Kimia Anorganik Dan B3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia anorganik dan limbah b3

Citation preview

A. KIMIA ANORGANIK1. Pengertian Kimia AnorganikKimia anorganik merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa anorganik, yaitu seluruh senyawa kimia kecuali senyawa organik, senyawa yang mengandung karbon, seperti hidrokarbon (CH) dan turunannya. Perbedaan antara kedua bidang ilmu ini tidak mutlak dan banyak tumpang-tindih, khususnya dalam subbidang kimiaorganologam.Banyak senyawa anorganik merupakan senyawa ionik, yang terdiri dari anion dan kation yang bergabung dengan adanya ikatan ion. Golongan yang penting dari garam anorganik adalah oksida, karbonat, sulfat, dan halida. Garam anorganik dalam keadaan padat biasanya adalah konduktor listrik yang buruk, sedangkan bila dilarutkan dalam air akan menjadi konduktor yang baik. Beberapa contoh senyawa anorganik misalnya, garam dapurdengan lambang NaCl (natrium klorida), alumunium hidroksida dengan lambang Al(OH) yang dijumpai pada obat maag, asam nitrat (HNO), asam klorida (HCl), dan lain sebagainya. Senyawa anorganik merupakan senyawa yang disusun oleh atom utama logam, banyak kitajumpai pada zat yang tidak hidup, misalnya tanah, batu-batuan, air laut dan lain sebagainya.

2. Struktur Kimia AnorganikStruktur banyak senyawa anorganik dapat dijelaskan dengan menggunakan teori VSEPR atau secara sederhana dengan teori valensi. Namun, beberapa senyawa anorganik yang tidak masuk dalam kelompok ini sangat penting baik dari sudut pandang teori maupun praktis. 1) AmoniaAmonia (NH3) seolah diturunkan dari metana dengan menggantikan atom karbon dengan atom nitrogen dan salah satu atom hidrogen dengan pasangan elektron bebas. Jadi, amonia memiliki seolah struktur tetrahedral. Namun untuk memahami struktur amonia, harus dipertimbangkan inversi atom nitrogen. Perilaku amonia sangat mirip dengan payung yang tertiup sehingga terbalik. Halangan inversinya hanya 5,8 kkal mol-1, dan inversi amonia pada suhu kamar sangat cepat.

Secara prinsip, atom nitrogen dari amina yang mengikat tiga atom atau gugus yang berbeda dapat merupakan pusat asimetrik sebab nitrogen memiliki empat substituen termasuk pasangan elektron bebas. Namun karena adanya inversi ini, atom nitrogen tidak dapat menjadi pusat asimetrik.

2) DiboranDiharapkan reaksi antara magnesium borida dan air akan menghasilkan boron trihidrida BH3. Namun, yang didapatkan adalah diboran B2H6. Nampaknya senyawa ini tidak dapat dijelaskan dengan teori valensi sederhana, dan banyak sekali usaha telah dilakukan untuk mengelusidasi anomali ini.Mg3B2+ 6H2O 3Mg(OH)2+ B2H6Kini telah dibuktikan bahwa senyawa ini memiliki struktur aneh sebagai beikut.

Kerangka molekulnya adalah jajaran genjang yang terbentuk dari dua atom boron dan dua atom hidrogen, dan atom hidrogen terikat pada dua atom boron disebut dengan hidrogen jembatan. Empat ikatan B-H terminal secara esensi terbentuk dari tumpang tindih orbital 1s hidrogen dan orbital hibrida boron. Sebaliknya, ikatan jembatan BHB adalah ikatan tiga pusat, dua elektron yang terbetuk dari hibridisasi hidrogen 1s dan dua orbital hibrida boron. Keberadaan ikatan seperti ini dikonfirmasi dengan mekanika kuantum.

3) Senyawa Gas MuliaLama sekali dipercaya bahwa gas mulia hanya ada sebagai molekul monoatomik, dan tidak membentuk senyawa. Kimiawan Kanada Neil Bartlett (1932-) menemukan spesi ionik [O2]+[PtF6]-dengan mereaksikan oksigen dengan platina heksafluorida PtF6. Ia beranggapan reaksi yang mirip dengan ini yakni reaksi antara xenon dan PtF6 akan berlangsung karena energi ionisasi pertama xenon dekat nilainya dengan energi ionisasi perrtama molekul oksigen. Di tahun 1962 ia berhasil mendapatkan senyawa gas mulia pertama Xe(PtF6)x, (x = 1, 2).Kemudian menjadi jelas bahwa gas mulia membentuk senyawa biner dengan oksigen dan fluorin yang keduanya memiliki keelektronegativan tinggi. XeF2adalah molekul linear dengan kelebihan elektron, sementara XeF4merupakan satu-satunya senyawa unsur berbentuk bujur sangkar. XeF6berbentuk oktahedron terdistorsi, dan di dekat titik lelehnya, senyawa ini ada sebagai kristal [XeF5]+F-.

4) FerosenFerosen adalah senyawa terdiri atas dua cincin sikopentadienil yang melapisi kedua sisi atom Fe dan senyawa ini merupakan contoh pertama kelompok senyawa yang disebut dengan senyawa sandwich.

Pada awal tahun 1950-an, rekasi antara siklopentadienilmagnesium bromida dan FeCl3anhidrat dilakukan dengan harapan akan dihasilkan turuanan fulvalena. Namun, senyawa dengan struktur (C6H5)2Fe yang diperoleh. Struktur senyawa ini didapatkan sangat unik: delapan belas elektron, dua belas dari dua molekul siklopentadienil (masing-masing enam elektron) dan enam dari kulit terluar Fe. Jadi, konfigurasi elektron gas mulia dicapai dan kestabilannya kira-kira sepadan. Kedua cincin siklopentadienail berputar layaknya piringan CD musik.

3. Klasifikasi Kimia AnorganikSenyawa anorganik dapat diklasifikasikan sebagai senyawa bentuk oksida asam basa danbentuk garam.1) OksidaSenyawa oksida merupakan senyawa yangdibentuk oleh atom oksigen dengan atom lainnya. Keberadaan atom oksigen sebagai penciri senyawa oksida. Berdasarkan unsur pembentuk senyawa oksida senyawa oksida dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu senyawaoksida logam dan oksida bukan logam. Sebagian besar kerak bumiterdiri atas oksida. Oksida terbentuk ketika unsur-unsur dioksidasi oleh oksigen di udara. Pembakaranhidrokarbon menghasilkan dua oksida utamakarbon,karbon monoksida, dankarbon dioksida. Bahkan materi yang dianggap sebagai unsur murni pun seringkali mengandung selubung oksida, misalnya aluminium foilmemiliki kulit tipisAl2O3yang melindungi foil darikorosi. Oksida-oksida dari unsur-unsur periode 3:Na2O, MgO, Al2O3, SiO2, P4O10, SO3, Cl2O7, P4O6, SO2, Cl2O

2) AsamAsam(yang sering diwakili dengan rumus umumHA) secara umum merupakansenyawa kimiayang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan denganpHlebih kecil dari 7. Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberiproton(ion H+) kepada zat lain (yang disebutbasa), atau dapat menerima pasanganelektronbebas dari suatu basa. Asam dan basa yang bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksipenetralandapat membentukgaram. Contoh asam adalahasam asetat(ditemukan dalamcuka) danasam sulfat(digunakan dalam baterai atauakimobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih

3) BasaBasa adalahsenyawa kimia yang menyerapion hydroniumketika dilarutkan dalamair. Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawakimia yang memilikipHlebih dari 7. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat(kostik) dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskanionOH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Berikut ini adalah daftar basa kuat: Kalium hidroksida(KOH) Barium hidroksida(Ba(OH)2) Caesium hidroksida(CsOH) Natrium hidroksida(NaOH) Stronsium hidroksida(Sr(OH)2) Kalsium hidroksida(Ca(OH)2) Magnesium hidroksida(Mg(OH)2) Litium hidroksida(LiOH) Rubidium hidroksida(RbOH) Berikut ini contoh basa lemah: Gas amoniak (NH3) Besi hidroksida (Fe(OH)2) Hydroksilamine (NH2OH) Aluminium hidroksida (Al(OH)3) Ammonia hydroksida (NH4OH) Metilamin hydroxide (CH3NH3OH Etilamin hydroxide (C2H5NH3OH)

4) GaramDalam ilmu kimia,garam adalahsenyawaionikyang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO) dan ion monoatomik, seperti fluorida (F), serta ion poliatomik seperti sulfat(SO42).Ada banyak macam-macam garam. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ionhidroniumdi air disebut sebagai garam asam. Garam netral adalah garam yang bukan garam asam maupun garam basa dengan pH sekitar 7.Reaksi kimiauntuk menghasilkan garam antara lain:a. Reaksi antaraasamdan basa, misalnya:asam klorida(HCl) +amoniak(NH3) amonium klorida(NH4Cl).b. Reaksi antaralogamdan asam kuat encer, misalnya:Mg + 2 HCl MgCl2+ H2 (*) *logam muliaumumnya tidak bereaksi dengan cara ini.c. Reaksi antaralogamdannonlogam, misalnya:Ca+Cl2CaCl2d. Reaksi antarabasadanoksida asam, misalnya:2NaOH+Cl2O 2NaClO+H2Oe. Reaksi antaraasamdenganoksida basa, misalnya:2HNO3+Na2O 2NaNO3+H2Of. Garam juga dapat dibentuk apabila 2 garam yang berbeda dicampur. Ion-ion mereka akan membentuk campuran baru, misalnya:Pb(NO3)2(aq) + Na2SO4(aq) PbSO4(s) + 2 NaNO3(aq)

4. Sifat Kimia AnorganikSenyawa anorganik mencakup semua unsur kecuali karbon (C) dan banyak berasal dari sumber daya alam mineral (bukan makhluk hidup). Senyawa anorganik memiliki sifat yang tidak mudah terbakar dan memiliki struktur atom yang lebih sederhana dibanding senyawa organik (bahan biologis) yang lebih mudah terbakar dan sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbondioksida (), hidrogen menjadi uap air (), nitrogen menjadi uap nitrogen (), dan hasil sampingan lainnya, serta struktur atomnya lebih rumit.

Perbedaan Senyawa Karbon Organik dan Anorganik

No.Senyawa Karbon OrganikSenyawa Karbon Anorganik

1.Jika dibakar menghasilkan arang dan gas .Jika dibakar tidak menghasilkan arang dan gas .

2.Hampir semua senyawa karbon organik memiliki ikatan kovalen.Senyawa anorganik ada yang memiliki ikatan kovalen dan ada yang memiliki ikatan ion.

3.Tidak stabil terhadap pemanasan atau mudah terbakar.Tahan terhadap pemansan atau tidak mudah terbakar

4.Umumnya memiliki Mr cukup besar, berkisar puluhan sampai ratusan ribu.Umumnya memiliki Mr yang lebih kecil

5.Jenis senyawa karbon organik sangat banyakJenis senyawa karbon organik hanya sedikit (terbatas).

6.Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa hasil sintesisBerasal dari sumber daya alam mineral (bukan makhluk hidup).

7.Umumnya bersifat non-elektrolitUmumnya bersifat elektrolit (konduktor listrik dalam larutannya).

8.Semua senyawa organik mengandung unsur karbon.Tidak semua senyawa anorganik yang memiliki unsur karbon

9.Hanya dapat larut dalam pelarut organikDapat larut dalam pelarut air atau organik

10.Strukturnya lebih rumitStrukturnya lebih sederhana

11.Reaksi berlangsung lambatReaksi berlangsung cepat

12.Titik didih dan titik lebur rendahTitik didih dan titik lebur tinggi

B. B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUNA)1. Pengertian B3Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan.Sedangkan menurutPeraturan PemerintahNomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusaklingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.Mengingat penting dan dampaknyaBahan Berbahaya dan Beracunbagi manusia, lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, pemerintah melakukan pengaturan ketat. Pengaturan pengelolaan B3 ini meliputi pembuatan, pendistribusian, penyimpanan, penggunaan, hingga pembuangan limbah B3.

2. Klasifikasi B3Pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan terkait pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Peraturan-peraturan tersebut berisikan bagaimana pengelolaan B3 dan tentunya jenis-jenis dan pengelompokkan (penggolongan) Bahan Berbahaya dan Beracun. Salah satu peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP ini, B3 diklasifikasikan menjadi :1) Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (250C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.2) Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar. Apabila reaksi kimia atau penguraiannya menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran, seperti (ClO3- , MnO4-, Cr2O7-2, H2O2, IO3-, S2O8-2 untuk senyawa anorganik, dan bensil peroksida, Etroksida, Asetil peroksida untuk senyawa organic.3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan dan cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 350C.4) Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki titik nyala 0-210C pada tekanan 1 atm.5) Mudah menyala (flammable), dalam hal titik nyala > 21C dan titik didih < 55C pada tekanan 1 atm untuk bahan cair, sedangkan yang bebrbentuk gas mudah terbakar titik didih < 20C pada tekanan 1 atm. Seperti gas alam, hidrogen, asetilin, etilin oksida.6) Amat sangat beracun (extremely toxic);7) Sangat beracun (highly toxic);8) Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia dan akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.9) Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.10) Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.11) Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi kontak secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), yaitu bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusaklapisan ozon(misalnya CFC), persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut dapatmerusak lingkungan.13) Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel kanker.14) Teratogenik (teratogenic), yaitu bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio.15) Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan kromosom (merubah genetika).

Jenis dan klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun juga diuraikan dalamKeputusan MenteriKesehatan No. 453/Menkes/Per/XI/1983. Dalam Kepmenkes ini B3 dikelompokkan dalam 4 klasifikasi, yaitu:1) Klasifikasi I, meliputi :a. Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak langsung, karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;b. Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga menimbulkan bahaya.2) Klasifikasi II, meliputi :a. Bahan radiasi;b. Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;c. Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput lendir;d. Bahan etilogik/biomedik;e. Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;f. Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 350C;g. Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.3) Klasifikasi III, meliputi :a. Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak mudah meledak karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;b. Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi tidak mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;c. Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan nyeri;d. Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala 350Csampai 600C;e. Bahan pengoksidasi organik;f. Bahan pengoksidasi kuat;g. Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenik;h. Alat atau barang-barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau bahaya lainnya.4) Klasifikasi IV, yaitu :a. Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;b. Bahan pengoksid sedang;c. Bahan korosif sedang dan lemah;d. Bahan yang mudah terbakar.

3. Sifat B3Menurut Penjelasan PP 18 Tahun 1999 Pasal 8 Ayat 1 sifat-sifat limbah B3 adalah sebagai berikut :1) Mudah MeledakPada suhu dan tekanan standar (25 derajat Celcius, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.2) Mudah TerbakarLimbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut: a. Berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau pada titik nyala tidak lebih dari 60 derajat Celcius akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHgb. Bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerusc. Limbah yang bertekanan yang mudah terbakard. Merupakan limbah pengoksidasi3) ReaktifYang dimaksud dengan reaktif adalah sebagai berikut:a. Pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakanb. Dapat bereaksi hebat dengan air, apabila bercampur air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkunganc. Limbah Sianida, Sulfida, atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan 12.5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungand. Mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25 derajat Celcius, 760 mmHg)e. Menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi4) BeracunLimbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit, atau mulut.Tingkatan racun B3 diatas dikelompokkan sebagai berikut :UrutanKelompokLD 50 (mg/kg)

1Amat sangat beracun (extremely toxic) 1

2Sangat beracun (highly toxic)1-50

3Beracun (moderately toxic)51-500

4Agak beracun (slightly toxic)501-5.000

5Praktis tidak beracun (practically nontoxic)5.001-15.000

6Perlatif tidak berbahaya (relatively harmless)> 15.000

5) InfeksiusLimbah laboratorium medis, atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular.6) KorosifLimbah yang memiliki dari salah satu sifat berupa :a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulitb. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng bajac. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan dan sama atau lebih besar dari 12.5 untuk yang bersifat basa

Untuk bahan yang memiliki bebrapa sifat dari B3 tersubut di atas, maka memiliki simbol sebagai berikut:

Daftar Pustaka http://www.ilmukimia.org/2013/04/kimia-anorganik.html (diakses tanggal 21 Maret 2015) http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/bentuk_molekul1/struktur-senyawa-anorganik/ (diakses tanggal 21 Maret 2015) http://www.sridianti.com/perbedaan-kimia-organik-dan-anorganik.html (diakses tanggal 21 Maret 2015) http://alamendah.org/2014/10/05/bahan-berbahaya-dan-beracun-b3-pengertian-dan-jenis/ (diakses tanggal 22 Maret 2015) http://www.kasusbaru.com/6-sifat-bahaya-limbah-b3/ (diakses tanggal 22 Maret 2015) http://lh.surabaya.go.id/weblh/?c=main&m=limbahb3 (diakses tanggal 22 Maret 2015)1