabel 2 menunjukkan bahwa dosispupuk kandang berpengaruh tidaknyata terhadap tinggi tanaman cabeumur 2, 4, 6 dan 8 Minggu setelahTanam (MST). Tinggi tanaman cabepada umur 2, 4, 6 dan 8 Minggusetelah Tanam (MST) dapat dilihatpada Gambar 1.

2. Diameter Pangkal Batang (mm)Pupuk kandang berpengaruh

tidak nyata terhadap diameter pangkal

Gambar 1.Rata-rata Tinggi Tanaman Cabe umur 2,4, 6 dan 8 Minggu Setelah Tanam

(MST)

batang tanaman cabe umur 2, 4, 6 dan8 Minggu Setelah Tanam (MST). Rata-rata diameter pangkal batang tanamancabe umur 2, 4, 6 dan 8 MingguSetelah Tanam (MST) dapat dilihatpada Tabel 3.

Tabel 3 menunjukkan bahwadosis pupuk kandang berpengaruhtidak nyata terhadap Diameter PangkalBatang tanaman cabe umur 2, 4, 6 dan8 Minggu setelah Tanam (MST).

Perlakuan Diameter Pangkal Batang (mm)

2 (MST)

4 (MST)

6 MST)

8 (MST)

Kontrol (K0) 3,73 a 5,29 a 7,52 a 9,75 a 15 Ton/Ha (K1) 3,84 a 5,38 a 7,42 a 9,46 a 20 Ton/Ha (K2) 3,43 a 5,23 a 7,50 a 9,76 a 25 Ton/Ha (K3) 3,61 a 5,46 a 7,87 a 10,28 a

BNJ 0,05 0,44 0,55 0,89 1,34 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ)

Tabel 3.Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Cabe umur 2, 4, 6 dan 8 Minggu Setelah Tanam

(MST) pada tiap Taraf Dosis Pupuk Kandang

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 57 - 70

60

Page 63: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Diameter Pangkal Batang tanamancabe pada umur 2, 4, 6 dan 8 Minggusetelah Tanam (MST) dapat dilihatpada Gambar 2.

3. Jumlah BuahPupuk kandang berpengaruh

tidak nyata terhadap jumlah buahcabe panen, I, II, III, IV dan V. Rata-rata jumlah buah cabe panen, I, II, III,IV dan V dapat dilihat pada Tabel 4.

Gambar 2.Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Cabe umur 2, 4, 6 dan 8

Minggu Setelah Tanam (MST)

Tabel 4. Rata-rata Jumlah BuahCabe Panen, I, II, III, IV dan V pada tiapTaraf Dosis Pupuk Kandang

Tabel 4 menunjukkan bahwadosis pupuk kandang berpengaruhtidak nyata terhadap jumlah buah cabepanen, I, II, III, IV dan V. Jumlah buahcabe panen, I, II, III, IV dan V dapatdilihat pada Gambar 3.4. Berat Buah (g)

Perlakuan Jumlah Buah (Panen) I II III IV V

Kontrol (K0) 5,98 a 9,67 a 10,38 a 9,42 a 5,00 a

15 Ton/Ha (K1) 6,35 a 10,44 a 10,75 a 10,06 a 5,31 a

20 Ton/Ha (K2) 7,44 a 11,08 a 11,10 a 10,40 a 5,67 a

25 Ton/Ha (K3) 7,06 a 9,87 a 10,44 a 9,49 a 4,97 a BNJ 0,05 1,67 2,28 1,73 1,86 1,72

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ)

Tabel 4.Rata-rata Jumlah Buah Cabe Panen, I, II, III, IV dan V pada tiap Taraf Dosis

Pupuk Kandang

Respon Tanaman....Pupuk Kandang (Rukhyat, Rahmi. et.al)

61

Page 64: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Pupuk kandang berpengaruhtidak nyata terhadap berat buah cabepanen I dan II, namun berpengaruhsangat nyata terhadap berat buahcabe panen III, IV, dan V. Rata-rataberat buah cabe panen I,II, III, IV, danV dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 menunjukkan bahwadosis pupuk kandang berpengaruhtidak nyata terhadap berat buah cabepanen, I, dan II, namun berpengaruhnyata terhadap berat buah panen III,

Gambar 3.Rata-rata Jumlah Buah Cabe Panen I, II, III IV dan V.

Perlakuan Berat Buah (g/Panen) I II III IV V

Kontrol (K0) 22,86 a 37,00 a 38,39 a 18,08 a 8,21 a 15 Ton/Ha (K1) 25,68 a 42,02 a 48,38 b 24,15 b 12,51 b 20 Ton/Ha (K2) 30,35 a 45,13 a 50,59 b 24,50 b 13,89 b 25 Ton/Ha (K3) 28,07 a 40,28 a 47,00 b 23,01 b 12,05 b

BNJ 0,05 6,57 9,12 7,14 4,54 3,78 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ)

Tabel 5.Rata-rata Berat Buah Cabe Panen I,II, III, IV, dan V pada tiap Taraf Dosis

Pupuk Kandang

IV dan V. Berat buah cabe panen III, IVdan V pada perlakuan tanpa pupukkandang menunjukkan pengaruh yangberbeda nyata dengan berat buah padaperlakuan dengan menggunakanpupuk kandang. Berat buah palingtinggi dijumpai pada perlakuanpenggunaan pupuk kandang sebanyak20 ton/ha (K2), namun berbeda tidaknyata dengan perlakuan pupukkandang 15 dan 25 ton/ha K1 dan K3).Berat buah cabe panen, I, II, III, IV dan

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 57 - 70

62

Page 65: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

V dapat dilihat pada Gambar 4.5. Berat Buah per Hektar (Kg)

Pupuk kandang berpengaruhsangat nyata terhadap berat buahcabe per hektar. Rata-rata berat buahcabe per hektar dapat dilihat padaTabel 6 .

Tabel 6 menunjukkan bahwadosis pupuk kandang berpengaruhsangat nyata terhadap berat buahcabe per hektar. Berat buah cabe pal-ing tinggi dijumpai pada perlakuan

pupuk kandang 20 ton/ha (K2), namunberbeda tidak nyata dengan perlakuanpupuk kandang 15 dan 25 ton/ha (K1dan K3). Penggunaan pupuk kandangmemberikan pengaruh yang berbedanyata dengan tanpa penggunaanpupuk kandang terhadap berat buahcabe per hektar. Rata-rata berat buahcabe per hektar dapat dilihat padaGambar 5.

Gambar 4.Rata-rata Berat Buah Cabe Panen I, II, III IV dan V

Perlakuan Berat Buah (Kg/Ha)

Kontrol (K0) 2.964,91 a 15 Ton/Ha (K1) 3.636,44 b 20 Ton/Ha (K2) 3.915,65 b 25 Ton/Ha (K3) 3.581,11 b

BNJ 0,05 529,82 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ)

Tabel 6.Rata-rata Berat Buah Cabe per hektar pada tiap Taraf Dosis Pupuk

Kandang

Respon Tanaman....Pupuk Kandang (Rukhyat, Rahmi. et.al)

63

Page 66: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Persamaan regresi :y = -1,4907x2 + 89,916x + 2954,3 ;R2 = 0,9153

Gambar 5 menunjukkan bahwaberat buah cabe berkorelasi kuadratikdengan dosis pupuk kandang. Dosispupuk kandang optimum untukmenghasilkan berat buah cabe palingtinggi adalah 18,05 ton/Ha.

Dengan penggunaan pupukkandang, berat buah cabe yangdihasilkan lebih tinggi dibandingkantanpa penggunaan pupuk kandang.Hal ini karena pupuk kandangmembantu menetralkan tanah danjuga membantu penyerapan hara daripupuk kimia yang ditambahkan. Pupukkandang memiliki kelebihandibandingkan dengan pupuk kimia : a).Aman digunakan dalam jumlah besar.,b). Membantu menetralkan tanah pHtanah., c). Membantu menetralkanracun akibat adanya logam beratdalam tanah., d). memperbaiki strukturtanah menjadi lebih gembur., e).Mempertinggi porositas tanah dansecara langsung meningkatkanketersediaan air tanah., f). membantupenyerapan hara dari pupuk kimiayang ditambahkan dan g). Membantu

mempertahankan suhu tanahsehingga fluktuasinya tidak tinggi(Marsono dan Paulus, 2001).B. Respon Tanaman Cabe

Terhadap Unsur PHasil analisis ragam (lampiran 1

sampai 17) menunjukkan bahwa unsurP berpengaruh tidak nyata terhadaptinggi tanaman, diameter pangkalbatang dan jumlah buah panen V.Unsur P berpengaruh nyata terhadapjumlah buah panen I, II dan berat buahpanen V serta berpengaruh sangatnyata terhadap jumlah buah panen III,IV, berat buah panen I, II, III, IV dan beratbuah per hektar.1. Tinggi Tanaman (cm)

Unsur P berpengaruh tidak nyataterhadap tinggi tanaman cabe umur 2,4, 6 dan 8 Minggu Setelah Tanam(MST). Rata-rata tinggi tanaman cabeumur 2, 4, 6 dan 8 Minggu SetelahTanam (MST) dapat dilihat pada Tabel7.

Tabel 7 menunjukkan bahwaunsur P berpengaruh tidak nyataterhadap tinggi tanaman cabe umur 2,4, 6 dan 8 Minggu Setelah Tanam(MST). Tinggi tanaman cabe padaumur 2, 4, 6 dan 8 Minggu setelah

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

2 (MST)

4 (MST)

6 (MST)

8 (MST)

Kontrol (P0) 30,35 a 51,88 a 64,38 a 81,75 a 80 Kg P2O5 /Ha (P1) 29,99 a 57,33 a 69,83 a 87,33 a 90 Kg P2O5 /Ha (P2) 29,42 a 52,33 a 68,42 a 84,58 a

100 Kg P2O5 /Ha (P3) 29,57 a 54,42 a 68,67 a 85,00 a

BNJ 0,05 3,36 7,30 6,07 8,70 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ)

Tabel 7.Rata-rata Tinggi Tanaman Cabe umur 2, 4, 6 dan 8 Minggu Setelah Tanam

(MST) pada tiap Taraf Unsur P

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 57 - 70

64

Page 67: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Tanam (MST) dapat dilihat padaGambar 6.2. Diameter Pangkal Batang(mm)

Unsur P berpengaruh tidaknyata terhadap diameter pangkalbatang tanaman cabe umur 2, 4, 6dan 8 Minggu Setelah Tanam (MST).Rata-rata diameter pangkal batangtanaman cabe umur 2, 4, 6 dan 8Minggu Setelah Tanam (MST) dapatdilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 menunjukkan bahwaUnsur P berpengaruh tidak nyataterhadap Diameter Pangkal Batangtanaman cabe umur 2, 4, 6 dan 8Minggu setelah Tanam (MST).Diameter Pangkal Batang tanamancabe pada umur 2, 4, 6 dan 8 MingguSetelah Tanam.3. Jumlah Buah

Unsur P berpengaruh nyataterhadap jumlah buah panen I dan IIserta berpengaruh sangat nyata

Gambar 6.Rata-rata Tinggi Tanaman Cabe umur 2, 4, 6 dan 8 Minggu Setelah Tanam

(MST)

Perlakuan Diameter Pangkal Batang (mm)

2 (MST)

4 (MST) 6 (MST) 8

(MST) Kontrol (P0) 3,67 a 5,33 a 7,27 a 9,20 a 80 Kg P2O5 /Ha (P1) 3,63 a 5,49 a 7,95 a 10,41 a 90 Kg P2O5 /Ha (P2) 3,77 a 5,45 a 7,46 a 9,47 a 100 Kg P2O5 /Ha (P3) 3,54 a 5,10 a 7,63 a 10,16 a BNJ 0,05 0,44 0,55 0,89 1,34 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ)

Tabel 8.Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Cabe umur 2, 4, 6 dan 8

Minggu Setelah Tanam (MST) pada tiap Taraf Unsur P

Respon Tanaman....Pupuk Kandang (Rukhyat, Rahmi. et.al)

65

Page 68: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

terhadap jumlah buah panen III, danIV, namun berpengaruh yang tidaknyata jumlah buah panen V. Rata-ratajumlah buah cabe panen, I, II, III, IV danV dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 menunjukkan bahwaUnsur P berpengaruh tidak nyataterhadap jumlah buah cabe panen, I,II, III, IV dan V. Jumlah buah cabepanen, I, II, III, IV dan V dapat dilihatpada Gambar 8.

4. Berat Buah (g)Unsur P berpengaruh nyata

terhadap berat buah panen V sertaberpengaruh sangat nyata terhadapberat buah panen I, II, III dan IV. Rata-rata berat buah cabe panen I,II, III, IV,dan V dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 menunjukkan bahwaunsur P berpengaruh nyata terhadapberat buah panen I, II, III, IV dan V. Beratbuah paling tinggi pada setiap periodepanen dijumpai pada perlakuan 90 Kg

Perlakuan Jumlah Buah (Panen) I II III IV V

Kontrol (P0) 5,71 a 8,44 a 8,48 a 7,83 a 4,81 a

80 Kg P2O5 /Ha (P1) 6,94 ab 10,98 b 11,38 b 10,60 b 5,13 a

90 Kg P2O5 /Ha (P2) 7,88 b 11,29 b 12,02 b 11,38 b 5,77 a

100 Kg P2O5 /Ha (P3) 6,31 ab 10,35 ab 10,80 b 9,55 ab 5,24 a

BNJ 0,05 1,67 2,28 1,73 1,86 1,72 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ)

Tabel 9.Rata-rata Jumlah buah Cabe Panen, I, II, III, IV dan V pada tiap Taraf Unsur P

Gambar 8.Rata-rata Jumlah Buah Cabe Panen I, II, III IV dan V

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 57 - 70

66

Page 69: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

P2O5/Ha (P2), namun berbeda tidaknyata dengan perlakuan 80 Kg P2O5/Ha (P1) dan 100 Kg P2O5/Ha (P3).Perlakuan 90 Kg P2O5/Ha (P2) hanyaberbeda nyata dengan 100 Kg P2O5/Ha (P3) pada panen I. Berat buah pal-ing rendah dijumpai pada perlakuankontrol (P0) yang berbeda nyata 80 KgP2O5/Ha (P1) dan 90 Kg P2O5 /Ha (P2)pada panen dan berbeda nyatadengan semua perlakuan

penggunaan P pada panen II dan III.Pada panen IV, perlakuan kontrol (P0)berbeda nyata dengan perlakuan 80 KgP2O5/Ha (P1) dan 90 Kg P2O5 /Ha (P2),namun berbeda tidak nyata denganperlakuan 100 Kg P2O5/Ha (P3),sedangkan pada panen V, perlakuankontrol (P0) hanya berbeda nyatadengan perlakuan 90 Kg P2O5/Ha (P2).Berat buah cabe panen, I, II, III, IV danV dapat dilihat pada Gambar 9.

Perlakuan Berat Buah (g/Panen) I II III IV V

Kontrol (P0) 20,86 a 30,93 a 36,57 a 17,57 a 17,57 a 80 Kg P2O5 /Ha (P1)

28,26 bc 44,46 b 48,99 b 24,38 b 24,38 ab

90 Kg P2O5 /Ha (P2)

33,10 c 47,47 b 52,33 b 26,13 b 26,13 b

100 Kg P2O5 /Ha (P3)

24,74 ab 41,57 b 46,46 b 21,66 ab

21,66 ab

BNJ 0,05 6,57 9,12 7,14 4,54 3,78 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ)

Tabel 10.Rata-rata Berat Buah Cabe Panen I,II, III, IV, dan V pada tiap Taraf Dosis

Pupuk Kandang

Gambar 9.Rata-rata Berat Buah Cabe Panen I, II, III IV dan V

Respon Tanaman....Pupuk Kandang (Rukhyat, Rahmi. et.al)

67

Page 70: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

5. Berat Buah per Hektar (Kg)Unsur P berpengaruh sangat

nyata terhadap berat buah cabe perhektar. Rata-rata berat buah cabe perhektar dapat dilihat pada Tabel 11.Tabel 11 menunjukkan bahwa unsurP berpengaruh sangat nyata terhadapberat buah cabe per hektar. Berat buahpaling tinggi dijumpai pada perlakuan90 Kg P2O5 /Ha (P2) yang berbedanyata dengan perlakuan Kontrol (P0)dan perlakuan 100 Kg P2O5 /Ha (P3),namun berbeda tidak nyata denganperlakuan 80 Kg P2O5/Ha (P1). Beratbuah paling rendah dijumpai padaperlakuan kontrol (P0) yang berbedanyata dengan perlakuan lainnya. Rata

-rata berat buah cabe per hektar dapatdilihat pada Gambar 10.

Persamaan regresi :y = -4924x2 + 872,64x – 34538 ; R2 = 1

Gambar 10 menunjukkan bahwaberat buah cabe berkorelasi kuadratikdengan konsentrasi P2O5. Konsentrasioptimum untuk menghasilkan beratbuah cabe paling tinggi adalah 88,61kg P2O5 /Ha.

Pemupukan dapat meningkatkanpertumbuhan dan produksi tanaman.Dalam masa pertumbuhannya,tanaman membutuhkan sejumlahunsur hara makro dan mikro. Perananunsur hara makro bagi tanamanadalah berfungsi untuk berbagai

Perlakuan Berat Buah (Kg/Ha)

Kontrol (P0) 2.736,85 a 80 Kg P2O5 /Ha (P1) 3.759,73 bc 90 Kg P2O5 /Ha (P2) 4.115,35 c 100 Kg P2O5 /Ha (P3) 3.486,17 b BNJ 0,05 529,82 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNJ)

Tabel 11.Rata-rata Berat Buah Cabe per hektar pada tiap Taraf Unsur P

Gambar 10.Rata-rata Berat Buah Cabe per Hektar pada tiap Taraf Unsur P

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 57 - 70

68

Page 71: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

proses metabolisme yang terjadi padapertumbuhan tanaman sepertipemanfaatan zat tepung,pembentukan sel dan pembelahan selserta meningkatkan mutu dari hasil.Kekurangan unsur hara makro akanmenyebabkan terhambatnyapertumbuhan tanaman (Anonymous,1996).

Tanaman cabe yang dipupukdengan pupuk P menghasilkanproduksi yang lebih tinggi dibandingkandengan tanpa pemupukan P. Fosformemegang peranan penting dalamkebanyakan reaksi enzim, hal inikarena fosfor merupakan bagian dariinti sel yang sangat penting dalampembelahan sel dan juga untukperkembangan jaringan meristem.Dengan demikian fosfor dapatmerangsang pertumbuhan akar dantanaman muda, mempercepatpembungaan dan pemasakan buah(Sarief, 1986).

Tingginya produksi cabe padaperlakuan 90 kg P2O5 / Ha (P2) didugakonsentrasi tersebut lebih tepat bagitanaman cabe dibandingkankonsentrasi lain. Menurut Jailani(1986), menyatakan bahwa padapemberian pupuk yang perludiperhatikan adalah kosentrasi yangtepat, apabila diberikan padakonsentrasi yang rendah makaaplikasinya kurang efektif.

Tanaman menghendakipemberian pupuk yang tepat agarpertumbuhan dan perkembanganbagian-bagian tanaman menjadi lebihbaik (Sutarta, 2003).

KESIMPULAN1. Pupuk kandang berpengaruh

tidak nyata terhadap tinggitanaman, diameter pangkal

batang, jumlah buah cabe danberat buah cabe panen I dan II,namun berpengaruh sangatnyata terhadap berat buah cabepanen III, IV, V dan berat buahcabe per hektar. Dosis pupukkandang optimum untukmenghasilkan berat buah cabepaling tinggi adalah 18,05 ton/Ha.

2. Unsur P berpengaruh tidak nyataterhadap tinggi tanaman,diameter pangkal batang danjumlah buah panen V. Unsur Pberpengaruh nyata terhadapjumlah buah panen I, II dan beratbuah panen V serta berpengaruhsangat nyata terhadap jumlahbuah panen III, IV, berat buahpanen I, II, III, IV dan berat buahper hektar. Konsentrasi Poptimum untuk menghasilkanberat buah cabe paling tinggiadalah 88,61 kg P2O5 /Ha.

3. Terdapat interaksi yang tidaknyata antara faktor pupukkandang dan unsur P padasemua peubah tanaman cabeyang diamati.

SARAN1. Penggunaan pupuk kandang

sebanyak 18,05 ton/Ha dan88,61 Kg P2O5 /Ha dapatdipertimbangkan untukmeningkatkan produksi cabe.

2. Perlu penelitian terhadap unsurhara lain untuk mengetahuikonsentrasi yang tepat bagitanaman cabe, sehinggaproduksi cabe dapat maksimal.

REKOMENDASI KEBIJAKANPenggunaan pupuk kandang

dengan dosis sebanyak 18.05 ton/Hadan konsentrasi P2O5 sebanyak 88,61

Respon Tanaman....Pupuk Kandang (Rukhyat, Rahmi. et.al)

69

Page 72: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

kg /Ha, perlu dianjurkan bagi petanicabe di wilayah Barat Selatan NAD,khususnya Desa Cot SeumereungKecamatan Samatiga Kabupaten AcehBarat agar diperoleh produksi cabeyang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1996. Tomat:Pembudidayaan SecaraKomersil. Penebar Swadaya.Jakarta. 123 hlm.

Ashari, S. 1995. Hortikultura AspekBudidaya. UI-Press. Jakarta.484 hal

Budiyanto, G. 2000. Potensi ProduksiBudidaya Cabai Merah PadaBerbagai Tingkat PemupukanNPK di Lahan Pantai BugetKulon Progo DIY. Agr. UMY. VolV/1.6 hal

Jailani, M. 1986. Pedoman TehnisBudidaya Cokelat. AkademiPertanian Iskandar Muda. BandaAceh. 96 Halaman.

Kusandriani, Y. 1996. Botani TanamanCabai dan Tekanan ProduksiCabai Merah. Balai PenelitianTanaman Sayuran PusatPenelitian dan PengembanganHortikultura. BPPP hal : 25

Kusumo. 1984. Usaha Budidaya,Pemamfaatan Hasil dan AspekPemasaran. Penebar Swadaya.Jakarta. 217 Halaman.

Lingga, P dan Marsono. 2004.Petunjuk Penggunaan Pupuk.Penebar Swadaya. Jakarta. 150Halaman.

Lingga, P dan Marsono. 2005.Petunjuk Penggunaan Pupuk.Penebar Swadaya. Jakarta. 150hal.

Marsono dan Paulus, S. 2001. PupukAkar Jenis dan Aplikasinya.

Penebar Swadaya. Jakarta. 96hlm.

Rinsenma, W.T. 1986. Pupuk danCara Pemupukan ( TerjemahanH. M.Saleh ). Bharata KaryaAksara, Jakarta. 235 hal.

Santika, A. 2004. Agribisnis Cabai.Penebar Swadaya. Jakarta. 183hal.

Sarief, E, S. 1986. Kesuburan danPemupukan Tanah Pertanian.Pustaka Buana. Bandung. 150hlm.

Setiadi. 2006. Bertanam Cabai.Penebar Swadaya. 183 hal.

Sutarta, E.S., Winarna, danDarmosarkoro, W. 2003.Efektivitas Aplikasi PupukMajemuk Lambat Tersedia PadaPembibitan. Medan. 156Halaman.

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 57 - 70

70

Page 73: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase jumlah agregatterhadap kuat tekan pada campuran beton normal. Sehingga dihasilkanpersentase optimal jumlah agregat dalam campuran beton. Benda uji yangdigunakan berbentuk silinder standar ukuran diameter 150 mm, tinggi 300 mmberjumlah 45 benda uji. Faktor air semen yang digunakan adalah 0,35; 0,40dan 0,45, tinggi slump 750-100 mm dan diameter agregat maksimum yangdigunakan 25,4 mm. Penelitian dilakukan di Laboratorium Konstruksi dan BahanBangunan Fakultas Teknik Unsyiah, Banda Aceh. Pengujian kuat tekan dilakukanpada saat beton mencapai kekuatan optimal berumur 28 hari. Standar yangdigunakan dalam penelitian ini adalah American Concrete Institute (ACI),American Society for Testing and Materials (ASTM), British Standard (BS),dan Peraturan Beton Indonesia (PBI-1971). Penelitian ini membedakan tigavariasi persentase jumlah agregat dalam campuran beton yaitu (60%; 70%dan 80%). Perencanaan campuran beton didasarkan pada metodeperbandingan berat material. Semen yang digunakan adalah PC (PortlandCement) Tipe I. Pengujian kuat tekan beton menggunakan mesin penguji kuattekan (Compressive Loading Tester). Hasil penelitian menunjukkan bahwakuat tekan beton maksimum terjadi pada persentase jumlah agregat 70% baikuntuk FAS 0,35; FAS 0,40 dan FAS 0,45. Hasil perhitungan analisis menunjukkanbahwa ada pengaruh yang nyata antara persentase jumlah agregat (X1) danFAS (X2) terhadap kuat tekan beton (Y), yang dihitung menggunakan regresipolinomial berganda dengan persamaan Y = -2095,909 - 347,076 X1 + 75,527X2 - 75,451 X1

2 - 0,539 X22 - 3,395 X1X2, dengan koefisien determinasi R-square

sebesar 67,422%.

Kata kunci : Persentase Jumlah Agregat, Campuran Beton, Kuat Tekan Beton.

PENGARUH PERSENTASE JUMLAH AGREGATPADA CAMPURAN BETON TERHADAP

KUAT TEKAN BETON

Samsunan1) dan Novi Bachtiar1)

1)Jurusan Teknik Sipil Universitas Teuku Umar

E-Mail: [email protected]

Abstrak

Pendahuluan

Beton merupakan gabungankekuatan antara bahan-bahanpembentuknya, yaitu semen, air,agregat kasar (kerikil), agregat halus

(pasir) dan bahan tambahan lainnya(admixture atau additive) j ikadiperlukan. Telah diketahui sampaisaat ini, beton (concrete) merupakansalah satu bahan konstruksi yangpaling banyak digunakan pada

Pengaruh Persentase...Tekanan Beton (Samsunan dan Novi Bachtiar)

71

Page 74: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

bangunan gedung dan bangunan sipillainnya. Beton memiliki kuat tekan yangtinggi, pengerjaannya relatif mudahdan dapat dibentuk sesuai dengankebutuhan maupun keinginanpenggunanya serta perawatannyajuga mudah dan murah.

Kandungan agregat dalamcampuran beton biasanya sangattinggi. Menurut Nugraha dan Antoni(2007), komposisi agregat tersebutberkisar antara 61% - 76% dari beratcampuran beton. Mengingat agregatlebih murah daripada semen makaakan ekonomis bila agregat digunakansebanyak mungkin dalam campuranbeton, selama secara teknismemungkinkan. Meskipun duluagregat dianggap sebagai materialpasif, berperan sebagai bahan pengisisaja, kini disadari adanya konstribusipositif agregat pada sifat beton, sepertistabilitas volume, ketahanan abrasi,serta ketahanan dan keawetan(durability). Bahkan beberapa sifat fisikbeton secara langsung tergantungpada sifat agregat, seperti kepadatan,panas jenis, dan modulus elastisitas.

Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui pengaruh persentasejumlah agregat terhadap kuat tekanpada campuran beton normal.Sehingga akan dihasilkan persentaseoptimal jumlah agregat dalamcampuran beton. Benda uji yangdigunakan adalah benda uji silinderstandar dengan ukuran diameter 15cm, tinggi 30 cm berjumlah 45 buah,dengan pengujian dilakukan padaumur 28 hari. Penelitian ini dilakukandi Laboratorium Konstruksi dan BahanBangunan Teknik Sipil Unsyiah.

Telaah KepustakaanKuat Tekan Beton

Kuat tekan beton sangatbergantung dari faktor air semen dantingkat pemadatan yang dilakukan.Murdock (1986) menambahkan bahwakuat tekan tidak hanya dipengaruhi olehfaktor diatas, tetapi juga oleh jenissemen, dan umur pada saat pengujian.

Murdock dan Brook (1991),mengatakan bahwa beton mempunyaikecenderungan berisi rongga akibatgelembung udara yang terbentukselama atau sesudah pengecoran. Halini disebabkan penggunaan air yangberlebihan untuk memudahkanpengerjaannya. Air yang menempatiruangan ini akan kering danmeninggalkan rongga-rongga udara.Selain itu adanya pengurangan volumeabsolut semen dan air setelah reaksikimia pada proses pengerasannya danterjadi pengeringan sedemikian rupasehingga terjadi penyusutan volumepasta semen. Untuk mendapatkanbeton padat dan kedap air,perbandingan air semen harusdireduksi seminimal mungkin sejauhkemudahan pengerjaannya masihdapat dilakukan.

Bila perencanaan campuranbeton didasarkan pada gradasiagregat, maka perlumempertimbangkan gradasikombinasi agregat tersebut (Murdockdan Brook, 1991). Pengujian-pengujiangradasi dilakukan dengan kemudahanpekerjaan dan perbandingan air semenuntuk memperoleh gradasi yangdiharapkan agar menghasilkan kuattekan beton optimum.

Hubungan tegangan-reganganbeton diperoleh dari uji silinder.Tegangan benda uji dihitung

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 71 - 82

72

Page 75: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

menggunakan persamaanberdasarkan Timoshenko (1958)seperti pada Persamaan 2.9:

…………………(2.1a)

……………......(2.1b)

Dengan:ó = tegangan (kg/cm2);f’c = kuat tekan benda uji (kg/cm2);Pmaks = beban maksimum yangditerima benda uji (kg);A = luas tampang benda uji(cm2).

Wang dan Salmon (1986)menyebutkan, besarnya kuat tekanbenda uji beton sangat tergantungpada:1. Mutu bahan dasar

pembentuknya;2. Faktor Air Semen (FAS);3. Susunan dan bentuk bahan

dasar pembentuknya;4. Ketelitian saat pelaksanaan; dan5. Umur pada saat pembebanan.

Mutu beton ditentukan oleh kuattekan karakteristiknya. Kekuatan tekankarakteristik beton ditentukanberdasarkan perkiraan dimanakemungkinan adanya kekuatan tekanbenda uji beton yang kurang atau lebihdari nilai terbatas pada prosentasekecil tertentu. Ukuran besar kecilnyapenyebaran hasil pemeriksaan betonmenjadi ukuran dari mutupelaksanaannya. BerdasarkanPeraturan Beton Bertulang Indonesia1971, kekuatan tekan karakteristikbeton dapat ditentukan dengan rumus:fcr = Skfc .− ………… (2.2)Dimana:fcr = kuat tekan karakteristik bendauji (kg/cm2);

fc = nilai rata-rata kuat tekan (kg/cm2);k = koefisien yang nilainyatergantung dari jumlah benda uji; danS = standar deviasi (kg/cm2).

Pengaruh Jumlah Agregatterhadap Kuat Tekan Beton

Struktur beton sangatdipengaruhi oleh komposisi dankualitas bahan-bahan pencampurbeton, yang dibatasi oleh kemampuandaya tekan beton. Mutu agregat yangmempengaruhi kuat tekan betonditentukan oleh beberapa faktor:a. Jumlah/persentase

Kandungan agregat dalamcampuran beton menurut Nugraha danAntoni (2007), berkisar antara 61-76 %dari berat campuran beton, maka sifat-sifat agregat ini mempunyai pengaruhyang besar terhadap perilaku dari betonyang sudah mengeras. Sifat agregatbukan hanya mempengaruhi sifatbeton, akan tetapi juga mempengaruhiketahanan (durability, seperti dayatahan terhadap kemunduran mutuakibat siklus pembekuan-pencairanes).b. Gradasi butiran

Peraturan Beton BertulangIndonesia – NI.2 (Anonim, 1971) pasal3.5 (1), menjelaskan bahwa susunanbutiran agregat campuran untuk betonstruktural harus diperiksa dengananalisa saringan. Pemeriksaan inibertujuan untuk menentukan daerahsusunan butiran yang disyaratkan,sehingga dapat dijadikan dasarpengambilan kesimpulan baik atautidak pemakaian agregat tersebutuntuk campuran beton.

Pengaruh Persentase...Tekanan Beton (Samsunan dan Novi Bachtiar)

73

Page 76: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Dari hasil analisa saringan dapatdihitung modulus kehalusan (finenessmodulus/FM) agregat. BerdasarkanAnonim (1995) nilai moduluskehalusan (FM) untuk kerikil 5,5–8,0untuk pasir kasar 2,9–3,2, pasir halus2,2–2,6 dan agregat campuran 4,0–7,0.c. Diameter maksimum agregat

Ukuran agregat dapatmempengaruhi kekuatan tekan beton.Ukuran dan bentuknya harusdisesuaikan dengan syarat yangdiberikan oleh ASTM, BS ataupun SNI/SI. Ukuran agregat lebih banyak pulaberpengaruh terhadap kemudahanpekerjaan (workability).

Agregat terbagi atas agregathalus dan kasar. Agregat dengandiameter yang kecil akan mempunyailuas permukaan (specific area) yanglebih besar, sehingga bidang kontakdengan pasta semen akan lebih besar.Karenanya tegangan yang dipikul olehagregat akan didistribusikan ke bidangyang lebih luas menyebabkan bebanyang mampu dipikul oleh agregatmenjadi lebih besar.d. Tekstur- Batu pecah, bentuknya berjarum

dan memanjang, merupakanyang terbaik yang tersedia untukdigunakan pada campuranbeton daripada agregat yangalami.

- Tekstur kasar, permukaan yangkasar akan menghasilkan ikatanyang lebih baik pada campuranbeton jika dibandingkan denganpermukaan yang halus.

- Bentuk pipih/lonjong,mempunyai panjang lebih besardaripada lebar, sedangkanlebarnya jauh lebih besar daritebalnya, bentuk butiran ini akan

menghasilkan campuran betonyang lebih baik jika dibandingkandengan butiran berbentuk bulat.

Metode Penelitian

1. MaterialMaterial yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:1. Semen Portland (PC);2. Agregat kasar (coarse

aggregate);3. Agregat halus (fine aggregate),

terdiri atas pasir halus (fine sand)dan pasir kasar (coarse sand);dan

4. Air.Semen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah semen Portlandtipe I yang diproduksi oleh PT. SemenPadang. Semen hanya diperiksakehalusannya, yaitu tidak bergumpaldan kantong pembungkus tidak robek.Pemeriksaan lainnya tidak dilakukandengan pertimbangan semen yangdigunakan telah memenuhi StandarNasional Indonesia (SNI) No. 15–2049–1994 dan ASTM. C 595-79.

Agregat yang digunakandiperoleh dari sungai Krueng Aceh danmerupakan hasil desintegrasi alamidari batu-batuan. Agregat tersebutterdiri dari agregat kasar dan agregathalus. Pemeriksaan terhadap agregatkasar dan agregat halus sebagaimaterial pembentuk beton perludilakukan untuk mendapatkan mutumaterial yang baik (Anonim, 1982).

Air yang digunakan untukcampuran dan perawatan betonadalah air yang tersedia diLaboratorium Konstruksi dan BahanBangunan Fakultas Teknik UniversitasSyiah Kuala. Air tersebut telahmemenuhi syarat sebagai pembentuk

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 71 - 82

74

Page 77: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

dan perawatan beton sesuai denganASTM C 941-90 (Anonim 1995) danPersyaratan Umum Bahan BangunanIndonesia (PUBI). Anonim (1982);yaitu tawar, jernih, tidak mengandunglumpur, minyak, benda terapung,garam-garam yang dapat merusakbeton dan tidak berbau.2. Peralatan Penelitian

Peralatan yang akan digunakandalam penelitian ini telah tersedia diLaboratorium Konstruksi dan BahanBangunan, Fakultas Teknik Unsyiah.Peralatan yang digunakan padapenelitian ini adalah peralatan untukmemeriksa material, mesin uji tekan(compressive loading machine)merek Ton Industrie buatan MannheimJerman, yang berkapasitas 100 ton,cetakan silinder berdiameter 150 mmdan tinggi 300 mm, timbangan denganberbagai kapasitas, pengaduk beton(molen) berkapasitas 90 liter, peralatanuntuk memeriksa adukan beton.3. Pembuatan Benda Uji3.1 Pemeriksaan Material

Penelitian diawali pemeriksaanagregat berupa sifat fisis agregat,rancanaan campuran beton,pembuatan benda uji, perawatanbenda uji serta pengujian benda uji.Pemeriksaan ini dilakukan terhadapsifat-sifat fisis agregat yang meliputiberat jenis (spesific gravity),penyerapan (absorbsi), berat volume(bulk density), analisa saringan (sieveanalysis), dan kadar bahan organik.Pemeriksaan sifat-sifat fisis agregatdilakukan berdasarkan ASTM(Anonim, 1995).

3.2 Perencanaan campuranbeton (concrete mix design)Rencana komposisi campuran

beton (concrete mix design) dihitung

berdasarkan metode AmericanConcrete Institute (ACI) 211.1-91.Jumlah air yang dibutuhkan untuk tiap1 m3 beton didasarkan pada tinggislump rencana (75 – 100) mm. FaktorAir Semen (FAS) yang digunakanadalah 0,35; 0,40 dan 0,45, dandiameter agregat maksimum 25,4 mm.Benda uji silinder dengan ukuran 150x 300 mm. Kemudian dilanjutkandengan membuat tabel analisasusunan butiran agregat campurandan diperoleh jumlah persentasekomulatif yang tertahan di atas masing-masing saringan.3.3 Pelaksanaan pengecoran

dan perawatan betonPengecoran dilakukan atas

dasar perbandingan jumlah dankomposisi campuran padaperencanaan campuran dan kapasitasmolen. Material yang telah disiapkandan ditimbang kemudian diadukdengan molen sekitar 15 menit. Setelahproses pengadukan selesai,selanjutnya adukan mortar diperiksakekentalannya melalui pengujianslump. Slump direncanakan (7,5 – 10)cm untuk beton normal. Selanjutnyadilakukan pemeriksaan terhadap betonsegar (fresh concrete) meliputi: beratvolume, pengukuran kadar udara danpengukuran suhu.

Pembuatan benda uji dilakukandengan mengisi mortar ke dalamcetakan silinder secara bertahapsebanyak tiga lapisan. Setiap lapisandipadatkan dengan tongkat bajaberdiameter 16 mm dan panjang 60cm sebanyak 25 kali tumbukan tiaplapisan dengan cara menjatuhkan alatpemadat dari ketinggian 30 cm.Setelah cetakan penuh, sisi cetakandiketuk dengan palu karet agar mortarmenjadi lebih padat.

Pengaruh Persentase...Tekanan Beton (Samsunan dan Novi Bachtiar)

75

Page 78: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Permukaan benda uji diratakandengan lapisan pasta semen(capping) dengan FAS 0,29.Selanjutnya setelah benda uji berumur24 jam, cetakan silinder dibuka dandiberi nomor serta kode sesuaidengan yang direncanakan sepertipada tabel 1.

Setelah berumur 24 jam, bendauji dikeluarkan dari cetakan untukdirawat dalam bak perendamanselama 27 hari guna mencapai umurbeton 28 hari, lalu dilakukan pengujian.Tiga jam sebelum di uji, benda ujidikeluarkan dari bak perendaman agarair permukaan menjadi kering.

3.4. Pengujian benda uji

Pengujian kuat tekan dilakukansaat beton berumur 28 hari. Benda ujidikeluarkan dari bak perendaman dandibiarkan kering selama tiga jamsebelum dilaksanakan pengujian.Benda uji ditimbang dan diukurdimensinya dalam keadaan kering.

Pengujian dilakukan denganmesin penguji kuat tekan. Pengujiankuat tekan selinder dilakukan denganmemberi beban arah vertikal silinder.Beban diberikan sampai benda ujihancur merupakan data yang akandigunakan untuk kuat tekan betondengan menggunakan Persamaan2.1a dan 2.1b.

Analisa DataData beban hancur dari hasil

pengujian kuat tekan silinder betondigunakan untuk menentukan kuattekan dari masing-masing benda uji,selanjutnya dilakukan seleksi datauntuk melihat penyebaran data dantingkat ketelitian pelaksanaan.

Mutu pelaksanaan suatupenelitian dapat dilihat dari penyebarannilai-nilai hasil pemeriksaan. Baiktidaknya pelaksanaan tersebut dapatdilihat dari simpangan baku (standardeviasi). Semakin kecil standar deviasiyang timbul, maka semakin baik pulamutu pelaksanaan penelitian.Standar deviasi dihitung denganmenggunakan Persamaan 3.1:

FAS Komposisi Agregat (%) Jumlah Benda Uji 60 70 80

0,35 y111-y115 y121-y125 y131-y135 15 0,40 y211-y215 y221-y225 y231-y235 15 0,45 y311-y315 y321-y325 y331-y335 15

Jumlah Total Benda Uji 45 Sumber data : Olahan (2009)

Tabel 1.Variasi Benda Uji Beton

(3.1)

(3.2)

Dengan:S = standar deviasi (kg/cm2);

ifc = kuat tekan benda uji ke-i (kg/cm2);fc = kuat tekan rata-rata (kg/

cm2);n = jumlah data.

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 71 - 82

76

Page 79: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Menurut Anonim (1971)besarnya penyimpangan kuat tekansilinder beton yang diizinkan adalah5%. Nilai kuat tekan karakteristik hasilpercobaan dapat dihitung denganPersamaan 3.3:f’cr = Skfc .− (3.3)Dengan:f’cr = kuat tekan karakteristik bendauji (kg/cm2);fc = kuat tekan rata-rata (kg/cm2);

k = koefisien jumlah benda uji; danS = standar deviasi (kg/cm2).

Klasifikasi mutu pelaksanaanuntuk pekerjaan penelitian dilaboratorium menurut Troxell (1968)adalah:- Cv £ 5% --> sangat baik;- 5% < Cv £ 7% --> baik;- 7% < Cv £ 10 %-->sedang; dan- Cv > 10 % --> kurang baik.Cv adalah koefisien ragam sampel,yang dapat dihitung denganmenggunakan Persamaan 3.4 berikut:

Dengan:Cv = koefisien ragam sampel (%);S = standar deviasi (kg/cm2);fc = kuat tekan rata-rata (kg/cm2).

Menurut Hines dan Montgomery(1990), untuk menganalisa pengaruhsuatu faktor terhadap suatu perlakuanbisa digunakan analisis varianklasifikasi satu arah untuk faktor yangdiselidiki. Untuk mendapatkanhubungan antara dua besarandilakukan analisis regresi.Analisis varian dilakukan untukmengetahui pengaruh persentasejumlah agregat pada campuran betonterhadap kuat tekan beton. Metode yangdipilih adalah analisa varian untukrancangan faktorial dua arah modelefek tetap menurut Hines danMontgomery (1990), seperti yangdiperlihatkan pada Tabel 2.Dalam hal ini:

∑ =−=

a

li

iA abn

Ybn

YSS2

......2

(3.5)

abnY

anYSS b

lj

jB

2......

2

−= ∑ = (3.6)∑ ∑= =

−−−=a

li BAb

ljij

AB SSSSabnY

nY

SS2

......

(3.7)

(3.8)

(3.9)(3.10)(3.11)(3.12)(3.13)

Sumber Varian

Jumlah Kuadrat

Derajat Kebebasan Rata-rata kuadrat Fo

A perlakuan a – 1 1

B perlakuan b – 2 1

Interaksi (a – 1)(b – 1) 1

Error Ab (n – 1) 1

Total Abn – 1 Sumber : Hines dan Montgomery (1990)

Tabel 2Analisis varian untuk klasifikasi dua arah model efek tetap

Pengaruh Persentase...Tekanan Beton (Samsunan dan Novi Bachtiar)

77

Page 80: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Dengan:a = jumlah variable FAS = 3b = persentase jumlah agregat = 3n = pengulangan benda uji = 5abn = jumlah keseluruhan = (45)

Rancangan faktorial dua arahmodel efek tetap dilakukan denganmenggunakan dua faktor penentuyaitu penggunaan tiga persentasejumlah agregat dan tiga faktor airsemen.

Hasil Penelitian1. Hasil Pemeriksaan Agregat

Hasil pemeriksaan agregat rata-rata terhadap berat volume, Moduluskehalusan (FM), Berat jenis (Specificgrafity) dan absorbs masing-masingagregat disajikan pada Tabel 3.

Jika dilihat dari beberapaketentuan, hasil pemeriksaan sifatmaterial maka penggunaan agregatdiatas telah memenuhi persyaratan.Sedangkan hasil pemeriksaan sifatkimia yaitu pemeriksaan kandunganbahan organik menunjukkan warnalarutan kuning muda yang berartibahwa agregat dapat dipakai untukcampuran material beton.2. Rancangan Campuran Beton

Perencanaan campuran betondilakukan berdasarkan metode ACIStandard 211.1-91 (Re-approve 2002).Hasil perhitungan rancangancampuran beton (concrete mix design)dapat dilihat pada Tabel 4.3. Pembuatan Benda Uji

Benda uji yang dibuat 45 buahberbentuk silinder, dibedakan dalam

No Jenis Agregat

Berat Volume (kg/l)

Fineness Modulus Sg(ssd) Sg(od)

Absorbsi (%)

1 Kerikil 1,557 7,27 2,605 2,545 2,380 2 Pasir Kasar 1,579 4,21 2,570 2,520 2,011 3 Pasir Halus 1,686 3,14 2,656 2,503 6,087

Sumber data : Olahan (2009)

Tabel 3Hasil Pemeriksaan Agregat (kerikil, pasir kasar dan pasir halus)

FAS Persentase Jumlah Agregat

Berat Material (kg) Air PC CA CS FS Jumlah

0,35 60% 206,846 590,990 902,380 427,443 253,300 2.380,96 70% 192,616 550,331 933,667 442,263 262,082 2.380,96 80% 180,218 514,908 960,926 455,175 269,734 2.380,96

0,40 60% 207,490 518,205 943,205 446,781 264,759 2.380,96 70% 192,616 481,540 972,878 460,837 273,089 2.380,96 80% 179,711 449,277 998,624 473,033 280,316 2.380,96

0,45 60% 207,994 462,208 975,132 461,905 273,721 2.380,96 70% 192,616 428,036 1003,376 475,283 281,649 2.380,96 80% 179,356 398,568 1027,730 486,820 288,486 2.380,96

Sumber data : Olahan (2009) Dimana: PC = Portland Cement (Semen PC) CA = Coarse Aggregate (Kerikil) CS = Coarse Sand (Pasir Kasar) FS = Fine Sand (Pasir Halus)

Tabel 4Rancangan Campuran untuk 1 m3 beton

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 71 - 82

78

Page 81: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

tiga variasi FAS dan tiga variasipersentase jumlah agregat. Data hasilpengecoran diperlihatkan bahwa nilaislump pengecoran rata-rata 8,68 cm.Kadar udara mortar beton rata-rata1,17%, dengan suhu mortar betonrata-rata adalah 30,330C.4. Pengujian Kuat Tekan Beton

Pengujian kuat tekan dilakukanpada umur beton 28 hari. Sebelumdites, setiap benda uji ditimbang untukmenyeleksi data berat. Hasil inimenunjukkan bahwa pemadatan tiapbenda uji saat pengecoran mendekatiseragam. Data hasil pengujian inidiperlihatkan pada Tabel 5.5. Seleksi Data

Dari hasil pengujian kuat tekandi laboratorium, dilakukan seleksi datasecara statistik. Data yang diambil

mengikuti keseragaman sehinggadata-data yang penyimpangannya jauhdari data-data lain tidak dijadikansampel.

5.1 Analisis varianAnalisis varian dilakukan untuk

mengetahui pengaruh persentasejumlah agregat pada campuran betonterhadap kuat tekan beton pada FASyang berbeda. Hasil perhitungandiperlihatkan pada Tabel 6.5.2 Analisis regresi

Pada analisis regresi, data kuattekan beton dipilih sebagai variabelterikat (dependent variable) dan faktorair semen serta persentase jumlahagregat sebagai variabel bebas(independent variable). Analisis linearyang dipakai adalah analisis regresi

Benda Uji Silinder 150 mm x 300 mm

FAS Umur Pengujian (Hari)

Komposisi Agregat (%) Jumlah Benda Uji 60 70 80

0,35 28 323,686 346,321 298,787 15 0,40 28 289,733 330,476 251,253 15 0,45 28 255,780 294,260 221,827 15

Jumlah Total Benda Uji 45 Sumber data : Olahan (2009)

Tabel 5Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Rata-rata Silinder Beton

Sumber Varian Jumlah Kuadrat

Derajat Kebebasan

Rata-rata Kuadrat

Fo Hitung

Fo Tabel

FAS (A) 62425,368 2 31212,684 258,012 3,266 Persentase Jumlah Agregat (B) 69273,913 2 34636,957 286,318 3,266

Interaksi (AB) 59452,,257 4 14863,064 122,862 2,642 Error 4355,060 36 120,974 Total 195506,598 89 Sumber data : Olahan (2009)

Tabel 6Analisis Varian Pengaruh Persentase Jumlah Agregat pada Campuran

Beton terhadap Kuat Tekan Silinder Beton

Pengaruh Persentase...Tekanan Beton (Samsunan dan Novi Bachtiar)

79

Page 82: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

linier berganda dan regresi polinomialberganda. Persamaan yang didapatuntuk adalah:1. Regresi linear bergandaY = 618,5744 - 645,108 X1 - 1,35812X2

2. Regresi polinomial bergandaY = -2095,909 - 347,076 X1 + 75,527X2 - 75,451 X1

2 - 0,539 X22 - 3,395 X1X2

Dengan:Y = kuat tekan beton (kg/cm2)X1 = faktor air semen (0,35; 0,40dan 0,45)X2 = persentase jumlah agregat(60%; 70% dan 80%)

5.3. Analisis varian pengujiannyata regresi

Kesesuaian model regresi dapatdiketahui melalui analisis varian ujinyata regresi. Data yang digunakanadalah faktor air semen, persentasejumlah agregat dan kuat tekan beton.Hasil analisis varian uji nyata regresi

menunjukkan kurva yang paling sesuaiialah persamaan polinomial berganda.Hal ini ditentukan dengan nilai R-squaretertinggi. Hasil perhitungan analisisvarian uji nyata regresi untukpersamaan linear berganda danpolinomial berganda diperlihatkan padaTabel 7 dan Tabel 8.

Hasil analisis varian uji nyataregresi yang diperlihatkan padatersebut menunjukkan bahwa ‘F0hitung’ lebih besar dari ‘F0 tabel’sehingga regresi linear berganda danregresi polinomial berganda sesuaiuntuk analisis data.

Perbandingan analisis varian ujinyata regresi kedua model regresi yangdicobakan ternyata koefisiendeterminasi (R-square) regresipolinomial berganda lebih besar daripada linear berganda. Hal inimenunjukkan bahwa regresipolinomial berganda lebih sesuaidigunakan dalam penelitian ini.

5.6 Pembahasan

Sumber Variasi

Jumlah Kuadrat

Derajat Kebebasan

Rata-rata Kuadrat

Fo Hitung

Fo Tabel

R-square (%)

Regresi Error Total

73491,632122014,967195506,598

2 87 89

36745,816 1402,471

26,201 3,114 37,590

Fo hitung > F(0,05;2;87) = 3,114 (Sumber data : Olahan, 2009)

Tabel 7Analisis varian uji nyata regresi linear berganda kuat tekan silinder beton

Sumber Variasi

Jumlah Kuadrat

Derajat Kebebasan

Rata-rata Kuadrat

Fo Hitung

Fo Tabel

R-square (%)

Regresi Error Total

131814,563 63692,036

195506,598

5 84 89

26362,913 758,239

34,769 2,338 67,422

Fo hitung > F(0,05;5;84) = 2,338 (Sumber data : Olahan, 2009)

Tabel 8Analisis varian uji nyata regresi polinomial berganda kuat tekan silinder

beton

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 71 - 82

80

Page 83: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Hasil analisis kuat tekan beton rata-rata silinder yang diperlihatkan padaTabel 4.3 terlihat bahwa, semakin kecilFAS menghasilkan kuat tekan yanglebih besar, demikian sebaliknyadengan semakin meningkat faktor airsemen maka kuat tekan betonmenurun (sesuai Anonim, 1991).Sedangkan persentase jumlahagregat terlihat bahwa nilai kuat tekan

beton yang terbesar pada persentasejumlah agregat 70%, (70% > 60% >80%) untuk setiap FAS. Berdasarkanhasil penelitian dapat digambarkangrafik hubungan kuat tekan betonterhadap FAS dan terhadappersentase jumlah agregatdiperlihatkan pada gambar 1 dan 2.

Berdasarkan Gambar 4.1 danGambar 4.2, terlihat bahwa persentase

Gambar 1Grafik Hubungan Kuat Tekan Silinder Beton terhadap FAS (Sumber data :

Olahan, 2009)

Gambar 2Grafik Hubungan Kuat Tekan Silinder Beton terhadap Persentase Jumlah

Agregat (Sumber data : Olahan, 2009)

Pengaruh Persentase...Tekanan Beton (Samsunan dan Novi Bachtiar)

81

Page 84: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

agregat sebesar 70% untuk ketigaFAS menghasilkan tegangan tekanbeton terbaik, dimana tegangan yangtimbul adalah terbesar.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapatdiambil kesimpulan bahwa:1. Perbedaan persentase jumlah

agregat, dan faktor air semenberpengaruh nyata terhadapkuat tekan beton;

2. Semakin kecil FASmenghasilkan kuat tekan yanglebih besar dan sebaliknyasemakin meningkat FAS, kuattekan beton menurun.

3. Persentase jumlah agregatyang menghasilkan nilai kuattekan beton yang terbesaradalah pada persentase jumlahagregat 70%, (70% > 60% >80%) untuk setiap Faktor AirSemen.

Daftar Pustaka

ACI Committee, 1991, StandardPractice for SelectingProportions for Normal, HeavyWeight and Mass Concrete,Report: ACI 211.1-91,American Concrete Institute,Detroid, Michigan.

Amri, S, 2005, Teknologi Beton A-Z,Edisi Pertama, CetakanPertama, Penerbit YayasanJohn Hi-Tech IDETAMA,Jakarta.

Anonim, 1982, Persyaratan UmumBahan Bangunan Indonesia(PUBI-1982), DepartemenPekerjaan Umum dan Badan

Penelitian serta PusatPenelitian dan PengembanganPemukiman.

Anonim, 1999, Concrete andAggregates, Annual Book ofAmerican Society for TestingMaterial Standard (ASTM),New York, USA.

Hanafiah, M. Ali, 1995, MerencanakanKomposisi Campuran BetonStruktural, Fakultas Teknik,Universitas Syiah Kuala,Darussalam-Banda Aceh.

Hines, W. W, dan D. C. Montgomery,1990, Probalitas dan statistikdalam Ilmu Rekayasa danmanajemen, TerjemahanRudiansyah dan A. H.Manurung, UI. Press, Jakarta.

Mulyono, T., 2004, Teknologi Beton,Edisi Pertama, Penerbit Andi,Yogyakarta 55281.

Murdock, L. J. dan K. M. Brook, 1999,Bahan dan Praktek Beton,Edisi Keempat, Terjemahan Ir.Stephanus Hindarko, PenerbitErlangga, Jakarta.

Rahman, IA., 1993, Pengaruh FaktorAir Semen terhadap Kuat TekanBeton, Fakultas TeknikUnsyiah, Darussalam, BandaAceh.

Ceureumen Vol. 1 No 1 Agustus-September 2010 : 71 - 82

82

Page 85: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Dr. Edwarsyah, SP., M.P. Penulisdilahirkan di Banda Aceh, 11 Pebruari1969. Pendidikan S-3 diselesaikanProgram Studi PengelolaanSumberdaya Pesisir dan LautanSekolah Pasca Sarjana InstitutPertanian Bogor pada tahun 2008dengan desertasi yang berjudulAnalisis Indeks Dan StatusKeberlanjutan Pengelolaan PesisirDas Dan Citarum Jawa Barat. Saatini penulis sebagai Ketua LPPMUniversitas Teuku Umar. Alamatkontak penulis : Jl. Gajah Mada No. 68,Gampong Drein Rampak, Meulaboh-Aceh Barat, HP: 0852-7749.2955 . e-mail : [email protected];W e b B l o g :www.edwarsyah10.wordpress.comKiswanto, S.Pd, M.Si. Penulisdilahirkan di Klaten, 19 Oktober 1976.Penulis merupakan Dosen FaultasTeknik Universitas Teuku Umar.Pendidikan S-2 diselesaikan diProgram Studi Ilmu LingkunganUniversitas Sebelas Maret Surakartapada tahun 2005. Alamat KontakPenulis : Jl. Cut Mutia No 64 aMeulaboh Aceh Barat . e-mail :[email protected];

Ir. Said Mahjali,MM. Penulismerupakan Dosen Program StudiPerikanan Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan Universitas Teuku Umar.Pendidikan S-2 diselesaikan diProgram Studi Agrobisnis IstitutPertanian Bogor Tahun 2004.

Ir. Rusdi Faizin, M.SI. Penulismerupakan Dosen Fakultas PertanianUniversitas Teuku Umar. Pendidikan S-2 diselesaikan di Program StudiEkonomi Pembangunan UniversitasSyahkuala Banda Aceh.

Jeliani, SP. Penulis merupakan DosenFakultas Pertanian Universitas TeukuUmar. Pendidikan S-3 diselesaikan diProgram Studi PengelolaanSumberdaya Pesisir dan LautanSekolah Pascasarjana InstitutPertanian Bogor pada Tahun 2008.

Uswatun Hasanah, S.Si, M.Si.Penulis merupakan Dosen ProgramStudi Perikanan Fakultas Perikanandan Ilmu Kelautan Universitas TeukuUmar. Pendidikan S-2 diselesaikan diInstitut Pertanian Bogor bidangPengolahan Makanan.

Syarifah Zuraidah, S.Pi. Penulismerupakan Dosen Program StudiPerikanan Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan Universitas Teuku Umar.Pendidikan S-1 diselesaikan diUniversitas Negeri Riau.

Oka Mardian, S.Pi. Penulismerupakan Dosen Program StudiPerikanan Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan Universitas Teuku Umar.

Farah Diana, S.Spi. Penulismerupakan Dosen Program Studi

RIWAYAT HIDUP PENULIS

83

Page 86: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Perikanan Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan Universitas Teuku Umar.Pendidikan S-1 diselesaikan diProgram studi Perikanan UniversitasAbulyatama Banda Aceh

Fitriadi, ST. Penulis merupakanDosen Program Studi PerikananFakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Teuku Umar. PendidikanS-1 diselesaikan di Program studiTeknik Kimia Universitas Gajah Mada

Helmi Noviar, SE. Penulismerupakan Dosen Program StudiPerikanan Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan Universitas Teuku Umar.Pendidikan S-1 diselesaikan diProgram studi EkonomiPembangunan Unsyiah

T. M. Haiqal, SE, M.Si. Penulismerupakan Dosen Program StudiEkonomi Pembangunan FakultasEkonomi Universitas Teuku Umar.Pendidikan S-2 diselesaikan diProgram studi EKonomiPembangunan Unsyiah

Samsunan, ST, MT. Penulismerupakan Dosen Program StudiTeknik Sipil Fakultas Teknik UniversitasTeuku Umar. Pendidikan S-2diselesaikan di Program studi TeknikSipil Unsyiah

Novi Bacthiar, ST. Penulismerupakan Dosen Program StudiTeknik Sipil Fakultas Teknik UniversitasTeuku Umar. Pendidikan S-1

diselesaikan di Program studi TeknikSipil Unsyiah

Purnama Riyanto, ST. Penulismerupakan Dosen Program StudiTeknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Teuku Umar. Pendidikan S-1 diselesaikan di Program studi TeknikKimia Universitas Sumatera Utara

Raidayani, SP. Penulis merupakanDosen Program Studi AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas TeukuUmar.

Jeilani , SP. Penulis merupakanDosen Program Studi AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas TeukuUmar.

Raidayani, SP. Penulis merupakanDosen Program Studi AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas TeukuUmar

Rahmat Hidayat, SP. Penulismerupakan Dosen Program StudiAgroteknologi Fakultas PertanianUniversitas Teuku Umar

84

Page 87: Ketua Dewan Editor - SAATNYA YANG MUDA MEMIMPIN · dalam penilaian skor dari masing-masing atribut dianalisis secara multi dimensional untuk menentukan satu atau beberapa titik yang

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas TeukuUmar Meulaboh (LPPM-UTU) sebagai salah satu lembaga penelitian danPengabdian kepada Masyarakat, menyelenggarakan program penelitian melaluiinovasi dan Iptek, pengabdian kepada masyarakat dan pelatihan dalam rangkamembantu Pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya dalam pembangunan .Dalam menjalankan program-programnya, LPPM-UTU senantiasa mencaridan menerapkan pendekatan-pendekatan baru dalam mengelola danmengembangkan metode , model penelitian pemanfaatan sumberdaya alamdan lingkungan pesisir dan kelautan lokal, Nasional dan Global.

Visi“Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UniversitasTeuku Umar yang kompeten dan aktif dalam kegiatan penelitian dan pengabdiankepada masyarakat serta menghasilkan output penelatian dan pengabdianmasyarakat bermutu tinggi berkaitan dengan pola ilmiah UTU untukpenyelesaian masalah akademik maupun masyarakat serta inovasi danpembangunan berkelanjutan (IPTEKS) Lokal, Nasional dan Global yang islamiyaitu pengembangan wilayah perairan”

Misi• Melakukan penelitian-penelitian dan pengembangan penerapan konsep

pembangunan kelautan, perikanan dan pulau-pulau kecil berkelanjutandalam masyarakat.

• Meningkatkan kualitas penelitian dan pengadian kepada masyarakat sertapulikasi ilmiah di UTU melalui pembinaan, pengelolaan dan koordinasipenelitian dan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan UTU

• meningkatkan dan mengembangkan kerjasama kemitraan dan jejaringkerjasama Lokal, Nasional dan Global (merintis kerjasama dengan berbagaiinstansi pemerintah, swasta dan industri sebagai pengguna jasa).

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepadaMasyarakat Universitas Teuku Umar

(LPPM-UTU)

Sekretaraiat: Gedung Kampus UTU Alue Peunyareng Aceh Barat-MeulabohEmail: [email protected]