8
Tak Suka Unjuk Tampang Said bin Amir Al-Jumahi seorang gebernur Homs, Suriah, Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, beliau sosok pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya. Karena tidak tersisa ruang di hati dan pikirannya kecuali urusan kemajuan rakyat yang dipimpinnya, sehingga tidak heran, Khalifah Umar bin Khattab menaruh hormat kepada sang gebernur. Tidak lama setelah melantik Said bin Amir Al-Jumahi menjadi Gebernur, Umar bin Khattab melakukan kunjungan ke kota Homs untuk memantau keadaan. Kedatangan Umar bin Khattab tentu disambut gembira oleh seluruh penduduk Homs. Mereka lalu secara bergantian menyalami khalifah. Tetapi, tiba-tiba Umar dikejutkan dengan pengaduan sejumlah penduduk, perihal Said sang Gubernur. "Bagaimana dengan Gebernur kalian" tanya Umar. Orang pertama menyampaikan " Dia tidak keluar kepada kami kecuali ketika siang sudah naik". Orang kedua protes " Dia tidak menerima tamu di malam hari. "Dia tidak

KHOTBAH JUMAT

  • Upload
    didin

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

khutbah jumat

Citation preview

Page 1: KHOTBAH JUMAT

Tak Suka Unjuk Tampang

Said bin Amir Al-Jumahi seorang gebernur Homs, Suriah, Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, beliau sosok pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya. Karena tidak tersisa ruang di hati dan pikirannya kecuali urusan kemajuan rakyat yang dipimpinnya, sehingga tidak heran, Khalifah Umar bin Khattab menaruh hormat kepada sang gebernur.

Tidak lama setelah melantik Said bin Amir Al-Jumahi menjadi Gebernur, Umar bin Khattab melakukan kunjungan ke kota Homs untuk memantau keadaan. Kedatangan Umar bin Khattab tentu disambut gembira oleh seluruh penduduk Homs. Mereka lalu secara bergantian menyalami khalifah. Tetapi, tiba-tiba Umar dikejutkan dengan pengaduan sejumlah penduduk, perihal Said sang

Gubernur. "Bagaimana dengan Gebernur kalian" tanya Umar.

Orang pertama menyampaikan " Dia tidak keluar kepada kami kecuali ketika siang sudah naik". Orang kedua protes " Dia tidak menerima tamu di malam hari. "Dia tidak keluar menemui kami sehari dalam setiap bulan," kata yang lain.

Sebagai pemimpin yang bijak, Umar bin Khattab kemudian mengklarifikasi semua keluhan kepada Gebernur Said. "Apa jawabmu, Said?" Said diam sejenak kemudian berkata, " Demi Allah, aku sebenarnya tidak suka mengatakan ini. Tetapi memang harus dikatakan. Keluargaku tidak punya pembantu. Setiap pagi aku menyiapkan adonan, dan menunggunya sampai mengembang untuk aku jadikan roti buat mereka. Kemudian aku berwudhu dan keluar menemui rakyatku."

Page 2: KHOTBAH JUMAT

Lantas bagaimana penjelasanmu tentang keluhan kedua?" kata Umar. Said menjawab, "Sebenarnya aku juga tidak ingin mengatakan ini. Sesungguhnya aku jadikan siang hari untuk mereka, dan malam hari untuk Allah."

"Tanggapanmu terhadap keluhan ketiga ?" lanjut Umar." Demi Allah, aku juga malu mengatakan ini. Aku tidak punya pakaian selain yang melekat di tibuhku ini. Karena aku mencucinya sekali dalam sebulan, dan menuggunya sampai kering, baru kemudian aku sore hari".

Subhanallah, Jamaah Rahimakumullah, pertanyaan kemudian adalah, Mungkinkah masih ada pemimpin atau calon pemimpin di zaman sekarang ini yang mampu meneladani sosok Gubernur Said? Kesederhanaan sungguh luar biasa, kedekatannya dengan umat/rakyat sukar dicari tandingannya,

tetapi dia tetap memilki jeda waktu untuk berintim dengan Allah.

Hadirin . . . Itulah pemimpin hebat dalam arti sebenarnya. Sosok demikian adalah sebagai pemimpin Rabbani

Pemimpin Rabbani tidak hanya menjalin relasi baik dengan umat, tetapi juga selalu meluangkan waktu untuk membangun hubungan intim dengan Tuhannya. Hatinya lembut dan gampang tersentuh oleh kondisi umatnya. Sudah pasti, pemimpin yang paling Rabbani adalah Rasulullah Saw, sebagaimana ditegaskan Allah dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 128.

Page 3: KHOTBAH JUMAT

"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, terasa berat olehnya penderitaan kamu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (At-Taubah 128)

Rasulullah memang teladan paling paripurna dalam segala perilaku kehidupan. Sebagaimana pribadi panutan ini, seorang Pemimpin dan calon pemimpin Rabbani tidak akan berani menyakiti hati umatnya, tidak akan menyakiti rakyatnya, karena dia tahu bahwa Tuhan pasti marah. Seorang pemimpin atau calon pemimpin akan takut jauh dari Allah, karena dia paham kalau jauh dari Allah akan merugikan umat/rakyatnya.

Selain itu, seorang Pemimpin/calon pemimpin Rabbani memang tidak suka unjuk tampang, meskipun dia selalu mencetuskan terobosan-terobosan brilian. Waktunya habis untuk

memikirkan cara memecahkan persoalan yang dihadapi oleh umatnya/rakyatnya, ketimbang berjualan diri lewat iklan/media. Itulah sebabnya, setiap pikiran, ucapan, dan tindakan seorang Pemimpin Rabbani benar-benar lahir dari ketulusan, bukan dari kepongahan intelektual, apalagi sekedar ingin meraup keuntungan pribadi dan keuntungan organisasi/partai sehingga terkadang terjadilah kekisruhan diantara mereka sendiri.

Sementara kebanyakan pemimpin/ calon pemimpin kita sekarang hanya sekumpulan orang yang sangat berhasrat untuk menduduki jabatan dan posisi terpandang. Boleh jadi mereka cerdas dalam berolah pikiran dan ucapan, karena gelar pendidikan. Tetapi mereka minus keauntentikan. Terkadang malah sama sekali tidak punya bekal kepemimpinan, tetapi nekat mencalonkan diri. Sosok yang demikian hadirin. . . jelas tidak akan

Page 4: KHOTBAH JUMAT

mampu menjawab persoalan kompleks yang dihadapi umatnya/rakyatnya, apalagi dengan Tuhannya,Allah yang menciptakan dirinya dan alam raya ini.

Semua janji-janji yang diobral ketika mencalonkan/kampanye, menguap begitu saja, ketika berhasil menduduki kursi jabatan. Kepemimpinan yang merupakan amanah, bukan lagi dianggap sebagai beban, melainkan dirasakan sebagai keberuntungan, sehingga pantas menggelar perayaan dan menerima ucapan selamat dari segenap keluarga dan rekan. Lihatlah pada setiap pemilihan pemimpin, mulai dari PILEG, hingga PILPRES.

Hadirin Rahimakumullah

Dalam menghadapi pesta demokrasi yang tinggal 10 hari lagi, cukup relevan untuk dikemukakan melalui mimbar ini, bahwa dalam memilih calon

legislatif atau calon pemimpin negara kedepan haruslah kita berhati-hati, kita patut melihat treck record kepribadiannya di masa lalu, secara vertikal ia harus baik hubungan ibadahnya kepada Allah swt, dan secara horisontal ia selalu berbuat adil dan bijaksana serta penuh kasih sayang dan berakhlak baik sesama manusia, sebab bial salah memilih pemimpin maka para pemimpin dan pemilh dan pengikutnya akan sama-sama disiksa di neraka dengan azab yang sangat pedih. dengan kejelian dan tanggung jawab kita dalam memilih calon legislatif/pemimpin yang soleh, beriman dan bertaqwa serta memilki dedikasi yang tinggi kepada Allah Swt, disamping berakhlak mulia dan penuh kepedulian kepada umat/rakyat, sehingga negeri ini diharapkan dapat keluar dari krisis multidimensi.

Oleh karena itu orang-orang beriman haruslah memilih orang yang soleh, yang memilki visi dan

Page 5: KHOTBAH JUMAT

misi kepemimpinan sebagaimana kepemimpinan, yakni pemimpin yang memiliki misi dakwah dan reformasi di semua sektor kehidupan. Barangsiapa memilih orang-orang yang tidak sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul maka ia ikut bertanggung jawab di hadapan mahkamah Allah Swt dan bertanggungjawab juga kepada rakyat.

Mari kita simak firman Allah surat al-Ahzab ayat 66-68

" Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan di neraka, mereka berkata, 'alangkah baiknya seandainya kami taat kepada Allah dan taat pula

kepada Rasul. Dan mereka berkata, 'Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin kami dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan kebenaran.

Ya tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar"