25
ANGGARAN Oleh : DR. BAMBANG HERU P, M.S.

Keuangan (anggaran)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Keuangan (anggaran)

ANGGARAN

Oleh :

DR. BAMBANG HERU P, M.S.

Page 2: Keuangan (anggaran)

PENGERTIAN, ANATOMI DAN SISTEM

PENGERTIAN :

Pengertian Anggaran dibedakan dari pengertian Penganggaran

Menurut Syamsi (1994) : Penganggaran merupakan suatu perencanaan mengenai bermacam-macam kegiatan terpadu yang dinyatakan dengan satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Anggaran adalah hasil perencanaan yang berkaitan dengan bermacam-macam kegiatan secara terpadu yang dinyatakan dalam suatu mata uang dalam jangka waktu tertentu.

Dengan demikian anggaran (budget) merupakan suatu daftar atau pertanyaan yang terperinci mengenai pengeluaran dan penerimaan negara yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun. Ada budget yang disusun berdasarkan atas tahun kalender yaitu tanggal 1 Januari dan ditutup pada tanggal 31 Desember.

Page 3: Keuangan (anggaran)

PENGANGGARAN (BUDGETING)

1. PROSES PENGANGGARAN : Persiapan – penyusunan pengajuan ke DPR – Pembahasan dan pengesahan menjadi produk legislatif berupa undang-undang sehingga penganggaran menggambarkan aspek statis. Penganggaran merupakan proses yang secara keseluruhan akan berulang pada pola yang sama yang dikenal dengan siklus anggaran.

2. KLASIFIKASI ANGGARAN DI INDONESIA :

a. Klasifikasi Objek : Belanja pegawai dan belanja barang dan sebagainya

b. Klasifikasi Organik : Pengelompokan pengeluaran ke dalam organisasi-organisasi pemerintah. Mis : Departemen, Lembaga Tinggi Negara, Lembaga Non Departemen, dan lain-lain

c. Klasifikasi Ekonomis : Mengelompokkan pengeluaran berdasarkan bidang, sektor, sub sektor dan program.

Page 4: Keuangan (anggaran)

3. FUNGSI DAN MANFAAT ANGGARAN : Anggaran negara merupakan rencana operasional tahunan pemerintah yang merupakan pengejawantahan rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang (25 tahun)Fungsi anggaran dapat mengacu pada fungsi keuangan negara sebagaimana dirumuskan oleh Musgrave. Menurutnya ada 3 fungsi keuangan negara :a. Fungsi Alokasi

Fungsi ini adalah proses dimana sumber daya nasional dipergunakan untuk barang privat dan barang publik yang dibutuhkan masyarakat. Selain menyediakan barang publik, sumber daya nasional harus dialokasikan ke sektor publik karena perlunya peranan pemerintah dalam mengatasi kegagalan mekanisme pasar.

b. Fungsi Distribusi/mengandung unsur barang publikFungsi ini pada hakekatnya adalah peranan keuangan negara dalam hal ini anggaran dalam rangka pembagian kembali pendapatan. Berdasarkan mekanisme harga, pembagian pendapatan berdasarkan pemilikan sumber daya atau faktor-faktor pendapatan.

c. Fungsi StabilitasAnggaran merupakan alat kebijakan makro pemerintah.

Lanjutan

Page 5: Keuangan (anggaran)

TIGA PRINSIP DAN PERHITUNGAN APBN

1. Prinsip Anggaran Berimbang

Anggaran berimbang adalah sisi penerimaan sama dengan sisi pengeluaran. Pada anggaran berimbang, defisit anggaran ditutup dengan bantuan / pinjaman / utang luar negeri, bukan dengan mencetak uang baru.

Cara Perhitungannya :TP = PDN – PRDAP = AP – TPBLN = DAP

Keterangan :TP = Tabungan PemerintahPDN = Penerimaan dalam negeri (penerimaan rutin), terdiri atas

penerimaan migas + penerimaan non migas, yakni pajak-pajak dalam negeri.

PR = Pengeluaran rutin, terdiri dari penerimaan rutin murni + bunga/cicilan utang luar negeri.

DAP = Defisip Anggaran PembangunanAP = Anggaran Pembangunan (Pengeluaran Pembangunan)BLN = Bantuan Luar Negeri / Pinjaman Luar Negeri / Utang Luar Negeri

(Penerimaan Pembangunan = ODA : Official Development Assistance)

Page 6: Keuangan (anggaran)

CONTOH ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

1. Penerimaan Dalam Negeri 2. Pengeluaran Rutin 62,158.80

88,860.70

14,871.10

73,189.60 3. Tabungan Pemerintah 29,901.90

Total Penerimaan Dalam Negeri

176,921.40 4. Pengeluaran Pembangunan 38,927.90

Bantuan Luar Negeri 26.00 Surflus Anggaran

Pembangunan 49,958.80

Total Penerimaan 176,947.40 Total Pengeluaran 176,947.40

Lanjutan

Page 7: Keuangan (anggaran)

a. Anggaran Dinamis Absolut

Anggaran dinamis absolut diartikan sebagai peningkatan jumlah tabungan pemerintah dari tahun ke tahun (peningkatan surplus anggaran rutin), sehingga kemampuan menggali sumber dalam negeri bagi pembiayaan pembangunan dapat dicapai.Indikator ini umumnya bisa diukur melalui laju pertumbuhan tabungan pemerintah yang selalu positif dalam perkembangannya.

Rumus anggaran Dinamis Absolut

TP(X) – TP(X-1)

TP(X-1)

ΔTP = X 100%

2. Prinsip Anggaran Dinamis

Lanjutan

Page 8: Keuangan (anggaran)

b. Anggaran Dinamis Relatif

Anggaran dinamis relatif diartikan sebagai semakin kecilnya persentase ketergantungn pembiayaan terhadap bantuan luar negeri atau pinjaman luar negeri.

Rumus Anggaran Dinamis Relatif

BLN

APRi = X 100%

Keterangan :

ΔTP = Persentase perubahan tabungan pemerintah

TP(x) = Tabungan pemerintah tahun X

TP(X-1) = Tabungan pemerintah tahun sebelumnya

BLN = Bantuan Luar Negeri

AP = Anggaran Pembangunan/Pengeluaran Pembangunan

Ri = Persentase ketergantungan pembiayaan

Lanjutan

Page 9: Keuangan (anggaran)

3. Prinsip Anggaran Fungsional

Prinsip ini berkaitan dengan bantuan luar negeri. Azas bantuan luar negeri Indonesia adalah “Bantuan Luar Negeri Sebagai Pelengkap Semata”. Hal ini berarti fungsi bantuan luar negeri sebenarnya hanya untuk membiayai anggaran biaya pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan bukan untuk membiayai anggaran rutin.

Rumus :BLN

APRi = X 100%

Ini menggambarkan keterkaitan prinsip dinamis dengan prinsip fungsionalis, yaitu : “semakin dinamis anggaran dalam pengertian relatif sekamin baik tingkat fungsionalitasnya luar negeri. Dengan demikian bantuan luar negeri dapat dikurangi”.

Lanjutan

Page 10: Keuangan (anggaran)

PENERIMAAN UANG NEGARA MELIPUTI :

1. Pajak, retribusi, keuntungan perusahaan negara, denda, sumbangan masyarakat, undian negara, pinjaman pemerintah, dan hadiah.

2. Penerimaan dari masyarakat atas jasa yang diberikan pemerintah, contohnya biaya perijinan.

3. Bantuan dalam negeri dan luar negeri.

PENGELUARAN PEMBANGUNAN :

Pengeluaran negara menggambarkan suatu pembiayaan terhadap kegiatan suatu pemerintah dan prioritas kegiatan yang dipilihnya.

Pengeluaran meliputi : Pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.

Page 11: Keuangan (anggaran)

1. Belanja Pegawai2. Belanja Barang3. Subsidi Daerah Otonom4. Bunga dan Cicilan Hutang5. Biaya Pemilihan Umum6. Upah PBB7. Jasa Pos Giro

Jenis Pengeluaran Rutin :

Anggaran belanja pembangunan yang dikategorikan sebagai pengeluarn pembangunan dalam APBN pada dasarnya adalah investasi dari pemerintah untuk ikut serta menggerakkan roda pembangunan yang ikut mempengaruhi laju pertumbuhan PDB dalam perekonomian nasional

Page 12: Keuangan (anggaran)

Alasan diadakannya pengeluaran negara :

1. Efisiensi Ekonomi2. Kegagalan Mekanisme Pasar3. Kegagalan Pasar Persaingan4. Pasar yang tidak lengkap5. Pengangguran, inflasi dan ketidak seimbangan

Sistem Anggaran :

1. Sistem Anggaran Surflus2. Sistem Anggaran Defisit3. Sistem Anggaran Berimbang

Page 13: Keuangan (anggaran)

SUMBER PEMBIAYAAN LUAR NEGERI

Sumber Pembiayaan Luar Negeri

PMA

OTDA Proyek

Grand/Hibah

Portofolio

Langsung

Kredit Ekspor

Program PL 480 Pangan

Kennedy Round

Bantuan Lain

PL 480 Non Pangan

Devisa

Page 14: Keuangan (anggaran)

CATATAN :

Bantuan program diberikan dimana pemerintah penerima dapat menentukan sendiri penggunaannya

Bantuan proyek hanya untuk pembangunan suatu proyek yang telh ditentukan sebelumnya misalnya proyek rumah sakit

Portofolio yaitu penanaman modal dalam bentuk pemilihan surat berharga, misalnya saham obligasi untuk perusahaan dalam negeri

Kredit ekspor, pinjaman jngka pendek dalam bentuk pendapatan penundaan pembayaran atupun pembayaran secara mencicil bagi pembelian barng-barang impor.

Page 15: Keuangan (anggaran)

PINJAMAN NEGARA

DIKHOTOMI HUTANG NEGARA

1. Hutang dengan jaminan dan tanpa jaminan

a. Reproductive Debt

Hutang yang dijamin seluruhnya dengan kekayaan negara atas dasar nilai yang sama besarnya. Bunga + angsuran pokok dibayar dari kekayaan negara/usaha negara ybs. Lama

pembayaran umur teknis

b. Dead Wight Debt

Hutang tanpa jaminan kekayaan negara. Bunga dibayar dari sumber penerimaan negara yang lain (pajak). Lama pelunasan tergantung perjanjian.

2. Pinjaman Sukarela

Negara yang meminjamkan (kreditor) bebas menentukan jumlah yang dipinjamkan. Paksaan, terpaksa meminjam karena debitur harus membayar utang yang terdahulu/penjadwalan utang. Contoh : Paris Club.

3. Pinjaman dalam negeri dan luar negeri

Sifatnya : Sukarela

Page 16: Keuangan (anggaran)

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

1. Pajak2. Retribusi3. Keuntungan dari perusahaan negara4. Denda dan perampasan yang dilakukan oleh pemerintah5. Sumbangan masyarakat6. Pencetakan uang7. Hadiah dari undian negara8. Hadiah9. Pinjaman10.Mengadakan pinjaman paksa

Page 17: Keuangan (anggaran)

Contoh : Penerimaan APBN RI 1998/1999, dibagi menjadi :

1. Penerimaan Dalam NegeriA. Minyak Bumi dan Gas Alam

1) Minyak Bumi2) Gas Alam

B. Bukan Migas1) Pajak penghasilan2) PPN dan PPN BM3) Bea Masuk4) Cukai5) Pajak Ekspor6) PBB dan BPHTB7) Pajak Lainnya8) Penerimaan bukan Pajak9) Laba Bersih Minyak

2. Penerimaan Luar NegeriA. Pinjaman ProgramB. Pinjaman Proyek

Lanjutan

Page 18: Keuangan (anggaran)

Beberapa cara untuk melaksanakan kewajiban terhadap pinjaman luar negeri :

a. Debt Service Capacity

Angsuran + Angsuran Pokok → Dibyar dengan Devisa Ekspor

Perbandingan I + AP dan DE jangka panjang disebut DSR.

DSR max 30%. Cicilan + I max = 30% dari DE

Cicilan Pokok + Bunga

Ekspor Barang dan JasaDSR = X 100% = 30%

b. Interest Service Capacity

Kemampuan negara yang berhutang untuk membayar bunganya saja dikaitkan dengan devisa yang diperoleh. Perbandingan ini dinamakan Interest Service Ratio.

Pembayaran Bunga

Ekspor Barang dan JasaISR = X ISR =

I

D

Page 19: Keuangan (anggaran)

PENGELUARAN NEGARA

Adolph Wagner : Law of ever increasing state activity

Dalton dalam Suparmoko (1997) mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah yang meningkat dapat dilihat dari proporsi pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan nasional bruto (GNP).

Sebab-sebab kegiatan pemerintah meningkat :

1. Adanya perang2. Adanya kenaikan tingkat penghasilan dalam masyarakat3. Adanya urbanisasi sebagai konsekuensi perkembangan ekonomi4. Adanya perkembangan demokrasi5. Meningkatkan fungsi pertahanan, keamanan dan ketertiban6. Adanya efisiensi/pemborosan dan birokrasi7. Kondisi negara yang sedang berkembang memerlukan biaya untuk

pembangunan8. Meningkatkan fungsi kesejahteraan9. Meningkatkan fungsi perbankan10.Meningkatkan fungsi pembangunan

Page 20: Keuangan (anggaran)

SIFAT PENGELUARAN PEMERINTAH

1. Exhaustive→ Merupakan pembelian barang-barang dan jasa-jasa dalam

perekonomian yang langsung dapat dikonsumsi maupun untuk menghasilkan barang lain.

Exhaustive Expenditure→ Mengalihkan faktor-faktor produksi dari sektor swasta ke

pemerintah2. Transper

→ Pemindahan uang kepada individu-individu untuk kepentingan sosial, kepada perusahaan-perusahaan sebagai subsidi atau kepada negara-negara lain sebagai hadiah (brants)

Untuk dapat berjalan dengan efisien baik exhaustive Expenditure maupun transper maka kebijakn-kebijakan pemerintah harus mengarah kepada :

a. Keadilan (equity)b. Efisiensi Ekonomi (Papeto Optimality)c. Paternalismed. Kebebasan Perorangan

Page 21: Keuangan (anggaran)

Untuk dapat menghasilkan yang maksimal diciptakan pedoman yang meliputi :

1. Menentukan sasaran dari pengeluaran, sasarn dapr berupa peningkatan kesempatn kerja, produksi totl, dan distribusi pendapatn yang lebih merat.

2. Membandingkan hasil yang diperoleh apabila kegiatan yang dilakukan pemerintah tersebut dilakukan oleh swasta.

Dalam pengeluaran negara harus dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengeluaran negara yang merupakan investasi yang menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi di masa yang akan datang

2. Pengeluaran negara itu langsung memberikan kesejahteraan bagi masyarakat

3. Merupakan penghematn pengeluaran di masa yang akan datang

4. Menyediakan kesempatan kerja lebih bayak dan peningkatan daya beli masyarakat.

(Suparmoko, 1997)

Page 22: Keuangan (anggaran)

Pengeluaran negara dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Self – Liquiditing

2. Reproduktif

3. Kegembiraan dan kesejahteraan rakyat

Adam Smith menyatakan bahwa pengeluaran negara harus memenuhi “7 Canon of Government Expenditure” :

1. Azas Moralita

2. Azas Nasionalita

3. Azas Kerakyatan

4. Azas Rasionalita

5. Azas Fungsionlita

6. Azas Perkembangan

7. Azas Keseimbangan dan Keadilan

Page 23: Keuangan (anggaran)

CONTOH PENGELUARAN NEGARA (PN)

Secara garis besar pengeluaran negara dapat digolongkan menjadi :

1. PENGELUARAN RUTINA. BELANJA PEGAWAI

1) Gaji / Pensiun2) Tunjangan Beras3) Uang Makan/Lauk Pauk4) Lain-lain belanja pegawai dalam negeri5) Belanja pegawai luar negeri

B. BELANJA BARANG1) Belanja Barang Dalam negeri2) Belanja Barang Luar Negeri

C. BELANJA RUTIN DAERAH1) Belanja Pegawai2) Belanja Non Pegawai

D. BUNGA DAN CICILAN UTANG1) Utang Dalam Negeri2) Utang Luar Negeri

E. PENGELUARAN RUTIN LAINNYA1) Subsidi BBM2) Lain-lain

2. PENGELUARAN PEMBANGUNANA. PEMBIAYAAN RUPIAHB. PEMBIAYAAN PROYEK

Page 24: Keuangan (anggaran)
Page 25: Keuangan (anggaran)

Penyebab Terjadinya Inflasi atau Deflasi

1. Penyebab dari Luar Negeri

Ekspor ≥ Impor → terjadinya Inplasi (Barang -)

Ekspor ≤ Impor → terjadinya Deflasi (Barang +)

2. Penyebab dari Dalam Negeri : Kebijakan Fiskal

Expenses PM ≥ Revenue PM → Inplasi

Expenses PM ≤ Revenue PM → Deflasi

3. Penyebab dari Dalam Negeri : Sektor Swasta

Sektor Swasta disini terutama berkaitan dengan masalah tabungan, investasi dan konsumsi.

Investasi banyak berasal dari kredit, sehingga uang yng beredar akan bertambah banyak (uang banyak beredar akan berdampak pada inflasi).