Upload
andi-reskianti-wardani
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KIMIA ORGANIK FISIK
Dr. rer. nat. H. Muharram, M. Si.
PANJANG IKATANPanjang ikatan adalah jarak antara dua buah
atom yang saling berikatan atau jarak rata-rata antar dua buah inti yang berikatan kovalen.
rA = ½ d, rA = jari-jari kovalen A
Panjang Ikatan,d
Panjang ikatan dapat diukur dengan cara:Difraksi elektron Difraksi sinar XStudi dari spektra (spektrum)Gabungan dari ketiga cara diatas
Difraksi elektron (metode terbaru)
Faktor-faktor yang menentukan panjang ikatan:
jari-jari kovalen, keelektronegatifan, energi ikatan dan orde ikatan.
Jari-Jari Kovalen (Radius Kovalen )Jari-jari kovalen adalah setengah dari jarak antara dua inti atom homonuklear yang berikatan kovalen atau setengah dari jarak ikatan antara dua atom yang sama.
rA = ½ dA
Panjang Ikatan,d
Keterangan:rA-B = panjang ikatan AB
rA = jari-jari kovalen atom A
rB = jari-jari kovalen atom B
rA-B = rA + rB
contoh : Panjang ikatan C-C merupakan jumlah jari-jari kovalen kedua atom C. Dengan demikian jika atom C mempunyai jari-jari kovalen 0,77 Ao, maka panjang ikatan C-C dapat diperoleh dengan cara berikut:
r C-C = r C + r C
= 0,77 + 0,77 = 1,54
Panjang ikatan C-Cl adalah jumlah jari-jari kovalen atom C dan atom Cl. Apabila jari-jari kovalen atom C dan Cl adalah berturut-turut 0,77 dan 0,99 Ao, maka panjang ikatan C-Cl adalah:
rC-Cl = rC + rCl
= 0,77 + 0,99 = 1,76
Data eksperimen utk C-Cl adalah 1,72 . Ini berarti data perhitungan lebih besar, 1,76.
Persamaan di atas hanya berlaku untuk dua atom yang berikatan dengan perbedaan keelektronigatifan nol.
Jari-jari kovalen merupakan setengah dari jarak inti kedua atom yang berikatan.
Keelektronegatifan Ikatan yang dibentuk dari atom-atom yang
memiliki perbedaan keelektronegatifan, rumus Pauling dan Huggins tidak dapat diterapkan, karena selalu lebih pendek daripada jumlah jari-jari atom pembentuknya.
Hal ini terjadi karena adanya kontraksi akibat perbedaan keelektronegatifan polaritas.
Contoh : Panjang ikatan C-N dengan jari-jari kovalen dan N berturut-turut 0,77 dan 0,75 Ao adalah sebagai berikut: rC-N = rC + rN
= 0,77 + 0,75 = 1,52
Data observasi rC-N = 1,47 . Artinya data observasi lebih pendek daripada hasil perhitungan.
Semakin besar perbedaan keelektronegatifan kedua unsur yang berikatan semakin besar pula kontraksi panjang ikatannya.
Hal ini dapat dilihat pada panjang ikatan C-O dengan jari-jari kovalen atom C dan O adalah masing-masing 0,77 dan 0,74 .
rC-O = rC + rO
=0,77 + 0,74 = 1,51
Data pengamatan memperlihatkan rC-O = 1,24 . Jadi, nilai kontraksinya merupakan selisih antara data observasi dengan hasil perhitungan, yakni 0.09 Å rC-O = rC + rO
= 0,77 + 0,74 = 1,51
Data pengamatan rC-O = 1,24.
Jadi, nilai kontraksinya merupakan selisih antara data observasi dengan hasil perhitungan, yakni 0.09 Å
Koreksi terhadap kontraksi di atas dilakukan oleh Schumacher dan Stevenson
rA – B = rA + rB – 0,09 │XA – XB│
Keterangan : rA-B = panjang ikatan
rA = jari-jari kovalen A
rB = jari-jari kovalen B
│XA – XB│= Keelektronegatifan A dan B
Contoh Hitung panjang ikatan C-Cl dimana jari-jari kovalen atom C dan Cl adalah masing-masing 0,77 dan 0,99 dan keelektronegatifan C dan Cl adalah berturut-turut 2,5 dan 3,0.rC-Cl = rC + rCl – 0,0 9 │XC – XCl│
rC-Cl = 0,77 + 0,99 – 0,09 │XC – XCl│
= 0,77 + 0,99 – 0,09 │2,5 – 3,0│
= 1,67 – 0,09 (0,5) = 1,715
= 1,72
Huggins memperkenalkan hubungan antara energi ikatan dan panjang ikatan
r’A-B = rAB + 1/a In EAB
Keterangan :r’A-B = panjang ikatan aktual, panjang ikatan pada energi tetaprAB = Panjang ikatan A-B
E = energi ikatan AB a = tetapan, jika E dinyatakan dengan kkal/g maka a= 4,6
r’AB = r’A + r’B
r’A dan r’B adalah jari-jari kovalen A dan B pada energi tetap.
Contoh Hitung panjang C-Cl jika diketahui energi ikatan C-Cl = 77 kkalrC-Cl = r’C + r’Cl - 1/2 Iog EC-Cl
=1,22 +1,44 – ½ log 77=1,72 Ao
Orde Ikatan
Orde ikatan menunjukkan jumlah ikatanIkatan tunggal C-C ; rC-C = 1,54 A, artinya
ikatan mempunyai orde ikatan = 1Ikatan rangkap dua C=C ; rC-C = 1,33 A, yang
berarti bahwa ikatan ini berorde ikatan duaPada umumnya, ikatan rangkap lebih kecil
dari pada ikatan tunggal, jika terjadi resonansi maka orde ikatan berada diantara 1 dan 2.
Contoh:
orde ikatan a = ½ x 2 + ½ x1 = 3/2 b = ½ x1 + ½ X 2 =3/2 ,
ra = r b
ab ab
Pauling memberi hubungan antara orde ikatan dan panjang ikatan, yang menyatakan bahwa hubungan empiris antara orde ikatan dengan panjang ikatan ternyata tidak linier
rAB = r1 – [3(y – 1)(r1 – r2)/(2y – 1)]
keterangan :rAB = panjang ikatan
r1, r2 = Panjang ikatan tunggal dan panjang ikatan rangkapy = Orde ikatan