Kimia Klinik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kimia klinik

Citation preview

Nama: Hertiayana Uly SiagianNIM: P07134112433Mata Kuliah: Kimia Klinik

LCS (Liquor Cerebro Spinalis)

Liquor Cerebrospinalis adalah cairan yang menyelimuti susunan syaraf pusat. Fungsinya adalah sebagai pelindung terhadap otak maupun tulang belakang. Selain itu juga berfungsi sebagai pengatur eksitabilitas dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit (karena otak tidak mempunyai pembuluh limpe) dan memberikan perlindungan terhadap tekanan. Pemeriksaan LCS ditujukan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak maupun sumsum tulang, meningitis, tumor, abses, enchefilitis maupun infeksi virus pada daerah tersebut. Analisa LCS sendiri dibagi menjadi menjadi 3 bagian yaitu makroskopis, mikroskopis dan kimia.

PROSEDUR PUNGSI LUMBAL

Cairan otak biasanya diperoleh dengan melakukan punksi lumbal pada lumbal III dan IV dai cavum subarachnoidale, namun dapat pula pada suboccipital ke dalam cisterna magma atau punksi ventrikel, yang dapat disesuaikan dengan indikasi klinik. Seorang klinik yang ahli dapat memperkirakan pengambilan tersebut. Hasil punksi lumbal dimasukkan dalam 3 tabung atau 3 syringe yang berbeda, antara lain :1.Tabung I berisi 1 mLDibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan karena mungkin mengandung darah pada saat penyedotan.2.Tabung II berisi 7 mLDigunakan untuk pemeriksaan serologi, bakteriologi dan kimia klinik.3.Tabung III berisi 2 mLDigunakan untuk pemeriksaan jumlah sel, Diff.count dan protein kualitatif/kuantitatif.

Tata CaraPengambilan LCS (Liquor Cerebro Spinalis) :

1. Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal(lutut di tarik ke arah dahi ).2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4 dan L5 yaitu dengan menentukangaris potong sumbu kraniospinal ( kolumna verterbralis ) dan garis antarakedua spina ishiadika anterior superior ( SIAS ) kiri dan kanan. Pungsi dapatpula di lakukan anatara L4 dan L5 atau antara L2 dan L3 namun tidak bolehpada bayi.3. Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cmdengan larutan Povidon iodin di ikuti larutan alkohol 70% dan tutup denganduk steril di mana daerah pungsi lumbal di biarkan terbuka.4. Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telahmemakai sarung tangan steril selama 15 30 detik yang akan menandai titikpungsi tersebut selama 1 menit.5. Tusukan jarum spinal/stylet pada tempat yang telah di tentukan. Masukanjarum perlahan-lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal denganmulut jarum terbuka ke atas samapai menembus duramater. Jarak antara kulitdan ruang subarakhnoi berbeda pada tiap anak tergantung umur dan keadaangizi. Umumnya 1,5 2,5 cm pada bayi dan meningkat menjadi 5 cm padaumur 3 5 tahun. Pada remaja jaraknya 6 8 cm.6. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan alirancairan yang lebih baik, jarum di putar hingga mulut jarum mengarah kekranial. Ambil cairan untuk pemeriksaan.7. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan plester.

Pemeriksaan Makroskopis Metode : Visual Prinsip : LCS diamati warna, kekeruhan, bau, bekuan dengan menggunakn indra manusia dan pH dibaca dengan skala pH. Tujuan : Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik meliputi : warna, kekeruhan, bau, bekuan, pH dan BJ. Prosedur pemeriksaan :1. Cairan LCS dimasukkan dalam tabung bersih dan kering.2. Diamati warna, kekeruhan, adanya bekuan pada cahaya terang.3. Kemudian dibaui4. Dicelupkan indikator pH universal pada LCS dan diukur pH dengan membandingkan deret standar pH.5. Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece BJ. Interpretasi hasil :1. Warna- Normal Tidak berwarna- Abnormal : Merah muda perdarahan trauma akibat pungsi Merah tua atau coklat perdarahan subarakhnoid akibat hemolisis dan akan terlihat jelas sesudah disentrifuge Hijau atau keabu-abuan pus Coklat terbentuknya methemalbumin pada hematoma subdural kronik Xanthokromia (kekuning-kuningan) pelepasan hemoglobin dari eritrosit yang lisis (perdarahan intraserebral/subarachnoid); juga disebabkan oleh kadar protein tinggi (> 200 mg/dl)

2. Kekeruhan- Normal Jernih- Abnormal Keruh : + 1 = berkabut + 2 = kekeruhan ringan + 3 = kekeruhan nyata + 4 = sangat keruh

3. Bekuan- Normal Tidak terdapat bekuan- Abnormal Terdapat bekuan

4. Bau- Normal Tidak berbau- Abnormal Bau busuk dll

5. pH- Normal > 7,0

6. BJ- Normal 1.003 1.008

Pemeriksaan Mikroskopis

1. Hitung Jumlah Sel Leukosit Metode : Bilik Hitung Prinsip : LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah mikroskop. Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS. Prosedur Pemeriksaan1. Dihomogenkan larutan LCS2. Diisap larutan turk pekat sampai tanda 1 tepat3. Disap larutan LCS sampai tanda 11 tepat, kocok perlahan4. Dibuang 2-4 tetes, isi bilik hitung5. Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x. Alat dan Reagensia :-Mikroskop-Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet thoma leukosit-Tissue-Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan aquadest 90 mL. Spesimen : LCS Perhitungan PDP : 1/10 = 0,1xTKP : 1/0,1 = 10xKBH : 4 kotak leukositSel : Jumlah sel ditemukan (berwarna keunguan dengan inti dan sitoplasma)Sel = PDP xTKP x Jumlah sel ditemukan KBH = 0,1 x10 x 4 = 2,5 x = ..sel/mm3LCS Interpretasi hasil :Normal : 0 5 sel/mm3LCSBatas abnormal : 6-10 sel/mm3 LCSAbnormal : >10 sel/mm3 LCS

2. Hitung Jenis Leukosit Metode : Giemsa Prinsip : Setetes LCS dibuat hapusan kemudian diwarnai dengan giemsa 1:3 dan diperiksa dengan pembesaran 1000x Tujuan : Untuk membedakan jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam cairan LCS Alat dan Reagensia :-Objek Gelas-Kaca Penghapus-Sentrifuge- Tabung reaksi- Metanol absolut- Giemsa- Timer Spesimen : LCS Prosedur Pemeriksaan1. Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya.2. Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm3. Supernatant dibuang dan endapan diambil.4. Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal5. Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut.6. Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.7. Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.Jenis sel12345678910Jumlah%

MN

PMN

Jumlah

Perhitungan

Interpretasi hasil :Normal MN 100% dan PMN 0%

Pemeriksaan Kimia1. Test Busa Metode : Visual Prinsip : LCS bila dikocok akan menimbulkan busa dan kecepat hilangnya busa dapat menunjukan ada tidaknya protein dalam LCS Prosedur Pemeriksaan1. LCS dimasukan dalam tabung reaksi2. Kocok sampai timbul buih3. dihitung waktu menghilangnya buih4. catat Interpretasi hasil :Normal : hilang dala 1-2 menitAbnormal: hilang > 5 menit2. Test Nonne Metode : Nonne Prinsip : Protein dalam larutan jenuh garam ammonium sulfat akan mengalami denaturasi berupa kekeruhan hingga terbentuk endapan. Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein jenis globulin dalam LCS Alat dan Reagensia :- Tabung reaksi- Pipet tetes- Larutan Nonne : Ammonium sulfat jenuh 80 gram dalam 100 mL aquadest. (disaring bila keruh) Spesimen: LCS Prosedur Pemeriksaan1. Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi. 2. Ditambah beberapa tetes larutan Nonne melalui dinding tabung dengan kemiringan 45. 3. Amati adanya cincin putih keruh pada kedua lapisan larutan tersebut pada posisi tegak. Interpretasi hasil :Negatif : tidak terbentuk cincin putihPositif : terbentuk cincin putih.

3. Test Pandy Metode : Pandy Prinsip : Protein dalam larutan jenuh phenol akan mengalami denaturasi berupa kekeruhan hingga terjadi endapan putih. Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein dalam LCS Alat dan Reagensia :- Tabung reaksi- Pipet tetes- Larutan Pandy : phenol 10 mL dan aquadest 90 mL. (larutan bila keruh disaring atau dibiarkan mengendap sisa jenuhnya) Spesimen : LCS Cara Kerja 1. Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi.2. Ditambah beberapa tetes larutan Pandy.3. Amati adanya kekeruhan pada larutan tersebut.

Interpretasi hasil :- Negatif : tidak terbentuk kekeruhan putih (15-45mg%)- Positif : terbentuk kekeruhan putih[+] 1 : Terjadi opalescent (50-100mg%)[+] 2 : Cairan keruh (100-300mg%)[+] 3 : Keruh (300-500mg%)[+] 4 : Keruh seperti susu (>500mg%)

4.Test Protein Metode : Biuret Prinsip : Protein dalam sampel bereaksi dengan ion cupri (II) dalam medium alkali membentuk komplek warna yang dapat diukur dengan spektrofotometer Tujuan : Untuk menetapkan kadar protein dalam LCS. Alat :- Tabung reaksi- Mikropipet 20 Ldan 1000 L- Tip kuning dan biru- Fotometer Reagensia :- Reagen Kerja: Cupri (II) asetat 6 mmol/L, Kalium Iodida 12 mmol/L, NaOH 1,15 mol/L, deterjen.- Reagen standard : 8,0 g/dL- Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu ruang. Spesimen : LCS Cara Kerja :1. Masukkan ke dalam tabung berlabel :BlankoStandarSampel

StandarSerumReagen kerja--1000 l20 l-1000 l-20 l1000 l

2. Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang.3. Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer dengan panjang gelombang 578 nm terhadap blanko reagent. Perhitungan :Total Protein =Absorben sampel x konsentrasi standar (8,0 g/dL) Absorben standard = ..............g/dL x 1000 = ......mg/dL Nilai Normal : 15 45 mg/dL

5. Test Glukosa Metode : GOD-PAP Prinsip : Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan hidrogen peroksida yang bereaksi dengn 4-aminoantipirin dan fenol dengan pengaruh katalis peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah. Tujuan : Untuk menentukan kadar glukosa dalam LCS Reaksi:Glukosa + O2+ 2 H2Oglukosa oxidase Glukonate + H2O2.2 H2O2+ 4-Aminoantipyrine + PhenolPODQuinoneimine + 4 H2O Alat :-Tabung reaksi kecil - Timer-Mikropipet 10 dan 1000 l- Tissue-Tip kuning dan biru - Rak Tabung-Fotometer Reagensia :-Reagen kerja Glukosa-Reagen standar Glukosa 100 mg/dl-Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu 2- 8oC. Spesimen : LCS

Cara kerja:1. Dipipet ke dalam tabung:BlankoStandarSampel

StandarSerumReagen kerja--1000 l10 l-1000 l-10 l1000

2. Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.3. Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang gelombang 546 nm. Pengamatan dan Pembacaan :-Absorben blanko aquabidest : 0,000-Dicatat Absorben pengukuran reagent blanko, standar dan sampel-Absorben : Perhitungan :Glukosa =Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mg/dL) Absorben standard = ..............mg/dL Nilai Normal : 45 70 mg/dL

6.Test Chlorida Metode : TPTZ Prinsip: Ion Chlorida bereaksi dengan Mercury (II), 2,4,4-tri-(2-pyridil)-S-triazide kompleks (TPTZ) membentuk merkuri (II) chlorida. TPTZ bebas bereaksi dengan ion besi (II) menghasilkan warna biru kompleks. Perubahan absorben pada 578 nm sebanding dengan kadar chlorida. Tujuan : Untuk menentukan kadar Chlorida dalam LCS Alat :-Tabung reaksi kecil- Timer-Mikropipet 10 dan 1000 l- Tissue-Tip kuning dan biru- Rak Tabung-Fotometer Reagensia :-Reagen warna : 2,4,6-tri-(2-pyridil)-S-triazide (TPTZ) dan merkuri (II) kompleks 0,96 mmol/L dan besi (II) sulfat 0,5 mmol/L-Standard Chlorida : Natrium chlorida 100 mmol/L atau 355 mg/dL Spesimen : LCS Cara Kerja :1. Dipipet ke dalam tabung:BlankoStandarSampel

StandarSerumReagen kerja--1000 l10 l-1000 l-10 l1000

2. Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.3. Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang gelombang 546 nm. Perhitungan :Chlorida =Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mmol/L) Absorben standard = ..............mmol/L Nilai Normal : 98 - 106 mmol/L

Pemeriksaan Mikrobiologi Metode : Gram Prinsip : Kuman Gram positif akan mempertahankan warna ungu dari gentian violet sedangkan kuman Gram negatif menyerap warna merah dari larutan fuchsin Posedur Pemeriksaan1. buat preparat dengan ukuran 2-3 cm, keringkan dan fiksasi.2. teteskan larutan gentian violet tunggu 3 menit. Cuci3. teteskan lugol tunggu 1 menit.cuci4. teteskan alkohol tunggu 30 detik. Cuci5. teteskan larutan fuchsin tunggu 2 menit. Cuci. Keringkan6. periksa dengan mikroskop pembesaran 1.000 kali Interpretasi hasil :Normal : tidak ditemukan kuman GramAbnormal: ditemukan kuman Gram