12
Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana / Jurnal SENTHONG 2019 743 PENERAPAN PRINSIP HI-TECH ARCHITECTURE PADA PUSAT PELATIHAN DAN PENELITIAN PERTANIAN URBAN VERTIKAL DI JAKARTA Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta [email protected] Abstrak Sektor pertanian Indonesia sedang mengalami beberapa permasalahan yang dapat mengganggu kelangsungan produksi pertanian. Permasalahan yang terjadi diantaranya peralihan fungsi lahan dari pertanian ke lahan perumahan dan industri, jumlah tenaga penyuluh yang tidak sesuai dengan norma indeks yang dibutuhkan dan minimnya pengetahuan masyarakat khususnya petani mengenai teknologi pertanian modern yang faktanya memiliki keuntungan yang jauh lebih banyak dari pertanian konvensional. Pembentukan kelompok tani yang diusulkan oleh pemerintah dalam perkembangannya tidak diikuti oleh peningkatan kualitas kelompok tani, sehingga banyak kelompok tani yang menjadi pasif dan mati. Dari permasalahan tersebut, perancangan Pusat Pelatihan dan Penelitian Pertanian Urban Vertikal di Jakarta memiliki tujuan untuk memberikan sebuah fasilitas pelatihan dan penelitian bagi masyarakat terutama kelompok tani urban untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada teknologi pertanian modern. Dalam perancangannya, dibutuhkan sebuah strategi desain yang dapat mendukung proses pembelajaran yang berlangsung dalam bangunan tinggi dengan menggunakan elemen bangunan berupa elemen utilitas dari sistem pertanian urban yang diajarkan. Oleh karena itu, prinsip desain Hi-Tech Architecture akan diterapkan pada perancangan bangunan. Metode perancangan yang digunakan yaitu penentuan gagasan awal, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan konsep desain. Analsis yang dilakukan menghasilkan penerapan prinsip Hi-Tech Architecture pada bangunan yang dimunculkan dalam pengolahan peruangan, struktur, material dan utilitas bangunan. Kata kunci: Pusat Pelatihan dan Penelitian, Pertanian Urban Vertikal, Hi-Tech Architecture 1. PENDAHULUAN Sektor pertanian di Indonesia sedang mengalami beberapa permasalahan yaitu salah satunya jumlah produksi pertanian yang menurun. Menurut Bambang Budi Waluyo selaku Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Totok Imam Santoso, S.I.P., S.Sos., M.Tr (Han) selaku Komandan Korem 083 Baladhika Jaya, permasalahan tersebut meliputi peralihan fungsi lahan pertanian, jumlah tenaga penyuluh yang tidak sesuai dengan norma indeks yang dibutuhkan dan minimnya pengetahuan masyarakat khususnya petani mengenai teknologi pertanian modern. Respon pemerintah terhadap permasalahan tersebut yaitu dengan membentuk kelompok tani. Kelompok tani merupakan sebuah perkumpulan petani-petani atau kelembagaan di tingkat petani yang didirikan dengan tujuan untuk mengorganisir para petani dalam usaha bertani. Menurut Kementrian Pertanian (Kementan), kelompok tani adalah sebuah perkumpulan petani maupun peternak yang dibentuk karena tiap orang dalam kumpulan tersebut memiliki kesamaan kepentingan, kesamaan lingkungan, dan kedekatan satu sama lain dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha. Sesuai dengan teori dari Mosher (1987) bahwa salah satu syarat yang membuat pembangunan pertanian berjalan lancar yaitu dengan terebentuknya kelompok tani. Hingga tahun 2018 menurut Data Statistik Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, jumlah gabungan kelompok tani di Indonesia sudah mencapai kisaran jumlah 63.392 kelompok yang diperkirakan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Salah satu kota di Indonesia yang mengalami peningkatan jumlah kelompok tani urban yaitu Kota Jakarta. Jakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sedang mengalami krisis lahan pertanian. Berdasarkan data dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian

Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

KhairunnisaFifthariski,HariYuliarso,AnaHardiana/JurnalSENTHONG2019

743

PENERAPANPRINSIPHI-TECHARCHITECTUREPADAPUSATPELATIHANDANPENELITIANPERTANIANURBANVERTIKALDIJAKARTA

KhairunnisaFifthariski,HariYuliarso,AnaHardianaProdiArsitekturFakultasTeknikUniversitasSebelasMaretSurakarta

[email protected]

Abstrak

Sektor pertanian Indonesia sedang mengalami beberapa permasalahan yang dapat mengganggukelangsungan produksi pertanian. Permasalahan yang terjadi diantaranya peralihan fungsi lahan daripertaniankelahanperumahandanindustri,jumlahtenagapenyuluhyangtidaksesuaidengannormaindeksyang dibutuhkan dan minimnya pengetahuan masyarakat khususnya petani mengenai teknologi pertanianmodern yang faktanya memiliki keuntungan yang jauh lebih banyak dari pertanian konvensional.Pembentukan kelompok tani yang diusulkan oleh pemerintah dalam perkembangannya tidak diikuti olehpeningkatan kualitas kelompok tani, sehingga banyak kelompok tani yang menjadi pasif dan mati. Daripermasalahan tersebut, perancangan Pusat Pelatihan dan Penelitian Pertanian Urban Vertikal di Jakartamemiliki tujuan untuk memberikan sebuah fasilitas pelatihan dan penelitian bagi masyarakat terutamakelompoktaniurbanuntukmeningkatkanpengetahuandanketerampilanpadateknologipertanianmodern.Dalamperancangannya,dibutuhkansebuahstrategidesainyangdapatmendukungprosespembelajaranyangberlangsung dalam bangunan tinggi dengan menggunakan elemen bangunan berupa elemen utilitas darisistempertanianurbanyangdiajarkan.Olehkarena itu,prinsipdesainHi-TechArchitectureakanditerapkanpada perancangan bangunan. Metode perancangan yang digunakan yaitu penentuan gagasan awal,pengumpulan data, analisis data dan penyusunan konsep desain. Analsis yang dilakukan menghasilkanpenerapan prinsip Hi-Tech Architecture pada bangunan yang dimunculkan dalam pengolahan peruangan,struktur,materialdanutilitasbangunan. Katakunci:PusatPelatihandanPenelitian,PertanianUrbanVertikal,Hi-TechArchitecture

1.PENDAHULUAN

Sektor pertanian di Indonesia sedang mengalami beberapa permasalahan yaitu salah satunyajumlah produksi pertanian yang menurun. Menurut Bambang Budi Waluyo selaku SekretarisJenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Totok Imam Santoso, S.I.P., S.Sos.,M.Tr(Han)selakuKomandanKorem083BaladhikaJaya,permasalahantersebutmeliputiperalihanfungsilahanpertanian, jumlahtenagapenyuluhyangtidaksesuaidengannorma indeksyangdibutuhkandanminimnya pengetahuanmasyarakat khususnya petanimengenai teknologi pertanianmodern.Responpemerintahterhadappermasalahantersebutyaitudenganmembentukkelompoktani.

Kelompok tani merupakan sebuah perkumpulan petani-petani atau kelembagaan di tingkatpetaniyangdidirikandengantujuanuntukmengorganisirparapetanidalamusahabertani.MenurutKementrian Pertanian (Kementan), kelompok tani adalah sebuah perkumpulan petani maupunpeternak yang dibentuk karena tiap orang dalam kumpulan tersebut memiliki kesamaankepentingan, kesamaan lingkungan, dan kedekatan satu sama lain dalam meningkatkan danmengembangkan usaha. Sesuai dengan teori dari Mosher (1987) bahwa salah satu syarat yangmembuatpembangunanpertanianberjalanlancaryaitudenganterebentuknyakelompoktani.

Hingga tahun 2018 menurut Data Statistik Pertanian Badan Penyuluhan dan PengembanganSumber Daya Manusia Pertanian, jumlah gabungan kelompok tani di Indonesia sudah mencapaikisaranjumlah63.392kelompokyangdiperkirakanakanterusbertambahseiringberjalannyawaktu.Salah satu kotadi Indonesia yangmengalamipeningkatan jumlah kelompok tani urban yaituKotaJakarta.

JakartamerupakansalahsatudaerahdiIndonesiayangsedangmengalamikrisislahanpertanian.BerdasarkandatadariPusatDatadanSistemInformasiPertanianSekretariatJenderalKementerian

Page 2: Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

744

Pertanian tahun2017, luas lahanpetaniandi Jakartamengalamipenurunan yang cukupdrastis ditiaptahunnyayaitudengantotalpenurunan522,17hektardaritahun2012hingga2016.Penurunanlahan pertanian tersebut disebabkan oleh perkembangan pesat dibidang ekonomi, bisnis danindustri di Jakarta. Lahan-lahan pertanian tersebut terus berkurang seiring dengan perkembanganjumlah penduduk yang membutuhkan lahan tempat tinggal. Hal tersebut menyebabkan Jakartaharus mengimpor bahan pangan dari luar kota maupun luar negeri untuk memenuhi kebutuhanpangandaerah.PermasalahantersebutmendorongwargaJakartauntukmembentukkelompoktaniperkotaan yang menggunakan sistem urban farming, landed maupun vertical. Teknik pertanianurban yang digunakan yaitu berupa budidaya tanaman (sayuran dan buah), budidaya peternakan,komposting dan peningkatan ilmu agribisnis (pengolahan produk pasca panen, packaging hinggamarketing).

Pertanianurbanatauurban farmingmerupakan salah satubentuk teknologipertanianmodernyang tengah dilakukan oleh beberapa negara di dunia untuk mengatasi permasalahan pertanian.Pertanianurbanmerupakansebuahsistempertanianmodernyangdilakukandidaerahperkotaan,dikotabesarmaupunkotakecil,yangdalambudidayasayuranmemanfaatkanlahanterbatasgunamemenuhi kebutuhan sayuran dan buah maupun tambahan pemasukan dari penanaman,pemanenan hingga distribusi (Bareja, 2010). Sistem pertanian ini juga tidakmengharuskan petaniataumasyarakatmemilikilahanpertanianyangluassehinggalebihfleksibeldanbahkanbisahanyadengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah maupun lahan tidur yang dimiliki karena dapatdilakukansecarabersusun(vertikal).

Urban farming menjadikan masyarakat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan panganmereka sehingga dapat membantu pemerintah daerah dalam menekan angka harga pangan.Pertanian urban juga lebih terjamin kualitas produk yang dihasilkannya karena dalam prosespembibitanhinggapanenmenggunakanbahan-bahanorganikuntukmenjagakualitasprodukamandikonsumsi,sepertipenggunaanpupukorganikdanpestisidaalami.

Salahsatu teknologipertanianurbanyangmulaiditerapkanyaitupertanianurbanvertikalatauControlled Environment Agriculture (CEA). CEA, atau Lingkungan pertanian yang terkendali adalahkombinasiteknikhortikulturadanteknologiyangdapatmengoptimalkanproduksitanaman,kualitastanaman, danefisiensi produksi (Albright, 1990). Produksi terjadi dalam struktur tumbuh tertutupseperti rumah kaca atau dalam bangunan tinggi. Tanaman ditanam menggunakan metodehidroponik untuk memenuhi kebutuhan air dan nutrisi yang tepat ke bagian akar. CEAmengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air, energi, ruang, modal, dan tenaga kerja.FasilitasCEAdapatberkisardari rumahkacayang sepenuhnyaotomatisdengankontrol komputeruntuk penyiraman, penerangan dan ventilasi, hingga solusi berteknologi rendah seperti selubungataufilmplastikpadatanamanlapangandanterowonganyangtertutupplastik.

Namun peningkatan jumlah kelompok tani tersebut belumdiikuti dengan peningkatan kualitasdidalamnya, sehingga tidak sedikit kelompok tani yang belum mampu berdiri mandiri. Kinerjakelompok tani yang ada terhitung rendah yang disebabkan oleh rendahnya peran penguruskelompok tani dan kurangnya pembinaan dari aparat penyuluh. Perlu adanya pelatihan danpembinaankelompoktanimaupuncalontenagapenyuluhdalamteknologipertanianmodernyaitumulai dari penanaman, perawatan, pemanenan, pasca panen hingga pemasaran. Dengan jumlahkelompok tani yang cukup banyak tersebut akan membuat pelatihan ini menjadi efektif dalampembinaannya. Pelatihan pertanian urban vertikal juga dapatmenjadi salah satu persiapan untukmenghadapikondisipertaniandimasadepandandapatmeningkatkanjumlahproduksidalamsatukalipanen.HaltersebutcocokdengankondisiKotaJakartayangmemilikitingkatkebutuhanpanganyangtinggidenganlahanyangminim.LokasitapakterpilihyaituberadadiKotaJakarta,tepatnyadiJalanKuninganMadya,RT.1/RW.6,MentengAtas, Setiabudi, Jakarta Selatan,DKI Jakarta,denganluaslahansebesar19.900m2.

Berdasarkan tuntutan kebutuhan pelatihan dan pembinaan tersebut,maka dibutuhkan sebuahstrategiperancangandesainyangdapatmendukungprosespembelajaranyangberlangsungdalam

Page 3: Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

KhairunnisaFifthariski,HariYuliarso,AnaHardiana/JurnalSENTHONG2019

745

bangunan tinggi dengan menggunakan elemen bangunan berupa elemen utilitas dari sistempertanianurbanyangdiajarkan.Olehkarenaitu,prinsipdesainHi-TechArchitectureakanditerapkansebagaistrategiperacanganpadabangunanPusatPelatihandanPenelitianPertanianUrbanVertikaldiJakarta.

Prinsip-prinsipHi-TechArchitectureakanditerapkanpadaelemen-elemenbangunanyangakandijadikan sebagai media pembelajaran maupun pendukungnya. Hi-Tech Architecture merupakansuatu gaya arsitektur yang menekankan kesan struktur dan teknologi bangunan dengan karakterbangunanyangmenggunakanmaterialsintesissepertilogam,kacadanplastik(CollinDavies,dalambukunya High Tech Architecture, 1988). Eksterior pada gaya arsitektur ini hampir selalumenunjukkan elemen-elemen servis dan struktural sebagai suatu pendukung estetika sepertiornamen dan ukiran pada tampilannya. Penggunaan kaca transparan, memperlihatkan pemipaanpadaceiling,sirkulasivertikalsepertitangga,eksalatordanlift,jugapenggunaanwarna-warnacerahmenjadiciridaribangunanHi-TechArchitecture(CharlesJenks,dalambukunyaHighTechManiera,1990).

Charles Jenksdalambukunyayangberjudul “TheBattleofHigh-tech”dan“GreatBuildingwithGreat Fault”, menjelaskan bahwa terdapat 6 karakteristik atau prinsip dari Hi-Tech Architecturesebagaiberikut:a. InsideOut

Elemen pada bangunan yang umumnya disembunyikan dari pandangan pengguna, sepertistruktur,pemipaan,transportasivertikal,akandiletakkanpadabagianyangterlihatolehorangyangmelintasdiluarbangunnataupada fasadbangunansehinggadijadikan sebagaiornamenyangmenjadidayatarikdarifasadbangunan.

b. CelebrationofProcessDengan mengekspos struktur dan sistem utilitas pada bangunan, Hi-Tech Architecture

mengajak pengguna maupun pengunjung bangunan untuk dapat memahami materialkonstruksidarisuatubangunantersebut.

c. Transparant,LayeringandMovementKarakterHi-TechArchitecture sangatterlihatpadaprinsip ini,sehinggapadapenerapannya

pun dilakukan dengan maksimal. Transparant dan tembus cahaya (transparan); penggunaanmaterial kacapada fasadbangunansemaksimalmungkin,Layering;penumpukanatau lapisandaripipa-pipa jaringanutilitas,danMovement;pergerakanyangterjadipadaalat transportasibangunnansepertitangga,escalatorataulift.

d. FlatBrightColoringPemberian warna cerah yang berbeda pada sistem struktur dan utilitas ditujukan untuk

memberikan informasi yang jelas mengenai jenis struktur dan utilitas yang terlihat olehpenggunadanmempermudahteknisidalampenggunaandanperawatansecaraefektif.

e. ALightWeightFiligreeofTensileMembersPenggunanbaja-baja tipissebagaipenyokongmembuatprosespenyalurangaya-gayapada

strukturterlihatlebihekspresif.f. OptimisticConfidenceinAScientificCultural

BangunanHi-TechArchitecturedapatmenjadisalahsatuprodukmasadepanyangscientific,sehingga di masa depan bangunan tersebut masih dapat difungsikan dan tidak ketinggalanzaman. Hal yang difokuskan untuk menghasilkan prinsip tersebut yaitu pada metode kerja,material,danwarna-warna.

Berdasarkan kebutuhan dari perancangan Pusat Pelatihan dan Penelitian Pertanian UrbanVertikal serta prinsip-prinsip dariHi-TechArchitecture,maka dapat disimpulkan bahwapenerapanprinsip-prinsipdariHi-TechArchitecturepadabangunanperlumemenuhikriteriasebagaiberikut.a. Transparant, transparansi media pembelajaran pada bagian pelatihan dan budidaya melalui

utilitas secaravisual.Diterapkanmelaluiprinsip InsideOut,CelebrationofProcess, FlatBrightColoringdanTransparant,Layering&Movement.

Page 4: Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

746

b. PointofInterest,bangunandapatmenampilkanapayangadadidalambangunansebagaisalahsatuwarnaataupolapadafasadmaupuninteriorbangunandenganpenerapanprinsiptampilanHi-TechArchitectureyangmemiliki bentuk yang tidak biasa.Diterapkanmelalui prinsip InsideOut,FlatBrightColoring,Transparant,Layering&Movement,ALightWeightFiligreeofTensileMember,danOptimisticConfidenceinAScientificCultural

c. Fleksibilitas ruang, bangunan memiliki ruang-ruang luas yang dapat digunakan oleh banyakorangyang tidak terbatasoleh strukturbangunan (ruanganbebaskolom).Diterapkanmelaluiprinsip A Light Weight Filigree of Tensile Member dan Optimistic Confidence in A ScientificCultural.

d. Sustainable,bangunandapatbertahandalamjangkawaktuyang lamadandalampenggunaanenergi dapat memanfaatkan energi terbarukan sehingga bangunan lebih adapif terhadaplingkungan.DiterapkanmelaluiprinsipALightWeightFiligreeofTensileMember.

2.METODEPENELITIAN

Pada penelitian ini, metode yang digunakan yaitumetode penelitian deskriptif kualitatif. Datadaripenelitian jenisdeskriptifkualitatif inididapatkandarihasilstudi literaturyaitudatadanteorimengenai prinsip-prinsipHi-Tech Architecturemelalui buku, jurnal, artikel, laporan penelitian dandata-data dari internet, sertamelakukan observasi lapangan untukmendapatkan data-data tapakyang dibutuhkan. Data dan teori tersebut yang akan dimasukkan ke dalam tinjauan data.Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini akan berfokus pada penerapan prinsip-prinsip Hi-Tech Architecture pada perancangan Pusat Pelatihan dan Penelitian Pertanian Urban Vertikal.Berikutskemaurutanpenelitianyangdilakukan.

Gambar1.SkemaPenelitianpadaKonsepPerancanganPusatPelatihandanPenelitianPertanianUrbanVertikaldenganPendekatanHi-TechArchitecturediJakarta

Page 5: Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

KhairunnisaFifthariski,HariYuliarso,AnaHardiana/JurnalSENTHONG2019

747

3.HASILDANPEMBAHASAN

Berdasarkankajian terhadap teoriHi-TechArchitecture yangdilakukan,makaprinsip-prinsipHi-TechArchitectureyangdapatditerapkanpadakonsepperancanganbangunanyaitu.

TABEL1PENERAPANPRINSIPHI-TECHARCHITECTUREPADABANGUNAN

No. Kriteriautama Prinsip Penerapan1. Transparant InsideOut Utilitaspertanian

CelebrationofProcessFlatBrightColoring

2. PointofInterest InsideOut TampilanFlatBrightColoringTransparent,LayeringandMovementALightWeightFiligreeofTensileMemberOptimisticConfidenceinAScientificCultural

3. Fleksibilitasruang ALightWeightFiligreeofTensileMember StrukturOptimisticConfidenceinAScientificCultural Peruangan

4. Sustainable ALightWeightFiligreeofTensileMember StrukturPenerapan prinsip Hi-Tech Architecture pada perancangan Pusat Pelatihan dan Penelitian

PertanianUrbanVertikalyaitupadapengolahanperuangan,strukturbangunan,pengolahanutilitaspertaniandanpengolahantampilan.BerikutpenjabarandaripenerapanprinsipHi-TechArchitecturepadatiappoinperancangan.

a. Peruangan

Peruangan pada Pusat Pelatihan dan Penelitian PertanianUrbanVertikalmenerapkan prinsipOptimisticConfidenceinAScientificCulturaluntukmencapaikriteriaFleksibilitasRuang,yaitupadaruang-ruang di zona pelatihan dan budidaya. Ruang-ruang tersebut berupa ruang materi, ruangauditorium, ruang pelatihan dan ruang budidaya. Ruang-ruang tersebut mewadahi kegiatan yangmembutuhkandimensiruangygbesardanbebasdariunsurstrukturalsepertikolom.

Gambar2.Detailmodulruangpelatihandanbudidaya

Materialpemisahpadaruangpelatihanmenggunakanmaterialpartisikacayangdapatdilipatjikamembutuhkan ruang yang lebihbesar padaproses kegiatanpelatihan. Pada ruangbudidaya tidakterdapat sekat namun memiliki dimensi ruang yang sama dengan ruang pelatihan, sehinggadimungkinkan jika suatu saat ruang pelatihan maupun ruang budidaya membutuhkan ruangtambahan,makaruang-ruangtersebutdapatdikondisikanmenjadiruangyangdibutuhkan.

Page 6: Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

748

b. StrukturStrukturpadaPusatPelatihandanPenelitianPertanianUrbanVertikalinimenerapkanprinsipA

LightWeightFiligreeofTensileMemberuntukmencapaikriteriaFleksibilitasRuangdanSustainable,yaitupadapemilihanstrukturbangunan.KeduakriteriatersebutdicapaidenganpenerapanSistemStrukturDiagridsebagaistrukturutamabangunanpadamasabagianpelatihandanbudidaya.

Gambar3.StrukturDiagrid

Sumber:https://zulfikri.wordpress.com/category/arsitektur-konstruksi/

Gambar4.Contohpengeksposanstrukturdalambangunan

Sumber:https://interiorzine.com/2014/02/11/industrial-aesthetic-office-space-in-empire-state-building-2/

Sistemstrukturalpadastrukturdiagridmemilikiperanandalammenahanmomendanmenjagakekakuan bangunan. Struktur diagrid merupakan sistem turunan dari struktur braced-tube.Perbedaan strukturdiagrid dengan strukturbraced-tube yaitu terletak pada penggunaanmaterialstruktur.Strukturdiagriddapatmenghematpenggunaanmaterialstrukturhingga20%daristrukturbraced-tube (Charnish & McDonnell, 2008), karena struktur diagrid dapat menghilangkanpenggunaan kolom pada ruang. Struktur diagrid diterapkan pada bangunan ini karena dapatmembebaskan pembebanan pada kolom danmemindahkannya pada rangka baja yang berada difasadbangunan.Hal tersebutmembuatpengolahan ruangdalambangunanmenjadi lebihoptimaldanfleksibelpadaruang-ruangyangbebaskolom.

Gambar5.Strukturpadabangunan

Gambar6.Detailstrukturdiagridpadabangunan

Page 7: Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

KhairunnisaFifthariski,HariYuliarso,AnaHardiana/JurnalSENTHONG2019

749

Ruang-ruangdalambagianpelatihandanbudidayapertanianurbanmembutuhkankeleluasandalam pengolahan ruang agar kegiatan yang berlangsung dapat lebih fleksibel dan tidak terbatasoleh keberadaan kolom, sehingga struktur ini cocok digunakan sebagai struktur utama daribangunan. Oleh karena itu, penggunaan sistem struktur tersebut dapat mencapai kriteriaFleksibilitas Ruang. Selain itu, susunan balok pada plat yang menyebar dari core (menjari)mempermudahpenyusunaninstalasijaringanutilitasuntukmelayanikebutuhantanaman,sehinggadapat menghemat penggunaan pipa atau kabel penyusun jaringan instalasi. Pola struktur yangdihasilkan oleh struktur diagrid ini yaitu bentuk-bentuk diamond atauwajikmembuat penyaluranbebanpadabangunanmenjadilebihekspresifdanestetis.

Gambar7.Detailpotonganruangpelatihan

Struktur diagrid merupakan salah satu sistem struktur bangunan tinggi yang belum banyakdigunakanolehmasyakaratdi Indonesiakarenakerumitansistemnya.Olehkarena itu,banguna inibisa menjadi salah satu objek pembelajaran bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkaninformasimengenai sistemstruktur ini.Materialutamadari struktur ini yaitubaja, yang termasukdalam jenis material modern yang memiliki desain struktural yang memegang peranan dalammenahanmomendanmenjagakekakuanbangunan,sehinggadapatbertahanlama.c. Utilitas

Fokus dari konsep utilitas dengan penerapan prinsip Hi-Tech Architecture yaitu pada sistemutilitas pada bagian pelatihan dan budidaya. Pada bagian ini, sistem utilitas yang berhubungandengan proses pembelajaran dan budidaya tanaman hidroponik akan diekspos lebih detail. Haltersebutdikarenakan,sistemutilitasbudidayapadabagianpelatihanakandigunakansebagaimediapembelajaran oleh para peserta pelatihan dengan cara diperlihatkan langsung bagaimana sistemutilitasbudidayadapatbekerjadalamsatumodulpembelajaranpenanamanhidroponik.

Gambar8.Jaringanutilitaspadaruangpelatihan

Sistem khusus yang digunakan pada bagian pelatihan dan budidaya yaitu Sistem OtomatisPengkondisian Ruang Budidaya dengan teknologi Controlled Environtment Agriculture (CEA).Lingkungan yang terkendali memungkinkan petani untuk mempertahankan cahaya yang tepat,karbon dioksida, suhu, kelembaban, air, tingkat pH, dan nutrisi untuk menghasilkan tanamansepanjang tahun. Dalam banyak kasus, sistem penanaman hidroponik dengan teknologi CEAdigunakan untukmemastikan bahwa tanamanmenerima nutrisi optimal dan air yang dibutuhkanuntukmenghasilkantanamanyangcukup.Seluruhprosespertanianlingkunganterkontrolberfokuspada memanfaatkan ruang, tenaga kerja, air, energi, nutrisi, dan modal sebaik mungkin untukberoperasi sambil tetap menghasilkan panen yang melimpah. Beberapa parameter yang harusdikondisikandalamruang-ruangbudidayayaitusuhu(suhuudara,suhu larutannutrisi,suhuruangakar dan daun), kelembaban udara (%RH), kadar karbon dioksida (CO2), cahaya (intensitas,spectrum,durasidaninterval),konsentrasinutrisi(PPM,EC),danpHnutrisi.

Page 8: Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

750

Gambar9.Detailjaringanutilitaspertanian

Dalam mendukung proses pembelajaran tersebut, maka prinsip Hi-Tech Architecture akanditerapkanyaituprinsip InsideOut, CelebrationofProcess,danFlatBrightColoring. KetigaprinsiptersebutdiimplentasikansecaraberhubunganpadasistemutilitasbudidayauntukmencapaikriteriaTransparansimediapembelajaranpadabagianpelatihandanbudidayatanamanhidroponik.

Gambar10.Detailjaringanutilitaspadaruangpelatihan

Dengan memperlihatkan sistem utilitas secara detail maka dapat dijadikan sebagaipembelajaranbagi peserta dalampelatihanmelalui eksposdanpewarnaanpadapipa-pipautilitasuntukmempermudahpeserta dalammemahami jenis-jenis cairanmaupunudara atau angin yangberadadalampipa-pipatersebut.d. Tampilan

Tampilanmasaterdiridaripenentuanbentukmasadantampilanfasadbangunan.Bentukmasabangunanberasaldaribentuk-bentukdasaryangmengalamipenambahandanpenguranganmasayang disesuaikan dengan filosofi bangunan, sedangkan fasad bangunan akan disesuaikan dengankarakteristikatauprinsipHi-TechArchitecture.

Gambar11.BentukMasa

Bangunan terdiri dari 2 masa bangunan yaitu masa podium dan masa tower. Masa podiummenggunakan 2 masa silinder yang disatukan membentuk “closed loop” yang diadopsi dari jenissistemhidroponikyangdigunakanyaituclosedloopsystem.Masatowermenggunakanmasasilinderdan masa setengah lingkaran yang mengalami pengurangan pada bagian tengah masa hinggamembentuk huruf C, yang diadopsi dari bentuk kecambah yang melambangkan benih tanaman.Filosofiyangdiambilmemilikimaknabahwapembelajaranhidroponikpadabangunaninimenanambenih-benih tanaman menggunakan closed loop system yang lebih efektif dan efisien jikadibandingkandenganteknologikonvensional.Bentukinijugadisesuaikandenganbentuktapakyangdigunakan.

Page 9: Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

KhairunnisaFifthariski,HariYuliarso,AnaHardiana/JurnalSENTHONG2019

751

Gambar12.BentukTapak

Berdasarkan analisis tampilan masa yang telah dilakukan, berikut konsep tampilan yangterbentuk.

Gambar13.Gubahanmasa

Gambar14.Materialyangdigunakanpadabangunan

TampilanpadabangunanPusatPelatihandanPenelitianPertanianUrbanVertikalmenerapkanprinsip Inside Out, Flat Bright Coloring, Transparant, Layering, and Movement, A Light WeightFiligreeofTensileMemberdanOptimisticConfidenceinAScientificCulturaluntukmencapaikriteriaPointofInterest.Berikutpenerapandaritiapprinsip-prinsiptersebut.

1) PrinsipInsideOutditerapkandenganpenggunaankacapadafasad.Denganmemperlihatkanbagiandalambangunansebagaisalahsatuunsuryangmemberiwarnapadafasadakanlebihmenarik perhatianmasyarakat ketika dapatmelihat apa yang ada di dalam bangunan dariluar. Penggunaan kaca juga membantu mentransferkan cahaya matahari yang dibutuhkantanamanuntukfotosintesispadaruang-ruangpelatihandanbudidaya.Selainitu,padaruang-

Page 10: Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

752

ruangpelatihandanbudidaya terdapatbentuk jendelakhususyangdapatmengalirkandanmemfilter udara yang masuk ke dalam ruang-ruang tersebut untuk memenuhi kadar CO2yangdibutuhkantanamandalamruang.

Gambar15.Jenisbukaanpadabangunan

Gambar16.Detailjendelapadaruangpelatihandanbudidaya

Gambar17.Detailcurtainwallpadabangunan

2) Prinsip Flat Bright Coloring dan Transparant, Layering and Movement diterapkan denganpengeksposanpengeksposanpenumpukan jaringanutilitas,pewarnaancerahpada jaringanutilitas dan penggunaan material kaca pada lift. Selain berguna dari segi fungsionalnya,pewarnaancerahpadajaringanutilitasdapatmenjadihalyangmenarikdariceilingbangunandanmenambahestetika. Pewarnaanpadapipa-pipautilitas yangditonjolkan tetapdidasariolehperaturanataustandaryangberlaku.Sistemutilitaspertaniantersebutberupapipa-pipayangberisiairbersih,airnutrisi,udaradanlistriksebagaipemenuhkebutuhanpengkondisianruangdaritanaman-tanamanyangdikembangkan.

Page 11: Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

KhairunnisaFifthariski,HariYuliarso,AnaHardiana/JurnalSENTHONG2019

753

TABEL2PEWARNAANPIPAUTILITASBANGUNAN

Warna KeteranganMerah PemadamKebakaranHijau AirBersihHitam AirKotor

Abu-Abu AirBekasBiru Udara

Kuning Listrik

TABEL3PEWARNAANPIPAUTILITASPERTANIAN

Warna KeteranganHijau AirBersihUngu AirNutrisiBiru Udara

Kuning Listrik

Gambar18.Tampilanpadaruangpelatihan

PrinsipLayeringakanterlihatpadapenumpukansistemutilitasyangdiperlihatkanpadaceilingruang-ruang,sedangkanprinsipMovementakanterlihatpadapenggunaanglassliftdicoreutama.

Gambar19.Glassliftpadabangunan

3) PrinsipA LightWeight Filigree of TensileMemberdanOptimistic Confidence in A ScientificCulturalditerapkan dengan penggunaan struktur diagrid untuk penyaluran gaya yang lebihekspresif. Tampilan struktur diagrid yang diekspos pada fasad maupun interior bangunanmembuatkesanyangberbedadenganbangunan-bangunandisekitarnyasehinggamembuatbangunan ini terlihat menonjol pada skyline didaerah tersebut. Walaupun ketinggianbangunan tidak dapat menyaingi bangunan disekitarnya, bangunan ini dapat menarikperhatianorang-orangyanglewatdisekitarnya.

Gambar20.Tampilanmasa

Page 12: Khairunnisa Fifthariski, Hari Yuliarso, Ana Hardiana

SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019

754

4.KESIMPULANDANSARAN

Berdasarkanhasilanalisisdaripengkajianteoridanpenerapandaribeberapaprinsip-prinsipHi-TechArchitecture,makapenerapanprinsip-prinsipHi-techArchitecturepadaPusatPelatihandanPenelitianPertanianUrbanVertikalsebagaiberikut.

a. Prinisp InsideOutditerapkanpadautilitaspertanianuntukmencapaikriteria transparansidantampilan bangunan untuk mencapai kriteria point of interest, serta untuk memberikan sinarmatahari untuk fotosintesis dan bukaan sebagai penyaluran udara dari luar bangunan yangmengandungCO2yangdibutuhkanolehtanaman.

b. PrinsipCelebrationofProcess, FlatBrightColoring,danTransparant, LayeringandMovementditerapkanpadautilitaspertanianuntukmencapaikriteriatransparansidantampilanbangunanuntukmencapaipoint of interest, serta untukmenyalurkan air bersih, nurtrisi, CO2dan sinarmatahariyangdibutuhkanolehtanaman.

c. Prinsip A Light Weight Filigree of Tensile Member diterapkan pada tampilan bangunan danstrukturuntukmencapaikriteriapointofinterest,fleksibilitasruangdansustainable.

d. PrinsipOptimistic Confidence in A Scientific Culturalditerapkan pada tampilan bangunan danperuanganuntukmencapaikriteriapointofinterest.

Penerapan prinsip Hi-Tech Architecture pada bangunan Pusat Pelatihan dan PenelitianPertanian Urban Vertikal diharapkan dapat mendukung tujuan dari perancangan yaitu dapatmemberikan pelatihan dan pembelajaran mengenai teknologi pertanian urban vertikal denganteknologiCEAkepadamasyarakatyangmemenuhikriteriatransparansimediapembelajaran,kriteriapoint of interest, kriteria fleksibilitas ruang dan kriteria sustainable untuk menghasilkan pusatpelatihandanpenelitianyangidealdiIndonesia.

REFERENSI

Albright,L.(1990).EnvirontmentControlforAnimalsandPlants.ASAETextbookNumber4.Bareja, B. (2010). Intensify Urban Farming, Grow Crops in the City. Retrieved from

http://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/article/view/2246/2491Boake,T.(2013).DiagridStructures:InnovationandDetailing.SchoolofArchitecture,Universityof

Waterloo,Canada.Charnish,B.,&McDonnell,T. (2008).TheBow:UniqueDiagridStructuralSystemforaSustainable

TallBuilding.CTBUH.8thWorldCongress.Davies,C.(1988).HighTechArchitecture.London:ThamesandHudson.Jencks, C. (1998). The Battle of High Tech, Great Building with Great Fault. Retrieved from

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/viewFile/328/253