Upload
nguyennga
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2011
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI RIAU
KHUTBAH IDUL FITRI 1432 H
MENJAGA KESUCIAN IDUL FITRI
DENGAN MELESTARIKAN NILAI-NILAI RAMADHAN
DAN UPAYA PENINGKATAN AMAL
وبركاته الله ورحمة عليكم السالمأكبر ) الله أكبر الله ( x ۳الله أكبر
الله وسبحان كثيرا والحمدلله كبيرا الله أكبر. وأصيال بكرة
سبحانه نحمده أمر كما كثيرا حمدا الحمدللهولسائر نا ل اماما محمد جعل ذى ال على وتعالى
له. شريك ال وحده الله اال اله ال أن أشهد البشرالمبعوث ورسوله عبده محمدا أن وأشهد
من وينجيهم يطان الش كيد من لينفذهم اس للن . على وبارك م وسل صل اللهم ار الن عذاب
ومن األخيار وأصحابه األطهار آله وعلى محمد. القيامة يوم إلى بإحسان تبعه
. : قون المت فاز فقد الله بتقوى أوصيكم بعد أماأصدق وهو الكريم القرآن فى تعالى الله قال
. . بسم جيم الر يطان الش من بالله أعوذ القائلين { : كتب ءامنوا ذين ال ها ياأي حيم الر حمن الر الله
قبلكم من ذين ال على كتب كما الصيام عليكم} قون تت كم لعل
الحمد ولله اكبر الله اكبر والله الله اكبرMa’asiral muslimin Rahimakumullah
Puji Syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, karena Pada hari yang
mulia ini, kita masih diberikan nikmat kesehatan dan keimanan oleh Allah.
Nikmat yang besar dan banyak yang kita rasakan ini merupakan bukti bahwa
Allah tiada pernah melupakan kita sebagai makhluk ciptaanNya. Udara yang
kita hirup, darah yang mengalir di dalam tubuh kita, bahkan Jantung yang
selalu berdenyut yang kita sendiri tak bisa menghitung berapa banyak jumlah
denyut jantung tersebut, Semuanya itu tidak luput dari perhatian dan kasih
sayang Allah SWT.
Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-
kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-
kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".
Sedangkan tugas kita sebagai makhlukNya ialah dengan tidak lupa
mengucapkan rasa syukur dan berubudiyah kepada Allah sebagai tanda bahwa
kita adalah makhluk yang lemah dan sangat menyadari betapa butuhnya kita
akan perhatian dan kasih sayang Allah. Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah )nikmat( kepadamu, dan jika kamu mengingkari )nikmat-Ku(,
Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Salawat beserta Salam tidak bosan-bosannya kita bermohon kepada
Allah agar disampaikan kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan Sahabat-sahabat beliau. Karena berkat perjuangan yang
gigih dan penuh sabar yang telah beliau lakukan, telah berhasil membawa
umat manusia dari zaman Jahiliyah kepada zaman Ilmiyah, dari zaman yang
biadab ke zaman yang beradab Akhrajannasa mina Zulumati Ila Nur.
الحمد ولله اكبر الله اكبر والله الله اكبرMa’asiral muslimin Rahimakumullah
Makna Idul Fitri
Hari ini kalimat takbir dari mulut umat Islam bergema di mana-mana.
Hal ini dilakukan sebagai ungkapan syukur yang bercampur gembira, lantaran
mereka telah ber-idul fitri )kembali kepada kesucian )fitrah(.
Term di atas terdiri dari dua kata, yaitu kata id yang berarti kembali
atau hari raya, dan kata fitr yang berarti kesucian. Dengan demikian, Idul Fitri
dapat diartikan dengan hari perayaan umat Islam atas keberhasilannya
kembali pada kesucian diri layaknya seperti bayi yang baru dilahirkan.
Orang yang berhasil melaksanakan puasa sebulan penuh dengan penuh
keimanan dan keikhlasan pada Allah Swt. dianggap sebagai orang yang
kembali suci. Untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah Swt., umat Islam
dianjurkan untuk menutup ibadah Ramadhan dengan melaksanakan shalat
sunat dua rakaat yang disebut dengan shalat hari raya Idul Fitri.
Adapun landasan hukum pelaksanaan shalat Idul Fitri tersebut adalah
sebuah riwayat dari Anas ibn Malik )w. 95 H( yang mengatakan bahwa ketika
Rasulullah Saw. pertama kali hijrah ke Madinah, penduduk Madinah memiliki
dua hari khusus yang merupakan hari raya bagi mereka. Lalu Rasulullah Saw.
bertanya: “Kedua hari ini hari apa?” Penduduk Madinah menjawab: “Pada dua
hari ini kami mengadakan perayaan, bergembira dan bermain-main sejak
zaman Jahiliyah”. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah
Swt. telah mengganti kedua harimu ini dengan dua hari yang lebih baik, yaitu
Idul Adha dan Idul Fitri” )H.R. Bukhari, Muslim dan Ahmad ibn Hanbal(.
Dalam riwayat ibn Abbas disebutkan bahwa ia bersama-sama
Rasulullah Saw., Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab memulai shalat
Idul Fitri. Shalat ini diadakan sebelum khutbah, tanpa azan dan
iqamah )H.R. Bukhari dan Muslim(.
Namun di sisi lain perasaan haru dan sedih juga dialami oleh umat
Islam, karena bulan Ramadhan yang amat mulia telah berlalu. Kemuliaan
Ramadhan dapat dilihat dari banyaknya julukan lain dari bulan ke-9 tersebut
selain julukan Ramadhan. Bulan ini dijuluki juga dengan Syahr al-Qur’an
)bulan al-Qur’an(, Syahr al-Shiyam )bulan puasa(, Syahr an-Najah )bulan
keselamatan(, Syahr al-Juud )bulan kemurahan(, Syahr al-Tilawah )bulan
membaca(, Syahr al-Shabr )bulan kesabaran(, Syahr al-Rahmah )bulan
curahan kasih sayang dari Allah(.
Ramadhan menjadi bulan yang mulia, karena banyaknya kitab suci dan
shuhuf diturunkan pada bulan tersebut. Shuhuf Ibrahim, diturunkan Allah
SWT. pada malam pertama Ramadhan; Kitab Taurat, diturunkan Allah SWT.
pada malam keenam Ramadhan; Kitab Zabur, diturunkan Allah SWT. pada
malam ke-12 Ramadhan, Kitab Injil, diturunkan Allah SWT. pada malam ke-
18 Ramadhan, dan Kitab al-Qur’an, diturunkan Allah SWT. pada malam ke-
17 Ramadhan.
Ramadhan semakin terbukti kemuliaannya bila dilihat peristiwa-
peristiwa penting yang mengukir lembaran sejarah Islam yang terjadi pada
bulan Ramadhan. Peristiwa-peristiwa itu antara lain: 1(. Kemenangan Rasul
dan pasukannya dalam perang Badr, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-2
H; 2(. Persiapan perang Uhud dilakukan pada bulan Ramadhan tahun ke-3 H;
3(. Persiapan perang Khandak dilakukan pada bulan Ramadhan tahun ke-5 H;
4(. Pembebasan kota Mekah terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-8 H; 5(.
Kemenangan umat Islam dalam perang Tabuk terjadi pada bulan Ramadhan
tahun ke-9 H; 6(.
Pengiriman pasukan khusu yang dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib ke
Yaman terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-9 H. Setahun kemudian
penduduk Yaman berbondong-bondong masuk Islam; 7(. Penaklukan Afrika
oleh pasukan Islam yang dipimpin oleh Uthbah ibn Nafi’, terjadi pada bulan
Ramadhan tahun ke-53 H; 8(. Islam menjajakkan kaki ke Eropa di bawah
pimpinan panglima Thariq bin Ziyad, terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-
91 H; dan 9(. Indonesia merdeka terjadi juga pada bulan Ramadhan.
Kemuliaan Ramadhan semakin jelas, bila ilihat dari khutbah Nabi
SAW.: “Wahai manusia! Sesungguhnya kamu dianugerahi bulan yang besar
lagi penuh berkah, yaitu bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih
baik dari seribu bulan )lailatul Qadr(; bulan yang diwajibkan di dalamnya
berpuasa; shalat malam di malam harinya dipandang sebagai ibadah sunat.
Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan satu
perbuatan sunat di dalamnya, pahalanya sama dengan melakukan satu
perbuatan fardhu di bulan lain. Siapa saja yang menunaikan satu perbuatan
fardhu di dalamnya, pahalanya sama dengan orang yang mengerjakan 70
fardhu di bulan lain. Ramadhan adalah bulan sabar, dan pahala untuk sabar
adalah surga. Ramadhan adalah bulan untuk memberikan pertolongan dan
bulan ketika Allah menambah rezki bagi mereka yang beriman. Siapa saja
yang memberikan makanan kepada orang yang berbuka, maka dosa-dosanya
akan diampuni dan dia mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa
dikurangi sedikitpun”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah! Bagaimana
dengan kami yang tidak memiliki makanan untuk diberikan kepada orang
yang berpuasa?” Rasulullah bersabda: “Allah memberikan pahala kepada
orang yang memberikan sebutir kurma, seteguk air atau sedikit susu di bulan
yang awalnya penuh rahmat, pertengahannya penuh keampunan, dan akhirnya
terbebas dari api neraka. Siapa saja yang meringankan beban seorang hamba,
niscaya Allah akan mengampuni dosanya dan dimerdekakannya dari api
neraka.
Karena itu, perbanyaklah yang empat di bulan Ramadhan; dua perkara
untuk menyenangkan Allah dan dua lagi kamu yang membutuhkannya. Dua
perkara yang kamu lakukan untuk menyenangkan Allah ialah mengakui
dengan sesungguhnya bahwa tiada Tuhan selain Allah dan memohon ampun
kepada-Nya. Dua perkara lagi yang sangat kamu butuhkan adalah memohon
surga dan berlindung dari api neraka. Siapa saja yang memberi minum kepada
orang yang berpuasa, niscaya Allah akan memberinya minum yang jika
diminum seteguk saja maka ia tidak akan merasa haus untuk selama-
lamanya”.
Dari khutbah Rasul di atas tergambar jelas oleh kita betapa mulianya
bulan Ramadhan, yang tidak akan pernah dijumpai pada bulan-bulan lain.
Sehingga wajar bila Nabi SAW selalu sedih dan menangis ketika akan
berakhirnya bulan Ramadhan. Atas dasar ini pulalah, wajar bila Nabi SAW
mengatakan bahwa andaikan umatku tahu betapa besarnya keutamaan
Ramadhan, pastilah mereka meminta supaya semua bulan dalam satu tahun itu
dijadikan Ramadhan.
الحمد ولله اكبر الله اكبر والله الله اكبر
Ma’asiral muslimin Rahimakumullah
Melestarikan nilai-nilai Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan beramal dan beribadah. Semua umat
Islam berlomba-lomba untuk beramal. Namun bukan berarti, dengan
berakhirnya Ramadhan berakhir pula kita beramal. Seharusnya kita dapat
mempertahankan ibadah-ibadah yang telah kita lakukan selama satu bulan
tersebut. Ibadah-ibadah yang harus kita pertahankan dan lestarikan tersebut
adalah:
Pertama, Puasa. Bila pada bulan Ramadhan, puasa adalah suatu
kewajiban yang harus dilakukan selama satu bulan penuh, maka di luar
Ramadhan disunatkan kepada kita melakukan puasa pada hari-hari tertent,
seperti puasa enam hari di bulan syawal, puasa senin dan kamis, puasa
pertengahan bulan )13, 14, dan 15(, dll.
Puasa merupakan ibdah yang memiliki banyak manfaat. Selain
untuk kesehatan, dia juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mengendalikan nafsu. Manfaat besar dari puasa, juga akan dapat
dilihat dari dialog yang terjadi antara Abu Umamah dengan Nabi
SAW. Abu Umamah bertanya kepada Nabi SAW.: “Wahai
Rasulullah, tunjukkan kepadaku amal apa yang dapat menjamin
diriku memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dan masuk surga
kelak? Rasul menjawab: Puasa! Abu Umamah bertanya dengan
pertanyaan yang serupa, tetapi tetap saja jawaban Rasul sama, yaitu
puasa.
Puasa yang dimaksud oleh Nabi SAW tersebut tentunya buka
sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi lebih dari itu, puasa yang
dilakukan dengan keimanan dan penuh perhitungan. Bila hanya
sekedar menahan lapar dan dahaga, inilah puasa yang disinyalir oleh
Nabi dalam hadisnya:
الجوع اال صيامه من له ليس صائم من كموالعطش
Mereka yang benar-benar puasa akan senantiasa mempuasakan totalitas
dirinya, tidak saja dari makan, minum dan syahwat; tetapi juga
mempuasakannya dari segala yang membatalkan pahala puasa. Adapun yang
membatalkan pahala tersebut –sebagaimana yang disebutkan Nabi SAW-
adalah berdusta atau berkata bohong, memfitnah, bersumpah palsu,
membicarakan orang lain, dan melepaskan pandangan kepada sesuatu yang
diharamkan Allah. Puasa seperti inilah yang dapat menghapuskan dosa-dosa
masa silam, sebagaimana yang disebutkan Nabi:
ه الل صلى ه الل رسول قال قال هريرة أبي عنواحتسابا إيمانا رمضان صام من م وسل عليه
) الجماعة ) رواه ذنبه من تقدم ما له غفرBerakhirnya bulan Ramadhan bukan berarti berakhir pula ibadah puasa
kita. Puasa tetap dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu, yang biasa
disebut dengan puasa sunat. Puasa-puasa ini tidak kalah pentingnya dan
banyak pula manfaatnya.
Kedua, Shalat berjamaah. Pada bulan Ramadhan, semua umat Islam
berupaya melakukan shalat secara berjamaah, terlebih lagi terhadap shalat
sunat tarawih dan witir. Sehingga seluruh masjid dan mushallah penuh sesak
dengan jamaah. Dengan berakhirnya bulan Ramadhan, hendaknya jangan
sampai masjid dan mushalallah menjadi sunyi dari shalat berjamaah.
Bila kita lakukan analisa, banyaknya orang tidak mau shalat berjamaah
ke masjid, lantaran menganggap sepele shalat berjamaah yang humnya sunat
tersebut. Padahal bila kita rujuk kehidupan Nabi dan para sahabat dahulu,
mereka tidak pernah sengaja meninggalkan shalat berjamaah. Kalaupun shalat
berjamaan tinggal, itu lantaran ketidak sengajaan. Meskipun tidak sengaja
meninggalkannya, tetapi banyak para sahabat justru memberikan sanksi pada
dirinya atas kelalaian yang mengakibatkan tertinggalnya shalat berjamaah.
Umar bin Khattab, misalnya, di sutau siang dia sedang asyik bekerja di
kebunnya yang terletak di kota madinah. Seusai bekerja, dia duduk
beristirahat di bawah sepokok pohon hingga akhirnya tertidur. Ketika
terbangun, dia terkejut karena waktu ashar telah masuk. Dia pun berlari ke
masjid Nabi untuk mengejar shalat berjamaah, tetapi sesampai di masjid dia
menemukan Nabi dan sahabat yang lain baru saja selesai melakukan shalat
berjamaah. Tertinggalnya shalat ashar berjamaah tersebut dianggap Umar
sebagai keteledoran besar, sehingga dia pun memberikan sanksi dengan cara
memberikan kebunnya yang rindang tersebut untuk dipergunakan sebagai
modal perjuangan umat Islam. Padahal kebunnya tersebut bernilai 600.000
dinar )sekitar Rp. 45.000.000.000,- (.
Ketiga, Zakat dan shadaqah. Ibadah sosial ini banyak dilakukan oleh
umat Islam di bulan Ramadhan. Ibadah ini dapat menjadikan manusia
memeliki sifat kepedulian sosial )dermawan(. Meskipun harta diperoleh
melalui jerih payah kita, tetapi di dalam harta tersebut terdapat hak orang lain,
seperti hak fakir-miskin, hak masjid, hak anak yatim, dan lain-lain. Ini sejalan
dengan firman Allah SWT.:
والمحروم ائل للس حق أموالهم وفي“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian” )Q.S. adz-
Dzariyat )51(: 19(
Zakat merupakan ibadah yang sangat banyak dibicarakan Allah dalam
al-Qur’an. Paling tidak ada 82 kali pengulangan pembicaraan zakat di dalam
al-Qur’an. Jumlah ini jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan
pembicaraan tentang puasa –yang hanya sekitar 13 kali- dan haji –yang hanya
terulang sebanyak 10 kali. Bahkan perintah zakat seringkali digandengkan
dengan perintah mendirikan shalat di dalam al-Qur’an. Paling tidak
penggandengan tersebut ditemukan sebanyak 26 kali. Hal ini menunjukkan
bahwa zakat tidak kalah pentingnya dengan shalat. Bila shalat adalah lambang
keharmonisan huibungan vertikal dengan Allah SWT, maka zakat merupakan
lambang keharmonisan hubungan horizontal sesama manusia. Oleh sebab itu,
tidak dapat disalahkan, bila ada ulama yang mengatakan bahwa kalau shalat
dilakukan sementara zakat tidak dibayarkan, maka keimanan orang tersebut
masih dipertanyakan.
Abu Bakar ash-Shiddiq, yang melihat antara shalat dan zakat tidak
dapat dipisahkan, sehingga dia memerangi orang yang tidak mau membayar
zakat. Sikap ini sesuai dengan hadis Nabi SAW.
عليه ه الل صلى ه الل رسول أن عمر ابن عنيشهدوا ى حت اس الن أقاتل أن أمرت قال م وسلويقيموا ه الل رسول محمدا وأن ه الل إال إله ال أنعصموا ذلك فعلوا فإذا كاة الز ويؤتوا الصالة
اإلسالم بحق إال وأموالهم دماءهم ي منه الل على ( وحسابهم والمسلم ) البخارى رواه
Atas dasar itulah zakat tidak boleh dipandang remeh. Bila zakat ini
telah dibayarkan oleh seluruh umat Islam, ditambah lagi kesadaran yang
tinggi untuk bersedekah, berinfak dan berwakaf, insyaallah segala problem
sosial ekonomi umat dapat diatasi dengan baik.
الحمد ولله اكبر الله اكبر والله الله اكبرMa’asiral muslimin Rahimakumullah
Peningkatan Amal
Bulan syawal adalah bulan peningkatan. Oleh sebab itu, di samping
melestarikan nilai-nilai Ramadhan, kita berupaya melakukan peningkatan
dalam bidang amal. Untuk dapat melakukanpeningkatanamal tersebut, dapat
diupayakan melalui enam cara, yaitu: Pertama, musyaratah )komitmen dan
tekat yang bulat. Artinya, mengawali bulan Syawal )bulan peningkatan( ini
hendaknya kita memiliki komitmen dan tekat yang bulat bahwa kita betul-
betul akan berupaya meningkatkan amal.
Kedua, muraqabah, yaitu memantau diri kita atau merasakan bahwa
Allah memantau diri kita. Jika sikap ini dimiliki, tentu kita tidak akan main-
main dalam pelaksanaan tekad tersebut. Sebab, Allah akan senantiuasa
melihat keseriusan tekad kita.
Ketiga, muhasabah, yaitu melakukan introspeksi sejauh mana
pelaksanaan tekad yang diikrarkan tersebut. Apakah terlaksana dengan baik,
atau terlaksana tetapi dipenuhi dengan kelalaian, atau tidak terlaksana sama
sekali.
Keempat, mu’aqabah, yaitu memberikan sanksi yang bernilai jera
terhadap kelalaian dalam pelaksanaan tekad. Sebab, bila kelalaian tersebut
tidak diberikan sanksi, dikhawatirkan kelalaian serupa akan terulang kembali.
Kelima, mujahadah, yaitu mengerahkan segenap kemampuan yang ada
pada diri untuk memperbaiki kelalaian dari pelaksanaan tekad yang pernah
terjadi. Bila seluruh kemampuan telah dikerahkan untuk melaksanakan tekad
dalam peningkatan amal tersebut, insyaallah peningkatan amal itu dapat
terwujud.
Keenam, taubikh wa mu’atabah, yaitu senantiasa mengkritik diri.
Sebab dengan cara inilah kita menyadari bahwa amal-amal kita penuh dengan
kekurangan sehingga ke depan kita akan berupaya meningkatkannya.
Demikianlah khutbah Idul Fitri kita hari ini, semoga dapat kita terapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Selamat merayakan Idul Fitri mohon maaf lahir
dan batin.
من فيه بما كم وايا ونفعني ولكم لي الله باركتالوته ومنكم ي من ل وتقب الحكيم والذكر اآليات
البصير ميع الس هو ه ان
KHUTBAH KEDUA
أكبر ٩الله x اكبر الله اكبر والله الله اال اله ال . ونصر وعده صدق وحده الحمدلله الحمد ولله . أشهد وحده األحزاب وحزم جنده واعز عبده
أن وأشهد له شريك ال وحده الله اال اله ال أن . صل هم الل بعده النبي ورسوله عبده محمدا
واصحابه آله وعلى محمد على وبارك م وسلونفسي. اوصيكم الله عباد فيا بعد اما اجمعين . ومالئكته الله إن قون المت فاز فقد الله بتقوى
وا صل ءامنوا ذين ال ها ياأي بي الن على ون يصل . محمد على صل اللهم تسليما موا وسل عليهوعلى ابراهيم على يت صل كما محمد آل وعلىمحمد آل وعلى محمد على وبارك ابراهيم آل
حميد ك ان العالمين فى ابراهيم على باركت كما
ذنوبنا. اغفرلنا هم الل وارحمهم مجيد ولوالدينوالمسلمات المسلمين ولجميع صغارا ونا كمارب
واألموات منهم األحياء والمؤمنات والمؤمنيناحمين الر أرحم يا برحمتك
. وآرنا باعه ات وارزقنا حقا الحق آرنا اللهم. اجتنابه وارزقنا باطال الباطل
الخير ابواب علينا افتح هم البراكة الل وابوابة الصح وابواب المة الس وابواب عمة الن وابواب
. أنفسنا ظلمنا نا رب ة الجن لم تغفرلنا وابواب وإن . نا رب الخاسرين من لنكونن وترحمنا فىالدنيا آتنا
وفى . حسنة ر النا عذاب وقنا حسنة اآلخرةوصحبه آله وعلى محمد دنا سي على الله وصلى
. اجمعين العالمين رب لله والحمد