Upload
others
View
82
Download
22
Embed Size (px)
Citation preview
PhysCoteHOTS-CAT_XI
ii
PENGEMBANGAN TES HOTS LENGKAP DENGAN COMPUTERIZED ADAPTIVE TEST DAN PENERAPANNYA: CONTOH MATERI FISIKA KELAS XI SMA
@Hak cipta dilindungi undang-undang
PENULIS:
Dr. Edi Istiyono, M.Si.
Wipsar Sunu Brams Dwandaru, M.Sc., Ph.D.
KONTRIBUTOR KEPENGARANGAN:
Aang Zainul Abidin, M.Pd.
Muthmainnah, M.Pd.
Muhammad Megawan, M.Pd.
Yohan Aurino Brian Patria, M.Pd
PENERBIT:
Parama Publishing
Jl.Nyi Wiji Adisoro, RT. 03/01
Prenggan, Kotagede Yogyakarta
Telp. 082225044238, 081228153789
Edisi Pertama, Januari 2019
ISBN : 978-602-6243-99-7
Dilarang memperbanyak, mencetak atau menerbitkan sebagian isi atau
seluruh buku dengan cara dan dalam bentuk apapun juga tanpa seijin editor
dan penerbit
iii
ISI DILUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah, dan inayahNya, sehingga penulisan buku “Pengembangan
Tes HOTS Lengkap dengan Computerized Adaptive Test dan
Penerapannya: Contoh Materi Fisika Kelas XI SMA” ini telah berjalan
dengan lancar dan dapat selesai dengan baik. Buku ini merupakan
panduan yang sangat bermanfaat bagi calon guru, guru, dosen dan praktisi
pendidikan untuk mengembangkan instrumen tes kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang dikenal dengan higher order thinking skills (HOTS)
menggunakan media Computerized Adaptive Test (CAT) yaitu
PhysCoTeHOTS-CAT_XI. Dengan buku ini, diharapkan pembaca dapat
menggunakan PhysCoTeHOTS-CAT_XI dengan mudah sesuai dengan
kebutuhan pembaca.
Buku ini berisi tentang panduan pengembangan tes HOTS lengkap
Fisika SMA dan media penilaian CAT berbasis web. Tes HOTS Fisika
dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013 revisi 2017 pada mata
pelajaran Fisika kelas XI SMA semester gasal. Tes HOTS lengkap Fisika
ini dikhususkan untuk mengukur HOTS peserta didik, yang terdiri dari tes
HOTS Bloomian, HOTS Marzanoian, Creative Thinking Skills, Critical
Thinking Skills, dan Problem Solving Skills. Butir tes yang dikembangkan
berupa tes pilihan ganda beralasan atau Reasoning Multiple Choice
(RMC) yang mencakup lima materi Fisika kelas XI SMA semester gasal,
yaitu: Keseimbangan dan dinamika rotasi, Elastisitas dan hukum Hooke,
Fluida statik, Fluida dinamik, serta Suhu, kalor dan perpindahan kalor.
Buku ini mendeskripsikan bahwa tes yang dikembangkan telah
memenuhi syarat validitas dan reliabiltas, selanjutnya diinstalkan kedalam
CAT yang telah dikembangkan. Analisis hasil tes pada CAT berdasarkan
teori tes modern yaitu teori respon butir atau Item Response Theory (IRT)
dengan model kredit parsial atau Partial Credit Model (PCM). CAT
merupakan suatu bentuk tes berbasis web yang menawarkan kelebihan-
kelebihan tertentu jika dibandingkan pelaksanaan tes secara konvensional
dengan tes tertulis. CAT mampu memberikan butir soal yang disesuaikan
dengan tingkat kemampuan peserta tes, yakni dengan menghadirkan butir
yang lebih mudah ketika peserta menjawab salah pada butir sebelumnya
dan butir yang lebih sulit ketika jawaban butir sebelumnya benar. CAT
iv
juga merupakan instrumen tes yang efisien dari segi waktu. Diharapkan
dengan penyajian tes menggunakan CAT ini dapat memberikan hasil
penilaian yang lebih akurat dan efektif untuk mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi (HOTS) Fisika peserta didik.
Proses penulisan buku ini tidak terlepas dari berbagai hambatan,
namun berkat bantuan dari berbagai pihak, buku ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak yang telah memberikan kontribusi atas
terselesaikannya penulisan buku ini. Kami menyadari masih terdapat
kekurangan dalam buku ini, untuk itu kritik dan saran untuk
penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Akhirnya, semoga buku ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Yogyakarta, November 2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................... iii Daftar Isi ............................................................................................... v Bab 1. HOTS Lengkap .......................................................................... 1
A. Higher Order Thinking Skills (HOTS) Bloomian .................... 1 B. Higher Order Thinking Skills (HOTS) Marzanoian ................. 3 C. Critical Thinking Skills ........................................................... 4 D. Creative Thinking Skills .......................................................... 6 E. Problem Solving Skills ............................................................ 8
Bab 2. Computerized Adaptive Test ..................................................... 10 A. Pendahuluan.......................................................................... 10 B. Algoritma CAT ..................................................................... 11 C. Arsitektur CAT ..................................................................... 15 D. Rancangan CAT Berbasis Website ........................................ 15
Bab 3. Langkah-Langkah Pengembangan ......................................... 21 A. Model Pengembangan Instrumen Tes .................................... 21 B. Model Pengembangan Media CAT ....................................... 24
Bab 4. Matriks, Kisi-kisi Instrumen dan Pedoman Penskoran ......... 28 A. HOTS Bloomian ................................................................... 28 B. HOTS Marzonian .................................................................. 40 C. Critical Thinking Skills ......................................................... 56 D. Creative Thinking Skills ........................................................ 68 E. Problem Solving Skills .......................................................... 83
Bab 5. Kalibrasi Instrumen ................................................................ 95 A. Instrumen HOTS Bloomian ................................................... 95 B. Instumen HOTS Marzanoian ............................................... 103 C. Instrumen Critical Thinking Skills ....................................... 109 D. Instrumen Creative Thinking Skills ...................................... 116 E. Instrumen Problem Solving Skills ........................................ 121
Bab 6. Instalasi Instrumen pada CAT .............................................. 128 A. Mempersiapkan CAT .......................................................... 128 B. Penggunaan CAT ................................................................ 131
Bab 7. Tampilan Instrumen pada CAT ........................................... 136 A. Tampilan Utama ................................................................. 136 B. Halaman Guru ..................................................................... 138 C. Halaman Peserta Didik ........................................................ 139
vi
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test .............................. 143 A. Petunjuk Penggunaan CAT ................................................. 143 B. Panduan Penggunaan CAT Bloomian .................................. 146 C. Panduan Penggunaan CAT Marzanoian .............................. 156 D. Panduan Penggunaan CAT Critical Thinking Skills ............. 162 E. Panduan Penggunaan CAT Creative Thinking Skills ............ 175 F. Panduan Penggunaan CAT Problem Solving Skills .............. 179
Bab 9. Analisis dan Interpretasi Hasil Penilaian ............................. 188 Daftar Pustaka .................................................................................. 191 Biodata Penulis ................................................................................. 197
Bab 1 HOTS Lengkap | 1
BAB 1 HOTS LENGKAP
Pada abad ke-21, salah satu aspek penting dalam proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien adalah pendidik mampu mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir dan menguasai konten materi. Kemampuan berpikir yang dimaksud adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi atau lebih sering dikenal dengan sebutan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Mengembangkan dan meningkatkan HOTS peserta didik telah menjadi tujuan utama pendidikan (Yen & Halili, 2015). HOTS yang akan dibahas adalah HOTS pada bidang Fisika. Fisika dikenal sebagai mata pelajararan terkatogori sulit bagi peserta didik dan membutuhkan kemampaun berpikir logis, kritis, kreatif dan objektif atau HOTS dalam pelaksanaannya. Oleh karenanya dengan melatih peserta didik terbiasa untuk menyelesaikan persoalan Fisika dengan HOTS, maka diharapkan peserta didik mampu menyelesaikan persoalan Fisika dan melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi mereka. Dalam buku ini akan dibahas mengenai lima jenis HOTS yang meliputi HOTS Bloomian, HOTS Marzanoian, Critical Thinking Skills, Creative Thinking Skills dan Problem Solving Skills.
A. Higher Order Thinking Skills (HOTS) Bloomian
Pendidikan di Indonesia telah menerapkan taksonomi Bloom dalam pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diterapkan saat ini telah menerapkan taksonomi Bloom revisi. Ranah kognitif dalam taksonomi Bloom terdiri dari pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). Sementara ranah kognitif dalam taksonomi Bloom revisi terdiri dari mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate) dan mencipta (create) (Krathwohl, 2015: 215).
Krathwohl (2015: 218) menyatakan taksonomi asli terdiri dari enam kategori seperti ditampilkan pada Gambar 1. Masing-masing kategori atau aspek memiliki sub aspek. Skema taksonomi diatur dalam kerangka hirarki kumulatif, pencapaian prestasi keterampilan atau kemampuan yang dibutuhkan lebih kompleks dari sebelumnya. Tujuan adanya
2| Bab 1. HOTS Lengkap
taksonomi adalah menekankan penilaian belajar dengan banyak contoh butir tes untuk masing-masing aspek dan sub aspek.
Gambar 1. Piramida Taksonomi Bloom Revisi
Berdasarkan piramida taksonomi Bloom resivi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta termasuk dalam level tinggi (Higher Order Thinking Skills atau HOTS), yang masing-masing terbagi ke dalam beberapa dimensi. Pembagian dimensi kognitif tersebut disajikan pada Tabel 1 berikut, yang merupakan konsep dan pemikiran yang kompleks dengan berbagai solusi (Miri, et al, 2007: 355). Tabel 1. Dimensi Kognitif HOTS Taksonomi Bloom Revisi (Bloomian)
Aspek Subaspek Definisi Operasional MENGANALISIS – Memecah mecah materi jadi bagian-bagian penyusunan dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antar bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. 4.1 Membedakan Menyendirikan
Memilah Memfokuskan Memilih
Membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting (Membedakan antara bilangan yang relevan dan bilangan yang tidak relevan dalam soal fisika)
4.2 Mengurutkan Menemukan Koherensi Memadukan Membuat Garis Besar Mendeskripsikan Peran Menstrukturkan
Menentukan bagaimana elemen-elemen bekerja atau berfungsi dalam sebuah struktur (Misalnya, Menyusun bukti-bukti dan bukti bukti tersebut yang digunakan untuk mendukung atau menentang sebuah penjelasan)
4.3 Mengatribusikan
Mendekonstruksi Menentukan sudut pandang, bias, nilai atau maksud dibalik materi pelajaran (misalnya menentukan sudut pandang pengamat terhadap hasil pengamatan sesuai dengan pandangan ahli)
MENGEVALUASI – Mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/atau standar 5.1 Memeriksa Mengordinasi
Mendeteksi Memonitor Menguji
Menentukan inkonsistensi atau kesalahan dalam suatu proses atau produk; Menentukan apakah suatu proses atau produk memiliki konsistensi internal; Menemukan efektivitas suatu
Bab 1 HOTS Lengkap | 3
Aspek Subaspek Definisi Operasional prosedur yang sedang dipraktekan (Misalnya memeriksa apakah kesimpulan kesimpulan seorang ilmuan sesuai dengan data-data amatan atau tidak)
5.2 Mengkritik Menilai Menemukan inkonsistensi antara suatu produk dan kriteria eksternal: Menentukan apakah suatu produk memiliki konsistensi eksternel; menentukan ketepatan suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah (misalnya, menentukan suatu metode untuk menyelesaikan suatu masalah)
MENCIPTA – memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil 6.1 Merumuskan Membuat hipotesis Membuat hipotesis berdasarkan kriteria
(misalnya, membuat hipotesis tentang sebab akibat terjadinya suatu fenomena)
6.2 Merencanakan Mendesain Merencanakan prosedur untuk menyelesaikan suatu tugas (Misalnya, Merencanakan Proposal penelitian tentang topik tertentu)
6.3 Memproduksi Mengkonstruksi Menciptakan suatu produk
Keunggulan utama dalam memfokuskan peserta didik pada pertanyaan tingkat tinggi (Renaud & Murray, 2007: 323) diantaranya adalah variabel HOTS lebih mudah diukur, variabel bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan cukup handal dan objektif. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Smith & Szymanski (dalam Lemasters, Taylor & Babo, 2013: 21) yaitu mengembangkan kemampuan kognitif anak-anak untuk membantu mereka menjadi sukses dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, tidak cukup hanya dengan kemampuan mengingat informasi saja.
B. Higher Order Thinking Skills (HOTS) Marzanoian
Penelitian Marzano et al (1997) mengidentifikasi 13 keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu membandingkan, mengklasifikasikan, mendorong, menyimpulkan, kesalahan analisis, membangun pendukung, menganalisis perspektif, abstraksi, pengambilan keputusan, penyelidikan, pemecahan masalah, pertanyaan percobaan, dan penemuan. Proses pembelajaran melibatkan interaksi dari lima jenis berpikir berikut: 1)
4| Bab 1. HOTS Lengkap
sikap dan persepsi positif tentang pembelajaran, 2) berpikir yang terlibat dalam memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan, 3) berpikir yang terlibat dalam memperluas dan menyempurnakan pengetahuan, 4) berpikir yang terlibat dalam menggunakan pengetahuan bermakna, dan 5) kebiasaan berpikir produktif.
Tabel 2. Dimensi Kognitif HOTS Menurut Marzano No Aspek Subaspek Defini Operasional 1 Pemulihan
Pengetahuan Penarikan Mengidentifikasi dan mengartikulasikan Tema
yang mendasari atau pola umum informasi. Eksekusi Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
yang ada tentang kebingungan atau kontradiksi.
2 Pemahaman Sintesis (Perpaduan)
Mengidentifikasi berbagai perspektif pada isu dan memeriksa alasan atau di balik setiap logika.
Representasi (keterwakilan)
Sistem dukungan bangunan untuk pernyataan.
3 Analisis Kecocokan Mengidentifikasi dan mengartikulasikan kesamaan dan perbedaan antara barang-barang.
Pengklasifikasian Pengelompokan hal didefinisikan menjadi kategori atas dasar atribut mereka.
Analisis Kesalahan
Mengidentifikasi dan mengartikulasikan kesalahan dalam berpikir.
Generalisasi Menyimpulkan generalisasi tidak diketahui atau prinsip dari informasi atau pengamatan
Spesifikasi Menggunakan generalisasi dan prinsip-prinsip untuk menyimpulkan kesimpulan tak tertulis tentang spesifik informasi atau situasi.
4 Pemanfaatan pengetahuan
Pengambilan Keputusan
Menghasilkan dan menerapkan kriteria untuk memilih dari antara alternatif yang tampaknya sama.
Pemecahan Masalah
Mengatasi kendala atau yang membatasi kondisi di jalan mengejar gol.
Pertanyaan Percobaan
Membangkitkan dan pengujian penjelasan fenomena yang diamati.
Penyelidikan Mengidentifikasi dan mengartikulasikan Tema yang mendasari atau pola umum informasi.
C. Critical Thinking Skills
Terdapat berbagai macam kemampuan berpikir yang dapat dipandang sebagai kemampuan berpikir kritis (critical thinking skills). Edward Glaser (Fisher, 2011: 7) menyebutkan beberapa critical thinking skills yaitu (1) mengenal masalah, (2) menemukan cara-cara yang dapat digunakan untuk menangani masalah-masalah, (3) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (4) mengenal asumsi-asumsi dan
Bab 1 HOTS Lengkap | 5
nilai-nilai yang tidak dinyatakan, memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas, menganalisis data, menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan, (5) mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah, (6) menarik kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan, dan (7) menguji kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan tersebut.
Critical thinking skills menurut Ennis (Costa, 1985: 54) dikembangkan menjadi indikator-indikator yang terdiri dari lima kelompok besar yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana, (2) membangun keterampilan dasar, (3) menyimpulkan, (4) memberikan penjelasan lebih lanjut; dan (5) mengatur strategi dan taktik. Aspek dan sub aspek Critical thinking skills disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Aspek dan Sub Aspek Critical Thinking Skills Aspek Sub Aspek Definisi Operasional
Memberikan penjelasan sederhana
Memfokuskan pertanyaan
Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan kemungkinan jawaban
Menganalisis argumen
Mengidentifikasi kesimpulan Mengidentifikasi kalimat-kalimat pernyataan Mengidentifikasi kalimat-kalimat bukan pernyataan Mengidentifikasi dan menangani ketidaktepatan
Membangun keterampilan dasar
Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan keahlian Mempertimbangkan kemenarikan konflik Mempertimbangkan kesesuain sumber Mempertimbangkan reputasi Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat Kemampuan untuk memberikan alasan
Mempertimbangkan hasil observasi
Menggunakan bukti-bukti yang benar untuk untuk melaporkan hasil observasi Mempertanggungjawabkan hasil observasi
Menyimpulkan Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
Menyatakan tafsiran
Mengemukakan kesimpulan sesuai fakta Membuat dan menentukan hasil pertimbangan
Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan latar belakang dan fakta-fakta Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan akibat Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan penerapan fakta
6| Bab 1. HOTS Lengkap
Aspek Sub Aspek Definisi Operasional Memberikan penjelasan lebih lanjut
Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
Membuat bentuk definisi
Strategi membuat definisi
Mengatur strategi dan taktik
Menentukan suatu tindakan
Mengungkap masalah Memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi Merumuskan solusi alternatif Menentukan tindakan sementara
Instrumen tes critical thinking skills yang dikembangkan pada
penelitian ini, akan mengadopsi aspek-aspek critical thinking skills menurut Ennis dan disesuaikan dengan materi Fisika SMA kelas XI semester 1 yang diterapkan dalam penelitian.
D. Creative Thinking Skills
Creative thinking skills meliputi kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan baru kemudian menemukan hubungan antara ide-ide yang berbeda dan mampu mengonstruksi ulang atau menemukan cara pemecahan masalah (Van Velsor et al, 2010). Karakteristik yang dimilikinya adalah 1) fluent, memiliki banyak ide dan solusi, 2) flexible, memiliki banyak variasi dan alternatif jawaban serta mampu melihat permasalahan dari sudut pandang berbeda, 3) original, memiliki ide unik dan tidak biasa, dan 4) elaborate, menambahkan rincian pada ide-ide yang didapat (Jill & Schirrmacher, 2009). Masing-masing karakteristik creative thinking skills memiliki indikator yang berbeda-beda. Dengan demikian, indikator berpikir kreatif meliputi menjawab sejumlah pertanyaan dengan sejumlah fakta, lancar mengungkapkan gagasan, melihat kesalahan dari suatu obyek, memberikan sudut pandang, memikirkan cara pemecahan masalah, menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda, menyelesaikan permasalahan yang baru, mencari arti lebih mendalam terhadap suatu pemecahan masalah, memperkaya gagasan orang lain dan mencoba membuat suatu hal yang baru.
Masing-masing aspek creative thinking skills menurut Liliawati (2011) memiliki indikator yaitu 1) Kemampuan Berpikir Lancar (Fluency) dimana peserta didik memiliki kemampuan untuk merumuskan jawaban sehingga peserta didik mampu menjawab pertanyaan dengan sejumlah fakta; peserta didik mampu mengungkapkan gagasan sehingga
Bab 1 HOTS Lengkap | 7
lancar mengungkapkan gagasan dari permasalahan yang disajikan; peserta didik mampu mengkritisi objek atau situasi dengan melihat kesalahan dari suatu objek. 2). Kemampuan Berpikir Luwes (Flexibility), peserta didik mampu melakukan penafsiran jawaban terhadap suatu permasalahan dengan cara memberikan sudut pandang; peserta didik mampu mencari alternatif jawaban dengan cara memikirkan permasalah yang disajikan; peserta didik mampu mengkategorikan atau menggolonggkan menurut pembagian yang berbeda-beda. 3). Kemampuan Berpikir Asli (Originality) kemampuan ini peserta didik mampu merencanakan hal baru dengan cara menyelesaikan permasalahan yang baru. 4). Kemampuan Memperinci (Elaboration) dimana pada kemampuan ini peserta didik mampu memecahkan masalah dengan prosedut terperinci dengan cara mencari arti lebih mendalam terhadap suatu permasalahan; peserta didik mampu mengembangkan gagasan dengan cara mengembangkan gagasan orang lain; peserta didik mampu menguji dengan cara mencoba membuat sesuatu hal yang baru. Berdasarkan urain yang telah dijabarkan maka kisi-kisi proses kognitif Creative Thinking Skills seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Aspek dan Sub Aspek Creative Thinking Skills Aspek Sub Aspek Definisi Operasional
Fluency
Merumuskan Jawaban Menjawab sejumlah pertanyaan dengan sejumlah fakta.
Mengungkapkan gagasan Lancar mengungkapkan gagasan. Mengkritisi Objek atau Situasi Melihat kesalahan dari suatu objek.
Flexibility
Melakukan Penafsiran Memberikan sudut pandang. Mencari alternatif jawaban Memikirkan cara pemecahan masalah.
Mengkategorikan Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda.
Originality Merencanakan hal baru. Menyelesaikan permasalahan yang baru.
Elaboration
Memecahkan msalah dengan prosedur terperinci.
Mencari arti lebih mendalam terhadap suatu pemecahan masalah.
Mengembangkan gagasan. Memperkaya gagasan orang lain. Menguji Mencoba membuat sesuatu hal yang baru.
Creative thinking skills dapat diukur dengan sebuah metode, salah
satunya adalah tes. Urban (2014), pada penetiliannnya menjelaskan jika tes konvensional Creative Thinking hanya memberikan informasi tentang aspek kreativitas yang sangat terbatas. Di Jerman telah diterapkan dua instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif peserta didik, yaitu Uji Zum Divergenten dan Verbal Creativity Test. Kedua instrumen ini digunakan sebagai evaluasi pembelajaran.
8| Bab 1. HOTS Lengkap
Creative thinking skills dalam pembelajaran sudah sering dijumpai. Pendidik sering memberikan pertanyaan-pertanyaan kreatif kepada para peserta didik namun tidak mengetahui bagaimana cara mengevaluasinya (Feldhusen, Denny & Condon, 2016). Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebuah metode evaluasi untuk mengetahui creative thinking skills peserta didik. TTCT (Torrance Tests of Creative Thinking) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur potensial kreatifitas peserta didik (Torrance, 1996: 12). TTCT yang telah dikembangkan meliputi empat aspek fluency, flexibility, elaboration dan originality.
Pada penilaian creative thinking skills, dibutuhkan skala atau nilai sebagai acuan yang digunakan untuk mengategorikan creative thinking skills. Sejalan dengan ini, Kim (2011:4) juga menjelaskan jika pada penilaian kemampuan berpikir kreatif, nilai pada penilaian tes berpikir kreatif memiliki makna tertentu, yaitu untuk melihat creative thinking skills masing-masing individu. E. Problem Solving Skills
Ollerton (Ellison, 2009) berpendapat bahwa problem solving skills atau kemampuan pemecahan masalah adalah kunci aspek dalam pembelajaran mandiri dan membantu kebermaknaan suatu pembelajaran. G. Polya (1957) menyatakan problem solving menjadi empat bagian yaitu 1) memahami masalah, 2) menyusun rencana penyelesaian, 3) melaksanakan rencana, dan 4) menguji kembali.
Problem solving skills menurut Haleiya (2010) terdiri dari lima indikator yaitu 1) dapat mengidentifikasi masalah dan proses pemecahan masalah, 2) dapat mendefinisikan masalah dalam berpikir tentang situasi yang berbeda dari kenyataannya, 3) dapat memikirkan banyak alternatif yang memungkinkan dari beberapa solusi, 4) dapat memverifikasi hasil dari solusi, dan 5) dapat memverifikasi dalam proses perolehan solusi. Dengan demikian, problem solving skills meliputi 1) memahami, 2) merencanakan solusi dalam pemecahan masalah, 3) menguraikan masalah, 4) menemukan cara penyelesaian sesuai dengan solusi perencanaan, 5) melaksanakan masalah, dan 6) mengevaluasi hasil pemecahan masalah.
Bab 1 HOTS Lengkap | 9
Tabel 5. Aspek dan Sub Aspek Problem Solving Skills Aspek Subaspek Definisi Operasional
Identifikasi Mengidentifikasi Mendeskripsikan informasi yang masuk ke dalam interpretasi masalah
Membedakan Membedakan informasi yang tidak relevan Rencana Merencanakan Membuat berbagai strategi yang mungkin dalam
penyelesaian Merumuskan Membuat hubungan sebab-akibat dari
permasalahan Pelaksanaan Mengurutkan Menyelesaikan masalah secara terencana
Menghubungkan Menghubungkan variable-variabel dalam menyelesaikan masalah secara multirepresentasi
Mengaplikasikan Memecahkan masalah berdasarkan data Evaluasi Memeriksa Memeriksa kembali keefektifan proses
pemecahan masalah Menilai Mengkritisi hasil solusi ke dalam simpulan
Instrumen tes problem solving skills yang dikembangkan akan
mengadopsi aspek-aspek problem solving skills menurut Polya dan disesuaikan dengan materi Fisika SMA kelas XI semester 1.
10| Bab 2. Computerized Adaptive Test
BAB 2 COMPUTERIZED ADAPTIVE TEST
A. Pendahuluan
Proses penilaian pada umumnya masih berupa ujian tertulis atau biasa disebut dengan paper and pencil test (PPT), yang memerlukan penggandaan lembar teks soal dan lembar jawaban. Butir soal yang dikerjakan oleh peserta didik sama tanpa memperhatikan dan mempertimbangkan tingkat kemampuan mereka. Oleh karenanya, dibutuhkan suatu penilaian yang mempertimbangkan kemampuan setiap peserta didik. Penilaian berbasis komputer dirancang menggunakan sistem adaptif adalah salah satu solusi untuk hal ini. Pemberian soal berikutnya menggunakan sistem adaptif disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik pada saat menyelesaikan soal yang sebelumnya (Winarno: 2013). Computerized Adaptive Test (CAT) telah dikembangkan sebagai alternatif penilaian yang lebih baik dan efisien.
CAT merupakan sejenis tes berbantuan komputer dengan penyajian soal yang sesuai dengan kemampuan peserta tes (Rezaie & Golshan, 2015). Peserta dengan kemampuan yang lebih tinggi menerima butir soal yang lebih sukar, sedangkan peserta dengan kemampuan yang lebih rendah menerima butir soal yang lebih mudah (DeMars, 2010). Penyajian soal ini dilakukan secara berulang hingga tingkat kesalahan estimasi sekecil mungkin.
CAT merupakan penerapan dari item response theory (IRT) disebut juga dengan teori respon butir (Mok, 2012). Teori respon butir adalah model matematis yang menggambarkan bagaimana peserta tes berinteraksi dengan butir-butir soal dalam tes (Cisar et al., 2016: 144). Teori respon butir didasarkan dua postulat, yakni: a) kemampuan subjek pada suatu butir soal diprediksi dengan kemampuan laten (latent traits,
), dan b) hubungan antara kemampuan subjek pada suatu butir dan kemampuan yang mendasarinya sesuai dengan kurva karakteristik butir (item characteristic curve, ICC) (Hambleton et al., 1991). Kurva karakteristik ini menunjukkan bahwa semakin tinggi level kemampuan peserta tes, semakin besar peluang menjawab benar suatu butir.
Teori respon butir pada CAT digunakan untuk mengestimasi butir-butir soal dan kemampuan peserta. Hambleton et al., (1991) menyatakan bahwa setiap pengukuran melibatkan parameter butir dan parameter
Bab 2. Computerized Adaptive Test |11
kemampuan. Estimasi parameter butir yang menunjukkan karakteristik tes. Penggunaan teori respon butir dalam estimasi kemampuan peserta menjadikan nilai akhir yang diperolehnya tidak hanya bergantung pada persentase jawaban yang benar, tetapi juga pada tingkat kesukaran butir soal (Cisar et al, 2016: 143). Hal inilah yang membuat CAT menjadi jenis tes yang paling efektif.
CAT memiliki banyak kelebihan akan tetapi juga terdapat kelemahan didalamnya. Keunggulan dari CAT diantaranya: a) sesuai dengan kemampuannya (Cisar et al., 2016); b) manajemen tes fleksibel (Magis, Yan, & von Davier, 2017); c) tidak memerlukan lembar jawaban (Yan, von Davier, & Lewis, 2014); d) memotivasi dan mengurangi rasa kecemasan (Ortner & Caspers, 2011); e) meningkatkan keamanan tes (Barnard, 2015); f) soal yang disajikan pada CAT dapat 50% lebih pendek dari jenis tes lainnya (Weiss, 2011); g) waktu tes lebih pendek tanpa mengurangi akurasi tes (Buuren & Eggen, 2017); h) menyediakan lebih banyak informasi tentang tingkat kemampuan peserta, sehingga perbedaan antar individu dapat lebih jelas (Van der Linden & Glas, 2010); dan i) umpan balik yang cepat (Gabelica, Van Den Bossche, Segers, & Gijselaers, 2012). Layaknya suatu produk, CAT juga memiliki kelemahan.
Kelemahan dari CAT diantaranya: a) tidak sensitif terhadap proses belajar peserta (Wu, Kuo, & Yang, 2012; Parr & Timperley, 2010); b) tidak berlaku untuk semua jenis keterampilan dan jenis format soal tertentu (Wang, Chang, & Douglas, 2012); c) membutuhkan lab komputer dan kemampuan penggunaannya (Thompson & Weiss, 2011); d) karena soal yang didapat setiap peserta tidak sama maka muncul ketidakadilan (Thompson, 2016); e) tidak dapat mengubah jawaban yang telah dilewati (Cisar et al., 2016); dan f) kecemasan yang mungkin muncul adalah karena interpretasi skor yang membingungkan (Colwell, 2013: 50). Kuo, Daud & Yang (2015) mempertimbangkan berbagai keunggulan CAT dan bahkan merekomendasikan agar CAT dapat digunakan untuk menggantikan ujian nasional. Hal ini juga mempertimbangkan luasnya wilayah demografis Indonesia besarnya jumlah peserta tes.
B. Algoritma CAT
Terdapat banyak algoritma CAT yang ada seperti algoritma pohon (triangle decision tree) dan algoritma Fuzzy (Winarno, 2012; Rukli,
12| Bab 2. Computerized Adaptive Test
2012). Selain itu Mardapi, Haryanto & Samsul Hadi (2012) mengembangkan algoritma CAT berdasarkan teori respon butir, logika dan statistika sederhana. Algoritma tersebut digunakan dalam menyajikan soal, mengestimasi kemampuan peserta, dan mengakhiri CAT (stopping rule).
Prinsip penyajian soal yang dikembangkan oleh Mardapi et al., (2012) pada awalnya peserta disajikan soal dengan tingkat kesukaran sedang (b = 0). Jika soal tersebut dapat dijawab benar, maka peserta disajikan soal baru yang lebih sukar, sedangkan jika peserta menjawab salah maka disajikan soal baru yang lebih mudah (Retnawati, 2014). Mengingat soal yang dikembangkan terdiri dari empat kategori maka yang dimaksud benar adalah skor kategori tiga dan empat, sedangkan yang dimaksud salah adalah skor kategori satu dan dua.
Prinsip yang digunakan dalam mengestimasi kemampuan peserta memanfaatkan teori respon butir dengan estimasi maksimum likelihood (maximum likelihood estimation, MLE) secara langsung (Boyd, Dodd, & Choi, 2010). Estimasi ini didasarkan pada parameter butir soal dalam bank soal. Rumus dari fungsi MLE adalah sebagai berikut (Retnawati, 2014: 197).
( ) = ( ) + ( ) ………(1)
Secara sederhana kemampuan peserta tes ( ) dapat dinyatakan
sebagai berikut (Hadi, 2013: 12).
= + ln(0.5(1 + (1 + 8 ) ………………..(2)
Keterangan: = tingkat kemampuan peserta tes, = indeks kesukaran butir ke-i, = faktor penskalaan yang nilainya 1,7, = indeks daya beda butir ke-i (untuk logistik 1PL, = 1) = indeks tebakan pada butir ke-i (untuk logistik 1PL, =0)
Proses estimasi kemampuan peserta berkaitan dengan penyajian soal
dan stopping rule. Salah satu stopping rule CAT adalah selisih standard error (SE( )) mendekati nol (Wang, Chang, & Boughton, 2012). Untuk
Bab 2. Computerized Adaptive Test |13
menghitung SE terlebih dahulu dihitung probabilitas menjawab benar ( ( )), probabilitas menjawab salah (Q( )), dan fungsi informasi ( ( )).
Persamaan untuk menghitung probabilitas menjawab benar ( ( )) pada model logistik 1 PL adalah sebagai berikut (Retnawati, 2016: 150).
( ) = = 1, 2, 3, … , + 1 ……..(3)
Dengan penjabaran untuk masing-masing kategori adalah sebagi berikut.
Kategori 1 ( ) = ( )
Kategori 2 ( ) = ( )
Kategori 3 ( ) = ( )
Kategori 4 ( ) = ( )
= ( ) + (2 ) + (3) + (4 )……………….…………(4)
Keterangan:
( ) = probabilitas peserta ( ) memperoleh skor kategori g pada butir i, = kemampuan peserta,
big = indeks kesukaran kategori butir i kategori g, m+1 = banyaknya kategori butir ke-i.
Persamaan untuk menghitung probabilitas menjawab salah ( ( )), fungsi informasi ( ( )), dan standard error (SE( )) adalah sebagai berikut (Hadi, 2013: 13).
( )= 1- ( )……………………………(5) ( ) = ( ) ( ) ……………………...….(6)
( ) =( )
………………………...(7)
Proses estimasi kemampuan dilakukan berulang hingga stopping rule tercapai. Proses tersebut ditampilan pada Gambar 2 (Hadi, 2013: 17).
14| Bab 2. Computerized Adaptive Test
Gambar 2. Flowchart CAT
Hasil kemampuan akhir ( ) pada Gambar 4 dibatasi pada rentang -3 hingga +3. Hal ini dikarenakan kemungkinan nilai diluar rentang itu sangat sedikit (Hadi, 2013: 18). Nilai tersebut kemudian dikonversi kedalam nilai dengan rentang 0-100 dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
(100) = 50 + ……………………..(8)
Konversi tersebut dilakukan agar lebih mudah diterima oleh banyak pihak. Proses estimasi kemampuan bergantung pada stopping rule. Stopping rule yang digunakan oleh Mardapi et al., (2012) adalah jika butir soal habis, tingkat estimasi kemampuan telah tercapai, dan waktu habis. Syarat estimasi kemampuan telah tercapai adalah nilai mutlak selisih SE antar iterasi sangat kecil (<=0,01). Dari proses ini kemampuan ( ) yang dihitung adalah kemampuan tertinggi yang pernah dicapainya.
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Hitung setelah jawab, ( ), ( ), ( ) ( ), dan selisih ( ) antar iterasi
Beri peserta tes butir soal dengan indeks kesukaran butir (b) awal = 0
Baca jawaban peserta tes Beri peserta tes butir soal dengan b< b sebelumnya
Hitung setelah jawab, ( ), ( ), ( ) ( ), dan selisih ( ) antar iterasi
Hitung akhir
Beri peserta tes butir soal dengan b> b sebelumnya
Jawaban salah atau waktu habis
Stopping rule tercapai?
Stopping rule tercapai?
Bab 2. Computerized Adaptive Test |15
C. Arsitektur CAT CAT sebagai sistem diharapkan dapat diakases oleh banyak peserta
tes dalam waktu yang bersamaan. Oleh karenanya format yang ideal dan mutlak diperlukan adalah sistem client-server berbasis web yang dapat diakses melalui internet maupun intranet (Hadi, 2013:19). Penggunaan website sangat ideal karena mampu menampung data soal ujian, peserta ujian, jawaban peserta, dan data lainnya yang perlu disimpan.
CAT harus dapat berfungsi sebagai sistem basis data yang baik. Oleh karenanya, web yang dipilih adalah web database client-server. Pada web database ini bahasa yang digunakan adalah bahasa PHP (Ogunrinde & Olorisade, 2014). Penggunaan bahasa PHP sangat menguntungkan karena dapat diintegrasikan dengan bahasa HTML (Hyper Text Markup Language), SQL (Structured Query Language), dan bahasa lainnya serta banyak framework open source yang mendukungnya.
D. Rancangan CAT Berbasis Website
Program CAT yang dikembangkan dalam buku ini merupakan sebuah program penilaian yang bersifat adaptif berbantuan komputer (website) untuk mengukur HOTS fisika peserta didik kelas XI SMA. Algoritma yang digunakan diadaptasi dari algoritma yang dikembangkan oleh Mardapi et al., (2012) yakni berdasarkan teori respon butir, logika, dan statistika sederhana. Algoritma tersebut terkait dengan cara penyajian soal, mengestimasi kemampuan peserta, dan mengakhiri CAT.
Terkait dengan cara penyajian soal, peserta tes pada awalnya diberi soal dengan tingkat kesukaran sedang (b=0). Jika peserta mendapatkan skor tiga atau empat maka akan diberikan soal yang lebih sukar. Akan tetapi, jika peserta tes mendapatkan skor satu atau dua maka diberi soal yang lebih mudah (Hadi, 2013). Begitu pula untuk soal-soal berikutnya didasarkan pada respon peserta tes terhadap soal sebelumnya.
Estimasi kemampuan peserta dilakukan dengan menghitung kemampuan ( ), ( ( ), ( ), ( ), ( ), dan selisih SE (Hambleton et al.,1991). Rumus-rumus besaran tersebut telah dijelaskan pada bab dua sub bab CAT dan kemudian dilakukan tabulasi dengan bantuan Microsoft Excel. Tabulasi ini digunakan sebagai kalibrasi algoritma CAT yang digunakan. Contoh tabulasi dapat dilihat pada Tabel 6.
16| Bab 2. Computerized Adaptive Test
Tabel 6. Simulasi Perhitungan CAT untuk PCM 4 Kategori
No.
1 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 1.00 1.00 4.00 3 0.00 0.00 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.75 0.19 2.31 2.31
2 0.05 -0.65 -0.55 -0.45 1.92 3.32 5.21 11.44 2 0.00 -0.65 0.09 0.17 0.29 0.46 0.17 0.83 0.14 1.75 0.56
3 -0.06 -0.45 -0.35 -0.25 0.82 0.61 0.41 2.83 2 -0.65-0.45 0.35 0.29 0.21 0.14 0.29 0.71 0.21 1.37 0.38
dst
Kolom menunjukkan besarnya tingkat kesukaran soal. Soal awal adalah soal sedang (b = 0). Karena peserta mendapatkan skor tiga, maka selanjutnya diberikan soalyang lebih sukar. Untuk kolom , , dan secara berurutan merupakan tingkat kesukaran untuk mendapatkan skor 2, 3, dan 4, sedangkan kolom pembilang dan penyebut merupakan pembilang dan penyebut untuk rumus probabilitas menjawab benar ( ( )). Kemampuan peserta ditunjukkan pada kolom “ setelah jawab”.
Stoping rule yang digunakan yakni jika butir soal habis, tingkat ketelitian estimasi kemampuan telah tercapai, dan waktu tes habis. Ketika butir habis maka kemampuan akhir peserta adalah kemampuan tertinggi yang pernah dicapainya. Jika soal yang disajikan belum habis tetapi selisih SE antar iterasi mendekati nol, maka penyajian soal dihentikan.
Dalam mengembangkan program CAT dengan format web database client-server diperlukan beberapa softwere maupun framework diantaranya: 1. XAMPP, merupakan gabungan dari Apache sebagai aplikasi web
server, MySQL sebagai database server, PHP dan Perl sebagai server-side scripting (Prasetio, 2015:199). Aplikasi ini bersifat open source yang dapat diunduh di www.apachefriends.org/index.html.
2. Sublime Text, merupakan text editor yang bersifat open source dan dapat diunduh di www.sublimetext.com.
3. Code Igniter, merupakan framework untuk mempermudah dalam membangun website dinamis berbasis PHP yang bersifat open source dan dapat diunduh di www.codeigniter.com.
4. Adobe Photoshop, digunakan untuk mengedit gambar. Aplikasi ini bersifat berbayar, namun tersedia free trial yang dapat diunduh di www.adobe.com/products/photoshop.html.
5. Mozilla Firefox, merupakan browser yang bersifat open source dan dapat diunduh di www.mozilla.org/en-US/firefox/new.
( )
SE ( ) A
wal
( )
( ) Pembilang
Skor
Ja
wab
an
IIF
Selis
ih S
E
Ant
ar I
tera
si
Set
elah
Ja
wab
(
) Pe
nyeb
ut
Bab 2. Computerized Adaptive Test |17
Softwere dan framework di atas kemudian digunakan untuk mendesain program CAT. Langkah-langkah yang dilakukan adalah merancang isi, membuat database, dan membuat desain visual CAT.
1. Merancang Isi Web
User media CAT terdiri dari admin, guru, dan peserta didik. User admin merupakan pengelola semua fitur, user guru sebagai pengelola aktifasi tes dan konfirmasi peserta, serta user peserta didik sebagai peserta tes. Rancangan dapat dilihat pada Gambar 3, 4, dan 5.
Gambar 3. Rancangan User Admin
Gambar 4. Rancangan User guru
18| Bab 2. Computerized Adaptive Test
Gambar 5. Rancangan User Peserta Didik
Berdasarkan rancangan ini, fitur untuk masing-masing user telah sesuai dengan fungsi utamanya. Admin dapat mengelola akun petugas, akun guru, akun peserta, bank soal, memberikan pengumuman, melihat pesan dari user, memberikan kalimat motivasi, dan melihat hasil tes. User guru disajikan menu home, about, test, test results, contact us dan my account. Pada akun peserta didik perbedaan yang mendasar dari user guru adalah menu test yang berisi petunjuk pengerjaan dan penyajian soal. Berdasarkan rancangan isi yang telah dibuat kemudian dilanjutkan dengan membuat database media CAT.
2. Membuat Database CAT
Pembuatan database diperlukan untuk menyimpan data seperti bank soal, daftar guru, daftar peserta tes, hasil tes, dan data lain yang diperlukan. Sebelum membuat database terlebih dahulu dibuat rancangan database. Rancangan database untuk media CAT yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 6.
Bab 2. Computerized Adaptive Test |19
Gambar 6. Rancangan Database Media CAT
Rancangan ini terdiri dari beberapa tabel yang saling terkait maupun berdiri sendiri. Tabel yang saling terkait adalah tabel siswa, guru, soal dan hasil tes, sedangkan tabel berdiri sendiri adalah tabel admin, pesan, news & events, dan quotes. Langkah selanjutnya adalah membuat database menggunakan program XAMPP. Database yang telah dibuat untuk selanjutnya dihubungkan ke program dengan PHP. Penghubungan ini disesuaikan dengan desain visual media CAT.
3. Membuat Desain Visual CAT
Langkah desain visual CAT dilakukan dengan membuat layout website. Untuk mempermudah dalam pembuatan layout digunakan code igniter dan sublime text. Layout yang dibuat disesuaikan dengan
20| Bab 2. Computerized Adaptive Test
rancangan isi. Hasil desain kemudian ditampilkan dalam html atau website dengan menggunakan browser. Template yang digunakan pada akun admin berbeda dengan yang ditampilkan pada akun guru dan peserta didik. Pada akun admin, tampilan dibuat lebih simpel sesuai dengan fungsi utamanya. Untuk melihat tampilan visual program CAT yang dikembangkan secara lengkap dapat dilihat pada bab selanjutnya.
Bab 3. Langkah-Langkah Pengembangan |21
BAB 3 LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN
A. Model Pengembangan Instrumen Tes Model pengembangan instrumen tes menggunakan modifikasi model
pengembangan Wilson serta model Oriondo dan Antonio yang dikembangkan oleh Edi Istiyono (2014), yakni: pengembangan awal tes, uji coba tes, dan pengukuran.
1. Pengembangan Awal Tes
Tahap pengembangan awal tes merupakan tahapan pertama dalam pengembangan instrumen tes. Tahap ini meliputi: 1) penentuan tujuan tes, 2) penentuan kompetensi yang diujikan, 3) penentuan materi, 4) penyusunan kisi-kisi tes, 5) penulisan naskah soal, 6) penyusunan pedoman penskoran, 7) validasi butir tes, dan 8) perbaikan butir serta perakitan tes.
Langkah pertama adalah penentuan tujuan tes. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, tujuan dari pengembangan tes yang dilakukan adalah untuk mengukur higher order thinking skills (HOTS) lengkap fisika peserta didik kelas XI SMA. HOTS lengkap ini terdiri dari HOTS Bloomian, HOTS Marzanoian, Critical Thinking Skills, Creative Thinking Skills, dan Problem Solving Skills.
Langkah kedua adalah penentuan kompetensi yang diujikan. Kompetensi yang diujikan disesuaikan dengan kurikulum 2013 revisi tahun 2016 untuk kelas XI SMA pada materi fisika. Kompetensi ini disesuaikan dengan aspek dan sub aspek pada masing-masing HOTS.
Langkah ketiga adalah penentuan materi dimana kompetensi yang telah ditentukan dispesifikkan pada materi yang diujikan. Materi yang diujikan adalah materi fisika kelas XI SMA semester gasal yang terdiri dari kesetimbangan dan dinamika rotasi, elastisitas dan hukum Hooke, fluida statis, fluida dinamis, serta suhu dan kalor.
Langkah keempat adalah penyusunan kisi-kisi tes. Kisi-kisi untuk masing-masing HOTS disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. Untuk mempermudah dalam penyusunan kisi-kisi terlebih dahulu disusun matriks tes. Matriks tes ini digunakan untuk menentukan distribusi butir soal pada masing-masing aspek HOTS. Berdasarkan matriks ini kemudian disusun kisi-kisi lengkap dengan
22| Bab 3. Langkah-Langkah Pengembangan
menjabarkan indikator pada setiap sub aspek ke dalam indikator untuk masing-masing butir soal.
Langkah kelima adalah penulisan naskah soal. Naskah soal ditulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam pengembangan soal. Prinsip-prinsip ini terkait dengan aspek materi, konstruksi, dan bahasa.
Langkah keenam adalah penyusunan pedoman penskoran. Pedoman penskoran disusun sesuai dengan format pilihan ganda beralasan atau yang dikenal juga dengan two-tier multiple-choice. Format ini terdiri dari dua tingkat pilihan ganda. Pada tingkat pertama terdiri atas lima pilihan jawaban begitu pula pada tingkat kedua terdiri atas lima pilihan alasan.
Langkah ketujuh adalah validasi butir tes. Validasi yang dimaksud adalah uji validitas isi tes berdasarkan experts judgment. Para ahli menilai setiap butir soal pada aspek materi, konstruksi, dan bahasa dengan menggunakan angket.
Langkah kedelapan adalah perbaikan butir dan perakitan tes. Perbaikan butir soal didasarkan pada masukan ahli pada saat validasi oleh ahli. Hasil dari perbaikan ini kemudian dirakit menjadi tes HOTS lengkap yang masing-masingnya terdiri empat paket.
2. Uji Coba Tes (Uji Coba Terbatas)
Empat paket tes untuk setiap HOTS lengkap yang dihasilkan pada tahap sebelumnya kemudian dilakukan uji coba. Tahap uji coba meliputi: 1) penentuan subjek uji coba, 2) pelaksanaan uji coba, dan 3) analisis hasil uji coba.
Langkah pertama adalah penentuan subjek uji coba. Subjek uji coba yang digunakan adalah peserta didik kelas XI SMA dari sekolah yang mewakili grade rendah, sedang, dan tinggi pada masing-masing kabupaten/kota di provinsi D.I. Yogyakarta.
Langkah kedua adalah pelaksanaan uji coba. Pada pelaksanaanya tes HOTS Bloomian diujikan pada 301 peserta didik di kota Yogyakarta, tes HOTS Marzanoian diujikan pada 322 peserta didik di kabupaten Bantul, tes critical thinking skills diujikan pada 344 peserta didik di kabupaten Kulon Progo, tes creative thinking skills diujikan pada 268 peserta didik di kabupaten Gunung Kidul, dan tes problem solving skills diujikan pada 315 peserta didik di kabupaten Sleman.
Langkah ketiga adalah analisis hasil uji coba. Jawaban dari seluruh peserta didik pada pelaksanaan uji coba kemudian dianalisis untuk
Bab 3. Langkah-Langkah Pengembangan |23
mengetahui karakteristik butir pada masing-masing HOTS. Karakteristik yang dimaksud adalah terkait validitas empiris yang ditunjukkan melalui uji kecocokan butir dengan model yang digunakan (PCM), reliabilitas skor yang dihasilkan oleh masing-masing tes HOTS, dan tingkat kesukaran butir pada masing-masing tes HOTS. Jika terdapat butir yang tidak memenuhi syarat maka butir tersebut akan dieliminasi. Hasilnya adalah didapatkan tes HOTS lengkap yang benar-benar valid dan reliabel.
3. Pengukuran (Uji Coba Lapangan)
Tes HOTS lengkap yang telah diketahui karakteristiknya kemudian dilakukan pengukuran. Pengukuran yang dimaksud adalah melakukan uji coba lapangan dengan mengukur HOTS lengkap pada peserta didik menggunakan media CAT untuk masing-masing HOTS. Langkah pada tahap pengukuran terdiri dari: 1) perakitan tes untuk pengukuran pada uji coba lapangan, 2) pelaksanaan pengukuran, 3) analisis hasil pengukuran, dan 4) interpretasi hasil pengukuran.
Langkah pertama adalah perakitan tes untuk pengukuran. Pada langkah ini tes HOTS lengkap yang telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya diinput ke dalam media CAT.
Langkah kedua adalah pelaksanaan pengukuran atau uji coba lapangan. Uji coba lapangan dilaksanakan pada peserta didik yang berbeda dari uji coba terbatas. Pada pelaksanaannya, uji coba lapangan dilakukan pada 734 peserta didik kelas XI SMA di seluruh kabupaten/kota di provinsi D.I. Yogyakarta.
Langkah ketiga adalah analisis hasil pengukuran. Hasil pengukuran pada uji coba lapangan dengan meggunakan media CAT dapat langsung diketahui nilai kemampuan ( ) HOT dari setiap peserta didik. Nilai ini kemudian direkap dan untuk selanjutnya dilakukan analisis.
Langkah keempat adalah interpretasi hasil pengukuran. Nilai kemampuan berupa angka pada rekapan hasil pengukuran untuk masing-masing HOTS pada langkah sebelumnya dikonversi kedalam nilai angka (0-100) dan nilai huruf (A-E). Selain itu pada langkah ini juga dilakukan pemetaan kemampuan untuk masing-masing HOTS peserta didik. Pemetaan dilakukan dengan membuat persentase peserta didik yang memiliki kemampuan sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
24| Bab 3. Langkah-Langkah Pengembangan
B. Model Pengembangan Media CAT Model pengembangan merupakan dasar dalam mengembangkan
suatu produk. Banyak tersedia model pengembangan, namun pengembangan yang efektif merupakan model pengembangan yang menggunakan pendekatan yang sesuai dengan spesifikasi produk yang dihasilkan. Model pengembangan yang digunakan adalah 4-D Thiagarajan (1974), yang meliputi empat tahap yaitu Define, Design, Development dan Dissemination.
1. Define (Pendefinisian)
Tujuan langkah ini adalah menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan media dalam menunjang penilaian. Tahapan ini terdiri dari: a. Analisis Awal-Akhir (Front-End Analysis)
Analisis awal-akhir dilakukan untuk menetapkan masalah dasar perlunya pengembangan media CAT. Analisis ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dan diperkuat dengan studi literatur. b. Analisis Peserta Didik
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik peserta didik. Tingkah laku awal diidentifikasi keterampilan prasyarat dalam menggunakan media CAT. Terkait karakteristik diidentifikasi kemampuan akademik, usia, motivasi, dan lain sebagainya agar apa yang dimuat media CAT tidak kurang dan tidak berlebihan. c. Analisis Tugas
Maksud analisis tugas dalam pengembangan media CAT adalah analisis tugas prosedural yakni apa saja yang dilakukan oleh peserta didik dan guru dalam melakukan penilaian menggunakan CAT. Hal ini berguna dalam menyusun prosedur penilaian menggunakan media CAT. d. Analisis Konsep
Analisis konsep dilakukan dengan menganalisis algoritma CAT. Algoritma yang dimaksud adalah cara penyajian soal, mengestimasi kemampuan peserta tes, dan mengakhiri CAT. e. Spesifikasi Tujuan
Spesifikasi tujuan dilakukan dengan membuat poin-poin pengembangan. Hasil spesifikasi tujuan ini dibuat dalam bentuk spesifikasi produk pengembangan.
Bab 3. Langkah-Langkah Pengembangan |25
2. Design (Perancangan)
Perancangan yang dimaksud adalah pembuatan desain visual dan algoritma media CAT. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan. a. Pengembangan Tes Acuan-Kriteria Media
Langkah ini merupakan pengujian kelayakan media berdasarkan acuan dan kriteria. Acuan-kriteria dikembangkan dengan mengubah spesifikasi tujuan pengembangan media menjadi garis-garis besar dalam pembuatan prototype. b. Pemilihan Media dan Format
Media yang digunakan adalah media komputer. Pada langkah ini dilakukan pula pemilihan format untuk menampilkan tes dan pengolahan data seperti data bank soal, peserta tes, hasil tes, dan lain sebagainya. c. Desain Awal Media CAT
Media CAT dikembangkan dalam bentuk program berbasis web database client-server. Langkah-langkah yang dilakukan adalah merancang isi web, membuat database, dan membuat desain visual CAT. 3. Develop (Pengembangan)
Tahap ini merupakan tahap untuk melakukan penilaian ahli dan pengujian media CAT. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan. a. Validasi Media CAT
Validasi media dilakukan untuk mengetahui kelayakan media yang dikembangkan. Ahli yang menilai adalah ahli media dan pengguna. Ahli menilai komponen-komponen penting media CAT menggunakan lembar validasi media. Berdasarkan penilaian tersebut didapatkan masukan untuk perbaikan media.
Analisis data validitas media mengadaptasi teknik analisis data yang dikembangkan oleh Eko Putro Widyiko (2014:238). Data angket validasi media dianalisis dan dikonversi menjadi beberapa interval nilai sehingga diperoleh kriteria seperti Tabel 7.
Tabel 7. Kriteria Kelayakan Media CAT Rumus Kriteria
> + 1,8SBi Sangat Baik Xi + 0,6SBi < Xi + 1,8Sbi Baik Xi + 0,6SBi < Xi – 0,6Sbi Cukup
26| Bab 3. Langkah-Langkah Pengembangan
Xi – 1,8 SBi < Xi – 0,6Sbi Kurang < Xi – 1,8Sbi Sangat Kurang
Keterangan : Xi = rerata ideal SBi = simpangang baku ideal Rumus Xi = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SBi = (skor maksimal ideal – skor minimal ideal) b. Pengujian Media CAT
Langkah ini merupakan titik temu antara pengembangan instrumen tes HOTS dan pengembangan media. Instrumen tes HOTS lengkap yang telah memenuhi kelayakan diinput ke dalam media CAT. Setelah input selesai Program PhysCoTeHOTS-CAT_XI diuji cobakan kepada peserta didik SMA/MA untuk mengukur HOTS-nya. Setelah selesai melakukan tes, peserta didik diminta untuk mengisi angket respon. Angket respon ini digunakan untuk menganalisis efektifitas penerapan media CAT.
4. Disseminate (Penyebaran)
Tahap keempat merupakan tahap terakhir dalam penelitian pengembangan ini. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. a. Evaluasi
Evaluasi yang dimaksud adalah pengecekan kembali secara menyeluruh terhadap masukkan dari para ahli pada tahap validasi ahli hingga perbaikan media yang diperoleh berdasarkan uji coba lapangan. Selain itu dilakukan pula evaluasi terhadap respon dari peserta didik setelah melakukan penilaian dengan menggunakan program PhysCoTeHOTS-CAT_XI. b. Pengemasan Produk Akhir
Pengemasan dilakukan dengan melengkapi program PhysCoTeHOTS-CAT_XI disertai buku panduan. Selain itu, dilakukan pula penataan data dan program yang dibutuhkan dalam bentuk CD instalasi, sehingga didapatkan satu set produk akhir yang lengkap dan siap untuk disebar luaskan. c. Penyebaran
Penyebaran dilakukan dengan memberikan satu set produk akhir ke beberapa SMA agar dapat dimanfaatkan untuk melakukan penilaian
Bab 3. Langkah-Langkah Pengembangan |27
HOTS peserta didik. Selain itu, penyebaran juga dilakukan melalui publikasi dalam bentuk jurnal ilmiah.
28| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
BAB 4 MATRIKS, KISI-KISI INSTRUMEN & PEDOMAN PENSKORAN
Pada tahap perancangan dilakukan desain perangkat awal instrumen, kemudian dilakukan perencanaan pengembangan awal produk yaitu membuat draf pengembangan, instrumen tes, lembar angket, lembar validasi, dan pembuatan media CAT. Pengembangan tahap awal instrumen tes adalah menentukan tujuan umum, definisi konseptual, definisi operasional, aspek, subaspek, menentukan indikator, menyusun matriks tes, menyusun kisi-kisi tes, menentukan jenis tes, menyusun butir-butir tes dan pedoman penskoran. Pada bab ini akan dibahas Matriks, kisi-kisi serta pedoman penskoran untuk masing-masing ranah kognitif Higher Order Thinking Skills.
A. HOTS Bloomian 1. Matriks Tes Bloomian
Butir-butir tes HOTS Bloomian dibuat berdasarkan kisi-kisi dan matriks tes. Untuk memudahkannya terlebih dahulu dibuat matriks. Matriks tes dibuat dengan menentukan jumlah butir soal dan penempatannya. Butir tes dikembangkan dalam empat paket (paket A, B, C, dan D). Penentuan jumlah anchor item dihitung 20% dari jumlah total (Hambleton et al., 1991) yaitu sebanyak 8 butir. Matriks tes dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Matriks Tes HOTS Bloomian
Asp
ek
HO
TS
Sub Aspek
Materi
Jum
lah
Kes
etim
bang
an
dan
Din
amik
a R
otas
i
Ela
stis
itas d
an
Huk
um H
ooke
Flui
da S
tatis
Flui
da D
inam
is
Suhu
dan
Kal
or
Men
gana
lisis
(ana
lyze
)
Membedakan 1A,
3B, 5C, 7D
9A, 10B, 12C,
14D
17A, 19B, 21C,
23D
25A, 27B, 29C,
31D
33A, 35B, 37C,
39D 20
Mengurutkan 2A,
4B, 6C, 8D
10A, 13B, 15C,
17D
18A, 20B,22C
24D
26A, 28B, 30C,
32D
(34A, 1B, 3C,
5D)* 17
Mengartibusi 3A,
5B, 7C, 9D
(11A, 12B, 14C,
16D)*
19A, 21B 23C,
25D
27A, 29B, 31C,
33D
35A, 36B, 38C,
40D 17
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |29
Asp
ek
HO
TS
Sub Aspek
Materi
Jum
lah
Kes
etim
bang
an
dan
Din
amik
a R
otas
i
Ela
stis
itas d
an
Huk
um H
ooke
Flui
da S
tatis
Flui
da D
inam
is
Suhu
dan
Kal
or
Men
geva
luas
i (e
valu
ate)
Memeriksa 4A,
6B, 8C, 10D
12A, 14B, 16C, 18D
20A, 22B, 24C,
26D
28A, 30B, 32C,
34D
36A, 37B, 39C,
1D 20
Mengkritik 5A,
7B, 9C, 11D
13A, 15B, 17C,
19D
21A, 23B, 25C,
27D
(29A, 31B, 33C,
35C)*
37A, 38B, 40C,
2D 17
Men
cipt
a (c
reat
e)
Merumuskan 6A,
8B, 10C, 12D
14A, 16B, 18C,
20D
22A, 24B, 26C,
28D
(30A, 32B, 34C,
36D)*
38A, 39B, 1C,
3D 17
Merencanakan 7A,
9B, 11C, 13D
15A, 17B, 19C,
21D
23A, 25B, 27C,
29D
(31A, 33B, 35C,
37D)*
(39A, 40B, 2C,
4D)* 14
Memproduksi (8A,
11B, 13C, 15D)*
16A, 18B, 20C,
22D
24A, 26B, 28C,
30D
(32A, 34B, 36C,
38D)*
40A, 2B, 4C,
6D 14
TOTAL 136 *Anchor item 2. Kisi-Kisi Pengembangan Tes HOTS Bloomian
Berdasarkan matriks, jumlah butir tes sebanyak 136 butir soal pilihan majemuk beralasan yang mencakup lima materi pokok Fisika kelas XI semester ganjil. Adapun materi dan kompetensi dasar yang digunakan disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Materi dan Kompetensi Dasar Fisika Materi Kompetensi Dasar
Kesetimbangan dan Dinamika Rotasi
3.1 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari
4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan titik berat dan keseimbangan benda tegar
Elastisitas dan Hukum Hooke
3.2 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari 4.2 Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut
presentasi hasil dan makna fisisnya Fluida Statis 3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statis dalam kehidupan sehari-
hari 4.3 Merencanakan dan melakukan percobaan yang memanfaatkan
sifat-sifat fluida statis, berikut presentasi hasil dan makna fisisnya Fluida Dinamis 3.4 Menerapkan prinsip fluida dinamis dalam teknologi
4.4 Membuat dan menguji proyek sederhana yang menerapkan prinsip dinamika fluida, dan makna fisisnya
30| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
Materi Kompetensi Dasar Suhu dan Kalor 3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi
karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari
4.5 Merencanakan dan melakukan percobaan tentang karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait dengan kapasitas dan konduktivitas kalor, beserta presentasi hasil dan makna fisisnya
Materi dan kompetensi dasar pada Tabel 8 juga digunakan dalam pengembangan keempat tes HOTS lainnya.
Selanjutnya kisi-kisi soal disusun berdasarkan kompetensi dasar dan rancangan matriks tes. Indikator soal dibuat berdasarkan aspek dan sub aspek HOTS Bloomian. Adapun kisi-kisi tes yang telah dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Kisi-Kisi Pengembangan Tes HOTS Bloomian KD Indikator Soal Sub Aspek
HOTS Nomor
Soal 3.1 4.1
Membedakan gerak translasi dan gerak rotasi benda Membedakan 1A, 3B, 5C, 7D
Mengurutkan pengaruh torsi pada benda terkait gerak rotasi benda tersebut
Mengurutkan 2A, 4B, 6C, 8D
Mengungkap analogi hukum II Newton terkait gerak translasi dan gerak rotasi
Mengartibusi 3A, 5B, 7C, 9D
Memeriksa masalah dinamika rotasi benda tegar untuk berbagai keadaan
Memeriksa 4A, 6B, 8C, 10D
Menilai pernyataan terkait konsep titik berat benda dalam kehidupan sehari-hari
Mengkritik 5A, 7B, 9C, 11D
Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
Merumuskan 6A, 8B, 10C, 12D
Merencanakan percobaan sederhana terkait titik berat dan keseimnbangan benda tegar
Merencanakan 7A, 9B, 11C, 13D
Membuat skema hubungan antara besaran-besaran pada rotasi benda tegar
Memproduksi (8A, 11B, 13C, 15D)*
3.2 4.2
Menentukan perbandingan besarnya regangan pada dua benda sejenis yang diberi gaya berbeda.
Membedakan 9A, 10B, 12C, 14D
Mengurutkan besar tegangan (stress) pada benda dari yang terbesar hingga terkecil atau dari yang terkecil hingga terbesar
Mengurutkan 10A, 13B, 15C, 17D
Memberi ciri khusus terhadap peristiwa elastisitas melalui grafik
Mengartibusi (11A, 12B, 14C, 16D)*
Memeriksa susunan pegas yang tepat kaitannya dengan hubungan gaya, pertambahan panjang dan konstanta pegas
Memeriksa 12A, 14B, 16C, 18D
Menilai pernyataan yang tepat terkait hubungan antara gaya (F), pertambahan panjang ( ) dan konstanta pegas
Mengkritik 13A, 15B, 17C, 19D
Merumuskan hipotesis terkait pengujian hubungan beban dan pertambahan panjang pada rangkaian
Merumuskan 14A, 16B, 18C, 20D
Merencanakan langkah percobaan hukum Hooke yang Merencanakan 15A, 17B,
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |31
KD Indikator Soal Sub Aspek HOTS
Nomor Soal
paling tepat 19C, 21D Membuat grafik hubungan yang paling mungkin antara gaya, konstanta pegas dan pertambahan panjang pegas
Memproduksi 16A, 18B, 20C, 22D
3.3 4.3
Menentukan besar tekanan hidrostatis pada dua wadah yang memiliki diameter berbeda, berkaitan dengan konsep tekanan pada fluida
Membedakan 17A, 19B, 21C, 23D
Mengurutkan besar tekanan yang diterima benda dalam keadaan tenggelam, melayang atau terapung, dari yang terbesar atau terkecil
Mengurutkan 18A, 20B, 22C, 24D
Memberi ciri khusus peristiwa tekanan hidrostatis pada fluida
Mengartibusi 19A, 21B, 23C, 25D
Memeriksa pernyataan yang benar terkait dengan tekanan hidrostatis
Memeriksa 20A, 22B, 24C, 26D
Menentukan nilai gaya yang tepat pada pipa U terkait dengan hukum Pascal
Mengkritik 21A, 23B, 25C, 27D
Merumuskan hipotesis yang paling benar terkait massa jenis benda pada hukum Archimedes
Merumuskan 22A, 24B, 26C, 27D
Merencanakan pembuktian terkait massa jenis benda Merencanakan 23A, 25B, 27C, 29D
Menghasilkan persamaan baru bersadarkan data pencampuran dua zat cair berbeda jenis
Memproduksi 24A, 26B, 28C, 30D
3.4 4.4
Membedakan konsep fluida statis dan fluida dinamis ditinjau dari penerapan dalam kehidupan sehari-hari
Membedakan 25A, 27B, 29C, 31D
Mengurutkan besar kecepatan fluida dengan menerapkan persamaan Kontinuitas dan asas Bernoulli
Mengurutkan 26A, 28B, 30C, 32D
Memberi ciri khusus peristiwa penerapan persamaan Kontinuitas dan asas Bernoulli
Mengartibusi 27A, 29B, 31C, 33D
Memeriksa pernyataan yang benar terkait dengan persamaan Kontinuitas
Memeriksa 28A, 30B, 32C, 34D
Menilai pernyataan yang paling tepat terkait penerapan asas Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari
Mengkritik (29A, 31B, 33C, 35C)*
Merumuskan persamaan kontinuitas Merumuskan (30A, 32B, 34C, 36D)*
Merancang tiruan aplikasi asas Bernoulli Merencanakan (31A, 33B, 35C, 37D)*
Membuat grafik terkait data hasil aplikasi asas Bernoulli
Memproduksi (32A, 34B, 36C, 38D)*
3.5 4.5
Membedakan besarnya kalor yang diserap atau dilepas benda
Membedakan 33A, 35B, 37C, 39D
Menentukan urutan gambar peristiwa pemuaian pada bimetal dan peristiwa penyusutan pada bimetal
Mengurutkan (34A, 1B, 3C, 5D)*
Memberi sudut pandang terhadap peristiwa perpindahan kalor pada perbedaan ketinggian dan peristiwa perpindahan kalor pada dua bahan berbeda
Mengartibusi 35A, 36B, 38C, 40D
Memeriksa kesesuaian pernyataan dengan data Memeriksa 36A, 37B,
32| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
KD Indikator Soal Sub Aspek HOTS
Nomor Soal
berkaitan dengan pemuaian benda (muai panjang, luas, dan volume)
39C, 1D
Menilai pernyataan yang paling tepat terkait dengan peristiwa perubahan suhu dan perpindahan kalor
Mengkritik 37A, 38B, 40C, 2D
Merumuskan hipotesis hasil percobaan yang paling benar terkait dengan kalor jenis zat
Merumuskan 38A, 39B, 1C, 3D
Merencanakan percobaan sederhana membuat termometer Celcius dan mengukur suhu benda dengan skala Celcius
Merencanakan (39A, 40B, 2C, 4D)*
Menggambarkan grafik sesuai data terkait perubahan suhu dan perpindahan kalor
Memproduksi 40A, 2B, 4C, 6D
*anchor items 3. Contoh Butir Soal a. Aspek : Menganalisis
Sub Aspek : Membedakan Indikator Soal : Membedakan gerak translasi dan gerak rotasi benda Contoh Item: Sebuah roda berjari-jari 50 cm berputar dengan perpindahan sudut 240o. Jarak yang telah ditempuh oleh sebuah partikel yang terletak pada tepi roda ... cm. A. 104,6 B. 209,3 C. 305,3 D. 609,3 E. 1205,3 Alasan A. = , dengan 180o = 2 rad
B. = , dengan 180o = rad C. = , dengan 180o = 2 rad D. = , dengan 180o = rad E. = , dengan 180o = rad Jawaban: B, Alasan: D
b. Aspek : Menganalisis
Sub Aspek : Mengurutkan Indikator Soal : Mengurutkan pengaruh torsi pada benda terkait
gerak rotasi benda tersebut
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |33
Contoh Item: Pada batang homogen yang panjangnya L diberi beban seberat 200 N seperti pada gambar berikut.
Urutan titik dengan besar torsi dengan nilai yang terbesar hingga terkecil agar beban pada titik B tetap pada posisinya... . A. D > A > C B. C > D > A C. A > C > D D. A > D > C E. A > D > C Alasan A. Besar torsi berbanding terbalik dengan lengan gaya B. Semakin pendek lengan gaya, semakin besar torsi C. Lengan gaya tidak memberi pengaruh pada besar torsi D. Besar torsi sebanding dengan kuadrat lengan gaya E. Semakin panjang lengan gaya, semakin besar torsi Jawaban: C, Alasan: E
c. Aspek : Menganalisis
Sub Aspek : Mengartibusi Indikator Soal : Mengungkap analogi hukum II Newton terkait gerak
translasi dan gerak rotasi Contoh Item: Ketika benda bermassa m melakukan gerak translasi akibat dikenai gaya sebesar F, maka resultan gayanya akan sebanding dengan hasil kali massa dengan percepatan linear yang dialami oleh benda tersebut. Analogi yang tepat dan sesuai untuk pernyataan tersebut ... . A. = m B. = m C. = m D. = m E. = I Alasan
34| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
A. Semakin besar gaya yang diberikan pada benda, maka massa benda akan semakin besar
B. Semakin besar gaya yang diberikan pada benda, maka massa benda akan semakin kecil
C. Semakin besar gaya yang diberikan pada benda, maka percepatan sudutnya semakin kecil
D. Semakin besar gaya yang diberikan pada benda, maka percepatan benda semakin besar
E. Semakin besar gaya yang diberikan pada benda, maka percepatan benda semakin kecil
Jawaban: B, Alasan: D d. Aspek : Mengevaluasi
Sub Aspek : Memeriksa Indikator Soal : Memeriksa pernyataan yang benar terkait dengan
tekanan hidrostatis Contoh Item: Sebuah kapal selam berada di dasar laut. Besar tekanan hidrostatis yang dialami oleh kapal selam tersebut sebanding dengan: (1) Massa kapal selam (2) Kedalaman kapal selam dari permukaan laut (3) Kedalaman kapal selam dari dasar laut (4) Massa jenis air laut (5) Percepatan gravitasi Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh nomor ... . A. (1), (2) dan (4) B. (1), (4) dan (5) C. (2), (3) dan (4) D. (2), (4) dan (5) E. (1), (2) dan (5) Alasan A. Semakin dalam benda dari permukaan zat cair maka tekanan
hidrostatis yang dialami semakin besar B. Semakin dalam benda dari permukaan zat cair maka tekanan
hidrostatis yang dialami semakin kecil C. Semakin dalam benda dari dasar zat cair maka tekanan
hidrostatis yang dialami semakin besar
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |35
D. Semakin dalam benda dari dasar zat cair maka tekanan hidrostatis yang dialami semakin kecil
E. Semakin besar massa jenis zat cair maka tekanan hidrostatis yang diberikan pada benda semakin kecil
Jawaban: D, Alasan: A
e. Aspek : Mengevaluasi Sub Aspek : Mengkritik Indikator Soal : Menentukan nilai gaya yang tepat pada pipa U terkait
dengan hukum Pascal Contoh Item: Sebuah alat pengangkat mobil memiliki luas penampang A1 dan A2 masing-masing sebesar 0,1 m2 dan 0,4 m2. Mobil yang hendak diangkat diletakkan pada penampang A2 dengan berat mobil (F2) 2000 N. Untuk mengangkat mobil dibutuhkan gaya ... . A. F1 < F2, sebesar 5 N B. F1 > F2, sebesar 50 N C. F1 < F2, sebesar 500 N D. F1 > F2, sebesar 5000 N E. F1 < F2, sebesar 50000 N Alasan A. Tekanan dikatakan seimbang jika F1A1 sama dengan F2A2 B. Tekanan dikatakan seimbang jika F1F2 sama dengan A1A2 C. Tekanan dikatakan seimbang jika F1A2 sama dengan F2A1 D. Tekanan dikatakan seimbang jika F1/A2 sama dengan F2/A1 E. Tekanan dikatakan seimbang jika F1/F2 sama dengan A2/A1 Jawaban: C, Alasan: C
f. Aspek : Mencipta Subaspek : Merumuskan Indikator Soal : Merumuskan hipotesis terkait pengujian hubungan
beban dan pertambahan panjang pada rangkaian Contoh Item: Dalam sebuah praktikum, untuk mengetahui hubungan antara pertambahan panjang pegas dan berat beban, dipasang dua buah pegas yang masing-masing disusun seri dan paralel. Untuk melanjutkan
36| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
percobaan, praktikan diminta merumuskan hipotesis terkait percobaan yang hendak dilakukan. Hipotesis yang paling benar ... . A. Pegas yang disusun seri akan memiliki panjang yang identik
ketika beban diberikan B. Pegas yang disusun seri mengalami pertambahan panjang yang
identik ketika beban diberikan C. Pegas yang disusun paralel mengalami pertambahan panjang
yang identik ketika diberi beban D. Pegas yang disusun paralel akan memiliki panjang yang tidak
identik ketika beban diberikan E. Pegas yang disusun seri dan paralel mengalami pertambahan
panjang yang identik ketika diberi beban Alasan A. Konstanta pengganti pegas pada susunan seri sama dengan k1 +
k2 + ...+ kn B. Konstanta pengganti pegas pada susunan paralel sama dengan k1
+ k2 + ...+ kn C. Konstanta pengganti pegas pada susunan paralel sama dengan
+ +
D. Pada susunan seri berlaku =
E. Pada susunan paralel berlaku =
Jawaban: C, Alasan: D
g. Aspek : Mencipta Subaspek : Merencanakan Indikator Soal: Merancang tiruan aplikasi asas Bernoulli Contoh Item: Rina dan kelompoknya diberi tugas untuk membuat suatu model sederhana tentang asas Bernoulli. Alat dan bahan yang digunakan berupa dua lembar kertas, dua buah statif, dan perekat/benang. Rancangan model sederhana dan langkah kerja yang tepat yang dapat dilakukan Rina dan kelompoknya dengan alat dan bahan tersebut ... . A. Merekatkan selembar kertas pada tiap statif – Mengatur posisi
kedua statif sehingga lembaran kertas berdekatan dan berada
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |37
pada posisi sejajar satu sama lain – Meniupkan udara di antara lembaran kertas – Mengamati keadaan kertas
B. Melingkarkan selembar kertas pada tiap statif – Mengatur posisi kedua statif sehingga lembaran kertas berdekatan dan berada pada posisi sejajar satu sama lain – Meniupkan udara di antara lembaran kertas – Mengamati keadaan kertas
C. Merekatkan selembar kertas pada tiap statif – Meniupkan udara di antara lembaran kertas – Mengatur posisi kedua statif sehingga lembaran kertas berdekatan dan berada pada posisi seri satu sama lain – Mengamati keadaan kertas
D. Merekatkan selembar kertas pada tiap statif – Mengamati keadaan kertas – Mengatur posisi kedua statif sehingga lembaran kertas berdekatan dan berada pada posisi sejajar satu sama lain – Meniup sisi luar kertas
E. Merekatkan selembar kertas pada tiap statif – Mengatur posisi kedua statif sehingga lembaran kertas berdekatan dan berada pada posisi sejajar satu sama lain – Meniupkan udara di antara lembaran kertas – Mengamati keadaan kertas
Alasan A. Lembaran kertas saling menjauh karena adanya udara yang
mengalir diantara kedua kertas B. Lembaran kertas saling menjauh karena aliran udara yang
mengalir di antara kedua kerats memberikan gaya ke luar C. Lembaran kertas saling mendekat karena tekanan udara di sisi
luar lebih kecil daripada tekanan di antara kedua kertas D. Lembaran kertas saling mendekat karena tekanan udara di sisi
luar lebih kecil daripada tekanan di antara kedua kertas E. Lembaran kertas tidak megalami perubahan apapun karena yang
ditiupkan di antara kedua kertas adalah udara Jawaban: E, Alasan: D
h. Aspek : Mencipta Subaspek : Memproduksi Indikator Soal : Membuat grafik terkait data hasil aplikasi asas
Bernoulli Contoh Item:
Disajikan data hasil percobaan sederhana terkait penerapan asas Bernoulli sebagai berikut.
38| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
Lubang kebocoran
Jarak lubang kebocorang dengan Jarak tempuh pancuran air (x)
(m) Permukaan tanah (m)
Permukaan air (h) (m)
A 0,5 0,10 0,37 0,05 0,33 0,03 0,2
B 0,2 0,10 0,23 0,05 0,15 0,03 0,12
Bentuk grafik yang paling tepat dan sesuai dengan data pada tabel tersebut ... . A.
D.
B.
E.
C.
Alasan A. Semakin kecil jarak antara lubang kebocoran dengan permukaan
tanah, maka jarak tempuh pancuran air semakin besar B. Semakin kecil jarak antara lubang kebocoran dengan permukaan
air, maka jarak tempuh pancuran air semakin kecil C. Semakin besar jarak antara lubang kebocoran dengan permukaan
tanah, maka jarak tempuh pancuran air semakin kecil D. Semakin kecil jarak antara lubang kebocoran dengan permukaan
air, maka jarak tempuh pancuran air semakin besar E. Semakin besar jarak antara lubang kebocoran dengan permukaan
air, maka jarak tempuh pancuran air semakin kecil Jawaban: C, Alasan: B
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |39
4. Pedoman Penskoran
Butir tes yang dikembangkan berbentuk two-tier multiple-choice yaitu tes pilihan majemuk beralasan. Pedoman penskoran yang digunakan secara umum dinyatakan pada Tabel 11.
Tabel 11. Pedoman Penskoran Tes Pilihan Majemuk Beralasan Kriteria
Skor Jawaban Alasan Salah Salah 1 Benar Salah 2 Salah Benar 3 Benar Benar 4
Bentuk tes dan pedoman penskoran yang sama juga digunakan untuk
keempat tes HOTS lainnya. Sementara contoh penskoran butir tes ditampilkan pada Tabel 12.
Tabel 12. Contoh Penskoran Butir Tes No Jawaban Skor 1 Ketika benda bermassa m melakukan gerak translasi
akibat dikenai gaya sebesar F, maka resultan gayanya akan sebanding dengan hasil kali massa dengan percepatan linear yang dialami oleh benda tersebut. Analogi yang tepat dan sesuai untuk pernyataan tersebut ... .
Jawaban: B. = m Alasan : D. Karena semakin besar gaya yang diberikan
pada benda, maka percepatan benda semakin besar
4
Jawaban: A, C, D atau E Alasan : D 3
Jawaban: B Alasan : A, B, C atau E 2
Jawaban: A, C, D atau E Alasan : A, B, C atau E 1
40| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
B. HOTS Marzanoian 1. Matriks Tes Marzanoian
Butir-butir tes HOTS Marzanoian dibuat berdasarkan kisi-kisi dan matriks tes. Matriks tes dibuat terlebih dahulu dengan menentukan jumlah butir soal dan penempatannya. Butir tes dikembangkan dalam empat paket dengan jumlah 8 anchor item. Matriks tes dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Matriks Tes Marzonian
Aspek Sub Aspek
Materi
Jum
lah
Kes
etim
bang
an
dan
Din
amik
a R
otas
i
Ela
stis
itas d
an
Huk
um H
ooke
Flui
da S
tatis
Flui
da D
inam
is
Suhu
dan
Kal
or
Pemulihan Pengetahuan
Abstraksi
1A, 3B, 5C, 7D
- -
25A*, 27B*, 31C*, 31D*
33A, 35B, 37C, 39D
9
Membuat Keputusan
2A*, 4B*, 6C*, 8D*
9A, 11B, 13C, 15D
-
26A, 28B, 32C, 32D
- 9
Pemahaman
Penalaran Induktif -
10A*, 12B*, 14C*, 16D*
17A, 19B, 21C, 23D
27A, 31B, 25C, 27D
- 9
Penalaran Deduktif
3A, 7B, 1C, 3D
11A, 15B, 9C, 11D
18A, 20B, 22C, 24D
- - 12
Analisis
Membandingkan -
12A, 16B, 10C, 12D
19A, 23B, 17C, 19D
-
34A, 36B, 38C, 40D
12
Mengklasifikasi
4A, 8B, 2C, 4D
- -
28A, 32B, 26C, 28D
35A*, 39B*, 33C*, 35D*
9
Analisis Kesalahan -
13A, 9B,
15C, 13D
20A*, 24B*, 18C*, 20D*
-
36A, 40B, 34C, 36D
9
Mengkonstruksi Dukungan - -
21A, 17B, 23C,
29A, 25B, 29C,
37A*, 33B*, 39C*,
9
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |41
Aspek Sub Aspek
Materi
Jum
lah
Kes
etim
bang
an
dan
Din
amik
a R
otas
i
Ela
stis
itas d
an
Huk
um H
ooke
Flui
da S
tatis
Flui
da D
inam
is
Suhu
dan
Kal
or
21D 29D 37D*
Analisis Perspektif
5A*, 1B*, 7C*, 5D*
-
22A, 18B, 24C, 22D
-
38A, 34B, 40C, 38D
9
Pemanfaatan Pengetahuan
Investigasi
6A, 2B, 8C, 6D
14A, 10B, 16C, 14D
23A, 21B, 19C, 17D
- - 12
Pemecahan Masalah -
15A, 13B, 11C, 9D
24A, 22B, 20C, 18D
30A*, 26B*, 30C*, 30D*
- 9
Penyelidikan Eksperimental
7A, 5B, 3C, 1D
16A, 14B, 12C, 10D
-
31A, 28B, 27C, 25D
39A, 37B, 35C, 33D
16
Penemuan
8A, 6B, 4C, 2D
- -
32A, 30B, 28C, 26D
40A, 38B, 36C, 34D
12
TOTAL 136 *Anchor item 2. Kisi-Kisi Pengembangan Tes HOTS Marzanoian
Berdasarkan matriks, jumlah butir tes sebanyak 136 butir soal pilihan majemuk beralasan yang mencakup lima materi pokok. Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kompetensi dasar dan rancangan matriks tes. Indikator soal dibuat berdasarkan aspek dan sub aspek HOTS Marzanoian. Adapun kisi-kisi tes yang telah dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Kisi-Kisi Pengembangan Tes Marzonian
KD Indikator Soal Sub Aspek HOTS
No Soal
42| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
KD Indikator Soal Sub Aspek HOTS
No Soal
3.1 Disajikan gambar batang silinder dan beberapa informasi, peserta didik dapat mengabstraksi informasi untuk menentukan besarnya momen inersia
Abstraksi 1A, 3B, 5C, 7D
Disajikan beberapa faktor pada gerak rotasi, peserta didik dapat memberikan keputusan faktor yang berpengaruh terhadap momen inersia
Membuat Keputusan
2A*, 4B*, 6C*, 8D*
Disajikan gambar partikel pada sebuah sistem, peserta didik dapat menyimpulkan letak titik berat sistem tersebut
Penalaran Deduktif
3A, 7B, 1C, 3D
Disajikan gambar beberapa keadaan benda, peserta didik dapat mengklasifikasikan contoh benda dengan keseimbangan stabil, labil, atau netral
Mengklasifikasi 4A, 8B, 2C, 4D
Disajikan kasus tentang cakram, peserta didik dapat menganalisi dengan sudut pandang mereka mengenai kasus tersebut
Analisis Perspektif
5A*, 1B*, 7C*, 5D*
Disajikan gambar dan beberapa informasi mengenai tongkat yang dikenakan beberapa gaya, peserta didik dapat menginvestigasi besarnya momen gaya
Investigasi 6A, 2B, 8C, 6D
Disajikan kasus mengenai keseimbangan benda tegar, peserta didik dapat menyelidiki peristiwa yang akan terjadi
Penyelidikan Eksperimental
7A, 5B, 3C, 1D
Disajikan informasi beberapa jenis benda dengan bentuk yang berbeda, peserta didik dapat menemukan benda dengan inersia terbesar atau terkecil
Penemuan 8A, 6B, 4C, 2D
3.2 Disajikan beberapa fakta mengenai elastisitas bahan, peserta didik dapat memilih fakta yang sesuai
Membuat Keputusan
9A, 11B, 13C, 15D
Disajikan tabel hasil percobaan beberapa jenis karet, peserta didik dapat menentukan besar elastisitas karet
Penalaran Induktif
10A*, 12B*, 14C*, 16D*
Diberikan informasi menganai pegas, pesrta didik dapat menerapkan konsep susunan seri dan paralel pegas
Penalaran Deduktif
11A, 15B, 9C, 11D
Disajikan grafik hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pegas, peserta didik dapat membandingkan besarnya konstanta pegas
Membandingkan 12A, 16B, 10C, 12D
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |43
KD Indikator Soal Sub Aspek HOTS
No Soal
Diberikan tabel beberapa jenis kawat, peserta didik dapat memilih hasil yang tidak sesuai dari informasi yang diberikan
Analisis Kesalahan
13A, 9B, 15C, 13D
Diberikan informasi mengenai hukum Hooke, peserta didik dapat menginvestigasi hubungan dari variable pada hukum Hooke
Investigasi 14A, 10B, 16C, 14D
Disajikan informasi mengenai pegas, peserta didik dapat menentukan pegas dengan kriteria tertentu
Pemecahan Masalah
15A, 13B, 11C, 9D
Disajikan beberapa grafik mengenai hukum Hooke, peserta didik dapat menyelidiki pegas dengan konstanta terbesar atau terkecil dari grafik tersebut
Penyelidikan Eksperimental
16A, 14B, 12C, 10D
3.3 Disajikan tabel hasil percobaan, peserta didik dapat menentukan viskositas larutan
Penalaran Induktif
17A, 19B, 21C, 23D
Disajikan kasus balok yang mengapung, peserta didik dapat mencari massa jenis balok
Penalaran Deduktif
18A, 20B, 22C, 24D
Disajikan gambar dua buah bejana, peserta didik dapat membandingkan tekanan hidrostatis kedua bejana
Membandingkan 19A, 23B, 17C, 19D
Disajikan data percobaan gaya apung benda, peserta didik dapat menentukkan data yang tidak sesuai
Analisis Kesalahan
20A*, 24B*, 18C*, 20D*
Disajikan gambar beberapa bejana, peserta didik dapat menentukan fakta ysng sesuai dengan prinsip yang berlaku
Mengkonstruksi Dukungan
21A, 17B, 23C, 21D
Disajikan informasi mengenai tegangan permukaan, peserta didik dapat menganalisis gaya permukaan
Analisis Perspektif
22A, 18B, 24C, 22D
Disajikan data, peserta didik dapat menentukkan faktor yang berhubungan dengan gejala kapilaritas
Investigasi 23A, 21B, 19C, 17D
Disajikan informasi tentang dua buah bejana, peserta didik dapat mencari massa jenis zat cair dalam bejana
Pemecahan Masalah
24A, 22B, 20C, 18D
44| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
KD Indikator Soal Sub Aspek HOTS
No Soal
3.4 Disajikan gambar dan informasi beberapa drum, peserta didik dapat mengabstraksi fakta yang sesuai dengan kasus tersebut
Abstraksi 25A*, 27B*, 31C*, 31D*
Disajikan beberapa hal yang berhubungan dengan fluida, peserta didik dapat memilih hal yang berhubungan dengan asas Bernaulli
Membuat Keputusan
26A, 28B, 32C, 32D
Disajikan gambar alat yang bekerja berdasarkan prinsip fluida, peserta didik dapat menyimpulkan cara kerja alat tersebut
Penalaran Induktif
27A, 31B, 25C, 27D
Disajikan beberapa fakta berkaitan dengan fluida, peserta didik dapat mengklasifikasikan ciri fluida ideal
Mengklasifikasi 28A, 32B, 26C, 28D
Disajikan gambar berkaitan dengan fluida, peserta didik dapat memilih fakta yang sesuai dengan fluida ideal
Mengkonstruksi Dukungan
29A, 25B, 29C, 29D
Disajikan gambar dan informasi sebuah pipa, peserta didik dapat mencari variabel sesuai dengan asas kontinuitas
Pemecahan Masalah
30A*, 26B*, 30C*, 30D*
Disajikan gambar pipa dan beberapa informasi, peserta didik dapat menggunakan asas kontinuitas untuk menyelidiki eksperimen tersebut
Penyelidikan Eksperimental
31A, 28B, 27C, 25D
Disajikan beberapa fakta berkaitan dengan fluida, peserta didik dapat menemukan fakta berkaiatan dengan asas Bernoulli
Penemuan 32A, 30B, 28C, 26D
3.5 Disajikan informasi tentang es dan air, peserta didik dapat memprediksi peristiwa yang akan terjadi
Abstraksi 33A, 35B, 37C, 39D
Disajikan informasi dua buah batang dengan perbandingan koefisien konduksinya, peserta didik dapat membandingkan kelajuan hantar kalor
Membandingkan 34A, 36B, 38C, 40D
Disajikan beberapa peristiwa berhubungan dengan perpindahan panas, peserta didik dapat mengklasifikasikan contoh konduksi, konveksi, ataupun radiasi
Mengklasifikasi 35A*, 39B*, 33C*, 35D*
Disajikan percobaan tentang perpindahan panas, peserta didik dapat menentukan perpindahan panas yang terjadi
Analisis Kesalahan
36A, 40B, 34C, 36D
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |45
KD Indikator Soal Sub Aspek HOTS
No Soal
Disajikan percobaan pencampuran dua jenis zat dengan suhu yang berbeda, peserta didik dapat menyimpulkan peristiwa yang akan terjadi
Mengkonstrksi Dukungan
37A*, 33B*, 39C*, 37D*
Disajikan grafik hubugan suhu dan wujud benda, peserta didik dapat mencari kesimpulan yang sesuai dengan analisis grafik
Analisis Perspektif
38A, 34B, 40C, 38D
Disajikan percobaan tentang pemuaian zat, peserta didik dapat menentukan peristiwa yang akan terjadi
Penyelidikan Eksperimental
39A, 37B, 35C, 33D
Disajikan tabel beberapa cairan, peserta didik dapat menemukan cairan yang dapat digunakan sebagai termometer
Penemuan 40A, 38B, 36C, 34D
3. Contoh Butir Soal a. Aspek : Pemulihan Pengetahuan
Sub Aspek : Abstraksi Indikator Soal : Menekankan pada tema yang mendasari Contoh Item: Batang AB massanya 2 kg diputar melalui ujung A sehingga memiliki momen inersia sebesar 8 kg.m2.
Jika batang diputar pada titik O (AO = OB), maka besar momen inersianya… kg.m2. A. 2 B. 4 C. 6 D. 8 E. 10 Alasan A. Momen inersia berbanding terbalik dengan jarak benda ke pusat
rotasi B. Momen inersia berbanding terbalik dengan kuadrat jarak benda
ke pusat rotasi
A O B
46| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
C. Momen inersia berbanding lurus dengan jarak benda ke pusat rotasi
D. Momen inersia berbanding lurus dengan kuadrat jarak benda ke pusat rotasi
E. Momen inersia berbanding lurus dengan kuadrat massa benda Jawaban: A, Alasan: D
b. Aspek : Pemulihan Pengetahuan Sub Aspek : Membuat keputusan Indikator Soal : Menggunakan kreteria untuk memilih (dari bebagai
pilihan) Contoh Item: Berikut ini pernyataan tentang beberapa faktor pada gerak rotasi (1) kecepatan sudut (2) letak sumbu rotasi (3) bentuk benda (4) massa benda Faktor yang mempengaruhi besar momen inersia ... . A. 1 dan 2 B. 2 dan 4 C. 1, 2, dan 3 D. 1, 2, dan 4 E. 1, 3, dan 4 Alasan A. Momen inersia semakin besar jika kecepatan sudut semakin
besar B. Momen inersia semakin besar jika kecepatan sudut semakin kecil C. Momen inersia semakin besar jika massa benda semakin besar D. Momen inersia semakin besar jika massa benda semakin kecil E. Momen inersia semakin besar jika letak sumbu rotasi semakin
kecil Jawaban: B, Alasan: C
c. Aspek : Pemahaman Sub Aspek : Penalaran Induktif Indikator Soa l: Merumuskan prinsip-prinsip dari bukti yang ada Contoh Item:
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |47
Data berikut merupakan hasil percobaan yang terkait dengan elastisitas beberapa jenis karet yang memiliki panjang awal yang sama yaitu 10 meter. Karet Ke-
Beban (kg)
Pertambahan panjang (m)
Luas penampang (m2)
I 1 0,2 0,01 II 2 0,4 0,01 III 3 0,1 0,02 IV 4 0,1 0,01 V 5 0,1 0,02
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa karet yang paling elastis … . A. karet I B. karet II C. karet III D. karet IV E. karet V Alasan A. Besarnya elastisitas karet sebesar 5 x 104 N/m2 B. Besarnya elastisitas karet sebesar 10 x 104 N/m2 C. Besarnya elastisitas karet sebesar 15 x 104 N/m2 D. Besarnya elastisitas karet sebesar 40 x 104 N/m2 E. Besarnya elastisitas karet sebesar 60 x 104 N/m2 Jawaban: D, Alasan: D
d. Aspek : Pemahaman Sub Aspek : Penalaran Deduktif Indikator Soal : Menerapkan prinsip-prinsip untuk menggambarkan
kesimpulan Contoh Item: Sebuah sistem dengan tiga buah pertikel terletak pada sebuah bidang yang sangat ringan.
Titik berat dari sistem tersebut … . A. 8/3 meter di kiri massa 6 kg
4 kg 2 kg 6 kg
2 m 4 m
48| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
B. 1 meter di kanan massa 2 kg C. 4/3 meter di kanan massa 2 kg D. 4/3 meter di kiri massa 2 kg E. 3/4 meter di kiri massa 2 kg Alasan A. titik berat sistem berada di ½ x
B. letak titik berat i
ii
wyw
y)(
C. letak titik berat i
ii
wxw
x)(
D. letak titik berat i
ii
yyw
y)(
E. letak titik berat i
ii
xxw
x)(
Jawaban: C, Alasan: C e. Aspek : Analisis
Sub Aspek : Membandingkan Indikator Soal : Menekankan persamaan dan perbedaan Contoh Item: Perhatikan grafik hubungan antara gaya (F) dengan pertambahan panjang ( x) berikut!
Jika kA adalah tetapan pegas A dan kB adalah tetapan pegas B, maka nilai kA: kB ... . A. 1: 2 B. 1: 3 C. 3: 1 D. 2: 3
F (N)
900
x (m) 1,5 4,5
A B
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |49
E. 2: 1 Alasan A. besarnya konstanta pegas A = 60 N/m dan pegas B = 20 N/m B. besarnya konstanta pegas A = 20 N/m dan pegas B = 60 N/m C. besarnya konstanta pegas A = 400 N/m dan pegas B = 200 N/m D. besarnya konstanta pegas A = 200 N/m dan pegas B = 400 N/m E. besarnya konstanta pegas A = 600 N/m dan pegas B = 200 N/m Jawaban: C, Alasan: E
f. Aspek : Analisis Sub Aspek : Mengklasifikasi. Indikator Soal : Mengelompokkan sesuatu ke dalam kategori Contoh Item: Perhatikan gambar beberapa benda berikut!
P Q R S T
Dari gambar tersebut yang menunjukkan contoh benda dengan keseimbangan stabil … . A. P dan R B. P dan T C. Q dan R D. Q dan S E. R dan S Alasan A. Keseimbangan yang dialami benda dimana benda tidak akan
kembali ke kedudukan seimbangnya semula setelah gangguan dihilangkan, tetapi justru meningkatkan gangguan tersebut disebut keseimbangan netral
B. Keseimbangan yang dialami benda dimana benda tidak akan kembali ke kedudukan seimbangnya semula setelah gangguan dihilangkan, tetapi justru meningkatkan gangguan tersebut disebut keseimbangan stabil
C. Keseimbangan yang dialami benda dimana benda akan kembali ke kedudukan seimbangnya semula setelah gangguan pada benda tersebut dihilangkan disebut keseimbangan stabil
50| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
D. Keseimbangan yang dialami benda dimana benda akan kembali ke kedudukan seimbangnya semula setelah gangguan pada benda tersebut dihilangkan disebut keseimbangan labil
E. Keseimbangan yang dialami benda dimana gangguan kecil yang diberikan pada benda tidak mempengaruhi kedudukan keseimbangan benda keseimbangan labil
Jawaban: B, Alasan: C
g. Aspek : Analisis Sub Aspek : Analisis Kesalahan Indikator Soal: Mengkritisi pemikiran (cara berpikir) Contoh Item: Disajikan tabel empat buah kawat terbuat dari bahan dan pemberian gaya tarik yang sama.
Kawat Panjang (cm) Jari-jari (cm) 1 10 0,2 2 20 0,4 3 30 0,1 4 40 0,1
Jika kawat diurutkan berdasarkan pertambahan panjang paling kecil, maka bagian yang salah dari urutan di atas … . A. kawat nomor 1 seharusnya berada pada urutan keempat B. kawat nomor 2 seharusnya berada pada urutan pertama C. kawat nomor 3 seharusnya berada pada urutan pertama D. kawat nomor 3 seharusnya berada pada urutan kedua E. kawat nomor 4 seharusnya berada pada urutan pertama Alasan A. Pertambahan panjang kawat sebanding dengan panjang awal
kawat tersebut B. Pertambahan panjang kawat sebanding dengan jari-jari kawat
tersebut C. Pertambahan panjang kawat sebanding dengan panjang awal dan
berbanding terbalik dengan jari-jari kawat D. pertambahan panjang kawat berbanding terbalik dengan panjang
awal dan sebanding dengan jari-jari kawat E. Pertambahan panjang kawat berbanding terbalik dengan panjang
awal kawat tersebut Jawaban: B, Alasan: C
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |51
h. Aspek : Analisis
Sub Aspek : Mengkonstruksi dukungan Indikator Soal : Mendukung pernyataan Contoh Item: Air dituangkan ke dalam tiga buah bejana hingga mencapai ketinggian yang sama seperti pada gambar.
A B C
Fakta yang sesuai dengan keadaan di atas ... . A. pada masing-masing dasar bejana mengalami tekanan zat cair
yang sama B. pada masing-masing dasar bejana mengalami tekanan zat cair
yang berbeda C. tekanan zat cair pada dasar bejana B lebih besar dari bejana C D. tekanan zat cair pada dasar bejana A lebih besar dari bejana C E. tekanan zat cair pada dasar bejana B paling besar dibanding
bejana A dan C Alasan A. Tekanan zat cair pada dasar bejana dipengaruhi oleh bentuk
bejana B. Tekanan zat cair pada dasar bejana dipengaruhi oleh jumlah zat
cair C. Tekanan zat cair pada dasar bejana dipengaruhi oleh luas dasar
bejana D. Tekanan zat cair pada dasar bejana dipengaruhi oleh kedalaman
zat cair E. Tekanan zat cair pada dasar bejana dipengaruhi oleh luas
permukaan bejana Jawaban: A, Alasan: D
i. Aspek : Analisis Sub Aspek : Analisis Perspektif Indikator Soal : Menekankan pandangan personal tentang isu Contoh Item:
52| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
Sebuah cakram A dengan momen inersia IA = 10 kg m2 berotasi pada kecepatan sudut sebesar 30 rad/s. Kemudian cakram B yang mula-mula diam dengan momen inersia IB = 5 kg m2 digabungkan pada sumbu yang sama dengan cakram A. Besar kecepatan sudut kedua cakram tersebut setelah keduanya digabung … rad/s. A. 5 B. 10 C. 20 D. 30 E. 40 Alasan A. Sesuai hukum kekekalan momentum bahwa L0 = L1 B. Sesuai hukum kekekalan momentum bahwa L0 = 2 x L1 C. Sesuai hukum kekekalan momentum bahwa L0 = ½ L1 D. Sesuai hukum kekekalan momentum bahwa L0 = (L1)2
E. Sesuai hukum kekekalan momentum bahwa L0 > L1 Jawaban: C, Alasan: A
j. Aspek : Pemanfaatan Pengetahuan
Sub Aspek : Investigasi Indikator Soal : Memanggil informasi Contoh Item: Sebuah tongkat dengan panjang 50 cm diberikan tiga gaya yang sama besarnya seperti pada gambar berikut.
Jika tongkat diputar dengan poros putar di titik C, maka besar momen gaya total … Nm. A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5 Alasan A. 1 = –1 Nm, 2 = 3 Nm, 3 = –3 Nm
30°
F1 = 10 N
F3 = 10 N F2 = 10 N
20 cm 10 cm A
B C
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |53
B. 1 = –3 Nm, 2 = –1 Nm, 3 = –1 Nm C. 1 = –3 Nm, 2 = 1 Nm, 3 = –1 Nm D. 1 = –2 Nm, 2 = 2 Nm, 3 = –2 Nm E. 1 = –2 Nm, 2 = –3 Nm, 3 = 1 Nm Jawaban: C, Alasan: C
k. Aspek : Pemanfaatan Pengetahuan
Sub Aspek : Pemecahan Masalah Indikator Soal : Menanggulangi/menyelesaikan masalah Contoh Item: Empat buah pegas masing-masing memiliki konstanta pegas yang sama. Agar beban yang diangkat dapat semaksimal mungkin dengan perpanjangan pegas seminimum mungkin, maka penyusunan pegas yang tepat … .
A. B. C. D. E.
Alasan A. Pertambahan panjang akan minimal jika konstanta pegas kecil B. Konstanta pegas besar, maka pertambahan panjang akan kecil C. Konstanta pegas tidak mempangaruhi pertambahan panjang
pegas D. Pertambahan panjang pegas sebanding dengan konstanta pegas E. Pertambahan panjang pegas hanya dipengaruhi faktor berat
benda saja Jawaban: E, Alasan: B
l. Aspek : Pemanfaatan Pengetahuan
Sub Aspek : Penyelidikan Eksperimental Indikator Soal : Berusaha mencari penjelasan Contoh Item: Seorang anak bermassa 100 kg berada di atas jembatan papan kayu bermassa 100 kg yang diletakkan di atas dua tonggak A dan C tanpa dipaku. Sebuah balok bermassa 50 kg diletakkan di titik B.
54| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
Jika jarak AB = 2 m, BC = 3 m dan AD = 8 m, maka jarak terjauh anak tersebut dapat melangkah dari titik C agar papan kayu tidak terbalik … m. A. 1 B. 1,5 C. 2 D. 2,5 E. 3 Alasan A. Jika anak berada 1 m di sebelah kanan titik C, maka anak akan
jatuh jika tidak mundur B. Jika anak berada 1 m di sebelah kanan titik C, maka anak tidak
akan jatuh jika maju 1,5m C. Jika anak berada 1 m di sebelah kanan titik C, maka anak tidak
akan jatuh jika maju 2 m D. Jika anak berada 1 m di sebelah kanan titik C, maka anak akan
jatuh jika maju 1,5 m E. Jika anak berada 1 m di sebelah kanan titik C, maka anak akan
jatuh jika maju 1 m Jawaban: D, Alasan: B
m. Aspek : Pemanfaatan Pengetahuan
Sub Aspek : Penemuan Indikator Soal : Mendapatkan cara yang terbaik Contoh Item: Tiga buah benda digunakan untuk berlomba menuruni bukit. Benda pertama berbentuk silinder tipis berongga, benda kedua berbentuk silinder pejal, dan benda ketiga berbentuk bola pejal. Jika jari-jari dan massa ketiga benda sama, maka pernyataan yang benar … . A. silinder pejal lebih cepat sampai dibandingkan bola pejal B. silinder tipis berongga lebih cepat sampai dibandingkan silinder
pejal
A C B D
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |55
C. silinder tipis berongga lebih cepat sampai dibandingkan bola pejal
D. bola pejal lebih cepat sampai dibandingkan silider pejal E. bola pejal dan silinder pejal sampai secara bersamaan Alasan A. Momen inersia bola pejal = 2/5 mr2 B. Momen inersia bola pejal = 1/2 mr2 C. Momen inersia silinder pejal = mr2 D. Momen inersia silinder pejal = 2/5 mr2 E. Momen inersia silinder tipis berongga = 1/2 mr2 Jawaban: D, Alasan: A
4. Pedoman Penskoran
Butir tes yang dikembangkan berbentuk two-tier multiple-choice yaitu tes pilihan majemuk beralasan. Pedoman penskoran yang digunakan disajikan sebelumnya pada Tabel 11. Adapun contoh peskoran pada butir nomor 1 ditampilkan pada Tabel 15.
Tabel 15. Contoh Penskoran Butir Tes No Jawaban Skor 1 Tiga buah benda digunakan untuk berlomba menuruni
bukit. Benda pertama berbentuk silinder tipis berongga, benda kedua berbentuk silinder pejal, dan benda ketiga berbentuk bola pejal. Jika jari-jari dan massa ketiga benda sama, maka pernyataan yang benar … . Jawaban: D. Karena bola pejal lebih cepat sampai
dibandingkan silider pejal Alasan : A. Karena momen inersia bola pejal = 2/5 mr2
4
Jawaban: B, C, D atau E Alasan : A 3
Jawaban: D Alasan : A, C, D atau E 2
Jawaban: B, C, D atau E Alasan : A, C, D atau E 1
56| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
C. Critical Thinking Skills 1. Matriks Tes Critical Thinking Skills
Butir-butir tes critical thinking skills dibuat berdasarkan kisi-kisi dan matriks tes. Matriks tes dibuat terlebih dahulu dengan menentukan jumlah butir soal dan penempatannya. Butir tes dikembangkan dalam empat paket dengan 8 anchor item. Matriks tes dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Matriks Tes Critical Thinking Skills
Aspek Sub Aspek
Materi
Jum
lah
Kes
etim
bang
an
dan
Din
amik
a R
otas
i
Ela
stis
itas d
an
Huk
um H
ooke
Flui
da S
tatis
Flui
da D
inam
is
Suhu
dan
Kal
or
Memberikan penjelasan sederhana
Memfokuskan pertanyaan
5A, 10B 15C, 20D
10A*, 15B* 20C*, 25D*
15A, 20B 25C, 30D
20A, 25B 30C, 35D
25A, 30B 35C, 40D
17
Menganalisis argument
1A, 6B
11C, 16D
6A, 11B 16C, 21D
11A, 16B 21C, 26D
16A, 21B 26C, 31D
21A*, 26B* 31C*, 36D*
17
Membangun keterampilan dasar
Mempertimbangan kredibilitas sumber
3A*, 8B*, 13C*, 18D*
8A, 13B, 18C, 23D
13A*, 18B*, 23C*, 28D*
18A, 23B, 28C, 33D
23A, 28B, 33C, 38D
14
Mempertimbangkan hasil observasi
40A, 34B, 29C, 22D
34A, 29B 22C, 14D
29A, 22B, 14C, 2D
22A, 14B, 1C, 7D
14A, 1B, 7C, 10D
20
Menyimpulkan
Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
38A, 32B, 24C, 17D
32A, 24B, 17C, 9D
24A, 17B, 9C, 5D
17A*, 9B*, 5C*, 12D*
9A, 5B, 12C, 3D
17
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
2A, 40B 36C, 1D
4A, 3B
37C, 24D
27A*, 39B* 2C*
32D*
36A, 27B 8C, 27D
30A*, 19B* 40C*, 4D*
14
Memberikan penjelasan lebih lanjut
Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
7A, 37B, 10C, 6D
12A, 35B, 3C, 39D
28A, 2B, 19C, 37D
39A, 4B,
32C, 15D
19A, 38B, 4C, 29D
20
Mengatur strategi dan taktik
Menentukan suatu tindakan
37A, 12B 34C, 19D
33A, 7B
38C, 13D
31A, 36B 6C, 11D
26A*, 31B* 39C*, 34D*
35A, 33B, 27C, 8D
17
TOTAL 136 *Anchor item
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |57
2. Kisi-Kisi Pengembangan Tes Critical Thinking Skills Berdasarkan matriks, jumlah butir tes sebanyak 136 butir soal pilihan
majemuk beralasan yang mencakup lima materi pokok. Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kompetensi dasar dan rancangan matriks tes. Indikator soal dibuat berdasarkan aspek dan sub aspek critical thinking skills. Adapun kisi-kisi tes yang telah dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Kisi-Kisi Pengembangan Tes Critical Thinking Skills
KD Indikator Soal Sub Aspek Critical Thinking Skills
No. Soal
3.1
Mengidentifikasi/memformulasikan pertanyaan sebagai bahan untuk mengetahui pengaruh momen inersia.
Memfokuskan pertanyaan
5A, 10B, 15C, 20D
Menganalisis kebenaran maupun kesalahan dari suatu pernyataan tentang kesetimbangan benda tegar dengan mengunakan syarat kesetimbangan rotasi ( = 0)
Menganalisis argument
1A, 6B,
11C, 16D
Menguji/memeriksa bagian yang dapat dipertimbangkan untuk dapat dipercaya dari sebuah hasil eksperimen pengaruh titik gaya terhadap gerakan benda tegar (momen gaya).
Mempertimbangan kredibilitas sumber
3A*, 8B*, 13C*, 18D*
Mengungkapkan alasan dari sebuah pengamatan terhadap suatu peristiwa penerapan momentum sudut dalam kehidupan sehari-hari.
Mempertimbangkan hasil observasi
40A, 34B, 29C, 22D
Membuat kesimpulan letak titik berat suatu bidang berdasarkan pernyataan umum tentang titik berat.
Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
38A, 32B, 24C, 17D
Menyimpulkan benda yang mengalami kesetimbangan labil/stabil/netral berdasarkan beberapa gambar kasus
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
2A, 40B, 36C, 1D
Mempertimbangkan definisi hukum kekekalan momentum sudut untuk menentukan solusi yang positif dan negatif atau solusi yang paling tepat dalam memecahkan masalah yang disajikan.
Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
7A, 37B, 10C, 6D
Membuat keputusan untuk menentukan besarnya percepatan sistem gerak rotasi dari suatu gambar peristiwa.
Menentukan suatu tindakan
37A, 12B, 34C, 19D
3.2
Mengidentifikasi/memformulasikan pertanyaan sebagai bahan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat elastisitas (Modulus Young) suatu benda.
Memfokuskan pertanyaan
10A*, 15B*, 20C*, 25D*
Menganalisis pernyataan tentang pertambahan panjang pegas pada susunan pegas tertentu dan
Menganalisis argument
6A, 11B,
58| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
KD Indikator Soal Sub Aspek Critical Thinking Skills
No. Soal
membandingkan perbedaan konstanta pegas pengganti dari beberapa susunan pegas.
16C, 21D
Menguji/memeriksa bagian yang dapat dipertimbangkan untuk dapat dipercaya dari sebuah hasil eksperimen pengaruh panjang dan jari-jari kawat terhadap pertambahan panjang kawat jika kawat ditarik dengan gaya yang sama.
Mempertimbangan kredibilitas sumber
8A, 13B, 18C, 23D
Menentukan pertambahan panjang pegas disertai alasan dengan mempertimbangkan hasil observasi dari peristiwa pegas yang diberi beban.
Mempertimbangkan hasil observasi
34A, 29B, 22C, 14D
Membuat kesimpulan kondisi suatu benda berdasarkan proses yang umum terjadi ketika benda diberi gaya tarik yang ditunjukkan melalui grafik tegangan terhadap regangan
Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
32A, 24B, 17C, 9D
Menyimpulkan kawat/pegas yang paling kaku atau paling elastis berdasarkan beberapa grafik hubungan gaya dan pertambahan panjang maupun grafik tegangan-regangan.
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
4A, 3B,
37C, 24D
Mempertimbangkan definisi modulus elastisitas untuk menghitung besarnya modulus elastisitas/modulus Young suatu bahan
Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
12A, 35B, 3C, 39D
Membuat keputusan untuk menentukan besarnya pertambahan panjang suatu susunan pegas berdasarkan strategi dalam menghitung konstanta pengganti pegas
Menentukan suatu tindakan
33A, 7B,
38C, 13D
3.3
Mengidentifikasi/memformulasikan pertanyaan sebagai bahan untuk mengetahui faktor utama yang mempengaruhi benda yang melayang didalam air.
Memfokuskan pertanyaan
15A, 20B, 25C, 30D
Menganalisis kebenaran maupun kesalahan dari beberapa pernyataan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi zat cair dalam pipa kapiler.
Menganalisis argument
11A, 16B, 21C, 26D
Menguji/memeriksa bagian yang dapat dipertimbangkan untuk dapat dipercaya dari sebuah hasil eksperimen tentang fenomena gaya apung suatu benda dalam zat cair
Mempertimbangan kredibilitas sumber
13A*, 18B*, 23C*, 28D*
Menentukan tegangan permukaan suatu zat cair dengan mempertimbangkan hasil observasi terhadap kawat U/lurus yang memiliki kawat geser dan dicelupkan dalam lapisan sabun
Mempertimbangkan hasil observasi
29A, 22B, 14C, 2D
Membuat kesimpulan kondisi yang terjadi ketika menyelam dengan kedalaman tertentu didalam zat cair berdasarkan batas umum tekanan yang dapat ditahan.
Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
24A, 17B, 9C, 5D
Menyimpulkan zat cair mana yang memiliki kekentalan/viskositas terbesar berdasarkan beberapa
Menginduksi dan mempertimbangkan
27A*, 39B*,
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |59
KD Indikator Soal Sub Aspek Critical Thinking Skills
No. Soal
kasus kecepatan bola besi yang dimasukkan dalam beberapa tabung zat cair
hasil induksi 2C*, 32D*
Mempertimbangkan definisi tentang hukum pascal untuk menghitung gaya yang diperlukan dalam mengangkat suatu beban pada pipa U.
Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
28A, 2B,
19C, 37D
Membuat keputusan untuk menentukan massa jenis suatu zat cair berdasarkan strategi dalam memperkirakan letak dan besarnya tekanan yang sama pada pipa U.
Menentukan suatu tindakan
31A, 36B, 6C, 11D
3.4
Mengidentifikasi/memformulasikan pertanyaan sebagai bahan untuk mengetahui faktor utama yang mempengaruhi jarak jangkauan fluida pada tangki/bak yang berlubang
Memfokuskan pertanyaan
20A, 25B, 30C, 35D
Menganalisis kebenaran maupun kesalahan dari beberapa pernyataan tentang fluida ideal.
Menganalisis argument
16A, 21B, 26C, 31D
Menguji/memeriksa bagian yang dapat dipertimbangkan untuk dapat dipercaya dari sebuah hasil eksperimen tentang kecepatan dan jarak jangkauan sembuaran air pada tangki/botol yang berlubang.
Mempertimbangan kredibilitas sumber
18A, 23B, 28C, 33D
Menentukan kecepatan aliran zat cair dengan mempertimbangkan hasil observasi terhadap waktu yang diperlukan dalam pengisian tangki/bak dengan volume tertentu.
Mempertimbangkan hasil observasi
22A, 14B, 1C, 7D
Membuat kesimpulan kecepatan udara disekitar sayap pesawat berdasarkan syarat umum agar pesawat dapat terbang.
Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
17A*, 9B*, 5C*, 12D*
Menyimpulkan penampang mana yang memiliki tekanan dan kecepatan fluida terbesar berdasarkan beberapa penampang yang memiliki diameter berbeda.
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
36A, 27B, 8C, 27D
Mempertimbangkan definisi tentang Azas Bernoulli untuk menghitung tekanan pada salah suatu ujung pipa yang memiliki ketinggian berbeda.
Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
39A, 4B,
32C, 15D
Membuat keputusan untuk menentukan kecepatan aliran air berdasarkan strategi dalam mengukur kecepatan aliran air dengan menggunakan pipa venturimeter.
Menentukan suatu tindakan
26A*, 31B*, 39C*, 34D*
3.5
Mengidentifikasi/memformulasikan pertanyaan sebagai bahan untuk mengetahui faktor utama yang mempengaruhi pertambahan panjang/luas/volume benda yang dipanaskan.
Memfokuskan pertanyaan
25A, 30B, 35C, 40D
Menganalisis kebenaran maupun kesalahan dari beberapa pernyataan tentang azas Black
Menganalisis argument
21A*, 26B*,
60| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
KD Indikator Soal Sub Aspek Critical Thinking Skills
No. Soal
31C*, 36D*
Menguji/memeriksa bagian yang dapat dipertimbangkan untuk dapat dipercaya dari sebuah hasil eksperimen tentang faktor yang mempengaruhi kalor pada suatu zat.
Mempertimbangan kredibilitas sumber
23A, 28B, 33C, 38D
Menentukan skala suhu pada suatu termometer dengan mempertimbangkan hasil observasi terhadap skala yang ditunjukkan pada titik didih dan titik lebur es.
Mempertimbangkan hasil observasi
14A, 1B, 7C, 10D
Membuat kesimpulan kondisi yang terjadi pada suatu titik berdasarkan proses yang umum terjadi ketika suatu zat diberikan kalor yang ditunjukkan melalui grafik suhu-kalor
Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
9A, 5B,
12C, 3D
Menyimpulkan batang mana yang memiliki laju konduksi kalor terbesar berdasarkan beberapa batang besi yang memiliki luas penampang dan panjang berbeda.
Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
30A*, 19B*, 40C*, 4D*
Mempertimbangkan definisi tentang Azas Black untuk menghitung suhu campuran dari beberapa zat yang memiliki suhu awal berbeda
Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
19A, 38B, 4C, 29D
Membuat keputusan untuk menentukan suhu sambungan dari dua logam berdasarkan strategi dalam mengukur laju konduksi kalor.
Menentukan suatu tindakan
35A, 33B, 27C, 8D
3. Contoh Butir Soal a. Aspek : Memberikan penjelasan sederhana
Sub Aspek : Memfokuskan pertanyaan Indikator Soal : Mengidentifikasi/memformulasikan pertanyaan
sebagai bahan untuk mengetahui pengaruh momen inersia.
Contoh Item: Seorang siswa melakukan percobaan dengan menggelindingkan bola pejal, bola berongga, dan silinder pejal secara bersamaan pada bidang miring. Semua benda tersebut memiliki jari-jari dan massa yang sama serta tidak ada gangguan dari luar. Siswa tersebut ingin memprediksi mana yang lebih dahulu sampai di dasar. Pertanyaan yang dapat membantu siswa tersebut … . A. berapakah lengan momen dari benda tersebut? B. berapa momen kopel dari benda tersebut? C. berapa ketinggian dari bidang miring tersebut?
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |61
D. berapa momen gaya dari benda tersebut? E. berapa koefisien momen inersia benda tersebut? Alasan A. Semakin besar lengan momen semakin besar pula momen gaya
benda sehingga benda berotasi lebih cepat. B. Koefisien momen inersia mempengaruhi kecepatan benda.
Benda yang memiliki koefisien terkecil akan sampai terlebih dahulu.
C. Ketinggian bidang miring mempengaruhi kecepatan benda. Semua benda finish secara bersamaan karena menggelinding pada ketinggian yang sama.
D. Kopel yang bekerja pada sebuah benda dapat menyebabkan benda tersebut bergerak rotasi sehingga akan mempengaruhi kecepatan benda.
E. Momen gayalah yang menyebabkan benda berotasi sehingga akan mempengaruhi kecepatan benda.
Jawaban: E, Alasan: B
b. Aspek : memberikan penjelasan sederhana Sub Aspek : Menganalisis argument Indikator Soal : Menganalisis kebenaran maupun kesalahan dari suatu
pernyataan tentang kesetimbangan benda tegar dengan mengunakan syarat kesetimbangan rotasi
= 0) Contoh Item: Sebuah batang homogen AB panjangnya 4 m, sedangkan massanya 8 kg. Batang ini ditahan dengan tali BD yang mampu menahan sampai 70 N. Jika pada C diberi beban 4 kg dan batang menumpu tegak lurus pada dinding (g = 10 m/s2; sin 53 = 0,8; cos 53 = 0,6). Pernyataan berikut yang benar … . A. tali BD akan tetap putus walaupun di titik C tidak diberi beban. B. tali BD akan putus dimana tegangan sistem > tegangan
maksimumnya. C. tali BD tidak akan putus dimana tegangan sistem < tegangan
maksimumnya.
53
AC = ¼ AB
62| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
D. tali BD tidak akan putus dimana tegangan sistem = tegangan maksimumnya.
E. tanpa tali pun sistem akan tetap setimbang. Alasan A. Syarat kesetimbangan sistem tersebut adalah = 0 dengan
tegangan sistem = 62,5 N. B. Syarat kesetimbangan sistem tersebut adalah = 0 dengan
tegangan sistem = 70 N. C. Syarat kesetimbangan sistem tersebut adalah = 0 dengan
tegangan sistem = 72,5 N. D. Gaya topang engsel lebih besar dibandingkan dengan tegangan
tali BD. E. Gaya berat batang lebih besar dibandingkan dengan tegangan tali
BD. Jawaban:C, Alasan: A
c. Aspek : Membangun keterampilan dasar
Sub Aspek : Mempertimbangkan kredibilitas sumber Indikator Soal : Menguji/memeriksa bagian yang dapat
dipertimbangkan untuk dapat dipercaya dari sebuah hasil eksperimen pengaruh titik gaya terhadap gerakan benda tegar (momen gaya).
Contoh Item: Dari sebuah eksperimen rotasi benda tegar seperti pada gambar, diperoleh data seperti berikut. Garis Skala
yang Disentuh
Arah Sentuhan
Kecepatan Benda
Berputar
2 Ke depan Cepat Ke belakang Cepat
1 Ke depan Lambat Ke belakang Lambat
0 Ke depan Tidak bergerak Ke belakang Tidak bergerak
-1 Ke depan Lambat Ke belakang Lambat
-2 Ke depan Lambat Ke belakang Lambat
Bagian yang salah dari data di atas…
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |63
A. ketika karton disentuh pada skala -2, seharusnya kecepatannya cepat.
B. ketika arah sentuhan berbeda, seharusnya kecepatan karton berbeda pula.
C. ketika karton disentuh pada skala 2, seharusnya kecepatannya lambat.
D. ketika karton disentuh pada skala 0, seharusnya karton tetap bisa berputar.
E. ketika karton disentuh pada skala 1, seharusnya kecepatannya cepat
Alasan A. Semakin jauh jarak sentuhan ke pusat semakin lambat karton
berputar, karena momen gaya yang menyebabkan benda berputar semakin kecil.
B. Momen gaya yang menyebabkan karton berputar merupakan besaran vektor, sehingga arah putaran yang berbeda akan mempengaruhi kecepatan sudut karton.
C. Semakin jauh jarak sentuhan ke pusat semakin cepat karton berputar, karena momen gaya yang menyebabkan benda berputar semakin besar.
D. Semakin dekat jarak sentuhan ke pusat semakin cepat karton berputar, karena momen gaya yang menyebabkan benda berputar semakin besar.
E. Karena sistem dikenai gaya melalui sentuhan, seharusnya meskipun sentuhan diberikan di pusat, karton tetap berputar meskipun sedikit.
Jawaban: A, Alasan: C
d. Aspek : Membangun keterampilan dasar Sub Aspek : Mempertimbangkan hasil observasi Indikator Soal : Mengungkapkan alasan dari sebuah pengamatan
terhadap suatu peristiwa penerapan momentum sudut dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Item: Ketika kita mengamati seorang penari balet, ia berputar dengan kecepatan sudut dan momen inersia I. Agar penari tersebut
64| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
bergerak dengan kecepatan sudut yang lebih besar, yang harus dilakukan penari tersebut … . A. meregangkan lengannya agar momen inersianya lebih besar. B. menekuk kedua lengannya agar momen inersianya menjadi lebih
kecil. C. menekuk kedua lengannya agar momen inersianya menjadi lebih
besar. D. meregangkan kedua lengannya agar momen inersianya menjadi
lebih kecil. E. menekuk kedua kakinya agar lebih pendek. Alasan A. Momentum sudut penari adalah tetap, dengan menekuk tangan
mengakibatkan momen inersianya dan kecepatan sudut besar B. Dengan meregangkan tangan: momentum sudut dan momen
inersia semakin kecil, sehingga kecepatan sudut besar. C. Dengan meregangkan tangan: momentum sudut dan momen
inersia semakin besar sehingga kecepatan sudut besar. D. Dengan memendekkan badan: momentum sudut semakin besar
dan momen inersia kecil sehingga kecepatan sudut besar. E. Momentum sudut penari adalah tetap, dengan menekuk tangan
mengakibatkan momen inersia kecil dan kecepatan sudut besar. Jawaban: B, Alasan: E
e. Aspek : Menyimpulkan
Sub Aspek : Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi Indikator Soal : Membuat kesimpulan letak titik berat suatu bidang
berdasarkan pernyataan umum tentang titik berat. Contoh Item: Secara umum letak titik berat suatu benda berada pada resultan titik tangkap semua gaya berat yang bekerja pada setiap bidang penyusun benda tersebut. Gambar berikut adalah sebuah bidang homogen. Letak titik berat dari bidang tersebut terhadap sumbu X … cm. A. 4,0 B. 3,5 C. 3,0
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |65
D. 2,5 E. 2,0 Alasan A. Titik berat benda berada pada tengah-tengah bidang yaitu ½ x. B. Titik berat = dan = .
C. Titik berat benda merupakan gabungan dari titik berat persegi (y = ½ l), persegi (y = ½ l), dan segitiga (y = ½ t).
D. Titik berat benda merupakan gabungan dari titik berat persegi panjang (y = ½ l) dan segitiga (y = 1/3 t).
E. Titik berat bidang tak beraturan berada pada ½ t bidang tertinggi. Jawaban: E, Alasan: D
f. Aspek : Menyimpulkan
Sub Aspek : Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi Indikator Soal : Menyimpulkan benda yang mengalami
kesetimbangan labil/stabil/netral berdasarkan beberapa gambar kasus
Contoh Item: Perhatikan gambar berikut.
Benda-benda yang mengalami kesetimbangan labil… A. P, R, dan S. B. P, Q, dan S. C. Q dan R. D. P dan S. E. Q dan S. Alasan A. Keseimbangan labil merupakan keseimbangan yang dialami
benda apabila diberi gangguan tidak akan mempengaruhi titik setimbang benda.
B. Keseimbangan labil merupakan keseimbangan yang dialami benda apabila diberi gangguan benda tidak akan kembali ke posisi setimbangnya.
66| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
C. Keseimbangan labil merupakan keseimbangan yang dialami benda apabila diberi gangguan benda tidak akan bergerak.
D. Keseimbangan labil merupakan keseimbangan yang dialami benda apabila diberi gangguan benda akan bergerak dengan kecepatan konstan.
E. Keseimbangan labil merupakan keseimbangan yang dialami benda yang memiliki titik setimbang tetap.
Jawaban: D, Alasan: B
g. Aspek : Memberikan penjelasan lebih lanjut Sub Aspek : Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu
definisi Indikator Soal : Mempertimbangkan definisi hukum kekekalan
momentum sudut untuk menentukan solusi yang positif dan negatif atau solusi yang paling tepat dalam memecahkan masalah yang disajikan.
Contoh Item: Jika sistem benda yang sedang berotasi tidak mengalami momen gaya luar maka besarnya momentum sudut sistem benda tetap. Perhatikanlah peristiwa berikut. Cakram A yang momen inersianya IA =10 kg m2 berotasi pada kecepatan sudut sebesar 30 rad/s. Cakram B yang mula-mula diam dengan momen inersia IB = 5 kg m2 digabungkan pada sumbu yang sama dengan cakram pertama. Besar kecepatan sudut kedua cakram tersebut setelah keduanya bergabung… rad/s. A. 15 B. 20 C. 30 D. 45 E. 60 Alasan A.
= ( )
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |67
B.
C. = ( )( ) D. =
E. =
Jawaban: B, Alasan: B h. Aspek : Mengatur strategi dan taktik
Sub Aspek : Menentukan suatu tindakan Indikator Soal : Membuat keputusan untuk menentukan besarnya
percepatan sistem gerak rotasi dari suatu gambar peristiwa.
Contoh Item: Pada gambar disamping, katrol berupa sebuah silinder pejal dengan massa 4 kg dan jari-jari 4 cm. Sementara itu, massa A = 2 kg dan massa B = 8 kg (g = 10 m/s2). Jika sistem bergerak dan katrol ikut berputar, maka percepatan sistem…m/s2. A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5 Alasan A. =
B. =
C. =
D. =
E. =)
Jawaban: E, Alasan: A
4. Pedoman Penskoran Butir tes yang dikembangkan berbentuk two-tier multiple- yaitu tes
pilihan majemuk beralasan. Pedoman penskoran yang digunakan
B A
68| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
disajikan sebelumnya pada Tabel 11. Adapun contoh peskoran pada butir tes ditampilkan pada Tabel 18.
Tabel 18. Contoh Penskoran Butir Tes
No Jawaban Skor 1 Perhatikan gambar berikut.
Benda-benda yang mengalami kesetimbangan labil … . Jawaban: D. Benda P dan S Alasan : B. Karena keseimbangan labil merupakan
keseimbangan yang dialami benda apabila diberi gangguan benda tidak akan kembali ke posisi setimbangnya.
4
Jawaban: A, B, C atau E Alasan : B 3
Jawaban: D Alasan : A, C, D atau E 2
Jawaban: A, B, C atau E Alasan : A, C, D atau E 1
D. Creative Thinking Skills 1. Matriks Tes
Butir-butir tes creative thinking skills dibuat berdasarkan kisi-kisi dan matriks tes. Matriks tes dibuat terlebih dahulu dengan menentukan jumlah butir soal dan penempatannya. Butir tes dikembangkan dalam empat paket dengan 10 anchor item. Matriks tes dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Matrik Tes Creative Thinking Skills
Aspek Sub Aspek
Materi
Jum
lah
Kes
etim
bang
an
dan
Din
amik
a R
otas
i
Ela
stis
itas d
an
Huk
um H
ooke
Flui
da S
tatis
Flui
da D
inam
is
Suhu
dan
Kal
or
Kelancaran (Fluency)
Merumuskan Jawaban
1A, 1B, 1C, 1D
11A, 11B, 11C, 11D
21A, 21B, 21C, 21D
31A, 31B, 31C, 31D
41A, 41B, 41C, 41D
20
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |69
Aspek Sub Aspek
Materi
Jum
lah
Kes
etim
bang
an
dan
Din
amik
a R
otas
i
Ela
stis
itas d
an
Huk
um H
ooke
Flui
da S
tatis
Flui
da D
inam
is
Suhu
dan
Kal
or
Mengungkapkan Gagasan
2A, 2B, 2C, 2D
12A* 12B* 12C* 12D*
22A, 22B, 22C, 22D
32A, 32B, 32C, 32D
42A, 42B, 42C, 42D
17
Mengkritisi Objek atau situasi
3A*, 3B*, 3C*, 3D*
13A, 13B, 13C, 13D
23A, 23B, 23C, 23D
33A, 33B, 33C, 33D
43A, 43B, 43C, 43D
17
Keluwesan (Flexibility)
Melakukan penafsiran
4A, 4B, 4C, 4D
14A 14B 14C 14D
24A* 24B* 24C* 24D*
34A, 34B, 34C, 34D
44A, 44B, 44C,44D
17
Mencari alternatif jawaban
5A, 5B, 5C, 5D
15A* 15B* 15C* 15D*
25A, 25B, 25C, 25D
35A, 35B, 35C, 35D
45A, 45B, 45C, 45D
17
Mengkategorikan 6A, 6B,
6C, 6D
16A, 16B, 16C, 16D
26A, 26B, 26C, 26D
36A* 36B* 36C* 36D*
46A, 46B, 46C, 46D
17
Keaslian (Originality)
Merencanakan hal baru
7A, 7B, 7C, 7D
17A* 17B* 17C* 17D*
27A, 27B, 27C,27D
37A, 37B, 37C, 37D
47A, 47B, 47C, 47D
17
Penguraian (Elaboration)
Memecahkan masalah dengan prosedur terperinci
8A, 8B, 8C, 8D
18A, 18B, 18C, 18D
28A, 28B, 28C, 28D
38A, 38B, 38C, 38D
48A* 48B* 48C* 48D*
17
Mengembangkan gagasan
9A, 9B, 9C, 9D
19A* 19B* 19C* 19D*
29A, 29B, 29C, 29D
39A, 39B, 39C, 39D
49A, 49B, 49C, 49D
17
Menguji
10A* 10B* 10C* 10D*
20A* 20B* 20C* 20D*
30A, 30B, 30C, 30D
40A, 40B, 40C, 40D
50A, 50B, 50C, 50D
14
TOTAL 170 *Anchor item
70| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
2. Kisi-Kisi Pengembangan Tes Creative Thinking Skills Berdasarkan matriks, jumlah butir tes sebanyak 170 butir soal pilihan
majemuk beralasan yang mencakup lima materi pokok. Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kompetensi dasar dan rancangan matriks tes. Indikator soal dibuat berdasarkan aspek dan sub aspek creative thinking skills. Adapun kisi-kisi tes yang telah dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Kisi- Kisi Pengembangan Tes Creative Thinking Skills
KD Indikator Soal Sub Aspek Creative Thinking Skills
No Soal
3.1 Memisahkan permasalahan momen gaya pada benda tegar terhadap fakta-fakta yang disajikan
Merumuskan jawaban
1A 1B 1C 1D
Mengkonstruksi gagasan tentang torsi dengan lancar
Mengungkap-kan gagasan
2A 2B 2C 2D
Menilai kesalahan momen gaya yang ada pada sebuah benda
Mengkritisi objek atau situasi
3A 3B 3C 3D
Mendiagnosi sudut pandang momen inersia dalam kehidupan sehari-hari
Melakukan penafsiran
4A 4B 4C 4D
Merearasi pemecahan masalah perbandingan hukum kekekalan momentum dalam kehidupan sehari-hari
Mencari alternatif jawaban
5A 5B 5C 5D
Menyeleksi hukum kekekalan momentum sudut dalam kehidupan sehari-hari
Mengategori-kan 6A 6B 6C 6D
Merancang penyelesaian permasalahan benda tegar melalui percobaan titik berat dan keseimbangan
Merencana-kan hal baru
7A 7B 7C 7D
Merumuskan secara mendalam terhadap permasalahan yang menyangkut hukum kekekalan momentum sudut
Memecahkan masalah dengan prosedur terperinci
8A 8B 8C 8D
Membangunkan gagasan terhadap gerak rotasi dan kecepatan sudut dalam kehidupan sehari-hari
Mengembangkan gagasan
9A 9B 9C 9D
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |71
KD Indikator Soal Sub Aspek Creative Thinking Skills
No Soal
Membuat pemaknaan titik berat dan kesetimbangan melalui percobaan
Menguji 10A 10B 10C 10D
3.2 Mengevaluasi permasalahan elastisitas bahan terhadap fakta-fakta yang disajikan
Merumuskan jawaban
11A 11B 11C 11D
Mengkonstruksi gagasan tentang elastisitas bahan dengan lancar
Mengungkap-kan gagasan
12A 12B 12C 12D
Menilai kesalahan pada perubahan sifat elastis suatu bahan
Mengkritisi objek atau situasi
13A 13B 13C 13D
Mendiagnosis sudut pandang terhadap perbandingan modulus elastisitas dua bahan
Melakukan penafsiran
14A 14B 14C 14D
Merearasi pemecahan masalah regangan maksimum sebuah benda
Mencari alternatif jawaban
15A 15B 15C 15D
Menyeleksi hukum Hooke dalam kehidupan sehari-hari
Mengategori-kan 16A 16B 16C 16D
Merancang penyelesaian permasalahan regangan sebuah benda melalui percobaan
Merencana-kan hal baru
17A 17B 17C 17D
Merumuskan secara mendalam terhadap permasalahan yang modulus elastisitas suatu bahan
Memecahkan masalah dengan prosedur terperinci
18A 18B 18C 18D
Membangungkan gagasan terhadap susunan pegas secara seri dan paralel
Mengembangkan gagasan
19A 19B 19C 19D
Membuat percobaan mengenai Hukum Hooke Menguji 20A 20B 20C 20D
3.3 Memisahkan permasalahan terhadap fakta-fakta gaya apung yang disajikan sesuai dengan kehidupan sehari-hari
Merumuskan jawaban
21A 21B 21C 21D
72| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
KD Indikator Soal Sub Aspek Creative Thinking Skills
No Soal
Mengkonstruksi gagasan tentang tekanan hidrostatik dalam kehidupan
Mengungkap-kan gagasan
22A 22B 22C 22D
Menilai kesalahan suatu fenomena sehari-hari yang berkaitan dengan hukum Archimedes
Mengkritisi objek atau situasi
23A 23B 23C 23D
Mendiagnosis sudut pandang tentang kapilaritas pada fluida
Melakukan penafsiran
24A 24B 24C 24D
Merearasi pemecahan masalah terkait penerapan hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari
Mencari alternatif jawaban
25A 25B 25C 25D
Menyeleksi peristiwa Viskositas dalam kehidupan sehari-hari
Mengategori-kan 26A 26B 26C 26D
Merancang penyelesaian permasalahan menyelidiki tegangan permukaan dengan melakukan pecobaan
Merencana-kan hal baru
27A 27B 27C 27D
Merumuskan secara mendalam terhadap tekanan fluida cair
Memecahkan masalah dengan prosedur terperinci
28A 28B 28C 28D
Membangunkan gagasan mengenai prinsip zat apung
Mengembangkan gagasan
29A 29B 29C 29D
Membuat percobaan dengan memanfaatkan tekanan fluida
Menguji 30A 30B 30C 30D
3.4 Memisahkan permasalahan hukum Bernoulli terhadap kehidupan sehari-hari
Merumuskan jawaban
31A 31B 31C 31D
Mengkonstruksi gagasan tentang Penerapan hukum Bernoulli dalam kehidupan
Mengungkap-kan gagasan
32A 32B 32C 32D
Menilai kesalahan penerapan azas Bernoulli dalam suatu teknologi
Mengkritisi objek atau situasi
33A 33B 33C 33D
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |73
KD Indikator Soal Sub Aspek Creative Thinking Skills
No Soal
Mendiagnosis sudut pandang penerapan azas kontinuitas dalam kehidupan sehari-hari
Melakukan penafsiran
34A 34B 34C 34D
Merearasi pemecahan azas kontinuitas dalam kehidupan sehari-hari
Mencari alternatif jawaban
35A 35B 35C 35D
Menyeleksi prinsip fluida ideal dalam kehidupan sehari-hari
Mengategori-kan 36A 36B 36C 36D
Merancang penyelesaian permasalahan gaya Bernoulli dengan menggunakan percobaan
Merencana-kan hal baru
37A 37B 37C 37D
Merumuskan secara mendalam terhadap permasalahan hukum Bernoulli
Memecahkan masalah dengan prosedur terperinci
38A 38B 38C 38D
Membangunkan gagasan terhadap konsep Azas Kontinuitas dan Azas Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari
Mengembangkan gagasan
39A 39B 39C 39D
Membuat penerapan hukum Bernoulli melalui percobaan
Menguji 40A 40B 40C 40D
3.5 Memisahkan permasalahan wujud zat dan perubahan suhu terhadap grafik yang disajikan
Merumuskan jawaban
41A 41B
411C 41D
Lancar mengungkapkan gagasan tentang Azas Black dalam kehidupan sehari-hari
Mengungkap-kan gagasan
42A 42B 42C 42D
Menilai kesalahan dalam konsep perpindahan panas secara konduksi, konveksi, maupun radiasi
Mengkritisi objek atau situasi
43A 43B 43C 43D
Mendiagnosis sudut pandang perubahan suhu secara konduksi, konveksi, maupun radiasi
Melakukan penafsiran
44A 44B 44C 44D
Merearasi pemecahan masalah skala temperatur sebagai satuan alat ukur
Mencari alternatif jawaban
45A 45B 45C 45D
74| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
KD Indikator Soal Sub Aspek Creative Thinking Skills
No Soal
Menyeleksi peristiwa pemuaian zat padat dalam kehidupan sehari-hari
Mengategori-kan 46A 46B 46C 46D
Merancang penyelesaian permasalahan dengan melakukan percobaan untuk membuktikan pemuaian pada gas
Merencana-kan hal baru
47A 47B 47C 47D
Merumuskan secara mendalam terhadap azas Black dealam permasalahan sehari-hari
Memecahkan masalah dengan prosedur terperinci
48A 48B 48C 48D
Membangunkan gagasan terhadap suhu dan perubahan wujud suatu zat
Mengembangkan gagasan
49A 49B 49C 49D
Membuat percobaan untuk memberi makna konduktivitas panas
Menguji 50A 50B 50C 50D
3. Contoh Butir Soal a. Aspek : Fluency (Kelancaran)
Sub Aspek : Merumuskan jawaban Indikator Soal : Menjawab sejumlah pertanyaan dengan sejumlah
fakta Contoh Item: Perhatikan beberapa fakta berikut
i. Momen gaya berbanding lurus dengan lengan momen gaya ii. Momen gaya berbanding lurus dengan gaya pada batang
iii. Momen gaya berbanding terbalik dengan gaya pada batang iv. Momen gaya berbanding terbalik dengan ketebalan batang v. Momen gaya berbanding terbalik dengan sudut yang dibentuk
gaya dan lengan momen Fakta yang tepat tentang momen gaya… A. i dan ii B. i dan iii C. ii dan iii D. ii dan iv E. iii dan v Alasan
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |75
A. Momen gaya yang semakin besar menyebabkan benda memiliki gaya yang lebih kecil
B. Semakin panjang lengan semakin besar momen gaya yang dihasilkan
C. Semakin tebal batang, semakin besar momen gaya yang dihasilkan
D. Semakin kecil lengan momen, maka momen gaya semakin besar, sehingga gaya yang dibutuhkan semakin kecil
E. Momen gaya untuk sudut diantara gaya dengan lengan sebesar 180o lebih besar dibanding jika sudutnya sebesar 90o
Jawaban: A, Alasan: B
b. Aspek : Fluency (Kelancaran) Sub Aspek : Mengungkapkan gagasan Indikator Soal : Lancar mengungkapkan gagasan Contoh Item: Torsi menunjukkan kemampuan sebuah gaya untuk membuat benda melakukan gerak rotasi. Dalam kehidupan sehari-hari di bengkel, pak montir sering menggunakan peralatan seperti tang atau kunci inggris untuk memutar baut apabila tidak ada obeng, apakah yang terjadi apabila fungsi obeng digantikan oleh kedua alat tersebut … . A. memutar baut lebih mudah menggunakan tang B. memutar baut lebih mudah menggunakan kunci inggris C. memutar baut dengan tang ataupun kunci inggris sama
mudahnya dibandingkan menggunakan obeng D. kemudahan memutar baut bergantung kepada bahan alat E. tang dan kunci inggris tidak berfungsi sebagai alat untuk
memutar Alasan A. Lengan yang dimiliki oleh tang lebih panjang sehingga
menghasilkan gaya lebih besar B. Lengan yang dimiliki oleh kunci inggris lebih panjang sehingga
menghasilkan gaya lebih besar C. Obeng, tang dan kunci inggris dapat digunakan untuk fungsi
yang sama D. Kunci inggris berbahan alumunium lebih mudah untuk memutar
benda dibandingkan kunci inggris berbahan besi
76| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
E. Fungsi tang dan kunci inggris untuk menggerakan benda secara translasi sementara obeng untuk menggerakkan benda secara rotasi
Jawaban: B, Alasan: B
c. Aspek : Fluency (Kelancaran) Sub Aspek : Mengkritisi objek atau situasi Indikator Soal : Melihat kesalahan dari suatu obyek Contoh Item: Pernyataan yang sesuai dari sebuah giroskop … .
A. berfungsi sebagai alat penunjuk keberadaan bintang B. pusat massa berada di tiang penyangga C. momen gaya di tengah piringan bernilai maksimum D. momen gaya di tengah piringan bernilai 0 E. jika letak giroskop berubah, maka sumbu yang menyusunya akan
berubah Alasan A. Tanpa adanya tiang penyangga, maka giroskop akan jatuh B. Karena terletak ditengah perpotongan 2 lingkaran, maka momen
gayanya menjadi maksimum C. Karena nilai pusat massa, sumbu ada di 0, berarti momen
gayanya 0 D. Apabila diputar dengan cepat, maka momen gayanya menjadi
maksimum E. Lingkaran yang mengelilingi giroskop berfungsi sebagai garis
pandang terhadap bintang Jawaban: D, Alasan: C
d. Aspek : Flexibility (Keluwesan) Sub Aspek : Melakukan penafsiran Indikator Soal : Memberikan sudut pandang Contoh Item:
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |77
Sebuah hula hop memiliki momen inersia sebesar I=MR2 sementara apabila hula hop memiliki massa yang penuh, berrbentuk lingkaran pejal maka momen inersianya menjadi setengahnya, berapa perbandingan momen inersia antara hula hop penuh dengan hula hop normal apabila jari-jari hula hop diperbesar 4 kalinya … . A. 1:4 B. 1:8 C. 1:16 D. 4:1 E. 8:1 Alasan A. Massa suatu benda yang berubah menyebabkan momen
inersianya berubah B. Jari-jari suatu benda yang berubah menyebabkan momen
inersianya berubah C. Momen inersia lingkaran kosong lebih kecil daripada lingkaran
pejal D. Momen inersia sebuah benda tidak bergantung kepada sumbu
rotasinya E. Momen inersia sebuah benda selalu sama Jawaban: E, Alasan: E
e. Aspek : Flexibility (Keluwesan)
Sub Aspek : Mencari alternatif jawaban Indikator Soal : Memikirkan cara memecahkan masalah Contoh Item: Seorang atlit seluncur es berseluncur dengan bebas di arena es. Kemudian suatu ketika dia berhenti untuk berputar pada porosnya, tindakan yang harus dia lakukan supaya perputaran sudutnya lebih cepat dari semula … . A. mengambil ancang-ancang lebih lama sebelum berputar pada
porosnya B. berputar pada porosnya dengan meregangkan tangan C. berputar pada porosnya dengan tangan mengatup di dada D. berputar pada porosnya dengan menggunakan 2 kaki E. melompat sebelum melakukan putaran pada porosnya Alasan
78| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
A. Ancang-ancang yang dibangun berfungsi untuk menambah momentum sudut awal
B. Berputar dengan meregangkan tangan membuat aliran angin membantu putaran
C. Berputar dengan 2 kaki membuat momen inersia lebih besar, sehingga mampu berputar lebih cepat
D. Berputar dengan tangan di dada momen inersia meningkat sehingga momentum sudut meningkat
E. Dengan melompat maka atlit memberi tekanan untuk berputar pada porosnya sehingga bisa lebih cepat
Jawaban: C, Alasan: D
f. Aspek : Flexibility (keluwesan) Sub Aspek : Mengkategorikan Indikator Soal : Menggolongkan hal-hal menurut pembagian kategori
yang berbeda Contoh Item: Diberikan beberapa fenomena sehari-hari
i. Pemain skateboard menaruh tangan disamping agar gerak putarnya lebih cepat
ii. Penari ballet berdiri diatas dua kaki agar gerak putarnya lebih cepat
iii. Atlit lompat indah membungkukkan badannya agar lompatannya lebih cepat
iv. Bumi berubah kecepatannya karena banyak esnya yang mencair Fenomena diatas yang merupakan penerapan hukum kekekalan momentum sudut … . A. i dan ii B. i dan iii C. ii dan iii D. ii dan iv E. iii dan iv Alasan A. Berkurangnya es berakibat kepada massa jenisnya berkurang B. Besarnya kelajuan rotasi sebanding dengan panjang sumbu rotasi C. Besarnya kelajuan rotasi berbanding terbalik dengan momen
inersianya
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |79
D. Hukum momentum kekekalan sudut bergantung kepada luas penampang
E. Hukum momentum kekekalan sudut bergantung kepada waktu Jawaban: E, Alasan: C
g. Aspek : Originality (keaslian)
Sub Aspek : Merencanakan hal baru Indikator Soal : Menyelesaikan permasalahan yang baru Contoh Item: Rancanglah sebuah percobaan untuk membuktikan titik berat benda dengan menggunakan karton, gunting, pelubang kertas, pemberat, dan seutas tali A. Karton dipotong dan dilubangi beberapa bagian berbeda
kemudian digantungkan tali dengan pemberat B. Karton dipotong dengan ukuran berbeda kemudian dilubangi
setiap tengahnya dan setiap lubangnya dimasuki seutas tali yang diberi pemberat
C. Karton dipotong sembarangan kemudian dilubangi tengahnya dan dimasukkan tali yang digantungi oleh pemberat
D. Karton dilubangi di sisi tengah bagian bawahnya kemudian digantungkan dengan diberi pemberat di lubang karton tersebut
E. Karton dilubangi disetiap sisinya kemudian disetiap sisinya diberi pemberat yang masing-masing digantung dengan potongan tali yang pendek
Alasan A. Karton dipotong kecil-kecil untuk mengetahui apakah titik berat
karton setelah dipotong kecil-kecil sama letaknya dengan sebelum dipotong
B. Dengan membedakan letak lubang dalam potongan kertas, dapat digunakan untuk membedakan mana titik beratnya yang sesuai
C. Karton dipotong sembarangan tetapi tetap diberi pemberat ditengahnya untuk melihat apakah berat karton masih di tengahnya
D. Bawah karton dilubangi dan diberi pemberat untuk melihat apakah titik yang dibawah karton merupakan titik untuk menahan berat karton
80| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
E. Pemberat karton yang dipasang terpisah di setiap sisinya memiliki fungsi agar karton dapat bertahan dengan posisinya
Jawaban: A, Alasan: B h. Aspek : Elaboration (penguraian)
Sub Aspek : Memecahkan masalah dengan prosedur terperinci Indikator Soal : Mencari arti lebih mendalam terhadap pemecahan
suatu masalah Contoh Item: Seseorang duduk diatas kursi yang dapat berputar dengan kecepatan sudut 3,72 rad/s dan momen inersianya 5,0 kg.m2. Ketika sedang berputar dengan kursinya, pria itu menarik tangan mendekatinya sehingga momen inersianya berkurang setengahnya. Berapakah kecepatan sudut yang dimilikinya setelah dia menarik tangannya … kg.m2/s. A. 8,7 B. 9,3 C. 17,4 D. 18,6 E. 25,0 Alasan A. Momentum sudut total benda yang berotasi tetap konstan jika
torsi yang bekerja sama dengan nol B. Momentum sudut total benda yang berotasi tetap konstan jika
torsi yang bekerja sama lebih besar dari nol C. Momentum sudut total benda yang berotasi jika torsi yang
bekerja lebih kecil dari nol D. Momentum sudut total benda yang berotasi memiliki pola
lambat, cepat, memiliki kecepatan maksimum, kemudian melambat dan berhenti
E. Momentum sudut total benda yang berotasi memiliki pola melambat setelah berputar di keadaan awal
Jawaban: D, Alasan: A i. Aspek : Elaboration (penguraian)
Sub Aspek : Mengembangkan gagasan Indikator Soal : Memperkaya gagasan orang lain
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |81
Contoh Item: Pernyataan yang benar tentang sebuah roda yang menggelinding tanpa selip … . A. Roda hanya mengalami gerak translasi B. Roda hanya mengalami gerak rotasi C. Roda mengalami gerak translasi dan rotasi D. Hanya bekerja kecepatan sudut roda E. Gerak roda tidak dipengaruhi gravitasi Alasan A. Gerak maju yang dialami roda termasuk kedalam gerak translasi B. Gerak maju yang dialami roda tidak hanya translasi namun juga
berrotasi C. Percepatan sudut pada roda bekerja secara maksimal akibatnya
tidak terjadi selip D. Gaya gravitasi dapat mengakibatkan roda mengalami hambatan E. Sudut yang ada didalam roda memiliki kecepatan yang
membuatnya dapat bergerak Jawaban: C, Alasan: B
j. Aspek : Elaboration (penguraian)
Sub Aspek : Menguji Indikator Soal : Mencoba membuat sesuatu hal yang baru Contoh Item:
Cara untuk menentukan titik berat dari percobaan di atas … . A. menggantungkan benang dengan paku sebagai pemberat untuk
masing-masing titik, akan ketemu persilangannya sebagai titik beratnya
B. titik berat dapat ditemukan dengan menali beberapa benang sekaligus yang berporos kepada masing-masing titik
82| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
C. titik berat dapat ditemukan dengan menguji semua titik dengan membebankan paku dan mengamati perbedaannya
D. membuat garis dengan benang untuk pasangan titik c dengan e dan a dengan d kemudian b dengan d, diambil titik perpotongannya
E. membuat garis dengan benang untuk pasangan titik C dengan D dan A dengan E, kemiudian menghubungkan benang, titik berat berada pada garis yang baru
Alasan A. Titik berat selalu berada di tengah benda tidak membedakan
bentuk bendanya B. Titik berat menyesuaikan kepada pemberat, berbeda pemberat
yang digunakan untuk menguji, memiliki perbedaan terhadap titik berat meskipun hanya sedikit
C. Dari percobaan dapat dilihat, perbedaan titik yang dibuat sebagai patokan menimbulkan perbedaan pada titik beratnya
D. Titik berat setiap benda berbeda karena ada benda yang simetris dan ada benda yang sembarangan
E. Titik berat sebuah benda bergantung kepada jenis bendanya, titik berat besi lebih besar daripada titik berat plastik
Jawaban: D, Alasan: A
4. Pedoman Penskoran Butir tes yang dikembangkan berbentuk two-tier multiple-choice
yaitu tes pilihan majemuk beralasan. Pedoman penskoran yang digunakan disajikan sebelumnya pada Tabel 10. Adapun contoh peskoran pada butir tes ditampilkan pada Tabel 21.
Tabel 21. Contoh Penskoran Butir Tes No Jawaban Skor 1
Cara untuk menentukan titik berat dari percobaan di atas … . Jawaban: D. Dengan cara Membuat garis dengan benang
untuk pasangan titik C dengan E dan A
4
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |83
dengan D kemudian B dengan D, diambil titik perpotongannya
Alasan : A. Karena titik berat selalu berada di tengah benda tidak membedakan bentuk bendanya
Jawaban: B, C, D atau E Alasan : A 3
Jawaban: D Alasan : A, C, D atau E 2
Jawaban: B, C, D atau E Alasan : A, C, D atau E 1
E. Problem Solving Skills 1. Matriks Tes
Butir-butir tes problem solving skills dibuat berdasarkan kisi-kisi dan matriks tes. Matriks tes dibuat terlebih dahulu dengan menentukan jumlah butir soal dan penempatannya. Butir tes dikembangkan dalam empat paket dengan 9 anchor item. Matriks tes dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Matriks Tes Problem Solving Skills
Aspek Sub Aspek
Materi
Jum
lah
Kes
etim
bang
an
dan
Din
amik
a R
otas
i
Ela
stis
itas d
an
Huk
um H
ooke
Flui
da S
tatis
Flui
da D
inam
is
Suhu
dan
Kal
or
Identifikasi
Mengidentifikasi
1A, 7B,
30C, 45D
10A, 29B, 23C, 44D
12C, 19A,
8B, 7D
28A, 44B, 6C, 8D
15B, 37A, 36C, 9D
20
Membedakan
2A, 11B, 1C, 6D
11A, 22B, 31C, 40D
20A, 27B, 32C, 43D
29A, 32B, 33C, 3D
38A, 21B, 7C, 19D
20
Rencana
Merencanakan
3A*, 12B*, 20C*, 37D*
12A, 35B, 44C, 13D
21A*, 17B*, 29C*, I6D*
30A*, 16B*, 15C*, 15D*
39A, 37B, 14C, 33D
11
Merumuskan
4A, 23B, 28C, 28D
13A, 1B,
22C, 17D
22A, 41B, 21C, 29D
31A, 10B, 41C, 24D
45B, 35C, 40A, 32D
20
Pelaksanaan Mengurutkan
34B, 14D, 5A, 45C
14A, 30B, 2C, 22D
23A, 9C,
19B, 4D
32A, 36B, 25C, 2D
41A, 38B, 24C, 1D
20
84| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
Tabel 22. Matriks Tes Problem Solving Skills
Aspek Sub Aspek
Materi
Jum
lah
Kes
etim
bang
an
dan
Din
amik
a R
otas
i
Ela
stis
itas d
an
Huk
um H
ooke
Flui
da S
tatis
Flui
da D
inam
is
Suhu
dan
Kal
or
Menghubungkan
5B, 6A, 19C, 39D
15A, 6B,
27C, 5D
24A, 9B,
26C, 26D
33A, 2B,
13C, 20D
42A*, 25B*, 37C*, 23D*
17
Mengaplikasikan
7A, 18B, 11C, 21D
16A, 24B, 10C, 27D
25A, 17C, 40B, 34D
34A, 42B, 5C, 11D
43A, 14B, 8C, 18D
20
Evaluasi
Memeriksa
8A, 20B, 34C, 42D
17A, 4B,
18C, 35D
3C, 12D, 26A, 28B,
43B, 39C, 35A, 30D
44A, 33B, 38C, 31D
20
Mengkritisi
9A*, 26B*, 4C*, 36D*
18A*, 31B*, 43C*, 41D*
27A*, 3B*, 42C*, 38D*
36A*, 13B*, 40C*, 25D*
45A*, 39B*, 16C*, 10D*
5
TOTAL 153 2. Kisi-Kisi Pengembangan Tes Problem Solving Skills
Berdasarkan matriks, jumlah butir tes sebanyak 153 butir soal pilihan majemuk beralasan yang mencakup lima materi pokok. Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kompetensi dasar dan rancangan matriks tes. Indikator soal dibuat berdasarkan aspek dan sub aspek problem solving skills. Adapun kisi-kisi tes yang telah dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Kisi-Kisi Pengembangan Tes Problem Solving Skills
KD Indikator Soal Sub Aspek
Problem Solving Skills
Nomor Soal
3.1 4.1
Mengidentifikasi nilai variabel momen gaya Mengidentifikasi 1A, 78, 30C, 45D
Membedakan nilai konstanta terbesar dan terkecil suatu bahan
Membedakan 2A, 11B, 1C, 6D
Merencanakan langkah percobaan yang tepat Merencanakan 3A, 12B, 20C, 37D
Merumuskan Hipotesis terkait konsep kesetimbangan benda tegarMenentukan urutan sifat keseimbangan benda
Merumuskan 4A, 23B, 28C, 37D
Menentukan urutan sifat keseimbangan benda Mengurutkan 5A, 34B,
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |85
KD Indikator Soal Sub Aspek
Problem Solving Skills
Nomor Soal
45C, 14D Menghubungkan variabel-variabel dalam kesetimbangan benda tegar untuk menyelesaikan secara multipresentasi
Menghubungkan 6A, 5B, 19C, 39D
Mengaplikasikan informasi data kedalam solusi hukum kekekalan momentum
Mengaplikasikan 7A, 18B, 11C, 21D
Memeriksa pernyataan yang benar terkait dengan percepatan tangensial pada gerak rotasi
Memeriksa 8A, 20B, 34C, 42D
Menilai solusi yang diperoleh terkait materi titik berat benda
Menilai 9A, 26B, 4C, 36D
3.2 4.2
Mengidentifikasi Beda elastisitas pada benda dalam kehidupan sehari-hari
Mengidentifikasi 10A, 29B, 23C, 44D
Membedakan nilai konstanta terbesar dan terkecil suatu bahan
Membedakan 11A, 22B, 31C, 40D
Merencanakan langkah percobaan elastisitas dan Hukum Hooke yang tepat
Merencanakan 12A, 35B, 44C, 13D
Merumuskan solusi yang tepat terkait elastisitas bahan
Merumuskan 13A, 1B, 22C, 17D
Menentukan urutan terbesar dan terkecil elastisitas suatu benda
Mengurutkan 14A, 30B, 2C, 22D
Menghubungkan informasi data yang ditampilkan kedalam solusi terkait hokum Hooke
Menghubungkan 15A, 6B, 27C, 5D
Mengaplikasikan informasi data kedalam bentuk persamaan solusi terkait susunan pegas
Mengaplikasikan 16A, 24B, 10C, 27D
Memeriksa pernyataan yang benar terkait dengan elastisitas
Memeriksa 17A, 4B, 18C, 35D
Menilai solusi yang diperoleh terkait pertambahan panjang benda
Menilai 18A, 31B, 43C, 41D
3.3 4.3
Mengidentifikasi Hukum Archimedes dan bagaimana hubungannya dengan variabel yang mempengaruhinya
Mengidentifikasi
19A, 8B, 12C, 7D
Membedakan konsep Archimedes melalui hasil Percobaan
Membedakan 20A, 27B, 32C, 43D
Merencanakan langkah percobaan Archimedes dengan tepat
Merencanakan 21A, 17B, 29C, 16D
Merumuskan Hipotesis terkait prinsip fluida statis dalam kehidupan sehari-hari
Merumuskan 22A, 41B, 21C, 29D
Mengurutkan perubahan volume benda cair terkait Hukum Archimedes
Mengurutkan 23A, 19B, 9C, 4D
Menghubungkan data yang diberikan untuk mencari solusi dari materi tekanan hidrostatis
Menghubungkan
24A, 9B, 26C, 26D
Mengaplikasikan informasi data untuk menemukan solusi terkait Hukum Pascal
Mengaplikasikan 25A, 40B, 17C, 34D
Memeriksa keseuaian hasil akhir dengan konsep yang ada terkait
Memeriksa 26A, 28B, 3C, 12D
Menilai solusi yang diperoleh terkait materi gaya Archimedes benda
Menilai 27A, 3B, 42C, 38D
86| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
KD Indikator Soal Sub Aspek
Problem Solving Skills
Nomor Soal
3.4 4.4
Mengidentifikasi penerapan fluida dinamis dalam kehidupan sehari-hari
Mengidentifikasi 28A, 44B, 6C, 8D
Dengan disajikan data peserta didik bisa membedakan terkait debit fluida
Membedakan 29A, 32B, 33C, 3D
Merencanakan langkah percobaan yang tepat Merencanakan 30A, 16B, 15C,15D
Merumuskan hipotesis yang tepat terkait tekanan hidrostatis
Merumuskan 31A, 10B, 41B, 24D
Mengurutkan laju aliran fluida dinamis Mengurutkan 32A, 36B, 25C, 2D
Menghubungkan data yang diberikan untuk menentukan nilai tekanan pada dasar tabung
Menghubungkan 33A, 2B, 13C, 20D
Mengaplikasikan formulasi fluida dinamis terkait materi asas Bernoulli
Mengaplikasikan 34A ,42B, 5C, 11D
Memeriksa pernyataan yang tepat terkait penerapan fluida dinamis dalam kehidupan teknologi
Memeriksa 35A, 43B, 39C, 30D
Menilai solusi yang diberikan terkait asas kontinuitas
Menilai 36A, 13B, 40C, 25D
3.5 4.5
Mengidentifikasi contoh perpindahan panas dalam kehidupan sehari-hari
Mengidentifikasi 37A, 15B, 36C, 9D
Membedakan nilai kalor beku terbesar dan terkecil suatu benda.
Membedakan 38A, 21B, 7C, 19D
Merencanakan solusi persamaan yang tepat terkait Pemuaian benda
Merencanakan 39A, 37B, 14C, 33D
Merumuskan hipotesis percobaan melalui data percobaan
Merumuskan 40A, 45B, 35C, 32D
Menentukan urutan yang merupakan proses pemuaian
Menentukan 41A, 38B, 24C, 1D
Menghubungkan data yang diberikan untuk menemukan hubungan antar panjang dan pertambahan suhu
Menghubungkan 42A, 25B, 37C, 23D
Mengaplikasikan informasi data yang tertampil kedalam persamaan solusi terkait Kapasitas Panas
Mengaplikasikan 43A, 14B, 8C, 18D
Memeriksa kesesuaian hasil akhir dengan konsep yang ada terkait kalor
Memeriksa 44A, 33B, 38C, 31D
Menilai solusi yang diperoleh terkait materi Asas Black
Menilai 45A, 39B, 16C, 10D
3. Contoh Butir Soal a. Aspek : Identifikasi
Sub Aspek : Mengidentifikasi Indikator Soal : Mengidentifikasi nilai variabel momen gaya Contoh Item:
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |87
Sebuah cakram berjari-jari 45 cm dapat berputar pada sebuah poros mendatar. Di sekeliling cakram dililitkan seutas tali. Ujung tali ditarik dengan gaya yang besarnya tetap sebesar 20 N. Besar momen gaya pada cakram … N.m. A. 9 B. 45 C. 90 D. 450 E. 900 Alasan A. Momen gaya merupakan hasil kali lengan momen kuadrat dan
besar gaya B. Momen gaya merupakan hasil kali lengan momen dan besar gaya C. Momen gaya merupakan hasil kali lengan momen dan besar gaya
kuadrat D. Momen gaya merupakan hasil bagi lengan momen dan besar gaya E. Momen gaya merupakan hasil bagi besar gaya dan lengan momen Jawaban: A, Alasan: B
b. Aspek : Identifikasi
Sub Aspek : Membedakan Indikator Soal : Membedakan nilai konstanta terbesar dan terkecil
suatu bahan Contoh Item: Sebuah percobaan gerak sebuah kaleng bersoda kosong dan sebuah kaleng bersoda terisi penuh menuruni suatu bidang miring. Jika kedua kaleng minuman ini dilepaskan dari keadaan diam pada jarak yang sama pada bidang miring, pernyataan yang benar … . A. kaleng bersoda kosong mencapai lantai terlebih dulu daripada
kaleng bersoda penuh B. kedua kaleng mencapai lantai secara bersamaan C. kaleng bersoda penuh mencapai lantai terlebih dahulu daripada
kaleng bersoda kosong D. kaleng bersoda kosong memiliki waktu lebih cepat untuk sampai
ke lantai E. kaleng bersoda kosong tidak bergerak Alasan
88| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
A. Semakin kecil momen inersia benda untuk berotasi maka makin cepat benda itu menggelinding menuruni suatu bidang miring
B. Semakin besar momen inersia benda untuk berotasi maka makin cepat benda itu menggelinding menuruni suatu bidang miring
C. Semakin kecil momen gaya benda untuk berotasi maka makin cepat benda itu menggelinding menuruni suatu bidang miring
D. Semakin besar momen gaya benda untuk berotasi maka makin cepat benda itu menggelinding menuruni suatu bidang miring
E. Besar momen inersia benda untuk berotasi sebanding dengan cepat benda itu menggelinding menuruni suatu bidang miring
Jawaban: C, Alasan: A
c. Aspek : Rencana Sub Aspek : Merencanakan Indikator Soal : Merencanakan langkah percobaan yang tepat Contoh Item: Perhatikan pernyataan berikut ini I. Memberi benang pada tepat tengah-tengah besi sampai seimbang II. Memberi beban pada ujung kiri dan kanan besi tersebut III. Mengukur massa beban yang akan digunakan IV. Menyeimbangkan beban pada ujung kiri dan kanan besi tersebut V. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan VI. Mengikat benang pada ujung statif Langkah yang tepat dari percobaan yang tepat … . A. I, II, III, IV, V dan VI B. I, IV, III, II, VI dan V C. IV, VI, III, I, II dan V D. III, I, VI, II, IV dan V E. III, VI, I, IV, II, dan V Alasan A. 0, = 0, = 0 B. = 0, 0, = 0 C. = 0, = 0, 0 D. 0, 0, 0 E. = 0, = 0, = 0 Jawaban: D, Alasan: E
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |89
d. Aspek : Rencana Sub Aspek : Merumuskan Indikator Soal : Merumuskan Hipotesis terkait konsep kesetimbangan
benda tegar Contoh Item: Jika adalah resultan gaya dan adalah resultan momen gaya, maka syarat kesetimbangan benda tegar ... . A. = 0, = 0 B. 0, = 0 C. = 0, 0 D. 0, 0 E. > 0, < 0 Alasan A. Karena suatu benda tegar berada dalam keadaan bergerak dan
resultan gaya pada benda tidak sama dengan nol, serta torsi terhadap titik sembarang yang dipilih sebagai poros sama dengan nol .
B. Karena suatu benda tegar berada dalam keadaan bergerak dan resultan gaya pada benda tidak sama dengan nol, serta torsi terhadap titik sembarang yang dipilih sebagai poros tidak sama dengan nol.
C. Karena suatu benda tegar berada dalam keadaan bergerak dimana resultan gaya pada benda lebih besar dari nol, serta torsi terhadap titik sembarang yang dipilih sebagai poros lebih kecil dari nol.
D. Karena suatu benda tegar berada dalam keadaan diam dan resultan gaya pada benda sama dengan nol, serta torsi terhadap titik sembarang yang dipilih sebagai poros tidak sama dengan nol.
E. Karena suatu benda tegar berada dalam keadaan diam dan resultan gaya pada benda sama dengan nol, serta torsi terhadap titik sembarang yang dipilih sebagai poros sama dengan nol
Jawaban: A, Alasan: E
e. Aspek : Pelaksanaan Sub Aspek : Mengurutkan Indikator Soal : Menentukan urutan sifat keseimbangan benda
90| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
Contoh Item:
(1) (2) (3) (4) Dari gambar di atas urutan benda yang mengalami keseimbangan dari yang paling stabil ke yang paling labil ... . A. (2), (3), (4), dan (1) B. (1), (4), (3), dan (2) C. (4), (1), (3), dan (2) D. (4), (1), (2), dan (3) E. (1), (4), (2), dan (3) Alasan A. Semakin jauh titik berat dari titik tumpu, keseimbangan benda
semakin tidak stabil B. Semakin dekat titik berat dari titik tumpu, keseimbangan benda
semakin tidak stabil C. Semakin jauh titik berat dari titik tumpu, keseimbangan benda
semakin stabil D. Semakin besar alas sebuah benda, keseimbangannya semakin
tidak stabil E. Semakin kecil alas sebuah benda, keseimbangan benda semakin
stabil Jawaban: D, Alasan: A
f. Aspek : Pelaksanaan
Sub Aspek : Menghubungkan Indikator Soal : Menghubungkan variabel-variabel dalam
kesetimbangan benda tegar untuk menyelesaikan secara multipresentasi
Contoh Item: Seorang pemain ski berputar dengan tangan terentang pada kecepatan sudut sebesar 2 putaran per sekon di atas lantai licin dengan momen inersia (I) sebesar 5 kg m2. Kemudian kedua tangannya dilipat menyilang di dadanya. Pasangan yang mungkin dari dan I pada kondisi akhir tersebut … .
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |91
(Putaran per sekon)
I (Kg m2)
A. 5 50 B. 10 25 C. 15 30 D. 20 25 E. 30 20
Alasan A. Jika tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada benda, maka
momentum sudut akan bertambah B. Jika tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada benda, maka
momentum sudut akan berkurang C. Jika tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada benda, maka
momentum sudut adalah tetap D. Jika terdapat momen gaya luar yang bekerja pada benda, maka
momentum sudut adalah tetap E. Jika terdapat momen gaya luar yang bekerja pada benda, maka
momentum sudut akan bertambah Jawaban: B, Alasan: D
g. Aspek : Pelaksanaan
Sub Aspek : Mengaplikasikan Indikator Soal : Mengaplikasikan informasi data kedalam solusi
hukum kekekalan momentum Contoh Item: Sebuah Silinder berongga dengan massa m dan memiliki jari-jari r, bergerak pada kelajuan v sambil berputar. Total energi kinetiknya ... joule. A. mv2 B. 3/4 mv2 C. 4/6 mv2 D. 1/6 mv2 E. 7/10 mv2 Alasan A. Energi kinetik gabungan adalah penjumlahan energi kinetik
tanslasi dan energi kinetik rotasi dengan momen inersia silinder berongga adalah 2 5
92| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
B. Energi kinetik gabungan adalah penjumlahan energi kinetik tanslasi dan energi kinetik rotasi dengan momen inersia silinder berongga adalah 1 2
C. Energi kinetik gabungan adalah penjumlahan energi kinetik tanslasi dan energi kinetik rotasi dengan momen inersia silinder berongga adalah
D. Energi kinetik gabungan adalah penjumlahan energi kinetik tanslasi dan energi kinetik rotasi dengan momen inersia silinder berongga adalah
E. Energi kinetik gabungan adalah penjumlahan energi kinetik tanslasi dan energi kinetik rotasi dengan momen inersia silinder berongga adalah 1
2 ( + ) Jawaban: A, Alasan: C
h. Aspek : Evaluasi
Sub Aspek : Memeriksa Indikator Soal : Memeriksa pernyataan yang benar terkait dengan
percepatan tangensial pada gerak rotasi Contoh Item: Dua butir kelereng yang sama ukurannya menuruni bidang miring. Kelereng yang satu lebih licin daripada kelereng lainnya. Jika kelereng dilepaskan pada jarak yang sama, pernyataan yang benar ... . A. Kelereng yang meluncur akan tiba di dasar lebih dulu B. Kelereng yang menggelinding akan tiba di dasar lebih dahulu C. Kelereng yang menggelinding tiba di dasar dengan energi kinetik
yang lebih besar D. Kedua kelereng tiba di dasar dengan kecepatan linier yang sama E. Kelereng mana yang tiba di dasar terlebih dahulu bergantung
pada sudut kemiringan bidang Alasan A. Permukaan benda yang kasar menyebabkan benda bergerak lebih
cepat B. Permukaan benda yang halus menyebabkan benda bergerak lebih
lambat C. Permukaan benda yang halus menyebabkan benda bergerak lebih
cepat D. Sudut benda yang kecil menyebabkan benda bergerak lebih pelan
Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran |93
E. Sudut benda yang besar menyebabkan benda bergerak lebih cepat
Jawaban: A, Alasan: C
i. Aspek : Evaluasi Sub Aspek : Menilai Indikator Soal : Menilai solusi yang diperoleh terkait materi titik
berat benda Contoh Item: Dua silinder homogen disusun seporos. Panjang dan massa kedua silinder masing-masing = 10 , = 12 dan = 20 ,
= 8 .
Letak titik berat system diukur dari titik hubung A … . A. 1 cm di kiri titik hubung A B. 1 cm di kanan titik hubung A C. 10 cm di kiri titik hubung A D. 10 cm di kanan titik hubung A E. 5 cm di kiri titik hubung A Alasan A. Titik berat sebuah benda berimpit dengan panjangnya, apabila
benda itu berada dalam daerah medan gravitasi yang serbasama. B. Titik berat sebuah benda berimpit dengan pusat massanya,
apabila benda itu berada dalam daerah medan gravitasi yang serbasama.
C. Titik berat sebuah benda berimpit dengan panjangnya, apabila benda itu berada dalam daerah medan gravitasi yang berbeda.
D. Titik berat sebuah benda berimpit dengan pusat massanya, apabila benda itu berada dalam daerah medan gravitasi yang berbeda.
E. Titik berat sebuah benda tegak lurus dengan panjangnya, apabila benda itu berada dalam daerah medan gravitasi yang serbasama.
Jawaban: B, Alasan: B
94| Bab 4. Matriks, Kisi-Kisi Instrumen, & Pedoman Penskoran
4. Pedoman Penskoran
Butir tes yang dikembangkan berbentuk two-tier multiple-choice yaitu tes pilihan majemuk beralasan. Pedoman penskoran yang digunakan disajikan sebelumnya pada Tabel 11. Adapun contoh peskoran pada butir tes ditampilkan pada Tabel 24.
Tabel 24. Contoh Penskoran Butir Tes No Jawaban Skor 1 Sebuah cakram berjari-jari 45 cm dapat berputar pada
sebuah poros mendatar. Di sekeliling cakram dililitkan seutas tali. Ujung tali ditarik dengan gaya yang besarnya tetap sebesar 20 N. Besar momen gaya pada cakram … N.m. Jawaban: A. 9 Alasan : B. Momen gaya merupakan hasil kali lengan
momen dan besar gaya
4
Jawaban: B, C, D atau E Alasan : B 3
Jawaban: A Alasan : A, C, D atau E 2
Jawaban: B, C, D atau E Alasan : A, C, D atau E 1
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |95
BAB 5 KALIBRASI INSTRUMEN
A. Instrumen HOTS Bloomian 1. Validitas Isi Tes
Validasi isi adalah hal yang pertama dilakukan setelah tes selesai disusun berdasarkan kisi-kisi HOTS Bloomian oleh ahli (expert judgement). Validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui keterbacaan butir-butir tes, kebenaran konsep, kesesuain butir dengan indikator soal dan aspek HOTS (aspek konten), konstruk dan bahasa yang digunakan. Analisis yang digunakan adalah oleh Aiken (1980; Azwar, 2015: 112-113). Setelah validasi selesai dilakukan, kemudian soal diujicobakan secara empiris kepada peserta didik dan di telaah setiap butirmya. Analisis yang dilakukan berdasarkan nilai Aiken (1980;1985), indeks validitas butir dirumuskan sebagai berikut:
=( 1)
(9)
Keterangan: : Indeks Aiken : Hasil pengurangan skor yang diberikan penilai ( ) dengan skor
terendah ( ) yang diberikan penilai, dalam penilaian ini nilainya 1, s =
: Jumlah penilai : Skor tertinggi yang diberikan penilai, dalam penilaian ini nilainya 4
Untuk menentukan butir valid atau tidak, digunakan tabel V Aiken dengan mempertimbangkan jumlah rater dan banyak kategori penilaian. Sebagai contoh, penilaian dari ahli dilakukan oleh 5 raters yang terdiri terdiri dari 1 dosen dan 4 guru fisika SMA. Untuk menentukan nilai tabel V Aiken dapat dilihat pada Gambar 7.
96| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
Gambar 7. Menentukan Nilai Tabel V Aiken
Nilai tabel V Aiken untuk 5 raters dengan 4 kategori pilihan adalah 0,87. Butir dinyatakan valid jika nilai indeks Aiken hasil perhitungan lebih besar atau sama dengan nilai tabel. Berdasarkan hasil penilaian oleh 5 ahli diketahui bahwa butir-butir tes HOTS Bloomian Fisika memiliki indeks Aiken pada interval 0,87 sampai 0,97. Hal ini menunjukkan bahwa butir tes telah memenuhi kriteria valid. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa 136 butir tes HOTS Bloomian Fisika yang telah dikembangkan valid.
2. Validitas Empiris (Fit Butir-Model)
Butir-butir tes yang telah divalidasi kemudian diujicobakan secara empiris kepada peserta didik dan di telaah setiap butirmya. Hasil analisis yang diperoleh berdasarkan data hasil uji coba empiris adalah ditampilkan pada Tabel 25.
Tabel 25. Hasil Analisis Uji Empiris Tes HOTS Bloomian Fisika
No Keterangan Estimasi Item Estimasi Testi 1 Nilai rata-rata dan simpangan baku 0,00 ± 0,48 -0,21 ± 0,28 2 Reliabilitas 0,87 0,86
3 Nilai rata-rata dan simpangan baku INFIT MNSQ 0,99 ±0,09 1,00 ± 0,18
4 Nilai rata-rata dan simpangan baku OUTFIT MNSQ 1,00 ± 0,13 1,01 ± 0,22
5 Nilai rata-rata dan simpangan baku INFIT t -0,10 ± 0,80 -0,06 ± 1,12
6 Nilai rata-rata dan simpangan baku OUTFIT t 0,00 ± 0,70 0,03 ± 0,84
7 Item atau testi skor 0 0 0 8 Item atau testi skor perfect 0 0
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |97
Suatu item atau testi dinyatakan fit atau sesuai dengan model dengan batas kisaran INFIT MNSQ dari -1,77 sampai 1,30. Dan suatu item menjadi tidak fit dengan model menurut Model Rasch apabila memiliki nilai INFIT t <-2,0 atau +2,0 (probability atau peluang <0,05). Berdasarkan data hasil analisis di atas, jika rerata INFIT MNSQ sekitar 1,00 dan simpangan bakunya 0,00 atau rerata INFIT t mendekati 0,00 dan simpangan bakunya 1,00, maka keseluruhan tes fit dengan model PCM 1 PL. Hasil penelitian menunjukan nilai goodness of fit keseluruhan butir soal berada pada rentang 0,83 – 1,27. Keseluruhan butir (item) fit karena berada di antara dalam dua garis batas goofness of fit seperti pada Gambar 8.
Gambar 8. Contoh Diagram INFIT MNSQ Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Fisika versi Bloomian Karakteristik item ditunjukkan dengan kurva karakteritik item (ICC).
Hasil keluaran Parscale pada bagian plot menampilkan kurva ICC per butir soal, sehingga diperoleh 136 kurva ICC. Kurva tersebut menjelaskan kemampuan peserta tes yang mampu mengerjakan soal pada masing-masing kategori. Pada Gambar 4 ditampilkan contoh ICC untuk butir nomor 15 (7A).
98| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
Gambar 9. Kurva Karakteristik Butir 1 Tes HOTS Bloomian Fisika
Berdasarkan Gambar 9 dapat diketahui jika: (a) skor 1 (kategori 1) mampu dikerjakan oleh sebagian besar peserta didik dengan kemampuan rendah ( = -3), (b) skor 2 (kategori 2) mampu dikerjakan oleh peserta didik dengan kemampuan rendah ( = -1), (c) skor 3 (kategori 3) mampu dikerjakan oleh peserta didik dengan kemampuan tinggi ( = 2,5) dan (d) skor 4 (kategori 4) soal mampu dikerjakan oleh peserta didik dengan kemampuan tinggi ( = 3).
3. Reliabilitas
Berdasarkan hasil analisis dengan Quest, diperoleh nilai reliabilitas item estimate sebesar 0,87. Sementara nilai reliabilitas case estimate sebesar 0,86. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan nilai di atas adalah keseluruhan item dinyatakan reliabel karena sesuai dengan data interpretasi reliabilitas yang sebelumnya telah ditentukan yaitu jika nilai reliabilitas tes lebih dari 0,85, tes dikatakan diterima atau reliabel, dengan kategori Tinggi.
Hasil keluaran Parscale menunjukkan hubungan antara fungsi informasi dan SEM seperti ditampilkan pada Gambar 10.
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |99
Gambar 10. Fungsi Informasi dan SEM Tes HOTS Bloomian Fisika Hubungan yang baik antara fungsi informasi dan SEM adalah
berbanding terbalik, dimana berdasarkan hasil penelitian pada Gambar 10. Hal ini sesuai dengan teori Hambleton & Swaminathan (1985: 94) yang menyatakan jika hubungan SEM dan fungsi informasi benar berbanding terbalik. Semakin tinggi SEM maka akan semakin rendah fungsi informasi yang diperoleh, begitupun sebaliknya. Dari hubungan ini maka akan diketahui bahwa tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam rentang -2,0 sampai 2,1 ( -2,0 2,1). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tes ini dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan kemampuan sedang hingga tinggi dan dikategorikan ke dalam tes yang membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills).
4. Tingkat Kesukaran Butir
Tingkat kesukaran suatu item merupakan deskripsi kesukaran item tersebut keseluruhan, bukan bagi masing-masing subjek secara individual (Azwar, 2016). Tingkat kesukaran per butir dapat dilihat dari hasil keluaran .it yaitu dengan menunjukkan nilai difficulty. Item dikatakan baik jika indeks kesukaran lebih dari -2,0 atau kurang dari 2,0 atau dapat dinyatakan dengan 2,0 < b < 2,0. Berdasarkan hasil perhitungan besarnya tingkat kesukaran 136 butir tes HOTS Bloomian Fisika yang dibagi ke dalam empat paket soal yang telah dikembangkan baik yaitu berada di antara rentang -1,29 sampai 1,14, dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Hal ini sesuai dengan teori Hamleton & Swaminathan
-3
-2
-1
0 1 2 30
5
10
15
20
25
Scale Score
Info
rmat
ion
Test 1; Name: BLOOMIAN
100| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
(1985: 107) yang menyatakan bahwa tingkat kesukaran yang baik jika nilai tingkat kesukaran item antara -2 dan +2. Berdasarkan tingkat kesukaran butir terdapat 10 butir dengan tingkat kesukaran butir tersukar ditampilkan pada Tabel 26.
Tabel 26. Data10 Butir Tersukar Tes HOTS Bloomian Fisika No No Butir Tingkat Kesukaran (b) 1 129 1,14 2 77 1,13 3 100 1,10 4 122 1,07 5 5 1,01 6 45 dan 118 0,81 7 70 0,76 8 27 dan 29 0,74 9 44 dan 128 0,66 10 124 0,64
Berdasarkan data pada Tabel 26 dapat disimpulkan bahwa butir ke 129 memiliki tingkat kesulitan paling tinggi, yaitu sebesar 1,14. Butir soal dengan tingkat kesukuran tersukar adalah butir dengan aspek mencipta dan subaspek merencanakan. Butir ini merupakan item nomor 1 pada paket D.
Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan dengan program Quest terdapat 10 butir dengan tingkat kesukaran butir termudah ditampilkan pada Tabel 27.
Tabel 27 Data 10 Butir Termudah Tes HOTS Bloomian Fisika No No Butir Tingkat Kesukaran (b) 1 23 -1,29 2 103 -1,17 3 24 dan 116 -1,00 4 87 -0,97 5 55 -0,93 6 12 -0,82 7 25 -0,81 8 26 -0,72 9 47 -0,67 10 11 -0,63
Berdasarkan data pada Tabel 27 dapat disimpulkan bahwa butir ke 23 memiliki tingkat kesulitan paling rendah, yaitu sebesar -1,29. Butir soal dengan tingkat kesukuran terendah adalah butir soal dengan aspek menganalisis dan sub aspek membedakan, butir soal ini adalah item nomor 18 paket A.
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |101
Hasil perhitungan menggunakan Quest dan analisis tambahan menggunakan program MS Excel didapatkan tampilan tingkat kesukaran soal berdasarkan aspek dan sub aspek instrumen. Nilai tingkat kesukaran per aspek dan sub aspek HOTS Bloomian ditampilkan pada Tabel 28.
Tabel 28. Tingkat Kesukaran Butir berdasarkan Aspek dan Sub Aspek
Aspek Subaspek B
Menganalisis Membedakan -0,02 Mengurutkan -0,35 Mengatribusi -0,08
Mengevaluasi Memeriksa 0,09 Mengkritik -0,03
Mencipta Merumuskan 0,25 Merencanakan 0,06 Memproduksi 0,10
Berdasarkan Tabel 28 diketahui jika urutan tingkat kesukaran soal dari yang tersukar adalah aspek mencipta, mengevaluasi dan menganalisis. Hal ini sesuai urutan tingkatan level kognitif pada taksonomi Bloom revisi. Tingkat kesukaran butir berdasarkan Tabel 28 kemudian digambarkan ke dalam bentuk diagram seperti pada Gambar 11.
Gambar 11. Tingkat Kesukaran Item Per Aspek dan Sub Aspek Tes
HOTS Bloomian Fisika Berdasarkan Gambar 11 diketahui jika tingkat kesukaran soal paling
rendah pada aspek menganalisis, sub aspek membedakan dan tingkat
102| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
kesukaran soal paling tinggi adalah pada aspek mencipta dan sub aspek merumuskan kemudian merencanakan. Hal ini menandakan jika kemampuan HOTS peserta didik paling tinggi pada kemampuan menganalisis dan paling rendah pada kemampuan mencipta, tingkatan ini sesuai tingkatan pada taksonomi Bloom revisi.
Disajikan pula data frekuensi peserta tes menjawab per kategori butir dalam tiap aspek dan sub aspek HOTS, seperti pada Tabel 29.
Tabel 29. Persentasi Jawaban Peserta Tes Per Kategori Jawaban Berdasarkan Aspek Subaspek
Aspek Subaspek Kategori 1 (%)
Kategori 2 (%)
Kategori 3 (%)
Kategori 4 (%)
Menganalisis Membedakan 23,16 4,34 8,25 39,25 Mengurutkan 30,91 20,75 18,06 30,28 Mengatribusi 41,24 13,94 20,58 24,24
Mengevaluasi Memeriksa 54,11 17,31 17,79 10,79 Mengkritik 53,86 23,24 10,25 11,49
Mencipta Merumuskan 67,11 16,24 10,24 0,58 Merencanakan 65,13 1,38 13,56 6,09 Memproduksi 60,58 18,25 13,50 7,66
Sub aspek yang memiliki persentase tinggi pada kategori 1 artinya sub aspek tersebut dinyatakan sukar. Sub aspek paling sukar adalah sub aspek Merumuskan dengan persentasi peserta tes menjawab kategori 1 sebesar 67,11%. Sub aspek yang memiliki persentase paling tinggi pada kategori 4 artinya sub aspek tersebut dinyatakan mudah. Sub aspek tersebut adalah sub aspek Membedakan dengan presentasi 39,25% peserta tes menjawab kategori 4. Lebih jelas sebaran frekuensi jawaban peserta tes per kategori pada aspek dan sub aspek ditampilkan pada Gambar 12.
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |103
Gambar 12. Sebaran Frekuensi Jawaban Peserta Tes Per Kategori
Gambar 12 menyajikan frekuensi persentase peserta didik dari aspek dan sub aspek tes HOTS Bloomian Fisika. Persentase frekuensi menunjukkan frekuensi peserta didik menjawab tiap kategori skor. Dimana kategori penskoran yang digunakan yaitu kategori pertama, dua, tiga dan empat. Pada gambar disimpulkan bahwa persentase frekuensi peserta didik menjawab skor satu terbesar pada sub aspek merumuskan dan yang terkecil pada sub aspek Membedakan. Sementara persentase frekuensi peserta didik menjawab skor empat terbesar pada sub aspek Membedakan dan yang terkecil pada sub aspek Merumuskan.
B. Instrumen HOTS Marzanoian 1. Validitas Isi Tes
Untuk menentukan butir valid atau tidak dapat digunakan table V Aiken dengan mempertimbangkan jumlah rater dan banyak kategori. Sebagai contoh, penilaian dari ahli dilakukan oleh 9 raters. Raters tersebut terdiri dari 2 dosen dan 7 guru fisika SMA. Untuk melihat apakah instrumen valid atau tidak, maka dapat dilihat pada Gambar 7 untuk 9 Raters dengan 4 kategori penilaian.
Berdasarkan hasil penilaian ahli yang dibandingkan dengan daftar nilai Aiken’s V, diketahui bahwa instrumen soal HOTS fisika versi Marzano di semester ganjil dengan menggunakan CAT memiliki rentang nilai Aiken’s V sebesar 0,85-1 untuk keseluruhan soal sebanyak 136 soal. Seluruh soal dikatakan valid karena berada pada rentang yang sesuai. Dimana soal dinyatakan valid saat memiliki nilai antara 0,74 sampai dengan 1. 2. Validitas Empiris (Fit Butir-Model)
Hasil analisis berdasarkan uji coba empiris disajikan pada Tabel 30. Tabel 30. Hasil Analisis Uji Empiris Tes HOTS Versi Marzano
No Uraian Estimasi untuk
Item Estimasi untuk
Testi 1 Nilai rata-rata dan simpangan baku -0,01 ± 0,35 -0,61 ± 0,27 2 Nilai rata-rata dan simpangan baku
INFIT MNSQ 1,00 ± 0,07 0,99 ± 0,14
3 Nilai rata-rata dan simpangan baku OUTFIT MNSQ
1,00 ± 0,09 1,00 ± 0,18
4 Nilai rata-rata dan simpangan baku 0,02 ± 0,59 0,01 ± 0,79
104| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
INFIT t 5 Nilai rata-rata dan simpangan baku
OUTFIT t 0,04 ± 0,50 0,06 ± 0,66
6 Reliabilitas 0,68 Pengujian kecocokan item model untuk tes secara keseluruhan
maupun untuk masing-masing item dilakukan dengan program QUEST. Pengujian goodness of fit didasarkan pada nilai rata-rata INFIT Mean of Square (Mean INFIT MNSQ) beserta simpangan bakunya atau dapat juga dilakukan dengan mangamati nilai rata-rata INFIT t (Mean INFIT t) beserta simpangan bakunya. Tes akan dikatakan fit dengan model PCM 1 PL jika rata-rata INFIT MNSQ berkisar pada nilai 1 dan simpangan bakunya 0,0 atau rata-rata INFIT t mendekati 0 dan simpangan bakunya 1,0. Nilai rata-rata INFIT MNSQ 1,00 dan simpangan bakunya 0,07 (sekitar 0,0), maka keseluruhan tes fit dengan modep PCM 1.
Pengujian penerapan fit masing-masing item dengan nilai rata-rata INFIT MNSQ haruslah berada pada rentang 0,77 sampai dengan 1,30 serta nilai rata-rata INFIT t berada pada rentang nilai -2,0 sampai dengan 2,0. Berdasarkan analisi diperoleh nilai INFIT MNSQ antara 0,93 sampai dengan 1,07, sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing item sebanyak 136 item fit terhadap model PCM 1 PL. Contoh diagram INFIT MNSQ Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika versi Marzano dapat dilihat pada Gambar 13.
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |105
Gambar 13. Contoh Diagram INFIT MNSQ Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Fisika versi Marzano Kurva karteristik item ICC dan indeks kesukaran butir tes
menampilkan karakteristik item butir. Berdasarkan analisis dengan menggunakan program Parscale didapatkan kurva karakteristik item sebanyak 136 butir soal. Pada Gambar 14 ditampilkan contoh ICC untuk item 1 yang dapat dijelaskan bahwa: a. Skor 1 = Kategori 1 diperoleh sebagian besar siswa dengan ability
sangat rendah (theta = -3) b. Skor 2= Kategori 2 diperoleh sebagian besar siswa dengan ability
rendah (theta = -1) c. Skor 3 = Kategori 3 diperoleh sebagian besar siswa dengan ability
tinggi (theta = 2) d. Skor 4 = Kategori 4 diperoleh sebagian besar siswa dengan ability
sangat tinggi (theta = 3)
106| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
Gambar 14. Kurva Karakteristik Butir 1
3. Reliabilitas
Selain untuk menguji kecocokan, output program QUEST juga menampilkan estimasi reliabilitas set instrumen tes. Berdasarkan hasil analisis dengan program QUEST dengan nilai Summary of item Estimates sebesar 0.68. Dari angka yang diperoleh sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas instrumen tes tersebut dapat dikategori cukup.
Berdasarkan analisis dengan Parscale diperoleh fungsi informasi dan Standard Error of Measurement (SEM), Berdasarkan fungsi informasi dan SEM yang dinyatakan Gambar 15 maka tes ini cocok untuk siswa dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi Fisika ( ) dalam kategori tinggi, yakni 1,6 3,0.
Gambar 15. Fungsi Informasi dan SEM Total
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
-3 -2 -1 0 1 2 3
1
2
34
Ability
Pro
babi
lity
Item Characteristic Curv e: 0001 Partial Credit Model (Normal Met ric)
-3 -2 -1 0 1 2 30
1 0
2 0
3 0
4 0
Scale Score
Info
rmat
ion
Test 1; Name: SOCSCI
0
0 .08
0 .16
0 .25
0 .33
0 .41
Standard
Error
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |107
4. Tingkat Kesukaran Butir
Berdasarkan perhitungan menggunakan program QUEST diperoleh tingkat kesukaran butir soal pada instrumen tes Physics HOTS Marzanoian berada pada rentang -1,25 sampai dengan 0,89. Nilai tersebut sesuai dengan teori (Hambleton & Swaminathan: 1985) bahwa indeks kesukaran tes berada pada rentang -2,0 sampai dengan 2,0 atau dapat dituliskan dengan persamaan -2,0 < b < 2,0. Dari keseluruhan item soal yang dikembangankan dapat disimpulkan bahwa seluruh item soal fit atau layak digunakan.
Berikut ditampilkan tabel data 10 soal dengan tingkat kesukaran paling tinggi berdasarkan perhitungan dengan program QUEST.
Tabel 31. Data 10 Item Soal dengan Tingkat Kesukaran Paling Tinggi
No Nomor Item
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran (b)
1 32 29A 0,89 2 108 4D 0,88 3 65 31B 0,79 4 77 5C 0,79 5 52 15B 0,76 6 72 40B 0,54 7 115 13D 0,51 8 134 38D 0,51 9 107 3D 0,50 10 38 38A 0,49
Dari tabel 31 dapat disimpulkan bahwa item soal nomor 32 memiliki tingkat kesukaran paling tinggi yaitu sebesar 0,89. Selanjutnya ditampilkan tabel data 10 soal dengan tingkat kesukaran paling rendah berdasarkan perhitungan dengan program QUEST.
Tabel 32. Data 10 Item Soal dengan Tingkat Kesukaran Paling Rendah
No Nomor Item Nomor Soal Tingkat Kesukaran (b) 1 11 4A -1,25 2 41 2B -0,96 3 114 12D -0,81 4 19 14A -0,75 5 78 8C -0,68 6 80 10C -0,67 7 116 14D -0,59 8 15 9A -0,52
108| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
9 53 16B -0,49 10 12 6A -0,48
Dari Tabel 32dapat disimpulkan bahwa item soal nomor 11 memiliki tingkat kesukaran paling rendah yaitu sebesar -1,25. Hasil tingkat kesukaran butir masing-masing aspek dan subaspek dapat dilihat pada Tabel 33.
Tabel 33. Tingkat Kesukaran Butir Tes Masing-Masing Aspek dan Subaspek
Aspek Sub Aspek Nilai b Kategori (%)
1 2 3 4 Pemulihan
Pengetahuan Abstraksi 0,10 54,35 19,98 15,73 9,94 Membuat keputusan -0,20 46,48 21,95 17,60 13,98
Pemahaman Penalaran Induktif 0,03 54,14 15,01 18,94 11,90 Penalaran Deduktif 0,21 58,80 18,32 15,11 7,76
Analisis
Membandingkan -0,25 45,13 20,19 14,49 20,19 Mengklasifikasi -0,04 51,45 16,67 18,01 13,87 Analisis Kesalahan 0,20 58,80 18,12 14,49 8,59 Mengonstruksi dukungan 0,23
59,01 18,84 13,87 8,28
Analisis Perspektif 0,18 59,21 18,63 14,91 7,25
Pemanfaatan pengetahuan
Investigasi -0,30 45,03 13,77 17,70 23,50 Pemecahan Masalah -0,05 51,45 20,70 15,84 12,01 Pengalaman 0,04 57,84 13,66 16,69 11,80 Penemuan -0,04 50,62 17,49 20,08 11,80
Secara singkat dapat dilihat bahwa subaspek dengan tingkat kesukaran paling rendah adalah subaspek inverstigasi dengan nilai b adalah -0,30, sedangkan subaspek dengan tingkat kesukaran paling tinggi adalah subaspek mengkonstruksi dukungan dengan nilai b adalah 0,23.
Tingkat kesukaran butir untuk masing-masing aspek dan subaspek secara persentase ditampilkan dalam Gambar 16. Sedangkan frekuensi persentase untuk masin-masing kategori ditampilkan pada Gambar 17.
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |109
Gambar 16. Tingkat Kesukaran Butir Masing-Masing Aspek dan
Subaspek
Gambar 17. Sebaran Frekuensi Persentase Kategori 1-4
C. Intrumen Critical Thinking Skills Fisika 1. Validitas Isi Tes
Bank soal telah diuji validitas isinya oleh sembilan ahli/praktisi. Hasil koefisisien Aiken’s V dari semua butir soal berada pada rentang 0,89 hingga 1,00. Sesuai dengan yang dipaparkan oleh Aiken (1985) butir tes dikatakan valid jika lebih dari ambang batas pada tabel Aiken’s V. Ambang batas untuk 9 rater dan kategori persetujuan 4 adalah 0,74 (lihat Gambar 7). Berdasarkan ambang batas ini, seluruh butir soal dinyatakan
110| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
telah mencakup dalam keseluruhan kawasan isi dari aspek keterampilan berpikir kritis fisika (valid). Dengan demikian, bank soal memenuhi syarat untuk mengukur keterampilan berpikir kritis fisika dari segi konstruksinya.
2. Validitas Empiris (Fit Butir-Model)
Validitas empiris bank soal keterampilan berpikir kritis fisika (Physics Critical Thinking Skills, PhysCriTS) ditentukan berdasarkan kecocokan butir (goodness of fit) terhadap model (PCM). Selain itu, perlu diketahui pula kecocokan testi terhadap model. Hal ini dilakukan agar pola jawaban responden yang dihubungkan dengan kemampuan (ability) dan tingkat kesukaran butir dapat digambarkan dengan kurva karakteristik butir (Item Caracteristic Curve, ICC) (Rosana, 2015: 135). Penetapan kecocokan tes secara keseluruhan didasarkan pada besarnya nilai rata-rata INFIT Mean of Square (INFIT MNSQ) beserta simpangan bakunya atau nilai rata-rata INFIT Mean of INFIT t. Hasil perhitungan estimasi yang diperoleh dari program Quest dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34. Hasil Estimasi Butir dan Estimasi Testi No. Parameter Estimasi Item Estimasi Testi
1 Nilai rata-rata dan simpangan baku INFIT MNSQ 1.00±0.05 1.00±0.13
2 Nilai rata-rata dan simpangan baku INFIT t -0.01±0.49 -0.01±0.85
3 Item atau testi skor 0 0 0 4 Item atau testi skor perfect 0 0
Hasil estimasi munjukkan bahwa secara keseluruhan nilai rata-rata INFIT MNSQ untuk item adalah 1,00 dengan simpangan baku 0,05 dan untuk testi adalah 1,00 dengan simpangan baku 0,13, sedangkan nilai rata-rata INFIT t untuk item adalah 0,00 dengan simpangan baku 0,5 dan untuk testi adalah -0,01 dengan simpangan baku 0,85. Sesuai dengan penjelasan Adam & Kho (1996) bahwa butir secara keseluruhan dikatakan fit dengan model jika memiliki nilai rata-rata INFIT MNSQ sekitar 1 dan simpangan baku 0,0, sedangkan untuk INFIT t adalah sekitar 0,0 dan simpangan baku 1,0. Batas tersebut berlaku untuk estimasi item dan testi. Berdasarkan batas ini, butir secara keseluruhan dapat dikatakan fit dengan model.
Fit butir secara keseluruhan dengan model dapat dipastikan dengan melihat kecocokan masing-masing butir dengan model. Hasil analisis
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |111
menggunakan program Quest menunjukkan nilai INFIT MNSQ untuk masing-masing butir berada pada rentang 0,88–1,18. Hasil tersebut sesuai dengan batas penerimaan dimana suatu item dinyatakan fit dengan model jika memiliki nilai INFIT MNSQ dari 0,77-1,30 (Adam & Kho, 1996: 30). Untuk mempermudah dalam analisis, fit masing-masing butir dapat dilihat dari sebaran nilai INFIT MNSQ yang dihasilkan. Gambar 18 adalah contoh sebaran nilai INFIT MNSQ dari beberapa item.
Gambar 18. Sebaran Nilai INFIT MNSQ untuk Item 1-33 tes
Critical Thinking Skills Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa butir
dikatakan fit jika memiliki nilai INFIT MNSQ 0,77-1,30. Batas nilai ini digambarkan sebagai titik-titik yang membentuk dua garis batas seperti yang dapat dilihat pada Gambar 13. Butir dikatakan fit jika berada diantara dua garis batas nilai INFIT MNSQ (Subali, 2016). Berdasarkan sebaran yang dihasilkan dapat dinyatakan masing-masing butir fit terhadap model.
112| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
Untuk memperkuat kesimpulan dilakukan pengujian untuk mengetahui fit butir dan testi secara bersamaan terhadap model. Fit butir dan testi secara bersamaan terhadap model diketahui berdasarkan ICC (Subali, 2016: 78). ICC diperoleh melalui analisis hasil menggunakan program parscale. Contoh ICC dari salah satu butir soal PhysCriTS dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Kurva Karakteristik Butir ke 43 (3B)
Gambar 19 menunjukkan hubungan peluang menjawab masing-masing kategori dengan kemampuan peserta. Skor satu peluang terbesar dimiliki oleh peserta dengan kemampuan ) = 3, skor dua peluang terbesar dimiliki oleh peserta dengan kemampuan ) = 1,5, skor tiga peluang terbesar dimiliki peserta dengan kemampuan ) = 2, dan skor empat peluang terbesar dimiliki peserta dengan kemampuan ) = 3 . Hasil ini sesuai dengan penjelasan Retnawati (2016: 124) bahwa semakin besar tingkat kesukaran butir (tingkat kesukaran tiap kategori), maka semakin besar kemampuan yang diperlukan. Berdasarkan analisis INFIT MNSQ dan ICC yang dilakukan, seluruh butir dinyatakan benar-benar fit dengan model yang digunakan (PCM). Karena semua butir fit dengan model maka bank soal PhysCriTS dinyatakan “valid” sebagai alat ukur. 3. Reliabilitas
Skor tes dikatakan reliabel jika hasil pengukuran mendekati keadaan peserta tes yang sebenarnya (Retnawati, 2016: 84). Reliabilitas yang dimaksud adalah reliabilitas skor yang dihasilkan oleh tes PhysCriTS. Hal ini sesuai dengan saran dari Sumintono & Widhiarso (2015: 11) bahwa
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |113
sebuah tes tidak dapat diestimasi reliabel tidaknya karena reliabilitas bukan atribut untuk instrumen. Nilai reliabilitas dalam IRT ditunjukkan dengan nilai indeks separasi butir dan indeks separasi person. Indeks separasi butir diperoleh melalui nilai reliability of item estimate, sedangkan indeks separasi person diperoleh melalui nilai reliability of case estimate.
Indeks separasi butir yang didapat adalah sebesar 0,87, sedangkan indek separasi person sebesar 0,72. Nilai separasi butir tergolong bagus, sedangkan separasi person tergolong cukup. Semakin tinggi nilai separasi butir semakin meyakinkan bahwa sampel uji cocok dengan butir yang diujikan, sedangkan semakin tinggi nilai separasi person semakin meyakinkan pengukuran memberikan hasil yang konsisten (Subali, 2016: 99). Berdasarkan hasil dan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas (aspek reliabilitasnya) butir dalam bank soal PhysCriTS tergolong bagus, sedangkan konsistensi jawaban dari peserta didik tergolong cukup.
Reliabilitas dalam IRT antara satu tingkat kemampuan dengan kemampuan yang lain berbeda-beda (Sumintono & Widhiarso, 2015: 11). Untuk mengetahui butir tes yang dikembangkan cocok atau reliabel untuk kemampuan berapa saja dapat dilihat pada grafik hubungan fungsi informasi dan Standard Error of Measurement (SEM) (Mardapi, 2012: 220). Gambar 20 merupakan grafik hubungan antara fungsi informasi total dan SEM yang dihasilkan dari program Parscale.
Gambar 20. Fungsi Informasi dan SEM
Kurva hubungan fungsi informasi dan SEM yang didapatkan saling berbanding terbalik. Hasil ini sesuai dengan penjelasan dari Hambleton et al (1991: 94) yang menyatakan semakin tinggi SEM maka akan semakin rendah fungsi informasi yang didapatkan, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan perpotongan kedua kurva pada Gambar 34 dapat diketahui
-1,7
114| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
tes yang dikembangkan cocok untuk kemampuan ( ) 1,7, sehingga dapat disimpulkan tes PhysCriTS cocok untuk dikerjakan oleh peserta didik dengan kemampuan rendah ( 1,7) hingga tinggi ( sekitar 3,2).
4. Tingkat Kesukaran Butir
Tingkat kesukaran butir ( ) diperoleh melalui analisis menggunakan program Quest. Tingkat kesukaran 136 butir soal PhysCriTS berada pada rentang -0,76 hingga 0,83. Butir tes dikatakan baik jika memiliki nilai
2 (Hambleton & Swaminathan, 1985: 107). Berdasarkan batas tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran seluruh butir soal PhysCriTS tergolong baik.
Sebagai gambaran atas tingkat kesukaran butir dari tes PhysCriTS, disajikan sepuluh butir termudah dan tersukar pada Tabel 35. Tabel 35. Butir Termudah dan Tersukar dari Bank Soal PhysCriTS
No. Butir Termudah Butir Tersukar Butir ke Kode Butir B Butir ke Kode Butir B
1 72 6.1.B (40B) -0.76 133 7.3.D (37D) 0.57 2 101 1.5.C (35C) -0.72 38 5.1.A (38A) 0.58 3 11 6.2.A (4A) -0.7 121 1.1.D (20 D) 0.58 4 10 6.1.A (2A) -0.64 69 8.3.B (36B) 0.63 5 28 1.5.A (25A) -0.64 45 5.5.B (5B) 0.68 6 3 3.1.N (Anchor) -0.56 68 7.2.B (35B) 0.73 7 97 1.4.C (30C) -0.56 86 5.2.C (17C) 0.78 8 79 5.3.C (9C) -0.51 14 7.1.A (7A) 0.80 9 12 1.1.A (5A) -0.5 94 8.5.C (27C) 0.81
10 92 1.3.C (25C) -0.49 66 8.5.B (33B) 0.83 Berdasarkan Tabel 34 diketahui butir termudah adalah butir ke 72
(40B) dengan indeks kesukaran -0,76. Butir tersebut merupakan butir dengan aspek “menyimpulkan”, sub aspek “menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi”. Butir tersukar adalah butir ke 66 (33B) dengan indeks kesukaran 0,83. Butir tersebut merupakan butir dengan aspek “mengatur strategi dan taktik”, sub aspek “menentukan suatu tindakan”. Penentuan sukar dan mudahnya butir sesuai dengan paparan Retnawati (2014: 17) jika indeks kesukaran butir semakin mendekati -2 maka butir dinyatakan mudah, sedangkan semakin mendekati +2 maka butir dinyatakan sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir pada masing-masing aspek, disajikan diagram rata-rata
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |115
tingkat kesukaran butir untuk masing-masing aspek dan sub aspek pada Gambar 21.
Gambar 21. Diagram Tingkat Kesukaran Butir untuk Masing-
Masing Aspek dan Sub Aspek Gambar 16 menunjukkan sub aspek dengan rata-rata tingkat
kesukaran butir terendah secara berurutan adalah sub aspek memfokuskan pertanyaan, menginduksi, mempertimbangkan hasil observasi, mempertimbangkan kredibilitas sumber, menganalisis argumen, mendefinisikan istilah, mendeduksi, dan menentukan suatu tindakan. Jika dilihat dari aspeknya, urutan rata-rata tingkat kesukaran butir dari yang terendah adalah memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, memberikan penjelasan lebih lanjut, serta mengatur strategi dan taktik. Urutan ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Ennis (1985: 45) Berdasarkan analisis ini dapat diketahui rata-rata tingkat kesukaran butir secara keseluruhan adalah 0,00 dengan simpangan baku 0,35.
116| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
D. Instrumen Creative Thinking Skills Fisika 1. Uji Validitas Isi
Berdasarkan respon ahli diperoleh indeks V Aiken. Dari 200 butir soal yang dikembangkan adalah diperoleh nilainya sebesar 0.63. Dari hasil nilai diatas, nilai indeks V Aiken perbutir soal keseluruhan berada diantara 0,37-1,00. Menurut Kowsalya dkk, (2012: 702) keseluruhan butir dikatakan valid dan dapat digunakan untuk uji coba empiris karena berada diantara rentang 0,37-1,00.
2. Validitas Empiris (Fit Butir-Model)
Berdasarkan perhitungan Quest didapatkan estimasi item tes HOTS. Estimasi item ditampilkan pada Tabel 36.
Tabel 36. Hasil Estimasi Item dan Estimasi Testi dalam Uji Coba Soal Tes
No Keterangan Estimasi untuk Item
Estimasi untuk Testi
1 Nilai rata-rata dan simpangan baku
-0,01± 0,61 -0,49±0,36
2 Reliabilitas 0,71 0,73
3 Nilai rata-rata dan simpangan baku INFIT MNSQ
1,00±0,05 1,01±0,25
4 Nilai rata-rata dan simpangan baku OUTFIT MNSQ
1,04±0,26 1,06±0,66
5 Nilai rata-rata dan simpangan baku INFIT t
0,00±0,57 -0,10±1,11
6 Nilai rata-rata dan simpangan baku OUTFIT t
0,14±1,10 0,06±0,66
7 Item atau testi skor 0 0 0 8 Item atau testi skor perfect 0 0
Pengujian Goodness of Fit secara keseluruhan dapat dilakukan dengan menggunakan program QUEST. Pengujian Fit tes awal mulanya dikembangkan Adam dan Khoo (1996:30) berdasarkan nilai rerata INFIT Mean of Square (Mean INFIT MNSQ) yakni suatu item fit terhadap model jika nilai INFIT MNSQ antara 0,77 sampai dengan 1,30, dengan batas penerimaan item menggunakan INFIT MNSQ atau fit menurut model (antara 0,77 sampai dengan 1,30) dan menggunakan INFIT t dengan batas -2,0 sampai 2,0, maka diperoleh item-item yang cocok memenuhi goodness of fit, Nilai INFIT MNSQ antara 0,83 sampai dengan 1,11. Dengan batas penerimaan item menggunakan INFIT MNSQ
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |117
atau fit menurut model (antara 0,77- 1,11). Diperoleh hasil analisis menggunakan quest, yakni 170 butir termasuk anchor, lolos uji fit.
Gambar 22. Diagram Infit MNSQ dengan sampel 25 soal dari 170
soal, dalam rangka penelitian di beberapa SMA kelas XI di kabupaten Gunung Kidul
Karakteristik item butir dapat dilihat melalui kurva karakteritik item ICC dan indeks kesulitan butir. Analisis butir dapat dilakukan dengan program Parscale yang nantinya akan diperoleh kurva karakteristik item ICCsebanyak 170 buah. Pada Gambar 23 disajikan contoh ICC untuk item 15*), yang dapat dijelaskan bahwa: (a) Skor 1 = kategori 1 sebagian besar diperoleh siswa dengan ability
sangat rendah ( = -3) (b) Skor 2 = kategori 2 sebagian besar diperoleh siswa dengan ability
rendah ( = -1), (c) Skor 3 = kategori 3 sebagian besar diperoleh siswa dengan ability
tinggi ( = 1), dan (d) Skor 4 = kategori 4 sebagian besar diperoleh siswa dengan ability
sangat tinggi ( = 3).
118| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
Gambar 23. Kurva Karakteristik Butir 15
3. Reliabilitas Fungsi informasi dan SEM menyatakan hubungan sumbangan butir
tes dalam mengungkapkan kemampuan laten yang diukur dengan tes. Semakin besar nilai fungsi informasi yang diberikan butir pada tes, maka semakin kecil kesalahan pengukuran. Gambar 24 memperlihatkan hasil keluran Parscale hubungan IF dengan SEM.
Gambar 24. Fungsi Informasi dan Standar Error Measurement
(SEM) Creative Thinking Skills Berdasarkan analisis dengan Parscale diperoleh fungsi informasi dan
Standard Error of Measurement (SEM), Berdasarkan fungsi informasi dan SEM yang dinyatakan Gambar 24 maka tes ini cocok untuk siswa dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi Fisika ( ) dalam kategori tinggi, yakni 1,9 2,7.
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |119
Output program QUEST juga menampilkan estimasi reliabilitas set instrumen tes. Berdasarkan hasil analisis dengan program QUEST denagn nilai Summary of item Estimates sebesar 0.00 dan nilai Summary of case Estimates sebesar 0.78. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas instrumen tes tersebut dapat dikategori baik.
4. Tingkat Kesukaran Butir
Analisis butir dilakukan menggunakan program Quest agar dapat ditampilkan tingkat kesulitan item soal pada instrumen tes. Dari hasil analisis, diperoleh jarak kesulitan tes creative thinking skill adalah -0,90 sampai dengan 1,37. Berdasarkan teori (Hamleton & Swaminathan: 1985) butir tes dikatakan fit jika berada diantara rentang -2.0 sampai 2.0, dapat dinyatakan dengan persamaan (-2,0<b < 2,0). Sehingga dapat disimpulkan seluruh item soal yang dikembangkan layak atau fit. Tingkat kesulitan item soal secara keseluruhan di tampilkan pada lampiran.
Berdasarkan perhitungan menggunakan bantuan program Quest berikut akan ditampilkan data 10 item soal yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi.
Tabel 37. Perwakilan 10 Item Soal Tersukar
No Nomor Item Item Soal ke Tingkat Kesulitan (b)
1 45 45A 0.66 2 33 33A 0.66 3 8 8D 0.70 4 16 16A 0.71 5 18 18A 0.74 6 9 9D 0.81 7 4 4D 0.83 8 34 34A 0.99 9 8 8A 0.99
10 14 14D 1.37 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian paket kurang
merata, karena soal yang sulit terdapat pada paket A dan paket D. Dengan menggunakan Quest, dapat diketahui perwakilan soal yang termudah.
120| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
Tabel 38. Perwakilan 10 Item Soal Termudah
No Nomor Item Item Soal ke Tingkat Kesulitan (b)
1 1 1A -0.90 2 41 41A -0.70 3 26 26D -0.65 4 2 2D -0.61 5 24 24 Anchor -0.61 6 1 1D -0.60 7 6 6C -0.58 8 21 21A -0.55 9 7 7C -0.51
10 14 14D -0.51 Berdasarkan Tabel 38 perwakilan 10 item soal termudah dapat
diambil kesimpulan bahwa item soal untuk materi rotasi dan benda tegar termasuk soal yang menurut peserta didik mudah untuk dikerjakan. Kesimpulan ini didasarkan oleh nomor yang termasuk mudah, yakni 1A, 2D, 1D, 6C, dan 7C yang merupakan materi tersebut.
Selanjutnya hasil perhitungan tingkat kesulitan menggunakan bantuan program Quest dilakukan perhitungan tambahan menggunakan bantuan program Excel. Perhitungan menggunakan program Excel bertujuan untuk menghasilkan data perhitungan tingkat kesulitan item soal berdasarkan aspek dan subaspek instrumen, serta menghasilkan grafik.
Tabel 39. Tingkat Kesulitan Butir untuk Masing-Masing Aspek dan Subaspek
Aspek Sub Aspek Tingkat Kesulitan (b)
Fluency (kelancaran) Merumuskan jawaban -0,83 Mengungkapkan gagasan -0,42 Mengkritisi objek atau situasi -0,21
Flexibility (keluwesan)
Melakukan penafsiran 0,18 Mencari alternatif jawaban 0,08 Mengkategorikan 0,43
Originality (keaslian) Merencanakan hal baru 0,37
Elaboration (penguaraian)
Memecahkan masalah dengan prosedur terperinci 0,43
Mengembangkan gagasan 0,83
Menguji 0,82
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |121
Berdasarkan tabel yang telah disajikan sebelumnya, berikut grafik tampilan tingkat kesulitan item soal berdasarkan aspek dan subaspek instrumen dengan bantuan program Excel. E. Instrumen Problem Solving Skills Fisika 1. Validitas Isi Tes
Berdasarkan hasil penilaian ahli diketahui bahwa instrumen pemecahan masalah fisika di semester ganjil menggunakan CAT yang dinilai dari 3 raters yang terdiri dari ahli materi, ahli pengukuran, praktisi pendidikan fisika dengan 4 kriteria seluruhnya memiliki koefisien rata-rata 0,97 dari 158 butir soal pilihan ganda beralasan. Secara ringkas nilai indeks Aiken untuk masing-masing item diantara 0.78 sampai dengan 1.00 dengan kriteria valid. Dengan demikian untuk rata-rata nilai indeks Aiken keseluruhan butir tes sebesar 0,97 dengan kriteria valid.
2. Validitas Empiris (Fit Butir-Model)
Hasil analisis berdasarkan uji coba empiris adalah. Tabel 40. Hasil Analisis Uji Empiris Tes Pemecahan Masalah
No Uraian Estimasi untuk Item
Estimasi untuk Testi
1 Nilai rata-rata dan Simpangan Baku 0.00±0.55 0.03±0.69
2 Nilai rata-rata dan simpangan baku INFIT MNSQ 1.00±0.25 0.96±0.21
3 Nilai rata-rata dan simpangan baku OUTFIT MNSQ 1.07±0.80 1.05±0.48
4 Nilai rata-rata dan simpangan baku INFIT t -0.14±1.48 -0.13±1.04
5 Nilai rata-rata dan simpangan baku OUTFIT t 0.03±1.48 0.21±1.20
6 Reliabilitas 0.93 Menurut Adam & Khoo (1996:30&90) dalam program quest
ditetapkan bahwa suatu item atau testi dinyatakan fit dengan model dengan batas kisaran INFIT MNSQ dari 1,77 sampai 1,30. Suatu item menjadi tidak fit dengan model menurut Model Rasch apabila memiliki nilai INFIT t <-2,0 atau +2,0 (Probability atau Peluan <0,05). Contoh dari hasil analisis pengujian goodness of fit menggunakan Quest ditunjukkan pada Gambar 25.
122| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
Gambar 25. Diagram INFIT MNSQ Kemampuan Pemecahan
Masalah Fiska Pengujian kecocokan item instrumen dilakukan menggunakan acuan
Adams & Khoo (1996:30). Pengujian untuk tes secara keseluruhan maupun untuk tiap item dilakukan dengan program Quest. Berdasarkan Tabel 40 Hasil estimasi item dan testi Tes Pemecahan Masalah Fisika menurut PCM 1-PL dengan rata-rata nilai INFIT MNSQ sekitar 1.00, dengan Simpangan bakunya 0.25 maka keseluruhan item tes fit dengan model PCM 1-PL
Karakteristik item butir dapat dilihat pada kurva karteristik item ICC dan indeks kesukaran butir tes. Berdasarkan analisis dengan menggunakan program Parscale didapatkan kurva karakteristik item sebanyak 130 butir soal. pada Gambar 26 ditampilkan contoh ICC untuk item 1 yang dapat dijelaskan bahwa: a) Skor 1 = Kategori 1 sebagian besar diperoleh siswa dengan ability
sangat rendah (theta=-3) b) Skor 2= Kategori 2 sebagian besar diperoleh siswa dengan ability
rendah (theta=-1) c) Skor 3 = Kategori 3 sebagian besar diperoleh siswa dengan ability
tinggi (theta=1.5) d) Skor 4 = Kategori 4 sebagian besar diperoleh siswa dengan ability
sangat tinggi (theta=3)
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |123
Gambar 26. Kurva Karakteristik Butir 1
3. Reliabilitas
Dari analisis yang dilakukan didapatkan hasil bahwa nilai reliabilitas instrumen menunjukkan angka 0.93. berdasarkan dari nilai reliabilitas dapat disimpulkan bahwa instrumen reliabel dengan kategori Tinggi.
Gambar 27. Hubungan total fungsi informasi dan SEM
Berdasarkan analisis dengan parscale diperoleh fungsi informasi dan Standard Error of Measurement (SEM). Berdasarkan fungsi Informasi dan SEM yang dinyatakan gambar 43, maka diperoleh informasi pengukuran untuk daerah -2 Sampai dengan 1,6. Selain di daerah tersebut kemampuan peserta tidak bisa di ukur dengan baik akan tetapi kesalahan yang akan ditampilkan. Dengan demikian tes cocok digunakan dalam mengukur kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam kategori kemampuan sedang, rendah dan tinggi
124| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
4. Tingkat Kesukaran Butir Tingkat kesukarana suatu item merupakan deskripsi kesukaran item
tersebut keseluruhan, bukan bagi masing-masing subjek secara individual (azwar, 2016). Tingkat kesukaran perbutir tes yaitu berada pada rentang -1.23 sampai 1.50, rentang tersebut berada dalam batas kesulitan yang baik yaitu berada pada rentang -2,0 sampai dengan 2,0. Tanda positif menunjukkan bahwa butir tersebut dikategorikan sulit dan tanda negatif menunjukkan bahwa butir tersebut dikategorikan mudah.
Berdasarkan perhitungan menggunakan bantuan program Quest berikut akan ditampilkan data 10 item soal yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi.
Tabel 41. Perwakilan 10 Item soal tersukar No Nomor Item Tingkat Kesulitan 1 25 1,50 2 100 1,48 3 61 1,36 4 119 1,32 5 26 1,29 6 29 dan 30 1,24 7 96dan 99 1,18 8 101 0.99 9 77 0,97 10 43 0,89
Dari Tabel 41, diatas dapat disimpulkan bahwa item soal nomor 25 memiliki tingkat kesulitan paling tinggi yaitu sebesar 1.50. Selanjutnya perhitungan menggunakan bantuan program Quest berikut akan ditampilkan data 10 item soal yang memiliki tingkat kesulitan paling redah yang ditampilkan pada Tabel 42.
Tabel 42. Perwakilan 10 Item soal termudah No Nomor Item Tingkat Kesulitan 1 105 -1,23 2 23 dan 24 -1,05 3 38 -1.03 4 52 -0.82 5 78 -0,81 6 12 -0,80 7 16 dan 17 -0,70 8 69 -0,69 9 13 dan 62 -0,65 10 21 -0.62
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |125
Berdasarkan tabel 42, perwakilan 10 item soal termudah dapat diambil kesimpulan bahwa item soal nomor 105 merupakan item soal yang memiliki tingkat kesulitan terendah dengan nilai -1.23.
Untuk hasil tingkat kesukaran butir dapat dilihat pada Tabel 43: Tabel 43. Tingkat kesukaran Butir tes tiap Aspek dan Subaspek
Aspek Subaspek Nilai b
Kategori 1(%) 2(%) 3(%) 4(%)
Identifikasi Mengidentifikasi -0.26 30.44 11.03 17.24 41.29 Membedakan 0.10 32.82 18.03 15.29 33.87
Rencana Merencanakan 0.26 33.05 22.08 9.94 34.92 Merumuskan 0.23 41.88 11.55 14.73 31.84
Pelaksanaan Mengurutkan 0.05 36.60 13.17 18.38 31.84 Menghubungkan 0.14 35.19 13.51 17.46 33.84 Mengaplikasikan 0.20 33.73 14.01 22.37 29.90
Evaluasi Memeriksa -0.23 29.96 9.75 20.31 39.98 Menilai -0.05 36.13 12.57 20.44 30.86
Data analisis tingkat kesukaran tiap aspek dan subaspek ditampilkan pada Tabel 43. Pada tabel dapat dilihat data tingkat kesukaran lebih rinci untuk tiap aspek dan subaspek Tes Pemecahan Masalah Fisika serta dapat dilihat juga persentase jawaban peserta didik pada setiap kategori penskoran untuk masing-masing aspek dan subaspek.
Butir soal yang dikategorikan paling sukar terdapat pada aspek Rencana dan subaspek perencanaan dengan nilai tingkat kesukarannya adalah 0.26. Butir soal yang dikategorikan paling mudah termudah terdapat pada aspek Identifikasi dengan subaspek mengidentifikasi dengan nilai tingkat kesukarannya adalah 0.26.
Tingkat kesukaran butir berdasarkan tabel dapat ditampilkan dalam bentuk diagram pada Gambar 28.
126| Bab 5. Kalibrasi Instrumen
Gambar 28. Tingkat Kesukaran Butir Tiap Aspek Dan Subaspek
Gambar diatas menyajikan persentase dari tingkat kesukaran butir item dari tiap aspek dan subaspek yang telah di teskan. Pada subaspek mengidentifikasi memiliki tingkat kesukaran butir item yang paling rendah, sehingga disimpulkan bahwa pada aspek tersebut pada kategori butir item mudah. Pada subaspek merencanakan memiliki tingkat kesukaran item paling tinggi dengan kata lain butir item pada subaspek tersebut pada kategori butir item sukar.
Gambar 29. Sebaran Frekuensi Persentase Peserta Didik
05
1015202530354045
Suba
spek
Men
gide
ntifi
kasi
Mem
beda
kan
Mer
enca
naka
n
Mer
umus
kan
Men
guru
tkan
Men
ghub
ungk
an
Men
gapl
ikas
ikan
Mem
erik
sa
Men
ilai
Aspek IdentifikasiRencana Pelaksanaan Evaluasi
Kategori 1 (%)
Kategori 2 (%)
Kategori 3 (%)
Kategori 4 (%)
Bab 5. Kalibrasi Instrumen |127
Gambar 29 menyajikan frekuensi persentase peserta didik dari aspek dan subaspek Tes Pemecahan Masalah Fisika. Persentase frekuensi menunjukkan frekuensi peserta didik menjawab tiap kategori skor. Dimana kategori penskoran yang digunakan yaitu kategori pertama, dua, tiga dan empat. Pada Gambar 24 disimpulkan bahwa persentase frekuensi peserta didik menjawab skor satu terbesar pada subaspek mengaplikasikan dan yang terkecil pada subaspek merencanakan. Sedangkan persentase frekuensi peserta didik menjawab skor empat terbesar pada subaspek mengidentifikasi dan yang terkecil pada subaspek mengaplikasikan.
128| Bab 6 Instalasi Instrumen pada CAT
BAB 6 INSTALASI INSTRUMEN PADA CAT
A. Mempersiapkan CAT
Berikut ini langkah-langkah untuk menginstall CAT: 1. Install program XAMPP yang ada pada CD installasi, dengan cara
double klik file xampp-win32-installer pada CD installasi. 2. Apabila pada komputer terpasang anti virus, akan muncul jendela
peringatan seperti Gambar 30 untuk sementara mematikan anti virus. Anda boleh mengikuti instruksi ini, atau mengabaikannya dan lanjut ke tahap selanjutnya.
Gambar 30. Notifikasi Anti Virus
3. Klik next pada setiap pilihan yang muncul dan biarkan pengaturannya menjadi default
4. Proses installasi akan berjalan beberapa saat, hingga layar tampilan menjadi “Completing the XAMPP” seperti Gambar 31. Biarkan checklist “Do you want to start the Control Panel now?
Gambar 31. Notifikasi Install Berhasil
Bab 6 Instalasi Instrumen pada CAT |129
5. Setelah XAMPP berhasil diinstal, akan muncul layar “XAMPP Control Panel”. Kllik Start pada baris Apache dan MySQL seperti Gambar 32.
Gambar 32. XAMPP Control Panel
6. Jika firewall terpasang dalam komputer anda, akan muncul jendela peringatan untuk membolehkan web server Apache berjalan melewati firewall seperti Gambar 33. Pastikan untuk melewatkan web server Apache tersebut dengan mencentang checklist yang tersedia, lalu klik Allow access
Gambar 33. Notifikasi Windows Firewall
7. Pada CD installasi, copy folder “PhysCoTeHOTS-CAT_XI” ke dalam folder local disc C>xampp>htdocs.
8. Buka Web Browser (Mozilla Firefox) dan ketikkan pada address bar “localhost” seperti Gambar 34.
130| Bab 6 Instalasi Instrumen pada CAT
Gambar 34. Pengetikkan pada Address Bar
9. Selanjutnya akan muncul halaman seperti pada Gambar 35. Klik pada “phpMyAdmin”.
10. Setelah pilihan “phpMyAdmin” diklik, maka akan muncul halaman baru seperti pada Gambar 35.
Gambar 35. Menu phpMyAdmin pada XAMPP
11. Pada halaman tersebut, pilihlah menu “Database”, kemudian “Create database” dengan memasukkan nama “db_physics” setelah itu klik “Create”. Maka database dengan nama “db_physics_marzano” (untuk HOTS Marzano), db_physics_Bloomian (untuk HOTS Bloomian), db_catphyscrits (untuk critical thinking skills), db_physics_cv (untuk creative thinking skills), db_physics_ps (untuk penyelesaian masalah) akan tercipta pada daftar di halaman “phpMyAdmin”.
12. Untuk memasukkan file database, langkah selanjutnya adalah mengimport database yang sudah dibuat, yaitu dengan cara klik “import” kemudian “Choose File” lalu pilih file pada folder xampp > htdocs > PhysicsMarzano > db_physics_marzano, kemudianklik “Go” seperti pada Gambar 36.
Bab 6 Instalasi Instrumen pada CAT |131
Gambar 36. Langkah Mengimport File Database
13. Tunggu beberapa saat hingga muncul keterangan “import has been successfully finished”, maka file database sudah berhasil di import.
B. Penggunaan CAT
Dalam memanfaatkan CAT sebagai alat ukur, uji terbatas terhadap soal perlu dilakukan terlebih dahulu. Uji coba ini diperlukan untuk mendapatkan informasi penting mengenai butir, salah satunya adalah Nilai tingkat kesulitan soal (b). Dalam pemrograman CAT, fungsi penambahan dan pengurangan soal hanya dapat dilakukan oleh admin. Fungsi admin hanya dimiliki oleh pengembang CAT dan tidak diberikan kepada guru dan peserta didik.
1. Halaman Admin
Admin dalam program PhysCoTeHOTS-CAT_XI terdiri dari 5 jenis admin untuk masing-masing tes. Cara memasuki halaman admin ialah dengan mengetikan alamat masing-masing HOTS seperti pada Gambar 32. Alamat masing-masing HOTS sebagai berikut: 1) localhost/PhysCreative/Admin untuk tes kemampuan berpikir kreatif; 2) localhost/PhysCriTS/Admin untuk tes kemampuan berpikir kritis; 3) localhost/PhysHOTS/Admin untuk tes HOTS Bloomian; 4) localhost/PhysMarzano/Admin untuk tes HOTS Marzano; dan 5) localhost/PhysProbSolv/Admin untuk tes kemampuan pemecahan masalah.
132| Bab 6 Instalasi Instrumen pada CAT
Gambar 37. Adress Bar pada Browser
Setelah user mengetikkan alamat seperti pada Gambar 37, akan muncul contoh tampilan seperti Gambar 38. Gambar 38 adalah contoh halaman admin untuk kemampuan berpikir kreatif. Untuk halaman admin yang lain memiliki tampilan yang sama hanya berbeda informasi tes dan logo.
Gambar 38. Tampilan Login Admin
Setelah masuk ke halaman seperti Gambar 38, admin dapat masuk dengan mengetikkan admin di kolom username dan password seperti yang ditunjukkan Gambar 38. Selanjutnya admin akan dialihkan menuju halaman baru seperti pada Gambar 39.
Gambar 39. Halaman Pengelolaan Admin
Bab 6 Instalasi Instrumen pada CAT |133
Pada halaman admin terdapat beberapa menu di sebelah sisi kiri layar. Untuk memasukkan instrumen, pilih menu bank soal yang ada di sebelah kiri layar.
2. Bank Soal
Bank soal merupakan fitur yang ada pada halaman administrator untuk menambah, mengedit, dan menghapus data soal. Tampilan halaman bank soal dapat dilihat pada Gambar 40.
Gambar 40. Tampilan Awal Bank Soal
Untuk melakukan penambahan soal baru, admin harus terlebih dahulu memilih guru pada kolom Guru, mengetikkan lama durasi dan waktu pengerjan soal, serta jumlah butir soal yang hendak ditambahkan. Kemudian mengklik Save, akan muncul tampilan pengisian butir soal baru seperti yang terlihat pada Gambar 41.
Gambar 41. Tampilan Penambahan Butir Soal Baru
Penulisan soal dapat dilakukan dengan mengisi form. Setelah tombol “save” ditekan maka akan muncul form untuk mengetik soal. Tampilan dari input soal dapat dilihat pada Gambar 41.
134| Bab 6 Instalasi Instrumen pada CAT
Gambar 42. Tampilan Input/Edit Soal pada Akun Admin
Gambar 42 merupakan contoh proses input soal kedalam media CAT.
Pada proses tersebut, bagian yang harus diisi diantaranya adalah soal, pilihan jawaban, pilihan alasan, kunci jawaban, tingkat kesukaran butir (b), tingkat kesukaran untuk mendapatkan skor 2 (bi1), tingkat kesukaran untuk mendapatkan skor 3 (bi2), tingkat kesukaran untuk mendapatkan skor 4 (bi3), dan kode soal. Setelah semua form diisi, untuk menyimpannya dilakukan dengan menekan tombol “save soal. Untuk melihat data soal yang telah ditambahkan sebelumnya, klik ikon view (
). Tampilan data soal yang telah ditambahkan dapat dilihat pada Gambar 43.
Bab 6 Instalasi Instrumen pada CAT |135
Gambar 43. Tampilan Data Soal yang telah Ditambahkan
Untuk mengubah butir soal, admin dapat mengklik gambar pena () dan akan muncul tampilan seperti Gambar 38. Setelah selesai mengubah butir soal yang diinginkan, klik Save. Untuk menghapus butir, admin dapat memilih tanda silang merah ( ) di sebelah butir soal yang ingin dihapus.
136| Bab 7 Tampilan Instrumen pada CAT
BAB 7 TAMPILAN INSTRUMEN PADA CAT
A. Tampilan Utama
Tampilan utama dapat diakses dengan mengetik alamat localhost/ PhysCoTeHOTS-CAT_XI pada adress bar browser yang digunakan. Tampilan beranda program PhysCoTeHOTS-CAT_XI dapat dilihat pada Gambar 44.
Gambar 44. Tampilan Utama
Dalam tampilan utama terdapat 5 opsi tes yang dapat dipilih untuk dilakukan pengukuran. Pemilihan tes bergantung kepada kebijakan administrator dalam memasukkan guru dan murid sebagai pengguna.Upaya pemilihan tes dilakukan dengan mengklik pada masing-masing ikon gambar. Setelah melakukan klik pada ikon, halaman akan beralih kepada halaman utama tes. Tampilan CAT untuk masing-masing HOTS dapat dilihat pada Gambar 45 sampai 49.
Bab 7 Tampilan Instrumen pada CAT |137
Gambar 45. Tampilan Utama Tes Mengukur HOTS Bloomian
Gambar 46. Tampilan Utama Tes Mengukur HOTS Marzano
Gambar 47. Tampilan Utama Tes Mengukur Berpikir Kritis
138| Bab 7 Tampilan Instrumen pada CAT
Gambar 48. Tampilan Utama Tes Mengukur Berpikir Kreatif
Gambar 49. Tampilan Utama Tes Mengukur Pemecahan
Masalah
B. Halaman Guru Setelah melalui tahapan instalasi instrumen oleh admin, guru dapat
menggunakan web sebagai media untuk melaksanakan tes. Langkah yang ditempuh untuk melaksanakan instrumen tes dalam CAT adalah dengan masuk ke halaman guru dengan cara mengetik username dan password milik guru di halaman utama. Setelah dapat masuk ke halaman guru, terlebih dahulu guru mengeset peserta didik yang dapat mengerjakan tes dengan masuk ke menu test, klik menu my student. Pada Gambar 50, ditampilkan contoh halaman yang ada pada web tes berpikir kritis
Bab 7 Tampilan Instrumen pada CAT |139
Gambar 50. Daftar Peserta Didik Tes Berpikir Kritis
Setelah mengeset peserta didik, guru melanjutkan ke tahapan selanjutnya yakni mengeset waktu dan jumlah butir soal. Pengesetan dilakukan dengan memilih menu item pengaktifan tes pada menu tes seperti pada Gambar 51.
Gambar 51. Menu Aktifasi Tes oleh Guru
Guru harus terlebih dahulu mengaktifkan tes sebelum dapat dikerjakan oleh peserta didik. Guru bebas mengeset waktu dan butir tes yang dapat dikerjakan oleh peserta didik. Waktu dan butir tes yang ditentukan guru nantinya akan mempengaruhi proses pemberhentian CAT agar tidak terjadi siklus berulang-ulang. Perbedaan halaman aktifasi tes untuk semua tes hanya berbeda di bagian warna desain web. C. Halaman Peserta Didik
Peserta didik dapat mengerjakan soal setelah mendapatkan kepastian dari guru. Tampilan instrumen yang dikerjakan oleh peserta didik. Contoh
140| Bab 7 Tampilan Instrumen pada CAT
tampilan awal tes dijelaskan dalam Gambar 52. Pada Gambar 52 diberikan contoh pada web untuk tes HOTS Bloomian.
Gambar 52. Tampilan Awal Menu Tes pada Halaman Peserta
Didik Pada tampilan awal menu semua jenis tes, peserta didik akan
diberitahu peraturan tes yang akan mereka kerjakan. Peraturan ini mencakup tata cara pengerjaan tes dan penskoran instrumen. Setelah peserta didik mengerti, mereka dapat menekan tombol mulai untuk melanjutkan ke halaman selanjutnya. Gambar 53 sampai 57 merupakan contoh tampilan butir untuk masing-msing keterampilan, yakni: HOTS Bloomian, HOTS Marzanoian,Berpikir Kreatif dan Kritis, dan Problem Solving
Gambar 53. Tampilan Tes HOTS Bloomian yang dikerjakan
Peserta Didik
Bab 7 Tampilan Instrumen pada CAT |141
Gambar 54. Tampilan Tes HOTS Marzanoian yang dikerjakan Peserta Didik
Gambar 55. Tampilan Tes Berpikir Kritis yang dikerjakan
Peserta Didik
Gambar 56. Tampilan Tes Berpikir Kreatif yang dikerjakan
Peserta Didik
142| Bab 7 Tampilan Instrumen pada CAT
Gambar 57. Tampilan Tes Penyelesaian Masalah yang
dikerjakan Peserta Didik Pada tampilan instrumen sebagimana Gambar 53 sampai dengan
Gambar 57, peserta dihadapkan pada ikon nomer, yakni nomor soal; ikon item code yang berarti kode soal menyesuaikan penyusunan kisi-kisi; dan time left yang berarti waktu yang tersisa untuk mengerjakan soal. Peserta didik dapat mengerjakan soal dengan memilih gambar lingkaran di sebelah kiri pilihan jawaban. Setelah yakin pada pilihannya, peserta didik harus menekan tombol jawab yang berada di sebelah kanan bawah layar.
Peserta didik mengerjakan butir-butir soal seterusnya hingga kriteria penghentian soal (stopping rule) terpenuhi, yaitu kemampuan siswa dapat diukur, jumlah butir yang dapat dijawab habis, atau waktu pengerjaan soal telah berakhir. Setelah tes berakhir, akan muncul tampilan seperti Gambar 58. Tampilan pada Gambar 58 merupakan contoh halaman pada web Bloomian.
Gambar 58. Tampilan Tes Berakhir
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |143
BAB 8 PENGGUNAAN COMPUTERIZED ADAPTIVE TEST
A. Petunjuk Pemasangan CAT
Dalam proses pengembangannya, program PhysCoTeHOTS-CAT_XI berbasis website memanfaatkan jaringan local pada laptop maupun komputer sebagai server lokal. Sehingga untuk pertama kali membukanya diperlukan penginstalan database terlebih dahulu. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menginstal program PhysCoTeHOTS-CAT_XI. 1) Copy folder “xampp”yang ada pada CD installasi ke Local Disk (C:)
pada laptop/komputer.Folder ini merupakan program XAMPP portable, sehingga tidak perlu menginstal lagi. Pada folder ini juga telah berisi program PhysCoTeHOTS-CAT_XI.
2) Buka folder “xampp” pada Local Disk (C:) dan cari file dengan nama .
3) Jalankan program “xampp-control” sebagai administrator dengan cara klik kanan file tersebut dan klik “Run as administrator”. Jika muncul jendela baru pilih “Yes”. Setelah berhasil maka akan muncul XAMPP control panel seperti pada Gambar 59.
Gambar 59. XAMPP Control Panel
4) Klik “Start” pada bagian “Apache” dan “MySQL”. 5) Buka Web Browser (ex: Mozilla Firefox, Chrome, dll) dan ketikkan
pada address bar “localhost/dashboard” seperti Gambar 60.
Gambar 60. Pengetikkan pada Address Bar
6) Tekan “Enter” pada keyboard sehingga akan muncul halaman seperti pada Gambar 61 dan Klik pada “phpMyAdmin”.
144| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Gambar 61. Dashboard XAMPP
7) Setelah menu “phpMyAdmin” diklik maka akan muncul halaman seperti pada Gambar 62.
Gambar 62. Tampilan phpMyAdmin
8) Klik pada menu “Database” dan buatlah basis data dengan nama “db_cat” kemudian klik tombol “Create” seperti pada Gambar 63.
Gambar 63. Tampilan Create Database
9) Setelah database berhasil dibuat maka pada navigasi kiri akan muncul menu “db_cat”. Klik pada menu tersebut dan impor database dengan cara klik menu “import” > klik Browse dan cari file “db_cat.sql” yang ada di C:\xampp\htdocs\PhysCoTeHOTS-CAT_XI> Klik tombol “Go”. Perhatikan Gambar 64.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |145
Gambar 64. Mengimpor Database
10) Tunggu beberapa saat hingga muncul keterangan “import has been successfully finished”
11) Setelah berhasil, buka program PhysCoTeHOTS-CAT_XI dengan cara mengisi pada address bar “localhost/PhysCoTeHOTS-CAT_XI” kemudian tekan Enter pada keyboard sehingga muncul tampilan seperti Gambar 65.
Gambar 65. Tampilan Home PhysCoTeHOTS-CAT_XI
146| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
12) Lakukan kembali langkah 7-10 untuk menginstal CAT lengkap. Masukkan nama database “db_physics_hot “ untuk CAT Bloomian, “db_physics_marzano” untuk CAT Marzano, “db_physics_creative” untuk CAT Creative Thinking Skills, “db_catfisika” untuk CAT Critical Thinking Skills, dan “db_physics_cat_solve” untuk CAT Problem Solving Skills. Setelah semua database berhasil diinstal, maka untuk membuka
program PhysCoTeHOTS-CAT_XI tidak perlu dilakukan penginstalan database seperti pada langkah-langkah di atas. Untuk membukanya dapat dilakukan dengan mengulangi langkah 2, 3, 4, dan 11. Berikut dibahas panduan untuk kelima keterampilan HOTS, yakni: HOTS Bloomian, HOTS Marzanoian, Critical Thinking, Creative Thoinking, dan Problem Solving Skill. B. Panduan Penggunaan PhysCoTeHOTS Bloomian
Produk PhysCoTeHOTS Bloomian ini mengenal tiga jenis pengguna yaitu Administrator sebagai petugas, Guru sebagai pendidik, dan Siswa sebagai siswa. Pengguna Administrator atau selanjutnya disebut Admin menjadi pengelola utama seluruh fitur yang ada pada Bloomian. Pengguna Guru sebagai pengatur waktu pelaksanaan tes untuk siswa pada kelas yang diampunya.
1. Panduan Guru
Berikut ini adalah bagian-bagian PhysCoTeHOTS Bloomian dan penggunaanya untuk pengguna Guru. a. Login
Menu Login merupakan halaman awal untuk masuk ke dalam perangkat lunak CAT. Akan tampil halaman Beranda utama BLOOMIAN seperti pada Gambar 66.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |147
Gambar 66. Tampilan Beranda Utama BLOOMIAN
Untuk login ketik “localhost/PhysHOTS” pada address bar web browser seperti pada Gambar 67.
Gambar 67. Halaman Login
Masukkan username dan password yang telah diberikan administrator, sebagai contoh pengguna Guru menggunakan username ‘guru’ dengan password‘guru’. Setelah dimasukkan dengan benar, klik tombol Login atau tekan tombol Enter pada keyboard.Akan muncul halaman Beranda seperti pada Gambar 68.
148| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Gambar 68. Tampilan Beranda Guru
Pada bagian atas layar terdapat tiga baris menu, yaitu Profil, Siswa, dan Keluar. Halaman profil guru berisikan identitas guru, seperti pada Gambar 69.
Gambar 69. Tampilan Profil Guru
Guru dapat merubah data diri dengan mengisikan data baru pada kolom-kolom identitas yang tersedia, kemudian mengklik tombol Update.
Menu Siswa berisi daftar siswa yang diampu oleh guru tersebut dan telah terdaftar sebagai peserta tes dalam database BLOOMIAN, seperti pada Gambar 70.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |149
Gambar 71. Tampilan Daftar Siswa
Menu Keluar adalah menu yang digunakan untuk keluar dari akun pengguna Guru. Setelah menu Keluar dipilih, maka layar akan kembali pada tampilan Beranda seperti pada Gambar 66.
b. Tes
Bank soal adalah fitur yang ada pada menu Tes pada halaman guru. Fitur ini memungkinkan guru untuk mengatur waktu pelaksanaan tes. Guru dapat mengaktifkan dan menonaktifkan dengan menekan tombol Active seperti yang terlihat pada Gambar 72.
Gambar 72. Tampilan Bank Soal pada Pengguna Guru
Guru dapat melihat butir-butir soal pada bank soal, tetapi tidak bisa menambah, mengubah atau menghapus butir soal. Untuk melihat butir
150| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
soal, guru dapat menggunakan fitur view ( ) dan akan tampil butir soal seperti Gambar 73.
Gambar 73. Tampilan View pada Bank Soal Guru
c. Hasil Tes
Menu hasil tes adalah fitur untuk melihat data hasil tes siswa. Untuk melihat hasil tes siswa, guru terlebih dahulu harus memilih kelas dan tanggal tes yang ingin dilihat pada kolom yang tersedia, seperti pada Gambar 74, kemudian klik Proses.
Gambar 74. Tampilan Awal Menu Hasil Tes Tampilan hasil tes siswa akan muncul sesaat setelah tombol Proses
diklik. Tampilan hasil tes siswa seperti Gambar 75.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |151
Gambar 75. Tampilan Hasil Tes Siswa
Untuk melihat data hasil tes persiswaguru dapat mengklik salah satu nama siswa. Akan tampil halaman data hasil tes individu siswa seperti pada Gambar 76.
Gambar 76. Tampilan Hasil Tes Individu Siswa
Adapun grafik perhitungan kemampuan ( ) siswa dapat dilihat pada bagian bawah layar seperti pada Gambar 77.
152| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Gambar 77. Grafik Perhitungan Kemampuan Siswa
2. Pengguna Siswa
Berikut ini adalah bagian-bagian PhysCoTeHOTS Bloomian dan penggunaanya untuk Siswa. a. Login
Menu Login merupakan halaman awal untuk masuk ke dalam BLOOMIAN. Untuk login ketik “localhost/PhysHOTS” pada address bar web browser. Tampilan menu login siswa sama dengan tampilan login guru (Gambar 33). Masukkan username dan password yang telah diberikan administrator. Setelah username dan password dimasukkan dengan benar, klik Login atau tekan tombol Enter pada keyboard. Akan muncul halaman Beranda siswa seperti terlihat pada Gambar 78.
Gambar 78. Halaman Beranda Siswa
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |153
Pada bagian atas layar, terdapat menu Profil dan Keluar. Siswa dapat mengubah atau memperbarui data profil mereka dengan mengklik menu Profildi bagian atas layar, dan keluar dari akun pengguna dengan menu Keluar. Tampilan Profil siswa seperti pada Gambar 79.
Gambar 79. Tampilan Profil Siswa
b. Tes
Menu tes adalah menu pada halaman siswa untuk mengikuti tes HOTS Bloomian Fisika. Tampilan awal halaman tes dapat dilihat pada Gambar 80.
Gambar 80. Tampilan Awal Menu Tes Siswa
154| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Siswa harus membaca peraturan tes sebelum mulai mengerjakan tes. Setelah membaca dan memahami peraturan tes, siswa dapat mengklik tombol Mulai yang terletak pada bagian bawah layar. Butir pertama tes akan muncul dan siswa dapat langsung mengerjakan tes. Tampilan butir soal pada PhysCoTeHOTS Bloomian seperti pada Gambar 81.
Gambar 81. Tampilan Butir Soal pada BLOOMIAN
Siswa memilih jawaban dan alasan yang dianggapnya benar. Kemudian siswa mengklik tombolJawab.Maka pengerjaan butir pertama selesai dan butir kedua akan muncul. Siswa akan mengerjakan butir-butir soal seterusnya hingga kriteria penghentian soal (stopping rule) terpenuhi, yaitu kemampuan siswa dapat diukur, jumlah butir yang dapat dijawab habis, atau waktu pengerjaan soal telah berakhir. Setelah tes berakhir, akan muncul tampilan seperti Gambar 82.
Gambar 82. Tampilan Setelah Tes Berakhir
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |155
c. Hasil Tes Menu hasil tesadalah menu pada halaman siswa untuk melihat data
hasil tes yang dikerjakannya. Untuk melihat hasil tes, siswa harus memilih tanggal tes, seperti pada Gambar 83.
Gambar 83. Tampilan Awal Menu Hasil Tes
Setelah memilih tanggal pada kolom Pilih Tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan tes sebelumnya, klik tombol Proses. Akan muncul tampilah hasil tes seperti pada Gambar 84.
Gambar 84. Hasil Tes Siswa
Pada bagian bawah tabel terdapat nilai atau nilai HOTS Bloomian Fisika siswa, skor dalam rentang 1 – 100, dan kriteria kemampuan siswa.
156| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
C. Panduan Penggunaan PhysCoTeHOTS Marzanoian 1. Panduan Guru
Berikut ini adalah bagian-bagian PhysCoTeHOTS Marzanoian dan penggunaanya untuk Guru. a. Login
Jika admin belum membuatkan akun untuk guru, guru dapat melakukannya sendiri, yaitu dengan melakukan langkah registrasi kemudian menunggu konfirmasi dari admin. Berikut langkah-langkah untuk guru melakukan registrasi. 1) Guru melakukan registrasi pada halaman utama CAT-Marzano
dengan masuk ke alamat website “localhost/PhysicsMarzano”, kemudian pilih “registrasi” seperti pada Gambar 85.
Gambar 85. Halaman Registrasi untuk Guru
2) Mengisi semua data pada kolom yang tersedia. Data tersebut terdiri dari NIP, Password, Nama, Kelas, Telp/Hp, Nama Sekolah, dan Foto.
3) Jika sudah mengisi semua data, kemudian klik “Save” dan tunggu konfirmasi dari admin.
4) Jika sudah dikonfirmasi oleh admin, untuk dapat masuk dan menggunakan CAT-Marzano, guru hanya perlu melakukan login dengan memasukkan “username” dan “password” seperti pada Gambar 86.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |157
Gambar 86. Halaman Login Setelah Registrasi
b. Tes
Guru dapat menggunakan tes dengan cara mengaktifkan tes yang akan digunakan sebagai media penilaian. Berikut langkah-langkah yang dilakukan guru untuk mengaktifkan tes. 1) Guru melakukan login pada halaman utama CAT-Marzano dengan
masuk ke alamat website “localhost/PhysicsMarzano”, kemudian memasukkan “username” dan “password” guru, maka akan masuk halaman guru sudah login seperti pada Gambar 87.
Gambar 87. Halaman Home untuk Guru Login
2) Setelah itu pilih menu “Test”, kemudian pilih “Item Bank Soal & Test Activation”, maka akan muncul halaman seperti pada Gambar 88.
158| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Gambar 88. Halaman Item Bank Soal &Test Activation
3) Klik view atau klik gambar mata ( ) untuk melihat soal yang akan diujikan.
4) Klik tombol “inactivate” untuk mengaktifkan tes. Setelah itu guru mengatur waktu tes agar siswa dapat mengerjakan tes. Klik “Save” jika sudah selesai mengatur tes. Maka tulisan “inactivate” akan berubah menjadi “activate” berwarna hijau sebagai tanda tes sudah dapat dikerjakan seperti Gambar 89.
Gambar 89. Tes Sudah Activate (Aktif)
c. Hasil Tes
Guru dapat melihat hasil tes pada daftar siswa yang berada pada kelas yang diampunya. Berikut langkah-langkah yang dilakukan guru untuk melihat hasil tes siswa.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |159
1) Guru melakukan loginpada halaman utama CAT-Marzanoseperti langkah pada “Guru Mengaktifkan Soal”
2) Untuk melihat daftar siswa, pilih “Test”, kemudian pilih “My Student”, maka akan muncul halaman seperti pada Gambar 90.
Gambar 90. Halaman My Student
3) Guru dapat melihat hasil tes siswa pada halaman ini dengan memilih namasiswa yang ingin dilihat hasil tesnya. Jika sudah maka akan muncul hasil tes seperti pada gambar 91.
Gambar 91. Hasil Tes Siswa pada Guru
160| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
2. Panduan Siswa Berikut ini adalah bagian-bagian PhysCoTeHOTSMarzanoian dan
penggunaanya untuk Siswa. a. Login
Jika guru belum membuatkan akun untuk siswa, siswa dapat melakukannya sendiri, yaitu dengan melakukan langkah registrasi kemudian menunggu konfirmasi dari guru. Berikut langkah-langkah untuk siswa melakukan registrasi. 1) Siswa melakukan registrasi pada halaman utama CAT-Marzano
dengan masuk ke alamat website “localhost/PhysicsMarzano”, kemudian pilih “registrasi” seperti pada Gambar 92.
Gambar 92. Halaman Registrasi untuk Siswa
2) Mengisi semua data pada kolom yang tersedia. Data tersebut terdiri dari NIS, Password, Nama, Kelas, Telp/Hp, Nama Sekolah, dan Foto.
3) Jika sudah mengisi semua data, kemudian klik “Save” dan tunggu konfirmasi dari guru atau admin.
4) Jika sudah dikonfirmasi oleh guru atau admin, untuk dapat masuk dan menggunakan CAT-Marzano, siswa hanya perlu melakukan login dengan memasukkan “username” dan “password” seperti pada Gambar 86.
b. Tes
Siswa dapat menggunaan tes pada PhysCoTeHOTS Marzanoian setelah tes diaktifkan oleh admin ataupun guru. Berikut langkah-langkah untuk siswa dalam mengikuti tes.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |161
1) Siswa melakukan login pada halaman utama CAT-Marzano dengan masuk ke alamat website “localhost/PhysicsMarzano”, kemudian memasukkan “username” dan “password” siswa. Setelah masuk kemudian pilih menu tes, maka akan muncul halaman seperti pada Gambar 93.
Gambar 93. Halaman Tes untuk Siswa
2) Jika sudah memahami peraturan tes, maka siswa dapat memulai tes dengan mengklik tombol “mulai”. Kemudian muncul halaman untuk siswa mengerjakan tes seperti Gambar 94.
Gambar 94. Halaman Tes Sedang Berlangsung
3) Pada halaman tersebut siswa dapat melihat beberapa informasi tes, seperti nomor soal, kode soal, dan waktu untuk mengerjakan soal.
4) Jika tes sudah selesai, maka tes akan berhenti dan siswa dapat melihat hasil tes secara langsung.
162| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
c. Hasil Tes Jika sudah selesai mengerjakan soal, siswa dapat melihat hasil tes
pada menu “Test Result” seperti pada Gambar 95.
Gambar 95. Hasil Tes pada Siswa
D. Panduan Penggunaan PhysCoTeHOTS-CAT Critical Thinking
Skills 1. Panduan Guru
User guru merupakan pengelola kelas yang bertugas melakukan aktifasi tes dan konfirmasi peserta tes di kelas yang diampunya. Untuk membuka program CAT untuk critical thinking skills yang disebut juga dengan CAT-PhysCriTS terlebih dahulu buka “XAMPP Control Panel” seperti yang telah dijelaskan pada langkah penginstalan yakni langkah ke 2, 3, 4, dan 11. Buka browser dan ketik pada address bar “localhost/CAT-PhysCriTS”. Berikut ini adalah bagian-bagian program CAT-PhysCriTS dan penggunaannya ketika log in sebagai guru. a. Registrasi dan Log In
Menu registrasi guru digunakan untuk membuat akun baru. Tampilan Halaman registrasi dapat dilihat pada Gambar 96.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |163
Gambar 96. Halaman Register Guru
Untuk mendaftar akun guru klik di bagian “Register As Teacher”. Kemudian isi formulir yang ada dan jika sudah, klik tombol “Save”. Akun yang telah didaftarkan harus menunggu konfirmasi dari admin, baru kemudian dapat digunakan. Setelah akun tersebut dikonfirmasi langkah selanjutnya adalah log in dengan menekan tombol “User Login” yang ada di pojok atas kiri. Tampilan dari user log indapat dilihat pada Gambar 97.
Gambar 97. Halaman Log In
Untuk log in dapat dilakukan dengan mengisi kolom username dan password sesuai dengan akun yang telah dibuat. Kemudian klik tombol “Login” untuk masuk ke akun. 1) Menu Home
Tampilan dari halaman home dapat dilihat pada Gambar 98.
164| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Gambar 98. Halaman Home
Tampilan home yang ditunjukkan pada Gambar 98 merupakan tampilan atasnya saja. Untuk melihat tampilan lengkap dari halaman home dapat dilihat pada program CAT-PhysCriTS. Pada halaman home ini memuat slide greeting, profil singkat, keunggulan program, ucapan terimakasih, news&events, dan Motivation. 2) Menu About
Menu about merupakan menu untuk melihat tentang pengembangan yang dilakukan.Menu about terdiri dari sub menu Profil dan Kurikulum. a) Sub Menu Profil
Tampilan dari sub menu profil dapat dilihat pada Gambar 99.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |165
Gambar 99. Halaman Profil
Sub menu profil berisi tentang profil dari program CAT-PhysCriTS. Profil yang dimaksud terdiri atasapa itu program CAT-PhysCriTS, latar belakang dikembangkannya produk, keunggulan produk, dan profil pengembang. b) Sub Menu Kurikulum
Tampilan dari sub menu kurikulum dapat dilihat pada Gambar 100.
Gambar 100. Halaman Kurikulum
166| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Sub menu kurikulum berisi tentang kurikulum dari bank soal PhysCriTS yang dikembangkan. Kurikulum yang dimaksud terdiri atas kisi-kisi ketercapaian KD dan kisi-kisi tes keterampilan berpikir kritis fisika. 3) Menu Test
Menu test terdiri dari sub menu my studentsertaitem bank&test activation. Tampilan menu test pada akun guru dapat dilihat pada Gambar 101 dan 102.
Gambar 101. Halaman Test>My Student pada Akun Guru
Gambar 102. Halaman Test>Item Bank & Test Activation
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |167
Guru dapat melihat daftar peserta tes pada kelas yang diampunya dan mengaktifkan atau menonaktifkannya melalui sub menu my student seperti yang ditunjukkan pada Gambar 101. Guru dapat pula melihat daftar butir soal dari bank soal PhysCriTS dan mengaktifkan atau menonaktifkan tesnya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 102. Untuk melihat butir soal maka dilakukan dengan klik tanda “ ” pada kolom view sedangkan untuk mengaktifkan dilakukan dengan mengatur waktu pelaksanaan pada tombol “activate/deactivate”. 4) Menu Test Result
Menu test result merupakan menu untuk melihat hasil tes dari peserta tes yang masuk di kelas yang diampu oleh guru tersebut. Pada halaman ini guru juga dapat melihat hasil dari masing-masing peserta secara detil. Untuk melihat hasil perindividu dapat dilakukan dengan klik pada nama peserta yang diinginkan. Tampilan dari menu hasil tes dapat dilihat pada Gambar 103.
Gambar 103. Halaman Test Result pada Akun Guru
Tampilan hasil tes perkelas dirangkum berdasarkan NIS (Nomor Induk Siswa), nama, kemampuan ( ), jumlah soal yang dikerjakan, nilai dalam rentang 0-100, dan waktu pengerjaan. 5) Menu Contact Us
Tampilan dari menu “Contact Us” dapat dilihat pada Gambar 104.
168| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Gambar 104. Halaman Contact UsGuru
Menu ini dapat digunakan oleh guru untuk mengirim pesan kepada admin apabila mengalami kendala dengan program CAT-PhysCriTS. Selain mengirim pesan langsung guru juga diberikancontact person pengembang. 6) Kelola Akun
Menu kelola akun digunakan guru apabila ingin mengganti nama, kelas yang diampu, sekolah, username, dan password. Tampilan dari Kelola akun dapat dilihat pada Gambar 105.
Gambar 105. Halaman My AccountGuru
Untuk mengedit data dapat dilakukan dengan mengganti isi dari formulir yang ada. Apabila terdapat salah satu data yang tidak ingin diganti dapat dibiarkan saja. Setelah formulir benar-benar fix, data dapat diupdate dengan menekan tombol “update”.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |169
2. Panduan Peserta Didik Userpeserta didik merupakan peserta tes yang masuk kedalam kelas
yang dibuat oleh guru. Untuk membuka program CAT-PhysCriTS, terlebih dahulu buka “XAMPP Control Panel” seperti yang telah dijelaskan pada langkah penginstalan yakni langkah ke 2, 3, 4, dan 11. Buka browser dan ketik pada address bar “localhost/CAT-PhysCriTS”. Berikut ini adalah bagian-bagian program CAT-PhysCriTS dan penggunaannya ketika log in sebagai peserta tes. a. Registrasi dan Log in
Menu registrasi peserta didik digunakan untuk membuat akun peserta tes baru. Tampilan Halaman registrasi dapat dilihat pada Gambar 106.
Gambar 106. Halaman RegisterAs Student
Untuk mendaftar akun peserta didik klik di bagian “Register As Student”. Kemudian isi formulir yang ada dan klik tombol “Save”. Akun yang telah didaftarkan harus menunggu konfirmasi dari admin/Guru, baru kemudian dapat digunakan. Tampilan dari user log in dapat dilihat pada Gambar 107.
170| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Gambar 107. Halaman Log In Peserta didik
Untuk log in dapat dilakukan dengan mengisi kolom username dan password sesuai dengan akun yang telah dibuat. Kemudian klik tombol “Login” untuk masuk ke akun. 1) Menu Home
Tampilan dari halaman home dapat dilihat pada Gambar 108.
Gambar 108. Halaman Home Peserta Didik
Tampilan home yang ditunjukkan pada Gambar 108 merupakan tampilan atasnya saja. Untuk melihat tampilan lengkap dari halaman homepeserta didik dapat dilihat pada program CAT-PhysCriTS. Pada
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |171
halaman home ini memuat slide greeting, profil singkat, keunggulan program, ucapan terimakasih, news&events, dan Motivation. 2) Menu About
Menu about merupakan menu untuk melihat tentang pengembangan yang dilakukan. Menu about terdiri dari sub menu Profil dan Kurikulum. a) Sub Menu Profil
Tampilan dari sub menu profil dapat dilihat pada Gambar 109.
Gambar 109. Halaman Profil pada Akun Peserta Didik
Sub menu profil berisi tentang profil dari program CAT-PhysCriTS. Profil yang dimaksud terdiri atas apa itu program CAT-PhysCriTS, latar belakang dikembangkannya produk, keunggulan produk, dan profil pengembang. b) Sub Menu Kurikulum
Tampilan dari sub menu kurikulum dapat dilihat pada Gambar 110.
Gambar 110. Halaman Kurikulum pada Akun Peserta Didik
172| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Sub menu kurikulum berisi tentang kurikulum dari bank soal PhysCriTS yang dikembangkan. Kurikulum yang dimaksud terdiri atas kisi-kisi ketercapaian KD dan kisi-kisi tes keterampilan berpikir kritis fisika. 3) Menu Test
Menu test pada akun peserta didik tidak dijabarkan dalam sub menu, akan tetapi disajikan peraturan tes dan tombol untuk memulai tes dalam satu halaman. Tampilan menu test pada akun peserta didikdapat dilihat pada Gambar 111 dan 112.
Gambar 111. Halaman Mulai Tes pada Akun Peserta Didik
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |173
Gambar 112. Halaman Penyajian Soal pada Akun Peserta Didik
Untuk memulai tes, peserta didik terlebih dahulu memahami peraturan tes seperti yang ditunjukkan pada Gambar 111. Tombol untuk memulai tes akan muncul setelah guru mengaktifkan tes yang kemudian ditampilkan soal seperti pada Gambar 112. 4) Menu Test Result
Tampilan hasil tes pada akun peserta tes ditunjukan pada Gambar 113.
Gambar 113. Halaman Test Result Peserta Didik
174| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Hasil tes yang ditunjukkan pada peserta didik lebih sederhana dibandingkan yang ditampilkan pada admin dan guru. Hal ini agar tidak membingungkan bagi peserta didik. hasil yang ditampilkan adalah kode soal yang dikerjakan, jawaban dan alasan yang diberikan, skor per butir, nilai kemampuan, dan nilai dalam rentang 0-100. 5) Menu Contact Us
Tampilan dari menu “Contact Us”dapat dilihat pada Gambar 114.
Gambar 114. Halaman Contact Us Peserta Didik
Menu ini dapat digunakan oleh guru untuk mengirim pesan kepada admin apabila mengalami kendala dengan program CAT-PhysCriTS. Selain mengirim pesan langsung guru juga diberikan contact person pengembang. 6) Kelola Akun
Menu kelola akun digunakan peserta didik apabila ingin mengganti nama, kelas yang diampu, sekolah, username, dan password. Tampilan dari Kelola akun dapat dilihat pada Gambar 115.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |175
Gambar 115. Halaman My AccountPeserta Didik
Untuk mengedit data dapat dilakukan dengan mengganti isi dari formulir yang ada. Apabila terdapat salah satu data yang tidak ingin diganti dapat dibiarkan saja. Setelah formulir benar-benar fix, data dapat diupdate dengan menekan tombol “update”. E. Panduan Penggunaan PhysCoTeHOTS Creative 1. Panduan Guru
Guru dapat mengakses halaman PhysCoTeHOTS Creative dengan mengetik localhost/PhysCreative pada adress bar perangkat lunak (chrome, IE, atau Firefox)
Gambar 116. Adress bar untuk Masuk ke Web Setelah mengetikkan alamat dan masuk, guru akan diberikan
tampilan berupa beranda utama. Dalam tampilan ini ada beberapa menu yang dapat diakses, yakni menu login untuk masuk ke akun guru, menu tentang untuk mengetahui tentang tes ini, dan kontak kami untuk mengontak pengembang penelitian ini.
176| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Gambar 117. Tampilan Beranda Utama CATIVE
Untuk masuk ke menu guru, dapat dilakukan dengan menuliskan username dan password yang sudah di set oleh admin terlebih dahulu. Setelah masuk ke halaman web, tampilan akan berubah menjadi Gambar 118.
Gambar 118. Tampilan Beranda Halaman Guru
Dalam tampilan beranda halaman guru, terdapat opsi yang bisa dipilih guru, yakni my accout, my student, item bank soal & test activation, test result, about, dan contact us. 2. Panduan Siswa
Sama seperti guru, siswa dapat masuk ke halaman siswa dengan mengetik username dan password yang sudah diberikan oleh admin.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |177
Siswa diharuskan melakukan input username berupa NIS dan password pada halaman utama CATIVE, lalu tekan tombol login.
Gambar 119. Halaman Utama CATIVE
Pada bagian atas beranda siswa, terdapat menu profil dan keluar. Fungsi menu profil adalah untuk menampilkan dan mengatur profil mereka, serta menu keluar adalah keluar dari akun yang mereka gunakan.
Gambar 120. Halaman Peraturan Tes Siswa
Pada halaman ini, siswa akan diberi tahu peraturan mengenai tes. Setelah siswa membacanya, dia akan diberitahu mengenai peraturan tes, dan siswa diharuskan menekan tombol mulai. Setelah siswa menekan tombol mulai, siswa akan diarahkan untuk mengerjakan tes. Siswa
178| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
terlebih dahulu memilih jawaban kemudian alasan, dan setelah dirasa yakin siswa menekan tombol jawab yang ada di sebelah kanan bawah layar.
Gambar 121. Tampilan Tes yang Siswa Kerjakan
Apabila tes sudah terhenti karena soal sudah habis, estimasi terpenuhi ataupun karena waktu habis, siswa dapat mengetahui hasil tes seketika itu juga. Dalam hasil tes siswa dapat melihat hasil dan nilai jawaban mereka, serta mengetahui berapa tingkat kemampuan berpikir kreatif yang mereka dapatkan.
Gambar 122. Hasil Tes Siswa
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |179
F. Panduan Penggunaan PhysCoTeHOTS Problem Solving 1. Panduan Guru
Berikut ini adalah bagian-bagian CAT dan penggunaanya untuk user Guru. a. Login
Menu Login merupakan halaman awal untuk masuk ke dalam perangkat lunak CAT. Untuk login ketik “localhost/PhysPross-CAT” pada address bar web browser (Mozila Firefox atau IE atau lainnya) seperti pada Gambar 123.
Gambar 123. Halaman Login
Masukkan username dan password yang telah diberikan administrator, sebagai contoh User: Guru dengan password: guru. Setelah dimasukkan dengan benar, klik button Login atau tekan tombol: Enter pada keyboard.
b. Tes Menu tes adalah menu pada halaman guru melihat informasi siswa dan bank soal. Tampilan halaman tes pada Gambar 124.
180| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Gambar 124. Halaman tes
1) Untuk melihat daftar siswa yang mengikuti kelas maka pendidik bisa memilih menu my studentikuti langkah di bawah ini: a) Pilih Menu Test b) Klik tombol my student untuk melihat data siswa c) Tampilan halaman data siswa seperti pada Gambar 125.
Gambar 125. Halaman informasi siswa
2) Untuk melihat data soal pada mode soal klik gambar akan tampil data soal seperti Gambar 126.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |181
Gambar 126. Halaman Data Soal
a) Untuk melakukan Aktivasi Soalikuti langkah di bawah ini: (1) Klik button Activate (2) Akan menuju form mode soal (3) Lakukan pengeditan data mode soal (4) Klik Save untuk menyimpan data.
c. Hasil Tes
Menu hasil test adalah menu pada halaman guru untuk melihat data hasil tes siswa. Untuk melihat hasil tes siswa ikuti langkah dibawah ini: 1) Pilih Jenis Tes. Pilih Tanggal Tes 2) Klik tombol Proses untuk melihat data siswa yang telah melakukan
tes pada tanggal tersebut. Untuk melihat data poin test persiswa klik nama siswa, akan tampil
halaman data poin siswa seperti terlihat pada Gambar 127 dan 128.
182| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Gambar 128. Halaman Data Point Test
Gambar 129. Halaman hasil Tes salah satu siswa
d. Profile dan Log Out
Menu profile dan Log Out terletak pada tengah atas atau pada nama guru yang login. tampilan menu profile dan log out dapat dilihat pada Gambar 130.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |183
Gambar 130. Menu Profile dan Log Out pada Panduan Guru Untuk melihat Profile klik profile, akan tampil halaman profile
seperti pada Gambar 131.
Gambar 131. Halaman Profile
1) Untuk melakukan edit data profile ikuti langkah di bawah ini:
a) Klik gambar b) Akan muncul popup form edit profil c) Lakukan pengeditan data d) KlikUpdateuntuk menyimpan data e) Untuk keluar dari aplikasi CAT klik menu Log Out.
Menu Profile dan Log Out
184| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
2. Panduan Siswa Berikut ini adalah bagian-bagian CAT dan penggunaanya untuk user
Siswa. a. Login ke dalam CAT
Menu Login merupakan halaman awal untuk masuk ke dalam perangkat lunak CAT. Untuk login ketik “localhost/PhysProSS-CAT” pada address bar web browser (Mozila Firefox atau IE atau lainnya). Tampilan menu Login terlihat pada Gambar 132.
Gambar 132. Halaman Login
Masukkan username dan password yang telah diberikan administrator, sebagai contoh User: siswa dengan password: siswa. Setelah dimasukkan dengan benar, klik button Login atau tekan tombol: Enter pada keyboard. Sehingga akan menampilkan halaman utama seperti terlihat pada Gambar 133.
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |185
Gambar 133. Halaman Utama Siswa
b. Tes
Menu test adalah menu pada halaman siswa untuk melakukan tes fisika. Tampilan halaman test dapat dilihat pada Gambar 134.
Gambar 134. Halaman Test
Untuk melakukan test ikuti langkah di bawah ini: 1) Klik Mulai 2) Akan muncul PopUp data soal test no. 1, seperti terlihat pada Gambar
135.
186| Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test
Gambar 135. PopUp Soal Test
3) Pilih jawaban dan alasan yang anda anggap benar. 4) Klik button Jawab untuk menyelesaikan soal no. 1 dan seterusnya c. Hasil Tes
Menu hasil test adalah menu pada halaman siswa untuk melihat data hasil test siswa. Tampilan halaman hasil test dapat dilihat pada Gambar 136.
Gambar 136. Rekap Laporan
Bab 8. Penggunaan Computerized Adaptive Test |187
Untuk melihat hasl tes siswa ikuti langkah di bawah ini: 1) Pilih Jenis Tes, Pilih Tanggal Tes, dan Pilih Mode Tampilan
Lampiran 2) Klik tombol Proses untuk melihat data hasil test siswa sesuai jenis
dan tanggal test yang dipilih. d. Profile dan Log Out
Menu profile dan log out terletak pada pojok kanan atas atau pada nama siswa yang login. Tampilan menu profile dan logout dapat dilihat pada Gambar 137.
Gambar 137. Menu Profile dan Log Out pada Panduan Siswa
1) Untuk melakukan edit profile ikuti langkah dibawah ini:
a) Klik gambar b) Akan muncul poup form edit profile c) Lakukan pengeditan data d) Klik Update untuk menyimpan data
2) Untuk keluar dari perangkat lunak CAT klik menu Log Out
Menu Profile dan Log Out
188| Bab 9. Analisis dan Interpretasi Hasil Penilaian
BAB 9 ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENILAIAN
Estimasi kemampuan ( ) peserta didik yang diterapkan pada
program PhysCoTeHOTS-CAT_XI memanfaatkan teori respon butir. Nilai secara langsung dapat diketahui setelah peserta didik menyelesaikan tes dengan prgram PhysCoTeHOTS-CAT_XI. Selain nilai dalam bentuk , kemampuan HOT fisika juga diinterpretasikan dalam bentuk nilai angka (0-100). Nilai dikonversi ke dalam nilai dengan rentang 0-100 dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
(100) = 50 + ……………………..(10) Angka 1 pada rumus di atas menunjukkan bahwa hasil kemampuan
akhir ( ) dibatasi pada rentang -1 hingga +1. Hal ini dikarenakan kemungkinan nilai diluar rentang itu sangat sedikit (Hadi, 2013: 18). Konversi tersebut dilakukan agar lebih mudah diterima oleh banyak pihak. Kemampuan peserta didik selanjutnya dikategorikan dalam lima tingkat kemampuan yang mengadopsi metode distribusi oleh Azwar (2010: 148). Kategori kemampuan tersebut dapat dilihat pada Tabel 44.
Tabel 44. Kategori Kemampuan HOT Peserta Didik Interval Kemampuan Kategori Nilai Huruf
1,5 × Sangat Rendah E 1,5 × < 0,5 × Rendah D 0,5 × < + 0,5 × Sedang C
+ 0,5 × < + 1,5 × Tinggi B > + 1,5 × Sangat Tinggi A
Keterangan: = kemampuan peserta didik = rata-rata kemampuan ideal = 1 2 ( + ) = simpangan baku ideal = 1 6 ( ) Pemetaan kemampuan HOT fisika sangat diperlukan untuk
mengetahui kedudukan peserta didik dalam suatu kelompok baik kelas maupun sekolah. Nilai yang didapatkan dari program PhysCoTeHOTS-CAT_XI adalah berupa dan nilai angka, sedangkan nilai huruf diperoleh sesuai perhitungan pada Tabel 42 menggunakan program Microsoft Excel. File contoh analisis menggunakan Excel sudah tersedia dalam CD instalasi. Berikut diberikan contoh interpretasi dari salah satu
Bab 9. Analisis dan Interpretasi Hasil Penilaian |189
kemampuan HOT yakni kemampuan berpikir kritis. Contoh hasil dalam satu kelas ditunjukkan pada Tabel 45.
Tabel 45. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Fisika Menggunakan Program PhsCoTeHOTS-CAT_XI
No. Kode Peserta Kemampuan Nilai Angka Nilai Huruf 1 1101 0,16 58 E 2 1102 0,28 64 D 3 1103 0,28 64 D 4 1104 0,16 58 E 5 1105 0,11 55,5 E 6 1106 0,16 58 E 7 1107 0,26 63 D 8 1108 0,15 57,5 E 9 1109 0,28 64 D 10 1110 0,16 58 E 11 1111 0,16 58 E 12 1112 0,16 58 E 13 1113 0,16 58 E 14 1114 0,11 55,5 E 15 1115 0,34 67 C 16 1116 0,16 58 E 17 1117 0,16 58 E 18 1118 0,10 55 E 19 1119 0,60 80 A 20 1120 0,10 55 E 21 1121 0,28 64 D 22 1122 0,16 58 E 23 1123 0,32 66 C 24 1124 0,05 52,5 E 25 1125 0,32 66 C 26 1126 0,11 55,5 E 27 1127 0,28 64 D 28 1128 0,25 62,5 D 29 1129 0,16 58 E 30 1130 0,26 63 D
Rata-rata 0,21 60,4 - Berdasarkan perhitungan pada Tabel 45, kategori kemampuan
didasarkan pada nilai terendah dan tertinggi yang didapatkan dari pengukuran dengan menggunakan program PhysCoTeHOTS-CAT_XI. Rentang nilai terendah dan tertinggi yang didapatkan adalah 0,05 hingga 0,60. Berdasarkan rentang nilai ini, rata-rata kemampuan ideal =
190| Bab 9. Analisis dan Interpretasi Hasil Penilaian
0,33, simpangan baku ideal = 0,09, dan interval kemampuan peserta didik ditunjukkan pada Tabel 46.
Tabel 46. Interval Kemampuan Peserta Didik Interval Kemampuan Kategori Nilai Huruf
0,15 Sangat Rendah E 0,15 < 0,25 Rendah D 0,25 < 0,35 Sedang C 0,35 < 0,45 Tinggi B
> 0,45 Sangat Tinggi A
Hasil pada Tabel 46 dapat dipetakan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Pemetaan dilakukan dengan menghitung persentase jumlah peserta didik pada masing-masing kategori kemampuan. Hasil pemetaan ditunjukkan pada Gambar 138.
Gambar 138. Hasil Pemetaan Kemampuan Berpikir Kritis Fisika
Hasil pemetaan menunjukkan bahwa dalam kelas tersebut jumlah peserta didik dengan kemampuan sangat rendah adalah 60,00%, dengan kemampuan rendah adalah 26,67%, dengan kemampuan sedang adalah 10,00%, dan dengan kemampuan sangat tinggi adalah 3,33%. Dalam kelas ini tidak terdapat peserta yang memiliki kemampuan tinggi yang ditunjukkan jumlah persentase kemampuan tinggi adalah 0,00%. Berdasarkan analisis ini dapat disimpulkan bahwa dengan mengukur kemampuan berpikir kritis fisika dengan menggunakan program PhysCoTeHOTS-CAT_XI dapat diketahui kemampuan sebenarnya dari peserta didik dan diketahui pula pemetaan untuk setiap kategori kemampuan.
191
DAFTAR PUSTAKA Adams, R. J. & Khoo, S. T. (1996). Quest: The interactive test analysis
system version 2.1.Victoria: The Australian Council for Educational Reearch.
Aiken, L. R. (1980). Content validity and reliability of single items or questionaires. Educational and Psychological Measurement, 40, 955-967.
Anderson & krathwohl. (2001). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran dan asesmen.Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Barnard, J. J. (2015). Implementing CAT: the AMC experience. Journal of Computerized Adaptive Testing, 3(1). 1-12. http://doi.org/10.7333/15100301001.
Bonham. (2003). Comparison of Student Performance Using Web and Paper-Based Homework in College-Level Physics. Journal Of Research In Science Teaching, 40 (10), PP. 1050–1071 .http://www.researchgate.net/publication/227643939DOI:10. 1002/tea.10120
Boyd, A., Dodd, B., & Choi, S. (2010). Polytomous models in computerized adaptive testing. Nering, M. ve Ostini, R. (Ed.). Handbook of polytomous item response theory models. (229-255). New York: Routledge.
Buuren, N. V. & Eggen, T. H. J. M. (2017). Latent class based item selection for computerized adaptive progress tests. Journal of Computerized Adaptive Testing, 5(2). 22-43. http://doi.org/10.7333/1704-0502022.
Changelosi, James C. (1995). Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung: Penerbit ITB.
Chiappetta, E. L and Koballa, T. R. (2010). Science Instructiion in the Middle and Secondary Schools.New York: Allyn& Bacon
Cisar, S. M., Cisar, P., & Pinter, R. (2016). Evaluation of knowledge in Object Oriented Programming course with computer adaptive tests. Computers & Education, 142-160. http://dx.doi.org/10.1016/j.compedu.2015.10.016.
Colwell, N. M. (2013). Test Anxiety, computer-adaptive testing and the common core. Journal of Education and Training Studies, 1(2), 50-60. http://dx.doi.org/10.11114/jets.v1i2.101.
192
DeMars, C. (2010). Item response theory. Oxford: Oxford University Press.
Economides & Roupas. (2007). Overexposure and Underexposure of Item In Computerized Adaptive Testing. Measurement and Research 1Departement Report.
Eggen, T.J.H.M. (2001). Overexposure and Underexposure Of Items In Computerized Adaptive Testing. Measurement and Research Department Reports.
Ellison, G. J. (2009). Increasing Problem Solving Skills in Fifth Grade Advanced Mathematics Students. Journal of Curriculum and Instruction, 3 (1), 1531.
Embretson, S.E., & Reise, S.P. (2000). Item response theory for psychologists Multivariate. Mahwa: Lawrence Erlbaum Assocoates, Inc.
Ennis, R. H. (1985). A logical basis for measuring critical thinking skills. Educational leadership: Journal of the Department of Supervision and Curriculum Development, N.E.A, 43(2), p. 45-48.
_________. (1996). Critical thinking dispositions: their nature and assessability. Informal Logic, 18(2), 165-182. http://doi.org/10.22329/il.v18i2.2378.
_________. (2001). Critical thinking assessment. Theory into Practice, 32 (3), p. 179-186.
Fisher, A. (2011). Critical thinking. Cambridge, UK: Cambridge University Press.
Gabelica, C., Van Den Bossche, P., Segers, M., & Gijselaers, W. (2012). Feedback, a powerful lever in teams: a review. Educational Research Review, 7(2), 123-144. http://doi.org/10.1016/j.edurev.2011.11.003.
Gronlund, N.E. (1976). Measurement and evaluation in teaching. New York: Macmilan Publishing Co.
Hadi, S. (2013). Pengembangan computerized adaptive test berbasis web. Yogyakarta: Aswaja Presindo.
Hambleton, R.K., Swaminatha, H., 7 Rogers, H. J (1991). Foundamental of item response theory. Newbury Park, CA: Sage Publication Inc.
Helaiya, S. (2010). Development and Implementation of Life Skills Programme for Student Teachers. Vadodara: Maharaja Sayaji Rao University of Baroda.
193
Istiyono, E. (2014). Pengukuran Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Peserta Didik SMA di DIY [Desertasi]. UNY: Program Pascasarjana.
Istiyono, E., Mardapi, D., & Suparno. (2014). Pengembangan tes kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika (PysTHOTS) peserta didik SMA. Jurnal Peneliitan dan Evaluasi Pendidikan, 18 (1), 1-12.
Jill, E.F & R. Schirrmacher. (2009). Art & Creative Development for Young Children. USA: Wadsworth.
Kowsalya, D.N. (2012). Development and validation of a scale to asses self concept in mild intellecctualy disabled children. International jurnalsoc.Sci&Education.
Krathwohl, D. R. (2002). A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview. Theory into Practice, Vol. 41 No. 4: 212-218. https://www.depauw.edu/files/resources/krathwohl.pdf.
Kuo, B., C, Wei, D., C. (2015). Multidimensional computerized adaptive testing for indonesia junior high school biology. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2015, 11(5), 1105-1118. http://doi:10.12973/eurasia.2015.1384a.
Kusairi, Sentot. (2012). Analisis asesmenformatif fisika SMA Berbantuan komputer. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.
Madsen, A., & Larson. (2011). Differences in Visual attention between those who correctly and incorrectly answere physics problem. In Physics Review Special Topics Physics Education Research, submitted.
Magis, D., Yan, D., & Von Davier, A. A. (2017). Computerized adaptive and multistage testing with R. Switzerland: Springer International Publishing.
Mardapi, D. (2012). Pengukuran penilaian dan evaluasi pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika
Mardapi, D., Haryanto., & Hadi, S. (2012). Pengembangan sistem pengujian hasil belajar berbantuan komputer (computerized adaptive testing). Laporan Penelitian Pengembangan Keilmuan Guru Besar. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY.
Mok, M. M. C. (2012). Self-directed learning oriented assessments in the asia-pacific. Berlin: Springer Science & Business Media.
Mundilarto. (2010). Penilaian hasil belajar Fisik. Pusat pengembangan Instruksional Sains (P2IS) Jurdik Fisika Fmipa Uny.
194
Oriondo, L. L. & Antonio, E. M.D. (1998). Evaluating educational outcomes (Test, measurment and evaluation). Florentino St: Rex Printing Company, Inc.
Polya, G. (1973). How to Solve it. New Jersey: Princeton University Press.
Reckase. (2009). Multidimensional Item Response Theory (Statitics for Social and Behavioral Sciences). New York: Springer. 354 pages.ISBN: 978-0387899756.
Retnawati, H. (2014). Teori respon butir dan penerapannya. Yogyakarta: Nuha Medika.
Retnawati, H. (2016). Validitas, reliabilitas, & karakteristik butir (Panduan untuk peneliti, mahasiswa, dan psikometrian). Yogyakarta: Parama Publishing.
Rezaie, M. & Golshan, M. (2015). Computer Adaptive Test (CAT): advantages and limitations. International Journal of Educational Investigations 2(5), 128-137.
Rukli. (2012). Sistem Pengujian Adaptif Berdasarkan Softwere Cerdas CAT. Makalah Seminar Nasional"membangun strtegi evaluasi yang kredibel untuk ujian sekolah dan ujian nasional". Yogyakarta: Program Studi PEP, PPS UNY Bekerjasama dengan HEPI D.I. Yogyakarta dan Layanan Evaluasi Pendidikan PPS UNY.
Schittek. (2001). Computer assisted Learning. A review. Europan Journal, 5: 93-100. Silver. (1997). Fostering Creativity through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and thing in Problem Posing. ZDM Volume 29, Number 3.
Subali, B. (2016). Pengembangan tes beserta penyelidikan validitas dan reliabilitas secara empiris. Yogyakarta: UNY Press.
Sumintono, B., & Widhiarso, W. (2015). Aplikasi pemodelan rasch pada assessment pendidikan. Cimahi: Trim Komunikata.
Sumintono, B., & Widhiarso,W. (2009). Rasch Model metode pengukuran modern dalam ilmu-ilmu social. Cimahi: Trim Komunikata publishing House.
Thiagarajan, S., Semmel, D. S., & Semmel, M. I. (1974). Instructional Development for Training Teachers of Expectional Children.Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Special Education, University of Minnesota.
195
Thompson, G. (2016). Computer adaptive testing, big data and algorithmic approaches to education. British Journal of Sociology of Education, 1-12. http://doi.org/10.1080/01425692.2016.1158640.
Van der Linden, W. J., & Glas, C. A. (2010). Statistical tests of conditional independence between responses and/or response times on test items. Psychometrika, 75(1), 120-139. http://doi.org/10.1007/s11336-009-9129-9.
Van Velsor, Ellen. (2010). The Center For Creative Leadership. Handbook of Leadership Development. San Fransisco: A wiley Imprint.
Wainer, H. (1990). Computer adaptive testing: A primer. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher.
Wang, C., Chang, H., & Boughton, K. A. (2012). Deriving stopping rules for multidimensional computerized adaptive testing. Applied Psychological Measurement, 37(2), 99-122. http://doi.org/10.1177/0146621612463422.
Wang, C., Chang, H.-H., & Douglas, J. (2012). Combining CAT with cognitive diagnosis: a weighted item selection approach. Behavior Research Methods, 44(1), 95–109. http://doi.org/10.3758/s13428-011-0143-3.
Weiss D. J. (1985). Adaptive Testing by Computer.Journal of Consulting and Clinical Psychology.53. 774-789.
Weiss, D.J. (2011). Better data from better measurements using computerized adaptive testing. Journal of Methods and Measurement in the Social Sciences, 2(1), 1-27.
Wetswood. (2008). What Teachers need to know about Teaching Method. Australia: Acer Press.
Widyoko, S. E. P. (2013). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wiliam, Dylan. (2013). Assessment: The Bridge between Teaching and Learning. Journal Voices from the Middle, 21 (2), 15-20.
Winarno. (2012). Pengembangan Computerized Adaptive Testing (CAT) Menggunakan Metode Pohon Segitiga Keputusan. Jurnal penelitian dan evaluasi pendidikan, 16 (2), 574-592.
Winarti, Cari, Suparmi, Sunarno, W., & Istiyono, E. (2017). Development of two tier test to assess conceptual understanding heat and temperature. Journal of Physics. Conf. Series 795 (2017)012052.
196
http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/795/1/012052/pdf.
Wu, H. M., Kuo, B. C., & Yang, J. M. (2012). Evaluating knowledge structure based adaptive testing algorithms and system development. Journal of Educational Technology & Society, 15(2), 73-88.
Yan, D., Von Davier, A. A., & Lewis C. (2014). Computerized multistage testing: theory and applications. London: CRC Press Taylor & Francis Group.
Yen, T.S. & Halili, S.H. (2015). Efective Teaching of Higher-Order Thinking (HOT) in Education. The Online of Distance Education and e-Learning, 3(2), 41-47. http://www.tojdel.net/journals/tojdel/ articles/v03i02/v03i02-04.pdf.
197
BIODATA PENULIS
Edi Istiyono, lahir di Galur, Kulon
Progo, 7 Maret 1968. Menamatkan SD
M Wonopeti II tahun 1981. Lulus dari
SMPN Brosottahun 1984 dan SMAN 1
Wates tahun 1987. Meraih gelar Sarjana
Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP
Yogyakarta tahun 1992. Menjadi Staf
Pengajar di Almamater tercinta (FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta) sejak
1993. Lulus Magister dalam bidang Ilmu
Fisika Program Pascasarjana Universitas
Gajah Mada tahun 1999. Meraih gelar
Doktor dalam bidang Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan Fisika dari Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Yogyakarta Tahun 2014.
Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal
1. Analisis Tegangan Elemen Fotovoltaik dengan Variasi Daya dan Jarak
Sumber Cahaya (2004).
2. Efek Pelatihan Kemampuan Penyusunan Perangkat Percobaan Sains
untuk Optimalisasi CTL (2004).
3. Analisis Kekuatan Tarik Pada Bahan yang Mengalami Anilisasi
(2005).
4. Kajian Sifat Mekanik Bahan yang Mengalami Anilisasi (2006).
5. Pembelajaran Kontekstual untuk Peningkatan Efektivitas
Pembelajaran Analisis Rangkaian Listrik (2007).
6. Penilaian Pembelajaran yang Menerapkan Lesson Study pada Fisika
Zat Padat Lanjut (2013).
7. Pengembangan Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika
(PysTHOTS) Peserta Didik SMA (2014).
8. Pengembangan Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis dalam
Bentuk Pilihan Ganda Beralasan (Politomus) Di DIY (2016).
9. Development of Two Tier Test to Assess Conceptual Understanding
in Heat and Temperature (2017).
198
10. The Development of Performance Assessment of Stem-Based Critical
Thinking Skill in the High School Physics Lessons (2017).
11. The Analysis of The Senior High School Students’ Physics HOTS in
Bantul District Measured Using PhysReMChoTHOTS (2017).
12. Pengembangan Instrumen Asesmen Pengetahuan Fisika Berbasis
Komputer untuk Meningkatkan Kesiapan Peserta Didik dalam
Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (2017).
13. Application of Bloomian and Marzanoian Higher Order Thinking
Skills in the Physics Learning Assessment: an Inevitability (2017).
14. Developing Physics Problem-Solving Skill Test for Grade X Students
of Senior High School (2017).
15. IT-Based HOTS Assessment on Physics Learning as the 21st Century
Demand at Senior High Schools: Expectation and Reality (2018).
16. The Developing Of Creative Thinking Skills Test Based on Modern
Test Theory in Physics of Senior High Schools (2018).
Publikasi Artikel Ilmiah dalam Prosiding Seminar Nasional dan
Internasional
1. Implantasi Ion sebagai Upaya Modifikasi Sifat Mekanik dan Elektrik
Bahan (2008).
2. Analisis Sifat Magnetik Bahan Yang Mengalami Proses Annealing
dan Quenching (2009).
3. Lesson Study dengan Teknik Guided Teaching sebagai Upaya untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika Zat Padat lanjut (2009).
4. Lesson Study Berbasis MGMP IPA Merupakan Wahana Peningkatan
Profesionalisme Guru (2010).
5. Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika di SMA Langkah dan
Karakteristiknya (2012).
6. Pengembangan Instrumen untuk Mengukur Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Fisika (PysTHOTS) Peserta Didik Kelas XI SMA
(2014).
7. The Development of Physics Essay Test for Higher Order Thinking
Skills in Junior High School (2014).
8. Penerapan Partial Credit Model pada Tes Pilihan Ganda Termodifikasi
Merupakan Alternative Asesmen Fisika yang Adil (2014).
9. Effectiveness of Reasoned Objective Choice Test to Measure Higher
Order Thinking Skills in Physics Implemeting of Curriculum 2013
(2014).
199
10. The Development of Assessment Instrument Based on Board Games
to Measure Physics Learning Achievement of Senior High School
Students (2015).
11. Analysis of Higher Order Thinking Skills Content of Physics
Examinations in Madrasah Aliyah (2015).
12. The Application of GPCM on MMC Test as a Fair Alternative
Assessment Model in Physics Learning (2016).
13. Application of Bloomian and Marzanoian Higher Order Thinking
Skills in the Physics Learning Assessment: An Inevitability (2017).
14. The Development of Marzanoian HOTS Physics Test for 10th Grade
Senior High School Students (2017).
15. IRT-Based Computer Adaptive Test as The Appropriate Model to
Assess Physics Achievement: An Answer to 21st Century Challenge
(2018).
16. IT-Based HOTS Assessment on Physics Learning as the 21st Century
Demand at Senior High Schools: Expectation and Reality (2018).
17. Computer Adaptive Test as The Appropriate Model to Assess Physics
Achievement in 21st Century (2018).
Buku yang Ditulis
1. Fisika Untuk Kelas X SMA dan MA (2007).
2. Fisika Untuk Kelas XI SMA dan MA (2007).
3. Fisika Untuk Kelas XII SMA dan MA (2007).
4. Seri IPA Fisika 1 Kelas VII SMP (2007).
5. Seri IPA Fisika 2 Kelas VIII SMP (2008).
6. Seri IPA Fisika 2 Kelas IX SMP (2007).
7. Physics 1 For Junior High School Year VII (2011).
8. Physics 2 For Junior High School Year VIII (2011).
9. Physics 3 For Junior High School Year IX (2011).
10. IPA Terpadu 1 untuk SMP Kelas VII (2014).
11. Fisika Zat Padat untuk Calon Guru dan Guru Fisika serta Calon
Fisikawan (2015).
12. Pengembangan Instrumen Penilaian dan Analisis Hasil Belajar Fisika
dengan Teori Tes Klasik dan Modern (2017).
200
KONTRIBUTOR KEPENGARANGAN
Aang Zainul Abidin, Lahir di Lamongan,
29 April 1993. Merupakan putra kedua
dari Bapak Suyitno dan Ibu Tasning.
Menyelesaikan studi di SDN Jegreg II
Modo Lamongan pada tahun 2005, SMPN
1 Kepoh Baru Bojonegoro pada tahun
2008, SMAN 1 Baureno Bojonegoro pada
tahun 2011, dan lulus dari Universitas
Jember program studi Pendidikan Fisika
pada tahun 2016. Saat ini sedang
menempuh studi di Universitas Negeri
Yogyakarta, Program Magister
Pendidikan Fisika.
Publikasi Artikel Ilmiah dalam Prosiding Seminar Nasional dan
Internasional
1. Pengembangan Media Pembelajaran Laboratorium Sains Virtual
Berbasis Website (LABSITE) di SMA, Jurnal Pendidikan Fisika, 4 (4)
(2016).
2. Student’s Response to The Virtual Science Laboratory Learning
Media-Based Website (LABSITE) on Physics Education in High
School (2017)
3. The Design and Content Validity Testing of The PHYCALIS-Test:
An Instrument for Measuring Physics Critical Thinking Skills of
Senior High School Students (2018).
201
Revnika Faizah. Lahir di Sungai
Penuh, 02 April 1993. Putri
pertama dari Bapak Drs Suharmos
dan Ibu Kismanidar A.ma. Lulus
dari SD Negeri 36/I Kumun Hilir
Tahun 2004. Lulus dari MTs
Negeri Model Sungai tahun 2007.
Lulus dari MAN Model Kota Jambi
tahun 2010. Menyelesaikan
Program Sarjana pendidikan Fisika
di Univeristas Negeri Jambi Tahun
2014. Menyelesaikan Program
Magister Pendidikan Fisika di
Program Pascasarjana Universitas
Negeri Yogyakarta 2018.
Publikasi Artikel Ilmiah dalam Prosiding Seminar Nasional dan
Internasional
1. Comparative Study of Learning Outcomes on Redox Reaction
Materials With Cooperative Learning Model Type NHT And TPS
Type In Class X SMAN 6 Jambi City (2017)
2. Content validity of Physic Problem Solving Test with Aiken V for
Mapping the ability of High Order Thinking High School Students
(2018)
202
Muthmainnah, lahir di Mataram, 23
Maret 1993, merupakan putri kedua
dari bapak Suryadarma dan ibu
Fatimah. Menamatkan pendidikan
jenjang SD pada tahun 2005 di SDN 1
Tamansari, jejang sekolah menengah
di MTs Al-Aziziyah pada tahun 2008
dan MAN 2 Unggulan Mataram pada
tahun 2011. Penulis menyelesaikan
program sarjana pada jurusan
Pendidikan Fisika, FKIP Universitas
Mataram pada tahun 2015. Dan
menyelesaikan program magister pada
jurusan Pendidikan Fisika di Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Yogyakarta pada tahun 2018.
Publikasi Artikel Ilmiah dalam Prosiding Seminar Nasional dan
Internasional
1. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Fisika Berbasis
Eksperimen Virtual Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Fisika
Siswa Kelas X MAN 2 Mataram (2017)
2. Application of Learning Media Laboratory Virtual Science-Based
Website (LABSITE) to Improve The Motivation of High School
Students (2017)
3. Constructing Reasoning Multiple Choice Test to Measure Bloomian
Higher Order Thinking Skills in Physics of XI Grade Students (2018)
203
Yohan Aurino Brian Patria, Lahir
di Klaten, 17 September 1993.
Merupakan putra ketiga dari Bapak
M. Sugeng Wahyudi dan Ibu Sri
Maryani. Menyelesaikan studi di
SD Negeri Adisutjipto II pada
tahun 2005, SMP Negeri 15
Yogyakarta pada tahun 2008, SMA
Negeri 1 Depok Sleman
Yogyakarta pada tahun 2011, dan
lulus dari Universitas Negeri
Yogyakarta program studi
Pendidikan Fisika pada tahun 2015.
Saat ini sedang menempuh studi di
Universitas Negeri Yogyakarta,
Program Magister pada program
studi Pendidikan Fisika.
Publikasi Artikel Ilmiah dalam Prosiding Seminar Nasional dan
Internasional
1. Instrument Test Physics-Based Computer Adaptive Test To Meet
The Asian Economic Community (2016)
2. Application of Learning Media Laboratory Science Virtual (Labsite)
Based On Website (2017)
3. The Content Validity: Reasoning Multiple Choice to Measure HOTS
of Marzano Version (2018)
204
Muhammad Megawan adalah
mahasiswa pendidikan Fisika S2 di
Universitas Negeri Yogyakarta
angkatan 2016. Saat ini sedang
berupaya menyelesaikan tugas
akhir berupa thesis dengan
mengembangkan tes yang ada di
buku ini. Lahir di Yogyakarta, 29
September 1991, penulis
merupakan keturunan terakhir dari
pasangan Unun Bayuningsih dan
Agus Sunarto. Penulis merupakan
alumni SD Muhammadiyah
Sokonandi (1997-2003), SMPN 1
Yogyakarta (2003-2006), SMAN 1
Kalasan (2006-2009) dan
menempuh S1 di Universitas
Negeri Yogyakarta dengan jurusan
Fisika Murni
Publikasi Artikel Ilmiah dalam Prosiding Seminar Nasional dan
Internasional
Menjadi Presenter di Seminar Paralel di ISSE 2016 dengan judul
Computer Adaptive tes to measure Higher order thinking skills dan di
ISSE 2018 dengan judul Two-Tier Multiple Choice to measuring Creative
Thinking Skills.