16
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai nikmat karena atas berkah rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Sifat-Sifat Kebasaan Unsur-Unsur Golongan IIA dan IIIA serta Aplikasinya dalam Peran Obat Maag. Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah berjuang menegakkan syariat Islam sehingga kita dapat menikmati perkembangan zaman yang kaya akan teknologi ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Alhamdulillah makalah kami dapat diselesaikan tepat pada waktunya, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami sehingga terselesainya makalah ini dengan baik. Oleh karena itu saran dan masukan yang membangun sangat kami perlukan demi kesempurnaan makalah yang telah kami buat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri dan memberikan kontribusi pengetahuan serta informasi bagi masyarakat luas. Bengkulu. September 2012 Kelompok 2

kimia Anorganik II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Asam basa dalam obat magh

Citation preview

Page 1: kimia Anorganik II

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai nikmat karena atas berkah rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Sifat-Sifat Kebasaan Unsur-Unsur Golongan IIA dan IIIA serta Aplikasinya dalam Peran Obat Maag. Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah berjuang menegakkan syariat Islam sehingga kita dapat menikmati perkembangan zaman yang kaya akan teknologi ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Alhamdulillah makalah kami dapat diselesaikan tepat pada waktunya, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami sehingga terselesainya makalah ini dengan baik.

Oleh karena itu saran dan masukan yang membangun sangat kami perlukan demi kesempurnaan makalah yang telah kami buat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri dan memberikan kontribusi pengetahuan serta informasi bagi masyarakat luas.

Bengkulu. September 2012

Kelompok 2

Page 2: kimia Anorganik II

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan rasa pahit, getir, asam asin dan manis pada makanan atau minuman yang kita cicipi, bukan? Pada dasarnya rasa makanan, minuman atau zat tertentu yang terasa asam, pahit, getir, asin dan manis disebabkan karena sifat zat tersebut, yaitu sifat yang berkaitan dengan asam, basa dan garam. Rasa asam terkait dengan suatu zat yang dalam ilmu kimia digolongkan sebagai asam. Rasa pahit terkait dengan bahan lain yang digolongkan sebagai basa. Namun, tidak semua yang mempunyai rasa pahit merupakan basa.

Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan basa, maka kedua zat itu saling menetralkan, sehingga sifat asam dan basa dihilangkan. Hasil reaksi antara asam dengan basa kita sebut garam. Adapun rasa manis terkait dengan kehadiran sifat asam dan basa secara bersama-sama.

Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk dan asam cuka, Basa umumnya mempunyai sifat licin dan terasa pahit. misalnya pada sabun.

Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat bisa berupa zat padat, zat cair dan zat gas. Zat berdasarkan kemurniannya dapat dibagi lagi menjadi tiga, yaitu : unsur, senyawa dan campuran.

Unsur, senyawa dan campuran adalah tiga komponen yang tidak bisa dilepas pisahkan karena memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya. Begitu pula kegunaan ataupun penerapan konsep unsur, senyawa dan campuran dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mempelajari dan mengulas lebih jauh tentang Asam, Basa dan Garam serta Unsur, Senyawa dan Campuran yang dituangkan dalam bentuk makalah.

1.2 Rumusan Masalaha. Bagaimana sifat kebasaan unsure golongan IIA (alkali tanah) dan golongan IIIA ?b. Bagaimana peran basa yang terkandung pada obat magh (antasida) dalam penetralan

asam lambung yang berlebihan ?

1.3 Tujuana. Untuk membantu mahasiswa mengetahui sifat-sifat basa unsure golongan IIA (alkali

tanah) dan golongan IIIA.b. Untuk mengetahui peran basa yang terkandung dalam obat magh dalam penetralan

asam lambung yang berlebihan.

Page 3: kimia Anorganik II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam dan Basa

Asam Kuat ialah elektrolit kuat, yang, untuk kebanyakan tujuan praktis, dianggap terionisasi sempurna didalam air. Kebanyakan asam kuat adalah asam anorganik : asam klorida (HCL), asam nitrat (HNO3), asam perklorat (HClO4), dan asam sulfat (H2SO4). Kebanyakan asam terionisasi hanya sedikit dalam air. Asam seperti ini digolongkan ke dalam asam lemah. Kekuatan asam lemah sangat beragam karena beragamnya derajat ionisasi. Terbatasnya ionisasi asam lemah berkaitan dengan konstanta kesetimbangan ionisasi. Basa kuat ialah semua elektrolit kuat yang terionisasi sempurna di air. Basa lemah, sama seperti asam lemah, adalah elektrolit lemah. Amonia ialah basa lemah, yang sangat sedikit terionisasi dalam air ( Chang, Raymond : 99-102 .

Teori Bronsted

Di tahun 1923, Bronsted mempresentasikan suatu pandangan baru tentang perilaku asam-basa yang mempertahankan kebenaran perlakuan kesetimbangan Arrhenius tetapi secara konseptual lebih luas dan memberikan informasi yang jauh lebih banyak. Dalam pengertian Bronsted, asam adalah segala zat yang dapat memberikan proton, dan basa adalah zat yang dapat menerima proton. Ion hidroksida, pastinya adalah suatu akseptor proton dan karena itu merupakan basa Bronsted. Ion hidroksida, pastinya adalah suatu akseptor proton dan karena itu merupakan basa Bronsted, tetapi ion itu tidak unik; ion tersebut adalah suatu dari banyak spesies yang dapat mempertunjukan perilaku dasar. Ketika suatu asam menghasilkan proton, sehingga merupakan suatu basa (Underwood : 127).

2.2 AntasidaAntasida membantu menetralisir kelebihan produksi asam lambung. Keefektifan

antasida dibedakan dari tahap reaksi dan kemampuan bertahannya, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Antasida non-metal juga dikembangkan karena antasida yang mengandung logam dapat menghambat absorpsi banyak obat yang diresepkan, terutama antibiotik. Antasida murni atau berkombinasi dengan simetikon dapat digunakan dalam masalah-masalah lambung dan oedema usus 12 jari. Jika antasida dikonsumsi dalam jumlah besar akan menyebabkan efek laksatif. Beberapa antasida, seperti aluminium karbonat dan aluminium hidroksida, dapat diresepkan dengan diet rendah fosfat untuk mengobati sakit hiperfosfatemia (terlalu banyak fosfat dalam darah). Aluminium karbonat dan aluminium hidroksida dapat digunakan untuk mencegah pembentukan beberapa batu ginjal.

Page 4: kimia Anorganik II

Kerja antasida adalah berbasis netralisasi. Sebagai contoh, ketika asam bereaksi dengan ion hidroksida, garam dan air terbentuk melalui persamaan berikut :

HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O

Apabila digunakan natrium bikarbonat (NaHCO3), maka reaksi akan cepat terbentuk

dengan asam lambung untuk meningkatkan pH lambung. NaCl, CO2 dan H2O terbentuk sebagai hasil reaksi. Satu gram NaHCO3 dapat menetralisir 11.9 mEq dari

asam lambung. Namun, dosis yang sangat besar dapat menyebabkan urin yang bersifat basa dan mengakibatkan masalah pada ginjal.

Senyawa kalsium karbonat dan senyawa kalsium lainnya digunakan secara murni atau berkombinasi dengan magnesium. Satu gram antasida jenis ini dapat menetralisir 20mEq dari asam lambung.

Senyawa magnesium terdiri dari magnesium oksida (MgO), magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan magnesium karbonat (MgCO3-Mg(OH)2-3H2O). Mereka bersenyawa dengan asam lambung dan menghasilkan magnesium klorida dan air. Satu gram magnesium hidroksida dapat menetralisir 32,6 mEq dari asam lambung. Senyawa magnesium memiliki kelebihan berupa absorpsi yang kecil, aksi yang tahan lama dan tidak menghasilkan karbondioksida, kecuali magnesium karbonat. Namun magnesium klorida menghasilkan efek laksatif sehingga formulasi yang digunakan umumnya mengandung kalsium karbonat atau aluminium hidroksida juga untuk mencegah efek ini.

Senyawa aluminium terdiri dari aluminium hidroksida (Al(OH)3), aluminium karbonat (Al2O3-CO2) dan aluminium glisinat, yang mengandung aluminium oksida dan asam glisin. Aluminium hidroksida menghasilkan aluminium klorida dan air. Setiap mililiternya menetralisir 0,4 – 1,8 mEq dari asam lambung dalam jangka waktu 30 menit. Namun jika pH lebih dari 5, maka reaksi netralisasinya tidak berlangsung sempurna. Aluminium hidroksida memiliki waktu simpan yang lama, namun menyebabkan konstipasi. Oleh karena itu perlu ditambahkan antasida magnesium.

Page 5: kimia Anorganik II

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Definisi Logam Alkali Tanah

Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba),  dan Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki sifat-sifat seperti logam. Disebut alkali karena mempunyai sifat alkalin jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi. Oleh sebab itu, istilah “alkali tanah” biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok unsur golongan II A.

Tiap logam memiliki konfigurasi elektron sama seperti gas mulia atau golongan VIII A, setelah di tambah 2 elektron pada lapisan kulit S paling luar. Contohnya konfigurasi elektron pada Magnesium (Mg) yaitu : 1S2 2S2 2P6 3S2 atau (Ne) 3s2. Ikatan yang dimiliki kebanyakan senyawa logam alkali tanah adalah ikatan ionik. Karena, elektron paling luarnya telah siap untuk di lepaskan,  agarmencapai kestabilan.

Unsur alkali tanah memiliki reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan dalam bentuk monoatomik , unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam murni yang ada di udara, membentuk lapisan luar pada oksigen.

Keberadaan Alkali Tanah di Alam

Logam alkali tanah memilii sifat yang reaktif sehingga di alam hanya ditemukan dalam bentuk senyawanya. Berikut keberadaan senyawa yang mengandung logam alkali :

Berilium. Berilium tidak begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada. Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril [Be3Al2(SiO6)3], dan Krisoberil [Al2BeO4].

Magnesium. Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 1,9% keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi Magnesium Klorida [MgCl2], Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit [MgCa(CO3)2], dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O]

Kalsium. Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Bahkan kalsium menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 3,4% keberadaanya. Di alam kalsium dapat membentuk senyawa karbonat [CaCO3], Senyawa Fospat [CaPO4], Senyawa Sulfat [CaSO4], Senyawa Fourida [CaF]

Stronsium. Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam strontium dapat membuntuk senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan Strontianit

Barium. Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat membentuk senyawa : Mineral Baritin [BaSO4], dan Mineral Witerit [BaCO3]

Page 6: kimia Anorganik II

3.2 Unsur-unsur logam utama golongan IIIA.a. Boron

Boron adalah unsur golongan IIIA dengan nomor atom lima. Warna dari unsur boron adalah hitam. Boron memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid dan banyak ditemukan dalam bijih borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu kamar. Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam.

Ciri-ciri optik unsur ini termasuklah penghantaran cahaya inframerah. Pada suhu piawai boron adalah pengalir elektrik yang kurang baik, tetapi merupakan pengalir yang baik pada suhu yang tinggi. Boron merupakan unsur yang kurang elektron dan mempunyai p-orbital yang kosong. Ia bersifat elektrofilik. Sebagian boron sering berkelakuan seperti asam Lewis yaitu siap untuk terikat dengan bahan kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan boron untuk mendapatkan elektron.

b. AluminiumAluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak

karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam), nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya.

c. Galium

Galium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ga dan nomor atom 31. sebuah logam miskin yang jarang dan lembut, galium merupakan benda padat yang mudah rapuh pada suhu rendah namun mencair lebih lambat di atas suhu kamar dan akan melebur ditangan. Terbentuk dalam jumlah sedikit di dalam bauksit dan bijih seng.

d. IndiumIndium adalah logam yang jarang ditemukan, sangat lembut, berwarna putih

keperakan dan stabil di dalam udara dan air tetapi larut dalam asam. Indium termasuk dalam logam miskin ( logam miskin atau logam post-transisi adalah unsur logam dari blok p dari tabel periodik, terjadi antara metalloid dan logam transisi, tetapi kurang dibanding dengan logam alkali dan logam alkali tanah, titik leleh dan titik didihnya lebih rendah dibanding dengan logam transisi dan mereka lebih lunak). Indium ditemukan dalam bijih seng tertentu. Logam indium dapat menyala dan terbakar.

Page 7: kimia Anorganik II

e. ThalliumThalium adalah unsur kimia dengan simbol Tl dan mempunyai nomor atom 81.

Thalium adalah logam yang lembut dan berwarna kelabu dan lunak dan dapat dipotong dengan sebuah pisau. Thalium termasuk logam miskin. Thalium kelihatannya seperti logam yang berkilauan tetapi ketika bersentuhan dengan udara, thalium dengan cepat memudar menjadi warna kelabu kebiru-biruan yang menyerupai timbal. Jika thalium berada di udara dalam jangka waktu yang lama maka akan terbentuk lapisan oksida pada thalium. Jika thalium berada di air maka akan terbentuk thalium hidroksida. Unsur thalium dan senyawanya bersifat racun dan penanganannya harus hati-hati. Thalium dapat menyebabkan kanker.

3.3 Peran Basa pada obat magh (antasida) dalam penetralan asam lambung yang berlebihan

Antasida merupakan salah satu pilihan obat dalam mengatasi sakit maag. Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan asam lambung. Asam lambung dilepas untuk membantu memecah protein. Lambung, usus, dan esophagus dilindungi dari asam dengan berbagai mekanisme. Ketika kondisi lambung semakin asam ataupun mekanisme perlindungan kurang memadai, lambung, usus dan esophagus bisa rusak karena asam memberikan gejala bervariasi seperti nyeri lambung, rasa terbakar, dan berbagai keluhan saluran cerna lainnya.

Pada umumnya, antasida merupakan basa lemah. Biasanya terdiri dari zat aktif yang mengandung alumunium hidroksida, magnesium hidroksida, dan kalsium (bisa anda lihat di kemasan antasida). Terkadang antasida dikombinasikan juga dengan simetikon yang dapat mengurangi kelebihan gas.

Mekanisme Kerja Antasida terhadap GasterAntasida bekerja dengan cara menetralkan asam lambung yang berlebihan dan

melindungi selaput lendir lambung. Berikut ini adalah mekanisme kerja senyawa-senyawa yang terdapat dalam antisida :

a. Senyawa alumuniumCara Kerja : senyawa alumunium merupakan suatu zat koloid yang terdiri dari alumunium hidroksida dan alumunium oksida yang terikat pada molekul air. Alumunium hidroksida akan melapisi selaput lendir lambung sebagai lapisan pelindung.Efek yang tidak diinginkan : sembelit

b. Kalsium karbonatCara Kerja : kalsium karbonat, suatu jenis zat kapur adalah antasida yang pertama kali digunakan. Kerjanya cepat dan kapasitas penetralan asam lambungnya cukup tinggi. Efek yang tidak diinginkan : obat ini tidak dianjurkan

Page 8: kimia Anorganik II

untuk penggunaan dalam jangka waktu lama, karena dapat menimbulkan acid rebound dan meningkatkan kadar gastrin dalam serum.

c. Senyawa magnesium (magnesium oksida, magnesium karbonat, magnesium trisilikat)Cara Kerja : magnesium oksida lebih efektif mengikat asam daripada kalsium karbonat karena ia tidak diserap sehingga tidak menimbulkan alkalosis. Magnesium trisilikat adalah antasida non-sistemik, bekerja lebih lambat dan bertahan lebih lama daripada kalsium karbonat. Obat ini dalam lambung melepaskan silisium oksida yang akan melapisi selaput lendir lambung dengan lapisan pelindung.Efek yang tidak diinginkan : diare, untuk mengatasi hal ini biasanya dikombinasikan dengan aluminium hidroksida yang menimbulkan sembelit.

Dampak Konsumsi Antasida Pada Gaster dan Intestinum

Seperti yang kita ketahui bahwa masih banyak orang yang menganggap antasida atau lebih dikenal sebagai obat sakit maag yang banyak dijual di pasaran untuk mengatasi gastritis, dispepsia, ulkus lambung, ulkus duodenum, maupun penyakit pada gaster dan intestinum lainnya. Pada dasarnya efek yang diharapkan dari konsumsi antasida ini ialah untuk menekan sekresi asam lambung yang dianggap berlebihan, sehingga para dokterpun menyarankan pada pasiennya yang menderita gastritis atau gangguan lain yang berhubungan dengan gangguan asam lambung untuk mengkonsumsi antasida karena guna menekan sekresi asam lambung karena mereka percaya bahwa gastritis adalah “hiperkeasaman lambung”. Gastritis pada umumnya ditandai dengan beberapa gejala seperti mual, dispepsia (nyeri pada perut bagian atas) ataupun heartburn (rasa panas dan nyeri pada ulu hati). Heartburn terjadi jika asam lambung mengalir naik kembali ke esophagus. sedangkan sebenarnya esophagus rentan terhadap asam karena lingkungan pada esophagus bersifat basa. Hal ini yang biasanya menyebabkan orang banyak menelan saliva ketika asam lambung terkumpul di esophagus karena saliva yang bersifat basa diperlukan untuk menurunkan asam lambung. Namun, jika makan dalam jumlah yang banyak maka asam ini akan membengkak dan sulit untuk mendorong asam turun dengan saliva yang akan mengakibatkan luka atau erosi pada esophagus. Erosi inilah yang menimbulkan rasa nyeri atau yang disebut dengan heartburn.

Ketika terjadi heartburn, biasanya sebagian besar orang akan memilih untuk mengkonsumsi antasida yang bertujuan untuk menghilangkan rasa nyeri pada lambung namun sebagaimana perlu kita ketahui bahwa asam lambung berfungsi untuk membunuh bakteri yang masuk bersama makanan dalam lambung. Namun, jika sekresi asam lambung ini dihambat dengan mengkonsumsi antasida maka banyak efek negatif terhadap tubuh kita yang tidak kita sadari, yaitu sebagai berikut:

Page 9: kimia Anorganik II

Bakteri mengandung racun kuat yang seharusnya tidak dapat masuk ke dalam usus akan lolos karena kurangnya volume asam lambung yang digunakan untuk membunuh bakteri ini. Akibatnya bakteri ini akan memicu terjadinya diarrhea atau penyakit yang lain.

Menurunkan sekresi pepsin dan asam hidroklorida yang sebenarnya digunakan untuk mengaktivasi enzim pencernaan. Akibat enzim pencernaan yang kurang ini menyebabkan gaster dan intestinum sulit untuk menguraikan makanan dan menyerap nutrisi. Enzim pencernaan ini dikeluarkan setiap tahap pencernaan mulai dari saliva sampai di intestinum tenue. Jika sekresi lancar maka absorpsi juga akan berjalan dengan lancer. Namun sebaliknya, jika absorpsi kurang maka akan timbul berbagai masalah pencernaan dan membebani organ lain.

Mempersulit penyerapan zat besi dan mineral seperti Ca dan Mg. Hal ini yang menyebabkan pada orang yang telah mengalami gastrektomi (pemotongan pada gaster) selalu diikuti dengan anemia. Anemia yang dialami ini disebabkan karena tidak adanya sekresi asam lambung yang sebenarnya berfungsi untuk menyerap zat besi.

Mengacaukan keseimbangan bakteri dalam intestinum yang akan berujung pada melemahnya sistem kekebalan tubuh. Asam lambung pada manusia dikeluarkan oleh vili yang berupa tonjolan-tonjolan kecil atau jonjot-jonjot usus di permukaan mukosa lambung. Jika terbiasa untuk mengkonsumsi antasida saat kita mengalami heartburn, maka vili akan menjadi semakin pendek sehingga fungsinya melemah. Melemahnya fungsi vili ini dapat berangsur pada penyusutan mukosa yang akan menimbulkan peradangan (gastritis atrofi) dan menjadikan usus sebagai tempat berkembang biak bagi bakteri Heliobacter pylori. Bakteri ini dapat memperburuk gastritis atrofi dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kanker lambung.

Page 10: kimia Anorganik II

BAB IV

PENUTUP

4.1 KesimpulanAsam dalam pelajaran kimia adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air

akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Asam terbagi atas dua maca yaitu asam kuat dan asam lemah. Asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif.

Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Seperti hal-nya asam, basa juga terbagi dua macam yaitu basa kuat dan basa lemah.

Basa mempunyai rasa pahit dan merusak kulit, terasa licin seperti sabun bila terkena kulit. Dan dapat menetralkan asam.

Jika pH = 7, maka  larutan bersifat netral. Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam. Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa.

Basa digunakan untuk menetralkan asam. Contohnya saja pada obat magh (Antasida ). Antasida merupakan salah satu pilihan obat dalam mengatasi sakit maag. Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan asam lambung. Asam lambung dilepas untuk membantu memecah protein. Lambung, usus, dan esophagus dilindungi dari asam dengan berbagai mekanisme.

4.2 Saran

Penulisan makalah ini masih belum lengkap dan belum tertuang secara detail terhadap topik yang kami bahas. Oleh karena itu, kami menyarankan kepada penulis selanjutnya untuk menggali dan menelaah lebih dalam lagi tentang apa pengaruh lain dari antasida yang belum tertulis dalam makalah ini.

Page 11: kimia Anorganik II

DAFTAR PUSTAKA

1. Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif edisi keenam. Jakarta : Erlangga\

2. Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep. Jakarta : Erlangga

3. Adi P. Paradigma Baru dalam Terapi Tukak Lambung. Available from : www. pgh.or.id/ pustaka2.html. Diakses pada : 28 September 2012.

4. Dfs. Sistem Pencernaan. Available from : http://dfs0007.blogspot.com/2009/03/ sistem pencernaan.html. Diakses pada :28 September 2012.

5. Uswatun. Sistem Penceraan Makanan. Available from : http://uswatunpoenya. blogspot.com/ 2008/12/sistem-pencernaan-makanan.html. Diakses pada : 2 Oktober 2012.

6. Wiki. 2009. Antasida. Available from : http://wikipedia.com. Diakses pada :2 Oktober 2012.7. Anonim.2009.Penyakit Maag dan Antisida. Available from : http://kangmass.

multiply.com/journal/item/15. Diakses pada :2 Oktober 2012.

8. Ridho. 2009. Tentang antasida-another story oret-oretannya seorang apotheker. Available from : http://potterclay.wordpress.com/2009/02/18/tentang-antasida/. Diakses pada :2 Oktober 2012.