59
Kiat Menghindari Tuntutan Sehubungan dengan Berlakunya UU No. 29 th 2004 tentang Praktek Kedokteran Anna Haroen Atmodirono, SH Dosen FK, FKG & S 2 (MARS) Unair Konsultan Hukum RS & Tenaga Kesehatan

Kiat Nakes Menghindari Tuntutan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menghindari tuntutan

Citation preview

  • Kiat Menghindari TuntutanSehubungan dengan Berlakunya UU No. 29 th 2004 tentang Praktek Kedokteran

    Anna Haroen Atmodirono, SHDosen FK, FKG & S2 (MARS) UnairKonsultan Hukum RS & Tenaga Kesehatan

  • Cara Menghindari Tuntutan a. l. Memberikan yan-med sesuai strandard profesi dan Standard Prosedur Operasional Memahami aspek hukum nakes Memahami hak dan kewajiban pasien Memahami hak dan kewajiban dokter Bersikap etis terhadap penderitaTidak memberi komentar negatif terhadap TSBersikap ramah terhadap pasien

  • Hak DokterPasal 50 UU No. 29 th 2004memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasionalmemberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasionalc. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya d. menerima imbalan jasa.

  • Kewajiban Dokter Pasal 51 UU No. 29 th 2004 (1)memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan

  • Kewajiban Dokter Pasal 51 UU No. 29 th 2004 (2)c.merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal duniad. melakukan pertolongan darurat atas dasar peri-kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannyae. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

  • Hak Pasien Pasal 52 UU No. 29 th 2004mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3)b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lainc. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medisd. menolak tindakan medise. mendapatkan isi rekam medis.

  • Kewajiban Pasien Pasal 53 UU No. 29 th 2004memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigic. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatand. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

  • SIP maksimal 3 tempat

    Pasal 36 UU No. 29 th 2004Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.Pasal 37 UU No. 29 th 2004(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktik kedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakan. (2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat.(3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.

  • Sanksi: Pasal 76 UU No. 29 th 2004: Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)Permenkes No. 1419 / 2005Alasan pemaaf: DAYA PAKSA ( Pasal 48 KUHP)

  • Pasal 40 UU No. 29 th 2004(1) Dokter atau dokter gigi yang berhalangan menyelenggarakan praktik kedokteran harus membuat pemberitahuan atau menunjuk dokter atau dokter gigi pengganti.(2) Dokter atau dokter gigi pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dokter atau dokter gigi yang mempunyai surat izin praktik.dr. SpOG berhalangan dr. SpOG pengganti yg punya SIP

  • Wajib Pasang Papan Nama

    Pasal 41 UU No. 29 th 2004(1) Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai surat izin praktik dan menyelenggarakan praktik kedokteran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 wajib memasang papan nama praktik kedokteran.(2) Dalam hal dokter atau dokter gigi berpraktik di sarana pelayanan kesehatan, pimpinan sarana pelayanan kesehatan wajib membuat daftar dokter atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran.

    Sanksi: Pasal 79 UU No. 29 th 2004kurungan 1 tahun atau denda Rp 50.000.000,00

  • Aspek LegalKelalaian

  • MEDICAL MALPRACTICECriminal:Falsifies CertificatesIllegal Plastic SurgeryIllegal AbortionCivil:Post Op: brg ketinggalanBreast surgery: SalahCircumcition: Salah

  • Contoh KelalaianSalah memberi obatAnestesi: Selang salah masukPeralatan tidak sterilMeletakkan lilin di pinggir box bayiSalah menyebut jenis kelamin bayiGol darah salah

  • Sanksi Pidana(Ps. 359 KUHP)

    Barang siapa karena kelalaiannya menyebabkan orang mati, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana kurungan max. 1 tahun

  • Luka Berat(Ps. 90 KUHP)Penyakit / luka yang tdk dapat embuhTidak dapat bekerja seterusnyaTidak dapat memakai salah satu 5 inderaMendapat cacat besarLumpuhTerganggu akal > 4 mingguGugur / matinya kandungan seorang perempuan

  • InstruksiDokter: A

    Perawat dll: B

    Pasien Mati

    Tanggung jawabPerawat

    Dokter: A

    Perawat dll: A

    Pasien mati

    Tanggung JawabDokter

  • Wajib memberikan yan med sesuai standard profesi dan standard prosedur operasional(Pasal 46 UU No. 29 th 2004)

    Sanksi: Pasal 79 UU No. 29 th 2004kurungan 1 tahun atau denda Rp 50.000.000,00

  • KelalaianSanksi:Pidana: Psl 359, 360, 361 KUHPPerdata: (Ganti Rugi) Psl 1366, 1367, 1370, 1371 KUH PerdataAdministrasi

  • Cara MembuktikanDengan rekam medis: - sesuai standar- sesuai SPODengan Visum et RepertumKeterangan AhliHasil evaluasi Kadinkes PropinsiHasil evaluasi MKEK / MKDKI

  • Cara Penyelesaian- Pasien lapor ke polisi: Sesuai SPO SP3 Dokter salah:Musyawarah Ganti rugi / Tali asih

  • PengaduanSetiap orang boleh mengadu ke pihak yang berwenang(Pasal 66 UU No. 29 th 2004)

  • Upaya yg DitempuhLaporan dokter

    Kadinkes Propinsi / MKDKI

    Keterangan ahli

    IDI PDGI MKEK Organisasi Profesi

    Hasil Evaluasi Sebagai Bukti

  • Pasal 66 UU No. 29 th 2004(1) Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua MKDKI(2) Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat :a. identitas pengadu;b. nama dan alamat tempat praktik dokter atau dokter gigi dan waktu tindakan dilakukan; dan c. alasan pengaduan.(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada pihak yang berwenang dan/atau menggugat kerugian perdata ke pengadilan.

  • Aspek LegalRekam Medis

  • Yang Berhak Membuat RM

    dr umum, dr Spesialis, dr gigi, dr gigi spesialisDr tamu di RSResiden / PPDSParamedis perawtan dan non perawatanDr dari luar negeri: yg membuat RM adalah dokter yg ditunjuk direktur

  • Rekam MedisHarus dibuat segera setelah pasien mendapatkan yan-med (psl 46, 47 UU No. 29 th 2004)Tidak ada RMTidak ada bukti yan-medRM dapat dijadikan alat bukti bila tdk ada Visum et Repertum

  • REKAM MEDISTanda tangan nakes harus adaCatatan oleh mahasiswa: TT dokterCatatan Residen/PPDS: TT dokter pembimbingPembetulan kelalaian: Oleh dokter saat itu jugaTulisan pada RM tidak boleh dihapus

  • Kepemilikan Rekam Medik Pasal 47 UU No. 29 th 2004Berkasnya milik dr / sarana yankesIsinya milik pasien- pasien boleh melihat isi RM- Pasien boleh meminta copy RM

  • Berkas RM milik dr. / Saryankes

    Tidak boleh keluar dari saryankesPx. Tdk boleh membawa pulangBila Px. butuh beri copynyaPenyidik / jaksa beri copynyaSaksi / saksi ahli bawa copynya

  • ISI RM MILIK PASIENPx. Berhak melihat/mengetahui RMnyaPx. Boleh minta copy RM nya untuk :Second opinionDasar pembayaran biaya yankesCatatan pribadiAlat bukti di pengadilan

  • RM DAPAT DIPAKAI SEBAGAISumber informasi medis dari PxAlat komunikasi antar dr./perawatBukti tertulis ttg. YanmedAlat u/ analisa & evaluasi kualitas yanmedAlat melindungi hkm u/ Px & nakesUntuk penelitian & pendidikan

  • Pasal 47 UU No. 29 th 2004(1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.(3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

  • Sanksi tidak membuat RMPasal 79 UU No. 29 th 2004 pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun denda paling banyak Rp 50.000.000,00

  • Pasal 79 UU No. 29 th 2004Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang :a. dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1);b. dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1); atauc. dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, atau huruf e.

  • Rahasia KedokteranDokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia(pasal 51 ayat (c) UU No. 29 th 2004)

  • Rahasia Dapat DibukaUntuk kepentingan kesehatan penderitaAtas permintaan penegak hukumAtas permintaan pasienBerdasarkan ketentuan perundang-undangan(pasal 48 UU No 29 th 2004 tentang Praktek Kedokteran)

  • Yang Wajib Menyimpan RahasiaTenaga kesehatan MahasiswaPegawai TU

    Yang bekerja dalam bidang PemeriksaanPengobatanPerawatan

  • Persetujuan Tindakan MedikPasal 45 UU No. 29 th 2004Permenkes No. 585 / 1989

  • PersetujuanTersiratTersurat- Lisan- Tertulis

  • INFORMASIDIAGNOSISTERAPI / ALTERNATIFNYACARA KERJA & PENGALAMANRESIKOKEMUNGKINAN RASA SAKITKEUNTUNGANPROGNOSISLENGKAP & JELAS

  • InformasiHarus diberikanJangan memakai istilah kedokteranSesuai dengan tingkat pendidikanLengkap & jujur, kecuali merugikan pasienTindakan invasif info dari dokter ahliTindakan bukan invasifinfo dari dokter lain / perawat

  • Yang Berhak Menandatangani (1)21 thn / sudah menikah (px sendiri)< 21 thn:- Ayah / Ibu kandung- Saudara kandung

  • Yang Berhak Menandatangani (2)< 21 thn, tidak punya ortu- Ayah / Ibu adopsi- Saudarakandung- Induk semang

  • Yang Berhak Menandatangani (3)Pasien dewasa dgn gg mental- Ayah / Ibu kandung- Wali yang sah- Saudara kandung

  • Yang Berhak Menandatangani (4)Pasien di bawah pengampunan- Wali- Curator

  • Urutan Persetujuan / PenolakanSuami / IstriAyah / Ibu kandungAnak-anak kandungSaudara kandung

  • Sanksi hukumPidanaPs. 351 KUHPPerdataPs.1365,1367,1370,1371 KUH PerdataAdministratifPs. 13 Permenkes No. 585 / 1989

  • Tanpa Persetujuan PxPermenkes No. 585 / 1989Pasal 7Informasi juga harus diberikan jika ada kemungkinan perluasan operasiPerluasan operasi yang tidak dapat diduga sebelumnya, dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasienSetelah perluasan operasi sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan, dokter harus memberikan infomasi kepada pasien atau keluarganya

  • Pasal 11Dalam hal pasien tidak sadar / pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang memerlukan tindakan medik segera untuk kepentingannya, tidak diperlukan persetujuan dari siapapun

  • Pasal 14Dalam hal tindakan medik yang harus dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah dimana tindakan medik tersebut untuk kepentingan masyarakat banyak, maka persetujuan tindakan medik tidak diperlukan

  • ASPEK HUKUMANAPHILACTIC SHOCK

  • Px Wanita 28 thPharingitis Step SyokCortison Delladril AdrenalinRSU 1979Meninggal

  • PN 3 JAN 79SAKSI AHLICortison dst.History (-)Skin test (-)Oxigen + infus (-)Vonis: Sept 813 bln m.c 10 bln

  • PT PN19 5 82S EMENKESJAGUNG

  • Pasal 54Kesalahan - KelalaianPPNSMDTKTindakan DisiplinS. E JAGUNG

  • MAHKAMAHAGUNGIndikasi?History?Skin test?Usaha?Oxygen?Infus?Niat?Lalai?

  • Berbuat adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa(QS Al-Maidah 8)