31
LAPORAN DATA PRAKTIKUM KIMIA SEMESTER 1 O L E H CLARA PRATINI ARUNG Kelas: XI IPA 3 SMA NEGERI 1 MAKALE 2015

Kimia Lala

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Page 1: Kimia Lala

LAPORAN DATA PRAKTIKUM

KIMIA

SEMESTER 1

O

L

E

H

CLARA PRATINI ARUNG

Kelas: XI IPA 3

SMA NEGERI 1 MAKALE2015

Page 2: Kimia Lala

PRAKTIKUM 1

S ENYAWA K ARBON I. Landasan Teori

Senyawa karbon merupakan bagian dari senyawa organik yang komponen terbesar penyusunnya terdiri dari unsur- unsur bahan organik antara lain seperti: C, H, O, N, S, P. contoh: gula tebu, protein, glukosa. Pada contoh tersebut penyusun senyawa utama adalah atom C (karbon).Kekhasan atom C :- Berdasar elektron valensinya, atom C dapat mengikat 4 atom atau gugus

lain uang sejenis atau berbeda beda secara kovalen (mengikat dengan 4 garis ikatan kovalen)

- Antara atom C dapat saling berikatan membentuk rantai C dengan ikatan tunggal maupun ikatan rangkap (rangkap 2 atau 3)

- Pada rantai C ada yang terbuka atau tertutup serta cabang- Pada rantai C dikenal adanya: atom C primer, atom C sekunder, atom C

tersier.

Menurut gugus fungsinya senyawa karbon dikategorikan atas: - Alkohol- Eter- Aldehida- Keton- Asam karboksilat- Ester

II. Tujuan praktikum : untuk mengetahui unsur-unsur penyusun senyawa karbon.

III. Alat dan Bahan : kertas CoCl2

glukosa (C2 H 12O6) pembakar spirtus kaki 3 spatula tabung reaksi penjepit tabung reaksi

Page 3: Kimia Lala

kawat kasa

IV. Hasil pengamatan

NO. KEGIATAN PENGAMATAN KETERANGAN

1. Pemanasan glukosa Membentuk titik-titik air (titik didih) atau uap air

H2O

2. Kertas titik cair Berubah warna dari warna biru menjadi merah

Biru menjadi merah

3. Pemanasan dilanjutkan Membentuk zat padat berwarna hitam (karbon)

Karbon/arang

V. Analisis data1. Reaksi pemanasan glukosa : C6 H 12 O6→ CO2 + H 2 O

2. Unsur-unsur penyusun titik :- C6 H 12 O6

- CO2

- H 2

VI. Kesimpulan Dari pemanasan glukosa terjadi pembentukan uap air, namun jika pemanasan glukosa dilanjutkan maka akan membentuk karbon/arang.

Page 4: Kimia Lala

PRAKTIKUM 2

REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM

I. Landasan teori Kalor reaksi adalah kalor yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau dari lingkungan ke sistem agar temperatur sistem sesudah reaksi sama dengan temperatur sistem sebelum reaksi. Jenis reaksi dibedakan menjadi 2, yaitu:a.) Reaksi eksoterm

Dalam reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa kalor dilepaskan ke lingkungan. Sistem ini membebaskan energi sehingga entalpi sistem akan berkurang. Temperatur bertambah. Reaksi eksoterm: ∆ H=HP−HR<0

Keterangan: ∆ H=perubahan entalpi

H P=entalpi produk

H R=entalpi pereaksi

b.) Reaksi endotermDalam reaksi endoterm terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem. Temperatur larutan akan turun yang akhirnya juga akan kembali ke temperatur semula. Sistem menyerap energi, oleh karena itu entalpi akan bertambah.

Reaksi endoterm: ∆ H=HP−HR>0

Keterangan: ∆ H=perubahan entalpi

H P=entalpi produk

H R=entalpi pereaksi

II. Tujuan praktikum : 1. Hukum kekekalan energi2. Sistem dan lingkungan3. Reaksi eksoterm dan endoterm4. Diagram entalpi

Page 5: Kimia Lala

III. Alat dan Bahan : Kertas lakmus merah dan biru Gelas kimia Thermometer Larutan NaOH Spatula Tabung reaksi Air aquades

IV. Langkah kerja :1. Percobaan 1

a)Alat dan Bahan : Gelas kimia Air aquades Kertas lakmus merah dan biru

b) Cara Kerja :1) Isi 10ml air kedalam gelas kimia2) Kertas lakmus merah ⇾ merah3) Kertas lakmus biru ⇾ biru4) Tidak berubah ⇾ Netral

5) Berubah ⇾ Bereaksi6) NaOH aduk dalam air7) Ukur suhunya dan catat

2. Percobaan 2a)Alat dan Bahan : Tabung reaksi Ba 2 spatula Ba + NH4Cl

b) Cara kerja :1) Masukkan Ba kedalam tabung reaksi sebanyak 2 spatula2) Tabung ditutup, kemudian ukur suhu dengan meletakkan tabung

diatas permukaan kulit3) Reaksikan sebanyak 10kali4) Ukur kembali suhu dengan meletakkan tabung diatas permukaan kulit5) Kemudian buka perlahan-lahan lalu cium baunya.

Page 6: Kimia Lala

3. Percobaan 3a) Alat dan Bahan :

Tabung reaksi Fe 2 spatula

b) Cara kerja :1) Masukkan Fe kedalam tabung reaksi sebanyak 2 spatula2) Bakar, setelah 1 menit hentikan dan amati3) Lalu panaskan terus-menerus sampai terjadi reaksi4) Perhatikan warnanya dan catat perubahannya

4. Percobaan 2a) Alat dan Bahan

Tabung Reaksi CuCO3

Spritusb) Cara Kerja

1) Masukkan 1 spatula CuCO3 kedalam tabung reaksi2) Panaskan selama1 menit3) Perhatikan reaksinya4) Catat perubahannya

V. Data praktikum

No. KEGIATAN PENGAMATAN

1. a. - Suhu H2O - Perubahan warna lakmus :

Merah Biru

b. NaOH(s) + H2O(l)

- Suhu campuran - Perubahan warna lakmus

26℃

MerahBiru

32℃ - Merah ⇾ Biru - Biru ⇾ Biru

2. NH4Cl(s) + Ba (OH)2(s) -Bau gas

Suhu = DinginBau = Berbau busuk

3. - Pemanasan campuran Fe + S- Ketika pemanasan dihentikan

- Warna menjadi merah hitam- Bentuknya padat dan tetap bereaksi- Berbau busuk

4. - Pemanasan CuCO3

- Ketika pemanasan dihentikanDari warna biru menjadi hitam-Terdapat warna kuning disamping tabung dan ada endapan uap air.

Page 7: Kimia Lala

-Semakin lama warnanya menjadi biru

VI. Kesimpulan - Gelas pertama yang berisi air aquades tidak mengalami reaksi atau suhu

normal.- Gelas kedua yang berisi larutan NaOH mengalami reaksi eksoterm karena

mengalami kenaikan suhu dan juga kertas lakmusnya mengalami perubahan.

- Perubahan lain terjadi pada larutan NH4Cl + Ba (OH)2, suhu dingin dan berbau busuk.

- Perubahan lain juga terjadi pada larutan campuran Fe + S dan CuCO3

Page 8: Kimia Lala

PRAKTIKUM 3

PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI

I. Landasan teori Kalorimeter sederhana merupakan alat yang digunakan untuk mengukur perubahan suhu dari sejumlah air atau larutan sebagai akibat dari suatu reaksi kimia dalam suatu wadah terisolasi. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan didalam gelas.

Jumlah kalor yang dilepas atau diserap larutan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan suhunya dengan mengukur perubahan suhunya. Karena energy tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan (Hk. Termodinamika I), maka:

qreaksi=¿−qlarutan ¿

q larutan=¿¿ m ×c ×∆ T

Perbedaan entalpi reaksi secara eksperimen dapat ditentukan dengan alat kalorimeter. Perhitungan yang digunakan menggunakan prinsip asas black yaitu kalor yang diserap sama dengan kalor yang dibebaskan dalam reaksi dapat dihitung dengan rumus :

Q = m.c.∆ T

Keterangan: m = massa larutan (gram) c = kalor jenis = 4,18 Jg−10 C−1

∆ T=suhuakhir−suhuawal (℃)

II. Tujuan praktikum : Untuk mengetahui perubahan Entalpi antara Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) dengan Larutan Asam Klorida (HCl)

III. Alat dan Bahan : Larutan NaOH Larutan HCl Gelas Ukur Thermometer Pipet Tetes

Page 9: Kimia Lala

Bejana Plastic/Styrofoam

IV. Langkah kerja :1. Masukkan 20 ml larutan NaOH 1 M ke dalam bejana plastik / sytrofoam dan 20 ml larutan HCl 1 M ke dalam gelas ukur.

2.  Ukur suhu kedua larutan itu. Termometer harus dibersihkan dan dikeringkan sebelum dipindahkan dari satu larutan ke larutan yang lain. Tentukan suhu rata-rata kedua larutan (suhu larutan NaOH + suhu larutan HCl ) suhu rata-rata ini digunakan sebagai suhu awal.

3. Tuangkan HCl ke dalam bejana plastik / atyrofoam yang berisi larutan NaOH tadi, aduk, perhatikan suhu yang ditunjukkan oleh thermometer. Suhu akan naik kemudian menjadi tetap dan selanjutnya turun. Catatlah suhu yang tetap itu ( digunakan sebagai suhu akhir ).

V.Data PraktikumA. Suhu Awal

1) Suhu HCl 1M = 23° C 2) Suhu NaOH 1M = 24° C

B. Suhu Rata-rata (t1) = 23,5° C

C. Suhu akhirCampuran (t2) = 26° C

D. Perubahan Suhu (∆ t ¿

(∆ t ¿= t2-t1

= 26° C−¿ 23,5° C = 2,5℃

VI. Analisis data1. Hitunglah Qlarutan = m x c x ∆ t

Jawab: Q = m x c x ∆ t

= 40gr x 4,18J/gr℃x 2,5℃

= 418J ⇾ 0,418 kJ2. Hitunglah Qreaksi = (Qsistem + Qkalormeter)

∆ H=¿-Q Reaksi Eksoterm ∆ H= +Q Reaksi Endoterm

Jawab :∆ H=¿- 20,9 Kj/mol

Page 10: Kimia Lala

V. KesimpulanReaksi antara larutan NaOH dengan HCl adalah reaksi Eksoterm

karena pada saat kedua larutan bereaksi (dicampur), lautan NaOH dan HCl melepaskan kalor pada gelas reaksi.

Page 11: Kimia Lala

PRAKTIKUM 4

∆ HPEMBAKARAN BBMI. Landasan Teori

Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Zat yang mudah terbakar adalah unsure karbon, hydrogen, belerang, dan berbagai senyawa dari unsure tersebut. Pembakaran dikatakan sempurna apabila karbon (C) terbakar menjadi CO2, hydrogen (H) terbakar menjadi H2O, belerang (S) terbakar menjadi SO2. Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol suatu zat yang diukur pada 298 K, 1 atm disebut entalpi pembakaran standar (standard enthalpy of combustion) yang dinyatakan dengan ∆ H c

0. Entalpi pembakaran juga dinyatakan dalam kJ mol−1. Pembakaran bensin adalah suatu proses eksoterm. Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan dan dalam industry tidak terbakar sempurna. Pembakaran tak sempurna akan mengurangi efisiensi bahan bakar dan juga akan menghasilkan gas karbon monoksida (CO), yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan mencemari udara.

II. Tujuan praktikum : Untuk menentukan dan membandingkan ∆ Hpembakaran BBM

VI. Alat dan Bahan : gelas kimia thermometer methanol solar etanol timbangan kaki 3 kertas kasa/pengalas air

VII. Langkah kerja :1. Isi air 100gr kedalam gelas ukur2. Ukur suhu sebelum dipanaskan3. Timbang Metanol, Etanol, Isolator 4. Reaksikan sampai 30℃ 5. Ukur suhu air

VIII. Data praktikum

Page 12: Kimia Lala

1. BBM Metanol Massa air = 100 gr Massa Pembakar (Mula-mula) = 206,6 gr Massa Pembakar (Akhir) = 205,8 gr Suhur air (Mula-mula) = 22℃ (t1) Suhu air setelah pemanasan = 32 ℃ (t2) Perubahan suhu air (∆ t ¿ = 10℃

2. BBM Etanol Massa air = 100 gr Massa Pembakar (Mula-mula) = 208,0 gr Massa Pembakar (Akhir) = 206,6 gr Suhur air (Mula-mula) = 25℃ (t1) Suhu air setelah pemanasan = 35 ℃ (t2) Perubahan suhu air (∆ t ¿ = 10℃

3. BBM Isonal Massa air = 100 gr Massa Pembakar (Mula-mula) = 202,5 gr Massa Pembakar (Akhir) = 201,3 gr Suhur air (Mula-mula) = 27℃ (t1) Suhu air setelah pemanasan = 37 ℃ (t2) Perubahan suhu air(∆ t ¿ = 10℃

Kalor pembakaran BBM−Qairgr BBM

=… J / gram

Qair = m x c x ∆ t

= 100gr x 4,18J/g℃ x 10℃

= 4.180J

IX. Analisis data1. BBM Metanol

Kalor pembakaran BBM−Qairgr BBM

-Qair = -4.180JgrBBM = Massa pembakar (Mula-mula) – massa pembakar (akhir)

= 206,6 – 205,8 = 0,8gr

=−4.180 J

0,8 gr=−5225 J / gr

Page 13: Kimia Lala

2. BBM Etanol

Kalor pembakaran BBM−Qairgr BBM

-Qair = -4.180JgrBBM = Massa pembakar (Mula-mula) – massa pembakar (akhir)

= 208,0 – 206,6 = 1,4gr

=−4.180 J

1,4 gr=−2985.7142 J / gr

3. BBM Isolar

Kalor pembakaran BBM−Qairgr BBM

-Qair = -4.180JgrBBM = Massa pembakar (Mula-mula) – massa pembakar (akhir)

= 202,5 – 201,3 = 1,2gr

=−4.180 J

1,2 gr=−3483,333 J / gr

X. KesimpulanYang paling rendah adalah EtanolYang paling boros adalah Metanol

Page 14: Kimia Lala

PRAKTIKUM 5

M EMBUAT LARUTAN DENGAN KONSENTRASI TERTENTU

I. Landasan teori

Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut didalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian: larutan = pelarut (solvent) +zat terlarut (solute) untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.Secara fisik campuran dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu larutan homogen dan larutan heterogen. Larutan homogen adalah larutan yang komposisinya begitu seragam sehingga tidak dapat lagi diamati bagian - bagian komponen  penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Sedangkan larutan heterogen adalah larutan yang jika di dalam larutan itu terjadi penggabungan yang tidak merata antara dua zat atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama di berbagai bagian dan terdapat permukaan – permukaan tertentu yang masih diamati antara fase- fase yang terpisah. Sifat - sifat fisik larutan ditentukan oleh konsentrasi dari beberapa komponennya. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu pelarut atau larutan. Terdapat beberapa cara yang umum dipakai dalam menyatakan konsentrasi larutan, yaitu :Persen berat ( % ) Persen volume ( %) Persen berat per volume ( %) Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain:1. Temperatur/ Suhu 2. Pelarut 3. Ion sekutu 4. PH 5. Kompleks 6. Konsentrasi.

Page 15: Kimia Lala

Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah tertentu  larutan. Molaritas menyatakan konsentrasi sebagai jumlah zat mol terlarut dalam 1 L larutan yang akan mengurangi konsentrasi (molaritas) larutan tanpa mengubah jumlah zat mol total zat terlarut yang terdapat dalam larutan. Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran atau jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran. Rumus yang digunakan untuk pengenceran itu sendiri adalah

M1V1 = M2V2

M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutanV1 =  Volume larutan sebelum pelarutanM2 = Molaritas larutan sesudah pelarutanV2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan

II. Tujuan praktikum : Untuk membuat larutan benda dengan konsentrasi molar

III. Alat dan Bahan : Gelas ukur Tabung reaksi Corong Silinder ukur HCl 1M ⇾ 250ml

HCl 7M ⇾ 250ml

IV. Analisis dataZat cair :Larutan pekat ⇾ PengenceranMol I = Mol IIM1.V1 = M2.V2

V1¿M2 . V 2

M 1

- HCl 1M ⇾ 250ml

Bahan HCl 12M ⇾ M1

Page 16: Kimia Lala

V1 = ....... ?Jawaba :

V1¿M2 . V 2

M 1

= 1 M .250 ml

12 M

= 250 ml

12

= 20,83ml

V. Kesimpulan1. Larutan adalah   campuran homogen antara dua

atau lebih zat yang  terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.

2. Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah tertentu  larutan.

3. Perhitungan massa dan volume sangat diperlukan sebelum membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.

Page 17: Kimia Lala

PRAKTIKUM 6LAJU KONSENTRASI TERHADAP REAKSI

I. Landasan Teori I Pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar, susunan- susunan partikelnya lebih rapat dibandingkan konsentrasi rendah. Partikel yang tersusun rapat akan lebih mudah untuk bertumbukan, sehingga lebih mudah terjadinya reaksi.

II. Tujuan praktikum I(Satu) : Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi

Alat dan Bahan : Gelas ukur/ellemayer Balon Larutan HCl (HCl 1M,2M,3M ⇾ 20ml) Penutup Arjoli Batu gunung bongkahan

Langkah kerja :1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan

percobaan2. Masukkan larutan HCl kedalam masing-masing gelas yang telah

dibersihkan sebelumnya.Wadah : I. HCl 1M ⇾ 20ml

Page 18: Kimia Lala

II. HCL 2M ⇾ 20ml

III. HCl 3M ⇾ 20ml3. Pada wadah I,II, dan III masukkan batu pualam (batu gunung) yang berat

dan ukurannya sama kedalam masing-masing gelas/wadah yang berisi larutan HCl. Kemudian tutup dengan penutup yang telah direkatkan dengan balon

4. Amati waktu saat wadah mulai ditutup sampai balon tegak.

Analisis data

Gelas Ukur Laju Reaksi (Menit) Bongkahan Batu

I. HCl 1M II. HCl 2M III. HCl 3M

2 menit 55 detik1 menit 10 detik

40 detik

5,4gr5,4gr5,4gr

Kesimpulan :Semakin tinggi konsentrasi reaktan, maka akan semakin cepat pula reaksinya.

III. Landasan Teori 2 Reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel – partikelnya tersusun lebih rapat dibandingkan zat yang konsentrasinya lebih rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan lebih sering bertumbukan disbanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.

IV. Tujuan praktikum II(Dua) : Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi

Alat dan Bahan :

Page 19: Kimia Lala

Batu gunung serpihan Larutan HCl 2M Gelas ukur Arloji Balon Penutup

Langkah Kerja :1. Siapkan batu gunung dalam bentuk bongkahan dan serpihan dengan

berat yang sama. Siapkan gelas kimia dan larutan HCl 2M.2. Masukkan larutan HCl 2M kedalam gelas kimia, kemudian masukkan

bongkahan batu gunung kedalam gelas I dan serpihan batu gunung kedalam gelas II secara bersamaan.

3. Setelah itu segera tutup dengan penutup yang telah direkatkan dengan balon. Amati waktu sampai balon tegak.

Analisis Data

Larutan HCl 2M Waktu (Laju reaksi)

Bongkahan 55 detik

Serpihan 20 detik

1. Bagaimana pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi? Jawab : Semakin luas permukaan bidang, maka semakin cepat pula reaksinya.

2. Apa saja variabel yang ada dalam percobaan ?Jawab : Variabel Terikat : Larutan HCl 2M Variabel Bebas : Batu gunung

Kesimpulan Semakin luas permukaan sentuh antara zat-zat yang bereaksi, semakin banyak molekul-molekul yang bertumbukan dan sehingga semakin cepat reaksinya.

Page 20: Kimia Lala

PRAKTIKUM 7PENGARUH SUHU

I. Landasan TeoriKenaikan suhu menyebabkan kenaikan energy kinetic sehingga

tumbukan lebih sering terjadi. Dengan frekuensi tumbukan yang semakin besar maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar. Pada umumnya setiap kenaikan 10℃, laju reaksi naik 2x lebih besar dari semula sehingga dirumuskan:

V t=∆ VT t−T 0

∆t×V 0

Keterangan :

Vt= laju pada t℃

∆ V =kenaikan lajureaksi

∆ t=kenaikantemperatur untuk kecepatan reaksi 2kalinya

Tt = suhu akhir

T0 = suhu awal

Vo = laju awal

Page 21: Kimia Lala

II. Tujuan praktikum : Mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksiIII. Alat dan Bahan :

Larutan Na2S2O3 (Natrium Thiosulfat) 20ml Larutan HCl 1M Kertas putih Gelas kimia Silinder ukur Thermometer

IV. Langkah kerja :1. Buatlah tanda silang (X) pada sehelai kertas2. Masukkan 20ml larutan Na2S2 0,2M kedalam gelas kimia. Letakkan gelas

kimia itu diatas kertas yang bertanda silang (X). Ukur suhu larutan dan catat waktu yang dibutuhkan sejak penambahan larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi.

3. Masukkan 20ml larutan Na2S2O3 0,2M kedalam gelas kimia yang lain. Panaskan hingga 10℃diatas suhu kamar. Catat suhu tersebut dan letakkan gelas kimia diatas kertas bertanda silang (X). Kemudian tambahkan 5ml HCl 1M dan catat waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tidak terlihat lagi.

V. Data praktikum1. Larutan 1 Suhu = 23 ℃

Laju = 90 detik2. Larutan 2 Suhu = 32℃

Laju = 10 detikVI. Hasil pengamatan

No. Suhu Na2S2O5 Waktu

1. 23℃ 90 detik

2. 32℃ 10 detik

VII. Analisis data

Page 22: Kimia Lala

Ketika larutan Na2S2O5 dituangkan kedalam larutan. Larutan berubah warna menjadi putih.

VIII. KesimpulanSemakin banyak tumbukan antarmolekul pereaksi, maka reaksi akan berlangsung semakin cepat.

A. PRAKTIKUM PENGARUH KATALISATOR

I. Landasan teori Katalis ialah suatu zat yang dapat mempercepat atau memperlambat reaksi, tetapi akan diperoleh kembali pada akhir reaksi. Ada 2 macam katalis, yaitu katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis homogen = katalis yang wujudnya sama dengan wujud zat- zat pereaksi. Katalis heterogen = katalis yang wujudnya berbeda dengan pereaksi.Fungsi dari katalis adalah menurunkan energy aktivasi (energy minimal yang harus dilampaui agar terjadi reaksi kimia), sehingga jika kedalam suatu reaksi ditambahkan katalis maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini disebabkan karena zat- zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energy aktivasi.

II. Tujuan praktikum : Pengaruh Katalisator terhadap laju reaksi III. Alat dan Bahan :

Larutan hidrogen perioksida Larutan natrium klorida

Page 23: Kimia Lala

Lamban besi (III) Klorida Tabung reaksi 3 buah

VI. Langkah kerja :1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan2. - Masukkan H2O2 10ml kedalam tabung reaksi yang pertama tanpa

ditetesi larutan lain- Masukkan H2O2 10ml kedalam tabung reaksi yang kedua dengan

ditetesi larutan NaCl sebanyak 1 tetes- Masukkan H2O2 10ml kedalam tabung reaksi yang ketiga sebanyak

1 atau 2 tetes3. Amati setiap tabung reaksi dan catat perubahan yang terjadi pada

masing-masing larutan.

IV. Data praktikum

No. Larutan Pengamatan

1. H2O2 Tidak terbentuk gelembung

2. H2O2 + NaCl Bintik-bintik gelembung

3 H2O2 + FeCl3 Gelembung banyak

V. Analisis data1. Zat manakah yang bekerja sebagai katalisator pada penguraian hidrogen

FeCl3 ? Jelaskan!Jawab : H2O2 +FeCl3 karena terbentuk gelembung yang sangat banyak.

2. Apakah zat itu mengalami perubahan selama hidrogen mengalami penguraian ?Jawab : - Percobaan 1 : Tidak mengalami perubahan

- Percobaan 2 : Hanya bintik-bintik gelembung diskitar tabung

Page 24: Kimia Lala

dan semakin lama akan menghilang

- Percobaan 3 : Terbentuk banyak gelembung

VI. KesimpulanJika kedalam suatu reaksi di tambahkan katalis maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini disebabkan karena zat-zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi.