Kinerja Guru Bahasa Inggris Smp Negeri

Embed Size (px)

Citation preview

  • KONTRIBUSI KESEJAHTERAAN GURU IKLIM KERJA DAN

    KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP

    KINERJA GURU BAHASA INGGRIS SMP NEGERI

    DI KABUPATEN JEPARA

    TESIS

    Oleh: HISYOM ISWANTO

    NPM : 10510093

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

    PROGRAM PASCA SARJANA

    IKIP PGRI SEMARANG

    2013

  • KONTRIBUSI KESEJAHTERAAN GURU IKLIM KERJA DAN

    KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP

    KINERJA GURU BAHASA INGGRIS SMP NEGERI

    DI KABUPATEN JEPARA

    TESIS

    Diajukan kepada

    IKIP PGRI SEMARANG

    untuk memenuhi salah satu persyaratan

    dalam menyelesaikan program

    Magister Manajemen Pendidikan

    Oleh: HISYOM ISWANTO

    NPM : 10510093

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

    PROGRAM PASCA SARJANA

    IKIP PGRI SEMARANG

    2013

  • INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    PROGRAM PASCASARJANA Jl. Sidodadi Timur No. 24 - Dr. Cipto Semarang

    Telp. (024) 831 6377, 831 4474 Fax. (024) 844 8217

    Emai l: [email protected] web: www.ikippgrismg.ac.id

    LEMBAR PERSETUJUAN

    Kami selaku Pembimbing I dan Pembimbing II dari mahasiswa IKIP PGRI

    Semarang

    N a m a : Hisyom Iswanto

    NPM : 10510093

    Jurusan : Magister Manajemen Pendidikan

    Judul Tesis :

    Kontribusi Kesejahteraan Guru Iklim Kerja dan Kepemimpinan

    Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris SMP

    Negeri di Kabupaten Jepara

    Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang dibuat oleh mahasiswa tersebut di atas

    telah selesai dan siap diujikan.

    Semarang, Maret 2013

    Pembimbing I

    Prof. Dr. A. Y. Soegeng, Ysh, M.Pd.

    NPP. 094301244

    Pembimbing II

    Drs. Harsoyo Purnomo, M.S.

    NIP. 19501115 198111 1 001

    .

  • INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    PROGRAM PASCASARJANA Jl. Sidodadi Timur No. 24 - Dr. Cipto Semarang

    Telp. (024) 831 6377, 831 4474 Fax. (024) 844 8217

    Emai l: [email protected] web: www.ikippgrismg.ac.id

    LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TESIS

    Tesis berjudul Kontribusi Kesejahteraan Guru Iklim Kerja dan

    Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris SMP Negeri

    di Kabupaten Jepara ditulis oleh telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia

    Ujian Tesis Program Pascasarjana, Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

    IKIP PGRI Semarang.

    Pada hari : Kamis

    Tanggal : 7 Maret 2013

    Ketua

    Prof. DR. Sunandar, M.Pd.

    NIP. 196208151987031002

    Sekretaris

    DR. Jovita Juliejatiningsih, M.Pd.

    NPP. 085901221

    Anggota Penguji :

    1. Prof. Dr. A. Y. Soegeng, Ysh, M.Pd. ( .. ) NPP. 094301244

    2. Drs. Harsoyo Purnomo, M.S. ( .. ) NIP. 19501115 198111 1 001

    3. Drs. Maryadi, M.Pd. ( .. ) NIP. 19541107 197512 1 001

  • INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    PROGRAM PASCASARJANA Jl. Sidodadi Timur No. 24 - Dr. Cipto Semarang

    Telp. (024) 831 6377, 831 4474 Fax. (024) 844 8217

    Emai l: [email protected] web: www.ikippgrismg.ac.id

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    N a m a : Hisyom Iswanto

    NPM : 10510093

    Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan

    Progra : Pascasarjana

    Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya teliti ini benar-benar

    merupakan hasil karya sendiri; bukan merupakan pengambilalihan penelitian atau

    pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil penelitian atau pikiran saya sendiri.

    Apabila di kemudian hari terbukti tesis ini hasil jiplakan, maka saya

    bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

    Semarang, Maret 2013

    Yang membuat pernyataan

    Hisyom Iswanto

  • ABSTRAK

    HISYOM ISWANTO. 2013. Kontribusi Kesejahteraan Guru, Iklim Kerja, dan

    Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris SMP

    Negeri di Kabupaten Jepara. Tesis. Pembimbing 1) Prof. Dr. A. Y. Soegeng, Ysh,

    M.Pd, 2) Drs. Harsoyo Purnomo, MS.

    Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan

    guru dalam mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan pembelajaran, karena

    gurulah yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di kelas, bahasa

    Inggris adalah salah satu mata pelajaran yang diujikan pada ujian nasional memiliki

    strategi yang bagus dan jitu serta kinerja yang bagus, kinerja guru dalam mengajar

    sangat dipengaruhi oleh kesejahteraan, iklim kerja, kepemimpinan.

    Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah kontribusi kesejahteraan

    guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah secara sendiri-sendiri dan/atau

    bersama-sama terhadap kinerja guru bahasa Inggris SMP Negeri di Kabupaten

    Jepara?. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat kontribusi yang berarti

    kesejahteraan guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah secara

    sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama terhadap kinerja guru bahasa Inggris SMP

    Negeri di Kabupaten Jepara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi

    kesejahteraan guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja

    guru bahasa Inggris SMP Negeri di Kabupaten Jepara.

    Ditinjau dari metode penelitiannya, penelitian ini dilakukan dengan

    menggunakan kuesioner dan pendekatan kuantitatif, serta mengambil sampel

    sebanyak 40 guru. Data hasil penelitian tersebut dianalisis dengan menggunakan

    analisis regresi linier berganda. Dari hasil analisis statistik yang digunakan dapat

    disimpulkan sebagai berikut: pertama, ada kontribusi yang positif dan berarti

    variabel kesejahteraan guru terhadap variabel kinerja guru dengan koefisien regresi

    1218,0188,0 XY . Kedua, ada kontribusi yang positif dan berarti variabel iklim

    kerja terhadap variabel kinerja guru dengan koefisien regresi 2404,0188,0 XY .

    Ketiga, ada kontribusi yang positif dan berarti variabel kepemimpinan kepala

    sekolah terhadap variabel kinerja guru dengan koefisien regresi

    3235,0188,0 XY . Besarnya kontribusi variabel X1, X2 dan X3 secara simultan

    terhadap variabel Y sebesar 13,4 persen.

    Dari hasil temuan tersebut maka disampaikan saran berikut ini: (1) guru

    hendaknya berusaha meningkatkan kinerja, menciptakan iklim kerja yang nyaman

    dan meningkatkan hasil belajar dengan berbagai model pembelajaran. (2) Kepala

    sekolah hendaknya menjaga komunikasi dan meningkatkan kinerja guru dengan

    selalu memotivasi, mendorong dan mendukung setiap upaya yang dilakukan oleh

    guru. (3) Pemerintah daerah senantiasa memperhatikan kesejahteraan guru supaya

    mendapatkan jaminan rasa aman dimasa depan para guru.

    Kata Kunci: kesejahteraan guru, iklim kerja, kepemimpinan kepala sekolah, kinerja

  • ABSTRACT

    HISYOM ISWANTO. 2013. Contribution Teachers Welfare, Working Climate,

    and Leadership Principal Performance Against Teachers of English Secondary

    Schools in Jepara Regency. Thesis. 1) Prof. Dr. A. Y. Soegeng, YSH, M.Pd, 2) Drs.

    Harsoyo Purnomo, MS.

    The success of education is determined by the readiness of teachers to

    prepare students through learning activities, because gurulah responsible for the

    learning process in the classroom, English is one of the subjects tested on the exam

    had a good strategy and a sharpshooter and a good performance, teacher

    performance in teaching greatly influenced by welfare, work climate, leadership.

    The problem in this study is there a contribution of teachers' welfare,

    climate and principal leadership individually and / or jointly on the performance of

    junior high school English teacher in the district of Jepara?. The hypothesis in this

    research that there is a significant contribution to the welfare of teachers, working

    climate and principal leadership individually and / or jointly on the performance of

    junior high school English teacher in the district of Jepara. This study aims to

    determine the contribution of teachers' welfare, climate and principal leadership on

    the performance of junior high school English teacher in the district of Jepara.

    Judging from his research methods, the research was conducted using

    questionnaires and quantitative approaches, as well as taking a sample of 40

    teachers. The data were analyzed using multiple linear regression analysis. From

    the results of statistical analysis used can be summarized as follows: first, there is a

    positive and significant contribution to the welfare of teachers to the variables of

    teacher performance variable regression coefficients 1218,0188,0 XY .

    Secondly, there is a positive and significant contribution to the work climate

    variables on teacher performance variables with regression coefficients

    2404,0188,0 XY . Third, there is a positive and significant contribution variable

    principal's leadership on teacher performance variables with regression coefficients

    3235,0188,0 XY . The contribution of the variables X1, X2 and X3

    simultaneously to variable Y of 13.4 percent.

    From these findings it was delivered the following suggestions: (1) teachers

    should try to improve performance, create a comfortable working environment and

    improve learning outcomes with various learning models. (2) The principal should

    maintain communication and improve teacher performance by always motivate,

    encourage and support any efforts made by the teacher. (3) The local government is

    always concerned with the welfare of teachers in order to get a sense of security in

    the future teachers.

    Keywords: teacher welfare, work climate, school leadership, performance

  • KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat allah SWT serta atas taufik

    dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian tesis yang

    berjudul Kontribusi Kesejahteraan Guru, Iklim Kerja dan Kepemimpinan Kepala

    Sekolah Terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris SMP Negeri di Kabupaten Jepara

    ini.

    Selanjutnya pada kesempatan ini, peneliti ucapkan terima kasih kepada

    semua pihak yang telah membantu memberikan petunjuk dan bimbingan. Ucapan

    terima kasih ini terutama peneliti haturkan kepada :

    1. Dr. Muhdi S.H, M.Hum, selaku Rektor IKIP PGRI Semarang;

    2. Prof. Dr. Sunandar, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana IKIP PGRI

    Semarang;

    3. Dr. Yovitha Yuliejantiningsih, M.Pd, Selaku Ketua Program Studi Manajemen

    Pendidikan Program Pascasarjana IKIP PGRI Semarang;

    4. Dr. A. Y. Soegeng, Ysh, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah banyak

    memberikan bimbingan, masukan dan saran dalam penyusunan tesis ini;

    5. Drs. Harsoyo Purnomo, M.S, selaku Pembimbing II yang telah memberikan

    bimbingan dan saran demi kesempurnaan penyusunan tesis ini;

    6. Bapak/Ibu Kepala SMP Negeri di Kabupaten Jepara yang telah memberikan

    kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

    Semoga bimbingan, bantuan dan pengarahan mereka mendapat balasan yang lebih

    dari Allah SWT.

    Semarang, Maret 2013

    Peneliti

  • DAFTAR ISI

    ABSTRAK ...................................................................................................... i

    ABSTRACT .................................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4

    C. Pembatasan Masalah .................................................................. 5

    D. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

    E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

    F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7

    G. Definisi Operasional Variabel ................................................... 7

    BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS .............. 9

    A. Kinerja Guru Bahasa Inggris ..................................................... 9

    1. Kinerja ... ............................................................................... 9

    2. Kinerja Guru .......................................................................... 10

    3. Kinerja Guru Bahasa Inggris ................................................. 12

    4. Penilaian Kinerja Guru .......................................................... 13

    5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja .......................... 13

    B. Kesejahteraan Guru .................................................................... 14

    1. Pengertian Kesejahteraan Guru ............................................. 14

    2. Kontribusi Kesejahteraan Guru terhadap Kinerja Guru Bahasa

    Inggris ................................................................................... 17

    C. Iklim Kerja ................................................................................. 18

    1. Pengertian Iklim Kerja .......................................................... 18

    2. Fungsi Iklim Kerja ................................................................ 19

  • 3. Kontribusi Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru ..................... 21

    D. Kepemimpinan Kepala Sekolah ................................................. 22

    1. Pengertian Kepemimpinan .................................................... 22

    2. Gaya Kepemimpinan ............................................................. 24

    3. Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................................ 27

    4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja

    Guru ...................................................................................... 29

    E. Penelitian Terdahulu .................................................................. 30

    F. Kerangka Berpikir ...................................................................... 30

    G. Hipotesis .................................................................................... 31

    BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 33

    A. Jenis Penelitian .......................................................................... 33

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 33

    C. Desain Penelitian ....................................................................... 34

    D. Populasi ...................................................................................... 34

    E. Sampel ....................................................................................... 35

    F. Instrumen Penelitian .................................................................. 35

    1. Validitas ................................................................................ 35

    2. Reliabilitas ............................................................................ 35

    G. Variabel Penelitian ..................................................................... 37

    1. Variabel Bebas (Independent Variable) ................................ 37

    2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ................................. 38

    H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 38

    1. Kuesioner (angket) ................................................................ 38

    2. Interview (wawancara) .......................................................... 39

    I. Analisis dan Interpretasi Data .................................................... 39

    J. Hipotesis Statistik ...................................................................... 41

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 43

    A. Hasil Penelitian .......................................................................... 43

    1. Data Kuesioner ...................................................................... 43

    2. Uji Persyaratan Analisis ........................................................ 50

  • 3. Analisis Regresi Linier .......................................................... 54

    4. Diagnosis Penyimpangan Model Asumsi Klasik .................. 57

    5. Prediksi Perubahan Nilai Y ................................................... 59

    B. Pembahasan ............................................................................... 60

    1. Kinerja Guru .......................................................................... 60

    2. Kesejahteraan Guru ............................................................... 60

    3. Iklim Kerja ............................................................................ 63

    4. Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................................ 65

    5. Kontribusi Kesejahteraan Guru Iklim Kerja dan Kepemim-

    pinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ....................... 70

    6. Prediksi Penelitian ................................................................. 73

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 75

    A. Kesimpulan ................................................................................ 75

    B. Saran .......................................................................................... 76

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77

    LAMPIRAN ........ ........................................................................................... 79

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    4.1. Data Hasil Penelitian ................................................................................ 43

    4.2. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru ........................................................... 45

    4.3. Distribusi Frekuensi Kesejahteraan Guru ................................................ 46

    4.4. Distribusi Frekuensi Iklim Kerja .............................................................. 48

    4.5. Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................. 49

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    3.1. Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terkat ...................... 34

    4.1. Histogram Kinerja Guru ........................................................................... 45

    4.2. Histogram Kesejahteraan Guru ................................................................ 47

    4.3. Histogram Iklim Kerja ............................................................................. 48

    4.4. Histogram Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................................. 48

    4.5. Uji Linieritas Kesejahteraan Guru ........................................................... 52

    4.6. Uji Linieritas Iklim Kerja ......................................................................... 53

    4.7. Uji Linieritas Kepemimpinan Kepala Sekolah ........................................ 53

    4.8. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 58

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................................... 80

    2. Instrumen Penelitian ................................................................................... 84

    3. Uji Coba Angket ......................................................................................... 91

    4. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................ 96

    5. Data Hasil Penelitian .................................................................................. 108

    6. Rekapitulasi Hasil Penelitian ...................................................................... 112

    7. Uji Normalitas ............................................................................................ 113

    8. Uji Homogenitas ......................................................................................... 114

    9. Uji Linieritas ............................................................................................... 115

    10. Uji Statistik Regresi Linier Berganda ...................................................... 116

    11. Izin Penelitian .......................................................................................... 122

    12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................................ 123

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan,

    menyatakan bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,

    pengelola, pengembang, pengawas dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

    pendidikan pada satuan pendidikan dan pendidik merupakan tenaga professional

    yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

    pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan pelatihan dan

    pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik diperguruan tinggi.

    Guru adalah komponen pendidikan yang sangat menentukan dalam gerak

    roda keberhasilan pembangunan suatu bangsa, ujung tombak kebijakan pendidikan

    adalah guru sehingga baik buruknya bangsa ini sangat tergantung pada guru (UU

    No. 20 tahun 2003). Guru merupakan faktor sentral di dalam sistem pembelajaran

    terutama di sekolah, semua komponen lain, mulai dari kurikulum,

    sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila

    keutamaan pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak

    berkualitas. Kurikulum yang ada akan hidup apabila dilaksanakan oleh guru.

    peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan,

    sehingga dapat dipastikan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau

    peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru.

  • Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran sangat ditentukan oleh

    kinerja guru sebagai pendidik, untuk itu kinerja guru memegang peranan penting

    dalam pencapaian tujuan pengajaran secara optimal, mengingat pentingnya peranan

    kinerja guru, maka sekolah perlu meningkatkan kinerja guru agar tujuan

    pengajaran, visi dan misi sekolah dapat tercapai. Kinerja guru dalam mengajar

    dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kesejahteraan yang

    meliputi pemenuhan kebutuhan pokok, iklim kerja dalam lingkungan sekolah

    dimana akan mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja dan kepemimpinan kepala

    sekolah dimana kepala sekolah sebagai pelindung dan penentu kebijakan serta

    sebagai seorang tauladan yang akan ditiru bawahannya.

    Upaya pemerintah dalam meningkatkan kinerja guru sudah banyak

    dilakukan, misalnya dengan mengadakan lokakarya, seminar, penataran,

    peningkatan kesejahteraan (kenaikan tunjangan fungsional guru dan sertifikasi

    guru), peningkatan kualifikasi pendidikan melalui program penyetaraan dan

    sebagainya (Soedjadi. 1999). .Kinerja guru juga bisa meningkat dengan adanya

    dorongan, manajemen, karisma dan perhatian serta tauladan dari kepala sekolah

    sebagai pimpinan dari suatu lembaga. Kondisi lingkungan sekolah juga tidak bisa

    dipungkiri sangat membantu pelaksanaan pembelajaran seperti hubungan yang

    dinamis dengan siswa dan wali murid, sesama guru dan masyarakat sekitar.

    Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja

    guru di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahteranya seseorang

    makin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kerjanya guru saat ini kebutuhan

    hidup semakin tinggi. Iklim mempengaruhi kinerja dengan cara membentuk

  • persepsi terhadap suasana dan orang-orang disekitar serta konsekuensi yang timbul

    dalam berbagai tindakan. Kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan mutu,

    tanpa kepemimpinan yang baik proses peningkatan mutu tidak dapat dilakukan dan

    diwujudkan kepemimpinan kepala sekolah bukanlah semata-mata berbentuk

    instruksi, melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu (trigger) yang dapat

    memberi inspirasi terhadap para guru dan karyawan, sehingga inisiatif dan

    kreatifitasnya berkembang secara optimal untuk meningkatkan kinerjanya,

    Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk mencapai kinerja guru

    yang maksimal maka kesejahteraan para guru harus ditingkatkan dengan berbagai

    cara seperti adanya tunjangan, sertifikasi dan tambahan lain yang sah, Penciptaan

    iklim kerja dalam sekolah merupakan bagian tanggung jawab dari kepala sekolah,

    peran kepala sekolah dalam lingkungan sekolah adalah sebagai pemimpin,

    pendidik, supervisor, inovator dan motivator. Kepala sekolah diharapkan dapat

    mengembangkan nilai-nilai kinerja yang menjadi dasar filosofi, keyakinan, sikap,

    norma, tradisi, prosedur, dan harapan yang berkaitan dengan upaya peningkatan

    kualitas dan kinerja guru dalam berbagai aspek, serta menciptakan suasana atau

    iklim kerja yang kondusif dan kompetitif di sekolah. Untuk meningkatkan kinerja

    guru khususnya guru Bahasa Inggris SMP sehingga dapat meningkatkan kualitas

    pendidikan seperti yang diharapkan, maka masalah kesejahteraan, iklim kerja dan

    kepemimpinan kepala sekolah perlu diperhatikan dan dikaji secara mendalam

    untuk itulah penelitian ini dilakukan.

  • B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas dapat

    diidentifikasikan beberapa masalah yang secara umum terjadi yaitu perbaikan mutu

    pendidikan selama ini kurang berhasil, kondisi umum kinerja guru yang masih

    rendah, sehingga perlu terus ditingkatkan khususnya kinerja guru bahasa Inggris

    SMP di Kabupaten Jepara.

    Meningkatkan kinerja guru bukan pekerjaan yang mudah, banyak faktor

    yang terkait, baik itu faktor dari dalam guru itu sendiri maupun dari luar guru,

    seperti kesejahteraan guru, iklim kerja dan kepemimpman kepala sekolah.

    Kesejahteraan guru secara umum belum memadai dibanding dengan tuntutan

    profesinya, belum semua guru bahasa Inggris SMP di Kabupaten Jepara berijasah

    S-l, dengan demikian akan mempengaruhi kinerja guru pada umumnya dan

    khususnya guru bahasa Inggris SMP di Kabupaten Jepara, prestasi belajar bahasa

    Inggris siswa bahasa Inggris SMP di Kabupaten Jepara belum maksimal,

    rendahnya peran kepala sekolah dalam lingkungan sekolah.

    Berdasarkan uraian di atas identifikasi yang dapat dikemukakan adalah

    sebagai berikut: apakah kinerja guru sebagai hasil dari proses bekerja ditentukan

    oleh banyak faktor dan faktor-faktor apa yang menentukan? Apakah kesejahteraan

    guru ada sumbangannya terhadap kinerja guru? Apakah iklim kerja ada

    sumbangannya terhadap kinerja guru? Apakah kepemimpinan kepala sekolah ada

    sumbangannya terhaddap kinerja guru? Apakah secara simultan kesejahteraan

    guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah ada sumbangannya terhadap

    kinerja guru?

  • C. Pembatasan Masalah

    Penelitian ini hanya akan memfokuskan pada masalah-masalah sebagai

    berikut :

    1. Kesejahteraan guru secara umum belum memadai, dimana masih ada beberapa

    guru yang belum diangkat menjadi PNS atau beberpa guru yang belum

    mendapat sertifikasi, bahkan mungkin guru yang mendapat sertifikasi tetapi

    malah digunakan untuk kegiatan konsumtif yang tidak mendukung kinerjanya

    sebagai pendidik.

    2. Iklim kerja yang kurang harmonis dalam suatu lembaga pendidikan sangat

    dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan kesetaraan tugas, pada kenyataan

    dilapangan masih ditemukannya kesenjangan pendapatan, kurangnya

    komunikasi antar guru dan sikap acuh tak acuh dari warga sekitar.

    3. Rendahnya peranan kepala sekolah yang banyak dipengaruhi oleh pengalaman

    dan usia serta kebijakan yang diambil, kepala sekolah yang seharusnya jadi

    pemimpin dan pembimbing sering diabaikan karena kurangnya komunikasi

    sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil sering diputuskan secara sepihak.

    4. Kinerja guru bahasa Inggris SMP Negeri di Jepara masih rendah, dengan

    beberapa indikasi yaitu kekurangmampuan untuk menyusun perencanaan

    pembelajaran, penggunaan media dan model-model yang tepat untuk

    digunakan dalam penyampaian materi.

    D. Rumusan Masalah

    Dari identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka permasalahan

    dalam penelitian ini dirumuskan menjadi empat hal, yaitu.

  • 1. Seberapa besar kontribusi kesejahteraan guru terhadap kinerja guru Bahasa

    Inggris SMP di Kabupaten Jepara?

    2. Seberapa besar kontribusi iklim kerja terhadap kinerja guru Bahasa Inggris

    SMP di Kabupaten Jepara?

    3. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru

    Bahasa Inggris SMP di Kabupaten Jepara?

    4. Seberapa besar kontribusi kesejahteraan guru, iklim kerja, kepemimpinan

    kepala sekolah secara simultan terhadap kinerja guru Bahasa Inggris SMP di

    Kabupaten Jepara?

    E. Tujuan Penelitian

    Sejalan permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian ini

    dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang kontribusi

    kesejahteraan guru, iklim kerja, kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja

    guru Bahasa Inggris SMP di Kabupaten Jepara. Adapun tujuan khusus penelitian

    ini adalah untuk mengukur dan mengetahui besarnya.

    1. Kontribusi kesejahteraan guru terhadap kinerja guru Bahasa Inggris SMP di

    Kabupaten Jepara

    2. Kontribusi iklim kerja terhadap kinerja guru Bahasa Inggris SMP di

    Kabupaten Jepara

    3. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru Bahasa Inggris

    SMP di Kabupaten Jepara

  • 4. Kontribusi kesejahteraan guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah

    secara simultan terhadap kinerja guru Bahasa Inggris SMP di Kabupaten

    Jepara.

    F. Manfaat Penelitian

    1. Dengan penelitian ini, hasilnya diharapkan dapat memberikan informasi

    kepada kepala sekolah sehingga dapat dijadikan acuan untuk peningkatan

    profesionalisme guru, menciptakan iklim kerja yang harmonis dan kondusif.

    2. Memberikan umpan balik terhadap pola kepemimpinan kepala sekolah untuk

    meningkatkan kinerja guru, mengadakan pembinaan, dan menentukan

    altematif upaya peningkatan kinerja guru bahasa Inggris jika ketiga variabel

    bebas (kesejahteraan guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah)

    tersebut terbukti memberikan sumbangan yang cukup tinggi.

    3. Bagi guru sebagai masukan dan evaluasi penyempurnaan dan perbaikan

    kinerja dalam pelaksanaan pembelajaran.

    G. Definisi Operasional Variabel

    Definisi operasional variabel dalam penelitian meliputi variabel-veriabel

    berikut:

    1. Kesejahteraan guru dirumuskan meliputi gaji dan tunjangan, sarana dan

    prasarana, peghargaan, pengembangan profesi dan jaminan keamanan.

    2. Iklim kerja dirumuskan hubungan dengan rekan kerja, adminsitrasi guru,

    fasilitas pendukung pembelajaran, keamanan sekolah dan hubungan dengan

    orang tua siswa.

  • 3. Kepemimpinan kepala sekolah dirumuskan hubungan antara kepala sekolah

    dengan guru, komunikasi antara kepala sekolah dengan guru, dan hubungan

    antara kepala sekolah dengan guru.

    4. Kinerja guru bahasa Inggris SMP Negeri di Jepara diartikan sebagai

    kemampuan guru menyusun perencanaan pembelajaran, dengan beberapa

    indikasi yaitu kekurangmampuan untuk menyusun perencanaan pembelajaran,

    penggunaan media dan model-model yang tepat untuk digunakan dalam

    penyampaian materi.

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

    A. Kinerja Guru Bahasa Inggris

    1. Kinerja

    Kinerja dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai prestasi

    yang diperlihatkan, seberapa jauh seseorang mampu melaksanakan pekerjaan dan

    dibandingkan dengan hasil yang ingm dicapai dinamakan kinerja seseorang pada

    pekerjaan tersebut (As'ad, 2001: 48), dengan demikian kinerja merupakan hasil

    yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang

    bersangkutan. Jadi di sini nampak bahwa pengertian kinerja dalam arti sempit

    hanya berkenaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dalam pekerjaannya.

    Kinerja identik dengan performance, yaitu hasil kerja yang dicapai oleh

    seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

    wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai

    tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan

    sesuai dengan moral dan etika (Prawirosentono, 1997: 2). Seseorang yang

    memiliki pekerjaan dapat melakukan proses kerja, proses kerja selalu mempunyai

    langkah-langkah atau prosedur kerja yang harus dijalankan sesuai urutannya,

    prosedur kerja selalu mengarah pada penilaian hasil pekerjaan yang sesuai dengan

    tuntutan kerjanya, bila suatu pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prosedurnya,

  • maka akan sampai pada hasil kerja yang diinginkan yang merupakan tuntutan

    pekerjaan tersebut.

    2. Kinerja Guru

    Kinerja guru merupakan salah satu taktor yang memegang peranan dalam

    keberhasilan pendidikan, kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut

    ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerja memiliki

    pengertian yang beragam, beberapa pengertian kinerja menurut para ahli adalah

    performance atau unjuk kerja, kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja,

    pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja (Depdiknas, 2008: 3), dengan kata lain

    kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

    seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

    yang diberikan kepadanya, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja

    merupakan suatu wujud prilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi

    prestasi.

    Kinerja selalu berhubungan dengan prestasi yang dimiliki seseorang dalam

    menyelesaikan tugas-tugas individunya, dan kinerja juga merupakan persyaratan

    yang harus dimiliki setiap individu dalam menyelesaikan tugas. Kinerja guru dapat

    direfleksikan dalam tugasnya sebagai pengajar dan sebagai pelaksana administrasi

    kegiatan mengajarnya, dengan kata lain kinerja guru terlihat pada kegiatan

    merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran yang

    intensitasnya dilandasi etos kerja dan disiplin profesional guru (Carudin, 2011).

    Mulyasa (2002: 125) menyebutkan empat kriteria kinerja guru, yaitu:

    karakteristik personal, proses, hasil dan kombinasi dari karakteristik personal,

  • proses serta hasil. Dilihat dari karakteristik personal, kinerja guru meliputi

    kemampuan, ketrampilan, kepribadian dan motivasi untuk melaksanakan tugas

    dengan baik, dilihat dari proses, kinerja guru yang efektif akan tercapai jika

    perilaku dapat menunjukkan kecocokan dengan standar kinerja yang ditentukan.

    Selanjutnya Mulyasa (2002: 125) menyebutkan tiga faktor penting untuk menilai

    kinerja guru, yaitu kemampuan dan minat guru, kejelasan penerimaan atas peranan

    guru, dan tingkat motivasi guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Tugas

    profesional guru dalam pembelajaran adalah merencanakan pembelajaran,

    kemampuan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi, memberikan

    perbaikan dan pengayaan dan melaksanakan hubungan pribadi, Hamzah (2001),

    menyebutkan beberapa dimensi dalam kinerja seseorang, beberapa dimensi itu

    adalah: (1) kualitas kerja, (2) kecepatan dan ketepatan kerja, (3) inisitif dalam

    kerja, (4) kemampuan dalam kerja, dan (5) kemampuan mengkomunikasikan

    pekerjaan, melalui dimensi-dimensi inilah kinerja seseorang mudah untuk dinilai.

    Dalam mewujudkan kinerja guru ada beberapa citra guru yang diharapkan

    dapat terwujud secara ideal (Surya. 2002: 326), yaitu: guru mempunyai semangat

    juang yang tinggi disertai kualitas keimanan, dan ketakwaan yang mantap, guru

    mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dengan tuntutan lingkungan dan

    kemajuan IPTEK, guru mampu belajar dan bekerjasama dengan profesi lain, guru

    memiliki etos kerja yang kuat, guru yang memiliki kejelasan dan kepastian

    pengembangan jenjang karier, guru memiliki kesejahteraan lahir batin, material

    dan non material, guru memiliki masa depan yang cerah dan penuh harapan, guru

  • berjiwa professional yang tinggi, guru yang mampu melaksanakan fungsi dan

    perannya secara terpadu.

    3. Kinerja Guru Bahasa Inggris

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru bahasa

    inggris adalah performance yaitu gambaran hasil kerja guru atau uniuk kerja guru

    yang berkaitan dengan tugas yang diembannya dan didasarkan atas tanggung jawab

    profesional dalam mata pelajaran bahasa Inggris, hal ini ditunjukkan pada kualitas

    kerjanya, kecepatan dan ketepatan kerja, inisiatif dalam kerja, kemampuan dalam

    kerja, dan kemampuan mengkomunikasikan hasil kerja, dimensi-dimensi inilah

    yang menjadi indikator dalam penelitian ini.

    Kinerja guru bahasa Inggris dapat diketahui dengan cara melakukan

    penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara obyektif terikat paling

    sedikit dua kepentingan, yaitu kepentingan pegawai yang bersangkutan sendiri dan

    organisasi yang bersangkutan (Siagian, 1999: 223). Tujuan pokok sistem penilaan

    kinerja adalah menghasilkan informasi yang akurat dan sahih tentang perilaku dan

    kinerja anggota-anggota organisasi, semakin akurat dan sahih informasi yang

    dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar nilainya bagi organisasi.

    Bagi para pegawai termasuk guru, penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik

    tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan potensinya.

    Bagi organisasi hasil peniiaian para pegawai sangat penting arti dan peranannya

    dalam pengambilan keputusan, salah satu teknik penilaian kinerja yang berorientasi

    kedepan adalah penilaian diri sendiri.

  • Penilaian terhadap diri sendiri ini berusaha seobyektif mungkin untuk

    menjelaskan antara lain: apa tugas pokoknya, pengetahuan dan ketrampilan yang

    dituntut oleh kerja, kaitan tugasnya dengan tugas-tugas orang lain; dalam hal apa

    pegawai merasa berhasil, kesulitan yang dihadapi, langkah-langkah perbaikan apa

    yang perlu ditempuh (Simamora, 2002: 244-245), mengingat pentingnya kinerja

    dalam kaitannya dengan keberhasilan guru untuk meningkatkan keberhasilan

    pendidikan, maka perlu dicari faktor-faktor apa yang secara dominan

    mempengaruhi kinerja guru tersebut, untuk kepentingan itu perlu dicari besarnya

    pengaruh variabel yang mempengaruhi kinerja guru.

    4. Penilaian Kinerja Guru

    Kinerja guru dalam mengajar dikelas dapat dinilai untuk dijadikan bahan

    evaluasi demi meningkatkan kualitas pendidikan yang ada, penilaian dapat

    dilakukan dengan cara observasi yaitu mengumpulkan data yang biasa digunakan

    untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan

    yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami (sebenarnya) maupun situasi

    buatan. Penilaian dilakukan dengan check list dari faktor yang dinilai seperti

    kemampuan pengelolaan kelas, persiapan pembelajaran, mengadakan evaluasi dan

    kesipaan penyampaian materi (PMPTK, 2008: 34)

    5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

    Menurut Surya (2002: 330) faktor mendasar yang terkait erat dengan

    kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan

    kesejahteraan para guru. Kepuasan mi dilatarbelakangi oleh faktor-faktor: imbalan

  • jasa, rasa aman, hubungan antar pribadi, kondisi kerja, dan kesempatan untuk

    pengembangan dan peningkatan diri. Supriyadi (2001: 221-225) mengatakan

    bahwa untuk meningkatkan kinerja diperlukan peningkatan kesejahteran guru dan

    tenaga kependidikan lainnya, pengembangan karier yang menarik, menjaring calon

    guru yang bermutu tinggi, pendidikan prajabatan guru terpadu. Sinungan (2002: 4),

    menuliskan beberapa faktor yang mempengaruhi kmerja seseorang yaitu kemauan

    kerja yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan kerja,

    penghasilan dan hubungan kerja, selanjutnya Sumijo (1992: 22) menvebutkan

    bahwa terwujudnya hubungan harmonis dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan

    atasan, dalam lembaga pendidikan SMP atasan adalah kepala sekolah.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang

    mempengaruhi kinerja seseorang termasuk kinerja guru dalam melaksanakan

    tugasnya, baik yang berasal dari dalam dirinya maupun yang berasal dari luar,

    mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi kinerja, maka dipilih beberapa

    faktor saja yang diduga mempunyai pengaruh terhadap kinerja yang dalam

    penelitian ini adalah kinerja guru khususnya guru bahasa Inggris SMP yaitu faktor:

    kesejahteraan guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah.

    B. Kesejahteraan Guru

    1. Pengertian Kesejahteraan Guru

    Guru merupakan salah satu profesi dalam kependidikan yang mempunyai

    peran strategis dalam pendidikan kita, yaitu sebagai pelaku utama dalam setiap

    perubahan dan inovasi dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini Court (1993: 15)

  • mengemukakan guru merupakan pemeran utama dalam pembaharuan pendidikan.

    Melalui guru, pembaharuan-pembaharuan tersebut dapat sampai kepada siswa,

    dengan demikian tanggung jawab guru sangat besar untuk tercapainya tujuan

    pendidikan, harus diakui bahwa kemajuan di bidang pendidikan sebagian besar

    tergantung pada kewenangan dan kemampuan guru/staf pengajar.

    Mengingat pentingnya peran guru dalam menentukan kemajuan

    pendidikan, maka kebutuhan guru perlu diperhatikan, baik kebutuhan internal

    maupun kebutuhan eksternal. Kebutuhan internal yaitu suatu kebutuhan manusia

    secara universal yang meliputi: (1) kebutuhan fisik/biologis yaitu: sandang,

    pangan, papan rekreasi, olah raga, dan lain-lain, (2) kebutuhan sosial psikologis

    yang meliputi rasa aman, kepastian masa depan, ingin dihargai, berprestasi dan

    lain-lain, serta (3) kebutuhan spintual/rohaniah, berupa menjalankan ibadah

    menurut agama dan kepercayaannya. Kebutuhan ekternal yaitu kebutuhan diluar

    guru terutama berupa fasilitas yang diperlukan untuk mewujudkan kondisi sekolah

    sebagai lembaga pendidikan yang memungkinkan guru melaksanakan pekerjaan/

    jabatan secara efektif, efisien, produktif dan berkualitas, seperti gedung sekolah,

    laboratorium, perpustakaan, ruang kantor dan sebagainya (Depdiknas, 2001).

    Kebutuhan internal dan eksternal guru dapat terpenuhi dengan memberikan

    kesejahteraan pada guru baik kesejahteraan materiel maupun nonmateriel. Dengan

    demikian dapat dikatakan bahwa kesejahteraan material adalah kesejahteran untuk

    pemenuhan kebutuhan internal fisik/biologis dan kebutuhan eksternal, sedangkan

    kesejahteran non-materiel adalah kesejahteraan untuk pemenuhan kebutuhan

    internal guru yaitu kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan kebutuhan

  • spiritual/rohaniah. Apabila kesejahteraan guru terjamin, diharapkan guru dapat

    memberi perhatian lebih dalam proses pembelajaran.

    Kesejahteraan dalam arti luas meliputi gaji, tunjangan-tunjangan, insentif

    dan lain-lain yang diberikan karena menjalankan tugasnya. Lebih lanjut dikatakan

    kesejahteraan meliputi aspek materiel yang berupa gaji, insentif, tersedianya

    fasilitas seperti: perumahan, perpustakaan, tunjangan kesehatan dan sebagainya

    dan aspek non materiel seperti, kemudahan kenaikan pangkat, suasana kerja,

    perlindungan hukum, jaminan sosial.(Supriyadi, 1999: 7).

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan, yang dimaksud dengan kesejahteraan

    adalah imbalan (kompensasi) yang diberikan kepada seseorang setelah

    menjalankan tugasnya. Kesejahtehteraan ini meliputi aspek materiel dan non

    materiel, kesejahteraan materiil untuk memenuhi kebutuhan internal manusia,

    yaitu kebutuhan internal fisik/biologis dan kebutuhan ekternal. Kesejahteraan non

    materiel adalah kesejahteraan untuk memenuhi kebutuhan internal sosial

    psikologis dan spiritual/rohaniah.

    Sejalan dengan hal ini, Surya (2002: 323) mengatakan upaya reformasi

    persekolahan harus dimulai dengan penataan sumber daya manusia guru terutama

    yang meliputi imbal jasa, suasana rasa aman dalam bekerja, kondisi kerja yang

    baik, hubungan antar pribadi yang sehat dan kesempatan peningkatan karier.

    Perhatian pemerintah Indonesia berkaitan dengan kesejahteraan guru tersurat

    dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional pasal 40 ayat 1 yang bunyinya sebagai berikut: Pendidik dan

    tenaga kependidikan berhak memperoleh: (a) penghasilan dan jaminan

  • kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai, (b) penghargaan sesuai dengan

    tugas dan prestasi kerja, (c) pembinaan karier sesuai dengan pengembangan

    kualitas, (d) perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil

    kekayaan intelektual, dan (e) kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana,

    fasilitas untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas (Depdiknas, 2003: 28).

    Langkah yang sudah dilakukan pemerintah dalam peningkatan

    kesejahteraan guru adalah dengan mengeluarkan kebijakan yaitu mengeluarkan

    tunjangan sertifikasi guru. Diharapkan dengan kenaikan tunjangan sertifikasi guru

    ini kesejahteraan guru akan meningkat, dengan demikian kinerja guru meningkat

    dan prestasi siswa juga meningkat dan kualitas sumber daya manusia juga akan

    meningkat pula dan lebih jauh lagi mutu pendidikan akan meningkat.

    Berdasarkan uraian diatas yang dimaksud dengan kesejahteraan guru

    adalah imbalan yang diberikan pada guru baik materiel maupun non materiel untuk

    memenuhi kebutuhan internal dan ekternalnya. Pemberian kesejahteraan ini

    tercermin dalam pemberian gaji/insentif, tunjangan sertifikasi guru, kondisi

    sekolah yang berupa: rasa aman, nyaman dan penyediaan fasilitas, kelancaaran

    kenaikkan pangkat, pemberian jaminan sosial dan pemberian penghargaan yang

    sekaligus merupakan indikator dalam penelitian ini.

    2. Kontribusi Kesejahteraan Guru terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris

    Pada kajian teori telah disinggung, bahwa kesejahteraan guru berkontribusi

    dengan kinerjanya, kesejahteraan guru banyak ditentukan oleh gaji yang

    diterimanya. Dalam kenyataannya, pekerjaan guru tidak terbatas pada hanya

  • dikelas saja. Karena waktu dikelas terbatas, maka banyak tugas yang harus

    diselesaikan dirumah.

    Penghasilan guru diatur menurut ketentuan penggajian kepegawaian seperti

    pegawai negeri lainnya (untuk guru yang berstatus PNS), sedangkan untuk guru

    yang bukan PNS maka sistem penggajiannya diatur sesuai dengan peraturan dari

    lembaga yang bersangkutan. Begitu pula untuk guru bantu penggajiannya juga

    sesuai dengan ketentuan daerah masing-masing.

    Beban kerja yang terlalu banyak dengan imbalan yang relatif kurang

    memadai diduga mempengaruhi kinerja guru, terutama jika didukung oleh iklim

    kerja yang kurang kondusif dan sarana prasarana sekolah yang kurang memadai di

    samping itu juga gaya kepemimpinan kepala sekolah yang kurang mendukung.

    C. Iklim Kerja

    1. Pengertian Iklim Kerja

    Dalam setiap organisasi termasuk sekolah, iklim dan lingkungannya

    menjadi sangat penting, karena faktor tersebut akan memepengaruhi keberadaan

    organisasi tersebut. Owens (1995: 86) mendeskripsikan iklim organisasi

    merupakan studi terhadap persepsi yang dimiliki individu dari berbagai aspek

    lingkungan dalam organisasi. Faktor iklim dalam sekolah merupakan suasana kerja

    yang mengarah pada suasana hubungan dalam sekolah, iklim dipandang sebagai

    sesuatu yang membedakan antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain.

    Iklim tersebut menurut Daresh (1989: 15) apabila membahagiakan sangat

    mendukung terjadinya produksi yang optimal, oleh karena itu harus diusahakan

  • agar di sekolah-sekolah tercipta iklim yang baik, sehingga dimungkinkan

    kerjasama yang baik antara semua pihak, baik itu kepala sekolah, guru, siswa,

    orang tua siswa, maupun tenaga administrasi sehingga tujuan sekolah bisa tercapai,

    dengan demikian jelas iklim kerja yang ada di suatu lingkungan sangat menentukan

    keberhasilan aktivitas pekerjaannya.

    Lingkungan kerja bagi guru adalah sekolah yaitu semua warga sekolah

    seperti guru, siswa, staf administrasi kepala sekolah dan sebagainya oleh karena itu

    iklim kerja di sekolah adalah iklim sekolah. Hoy dan Michael dalam (Suwato:

    1999) mendeskripsikan iklim sekolah adalah seperangkat internal suatu sekolah

    yang membedakannya dengan sekolah lain, dan karakteristik itu akan

    mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada di sekolah. Iklim sekolah perlu

    diciptakan oleh pimpinan sekolah (kepala sekolah) agar suasana sekolah menjadi

    berpengaruh sehingga tercipta iklim kerja yang sejuk. Menurut Siswanto (1997:

    45) iklim kerja di sekolah diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi, hubungan

    antar pribadi (individu) dalam suatu organisasi termasuk sekolah tercermin dalam

    interaksi antar individu, sejalan dengan hal tersebut Owens (1995: 92) menyatakan

    yang artinya sistem interaksi yang berpengaruh dari organisasi berhubungan

    langsung dengan struktur dan proses interaksi, keduanya saling bergantung dengan

    cara yang dinamis yang membuat dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan antara

    satu dengan lainnya.

    2. Fungsi Iklim Kerja

    Fungsi dari iklim kerja yaitu terjalinnya sebuah interaksi, interaksi antar

    individu dapat ditinjau dari isi, bentuk atau jenis serta caranya, isi interaksi

  • menunjuk pada apa yang menyebabkan dua pihak atau lebih mengadakan

    hubungan. Bentuk atau jenis interaksi menunjuk pada banyaknya pihak yang

    terlibat dalam interaksi (pasangan timbal balik atau kelompok) dan formal atau

    tidaknya interaksi (dalam acara resmi atau tidak resmi), cara interaksi menunjuk

    pada media yang digunakan untuk melakukan interaksi.

    Owens (1995: 93) menyatakan bahwa proses interaksi dalam sistem

    interaksi yang saling mempengaruhi meliputi, komunikasi, motivasi,

    kepemimpinan, penetapan tujuan akhir, pembuatan keputusan, koordinasi, kontrol

    dan evaluasi, di lingkungan pekerjaan guru, iklim kerja sekolah yang kondusif

    dibutuhkan agar para guru dapat melaksanakan tugasnya dengan senang hati,

    penuh semangat dan gairah sehingga pekerjaannya dapat dilakukan dengan baik,

    adanya komunikasi yang baik antar sesama warga sekolah, hubungan yang akrab

    antar individu, keterbukaan, keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan,

    penghargaan atas prestasi yang dicapai, menghormati dan menghargai sesama

    warga sekolah dan sebagainya.

    Setiap warga sekolah mempunyai peranan dalam membina hubungan

    pribadi yang baik antar sesama warga sekolah. Menurut Sergiovanni (1982: 267)

    dalam suatu organisasi termasuk sekolah terjadi optimal power equalization,

    artinya setiap anggota memperoleh pengaruh dan dipengaruhi oleh anggota yang

    lain, suara guru didengar oleh kepala sekolah, hubungan antara kepala sekolah

    sebagai pimpinan dengan yang dipimpin dirasakan demokratis.

    Berdasarkan uraian di atas iklim kerja yang kondusif sangat diperlukan

    guru agar dapat bekerja secara optimal sehingga akan meningkatkan kinerjanya.

  • Iklim kerja di sini maksudnya adalah suasana kerja antara guru dengan guru, guru

    dengan staf administrasi, guru dengan kepala sekolah, dan sekolah dengan orang

    tua siswa. Dalam penelitian ini iklim kerja digambarkan pada suasana keakraban

    dalam kedinasan dan kekeluargaan, persaingan, ketertiban organisasi sekolah,

    keamanan dan tersedianya fasilitas serta hubungan antara sekolah dengan orang tua

    siswa yang sekaligus merupakan indikator iklim kerja.

    3. Kontribusi Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru

    Dalam mencapai hasil yang baik dan optimal, seorang guru harus

    mempunyai prestasi dalam pembelajarannya. Suasana kerja yang menyenangkan,

    akan menjadi kunci pendorong bagi karyawan dan juga guru untuk menghasiikan

    kinerja yang tinggi. Sesuai dengan pendapat di atas, kinerja seorang guru bisa

    dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, guru dengan karyawan/pegawai tata usaha,

    antara guru dengan guru, guru dengan siswa, guru dengan kepala sekolah dan

    dengan masyarakat sekitarnya.

    Iklim kerja termasuk juga iklim sekolah merupakan perangkat sifat-sifat

    lingkungan yang dirasakan langsung oleh pekerja termasuk guru serta diduga

    punya pengaruh besar terhadap kinerja mereka. Hubungan sosial yang baik antar

    pekerja termasuk guru dapat meningkatkan keakraban dan akan menunjukkan

    kinerja yang baik pula. Hubungan antar pribadi dalam sekolah akan tercermin

    dalam interaksi dan komunikasi antar individu. Hubungan antar pribadi itulah yang

    membentuk organisasi. Perasaan positif, seperti senang, bahagia, tenang dan

    tentram, rasa aman, rasa puas karena kebutuhan terpenuhi dengan baik, dan

    sebagainya, akan berpengaruh terhadap kualitas kerja guru. Konsekuensinya

  • adalah guru yang bahagia akan menghasiikan produk yang lebih banyak dan

    berkualitas. Selanjutnya, jika guru sukses menghasiikan produk yang banyak dan

    berkualitas, ia akan lebih puas dengan tugas-tugasnya dan dengan demikian guru

    tidak segan-segan melakukan kegiatan yang dikehendaki sekolah.

    D. Kepemimpinan Kepala Sekolah

    1. Pengertian Kepemimpinan

    Faktor penting dalam menggerakkan dan mengarahkan orang lain untuk

    melaksanakan tugasnya adalah kepemimpinan, sebab kepemimpinan akan

    menentukan arah dan tujuan, memberikan bimbingan dan menciptakan iklim kerja

    yang mendukung proses pelaksanaan organisasi secara keseluruhan, menurut Yukl

    (1996: 3), kepemimpinan adalah kemampuan ketika orang-orang mengerahkan,

    kelembagaan, politik, psikologi, dan sumber daya-sumber daya yang lain seperti

    juga untuk menggerakkan/mengikutsertakan dan memberikan kepuasan sebagai

    dorongan bagi para pengikutnya.

    Menurut Hersey (1998: 86) kepemimpinan merupakan aktivitas untuk

    mempengaruhi orang-orang untuk berjuang derni kepentingan bersama,

    kepemimpinan didefinisikan sebagai pengaruh antar individu yang dilaksanakan

    melalui komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Hersey (1998: 86)

    mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses mempengaruhi

    aktivitas-aktivitas secara individu atau kelompok dalam usaha mencapai tujuan

    prestasi dalam segala situasi.

  • Pengertian di atas menggambarkan bahwa kepemimpinan dapat terjadi

    kapanpun ketika seseorang berusaha untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau

    perilaku kelompok tanpa mempertimbangkan alasannya. upaya mempengaruhi

    perilaku ini untuk mencapai tujuan dirinya atau tujuan orang lain, tujuan tersebut

    mungkin sama atau mungkin berbeda dengan tujuan organisasi. Pemimpin adalah

    orang yang memiliki kelebihan sehingga dia memiliki kekuasan dan kewibawaan

    untuk menggerakkan, mengarahkan dan membimbing bawahan juga mendapat

    pengakuan serta dukungan dari bawahan, sehingga dapat menggerakkan bawahan

    untuk mencapai tujuan tertentu, mengenai pentingnya kepemimpinan dalam suatu

    organisasi. Effendy (1999: 166) menyatakan arti penting kepemimpinan adalah

    tanggung jawab dan pengembangan manusia, tanpa pemimpin, sebuah organisasi

    hanyalah merupakan kemelut dari manusia dan mesin, kepemimpinan adalah

    kemampuan membujuk orang lain agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan

    dengan gairah. Mulyasa (2002: 107) menjelaskan kepemimpinan adalah

    kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbmg dan

    mengarahkan atau mengelola orang lain agar tercapainya tujuan bersama secara

    efektif dan efisien.

    Dari beberapa definisi seperti tersebut di atas, maka unsur-unsur yang

    terkandung dalam kepemimpinan adalah: kepengikutan, kegiatan yang

    mempengaruhi, dan tujuan. Sejalan dengan hal tersebut Iksan mengatakan bahwa

    hal yang tidak dapat dihindari adalah bahwa kepemimpinan selalu melibatkan

    unsur pemimpin, pengikut dan konteks. Ketiadaan salah satu dari ketiga unsur

  • tersebut akan menghilangkan esensi wacana kepemimpinan, yang pada akhimya

    ketiadaan esensi pemimpin itu sendiri.

    2. Gaya Kepemimpinan

    Kepemimpinan dalam suatu organisasi termasuk sekolah, khususnya dalam

    meningkatkan kinerja karyawan termasuk juga guru sangat dipengaruhi oleh gaya

    kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan dimaksudkan sebagai cara seorang

    pemimpin melakukan kegiatannya dalam membimbing, mengarahkan,

    mempengaruhi dan mengerahkan para pengikutnya atau bawahannya kepada suatu

    tujuan tertentu (Effendi, 1999: 181).

    Pemimpin yang kepemimpinannya otoriter akan mempunyai ciri-ciri yaitu:

    sering memberi kritik terhadap pekerjaan yang kurang sempurna, selalu memberi

    instruksi yang tegas terhadap bawahan, tugas yang diberikan selalu diiringi dengan

    standar tertentu, bawahan dalam melaksanakan tugas diharuskan mengikuti persis

    seperti yang telah ditentukan pimpinan, mengadakan pengawasan yang ketat, tugas

    yang diberikan selalu diberi batas waktu secara ketat, lebih mementingkan

    pelaksanaan tugas dan pada mengadakan bimbingan maupun pengembangan

    bawahan (Sutarto, 2001: 41)

    Pemimpin dengan gaya demokratis lebih banyak mendelegasikan pekerjaan

    kepada bawahan, dan ada kecenderungan untuk membantu bawahan dalam rangka

    memenuhi kebutuhannya. Ciri-ciri yang menonjol dalam kepemimpinan

    demokratis yaitu: ramah tamah, mau berkonsultasi dengan bawahan, memikirkan

    kesejahteraan bawahan, memperlakukan bawahan secara manusiawi, selalu

    berupaya menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, lebih banyak,

  • memberikan motivasi, lebih banyak melibatkan bawahan untuk berpartisipasi,

    membantu bawahan dalam menyelesaikan masalah pribadi mereka (Sutarto, 2001:

    41).

    Pemimpin dengan gaya kepemimpinan bebas, serba boleh, merasa bahwa

    terciptanya tujuan dipikul oleh orang perorangan. Ciri-cirinya antara lain

    melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan, keputusan dan

    kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan, pemimpin hanya berkomunikasi

    apabila diperlukan bawahan, prakarsa selalu datang dari bawahan, hampir tak ada

    pengarahan dari pimpinan (Sutarto, 2001: 42)

    Perilaku kepemimpinan kepala sekolah diwujudkan dalam gaya kepala

    sekolah dalam memimpin lembaganya, gaya kepemimpinan adalah pola-pola

    perilaku pemimpin yang digunakan untuk mempengaruhi aktivitas orang-orang

    yang dipimpin untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Aktivitas pemimpin

    dalam mencapai tujuan organisasinya dapat berupa bagaimana pemimpin

    mengembangkan program organisasinya, menunjukkan disiplin yang sejalan

    dengan tata tertib yang yang telah dibuat, memperhatikan bawahannya dengan

    memperhatikan kesejahteraannya, serta bagaimana pemimpin berkomunikasi

    dengan bawahannya.

    Kemantapan kegiatan dan keberhasilan suatu organisasi sering tidak hanya

    ditentukan oleh lengkapnya unsur non-manusiawi dan struktur organisasi,

    melainkan akan sangat ditentukan oleh unsur sumber daya manusia yang terlibat

    dalam organisasi itu sendiri. Ndraha (2000: 25), unsur manusia di satu pihak akan

    dapat mendukung tugas organisasi dan fungsi pengelolaannya, sementara di pihak

  • lain dapat pula menjadi kendala kelancaran tugas organisasi dan pengelolaannya.

    Kedua kenyataan ini dilatarbelakangi oleh faktor pendorong dan faktor penghambat

    yang timbul dari dalam dan dari luar diri manusia itu sendiri, seorang pemimpin

    atau atasan seharusnya mempertimbangkan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan

    yang ada pada bawahannya. Dengan demikian gaya kepemimpinan kepala sekolah

    akan berpengaruh terhadap munculnya dorongan yang berasal dari dalam diri

    bawahan untuk melakukan tugas-tugasnya. Setiap bawahan akan bekerja secara

    efektif dan penuh semangat bila memperoleh kepuasan dalam memenuhi keinginan

    dan cita- cita hidupnya. Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus bemsaha

    memahami keinginan atau cita-cita hidup anggota organisasinya termasuk

    kesejahteraannya.

    Ada dua macam kesejahteraan yang perlu diperhatikan yaitu, kesejahteraan

    materiel dan kesejahteraan batin. Kesejahteraan materiel menyangkut pemenuhan

    kebutuhan hidup, gaji yang relatif cukup, dana kesehatan, dana pensiun, pemmahan

    dan sebagainya. Kesejahteraan batin meliputi perasaan aman, perasaan diakui,

    perasaan diperlakukan adil, perasaan berpartisipasi, perasaan dianggap pentmg,

    perasaan memperoleh harga diri dan sebagainya.

    Gaya kepemimpinan kepala sekolah mempakan bagian dari berbagai aspek

    kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala sekolah dalam

    memimpin bawahannya diduga dapat mempengaruhi iklim kerja. Semakin

    demokratis gaya kepemimpinan kepala sekolah akan membuat iklim kerja menjadi

    lebih baik, dan semakin demokratis gaya kepemimpinan kepala sekolah diduga

    akan mempengaruhi tingkat kinerja guru yang dipimpinnya baik secara langsung

  • maupun tidak langsung, hal ini disebabkan karena gaya kepemimpinan kepala

    sekolah yang demokratis lebih banyak memberikan kesempatan kepada guru untuk

    mengembangkan kreativitasnya serta membuka peluang lebih besar untuk berperan

    serta dalam merealisasikan program-program sekolah.

    3. Kepemimpinan Kepala Sekolah

    Kepala Sekolah adalah merupakan pemimpin pendidikan di tingkat satuan

    pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat sehingga mampu

    membawa peserta didik sukses dalam mencapai cita-cita di sekolah. Kepala

    Sekolah menurut Depdiknas (2000:1) dijelaskan bahwa Kepala Sekolah adalah

    Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau Yayasan yang memenuhi persyaratan

    tetentu dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah untuk memimpin

    penyelenggaraan pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah

    dengan senantiasa meningkatkan kemampuan, pengabdian dan kreatifitasnya, agar

    dapat melaksanakan tugas secara profesional.

    Dalam kaitannya dengan kinerja karyawan termasuk guru, maka gaya

    kepemimpinan kepala sekolah sangat mempengaruhinya, dalam konteks

    pengembangan kualitas kerja di sekolah termasuk kinerja guru, maka peran kepala

    sekolah adalah memberdayakan guru dan karyawan, dengan memberikan

    kesempatan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kariernya. Kebanggaan

    akan hasil karya sendiri, interes atau minat terhadap sesuatu hal, dapat

    meningkatkan kualitas guru. Berkaitan dengan hal tersebut, Greenfield (Rumtini,

    2001) mengatakan bahwa sekolah sebagai suatu bentuk keorganisasian moral

    berbeda dengan bentuk keorganisasian lain, terutama yang berorientasi pada

  • keuntungan (laba). Sebagai suatu organisasi, kesuksesannya tidak hanya ditentukan

    oleh kepala sekolah melainkan juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses

    itu sendiri, dalam peranannya tersebut, kepala sekolah dapat berfungsi sebagai

    motivator, direktur, dan evaluator.

    Niron (2001: 105) mengemukakan lima peran kepala sekolah, yaitu sebagai

    manajer, pemimpin pengajaran dan supervisor, pencipta iklim kerja, sebagai

    administrator, dan sebagai koordinator kerjasama sekolah dengan orang tua siswa

    dan masyarakat. Lebih lanjut Niron menjelaskan bahwa kegiatan memimpin yang

    dilakukan kepala sekolah, lebih diarahkan untuk memberdayakan guru dan

    personalia sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan, bila dikaitkan dengan

    manajemen berbasis sekolah (MBS), menurut Kusmanto (2004: 9) karakter ideal

    kepemimpinan kepala sekolah sesuai dengan misi/visi MBS adalah kepala sekolah

    setidaknya memiliki paradigma peningkatan mutu pendidikan di tempat dia

    mengabdi. Kepala sekolah haruslah profesional yang memahami tentang rencana

    strategi mutu sekolah, merumuskan program mutu pembelajaran, serta memiliki

    analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Treats) yang aktual tentang

    lingkungan sekolah dan interaksi belajar mengajar di sekolah.

    Dari uraian di atas, maka kepemimpinan kepala sekolah yang dapat

    mempengaruhi kinerja guru adalah: kemampuannya sebagai organisator,

    administrator, supervisor, keteladanan, peneiptaan iklim kerja yang baik melalui

    manajemen terbuka, hubungan kerjasama dan komunikasi, serta pemberdayaan

    guru. Peranan kepala sekolah mi direfleksikan dalam gaya kepemimpinan kepala

    sekolah dan tercermin pada perilaku atau sikap keterbukaan, perhatian terhadap

  • bawahan, interaksi, dan dalam pengambilan keputusan, sikap-sikap kepemimpinan

    kepala sekolah ini merupakan indikator dalam penelitian ini.

    4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru

    Kepemimpinan kepala sekolah sangat besar artinya dalam meningkatkan

    kinerja guru. Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan

    sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan

    dapat direalisasikan. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif akan tercermin

    dalam kemampuannya memberdayakan guru, menyelesaikan tugas dan

    pekerjaannya, melakukan hubungan yang harmonis baik dalam interen sekolah

    maupun di luar sekolah, mampu menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang

    sesuai dengan tingkat kedewasaan guru, dan berhasil mewujudkan tujuan sekolah.

    Peran penting kepala sekolah sebagai pemimpin adalah membuat

    orang-orang seperti guru dan karyawan yang berasal dari berbagai latar belakang

    yang berbeda, karakter yang berbeda dapat bersatu untuk mencapai tujuan sekolah,

    maka kepala sekolah harus dapat menciptakan suasana yang kondusif dan

    kompetitif, serta mengembangkan wawasan mutu dalam semua aktivitas

    pendidikan yang dilakukan guru, sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Kinerja

    guru akan dapat meningkat jika kepala sekolah dalam kepemimpinannya selalu

    mengkomunikasikan visi, misi, rencananya dengan guru secara bersama-sama

    sehingga mereka terlibat dalam komitmennya, memberikan kepercayaan yang

    tinggi kepada guru dalam melaksanakan tugasnya, bersedia memberikan

    bimbingan, pengarahan atau contoh kepada guru dan kreatif menciptakan iklim

  • kerja yang baik, kepala sekolah juga harus menunjukkan keteladanan, terbuka

    dalam manajemennya, sabar dan penuh perhatian.

    E. Penelitian Terdahulu

    1. Penelitian Nurita Andriani dalam jurnal aplikasi manajemen, volume 2 tentang

    iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan yang

    menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan nilai thitung 2.941

    antara kinerja karyawan dengan iklim dan kepuasan kerja.

    2. Penelitian Carudin dalam Jurnal ISSN Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011 di

    Kabupaten Indramayu dengan signifikansi 0,01 diperoleh harga F hitung 7.274

    dan F tabel 1.989 yang artinya kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

    sekolah secara simultan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru.

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Rohwani Purwani (2004) dalam tesis dengan

    judul faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja guru SLTP Muhammadiyah

    di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

    positif dan signifikan antara lingkungan sekolah dengan etos kerja guru (Rx1-

    Y23= 0,177) ini berarti bahwa etos kerja guru dipengaruhi oleh lingkungan

    sekolah.

    F. Kerangka Berpikir

    Penelitian ini didasarkan pada kinerja guru sebagai faktor utama dalam

    proses pembelajaran, sebagai seorang yang mempunyai kebutuhan baik internal

    maupun eksternal maka guru harus mendapatkan pendapatan yang layak yang bisa

    dicukupi dengan gaji dan tunjangan, fasilitas pribadi yang layak, jenjang karier,

  • kompetensi yang dijamin oleh undang-undang supaya lebih tenang dalam bekerja.

    Selain kesejahteraan, kinerka guru juga tergantung pada iklim yang kondusif

    dimana guru bekerja karena manusia sebagai makhluk sosial harus mampu

    berinteraksi dengan lingkungan yaitu rekan kerja, administrasi yang tidak sulit,

    sarana penunjang, jaminan keamanan dalam bekerja serta pertanggung jawaban

    kepada wali murid dan lingkungan yang mendukung. Adanya kepala sekolah juga

    dapat mempengaruhi kinerja guru karena sebagai pemimpin harus bisa menjalin

    hubungan kerja yang baik dengan bawahan, dengan cara komunikasi intensif dan

    menjalin hubungan secara internal emosional antara kepala sekolah dan guru,

    untuk lebih memahami alur dari penelitian dapat dilihat dalam skema berpikir

    dimana bagian atau indikator pokok yang paling penting dan secara urut dari atas

    kebawah, yang artinya untuk mencukupi indikator dibawah hauslah dicukupi

    kebutuhan yang terletak diatas dahulu sehingga jika sudah terpenuhi semua maka

    kinerja guru bahasa Inggris SMP Negeri di Kabupaten Jepara akan baik.

    G. Hipotesis

    Hipotesis adalah dugaan sementara dalam sebuah penelitian, sedangkan

    dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah :

    5. Terdapat kontribusi kesejahteraan guru, sebagai variabel bebas (X1) terhadap

    kinerja guru, sebagai variabel terikat (Y).

    6. Terdapat kontribusi iklim kerja, sebagai variabel bebas (X2) terhadap kinerja

    guru, sebagai variabel terikat (Y).

    7. Terdapat kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, sebagai variabel bebas

    (X3) terhadap kinerja guru, sebagai variabel terikat (Y).

  • 8. Terdapat kontribusi kesejahteraan guru (X1), iklim kerja (X2), kepemimpinan

    kepala sekolah (X3) secara simultan terhadap kinerja guru bahasa inggris SMP

    di Kabupaten Jepara

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Berdasarkan manfaat penelitian ini adalah penelitian terapan, karena hasil

    penelitian diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam peningkatan sumber daya

    manusia khususnya masalah kinerja. Sedangkan berdasarkan tujuan, penelitian ini

    menggunakan jenis penelitian eksplanatif karena ingin menjelaskan pengaruh

    pola-pola yang berbeda tetapi ada keterkaitan serta menghasilkan pola hubungan

    sebab akibat.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    Negeri di Kabupaten Jepara yang berjumlah 58 (lima puluh delapan) sekolah yang

    tersebar dalam 16 kecamatan. Sebelum penelitian dimulai dilakukan pra survei

    yang dilaksanakan pada bulan juni 2012 dan dilanjutkan dengan penyelesaian

    (penyempurnaan) proposal. Uji coba instrumen dilaksanakan pada pertengahan

    bulan agustus 2012. Pengumpulan data dan penyelesaian laporan dilaksanakan

    mulai bulan Oktober 2012. Metode penelitian ini menggunakan metode survei

    dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat

    menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis.

  • C. Desain Penelitian

    Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    kuantitatif yaitu suatu penelitian yang menggunakan angka-angka perhitungan

    statistik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kesejahteraan guru, iklim kerja

    dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru bahasa inggris baik secara

    sendiri-sendiri pada tiap indikator maupun secara simultan (bersama-sama)

    variabel X terhadap Y. Adapun desain penelitian ini digambarkan dalam skema

    sebagai berikut:

    Gambar 3.1. Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

    D. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bidang studi bahasa

    Inggris ditingkat SMPN se Kabupaten Jepara yang berjumlah 369 guru. Karena

    keterbatasan kemampuan, waktu, biaya dan tenaga, maka tidak semua guru bahasa

    Inggris SMPN diteliti, sehingga diambil sampel penelitan untuk dijadikan obyek

    penelitian.

    KINERJA GURU

    Kepemimpinan

    Kepala Sekolah

    Iklim Kerja

    Kesejahteraan Guru

  • E. Sampel

    Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode random

    sampling (sampel acak sederhana), yakni metode penarikan sebagian atau seluruh

    sampel dari populasi dengan mengundi, sehingga tiap anggota populasi

    mempunyai peluang yang sama untuk dipilih. Teknik pengambilan sampel dalam

    penelitian ini adalah 10-15 persen dari jumlah populasi 369 maka diperoleh jumlah

    36,9 guru bahasa Inggris SMP di Jepara yang peneliti bulatkan menjadi 40 sampel.

    369100

    10 = 36,9

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

    fenomena alam maupun sosial, instrumen yang baik hendaknya diuji validitas dan

    reliabilitasnya, sehingga layak untuk digunakan. Instrumen dalam penelitian ini

    berupa angket yang berisi daftar pertanyaan, dan sebelum membuat daftar

    pertanyaan, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi pertanyaan sesuai dengan landasan

    teorinya. Daftar pertanyaan pada angket mempunyai 5 alternatif jawaban dan tiap

    item soal diberi skor dengan nilai tertinggi 5 dan terendah 1, suatu instrumen

    dikatakan baik apabila memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel.

    1. Validitas

    Validitas, sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa

    yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang di teliti secara

    tepat. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruksi

    yaitu validitas yang disusun berdasarkan teori yang relevan dan pengujian

  • validitasnya dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item

    instrumen. Pengujian terhadap butir soal digunakan analisis butir yaitu

    mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Mengukur korelasi antar faktor, skor

    faktor dengan skor total, skor butir dengan skor total, menggunakan rumus korelasi

    product moment (Arikunto, 2006 : 160), adalah sebagai berikut :

    2222 yyxx

    yxxyrxy

    Keterangan :

    rxy = Koefisien Korelasi

    X = Skor tiap butir soal

    Y = Skor total yang benar dari tiap subjek

    N = Jumlah subjek

    (Arikunto, 2006: 256)

    Hasil uji coba angket pada lampiran 3 halaman 91 menunjukkan bahwa dari

    23 butir soal kesejahteraan guru, 21 butir soal iklim kerja 28 butir soal

    kepemimpinan kepala sekolah dan 24 butir soal kinerja guru semua buitr soal valid

    sehingga dapat atau layak digunakan untuk keperluan.

    2. Reliabilitas

    Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

    dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

    tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 168). Pengujian reliabilitas instrumen dalam

    penelitian ini menggunakan Internal Consistency karena pengujiannya dilakukan

    dengan cara mencobakan instrumen cukup sekali saja, kemudian data yang

    diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu, dan hasilnya untuk memprediksi

  • reliabilitas instrumen. Pengujian relibilitas menggunakan rumus Alpha karena

    skornya bukan 1 dan 0 atau skornya berskala 1 5.

    2

    2

    11 11

    t

    b

    k

    kr

    Keterangan :

    11r : reliabilitas instrumen

    k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

    2

    b : jumlah varians butir

    2

    t : varians total

    (Arikunto, 2006: 193)

    Hasil uji coba angket pada lampiran 4 harga koefisien reliabilitas untuk

    variabel kesejahteraan guru sebesar 0.700 untuk variabel iklim kerja sebesar 0.685,

    untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah sebesar 0.650 dan kinerja guru 0.667

    lebih besar dari lebih besar dari 0,60 untuk = 5% dengan n = 20 dengan demikian

    angket dari ketiga variabel penelitian ini reliabel

    G. Variabel Penelitian

    Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukan variasi baik dalam jenis

    maupun tingkatanya. Adapun variabel-variabel yang dimaksud adalah sebagai

    berikut :

    1. Variabel Bebas (Independent Variable)

    Variabel bebas atau independent variable adalah faktor atau unsur yang

    menentukan atau mempengaruhi adanya faktor atau unsur lain, yang terdiri dari

    Kesejahteraan guru (X1), Iklim kerja (X2), dan Kepemimpinan kepala sekolah (X3).

  • 2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

    Variabel terikat atau Dependent variable adalah variabel yang timbul dalam

    hubungan yang fungsional atau sebagai pengaruh dari variabel bebas. Adapun

    yang menjadi variabel Y dalam penelitian ini adalah kinerja guru bahasa Inggris

    SMP Negeri se kabupaten Jepara.

    H. Teknik Pengumpulan Data

    Alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :

    1. Kuesioner (angket)

    Kuesioner (angket) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

    untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

    atau hal-hal yang diketahui. Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan

    responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Dengan angket ini responden mudah

    memberikan jawaban karena alternatif jawaban sudah disediakan dan membu-

    tuhkan waktu singkat dalam menjawabnya.

    Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup

    atau close form quesioner. Angket disusun dengan menyediakan pilihan jawaban

    yang tertutup, artinya alternatif jawaban sudah disediakan dan responden tinggal

    memilih salah satu butir dari yang telah disediakan. Dalam hal ini alternatif

    jawaban ada 5 butir yakni selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang

    (JR), dan tidak pernah (TP), untuk setiap pertanyaan masing-masing jawaban diberi

    skor 1 sampai 5, adapun kriteria atau penskoran adalah sebagai berikut SL = 5, SR =

    4, KD = 3, JR = 2, dan TP = 1.

  • 2. Interview (wawancara)

    Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan,

    adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interviewer) untuk

    memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006: 32). Wawancara ini ini

    dilaksanakan kepada responden untuk melengkapi data angket dengan dasar

    pertanyaan sama dengan yang terdapat pada angket.

    Wawancara ini digunakan untuk lebih menegaskan jawaban yang dijawab

    oleh responden apakah benar-benar sesuai dengan keadaan dari apa yang diisi pada

    angket tersebut. Hasil wawancara diperoleh bahwa responden dalam mengisi

    angket memang benar-benar sesuai dengan keadaan dari apa yang diisi dalam

    angket tersebut.

    I. Analisis dan Interpretasi Data

    Data hasil penelitian ini dianalisis serta diinterpretsikan dengan mengguna-

    kan analisis regresi linier berganda, yang secara manual dapat dihitung dengan

    menggunakan rumus sebaga berikut.

    Keterangan :

    = Kinerja guru

    a = Konstanta

    b = Koefisien regresi (b1, b2, b3)

    X1 = Kesejahteraan guru

    X2 = Iklim Kerja

    X3 = Kepemimpinan Kepala Sekolah

  • Untuk menentukan besarnya konstanta (a) dan koefisien regresi (b1, b2, b3) adalah:

    332211 XbXbXbYa

    2

    321

    2

    3

    2

    2

    2

    1

    2

    3212

    2

    211

    ..

    ..

    xxxxxx

    xxxyxxyxb

    2

    321

    2

    3

    2

    2

    2

    1

    2

    3211

    2

    122

    ..

    ..

    xxxxxx

    xxxyxxyxb

    2

    321

    2

    3

    2

    2

    2

    1

    2

    321

    2

    3

    2

    133

    ..

    ..

    xxxxxx

    xxxxxyxb

    Di mana:

    111 XXx i ; 222 XXx i ; 332 XXx i ; YYy i

    Untuk menghitung standar eror koefisien regresi (Sb1 dan Sb2):

    2

    112

    321

    2

    3

    2

    2

    2

    1

    2

    22

    1 ;..

    bbb SSxxxxxx

    xSeS

    2

    222

    321

    2

    3

    2

    2

    2

    1

    2

    12

    2 ;..

    bbb SSxxxxxx

    xSeS

    2

    332

    321

    2

    3

    2

    2

    2

    1

    2

    32

    3 ;..

    bbb SSxxxxxx

    xSeS

    Untuk menghitung uji partial (uji t) koefisien regresi adalah:

    3

    333

    2

    222

    1

    111 ;;

    bbb S

    bt

    S

    bt

    S

    bt

    Menghitung koefisien korelasi derajat nol (korelasi antar variabel) adalah:

    22

    1

    111

    .

    :

    yx

    yxrdanYX

  • 22

    2

    222

    .

    :

    yx

    yxrdanYX

    22

    3

    233 :

    yx

    yxrdanYX

    2

    3

    2

    2

    2

    1

    321321

    .

    :

    xxx

    xxxrdanXX

    Rumus untuk menghitung analisis varians pengujian koefisien regresi simultan (uji

    F) adalah:

    Keterangan :

    Y = kinerja guru

    X1 = kesejahteraan guru

    X2 = iklim kerja

    X3 = kepemimpinan kepala sekolah

    a = konstanta

    b = kemiringan kurva regresi

    Hipotesis: H0:b1=b2=b3=0 (X tidak berpengaruh terhadap Y); HA:bi0, minimal

    untuk satu nilai b. Kriteria uji: H0 diterima jika probabilitas F > 0,05; H0 ditolak jika

    probabilitas F < 0,05.

    J. Hipotesis Statistik

    Berdasarkan pada masalah penelitian, hipotesis statistic dalam penelitian ini dapat

    dikemukakan sebagai berikut:

    1. Hipotesis Pertama

    H0 : rx1y = 0 (tidak ada hubungan antara X1 dan Y)

  • H0 : rx1y 0 (ada hubungan antara X1 dan Y)

    2. Hipotesis Kedua

    H0 : rx2y = 0 (tidak ada hubungan antara X2 dan Y)

    H0 : rx2y 0 (ada hubungan antara X2 dan Y)

    3. Hipotesis Ketiga

    H0 : rx3y = 0 (tidak ada hubungan antara X3 dan Y)

    H0 : rx3y 0 (ada hubungan antara X3 dan Y)

    4. Hipotesis Keempat

    H0 : Ry.123 = 0 (tidak ada hubungan antara X1, X2, X3 dan Y)

    H0 : Ry.123 0 (ada hubungan antara X1, X2, X3 dan Y)

    Keterangan :

    X1 = Kesejahteraan guru

    X2 = Iklim kerja

    X3 = Kepemimpinan kepala sekolah

    Y = Kinerja guru

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab IV akan dibahas mengenai data hasil penelitian tentang kontribusi

    kesejahteraan guru, iklim kerja, dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja

    guru bahasa inggris SMP Negeri di Kabupaten Jepara, setelah peneliti melakukan

    penelitian di lapangan kemudian mentabulasikan data tersebut dalam sebuah tabel.

    Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitaif sehingga dari data yang berupa

    angket atau daftar pertanyaan dibuat scoring/penyekoran sehingga data yang

    berupa kata berubah menjadi angka, hasil penelitian secara rinci akan dijabarkan

    pada bagian bawah ini.

    A. Hasil Penelitian

    1. Data Kuesioner

    Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran

    hasil jumlah skor yang diperoleh masing-masing varibel, penelitian dilakukan pada

    40 orang responden dengan hasil sebagai berikut:

    Tabel 4.1. Data Hasil Penelitian

    No X1 X2 X3 Y

    1 105 82 108 81

    2 97 82 123 87

    3 98 79 113 76

    4 100 86 117 83

    5 102 73 103 75

    6 96 82 118 83

    7 88 81 114 82

    8 97 72 117 77

  • No X1 X2 X3 Y

    9 86 81 96 79

    10 101 87 108 84

    11 88 90 113 81

    12 89 80 112 83

    13 72 67 99 63

    14 84 76 100 73

    15 93 82 109 81

    16 89 91 105 74

    17 94 80 109 78

    18 72 74 128 76

    19 93 73 86 74

    20 90 80 103 90

    21 89 80 100 66

    22 80 81 91 77

    23 92 82 107 73

    24 69 71 97 67

    25 88 82 93 75

    26 83 78 90 67

    27 89 83 101 71

    28 83 84 106 82

    29 75 81 110 71

    30 95 82 96 78

    31 91 83 110 81

    32 92 78 107 73

    33 88 66 111 68

    34 83 78 104 71

    35 93 72 107 78

    36 73 72 109 76

    37 105 88 112 89

    38 91 85 121 85

    39 98 84 112 77

    40 89 79 105 74

    a. Kinerja Guru

    Data kinerja guru dalam penelitian ini diperoleh dari indikator-indikator

    variabel kinerja guru. Data kinerja guru berupa total skor yang diperoleh dari

    jawaban responden terhadap instrumen dengan indikator-indikator yang berkaitan

  • dengan aktivitas responden sebagai guru. Berdasarkan keempat indikator utama

    dikembangkan menjadi 24 pernyataan. Dari 24 pernyataan yang telah disusun

    dalam instrumen penelitian tersebur ternyata 24 butir memenuhi uji validitas dan

    reliabilitas. Berdasarkan hasil pengumpulan data kinerja yang diperoleh,

    persebaran perolehan skor kinerja guru dapat dilihat pada Tabel 4.2.

    Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kinerja guru

    No Interval Frekuensi

    Absolut

    Frekuensi

    Relatif (%) Kriteria

    1 24 38 0 0 Sangat rendah 2 39 58 0 0 Rendah 3 59 78 24 60 Sedang 4 79 98 16 40 Tinggi 5 99 120 0 0 Sangat tinggi

    Jumlah 40 100

    Dari tabel distribusi frekuensi kinerja guru bahasa inggris SMP Negeri di

    Kabupaten Jepara dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut:

    Gambar 4.1. Histogram Kinerja Guru

    Dari tabel dan histogram di atas menunju