4
31 SUARA MUHAMMADIYAH 08 / 98 | 16 - 30 APRIL 2013 ALI YUSUF, STHI, MHUM BURUKNYA PERBUATAN TERGESA-GESA Jamaah Jum’ah rahimakumullah. Secara fitrah, setiap manusia akan memuji sikap tenang dan akan mencela sikap tergesa-gesa. Fitrah ini akan muncul karena dalam kehati-hatian terdapat keselamatan dan pada ketergesa-gesaan terdapat penyesalan. Dalam ajaran Islam, kita mengenal dua istilah yang memiliki kemiripan namun berbeda secara makna dan akibat yang terjadi darinya. Kedua istilah itu adalah al-Mubadara (bergegas atau bersegera dan al-Ajalah (tergesa-gesa). Al-mubadara artinya bergegas atau bersegera, adalah sikap seorang Muslim dalam dalam melaksanakan ajaran Islam. Sikap al-mubadara ini terjadi karena adanya sebuah kesungguhan, tekad yang bulat dan motivasi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan penuh perhitungan tanpa tergesa-gesa. Apabila sudah masuk waktu shalat segera dikerjakan, tidak ditunda-tunda. Jika sudah menyelesaikan suatu pekerjaan segera mengerjakan yang lainnya. Sebagaimana firman Allah SwT: Artinya: “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap,” (Al-lnsyirah [94]: 7-8). Sikap al-mubadara jelas sangat berbeda dengan sikap al-Ajalah (tergesa-gesa) karena semua bentuk dan ketergesaan itu datangnya dari setan. Sikap al-ajalah ini terjadi karena sempitnya berpikir dan cara pandang yang salah. Berniat mengerjakan sesuatu ingin dengan cepat, tanpa perhitungan akibat apa yang akan terjadi setelahnya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: Artinya: “Dari Sahl bin Sa’ad ra berkata, Rasulullah saw bersabda: Tergesa-gesa itu dari setan,” (HR. Tirmidzi). Sikap tergesa seperti ini akan menghilangkan kemantapan, ketenangan dan kesabaran. Sehingga akibatnya, meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Yang akhirnya mendatangkan keburukan dan menghalangi kebaikan. Seorang Muslim harus meninggalkan perbuatan setan ini, setiap melakukan suatu tindakan hendaklah berhati-hati dan jangan tergesa-gesa, karena keselamatan itu tergantung pada ketergesa-gesaan yang diperbuat olehnya. Kehati-hatian itu datangnya dari Allah, hal ini perbuatan yang terpuji, sedangkan tergesa itu datangnya dari setan dan itu termasuk perbuatan yang tercela. Sebagaimana riwayat Anas bin Malik dalam kitab Syuabul Iman dikatakan: Artinya: “Ketenangan itu dari Allah dan tergesa itu dari setan,” (Syuabul Iman 4/89). Ketergesaan tidak hanya terjadi dalam sebuah tindakan atau pekerjaan sehari-hari. Di dalam berdoa kepada Allah pun tidak boleh kita memohon kepada Allah dengan tergesa. Adapun yang dimaksud tergesa dalam berdoa adalah, seseorang yang berdoa dengan berburuk sangka kepada Allah bahwa doa yang dipanjatkannya itu tidak akan dikabulkan oleh Allah, atau orang yang tergesa dalam berdoa itu adalah mereka yang berdoa kepada Allah, tetapi mengomentari dan mempertanyakan secara terus terang kenapa doa-doa yang dipanjatkannya tidak pernah dikabulkan oleh Allah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: “Dikabulkan doa seseorang di antara kamu selama doanya tidak tergesa, berkatalah ia Khutbah Jum'at

Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Buruknya... · tentang pentingnya seorang Muslim memiliki lima komitmen yang kuat terhadap Islam sebagai agama yang diyakininya. Ketika seseorang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Buruknya... · tentang pentingnya seorang Muslim memiliki lima komitmen yang kuat terhadap Islam sebagai agama yang diyakininya. Ketika seseorang

31SUARA MUHAMMADIYAH 08 / 98 | 16 - 30 APRIL 2013

ALI YUSUF, STHI, MHUM

BURUKNYA PERBUATAN TERGESA-GESA

Jamaah Jum’ah rahimakumullah.Secara fitrah, setiap manusia akan

memuji sikap tenang dan akan mencelasikap tergesa-gesa. Fitrah ini akanmuncul karena dalam kehati-hatianterdapat keselamatan dan padaketergesa-gesaan terdapat penyesalan.Dalam ajaran Islam, kita mengenal duaistilah yang memiliki kemiripan namunberbeda secara makna dan akibat yangterjadi darinya. Kedua istilah itu adalahal-Mubadara (bergegas atau bersegeradan al-Ajalah (tergesa-gesa).

Al-mubadara artinya bergegas ataubersegera, adalah sikap seorangMuslim dalam dalam melaksanakanajaran Islam. Sikap al-mubadara initerjadi karena adanya sebuahkesungguhan, tekad yang bulat danmotivasi yang kuat untuk mengerjakansesuatu dengan penuh perhitungantanpa tergesa-gesa. Apabila sudahmasuk waktu shalat segera dikerjakan,tidak ditunda-tunda. Jika sudahmenyelesaikan suatu pekerjaan segeramengerjakan yang lainnya.

Sebagaimana firman Allah SwT:

Artinya: “Maka apabila kamu telahselesai (dari suatu urusan) kerjakanlahdengan sungguh-sungguh (urusan)yang lain. Dan hanya kepadaTuhanmulah hendaknya kamuberharap,” (Al-lnsyirah [94]: 7-8).

Sikap al-mubadara jelas sangatberbeda dengan sikap al-Ajalah(tergesa-gesa) karena semua bentukdan ketergesaan itu datangnya darisetan. Sikap al-ajalah ini terjadi karenasempitnya berpikir dan cara pandangyang salah. Berniat mengerjakansesuatu ingin dengan cepat, tanpaperhitungan akibat apa yang akan terjadisetelahnya. Sebagaimana sabda NabiMuhammad saw:

Artinya: “Dari Sahl bin Sa’ad raberkata, Rasulullah saw bersabda:Tergesa-gesa itu dari setan,” (HR.Tirmidzi).

Sikap tergesa seperti ini akanmenghilangkan kemantapan,ketenangan dan kesabaran.

Sehingga akibatnya, meletakkansesuatu bukan pada tempatnya. Yangakhirnya mendatangkan keburukan danmenghalangi kebaikan. SeorangMuslim harus meninggalkan perbuatansetan ini, setiap melakukan suatutindakan hendaklah berhati-hati danjangan tergesa-gesa, karenakeselamatan itu tergantung pada

ketergesa-gesaan yang diperbuatolehnya. Kehati-hatian itu datangnya dariAllah, hal ini perbuatan yang terpuji,sedangkan tergesa itu datangnya darisetan dan itu termasuk perbuatan yangtercela. Sebagaimana riwayat Anas binMalik dalam kitab Syuabul Imandikatakan:

Artinya: “Ketenangan itu dari Allahdan tergesa itu dari setan,” (SyuabulIman 4/89).

Ketergesaan tidak hanya terjadidalam sebuah tindakan atau pekerjaansehari-hari. Di dalam berdoa kepadaAllah pun tidak boleh kita memohonkepada Allah dengan tergesa. Adapunyang dimaksud tergesa dalam berdoaadalah, seseorang yang berdoa denganberburuk sangka kepada Allah bahwadoa yang dipanjatkannya itu tidak akandikabulkan oleh Allah, atau orang yangtergesa dalam berdoa itu adalahmereka yang berdoa kepada Allah,tetapi mengomentari danmempertanyakan secara terus terangkenapa doa-doa yang dipanjatkannyatidak pernah dikabulkan oleh Allah.Sebagaimana sabda Nabi Muhammadsaw:

Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwaRasulullah saw bersabda: “Dikabulkandoa seseorang di antara kamu selamadoanya tidak tergesa, berkatalah ia

Khutbah Jum'at

Page 2: Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Buruknya... · tentang pentingnya seorang Muslim memiliki lima komitmen yang kuat terhadap Islam sebagai agama yang diyakininya. Ketika seseorang

32 SUARA MUHAMMADIYAH 08 / 98 | 5 - 19 JUMADILAKHIR 1434 H

(orang yang berdoa) aku telah berdoatetapi tidak dikabulkan doa itu untukku“(HR. Bukhari)

Hadirin Jamaah Jum’ah yangdirahmati Allah.

Sikap berhati-hati itu perbuatan yangterpuji, dan tergesa-gesa itu perbuatanyang tercela. Ada tiga syarat yangmenjadi tercelanya suatu ketergesa-gesaan. Pertama, perbuatan yangdilakukan bukan berupa ketaatankepada Allah.

Sa’ad bin Abi Waqas meriwayatkanbahwa Nabi Muhammad sawbersabda:

Artinya: “Perlahan-lahan dalamsegala hal itu baik kecuali dalammelakukan amal untuk akhirat,” (HR.Baihaqi dan Abu Daud).

Al-Ghazali meriwayatkan dari Hatimal-Asham yang berkata, tergesa-gesaitu dari setan kecuali pada lima perkaramerupakan Sunnah Rasulullah sawyaitu: memberi makan orang yangmiskin, mengurus jenazah,mengawinkan anak gadis, melunasiutang dan bertaubat dari dosa. Ali binAbi Thalib juga meriwayatkan bahwaNabi Muhammad saw pernahberpesan kepadanya dengan tiga halyang harus disegerakan.

Artinya: “Wahai Ali, ada tigaperkara yang tidak boleh engkautunda-tunda, yaitu shalat apabila telahtiba waktunya, jenazah apabila sudahhadir dan wanita apabila telahmendapatkan jodoh yang cocok,” (HR.Tirmidzi).

Hadirin Jamaah Jum’ah yangdirahmati Allah.

Kedua, perbuatan tersebutdilakukan tanpa melalui perencanaandan pertimbangan yang mantap.Adapun jika sebelumnya dilakukanpertimbangan, musyawarah,pengkajian, riset atau istikharah makatidak ada alasan lagi untukmenundanya. Seorang penyairberucap:

Artinya: “Jika Anda punya pendapatmantapkanlah hati Anda, karenarusaknya pendapat seseorangdisebabkan selalu ragu dan bimbang.”

Ketiga, perbuatan ketergesa-gesaan tersebut dilakukan karenaterlalu khawatir akan cepat hilangnyasuatu kesempatan (padahal waktunyacukup banyak untuk berbuat lebih hati-hati). Lain hal jika pekerjaan yangdilakukan itu terbatas waktunya maka iatidak boleh menunda-nundanya.

KHUTBAH II

Khutbah Jum'at

Dengan penjelasan di atas marilah kitabiasakan untuk melakukan segala sesuatudengan segera dan penuh perhitungan,jangan sampai apa yang kita lakukantergesa-gesa sehingga akibat buruklahyang akan menimpa diri kita sendiri.

Akhirnya marilah kita berdoadengan khusyu’, tawadhu dan ikhlassambil beristigfar dan berharap doa kitadikabulkan Allah SwT.•

Ali Yusuf STh I, MHum (anggota MTT-PWM DIY, alumni Pendidikan UlamaTarjih Muhammadiyah).

Page 3: Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Buruknya... · tentang pentingnya seorang Muslim memiliki lima komitmen yang kuat terhadap Islam sebagai agama yang diyakininya. Ketika seseorang

33SUARA MUHAMMADIYAH 08 / 98 | 16 - 30 APRIL 2013

Khutbah Jum'at

SETYADI RAHMAN

KOMITMEN MENGILMUI ISLAM

Jamaah sidang Jum’ah yangdimulyakan Allah.

Pada khutbah Jum’at beberapawaktu yang lalu pernah disampaikantentang pentingnya seorang Muslimmemiliki lima komitmen yang kuatterhadap Islam sebagai agama yangdiyakininya. Ketika seseorangmenyatakan diri sebagai seorangMuslim, dengan cara bersyahadat,berikrar di hadapan Allah yang MahaGhaib, dengan disaksikan paramalaikat dan sesama manusia,sesungguhnya ia harus menyadariakan konsekuensi logisnya, yakni iaharus mematrikan dalam dirinya limakomitmen atau “rasa keterikatan diri”seorang Muslim terhadap agamanya.

Lima komitmen yang dimaksudadalah (1) seorang Muslim harusmengimani Islam; (2) seorang Muslimharus mengilmui Islam; (3) seorangMuslim harus mengamalkan Islam; (4)

seorang Muslim harus mendakwahkanIslam; dan (5) seorang Muslim harusbersabar dalam ber-Islam. Komitmenpertama yang dengannya seorangMuslim harus mengimani Islam, telahdisampaikan pada pertemuan yang lalu.Pada khutbah kali ini, akan kitarenungkan bersama komitmen yangkedua, yaitu seorang Muslim harusmengilmui Islam.

Zumratal mukminin rahimakumullah.Yang dimaksud dengan komitmen

kedua seorang Muslim ialah bahwasetiap Muslim, baik laki-laki maupunperempuan, wajib memperluas danmemperdalam ilmu pengetahuantentang Islam, yakni berusaha untukmengerti, memahami, dan menghayati,serta menguasai Islam, dalam segalaaspek ajarannya, sesuai dengankemampuannya masing-masing,dalam setiap kesempatan secara terusmenerus sampai mati.

Komitmen ini menjadi terasa ringanketika kita menyadari bahwa secaraglobal menuntut ilmu tanpa dikotomi ilmuagama-ilmu umum, merupakankewajiban individual seorang Muslim,sebagaimana Rasulullah sawbersabda:

Artinya: “Menuntut ilmu(pengetahuan) itu wajib bagi setiapMuslim (laki-laki maupunperempuan).” (H.R. Ibnu Majah)

Lebih dari itu, agama Islam adalahagama ilmu pengetahuan, dalam artiagama yang mencerdaskan umat

manusia yang telah diberi Allah SwTkekuatan akal, bukan agama yangmembodohi mereka dengan berbagaimitos dan klenik yang tidak jelas ujungpangkalnya. Perintah “membaca” yangdiulang dua kali pada wahyu pertamayang diterima Rasulullah Saw menjadibukti tak terbantahkan akan hal itu.Bukankah membaca merupakan kunciilmu pengetahuan?

Artinya: “Bacalah dengan(menyebut) nama Tuhanmu Yangmenciptakan. (*) Dia telahmenciptakan manusia dari segumpaldarah. (*) Bacalah, dan TuhanmulahYang Maha Pemurah. (*) Yangmengajar (manusia) denganperantaraan kalam. (*) Diamengajarkan kepada manusia (segala)sesuatu yang tidak diketahuinya.”(Q.s. Al-‘Alaq [96]: 1-5)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.Rasulullah saw pernah

mengisyaratkan adanya kebaikan yangtelah diterima seorang Muslim dari AllahSwT, manakala ia memilikipemahaman dan penguasaan ilmuagama yang mendalam, sebagaimnasabdanya:

Artinya: “Barang siapa yang

Page 4: Khutbah Jum'at - umm.ac.id Corner/Khutbah/Buruknya... · tentang pentingnya seorang Muslim memiliki lima komitmen yang kuat terhadap Islam sebagai agama yang diyakininya. Ketika seseorang

34 SUARA MUHAMMADIYAH 08 / 98 | 5 - 19 JUMADILAKHIR 1434 H

Khutbah Jum'atdikehendaki Allah (mendapatkan)kebaikan, niscaya Dia akanmemberikan kepadanya kefahaman didalam (urusan) agama.” (H.R. Bukhari,Muslim, dan perawi lainnya)

Oleh karena itu, sudah sepatutnyakita senantiasa bersyukur kepada AllahSwT. Mengapa demikian? KarenaAllah SwT telah melapangkan hati kitauntuk dapat menerima Islam sebagaiagama yang memengaruhi danmewarnai hidup kita, dan sekaligusmenandai kita sebagai hamba-Nyayang senantiasa berada di dalamnaungan cahaya-Nya. Allah SwTmenegaskan di dalam Al-Qur’andengan firman-Nya sebagai berikut.

Artinya: “Maka apakah orang-orangyang dilapangkan hatinya oleh Allahuntuk (menerima) Islam, lalu iamendapatkan cahaya dari Tuhannya(sama dengan orang yang kerashatinya)? Maka celakalah bagi orangyang keras hatinya dari mengingatAllah. Mereka itulah dalam kesesatanyang nyata” (Q.s. Az-Zumar [39]: 22)

Dengan demikian dapat dikatakanbahwa untuk menjadi seorang Muslimyang “kaffah”, tidaklah cukup baginyauntuk berhenti hanya sampai kepada“komitmen mengimani Islam”, namunperlu memperkuatnya dengan“komitmen mengilmui Islam” danmelengkapinya dengan komitmen-komitmen lainnya, yang akandibicarakan pada pertemuan khutbahberikutnya.

KHUTBAH II

Jamaah sidang Jum’ah yangdimulyakan Allah.

Marilah kita akhiri renungan Jum’atpada siang hari ini dengan berdoa kehadirat Allah SwT. Semoga Allah SwTberkenan menjadikan kita sebagaiorang yang antara lain, memilikikomitmen atau rasa keterikatan diriyang kuat untuk tidak berhenti menggali

ilmu pengetahuan dan pemahamanyang mendalam tentang Islam sebagaisatu-satunya agama yang diridlai AllahSwT.•

Drs Setyadi Rahman adalah GuruMadrasah Mu’allimin MuhammadiyahYogyakarta dan Dosen STAIT Jogja.

AGENSUARA MUHAMMADIYAH DI MADURA

MUHAMMAD IHSANSMA Muhammadiyah

Arjasa Kangean, Madura,Jawa Timur

Hp. 0853 34644 690