Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN UTAMABencana Terbesar Musibah Agama
PAK NATSIRPolemik Poligami Natsir vs Soekarno
TAZKIYATUN NAFSWaspada Usia 40 Tahun
TELAAHSembilan Filosofi Haji
EDISI
JUMADIL AKHIR 1440 HFEBRUARI 2019 M
Kiat TanggapBencana 2019
MANAJEMEN LAZNASDEWAN DA'WAH
DAFTAR ISI
DirekturAde Salamun
Deputy DirekturAsrofi Muslikhudin (internal Audit, Legal,QC)
Nurbowo (External Affair)
General Manager Widarto S (Marketing dan Corsec)
Tjaturadi (Keuangan & SDM, Perwakilan)
Marketing Manager Idris Yusuf
Online Fauziah Ridla, MilaOffline RamadanaCorporate Umam
Luar Negeri Teuku Ghalib
Corporate Secretary ManagerRamadani
Humas MufqiDesign Ari, HudanAudiovisual UmarPublishing Melati
CRM NefiFront Office Syam, Rifka
Back Office Eka, Zikri
Finance & Accounting ManagerFitria DamayantiKeuangan YuliKasir Husnul
Akunting NinaSDM & Ops Nisa
Umum Abdul, Ikbal, Iyus, Arifin
Networking Manager Hairul Anwar
Kantor Layanan Jakarta Barat IrfanJakarta Timur Jusa
Bekasi Firdaus
Program Manager Agung GumelarLayanan Mustahiq Mahmud Faaz
RSDD M SaidHDM Hafidz, Qawah, Rizki, Perwira
Adm/Rep Zaimah
Indonesia Da'i Network Ahmad Robyansah
Gedung Menara Da’wah Lt. 1
Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat - 10450
Telp. 021-31901233 | Fax. 021 390 3291
Gedung Dewan Da'wah Lantai 5,
Jalan Panjang No. 12 Arteri Kelapa Dua,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11530
Hp. 0812 1000 2656
laznasdewandakwah.or.id
LAZNAS Dewan Dakwah
@laznasdakwah
@laznasdewandakwah
SALAM
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 3 MAN TAZAKKA
2018 Alhamdulillah 2019 Insya Allah
Alhamdulillah, tentu dengan
ridho Ilahi dan dukungan
Anda semua, pada akhir
tahun 2018 Laznas Dewan
Dakwah melampaui target minimal
penghimpunan ZIS yang
diamanatkan Undang-undang.
Yakni, lebih dari Rp 50 Milyar dalam
kurun satu tahun.
Insya Allah, melalui sejumlah
pembenahan seperti reorganisasi,
staffing, pembekalan, dan
pembelajaran, pada 2019
perfomance Laznas Dewan dakwah
akan semakin meningkat pada
kelasnya.
Salah satu ikhtiar menuju ke
sana adalah menjadi shahibul bayt
bagi hajat Badan Zakat Nasional
(Baznas) dalam gelaran Baznas
Development Forum tentang
keterbukaan informasi publik pada
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ),
Kamis (27/12).
Berlangsung di Menara Dakwah,
Jl Kramat Raya 45 Jakarta Pusat,
forum menghadirkan pembicara
Direktur Utama Baznas M Arifin
Purwakananta, Direktur
Pemberdayaan Zakat dan Wakaf
Kementerian Agama RI Muhammad
Fuad Nassar, serta Komisioner
Komisi Informasi DKI Jakarta Nani
Nuraini Muskin.
Mereka mengulas perundangan
yang mengatur keterbukaan
informasi OPZ terhadap
masyarakat.
Forum yang diikuti para
pimpinan OPZ ini, menyimpulkan
empat poin keterbukaan informasi
OPZ, yakni:
1) Baznas dan LAZ merupakan
lembaga publik, sehingga
penyediaan akses informasi
harus disesuaikan dengan
standar Informasi Publik sesuai
UU No 14/2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
2) Setiap Badan Publik wajib
menyediakan Pejabat Pengelola
Ustadz Ade SalamunDirektur Eksekutif LAZNAS Dewan Da'wah
SALAM
6 2018 Alhamdulillah
2019 Insya Allah
KABAR
6 Aktivis Madrasah Relawan Bantu Korban
Tsunami Selat Sunda
9 Komunitas Peduli Kali Nongo Indah Amal Jariyah
yang Mulanya Tercibir
13 Laznas Dewan Dakwah Jateng Gelar Ngaji
Bareng Difabel Solo Raya
14 Menjenguk Cisolok
16 Sembako untuk Pelosok Donggala
18 Alhamdulillah, Ada Surau di Kandang Guguak
LAPORAN KHUSUS
20 Bersamai Pengungsi Korban Tsunami Selat Sunda
LAPORAN UTAMA
26 #2019 Semakin Banyak Bencana
31 Manusia yang Undang Bencana
35 Bencana Terbesar adalah Musibah Agama
38 Menyikapi Musibah secara Benar
FIQIH
44 The Power of Cash Waqf
TELAAH
46 Sembilan Filosofi Ibadah Haji
TAZKIYATUN NAFS
52 Waspada Jika Sudah 40 Tahun
PAK NATSIR
55 Polemik Poligami
Natsir vs Soekarno
HALAL
59 Waspadai Ayam Tiren!
MANAJEMEN LAZNASDEWAN DA'WAH
DAFTAR ISI
DirekturAde Salamun
Deputy DirekturAsrofi Muslikhudin (internal Audit, Legal,QC)
Nurbowo (External Affair)
General Manager Widarto S (Marketing dan Corsec)
Tjaturadi (Keuangan & SDM, Perwakilan)
Marketing Manager Idris Yusuf
Online Fauziah Ridla, MilaOffline RamadanaCorporate Umam
Luar Negeri Teuku Ghalib
Corporate Secretary ManagerRamadani
Humas MufqiDesign Ari, HudanAudiovisual UmarPublishing Melati
CRM NefiFront Office Syam, Rifka
Back Office Eka, Zikri
Finance & Accounting ManagerFitria DamayantiKeuangan YuliKasir Husnul
Akunting NinaSDM & Ops Nisa
Umum Abdul, Ikbal, Iyus, Arifin
Networking Manager Hairul Anwar
Kantor Layanan Jakarta Barat IrfanJakarta Timur Jusa
Bekasi Firdaus
Program Manager Agung GumelarLayanan Mustahiq Mahmud Faaz
RSDD M SaidHDM Hafidz, Qawah, Rizki, Perwira
Adm/Rep Zaimah
Indonesia Da'i Network Ahmad Robyansah
Gedung Menara Da’wah Lt. 1
Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat - 10450
Telp. 021-31901233 | Fax. 021 390 3291
Gedung Dewan Da'wah Lantai 5,
Jalan Panjang No. 12 Arteri Kelapa Dua,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11530
Hp. 0812 1000 2656
laznasdewandakwah.or.id
LAZNAS Dewan Dakwah
@laznasdakwah
@laznasdewandakwah
SALAM
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 3 MAN TAZAKKA
2018 Alhamdulillah 2019 Insya Allah
Alhamdulillah, tentu dengan
ridho Ilahi dan dukungan
Anda semua, pada akhir
tahun 2018 Laznas Dewan
Dakwah melampaui target minimal
penghimpunan ZIS yang
diamanatkan Undang-undang.
Yakni, lebih dari Rp 50 Milyar dalam
kurun satu tahun.
Insya Allah, melalui sejumlah
pembenahan seperti reorganisasi,
staffing, pembekalan, dan
pembelajaran, pada 2019
perfomance Laznas Dewan dakwah
akan semakin meningkat pada
kelasnya.
Salah satu ikhtiar menuju ke
sana adalah menjadi shahibul bayt
bagi hajat Badan Zakat Nasional
(Baznas) dalam gelaran Baznas
Development Forum tentang
keterbukaan informasi publik pada
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ),
Kamis (27/12).
Berlangsung di Menara Dakwah,
Jl Kramat Raya 45 Jakarta Pusat,
forum menghadirkan pembicara
Direktur Utama Baznas M Arifin
Purwakananta, Direktur
Pemberdayaan Zakat dan Wakaf
Kementerian Agama RI Muhammad
Fuad Nassar, serta Komisioner
Komisi Informasi DKI Jakarta Nani
Nuraini Muskin.
Mereka mengulas perundangan
yang mengatur keterbukaan
informasi OPZ terhadap
masyarakat.
Forum yang diikuti para
pimpinan OPZ ini, menyimpulkan
empat poin keterbukaan informasi
OPZ, yakni:
1) Baznas dan LAZ merupakan
lembaga publik, sehingga
penyediaan akses informasi
harus disesuaikan dengan
standar Informasi Publik sesuai
UU No 14/2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
2) Setiap Badan Publik wajib
menyediakan Pejabat Pengelola
Ustadz Ade SalamunDirektur Eksekutif LAZNAS Dewan Da'wah
SALAM
6 2018 Alhamdulillah
2019 Insya Allah
KABAR
6 Aktivis Madrasah Relawan Bantu Korban
Tsunami Selat Sunda
9 Komunitas Peduli Kali Nongo Indah Amal Jariyah
yang Mulanya Tercibir
13 Laznas Dewan Dakwah Jateng Gelar Ngaji
Bareng Difabel Solo Raya
14 Menjenguk Cisolok
16 Sembako untuk Pelosok Donggala
18 Alhamdulillah, Ada Surau di Kandang Guguak
LAPORAN KHUSUS
20 Bersamai Pengungsi Korban Tsunami Selat Sunda
LAPORAN UTAMA
26 #2019 Semakin Banyak Bencana
31 Manusia yang Undang Bencana
35 Bencana Terbesar adalah Musibah Agama
38 Menyikapi Musibah secara Benar
FIQIH
44 The Power of Cash Waqf
TELAAH
46 Sembilan Filosofi Ibadah Haji
TAZKIYATUN NAFS
52 Waspada Jika Sudah 40 Tahun
PAK NATSIR
55 Polemik Poligami
Natsir vs Soekarno
HALAL
59 Waspadai Ayam Tiren!
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M4 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 5 MAN TAZAKKA
SALAMSALAM
Caya, praktisi Community
Development (Comdev) Bidang
Ekonomi Dompet Dhuafa yang telah
berpengalaman di Kabupaten Bogor
hingga Kalimantan dan Sulawesi.
Praktisi ahli pemberdayaan ini
membahas mengenai sistem zakat,
alur perencanaan program, zakat
dan pemberdayaan, aktivitas zakat,
pemerdayaan berbasis zakat, daur
program, maqashid syariah, laporan
pendayagunaan zakat, hingga
Participatory Rural Apprisal (PRA),
dan Logical Framework Analysis
(LFA) untuk melakukan
assesment/identifikasi serta
mendesign program.
Sesi berikutnya, Head of Islamic
Program and services Urip Budiarto
memaparkan mengenai Fundrasing
Zakat 4.0 dan Presentation Skill.
Dalam konteks zakat 4.0 banyak
aspek aspek fundrasing yang bisa
dikembangkan dengan lebih
melibatkan teknologi, digital
fundraising. Akhirnya semua akan
mendukung optimalisasi
fundraising.
Di hari kedua, Madrasah Amil
mengupgrade kembali ilmu
keuangan terkait budgeting dan
kegiatan sebelum penyusuna
anggaran bersama Manajer
Operasional YBM BRI Rosalynd
Hasibuan.
Di bagian akhir sesi budgeting,
peserta dibagi ke dalam 5 kelompok
untuk mempraktikan pembuatan
budgeting dengan studi kasus LAZ
tertentu. Hal ini dapat menambah
peningkatan pemahaman peserta
dari materi yang telah disampaikan
sebelumnya.
Ranah Good Coorporate
Governance (GCG) juga dibahas di
hari kedua Madrasah Amil ini.
"Publikasi itu adalah salah satu
bagian dari GCG, mulai dari laporan
keuangan yang sudah diaudit,
kegiatan kita, dan syiar agar publik
mengetahui sejauh mana kiprah
Laznas Dewan Da'wah telah
dilakukan," tambahnya.
“Bila bagian keuangan baik,
belum tentu GCGnya baik karena
GCG meliputi seluruh bagian, bukan
hanya satu. Akan tetapi dari hulu ke
hilir," katanya lagi.
Di hari ketiga, direktur IMZ
Kushardanta memberikan simulasi
permainan kepemimpinan kepada
para amilin untuk mampu
memahami manajemen diri dan
perubahan dalam
organisasi/kelembagaan.
Kushardanta dalam kesempatan
tersebut juga menyampaikan pesan
untuk menempatkan diri pada
bidang pekerjaan yang sesuai
dengan passion.
"Dalam kehidupan menjadi diri
sendiri itu nikmat. Mendapatkan
pekerjaan yang lebih sesuai dengan
jiwa kita itu nikmat. Apa yang
membuat diri kita bahagia itulah
yang kita kerjakan," tandasnya.
Di hari terakhir, setiap peserta
mengikuti psikotes untuk
mengetahui potensi dan
kecenderungan minat pada bidang-
bidang kelembagaan Laznas Dewan
Da'wah.[]
Informasi dan Dokumentasi
(PPID) sebagai sarana layanan
informasi publik.
3) Belum semua OPZ memiliki
PPID.
4) Dalam penyediaan informasi,
pemberitaan yang bersifat
eksternal harus dibuka ke publik.
Alhamdulillah, dalam hal ini
Laznas Dewan Dakwah sudah
audited secara reguler dan syar'i.
Persiapan lain adalah
peningkatan kapasistas amil melalui
Madrasah Amil yang diikuti Amil
Laznas Dewan Da'wah Pusat,
Provinsi, dan KPZ (Kantor
Penerimaan Zakat). Hal ini untuk
meng-upgrade kemampuan dan
kapabilitas para pengurus lembaga,
sehingga kualitas lembaga juga
akan meningkat.
Bekerjasama dengan IMZ,
selama 4 hari (17-20/12) training
manajemen Zakat diberikan secara
mendalam oleh narasumber yang
telah berpengalaman hampir 20
tahun dalam dunia perzakatan di
Gedung Dewan Da'wah Kebon
Jeruk, Jakarta Barat.
"Teman-teman akan belajar dari
expert-nya langsung. Sharing
pengalaman ini sesuatu yang
'mahal' tapi dapat dishare dengan
'murah'. Nikmatilah," pesan saya
dalam acara pembukaan madrasah.
Pembinaan sangat penting bagi
kaderisasi amil Laznas Dewan
Da'wah karena lembaga zakat ini
tidak hanya melakukan rekrutmen,
tetapi juga memberikan muatan
dan pengetahuan sebagai bekal
kerja para amil.
Direktur IMZ Kushardanta
menyampaikan bahwa, "Baik teknik
maupun semua tata kelola
manajemen akan dibahas selama 3
hari ke depan."
Sekolah amil ini juga sebagai
regenerasi untuk mencetak amil
muda yang lebih profesional.
Disamping Kushardanta,
narasumber lain adalah Saharti
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M4 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 5 MAN TAZAKKA
SALAMSALAM
Caya, praktisi Community
Development (Comdev) Bidang
Ekonomi Dompet Dhuafa yang telah
berpengalaman di Kabupaten Bogor
hingga Kalimantan dan Sulawesi.
Praktisi ahli pemberdayaan ini
membahas mengenai sistem zakat,
alur perencanaan program, zakat
dan pemberdayaan, aktivitas zakat,
pemerdayaan berbasis zakat, daur
program, maqashid syariah, laporan
pendayagunaan zakat, hingga
Participatory Rural Apprisal (PRA),
dan Logical Framework Analysis
(LFA) untuk melakukan
assesment/identifikasi serta
mendesign program.
Sesi berikutnya, Head of Islamic
Program and services Urip Budiarto
memaparkan mengenai Fundrasing
Zakat 4.0 dan Presentation Skill.
Dalam konteks zakat 4.0 banyak
aspek aspek fundrasing yang bisa
dikembangkan dengan lebih
melibatkan teknologi, digital
fundraising. Akhirnya semua akan
mendukung optimalisasi
fundraising.
Di hari kedua, Madrasah Amil
mengupgrade kembali ilmu
keuangan terkait budgeting dan
kegiatan sebelum penyusuna
anggaran bersama Manajer
Operasional YBM BRI Rosalynd
Hasibuan.
Di bagian akhir sesi budgeting,
peserta dibagi ke dalam 5 kelompok
untuk mempraktikan pembuatan
budgeting dengan studi kasus LAZ
tertentu. Hal ini dapat menambah
peningkatan pemahaman peserta
dari materi yang telah disampaikan
sebelumnya.
Ranah Good Coorporate
Governance (GCG) juga dibahas di
hari kedua Madrasah Amil ini.
"Publikasi itu adalah salah satu
bagian dari GCG, mulai dari laporan
keuangan yang sudah diaudit,
kegiatan kita, dan syiar agar publik
mengetahui sejauh mana kiprah
Laznas Dewan Da'wah telah
dilakukan," tambahnya.
“Bila bagian keuangan baik,
belum tentu GCGnya baik karena
GCG meliputi seluruh bagian, bukan
hanya satu. Akan tetapi dari hulu ke
hilir," katanya lagi.
Di hari ketiga, direktur IMZ
Kushardanta memberikan simulasi
permainan kepemimpinan kepada
para amilin untuk mampu
memahami manajemen diri dan
perubahan dalam
organisasi/kelembagaan.
Kushardanta dalam kesempatan
tersebut juga menyampaikan pesan
untuk menempatkan diri pada
bidang pekerjaan yang sesuai
dengan passion.
"Dalam kehidupan menjadi diri
sendiri itu nikmat. Mendapatkan
pekerjaan yang lebih sesuai dengan
jiwa kita itu nikmat. Apa yang
membuat diri kita bahagia itulah
yang kita kerjakan," tandasnya.
Di hari terakhir, setiap peserta
mengikuti psikotes untuk
mengetahui potensi dan
kecenderungan minat pada bidang-
bidang kelembagaan Laznas Dewan
Da'wah.[]
Informasi dan Dokumentasi
(PPID) sebagai sarana layanan
informasi publik.
3) Belum semua OPZ memiliki
PPID.
4) Dalam penyediaan informasi,
pemberitaan yang bersifat
eksternal harus dibuka ke publik.
Alhamdulillah, dalam hal ini
Laznas Dewan Dakwah sudah
audited secara reguler dan syar'i.
Persiapan lain adalah
peningkatan kapasistas amil melalui
Madrasah Amil yang diikuti Amil
Laznas Dewan Da'wah Pusat,
Provinsi, dan KPZ (Kantor
Penerimaan Zakat). Hal ini untuk
meng-upgrade kemampuan dan
kapabilitas para pengurus lembaga,
sehingga kualitas lembaga juga
akan meningkat.
Bekerjasama dengan IMZ,
selama 4 hari (17-20/12) training
manajemen Zakat diberikan secara
mendalam oleh narasumber yang
telah berpengalaman hampir 20
tahun dalam dunia perzakatan di
Gedung Dewan Da'wah Kebon
Jeruk, Jakarta Barat.
"Teman-teman akan belajar dari
expert-nya langsung. Sharing
pengalaman ini sesuatu yang
'mahal' tapi dapat dishare dengan
'murah'. Nikmatilah," pesan saya
dalam acara pembukaan madrasah.
Pembinaan sangat penting bagi
kaderisasi amil Laznas Dewan
Da'wah karena lembaga zakat ini
tidak hanya melakukan rekrutmen,
tetapi juga memberikan muatan
dan pengetahuan sebagai bekal
kerja para amil.
Direktur IMZ Kushardanta
menyampaikan bahwa, "Baik teknik
maupun semua tata kelola
manajemen akan dibahas selama 3
hari ke depan."
Sekolah amil ini juga sebagai
regenerasi untuk mencetak amil
muda yang lebih profesional.
Disamping Kushardanta,
narasumber lain adalah Saharti
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 7 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M6 MAN TAZAKKA
iup balonnnya, terus! Ayo lebih besar lagiii..,"
Tseru Relawan muda Syifa Anita Fauzia pada
puluhan bocah yang mengelilinginya.
Ia dan aktivis Madrasah Relawan (MR) lainnya
menghibur anak-anak pengungsi di Banten.
Melalui program Sekolah Hatiku Senang (SHS) itu,
keceriaan anak-anak penyintas tsunami kembali
dibangkitkan. Raut wajah kegembiraan mereka
tersulutkan. Riang semangat anak-anak jadi
pemandangan menyenangkan di pengungsian SDN 01
Cigeulis, Kec Cigeulis, Kab Pandeglang.
Aktivis MR juga membantu pembuatan dapur umum
Laznas Dewan Da'wah di Kp Daplangu, Desa Kertajaya,
Kec Sumur, Kab Pandeglang. Warga setempat pun
berpartisipasi agar merasa memiliki dan menjaga
fasilitas dapur umum.
Sedekah Makan Rakyat (Semarak) digerakkan MR.
Mereka membantu siapkan dan distribusikan makanan
matang bagi para pengungsi di sekitar dapur umum. Di
malam istigotsah pergantian tahun 2019, mereka
KABAR KABAR
Bantu Korban Tsunami Selat Sunda
Aktivis Madrasah Relawan “
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 7 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M6 MAN TAZAKKA
iup balonnnya, terus! Ayo lebih besar lagiii..,"
Tseru Relawan muda Syifa Anita Fauzia pada
puluhan bocah yang mengelilinginya.
Ia dan aktivis Madrasah Relawan (MR) lainnya
menghibur anak-anak pengungsi di Banten.
Melalui program Sekolah Hatiku Senang (SHS) itu,
keceriaan anak-anak penyintas tsunami kembali
dibangkitkan. Raut wajah kegembiraan mereka
tersulutkan. Riang semangat anak-anak jadi
pemandangan menyenangkan di pengungsian SDN 01
Cigeulis, Kec Cigeulis, Kab Pandeglang.
Aktivis MR juga membantu pembuatan dapur umum
Laznas Dewan Da'wah di Kp Daplangu, Desa Kertajaya,
Kec Sumur, Kab Pandeglang. Warga setempat pun
berpartisipasi agar merasa memiliki dan menjaga
fasilitas dapur umum.
Sedekah Makan Rakyat (Semarak) digerakkan MR.
Mereka membantu siapkan dan distribusikan makanan
matang bagi para pengungsi di sekitar dapur umum. Di
malam istigotsah pergantian tahun 2019, mereka
KABAR KABAR
Bantu Korban Tsunami Selat Sunda
Aktivis Madrasah Relawan “
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M8 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 9 MAN TAZAKKA
lhamdulillah, mari kita kembangkan terus
Akomunitas ini dengan melibatkan lebih
banyak lagi warga masyarakat lainnya,''
demikian sambutan Hj Sugito, dalam Tasyakuran
Kolingin (Komunitas Peduli Kali Nongo Indah) di
Manding Serut, Bantul, DIY, Sabtu (22/12) malam lalu.
Malam syukuran itu dihadiri Mantan Kepala Dukuh
Sabdodadi Hj Surami, tokoh masyarakat, dan aktivis
Kolingin serta perwakilan dari Laznas (Lembaga Amil
Zakat Nasional) Dewan Dakwah.
Pada kesempatan tersebut, Laznas Dewan Dakwah
menyerahkan secara resmi penggunaan Markas
Kolingin, satu unit perahu karet patroli sungai, dan
empat unit sarana permainan anak-anak. Lebih dari 20
kg lele juga ditebar Laznas Dewan Dakwah di Kali
Winongo untuk dipancingi warga Manding Wetan
KABAR KABAR
Amal Jariyah yang Mulanya Tercibir
Komunitas Peduli Kali Nongo Indah
bekerjasama dengan aparat Kecamatan Sumur
membagikan makanan kepada hadirin.
Aksi mereka tak berhenti sampai di situ. Madrasah
Relawan memotori kegiatan posko bersih di
pengungsian SDN 01 Cigeulis. Mereka tak sungkan
untuk membersihkan sampah, sehingga pengungsian
jadi lebih nyaman.
Hingga H+13 tanggap tsunami Selat Sunda,
Madrasah Relawan terus mengambil peran membantu
para pengungsi.
Relawan muda dari berbagai Perguruan Tinggi ini
diantaranya STID Moh. Natsir, IPB, UIN Banten, UIN
Jakarta, UIN Bandung, LIPIA, Gunadarma, Universitas
Teknologi Sumbawa, dan Untirta ini, bergerak
mengulurkan diri, mendampingi warga yang terdampak
'percik' nelangsa tsunami.
Tak hanya mendistribusikan berbagai bantuan
logistik amanah dari mitra, donatur, dan jamaah Dewan
Da'wah, mereka juga sigap mengisi berbagai titik posko
Laznas Dewan Da'wah, menggerakan dapur umum,
memberikan trauma healing dan ngaji bareng anak-
anak pengungsi. Muda menebar manfaat !
Mulai dari persiapan bantuan logistik, pengepakan,
sampai proses pembagian diikhtiarkan tangan tangan
muda ini hingga diterima di tangan para pengungsi
dengan hangat.
Kegiatan Sedekah Makan Rakyat (Semarak) pun
dijalankan dari hulu ke hilir. Sejak penyiapan bahan
makanan dan pengolahannya di dapur umum, hingga
penyajiannya yang ditunggu oleh lapar perut masa
darurat bencana.
Tak ketinggalan, trauma healing juga dilaksanakan
melalui kegiatan Sekolah Hatiku Senang. Mereka
menghibur anak-anak dengan berbagai permainan
dalam dan luar ruang serta mengaji.
Tiap ba'da Subuh dan Magrib, posko Laznas Dewan
Da'wah dipenuhi syahdu huruf dan ayat Qur'an. Meski
letupan erupsi Anak Gunung Krakatu masih
menggetarkan kaca-kaca jendela, intai tsunami belum
juga meredam, anak-anak pengungsi bersama aktivis
Madrasah Relawan tetap mengaji.[] mela
“
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M8 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 9 MAN TAZAKKA
lhamdulillah, mari kita kembangkan terus
Akomunitas ini dengan melibatkan lebih
banyak lagi warga masyarakat lainnya,''
demikian sambutan Hj Sugito, dalam Tasyakuran
Kolingin (Komunitas Peduli Kali Nongo Indah) di
Manding Serut, Bantul, DIY, Sabtu (22/12) malam lalu.
Malam syukuran itu dihadiri Mantan Kepala Dukuh
Sabdodadi Hj Surami, tokoh masyarakat, dan aktivis
Kolingin serta perwakilan dari Laznas (Lembaga Amil
Zakat Nasional) Dewan Dakwah.
Pada kesempatan tersebut, Laznas Dewan Dakwah
menyerahkan secara resmi penggunaan Markas
Kolingin, satu unit perahu karet patroli sungai, dan
empat unit sarana permainan anak-anak. Lebih dari 20
kg lele juga ditebar Laznas Dewan Dakwah di Kali
Winongo untuk dipancingi warga Manding Wetan
KABAR KABAR
Amal Jariyah yang Mulanya Tercibir
Komunitas Peduli Kali Nongo Indah
bekerjasama dengan aparat Kecamatan Sumur
membagikan makanan kepada hadirin.
Aksi mereka tak berhenti sampai di situ. Madrasah
Relawan memotori kegiatan posko bersih di
pengungsian SDN 01 Cigeulis. Mereka tak sungkan
untuk membersihkan sampah, sehingga pengungsian
jadi lebih nyaman.
Hingga H+13 tanggap tsunami Selat Sunda,
Madrasah Relawan terus mengambil peran membantu
para pengungsi.
Relawan muda dari berbagai Perguruan Tinggi ini
diantaranya STID Moh. Natsir, IPB, UIN Banten, UIN
Jakarta, UIN Bandung, LIPIA, Gunadarma, Universitas
Teknologi Sumbawa, dan Untirta ini, bergerak
mengulurkan diri, mendampingi warga yang terdampak
'percik' nelangsa tsunami.
Tak hanya mendistribusikan berbagai bantuan
logistik amanah dari mitra, donatur, dan jamaah Dewan
Da'wah, mereka juga sigap mengisi berbagai titik posko
Laznas Dewan Da'wah, menggerakan dapur umum,
memberikan trauma healing dan ngaji bareng anak-
anak pengungsi. Muda menebar manfaat !
Mulai dari persiapan bantuan logistik, pengepakan,
sampai proses pembagian diikhtiarkan tangan tangan
muda ini hingga diterima di tangan para pengungsi
dengan hangat.
Kegiatan Sedekah Makan Rakyat (Semarak) pun
dijalankan dari hulu ke hilir. Sejak penyiapan bahan
makanan dan pengolahannya di dapur umum, hingga
penyajiannya yang ditunggu oleh lapar perut masa
darurat bencana.
Tak ketinggalan, trauma healing juga dilaksanakan
melalui kegiatan Sekolah Hatiku Senang. Mereka
menghibur anak-anak dengan berbagai permainan
dalam dan luar ruang serta mengaji.
Tiap ba'da Subuh dan Magrib, posko Laznas Dewan
Da'wah dipenuhi syahdu huruf dan ayat Qur'an. Meski
letupan erupsi Anak Gunung Krakatu masih
menggetarkan kaca-kaca jendela, intai tsunami belum
juga meredam, anak-anak pengungsi bersama aktivis
Madrasah Relawan tetap mengaji.[] mela
“
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M10 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 11 MAN TAZAKKA
maupun Kulon Kali.
Kehadiran para tokoh masyarakat dan dukungan
terbuka mereka dalam tasyakuran itu menjadi obat
pelipur lara aktivis Kolingin. Setelah berbulan-bulan
menuai cibiran, akhirnya di penghujung tahun eksistensi
dan kerja bakti mereka diakui.
''Marem rasane (lega rasanya),'' ujar Subroto (59),
Ketua Kolingin, sambil tersenyum lebar.
Pensiunan polisi Polsek Parangtritis itu menuturkan,
Kolingin bermula pada suatu hari di bulan Februari
2018. Waktu itu Subroto dan kawan-kawan sedang
''jogo kali'' alias mancing di Kali Nongo. Tiba-tiba salah
satu joran mereka melengkung tajam, pertanda ada
tarikan berat di ujung tali kail. Namun saat joran
disentak dan tali digulung, bukan ikan besar yang
didapat, melainkan sampah plastik yang berbelit
dengan dedaunan!
''Wooo, asem tenan!'' umpat Broto.
Kekecewaan ini membangkitkan dendam positif
untuk membersihkan Kali Nongo. Sejak saat itulah
mereka berkomitmen menyelamatkan sungai yang
makin menyempit dan kotor tersebut.
Kali Winongo salah satu sungai yang mengular
melalui Daerah Istimewa Yogyakarta. Panjangnya 43,75
km dan berlika-liku melintasi 19 kecamatan di
Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten
Bantul. Kali Nongo, demikian warga menyebut nama
ringkasnya, berhulu dari beberapa sungai kecil di
Gunung Merapi, dan berhilir di Kali Denggung.
Sejak tiga tahun terakhir, Kali Nongo ditata oleh
Endang Rohjani dan kawan-kawannya yang tergabung
dalam Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA). LSM ini
berhasil memberdayakan kawasan kali dari kumuh
menjadi indah dan menambah penghasilan masyarakat
sekitarnya.
Bahkan, penataan Kali Winongo jadi referensi Anies
Baswedan.
Tak lama setelah terpilih jadi gubernur DKI Jakarta,
Anies Rasyid Baswedan mendatangi bantaran Kali
Winongo di Kampung Ngampilan Kota Yogyakarta.
Penataan bantaran Kali Nongo di tahun 2016 cukup
berhasil dan bisa menjadi kawasan percontohan.
"Kami datang ke sini untuk melihat dari dekat, di sini
teman-teman sudah melakukan (penataan) sejak tahun
2009. Di sini warga diajak memikirkan bersama-sama.
Bagaimana sungai menjadi bagian dari warga, warga
disadarkan paradigmanya," ujar Anies saat meninjau
Kali Winongo Yogya, Rabu (19/7/2017).
Paradigma yang dimaksud Anies seperti mengubah
perspektif warga, yang semula kediamannya
membelakangi sungai diubah untuk menghadap ke
sungai. Ini, diakui Anies sulit, pekerjaan sulit namun bisa
diusahakan.
Anies menambahkan, penataan Bantaran Kali
Winongo yang melibatkan masyarakat, rencananya
bakal dijadikan contoh penataan bantaran sungai di
Jakarta. Penataan seharusnya memang tidak
menggusur warga, melainkan melibatkan mereka.
Nah, seperti Anies, Kolingin juga turut terinspirasi
FKWA dalam penataan Kali Nongo ruas Manding Serut.
Menurut Hary Nirbaya (52), inisiator Kolingin,
prakarsa resik kali melibatkan Subroto dan Nurhayati
(52) istrinya serta Awan Prabowo (30) anaknya. Juga
Bogiman (58) yang berprofesi buruh dan Purwadi (54)
yang berwirausaha.
''Untuk tahap pertama, target kita adalah ruas kali
sepanjang 700 meter dari sisi selatan Jembatan
Manding hingga dam di ujung dusun,'' terang Hary
yang berprofesi sebagai praktisi audiovisual.
Subroto menambahkan, kegiatan resik kali dibagi
menjadi dua tahap. Pertama, sterilisasi bantaran kali
sebelah wetan dari sampah domestik dan organik
(guguran pepohonan). Kedua, pembersihan badan
sungai dari endapan sampah domestik dan alami.
Hingga Juni 2018, baru 20% target resik dicapai.
Maklum, personil terbatas, demikian pula peralatannya
seperti mesin pemotong batang bambu. ''Ada relawan
lepas yang turut membantu, tetapi tidak reguler,''
Subroto menjelaskan.
''Sudah begitu, kami para aktivis harus menerima
cibiran, dikatai sebagai wong edan hingga fitnah
komersialisasi lingkungan,'' ungkap Subroto sambil
KABAR KABAR
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M10 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 11 MAN TAZAKKA
maupun Kulon Kali.
Kehadiran para tokoh masyarakat dan dukungan
terbuka mereka dalam tasyakuran itu menjadi obat
pelipur lara aktivis Kolingin. Setelah berbulan-bulan
menuai cibiran, akhirnya di penghujung tahun eksistensi
dan kerja bakti mereka diakui.
''Marem rasane (lega rasanya),'' ujar Subroto (59),
Ketua Kolingin, sambil tersenyum lebar.
Pensiunan polisi Polsek Parangtritis itu menuturkan,
Kolingin bermula pada suatu hari di bulan Februari
2018. Waktu itu Subroto dan kawan-kawan sedang
''jogo kali'' alias mancing di Kali Nongo. Tiba-tiba salah
satu joran mereka melengkung tajam, pertanda ada
tarikan berat di ujung tali kail. Namun saat joran
disentak dan tali digulung, bukan ikan besar yang
didapat, melainkan sampah plastik yang berbelit
dengan dedaunan!
''Wooo, asem tenan!'' umpat Broto.
Kekecewaan ini membangkitkan dendam positif
untuk membersihkan Kali Nongo. Sejak saat itulah
mereka berkomitmen menyelamatkan sungai yang
makin menyempit dan kotor tersebut.
Kali Winongo salah satu sungai yang mengular
melalui Daerah Istimewa Yogyakarta. Panjangnya 43,75
km dan berlika-liku melintasi 19 kecamatan di
Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten
Bantul. Kali Nongo, demikian warga menyebut nama
ringkasnya, berhulu dari beberapa sungai kecil di
Gunung Merapi, dan berhilir di Kali Denggung.
Sejak tiga tahun terakhir, Kali Nongo ditata oleh
Endang Rohjani dan kawan-kawannya yang tergabung
dalam Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA). LSM ini
berhasil memberdayakan kawasan kali dari kumuh
menjadi indah dan menambah penghasilan masyarakat
sekitarnya.
Bahkan, penataan Kali Winongo jadi referensi Anies
Baswedan.
Tak lama setelah terpilih jadi gubernur DKI Jakarta,
Anies Rasyid Baswedan mendatangi bantaran Kali
Winongo di Kampung Ngampilan Kota Yogyakarta.
Penataan bantaran Kali Nongo di tahun 2016 cukup
berhasil dan bisa menjadi kawasan percontohan.
"Kami datang ke sini untuk melihat dari dekat, di sini
teman-teman sudah melakukan (penataan) sejak tahun
2009. Di sini warga diajak memikirkan bersama-sama.
Bagaimana sungai menjadi bagian dari warga, warga
disadarkan paradigmanya," ujar Anies saat meninjau
Kali Winongo Yogya, Rabu (19/7/2017).
Paradigma yang dimaksud Anies seperti mengubah
perspektif warga, yang semula kediamannya
membelakangi sungai diubah untuk menghadap ke
sungai. Ini, diakui Anies sulit, pekerjaan sulit namun bisa
diusahakan.
Anies menambahkan, penataan Bantaran Kali
Winongo yang melibatkan masyarakat, rencananya
bakal dijadikan contoh penataan bantaran sungai di
Jakarta. Penataan seharusnya memang tidak
menggusur warga, melainkan melibatkan mereka.
Nah, seperti Anies, Kolingin juga turut terinspirasi
FKWA dalam penataan Kali Nongo ruas Manding Serut.
Menurut Hary Nirbaya (52), inisiator Kolingin,
prakarsa resik kali melibatkan Subroto dan Nurhayati
(52) istrinya serta Awan Prabowo (30) anaknya. Juga
Bogiman (58) yang berprofesi buruh dan Purwadi (54)
yang berwirausaha.
''Untuk tahap pertama, target kita adalah ruas kali
sepanjang 700 meter dari sisi selatan Jembatan
Manding hingga dam di ujung dusun,'' terang Hary
yang berprofesi sebagai praktisi audiovisual.
Subroto menambahkan, kegiatan resik kali dibagi
menjadi dua tahap. Pertama, sterilisasi bantaran kali
sebelah wetan dari sampah domestik dan organik
(guguran pepohonan). Kedua, pembersihan badan
sungai dari endapan sampah domestik dan alami.
Hingga Juni 2018, baru 20% target resik dicapai.
Maklum, personil terbatas, demikian pula peralatannya
seperti mesin pemotong batang bambu. ''Ada relawan
lepas yang turut membantu, tetapi tidak reguler,''
Subroto menjelaskan.
''Sudah begitu, kami para aktivis harus menerima
cibiran, dikatai sebagai wong edan hingga fitnah
komersialisasi lingkungan,'' ungkap Subroto sambil
KABAR KABAR
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M12 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 13 MAN TAZAKKA
KABAR
lhamdulillah, pada Selasa, 1 Januari 2019, Laznas
ADewan Dakwah Jateng (Jawa Tengah) menggelar
“Ngaji Bareng Komunitas Muslim Difabel Solo
Raya”.
Kegiatan ini berlangsung di Masjid Mujahidin,
Purwosari, Semarang Utara. Diikuti 31 difabel muslim
(tuna netra, tuna daksa, dan tuna rungu) dengan 6
pendamping dari Solo Raya yang kemudian
memperoleh santunan dari donatur di Kota Semarang.
Acara diawali dengan taushiyah dan motivasi
spiritual dari Ketua Dewan Dakwah Jateng Ustadz Aris
Munandar. Ditutup dengan pemberian paket bingkisan
dan santunan untuk peserta.
Ketua Laznas Dewan Dakwah Jateng, Habib,
menjelaskan, kegiatan ini berlanjut dengan program
pembinaan spiritual dan ketrampilan produktif.
Tio, salah satu peserta, berucap, “Kami perwakilan
difabel Solo Raya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu Donatur dan
Laznas Dewan Dakwah yang telah memberikan
perhatian kepada kami, semoga menjadi berkah bagi
kita semua.”[]
KABAR
tersenyum getir.
Kesabaran Kolingin akhirnya menemukan jalan
kebaikannya. Agustus 2018, aktivitas Kolingin
mengundang dukungan Laznas Dewan Dakwah.
Lembaga yang berpusat di Jakarta ini memberikan
bantuan berupa 20 kg lele konsumsi ditebar di kali,
biaya penyelenggaraan lomba mancing dan balap
perahu batang pisang (debok), serta pemotongan 5
ekor kambing kurban pada Idul Adha, September 2018,
dari Muslime Helfen Germany.
Hajatan yang diselenggarakan Kolingin mulai
membuka mata warga dan aparat dusun. Komunitas
mulai diperhitungkan.
Untuk menguatkan komunitas, Laznas Dewan
Dakwah mendanai pembangunan markas mereka.
Dalam waktu sekitar dua bulan, jadilah saung bertiang
bambu petung beratap rumbia. Bangunan terbuka ini
dijadikan pusat kegiatan Kolingin dan warga sekitar.
Hary Nirbaya pun mulai mensosialisasikan Kolingin
ke kalangan LSM dan pemangku kebijakan terkait.
Misalnya Dinas Lingkungan Hidup Kab Bantul. Hasilnya,
Kolingin mendapat support baik material maupun
ketrampilan. Di antaranya berupa paket pelatihan, biaya
pembelian sarana kebersihan dari alumni SMAN 2
Sewon Bantul, dan pinjaman unit perahu kebersihan
dari LSM mitra.
Puncaknya, pada 16 Desember 2018, Wakil Bupati
Bantul Abdul Halim Muslih bersedia datang untuk
meresmikan Markas dan melantik Pengurus Kolingin.
Kehadirannya didampingi Kepala Dinas Lingkungan
Hidup Bantul, Ari Budi Nugroho. Segenap aparat
Kelurahan Sabdodadi dan Desa Manding Serut juga
menyambut.
Bersama sejumlah kepala dukuh, Wabup Bantul
sempat melakukan inspeksi Kali Nongo. Ia
menginstruksikan instansi terkait di Bantul untuk
membantu Kolingin. Misalnya pemasangan bronjong
penahan longsor di kedua sisi kali. Juga mensterilkan
rumpun bambu di badan sungai.
Sejak itulah, Kolingin diakui, diterima, dan dibantu
warag serta aparat desa. Aparat dusun pun tak
ketinggalan memberi support. Misalnya, pensiunan
pegawai Kecamatan, Susilo, yang secara spontan
meminjamkan mesin perahu untuk dioperasikan
Kolingin.
Atas perkembangan amal jariyah komunitas seperti
itulah, Laznas Dewan Dakwah mendukung acara
Tasyakur Kolingin pada malam Ahad, 22 Desember lalu.
Insya Allah, Laznas Dewan Dakwah akan terus
memberi support untuk pengembangan Kali Nongo
ruas Manding sebagai kawasan ekowisata.[] nurbowo
Laznas Dewan Dakwah Jateng
Difabel Solo RayaGelar Ngaji Bareng
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M12 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 13 MAN TAZAKKA
KABAR
lhamdulillah, pada Selasa, 1 Januari 2019, Laznas
ADewan Dakwah Jateng (Jawa Tengah) menggelar
“Ngaji Bareng Komunitas Muslim Difabel Solo
Raya”.
Kegiatan ini berlangsung di Masjid Mujahidin,
Purwosari, Semarang Utara. Diikuti 31 difabel muslim
(tuna netra, tuna daksa, dan tuna rungu) dengan 6
pendamping dari Solo Raya yang kemudian
memperoleh santunan dari donatur di Kota Semarang.
Acara diawali dengan taushiyah dan motivasi
spiritual dari Ketua Dewan Dakwah Jateng Ustadz Aris
Munandar. Ditutup dengan pemberian paket bingkisan
dan santunan untuk peserta.
Ketua Laznas Dewan Dakwah Jateng, Habib,
menjelaskan, kegiatan ini berlanjut dengan program
pembinaan spiritual dan ketrampilan produktif.
Tio, salah satu peserta, berucap, “Kami perwakilan
difabel Solo Raya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu Donatur dan
Laznas Dewan Dakwah yang telah memberikan
perhatian kepada kami, semoga menjadi berkah bagi
kita semua.”[]
KABAR
tersenyum getir.
Kesabaran Kolingin akhirnya menemukan jalan
kebaikannya. Agustus 2018, aktivitas Kolingin
mengundang dukungan Laznas Dewan Dakwah.
Lembaga yang berpusat di Jakarta ini memberikan
bantuan berupa 20 kg lele konsumsi ditebar di kali,
biaya penyelenggaraan lomba mancing dan balap
perahu batang pisang (debok), serta pemotongan 5
ekor kambing kurban pada Idul Adha, September 2018,
dari Muslime Helfen Germany.
Hajatan yang diselenggarakan Kolingin mulai
membuka mata warga dan aparat dusun. Komunitas
mulai diperhitungkan.
Untuk menguatkan komunitas, Laznas Dewan
Dakwah mendanai pembangunan markas mereka.
Dalam waktu sekitar dua bulan, jadilah saung bertiang
bambu petung beratap rumbia. Bangunan terbuka ini
dijadikan pusat kegiatan Kolingin dan warga sekitar.
Hary Nirbaya pun mulai mensosialisasikan Kolingin
ke kalangan LSM dan pemangku kebijakan terkait.
Misalnya Dinas Lingkungan Hidup Kab Bantul. Hasilnya,
Kolingin mendapat support baik material maupun
ketrampilan. Di antaranya berupa paket pelatihan, biaya
pembelian sarana kebersihan dari alumni SMAN 2
Sewon Bantul, dan pinjaman unit perahu kebersihan
dari LSM mitra.
Puncaknya, pada 16 Desember 2018, Wakil Bupati
Bantul Abdul Halim Muslih bersedia datang untuk
meresmikan Markas dan melantik Pengurus Kolingin.
Kehadirannya didampingi Kepala Dinas Lingkungan
Hidup Bantul, Ari Budi Nugroho. Segenap aparat
Kelurahan Sabdodadi dan Desa Manding Serut juga
menyambut.
Bersama sejumlah kepala dukuh, Wabup Bantul
sempat melakukan inspeksi Kali Nongo. Ia
menginstruksikan instansi terkait di Bantul untuk
membantu Kolingin. Misalnya pemasangan bronjong
penahan longsor di kedua sisi kali. Juga mensterilkan
rumpun bambu di badan sungai.
Sejak itulah, Kolingin diakui, diterima, dan dibantu
warag serta aparat desa. Aparat dusun pun tak
ketinggalan memberi support. Misalnya, pensiunan
pegawai Kecamatan, Susilo, yang secara spontan
meminjamkan mesin perahu untuk dioperasikan
Kolingin.
Atas perkembangan amal jariyah komunitas seperti
itulah, Laznas Dewan Dakwah mendukung acara
Tasyakur Kolingin pada malam Ahad, 22 Desember lalu.
Insya Allah, Laznas Dewan Dakwah akan terus
memberi support untuk pengembangan Kali Nongo
ruas Manding sebagai kawasan ekowisata.[] nurbowo
Laznas Dewan Dakwah Jateng
Difabel Solo RayaGelar Ngaji Bareng
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M14 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 15 MAN TAZAKKA
KABAR
ersis pada malam tahun baru 2019, bencana
Plongsor menimpa Kampung Adat Garehong,
Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan
Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Sudah 31 korban ditemukan meninggal dunia per
Minggu (6/1/2019). Kepala Pusat Data, Informasi, dan
Hubungan Masyarakat Badan Nasional
Penanggulangan Bencana ( BNPB), Sutopo Purwo
Nugroho, mengatakan seluruh korban meninggal
berhasil diidentifikasi. Sementara itu, 64 orang
dinyatakan selamat.
"Hingga Minggu (6/1) pagi, dari 100 orang
terdampak longsor, tim SAR gabungan telah
menemukan 64 orang selamat, 31 orang meninggal
dunia," kata Sutopo melalui keterangan tertulis, Minggu.
Kemudian, BNPB juga mencatat dua orang masih
dinyatakan hilang. Sutopo mengatakan, tim SAR
gabungan berusaha keras agar kedua korban segera
ditemukan.
Data BNPB menyebutkan, tiga orang luka-luka akibat
bencana tersebut. Sebanyak dua orang sudah
diperbolehkan pulang dan satu orang lainnya masih
dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan Ratu.
Trek menuju lokasi bencana tak mudah. Begitu terjal.
Relawan yang hendak mencapainya harus berjuang
lebih keras. Pasalnya, 4 km dengan jalan berliku dan
mendaki yang kemiringannya mendekati 45 derajat
perlu ditaklukkan.
Tak semua kendaraan sanggup melintas, kecuali
akan berhadapan dengan resiko berat. Bila tak mampu,
nyawa dapat jadi taruhan.
Pilihan lainnya, relawan yang hendak mendampingi
pengungsi, mengantarkan logistik, melakukan evakuasi,
ataupun lainnya harus berjalan kaki. Iya, berjalan kaki
sejauh 4 Km dengan kondisi jalan naik-turun, seperti
yang Tim Laznas Dewan Dakwah tempuh pada . Bila
tidak mampu, berarti lokasi takkan mungkin bisa
dijangkau. Korban tak cepat tertolong.
Berada di atas perbukitan, longsor Cisolok sulit
dijangkau. Walau tak sebesar bencana Lombok, Palu,
ataupun Selat Sunda, tetapi aksesnya menjadi yang
tersulit. Dibutuhkan kendaraan yang mampu melibas
trek yang terjal dan menikung belokan maut, ialah
mobil off-road dan trail.
Selain mempermudah para relawan, kendaraan
beroda gerigi ini dengan power, akselerasi, dan
durabilitas yang tinggi dapat mempercepat akomodasi
pengangkutan logistik dan alat evakuasi kecil.
Tak hanya untuk tanggap darurat, alat transportasi
ini akan digunakan untuk mendukung dakwah jangka
panjang di Cisolok, Sukabumi.
''Komunitas adat harus didampingi da'i agar kualitas
kemuslimannya terjaga dan meningkat,'' tutur Ustadz
Irwan maulana, Da'i Dewan Dakwah pembina Rumah
Mualaf Desa Cikembar, Sukabumi.[]
KABAR
Menjenguk Cisolok
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M14 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 15 MAN TAZAKKA
KABAR
ersis pada malam tahun baru 2019, bencana
Plongsor menimpa Kampung Adat Garehong,
Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan
Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Sudah 31 korban ditemukan meninggal dunia per
Minggu (6/1/2019). Kepala Pusat Data, Informasi, dan
Hubungan Masyarakat Badan Nasional
Penanggulangan Bencana ( BNPB), Sutopo Purwo
Nugroho, mengatakan seluruh korban meninggal
berhasil diidentifikasi. Sementara itu, 64 orang
dinyatakan selamat.
"Hingga Minggu (6/1) pagi, dari 100 orang
terdampak longsor, tim SAR gabungan telah
menemukan 64 orang selamat, 31 orang meninggal
dunia," kata Sutopo melalui keterangan tertulis, Minggu.
Kemudian, BNPB juga mencatat dua orang masih
dinyatakan hilang. Sutopo mengatakan, tim SAR
gabungan berusaha keras agar kedua korban segera
ditemukan.
Data BNPB menyebutkan, tiga orang luka-luka akibat
bencana tersebut. Sebanyak dua orang sudah
diperbolehkan pulang dan satu orang lainnya masih
dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan Ratu.
Trek menuju lokasi bencana tak mudah. Begitu terjal.
Relawan yang hendak mencapainya harus berjuang
lebih keras. Pasalnya, 4 km dengan jalan berliku dan
mendaki yang kemiringannya mendekati 45 derajat
perlu ditaklukkan.
Tak semua kendaraan sanggup melintas, kecuali
akan berhadapan dengan resiko berat. Bila tak mampu,
nyawa dapat jadi taruhan.
Pilihan lainnya, relawan yang hendak mendampingi
pengungsi, mengantarkan logistik, melakukan evakuasi,
ataupun lainnya harus berjalan kaki. Iya, berjalan kaki
sejauh 4 Km dengan kondisi jalan naik-turun, seperti
yang Tim Laznas Dewan Dakwah tempuh pada . Bila
tidak mampu, berarti lokasi takkan mungkin bisa
dijangkau. Korban tak cepat tertolong.
Berada di atas perbukitan, longsor Cisolok sulit
dijangkau. Walau tak sebesar bencana Lombok, Palu,
ataupun Selat Sunda, tetapi aksesnya menjadi yang
tersulit. Dibutuhkan kendaraan yang mampu melibas
trek yang terjal dan menikung belokan maut, ialah
mobil off-road dan trail.
Selain mempermudah para relawan, kendaraan
beroda gerigi ini dengan power, akselerasi, dan
durabilitas yang tinggi dapat mempercepat akomodasi
pengangkutan logistik dan alat evakuasi kecil.
Tak hanya untuk tanggap darurat, alat transportasi
ini akan digunakan untuk mendukung dakwah jangka
panjang di Cisolok, Sukabumi.
''Komunitas adat harus didampingi da'i agar kualitas
kemuslimannya terjaga dan meningkat,'' tutur Ustadz
Irwan maulana, Da'i Dewan Dakwah pembina Rumah
Mualaf Desa Cikembar, Sukabumi.[]
KABAR
Menjenguk Cisolok
ah, terlalu beresiko, nggak bisa naik
Wsekarang,'' ujar Ustadz Roy Nugroho di
penghujung Desa Ombo, Kec Sirenja,
Kab Donggala, Sulteng, Jumat (7/12).
Roy Nugroho (30), alumnus Sekolah Tinggi Ilmu
Dakwah (STID) Mohammad Natsir. Pria asal Labuhan
Maringgai, Lampung Timur, ini mulai bertugas di
pelosok Donggala sejak Januari 2016, setelah Lulus dari
STID Natsir. Dari gemerlap dan hiruk pikuk Ibukota, ia
tiba-tiba harus bermukim di dusun yang terpencil dan
seperti terisolasi dari peradaban kota. Bayangkan, satu-
satunya akses ke kampung ini hanyalah jalanan
bebatuan bekas aliran air sungai dari gunung.
Alhamdulillah, kerja dakwah Ustadz Roy cukup
diterima warga setempat yang berjumlah sekitar 270
keluarga (Dusun IV dan V). Pembawaan ustadz menuai
simpati penduduk dusun segala lapisan, dari anak-anak
sampai orang tua.
Pada 2017, ia menikahi Miswati (21), putri dari
Muslimin, Kepala Dusun Maling Pura, Desa Sipi, Sirenja.
Siang jelang sore itu, Tim Relawan Laznas Dewan
Dakwah bermaksud mendistribusikan bantuan paket
sembako bagi warga Desa Puramalino, yang terletak di
atas Ombo. Bantuan kemanusiaan ini berasal dari
untuk Pelosok DonggalaSembako
“
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M16 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 17 MAN TAZAKKA
KABARKABAR
donatur Yayasan Dakta Peduli dan Laznas Dewan
Dakwah.
Turut jadi relawan dalam perjalanan berat ini,
Ustadz Dwi Budiman Assiroji, Ketua STID M Natsir.
Ia tak segan bahu-membahu dengan relawan lain
yang sebagian pernah jadi mahasiswanya.
Untuk mencapai Desa Pura dibutuhkan
perjalanan dua jam menumpang ojek motor.
Ongkosnya Rp 2000/kg penumpang maupun
barang.
Jelang Jumatan, Tim yang bertolak pagi hari
dari Kota Palu tiba di Desa Sipi, Sirenja. Usai
Jumatan dan makan siang di Kampung Maling
Pura, kafilah menuju Desa Ombo. Banyak tenda
pengungsi di kawasan tepi hutan ini. Bantuan yang
masuk belum mencukupi, apalagi dari pemerintah
masih sebatas ''angin surga''.
Tim yang dipimpin Ustadz Roy memutuskan
untuk membagikan sebagian paket sembako di
Ombo. Selain beras, juga ada susu, minyak, gula,
dan mie.
Nah, tatkala hendak naik ke Pura di kaki
Gunung Panambaila pada ketinggian hingga 840
dpl, hari sudah telanjur kesiangan. Medan yang
harus ditempuh juga cukup licin akibat hujan
sebelumnya. Jalan tanah sepanjang 26 km yang
sempit dan becek itu diapit hutan dan jurang di
kanan-kirinya.
''Ngeri ah,'' ujar Mela Fadla, satu-satunya
relawati dalam Tim. Bayangkan, ia harus duduk di
atas karung beras yang dibonceng motor,
melintasi jalur off road selama dua jam. Alamak.
Alhamdulillah, bantuan akhirnya sampai juga ke
lebih seratus keluarga penduduk Puramalino pada
lusa harinya, Ahad (9/12). Perjalanan melelahkan
dan berbahaya, terbayar oleh senyum bahagia
umat muslim yang terpencil di atas bukit tersebut.
Selain untuk warga Desa Pura dan Ombo,
sebelumnya Tim telah membagikan paket
sembako kepada warga muslim Dusun Maliko,
Desa Ape Maliko, Kec Sindue. Paket sembako
sebanyak lebih seratus bungkus itu menghibur
jamaah Masjid Al Fatah yang baru diresmikan
setelah direhab.[]
ah, terlalu beresiko, nggak bisa naik
Wsekarang,'' ujar Ustadz Roy Nugroho di
penghujung Desa Ombo, Kec Sirenja,
Kab Donggala, Sulteng, Jumat (7/12).
Roy Nugroho (30), alumnus Sekolah Tinggi Ilmu
Dakwah (STID) Mohammad Natsir. Pria asal Labuhan
Maringgai, Lampung Timur, ini mulai bertugas di
pelosok Donggala sejak Januari 2016, setelah Lulus dari
STID Natsir. Dari gemerlap dan hiruk pikuk Ibukota, ia
tiba-tiba harus bermukim di dusun yang terpencil dan
seperti terisolasi dari peradaban kota. Bayangkan, satu-
satunya akses ke kampung ini hanyalah jalanan
bebatuan bekas aliran air sungai dari gunung.
Alhamdulillah, kerja dakwah Ustadz Roy cukup
diterima warga setempat yang berjumlah sekitar 270
keluarga (Dusun IV dan V). Pembawaan ustadz menuai
simpati penduduk dusun segala lapisan, dari anak-anak
sampai orang tua.
Pada 2017, ia menikahi Miswati (21), putri dari
Muslimin, Kepala Dusun Maling Pura, Desa Sipi, Sirenja.
Siang jelang sore itu, Tim Relawan Laznas Dewan
Dakwah bermaksud mendistribusikan bantuan paket
sembako bagi warga Desa Puramalino, yang terletak di
atas Ombo. Bantuan kemanusiaan ini berasal dari
untuk Pelosok DonggalaSembako
“
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M16 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 17 MAN TAZAKKA
KABARKABAR
donatur Yayasan Dakta Peduli dan Laznas Dewan
Dakwah.
Turut jadi relawan dalam perjalanan berat ini,
Ustadz Dwi Budiman Assiroji, Ketua STID M Natsir.
Ia tak segan bahu-membahu dengan relawan lain
yang sebagian pernah jadi mahasiswanya.
Untuk mencapai Desa Pura dibutuhkan
perjalanan dua jam menumpang ojek motor.
Ongkosnya Rp 2000/kg penumpang maupun
barang.
Jelang Jumatan, Tim yang bertolak pagi hari
dari Kota Palu tiba di Desa Sipi, Sirenja. Usai
Jumatan dan makan siang di Kampung Maling
Pura, kafilah menuju Desa Ombo. Banyak tenda
pengungsi di kawasan tepi hutan ini. Bantuan yang
masuk belum mencukupi, apalagi dari pemerintah
masih sebatas ''angin surga''.
Tim yang dipimpin Ustadz Roy memutuskan
untuk membagikan sebagian paket sembako di
Ombo. Selain beras, juga ada susu, minyak, gula,
dan mie.
Nah, tatkala hendak naik ke Pura di kaki
Gunung Panambaila pada ketinggian hingga 840
dpl, hari sudah telanjur kesiangan. Medan yang
harus ditempuh juga cukup licin akibat hujan
sebelumnya. Jalan tanah sepanjang 26 km yang
sempit dan becek itu diapit hutan dan jurang di
kanan-kirinya.
''Ngeri ah,'' ujar Mela Fadla, satu-satunya
relawati dalam Tim. Bayangkan, ia harus duduk di
atas karung beras yang dibonceng motor,
melintasi jalur off road selama dua jam. Alamak.
Alhamdulillah, bantuan akhirnya sampai juga ke
lebih seratus keluarga penduduk Puramalino pada
lusa harinya, Ahad (9/12). Perjalanan melelahkan
dan berbahaya, terbayar oleh senyum bahagia
umat muslim yang terpencil di atas bukit tersebut.
Selain untuk warga Desa Pura dan Ombo,
sebelumnya Tim telah membagikan paket
sembako kepada warga muslim Dusun Maliko,
Desa Ape Maliko, Kec Sindue. Paket sembako
sebanyak lebih seratus bungkus itu menghibur
jamaah Masjid Al Fatah yang baru diresmikan
setelah direhab.[]
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M18 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 19 MAN TAZAKKA
KABAR
auh.. jauh.. Kami shalatnya di rumah masing-
Jmasing saja,” ujar segerombolan lelaki Petani
Sayur yang enggan pergi ke Masjid. Bukan
karena tak getol shalat 5 waktu. Mereka pun rutin shalat
seperti halnya kita. Hanya ada satu kendala, jarak.
'Tak seperti di kota yang begitu mudah menemukan
rumah Allah di berbagai sudut jalan. Mushola maupun
Masjid jadi barang langka di Nagari Koto Laweh, Jorong
Kandang Guguak, Kec Sepuluh Koto, Kab Tanah datar,
Prov Sumatera Barat. Sedikit, jarang sekali. Sekalipun
ada, warga harus menempuh jarak 2 Km dengan
berjalan kaki untuk shalat di Masjid. Pelik kesulitan
mereka.
Bisa dibayangkan bila minimal 5 kali dalam sehari
harus berjalan bolak balik 4 Km perwaktu shalatnya. Ini
berarti harus menempuh jalan 20 Km untuk shalat
berjamaah sehari semalam. Mungkin bisa dikatakan
nihil orang Koto Laweh yang mau melakukannya.
Ditambah lagi dengan nasib generasi penurus.
Mereka tak dekat dengan Masjid, lantaran surau 'tak
KABAR
nampak satu pun di nagari mereka. Mereka 'tak terbiasa
meramaikan tempat ibadah Umat Islam Itu. Miris.
Di kaki Gunung Singgalang ini, Dewan Da'wah
terpanggil untuk mendekatkan Mushola dengan
masyarakat Koto Laweh. Mendekatkan rumah Allah dan
dakwah Islam agar warga tak mesti menempuh jauhnya
jarak untuk ke Masjid. Ini menjadi upaya
menyelamatkan dan membangun Indonesia dengan
dakwah.
Melalui rezeki seorang Muhsinin asal Sumatera Barat
yang merantau bekerja di tanah timur Papua, warga
Koto Laweh bisa punya mushola baru. Ia mengamahkan
wakaf pembangunan Mushola kepada Laznas Dewan
Da'wah Prov Sumatera Barat.
“Ia akrab disapa Ibu Budi yang berniat bila punya
rezeki mau buat mushola untuk masyarakat. Kini, Ia pun
mengamanahkan kepada Laznas Dewan Da'wah untuk
dibangunkan Mushola,” ujar Ketua Laznas Dewan
Da'wah Provinsi Sumatra Barat, Ustadz Arham.
Sejak pertengahan Agustus lalu, warga Koto Laweh
menyaksikan sejarah pembangunan wakaf Mushola di
kampung halaman mereka ini. Per pertengahan Januari
2019 ini, Alhamdulillah pembangunannya sudah selesai.
“Pembangunannya dimulai sejak habis bulan Haji,
Dzulhijjah 1439. Kini Alhamdulillah pembangunannya
baru saja selesai. Tinggal menunggu peresmian dan
penyerahan kunci,” katanya.
“Rencananya awal bulan besok (Februari) akan
diresmikan. Kita adakan tabligh akbar dengan
mengundang Da'i Dewan Da'wah Pusat dari Jakarta,
Ustadz Imam Zamroji,” imbuhnya mengabarkan info
peresmian wakaf Mushola di Koto Laweh kepada tim
Laznas Dewan Da'wah Pusat, Selasa (15/1) siang.
Animo masyarakat begitu senang mendapati
Mushola kini dekat dengan pemukiman mereka. Tak
sabar lagi untuk segera menggunakan Rumah Allah
tersebut untuk Shalat dan aktivitas ibadah lainnya.
“Mereka bersyukur. Mensyukuri adanya Mushola ini,”
terang Ustadz Arham lagi.
Berlokasi strategis di dekat lahan pertanian dan
Sekolah Dasar, Mushola ini diharapkan menjadi shelter
warga dan anak-anak Koto Laweh untuk shalat 5 waktu.
Namun, Mushola ini belum memiliki nama.
“Belum dikasih nama. Masih mau cari nama yang
tepat. Rencananya mau dikasih nama Al-Furqon.
Terinspirasi dari nama Masjid di kantor Dewan Da'wah
Pusat. Itukan Mushola Dewan Da'wah juga yang
diberikan untuk umat,” jelasnya.[] mela
Ada Surau di Kandang Guguak
Alhamdulillah,
“
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M18 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 19 MAN TAZAKKA
KABAR
auh.. jauh.. Kami shalatnya di rumah masing-
Jmasing saja,” ujar segerombolan lelaki Petani
Sayur yang enggan pergi ke Masjid. Bukan
karena tak getol shalat 5 waktu. Mereka pun rutin shalat
seperti halnya kita. Hanya ada satu kendala, jarak.
'Tak seperti di kota yang begitu mudah menemukan
rumah Allah di berbagai sudut jalan. Mushola maupun
Masjid jadi barang langka di Nagari Koto Laweh, Jorong
Kandang Guguak, Kec Sepuluh Koto, Kab Tanah datar,
Prov Sumatera Barat. Sedikit, jarang sekali. Sekalipun
ada, warga harus menempuh jarak 2 Km dengan
berjalan kaki untuk shalat di Masjid. Pelik kesulitan
mereka.
Bisa dibayangkan bila minimal 5 kali dalam sehari
harus berjalan bolak balik 4 Km perwaktu shalatnya. Ini
berarti harus menempuh jalan 20 Km untuk shalat
berjamaah sehari semalam. Mungkin bisa dikatakan
nihil orang Koto Laweh yang mau melakukannya.
Ditambah lagi dengan nasib generasi penurus.
Mereka tak dekat dengan Masjid, lantaran surau 'tak
KABAR
nampak satu pun di nagari mereka. Mereka 'tak terbiasa
meramaikan tempat ibadah Umat Islam Itu. Miris.
Di kaki Gunung Singgalang ini, Dewan Da'wah
terpanggil untuk mendekatkan Mushola dengan
masyarakat Koto Laweh. Mendekatkan rumah Allah dan
dakwah Islam agar warga tak mesti menempuh jauhnya
jarak untuk ke Masjid. Ini menjadi upaya
menyelamatkan dan membangun Indonesia dengan
dakwah.
Melalui rezeki seorang Muhsinin asal Sumatera Barat
yang merantau bekerja di tanah timur Papua, warga
Koto Laweh bisa punya mushola baru. Ia mengamahkan
wakaf pembangunan Mushola kepada Laznas Dewan
Da'wah Prov Sumatera Barat.
“Ia akrab disapa Ibu Budi yang berniat bila punya
rezeki mau buat mushola untuk masyarakat. Kini, Ia pun
mengamanahkan kepada Laznas Dewan Da'wah untuk
dibangunkan Mushola,” ujar Ketua Laznas Dewan
Da'wah Provinsi Sumatra Barat, Ustadz Arham.
Sejak pertengahan Agustus lalu, warga Koto Laweh
menyaksikan sejarah pembangunan wakaf Mushola di
kampung halaman mereka ini. Per pertengahan Januari
2019 ini, Alhamdulillah pembangunannya sudah selesai.
“Pembangunannya dimulai sejak habis bulan Haji,
Dzulhijjah 1439. Kini Alhamdulillah pembangunannya
baru saja selesai. Tinggal menunggu peresmian dan
penyerahan kunci,” katanya.
“Rencananya awal bulan besok (Februari) akan
diresmikan. Kita adakan tabligh akbar dengan
mengundang Da'i Dewan Da'wah Pusat dari Jakarta,
Ustadz Imam Zamroji,” imbuhnya mengabarkan info
peresmian wakaf Mushola di Koto Laweh kepada tim
Laznas Dewan Da'wah Pusat, Selasa (15/1) siang.
Animo masyarakat begitu senang mendapati
Mushola kini dekat dengan pemukiman mereka. Tak
sabar lagi untuk segera menggunakan Rumah Allah
tersebut untuk Shalat dan aktivitas ibadah lainnya.
“Mereka bersyukur. Mensyukuri adanya Mushola ini,”
terang Ustadz Arham lagi.
Berlokasi strategis di dekat lahan pertanian dan
Sekolah Dasar, Mushola ini diharapkan menjadi shelter
warga dan anak-anak Koto Laweh untuk shalat 5 waktu.
Namun, Mushola ini belum memiliki nama.
“Belum dikasih nama. Masih mau cari nama yang
tepat. Rencananya mau dikasih nama Al-Furqon.
Terinspirasi dari nama Masjid di kantor Dewan Da'wah
Pusat. Itukan Mushola Dewan Da'wah juga yang
diberikan untuk umat,” jelasnya.[] mela
Ada Surau di Kandang Guguak
Alhamdulillah,
“
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M20 MAN TAZAKKA
ipicu longsoran bawah laut dan erupsi Gunung
DAnak Krakatau di Selat Sunda, tsunami melanda
pantai Banten dan Lampung Selatan pada Sabtu
(22/12/2018) malam.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Sutopo
Purwo Nugroho, memaparkan, "Update H+4, pada hari
ini, Rabu 26 Desember 2018, tercatat total 430 korban
meninggal."
Hal itu diungkapkan saat konferensi pers di Graha
BNPB, Jakarta Timur, Rabu (26/12/2018).
Korban meninggal terbanyak di Kabupaten
Pandeglang yaitu 290 jiwa. Kemudian, di Kabupaten
Lampung Selatan, Lampung, tercatat 113 korban jiwa.
Sedang di Kabupaten Serang, Banten, tercatat ada 25
korban meninggal dunia.
Di Kabupaten Pesawaran, Lampung, data BNPB
mencatat satu orang meninggal. Demikian pula di
Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Korban luka-luka tercatat 1.495 orang, 159 orang
masih dinyatakan hilang, dan 21.991 orang mengungsi.
Kerusakan infrastruktur, menurut data BNPB,
sebanyak 924 rumah rusak, 73 penginapan rusak, 60
warung rusak, 1 dermaga dan 1 tempat berlindung atau
shelter, rusak.
Sejumlah kendaraan juga terdampak tsunami, di
antaranya 434 perahu dan kapal, 24 kendaraan roda
empat, dan 41 kendaraan roda dua.
Aksi Da'i
Sejak hari pertama, Sabtu (22/12) melalui Da'i Dewan
Da'wah di Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
Distribusi makanan siap santap, paket sembako, layanan
kesehatan, dan trauma healing menjadi respon tanggap
darurat untuk penyintas tsunami.
Di tiga titik posko utama Laznas Dewan Da'wah,
yakni 1) Desa Way Muli, Kunjir, Kalianda, Lampung
Selatan, 2) Desa Cigeulis, Pandeglang, Banten, dan 3)
Pesantren Al Anshor, Anyer, Serang, Banten, hampir
menampung 1000 penyintas.
Hingga H+5, erupsi Anak Gunung Krakatau masih
terus menyebabkan suara gemuruh. Kaca jendela pun
bergetar karenanya. Rasa takut dan khawatir masih
mengintai para pengungsi. Bahkan per 27 Desember,
status erupsi Anak Gunung Krakatau naik ke level III
(siaga).
Posko Al Anshor
Sejak Sabtu (22/12) malam, Pusdiklat Al-Anshor
Dewan Dakwah, Anyer, Kab Serang, jadi rumah kedua
bagi 250-an pengungsi terdampak tsunami Selat Sunda.
"Kita aman di sini," demikian kalimat syukur mereka
yang rumahnya dekat dengan bibir Pantai Cibaru.
Suasana darurat pengungsian kian mencekam
dengan dentuman erupsi Gunung Anak Krakatau yang
terdengar menggelegar. Dinding dan kaca jendela Al
Anshor bergetar dibuatnya.
Trauma tsunami membuat warga tak nyenyak tidur.
Da'i dan Relawan Laznas Dewan Da'wah pun
menyapa para pengungsi, mulai dari berbincang hingga
tertawa bersama. Ustadz Imam Zamrodji misalnya, dari
Jakarta datang membawa buah tangan dan
bercengkrama dengan pengungsi. Ia tak segan masuk
dapur umum dan ikut membantu masak ibu-ibu.
Terlihat raut wajah penyintas yang terhibur.
"Baru kali ini saya bisa ketawa lagi. Terima kasih ya
Dek, kita bisa ketawa lepas. Enak banget. Sebelum ini
mah, makan aja engga nafsu. Keingetan tsunami,"
papar Pak Doni pengungsi asal Kampung Cibaru, Anyer
dengan sumringah.
TNI dan Polisi Bantu Posko
Untuk melayani pengungsi, Posko Laznas Dewan
Da'wah di Pusdiklat Al Anshor Anyer, Serang, juga
didukung bantuan dari TNI Koramil Cinangka dan
Polsek Anyer.
Bantuan antara lain berupa makanan dan selimut
dari TNI yang diterima secara simbolis Ustadz Fahrudin
dan disaksikan Ketua Bidang Pendidikan Dewan
Dakwah Ustadz Imam Zamroji.
Pada hari lain, tim kesehatan Polri datang
memberikan layanan kesehatan bagi pengungsi.
Balada Ceu Rohma
Tatapannya kosong. Wajah dan punggungnya penuh
lebam. Luka bekas benda tumpul terlihat jelas. Ia
terseret tsunami yang tak terprediksi Sabtu (22/12)
malam. Namun yang membuat ia benar-benar lemas
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 21 MAN TAZAKKA
LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS
Bersamai Pengungsi Korban Tsunami
Selat Sunda
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M20 MAN TAZAKKA
ipicu longsoran bawah laut dan erupsi Gunung
DAnak Krakatau di Selat Sunda, tsunami melanda
pantai Banten dan Lampung Selatan pada Sabtu
(22/12/2018) malam.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Sutopo
Purwo Nugroho, memaparkan, "Update H+4, pada hari
ini, Rabu 26 Desember 2018, tercatat total 430 korban
meninggal."
Hal itu diungkapkan saat konferensi pers di Graha
BNPB, Jakarta Timur, Rabu (26/12/2018).
Korban meninggal terbanyak di Kabupaten
Pandeglang yaitu 290 jiwa. Kemudian, di Kabupaten
Lampung Selatan, Lampung, tercatat 113 korban jiwa.
Sedang di Kabupaten Serang, Banten, tercatat ada 25
korban meninggal dunia.
Di Kabupaten Pesawaran, Lampung, data BNPB
mencatat satu orang meninggal. Demikian pula di
Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Korban luka-luka tercatat 1.495 orang, 159 orang
masih dinyatakan hilang, dan 21.991 orang mengungsi.
Kerusakan infrastruktur, menurut data BNPB,
sebanyak 924 rumah rusak, 73 penginapan rusak, 60
warung rusak, 1 dermaga dan 1 tempat berlindung atau
shelter, rusak.
Sejumlah kendaraan juga terdampak tsunami, di
antaranya 434 perahu dan kapal, 24 kendaraan roda
empat, dan 41 kendaraan roda dua.
Aksi Da'i
Sejak hari pertama, Sabtu (22/12) melalui Da'i Dewan
Da'wah di Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.
Distribusi makanan siap santap, paket sembako, layanan
kesehatan, dan trauma healing menjadi respon tanggap
darurat untuk penyintas tsunami.
Di tiga titik posko utama Laznas Dewan Da'wah,
yakni 1) Desa Way Muli, Kunjir, Kalianda, Lampung
Selatan, 2) Desa Cigeulis, Pandeglang, Banten, dan 3)
Pesantren Al Anshor, Anyer, Serang, Banten, hampir
menampung 1000 penyintas.
Hingga H+5, erupsi Anak Gunung Krakatau masih
terus menyebabkan suara gemuruh. Kaca jendela pun
bergetar karenanya. Rasa takut dan khawatir masih
mengintai para pengungsi. Bahkan per 27 Desember,
status erupsi Anak Gunung Krakatau naik ke level III
(siaga).
Posko Al Anshor
Sejak Sabtu (22/12) malam, Pusdiklat Al-Anshor
Dewan Dakwah, Anyer, Kab Serang, jadi rumah kedua
bagi 250-an pengungsi terdampak tsunami Selat Sunda.
"Kita aman di sini," demikian kalimat syukur mereka
yang rumahnya dekat dengan bibir Pantai Cibaru.
Suasana darurat pengungsian kian mencekam
dengan dentuman erupsi Gunung Anak Krakatau yang
terdengar menggelegar. Dinding dan kaca jendela Al
Anshor bergetar dibuatnya.
Trauma tsunami membuat warga tak nyenyak tidur.
Da'i dan Relawan Laznas Dewan Da'wah pun
menyapa para pengungsi, mulai dari berbincang hingga
tertawa bersama. Ustadz Imam Zamrodji misalnya, dari
Jakarta datang membawa buah tangan dan
bercengkrama dengan pengungsi. Ia tak segan masuk
dapur umum dan ikut membantu masak ibu-ibu.
Terlihat raut wajah penyintas yang terhibur.
"Baru kali ini saya bisa ketawa lagi. Terima kasih ya
Dek, kita bisa ketawa lepas. Enak banget. Sebelum ini
mah, makan aja engga nafsu. Keingetan tsunami,"
papar Pak Doni pengungsi asal Kampung Cibaru, Anyer
dengan sumringah.
TNI dan Polisi Bantu Posko
Untuk melayani pengungsi, Posko Laznas Dewan
Da'wah di Pusdiklat Al Anshor Anyer, Serang, juga
didukung bantuan dari TNI Koramil Cinangka dan
Polsek Anyer.
Bantuan antara lain berupa makanan dan selimut
dari TNI yang diterima secara simbolis Ustadz Fahrudin
dan disaksikan Ketua Bidang Pendidikan Dewan
Dakwah Ustadz Imam Zamroji.
Pada hari lain, tim kesehatan Polri datang
memberikan layanan kesehatan bagi pengungsi.
Balada Ceu Rohma
Tatapannya kosong. Wajah dan punggungnya penuh
lebam. Luka bekas benda tumpul terlihat jelas. Ia
terseret tsunami yang tak terprediksi Sabtu (22/12)
malam. Namun yang membuat ia benar-benar lemas
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 21 MAN TAZAKKA
LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS
Bersamai Pengungsi Korban Tsunami
Selat Sunda
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 23 MAN TAZAKKA
22
LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS
adalah dua anak balitanya hilang dalam sapuan ombak
tsunami.
21 hari sebelum kejadian tragis yang menerjang
pesisir Selat Sunda ini, rumah Ceu Rohma dan Kang
Darsep dihangatkan dengan tangis bayi yang baru saja
lahir. Kayla namanya. Tapi, hanya 3 pekan kebersamaan
itu. Tangan Ceu Rohma terlepas saat menggenggam
erat putrinya. Kedunya pun hanyut. Hingga keesokan
harinya, Kayla ditemukan sudah tak bernyawa.
Kondisi Ny Rohma belum sepenuhnya pulih pasca
melahirkan. Ia masih lemas. Kini, kelemasan tersebut
makin bertambah. Bayi yang ditunggunya sejak 9 bulan
lalu, harus pergi meninggalkan banyak harapan. Ia
menyimpan sedih yang mendalam. Namun, tak kuasa
berbuat apa apa.
Kunjungan dan bantuan dari Laznas Dewan Dakwah
cukup menghibur pasutri muda ini. Terlebih tatkala
kemudian satu anak mereka ditemukan dan masih
hidup.
Safari Ketum
Ketua Umum Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia,
Ustadz Mohammad Siddik, menjenguk pengungsi di
Posko Laznas Dewan Da'wah di Serang dan
Pandeglang, Banten, Ahad (6/1).
Bersama istri dan Tim Laznas Dewan Da'wah Pusat,
ia membesuk dan berdialog dengan para da'i yang
mendampingi pengungsi di beberapa lokasi terdampak,
diantaranya: 1) Pusdiklat Al-Anshor Dewan Da'wah,
Anyer, 2) Kampung Deplangu dan Legon, Pandeglang
dan 3) Desa Cigeulis, Pandeglang.
Dalam kunjungannya, Ustadz Siddik didampingi
Koordinator Humanity Disaster Management (HDM)
Laznas Dewan Da'wah Muhammad Hafidz Alfarisy dan
Ustadz Solaeman yang sudah berdakwah 17 tahun di
Anyer.
Hafidz menerangkan, Moh Siddik juga
mendistrubusikan sejumlah logistik dan sembako, serta
berdiskusi dengan pengungsi mengenai kondisi mereka
di posko Laznas Dewan Da'wah.
"Usai dari Pusdiklat Al-Anshor Dewan Da'wah, Anyer,
rombongan Ketua Umum Dewan Dakwah langsung
menuju Kec Sumur. Di sini, ada saudara dari istri beliau
yang juga jadi korban tsunami," papar Hafidz.
Tak lupa Ustadz Siddik juga memberikan tausiyah
untuk menenangkan dan menyemburatkan hikmah atas
kejadian bencana yang menimpa.
Ia menerangkan makna Al-Qur'an Surat Ar-Rum ayat
41. Bahwa telah terjadi kerusakan di darat dan laut yang
disebabkan karena perbuatan tangan/maksiat manusia.
Tidaklah terjadi bencana, kecuali sebagai peringatan
untuk kembali lebih dekat kepada Allah.
Menurutnya musibah harus disikapi sebagai
pelajaran. Ia juga berpesan agar tidak terlalu berfokus
pada dampak fenomenanya, melainkan pada pesan
musibah dari-Nya.
Full Team
Kecuali yang berhalangan, semua awak Laznas
Dewan Da'wah turut menggelar Program Sedekah
Makan Rakyat (Semarak) untuk pengungsi tsunami Selat
Sunda.
Aksi full team kali ini digelar di Kampung Deplangu,
Desa Kertajaya, Kec Sumur, Kab Pandeglang, pada
Sabtu (12/1/2019).
"Alhamdulillah awal tahun ini, seluruh jajaran Laznas
Dewan Da'wah mulai dari Staf hingga Direktur terjun
langsung melaksanakan Semarak di lokasi terdampak
bencana tsunami Selat Sunda. Ini agar tim makin solid,
amanah, dan dekat dengan masyarakat," terang
Manajer Program Agung Gumelar.
Manajer Keuangan Fitria Damayanti menjelaskan,
kegiatan ini juga untuk membangun kedekatan dengan
masyarakat.
Ratusan pengungsi yang datang ke Dapur Umum
Laznas Dewan Da'wah di Deplangu tak hanya disuguhi
makan siang racikan Tim Kuliner yang dikepalai Direktur
Eksekutif Ade Salamun dan General Manager Widarto
sebagai koki utama. Mereka juga disambut hangat oleh
seluruh Tim Laznas Dewan Da'wah.
"Tim Laznas Dewan Da'wah bersama Direktur kita
Ustadz Ade Salamun turun langsung memasak sendiri
di posko pengungsian bersama Madrasah Relawan,"
tutur Manajer Da'i Network, Ahmad Robyansah.
Pengungsi mengantri di meja prasmanan Semarak
bermenu soto dan ayam goreng. Mangkuk-mangkuk
putih yang diberikan kepada para pengungsi bukan
hanya disodorkan oleh relawan maupun staf, melainkan
juga oleh deretan Manajer hingga Direktur Eksekutif
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 23 MAN TAZAKKA
22
LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS
adalah dua anak balitanya hilang dalam sapuan ombak
tsunami.
21 hari sebelum kejadian tragis yang menerjang
pesisir Selat Sunda ini, rumah Ceu Rohma dan Kang
Darsep dihangatkan dengan tangis bayi yang baru saja
lahir. Kayla namanya. Tapi, hanya 3 pekan kebersamaan
itu. Tangan Ceu Rohma terlepas saat menggenggam
erat putrinya. Kedunya pun hanyut. Hingga keesokan
harinya, Kayla ditemukan sudah tak bernyawa.
Kondisi Ny Rohma belum sepenuhnya pulih pasca
melahirkan. Ia masih lemas. Kini, kelemasan tersebut
makin bertambah. Bayi yang ditunggunya sejak 9 bulan
lalu, harus pergi meninggalkan banyak harapan. Ia
menyimpan sedih yang mendalam. Namun, tak kuasa
berbuat apa apa.
Kunjungan dan bantuan dari Laznas Dewan Dakwah
cukup menghibur pasutri muda ini. Terlebih tatkala
kemudian satu anak mereka ditemukan dan masih
hidup.
Safari Ketum
Ketua Umum Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia,
Ustadz Mohammad Siddik, menjenguk pengungsi di
Posko Laznas Dewan Da'wah di Serang dan
Pandeglang, Banten, Ahad (6/1).
Bersama istri dan Tim Laznas Dewan Da'wah Pusat,
ia membesuk dan berdialog dengan para da'i yang
mendampingi pengungsi di beberapa lokasi terdampak,
diantaranya: 1) Pusdiklat Al-Anshor Dewan Da'wah,
Anyer, 2) Kampung Deplangu dan Legon, Pandeglang
dan 3) Desa Cigeulis, Pandeglang.
Dalam kunjungannya, Ustadz Siddik didampingi
Koordinator Humanity Disaster Management (HDM)
Laznas Dewan Da'wah Muhammad Hafidz Alfarisy dan
Ustadz Solaeman yang sudah berdakwah 17 tahun di
Anyer.
Hafidz menerangkan, Moh Siddik juga
mendistrubusikan sejumlah logistik dan sembako, serta
berdiskusi dengan pengungsi mengenai kondisi mereka
di posko Laznas Dewan Da'wah.
"Usai dari Pusdiklat Al-Anshor Dewan Da'wah, Anyer,
rombongan Ketua Umum Dewan Dakwah langsung
menuju Kec Sumur. Di sini, ada saudara dari istri beliau
yang juga jadi korban tsunami," papar Hafidz.
Tak lupa Ustadz Siddik juga memberikan tausiyah
untuk menenangkan dan menyemburatkan hikmah atas
kejadian bencana yang menimpa.
Ia menerangkan makna Al-Qur'an Surat Ar-Rum ayat
41. Bahwa telah terjadi kerusakan di darat dan laut yang
disebabkan karena perbuatan tangan/maksiat manusia.
Tidaklah terjadi bencana, kecuali sebagai peringatan
untuk kembali lebih dekat kepada Allah.
Menurutnya musibah harus disikapi sebagai
pelajaran. Ia juga berpesan agar tidak terlalu berfokus
pada dampak fenomenanya, melainkan pada pesan
musibah dari-Nya.
Full Team
Kecuali yang berhalangan, semua awak Laznas
Dewan Da'wah turut menggelar Program Sedekah
Makan Rakyat (Semarak) untuk pengungsi tsunami Selat
Sunda.
Aksi full team kali ini digelar di Kampung Deplangu,
Desa Kertajaya, Kec Sumur, Kab Pandeglang, pada
Sabtu (12/1/2019).
"Alhamdulillah awal tahun ini, seluruh jajaran Laznas
Dewan Da'wah mulai dari Staf hingga Direktur terjun
langsung melaksanakan Semarak di lokasi terdampak
bencana tsunami Selat Sunda. Ini agar tim makin solid,
amanah, dan dekat dengan masyarakat," terang
Manajer Program Agung Gumelar.
Manajer Keuangan Fitria Damayanti menjelaskan,
kegiatan ini juga untuk membangun kedekatan dengan
masyarakat.
Ratusan pengungsi yang datang ke Dapur Umum
Laznas Dewan Da'wah di Deplangu tak hanya disuguhi
makan siang racikan Tim Kuliner yang dikepalai Direktur
Eksekutif Ade Salamun dan General Manager Widarto
sebagai koki utama. Mereka juga disambut hangat oleh
seluruh Tim Laznas Dewan Da'wah.
"Tim Laznas Dewan Da'wah bersama Direktur kita
Ustadz Ade Salamun turun langsung memasak sendiri
di posko pengungsian bersama Madrasah Relawan,"
tutur Manajer Da'i Network, Ahmad Robyansah.
Pengungsi mengantri di meja prasmanan Semarak
bermenu soto dan ayam goreng. Mangkuk-mangkuk
putih yang diberikan kepada para pengungsi bukan
hanya disodorkan oleh relawan maupun staf, melainkan
juga oleh deretan Manajer hingga Direktur Eksekutif
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M24 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 25 MAN TAZAKKA
LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS
Laznas Dewan Da'wah.
Salah satu pengungsi tsunami Selat Sunda, Ny
Sumiati, menuturkan rasa senang dan terima kasih atas
bantuan yang diberikan.
"Senang alhamdulillah, kami bisa dapat makanan
dan sembako," ujarnya.
Ny Maryam yang datang bersama putra kecilnya
juga gembira ."Masakannya enak. Kami sangat senang
bisa makan bareng orang-orang Dewan Da'wah,"
tuturnya.
Selain menyediakan makanan siap santap, pengungsi
juga dibekali sembako untuk sedikit membantu mereka
menyambung kehidupan pasca bencana yang belum
sepenuhnya pulih.
Perwira
"Insya Allah, di lokasi inilah kita akan membangun
Pesantren Tahfidz Wirausaha (Perwira),"
ujar Da'i Dewan Dawah Pandeglang, Ustadz
Bey Hanafi, pada jamaah binaannya awal
Januari lalu.
Da'i yang telah 19 tahun mengabdi di
Desa Cigeulis, Pandeglang, itu
menambahkan, pembangunan Perwira
merupakan upaya keberlanjutan Laznas
Dewan Da'wah untuk mengajak Banten
bangkit dengan dakwah dan ekonomi.
Rintisan Perwira telah dimulai dengan
pewakafan tanah seluas 15.000 meter
persegi di Cigeulis, dari seorang Muhsinin yang
mengamanahkan kepada Laznas Dewan Da'wah untuk
didayagunakan.
Tim Laznas Dewan Da'wah beserta Direktur
Eksekutifnya Ustadz Ade Salamun turun langsung
meninjau lokasi yang akan jadikan inkubasi Hafidz
Qur'an dan wirausahawan ini pekan lalu. Mereka
didampingi Ustadz Bey.
Sebagian besar tanahnya merupakan wilayah
ekonomi produktif yang akan menjadi modal utama dari
inkubasi bisnis dan UKM.
Rencananya dari luasan tanah wakaf tersebut akan
segera dibangun Gedung Pondok Pesantren, Asrama
Santri, Masjid, Kantin, 2 Klinik, serta Rumah Da'i
Pembina Pondok Pesantren.
Program Perwira ini akan didasari dengan
pembinaan keagamaan Islam dan tahfidz Al-Qur'an
serta pendidikan keterampilan khusus. Disamping itu,
Pesantren juga akan menjadi Pusat Pengembangan
Ekonomi dan Inkubasi UKM bagi santri dan warga
setempat, khususnya Kec Cigeulis.
Pengembangan ekonomi akan diarahkan pada
usaha peternakan domba dan kerbau, pengolahan
hasil perkebunan yang meliputi kripik singkong,
melinjo, dan Virgin Coconut Oil (VCO), serta pendirian
Lembaga Keuangan Mikro Syariah.
Program ini insyaAllah akan berjalan secara
progresif dan berdaya lanjut tinggi karena Dewan
Da'wah memiliki Da'i-Da'i lokal yang juga tinggal di
wilayah tersebut.[] mela, bowo
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M24 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 25 MAN TAZAKKA
LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUS
Laznas Dewan Da'wah.
Salah satu pengungsi tsunami Selat Sunda, Ny
Sumiati, menuturkan rasa senang dan terima kasih atas
bantuan yang diberikan.
"Senang alhamdulillah, kami bisa dapat makanan
dan sembako," ujarnya.
Ny Maryam yang datang bersama putra kecilnya
juga gembira ."Masakannya enak. Kami sangat senang
bisa makan bareng orang-orang Dewan Da'wah,"
tuturnya.
Selain menyediakan makanan siap santap, pengungsi
juga dibekali sembako untuk sedikit membantu mereka
menyambung kehidupan pasca bencana yang belum
sepenuhnya pulih.
Perwira
"Insya Allah, di lokasi inilah kita akan membangun
Pesantren Tahfidz Wirausaha (Perwira),"
ujar Da'i Dewan Dawah Pandeglang, Ustadz
Bey Hanafi, pada jamaah binaannya awal
Januari lalu.
Da'i yang telah 19 tahun mengabdi di
Desa Cigeulis, Pandeglang, itu
menambahkan, pembangunan Perwira
merupakan upaya keberlanjutan Laznas
Dewan Da'wah untuk mengajak Banten
bangkit dengan dakwah dan ekonomi.
Rintisan Perwira telah dimulai dengan
pewakafan tanah seluas 15.000 meter
persegi di Cigeulis, dari seorang Muhsinin yang
mengamanahkan kepada Laznas Dewan Da'wah untuk
didayagunakan.
Tim Laznas Dewan Da'wah beserta Direktur
Eksekutifnya Ustadz Ade Salamun turun langsung
meninjau lokasi yang akan jadikan inkubasi Hafidz
Qur'an dan wirausahawan ini pekan lalu. Mereka
didampingi Ustadz Bey.
Sebagian besar tanahnya merupakan wilayah
ekonomi produktif yang akan menjadi modal utama dari
inkubasi bisnis dan UKM.
Rencananya dari luasan tanah wakaf tersebut akan
segera dibangun Gedung Pondok Pesantren, Asrama
Santri, Masjid, Kantin, 2 Klinik, serta Rumah Da'i
Pembina Pondok Pesantren.
Program Perwira ini akan didasari dengan
pembinaan keagamaan Islam dan tahfidz Al-Qur'an
serta pendidikan keterampilan khusus. Disamping itu,
Pesantren juga akan menjadi Pusat Pengembangan
Ekonomi dan Inkubasi UKM bagi santri dan warga
setempat, khususnya Kec Cigeulis.
Pengembangan ekonomi akan diarahkan pada
usaha peternakan domba dan kerbau, pengolahan
hasil perkebunan yang meliputi kripik singkong,
melinjo, dan Virgin Coconut Oil (VCO), serta pendirian
Lembaga Keuangan Mikro Syariah.
Program ini insyaAllah akan berjalan secara
progresif dan berdaya lanjut tinggi karena Dewan
Da'wah memiliki Da'i-Da'i lokal yang juga tinggal di
wilayah tersebut.[] mela, bowo
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
angsa Indonesia, yang hidup di alam luas dengan
Bbelasan ribu pulau di atas pertemuan 3 lempeng
bumi (Indo-Australia di selatan, Pasifik di timur
laut, dan Eurasia di barat daya) yang dipatok 129
gunung berapi (13% dari jumlah gunungapi aktif dunia),
dialiri 5.590 sungai dengan laut yang merupakan 2/3
luas wilayah dengan garis pantai 81.000 terpanjang
kedua di dunia setelah Kanada, diintai tak kurang dari
18 jenis bencana alam.
Tabel: Jenis Bencana menurut UU SDA
No 7/2004 dan Carter 1991
Sumber: Pengelolaan Bencana Terpadu, Kodoatie dan Sjarif
(2006)
Maka dari itu ada yang mengatakan, ''Bangsa
Indonesia adalah satu-satunya bangsa yang ditakdirkan
hidup berdampingan dengan segala macam bencana
atau marabahaya'' (Kompas, 1/1/2005).
Tahun 2019 ini, diprediksi kejadian bencana akan
semakin meningkat dibanding tahun 2018. Kepala BNPB
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Willem
Rampangilei, dalam konferensi pers mengenai Evaluasi
Penanggulangan Bencana 2018 dan Tantangan 2019,
menyebutkan bahwa 2500 kejadian bencana
diperkirakan bakal terjadi di seluruh wilayah indonesia
sepanjang tahun ini. Hal itu disampaikannya di Gedung
Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Rabu
(19/12/2018).
"Diprediksi 2.500 bencana akan terjadi diseluruh
wilayah indonesia," kata Williem yang didampingi
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo
Nugroho.
Angka tersebut meningkat dibanding tahun 2018,
yaitu sebanyak 2.400-an kejadian bencana.
"Diprediksi bencana hidromatologi, seperti banjir,
longsor, dan puting beliung akan banyak terjadi.
Luasnya wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), kerusakan
lingkungan, dan perubahan lahan menjadi
penyebabnya," imbuhnya.
Selain itu, Williem menyebutkan bahwa diprediksi
sedikitnya 500 gempa akan mengguncang wilayah
Indonesia.
Ia mengungkapkan, di tahun 2018 telah ditemukan
214 sesar aktif baru di sejumlah wilayah Indonesia,
sehingga total seluruhnya adalah 295.
"Jadi, kejadian (gempa) di NTB dan Palu is not a
good bye. It's hello. Itu pasti akan terjadi lagi. Tapi kita
pernah tidak tahu kapan," ungkapnya.
Pengertian Bencana
Dalam beberapa kamus, bencana diterjemahkan
sebagai suatu kejadian yang menyebabkan kerugian
atau kerusakan besar dan kemalangan serius atau tiba-
tiba (Webster's New World Dictionary, 1983).
Kamus yang lain menerjemahkan bencana sebagai
suatu kecelakaan yang sangat buruk terutama yang
menyebabkan banyak orang meninggal (Collin Cobuild
Dictionary, 1988).
Sedang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bencana adalah sesuatu yang menyebabkan
(menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau penderitaan
(KBBI, 2001: 31).
Bencana, menurut UU Nomor 24 tahun 2007, adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M26 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 27 MAN TAZAKKA
#2019Semakin
BanyakBencana
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
angsa Indonesia, yang hidup di alam luas dengan
Bbelasan ribu pulau di atas pertemuan 3 lempeng
bumi (Indo-Australia di selatan, Pasifik di timur
laut, dan Eurasia di barat daya) yang dipatok 129
gunung berapi (13% dari jumlah gunungapi aktif dunia),
dialiri 5.590 sungai dengan laut yang merupakan 2/3
luas wilayah dengan garis pantai 81.000 terpanjang
kedua di dunia setelah Kanada, diintai tak kurang dari
18 jenis bencana alam.
Tabel: Jenis Bencana menurut UU SDA
No 7/2004 dan Carter 1991
Sumber: Pengelolaan Bencana Terpadu, Kodoatie dan Sjarif
(2006)
Maka dari itu ada yang mengatakan, ''Bangsa
Indonesia adalah satu-satunya bangsa yang ditakdirkan
hidup berdampingan dengan segala macam bencana
atau marabahaya'' (Kompas, 1/1/2005).
Tahun 2019 ini, diprediksi kejadian bencana akan
semakin meningkat dibanding tahun 2018. Kepala BNPB
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Willem
Rampangilei, dalam konferensi pers mengenai Evaluasi
Penanggulangan Bencana 2018 dan Tantangan 2019,
menyebutkan bahwa 2500 kejadian bencana
diperkirakan bakal terjadi di seluruh wilayah indonesia
sepanjang tahun ini. Hal itu disampaikannya di Gedung
Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Rabu
(19/12/2018).
"Diprediksi 2.500 bencana akan terjadi diseluruh
wilayah indonesia," kata Williem yang didampingi
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo
Nugroho.
Angka tersebut meningkat dibanding tahun 2018,
yaitu sebanyak 2.400-an kejadian bencana.
"Diprediksi bencana hidromatologi, seperti banjir,
longsor, dan puting beliung akan banyak terjadi.
Luasnya wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), kerusakan
lingkungan, dan perubahan lahan menjadi
penyebabnya," imbuhnya.
Selain itu, Williem menyebutkan bahwa diprediksi
sedikitnya 500 gempa akan mengguncang wilayah
Indonesia.
Ia mengungkapkan, di tahun 2018 telah ditemukan
214 sesar aktif baru di sejumlah wilayah Indonesia,
sehingga total seluruhnya adalah 295.
"Jadi, kejadian (gempa) di NTB dan Palu is not a
good bye. It's hello. Itu pasti akan terjadi lagi. Tapi kita
pernah tidak tahu kapan," ungkapnya.
Pengertian Bencana
Dalam beberapa kamus, bencana diterjemahkan
sebagai suatu kejadian yang menyebabkan kerugian
atau kerusakan besar dan kemalangan serius atau tiba-
tiba (Webster's New World Dictionary, 1983).
Kamus yang lain menerjemahkan bencana sebagai
suatu kecelakaan yang sangat buruk terutama yang
menyebabkan banyak orang meninggal (Collin Cobuild
Dictionary, 1988).
Sedang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bencana adalah sesuatu yang menyebabkan
(menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau penderitaan
(KBBI, 2001: 31).
Bencana, menurut UU Nomor 24 tahun 2007, adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M26 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 27 MAN TAZAKKA
#2019Semakin
BanyakBencana
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
mendefinisikan bencana sebagai peristiwa/kejadian
pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan
ekologi, kerugian kehidupan manusia serta
memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar
biasa dari pihak luar.
Menurut WHO (World Health Organization), bencana
(disaster) adalah setiap kejadian yang menyebabkan
kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya
nyawa manusia atau memburuknya
derajat kesehatan atau pelayanan
kesehatan pada skala tertentu yang
memerlukan respon dari luar masyarakat
atau wilayah yang terkena.
Bencana adalah situasi dan kondisi
yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Tergantung pada
cakupannya, bencana ini bisa merubah
pola kehidupan dari kondisi kehidupan
masyarakat yang normal menjadi rusak,
menghilangkan harta benda dan jiwa manusia,
merusak struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan
lonjakan kebutuhan dasar (Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana dan Pengungsi).
Jenis Bencana
UU No. 24 tahun 2007 mengelompokkan bencana ke
dalam tiga kategori yaitu: bencana alam, non-alam, dan
bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan
tanah longsor.
Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non-alam yang
antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antar komunitas masyarakat, dan
teror.
Sedangkan Ethiopian Disaster Preparedness and
Prevention Commission (DPPC) mengelompokkan
bencana berdasarkan jenis hazard, yang terdiri dari:
Natural hazard. Ini adalah hazard karena proses
alam yang manusia tidak atau sedikit memiliki kendali.
Manusia dapat meminimalisir dampak hazard dengan
mengembangkan kebijakan yang sesuai, seperti tata
ruang dan wilayah, prasyarat bangunan, dan
sebagainya. Natural hazard terdiri dari beragam bentuk
seperti dapat dilihat pada tabel berikut:
Human made hazard. Ini adalah hazard sebagai
akibat aktivitas manusia yang mengakibatkan kerusakan
dan kerugian fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Hazard ini mencakup:
a. Technological hazard sebagai akibat kecelakaan
industrial, prosedur yang berbahaya, dan kegagalan
infrastruktur. Bentuk dari hazard ini adalah polusi air
dan udara, paparan radioaktif, ledakan, dan sebagainya.
b. Environmental degradation yang terjadi karena
tindakan dan aktivitas manusia sehingga merusak
sumber daya lingkungan dan keragaman hayati dan
berakibat lebih jauh terganggunya ekosistem.
c. Conflict adalah hazard karena perilaku kelompok
manusia pada kelompok yang lain sehingga
menimbulkan kekerasan dan kerusakan pada komunitas
yang lebih luas.
Rentan Bencana
Menurut perhitungan Walhi (Wahana Lingkungan
Hidup), secara alamiah 83% wilayah Indonesia rawan
bencana. Hal ini dikemukakan Direktur Eksekutif Walhi,
Berry Nahdian Forkan, dalam Diskusi “Bencana Alam
Mengancam” di Cafe Warung Daun, Jakarta, 9 Oktober
2010. Karena itu, 98% rakyat Indonesia berada pada
posisi rentan terhadap ancaman bencana. Sedikit saja
terjadi gejala alam, maka ancaman akan berubah
menjadi petaka yang merenggut korban jiwa dan harta
rakyat.
Bahkan berdasar data yang dikeluarkan oleh Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi
Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR),
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M28 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 29 MAN TAZAKKA
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
mendefinisikan bencana sebagai peristiwa/kejadian
pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan
ekologi, kerugian kehidupan manusia serta
memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar
biasa dari pihak luar.
Menurut WHO (World Health Organization), bencana
(disaster) adalah setiap kejadian yang menyebabkan
kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya
nyawa manusia atau memburuknya
derajat kesehatan atau pelayanan
kesehatan pada skala tertentu yang
memerlukan respon dari luar masyarakat
atau wilayah yang terkena.
Bencana adalah situasi dan kondisi
yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Tergantung pada
cakupannya, bencana ini bisa merubah
pola kehidupan dari kondisi kehidupan
masyarakat yang normal menjadi rusak,
menghilangkan harta benda dan jiwa manusia,
merusak struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan
lonjakan kebutuhan dasar (Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana dan Pengungsi).
Jenis Bencana
UU No. 24 tahun 2007 mengelompokkan bencana ke
dalam tiga kategori yaitu: bencana alam, non-alam, dan
bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan
tanah longsor.
Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non-alam yang
antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antar komunitas masyarakat, dan
teror.
Sedangkan Ethiopian Disaster Preparedness and
Prevention Commission (DPPC) mengelompokkan
bencana berdasarkan jenis hazard, yang terdiri dari:
Natural hazard. Ini adalah hazard karena proses
alam yang manusia tidak atau sedikit memiliki kendali.
Manusia dapat meminimalisir dampak hazard dengan
mengembangkan kebijakan yang sesuai, seperti tata
ruang dan wilayah, prasyarat bangunan, dan
sebagainya. Natural hazard terdiri dari beragam bentuk
seperti dapat dilihat pada tabel berikut:
Human made hazard. Ini adalah hazard sebagai
akibat aktivitas manusia yang mengakibatkan kerusakan
dan kerugian fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Hazard ini mencakup:
a. Technological hazard sebagai akibat kecelakaan
industrial, prosedur yang berbahaya, dan kegagalan
infrastruktur. Bentuk dari hazard ini adalah polusi air
dan udara, paparan radioaktif, ledakan, dan sebagainya.
b. Environmental degradation yang terjadi karena
tindakan dan aktivitas manusia sehingga merusak
sumber daya lingkungan dan keragaman hayati dan
berakibat lebih jauh terganggunya ekosistem.
c. Conflict adalah hazard karena perilaku kelompok
manusia pada kelompok yang lain sehingga
menimbulkan kekerasan dan kerusakan pada komunitas
yang lebih luas.
Rentan Bencana
Menurut perhitungan Walhi (Wahana Lingkungan
Hidup), secara alamiah 83% wilayah Indonesia rawan
bencana. Hal ini dikemukakan Direktur Eksekutif Walhi,
Berry Nahdian Forkan, dalam Diskusi “Bencana Alam
Mengancam” di Cafe Warung Daun, Jakarta, 9 Oktober
2010. Karena itu, 98% rakyat Indonesia berada pada
posisi rentan terhadap ancaman bencana. Sedikit saja
terjadi gejala alam, maka ancaman akan berubah
menjadi petaka yang merenggut korban jiwa dan harta
rakyat.
Bahkan berdasar data yang dikeluarkan oleh Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi
Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR),
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M28 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 29 MAN TAZAKKA
LAPORAN UTAMA
Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap
bencana di dunia (http://www.unisdr.org).
Dari berbagai jenis bencana alam, United Nations
International Stategy for Disaster Reduction (UNISDR)
merangking jumlah korban pada 6 jenis bencana alam
yang meliputi tsunami, tanah longsor, banjir, gempa
bumi, angin topan, dan kekeringan.
Indonesia, menduduki peringkat tertinggi untuk
ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, dan gunung
berapi; Peringkat ketiga pada gempa bumi, dan
peringkat keenam pada banjir.
Menurut Pusat Penelitian Bencana Columbia
University, Jawa dan Sumatera memiliki risiko tertinggi.
Dua pulau di Indonesia ini menghadapi lebih banyak
bencana alam dari tempat manapun di dunia;
Kekeringan, banjir, gempa bumi, longsor, gunung
meletus, dan tsunami silih berganti
(http://www.smartnewz.info/2011/12/7).
Tingginya posisi Indonesia ini dihitung dari jumlah
manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa bila
bencana alam terjadi.
Berikut peringkat negara terdampak bencana alam
selengkapnya:
Ÿ Bencana alam tsunami; Dari 265 negara Indonesia
peringkat pertama dengan 5.402.239 orang terkena
dampaknya. Mengalahkan Jepang (4.497.645
korban), Bangladesh (1.598.546 korban), India
(1.114.388 korban), dan Filipina (894.848 korban).
Ÿ Bencana alam tanah longsor; Dari 162 negara
Indonesia peringkat pertama dengan 197.372 orang
terkena dampaknya. Mengungguli India (180.254
korban), China (121.488 korban), Filipina (110.704
korban), dan Ethiopia (64.470 korban)
Ÿ Bencana alam gempa bumi. Dari 153 negara
Indonesia meraih peringkat ketiga dengan
11.056.806 orang terkena dampaknya setelah
Jepang (13.404.870) dan Filipina (12.182.454). Dua
peringkat di bawah Indonesia adalah China
(8.139.068) dan Taiwan masing-masing dengan
8.139.068 dan 6.625.479 korban.
Ÿ Bencana alam banjir; Dari 162 negara Indonesia
berada diurutan ke-6 dengan 1.101.507 orang yang
terkena dampaknya. Peringkat sebelumnya
berurutan diduduki oleh Bangladesh (19,279,960
korban), India (15.859.640), China (3.972.502),
Vietnam (3.403.041), dan Kamboja (1.765.674).
Ÿ Bencana alam angin topan; Ranking pertama
dikuasai Jepang dengan 22.548.120 korban disusul
oleh Filipina, China, India, dan Taiwan.
Ÿ Bencana alam kekeringan; Peringkat pertama
adalah negara China dengan 71,297,700 disusul
India, Amerika Serikat, Pakistan, dan Ethiopia.[]
30 EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 31 MAN TAZAKKA
TELAAHLAPORAN UTAMA
yang Undang BencanaManusia
ari semua konsep, definisi, maupun pengertian
Dbencana yang dikemukakan lembaga nasional
maupun internasional, tak satupun yang
memasukkan unsur atau pengaruh Allah SWT (the
invisible hand of God).
Merujuk pada penjelasan Syaich Muqbil bin Hadi al-
Wadi'i, pandangan hidup (worldview) seperti itu keliru.
Dalam risalahnya yang berjudul Idhohul Maqol Fi
Asbabi Zilzal war Roddu 'Ala Malahidah Dzulal, beliau
menyatakan, keyakinan bahwa penyebab gempa bumi
hanya sekadar faktor alam semata sangat bertentangan
dengan dalil-dalil Al-Qur'an dan hadits, dan ini
merupakan pemikiran yang menyimpang” (hal 42).
Surah Al-A'raf ayat 155 menceritakan peristiwa
gempa di Bukit Tursina, posko miqat Nabi Musa as.
Musa as menyandarkan penyebab bencana ini pada
faktor (ulah) manusia, yaitu perbuatan jahil sebagian
pengikutnya. Berkata Musa, "Atuhlikunaa bimaafa'alas-
sufahaa'u minnaa" (apa kami hendak Kau binasakan
karena ulah manusia bodoh di antara kami).
Para ulama mendefinisikan musibah sebagai "segala
sesuatu yang dibenci yang terjadi pada manusia" (kullu
makruuhin yahullu bi al-insan) [Ibrahim Anis, al-Mu'jam
al-Wasith, h. 527].
Surah Al-Hadid ayat 22 menyebut dua faktor
penyebab bencana: (1) fil-ardhi atau faktor alam, dan
(2) fi-anfusikum alias faktor manusia.
Allah SWT menciptakan alam dunia dengan hukum-
LAPORAN UTAMA
Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap
bencana di dunia (http://www.unisdr.org).
Dari berbagai jenis bencana alam, United Nations
International Stategy for Disaster Reduction (UNISDR)
merangking jumlah korban pada 6 jenis bencana alam
yang meliputi tsunami, tanah longsor, banjir, gempa
bumi, angin topan, dan kekeringan.
Indonesia, menduduki peringkat tertinggi untuk
ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, dan gunung
berapi; Peringkat ketiga pada gempa bumi, dan
peringkat keenam pada banjir.
Menurut Pusat Penelitian Bencana Columbia
University, Jawa dan Sumatera memiliki risiko tertinggi.
Dua pulau di Indonesia ini menghadapi lebih banyak
bencana alam dari tempat manapun di dunia;
Kekeringan, banjir, gempa bumi, longsor, gunung
meletus, dan tsunami silih berganti
(http://www.smartnewz.info/2011/12/7).
Tingginya posisi Indonesia ini dihitung dari jumlah
manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa bila
bencana alam terjadi.
Berikut peringkat negara terdampak bencana alam
selengkapnya:
Ÿ Bencana alam tsunami; Dari 265 negara Indonesia
peringkat pertama dengan 5.402.239 orang terkena
dampaknya. Mengalahkan Jepang (4.497.645
korban), Bangladesh (1.598.546 korban), India
(1.114.388 korban), dan Filipina (894.848 korban).
Ÿ Bencana alam tanah longsor; Dari 162 negara
Indonesia peringkat pertama dengan 197.372 orang
terkena dampaknya. Mengungguli India (180.254
korban), China (121.488 korban), Filipina (110.704
korban), dan Ethiopia (64.470 korban)
Ÿ Bencana alam gempa bumi. Dari 153 negara
Indonesia meraih peringkat ketiga dengan
11.056.806 orang terkena dampaknya setelah
Jepang (13.404.870) dan Filipina (12.182.454). Dua
peringkat di bawah Indonesia adalah China
(8.139.068) dan Taiwan masing-masing dengan
8.139.068 dan 6.625.479 korban.
Ÿ Bencana alam banjir; Dari 162 negara Indonesia
berada diurutan ke-6 dengan 1.101.507 orang yang
terkena dampaknya. Peringkat sebelumnya
berurutan diduduki oleh Bangladesh (19,279,960
korban), India (15.859.640), China (3.972.502),
Vietnam (3.403.041), dan Kamboja (1.765.674).
Ÿ Bencana alam angin topan; Ranking pertama
dikuasai Jepang dengan 22.548.120 korban disusul
oleh Filipina, China, India, dan Taiwan.
Ÿ Bencana alam kekeringan; Peringkat pertama
adalah negara China dengan 71,297,700 disusul
India, Amerika Serikat, Pakistan, dan Ethiopia.[]
30 EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 31 MAN TAZAKKA
TELAAHLAPORAN UTAMA
yang Undang BencanaManusia
ari semua konsep, definisi, maupun pengertian
Dbencana yang dikemukakan lembaga nasional
maupun internasional, tak satupun yang
memasukkan unsur atau pengaruh Allah SWT (the
invisible hand of God).
Merujuk pada penjelasan Syaich Muqbil bin Hadi al-
Wadi'i, pandangan hidup (worldview) seperti itu keliru.
Dalam risalahnya yang berjudul Idhohul Maqol Fi
Asbabi Zilzal war Roddu 'Ala Malahidah Dzulal, beliau
menyatakan, keyakinan bahwa penyebab gempa bumi
hanya sekadar faktor alam semata sangat bertentangan
dengan dalil-dalil Al-Qur'an dan hadits, dan ini
merupakan pemikiran yang menyimpang” (hal 42).
Surah Al-A'raf ayat 155 menceritakan peristiwa
gempa di Bukit Tursina, posko miqat Nabi Musa as.
Musa as menyandarkan penyebab bencana ini pada
faktor (ulah) manusia, yaitu perbuatan jahil sebagian
pengikutnya. Berkata Musa, "Atuhlikunaa bimaafa'alas-
sufahaa'u minnaa" (apa kami hendak Kau binasakan
karena ulah manusia bodoh di antara kami).
Para ulama mendefinisikan musibah sebagai "segala
sesuatu yang dibenci yang terjadi pada manusia" (kullu
makruuhin yahullu bi al-insan) [Ibrahim Anis, al-Mu'jam
al-Wasith, h. 527].
Surah Al-Hadid ayat 22 menyebut dua faktor
penyebab bencana: (1) fil-ardhi atau faktor alam, dan
(2) fi-anfusikum alias faktor manusia.
Allah SWT menciptakan alam dunia dengan hukum-
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 33 MAN TAZAKKA
TELAAH
32 EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
Namun, memasuki masa Orde Reformasi, Indonesia
tinggal menuai getahnya. Menurut laporan Badan
Planologi Departemen Kehutanan tahun 2003,
kerusakan hutan Indonesia ditaksir sudah mencapai
101,79 juta hektar dengan laju pertumbuhan kerusakan
(deforestasi) sekitar 3,8 juta hektar pertahun (Eksekutif
No. 304/Desember 2004: “Emas Hijau di Ujung Waktu“).
Dengan luas daratan 13 juta hektar, Pulau Jawa kini
hanya memiliki 1,9 juta hektar tutupan hutan yang
tersebar di berbagai propinsi. Artinya, hanya 6,84% dari
tanah Pulau Jawa yang dipayungi rimbun dedaunan
hutan. Selebihnya ''telanjang bulat'', sehingga sangat
empuk disikat air hujan yang mengakibatkan banjir dan
longsor.
Mengingat dampak kerusakan yang diakibatkannya,
tak lama setelah dilantik menjadi Menteri
Kehutanan RI, HMS Kaban menyebut mafia
illegal logging sebagai ''teroris''.
Maksiat Pengundang
Rasulullah SAW berpesan: “Bagaimana
nasib kalian bila telah terjadi lima perkara,
dan aku berlindung kepada Allah mudah-
mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada
kamu atau kamu tidak menjumpainya, yaitu:
1. Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada
suatu kaum, dikerjakan secara terang-
terangan, melainkan tampak dalam
mereka penyakit ta'un dan kelaparan
yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang
dahulu.
2. Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan
mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari
langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu
mereka tidak akan dihujani.
3. Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan
timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah
dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sulitnya
kebutuhan hidup dan nyelewengnya penguasa.
4. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu
menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan
oleh Allah, melainkan mereka akan dikuasai oleh
musuh yang merampas sebagian kekuasaan mereka.
5. Dan tidaklah mereka itu menyia-nyiakan kitab
Allah dan sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah
menjadikan bahaya di antara mereka sendiri” (HR
Ahmad dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra, bahwa
Rasulullah SAW merinci 15 penyebab bencana: “Bila
umatku telah melakukan limabelas perkara, maka halal
baginya (layaklah) ditimpakan kepada mereka
bencana.”
Ditanyakan, apakah lima belas perkara itu wahai
Rasulullah?
Rasulullah menjawab: “Apabila…
1. Harta rampasan perang (maghnam) dianggap
sebagai milik pribadi,
2. Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta
rampasan,
3. Zakat dianggap sebagai cukai (denda),
4. Suami menjadi budak istrinya (sampai dia),
5. Mendurhakai ibunya,
6. Mengutamakan sahabatnya (sampai dia),
7. Berbuat zalim kepada ayahnya,
8. Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di
dalam masjid (yang bertentangan dengan syari'ah),
hukum kealamannya (sunatullah) untuk menjaga
keseimbangan ekosistem sehingga nyaman dihuni
makhluk (QS Al-Israa: 105).
Gempa bumi misalnya, adalah kerja harian bumi
untuk menjaga eksistensinya. Untuk meredam efek
pergerakannya (rawasia fil-ardh), Allah ciptakan
gunung. "Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar
bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia
menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk" (QS An-Nahl: ayat 15).
Agar tidak memenuhi dan meledakkan perut bumi,
maka energi panas bumi secara berkala dimuntahkan
melalui erupsi gunung berapi. Letusan gunung api
berfungsi antara lain meredam pemanasan global.
Melalui efek kabut yang dihasilkan erupsi gunung
berapi, suhu panas bumi akibat global warming
diturunkan secara signifikan.
Nah, lantaran manusia mengabaikan atau gagal
mengantisipasi sunatullah itulah, terjadi bencana.
Contohnya gempa bumi, tsunami, meletusnya gunung
berapi.
Yang kedua, bencana akibat ulah manusia.
Disebutkan dalam Surah as-Syura ayat 39, musibah
disebabkan kejahilan manusia (maa ashaabakum min
mushiibatin fabimaa kasabat aydiikum waya'fuu 'an
katsiir).
Dalam Surah an-Nisa' ayat 79, musibah dikatakan
sebagai dampak dosa manusia (wamaa ashaabaka min
sayyi'atin faminnafsik). Maksudnya: min ajli
dzunubikum, karena efek dosa-dosa kalian.
Sejumlah ayat lain memperkuat faktor penyebab
musibah, seperti: Surah an-Nahl ayat 34 lantaran
kesalahan berjamaah (maa'amiluu) yakni ketika 'uqubat
dan jaza' (sanksi dan balasan) bergantung
pada ulah tangan-tangan jahil.
Az-Zumar ayat 51 menunjuk rencana jahat
sebagai pemicu musibah. Maksudnya
jazaa'us-sayyi'ah sayyi'ah; kau yang memulai
kau pula yang mengakhiri.
Sedang Surah Ar-Rum ayat 41 menunjuk
bima-awkasabat aydinnas (kerusakan
merata) sebagai faktor utama bencana.
Contohnya adalah banjir yang diakibatkan
oleh penebangan hutan secara liar, wabah
kemiskinan dan kelaparan di tengah-tengah
kekayaan alam yang melimpah ruah akibat
kekayaan tersebut diserahkan kepada pihak asing,
merajalelanya kemaksiatan dan kriminalitas akibat
hukum-hukum Allah tidak dilaksanakan, mewabahnya
penyakit kelamin (seperti AIDS) akibat pergaulan bebas,
dll.
Allah Swt berfirman dalam Al Quran Surah as Syura
ayat 31: “Dan apa yang menimpa kamu dari musibah,
maka disebabkan ulah tanganmu....” Ketika Sayyidina
Ali ra menanyakan tafsir ayat ini, Rasulullah saw
menjelaskan, ''Musibah yang menimpamu, baik berupa
sakit, hukuman, atau bencana di dunia ini, tak lain
disebabkan ulah perbuatanmu sendiri!''
Menurut Walhi, banjir dan tanah longsor merupakan
bencana yang “bisa direncanakan” manusia. Kedua jenis
bencana ini terjadi bukan hanya karena faktor alamiah
alam, namun lebih banyak karena ulah manusia.
Faktanya, prosentase bencana banjir dan longsor adalah
terbesar dan tertinggi di tanah air, meskipun sebenarnya
kedua bencana bisa diatasi, diantisipasi kejadian dan
resikonya.
Penggundulan hutan adalah biang longsor dan
banjir. Eksploitasi hutan Nusantara secara resmi ditandai
dengan terbitnya PP No. 21/1970 tentang Hak
Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hak Pemungutan Hasil
Hutan (HPHH). Dengan luas hutan tropis waktu itu 143,7
juta hektar atau sekitar 76% luas daratan Indonesia,
pemerintah berharap pemberian HPH dapat menopang
pembangunan Indonesia.
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 33 MAN TAZAKKA
TELAAH
32 EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
Namun, memasuki masa Orde Reformasi, Indonesia
tinggal menuai getahnya. Menurut laporan Badan
Planologi Departemen Kehutanan tahun 2003,
kerusakan hutan Indonesia ditaksir sudah mencapai
101,79 juta hektar dengan laju pertumbuhan kerusakan
(deforestasi) sekitar 3,8 juta hektar pertahun (Eksekutif
No. 304/Desember 2004: “Emas Hijau di Ujung Waktu“).
Dengan luas daratan 13 juta hektar, Pulau Jawa kini
hanya memiliki 1,9 juta hektar tutupan hutan yang
tersebar di berbagai propinsi. Artinya, hanya 6,84% dari
tanah Pulau Jawa yang dipayungi rimbun dedaunan
hutan. Selebihnya ''telanjang bulat'', sehingga sangat
empuk disikat air hujan yang mengakibatkan banjir dan
longsor.
Mengingat dampak kerusakan yang diakibatkannya,
tak lama setelah dilantik menjadi Menteri
Kehutanan RI, HMS Kaban menyebut mafia
illegal logging sebagai ''teroris''.
Maksiat Pengundang
Rasulullah SAW berpesan: “Bagaimana
nasib kalian bila telah terjadi lima perkara,
dan aku berlindung kepada Allah mudah-
mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada
kamu atau kamu tidak menjumpainya, yaitu:
1. Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada
suatu kaum, dikerjakan secara terang-
terangan, melainkan tampak dalam
mereka penyakit ta'un dan kelaparan
yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang
dahulu.
2. Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan
mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari
langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu
mereka tidak akan dihujani.
3. Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan
timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah
dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sulitnya
kebutuhan hidup dan nyelewengnya penguasa.
4. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu
menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan
oleh Allah, melainkan mereka akan dikuasai oleh
musuh yang merampas sebagian kekuasaan mereka.
5. Dan tidaklah mereka itu menyia-nyiakan kitab
Allah dan sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah
menjadikan bahaya di antara mereka sendiri” (HR
Ahmad dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra, bahwa
Rasulullah SAW merinci 15 penyebab bencana: “Bila
umatku telah melakukan limabelas perkara, maka halal
baginya (layaklah) ditimpakan kepada mereka
bencana.”
Ditanyakan, apakah lima belas perkara itu wahai
Rasulullah?
Rasulullah menjawab: “Apabila…
1. Harta rampasan perang (maghnam) dianggap
sebagai milik pribadi,
2. Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta
rampasan,
3. Zakat dianggap sebagai cukai (denda),
4. Suami menjadi budak istrinya (sampai dia),
5. Mendurhakai ibunya,
6. Mengutamakan sahabatnya (sampai dia),
7. Berbuat zalim kepada ayahnya,
8. Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di
dalam masjid (yang bertentangan dengan syari'ah),
hukum kealamannya (sunatullah) untuk menjaga
keseimbangan ekosistem sehingga nyaman dihuni
makhluk (QS Al-Israa: 105).
Gempa bumi misalnya, adalah kerja harian bumi
untuk menjaga eksistensinya. Untuk meredam efek
pergerakannya (rawasia fil-ardh), Allah ciptakan
gunung. "Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar
bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia
menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk" (QS An-Nahl: ayat 15).
Agar tidak memenuhi dan meledakkan perut bumi,
maka energi panas bumi secara berkala dimuntahkan
melalui erupsi gunung berapi. Letusan gunung api
berfungsi antara lain meredam pemanasan global.
Melalui efek kabut yang dihasilkan erupsi gunung
berapi, suhu panas bumi akibat global warming
diturunkan secara signifikan.
Nah, lantaran manusia mengabaikan atau gagal
mengantisipasi sunatullah itulah, terjadi bencana.
Contohnya gempa bumi, tsunami, meletusnya gunung
berapi.
Yang kedua, bencana akibat ulah manusia.
Disebutkan dalam Surah as-Syura ayat 39, musibah
disebabkan kejahilan manusia (maa ashaabakum min
mushiibatin fabimaa kasabat aydiikum waya'fuu 'an
katsiir).
Dalam Surah an-Nisa' ayat 79, musibah dikatakan
sebagai dampak dosa manusia (wamaa ashaabaka min
sayyi'atin faminnafsik). Maksudnya: min ajli
dzunubikum, karena efek dosa-dosa kalian.
Sejumlah ayat lain memperkuat faktor penyebab
musibah, seperti: Surah an-Nahl ayat 34 lantaran
kesalahan berjamaah (maa'amiluu) yakni ketika 'uqubat
dan jaza' (sanksi dan balasan) bergantung
pada ulah tangan-tangan jahil.
Az-Zumar ayat 51 menunjuk rencana jahat
sebagai pemicu musibah. Maksudnya
jazaa'us-sayyi'ah sayyi'ah; kau yang memulai
kau pula yang mengakhiri.
Sedang Surah Ar-Rum ayat 41 menunjuk
bima-awkasabat aydinnas (kerusakan
merata) sebagai faktor utama bencana.
Contohnya adalah banjir yang diakibatkan
oleh penebangan hutan secara liar, wabah
kemiskinan dan kelaparan di tengah-tengah
kekayaan alam yang melimpah ruah akibat
kekayaan tersebut diserahkan kepada pihak asing,
merajalelanya kemaksiatan dan kriminalitas akibat
hukum-hukum Allah tidak dilaksanakan, mewabahnya
penyakit kelamin (seperti AIDS) akibat pergaulan bebas,
dll.
Allah Swt berfirman dalam Al Quran Surah as Syura
ayat 31: “Dan apa yang menimpa kamu dari musibah,
maka disebabkan ulah tanganmu....” Ketika Sayyidina
Ali ra menanyakan tafsir ayat ini, Rasulullah saw
menjelaskan, ''Musibah yang menimpamu, baik berupa
sakit, hukuman, atau bencana di dunia ini, tak lain
disebabkan ulah perbuatanmu sendiri!''
Menurut Walhi, banjir dan tanah longsor merupakan
bencana yang “bisa direncanakan” manusia. Kedua jenis
bencana ini terjadi bukan hanya karena faktor alamiah
alam, namun lebih banyak karena ulah manusia.
Faktanya, prosentase bencana banjir dan longsor adalah
terbesar dan tertinggi di tanah air, meskipun sebenarnya
kedua bencana bisa diatasi, diantisipasi kejadian dan
resikonya.
Penggundulan hutan adalah biang longsor dan
banjir. Eksploitasi hutan Nusantara secara resmi ditandai
dengan terbitnya PP No. 21/1970 tentang Hak
Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hak Pemungutan Hasil
Hutan (HPHH). Dengan luas hutan tropis waktu itu 143,7
juta hektar atau sekitar 76% luas daratan Indonesia,
pemerintah berharap pemberian HPH dapat menopang
pembangunan Indonesia.
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
9. Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya
menjadi pemimpin umat (masyarakat),
10. Seseorang dihormati karena semata-mata takut
dengan kejahatannya,
11. Minuman keras (khamar) tersebar merata dan
menjadi kebiasaan,
12. Laki-laki telah memakai pakaian sutera,
13. Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan
dianjurkan,
14. Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan
atau kesukaan,
15. Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca
generasi pendahulunya;
Jika telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka
tunggulah datangnya malapetaka berupa; taufan
merah (kebakaran), tenggelamnya bumi dan apa yang
diatasnya ke dalam bumi (gempa bumi dan tananh
longsor), dan perubahan-perubahan atau penjelmaan-
penjelmaan dari satu bentuk kepada bentuk yang lain''
(HR Tirmidzi no 2136).
Jika ulah buruk sebagian manusia itu tidak
dihentikan, maka orang-orang baik pun bakal
kena dampaknya. Allah Swt berfirman dalam
Qur'an Surat Al Anfal ayat 25 yang artinya,
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang
tidak khusus menimpa orang-orang zalim
saja di antara kamu, dan ketahuilah bahwa
Allah amat keras siksaan-Nya.”
Suatu ketika Nabi Saw berkata, “Pada
akhir (zaman) umat ini akan mengalami
bencana ditenggelamkan ke tanah, diubah
rupanya, dan dilanda berbagai fitnah.”
Aisyah lalu bertanya, “Ya Rasulallah,
apakah kami akan turut binasa sedang di
antara kami masih terdapat orang-orang
yang saleh?” Jawab Rasul, “Ya, kalau
kejahatan muncul di mana-mana'' (HR Imam
At Tirmidzi).
Jabir bin Abdullah mengabarkan,
Rasulullah saw berkata, “Allah Yang Maha
Mulia lagi Maha Agung memberi wahyu
kepada Jibril untuk membalikkan kota
Madinah begini dan begini. Jibril berkata, `Ya
Tuhanku, sesungguhnya di tengah-tengah
mereka (penduduk Madinah) masih terdapat
hamba-Mu si fulan yang tak pernah berbuat
maksiat kepada-Mu barang sejenak pun.'
Allah berfirman, `Balikkanlah kota Madinah atas laki-
laki itu dan atas warganya. Sesungguhnya wajah laki-
laki itu tidak memperlihatkan rona kemarahan sama
sekali untuk kepentingan-Ku'” (HR Ath Thabrani).[]
syamsul bahri, nurbowo
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 35 MAN TAZAKKA
34
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
Nabi SAW suatu ketika berdo'a: "Ya Allah,
janganlah Engkau jadikan musibah dalam
agama kami" (Shahih Tirmidzi no 3502 dari
Ibnu Umar ra).
Syekh Faishal bin Jamil Ghazzawi, Imam Masjidil
Haram, mengingatkan betapa manusia harus
mempertaruhkan hidupnya demi Islam. Ia menuturkan:
"Dinul Islam, kekayaan termahal manusia di dunia.
Islam, komando jiwa, seperti ruh dengan jasad. Islam
sumber kebahagiaan dan kesuksesan. Tiket
keselamatan: di dunia, di barzakh, di mahsyar. Dengan
Islam, sorga ada di tanganmu. Tanpa Islam, kau bukan
siapa-siapa."
Karena itu, seperti tersirat dalam do'a Rasulullah tadi,
musibah yang sebenarnya adalah musibah agama.
Kerugiannya ganda, daya rusaknya luas, imbasnya
kemana-mana. Apalagi jika eksekutornya orang
berpengaruh, badan resmi, aparat negara bahkan
negara atas nama undang-undang. Lengkaplah sudah
musibah itu bertahta. Sehingga antara kezhaliman
(penguasa) dan kejahilan (rakyat biasa) bertemu secara
murakkab, "wakaanal-insaanu zhaluuman jahuulaa."
Musibah fisik semisal kehilangan
keluarga/harta, kematian, kecewa,
disakiti, gagal, dijatuhkan, ditelikung,
ditinggal pasangan, dan seterunsya,
sifatnya lokal. Bisa diganti, dicari, atau
ditebus. Untuk kehilangan pasangan,
rersedia doa: "wakhlufliy khayran
minhu/minhaa" (Semoga Allah ganti
dengan yang lebih baik).
Tapi, tidak bagi musibah agama seperti:
kemurtadan, kemusyrikan, kekufuran,
paham sesat-menyesatkan, atau
melalaikan kewajiban, bermalas-malasan menjalankan
ketaatan, penjungkirbalikan halal-haram. Fitnah
kepemimpinan, berkuasanya orang-orang kafir dan
munafik atas kaum muslimin; adalah deretan musibah
agama yang sering tidak disadari.
Perilaku korupsi, penyalahgunaan wewenang, politik
halalkan segala cara, berkoalisi dengan partai penista
agama, jual kehormatan dan harga diri untuk
mendapatkan nikmat sesaat duniawi, gadaikan
integritas pribadi, bahkan menukarkan dan mengganti
agama untuk mendapatkan materi. Menjual hidayah
dengan kesesatan adalah deretan daftar musibah
agama.
Musibah agama terjadi karena banyak faktor. Salah
satunya disorientasi (fasaadu an-nawaayaa), yaitu
rusaknya niat, maksud dan tujuan). Seorang Ulama
Salaf berkata: "Dua perkara sulit aku obati sejak 30th
terakhir (a) tamak, selalu ingin lebih (b) ikhlaskan amal
untuk Allah semata.
Ayat 152 Surah Ali Imran bercerita soal musibah
agama berskala besar yang melanda kaum muslimin di
Perang Uhud, Syawal 3 H, yang mengkristal pada 3
adalah Musibah AgamaBencana Terbesar
Oleh: Ustadz Syamsul Bahri, Sekretaris Majelis Fatwa Dewan Dakwah
Tim Relawan Laznas Dewan Dakwah Bantu Korban Bencana Longsor Cisolok Sukabumi
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
9. Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya
menjadi pemimpin umat (masyarakat),
10. Seseorang dihormati karena semata-mata takut
dengan kejahatannya,
11. Minuman keras (khamar) tersebar merata dan
menjadi kebiasaan,
12. Laki-laki telah memakai pakaian sutera,
13. Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan
dianjurkan,
14. Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan
atau kesukaan,
15. Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca
generasi pendahulunya;
Jika telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka
tunggulah datangnya malapetaka berupa; taufan
merah (kebakaran), tenggelamnya bumi dan apa yang
diatasnya ke dalam bumi (gempa bumi dan tananh
longsor), dan perubahan-perubahan atau penjelmaan-
penjelmaan dari satu bentuk kepada bentuk yang lain''
(HR Tirmidzi no 2136).
Jika ulah buruk sebagian manusia itu tidak
dihentikan, maka orang-orang baik pun bakal
kena dampaknya. Allah Swt berfirman dalam
Qur'an Surat Al Anfal ayat 25 yang artinya,
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang
tidak khusus menimpa orang-orang zalim
saja di antara kamu, dan ketahuilah bahwa
Allah amat keras siksaan-Nya.”
Suatu ketika Nabi Saw berkata, “Pada
akhir (zaman) umat ini akan mengalami
bencana ditenggelamkan ke tanah, diubah
rupanya, dan dilanda berbagai fitnah.”
Aisyah lalu bertanya, “Ya Rasulallah,
apakah kami akan turut binasa sedang di
antara kami masih terdapat orang-orang
yang saleh?” Jawab Rasul, “Ya, kalau
kejahatan muncul di mana-mana'' (HR Imam
At Tirmidzi).
Jabir bin Abdullah mengabarkan,
Rasulullah saw berkata, “Allah Yang Maha
Mulia lagi Maha Agung memberi wahyu
kepada Jibril untuk membalikkan kota
Madinah begini dan begini. Jibril berkata, `Ya
Tuhanku, sesungguhnya di tengah-tengah
mereka (penduduk Madinah) masih terdapat
hamba-Mu si fulan yang tak pernah berbuat
maksiat kepada-Mu barang sejenak pun.'
Allah berfirman, `Balikkanlah kota Madinah atas laki-
laki itu dan atas warganya. Sesungguhnya wajah laki-
laki itu tidak memperlihatkan rona kemarahan sama
sekali untuk kepentingan-Ku'” (HR Ath Thabrani).[]
syamsul bahri, nurbowo
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 35 MAN TAZAKKA
34
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
Nabi SAW suatu ketika berdo'a: "Ya Allah,
janganlah Engkau jadikan musibah dalam
agama kami" (Shahih Tirmidzi no 3502 dari
Ibnu Umar ra).
Syekh Faishal bin Jamil Ghazzawi, Imam Masjidil
Haram, mengingatkan betapa manusia harus
mempertaruhkan hidupnya demi Islam. Ia menuturkan:
"Dinul Islam, kekayaan termahal manusia di dunia.
Islam, komando jiwa, seperti ruh dengan jasad. Islam
sumber kebahagiaan dan kesuksesan. Tiket
keselamatan: di dunia, di barzakh, di mahsyar. Dengan
Islam, sorga ada di tanganmu. Tanpa Islam, kau bukan
siapa-siapa."
Karena itu, seperti tersirat dalam do'a Rasulullah tadi,
musibah yang sebenarnya adalah musibah agama.
Kerugiannya ganda, daya rusaknya luas, imbasnya
kemana-mana. Apalagi jika eksekutornya orang
berpengaruh, badan resmi, aparat negara bahkan
negara atas nama undang-undang. Lengkaplah sudah
musibah itu bertahta. Sehingga antara kezhaliman
(penguasa) dan kejahilan (rakyat biasa) bertemu secara
murakkab, "wakaanal-insaanu zhaluuman jahuulaa."
Musibah fisik semisal kehilangan
keluarga/harta, kematian, kecewa,
disakiti, gagal, dijatuhkan, ditelikung,
ditinggal pasangan, dan seterunsya,
sifatnya lokal. Bisa diganti, dicari, atau
ditebus. Untuk kehilangan pasangan,
rersedia doa: "wakhlufliy khayran
minhu/minhaa" (Semoga Allah ganti
dengan yang lebih baik).
Tapi, tidak bagi musibah agama seperti:
kemurtadan, kemusyrikan, kekufuran,
paham sesat-menyesatkan, atau
melalaikan kewajiban, bermalas-malasan menjalankan
ketaatan, penjungkirbalikan halal-haram. Fitnah
kepemimpinan, berkuasanya orang-orang kafir dan
munafik atas kaum muslimin; adalah deretan musibah
agama yang sering tidak disadari.
Perilaku korupsi, penyalahgunaan wewenang, politik
halalkan segala cara, berkoalisi dengan partai penista
agama, jual kehormatan dan harga diri untuk
mendapatkan nikmat sesaat duniawi, gadaikan
integritas pribadi, bahkan menukarkan dan mengganti
agama untuk mendapatkan materi. Menjual hidayah
dengan kesesatan adalah deretan daftar musibah
agama.
Musibah agama terjadi karena banyak faktor. Salah
satunya disorientasi (fasaadu an-nawaayaa), yaitu
rusaknya niat, maksud dan tujuan). Seorang Ulama
Salaf berkata: "Dua perkara sulit aku obati sejak 30th
terakhir (a) tamak, selalu ingin lebih (b) ikhlaskan amal
untuk Allah semata.
Ayat 152 Surah Ali Imran bercerita soal musibah
agama berskala besar yang melanda kaum muslimin di
Perang Uhud, Syawal 3 H, yang mengkristal pada 3
adalah Musibah AgamaBencana Terbesar
Oleh: Ustadz Syamsul Bahri, Sekretaris Majelis Fatwa Dewan Dakwah
Tim Relawan Laznas Dewan Dakwah Bantu Korban Bencana Longsor Cisolok Sukabumi
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
Jawaban fenomenal beliau atas tawaran kompromi
itu:
"Wahai Paman (Abu Thalib), demi Allah, andai pun
mereka letakkan matahari di tangan kananku, bulan di
tangan kiriku. Supaya aku tinggalkan urusan ini, hingga
Allah menangkan aku atau aku binasa karenanya,
niscaya tak akan aku tinggalkan" (HR Imam Bukhari,
Kitab at-Tarikh, sanadnya munqathi').
Musibah ini pula yang membuat agamawan,
rohaniawan, Kyai dan Tuan Guru bertekuk lutut di
hadapan penguasa. Sebutan Kyai, sorban kemuliaan,
jidat hitam, jenggot sunnah; tak punya efek apa-apa jika
berhadapan dengan godaan jabatan.
''Siapa yang menjadikan dunia sebagai ambisinya,
maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, dan
menjadikan kefakiran di kedua kelopak matanya. Dia
tidak mendapatkan dunia kecuali apa yang telah
ditetapkan baginya. Sebaliknya, siapa yang menjadikan
akhirat sebagai niatannya, maka Allah akan himpun
urusannya dan membuatnya kaya hati, serta ia akan
diberi dunia sekalipun dunia memaksanya" (Shahih
Tirmidzi no 2465; Shahih Ibnu Hibban no 680).
Jerat-jerat kekuasaan adalah musibah agama yang
tidak kalah pengaruhnya. Tidak sedikit yang tadinya
Buya, lalu jadi ''buaya'' setelah menikmati sumur
kekuasaan.
"Kalian akan rakus terhadap jabatan, padahal jabatan
itu akan menjadi penyesalan di hari Kiamat; Ia adalah
seenak-enak penyusuan dan segetir-getir penyapihan"
(Shahih Bukhari no 7148 dari Abu Hurairah ra).
Efek musibah agama tidak tanggung-tanggung.
Kitab suci jadi palsu, pseudo agama menjamur, nabi
palsu, harakah haddamah, ghazwul fikri, tafsir
hermeneutika, aliran bermasalah; merebak di mana-
mana.
"Kehilangan, kecewa, ditinggal pergi, disakiti, semua
ada gantinya. Tapi iman-taqwa rusak, siapa yang mau
ganti atau tebus,'' tutur Imam Abu Abdillah al-Munji
dalam Tasliyah Ahlil-Masha'ib.
Musibah terbesar, musibah agama. Karena
membutakan hati, sehingga manusia tak kenal
kebenaran, tak dapat hidayah, dan tak menemukan
jalan ke sorga.
Benar, bahwa kematian musibah terbesar
"fa'ashabathum mushibatul-maut" (QS Al-Ma'idah:
106). Namun tak menyiapkan bekal mati, lebih musibah
daripada kematian itu sendiri, kata Imam Qurthubi
dalam Tafsirnya (Juz 8/264).
Dia jenguk orang sakit, antar jenazah ke kuburan,
jadi relawan bencana, bahkan tukang mandikan
jenazah... tapi dia sendiri tidak menyiapkan bekal
akhirat. Itulah juga musibah agama.
Na'udzu billahi min dzalik.[]
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 37 MAN TAZAKKA
36
sumber kelemahan:
(1) Tanaza'tum fil-amri: sengketa renstra (rencana
strategi), beda siyasah atau marja' antara kaum tua dan
kaum muda; (2) Wa'ashaytum min ba'di ma arakum:
indisipliner, tidak taat komando; (3) Minkum man
yuriduddun'ya wa minkum man yuridul-akhirah: beda
niat, ada yang kemaruk dunia.
Surah yang sama pada ayat 165, menegaskan
kekalahan pada Perang Uhud adalah musibah akibat
"min 'indi anfusikum".
Dalam hadits Shahih Bukhari (no 3059),
Shahih Muslim (no 17965), 'Aisyah (ra)
bertanya, "Hal ataa'alayka yawmun kaana
asyadda min yawmi Uhud; Adakah peristiwa
lain bagimu yang lebih berat dari kejadian
perang Uhud?"
Barra' bin 'Azib (ra) yang ikut dalam
perang itu menambahkan, faktor jebakan
wanita yang membuat anak buah 'Abdullah
bin Jubair (ra) hanya tersisa 12 orang,
bertahan di atas gunung (Shahih Bukhari no
2874).
Kekalahan Perang Uhud adalah musibah
agama yang pertama dalam Sirah Sahabat.
Bisyarat kekalahannya, diberitakan oleh Allah
lewat mimpi Nabi SAW. "Anniy hazaztu
sayfan fanqatha'a shadruh. Aku melihat
diriku menghunus pedang. Tiba-tiba bagian
tengahnya patah. Fa'idza hiya maa ushiiba
minal-mu'minina yawma Uhud. Ternyata itu
adalah kekalahan yang menimpa orang
mu'min ketika Uhud" (Shahih Muslim no
2272).
Ibnu Mas'ud (ra) menambahkan faktor
berikutnya kemaruk dunia, "Maa kuntu araa
anna ahadan min ash'habi Rasulillah (saw)
yuriduddun'yaa hattaa nazalat fiynaa,
sebagaimana termaktub dalam Surah Ali
Imran ayat 52, minkum man yuriduddun'yaa
waminkum man yuridul-akhirah." Kata
beliau, Aku tak mengenal ada Sahabat Nabi
SAW yang kemaruk dunia sampai turunnya
surah Ali Imran ayat 152 (HR Imam
Thabarani, al-Ausath (Juz 2/106), Al-Bidayah
Wan Nihayah Imam Ibnu Katsir (Juz 1/41).
Sumber petaka musibah agama adalah
jeratan urusan duniawi: tahta, harta, wanita.
Dengan strategi persekongkolan kafir Quraiys, Nabi
Muhammad SAW pernah dijebak dengan perangkap 3T
ini. Namun beliau selamat darinya.
Tim Relawan Laznas Dewan Dakwah Menuju Lokasi Longsor Cisolok Sukabumi
Relawan Laznas Dewan Dakwah hibur pengungsi korban tsunami di Posko Al Anshor Anyer
Pendataan penerima bantuan sembako bagi korban tsunami di Pandeglang
Ekspedisi ke Dusun Manyoe Desa Ngoyo Morowali Utara
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
Jawaban fenomenal beliau atas tawaran kompromi
itu:
"Wahai Paman (Abu Thalib), demi Allah, andai pun
mereka letakkan matahari di tangan kananku, bulan di
tangan kiriku. Supaya aku tinggalkan urusan ini, hingga
Allah menangkan aku atau aku binasa karenanya,
niscaya tak akan aku tinggalkan" (HR Imam Bukhari,
Kitab at-Tarikh, sanadnya munqathi').
Musibah ini pula yang membuat agamawan,
rohaniawan, Kyai dan Tuan Guru bertekuk lutut di
hadapan penguasa. Sebutan Kyai, sorban kemuliaan,
jidat hitam, jenggot sunnah; tak punya efek apa-apa jika
berhadapan dengan godaan jabatan.
''Siapa yang menjadikan dunia sebagai ambisinya,
maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, dan
menjadikan kefakiran di kedua kelopak matanya. Dia
tidak mendapatkan dunia kecuali apa yang telah
ditetapkan baginya. Sebaliknya, siapa yang menjadikan
akhirat sebagai niatannya, maka Allah akan himpun
urusannya dan membuatnya kaya hati, serta ia akan
diberi dunia sekalipun dunia memaksanya" (Shahih
Tirmidzi no 2465; Shahih Ibnu Hibban no 680).
Jerat-jerat kekuasaan adalah musibah agama yang
tidak kalah pengaruhnya. Tidak sedikit yang tadinya
Buya, lalu jadi ''buaya'' setelah menikmati sumur
kekuasaan.
"Kalian akan rakus terhadap jabatan, padahal jabatan
itu akan menjadi penyesalan di hari Kiamat; Ia adalah
seenak-enak penyusuan dan segetir-getir penyapihan"
(Shahih Bukhari no 7148 dari Abu Hurairah ra).
Efek musibah agama tidak tanggung-tanggung.
Kitab suci jadi palsu, pseudo agama menjamur, nabi
palsu, harakah haddamah, ghazwul fikri, tafsir
hermeneutika, aliran bermasalah; merebak di mana-
mana.
"Kehilangan, kecewa, ditinggal pergi, disakiti, semua
ada gantinya. Tapi iman-taqwa rusak, siapa yang mau
ganti atau tebus,'' tutur Imam Abu Abdillah al-Munji
dalam Tasliyah Ahlil-Masha'ib.
Musibah terbesar, musibah agama. Karena
membutakan hati, sehingga manusia tak kenal
kebenaran, tak dapat hidayah, dan tak menemukan
jalan ke sorga.
Benar, bahwa kematian musibah terbesar
"fa'ashabathum mushibatul-maut" (QS Al-Ma'idah:
106). Namun tak menyiapkan bekal mati, lebih musibah
daripada kematian itu sendiri, kata Imam Qurthubi
dalam Tafsirnya (Juz 8/264).
Dia jenguk orang sakit, antar jenazah ke kuburan,
jadi relawan bencana, bahkan tukang mandikan
jenazah... tapi dia sendiri tidak menyiapkan bekal
akhirat. Itulah juga musibah agama.
Na'udzu billahi min dzalik.[]
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 37 MAN TAZAKKA
36
sumber kelemahan:
(1) Tanaza'tum fil-amri: sengketa renstra (rencana
strategi), beda siyasah atau marja' antara kaum tua dan
kaum muda; (2) Wa'ashaytum min ba'di ma arakum:
indisipliner, tidak taat komando; (3) Minkum man
yuriduddun'ya wa minkum man yuridul-akhirah: beda
niat, ada yang kemaruk dunia.
Surah yang sama pada ayat 165, menegaskan
kekalahan pada Perang Uhud adalah musibah akibat
"min 'indi anfusikum".
Dalam hadits Shahih Bukhari (no 3059),
Shahih Muslim (no 17965), 'Aisyah (ra)
bertanya, "Hal ataa'alayka yawmun kaana
asyadda min yawmi Uhud; Adakah peristiwa
lain bagimu yang lebih berat dari kejadian
perang Uhud?"
Barra' bin 'Azib (ra) yang ikut dalam
perang itu menambahkan, faktor jebakan
wanita yang membuat anak buah 'Abdullah
bin Jubair (ra) hanya tersisa 12 orang,
bertahan di atas gunung (Shahih Bukhari no
2874).
Kekalahan Perang Uhud adalah musibah
agama yang pertama dalam Sirah Sahabat.
Bisyarat kekalahannya, diberitakan oleh Allah
lewat mimpi Nabi SAW. "Anniy hazaztu
sayfan fanqatha'a shadruh. Aku melihat
diriku menghunus pedang. Tiba-tiba bagian
tengahnya patah. Fa'idza hiya maa ushiiba
minal-mu'minina yawma Uhud. Ternyata itu
adalah kekalahan yang menimpa orang
mu'min ketika Uhud" (Shahih Muslim no
2272).
Ibnu Mas'ud (ra) menambahkan faktor
berikutnya kemaruk dunia, "Maa kuntu araa
anna ahadan min ash'habi Rasulillah (saw)
yuriduddun'yaa hattaa nazalat fiynaa,
sebagaimana termaktub dalam Surah Ali
Imran ayat 52, minkum man yuriduddun'yaa
waminkum man yuridul-akhirah." Kata
beliau, Aku tak mengenal ada Sahabat Nabi
SAW yang kemaruk dunia sampai turunnya
surah Ali Imran ayat 152 (HR Imam
Thabarani, al-Ausath (Juz 2/106), Al-Bidayah
Wan Nihayah Imam Ibnu Katsir (Juz 1/41).
Sumber petaka musibah agama adalah
jeratan urusan duniawi: tahta, harta, wanita.
Dengan strategi persekongkolan kafir Quraiys, Nabi
Muhammad SAW pernah dijebak dengan perangkap 3T
ini. Namun beliau selamat darinya.
Tim Relawan Laznas Dewan Dakwah Menuju Lokasi Longsor Cisolok Sukabumi
Relawan Laznas Dewan Dakwah hibur pengungsi korban tsunami di Posko Al Anshor Anyer
Pendataan penerima bantuan sembako bagi korban tsunami di Pandeglang
Ekspedisi ke Dusun Manyoe Desa Ngoyo Morowali Utara
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
38
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 39 MAN TAZAKKA
ushibah (tunggal), mushibat/masha'ib
M(jamak), jika ditelusuri asal-usul katanya,
berasal dari isim fa'il (pelaku) berbentuk
mu'annats (feminin) dan bukan mudzakkar (maskulin).
Apa dan mengapa demikian?
Maknanya, musibah sesungguhnya
mengejawantahkan sifat-sifat keibuan: lembut, penuh
kasih-sayang. Musibah mengekspresikan sifat Allah
Rahim, Allah Hakim, Allah Adil. Boleh jadi, di mata lahir
dan jangka pendek, musibah itu buruk (niqmah,
indignation). Tapi di mata batin, ia ni'mat (blessing)
seperti pemeo "sengsara membawa nikmat." Maka dari
itu setiap ada musibah kita mendo'a dengan kalam
istirja': Wakhlufliy khayran minhu/minha. Ya Allah
gantilah dengan yang lebih baik (dari yang
hilang/musnah).
Imam Hasan al-Bashri (rahimahullah) berkata:
"Musibah, jangan kau benci. Dia sudah terjadi. Jadi
insiden. Boleh jadi perkara yang kau benci dibaliknya
ada rahasia suksesmu. Sebaliknya, sesuatu yang kau
sangka baik, malah pada akhirnya membinasakanmu."
Musibah bentukan isim fa'il (subjek) yang pola
kerjanya sesuai isim fi'il (kata kerja). Isim fa'il juga
bergantung pada kata fleksinya. Maknanya, bukan
"salah bunda mengandung" jika musibah terjadi.
Salahkan faktor pemicunya: kenapa atau mengapa ?
Maha Suci Allah Yang Maha Tahu dan Bijaksana. Sabar
dan berbaik sangkalah.
Musibah sudah Allah kadarkan ukurannya, jauh
sebelum terjadi (annahaa muqaddarah qabla
wuqu'ihaa). Musibah tidak pernah melampaui murka-
Nya. Atau melewati batas ambang kemampuan jiwa
manusia yang mengalaminya. Allah Tidak Tega
"Wa'annallaaha laysa bizhallaamin lil-'abiid". Frasa ini
5 kali diulang dalam Qur'an.
Pemicu musibah dari dirimu masing-masing, al-
mushibah minannafsi laa minal-ghayr. Maka, evaluasi,
hisab diri, berkaca, telusuri, temukan sebabnya lalu
tebus dan lakukan perbaikan.
Bagi shahibul musibah (yang
terkena musibah) Islam
memberikan pedoman sikap, antara
lain:
Iman dan Ridho
Kita wajib beriman dan ridho
bahwa musibah apa pun seperti
gempa bumi, banjir, wabah
penyakit, sudah ditetapkan Allah
SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Allah
SWT berfirman :
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi
dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam
kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah." (QS al-Hadid [57] : 22)
Ketika terjadi musibah, yang patut dipertanyakan
adalah diri kita dan bukan Allah SWT. "Dia [Allah] tidak
ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan
merekalah yang akan ditanyai" (QS al-Anbiyaa` [21] :
23).
Imam Fudhail Ibnu Iyadh (105-187 H) mengatakan:
"Manusia kalau sehat terus, ia jadi terselubungi. Bala'
membuatnya sadar akan kesejatian
dirinya. Mu'min tulen dan munafik jadi
nyata, jadi tampak (dari sikapnya atas
musibah)."
Sabar
Sabar, menurut Imam Suyuthi dalam
Tafsir al-Jalalain, adalah menahan diri
terhadap apa-apa yang Anda benci
(al-habsu li an-nafsi 'alaa maa
takrahu). Kita hadapi musibah dengan
pertama-tama mengucapkan kalimat
istirja' (Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji'uun ). Allah SWT berfirman :
"Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi
wa innaa ilaihi raaji'uun" (QS al-Baqarah [2] : 155-156).
Memang, orang yang tertimpa musibah mudah
sekali terjerumus ke dalam sikap putus asa (QS 30 : 36).
Namun Allah SWT menegaskan, putus asa adalah sikap
kufur: "Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir" (QS Yusuf [12] : 87).
Memetik Hikmah
Musibah akan dihayati sebagai ni'mat jika kita
mampu memetik hikmahnya. Hikmah musibah antara
lain diampuninya dosa-dosa. Kata Rasulullah SAW :
"Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah
Menyikapi Musibah secara Benar
Kabid Pendidikan Dewan Dakwah Dr Imam Zamroji turut membantu Dapur Umum di Posko Pengungsi Anyer Serang
Kabid Pendidikan Dewan Dakwah Dr Imam Zamroji turut melayani pengungsi di Posko Anyer Serang
Direktur Laznas Dewan Dakwah Ustadz Ade Salamun turut melayani pengungsi di Posko Pengungsi korban tsunami Selat Sunda di Kec Sumur Pandeglang
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
38
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 39 MAN TAZAKKA
ushibah (tunggal), mushibat/masha'ib
M(jamak), jika ditelusuri asal-usul katanya,
berasal dari isim fa'il (pelaku) berbentuk
mu'annats (feminin) dan bukan mudzakkar (maskulin).
Apa dan mengapa demikian?
Maknanya, musibah sesungguhnya
mengejawantahkan sifat-sifat keibuan: lembut, penuh
kasih-sayang. Musibah mengekspresikan sifat Allah
Rahim, Allah Hakim, Allah Adil. Boleh jadi, di mata lahir
dan jangka pendek, musibah itu buruk (niqmah,
indignation). Tapi di mata batin, ia ni'mat (blessing)
seperti pemeo "sengsara membawa nikmat." Maka dari
itu setiap ada musibah kita mendo'a dengan kalam
istirja': Wakhlufliy khayran minhu/minha. Ya Allah
gantilah dengan yang lebih baik (dari yang
hilang/musnah).
Imam Hasan al-Bashri (rahimahullah) berkata:
"Musibah, jangan kau benci. Dia sudah terjadi. Jadi
insiden. Boleh jadi perkara yang kau benci dibaliknya
ada rahasia suksesmu. Sebaliknya, sesuatu yang kau
sangka baik, malah pada akhirnya membinasakanmu."
Musibah bentukan isim fa'il (subjek) yang pola
kerjanya sesuai isim fi'il (kata kerja). Isim fa'il juga
bergantung pada kata fleksinya. Maknanya, bukan
"salah bunda mengandung" jika musibah terjadi.
Salahkan faktor pemicunya: kenapa atau mengapa ?
Maha Suci Allah Yang Maha Tahu dan Bijaksana. Sabar
dan berbaik sangkalah.
Musibah sudah Allah kadarkan ukurannya, jauh
sebelum terjadi (annahaa muqaddarah qabla
wuqu'ihaa). Musibah tidak pernah melampaui murka-
Nya. Atau melewati batas ambang kemampuan jiwa
manusia yang mengalaminya. Allah Tidak Tega
"Wa'annallaaha laysa bizhallaamin lil-'abiid". Frasa ini
5 kali diulang dalam Qur'an.
Pemicu musibah dari dirimu masing-masing, al-
mushibah minannafsi laa minal-ghayr. Maka, evaluasi,
hisab diri, berkaca, telusuri, temukan sebabnya lalu
tebus dan lakukan perbaikan.
Bagi shahibul musibah (yang
terkena musibah) Islam
memberikan pedoman sikap, antara
lain:
Iman dan Ridho
Kita wajib beriman dan ridho
bahwa musibah apa pun seperti
gempa bumi, banjir, wabah
penyakit, sudah ditetapkan Allah
SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Allah
SWT berfirman :
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi
dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam
kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah." (QS al-Hadid [57] : 22)
Ketika terjadi musibah, yang patut dipertanyakan
adalah diri kita dan bukan Allah SWT. "Dia [Allah] tidak
ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan
merekalah yang akan ditanyai" (QS al-Anbiyaa` [21] :
23).
Imam Fudhail Ibnu Iyadh (105-187 H) mengatakan:
"Manusia kalau sehat terus, ia jadi terselubungi. Bala'
membuatnya sadar akan kesejatian
dirinya. Mu'min tulen dan munafik jadi
nyata, jadi tampak (dari sikapnya atas
musibah)."
Sabar
Sabar, menurut Imam Suyuthi dalam
Tafsir al-Jalalain, adalah menahan diri
terhadap apa-apa yang Anda benci
(al-habsu li an-nafsi 'alaa maa
takrahu). Kita hadapi musibah dengan
pertama-tama mengucapkan kalimat
istirja' (Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji'uun ). Allah SWT berfirman :
"Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi
wa innaa ilaihi raaji'uun" (QS al-Baqarah [2] : 155-156).
Memang, orang yang tertimpa musibah mudah
sekali terjerumus ke dalam sikap putus asa (QS 30 : 36).
Namun Allah SWT menegaskan, putus asa adalah sikap
kufur: "Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir" (QS Yusuf [12] : 87).
Memetik Hikmah
Musibah akan dihayati sebagai ni'mat jika kita
mampu memetik hikmahnya. Hikmah musibah antara
lain diampuninya dosa-dosa. Kata Rasulullah SAW :
"Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah
Menyikapi Musibah secara Benar
Kabid Pendidikan Dewan Dakwah Dr Imam Zamroji turut membantu Dapur Umum di Posko Pengungsi Anyer Serang
Kabid Pendidikan Dewan Dakwah Dr Imam Zamroji turut melayani pengungsi di Posko Anyer Serang
Direktur Laznas Dewan Dakwah Ustadz Ade Salamun turut melayani pengungsi di Posko Pengungsi korban tsunami Selat Sunda di Kec Sumur Pandeglang
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 41 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya
Allah akan menghapus sebagian dosanya" (HR Bukhari
dan Muslim).
Muslim yang mati tertimpa bangunan atau tembok
akibat gempa misalnya, kematiannya tergolong syahid,
sebagaimana kata Nabi SAW :
"Orang-orang yang mati syahid itu ada lima
golongan; (1) orang yang terkena wabah penyakit
tha'un, (2) orang yang terkena penyakit perut (disentri,
kolera, dsb), (3) orang yang tenggelam, (4) orang yang
tertimpa tembok/bangunan, dan (5) orang yang mati
syahid dalam perang di jalan Allah." (HR Bukhari dan
Muslim).
"Akan diampuni bagi orang yang mati syahid setiap-
tiap dosanya, kecuali utang" (HR Muslim).
Hikmah lainnya ialah, jika anak-anak muslim
meninggal, kelak mereka akan masuk surga. "Anak-
anak kaum muslimin [yang meninggal] akan masuk ke
dalam surga" (HR Ahmad).
Bencana-bencana dahsyat yang melanda berbagai
daerah di Tanah Air, membuat daerah itu terkenal.
Banyak bantuan berdatangan, walau banyak juga
ancaman hadir.
Erupsi Gunung Merapi pada September-Desember
2010, diantaranya menghadiahkan jutaan metrik pasir
beton terbaik di Indonesia. Hingga kini deposit pasir
tersebut masih menjadi sumber penghasilan penduduk.
Tetap Ikhtiar
"Sungguh, Allah tidak mengubah keadaan suatu
kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka
sendiri" (QS ar-Ra'du [13] : 11).
Maka, ketika terjadi wabah penyakit di Syam, Umar
bin Khattab segera berupaya keluar (evakuasi) dari
negeri tersebut. Ketika ditanya,"Apakah kamu hendak
lari dari taqdir Allah?" Umar menjawab,"Ya, aku lari
dari taqdir Allah untuk menuju taqdir Allah yang lain."
Rasulullah SAW pun memberi petunjuk bahwa segala
bahaya (madharat) wajib untuk dihilangkan. Misalnya
menghindari atau merelokasi permukiman di lahan
yang rawan longsor dan banjir. ketiadaan logistik,
tempat tinggal, masjid, sekolah, dan sebagainya. Nabi
SAW bersabda,"Tidak boleh menimbulkan bahaya bagi
diri sendiri dan bahaya bagi orang lain." (HR Ibnu
Majah).
Untuk mengantisipasi banjir Sungai Nil, Insinyur Al-
Farghani (abad 9 M) membangun alat yang disebut
Nilometer. Gunanya buat mengukur dan mencatat
tinggi air sungai Nil secara otomatis di berbagai spot.
Setelah bertahun-tahun mengukur, al-Farghani berhasil
memberikan prediksi banjir sungai Nil baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
Sultan Mesir pada abad 10 M tidak cukup puas
dengan early warning system buatan al-Farghani. Dia
ingin sungai Nil dapat dikendalikan sepenuhnya dengan
bendungan. Dia umumkan sayembara untuk insinyur
yang siap membangun bendungan itu. Alhamdulillah,
dengan pedoman ilmu dasar insinyur Muslim,
Bendungan Aswan maujud pada abad 20.
Andre Vitchek, novelis dan senior fellow di Oakland
Institute Amerika Serikat, menulis tentang bencana di
Indonesia yang dimuat di dua koran internasional, The
International Herald Tribune dan The Financial Times
edisi 12 Februari 2007.
Judul tulisan itu cukup dramatis: "Indonesia: Natural
Disasters or Mass Murder", dengan isinya yang
membuat miris. Terjemahan artikel ini tampil di banyak
situs internet dan milis.
Vitchek memaparkan, berbagai bencana yang terjadi
di Indonesia, sesungguhnya dapat dicegah terjadinya.
Atau paling tidak diminimalisir dampak buruknya. Tapi
upaya pencegahan itu dia nilai tidak ada. Bahkan
menurutnya, yang terjadi adalah pembiaran terhadap
potensi-potensi berbahaya. Sehingga dia bertanya,
apakah fenomena mengerikan di Indonesia itu
merupakan bencana alam atau ''pembunuhan massal''?
Gempa dan tsunami misalnya, dapat diperhitungkan
sebelumnya meskipun tidak tepat benar kapan
terjadinya. Tapi paling tidak, perhitungan awal ini sudah
merupakan bagian dari antisipasi untuk meminimalisir
dampak negatifnya.
Perbanyak Do'a dan Dzikir
Rasululah SAW ajarkan doa bagi orang yang tertimpa
musibah: "Allahumma jurnii fii mushiibatii wakhluf lii
khairan minhaa (Ya Allah, berilah pahala dalam
musibahku ini, dan berilah ganti bagiku yang lebih baik
daripadanya) [HR Muslim].
Dzikir yang dianjurkan untuk meredam musibah
misalnya bacaan istighfar Astaghfirullahal 'adhiem.
Pesan Nabi SAW : "Siapa memperbanyak istighfar,
maka Allah akan membebaskannya dari kesedihan,
akan memberinya jalan keluar bagi kesempitannya, dan
akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-
sangkanya" (HR Abu Dawud).
Doa' dan dzikir lainnya adalah Inna lillaahi wa innaa
ilaihi raaji'uun (QS Al-Baqarah: 156). Ummu Salamah ra
meriwayatkan: “Siapa saja hamba yang tertimpa suatu
musibah lalu berucap Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'ûn.
Allâhumma'jurnî fî mushîbatîwa akhlif lî khairan minhâ;
maka Allah akan memberinya ganjaran dalam
musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih
baik. Ketika Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun
menyebut do'a sebagaimana yang Rasulullah
shallallâhu 'alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah
pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku
yang dulu yaitu Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa
40
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
Pimpinan DPR RI mengunjungi stand Laznas Dewan Dakwah di Senayan
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 41 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya
Allah akan menghapus sebagian dosanya" (HR Bukhari
dan Muslim).
Muslim yang mati tertimpa bangunan atau tembok
akibat gempa misalnya, kematiannya tergolong syahid,
sebagaimana kata Nabi SAW :
"Orang-orang yang mati syahid itu ada lima
golongan; (1) orang yang terkena wabah penyakit
tha'un, (2) orang yang terkena penyakit perut (disentri,
kolera, dsb), (3) orang yang tenggelam, (4) orang yang
tertimpa tembok/bangunan, dan (5) orang yang mati
syahid dalam perang di jalan Allah." (HR Bukhari dan
Muslim).
"Akan diampuni bagi orang yang mati syahid setiap-
tiap dosanya, kecuali utang" (HR Muslim).
Hikmah lainnya ialah, jika anak-anak muslim
meninggal, kelak mereka akan masuk surga. "Anak-
anak kaum muslimin [yang meninggal] akan masuk ke
dalam surga" (HR Ahmad).
Bencana-bencana dahsyat yang melanda berbagai
daerah di Tanah Air, membuat daerah itu terkenal.
Banyak bantuan berdatangan, walau banyak juga
ancaman hadir.
Erupsi Gunung Merapi pada September-Desember
2010, diantaranya menghadiahkan jutaan metrik pasir
beton terbaik di Indonesia. Hingga kini deposit pasir
tersebut masih menjadi sumber penghasilan penduduk.
Tetap Ikhtiar
"Sungguh, Allah tidak mengubah keadaan suatu
kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka
sendiri" (QS ar-Ra'du [13] : 11).
Maka, ketika terjadi wabah penyakit di Syam, Umar
bin Khattab segera berupaya keluar (evakuasi) dari
negeri tersebut. Ketika ditanya,"Apakah kamu hendak
lari dari taqdir Allah?" Umar menjawab,"Ya, aku lari
dari taqdir Allah untuk menuju taqdir Allah yang lain."
Rasulullah SAW pun memberi petunjuk bahwa segala
bahaya (madharat) wajib untuk dihilangkan. Misalnya
menghindari atau merelokasi permukiman di lahan
yang rawan longsor dan banjir. ketiadaan logistik,
tempat tinggal, masjid, sekolah, dan sebagainya. Nabi
SAW bersabda,"Tidak boleh menimbulkan bahaya bagi
diri sendiri dan bahaya bagi orang lain." (HR Ibnu
Majah).
Untuk mengantisipasi banjir Sungai Nil, Insinyur Al-
Farghani (abad 9 M) membangun alat yang disebut
Nilometer. Gunanya buat mengukur dan mencatat
tinggi air sungai Nil secara otomatis di berbagai spot.
Setelah bertahun-tahun mengukur, al-Farghani berhasil
memberikan prediksi banjir sungai Nil baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
Sultan Mesir pada abad 10 M tidak cukup puas
dengan early warning system buatan al-Farghani. Dia
ingin sungai Nil dapat dikendalikan sepenuhnya dengan
bendungan. Dia umumkan sayembara untuk insinyur
yang siap membangun bendungan itu. Alhamdulillah,
dengan pedoman ilmu dasar insinyur Muslim,
Bendungan Aswan maujud pada abad 20.
Andre Vitchek, novelis dan senior fellow di Oakland
Institute Amerika Serikat, menulis tentang bencana di
Indonesia yang dimuat di dua koran internasional, The
International Herald Tribune dan The Financial Times
edisi 12 Februari 2007.
Judul tulisan itu cukup dramatis: "Indonesia: Natural
Disasters or Mass Murder", dengan isinya yang
membuat miris. Terjemahan artikel ini tampil di banyak
situs internet dan milis.
Vitchek memaparkan, berbagai bencana yang terjadi
di Indonesia, sesungguhnya dapat dicegah terjadinya.
Atau paling tidak diminimalisir dampak buruknya. Tapi
upaya pencegahan itu dia nilai tidak ada. Bahkan
menurutnya, yang terjadi adalah pembiaran terhadap
potensi-potensi berbahaya. Sehingga dia bertanya,
apakah fenomena mengerikan di Indonesia itu
merupakan bencana alam atau ''pembunuhan massal''?
Gempa dan tsunami misalnya, dapat diperhitungkan
sebelumnya meskipun tidak tepat benar kapan
terjadinya. Tapi paling tidak, perhitungan awal ini sudah
merupakan bagian dari antisipasi untuk meminimalisir
dampak negatifnya.
Perbanyak Do'a dan Dzikir
Rasululah SAW ajarkan doa bagi orang yang tertimpa
musibah: "Allahumma jurnii fii mushiibatii wakhluf lii
khairan minhaa (Ya Allah, berilah pahala dalam
musibahku ini, dan berilah ganti bagiku yang lebih baik
daripadanya) [HR Muslim].
Dzikir yang dianjurkan untuk meredam musibah
misalnya bacaan istighfar Astaghfirullahal 'adhiem.
Pesan Nabi SAW : "Siapa memperbanyak istighfar,
maka Allah akan membebaskannya dari kesedihan,
akan memberinya jalan keluar bagi kesempitannya, dan
akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-
sangkanya" (HR Abu Dawud).
Doa' dan dzikir lainnya adalah Inna lillaahi wa innaa
ilaihi raaji'uun (QS Al-Baqarah: 156). Ummu Salamah ra
meriwayatkan: “Siapa saja hamba yang tertimpa suatu
musibah lalu berucap Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'ûn.
Allâhumma'jurnî fî mushîbatîwa akhlif lî khairan minhâ;
maka Allah akan memberinya ganjaran dalam
musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih
baik. Ketika Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun
menyebut do'a sebagaimana yang Rasulullah
shallallâhu 'alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah
pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku
yang dulu yaitu Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa
40
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
Pimpinan DPR RI mengunjungi stand Laznas Dewan Dakwah di Senayan
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 43 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
sallam”(HR Muslim no 918).
Ibnu 'Umar meriwayatkan dari 'Umar ra bahwa Rasul
SAW telah berkata, “Siapa saja yang melihat yang lain
tertimpa musibah, lalu ia mengucapkan
Alhamdulillâhilladzî 'âfânî mimmab talâka bihi, wa
fadhdhalanî 'alâ katsîrim mimman khalaqa tafdhilâ'
(Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku
dari musibah yang menimpamu dan benar-benar
memuliakanku dari makhluk lainnya) maka ia akan
diselamatkan dari musibah tersebut, musibah apapun
itu semasa ia hidup” (HR Tirmidzi no 3431; Ibnu Majah
no 3892).
Do'a tadi, disyaratkan Syekh Muhammad
Abdurrahman Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi
(9:375), dibaca namun ''jangan sampai didengar oleh
orang yang tertimpa musibah.”
Sejumlah surah juga berfungsi sebagai penjaga,
pelindung, misalnya Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan
Surah An-Nas.
Diriwayatkan dalam hadits 'Uqbah ra: “Tidak ada
seorangpun yang berlindung (dari segala keburukan)
seperti orang orang yang berlindung dengannya (tiga
surat) tersebut” (HR An-Nasaa-i 8/251 no 5430-5431).
Taubat
Tiada seorang hamba pun yang ditimpa musibah,
melainkan itu akibat dari dosa yang diperbuatnya. Maka
sudah seharusnya, dia bertaubat nasuha kepada Allah
SWT. Orang yang tak mau bertaubat setelah tertimpa
musibah, adalah orang sombong dan sesat. Allah SWT
berfirman :
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka
adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri,
dan Allah memaafkan sebagian besar." (QS asy-Syuura
[42] : 30)
Sabda Nabi SAW "Setiap anak Adam memiliki
kesalahan (dosa). Dan sebaik-baik orang yang bersalah,
adalah orang yang bertaubat." (HR at-Tirmidzi).
Bertaubat nasuha rukunnya ada 3 (tiga). Pertama,
menyesali dosa yang telah dikerjakan. Kedua, berhenti
dari perbuatan dosanya itu. Ketiga, ber-azam (bertekad
kuat) tidak akan mengulangi dosanya lagi di masa
datang. Jika dosanya menyangkut hubungan antar
manusia, misalnya belum membayar utang, pernah
menggunjing seseorang, pernah menyakiti perasaan
orang, dan sebagainya, maka rukun taubat ditambah
satu lagi, yaitu menyelesaikan urusan sesama manusia
dan meminta maaf.
Tetap Istiqomah
Dalam setiap musibah, selalu ada pihak-pihak
tertentu yang memanfaatkannya untuk tujuan jahat.
Misalkan saja upaya penyebaran agama lain berkedok
bantuan sosial (diakonia).
Di sinilah seorang muslim dituntut untuk bersikap
istiqamah, yaitu konsisten di atas satu jalan dengan
mengamalkan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan
larangan-larangan (mulazamah al-thariq bi fi'li al-
wajibat wa tarki al-manhiyyat). Allah SWT mewajibkan
kita istiqamah :
"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar,
sebagaimana diperintahkan kepadamu dan orang yang
telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan" (QS Huud [11] : 112).
Muslim yang murtad (keluar dari agama Islam) dan
menjadi pemeluk Kristen, sungguh telah tertipu
mentah-mentah dunia akhirat. Allah SWT berfirman :
"Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari
agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka
itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat,
dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya" (QS al-Baqarah [2] : 217).
Karena itu wajiblah bagi kita untuk terus istiqamah
mempertahankan keislaman kita. Jangan mudah tergiur
oleh bujuk rayu setan berbentuk manusia itu. Jangan
mati kecuali tetap memegang teguh agama Islam. Allah
SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam" (QS Ali 'Imraan [3] : 102).
Sedekah
Salah satu jurus jitu menolak bencana adalah
sedekah. Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman,
“Wahai Anak Adam, kosongkan gudangmu untuk
memenuhi apa yang ada di sisi-Ku. Niscaya Engkau
akan selamat dari kebakaran, kebanjiran, pencurian
dan kejahatan“ (HR Thabrani dan Baihaqi).
Dalam banyak hadits, Rasulullah menegaskan
pentingnya sedekah sebagai tameng penolak bala.
“Sungguh, sedekah dapat memadamkan panasnya
kubur orang yang bersedekah, dan sungguh orang
mukmin akan bernaung pada hari kiamat dengan
payungan sedekahnya“ (HR Thabrani). “Sedekah dapat
mencegah 70 macam bencana, yang paling ringan
adalah penyakit kusta dan supak“ (HR Thabrani).
”Bersegeralah kalian untuk mengeluarkan sedekah,
karena sungguh bencana tak dapat melewati sedekah“
(HR Thabrani). ''Obatilah orang sakit diantara kalian
dengan sedekah“ (HR Baihaqi).
Dalam hadis lain Nabi SAW menerangkan: “Yang
paling dicintai Allah adalah orang yang paling gemar
bersedekah, dan amalan paling dicintai Allah adalah
membahagiakan orang mukmin, meringankan
bebannya, membayarkan utangnya, atau
menghilangkan laparnya“ (Shahih Al Jami'us Shagrir).
Tatkala daerahnya dilanda gempa, Khalifah Umar bin
Abdul Aziz segera mengirim instruksi kepada para
gubernurnya untuk bersedekah bersama warganya (dari
Abu Nu'aim dalam al-Hilyah no 5/337, Ibnu Abi Dunya
dalam al-'Uqubat no 23).[]
42
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
Relawan memberikan trauma healing bagi anak korban gempa Lombok Utara
Warga Komplek Nusa Indah Tambun salurkan bantuan untuk korban tsunami di Pandeglang
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 43 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
sallam”(HR Muslim no 918).
Ibnu 'Umar meriwayatkan dari 'Umar ra bahwa Rasul
SAW telah berkata, “Siapa saja yang melihat yang lain
tertimpa musibah, lalu ia mengucapkan
Alhamdulillâhilladzî 'âfânî mimmab talâka bihi, wa
fadhdhalanî 'alâ katsîrim mimman khalaqa tafdhilâ'
(Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku
dari musibah yang menimpamu dan benar-benar
memuliakanku dari makhluk lainnya) maka ia akan
diselamatkan dari musibah tersebut, musibah apapun
itu semasa ia hidup” (HR Tirmidzi no 3431; Ibnu Majah
no 3892).
Do'a tadi, disyaratkan Syekh Muhammad
Abdurrahman Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi
(9:375), dibaca namun ''jangan sampai didengar oleh
orang yang tertimpa musibah.”
Sejumlah surah juga berfungsi sebagai penjaga,
pelindung, misalnya Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan
Surah An-Nas.
Diriwayatkan dalam hadits 'Uqbah ra: “Tidak ada
seorangpun yang berlindung (dari segala keburukan)
seperti orang orang yang berlindung dengannya (tiga
surat) tersebut” (HR An-Nasaa-i 8/251 no 5430-5431).
Taubat
Tiada seorang hamba pun yang ditimpa musibah,
melainkan itu akibat dari dosa yang diperbuatnya. Maka
sudah seharusnya, dia bertaubat nasuha kepada Allah
SWT. Orang yang tak mau bertaubat setelah tertimpa
musibah, adalah orang sombong dan sesat. Allah SWT
berfirman :
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka
adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri,
dan Allah memaafkan sebagian besar." (QS asy-Syuura
[42] : 30)
Sabda Nabi SAW "Setiap anak Adam memiliki
kesalahan (dosa). Dan sebaik-baik orang yang bersalah,
adalah orang yang bertaubat." (HR at-Tirmidzi).
Bertaubat nasuha rukunnya ada 3 (tiga). Pertama,
menyesali dosa yang telah dikerjakan. Kedua, berhenti
dari perbuatan dosanya itu. Ketiga, ber-azam (bertekad
kuat) tidak akan mengulangi dosanya lagi di masa
datang. Jika dosanya menyangkut hubungan antar
manusia, misalnya belum membayar utang, pernah
menggunjing seseorang, pernah menyakiti perasaan
orang, dan sebagainya, maka rukun taubat ditambah
satu lagi, yaitu menyelesaikan urusan sesama manusia
dan meminta maaf.
Tetap Istiqomah
Dalam setiap musibah, selalu ada pihak-pihak
tertentu yang memanfaatkannya untuk tujuan jahat.
Misalkan saja upaya penyebaran agama lain berkedok
bantuan sosial (diakonia).
Di sinilah seorang muslim dituntut untuk bersikap
istiqamah, yaitu konsisten di atas satu jalan dengan
mengamalkan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan
larangan-larangan (mulazamah al-thariq bi fi'li al-
wajibat wa tarki al-manhiyyat). Allah SWT mewajibkan
kita istiqamah :
"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar,
sebagaimana diperintahkan kepadamu dan orang yang
telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan" (QS Huud [11] : 112).
Muslim yang murtad (keluar dari agama Islam) dan
menjadi pemeluk Kristen, sungguh telah tertipu
mentah-mentah dunia akhirat. Allah SWT berfirman :
"Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari
agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka
itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat,
dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya" (QS al-Baqarah [2] : 217).
Karena itu wajiblah bagi kita untuk terus istiqamah
mempertahankan keislaman kita. Jangan mudah tergiur
oleh bujuk rayu setan berbentuk manusia itu. Jangan
mati kecuali tetap memegang teguh agama Islam. Allah
SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam" (QS Ali 'Imraan [3] : 102).
Sedekah
Salah satu jurus jitu menolak bencana adalah
sedekah. Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman,
“Wahai Anak Adam, kosongkan gudangmu untuk
memenuhi apa yang ada di sisi-Ku. Niscaya Engkau
akan selamat dari kebakaran, kebanjiran, pencurian
dan kejahatan“ (HR Thabrani dan Baihaqi).
Dalam banyak hadits, Rasulullah menegaskan
pentingnya sedekah sebagai tameng penolak bala.
“Sungguh, sedekah dapat memadamkan panasnya
kubur orang yang bersedekah, dan sungguh orang
mukmin akan bernaung pada hari kiamat dengan
payungan sedekahnya“ (HR Thabrani). “Sedekah dapat
mencegah 70 macam bencana, yang paling ringan
adalah penyakit kusta dan supak“ (HR Thabrani).
”Bersegeralah kalian untuk mengeluarkan sedekah,
karena sungguh bencana tak dapat melewati sedekah“
(HR Thabrani). ''Obatilah orang sakit diantara kalian
dengan sedekah“ (HR Baihaqi).
Dalam hadis lain Nabi SAW menerangkan: “Yang
paling dicintai Allah adalah orang yang paling gemar
bersedekah, dan amalan paling dicintai Allah adalah
membahagiakan orang mukmin, meringankan
bebannya, membayarkan utangnya, atau
menghilangkan laparnya“ (Shahih Al Jami'us Shagrir).
Tatkala daerahnya dilanda gempa, Khalifah Umar bin
Abdul Aziz segera mengirim instruksi kepada para
gubernurnya untuk bersedekah bersama warganya (dari
Abu Nu'aim dalam al-Hilyah no 5/337, Ibnu Abi Dunya
dalam al-'Uqubat no 23).[]
42
LAPORAN UTAMA LAPORAN UTAMA
Relawan memberikan trauma healing bagi anak korban gempa Lombok Utara
Warga Komplek Nusa Indah Tambun salurkan bantuan untuk korban tsunami di Pandeglang
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 45 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
44
FIQIH
Oleh: DR Ahmad Zain An Najah,Ketua Majelis Fatwa dan Pusat Kajian Strategis Dewan Dakwah
The Power of Cash Waqf
Pengantar Redaksi. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Mustafa Edwin Nasution, mengatakan, wakaf sudah masuk ke Indonesia seiring dengan masuknya Islam. Hanya saja wakaf di Indonesia kebanyakan masih berupa harta wakaf tidak bergerak, khususnya tanah. Harta wakaf tersebut biasanya dibangun musola, kuburan atau kegiatan pendidikan.
Baru di zaman modern ini, wakaf tunai di Indonesia baru dimulai. “Secara legal wakaf tunai dimulai sejak disahkannya UU Wakaf No 41 tahun 2004,” ungkapnya dalam Seminar Sharia Economics Days FEB UI, Februari 2017.
Ia melanjutkan, potensi wakaf yang luar biasa bisa diwujudkan dalam kegiatan wakaf uang. “Jika dari 20 juta WNI berwakaf sebesar Rp 5000-Rp 10.000 dalam setahun, maka bisa terkumpul Rp 3 triliun. Jadi potensinya luar biasa. Kalau uang terkumpul, maka bisa
zero cost of fund,” terangnya.
Menurut Mustafa, ada empat keunggulan wakaf uang: memungkinkan segenap lapisan masyarakat untuk berwakaf, relatif mudah, memiliki potensi yang
tak terhingga, dan zero cost of fund.
Untuk merefreshing, berikut uraian tentang dasar-dasar hukum wakaf tunai.
* * *Wakaf tunai adalah wakaf yang dilakukan seseorang,
suatu kelompok, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai, termasuk dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga, seperti saham dan cek.
Sebelum membahas hukum wakaf tunai, perlu dijelaskan bahwa para ulama telah menetapkan salah satu syarat wakaf adalah harta yang diwakafkan harus
bersifat tetap (tsabit), yaitu barang tersebut bisa dimanfaatkan tanpa merubah bentuknya. Barang tetap
(tsabit) ini terbagi menjadi dua; pertama: barang yang
tidak bisa dipindah-pindahkan (ghairu al-
manqul),seperti tanah dan bangunan, kedua: barang
yang bisa dipindahkan (al-manqul).
Mereka sepakat tentang kebolehan wakaf dengan
barang (ghairu al-manqul), tetapi mereka berbeda pendapat tentang hukum wakaf barang yang bisa
dipindah (al-manqul). Perbedaan pendapat tersebut sebagai berikut.
Pendapat Pertama: Tidak boleh wakaf dengan
barang al-manqul secara mutlak. Ini adalah pendapat Abu Hanifah dan riwayat dari imam Ahmad.
Pendapat Kedua: Boleh wakaf dengan barang al-
manqul, jika barang tersebut sebagai pelengkap dari
barang tidak al-manqul, atau jika terdapat dalil yang menyebutkan, seperti wakaf senjata. Ini pendapat Abu Yusuf.
Pendapat Ketiga: Boleh wakaf dengan barang al-
manqul jika barang tersebut sebagai pelengkap dari
barang tidak al-manqul, atau jika terdapat dalil yang menyebutkan hal tersebut, seperti wakaf senjata atau dengan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan di masyarakat bahwa barang tersebut diwakafkan. Ini pendapat Muhammad al-Hasan.
Dasarnya adalah Istihsan bi al-'Urfi, (kebiasan masyarakat), seperti wakaf buku untuk para penuntut ilmu dan wakaf mushaf al-Qur'an untuk masyarakat.
Oleh karena itu, jika mewakafkan barang yang bisa dipindahkan tetapi belum membudaya di masyarakat, hukumnya kembali ke asal, yaitu tidak boleh. Pendapat Muhammad al-Hasan ini bertentangan dengan pendapat Abu Yusuf. Tetapi yang dijadikan fatwa dan qadha dalam madzhab Hanafi adalah pendapat
Muhammad al-Hasan. (Hasyiatu Ibn Abidin: 3/408,
Fathu al-Qadir: 5/ 48)
Hukum Wakaf Tunai
Dari perbedaan pendapat ulama di atas, pendapat yang lebih mendekati kebenaran adalah pendapat yang
membolehkan wakaf al-manqul, karena lebih dekat kemaslahatan umat.
Tetapi, para ulama yang membolehkan wakaf al-
manqul pun masih berbeda pendapat tentang hukum wakaf tunai (uang), walaupun uang sendiri bagian dari al-manqul, tetapi uang mempunyai sifat-sifat sendiri yang berbeda dengan sifat-sifat barang lain. Perbedaan ulama tersebut teringkas dalam dua pendapat berikut:
Pendapat Pertama: Wakaf tunai hukumnya tidak boleh. Ini pendapat Ibnu Abidin dari Hanafiyah dan
madzhab Syafi'i. (Abu Bakar al-Husaini, Kifayat al-
Akhyar, 412)
Ibnu Abidin berkata: “wakaf tunai (dengan dirham) merupakan kebiasaan yang berlaku di masyarakat Romawi, bukan dalam masyarakat kita. Begitu juga wakaf kapak dan pisau pernah berlaku pada zaman terdahulu, tetapi tidak lagi pernah terdengar pada zaman kita. Untuk itu, tidak sah kalau diterapkan sekarang, seandainya-pun ada, maka sangat jarang terjadi dan itu tidak dianggap. (Sebagaimana diketahui) bahwa yang dijadikan standar adalah kebiasaan
masyarakat yang sudah menyebar.“ (Hasyiatu Ibni
Abidin: 3/375)
Mereka mempunyai dua alasan. Pertama: Uang zatnya bisa habis dengan sekali pakai. Uang hanya bisa dimanfaatkan dan dibelanjakan sehingga bendanya lenyap. Padahal inti dari wakaf adalah harta yang tetap. Oleh karena itu, ada persyaratan agar benda yang diwakafkan harus tahan lama dan tidak habis ketika dipakai.
Kedua: Uang diciptakan sebagai alat tukar, bukan untuk ditarik manfaatnya dengan mempersewakan zatnya
Pendapat Kedua: Wakaf tunai hukumnya boleh. Ini adalah pendapat Imam Zuhri, seorang ahli hadist, Muhammad bin Abdullah Al-Anshari, murid dari Zufar, sahabat Abu Hanifah, ini juga pendapat sebagian ulama mutaakhirin dari kalangan Hanafiyah dan sebagian ulama dari kalangan Syafii, sebagaimana disebutkan
Mawardi dalam kitab al-Hawi al-Kabir, bahwa Abu Tsaur meriwayatkan hal itu dari Imam Syafi'i.
Di bawah ini beberapa nash dari mereka. Dari Imam Zuhri bahwasanya ia berkata: “ Tentang seseorang yang mewakafkan seribu dinar di jalan Allah, dan uang tersebut diberikan kepada pembantunya untuk diinvestasikan, kemudian keuntungannya disedekahkan
untuk orang-orang miskin dan para kerabat. “ (Shahih
Bukhari: 4/14)
Dari Al-Anshari, dia adalah salah satu sahabat Zufar, ditanya tentang orang yang berwakaf dengan dirham atau dalam bentuk barang yang dapat ditimbang atau ditakar, apakah itu dibolehkan? Al-Anshari menjawab: Iya, boleh. Mereka bertanya bagaimana caranya? Beliau menjawab: dengan cara menginvestasikan dirham tersebut dalam mudharabah, kemudian keuntungannya disalurkan pada sedekahan. Kita jual benda makanan itu, harganya kita putar dengan usaha mudharabah,
kemudian hasilnya disedekahkan.” (Hasyiatu Ibni
Abidin: 3/374)
Di dalam al-Mudawanah al-Kubra Imam Malik disebutkan:
“Ditanyakan kepada beliau tentang hukum seorang laki-laki yang menjadikan uangnya sebesar seratus dinar sebagai wakaf untuk dipinjamkan kepada masyarakat yang membutuhkan dan akan dikembalikan kepadanya lagi untuk disimpan lagi, apakah harta seperti ini terkena kewajiban zakat? Beliau menjawab: Ya, saya
berpendapat wajib dikeluarkan zakatnya. (al-
Mudawanah al-Kubra: 1/ 380)
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Fatawa
(31/234-235) meriwayatkan satu pendapat dari kalangan Hanabilah yang membolehkan berwakaf dalam bentuk uang, dan hal yang sama dikatakan pula
oleh Ibnu Qudamah dalam bukunya al-Mughni (8/229-
230).
Pendapat Kuat
Dari dua pendapat di atas, maka pendapat yang lebih mendekati kebenaran adalah pendapat yang mengatakan wakaf tunai hukumnya boleh, karena tujuan disyariatkan wakaf adalah menahan pokoknya dan menyebarkan manfaat darinya. Dan wakaf uang yang dimaksud bukanlah dzat uangnya tapi nilainya, sehingga bisa diganti dengan uang lainnya, selama nilainya sama.
Kebolehan wakaf tunai ini telah ditetapkan pada konferensi ke- 15, Majma' al-Fiqh al-Islami OKI, No : 140 , di Mascot, Oman, pada tanggal 14-19 Muharram 1425 H/ 6-11 Maret 2004 M. Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa kebolehan wakaf tunai, pada tanggal 11 Mei 2002.
Wakaf Tunai juga sudah dituangkan dalam Peraturan Menteri Agama No. 4/ 2009 dan dalam Undang-undang nomor 41 tahun 2004 diatur dalam pasal 28 sampai
pasal 31. Wallahu A'lam.[]
FIQIH
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 45 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
44
FIQIH
Oleh: DR Ahmad Zain An Najah,Ketua Majelis Fatwa dan Pusat Kajian Strategis Dewan Dakwah
The Power of Cash Waqf
Pengantar Redaksi. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Mustafa Edwin Nasution, mengatakan, wakaf sudah masuk ke Indonesia seiring dengan masuknya Islam. Hanya saja wakaf di Indonesia kebanyakan masih berupa harta wakaf tidak bergerak, khususnya tanah. Harta wakaf tersebut biasanya dibangun musola, kuburan atau kegiatan pendidikan.
Baru di zaman modern ini, wakaf tunai di Indonesia baru dimulai. “Secara legal wakaf tunai dimulai sejak disahkannya UU Wakaf No 41 tahun 2004,” ungkapnya dalam Seminar Sharia Economics Days FEB UI, Februari 2017.
Ia melanjutkan, potensi wakaf yang luar biasa bisa diwujudkan dalam kegiatan wakaf uang. “Jika dari 20 juta WNI berwakaf sebesar Rp 5000-Rp 10.000 dalam setahun, maka bisa terkumpul Rp 3 triliun. Jadi potensinya luar biasa. Kalau uang terkumpul, maka bisa
zero cost of fund,” terangnya.
Menurut Mustafa, ada empat keunggulan wakaf uang: memungkinkan segenap lapisan masyarakat untuk berwakaf, relatif mudah, memiliki potensi yang
tak terhingga, dan zero cost of fund.
Untuk merefreshing, berikut uraian tentang dasar-dasar hukum wakaf tunai.
* * *Wakaf tunai adalah wakaf yang dilakukan seseorang,
suatu kelompok, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai, termasuk dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga, seperti saham dan cek.
Sebelum membahas hukum wakaf tunai, perlu dijelaskan bahwa para ulama telah menetapkan salah satu syarat wakaf adalah harta yang diwakafkan harus
bersifat tetap (tsabit), yaitu barang tersebut bisa dimanfaatkan tanpa merubah bentuknya. Barang tetap
(tsabit) ini terbagi menjadi dua; pertama: barang yang
tidak bisa dipindah-pindahkan (ghairu al-
manqul),seperti tanah dan bangunan, kedua: barang
yang bisa dipindahkan (al-manqul).
Mereka sepakat tentang kebolehan wakaf dengan
barang (ghairu al-manqul), tetapi mereka berbeda pendapat tentang hukum wakaf barang yang bisa
dipindah (al-manqul). Perbedaan pendapat tersebut sebagai berikut.
Pendapat Pertama: Tidak boleh wakaf dengan
barang al-manqul secara mutlak. Ini adalah pendapat Abu Hanifah dan riwayat dari imam Ahmad.
Pendapat Kedua: Boleh wakaf dengan barang al-
manqul, jika barang tersebut sebagai pelengkap dari
barang tidak al-manqul, atau jika terdapat dalil yang menyebutkan, seperti wakaf senjata. Ini pendapat Abu Yusuf.
Pendapat Ketiga: Boleh wakaf dengan barang al-
manqul jika barang tersebut sebagai pelengkap dari
barang tidak al-manqul, atau jika terdapat dalil yang menyebutkan hal tersebut, seperti wakaf senjata atau dengan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan di masyarakat bahwa barang tersebut diwakafkan. Ini pendapat Muhammad al-Hasan.
Dasarnya adalah Istihsan bi al-'Urfi, (kebiasan masyarakat), seperti wakaf buku untuk para penuntut ilmu dan wakaf mushaf al-Qur'an untuk masyarakat.
Oleh karena itu, jika mewakafkan barang yang bisa dipindahkan tetapi belum membudaya di masyarakat, hukumnya kembali ke asal, yaitu tidak boleh. Pendapat Muhammad al-Hasan ini bertentangan dengan pendapat Abu Yusuf. Tetapi yang dijadikan fatwa dan qadha dalam madzhab Hanafi adalah pendapat
Muhammad al-Hasan. (Hasyiatu Ibn Abidin: 3/408,
Fathu al-Qadir: 5/ 48)
Hukum Wakaf Tunai
Dari perbedaan pendapat ulama di atas, pendapat yang lebih mendekati kebenaran adalah pendapat yang
membolehkan wakaf al-manqul, karena lebih dekat kemaslahatan umat.
Tetapi, para ulama yang membolehkan wakaf al-
manqul pun masih berbeda pendapat tentang hukum wakaf tunai (uang), walaupun uang sendiri bagian dari al-manqul, tetapi uang mempunyai sifat-sifat sendiri yang berbeda dengan sifat-sifat barang lain. Perbedaan ulama tersebut teringkas dalam dua pendapat berikut:
Pendapat Pertama: Wakaf tunai hukumnya tidak boleh. Ini pendapat Ibnu Abidin dari Hanafiyah dan
madzhab Syafi'i. (Abu Bakar al-Husaini, Kifayat al-
Akhyar, 412)
Ibnu Abidin berkata: “wakaf tunai (dengan dirham) merupakan kebiasaan yang berlaku di masyarakat Romawi, bukan dalam masyarakat kita. Begitu juga wakaf kapak dan pisau pernah berlaku pada zaman terdahulu, tetapi tidak lagi pernah terdengar pada zaman kita. Untuk itu, tidak sah kalau diterapkan sekarang, seandainya-pun ada, maka sangat jarang terjadi dan itu tidak dianggap. (Sebagaimana diketahui) bahwa yang dijadikan standar adalah kebiasaan
masyarakat yang sudah menyebar.“ (Hasyiatu Ibni
Abidin: 3/375)
Mereka mempunyai dua alasan. Pertama: Uang zatnya bisa habis dengan sekali pakai. Uang hanya bisa dimanfaatkan dan dibelanjakan sehingga bendanya lenyap. Padahal inti dari wakaf adalah harta yang tetap. Oleh karena itu, ada persyaratan agar benda yang diwakafkan harus tahan lama dan tidak habis ketika dipakai.
Kedua: Uang diciptakan sebagai alat tukar, bukan untuk ditarik manfaatnya dengan mempersewakan zatnya
Pendapat Kedua: Wakaf tunai hukumnya boleh. Ini adalah pendapat Imam Zuhri, seorang ahli hadist, Muhammad bin Abdullah Al-Anshari, murid dari Zufar, sahabat Abu Hanifah, ini juga pendapat sebagian ulama mutaakhirin dari kalangan Hanafiyah dan sebagian ulama dari kalangan Syafii, sebagaimana disebutkan
Mawardi dalam kitab al-Hawi al-Kabir, bahwa Abu Tsaur meriwayatkan hal itu dari Imam Syafi'i.
Di bawah ini beberapa nash dari mereka. Dari Imam Zuhri bahwasanya ia berkata: “ Tentang seseorang yang mewakafkan seribu dinar di jalan Allah, dan uang tersebut diberikan kepada pembantunya untuk diinvestasikan, kemudian keuntungannya disedekahkan
untuk orang-orang miskin dan para kerabat. “ (Shahih
Bukhari: 4/14)
Dari Al-Anshari, dia adalah salah satu sahabat Zufar, ditanya tentang orang yang berwakaf dengan dirham atau dalam bentuk barang yang dapat ditimbang atau ditakar, apakah itu dibolehkan? Al-Anshari menjawab: Iya, boleh. Mereka bertanya bagaimana caranya? Beliau menjawab: dengan cara menginvestasikan dirham tersebut dalam mudharabah, kemudian keuntungannya disalurkan pada sedekahan. Kita jual benda makanan itu, harganya kita putar dengan usaha mudharabah,
kemudian hasilnya disedekahkan.” (Hasyiatu Ibni
Abidin: 3/374)
Di dalam al-Mudawanah al-Kubra Imam Malik disebutkan:
“Ditanyakan kepada beliau tentang hukum seorang laki-laki yang menjadikan uangnya sebesar seratus dinar sebagai wakaf untuk dipinjamkan kepada masyarakat yang membutuhkan dan akan dikembalikan kepadanya lagi untuk disimpan lagi, apakah harta seperti ini terkena kewajiban zakat? Beliau menjawab: Ya, saya
berpendapat wajib dikeluarkan zakatnya. (al-
Mudawanah al-Kubra: 1/ 380)
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Fatawa
(31/234-235) meriwayatkan satu pendapat dari kalangan Hanabilah yang membolehkan berwakaf dalam bentuk uang, dan hal yang sama dikatakan pula
oleh Ibnu Qudamah dalam bukunya al-Mughni (8/229-
230).
Pendapat Kuat
Dari dua pendapat di atas, maka pendapat yang lebih mendekati kebenaran adalah pendapat yang mengatakan wakaf tunai hukumnya boleh, karena tujuan disyariatkan wakaf adalah menahan pokoknya dan menyebarkan manfaat darinya. Dan wakaf uang yang dimaksud bukanlah dzat uangnya tapi nilainya, sehingga bisa diganti dengan uang lainnya, selama nilainya sama.
Kebolehan wakaf tunai ini telah ditetapkan pada konferensi ke- 15, Majma' al-Fiqh al-Islami OKI, No : 140 , di Mascot, Oman, pada tanggal 14-19 Muharram 1425 H/ 6-11 Maret 2004 M. Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa kebolehan wakaf tunai, pada tanggal 11 Mei 2002.
Wakaf Tunai juga sudah dituangkan dalam Peraturan Menteri Agama No. 4/ 2009 dan dalam Undang-undang nomor 41 tahun 2004 diatur dalam pasal 28 sampai
pasal 31. Wallahu A'lam.[]
FIQIH
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 47 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
TELAAHTELAAH
46
stadz Abdul Somad memaparkan 9 filosofi yang
Umenjadi hikmah pelajaran hidup dari Ibadah
Haji. Hal ini beliau sampaikan dalam Silaturrahim
Akhir Tahun Dewan Da'wah di di Gedung Serba Guna 1,
Asrama Haji Pondok Gede, Pinang Ranti, Jakarta Timur,
Rabu (12/12).
Kesembilan poin tersebut, yakni 1) setiap Muslim
harus mapan secara ekonomi, 2) tempat niat:
pentingnya niat di waktu yang tepat, 3) Tawwaf: orang
yang dapat bertahan adalah yang mampu terus
bergerak, 4) rehat sejenak dengan berdoa, 5) Sa'i: dalam
jihad ada buah dari amal, 6) Tahalul: tumbuh kebaikan
yang baru, 7) Wukuf; ibadah yang tak bisa dibadalkan, 8)
Jumrah: syeithan tidak pernah berhenti berbisik, dan 9)
Haji: ibadah yang dilakukan karena ada kesempatan.
Pertama, Ada ibadah yang menggunakan tenaga,
yaitu shalat tahajjud. Ada ibadah yang menggunakan air
liur, yaitu baca Al-Quran. Ada ibadah yang penting
tahan, yaitu puasa. Tapi, ada ibadah yang harus
menggunakan uang, yaitu haji. Dan orang yang
beribadah menggunakan uang ini bayarannya cash.
Orang yang Haji Mabrur balasannya disebutkan secara
langsung dalam Hadis, yaitu surga.
Akan tetapi kalau kita lihat dalam perjalanan hidup
Rasulullah SAW, hajinya hanya sekali saja. Seumur hidup
hanya sekali, yaitu haji wada' yang merupakan haji
terakhir yang pertama. Awal sekaligus penutup. Dua
bulan setelah itu, Rasulullah SAW meninggal dunia.
Tidak ada Haji lagi setelah itu.
Sembilan Filosofi
Ibadah HajiOleh: Ustadz Abdul Somad
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 47 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
TELAAHTELAAH
46
stadz Abdul Somad memaparkan 9 filosofi yang
Umenjadi hikmah pelajaran hidup dari Ibadah
Haji. Hal ini beliau sampaikan dalam Silaturrahim
Akhir Tahun Dewan Da'wah di di Gedung Serba Guna 1,
Asrama Haji Pondok Gede, Pinang Ranti, Jakarta Timur,
Rabu (12/12).
Kesembilan poin tersebut, yakni 1) setiap Muslim
harus mapan secara ekonomi, 2) tempat niat:
pentingnya niat di waktu yang tepat, 3) Tawwaf: orang
yang dapat bertahan adalah yang mampu terus
bergerak, 4) rehat sejenak dengan berdoa, 5) Sa'i: dalam
jihad ada buah dari amal, 6) Tahalul: tumbuh kebaikan
yang baru, 7) Wukuf; ibadah yang tak bisa dibadalkan, 8)
Jumrah: syeithan tidak pernah berhenti berbisik, dan 9)
Haji: ibadah yang dilakukan karena ada kesempatan.
Pertama, Ada ibadah yang menggunakan tenaga,
yaitu shalat tahajjud. Ada ibadah yang menggunakan air
liur, yaitu baca Al-Quran. Ada ibadah yang penting
tahan, yaitu puasa. Tapi, ada ibadah yang harus
menggunakan uang, yaitu haji. Dan orang yang
beribadah menggunakan uang ini bayarannya cash.
Orang yang Haji Mabrur balasannya disebutkan secara
langsung dalam Hadis, yaitu surga.
Akan tetapi kalau kita lihat dalam perjalanan hidup
Rasulullah SAW, hajinya hanya sekali saja. Seumur hidup
hanya sekali, yaitu haji wada' yang merupakan haji
terakhir yang pertama. Awal sekaligus penutup. Dua
bulan setelah itu, Rasulullah SAW meninggal dunia.
Tidak ada Haji lagi setelah itu.
Sembilan Filosofi
Ibadah HajiOleh: Ustadz Abdul Somad
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 49 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
48
TELAAH TELAAH
Nabi selama hidup beliau 4 kali melaksanakan
Umrah. Umah tahun ke-6 (Hudaibiyyah), Umrah tahun
ke-7 (Qada'), Umrah tahun ke-8 (Fathu Makkah), dan
Umrah tahun ke-10 (Haji Wada').
Bahwa beribadah itu merasakan nikmatnya sama
antara mengelurkan uang untuk ke mekkah dengan
mengeluarkan uang untuk dakwah suku pedalaman.
Bila sama rasanya, berarti kita sudah menikmati ibadah.
Terdapat satu kabupaten miskin di Riau. Menurut
Lembaga Survey Ekonomi, kabupaten tersebut
merupakan termiskin, tersusah, termelarat di Provinsi
Riau. Akan tetapi jamaah Hajinya terbanyak. Hal ini
karena banyak yang sudah berhaji, tapi berangkat haji
lagi dan lagi.
Ustadz Abdul Somad menyarakan apabila telah sekali
melaksanakan ibadah Haji, ada baiknya uang yang
dipersiapkan untuk ibadah haji selanjutnya
dipergunakan untuk sedekah membantu saudara,
orang-orang miskin, serta untuk menggerakan dakwah
Islam.
Kedua, ibadah haji tidak sama dengan ibadah shalat.
Shalat, puasa, dan zakat tak ada tempat berniat. Dimana
saja kita berniat, sah. Tapi haji tidak bisa. Kalau datang
dari atas, tempat berniatnya Dzul Hulaifah. Datang
datang dari samping, Dzat Irq. Kalau datang dari agak
bawah, Qarnul Manazil. Kalau datang dari Arab bawah,
Yalamlam. Bila telah melewati tempat berniat, lewat
Miqad, tapi belum berniat berarti telah melangar wajib
Haji dan Umrah. Inilah urgensi pentingnya niat.
Ketiga, bahwa setelah sampai di Kota Mekkah,
ibadah yang dilakukan adalah tawwaf. Itu adalah ibadah
yang tidak pernah putus. Selesai kloter 1, masuk kloter
2. Selesai kloter 2, masuk kloter 3. Terus berputar itulah
kehidupan.
Dulu yang mengisi Jakarta adalah generasi kakek
kita. Selesai kakek kita, masuk generasi Bapak kita.
Selanjutnya masuk giliran kita. Tak lama lagi akan
dilanjutkan oleh anak kita. Setelah itu, cucu kita.
Dimulai dari Hajar Aswat dan di akhiri juga di Hajar
Aswat. Jangan melawan arus, karena itu berarti mati.
Dan juga tidak boleh berhenti, berhenti berarti mati.
Berhenti tawaf berarti akan terinjak-injak. Oleh sebab itu
yang bisa bertahan dalam tawaf ini adalah yang terus
bergerak, walaupun geraknya pelan.
Keempat, ada rehat sejenak. Kalau sudah selesai satu
ibadah, lanjut ke ibadah berikutnya. Tapi harus ada
istirahat sejenak. Dalam istirahat itulah, kita berdoa.
Usaha diikuti dengan doa.
Kelima, Sa'i, usaha. Ada seorang wanita shalihah
bernama Hajar. Ia tidak hanya mengangkat tangan
meminta air, tapi ia juga naik ke bukit Shofa. Tidak ada
air yang ditemukannya walau setetes. Naik ke Marwah
tidak ada air. Rupanya Allah ingin memberi tahu bahwa
bukan karena usahamu air itu ada. Tapi justru ketika
kamu kembali, Allah keluarkan air dari tempat tumitnya
Ismail yang saat itu belum bisa berjalan, belum bisa
apa-apa. Digesekan sedikit saja tumit ke pasir maka
keluarlah air. Allahlah yang berkehendak. Allahlah yang
memberikan hasil setelah usaha ditorehkan dengan
bersungguh-sungguh.
Maka berkatalah Hajar, “zam-zami” (berkumpulah,
berkumpulah). Air itu pun berkumpul dan diminum oleh
orang seluruh dunia yang selama 3814 tahun tidak
kering. Berusaha dan janganlah berputus asa. Dalah
hidup ada jihad. Dalam jihad ada balasan. Dan balasan
merupakan buah dari amal. Jika tidak ada usaha, maka
akan sia sia.
Keenam, Tahalul. Allah mencurahkan rahmatnya
pada orang yang mencukur rambutnya habis, licin
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 49 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
48
TELAAH TELAAH
Nabi selama hidup beliau 4 kali melaksanakan
Umrah. Umah tahun ke-6 (Hudaibiyyah), Umrah tahun
ke-7 (Qada'), Umrah tahun ke-8 (Fathu Makkah), dan
Umrah tahun ke-10 (Haji Wada').
Bahwa beribadah itu merasakan nikmatnya sama
antara mengelurkan uang untuk ke mekkah dengan
mengeluarkan uang untuk dakwah suku pedalaman.
Bila sama rasanya, berarti kita sudah menikmati ibadah.
Terdapat satu kabupaten miskin di Riau. Menurut
Lembaga Survey Ekonomi, kabupaten tersebut
merupakan termiskin, tersusah, termelarat di Provinsi
Riau. Akan tetapi jamaah Hajinya terbanyak. Hal ini
karena banyak yang sudah berhaji, tapi berangkat haji
lagi dan lagi.
Ustadz Abdul Somad menyarakan apabila telah sekali
melaksanakan ibadah Haji, ada baiknya uang yang
dipersiapkan untuk ibadah haji selanjutnya
dipergunakan untuk sedekah membantu saudara,
orang-orang miskin, serta untuk menggerakan dakwah
Islam.
Kedua, ibadah haji tidak sama dengan ibadah shalat.
Shalat, puasa, dan zakat tak ada tempat berniat. Dimana
saja kita berniat, sah. Tapi haji tidak bisa. Kalau datang
dari atas, tempat berniatnya Dzul Hulaifah. Datang
datang dari samping, Dzat Irq. Kalau datang dari agak
bawah, Qarnul Manazil. Kalau datang dari Arab bawah,
Yalamlam. Bila telah melewati tempat berniat, lewat
Miqad, tapi belum berniat berarti telah melangar wajib
Haji dan Umrah. Inilah urgensi pentingnya niat.
Ketiga, bahwa setelah sampai di Kota Mekkah,
ibadah yang dilakukan adalah tawwaf. Itu adalah ibadah
yang tidak pernah putus. Selesai kloter 1, masuk kloter
2. Selesai kloter 2, masuk kloter 3. Terus berputar itulah
kehidupan.
Dulu yang mengisi Jakarta adalah generasi kakek
kita. Selesai kakek kita, masuk generasi Bapak kita.
Selanjutnya masuk giliran kita. Tak lama lagi akan
dilanjutkan oleh anak kita. Setelah itu, cucu kita.
Dimulai dari Hajar Aswat dan di akhiri juga di Hajar
Aswat. Jangan melawan arus, karena itu berarti mati.
Dan juga tidak boleh berhenti, berhenti berarti mati.
Berhenti tawaf berarti akan terinjak-injak. Oleh sebab itu
yang bisa bertahan dalam tawaf ini adalah yang terus
bergerak, walaupun geraknya pelan.
Keempat, ada rehat sejenak. Kalau sudah selesai satu
ibadah, lanjut ke ibadah berikutnya. Tapi harus ada
istirahat sejenak. Dalam istirahat itulah, kita berdoa.
Usaha diikuti dengan doa.
Kelima, Sa'i, usaha. Ada seorang wanita shalihah
bernama Hajar. Ia tidak hanya mengangkat tangan
meminta air, tapi ia juga naik ke bukit Shofa. Tidak ada
air yang ditemukannya walau setetes. Naik ke Marwah
tidak ada air. Rupanya Allah ingin memberi tahu bahwa
bukan karena usahamu air itu ada. Tapi justru ketika
kamu kembali, Allah keluarkan air dari tempat tumitnya
Ismail yang saat itu belum bisa berjalan, belum bisa
apa-apa. Digesekan sedikit saja tumit ke pasir maka
keluarlah air. Allahlah yang berkehendak. Allahlah yang
memberikan hasil setelah usaha ditorehkan dengan
bersungguh-sungguh.
Maka berkatalah Hajar, “zam-zami” (berkumpulah,
berkumpulah). Air itu pun berkumpul dan diminum oleh
orang seluruh dunia yang selama 3814 tahun tidak
kering. Berusaha dan janganlah berputus asa. Dalah
hidup ada jihad. Dalam jihad ada balasan. Dan balasan
merupakan buah dari amal. Jika tidak ada usaha, maka
akan sia sia.
Keenam, Tahalul. Allah mencurahkan rahmatnya
pada orang yang mencukur rambutnya habis, licin
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 51 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
50
TELAAH TELAAH
bersih. Rambut baru berarti semangat baru, tumbuh
kebaikan yang baru. Tidak lagi masa lalu yang lama. Kini
bersih.
Dari satu umrah ke umrah berikutnya menjadi
penghapus dosa, sebagimana rambut keluar seperti
sebagaimana anak yang baru dilahirkan ke dunia.
Begitu pula yang memiliki masa lalu, bersih
sebagaiamana keluar dari rahim Ibu. Maka orang orang
yang banyak dosa, gelap dunia pulang dari Haji itu
bersih.
Ketujuh: Wukuf di Arofah. Kalau tidak bisa Tawaf bisa
didorong dengan kursi roda. Begitupun Sa'i. Tidak bisa
melontar Jumrah, bisa dibadalkan. Akan tetapi, Wukuf
tidak ada tawar menawar. Maka ada istilah Safari
Wukuf. Di tempat inilah, pesan-pesan Haji Wada'
disampaikan oleh Rasulullah SAW yang salah satunya
adalah pesan dakwah.
Annas bin Malik meninggal di Iraq. Ali bin Abi Thalib
meninggal di Syam. Abdullah bin Abbas di Thaif.
Bahkan ada yang meninggal di Al-Jazair, Afrika Utara.
Bertebaran. Sahabat Nabi telah sampai ke Rusia,
Spanyol (Andalusia), tidak nongkrong atau berdiam diri
di Taman Raudoh, padahal kalau mereka mau masuk
surga, mereka cukup beribadah saja di sana. Nabi
bersabda “antara kamarku dan mimbarku ada satu
taman surga, yaitu Raudoh.” Cukup Shalat Dhuha,
Shalat Tahajjud, zikir, maupun baca Al-Quran, maka
surga sudah berada dalam genggaman. Tapi tidak
sekedar 'ibadah' yang di lakuakan oleh para sahabat.
Mereka bertebaran untuk membawa dakwah Islam ke
penjuru dunia.
Kedelapan, bahwa setan tidak pernah berhenti
berbisik. Tak pernah berhenti. Itulah sebabnya dalam
Haji ada Jumrah 'Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah
Aqobah. Jumrah 'Ula karena Nabi Ibrahim lama tak
memiliki anak. 86 tahun umur Ibrahim, barulah lahir
Islmail. 13 tahun kemudian barulah ia mendapatkan
Ishaq.
Anak yang begitu dicintainya, itulah yang diminta
oleh Allah SWT. Kemudian, setan berbisik untuk mundur
dari melaksanakan perintah Allah. Maka melontarlah
keduanya, baik Nabi Ibrahim maupun Ismail. Itulah
sebab Jumrah Wustha.
Adalagi Jumrah Aqobah, kata Ismail yang belum
genap dewasa saat itu, “laksankanlah apa yang
diperintahkan Allah. InsyaAllah engkau dapati aku orang
yang sabar, Ayah.” Setan pun kembali datang
menggoda kedua hamba Allah yang saleh tersebut.
Selama ruh berada di dalam jasad manusia, selama itu
pula setan tidak akan pernah berhenti untuk
membelokkan manusia dari jalan yang lururs.
Kesembilan, bahwa haji ini adalah satu ibadah yang
membutuhkan ikhtiar, transaportasi jarak jauh,
akomodasi, tempat tinggal, dan makan. Badan sehat
tapi uang tak cukup, tidak bisa berangkat. Badan sakit,
uang cukup, tidak jadi berangkat. Badan sehat, uang
ada, waktu tak ada, tidak bisa berangkat. Harus ada 3
hal, yaitu uang ada, badan sehat, dan kesempatan ada.
Bahkan mahasiswa yang kuliah di Mesir pun banyak
yang belum berhaji. Besyukurlah yang bisa/telah
melaksankan ibadah haji.[]
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 51 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
50
TELAAH TELAAH
bersih. Rambut baru berarti semangat baru, tumbuh
kebaikan yang baru. Tidak lagi masa lalu yang lama. Kini
bersih.
Dari satu umrah ke umrah berikutnya menjadi
penghapus dosa, sebagimana rambut keluar seperti
sebagaimana anak yang baru dilahirkan ke dunia.
Begitu pula yang memiliki masa lalu, bersih
sebagaiamana keluar dari rahim Ibu. Maka orang orang
yang banyak dosa, gelap dunia pulang dari Haji itu
bersih.
Ketujuh: Wukuf di Arofah. Kalau tidak bisa Tawaf bisa
didorong dengan kursi roda. Begitupun Sa'i. Tidak bisa
melontar Jumrah, bisa dibadalkan. Akan tetapi, Wukuf
tidak ada tawar menawar. Maka ada istilah Safari
Wukuf. Di tempat inilah, pesan-pesan Haji Wada'
disampaikan oleh Rasulullah SAW yang salah satunya
adalah pesan dakwah.
Annas bin Malik meninggal di Iraq. Ali bin Abi Thalib
meninggal di Syam. Abdullah bin Abbas di Thaif.
Bahkan ada yang meninggal di Al-Jazair, Afrika Utara.
Bertebaran. Sahabat Nabi telah sampai ke Rusia,
Spanyol (Andalusia), tidak nongkrong atau berdiam diri
di Taman Raudoh, padahal kalau mereka mau masuk
surga, mereka cukup beribadah saja di sana. Nabi
bersabda “antara kamarku dan mimbarku ada satu
taman surga, yaitu Raudoh.” Cukup Shalat Dhuha,
Shalat Tahajjud, zikir, maupun baca Al-Quran, maka
surga sudah berada dalam genggaman. Tapi tidak
sekedar 'ibadah' yang di lakuakan oleh para sahabat.
Mereka bertebaran untuk membawa dakwah Islam ke
penjuru dunia.
Kedelapan, bahwa setan tidak pernah berhenti
berbisik. Tak pernah berhenti. Itulah sebabnya dalam
Haji ada Jumrah 'Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah
Aqobah. Jumrah 'Ula karena Nabi Ibrahim lama tak
memiliki anak. 86 tahun umur Ibrahim, barulah lahir
Islmail. 13 tahun kemudian barulah ia mendapatkan
Ishaq.
Anak yang begitu dicintainya, itulah yang diminta
oleh Allah SWT. Kemudian, setan berbisik untuk mundur
dari melaksanakan perintah Allah. Maka melontarlah
keduanya, baik Nabi Ibrahim maupun Ismail. Itulah
sebab Jumrah Wustha.
Adalagi Jumrah Aqobah, kata Ismail yang belum
genap dewasa saat itu, “laksankanlah apa yang
diperintahkan Allah. InsyaAllah engkau dapati aku orang
yang sabar, Ayah.” Setan pun kembali datang
menggoda kedua hamba Allah yang saleh tersebut.
Selama ruh berada di dalam jasad manusia, selama itu
pula setan tidak akan pernah berhenti untuk
membelokkan manusia dari jalan yang lururs.
Kesembilan, bahwa haji ini adalah satu ibadah yang
membutuhkan ikhtiar, transaportasi jarak jauh,
akomodasi, tempat tinggal, dan makan. Badan sehat
tapi uang tak cukup, tidak bisa berangkat. Badan sakit,
uang cukup, tidak jadi berangkat. Badan sehat, uang
ada, waktu tak ada, tidak bisa berangkat. Harus ada 3
hal, yaitu uang ada, badan sehat, dan kesempatan ada.
Bahkan mahasiswa yang kuliah di Mesir pun banyak
yang belum berhaji. Besyukurlah yang bisa/telah
melaksankan ibadah haji.[]
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
52 EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 53 MAN TAZAKKA
PAK NATSIR
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
TAZKIYATUN NAFS
ife begins at forty. Hidup dimulai pada usia 40
Ltahun. Begitu pemeo Barat yang pernah populer.
Usia empatpuluh tahun dianggap umur produktif
karier sebelum mencapai puncak kematangan dan
kemapanan seseorang.
Namun , tak banyak orang yang menyadari bahwa
Al-Quran pun membahas masalah usia 40 tahun ke
atas.
Perhatikan firman Allah SWT: وو���� ا����ن ��ا���� إ����� ����� أ�� ���� �
وو���� ���� و���� و����� ����ن ���ا ��� إذا ر���� ��� ��ل رب أوز��� أن ��� أ��ه و��� أ
أ��� ����� ا��� أ���� ��� و��� وا��ي وأن
ر��� إ�� ��� أ��� ����� ����ه وأ��� �� �� ذ إ��� وإ�� �� ا�������
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat
baik kepada dua orang ibu bapaknya. Ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga bila dia telah dewasa dan
umurnya sampai empat puluh tahun, akan berdoa: "Ya
Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat
Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan
kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan
TAZKIYATUN NAFS
Waspada Jika Sudah 40 Tahun
Oleh: Buya Mas’oed Abidin Jabbar, Mantan Ketua Dewan Dakwah Sumbar
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau
dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang
berserah diri" (QS Al-Ahqaf: 15).
Usia 40 tahun disebutkan dengan jelas dalam ayat
ini. Pada usia inilah manusia mencapai puncak
kehidupannya baik dari segi fisik, intelektual,
emosi, maupun spiritualnya. Ia benar-benar
telah meninggalkan usia mudanya dan
melangkah ke usia dewasa yang sebenar-
benarnya.
Doa yang terdapat dalam ayat tersebut
dianjurkan untuk dibaca oleh mereka yang
berusia 40 tahun atau lebih.
Di dalamnya terkandung pengjelasan yang
jelas bahwa mereka; telah menerima nikmat
yang sempurna, kecenderungan untuk beramal
yang positif, telah mempunyai keluarga yang
harmoni, kecenderungan untuk bertaubat dan
kembali kepada Allah SWT.
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman: ر��� أ����� ���� ���� ��� و�� ������ن ����
��� � �� ��� ��� ٱ��ى ��� ���� أو�� ������ �� �� ء�� ٱ����� ��و��ا ��� ������� �� ���� و��
‘'... Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu
dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang
yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada
kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab
Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim
seorang penolongpun'' (QS Al-Fathir: 37).
Menurut Ibnu Abbas, Hasan al-Bashri, al-Kalbi,
Wahab bin Munabbih, dan Masruq, dalam Kitab
Radhiyallahu ajma'in, yang dimaksud dengan “umur
panjang dalam masa yang cukup untuk berfikir” dalam
ayat tersebut tidak lain adalah ketika berusia 40 tahun.
Menurut Ibnu Katsir, ayat ini memberikan petunjuk
bahwa manusia apabila menjelang usia 40 tahun
hendaklah memperbarui taubat dan kembali kepada
Allah SWT dengan bersungguh-sungguh.
Apabila itu berlaku menjelang usia 40 tahun, maka
Allah memberikan janji-Nya dalam ayat setelah itu,
yaitu kematangan.
Usia 40 tahun adalah usia matang untuk kita
bersungguh-sungguh dalam hidup: Mengumpulkan
pengalaman; Menajamkan hikmah dan memiliki
kebijaksanaan; Membuang kejahilan ketika usia muda;
Menjadi lebih berhati-hati; Melihat sesuatu dengan
hikmah penuh penelitian.
Maka tidak heran tokoh-tokoh pemimpin muncul
secara matang pada usia ini. Bahkan Nabi Muhammad
SAW seperti yang disebut oleh Ibn 'Abbas: "Diutusnya
Rasulullah (yaitu) pada usia 40 tahun” (HR Bukhari).
Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi tepat
pada usia 40 tahun. Begitu juga dengan nabi-nabi yang
lain, kecuali Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as.
Masyarakat sendiri mengakui prestasi seseorang
mantap tatkala orang itu telah berusia 40 tahun.
Mengapa umur 40 tahun begitu penting?
Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah usia manusia
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) periode, yaitu:
1. Anak-Anak (Aulad) ... sejak lahir hingga akil baligh
2. Pemuda (Syabab) ... sejak akil baligh hingga 40
tahun
3. Dewasa (Kuhul) ... 40 tahun hingga 60 tahun
4. Tua (Syuyukh) ... 60 tahun keatas.
Namun zaman ini masih ada tingkat usia kelima dan
keenam sebagai berikut ...
5. Lanjut Usia ... diatas 80 tahun.
6. Orang Tua Lanjut Usia diatas 90 tahun.
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
MAN TAZAKKA
52 EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 53 MAN TAZAKKA
PAK NATSIR
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M
TAZKIYATUN NAFS
ife begins at forty. Hidup dimulai pada usia 40
Ltahun. Begitu pemeo Barat yang pernah populer.
Usia empatpuluh tahun dianggap umur produktif
karier sebelum mencapai puncak kematangan dan
kemapanan seseorang.
Namun , tak banyak orang yang menyadari bahwa
Al-Quran pun membahas masalah usia 40 tahun ke
atas.
Perhatikan firman Allah SWT: وو���� ا����ن ��ا���� إ����� ����� أ�� ���� �
وو���� ���� و���� و����� ����ن ���ا ��� إذا ر���� ��� ��ل رب أوز��� أن ��� أ��ه و��� أ
أ��� ����� ا��� أ���� ��� و��� وا��ي وأن
ر��� إ�� ��� أ��� ����� ����ه وأ��� �� �� ذ إ��� وإ�� �� ا�������
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat
baik kepada dua orang ibu bapaknya. Ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga bila dia telah dewasa dan
umurnya sampai empat puluh tahun, akan berdoa: "Ya
Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat
Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan
kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan
TAZKIYATUN NAFS
Waspada Jika Sudah 40 Tahun
Oleh: Buya Mas’oed Abidin Jabbar, Mantan Ketua Dewan Dakwah Sumbar
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau
dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang
berserah diri" (QS Al-Ahqaf: 15).
Usia 40 tahun disebutkan dengan jelas dalam ayat
ini. Pada usia inilah manusia mencapai puncak
kehidupannya baik dari segi fisik, intelektual,
emosi, maupun spiritualnya. Ia benar-benar
telah meninggalkan usia mudanya dan
melangkah ke usia dewasa yang sebenar-
benarnya.
Doa yang terdapat dalam ayat tersebut
dianjurkan untuk dibaca oleh mereka yang
berusia 40 tahun atau lebih.
Di dalamnya terkandung pengjelasan yang
jelas bahwa mereka; telah menerima nikmat
yang sempurna, kecenderungan untuk beramal
yang positif, telah mempunyai keluarga yang
harmoni, kecenderungan untuk bertaubat dan
kembali kepada Allah SWT.
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman: ر��� أ����� ���� ���� ��� و�� ������ن ����
��� � �� ��� ��� ٱ��ى ��� ���� أو�� ������ �� �� ء�� ٱ����� ��و��ا ��� ������� �� ���� و��
‘'... Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu
dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang
yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada
kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab
Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim
seorang penolongpun'' (QS Al-Fathir: 37).
Menurut Ibnu Abbas, Hasan al-Bashri, al-Kalbi,
Wahab bin Munabbih, dan Masruq, dalam Kitab
Radhiyallahu ajma'in, yang dimaksud dengan “umur
panjang dalam masa yang cukup untuk berfikir” dalam
ayat tersebut tidak lain adalah ketika berusia 40 tahun.
Menurut Ibnu Katsir, ayat ini memberikan petunjuk
bahwa manusia apabila menjelang usia 40 tahun
hendaklah memperbarui taubat dan kembali kepada
Allah SWT dengan bersungguh-sungguh.
Apabila itu berlaku menjelang usia 40 tahun, maka
Allah memberikan janji-Nya dalam ayat setelah itu,
yaitu kematangan.
Usia 40 tahun adalah usia matang untuk kita
bersungguh-sungguh dalam hidup: Mengumpulkan
pengalaman; Menajamkan hikmah dan memiliki
kebijaksanaan; Membuang kejahilan ketika usia muda;
Menjadi lebih berhati-hati; Melihat sesuatu dengan
hikmah penuh penelitian.
Maka tidak heran tokoh-tokoh pemimpin muncul
secara matang pada usia ini. Bahkan Nabi Muhammad
SAW seperti yang disebut oleh Ibn 'Abbas: "Diutusnya
Rasulullah (yaitu) pada usia 40 tahun” (HR Bukhari).
Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi tepat
pada usia 40 tahun. Begitu juga dengan nabi-nabi yang
lain, kecuali Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as.
Masyarakat sendiri mengakui prestasi seseorang
mantap tatkala orang itu telah berusia 40 tahun.
Mengapa umur 40 tahun begitu penting?
Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah usia manusia
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) periode, yaitu:
1. Anak-Anak (Aulad) ... sejak lahir hingga akil baligh
2. Pemuda (Syabab) ... sejak akil baligh hingga 40
tahun
3. Dewasa (Kuhul) ... 40 tahun hingga 60 tahun
4. Tua (Syuyukh) ... 60 tahun keatas.
Namun zaman ini masih ada tingkat usia kelima dan
keenam sebagai berikut ...
5. Lanjut Usia ... diatas 80 tahun.
6. Orang Tua Lanjut Usia diatas 90 tahun.
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M54 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 55 MAN TAZAKKA
PAK NATSIR
Walaupun tidak banyak manusia zaman sekarang
yang mencapainya.
Usia 40 tahun adalah usia ketika manusia benar-
benar meninggalkan masa muda nya dan beralih
kepada masa dewasa sempurna.
Kenyataan yang paling menarik pada usia 40 tahun
ini adalah meningkatnya minat seseorang terhadap
agama sedangkan semasa mudanya jauh dengan
agamanya.
Seolah-olah macam satu fitrah di usia ini banyak
yang mulai menutup aurat, walau fikala mada muda
sering mengabaikan .. Moga diampuni oleh Allah ...
Aamiin, dan juga rajin mengikuti kajian-kajian agama.
Jika ada orang yang telah mencapai usia ini, namun
belum ada minatnya terhadap agama maka ini
pertanda yang buruk dari kesudahan umurnya di
dunia.
Salah satu keistimewaan usia 40 tahun tercermin
dari pesan Rasulullah SAW:
“Seorang hamba muslim bila usianya mencapai 40
tahun, Allah SWT akan meringan kan hisabnya
(perhitungan amalnya).
Jika usianya mencapai 60 tahun, Allah akan
memberikan anugerah berupa kemampuan kembali
(bertaubat) kepadaNya.
Bila usianya mencapai 70 tahun, para penduduk
langit (malaikat) akan mencintai nya.
Jika usianya mencapai 80 tahun, Allah akan
menetapkan amal kebaikannya dan menghapus amal
keburukannya.
Dan bila usianya mencapai 90 puluh tahun,
Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang
telah lalu dan dosa-dosanya yang dahulu, Allah
juga akan memberikan pertolongan kepada
anggota keluarganya, serta Allah SWT akan
mencatatnya sebagai tawanan Allah di bumi"
(HR Imam Ahmad).
Hadits ini menyebut usia 40 tahun paling
awal memiliki komitmen terhadap
penghambaan kepada Allah SWT sekaligus
konsisten terhadap Islam, maka Allah akan
meringankan hisabnya.
Orang yang usianya mencapai 40 tahun
mendapatkan keistimewaan berupa hisabnya
diringankan.
Tetapi umur 40 tahun merupakan saat harus
berhati-hati.
Ibarat waktu, orang yang berumur 40 tahun
mungkin sudah masuk menjelang waktu senja.
Abdullah bin Abbas ra. dalam suatu riwayat berkata,
“Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal
kebajikannya tidak mantap dan tidak dapat
mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia
bersiap-siap ke neraka.”
Imam Asy-Syafi'i tatkala mencapai usia 40 tahun,
beliau berjalan sambil memakai tongkat. Beliau
ditanya, jawab beliau, “Agar aku ingat bahwa aku
adalah musafir."Demi اللھ, aku melihat diriku sekarang ini seperti
seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar.
Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak
kakinya saja yang masih tertambat dalam) sangkar.
Komitmenku sekarang seperti itu pula.
Aku tidak memiliki sisa-sisa syahwat untuk menetap
tinggal di dunia.
Aku tidak berkenan sahabat-sahabatku memberiku
sedikit pun sedekah dari dunia.
Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku
sedikit pun tentang hiruk-pikuk dunia, kecuali hal yang
menurut syara' lazim bagiku.
Wallahu A'lamu bis Shawaab.
Polemik Poligami
Natsir vs SoekarnoOleh: Akmal Sjafril,
Praktisi Sekolah Pemikiran Islam
PAK NATSIRTAZKIYATUN NAFS
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M54 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 55 MAN TAZAKKA
PAK NATSIR
Walaupun tidak banyak manusia zaman sekarang
yang mencapainya.
Usia 40 tahun adalah usia ketika manusia benar-
benar meninggalkan masa muda nya dan beralih
kepada masa dewasa sempurna.
Kenyataan yang paling menarik pada usia 40 tahun
ini adalah meningkatnya minat seseorang terhadap
agama sedangkan semasa mudanya jauh dengan
agamanya.
Seolah-olah macam satu fitrah di usia ini banyak
yang mulai menutup aurat, walau fikala mada muda
sering mengabaikan .. Moga diampuni oleh Allah ...
Aamiin, dan juga rajin mengikuti kajian-kajian agama.
Jika ada orang yang telah mencapai usia ini, namun
belum ada minatnya terhadap agama maka ini
pertanda yang buruk dari kesudahan umurnya di
dunia.
Salah satu keistimewaan usia 40 tahun tercermin
dari pesan Rasulullah SAW:
“Seorang hamba muslim bila usianya mencapai 40
tahun, Allah SWT akan meringan kan hisabnya
(perhitungan amalnya).
Jika usianya mencapai 60 tahun, Allah akan
memberikan anugerah berupa kemampuan kembali
(bertaubat) kepadaNya.
Bila usianya mencapai 70 tahun, para penduduk
langit (malaikat) akan mencintai nya.
Jika usianya mencapai 80 tahun, Allah akan
menetapkan amal kebaikannya dan menghapus amal
keburukannya.
Dan bila usianya mencapai 90 puluh tahun,
Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang
telah lalu dan dosa-dosanya yang dahulu, Allah
juga akan memberikan pertolongan kepada
anggota keluarganya, serta Allah SWT akan
mencatatnya sebagai tawanan Allah di bumi"
(HR Imam Ahmad).
Hadits ini menyebut usia 40 tahun paling
awal memiliki komitmen terhadap
penghambaan kepada Allah SWT sekaligus
konsisten terhadap Islam, maka Allah akan
meringankan hisabnya.
Orang yang usianya mencapai 40 tahun
mendapatkan keistimewaan berupa hisabnya
diringankan.
Tetapi umur 40 tahun merupakan saat harus
berhati-hati.
Ibarat waktu, orang yang berumur 40 tahun
mungkin sudah masuk menjelang waktu senja.
Abdullah bin Abbas ra. dalam suatu riwayat berkata,
“Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal
kebajikannya tidak mantap dan tidak dapat
mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia
bersiap-siap ke neraka.”
Imam Asy-Syafi'i tatkala mencapai usia 40 tahun,
beliau berjalan sambil memakai tongkat. Beliau
ditanya, jawab beliau, “Agar aku ingat bahwa aku
adalah musafir."Demi اللھ, aku melihat diriku sekarang ini seperti
seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar.
Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak
kakinya saja yang masih tertambat dalam) sangkar.
Komitmenku sekarang seperti itu pula.
Aku tidak memiliki sisa-sisa syahwat untuk menetap
tinggal di dunia.
Aku tidak berkenan sahabat-sahabatku memberiku
sedikit pun sedekah dari dunia.
Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku
sedikit pun tentang hiruk-pikuk dunia, kecuali hal yang
menurut syara' lazim bagiku.
Wallahu A'lamu bis Shawaab.
Polemik Poligami
Natsir vs SoekarnoOleh: Akmal Sjafril,
Praktisi Sekolah Pemikiran Islam
PAK NATSIRTAZKIYATUN NAFS
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M56 MAN TAZAKKA
PAK NATSIR
Kayaknya seru juga kalau saya
membahas tentang sebuah
polemik yang pernah
menghangat di Indonesia dahulu.
Polemik yang saya maksud ini
terjadi antara Moh. Natsir dan
Soekarno. Bisa juga dikatakan
bahwa polemik yang terjadi
sebenarnya antara kubu 'Islam' dan
yang menyebut dirinya 'kubu
kebangsaan'.
Sebagaimana kita ketahui
bersama, paham sekuler bukanlah
hal baru di negeri kita. Ia sudah ada
sejak lama. Sekularisme dibawa
oleh kaum penjajah ke negeri ini,
dan bertalian erat dengan
misionarisme. Alasannya sederhana,
yaitu karena Islam adalah musuh
utama bagi kalangan penjajah. Oleh
karena itu, dalam pandangan
penjajah, rakyat Indonesia harus di-
deislamisasi. Salah satu caranya,
tentu saja, adalah dengan
pemurtadan. Tapi kalau tak bisa
dimurtadkan, cukuplah dengan
disekulerkan. Kalau sudah sekuler,
umat Muslim akan tetap menyebut
dirinya Muslim, namun merasa
ringan, bahkan bangga,
meninggalkan ajarannya. Istilah
yang banyak beredar pada zaman
Natsir-Soekarno dahulu adalah
'netral agama'.
Secara sederhana, sekularisme
mengklaim dirinya bersikap netral
terhadap semua agama. Tentu kita
tahu bahwa klaim itu dusta saja.
Alkisah, Natsir merasakan salah
satu pengalaman pahitnya dengan
'netral agama' itu dalam sebuah
kongres di tahun 1929. Pada saat
itu, Natsir menghadiri kongres yang
bertujuan membahas langkah-
langkah untuk meninggikan
martabat perempuan. Natsir hadir
di sana sebagai wakil dari Jong
Islamieten Bond (JIB), sebuah
organisasi pemuda Islam besar
pada masa itu. Dalam kongres
tersebut, berbagai pembicara tamu
diundang untuk menyampaikan
pemikirannya. Di antara para tamu,
ada pula Soekarno yang mewakili
PNI. Natsir pun mendapat jatah
berbicara di sana. Maka para
pembicara pun tampil mengulas
masalah kaum perempuan dari
berbagai sisinya. Nama-nama para
pendidik, tokoh-tokoh panutan
masyarakat, banyak disebut. Bahkan
tokoh-tokoh perwayangan pun tak
ketinggalan. Pemikiran Mahatma
Gandhi dan Sun Yat Sen juga ada
yang mengulas. Pendek kata, nyaris
lengkaplah.
Meski demikian, Natsir melihat
belum ada yang bicara tentang
pandangan Islam terhadap kaum
perempuan. Maka tampillah Natsir
untuk membicarakan tentang
masalah kaum perempuan dalam
perspektif Islam.
Sebuah kritik disampaikan oleh
Natsir secara halus terhadap
pandangan Soewarni, sang
pimpinan rapat. Menurut Natsir,
Soewarni banyak menggaribawahi
sikap buruk kaum lelaki terhadap
perempuan. Tidak dipungkiri lagi,
banyak lelaki yang tidak bersikap
santun kepada perempuan dan ini
tak dapat dibenarkan. Akan tetapi,
jika Soewarni melihat dengan jernih,
ia akan melihat bahwa Islam telah
memuliakan perempuan sejak lama.
Sebagai contoh, ulas Natsir, di
Inggris, baru pada abad ke-19 kaum
perempuan bisa menuntut ilmu di
perguruan tinggi. Dalam khazanah
peradaban Islam, sudah 13 abad
lamanya kaum perempuan
menikmati kesempatan belajar yang
sama dengan laki-laki.
Apa dinyana, pembicaraan Natsir
dihentikan di tengah jalan. Alasan
Soewarni adalah tidak boleh
membicarakan agama. Natsir
mengelak, mengatakan bahwa yang
dibicarakannya bukan agama, tapi
peranan perempuan dalam Islam.
Maka Soewarni pun
memperbolehkan Natsir
melanjutkan pembicaraannya, tapi
hanya diberi waktu dua menit.
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 57 MAN TAZAKKA
PAK NATSIR
Setelah Natsir selesai bicara, tak ada
ucapan terima kasih dari pimpinan
rapat, sebagaimana lazimnya adab
dalam rapat-rapat semacam itu.
Begitulah orang-orang sekuler.
Mereka menutup telinga dari
kebaikan-kebaikan yang dibawa
oleh agama meskipun kebaikan
tersebut tak terbantahkan.
Setelah Natsir, tampillah
Soekarno. Dalam uraiannya,
Soekarno mengomentari pendapat
Natsir sebelumnya. Sikap ini
dianggap janggal dan tak beretika,
karena Natsir dan Soekarno sama-
sama tamu. Tidak elok saling
mengomentari seperti itu. Soekarno
secara terang-terangan mengatakan
bahwa dirinya menganut asas yang
berbeda dengan rekan-rekan dari
Jong Islamieten Bond (JIB).
Soekarno pun menegaskan bahwa
dirinya anti poligami, dan
menurutnya, sikapnya ini niscaya
akan ditentang pula oleh rekan-
rekan Jong Islamieten Bond (JIB).
Soekarno lalu mengatakan bahwa ia
takkan ambil peduli pada hukum
Islam atau agama apa pun.
Alasannya, karena ia tengah
mengupayakan persatuan.
Polemik antara Natsir dan
Soekarno juga terjadi di media
massa. Natsir banyak mengkritik
melalui media “Pembela Islam”.
Dalam artikel-artikelnya, Natsir
kerap mengkritisi pandangan kaum
nasionalis-sekuler yang selalu
menyakiti umat Muslim. “Pembela
Islam” mendapat perhatian cukup
banyak dari kalangan umat.
Bertubi-tubi kritik dialamatkan pada
Soekarno. Soekarno pun menyadari
hal ini. Pada bulan Oktober 1929, ia
mengundang para pemimpin
ormas-ormas Islam di Bandung.
Dalam pertemuan itu, anehnya,
Soekarno menegaskan bahwa PNI
tidak anti poligami, tidak anti
agama, bahkan menjunjung semua
agama. Padahal, pertemuan
tersebut hanya berselang dua
pekan saja dari kongres perempuan
yang sebelumnya diceritakan.
Polemik semakin 'semarak' lagi
ketika pada bulan yang sama, Ketua
PNI Cabang Jakarta, Mr. Sartono,
ikut bicara. Mr. Sartono dengan
sangat tegas mengatakan bahwa
PNI anti poligami. Sebelumnya, ia
juga mengatakan bahwa
kemerdekaan kaum perempuan di
Indonesia lenyap setelah datangnya
Islam. Tentu saja, ucapan Mr.
Sartono di Jakarta berkebalikan
dengan kata-kata Soekarno di
Bandung. Kata-kata Soekarno di
Bandung pun berlainan dengan
kata-katanya sendiri beberapa
waktu sebelumnya.
Tentu saja, sejarah mencatat
bahwa inkonsistensi Soekarno
bukan hanya dalam hal itu saja.
Soekarno dikenal sangat dekat
dengan dua ulama besar, yaitu
Syaikh Abdul Karim Amrullah dan A.
Hassan. Syaikh Abdul Karim
Amrullah adalah ayahanda Buya
Hamka. Soekarno pun menyebut
beliau “Ayah”. A. Hassan adalah
guru Moh. Natsir, yang merupakan
lawan debat Soekarno, sekaligus
tempat 'curhat' ketika di
pengasingan. Ketika Soekarno
diasingkan oleh Belanda, ia banyak
berkirim surat dengan A. Hassan
dan Natsir, meminta nasihat-nasihat
agama. Akan tetapi, setelah
Soekarno berkuasa (nyaris) mutlak,
hubungannya memburuk dengan A.
Hassan, Natsir, dan Buya Hamka.
Hubungannya memang tidak
memburuk dengan Syaikh Abdul
Karim Amrullah, karena beliau wafat
sebelum RI merdeka.
Natsir dan Hamka, sebagai tokoh
Masyumi, menjadi korban dari
politik Orde Lama. Natsir dilucuti
hak-hak politiknya, sedangkan
Hamka malah ditahan dua tahun
lamanya tanpa pengadilan. Tentang
masalah poligami, Hamka pun
pernah berpolemik hangat dalam
perkara ini, walau tak secara khusus
dengan pihak mana pun. Hal
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M56 MAN TAZAKKA
PAK NATSIR
Kayaknya seru juga kalau saya
membahas tentang sebuah
polemik yang pernah
menghangat di Indonesia dahulu.
Polemik yang saya maksud ini
terjadi antara Moh. Natsir dan
Soekarno. Bisa juga dikatakan
bahwa polemik yang terjadi
sebenarnya antara kubu 'Islam' dan
yang menyebut dirinya 'kubu
kebangsaan'.
Sebagaimana kita ketahui
bersama, paham sekuler bukanlah
hal baru di negeri kita. Ia sudah ada
sejak lama. Sekularisme dibawa
oleh kaum penjajah ke negeri ini,
dan bertalian erat dengan
misionarisme. Alasannya sederhana,
yaitu karena Islam adalah musuh
utama bagi kalangan penjajah. Oleh
karena itu, dalam pandangan
penjajah, rakyat Indonesia harus di-
deislamisasi. Salah satu caranya,
tentu saja, adalah dengan
pemurtadan. Tapi kalau tak bisa
dimurtadkan, cukuplah dengan
disekulerkan. Kalau sudah sekuler,
umat Muslim akan tetap menyebut
dirinya Muslim, namun merasa
ringan, bahkan bangga,
meninggalkan ajarannya. Istilah
yang banyak beredar pada zaman
Natsir-Soekarno dahulu adalah
'netral agama'.
Secara sederhana, sekularisme
mengklaim dirinya bersikap netral
terhadap semua agama. Tentu kita
tahu bahwa klaim itu dusta saja.
Alkisah, Natsir merasakan salah
satu pengalaman pahitnya dengan
'netral agama' itu dalam sebuah
kongres di tahun 1929. Pada saat
itu, Natsir menghadiri kongres yang
bertujuan membahas langkah-
langkah untuk meninggikan
martabat perempuan. Natsir hadir
di sana sebagai wakil dari Jong
Islamieten Bond (JIB), sebuah
organisasi pemuda Islam besar
pada masa itu. Dalam kongres
tersebut, berbagai pembicara tamu
diundang untuk menyampaikan
pemikirannya. Di antara para tamu,
ada pula Soekarno yang mewakili
PNI. Natsir pun mendapat jatah
berbicara di sana. Maka para
pembicara pun tampil mengulas
masalah kaum perempuan dari
berbagai sisinya. Nama-nama para
pendidik, tokoh-tokoh panutan
masyarakat, banyak disebut. Bahkan
tokoh-tokoh perwayangan pun tak
ketinggalan. Pemikiran Mahatma
Gandhi dan Sun Yat Sen juga ada
yang mengulas. Pendek kata, nyaris
lengkaplah.
Meski demikian, Natsir melihat
belum ada yang bicara tentang
pandangan Islam terhadap kaum
perempuan. Maka tampillah Natsir
untuk membicarakan tentang
masalah kaum perempuan dalam
perspektif Islam.
Sebuah kritik disampaikan oleh
Natsir secara halus terhadap
pandangan Soewarni, sang
pimpinan rapat. Menurut Natsir,
Soewarni banyak menggaribawahi
sikap buruk kaum lelaki terhadap
perempuan. Tidak dipungkiri lagi,
banyak lelaki yang tidak bersikap
santun kepada perempuan dan ini
tak dapat dibenarkan. Akan tetapi,
jika Soewarni melihat dengan jernih,
ia akan melihat bahwa Islam telah
memuliakan perempuan sejak lama.
Sebagai contoh, ulas Natsir, di
Inggris, baru pada abad ke-19 kaum
perempuan bisa menuntut ilmu di
perguruan tinggi. Dalam khazanah
peradaban Islam, sudah 13 abad
lamanya kaum perempuan
menikmati kesempatan belajar yang
sama dengan laki-laki.
Apa dinyana, pembicaraan Natsir
dihentikan di tengah jalan. Alasan
Soewarni adalah tidak boleh
membicarakan agama. Natsir
mengelak, mengatakan bahwa yang
dibicarakannya bukan agama, tapi
peranan perempuan dalam Islam.
Maka Soewarni pun
memperbolehkan Natsir
melanjutkan pembicaraannya, tapi
hanya diberi waktu dua menit.
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 57 MAN TAZAKKA
PAK NATSIR
Setelah Natsir selesai bicara, tak ada
ucapan terima kasih dari pimpinan
rapat, sebagaimana lazimnya adab
dalam rapat-rapat semacam itu.
Begitulah orang-orang sekuler.
Mereka menutup telinga dari
kebaikan-kebaikan yang dibawa
oleh agama meskipun kebaikan
tersebut tak terbantahkan.
Setelah Natsir, tampillah
Soekarno. Dalam uraiannya,
Soekarno mengomentari pendapat
Natsir sebelumnya. Sikap ini
dianggap janggal dan tak beretika,
karena Natsir dan Soekarno sama-
sama tamu. Tidak elok saling
mengomentari seperti itu. Soekarno
secara terang-terangan mengatakan
bahwa dirinya menganut asas yang
berbeda dengan rekan-rekan dari
Jong Islamieten Bond (JIB).
Soekarno pun menegaskan bahwa
dirinya anti poligami, dan
menurutnya, sikapnya ini niscaya
akan ditentang pula oleh rekan-
rekan Jong Islamieten Bond (JIB).
Soekarno lalu mengatakan bahwa ia
takkan ambil peduli pada hukum
Islam atau agama apa pun.
Alasannya, karena ia tengah
mengupayakan persatuan.
Polemik antara Natsir dan
Soekarno juga terjadi di media
massa. Natsir banyak mengkritik
melalui media “Pembela Islam”.
Dalam artikel-artikelnya, Natsir
kerap mengkritisi pandangan kaum
nasionalis-sekuler yang selalu
menyakiti umat Muslim. “Pembela
Islam” mendapat perhatian cukup
banyak dari kalangan umat.
Bertubi-tubi kritik dialamatkan pada
Soekarno. Soekarno pun menyadari
hal ini. Pada bulan Oktober 1929, ia
mengundang para pemimpin
ormas-ormas Islam di Bandung.
Dalam pertemuan itu, anehnya,
Soekarno menegaskan bahwa PNI
tidak anti poligami, tidak anti
agama, bahkan menjunjung semua
agama. Padahal, pertemuan
tersebut hanya berselang dua
pekan saja dari kongres perempuan
yang sebelumnya diceritakan.
Polemik semakin 'semarak' lagi
ketika pada bulan yang sama, Ketua
PNI Cabang Jakarta, Mr. Sartono,
ikut bicara. Mr. Sartono dengan
sangat tegas mengatakan bahwa
PNI anti poligami. Sebelumnya, ia
juga mengatakan bahwa
kemerdekaan kaum perempuan di
Indonesia lenyap setelah datangnya
Islam. Tentu saja, ucapan Mr.
Sartono di Jakarta berkebalikan
dengan kata-kata Soekarno di
Bandung. Kata-kata Soekarno di
Bandung pun berlainan dengan
kata-katanya sendiri beberapa
waktu sebelumnya.
Tentu saja, sejarah mencatat
bahwa inkonsistensi Soekarno
bukan hanya dalam hal itu saja.
Soekarno dikenal sangat dekat
dengan dua ulama besar, yaitu
Syaikh Abdul Karim Amrullah dan A.
Hassan. Syaikh Abdul Karim
Amrullah adalah ayahanda Buya
Hamka. Soekarno pun menyebut
beliau “Ayah”. A. Hassan adalah
guru Moh. Natsir, yang merupakan
lawan debat Soekarno, sekaligus
tempat 'curhat' ketika di
pengasingan. Ketika Soekarno
diasingkan oleh Belanda, ia banyak
berkirim surat dengan A. Hassan
dan Natsir, meminta nasihat-nasihat
agama. Akan tetapi, setelah
Soekarno berkuasa (nyaris) mutlak,
hubungannya memburuk dengan A.
Hassan, Natsir, dan Buya Hamka.
Hubungannya memang tidak
memburuk dengan Syaikh Abdul
Karim Amrullah, karena beliau wafat
sebelum RI merdeka.
Natsir dan Hamka, sebagai tokoh
Masyumi, menjadi korban dari
politik Orde Lama. Natsir dilucuti
hak-hak politiknya, sedangkan
Hamka malah ditahan dua tahun
lamanya tanpa pengadilan. Tentang
masalah poligami, Hamka pun
pernah berpolemik hangat dalam
perkara ini, walau tak secara khusus
dengan pihak mana pun. Hal
etelah setahun berdagang ayam tiren (mati
Skemaren) alias bangkai, barulah pasangan Handi
Darmawan Wibawa (52thn) dan Marlesa (50thn),
tertangkap polisi.
Di rumah warga Kampung Cileungsi, Kecamatan
Sagalaherang, Subang, Jawa Barat, ini polisi dari Polsek
Sagalaherang menemukan hampir 150 ekor bangkai
ayam potong. Sebagian besar telah tersimpan di lemari
pendingin.
Dalam beraksi, sang suami bertugas mencari bangkai
ayam pada malam hari. Sedangkan sang istri melakukan
pengelohan bangkai ayam hingga siap untuk dijual.
Pelaku memberikan/merendam bangkai ayam
dengan air yang telah dicampur dengan kunyit,
sehingga bau bangkainya hilang.
Selanjutnya, ayam tiren dijual di wilayah pasar
tradisional Subang dan Purwakarta, Jawa Barat.
Peristiwa pada Januari 2018 itu bukan yang pertama
dan terakhir di Tanah Air.
Kematian ayam tiren disebabkan hama dan penyakit,
sistem pengangkutan, dan cara penyembelihan.
Stunning atau pemingsanan adalah melemahkan
hewan sebelum disembelih, agar saat dipotong si
hewan dalam keadaan tenang, sehingga penyembelihan
berjalan lebih cepat. Menurut negara-negara Barat,
stunning adalah sistem pemotongan hewan yang paling
berperikehewanan (animal welfare).
Stunning pada ayam dilakukan dengan membius
menggunakan gas karbon (CO2), atau menyetrum otak
(elektrictical).
MUI dalam Sosialisasi dengan 16 MUI Provinsi pada
akhir April 2013, menyatakan, penyembelihan secara
mekanis tetap halal merujuk pada Fatwa MUI Tahun
1976.
Namun, MUI merekomendasikan agar
penyembelihan semaksimal mungkin dilaksanakan
secara manual, tanpa didahului stunning dan
semacamnya.
Stunning boleh dilakukan asal: (i) hewan hanya
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M58 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 59 MAN TAZAKKA
tersebut terlihat dalam sebuah
tanya-jawab di rubrik yang
diasuhnya dalam majalah “Gema
Islam”. Dalam jawabannya, Hamka
menjelaskan bahwa poligami adalah
fakta yang terjadi dalam peradaban
manusia. Dalam Islam, poligami
dibatasi. Sebelum Islam datang,
poligami nyaris tanpa aturan.
Perempuan dianggap komoditi saja.
Hal tersebut tidak hanya terjadi
dalam peradaban Islam saja,
melainkan juga dalam peradaban-
peradaban lainnya, termasuk Barat.
Anehnya, kapan pun orang bicara
poligami, yang disorot hanya Islam
saja. Menurut Hamka, ada aturan-
aturan yang sangat ketat dalam
Islam untuk menjalankan poligami.
Di sisi lain, poligami pun dapat
menjadi solusi. Ini adalah sisi yang
tak kalah pentingnya untuk
dipahami. Sebagai contoh, ada istri
yang mandul. Poligami dapat
menjadi solusi. Apakah ini berarti
menelantarkan istri pertama? Justru
karena tak ingin menelantarkan,
maka poligami jadi solusi. Dengan
demikian, keturunan didapat,
sampai kapan pun istri jangan
sampai ditelantarkan. Itulah
kebaikan Islam. Ada pula janda-
janda yang ditinggal mati suaminya,
entah karena perang, sakit, atau
apa pun. Mereka pun butuh
pertolongan. Di zaman Nabi s.a.w,
para sahabat yang mati syahid
didata dengan terperinci. Salah satu
hikmahnya adalah, janda-janda
tersebut mendapat perhatian. Maka,
menikahi janda-janda tersebut
adalah bagian dari semangat
memberikan pertolongan.
Merendahkan? Tentu tidak.
Kalau boleh saya tambahkan,
yang perlu pertolongan bukan
hanya perempuan-perempuan yang
nasibnya 'malang'. Ada juga
perempuan-perempuan muda,
cantik, dan berpendidikan tinggi
yang juga bernasib malang. Diam-
diam, mereka pun butuh
pertolongan. Justru karena mereka
muda, cantik dan berpendidikan
tinggi, banyak lelaki yang 'tak
bernyali' melamarnya. Sebaliknya,
yang bernyali mendekatinya belum
tentu lelaki baik-baik. Bisa jadi,
mereka pun butuh pertolongan dari
lelaki-lelaki mapan yang shaleh,
yang 'selevel' dengan mereka.
Dalam Islam, menikah bukan
'dari mata turun ke hati'. Kalau
cuma itu, betapa rendahnya
pernikahan. Kita melihat di dunia
kini, orang berlomba-lomba ingin
jadi cantik dan ganteng. Operasi
plastik dianggap biasa, demi fisik
sempurna. Saking ingin cantiknya,
banyak perempuan melanggar
kodratnya. Misalnya: mereka tak
ingin hamil, karena ingin tetap
langsing. Bagi manusia yang
berakal sehat, tentu kita prihatin
melihat masyarakat sekuler yang
menyebut dirinya 'modern' ini.
Bayangkan, usia sudah 40-an, tapi
setiap harinya masih saja berjibaku
ingin tampil seksi. Sementara itu,
banyak jiwa-jiwa yang berbahagia
di usia lanjut karena terhibur oleh
kehadiran anak dan cucu.
Kembali pada polemik yang
menyinggung banyak aspek
sekaligus ini, termasuk juga
masalah poligami. Kita perlu
mengingat bahwa Islam memang
membuka pintu untuk poligami.
Tapi bukan berarti semua harus
melakukannya. Dengan demikian,
yang membolehkan poligami belum
tentu punya niat melakukannya.
Seorang rekan saya malah
berseloroh, “Yang ngomongin
poligami biasanya cuma wacana.
Nggak pernah dilaksanakan!”
Sebaliknya, yang menyatakan
dirinya menolak poligami belum
tentu pula tidak melaksanakannya.
Di Barat, banyak yang
memproklamirkan diri anti
poligami. Tapi selingkuh sih rajin.
Sama-sama punya pasangan lebih
dari satu. Bedanya, dengan
pasangan yang satu bertanggung
jawab, dengan yang satu lagi
ngumpet-ngumpet.
Antara Natsir, Hamka, dan
Soekarno pun jelas ada perbedaan
pandangan yang sangat tajam soal
poligami. Kita tahu Natsir dan
Hamka membolehkan poligami,
namun sampai akhir hayatnya
mereka tidak melaksanakannya.
Akan halnya Soekarno, kita bisa
melihat dari beberapa literatur,
contohnya yang ini: Wanita-wanita
Cantik dalam Kehidupan Soekarno.
Konon, sedang dibuat pula film
tentang istri-istri Soekarno. Patut
dinantikan Di antara mereka yang
melakukan poligami pun kita mesti
jeli. Ada yang melanggar aturan,
tapi ada juga yang tidak. Jangan
terlalu mudah membolehkan
poligami, namun jangan menutup
mata pula pada kisah-kisah
suksesnya. Semoga polemik ini
dapat menjadi pelajaran bagi kita
semua. Aamiin yaa Rabbal
'aalamiin.[]
chirpstory.com/id/malakmalakmal
HALAL
Waspadai Ayam Tiren!
PAK NATSIR
etelah setahun berdagang ayam tiren (mati
Skemaren) alias bangkai, barulah pasangan Handi
Darmawan Wibawa (52thn) dan Marlesa (50thn),
tertangkap polisi.
Di rumah warga Kampung Cileungsi, Kecamatan
Sagalaherang, Subang, Jawa Barat, ini polisi dari Polsek
Sagalaherang menemukan hampir 150 ekor bangkai
ayam potong. Sebagian besar telah tersimpan di lemari
pendingin.
Dalam beraksi, sang suami bertugas mencari bangkai
ayam pada malam hari. Sedangkan sang istri melakukan
pengelohan bangkai ayam hingga siap untuk dijual.
Pelaku memberikan/merendam bangkai ayam
dengan air yang telah dicampur dengan kunyit,
sehingga bau bangkainya hilang.
Selanjutnya, ayam tiren dijual di wilayah pasar
tradisional Subang dan Purwakarta, Jawa Barat.
Peristiwa pada Januari 2018 itu bukan yang pertama
dan terakhir di Tanah Air.
Kematian ayam tiren disebabkan hama dan penyakit,
sistem pengangkutan, dan cara penyembelihan.
Stunning atau pemingsanan adalah melemahkan
hewan sebelum disembelih, agar saat dipotong si
hewan dalam keadaan tenang, sehingga penyembelihan
berjalan lebih cepat. Menurut negara-negara Barat,
stunning adalah sistem pemotongan hewan yang paling
berperikehewanan (animal welfare).
Stunning pada ayam dilakukan dengan membius
menggunakan gas karbon (CO2), atau menyetrum otak
(elektrictical).
MUI dalam Sosialisasi dengan 16 MUI Provinsi pada
akhir April 2013, menyatakan, penyembelihan secara
mekanis tetap halal merujuk pada Fatwa MUI Tahun
1976.
Namun, MUI merekomendasikan agar
penyembelihan semaksimal mungkin dilaksanakan
secara manual, tanpa didahului stunning dan
semacamnya.
Stunning boleh dilakukan asal: (i) hewan hanya
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M58 MAN TAZAKKA
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M 59 MAN TAZAKKA
tersebut terlihat dalam sebuah
tanya-jawab di rubrik yang
diasuhnya dalam majalah “Gema
Islam”. Dalam jawabannya, Hamka
menjelaskan bahwa poligami adalah
fakta yang terjadi dalam peradaban
manusia. Dalam Islam, poligami
dibatasi. Sebelum Islam datang,
poligami nyaris tanpa aturan.
Perempuan dianggap komoditi saja.
Hal tersebut tidak hanya terjadi
dalam peradaban Islam saja,
melainkan juga dalam peradaban-
peradaban lainnya, termasuk Barat.
Anehnya, kapan pun orang bicara
poligami, yang disorot hanya Islam
saja. Menurut Hamka, ada aturan-
aturan yang sangat ketat dalam
Islam untuk menjalankan poligami.
Di sisi lain, poligami pun dapat
menjadi solusi. Ini adalah sisi yang
tak kalah pentingnya untuk
dipahami. Sebagai contoh, ada istri
yang mandul. Poligami dapat
menjadi solusi. Apakah ini berarti
menelantarkan istri pertama? Justru
karena tak ingin menelantarkan,
maka poligami jadi solusi. Dengan
demikian, keturunan didapat,
sampai kapan pun istri jangan
sampai ditelantarkan. Itulah
kebaikan Islam. Ada pula janda-
janda yang ditinggal mati suaminya,
entah karena perang, sakit, atau
apa pun. Mereka pun butuh
pertolongan. Di zaman Nabi s.a.w,
para sahabat yang mati syahid
didata dengan terperinci. Salah satu
hikmahnya adalah, janda-janda
tersebut mendapat perhatian. Maka,
menikahi janda-janda tersebut
adalah bagian dari semangat
memberikan pertolongan.
Merendahkan? Tentu tidak.
Kalau boleh saya tambahkan,
yang perlu pertolongan bukan
hanya perempuan-perempuan yang
nasibnya 'malang'. Ada juga
perempuan-perempuan muda,
cantik, dan berpendidikan tinggi
yang juga bernasib malang. Diam-
diam, mereka pun butuh
pertolongan. Justru karena mereka
muda, cantik dan berpendidikan
tinggi, banyak lelaki yang 'tak
bernyali' melamarnya. Sebaliknya,
yang bernyali mendekatinya belum
tentu lelaki baik-baik. Bisa jadi,
mereka pun butuh pertolongan dari
lelaki-lelaki mapan yang shaleh,
yang 'selevel' dengan mereka.
Dalam Islam, menikah bukan
'dari mata turun ke hati'. Kalau
cuma itu, betapa rendahnya
pernikahan. Kita melihat di dunia
kini, orang berlomba-lomba ingin
jadi cantik dan ganteng. Operasi
plastik dianggap biasa, demi fisik
sempurna. Saking ingin cantiknya,
banyak perempuan melanggar
kodratnya. Misalnya: mereka tak
ingin hamil, karena ingin tetap
langsing. Bagi manusia yang
berakal sehat, tentu kita prihatin
melihat masyarakat sekuler yang
menyebut dirinya 'modern' ini.
Bayangkan, usia sudah 40-an, tapi
setiap harinya masih saja berjibaku
ingin tampil seksi. Sementara itu,
banyak jiwa-jiwa yang berbahagia
di usia lanjut karena terhibur oleh
kehadiran anak dan cucu.
Kembali pada polemik yang
menyinggung banyak aspek
sekaligus ini, termasuk juga
masalah poligami. Kita perlu
mengingat bahwa Islam memang
membuka pintu untuk poligami.
Tapi bukan berarti semua harus
melakukannya. Dengan demikian,
yang membolehkan poligami belum
tentu punya niat melakukannya.
Seorang rekan saya malah
berseloroh, “Yang ngomongin
poligami biasanya cuma wacana.
Nggak pernah dilaksanakan!”
Sebaliknya, yang menyatakan
dirinya menolak poligami belum
tentu pula tidak melaksanakannya.
Di Barat, banyak yang
memproklamirkan diri anti
poligami. Tapi selingkuh sih rajin.
Sama-sama punya pasangan lebih
dari satu. Bedanya, dengan
pasangan yang satu bertanggung
jawab, dengan yang satu lagi
ngumpet-ngumpet.
Antara Natsir, Hamka, dan
Soekarno pun jelas ada perbedaan
pandangan yang sangat tajam soal
poligami. Kita tahu Natsir dan
Hamka membolehkan poligami,
namun sampai akhir hayatnya
mereka tidak melaksanakannya.
Akan halnya Soekarno, kita bisa
melihat dari beberapa literatur,
contohnya yang ini: Wanita-wanita
Cantik dalam Kehidupan Soekarno.
Konon, sedang dibuat pula film
tentang istri-istri Soekarno. Patut
dinantikan Di antara mereka yang
melakukan poligami pun kita mesti
jeli. Ada yang melanggar aturan,
tapi ada juga yang tidak. Jangan
terlalu mudah membolehkan
poligami, namun jangan menutup
mata pula pada kisah-kisah
suksesnya. Semoga polemik ini
dapat menjadi pelajaran bagi kita
semua. Aamiin yaa Rabbal
'aalamiin.[]
chirpstory.com/id/malakmalakmal
HALAL
Waspadai Ayam Tiren!
PAK NATSIR
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M60 MAN TAZAKKA
HALAL
pingsan sementara tidak menyebabkan kematian; (ii)
tidak menyebabkan cedera permanen; (iii) dilakukan
dengan ihsan, tidak menyiksa hewan; dan (iv) teknis
pelaksanaan dibawah pengawasan para ahli.
Stunning memang efisien untuk pemotongan ternak
secara massal. Tapi, bukan berarti tanpa resiko. Bila
dosis obat bius tidak tepat, binatang bisa jadi terbantai
atau keburu mati sehingga statusnya menjadi bangkai.
Banyak laporan menyebutkan, sebagian hewan bisa
mati sebelum disembelih. Untuk ayam, sebuah sumber
menyebutkan sekitar 10%-35%. Hal ini wajar terjadi,
karena kekuatan setiap hewan terhadap proses stunning
sangat bervariasi. Dipengaruhi kondisi tubuh hewan,
usia, dan lain-lain sehingga kemungkinan untuk mati
sebelum penyembelihan selalu ada.
Tips Kenali Daging Ayam Halal dan Segar
Ÿ Di pasaran, jenis ayam ras mendominasi
perdagangan. Restoran Padang dan fast food
termasuk penggunanya. Ayam kampung, karena
harganya mahal, hanya dipasarkan dan dikonsumsi
secara terbatas.
Ÿ Ayam ras biasa dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
ayam broiler, ras dan apkir. Ayam broiler dipelihara
untuk diambil dagingnya (ayam ras potong). Ciri-ciri
ayam ini berumur kurang dari delapan minggu,
dagingnya bertekstur lembut, empuk dan gurih.
Ÿ Ayam ras, ayam petelur yang digemukan untuk
diambil dagingnya. Bibit jenis ini berasal dari ayam
petelur pejantan. Karena dipelihara dengan baik,
kualitas dagingnya pun baik. Penampilannya mirip
dengan broiler, namun ukurannya lebih kecil
sehingga sering dijual sebagai ''ayam kampung''.
Pasarannya agak terbatas.
Ÿ Ayam apkir, berasal dari ayam petelur yang sudah
tidak produktif. Ia dipotong untuk diambil
dagingnya. Ciri umumnya: tulang pinggul tebal,
tumpul dan kaku, dagingnya liat/ keras karena
usinya sudah tua. Ukurannya biasanya besar-besar.
Ÿ Ciri ayam mentah halal dan segar: bersertifikat
halal, lehernya terdapat bekas sembelihan yang
memutus dua uratnya, persendiannya masih lemas,
permukaan tidak berlendir, dan berbau khas ayam.
Ÿ Ciri ayam tiren: bau bahan pengawet yang
berlebihan bercampur bau daging busuk;
Permukaannya jika ditekan dengan jari terasa
lembek karena ada air di antara daging; Warna
daging kebiruan karena darah tidak keluar dengan
sempurna. Jika disimpan dalam freezer warna yang
muncul menjadi kemerahan.[]
EDISI JUMADIL AKHIR 1440 H / FEBRUARI 2019 M60 MAN TAZAKKA
HALAL
pingsan sementara tidak menyebabkan kematian; (ii)
tidak menyebabkan cedera permanen; (iii) dilakukan
dengan ihsan, tidak menyiksa hewan; dan (iv) teknis
pelaksanaan dibawah pengawasan para ahli.
Stunning memang efisien untuk pemotongan ternak
secara massal. Tapi, bukan berarti tanpa resiko. Bila
dosis obat bius tidak tepat, binatang bisa jadi terbantai
atau keburu mati sehingga statusnya menjadi bangkai.
Banyak laporan menyebutkan, sebagian hewan bisa
mati sebelum disembelih. Untuk ayam, sebuah sumber
menyebutkan sekitar 10%-35%. Hal ini wajar terjadi,
karena kekuatan setiap hewan terhadap proses stunning
sangat bervariasi. Dipengaruhi kondisi tubuh hewan,
usia, dan lain-lain sehingga kemungkinan untuk mati
sebelum penyembelihan selalu ada.
Tips Kenali Daging Ayam Halal dan Segar
Ÿ Di pasaran, jenis ayam ras mendominasi
perdagangan. Restoran Padang dan fast food
termasuk penggunanya. Ayam kampung, karena
harganya mahal, hanya dipasarkan dan dikonsumsi
secara terbatas.
Ÿ Ayam ras biasa dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
ayam broiler, ras dan apkir. Ayam broiler dipelihara
untuk diambil dagingnya (ayam ras potong). Ciri-ciri
ayam ini berumur kurang dari delapan minggu,
dagingnya bertekstur lembut, empuk dan gurih.
Ÿ Ayam ras, ayam petelur yang digemukan untuk
diambil dagingnya. Bibit jenis ini berasal dari ayam
petelur pejantan. Karena dipelihara dengan baik,
kualitas dagingnya pun baik. Penampilannya mirip
dengan broiler, namun ukurannya lebih kecil
sehingga sering dijual sebagai ''ayam kampung''.
Pasarannya agak terbatas.
Ÿ Ayam apkir, berasal dari ayam petelur yang sudah
tidak produktif. Ia dipotong untuk diambil
dagingnya. Ciri umumnya: tulang pinggul tebal,
tumpul dan kaku, dagingnya liat/ keras karena
usinya sudah tua. Ukurannya biasanya besar-besar.
Ÿ Ciri ayam mentah halal dan segar: bersertifikat
halal, lehernya terdapat bekas sembelihan yang
memutus dua uratnya, persendiannya masih lemas,
permukaan tidak berlendir, dan berbau khas ayam.
Ÿ Ciri ayam tiren: bau bahan pengawet yang
berlebihan bercampur bau daging busuk;
Permukaannya jika ditekan dengan jari terasa
lembek karena ada air di antara daging; Warna
daging kebiruan karena darah tidak keluar dengan
sempurna. Jika disimpan dalam freezer warna yang
muncul menjadi kemerahan.[]
REKENING LAZNAS DEWAN DA’WAH
Zakat
Infaq
Qurban
Kami siap menjemput, menghimpun dan menyalurkan zakat Anda.
Selamatkan dan Bangun
INDONESIAdengan
Dakwah
Waqaf Al-Qur’an
REKENING INFAQ CLUB
Bank Mega Syariah Indonesia 10 000 222 66(a.n LAZIS Dewan Da’wah QQ Infaq Club)
laznasdewandakwah.or.id
Bank Muamalat Indonesia 301 007 1845(a.n LAZIS Dewan Dakwah Islamiyah)
Bank Mega Syariah Indonesia 100 0000 312(a.n LAZIS Dewan Da'wah)
Bank Syariah Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 700 132 7539BRI Syariah 100 123 87 48BNI Syariah 012 7544 426(a.n LAZIS Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia)
BCA Syariah (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 001 100 200 2Bank Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 122 000 7755 666BRI (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 0418 01000 150 303Bank Bukopin Syariah (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 8800 405 107BCA (a.n Dewan Dawah) 342 30388 09CIMB Niaga Syariah 86 000 422 9900(a.n. Yayasan Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia)
Bank Muamalat Indonesia 301 007 1846(a.n LAZIS Dewan Dakwah Islamiyah)
Bank Syariah Mandiri 700 132 7733(a.n LAZIS Dewan Da'wah)
BNI Syariah 018 446 3322(a.n LAZIS Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia)
Bank Bukopin Syariah (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 8800 408 106Bank Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 122 000 7766 333BCA (a.n Dewan Dawah) 342 304 8855
Bank Muamalat Indonesia 301 007 1856(a.n LAZIS Dewan Dakwah Islamiyah)
Bank Syariah Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 702 739 1917Bank Mandiri (a.n LAZIS Dewan Da'wah) 122 000 588 1985
Kemanusiaan Bank Muamalat Indonesia 358 008 0008(a.n LAZIS Dewan Da'wah)
BNI Syariah 018 446 2114(a.n LAZIS Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia)
Bank Mega Syariah Indonesia 100 000 4108(a.n LAZIS Dewan Da'wah)
WaqafBank Syariah Mandiri 70 777 555 88(a.n LAZIS Dewan Da'wah QQ Waqaf)
Kantor LAZNAS Dewan Da'wah Kebon Jeruk
BNI Syariah (a.n Lazis Dewan Da'wah) 828 661 661 6