128
KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

  • Upload
    ngothu

  • View
    239

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA)

AHMAD MANSUR

SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2007

Page 2: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Kinerja Pengawas Kapal Ikan

(Studi Kasus di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta)” adalah

karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada

Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal dari kutipan dari

karya yang diterbitkan dari penulisi lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2007

Ahmad Mansur

C551040194

Page 3: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

ABSTRAK Ahmad Mansur. Kinerja Pengawas Kapal Ikan (Studi Kasus di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta) Dibimbing oleh Budhi Hascaryo Iskandar sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Domu Simbolon sebagai Anggota

Pengawasan terhadap kapal perikanan yang dilakukan di pelabuhan pangkalan diharapkan mampu mencegah terjadinya pelanggaran atau kejahatan di bidang perikanan. Dengan demikian perlu dilakukan suatu analisis kinerja pengawas perikanan dalam melakukan pengawasan terhadap kapal perikanan yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ). Dengan Penelitian ini diharapkan dapat mencegah terjadinya pelanggaran di bidang perikanan yang pada akhirnya akan terwujud kelestarian sumberdaya ikan. Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengevaluasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kinerja pengawas; dan (2) mengetahui tingkat kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. Metodologi yang digunakan adalah : (1) Analisis diskriptif dan perhitungan rata-rata bobot nilai setiap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pengawas yang sudah ditentukan; (2) Analisis Rank Spearman untuk mengetahui tingkat hubungan dari masing-masing faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kinerja pengawas; (3) metode Proses Hierarki Analitik (PHA) untuk meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa tingkat kinerja dari pengawas perikanan di PPSNZJ kurang baik. Peningkatan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kecakapan penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan. Kata Kunci: Pengawas, kapal ikan, tingkat kinerja, PPS Nizam Zachman

Jakarta.

Page 4: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

ABSTRACT

A Study on The Performance of Fishing Vessel Supervisor (Case Study in Jakarta Ocean Fishing Port). Supervised by Budhi Hascaryo Iskandar and Domu Simbolon

The observation on fishing vessel is expected by prevent illegal fishing.. The aims of this research are : (1) To evaluate factors having an effect on to supervisor performance; and (2) To know of performance fishing vessel supervisor and determine the research are : (1) To evaluate factors having an effect on the supervisor performances ; and (2) To determine the way of improving performance fishing vessel supervisor in Jakarta Nizam Zachman Ocean Fishing Port. The analysis method that used are : (1) Analysis of descript an anumeration of weight mean asses every factor having an effect on to determined supervisor performance; (2) Process Hierarki Analytic (PHA) to increase performance of fishing vessel supervisor in Jakarta Nizam Zachman Ocean Fishing Port. The research result shows that the performance of supervisor can be improved by enrichment the knowledge of the supervisor especially in the field of fisheris law. The research result shows that the performance of supervisor in Jakarta Nizam Zachman Ocean Fishing Port can be improved knowledge and punish the are of supervisor fishery. Keyword : Performance, Fishing Vessel Supervisor, Jakarta Nizam Zachman Ocean Fishing Port.

Page 5: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor Tahun 2007

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

Page 6: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN

SAMUDERA JAKARTA)

AHMAD MANSUR

Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada Program Studi Teknologi Kelautan

SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2007

Page 7: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Judul Penelitian : Kinerja Pengawas Kapal Perikanan (Studi Kasus di

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta)

Nama Mahasiswa : Ahmad Mansur

Nomor Pokok : C551040194

Program Studi : Teknologi Kelautan

Disetujui,

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si. Dr. Ir. Domu Simbolon, M.Si. Ketua Anggota

Diketahui,

Program Studi Teknologi Kelautan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS. Tanggal Ujian : Tanggal Lulus :

Page 8: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis tepat pada waktunya dengan

judul “ Kinerja Pengawas Kapal Perikanan (Studi Kasus di Pelabuhan Perikanan

Samudera Nizam Zachman Jakarta)”.

Selama penelitian dan penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. Ir. Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si dan Dr. Ir. Domu Simbolon, M.Si

sebagai ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan.

2. Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si selaku penguji luar komisi atas masukan-

masukan untuk perbaikan tesis penulis.

3. Prof. Dr. John Haluan, M.Sc sebagai ketua Program Studi atas arahannya

selama menyelesaikan studi.

4. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Program Studi Teknologi Kelautan atas

bantuan kelancaran selama proses menyelesaikan studi.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak terdapat kesalahan baik

dari segi isinya maupun dari segi penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran

sangat diharapkan dari semua pihak untuk perbaikan tesis ini.

Bogor, Juli 2007

Penulis

Page 9: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekalongan pada tanggal 16 Mei 1974 sebagai putra ke

7 (tujuh) dari 9 (sembilan) bersaudara pasangan Bapak H. Misbah Malibary dan

Hj. Ibu Ulfah. Pendidikan penulis dari SD hingga SLTA ditempuh di Kota

Pekalongan dan SMA ditempuh di SUPM Negeri Tegal.

Setelah tamat dari SMA tahun 1992, penulis diterima sebagai CPNS di

Dinas Perikanan Propinsi Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 1995 penulis

mendapat tugas belajar di Universitas Brawijaya Malang. Tahun 2000 alih tugas

di Departemen Kelautan dan Perikanan dan pada saat ini bekerja sebagai Staf

Direktorat Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Perikanan, Departemen

Kelautan dan Perikanan. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan pada

Program Studi Teknologi Kelautan, Sub Program Perencanan Pembangunan

Kelautan Perikanan, SPs-IPB.

Penulis dinyatakan lulus dalam sidang ujian tesis yang diselenggarakan oleh

Sekolah Pascasarjana pada tanggal 4 Agustus 2007 dengan judul tesis “Kinerja

Pengawas Kapal Perikanan (Studi Kasus di Pelabuhan Perikanan Samudera

Nizam Zachman Jakarta)”.

Page 10: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i PRAKATA .......................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ iii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix 1 PENDAHULUAN Latar Belakang ................................................................................................ 1 Perumusan Permasalahan ................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 6 1.5 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 7 1.6 Hipotesis .................................................................................................. 9

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis .................................................................................................... 10 2.2 Kinerja ...................................................................................................... 10 2.3 Pengawas Perikanan .................................................................................. 11 2.4 Pengawasan ............................................................................................... 13 2.5 Pengawasan Kapal Perikanan ................................................................... 17 2.6 Obyek Pengawasan ................................................................................... 20 2.7 Kapal Perikanan ........................................................................................ 21 2.8 Dukungan Dalam Pengawasan Kapal Perikanan ...................................... 24

2.8.1 Hukum dan kelembagaan ................................................................ 24 2.8.2 Dukungan sumberdaya .................................................................... 26 2.8.3 Dukungan peran serta stakeholder .................................................. 27

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 29 3.2 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 29 3.3 Analisa Data ............................................................................................. 32

3.3.1 Penetapan indikator kinerja pengawas ............................................ 32 3.3.2 Peningkatan kinerja pengawas perikanan di PPSNZJ ..................... 36

Page 11: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

v

Halaman

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta .......... 42

4.2 Fasilitas dan Pelayanan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta ......................................................................... 45

4.2.1 Fasilitas pokok (dasar) ................................................................... 45 4.2.2 Fasilitas fungsional ......................................................................... 46 4.2.3 Fasilitas penunjang .......................................................................... 46

4.3 Pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta ................................. 48 4.3.1 Unit pelaksana teknis PPSNZJ ...................................................... 48 4.3.2 Perum prasarana perikanan samudera .......................................... 51

5 HASIL PENELITIAN

5.1 Materi pengawasan ................................................................................. 54 4.4.1 Dokumen perizinan usaha perikanan ............................................ 54 4.4.2 Pemeriksaan fisik kapal perikanan ............................................... 57 4.4.3 Pemeriksaan alat penangkap ikan ................................................. 60 4.4.4 Pemeriksaan alat bantu penangkapan ikan ................................... 60 4.4.5 Pemeriksaan daerah operasi penangkapan ................................... 61 4.4.6 Pemeriksaan nakhoda dan anak buah kapal (ABK) ...................... 61 4.4.7 Pemeriksaan penerapan log book perikanan (LBP)

dan surat laik operasi (SLO) kapal perikanan .............................. 61 4.4.8 Pemeriksaan penerapan vessel monitoring system (VMS) ........... 61

5.2 Pengawasan Kapal Perikanan ................................................................ 62 5.1.1 Prosedur pengawasan kapal perikanan secara normatif ................ 62 5.1.2 Prosedur pengawasan kapal perikanan secara emperis di PPSNZJ. 66

5.1.2.1 Prosedur pengawasan kapal masuk di PPSNZJ ............... 66 5.1.2.2 Prosedur pengawasan kapal keluar di PPSNZJ ................. 68

5.3 Kondisi Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pengawas Perikanan ....... 70 5.3.1 Kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan .............................. 70 5.3.2 Kemampuan pemeriksaan fisik kapal ............................................ 71 5.3.3 Kecakapan pengawas perikanan dalam hal penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan ................................... 72 5.3.4 Kemampuan kecepatan pemeriksaan oleh pengawas perikanan ...................................................................................... 73 5.3.5 Kualitas hasil pemeriksaan oleh pengawas perikanan .................. 74 5.3.6 Kesungguhan pemeriksaan oleh pengawas perikanan .................. 75 5.3.7 Ketersediaan anggaran biaya ......................................................... 76 5.3.8 Kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ ............................. 76

5.4 Stakeholder di PPSNZJ .......................................................................... 78 5.5 Strategi Peningkatan Kinerja Pengawas Kapal Perikanan di PPSNZJ .. 79

Page 12: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

vi

Halaman 6 PEMBAHASAN

6.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pengawas Perikanan ........ 82 6.1.1 Kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan ............................. 82 6.1.2 Pemeriksaan fisik kapal ................................................................. 83 6.1.3 Kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan

dan hukum ..................................................................................... 86 6.1.4 Kecepatan Pemeriksaan kapal perikanan ..................................... 87 6.1.5 Kualitas hasil pemeriksaan ........................................................... 88 6.1.6 Kesungguhan dalam Pemeriksaan ................................................. 89 6.1.7 Ketersediaan Anggaran Biaya ...................................................... 91 6.1.8 Sarana Prasarana .......................................................................... 92 6.1.9 Hukum dan kelembagaan ............................................................. 93 6.1.10 Jumlah pengawas ......................................................................... 94 6.1.11 Dukungan stakeholder dan instansi terkait .................................. 94

6.2 Hubungan antara Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkat Kinerja Pengawas Perikanan ................................................................ 96

6.3 Proses Peningkatan Kinerja Pengawas Kapal Perikanan di PPSNZJ ..... 99 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ............................................................................................. 101 7.2 Saran ....................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 13: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah kapal yang masuk dan keluar di PPSNZJ tahun 2005 ....................... 4

2. Rincian data primer yang dikumpulkan selama penelitian ........................... 30

3. Rincian data sekunder yang dikumpulkan selama penelitian ......................... 31

4. Penetapan bobot nilai indikator kinerja pengawas perikanan ......................... 33

5. Skor penetapan priorutas dalam AHP ............................................................. 38

6. Matrik berbanding berpasangan ...................................................................... 39

7. Sarana atau fasilitas pelabuhan di PPSNZJ .................................................... 47

8. Pelabuhan yang berwenang menerbitkan surat ukur ....................................... 58

9. Tingkat kinerja pengawas di PPSNZJ ............................................................. 77

10. Dukungan partisipasi stakeholder dalam pengawasan kapal perikanan ......... 78

11. Perbandingan prioritas antara pihak yang berkepentingan ............................ 80

12. Perbandingan prioritas antara faktor pengawas dengan pihak yang

berkepentingan ............................................................................................... 80

13. Prioritas tindakan untuk meningkatkan kinerja pengawas perikanan ............. 81

14. Alokasi anggaran biaya pengawasan di PPSNZJ tahun anggaran 2005 ......... 90

15. Realisasi anggaran pengawasan di PPSNZJ tahun anggaran 2005. ................ 91

16. Fasilitas sarana prasarana pengawasan di PPSNZJ tahun 2005 ...................... 92

Page 14: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka pemikiran penelitian ...................................................................... 9

2. Hierarki peningkatan kinerja pengawas di PPSNZJ ....................................... 37

3. Diagram alir pendekatan penelitian ................................................................ 41

4. Peta lokasi PPSJ (PPSNZJ) ............................................................................ 44

5. Struktur organisasi UPT PPSNZJ ................................................................... 50

6. Struktur Organisasi Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta ............................................................................................... 52 7. Mekanisme pengawasan di darat saat kapal perikanan merapat di pelabuhan ................................................................................................... 63

8. Mekanisme operasi pengawasan di laut dengan kapal pengawas .................. 65

9. Prosedur pengawasan kapal masuk di PPSNZJ ............................................. 67

10. Prosedur pengawasan kapal keluar di PPSNZJ .............................................. 69

11. Penilaian pengawas terhadap indikator kemampuan pemeriksaan dokumen

kapal .............................................................................................................. 70

12. Sebaran penilaian pengawas terhadap indikator kemampuan pemeriksaan

fisik kapal ...................................................................................................... 71

13. Sebaran penilaian kecakapan pengawas terhadap indikator penguasaan

pengetahuan dan hukum perikanan ............................................................... 72

14. Sebaran penilaian pengawas terhadap indikator kemampuan kecepatan

pemeriksaan ................................................................................................... 73

15. Sebaran penilaian pengawas terhadap indikator kualitas hasil pemeriksaan.. 75

16. Sebaran penilaian pengawas berdasarkan indikator kesungguhan

Pemeriksaan .................................................................................................... 76

17. Sebaran penilaian pengawas terhadap indikator ketersediaan

anggaran biaya pemeriksaan .......................................................................... 76

18. Hierarki cara meningkatkan kinerja pengawasan kapal perikanan di PPSNZJ ............................................................................ 99

Page 15: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Selama ini, kegiatan pengawasan kapal perikanan dilakukan di darat dan di

laut. Pengawasan langsung di laut terhadap kapal-kapal yang melakukan kegiatan penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan kapal-kapal patroli, baik yang dimiliki Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) maupun bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), dan Polisi Air. Pengawasan di darat yaitu di pelabuhan pangkalan dilakukan oleh petugas pengawas perikanan.

Pengawasan kapal perikanan di pelabuhan pangkalan dimulai pada tahun 1994, yaitu dengan dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) Dirjen Perikanan Nomor 320 tahun 1994 tentang Penunjukkan Petugas Pengawas Kapal Ikan dan Nomor 420 tahun 1994 tentang Petunjuk Operasional bagi Pengawas Kapal Ikan, selanjutnya diperkuat dan disempurnakan dengan SK Menteri Pertanian Nomor 996 tahun 1999 perihal yang sama. Sejalan dengan perkembangan kebijakan negara Indonesia pada tahun 2000, terbentuk Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan yang salah satu tugas pokok dan fungsi di dalamnya adalah Direktur Jenderal Pengawasan dan Perlindungan yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan kapal perikanan. Sebagai dasar pelaksanaan petugas pengawas perikanan di lapangan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 44/MEN/2001 tentang Pengalihan Pembinaan Teknis Pengawas Perikanan dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap kepada Direktorat Jenderal Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Selanjutnya tahun 2002 dilakukan penyempurnaan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 996 tahun 1999 tentang petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Sumberdaya Ikan menjadi Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.02/MEN/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Penangkapan Ikan dan Nomor : KEP. 03/MEN/2002 tentang Log Book Penangkapan dan Pengangkutan Ikan yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Dirjen Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.10/DJ-PSDKP/V/2004 tentang Pedoman Tata Cara Pengisian Log Book Perikanan dan Lembar Laik Operasional Kapal Perikanan.

Page 16: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

2

Beberapa kebijakan tersebut dikeluarkan dengan tujuan sebagai langkah

untuk mengurangi pelanggaran yang terjadi di lapangan, sehingga pelaksanaan

pengawasan dapat optimal terutama pengawasan terhadap kapal perikanan di

pelabuhan pangkalan. Pada umumnya kegiatan penangkapan dimulai dari

pelabuhan pangkalan sebagai pusat dimulainya aktivitas kegiatan bagi kapal

perikanan yang meliputi pengisian bahan bakar minyak, perbekalan logistik,

pendaratan hasil tangkapan, pergantian ABK dan sebagainya.

Pengawasan terhadap kapal perikanan dilakukan di pelabuhan pangkalan

diharapkan mampu mencegah terjadinya pelanggaran atau kejahatan di bidang

perikanan melalui kegiatan pemeriksaan dokumen perizinan, pemeriksaan fisik

kapal di lapangan dan alat tangkap serta ikan hasil tangkapan yang dituangkan

dalam bentuk surat laik operasi (SLO) sebagai dasar persyaratan penerbitan surat

izin berlayar (SIB) dan laporan penangkapan atau Log Book Perikanan (LBP)

pada saat melakukan operasi penangkapan ikan di laut wajib diisi dengan benar

oleh nakhoda, selanjutnya diserahkan kepada pengawas perikanan pada saat

mendarat kembali ke pelabuhan pangkalan. Data dan informasi dari proses

pengawasan kapal perikanan selanjutnya dianalisis dan apabila ditemukan adanya

indikasi terjadi pelanggaran perikanan dilakukan penyidikan.

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta adalah salah satu

pelabuhan terbesar di Indonesia yang termasuk pelabuhan tipe A. Pelabuhan ini

merupakan salah satu pelabuhan perikanan yang berskala industri, yaitu industri

penangkapan ikan yang mempunyai fasilitas yang lengkap sebagai ujung tombak

dalam mengadakan aktivitas penangkapan ikan. Disamping itu pelabuhan ini

merupakan pelabuhan pangkalan bagi kapal perikanan dalam melakukan aktivitas

penangkapan ikan sesuai dengan perizinan yang dimilikinya. Sebagai pelabuhan

yang strategis dan mempunyai fasilitas yang lengkap, jumlah kapal yang

berpangkalan cenderung lebih banyak dibanding dengan pelabuhan yang tidak

strategis dan tidak mempunyai fasilitas yang lengkap. Dilain pihak dengan

banyaknya jumlah kapal yang berpangkalan akan mendorong terjadinya upaya-

upaya pelanggaran di bidang perikanan.

Page 17: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

3

Menurut data base Ditjen Perikanan Tangkap 2004, bahwa kapal perikanan

yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta

(PPSNZJ) berjumlah 1.769 unit (sampai dengan Nopember 2004) yang sebagian

besar menggunakan alat tangkap long line dengan intensitas keluar masuk kapal

di pelabuhan tersebut sekitar 15 kapal perhari. Hal ini diperlukan suatu kinerja

pengawas perikanan dalam menerapkan mekanisme kerja pengawasan secara

normatif (sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku) agar dapat

mencegah terjadinya pelanggaran dan kejahatan perikanan.

Namun pada kenyataannya pengawas perikanan belum melakukan

pemeriksaan kapal perikanan secara optimal terhadap keluar masuknya kapal

perikanan di PPSNZJ, sehingga belum terlihat tingkat ketaatan kapal perikanan

terhadap kewajiban sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menentukan tingkat kinerja pengawas

terutama keterbatasan faktor internal dan eksternal. Diantaranya, faktor

kecakapan, pengalaman, kemampuan dalam memeriksa kapal perikanan, dan

jumlah pengawas yang tidak sebanding dengan jumlah kapal serta lemahnya

dukungan hukum, kelembagaan, biaya, sarana prasarana, dan anggaran biaya.

Melihat kenyataan di lapangan, bahwa kapal perikanan yang berpangkalan

di PPSNZJ cukup banyak dan kinerja pengawas perikanan yang belum optimal,

maka tidak menutup kemungkinan pengawas perikanan hanya sebagian

melaksanakan tugasnya dan tidak dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan, baik

dari segi perizinan maupun fisik kapal. Kondisi ini mampu membuka peluang-

peluang terjadinya pelanggaran di bidang perikanan, terutama kapal-kapal asing

yang masuk ke pelabuhan tanpa melalui prosedur yang berlaku dan tidak

menyerahkan dokumen perizinannya serta laporan perjalanan (Log Book

Perikanan).

Dengan demikian perlu dilakukan suatu analisis kinerja pengawas

perikanan dalam melakukan pengawasan terhadap kapal perikanan yang

berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta dengan

harapan dapat mencegah terjadinya pelanggaran di bidang perikanan yang pada

akhirnya akan terwujud kelestarian sumberdaya ikan.

Page 18: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

4

1.2 Perumusan Permasalahan

Pengawas perikanan dalam melaksanakan pengawasan kapal perikanan

dimulai sejak kapal menyampaikan laporan kedatangan atau keberangkatan kapal

di pelabuhan dengan melakukan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap dokumen

perizinan kapal perikanan, fisik kapal perikanan, alat penangkapan ikan, peralatan

kapal, komposisi ABK, kegiatan dan hasil penangkapan dan atau pengangkutan,

ketaatan di pelabuhan pangkalan, bongkar muat dan atau pelabuhan lapor,

penerapan Log Book Perikanan (LBP) dan surat Laik Operasi (SLO) kapal

perikanan, penerapan Vessel Monitoring System (VMS). Hal tersebut mempunyai

tujuan untuk memastikan bahwa setiap kapal perikanan yang masuk pelabuhan

dan membongkar hasil tangkapannya dalam melakukan kegiatan penangkapan

ikan telah sesuai dengan ketentuan dan perizinan yang dimilikinya. Disamping itu

memastikan bahwa setiap kapal perikanan yang akan keluar pelabuhan untuk

melakukan operasi penangkapan ikan telah laik tangkap dan secara teknis

adminstrasi telah memenuhi syarat untuk melakukan operasi penangkapan ikan.

Keberhasilan pelaksanaan pengawasan ditentukan oleh tingkat kinerja

pengawas perikanan yang merupakan ujung tombak dalam operasional di

lapangan. Berdasarkan laporan tahunan pengawasan Pelabuhan Perikanan

Samudera Nizam Zachman Jakarta 2005, data jumlah kapal yang dilakukan

pemeriksaan oleh pengawas perikanan selama kurun waktu tahun 2005 dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah kapal yang masuk dan keluar PPSNZJ berdasarkan jenis alat tangkap tahun 2005

ALAT TANGKAP JUMLAH KAPAL (Unit)

MASUK KELUAR Long line 1.606 1.635Purse seine 180 289Gill net 90 115Bouke ami 63 133Kapal angkut 183 213Kapal ekspor 9 8Kapal riset 2 2

JUMLAH 2.133 2.395Sumber : Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, 2006

Page 19: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

5

Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan pelanggaran terhadap ketidaksesuaian izin pangkalan sebanyak 102 kapal dengan jenis kapal angkut sebanyak 27 unit, purse seine 37 unit, bouke ami 24 unit, gill net 10 unit dan long line 4 unit kapal. Disamping itu ditemukan juga pelanggaran mengenai kelengkapan Tanda Pelunasan Pungutan Perikanan (TPPP) yang belum melunasi kewajiban membayar Pungutan Perikanan sebanyak 115 kapal. Ditjen PSDKP (2005) mengemukakan bahwa pelanggaran yang terjadi di lapangan sebagian besar memanipulasi ukuran kapal, nama, nomor mesin dan sebagainya terkait fisik kapal, yang merupakan tahap pertama untuk melakukan illegal fishing. Hal ini mengindikasikan bahwa pengawas perikanan di PPSNZJ umumnya hanya melakukan pemeriksaan dokumen perizinan tanpa melakukan pemeriksaan fisik kapal secara optimal.

Pelanggaran bersifat administratif seharusnya dapat diangkat sebagai tindak pidana perikanan. Namun pengawas perikanan di PPSNZJ masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang dapat menghambat dalam melaksanakan tugasnya, baik berupa faktor internal maupun eksternal.

Beberapa permasalahan faktor internal pengawas perikanan meliputi : 1) Kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan dan sebagainya yang

berpengaruh pada ketepatan membedakan keabsahan atau ketidakabsahan serta laik tidaknya kapal perikanan dalam melakukan operasional pemanfaatan sumberdaya perikanan.

2) Kecakapan pengawas perikanan dalam penguasaan bidang pengetahuan dan bidang hukum akan berpengaruh pada penindakan dalam mengambil suatu keputusan hasil pemeriksaan kapal perikanan dan jenis pelanggaran terhadap kewajiban peraturan yang berlaku.

3) Kecepatan dalam kaitannya waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan kapal perikanan terhadap ketentuan ketaatan yang harus dipenuhi oleh kapal perikanan sesuai yang berlaku.

4) Kualitas hasil pemeriksaan yang memungkinkan peluang terjadinya pelanggaran perikanan dan tidak memberikan manfaat terhadap operasional pengawasan.

5) Kesungguhan dalam pemeriksaan kapal perikanan menimbulkan praktek kolusi antara pengawas atau oknum dengan pihak pemanfaat sumberdaya ikan dan hanya berorientasi formalitas legalitas.

Page 20: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

6

Beberapa permasalahan faktor eksternal pengawas perikanan meliputi : 1) Ketersediaan anggaran biaya yang mampu menumbuhkan motivasi para

pengawas untuk melaksanakan tugas dan fungsinya lebih efektif 2) Sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan pengawasan kapal perikanan

yang berpengaruh terhadap efektivitas pengawasan 3) Hukum dan kelembagaan dalam penugasan pengawas perikanan sangat

berpengaruh terhadap kewenangan yang dimiliki dalam pelaksanaan pengawasan

4) Jumlah pengawas dibandingkan dengan jumlah kapal yang akan berpengaruh terhadap sistem pelayanan pengawasan yang dilakukan.

5) Dukungan stakeholder dan instansi terkait

Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, perlu adanya suatu analisis kinerja pengawas perikanan dalam melaksanakan pengawasan kapal perikanan. Hal ini diharapkan dapat memecahkan pola pengawasan di PPSNZJ yang sesuai dan optimal, sehingga akan terwujud ketertiban usaha yang berdampak pada penurunan pelanggaran.

1.3 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengawasan

sumberdaya kelautan dan perikanan, sehingga diharapkan tingkat pelanggaran yang terjadi dapat menurun dan kerugian negara dapat tercegah. Lebih khusus tujuan penilitan ini adalah : 1) Mengevaluasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kinerja

pengawas; 2) Mengetahui tingkat kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara

meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis

maupun akademis sebagai berikut : 1) Bagi kepentingan akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

bagi peneliti lain tetapi dengan karakteristik dan kondisi sosial ekonomi yang berbeda;

2) Bagi kepentingan praktis, penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi instansi terkait dalam rangka menyusun keputusan pengawas perikanan dalam pembentukan kelembagaan pengawasan;

3) Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), diharapkan ada jalan keluar cara pengawasan yang optimal di PPSNZJ, yang nantinya cara tersebut dapat diterapkan di pelabuhan perikanan lainnya.

Page 21: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

7

1.5 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pasal 66 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan menyatakan bahwa pengawasan perikanan dilakukan oleh Pengawas

Perikanan yang bertugas untuk mengawasi tertib pelaksanaan perundang-

undangan di bidang perikanan. Kegiatan operasional pengawasan diterapkan

melalui konsep Monitoring, Controling dan Surveilance (MCS) yang

dikembangkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan. Salah satu

pengembangan konsep MCS tersebut dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor KEP/MEN/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengawasan Penangkapan Ikan, Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor KEP/03/MEN/2002 tentang Log Book Penangkapan dan Pengangkutan

Ikan, dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP/29/MEN/2003

tentang Sistem Pemantauan Kapal Perikanan.

Pengawas Perikanan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya diharapkan

mengacu pada Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Pengawasan kapal perikanan

agar operasional pengawasan di lapangan dapat dilaksanakan seoptimal mungkin.

Untuk maksud tersebut dikeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan

Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Nomor KEP/06/DJ-PSDKP/IV/2004 tentang

Standar Operasional dan Prosedur Pengawasan Penangkapan dan atau

Pengangkutan Ikan.

Adapun ruang lingkup standar operasional prosedur tersebut meliputi :

1) Pemeriksaan dokumen perizinan kapal perikanan;

2) Pemeriksaan fisik kapal perikanan;

3) Pemeriksaan alat penangkapan ikan;

4) Pemeriksaan alat bantu penangkapan ikan;

5) Pemeriksaan peralatan lainnya;

6) Pemeriksaan jumlah dan komposisi ABK asing;

7) Pemeriksaan kegiatan dan hasil penangkapan dan pengangkutan ikan;

8) Ketaatan di pelabuhan pangkalan, bongkar muat dan/atau pelabuhan lapor;

9) Pengawasan jalur penangkapan ikan;

10) Pemeriksaan daerah operasi penangkapan dan pengangkutan ikan;

11) Pengawasan penerapan LBP dan SLO kapal perikanan;

12) Pengawasan penerapan Vessel Monitoring System (VMS).

Page 22: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

8

Pada kenyataannya pengawas perikanan dalam melaksanakan tugasnya belum dapat optimal sebagaimana diamanatkan oleh SOP tersebut. Hasil pengawasan yang belum optimal sangat dipengaruhi oleh tingkat kinerja pengawas terutama keterbatasan faktor internal dan eksternal, yang meliputi aspek-aspek yang terkait dengan faktor kecakapan, pengalaman, kemampuan dalam memeriksa kapal perikanan, dan jumlah pengawas yang tidak sebanding dengan jumlah kapal serta lemahnya dukungan hukum, kelembagaan, biaya, sarana prasarana, dan anggaran biaya.

Oleh karena itu perlu adanya suatu analisis kinerja pengawas perikanan dalam melakukan kegiatan pengawasan kapal perikanan untuk mengetahui seberapa jauh mekanisme kerja pengawasan kapal ikan secara empiris dapat mencapai tingkat kinerja pengawas perikanan dalam mencapai tujuan pengawasan yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.

Analisis mengenai tingkat kinerja pengawas perikanan dapat dilakukan dengan cara analisis deskriptif dan penghitungan rata-rata bobot nilai setiap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pengawas yang sudah ditentukan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pengawas di bagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Setiap faktor tersebut terdiri dari beberapa subfaktor, dimana setiap subfaktor tersebut diberi bobot nilai yang akan mencerminkan bobot nilai dari faktor tersebut. Bobot nilai tersebut adalah: 1 = tidak baik; 2 = kurang baik; 3 = cukup baik; 4 = baik; 5 = sangat baik. Rata-rata yang didapat akan menunjukkan tingkat kinerja pengawas perikanan di PPSNZJ, yaitu tidak baik, kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat baik.

Antara faktor internal dan eksternal kemungkinan terdapat korelasi atau hubungan yang berpengaruh terhadap kinerja pengawas perikanan di PPSNZJ. Hubungan atau korelasi antara faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pengawas perikanan di PPSNZJ dapat diketahui dengan menggunakan metode rank spearman. Metode ini mampu memperlihatkan seberapa besar hubungan keduanya dalam mempengaruhi kineja pengawas perikanan.

Peningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ dianalisis dengan mentode Proses Hierarki Analitik (PHA). Analisis ini dipakai karena sifatnya yang dapat menyederhanakan permasalahan yang kompleks dengan cara membaginya ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Dari PHA ini akan diperoleh prioritas program kerja untuk meningkatkan kinerja pengawas perikanan di PPSNZJ.

Page 23: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

9

1.6 Hipotesis

Kinerja pengawas perikanan dapat mempengaruhi terhadap tingkat

pelanggaran oleh kapal perikanan. Diharapkan kinerja pengawas perikanan di

PPSNZJ bisa optimal, sehingga pelanggaran oleh kapal perikanan dapat dihindari.

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian.

Pengelolaan Potensi SDI

Peraturan atau Perundangan

Perizinan Perikanan Pengawasan (MSC) Penegakan Hukum

Ruang Lingkup Pengawasan Standar Operasional dan Prosedur (SOP)

Aktivitas Pengawasan Kapal Perikanan Secara

Empiris

Pengawasan Perikanan

secara Non Aktif

Faktor-Faktor Kinerja Pengawas (Internal dan Eksternal)

Kinerja Pengawas Optimal

Page 24: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis

Soedjadi (1996) menyatakan bahwa, analisis adalah rangkaian kegiatan

pemikiran yang logis, rasional, sistematis dan obyektif dengan menerapkan

metodologi atau teknik ilmu pengetahuan, untuk melakukan pengkajian,

penelaahan, penguraian, pemerincian dan pemecahan terhadap suatu obyek atau

sasaran sebagai satu kebulatan komponen yang utuh ke dalam sub-sub komponen

yang lebih kecil, sehingga dapat diperoleh kejelasan-kejelasan tentang fakta, data

dari informasi tentang obyek tertentu. Berkaitan dengan penelitian ini, maka

analisis yang dimaksud adalah serangkaian kegiatan menguraikan, menelaah dan

mengkaji aspek-aspek yang mendukung pelaksanaan kegiatan pengawasan kapal

perikanan. Aspek-aspek tersebut adalah mekanisme kerja, dukungan sumberdaya,

dukungan hukum dan kelembagaan serta dukungan peran serta stakeholder yang

terkait.

2.2 Kinerja

Kinerja berasal dari bahasa sansekerta kinarya yang berarti hasil karya atau

hasil kerja. Hasibuan (1994) menyatakan bahwa prestasi kerja (kinerja)

merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,

kesungguhan serta ketepatan waktu. Prestasi kerja ini adalah gabungan dari tiga

faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, penerimaan atas

penjelasan delegasi tugas dan peran serta tingkat motivasi.

Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan sangat banyak jenisnya. Menurut

Furtwengler (2002), kinerja dapat diukur dalam empat hal, yaitu sebagai berikut :

1) Kecepatan

Dalam suatu kegiatan pengawasan diperlukan petugas pengawas yang

kinerjanya harus cepat, dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai atau lebih awal

dari deadline serta bebas dari kesalahan;

Page 25: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

11

2) Kualitas

Kecepatan dalam menghasilkan suatu output pengawasan sumberdaya tanpa

disertai kualitas yang dihasilkan tersebut adalah sia-sia. Kualitas yang buruk

memungkinkan peluang terjadinya pelanggaran perikanan atau illegal fishing;

3) Layanan

Layanan yang buruk selama kegiatan pengawasan dilakukan, maka akan

menghapus manfaat yang dicapai dari kecepatan dan kualitas;

4) Nilai

Nilai adalah suatu kualitas yang dapat dirasakan yang lebih baik dari yang

mereka bayarkan.

Ukuran-ukuran kecepatan, kualitas, layanan, dan nilai akan memberikan

gambaran mengenai tingkat kinerja dari sumberdaya pengawas pada suatu

lembaga satuan pengawas. Tingkat kinerja merupakan prestasi kerja pengawas

terkait dengan sikap kerja, pengetahuan dan ketrampilan, serta kesempatan atau

peluang. Sikap kerja itu sendiri dipengaruhi oleh motivasi, yang dilandasi oleh

sistem budaya atau tradisi, hubungan manajemen dan partisipasi. Pengetahuan dan

ketrampilan dipengaruhi oleh sistem pendidikan dan latihan serta pengalaman.

Menurut Furtwengler (2002), ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam

rangka meningkatkan kinerja karyawannya, antara lain : membuat ukuran kinerja

karyawan, mendorong pengembangan karyawan dan mengupayakan kepuasan

karyawan.

2.3 Pengawas Perikanan

Menurut DKP berdasarkan SK Nomor KEP/59/MEN/SJ/2002 tentang

Petunjuk Teknis Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Jabatan Fungsional

Pengawas Perikanan, pengawas perikanan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS)

yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, hak secara penuh oleh pejabat

yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan perikanan. Pengawasan

Perikanan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap kegiatan usaha

perikanan dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan rangkaian usaha

perikanan telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, termasuk didalamnya

kegiatan pemantauan, pemeriksaan, bimbingan teknis, sosialisasi, inspeksi,

penilikan, analisis, dan evaluasi.

Page 26: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

12

Pengawas Perikanan Bidang penangkapan Ikan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan penangkapan ikan meliputi dokumen perizinan usaha penangkapan, operasi kapal perikanan, alat penangkapan dan alat bantu penangkapan, hasil tangkapan, anak buah kapal, log book perikana, daerah penangkapan, pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungan serta yang berkaitan dengan penangkapan lainnya.

Pengawas Perikanan terdiri dari Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Non PPNS. Pengawas diutamakan yang telah berstatus PPNS Perikanan, sehingga mempunyai kewenangan melakukan tindakan penyidikan secara langsung dalam hal ditemukan bukti awal telah terjadi pelanggaran perikanan. Syarat sebagai PPNS yang sah adalah : 1) Telah mengikuti pelatihan penyidikan di Mabes Polri dan dinyatakan lulus; 2) Mendapat sertifikat sebagai penyidik PNS melalui Menteri Kehakiman; 3) Telah melakukan sumpah jabatan sebagai PPNS didepan Pejabat yang

berwenang. Pengawasan kapal ikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus

didukung oleh sumber-sumber yang akan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan dan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika dan efektifitas keberhasilan suatu organisasi. Kondisi tersebut mengakibatkan kegiatan pengawasan kapal ikan tidak dapat dihitung dengan asas biaya dan manfaat, karena yang penting adalah pengaruhnya terhadap kelestarian sumberdaya dan lingkungan dalam upaya menciptakan peluang kepada masyarakat saat ini secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Suatu organisasi atau lembaga tidak dapat efektif melaksanakan tugas dan fungsinya tanpa didukung dengan sumberdaya yang memadai, sumberdaya tersebut adalah : 1) Tenaga pelaksana dalam hal ini adalah petugas pengawas perikanan yang

ditunjuk oleh pejabat yang berwenang dan mempunyai kapasitas dan kemampuan yang cakap dan terampil;

2) Uang atau biaya dalam hal ini adalah tersediannya biaya atau anggaran yang jelas sumber atau mata anggarannya sehingga dapat direncanakan untuk membiayai pelaksanaan pengawasan secara berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu. Tanpa tersedianya biaya, niscaya pengawasan tidak akan dapat terselenggaranya secara efektif, sistematis dan terukur untuk mencapai target dan tujuan pengawasan kapal ikan;

Page 27: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

13

3) Bahan atau alat pengawasan dalam hal ini adalah LBP, alat-alat ukur, barcode, alat dokumentasi dan sebagainya. Tanpa adanya dukungan bahan dan alat bantu pengawasan niscaya pengawasan tidak akan menghasilkan output positif dan berguna, sehingga sulit untuk mendapat simpati dan peran serta masyarakat;

4) Sarana pengawasan dalam ha ini adalah berupa kantor dan perlengkapannya, sarana transportasi, sarana penyidikan termasuk gedung penyimpanan barang bukti dan ruang tahanan, dan kapal pengawas untuk patroli;

5) Metode atau tatacara dalam hal ini adalah pedoman yang tertuang dalam standar operasi dan prosedur pengawasan penangkapan ikan yang mengacu pada SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP/02/MEN/2002 tentang Pedoman Pelaksana Pengawasan Penangkapan Ikan.

6) Waktu pengawasan kapal ikan dalam hal ini adalah waktu kerja pengawas perikanan, waktu kerja pengawasan harus diupayakan selama 24 jam dan dapat dilakukan dengan jadual piket antar satuan piket pengawas sekurang-kurangnya harus ada satu orang yang berstatus PPNS.

2.4 Pengawasan

Handoko (1993) menyatakan bahwa yang dimaksud pengawasan (controlling) adalah suatu proses yang dilakukan untuk menjamin bahwa tujuan suatu organisasi dan manajemen dapat dicapai. Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelasanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijaksanaan yang telah ditentukan sebelumnya. Jelasnya pengawasan harus berpedoman terhadap rencana (planning) yang telah diputuskan, perintah (order) terhadap pelaksanaan pekerjaan (performance), tujuan dan atau kebijaksanaan yang telah ditentukan sebelumnya (Farlan, 1989 diacu dalam Handayaningrat, 1994).

Handayaningrat (1994) menyatakan pengawasan dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidak-sesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. Jadi maksud pengawasan bukan mencari kesalahan tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan. Tujuan pengawasan adalah agar pelaksaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Page 28: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

14

Macam-macam Pengawasan (Handayaningrat, 1994) 1) Pengawasan dari dalam adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau

unit pengawasan yang dibentuk di dalam organisasi itu sendiri, aparat pengawas bertindak untuk dan atas nama pimpinan organisasi. Aparat pengawas ini bertugas mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan oleh pimpinan organisasi untuk perbaikan atau kebijaksaan lebih lanjut;

2) Pengawasan dari luar adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau unit dari luar organisasi itu. Aparat atau unit pengawasan bertindak atas nama atasan dari pimpinan organisasi itu, atau atas nama pimpinan organisasi itu atas permintaannya;

3) Pengawasan preventif adalah pengawasan sebelum suatu rencana dilaksanakan, pengawasan untuk mencegah terjadinya kekeliruan, kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan;

4) Pengawasan represif, pengawasan kapal ikan dimaksudkan untuk memastikan bahwa tidak terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam pelaksanaan izin oleh kapal ikan tersebut, berupa surviellane dengan cara melakukan pemeriksaan secara langsung pelaksanaan kegiatan kapal ikan tersebut di laut.

Pengawasan kapal ikan sebagai pengawasan represif dapat menggunakan beberapa sistem (Handayaningrat, 1994) yaitu : 1) Sistem komparatif yaitu mempelajari laporan penangkapan ikan (Fishing Log

Book) dibandingkan dengan lamanya trip penangkapan dan jenis ikan yang tertangkap, mengadakan analisa dan memberikan penilaian serta penyempurnaan;

2) Sistem verifikatif yaitu pemeriksaan berdasarkan pedoman atau petunjuk teknis dan dibuat laporan periodik, melihat perkembangan dan penilaian hasil pelaksanaan serta memutuskan tindakan-tindakan lebih lanjut;

3) Sistem Inspekstif yaitu dengan cara mengecek kebenaran dari suautu laporan penangkapan ikan dengan pemeriksaan di tempat (on the spot inspection);

4) Sistem investigative yaitu pemeriksaan dengan titik berat pada penyelidikan atau penelitian yang lebih mendalam terhadap indikasi adanya pelanggaran perikanan, baik dari laporan masyarakat atau dari pengamatan langsung di lapangan, tujuannya untuk memberi keyakinan tentang kebenaran laporan atau dugaan pelanggaran yang telah diterima sebelumnya.

Keempat sistem tersebut saat ini dipergunakan dalam pelaksanaan kebijakan pengawasan kapal ikan di Indonesia dan di kenal dengan sebutan system MCSI singkatan dari Monitoring, Controlling, Surveilance dan Investigation.

Page 29: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

15

Pengertian MCS, secara umum dipakai sebagaimana disepakati dalam

konferensi FAO tahun 1981 di Roma dengan uraian sebagai berikut :

1) Monitoring – the continuous requirement for the measurement of fishing effort

characteristics and resources yields;

2) Control – the regulatory conditions under which the exploitation of the

resource may be conducted;

3) Surveillance – the degree and types of observation reguired to maintaian

compliance with the regulatory control imposed on fishing activities.

MCS bagi setiap negara berbeda tergantung dari pola dan strategi

pembangunan Negara yang bersangkutan. Ditjen Pengawasan dan Pengendalian

Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, mendefinisikan MCS adalah sebagai

berikut:

1) Monitoring (Pemantauan) adalah pencarian dan pengumpulan data, informasi,

fakta yang dilakukan setiap saat secara berkelanjutan untuk memperoleh

kejelasan serta akibat peristiwa yang terjadi;

2) Controlling (Pemeriksaan) adalah upaya menemukan terjadinya sebuah

peristiwa yang dilakukan di luar ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

3) Surveillance (Pengamatan) adalah tindakan hukum yang dilakukan terhadap

suatu peristiwa tindak pidana yang disengaja atau tidak disengaja oleh

seseorang atau badan hukum.

Metode Pengawasan terdiri dari enam jenis (Handayaningrat, 1994) :

1) Pengawasan langsung adalah apabila aparat pengawasan atau pimpinan

organisasi melakukan pemeriksaan langsung pada tempat pelaksanaan

pekerjaan, baik dengan sistem inspektif, verifikatif maupun investigatif.

Metode ini dimaksudkan agar segera dapat dilakukan tindakan perbaikan dan

penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan;

2) Pengawasan tidak langsung adalah apabila aparat pengawasan atau pimpinan

organisasi melakukan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan hanya melalui

laporan-laporan yang masuk padanya. Laporan dapat berupa deretan angka-

angka statistik dan lain-lain tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

Kelemahan laporan ini tidak segera mengetahui kesalahan-kesalahan dalam

pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat menimbulkan kerugian yang lebih

besar;

Page 30: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

16

3) Pengawasan formal adalah pengawasan yang dilakukan oleh unit atau aparat

pengawas yang bertindak atas nama pimpinan organisasi itu atau atasan dari

pimpinan organisasi itu. Dalam pengawasan ini telah diatur prosedur,

hubungan dan tata kerja, dan periode waktunya. Aparat pengawasan ini harus

melakukan pengawasan dan pelaporan pengawasannya secara periodik,

laporan harus disertai saran-saran perbaikan atau penyempurnaan;

4) Pengawasan informal adalah pengawasan yang tidak melalui saluran formal

atau prosedur yang telah ditentukan. Pengawasan informal ini biasanya

dilakukan oleh Pejabat Pimpinan dengan melalui kunjungan yang tidak resmi

(pribadi), atau secara incginito. Hal ini berguna untuk menghindari kekakuan

hubungan antara atasan dan bawahan, sehingga tercipta suasana keterbukaan

dalam memperoleh informasi tentang pelaksanaan pekerjaan, usul dan saran-

saran dari bawahan;

5) Pengawasan adminstratif adalah pengawasan meliputi bidang keuangan,

kepegawaian dan material;

6) Pengawasan teknis adalah pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik,

misalnya pemeriksaan terhadap pembangunan gedung, pembuatan kapal dan

sebagainya;

Prinsip-prinsip pengawasan (Handayaningrat,1994) adalah :

1) Pengawasan berorientasi pada tujuan organisasi;

2) Pengawasan harus obyektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum

daripada kepentingan pribadi;

3) Pengawasan harus berorientasi pada kebenaran menurut peraturan

perundangan yang berlaku (wetmatigheid), berorientasi pada kebenaran atas

prosedur yang telah ditetapkan (rechtmatigheid), dan berorientasi terhadap

tujuan atau manfaat dalam pelaksanaan pekerjaan (doelmatifheid);

4) Pengawasan harus menjamin daya guna dan hasil guna pekerjaan;

5) Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang obyektif,teliti dan tepat;

6) Pengawasan harus bersifat terus menerus;

7) Hasil pengawasan harus dapat memberikan umpan balik terhadap perbaikan

dan penyempurnaan pelaksanaan, perencanaan dan kebijaksanaan dimasa

depan.

Page 31: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

17

Syarat-syarat pengawasan (Handayaningrat,1994) adalah :

1) Menentukan standar pengawasan yang baik dan dapat dilaksanakan;

2) Menghindari adanya tekanan, paksaan yang menyebabkan penyimpangan dari

tujuan pengawasan itu sendiri;

3) Melaksanakan koreksi rencana yang dapat digunakan untuk mengadakan

perbaikan serta penyempurnaan rencana yang akan datang.

Prosedur pengawasan (Handayaningrat,1994) adalah :

1) Observasi pemeriksaan dan pemerikasaan kembali;

2) Pemberian contoh;

3) Catatan dan laboran;

4) Pembatasan wewenang;

5) Menentukan peraturan-peraturan, perintah-perintah dan prosedur;

6) Anggaran;

7) Sensor dan tindakan disiplin.

2.5 Pengawasan Kapal Perikanan

Pengawasan kapal perikanan adalah pengawasan yang dilakukan oleh

aparatur pengawas yang ditunjuk Menteri Kelautan dan Perikanan atau pejabat

yang ditunjuk dan Gubernur Propinsi atau Pejabat yang ditunjuk atas nama

pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap kapal perikanan yang masuk,

membongkar ikan hasil tangkapan serta kapal perikanan yang keluar pelabuhan

dengan tatacara dan prosedur sebagaimana ditetapkan. Pelaku utama pengawasan

kapal perikanan adalah pemerintah atau petugas yang ditunjuk atas nama

pemerintah. Pertimbangan pemerintah utamanya adalah efektifitas dan bukan

efisiensi, karena sulit untuk mengukur efisiensi dalam pekerjaan pemerintah,

(Handayaningrat,1994).

Pengawasan kapal perikanan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

harus didukung oleh sumber-sumber yang akan dimanfaatkan untuk mencapai

tujuan serta memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika dan

evektivitas keberhasilan suatu organisasi. Soedjadi (1995) menyatakan bahwa,

organisasi tak mungkin dapat melaksanakan tugasnya tanpa didukung dengan

sumber-sumber atau sarana-sarana yang akan didayagunakan untuk mencapai

tujuan organisasi. Sumber-sumber tersebut adalah :

Page 32: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

18

1) Manusia atau tenaga kerja; 2) Uang atau biaya; 3) Bahan-bahan atau meterial; 4) Mesin dan peralatan; 5) Metode; 6) Waktu.

Ketentuan hukum yang berkaitan dengan pengawasan adalah sebagai berikut : 1) Berkaitan dengan perizinan perikanan meliputi :

(1) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1983 tentang Zona Eksklusif Ekonomi Indonesia (ZEEI);

(2) Undang-Undang Nomor 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia; (3) Undang-Undang Nomor 21 tahun 2002 tentang Penerimaan Negara Bukan

Pajak; (4) Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan; (5) Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2002 tentang usaha perikanan; (6) Peraturan pemerintah nomor 54 tahun 2002 tentang usaha perikanan; (7) Peraturan Pemerintah nomor 22 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; (8) Keputusan Menteri Kalautan Nomor KEP/10/MEN/2003 tentang

Perizinan Usaha Penangkapan Ikan; 2) Berkaitan dengan fisik kapal

(1) Undang-Undang Nomor 21 tahun 1992 tentang pelayaran; (2) Keputusan Menteri Keluatan dan Perikanan Nomor KEP/60/MEN/2001

tentang Penataan Penggunaan Kapal Perikanan di ZEEI; (3) Keputusan Menteri Keluatan dan Perikanan Nomor KEP/28/MEN/2003

tentang Produktifitas Kapal Penangkap Ikan. 3) Berkaitan dengan alat penangkapan ikan

(1) Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

(2) Undang-Undang Nomor 23 tahun1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup;

(3) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP/28/MEN/2003 tentang Produktifitas Kapal Penangkap Ikan;

(4) Keputusan Dirjen Perikanan Nomor 10/1982 tentang Pukat Udang; (5) Keputusan Dirjen Perikanan Nomor 340/1990K tentang Pukat Ikan; (6) Keputusan Dirjen Perikanan Nomor 340/1990 tentang Long Line.

Page 33: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

19

4) Berkaitan dengan ABK (1) Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP/781/MEN/1985 tentang

Pembatasan penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang

(TKWNAP); (2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER/03/MEN/1985 tentang

pemberian Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing

Pendatang; (3) Keputusan menteri Kehakiman Nomor M.02.IZ.01.10 tahun 1995 tentang

Kemudahan Keimigrasian diganti dengan : Keputusan Menteri

Kehakiman dan HAM Nomor M. 01.IZ.01.10 tahun 2003 tentang

Perubahan atas Keputusan Menteri Nomor M.02.IZ.01.10 tahun 1995

tentang Visa Singgah,Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin

Keimigrasian; (4) Keputusan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-658.IZ.01.10 tahun 2003

tentang Kemudahan Khusus Keimigrasian.

5) Berkaitan dengan Daerah Penangkapan dan jalur-jalaur penangkapan

Ikan

(1) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 995/Kpts/IK.210/9/99 tentang

Potensi Sumberdaya Ikan dan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan

(JTB) Di Wilayah Perikanan Republik Indonesia;

(2) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 995/Kpts/IK.210/9/99 tentang Jalur-

Jalur Penangkapan Ikan.

6) Berkaitan dengan Penerapan LBP dan SLO

(1) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP/02/MEN/2002

tentang Pedoman Pelaksanaan pengawasan penangkapan Ikan;

(2) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP/02/MEN/2002

tentang log book penangkapan dan Pengangkutan Ikan.

7) Berkaitan dengan VMS

(1) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP/29/MEN/2003

tentang Penyelenggaraan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan;

(2) Pelatihan teknis pemasangan VMS.

Page 34: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

20

2.6 Obyek Pengawasan

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004, obyek

pengawasan perikanan meliputi :

1) Penangkapan dan atau pengangkutan ikan ( pasal 7 ayat (2); pasal 8 ayat (1),

(2), dan (3); pasal 9 ; pasal 27 ; pasal 28, pasal 31 ; pasal 38 ; pasal 43 ; pasal

44);

2) Pembudidayaan ikan ( pasal 7 ayat (2) ; pasal 8 ayat (4) dan (5) ; pasal 12 ayat

(1), (2), (3), dan (4) );

3) Pengangkutan ikan hidup antar pulau dalam wilayah Republik Indonesia atau

antara wilayah Republik Indonesia dengan negara lain (pasal 7 ayat (2));

4) Suaka perikanan (pasal 7 ayat (2));

5) Jenis ikan yang dilindungi (pasal 7 ayat (2));

6) Plasma nutfah ( pasal 7 ayat (2) ; pasal 14 ayat (4));

7) Penggunaan bahan dan atau atau alat dan atau atau cara dan atau atau

bangunan yang merugikan dan atau atau membahayakan kelestarian sumber

daya ikan da atau atau lingkungannya (pasal 7 ayat (2) dan pasal 8 ayat (5));

8) Pencegahan pencemaran dan kerusakan sumber daya ikan dan lingkungannya

(pasal 7 ayat (2));

9) Penaatan persyaratan atau standard operasional prosedur penangkapan ikan

(pasal 7 ayat (2));

10) Wabah, hama dan penyakit ikan (pasal 7 ayat (2); pasal 21; pasal 23; pasal

26);

11) Distribusi dan pemasaran hasil perikanan ( pasal 16 ayat (1) ; pasal 26);

12) Penanganan dan pengolahan hasil perikanan ( pasal 20 ayat (3));

13) Penelitian perikanan ( pasal 55);

Hal ini sejalan dengan yang tertuang dalam pasal 66 ayat (1) bahwa

pengawasan perikanan dilakukan oleh pengawas perikanan. Didalam penjelasan

Pasal 66 ayat (1) dinyatakan bahwa pengawas perikanan antara lain pengawas

penangkapan, pengawas perbenihan, pengawas budidaya, pengawas hama dan

penyakit ikan, dan pengawas mutu.

Page 35: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

21

Obyek pengawasan kapal perikanan meliputi :

1) Pemeriksaan dokumen perizinan kapal perikanan

2) Pemeriksaan fisik kapal perikanan

3) Pemeriksaan alat penangkapan ikan

4) Pemeriksaan alat bantu penangkapan ikan

5) Pemeriksaan peralatan lainnya

6) Pemeriksaan jumlah dan komposisi Awak Buah kapal (ABK) Asing

7) Pemeriksaan kegiatan dan hasil penangkapan dan pengangkutan ikan

8) Ketaatan di pelabuhan pangkalan, bongkar muat dan atau atau pelabuhan lapor

9) Pengawasan jalur penangkapan ikan

10) Pemeriksaan daerah operasi penangkapan dan pengangkutan ikan

11) Pengawasan penerapan Log Book Perikanan (LBP) dan Surat Laik Operasi

(SLO) kapal perikanan

12) Pengawasan penerapan Vessel Monitoring System (VMS)

2.7 Kapal Perikanan

Menurut Nomura & Yamazaki (1997) bahwa kapal perikanan adalah kapal

yang digunakan dalam kegiatan perikanan yang mencakup penggunaan atau

aktivitas penangkapan atau mengumpulkan sumberdaya penangkapan atau

mengumpulkan sumberdaya perairan, serta penggunaan dalam beberapa aktivitas

seperti riset, training dan inspeksi sumberdaya perairan. Lebih lanjut Fyson

(1985) mengemukakan bahwa kapal perikanan adalah kapal yang dibangun untuk

melakukan pekerjaan-pekerjaan usaha penangkapan ikan dengan ukuran,

rancangan bentuk dek, kapasitas muat, akomodasi, mesin serta berbagai

perlengkapan yang secara keseluruhan disesuaikan dengan fungsi dalam rencana

operasi. Berdasarkan Undang-Undang No. 31 tahun 2004 tentang perikanan

bahwa kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lainnya yang

dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi

penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan

ikan,pelatihan perikanan, dan penelitian atau eksplorasi perikanan.

Page 36: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

22

Code of Conduct for Responsible Fisheries pada artikel 8.2.1 menerangkan

bahwa negara pemegang bendera harus menjaga dokumen atau data kapal ikan

yang diberi hak mengibarkan benderanya dan kewenangan melakukan

penangkapan ikan serta harus menunjukkan beberapa rincian data kapal,

kepemilikan dan kewenangan menangkap ikan. Artikel 8.2.3 disebutkan bahwa

kapal-kapal ikan yang diberi wewenang melakukan penangkapann ikan pada

perairan laut bebas atau di dalam perairan di bawah yuridiksi negara lain dari pada

negara pemegang bendera, harus ditandai dengan keseragaman dan sistem

penandaan kapal yang dikenal secara internasional seperti spesifikasi FAO dan

petunjuk penandaan dan identifikasi kapal-kapal ikan. Kapal perikanan, harus

menunjukkan informasi tentang :

1) Pihak yang memberi izin;

2) Ukuran (GT);

3) Daerah penangkapan;

4) Keterangan pemilik.

Kapal perikanan dalam Undang-Undang No. 31 tahun 2004 disebutkan

bahwa setiap kapal perikanan yang digunakan untuk menangkap ikan di wilayah

pengelolaan perikanan Republik Indonesia wajib dilengkapi surat izin

penangkapan ikan (SIPI) dan setiap kapal perikanan yang digunakan untuk

mengangkut ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia wajib

dilengkapi SIKPI. Setiap kapal perikanan yang akan melakukan kegiatan

perikanan wajib memiliki surat laik operasi kapal perikanan dari pengawas

perikanan setelah dipenuhi persyaratan administrasi dan kelayakan teknis sebagai

persyaratan untuk mendapatkan surat izin berlayar dari syahbandar.

Fungsinya kapal perikanan meliputi :

1) Kapal penangkap ikan;

2) Kapal pengangkut ikan;

3) Kapal pengolah ikan;

4) Kapal latih perikanan;

5) Kapal penelitian atau eksplorai perikanan;

6) Kapal pendukung operasi penangkapan ikan dan atau pembudidayaan ikan.

Page 37: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

23

Fyson (1985) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi desain

suatu kapal ikan yaitu :

1) Tujuan penangkapan;

2) Alat dan metode penangkapan;

3) Kelaiklautan dari kapal dan keselamatan awak kapal;

4) Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan desain kapal ikan;

5) Pemilihan material yang tepat untuk kontruksi;

6) Penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan;

7) Faktor-faktor ekonomi.

Nomura dan Yamazaki (1977) menyatakan bahwa sifat operasi kapal ikan

selalu berpindah-pindah dari satu daerah penangkapan ke daerah penangkapan

lain, sehingga kapal ikan harus mempunyai kontruksi yang kuat. Disamping itu,

kondisi laut dan getaran mesin kapal akan mempengaruhi kekuatan kontruksi

kapal. Persyaratan minimal untuk kapal ikan ketika melakukan operasi

penangkapan adalah sebagai berikut :

1) Memiliki kekuatan struktur badan kapal;

2) Memiliki stabilitas yang tinggi;

3) Memiliki fasilitas untuk penyimpanan.

Karakteristik yang membedakan kapal ikan dengan jenis kapal lainnya

(Nomura dan Yamazaki, 1977) adalah :

1) Kecepatan kapal

Membutuhkan kecepatan yang tinggi untuk mengejar kelompok ikan serta

membawa hasil tangkapan yang segar dalam waktu yang pendek atau kisaran

kecepatan dalam operasi sangat bervariasi.

2) Kemampuan olah gerak kapal

Membutuhkan olah gerak yang baik pada saat pengoperasian alat tangkap,

seperti kemampuan steerability yang baik, radius putaran (turning circle) yang

kecil dan daya dorong mesin (propulsion engine) yang dapat dengan mudah untuk

bergerak maju dan mundur.

3) Kelaik lautan

Laik (layak) digunakan untuk operasi penangkapan ikan dan cukup tahan

untuk melawan kekuatan angin, gelombang, memiliki stabilitas yang baik dan

gaya apung yang cukup diperlukan untuk menjamin keamanan dalam pelayaran.

Page 38: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

24

4) Luas area pelayaran

Area pelayaran kapal ikan luas karena pelayarannya ditentukan oleh

pergerakan kelompok ikan, daerah musim, berpindahan daerah penangkapan ikan

dan lain-lain.

5) Kontruksi badan kapal yang kuat Kontruksi harus kuat karena dalam operasi penangkapan ikan akan

menghadapi kondisi alam yang berubah-ubah dan tahan terhadap getaran yang disebabkan oleh kerja mesin atau menahan faktor internal dan eksternal. 6) Daya dorong mesin

Membutuhkan daya dorong mesin yang cukup besar, dengan volume mesin yang kecil dan getaran mesin yang kuat. 7) Fasilitas penyimpanan dan pengolahan ikan

Penyimpanan hasil tangkapan dalam ruang tertentu dengan fasilitas ruang pendingin, ruang pembekuan atau dengan es untuk menghindari pengaruh luar yang akan menurunkan mutu ikan. Pengolahan ikan membutuhkan mesin-mesin untuk pengolahan (pengalengan dan pengolahan tepung ikan) pada ikan. 8) Mesin-mesin penangkapan

Umumnya dilengkapi dengan alat bantu penangkapan untuk membentuk kelancaran operasi penangkapan ikan seperti winch, power block, line hauler dan sebagainya. 2.8 Dukungan Dalam Pengawasan Kapal Perikanan 2.8.1 Hukum dan kelembagaan

Dukungan hukum yang dimaksud adalah berupa landasan hukum yang menjadi dasar hukum kebijakan pengawasan sampai dengan aturan-aturan pelaksanaan pengawasan kapal perikanan di lapangan, sehingga secara hukum dapat dibenarkan dan dapat dipertanggungjawabkan. Kebijakan Pengawasan kapal ikan adalah kegiatan yang bersifat mengikat dan wajib diindahkan terutama oleh pihak-pihak yang terkait oleh karena itu dasar hukum kebijakannya harus berupa undang-undang dan Peraturan Pemerintah untuk tingkat nasional dan peraturan daerah untuk tingkat propinsi, sedang peraturan pelaksanaannya harus oleh pejabat yang berwenang.Dukungan Kelembagaan yang dimaksud adalah lembaga atau organisasi pengawas perikanan dan kelembagaan atau proses memasyarakatkan kegiatan pengawasan kapal perikanan, artinya kelembagaan mempunyai dua makna yaitu sebagai wadah dan sebagai proses.

Page 39: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

25

Dahuri, et. al (1996) menyatakan bahwa kelembagaan dapat diartikan dalam

dua bagian, pertama kelembagaan sebagai institut yaitu lembaga atau organisasi

berbadan hukum untuk mengelola suatu kegitan. Kelembagaan sebagai institut

dikembangkan dalam tiga aspek yaitu :

1) Peningkatan kemampuan aparatur yang bekerja pada lembaga tersebut dan

memobilisasi tenaga untuk bekerja di lembaga tersebut;

2) Menyediakan fasilitas ruang kantor, peralatan dan bahan serta fasilitas lainnya

untuk mengoperasikan lembaga tersebut;

3) Penyediaan dana operasional dan pemeliharaan serta pembangunan untuk

membiayai kegiatan lembaga tersebut.

Kedua, kelembagaan sebagai proses pelembagaan nilai-nilai yang

dikembangkan dengan memasyarakatkan hasil-hasil yang dikerjakan oleh

lembaga tersebut ke masyarakat (target atau pengguna jasa lembaga tersebut).

Nilai-nilai yang dilembagakan bisa berupa peraturan perundangan, peraturan

daerah, seperti tata ruang wilayah pesisir, petunjuk teknis operasional bagi

pengawas perikanan, informasi potensi sumberdaya ikan dan bentuk-bentuk

lainnya yang dihasilkan oleh lembaga tersebut.

Pengembangan dukungan sumberdaya dalam pengawasan kapal perikanan

yang diperlukan antara lain, 1) Peningkatan kemampuan petugas pengawas

perikanan, 2) Penyediaan sarana kantor dan perlengkapannya, 3) Penyediaan

peralatan dan bahan pengawasan, 4) Penyediaan dana operasional dan

pemeliharaan serta pengadaan fasilitas lain yang mendukung efektifitas

pengawasan kapal perikanan. Disamping dukungan sumberdaya tersebut yang tak

kalah penting harus diperhatikan adalah dalam proses rekruitmen petugas

pengawas perikanan, seperti diketahui kegiatan pengawasan adalah kegiatan yang

bersifat mengikat dan mempunyai kekuatan memaksa, maka petugas pengawas

perikanan yang ditunjuk harus memenuhi beberapa persyaratan dan kesiapan

mental dan fisik yang memadai, sehingga mampu menjawab tantangan dalam

pelaksanaan tugas di lapangan.

Page 40: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

26

2.8.2 Dukungan sumberdaya Soedjadi (1995) menyatakan suatu organisasi atau lembaga tidak dapat

efektif melaksanakan tugas dan fungsinya tanpa didukung dengan sumberdaya yang memadai, sumberdaya tersebut adalah : 1) Tenaga pelaksana

Tenaga pelaksana dalam hal ini adalah petugas pengawas perikanan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang dan mempunyai kapasitas dan kemampuan sebagai pengawas perikanan yang cakap dan terampil. Pengawas perikanan diutamakan yang telah berstatus PPNS yang mempunyai kartu anggota dan telah disumpah oleh pejabat yang berwenang sehingga sah secara hukum dapat melakukan tindakan penyidikan lebih lanjut bila ditemukan adanya bukti awal telah terjadi pelanggaran perikanan. Tanpa kewenangan yang bersifat memaksa dan sah secara hukum, niscaya kegiatan pengawasan tidak akan berjalan efektif sebagaimana diharapkan. 2) Uang atau biaya

Tersedianya biaya atau anggaran yang jelas sumber atau mata anggarannya sehingga dapat direncanakan untuk membiayai pelaksanaan pengawasan secara berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu, termasuk untuk biaya operasional penyelidikan dan penyidikan. Tanpa tersedianya biaya, niscaya pengawasan tidak akan dapat terselenggara secara efektif, sistematis dan terukur untuk mencapai target dan tujuan pengawasan kapal perikanan. 3) Sarana dan prasarana pengawasan

Sarana dan prasarana pengawasan yang ada berupa kantor dan perlengkapannya, sarana transportasi, sarana penyidikan termasuk gudang penyimpanan barang bukti dan ruang tahanan bila diperlukan, kapal pengawas, alat komunikasi (SSB), CDB, VMS dan lain sebagainya. Sarana prasarana tersebut mutlak diperlukan sebagai dukungan dalam proses kegiatan pengawasan kapal perikanan. 4) Bahan atau alat pengawasan

Bahan atau alat pengawasan berupa alat pengawasan berupa Log Book perikanan dan surat laik operasi, alat-alat ukur, alat dokumentasi, barcode dan sebagainya. Tanpa adanya dukungan bahan dan alat bantu pengawasan, niscaya pengawasan tidak akan menghasilkan output positif dan berguna, sehingga sulit untuk mendapat simpati apalagi peran serta masyarakat.

Page 41: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

27

5) Metode atau tata cara Pedoman yang tertuang dalam standar operasional pengawasan yang ada harus

mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP/02/MEN/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Sumberdaya Perikanan. 6) Waktu pengawasan kapal perikanan

Waktu kerja para pengawas perikanan harus diupayakan selama 24 jam dan dapat dilakukan dengan jadual piket antar satuan pengawas. Setiap satuan piket pengawas sekurang-kurangnya harus ada satu orang yang berstatus PPNS. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya cacat hukum dalam pelaksanaan pengawasan, terutama dalam hal pemeriksaan fisik kapal, pemeriksaan alat tangkap serta dokumen perizinan.

2.8.3 Dukungan peran serta stakeholder

Pengawasan kapal perikanan mutlak memerlukan dukungan masyarakat, oleh karena itu peran serta pihak-pihak terkait (stakeholder) sangat diperlukan. Dukungan tersebut dapat berupa dukungan langsung yang berupa peran aktif atau informasi yang dibutuhkan dalam prses pengawasan, atau dukungan tak langsung berupa sikap positif dan tidak mempersulit atau menghalangi-halangi proses pengawasan kapal perikanan, mulai dari proses perencanaan sampai proses pelaksanaan.

Terciptanya peran serta stakeholder sangat dipengaruhi oleh mekanisme pengawasan, yaitu bagaimana kinerjanya pengawas perikanan, bagaimana dukungan sumberdaya yang dimiliki, sehingga outputnya akan diperhatikan dan diterima masyarakat sebagai suatu hal yang posistif dan wajar untuk diapresiasi. Dalam hal pengawasan kapal perikanan bahwa kinerja pengawas harus dilakukan semata-mata demi kepentingan publik dengan menjunjung tinggi asas keadilan (Soedjadi, 1995)

Indikator peran serta stakeholder dalam proses penelitian ini adalah : 1) Adanya dukungan Kepala Pelabuhan Perikanan dalam bentuk penyediaan:

(1) Dukungan sumberdaya untuk melaksanakan pengawasan; (2) Kewenangan pengawas dalam menolak masuknya kapal perikanan yang

illegal; (3) Kantor khusus pengawas perikanan beserta perlengkapannya; (4) Honor rutin setiap bulan atau insentif kepada pengawas perikanan.

Page 42: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

28

2) Adanya dukungan dari syahbandar pelabuhan dalam bentuk menerima Surat

Laik Operasi dari Pengawas sebagai dasar penerbitan Surat Ijin Berlayar

(SIB).

3) Kesediaan bekerja sama dari nakhoda dalam memberikan data, fakta dan

informasi yang diperlukan dalam pengawasan sehingga memudahkan dan

memperlancar proses pengawasan diatas kapal serta kesediaan mengisi Log

Book perikanan.

4) Adanya dukungan dari lembaga nelayan (HNSI dan POKMASWAS) dalam

bentuk menerima dan membantu pengawasan dalam proses kegiatan

pengawasan (Dahuri et. al (1996).

Page 43: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

3 METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan mulai bulan Februari 2006 sampai dengan Juli 2006 di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ). Kegiatan penelitian ini meliputi tahap studi pustaka, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan penilaian hasil. Penelitian di lapangan dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2006. Dasar pertimbangan pemilihan PPSNZJ sebagai lokasi penelitian karena pelabuhan tersebut mempunyai aktifitas kapal panangkapan ikan yang relatife tinggi. PPSNZJ juga merupakan salah satu pelabuhan perikanan tingkat samudera dan terbesar di Indonesia yang memiliki fasilitas yang paling lengkap, sehingga diharapkan data dan informasinya dapat mewakili dan mencerminkan kegiatan pengawasan di pelabuhan lainnya.

3.2 Metode Pengumpulan Data Berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode deskriptif studi kasus, dengan harapan dapat menemukan dan mengkaji aspek-aspek pengawasan yang dilakukan di lapangan. Menurut Suryabrata (1995), keunggulan penelitian kasus terutama sangat berguna untuk informasi mengenai latar belakang permasalahan guna perencanaan penelitian yang lebih besar karena intensif sifatnya dan studinya menerangkan variabel-variabel yang penting, proses-proses dan interaksi-interaksi yang memerlukan perhatian lebih luas.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung dihimpun berdasarkan wawancara yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, serta pengamatan langsung terhadap aktivitas pengawasan kapal perikanan secara keseluruhan yang dimulai dari kapal masuk ke pelabuhan sampai dengan kapal keluar dari pelabuhan.

Wawancara dilakukan kepada stakeholder yang ada, terutama pengawas perikanan dan nelayan. Jumlah responden sebanyak 8 orang. Responden yang mewakili pengawas perikanan dan nelayan ditentukan secara purposive sampling. Wawancara terhadap responden dilakukan guna mendapatkan gambaran dan keterangan mengenai aktivitas yang berkaitan dengan proses pengawasan.

Page 44: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

30

Pengamatan terhadap pengawas perikanan ketika melakukan pemeriksaan terhadap kapal yang akan masuk PPSNZJ dan yang akan keluar PPSNZJ. Pengamatan dilakukan sebanyak delapan kali ulangan (hari) karena data yang didapat sudah mampu menggambarkan keadaan kinerja pengawas perikanan di PPSNZJ. Pengamatan langsung ini juga sebagai kontrol atau mencocokkan data hasil wawancara dari pihak pengawas perikanan dan nelayan. Data dan sumber data primer yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Rincian data primer yang dikumpulkan selama penelitian

No Data Sumber 1 Waktu pemeriksaan kapal perikanan

- Memeriksa dokumen - Pemeriksaan ikan - Memeriksa fisik kapal - Memeriksa alat tangkap - Memeriksa daerah penangkapan - Memeriksa ABK

Wawancara dengan pengawas perikanan

dan nelayan

2 Kemampuan pengawas dalam pemeriksaan- Kemampuan memeriksa dokumen - Kemampuan pemeriksaan ikan - Kemampuan memeriksa fisik kapal - Kemampuan memeriksa alat tangkap - Kemampuan memeriksa daerah penangkapan - Kemampuan memeriksa ABK

Pengamatan, pengukuran,

wawancara dengan pengawas perikanan

dan nelayan

3 Biaya pelaksanaan Pengawasan- Honor pengawas - Biaya pencetakan log book - Biaya koordinasi - Biaya pengawasan ketaatan kapal

Pengukuran dan wawancara dengan

pengawas perikanan

4 Sarana pengawasan- Kantor pengawasan - Perlengkapan kantor - Sarana komunikasi atau SSB - Sarana telephon - Alat barcode - Speed boat

Pengamatan, pengukuran dan

wawancara dengan pengawas perikanan

5 Waktu pengawasan- Pembagian regu atau plug - Waktu pelayanan

Pengukuran dan wawancara dengan

pengawas perikanan6 Tindakan pengawas tehadap pelanggaran

- Pembinaan - Peringatan - Proses hukum

Pengukuran dan wawancara dengan pengawas perikanan

dan nelayan 7 Hasil pengawasan

- Data ketaatan kapal di pangkalan - Data statistik tentang pelanggaran yang

ditemukan - Data statistik tentang jenis dan ukuran kapal

masuk dan keluar pelabuhan - Data statistik tentang jenis ikan yang masuk

dan keluar pelabuhan

Pengukuran dan wawancara dengan

pengawas perikanan

Page 45: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

31

Data sekunder diperoleh melalui pustaka dan data dari PPSNZJ dan DKP. Data ini nantinya digunakan sebagai informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku dan kelembagaan terkait dengan pengawasan perikanan. Data sekunder lain yang diperlukan adalah data statistik. Data dan sumber data sekunder yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3 Rincian data sekunder yang dikumpulkan selama penelitian

No Data Sumber 1 Keragaan pelabuhan perikanan lokasi

penelitian - Lembaga pengelola dan status pelabuhan - Fasilitas pelabuhan - Kelembagaan di pelabuhan - Potensi kapal perikanan - Produksi ikan yang masuk pelabuhan

PPSNZJ dan DKP

2 Mekanisme pengawasan normatif- Dasar hukum pengawasan kapal perikanan - Prosedur pelaksanaan tugas pengawas - Tatacara pemeriksaan dokumen perizinan - Tatacara pemeriksaan fisik kapal - Tatacara pemeriksaan alat tangkap - Tata cara pemeriksaan hasil kegiatan

penangkapan dan pengangkutan - Tatacara pengawasan komposisi ABK

PPSNZJ dan DKP

3 Partisipasi Stakeholder- Kesedian nakhoda menerima dan

melayani pemeriksaan dokumen - Kesedian nakhoda dan pemilik kapal

menerima dan melayani pemeriksaan fisik kapal.

- Kesediaan nakhoda mengisi log book - Dukungan POLRI dan WASKI - Dukungan KAMTIB dan WASKI - Dukungan syahbandar

PPSNZJ dan DKP

4 Hukum dan kelembagaan- Penugasan aparatur - Keputusan pemberlakuan kebijakan - Pola sosialisasi kebijakan - Koordinasi dengan departemen - Kordinasi dengan kepala pelabuhan - Koordinasi dgn Dinas Propinsi atau Kodya - Koordinasi dengan syahbandar - Kordinasi dengan pengelola TPI - Kordinasi dengan POLRI - Koordinasi dengan HNSI - Kordinasi dengan LSM perikanan lain - Koodinasi dengan koperasi mina

PPSNZJ dan DKP

5 Data statistik - Data statistik tentang jenis dan ukuran kapal

masuk dan keluar pelabuhan - Data statistik tentang jenis ikan yang masuk

dan keluar pelabuhan

PPSNZJ

Page 46: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

32

3.3 Analisis Data 3.3.1 Penetapan indikator kinerja pengawas

Faktor internal yang mempengaruhi kinerja pengawas merupakan faktor

yang berasal dari dalam diri pengawas itu sendiri. Berdasarkan tujuan penelitian,

faktor internal yang diduga berhubungan dengan kinerja pengawas kapal

perikanan adalah 1) kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan dan fisik kapal;

2) kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum yang

berkaitan dengan perikanan; 3) kecepatan dalam kaitannya waktu yang diperlukan

untuk pemeriksaan kapal perikanan; 4) kualitas hasil pemeriksaan; 5)

kesungguhan dalam pemeriksaan.

Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja pengawas merupakan faktor

yang berasal dari luar dimana turut mempengaruhi kinerja dari pengawas. Faktor-

faktor tersebut secara tidak langsung mempengaruhi kinerja dari pengawas. Faktor

tersebut adalah 1) Ketersediaan anggaran biaya untuk melakukan pengawasan

terhadap kapal perikanan; 2) Sarana dan prasarana yang digunakan untuk

melakukan pengawasan; 3) Hukum dan kelembagaan; 4) Jumlah pengawas; dan

5) Dukungan stakeholder dan instansi terkait.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pengawas perikanan di

PPSNZJ dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan penghitungan

rata-rata bobot nilai setiap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

pengawas perikanan yang sudah ditentukan. Faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja pengawas perikanan di PPSNZJ di bagi menjadi dua, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Setiap faktor tersebut terdiri dari beberapa subfaktor,

dimana setiap subfaktor diberi bobot nilai yang akan mencerminkan bobot nilai

dari faktor tersebut. Bobot nilai tersebut adalah 1 = tidak baik; 2 = kurang baik;

3 = cukup baik; 4 = baik; 5 = sangat baik.

Pemberian bobot nilai dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

pengawas dilakukan pengulangan sebanyak delapan kali. Banyaknya pengulangan

didasarkan pada data yang diambil sudah mampu menggambarkan kondisi yang

ada. Data dari pengulangan tersebut dihitung rata-rata setiap faktor yang

berpengaruh terhadap kinerja pengawas. Nilai rata-rata yang diperoleh akan

memberikan keterangan mengenai tingkat kinerja pengawas di PPSNZJ.

Page 47: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

33

Tabel 4 Penetapan Bobot Nilai Indikator Kinerja Pengawas Perikanan

Ada kemungkinan terdapat korelasi atau hubungan antara faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap kinerja pengawas, dimana hubungan antar faktor-faktor

tersebut menunjukkan saling berpengaruhnya kedua faktor dalam menentukan

tingkat kinerja pengawas. Korelasi atau hubungan antara faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap kinerja pengawas dapat diketahui dengan menggunakan

metode rank spearman.

Langkah-langkah penghitungan metode rank spearman adalah sebagai

berikut:

1) Pengukuran tingkat kinerja, dimana pengukuran dilakukan pada semua faktor;

2) Setiap faktor harus diketahui perbedaannya dengan mengurangkan kedua

faktor tersebut;

3) Perbedaan setiap pasang faktor yang telah dihitung dikuadratkan kemudian

dijumlahkan.

4) Jika proporsi angka tidak sama dalam pengamatan, rumus yang digunakan

adalah :

rs = 1 – NN

di−

∑3

Jika dalam penelitian terdapat angka sama maka rumus yang digunakan adalah :

rs= 2 22

222

∑∑∑ ∑∑ ++

yx

dyx

dimana :

Ulangan Faktor Internal Faktor eksternal X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

1 2 3 4 5 6 7 8

Rata-rata

Page 48: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

34

=∑ 2x ∑− xTNN12

3

dan

=∑ 2y ∑− yTNN12

3

Faktor-faktor korelasi yang berangka sama :

T = 12

3 tt −

Keterangan :

rs = koefesien korelasi

x = variabel bebas

y = variabel tidak bebas

N = jumlah sampel

d = selisih antara rank x dan rank y

Tx = faktor korelasi x

Ty = faktor korelasi y

T = banyak pengamatan yang berangka sama pada suatu rangking tertentu.

Statistik uji yang digunakan adalah uji t, yang mana sebelumnya harus di uji

homogenitas karena jumlah sampel lebih kecil dari sepuluh maka rumus yang

dugunakan adalah :

thit = sr

N−−

12

Wilayah kritis, thit yang diperoleh dibandingkan dengan ttabel jika :

thit > ttabel tolak H0

thit < ttabel ` terima H0

Hipotesis : H0 : tidak ada hubungan antara kedua faktor dalam menentukan kinerja pengawas

H1 : kedua faktor ada hubungannya dalam menentukan kinerja pengawas.

Tingkat signifikasi yang digunakan adalah 0,05 dengan derajat bebas N-2

Page 49: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

35

Nilai rs berada pada selang -1<rs<1, tanda negatif menunjukkan hubungan

yang berlawanan arah, sedangkan tanda positif menunjukkan hubungan searah.

Untuk menentukan kuat lemahnya korelasi maka ada batasan-batasan yang akan

digunakan (J. Champion, diacu dalam Manurung, 1999) :

1. 0.00 – 0.25 : No associatioan, kondisi ini menunjukkan tidak adanya

hubungan antara kedua faktor;

2. 0.26 – 0.50 : Moderately low, kondisi ini menunjukkan hubungan terikat

agak lemah kedua faktor;

3. 0.51 – 0.75 : Moderately, kondisi ini menujukkan hubungan yang agak kuat

antara kedua faktor;

4. 0.76 – 1.00 : High association, kondisi ini menunjukkan hubungan yang

kuat kedua faktor.

Penggunaan soft ware SPSS 11.0 dapat juga diaplikasikan untuk

mendapatkan hasil perhitungan dari metode rank spearman. Langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut (Trihendradi, 2004):

1. Buka file data yang akan dianalisis (program spss 11.0);

2. Klik Analyze Correlate Bivariate dimenu, maka kotak Bivariate

Correlation muncul;

3. Masukkan variabel (faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

pengawas) di kotak variabel, kemudian pilih Spearman di Correlation

Coefficient;

4. Klik Ok.

Berlaku hipotesis:

Ho = kedua faktor tidak ada hubunganya dalam menetukan kinerja pengawas

H1 = kedua faktor ada hubungannya dalam menentukan kinerja pengawas

Guna mengetahui hipotesis yang berlaku, maka dilihat tabel hasil dari

analisis. Di dalam tabel tersebut terdapat nilai sig (2-tailled), dimana jika nilai sig

(2-tailled) < 0,05, maka Ho ditolak (ada hubungan antara kedua faktor) dan sig (2-

tailled) > 0,05 maka gagal tolak Ho (tidak ada hubungan antara kedua faktor).

Page 50: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

36

3.3.2 Peningkatan kinerja pengawas perikanan di PPSNZJ

Guna meningkatkan kinerja pengawas perikanan di PPSNZJ digunakan

mentode Proses Hierarki Analitik (PHA). Menurut (Saaty, 1991) bahwa

pengambilan keputusan dengan PHA dilakukan melalui pendekatan

sistem.Pendekatan sistem ini berusaha melihat permasalahan yang kompleks

menjadi persolaan yang sederhana dengan cara membaginya ke dalam bagian-

bagian yang lebih kecil. Pemahaman terhadap situasi dan kondisi sistem

membantu untuk melakukan prediksi dalam pengambilan keputusan. Prinsip dasar

yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan PHA,

yaitu 1) menyusun hierarki, 2) menetapkan prioritas, dan 3) konsistensi logis.

Proses pembuatan PHA dimulai dengan menata elemen suatu persoalan

dalam bentuk hierarki. Setelah itu, dibuat perbandingan berpasangan antar elemen

dari suatu tingkat sesuai dengan kriteria yang berada setingkat lebih tinggi.

Berbagai perbandingan ini akan menghasilkan prioritas yang akhirnya melalui

sintesis menghasilkan prioritas yang menyeluruh.

Langkah-langkah pembuatan PHA adalah sebagai berikut:

1) Menentukan sasaran atau tujuan menyeluruh dari suatu masalah yang

dianalisis (hierarki bagian paling atas);

2) Membuat hierarki dimana didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling

berhubungan (bagian tengah merupakan kriteria);

3) Menentukan tindakan terakhir atau rencana alternatif guna mencapai tujuan

yang sudah ditentukan;

4) Menetapkan prioritas antara 1-9 terhadap elemen yang sudah ada, dimana

skor tersebut menjelaskan tingkat kepentingan elemen terhadap rencana

sasaran atau tujuan menyeluruh yang sudah ditentukan;

5) Menguji konsistensi penetapan prioritas yang sudah dilakukan;

6) Melihat nilai tertinggi dari masing-masing tindakan terakhir atau rencana

alternatif, dimana nilai tertinggi merupakan rencana alternatif yang

direkomendasikan.

Page 51: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

37

Peningkatan kinerja pengawas di PPSNZJ

Pemerintah Pengelola PPSNZJ

Nakhoda kapal Perum

Motivasi kerja

Penguasaan materi

Jumlah pengawas

Kecakapan pengawas

Dukungan stakeholder Kesungguhan

pengawas

Pihak yang berkepentingan

Sumberdaya manusia

Program tindakan

(1) Menyusun hierarki

Dalam menyusun hierarki, harus menyusun rincian relevan yang cukup untuk menggambarkan persoalan dengan sebaik mungkin. Dalam hal ini, rincian

relevan yang dimaksud dalam menyusun hierarki tingkat pertama adalah adanya

fokus yang akan diidentifikasi yaitu peningkatan kinerja pengawas perikanan di PPSNZJ. Tingkat kedua adalah pihak yang berkepentingan, dalam hal ini

pemerintah sebagai pembuat peraturan dan undang-undang, pengelola PPSNZJ

selaku pelaku pengawas perikanan, nakhoda atau pemilik kapal selaku pihak yang

mendukung kelancaran pengawasan, dan syahbandar selaku pihak yang

memberikan kontribusi dalam melakukan pengawasan.

Tingkat ketiga adalah sumberdaya manusia yang melakukan pengawasan. Dalam hal ini motivasi kerja, penguasaan materi, dan jumlah pengawas.

Tingkat keempat adalah program tindakan, yaitu kecakapan pengawas, dukungan

stakeholder, kesungguhan pengawas.

Gambar 2 Hierarki peningkatan kinerja pengawas di PPSNZJ.

Page 52: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

38

(2) Menetapkan prioritas

Menetapkan prioritas untuk membandingkan tingkat kepentingan dari

berbagai pertimbangan yang ada. Perbandingan dilakukan dengan membuat

penilaian tentang kepentingan relatif antara kedua elemen pada suatu tingkatan

tertentu berdasar elemen yang ada di satu tingkat diatasnya. Penilaian disajikan

dalam bentuk matrik berbanding berpasangan dan dibuat untuk setiap tingkat

hierarki. Prioritas setiap elemen diperoleh dengan menghitung berbagai

pernyataan yang telah dibuat. Langkah dalam menentukan prioritas yaitu

membuat matrik berbanding berpasangan dan mensintesis berbagai pertimbangan.

Penjelasan nilai skor yang digunakan untuk menetapkan prioritas antara 1-9

sebagaimana disajikan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5 Skor penetapan prioritas dalam AHP

Intensitas

pentingnya Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbangkan sama besar sifat tersebut

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas elemen lainnya

5 Elemen yang satu sangat penting dari elemen yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan menyokong satu elemen atas elemen lainnya

7 Elemen yang satu jelas lebih penting dari elemen yang lainnya

Satu elemen dengan kuat disokong dan dominasi terlihat dalam praktek

9 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lainnya

Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2,4,6,8 Nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan

Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan

Sumber: Saaty, 1991.

(3) Membuat matrik berbanding berpasangan Penilaian tingkat kepentingan diperiksa dari suatu elemen yang berada di

sebelah kiri dibandingkan dengan suatu elemen yang berada di baris atas matriks. Penilaian perbandingan berdasarkan pada pertanyaan seberapa kuat suatu elemen berkontribusi, mendominasi, mempengaruhi atau menguntungkan tujuan yang sudah ditetapkan dalam matrik berbanding berpasangan (Tabel 6).

Page 53: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

39

Tabel 6 Matrik berbanding berpasangan C A1 A2 A3 A4 ...... An

A1 1 a12 a13 a14 ..... a1n

A2 1/a12 1 a23 a24 ..... a2n

A3 1/a13 a/a23 1 a34 .... a3n

A4 1/a14 1/a24 1/a34 1 ..... a4n

An 1/a1n 1/a2n 1/a3n 1/a4n ..... 1

Keterangan : C : Kriteria atau sifat yang digunakan untuk pembandingan A1, A2,...,An : Elemen yang akan dibandingkan, satu tingkat dibawah C. a12, a13,...,1 : Kuantifikasi pendapat dari hasil komparasi yang mencerminkan

nilai kepentingan Ai terhadap Aj. (4) Mensintesis Berbagai Pertimbangan

Prioritas menyeluruh dari berbagai pertimbangan dalam permasalahan pengambilan keputusan, diperoleh dengan cara mensintesis terhadap keseluruhan pertimbangan. Sintesis dilakukan dengan menghitung setiap nilai yang sudah ditetapkan. Penghitungannya sebagai berikut : 1. Formulasi dengan menggunakan rata-rata aritmetik. - Menjumlahkan semua nilai-nilai dalam setiap kolom (NKa)

NKa = ∑=

n

kjkaij

1)(

Keterangan : NKa = Nilai kolom ke-a Aij = Nilai setiap entri dalam matriks pada baris i dan kolom j N = Jumlah elemen. Membagi entri dalam setiap kolom dengan jumlah pada kolom untuk memperoleh matriks yang dinormalisasi (Naij)

Naij = Nkjaij

Keterangan : Naij : Nilai setiap entri dalam matriks yang dinormalisasi pada baris i dan

kolom j Aij : Nilai setiap entri dalam matriks pada baris i dan kolom j Nkj : Nilai kolom ke j.

Page 54: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

40

Vektor prioritas dari setiap elemen, diperoleh dengan merata-ratakan nilai sepanjang baris (Vpi)

Vpi = ∑∑=

=

n

jn

jNaij

Naij1

1

Keterangan : Vpi : Vektor prioritas dari elemen i Ndij : Nilai setiap entri dalam matriks yang dinormalisasi pada baris i dan

kolom j. 2. Konsistensi

Dalam persoalan pengambilan keputusan, konsistensi penting untuk diperhatikan. Konsistensi ini bertujuan untuk menilai seberapa besar kekonsistensian penialain satu variabel dengan faktor yang lain. Jika nilai konistensi tinggi, maka penilaian antar variabel sudah baik.

Ratio konsistensi dihitung dengan rumus sebagai berikut : (1) Perhitungan akar ciri nilai eigen (eigen value) maksimum dengan rumus : VA = aij x Vp dengan Va = (V aij)

Keterangan : VA adalah vektor antara

VB = VPVA dengan VB = V bi

Dimana : VB adalah nilai eigen

Amax = n

VBn

i∑=1

(2) Perhitungan indeks konsistensi (C1), dengan rumus :

Cl = 1−−

nnmaksλ

(3) Perhitungan rasio konsistensi (CR), dengan rumus :

CR = RICL

Page 55: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

41

Gambar 3 Diagram alir pendekatan penelitian.

Mulai

PengawasanKapal Perikanan

- Ruang Lingkup Pengawasan- Standar Operasional Prosedur (SOP)

Aktifitas PengawasanKapal Perikanan (empiris)

Cukup

Faktor Kinerja PengawasInternal dan Eksternal

Analisa KinerjaPengawas Perikanan

KinerjaPengawas Perikanan

Cukup

Pola Pengawasan BerdasarkanKinerja Pengawas Perikanan

- Rank Sparman - Rata-rata - PHA

Tidak

Ya

- Ketidaktertiban usaha- Illegal fishing meningkat - Potensi SDI rusak

Tidak

Ya

- Potensi Sumberdaya Ikan- Pemanfaatan Sumberdaya Ikan

Selesai

Page 56: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) terletak

di Teluk Jakarta tepatnya di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara yang secara geografis terletak pada 06005'-06007' LS dan 106050'-106050' BT. Kelurahan Penjaringan di Jakarta Utara mempunyai batas administratif sebagai berikut : 1) Sebelah utara : Laut Jawa, Jalan Pluit Selatan (wilayah Kelurahan

Pluit);

2) Sebelah selatan : Jalan Bandengan Utara;

3) Sebelah barat : Waduk Pluit Sebelah Barat, Jalan Jembatan Tiga dan Kali Muara Karang;

4) Sebelah timur : Alur Pelabuhan Sunda Kelapa, Kali Jelakeng (wilayah Kelurahan Ancol).

Kelurahan Penjaringan merupakan salah satu kawasan perusahaan yang terdapat di Jakarta Utara. Hal ini terlihat dari penggunaan lahan yang sebagian besar dipergunakan untuk perusahaan yaitu seluas 243,27 Ha atau 61,52 % dari luas kelurahan ini, sedangkan lahan pemukiman 31,46 % dan sisanya 7,02 % dipergunakan untuk industri. Luas lokasi PPSNZJ adalah 98 ha atau 25,29 % dari total luas kelurahan ini.

PPSNZJ termasuk pelabuhan tipe A dengan luas keseluruhan arealnya mencapai 98 Ha yang terbagi dalam tiga kawasan yaitu kawasan industri 48 Ha, kawasan Perum dan UPT PPSNZJ 10 Ha dan kawasan kolam pelabuhan 40 Ha. Tanah daratan yang ada di PPSNZJ merupakan tanah merah hasil reklamasi yang telah dilakukan.

PPSNZJ diresmikan pada tanggal 17 Juli 1984 oleh Presiden Republik Indonesia. Perencanaan pembangunan PPSNZJ dimulai sejak tahun 1972. Studi kelayakannya dilakukan oleh pemerintah Jepang melalui Overseas Technical Cooperation Agency (OTCA) of Japan sekarang dikenal sebagai Japanese International Cooperation Agency (JICA). PPSNZJ mulai dibangun tahun 1980 dengan pembiayaan bantuan Pemerintah Jepang melalui Overseas Economic Cooperation Fund (OECF) dan dana APBN. Perencanaan teknis pembangunan pelabuhan dilaksanakan oleh Pacific Concultant International dari Jepang yang bekerjasama dengan PT. Inconeb dari Indonesia.

Page 57: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

43

Pembangunan awal PPSNZJ dilaksanakan dalam beberapa tahapan

pembangunan, yaitu sebagai berikut :

1) Pembangunan tahap I (5 Maret 1980 s/d 31 Desember 1982), meliputi

pembangunan fasilitas dasar, yaitu pembuatan kolam pelabuhan, dermaga,

penahan gelombang, lampu navigasi, dan reklamasi tanah;

2) Pembangunan tahap II (22 Maret 1982 s/d 31 Maret 1984), terdiri dari

pembangunan fasilitas fungsional (gedung pelelangan ikan, cold syorage,

pabrik es, kantor pelabuhan, dermaga bongkar muat, mesin pendingin,

pembangkit listrik, galangan kapal dan sarana lainnya);

3) Pembangunan tahap III (1984 – 1992), meliputi pembangunan fasilias

penunjang (Pembangunan jalan komplek PPSNZJ, perkantoran, masjid, pos

polisi, pertokoan dan tempat pemrosesan ikan, selanjutnya tahun 1988 – 1992

perpanjangan dermaga sepanjang 150 meter, perluasan cold storage, kantor

Perum PPSNZJ Jakarta, gedung pemasaran ikan, tempat penginapan, MCK,

dan industri pengolahan ikan);

4) Pembanguna tahap IV (1993 s/d 2001), meliputi empat paket yaitu :

(1) Paket I (pengurukan pasir dan pekerjaan penimbunan);

(2) Paket II (pembangunan dermaga dengan kedalaman air 7,5 meter,

fasilitas perbaikan kapal, sistem pembuangan air kotor laut, perbaikan

revetment, dan pemasangan fasilitas listrik dan air di dermaga);

(3) Paket III (pembangunan gedung Muara Baru Centre A, kontruksi gedung

Muara Baru B, pekerjaan jalan, area parkir dan sistem drainase di Muara

Baru Centre area, pekerjaan walkyway sepanjang jalan di area PPSNZJ

beserta perlengkapannya);

(4) Paket IV meliputi pengadaan Handling Equipment (forklift) 8 unit,

towing tractor 3 unit, truck crane 2 unit, dump truck 2 unit dan garbage

car 12 unit).

Page 58: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

44

Gambar 4 Peta lokasi PPS Nizam Zachman Jakarta

(Laporan Tahunan PPSNZJ, 2005).

Page 59: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

45

4.2 Fasilitas dan Pelayanan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta

Fasilitas-fasilitas PPSNZJ yang disiapkan untuk melayani pengguna jasa

adalah fasilitas pokok (dasar), fungsional dan penunjang.

4.2.1 Fasilitas pokok (dasar)

Fasilitas pokok (dasar) yang tersedia di PPSNZJ meliputi kolam pelabuhan,

pemecah gelombang (break water), dermaga atau jetty, turap (revetment) dan

tanah industri perikanan. Keadaan fasilitas pokok (dasar) yang ada sampai saat ini

kondisinya sudah cukup baik, setelah adanya perbaikan yang dilakukan oleh

Proyek Pengembangan PPSNZJ Tahap IV. Adapun fasilitas dasar yang terdapat di

PPSNZJ terdiri dari :

1) Kolam Pelabuhan

Dengan telah diselesaikannya pekerjaan kolam pelabuhan sebesar 356.383 m3

dan alur masuk pelabuhan sebesar 102.409 m3 oleh Proyek Pembangunan

PPSNZJ Tahap IV, maka kedalaman kolam pelabuhan menjadi 4,5-7 m.

Kondisi ini diharapkan kapal perikanan dengan bobot 1.500 GT dapat merapat

di dermaga PPSNZJ.

2) Dermaga atau jetty

PPSNZJ mempunyai dermaga yang panjangnya 2.224 m, dimana 1.524 m

dermaga dan 150 m jetty merupakan hasil pekerjaan Proyek Tahap I dan II

serta jetty 200 m hasil pekerjaan Proyek Pembangunan PPSNZJ Tahap IV.

Panjang dermaga 2.224 m mampu menampung tambat labuh kapal sebanyak

rata-rata 281 buah kapal per hari.

3) Tanah industri

Luas tanah industri di pelabuhan sebesar 40 ha dan telah disewakan

seluruhnya kepada investor sebanyak 39 perusahaan dan satu perorangan.

Pengusaha yang menyewa lahan tanah industri bergerak di bidang industri

pengolahan ikan, cold storage, canning, pabrik es, industri pembuatan kapal

dan galangan kapal.

4) Pemecah gelombang (Break Water)

Pemecah gelombang terdiri dari dua bangunan yaitu yang terletak di sebelah

barat sepanjang 751 m, dan di sebelah timur sepanjang 290 m. Kondisi

pemecah gelombang sampai saat ini masih dapat berfungsi dengan baik.

Page 60: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

46

5) Turap (revetment)

Turap terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu sebelah barat sepanjang 1.324 m dan

sebelah Timur sepanjang 1.510 m. Turap sebelah barat bagian utara yang

rusak sepanjang 160 m dan turap sebelah timur sepanjang 1.510 m telah

diperbaiki oleh Proyek Pembangunan PPS JakartaTahap IV.

4.2.2 Fasilitas fungsional

Fasilitas fungsional yang ada di PPSNZJ adalah:

1) Tempat pelelangan ikan (TPI) mempunyai luas 3.367 m2, tempat ini

merupakan tempat kegiatan pelelangan ikan hasil tangkapan. Penyelenggaraan

lelang dilaksanakan oleh petugas Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan

Propinsi DKI Jakarta.

2) Pabrik es yang dikelola oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera (PPPS)

dengan kapasitas 150 ton/hari, untuk memenuhi kebutuhan nelayan ada juga

pabrik es yang dikelola oleh swasta dengan kapasitas 240 ton/hari.

3) Gudang pendingin (cold storage), gudang pendingin yang ada didalam

pelabuhan dan dikelola oleh PPPS mempunyai kapasitas 1.000 ton. Pemakaian

gudang pendingin oleh pihak ketiga dilakukan dengan sistem sewa.

4) Ruang Procesing, ruangan ini dipergunakan untuk memproses ikan-ikan yang

akan diperdagangkan baik untuk tujuan ekspor maupun lokal.

4.2.3 Fasilitas penunjang

Fasilitas penunjang yang ada di PPSNZJ antara lain kantor UPT, PPPS, pos

pelayanan terpadu, balai penyuluhan nelayan, MCK, sarana peribadatan, pos

keamanan dan penerangan jalan seluruh kawasan pelabuhan. Fasilitas penunjang

ini berfungsi guna memperlancar aktivitas yang ada di dalam PPSNZJ.

Fasilitas yang ada di PPSNZJsudah cukup baik, namun masih perlu lagi

peningkatan kapasitas fasilitas guna meningkatkan pelayanan bagi masyarakat,

seperti peningkatan kapasitas slipway sehinga tidak ada lagi kapal yang

melakukan perbaikan di area kolam pelabuhan. Berikut Tabel 7 merupakan

informasi mengenai fasilitas kepelabuhan, kapasitas beserta pengelolaannya

yang ada di PPSNZJ.

Page 61: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

47

Tabel 7 Sarana atau fasilitas pelabuhan di PPSNZJ

No Jenis Sarana atau Fasilitas Kapasitas Pengelola 1 Kolam Pelabuhan PPS NZ/Perum PPS - Luas 40 ha - Kedalaman -4,5 s/d – 7,5 m 2 Pemecah Gelombang

(Breakwater) PPS NZ/Perum PPS

- Sisi Kiri 750 - Sisi Kanan 290 3 Dermaga/Jetty 1.874 m PPS NZ/Perum PPS4 Tanah Perum PPS - Hak Pakai 31 ha - Hak Pengelolaan/Industri 40 ha

5 Turap(Revetment) PPS NZ - Sisi Barat 1.480 ha - Sisi Timur 1.560 ha 6 Jalan Kawasan Pelabuhan 53.256 m PPS NZ7 Saluran Pembuangan Air 9.611,25 m PPS NZ8 Gedung TPI 3.367 m2 Perum PPS9 Gedung PPI 992 Lapak 6.431 m2 Perum PPS

10 Gudang Ikan 29 Unit 1.374 m2 Perum PPS11 Ruang Pengepakan Ikan 56 Unit 1.120 m2 Perum PPS12 Ruang Pengolahan Ikan 18 Unit 26.245 m2 Perum PPS13 Gudang Perbekalan Kapal 5

Unit 1.620 m2 Perum PPS

14 Balai Pertemuan Nelayan 234 m2 PPS NZ15 Rambu Navigasi (hijau dan

merah) 2 Unit PPS NZ

16 Gedung Kantor UPT/PPS NZ 969,50 m2 PPS NZ17 Kantor Pelayanan Terpadu 1.682 m2 PPS NZ18 Pos Jaga Permanen 349,50 m2 PPS NZ19 Pos Jaga Terpadu 84,50 m2 PPS NZ20 Pos Kamla 32,40 m2 PPS NZ21 Mushola 2 unit PPS NZ22 Lapangan Parkir GPKN 2.094,701 m2 PPS NZ23 Perahu Sampah 1 Unit PPS NZ24 Gedung Penunjang Kegiatan

Nelayan 6.730 m (114 Unit) PPS NZ/Perum PPS

25 Dock/Slipway Perum PPS- Kapasitas 500 GT 2 Unit - Kapasitas 50 GT 1 Unit

26 Perbengkelan 6 Unit (1.390 m) Perum PPS27 Cold Storage 1.000 ton Perum PPS28 Dump-Truck 2 unit PPS NZ29 Crane-Truck 2 unit PPS NZ30 Towing-Tractor 3 unit PPS NZ31 Fork Lift Solar 3 unit PPS NZ32 Fork Lift Battery 5 unit Perum PPS33 Pabrik Es 200 ton Perum PPS34 MCK/Toilet 15 unit PPS NZ35 Pos Keamanan 150 m2 PPS NZ36 Foul Seawater Cleaning 8.450 m2 PPS NZ37 Unit Pengolah Limbah Cair

(UPL) 1.000 m3 PPS NZ

38 Tuna Landing center (TLC) 29 Unit

13.143 m2 PPS NZ/Perum PPS

Page 62: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

48

Lanjutan No Jenis Sarana atau Fasilitas Kapasitas Pengelola 39 Instalasi Penyaluran Air Bersih 1.200 ton Perum PPS40 Stasiun pengisian Bahan Bakar

untuk Bunker (SPBB) 4 Unit15.000 ton/bulan Swasta/Perum PPS

41 Instalasi Penyaluran Daya 5.206 KVA Perum PPS42 Listrik 400 KVA PPS NZ43 Telepon 168 SST Perum PPS

5 SST PPS NZ44 Bangunan Pompa 1 unit PPS NZ45 Sea Water Intake 1 unit PPS NZ46 Kios Pedagang Kaki 5 107 unit PPS NZ47 Kawasan PPS Jakarta 110 ha PPS NZ/Perum PPS

Sumber : UPT PPSNZJ Tahun 2006

4.3 Pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta

4.3.1 Unit pelaksana teknis PPSNZJ

Berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.26.1/ MEN/2001

tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan, bahwa PPSNZJ adalah

UPT Departemen Kelautan dan Perikanan di bidang prasarana pelabuhan

perikanan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal

Perikanan Tangkap. Sesuai dengan perannya sebagai unit pelayanan teknis,

PPSNZJmemiliki visi, isi dan tujuan yang sesuai dengan perannya.

Visi PPSNZJ merupakan bagian yang integral dari visi Departemen

Kelautan dan Perikanan. Visi ini merupakan kesepakatan bersama antara seluruh

staf, instansi terkait dan swasta yang berada di kawasan pelabuhan. Adapun visi

PPSNZJ adalah terwujudnya PPSNZJ sebagi pusat pertumbuhan dan

pengembangan ekonomi perikanan terpadu.

Misi PPSNZJ adalah sebagai berikut :

1) Menciptakan lapangan kerja dan iklim usaha yang kondusif;

2) Pemberdayaan masyarakat perikanan;

3) Meningkatkan mutu, keamanan pangan dan nilai tambah;

4) Menyediakan sumber data dan informasi perikanan;

5) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan;

Tujuan pembangunan yang hendak dicapai dalam operasional PPSNZJ

merupakan penjabaran dan penjelasan dari tugas pokok dan fungsi serta misi yang

sudah ditetapkan. Adapun tujuan pembangunan PPSNZJ adalah :

Page 63: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

49

1) Meningkatkan kemampuan armada perikanan samudera;

2) Meningkatkan ekspor hasil-hasil perikanan untuk menambah devisa negara

dari sektor non migas;

3) Menyediakan lahan untuk kegiatan industri perikanan dalam rangka meningkatkan nilai tambah produksi perikanan;

4) Menciptakan lapangan kerja; 5) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya sekitar PPSNZJ melalui

pertumbuhan usaha perekonomian seperti pertokoan, perbengkelan dan lainnya;

6) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan statistik perikanan dalam rangka pengembangan dan pengolahan sistem informasi dan publikasi perikanan;

7) Meningkatkan pengawasan, keamanan, ketertiban dan kebersihan di kawasan pelabuhan. PPSNZJ dipimpin oleh seorang Kepala Pelabuhan yang membawahi bagian

tata usaha, bidang pengembangan, bidang tata operasional dan kelompok jabatan

fungsional. Kelompok jabatan fungsional yang ada di PPSNZJ adalah jabatan

fungsional untuk Pengawasan Sumberdaya Ikan (WASDI), sedangkan kelompok

jabatan fungsional lainnya belum terealisasi.

Susunan organisasi UPT PPSNZJ sesuai dengan SK Menteri Kelautan dan

Perikanan No. Kep.26.1/MEN/2001 saat ini disajikan pada Gambar 5:

Page 64: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

50

Gambar 5 Struktur organisasi UPT PPS Nizam Zachman Jakarta.

Tugas PPSNZJ memfasilitasi produksi, pemasaran hasil perikanan tangkap

dan pengawasan sumberdaya ikan. Fungsi yang dijalankan UPT PPSNZJ di dalam

melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan, pengembangan, pemeliharaan serta pemanfaatan sarana

pelabuhan perikanan;

2) Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran perikanan;

3) Koordinasi pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban, dan pelaksanaan

kebersihan kawasan pelabuhan perikanan;

4) Pengembangan dan fasilitas pemberdayaan masyarakat perikanan;

5) Pelaksanaan fasilitas dan koordinasi di wilayahnya untuk peningkatan

produksi, distribusi, dan pemasaran hasil perikanan;

KEPALA BAGIAN

TATA USAHA

SUBBAGIAN KEUANGAN

BIDANG PENGEMBANGAN

SUBBAGIAN UMUM

BIDANG TATA OPERASIONAL

SEKSI KESYAHBANDARAN

PERIKANAN

SEKSI SARANA

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SEKSI TATA PELAYANAN

SEKSI PEMASARAN DAN

INFORMASI

Page 65: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

51

6) Pelaksanaan pengawasan penangkapan, penanganan, pengolahan, pemasaran,

dan mutu hasil perikanan;

7) Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan statistik

perikanan;

8) Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi hasil riset,

produksi, dan pemasaran hasil perikanan tangkap di wilayahnya;

9) Pemantauan wilayah pesisir dan fasilitas wisata bahari;

10) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.

Kep.26.1/ MEN/2001 pada Bab 1 pasal 3 terdapat 3 (tiga) fungsi tambahan

pelabuhan perikanan yaitu :

1) Pemantauan wilayah pesisir dan fasilitas wisata bahari;

2) Pelaksanaan pengawasan mutu hasil perikanan;

3) Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi hasil riset.

4.3.2 Perum prasarana perikanan samudera (PPPS)

PPPS didirikan berdasarkan peraturan pemerintah (PP) No. 2 Tahun 1990

selanjutnya disempurnakan dengan PP Nomor 23 tahun 2000 adalah sebuah

BUMN yang mempunyai misi sebagai pelayan umum dalam bidang penyediaan

jasa sarana dan prasarana pelabuhan perikanan. BUMN tersebut ditugaskan

mengusahakan sembilan pelabuhan perikanan sebagai cabang perusahaan dengan

kantor pusat di Jakarta. Adapun pelabuhan perikanan yang diusahakan sebagai

Cabang Perum Prasarana Perikanan Samudera adalah PPSNZJ, PPN Pekalongan,

PPN Belawan, PPN Brondong, PPP Lampulo, PPP Prigi, PPP Tarakan, PPP

Banjarmasin, dan PPP Pemangkat.

PPPS cabang Jakarta adalah salah satu cabang dari Perum Prasarana

Perikanan Samudera yang berada di area PPSNZJ. Struktur organisasi perum

prasarana perikanan samudera cabang Jakarta seperti pada Gambar 6.

Page 66: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

52

Gambar 6 Struktur organisasi perum prasarana perikanan samudera

cabang Jakarta.

Kepala Cabang

Subbag Tata Usaha

Urusan Kepegawaian

Seksi Pelayanan Usaha

Urusan Tata Laksana

Seksi Teknik

Subseksi Aneka sarana Subseksi Cold Storage

Subseksi Perbekalan Kapal

Subseksi Galangan dan Tata Kapal Subseksi Instalasi

Urusan Keuangan

Urusan RT & Perlengkapan

Subseksi Aneka Jasa

Subseksi Fasilitas Pendingin

Subseksi Galangan dan Bengkel

Page 67: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

53

Pelayanan terhadap industri penangkapan ikan terhadap kebutuhan

perbekalan dilakukan oleh Seksi Pelayanan Usaha Subseksi Perbekalan sedangkan

untuk kebutuhan perbaikan kapal pada Seksi Teknik Subseksi Galangan dan

Bengkel Kapal. Pengelolaan terhadap industri pengolahan juga dilakukan oleh

Perum Prasarana Perikanan Samudera seperti sewa lahan dan sewa bangunan

yang ditangani oleh Subseksi Aneka Jasa. Sewa lahan yang dibebankan kepada

industri pengolahan adalah Rp 1.500/m2/tahun. Apabila membangun bangunan

diatas tanah tersebut maka dikenakan beban sebesar Rp 8.610/m2 yang dibayarkan

sekali saja saat bangunan berdiri.

PPPS merupakan suatu perusahaan yang bersifat menyediakan pelayanan

bagi kepentingan umum dan sekaligus bertujuan mendapatkan keuntungan.

Tujuan dari Perum Prasarana Perikanan adalah untuk :

1) Meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan melalui penyediaan dan

perbaikan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan;

2) Mengembangkan wiraswasta perikanan serta untuk mendorong usaha industri

perikanan dan pemasaran hasil perikanan;

3) Memperkenalkan dan mengembangkan teknologi pengolahan hasil perikanan

dan sistem rantai dingin dalam bidang perikanan; dan

4) Menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi perikanan sebagai komponen

kegiatan nelayan dan masyarakat perikanan.

Page 68: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

5 HASIL PENELITIAN

5.1 Materi pengawasan 5.1.1 Dokumen perizinan usaha perikanan

Pemeriksaan dokumen perizinan usaha perikanan dikeluarkan oleh

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP/10/MEN/2003 tentang Perizinan Usaha

Penangkapan Ikan. Izin Usaha Tetap (IUT) dikeluarkan oleh Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM) khusus untuk perusahaan yang berstatus PMA

(Penamanam Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) sesuai

spesifikasi yang dikeluarkan instansi yang bersangkutan.

1) Surat izin usaha perikanan (SIUP) Surat izin usaha perikanan tidak dilakukan pemeriksaan dalam pengawasan

penangkapan ikan baik di darat maupun di laut, namun pemeriksaan dilakukan

lebih lanjut apabila dijumpai adanya dugaan pidana perikanan. Hal ini menyangkut kecepatan dalam pemeriksaan kapal kapal perikanan. Kebenaran dan

keaslian dokumen SIUP harus diketahui oleh pengawas perikanan, supaya tidak

melakukan kesalahan pada saat melakukan pemeriksaan.

Dokumen SIUP mempunyai bentuk dan ciri-ciri khusus. Bentuk dan ciri-ciri

dokumen SIUP di buat sedemikian rupa supaya dalam pemeriksaannya bisa cepat

dan tidak mudah ditiru. SIUP untuk perusahaan perikanan indonesia (SIUP-I)

mempunyai persamaan ciri-ciri dengan SIUP untuk perusahaan perikanan asing (SIUP-A). Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

(1) Cetakan dasar halaman depan berupa garis-garis relief yang membentuk

tulisan “DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN” yang pada

bagian bawah diberi cetakan optical variable ink (OVI);

(2) Logo Departemen Kelautan dan Perikanan (sparasi) dikombinasi dengan teks

“DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN”; (3) Bingkai berupa hiasan garis-garis halus dan ornamen yang membentuk bunga

pada setiap sudut yang diapit mikroteks “DEPARTEMEN KELAUTAN DAN

PERIKANAN” yang dicetak dengan teknik cetak Intaglio yang terasa kasar pada saat diraba;

Page 69: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

55

(4) Kop berupa tulisan REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KELAUTAN

DAN PERIKANAN simetris dibawah logo;

(5) Adanya invisible ink berupa logo Departemen Kelautan Dan Perikanan;

(6) Adanya nomor seri terdiri dari 1 (satu) huruf dan 6 (enam) angka dipojok kiri

bawah; dan

(7) Adanya nomor perforasi.

2) Surat izin penangkapan ikan (SIPI)

SIPI yang ada di Indonesia mempunyai beberapa jenis, yaitu SIPI-OI yang diberikan bagi kapal penangkap ikan berbendera Indonesia dan dioperasikan secara tunggal yang diusahakan oleh perusahaan perikanan Indonesia. SIPI-GI diberikan bagi kapal penangkap ikan berbendera Indonesia dan dioperasikan dalam satuan armada penangkapan. SIPI-LI diberikan bagi kapal penangkapan ikan berbendera Indonesia yang berfungsi sebagai kapal lampu atau light boat dan dioperasikan secara armada atau group penangkapan. SIPI-OA diberikan bagi kapal penangkapan ikan berbendera asing dan dioperasikan secara tunggal yang diusahakan oleh perusahaan perikanan asing. SIPI-GA diberikan bagi kapal penangkapan ikan berbendera asing yang dioperasikan secara armada atau group penangkapan. SIPI-LA diberikan bagi kapal penangkapan ikan berbendera asing yang berfungsi sebagai kapal lampu atau light boat dan dioperasikan secara armada atau group penangkapan).

Ciri-ciri dokumen beberapa jenis macam SIPI di atas adalah sebagai berikut :

Halaman Depan : (1) Cetakan dasar halaman depan berupa garis-garis relief yang membentuk

tulisan “DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN” yang pada bagian bawah diberi cetakan optical variable ink (OVI);

(2) Logo Departemen Kelautan dan Perikanan (sparasi) dikombinasi dengan teks “DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN”;

(3) Bingkai berupa hiasan garis-garis halus dan ornamen yang membentuk bunga pada setiap sudut yang diapit mikroteks “DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN” yang dicetak dengan teknik cetak Intaglio yang terasa kasar pada saat diraba;

Page 70: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

56

(4) Kop berupa tulisan REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN simetris dibawah logo;

(5) Invisible ink berupa logo Departemen Kelautan Dan Perikanan; (6) Adanya nomor seri terdiri dari 1 (satu) huruf dan 6 (enam) angka dipojok

kiri bawah; dan (7) Adanya nomor perforasi. Halaman Belakang :

(1) Cetakan dasar halaman depan berupa garis-garis relief yang membentuk

tulisan “DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN”;

(2) Bingkai halaman belakang berupa hiasan garis-garis halus dan ornamen

yang membentuk bunga pada setiap sudut yang diapit mikroteks

“DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN”.

3) Tanda pelunasan pungutan hasil perikanan (PHP)

Ciri-ciri dokumen PHP mempunyai kesamaan dengan surat izin usaha

perikanan. Hal ini mempermudah pengawas perikanan dalam mengenal PHP

asli atau tidaknya karena mempunyai kesamaan dengan dokumen SIUP.

4) Stiker barcode

Ciri-ciri striker berkode yang ada adalah sebagai berikut :

(1) Cetakan dasar berupa garis-garis relief yang “DEPARTEMEN KELAUTAN

DAN PERIKANAN”;

(2) Logo Departemen Kelautan dan Perikanan (sparasi) dikombinasi dengan

teks “DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN”;

(3) Kop berupa tulisan REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN

KELAUTAN DAN PERIKANAN simetris dibawah logo;

(4) Invisible ink berupa logo Departemen Kelautan dan Perikanan;

(5) Garis vertikal dan garis kotak dibagian bawah dibuat dari mikroteks

“DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN”;

(6) Nomor seri terdiri dari 1 (satu) huruf dan 6 (enam) angka dipojok kiri

bawah.

Page 71: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

57

5.1.2 Pemeriksaan fisik kapal perikanan Pengawas perikanan dalam melakukan pemeriksaan kapal meliputi :

1) Ukuran kapal, yaitu panjang (LOA), lebar (B) dan tinggi atau dalam (D)

kasko kapal dan ruangan-ruangan diatas dek kapal untuk mengetahui

ukuran kapal (GT) sebenarnya. Berdasarkan KEPMEN Nomor

KEP.10/MEN/2003 pasal 16 bahwa perhitungan tonase kapal ditetapkan

sebagai berikut :

(1) Kapal yang panjangnya lebih dari atau sama dengan 24 m, ditetapkan

berdasarkan rumus internasional untuk pengukuran grostonase

(international formula for gross tonnage measurement), yaitu ;

GT = K x V;

(2) Kapal yang panjangnya kurang dari 24 m, ditetapkan dengan rumus :

GT = (L x B x D x Cd) : 2,83;

Keterangan :

L = LDL;

B = BDL;

D = Depth;

Cd = Coefisien blok (pukat ikan = 0,8; purse seine = 0,6 s/d 0,8; long

line = 0,6 dan untuk yang lain 0,5-0,6).

Untuk kapal berbendera Indonesia rumus grosstonase disesuaikan dengan

ketentuan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut,

sedangkan untuk kapal berbendera asing berdasarkan standar

Internasional;

2) Volume palkah ikan; 3) Spesifikasi mesin kapal: merk, nomor mesin dan kekuatan mesin (PK); 4) Identifikasi kapal, terdiri dari nama kapal, bendera kapal khusus untuk

kapal ikan asing dan kode surat ukur.

Surat ukur dikeluarkan oleh pelabuhan tertentu. Lokasi dan kode

pengukuran pelabuhan yang berwenang menerbitkan surat ukur selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Page 72: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

58

Tabel 8 Pelabuhan yang berwenang menerbitkan surat ukur

No Lokasi Kode Pengukuran No Lokasi Kode

Pengukuran1. Anyer Lor Aa 77. Morotai M Mv2. Ambon M Ma 78. Meulaboh Q Qi3. Ampenan/Lembar Pa 79. Maumere O On4. Atapupu Oob 80. Muara Sabak R Rb5. Banten Ab 81. Nipah Pjng R Rd6. Bengkulu B Bb 82. Panjang C Ca7. Belinyu E Eb 83. Palembang D Da8. Banjarmasin I Ia 84. Palopo L Lk9. Balikpapan I Id 85. Pngkl. Balam E Ed

10. Bajo’e L Li 86. Pekalongan Fp11. Bau-Bau L Ln 87. Penuba G Gc12. Bulukumba L Lq 88. Pulau Sambu G Gd13. Bandaneira M Mb 89. Pulau Tello S Si14. Batam P Pm 90. Pontianak H Ha15. Bawean/Sangkapura Kc 91. P o s o K Kf16. Banggai K Kj 92. Pemangkat H Hc17. Bitung K Kb 93. Pemanukan Bb18. Biak M Ml 94. Palangkaraya I Ie19. Banyuwangi/Meneng Na 95. Pare-pare L Lv20. Besuki Nb 96. Polewali L Lw21. Bima O Ox 97. Probolinggo Mp22. Bintuhan B Bd 98. Pasuruan Mg23. Buleleng Pb 99. Panarukan Np24. Benoa Pd 100. Pkl. Brandan P Pc25. Belawan P Pa 101. Pkln. Susu P Po26. Bengkalis P Pd 102. Pekanbaru P Ph27. Bagan Siapi-api P Pf 103. R a h a L Lp28. Calang Q Qh 104. Rembang Ia29. Cirebon Da 105. Rengat P Pk30. Cilacap Qa 106. Sunda Kelapa Bc31. Dabo/Singkep G Gb 107. Semarang Ga32. Donggala K Ki 108. Sambas H Hb33. D o b o M Md 109. Sampit I Ib34. Dumai P Pj 110. Samarinda I Ik35. Ende O Oe 111. Surabaya Ka36. Fak Fak M Mn 112. S o r o n g M Mj37. Gresik Kb 113. Sumbawa/Badas O Os38. Gorontalo K Kc 114. Slt. Panjang P Pe39. G e s e r M Mp 115. Sabang Q Qb40. Gunung Sitoli S Sh 116. Sangkulirang I Io

Page 73: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

59

Lanjutan Tabel 8.

No Lokasi Kode Pengukuran No Lokasi Kode

Pengukuran41. Jepara Gb 117. Sanana M Mg42. Juwana Gc 118. Saumlaki M Ms43. Jayapura M Mm 119. Sinabang Q Qe44. Jambi R Rc 120. Sibolga S Sd45. Jampea L Lj 121. Sigli Q Qd46. Ketapang H He 122. Singkawang H Hd47. Kotabaru I It 123. Teluk Bayur A Aa48. Kalianget Lc 124. Tg. Priok Ba49. Kalabahi O Oa 125. Tegal Ft50. Kamal La 126. + H Hf51. Kolaka L Lm 127. Tg. Pandan F Fa52. Kolonedale K Kk 128. Tg. Laut I Ip53. Kendari L Lo 129. Tg. Pinang G Ga54. K u p a n g O Ok 130. TB. Karimun G Ge55. Kuala Tungkal R Ra 131. Tarempa G Gf56. Kuala Beukah Q Qf 132. Tg. Uban G Gg57. Kuala Mandah R Re 133. Tarakan I Im58. Kumai I Ic 134. Tg. Redep I In59. Krui B Be 135. Tg. Laut I Ip60. Kwandang K Kd 136. Tahuna K Ke61. Luwuk K Kh 137. Tilamuta K Kl62. Labuha M Mf 138. Toli-toli K Kg63. L a r a t M Mr 139. Tobelo M Mh64. Labuhan Bilik P Pi 140. T u a l M Mc65. Lhok Seumawe Q Qc 141. Ternate M Me66. Langsa Q Qg 142. T e p a M Mt67. Larantuka O Of 143. TB. Asahan P Pb68. Majene L Lt 144. Tembilahan P Pg69. Mamuju/Awerange L Lx 145. Ulee Lehue Q Qm70. Malili L Ll 146. W a h a i M Mo71. Manokwari M Mk 147. W e d a M Mi72. Muko-muko B Ba 148. Waingapu O Ow73. Muntok E Ea 149. Wonreli O Oz74. Manado K Ka 150. Sei Kolak Kijang P Pq75. Makasar L La 151. Pangkalan Bun I Iu76. Merauke M Mq

Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, 2003.

Page 74: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

60

5) Pemeriksaan design dan kelengkapan navigasi. Bagi kapal berukuran di

atas 30 GT dan atau mesin berkekuatan di atas 90 PK dilakukan juga

pemeriksaan terhadap gambar rencana umum (general arragement),

kesesuaian tata letak ruang mesin (engine room) dan palkah dengan

gambar rencana umum, serta kelengkapan alat navigasi dan komunikasi.

6) Pemeriksaan terhadap alat keselamatan, seperti lift jaket, lift craft, alat

pemadam kebakaran dan lain-lain dimana jumlahnya harus sesuai dengan

jumlah awak kapal.

7) Pemeriksaan peralatan pendukung penangkapan ikan.

5.1.3 Pemeriksaan alat penangkap ikan

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap alat penangkap ikan bisanya berupa

pemeriksaan ukuran mata jaring (mess size), bahan alat tangkap, daerah

pengoperasian, cara pengoperasian dan untuk jenis alat tertentu harus dilengkapi

dengan baycatch excluder device (BED). Pengawasan alat penangkapan ikan ini

bertujuan untuk mencegah eksploitasi sumberdaya ikan yang tidak ramah

lingkungan, sehingga menimbulkan kerusakan sumberdaya yang ada.

5.1.4 Pemeriksaan alat bantu penangkapan ikan

Alat bantu penangkapan ikan biasanya berupa lampu dan rumpon.

Penggunaan lampu sebagai alat bantu penangkapan ikan baik yang dipasang di

kapal maupun terpisah meliputi jumlah dan kekuatan lampu harus sesuai dengan

perizinannya. Ketentuan pemasangan rumpon diatur oleh Keputusan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor KEP/30/MEN/2004 tentang Pemasangan dan

Pemanfaatan Rumpon, yang meliputi:

1) Perizinan pemasangan rumpon (Pusat dan Pemerintah Daerah);

2) Jarak pemasangan antara rumpon satu dengan rumpon lain kurang dari 10

(sepuluh) mil laut;

3) Pemasangan tidak boleh mengganggu alur pelayaran;

4) Pemasangan tidak mengganggu pergerakan ikan; dan

5) Pemasangan tidak mengakibatkan efek pagar (zig-zag).

Page 75: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

61

5.1.5 Pemeriksaan daerah operasi penangkapan

Pemeriksaan daerah operasi penangkapan dapat diketahui dengan

mencocokkan dengan dokumen izin dari kapal yang bersangkutan dan jalur

penangkapan ikan. Pencocokkan tersebut dapat dilihat dari data penerapan VMS

dan isian log book perikanan, jenis dan ukuran alat penangkap ikan dan alat bantu

penangkapan ikan. Jika memungkinan juga dapat dilihat dari buku jurnal

penangkapan kapal tersebut.

5.1.6 Pemeriksaan nakhoda dan anak buah kapal

Pemeriksaan dilakukan guna mengetahui kesesuaian kesesuaian jumlah

nakhoda dan komposisi ABK (asing dan Indonesia) dengan dokumen izin kapal.

Dilakukan juga pemeriksaan identitas nakhoda dan ABK asing serta kelengkapan

dan keabsahan dokumen perizinan yang dipersyaratkan (izin mempekerjakan

tenaga asing (IMTA) dan kemudahan khusus keimigrasian (DAHSUSKIM).

5.1.7 Pemeriksaan penerapan LBP dan SLO kapal perikanan

Pemeriksaan penerapan LBP dan SLO bagi kapal penangkap ikan harus

dilakukan dengan mengacu pada ketentuan penerapan LBP dan SLO yang

diamanatkan pasal 43 Undang Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan

serta Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

KEP/03/MEN/2002 Tentang LOP dan pengangkutan ikan, yaitu pemeriksaan

terhadap form LBP, form hasil pemeriksaan kapal dan form SLO. SLO asli harus

berada di atas kapal dan berlaku untuk satu trip operasi.

5.1.8 Pemeriksaan penerapan vessel monitoring system (VMS)

Penerapan VMS pada dasarnya adalah untuk mengetahui posisi dan olah

gerak kapal perikanan selama melakukan penangkapan ikan. Pemeriksaan

penerapan VMS dilakukan di pelabuhan pangkal maupun pada saat kapal

melakukan operasi di laut yang prosedur dan tata cara pelaporannya mengacu

pada standar operasional dan prosedur vessel monitoring system yang telah baku.

Page 76: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

62

5.2 Pengawasan Kapal Perikanan 5.2.1 Prosedur pengawasan kapal perikanan secara normatif

Pengawasan terhadap kapal penangkap atau pengangkut ikan, dapat dilakukan di darat atau di pelabuhan pangkalan kapal perikanan melalui pemeriksaan dokumen perizinan, pemeriksaan fisik kapal dan alat penangkap ikan serta alat bantu penangkap. Pengawasan pada saat kapal beroperasi di tengah laut dilakukan dengan cara menggelar operasi pengawasan dengan kapal pengawas.

Pengawasan kapal perikanan dalam standar operasional dan prosedur (SOP) adalah proses dan mekanisme pengawasan bagi kapal penangkapan ikan dan atau kapal pengangkut ikan yang dilaksanakan pada saat kapal berada di pelabuhan dan beroperasi di laut. Pelaksanaan operasi pengawasan kapal perikanan di pelabuhan mengikuti prosedur dan mekanisme sebagai berikut (Gambar 7). 1) Pengecekan keabsahan dan kelengkapan dokumen perizinan usaha perikanan

dari kapal perikanan dan fisik kapal oleh pengawas kapal perikanan; 2) Apabila ditemukan dugaan pelanggaran penggunaan dokumen perizinan,

pengawas kapal perikanan meminta klarifikasi kepada Ditjen P2SDKP (Dinas Perikanan di daerah sesuai jenis izin yang dikeluarkannya) mengenai status perizinan kapal perikanan dimaksud dan analisa jenis pelanggaran. Jika ditemukan ada dugaan tindak pidana umum, ditindak lanjuti dengan cara berkoordinasi dengan instansi terkait. (2) Jika ditemukan dugaan tindak pidana perikanan, pengawas kapal

perikanan menyampaikan informasi kepada Ditjen P2SDKP (Dinas Perikanan) dan membuat berita acara penyerahan calon tersangka dan barang bukti kepada PPNS perikanan setempat dan atau kepala dinas atau kepala UPT setempat;

(3) Ditjen P2SDKP menginformasikan kepada Ditjen Perikanan Tangkap kaitannya dengan proses administrasi perizinan kapal dimaksud dan kepada Ditjen Imigrasi tembusan kepada Departemen Luar Negeri, Kedutaan besar Negara terkait dan pemerintah daerah setempat untuk penanganan anak buah kapal asing;

(4) Proses penyidikan dilakukan oleh PPNS perikanan yang ditunjuk dan melaporkan progres penanganan dugaan tindak pidana perikanan kepada Ditjen P2SDKP;

Page 77: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

63

Gambar 7 Mekanisme pengawasan di darat saat kapal perikanan merapat di pelabuhan.

Kapal Melapor & Menyerahkan Dokumen

Dokumen Lengkap ?

Klarifikasi Kelengkapan Dokumen

Hasil Pemeriksaan

Sesuai ?

Memeriksa : • Keaslian & masa berlaku dokumen

perizinan • Hasil tangkapan/angkutan di kapal

dibandingkan dengan LBP

Tunda Bongkar Muat dan Klarifikasi

Dugaan Pelanggaran ?

Dugaan Pelanggaran ?

Tdk

Ya

Ya

Tdk

Tdk

Penyidikan

Diizinkan Bongkar muat

Tdk

Ya

Ya

Memeriksa Keabsahan Dokumen Perizinan Melalui Validasi Data

Perizinan

Dokumen Absah ?

Tdk

Tunda Bongkar Muat

• Tanpa SIPI/SIKPI, Pidana

• Tanpa SIB dari pelabuhan yang ada sahbandar, Pidana

• Tanpa LBP & SLO dari pelabuhan yg ada pengawas

• Tanpa LBP & SLO dr pelabuhan yg blm ada pengawas

• Tanpa SIB dari pelabuhan yang belum ada syahbandar

• Tidak asli, pidana • Masa berlaku habis saat di

pelabuhan, dilarang operasi tangkap/angkut

• Hasil tangkapan di kapal tidak sesuai dengan LBP

Diizinkan Melakukan Persiapan Operasi

Ya • Tidak absah, pidana • Proses pemberkasan (SPDP dst)

• Proses penyitaan • Proses penahanan • Proses lelang • Penyerahan berkas ke Jaksa Penuntut Umum

Memeriksa Kelengkapan Dokumen

Kapal Penangkapan

Kapal pengangkut - Form kedatangan - LBP - SLO & SIB - SIPI

- Form kedatangan - LBP - SLO & SIB - SIKPI

Page 78: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

64

3) Pemeriksaan LBP dan SLO kapal perikanan. Apabila ditemukan kapal

perikanan yang tidak memiliki SLO dan tidak menerapkan LBP diberikan

surat peringatan dan dapat diberikan sanksi administratif perizinan atas

pelanggaran yang dilakukannya. Apabila hasil pemeriksaan SLO dan LBP

telah sesuai dengan kenyataan, maka kapal diperbolehkan membongkar

muatannya.

Mekanisme operasi pengawasan di laut dengan menggunakan kapal

biasanya dilakukan dengan menggunakan kapal pengawas kapal perikanan

(Gambar 8). Pengawas kapal perikanan di laut dengan cara menghentikan kapal

perikanan untuk melakukan pemeriksaan dokumen izin dan fisik kapal. Jika

terdapat dugaan pelanggaran dan terbukti tindak pidana perikanan maka kapal

akan diarahkan untuk merapat ke pelabuhan terdekat dan jika tidak ada dugaan

melakukan pelanggaran kapal diizinkan melanjutkan operasi penangkapan.. Di

pelabuhan, pengawas kapal perikanan membuat laporan kejadian dan

menyerahkan calon tersangka beserta barang buktinya kepada satuan kerja

(SATKER) PSDKP untuk diperiksa lebih lanjut. Jika pelanggaran yang ada tidak

sampai tindakpidana perikanan, maka hanya dikenai sanksi administrasi.

Page 79: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

65

Gambar 8 Mekanisme operasi pengawasan di laut dengan kapal pengawas.

Nakhoda

Menghentikan kapal perikanan atas permintaan pengawas

perikanan

Pengawas Perikanan

Pemeriksaan dokumen izin dan fisik kapal perikanan

Dugaan awalpelanggaran

Kapal Perikanan Kapal diizinkan untuk melanjutkan operasi

Tidak terbukti tindak pidana perikanan

Terbukti tindak pidana perikanan

Pengawas Perikanan

Pembuatan laporan kejadian dan ditandatangani pengawas dan

nakhoda kapal perikanan

Kapal Perikanan

Merapat ke pelabuhan terdekat

Kapal Perikanan

Kapal diizinkan untuk melanjutkan operasi

Pengawas Perikanan

Pembuatan lap. Kejadian dan menyerahkan calon tersangka kekepala UPT/satker PSDKP

berikut barang bukti

Penyidik

• Surat peringatan (1,2,3) • Pembekuan izin • Pencabutan izin

Page 80: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

66

5.2.2 Prosedur pengawasan kapal perikanan secara empiris di PPSNZJ Aplikasi prosedur pengawasan kapal perikanan di pelabuhan perikanan

dapat berbeda-beda tergantung seberapa jauh efektivitas pengawasan dan seberapa optimal mekanisme kerja tersebut dapat diterapkan di pelabuhan tertentu. Sedangkan aplikasi prosedur pengawasan kapal perikanan di PPSNZJ disesuaikan dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No: KEP/02/MEN/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Penangkapan Ikan dan Standar Operasi dan Prosedur Pengawasan Penangkapan Ikan. Prosedur tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai prosedur baku dalam pelayanan kapal masuk dan keluar pelabuhan dan berlaku bagi seluruh kapal yang beraktifitas di PPSNZJ. 5.2.2.1 Prosedur pengawasan kapal masuk di PPSNZJ

Tahapan dan prosedur pengawasan kapal yang masuk di PPSNZJ adalah sebagai berikut (Gambar 9): 1) Setiap kapal yang masuk ke PPSNZJ wajib melapor kedatangan kapalnya ke

pengawas kapal ikan dengan membawa dokumen yang wajib dimiliki setiap kapal penangkap ikan, meliputi SIPI atau SIKPI, LBP dan SLO dan dokumen kapal lainnya seperti surat izin berlayar, sertifikat pengawakan dan keselamatan kapal, surat ukur, gross akte, cargo manivest, dan daftar ABK;

2) Pengawas kapal perikanan segera melakukan pemeriksaan kapal sebelum kegiatan bongkar ikan dilaksanakan. Pemeriksaan kapal ikan yang dimaksud adalah pemeriksaan dokumen dan kapal. Pemeriksaan kapal meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan ikan, pemeriksaan alat tangkap, pemeriksaan daerah penangkapan ikan dan pemeriksaan ABK kapal. Pemeriksaan dokumen difokuskan pada pemeriksaan keabsahan dan masa berlaku dokumen. Pemeriksaan kapal difokuskan pada kesesuaian atau kecocokan antara spesifikasi dalam dokumen dengan kenyataan fisik di kapal. Pemeriksaan ikan difokuskan pada jenis dan ukuran ikan yang dominan dikaitkan dengan alat tangkap dan daerah penangkapan yang tertera dalam SPI atau SIPI dan LBP. Pemeriksaan alat tangkap ikan difokuskan pada spesifikasi dan ukuran alat tangkap antara yang tertera dalam izin dengan kenyataan fisik alat tangkap. Pemeriksaan penangkapan difokuskan pada kesesuaian antara yang tertera dalam izin dengan yang tercatat dalam LBP dikaitkan dengan jenis dan ukuran yang dominan di atas kapal. Pemeriksaan ABK difokuskan pada daftar ABK dengan ABK di atas kapal;

3) Hasil pemeriksaan dicatat dalam jurnal pemeriksaan kapal masuk sebagai bahan pemeriksaan pada saat kapal akan keluar pelabuhan;

4) Jika ditemukan adanya pelanggaran, pengawas kapal perikanan memberikan teguran awal lisan atau tertulis.

Page 81: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

67

Gambar 9 Prosedur pengawasan kapal masuk di PPSNZJ.

Nakhoda

- Melapor kedatangan kapal - Meyerahkan dokumen kapal - Melaporkan penangkapan

Pengawas

Pemeriksaan dokumen kapal (fisik kapal, alat tangkap, hasil

tangkapan, daerah penangkapan dan ABK)

Pemeriksaan Dokumen

Keabsahan dan masa berlaku dokumen

Pemeriksaan Kapal

Kesesuaian antara spesifikasi dalam dokumen dengan kenyataan fisik di kapal

Pemeriksaan Ikan

Kesesuaian jenis dan ukuran ikan yang dominan dengan

alat tangkap dan daerah penangkapan yang tertera

dalam SPI atau SIPI dan LBP

Pemeriksaan Alat Tangkap

Kesamaan spesifikasi dan ukuran alat tangkap dalam izin dengan kenyataan fisik

alat tangkap

Pemeriksaan Penangkapan

Kesesuaian izin dengan yang tercatat dalam LBP dikaitkan dengan jenis dan ukuran yang

dominan

Pengawas

Dicatat dalam jurnal pemeriksaan kapal masuk

sebagai bahan pemeriksaan

Pengawas

- Rekomendasi untuk bongkar ikan kepada petugas TPI

- Menyerahkan dokumen kapal ke nakhoda

Pelanggaran?

Petugas TPI

Membongkar dan melelang ikan

Pengawas

- Teguran lisan atau tertulis - Pemeriksaan awal - Berkoordinasi dengan

POLRI

tidak

Iya

Page 82: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

68

5.2.2.2 Prosedur pengawasan kapal keluar PPSNZJ

1) Setiap kapal ikan yang akan keluar pelabuhan untuk melakukan operasi

penangkapan ikan, wajib lapor ke pengawas kapal perikanan dengan

membawa dokumen kapal ikan yang wajib dimiliki oleh kapal ikan yang akan

melakukan operasi penangkapan ikan, berupa SIPI atau SPI asli, salinan IUP

yang dilegalisir, PPKA bagi kapal asing, LBP, lembar laik tangkap

operasional, surat izin berlayar disamping pas kapal dan surat ukur kapal;

2) Pengawas kapal perikanan melakukan pemeriksaan dokumen untuk

memastikan bahwa kapal ikan telah dilengkapi dengan dokumen yang sah dan

berlaku;

3) Pengawas kapal perikanan melakukan pemeriksaan kapal untuk memastikan

kecocokan antara spesifikasi yang ada di dokumen dengan spesifikasi yang

ada di atas kapal, termasuk pemeriksaan ABK, pemeriksaan daerah

penangkapan dan pemeriksaan alat tangkap;

4) Pengawas kapal perikanan memberikan rekomendasi hasil pengawasan berupa

lembar laik tangkap operasional (LLTO) dan digunakan sebagai dasar bagi

syahbandar untuk menerbitkan surat izin berlayar (SIB) bagi kapal ikan yang

bersangkutan;

5) Pengawas kapal perikanan memberikan LBP untuk diisi secara benar oleh

nahkoda kapal selama proses penangkapan ikan di daerah penangkapan,

selanjutnya wajib diserahkan kepada pengawas kapal ikan pada saat kapal

masuk pelabuhan;

6) Jika ditemukan adanya bukti awal telah terjadi pelanggaran perikanan, maka

pengawas kapal perikanan melakukan tindakan yang berupa teguran lisan,

teguran tertulis dan yang terberat adalah penundaan keberangkatan kapal.

Tindakan penyidikan belum dapat dilakukan oleh pengawas kapal perikanan,

karena tindakan ini memerlukan dukungan kepada pelabuhan dalam bentuk

surat perintah penyidikan, surat perintah dari pimpinan SATMINKAL dalam

hal ini kepala pelabuhan.

Page 83: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

69

Intensitas pelaksanaan pemeriksaan kapal keluar PPSNZJ sangat

dipengaruhi oleh hasil pemeriksaan pada saat kapal tersebut masuk PPSNZJ yang

telah dicatat dalam jurnal pemeriksaan kapal masuk pelabuhan. Jika hasil

pemeriksaan kapal masuk tidak ditemukan pelanggaran, maka pemeriksaan pada

saat kapal akan keluar pelabuhan relatif singkat karena pemeriksaan yang

dilakukan seperlunya saja. Lebih jelasnya mengenai prosedur pengawasan kapal

keluar di PPSNZJ dapat dilihat pada Gambar 10 berikut.

Gambar 10 Prosedur pengawasan kapal keluar PPSNZJ.

Nakhoda

- Melapor keberangkatan kapal - Meyerahkan dokumen kapal

Pengawas

Pemeriksaan dokumen kapal dan fisik kapal

Pemeriksaan Dokumen

Keabsahan, masa berlaku dokumen dan kelengkapan

dokumen ABK

Pemeriksaan fisik kapal

Pemeriksaan fisik kapal, alat tangkap, daerah penangkapan,

dan komposisi ABK

Pelanggaran?

Pengawas

- Memberikan LLTO ke syahbandar sebagai dasar SIB

- Memberikan LBP ke Nakhoda

Pengawas

- Teguran lisan atau tertulis - Penundaan keberangkatan kapal

Iya

Tidak

Page 84: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

70

5.3 Kondisi Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pengawas kapal perikanan 5.3.1 Kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan Pengawas kapal perikanan setelah menerima kedatangan kapal segera melaksanakan pemeriksaan dokumen perizinan sebelum membongkar ikan hasil tangkapan. Pemeriksaan difokuskan pada ciri-ciri keabsahan masing-masing dokumen. Pengawasan meliputi nomor SIPI, SIKPI, IUP, masa berlaku, pelabuhan pangkalan, daerah penangkapan, alat penangkap ikan, spesifikasi kapal, dan pemeriksaan tanda pelunasan PHP. Dalam memeriksa suatu dokumen perizinan sangat ditentukan oleh kemampuan pengawas; dimana kemampuan pengawas dapat menentukan kebenaran keabsahan dokumen perizinan dalam mewujudkan tujuan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan. Kemampuan pengawas kapal perikanan dalam memeriksa dokumen perizinan dapat dilihat pada Gambar 11 berikut.

Gambar 11 Penilaian pengawas terhadap indikator kemampuan

pemeriksaan dokumen perizinan.

Dari Gambar 11 terlihat bahwa kemampuan pengawas kapal perikanan memberikan informasi bahwa pengawas kapal perikanan cukup baik hingga sangat baik dalam pemeriksaan dokumen perizinan terkait dengan keaslian dokumen, identitas kapal, dan pelabuhan pangkalan. Dilain pihak, kemampuan pengawas bervariasi dari kurang baik hingga baik dalam memeriksa dokumen alat penangkapan ikan. Kemampuan pengawas bervariasi dari tidak baik hingga kurang baik dalam pemeriksaan DPI dan spesifikasi kapal. Kemampuan pengawas kurang baik dalam memeriksa dokumen masa berlaku kapal.

0

20

40

60

80

100

120

A B C D E F G

Indikator

Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik

A = Keaslian dokumenB = Identitas kapalC = Alat penangkap IkanD = Daerah penangkapan ikan E = Pelabuhan pangkalanF = Spesifikasi kapalG = Masa berlaku Izin

Frek

uens

i (%

)

Page 85: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

71

5.3.2 Kemampuan pemeriksaan fisik kapal Pengawas dalam melakukan pemeriksaan fisik kapal meliputi ukuran kapal (gross tonase), spesifikasi mesin kapal (merk, nomor mesin dan kekuatan mesin dan bahan kapal), identitas kapal (nama kapal, bendera kapal, tanda selar), desain dan kelengkapan navigasi, dan alat keselamatan. Disamping itu dilakukan pemeriksaan terhadap alat tangkap, peralatan pendukung penangkapan ikan, alat bantu penangkapan ikan, daerah operasi penangkapan, komposisi nakhoda dan ABK, penerapan LBP dan SLO kapal perikanan, penerapan VMS. Hasil penelitian dilapangan mengenai kemampuan pengawas kapal perikanan dalam memeriksa fisik kapal dapat dilihat pada Gambar 12 berikut.

Gambar 12 Sebaran penilaian pengawas kapal perikanan terhadap

indikator kemampuan pemeriksaan fisik kapal

Dari Gambar 12 terlihat bahwa kemampuan pengawas kapal perikanan memberikan informasi bahwa pengawas kapal perikanan kurang baik dalam memeriksa ukuran kapal, design dan kelengkapan navigasi. Pengawas kapal perikanan tidak baik hingga kurang baik dalam memeriksa dokumen spesifikasi mesin kapal. Pengawas kapal perikanan baik dalam memeriksa dokumen identitas kapal dan komposisi penangkapan. Pengawas kapal perikanan kurang baik hingga sangat baik dalam memeriksa dokumen alat penangkapan ikan. Kemampuan pengawas bervariasi dari baik hingga sangat baik dalam pemeriksaan peralatan pendukung penangkapan ikan, alat bantu penangkapan ikan, dan penerapan LBP dan SLO. Kemampuan pengawas sangat baik dalam memeriksa penerapan VMS.

0

20

40

60

80

100

120

A B C D E F G H I J

Indikator

Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik

A = Ukuran KapalB = Spesifikasi Mesin KapalC = Identitas KapalD = Design dan Kelengkapan NavigasiE = Alat Penangkap IkanF = Peralatan Pendukung Penangkapan IkanG = Alat Bantu Penangkapan IkanH = Komposisi PenangkapanI = Penerapan LBP dan SLO J = Penerapan VMS

Frek

uens

i (%

)

Page 86: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

72

5.3.3 Kecakapan pengawas kapal perikanan dalam hal penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan

Kecakapan pengawas kapal perikanan yang dimaksud, meliputi penguasaan

pengetahuan bidang alat penangkapan ikan, jenis-jenis ikan dan penyebarannya,

wilayah pengelolaan perikanan, fisik kapal, perizinan perikanan dan perizinan

perkapalan dan sebagainya. Sedangkan penguasaan hukum yang berkaitan dengan

bidang perikanan meliputi ketentuan perizinan perikanan dan persyaratan teknis

kapal, jenis-jenis alat tangkap yang diperbolehkan dan dilarang, daerah

penangkapan dan daerah terlarang dan sebagainya. Adapun sebaran terhadap

kecakapan pengawas kapal perikanan dalam hal penguasaan pengetahuan dan

hukum bidang perikanan dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Sebaran penilaian kecakapan pengawas terhadap indikator

penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan. Dari Gambar 13 terlihat bahwa kecakapan pengawas kapal perikanan tidak

baik dalam penguasaan hukum mengenai peraturan perairan dan baik dalam

penguasaan hukum mengenai peraturan pengawasan. Dilain pihak, kecakapan

pengawas kapal perikanan bervariasi dari kurang baik hingga baik dalam

penguasaan mengenai jenis alat penangkap ikan dan perizinan perkapalan.

Kecakapan pengawas kapal perikanan bervariasi dari sangat tidak baik hingga

tidak baik dalam penguasaan mengenai jenis ikan dan penyebarannya dan

peraturan perkapalan. Kecakapan pengawas kapal perikanan bervariasi dari

0

20

40

60

80

100

120

A B C D E F G H I J K L

Indikator

Frek

uens

i (%

)

Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik

A = Jenis alat penangkap ikanB = Jenis ikan dan penyebarannya C = Wilayah pengelolaan perikananD = Jenis fisik kapal perikanan

E = Perizinan perikanan F = Perizinan perkapalan G = Peraturan perizinan perikanan

H = Peraturan perkapalanI = Peraturan tenaga kerja J = Peraturan pemanfaatan SDIK = Peraturan perairan L = Peraturan pengawasan

dan penegakan hukum

Page 87: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

73

tidak baik hingga baik dalam pengetahuan mengenai wilayah pengelolaan

perikanan. Kecakapan pengawas kapal perikanan bervariasi dari tidak baik hingga

kurang baik dalam penguasaan pengetahuan mengenai jenis fisik kapal perikanan,

peraturan tenaga kerja, dan peraturan pemanfaatan SDI. Kecakapan pengawas

kapal perikanan bervariasi dari sangat baik hingga sangat baik dalam penguasaan

pengetahuan mengenai perizinan perikanan dan peraturan perizinan perikanan.

5.3.4 Kemampuan kecepatan pemeriksaan

Penilaian kecepatan pemeriksaan pengawas kapal perikanan yang dilakukan

pada penelitian ini adalah pada saat pemeriksaan dokumen perizinan kapal, fisik

kapal, alat penangkapan ikan, alat bantu penangkapan ikan, peralatan lainnya,

jumlah dan komposisi awak buah kapal asing, kegiatan dan hasil penangkapan

dan pengangkutan ikan, ketaatan di pelabuhan pangkalan, bongkar muat dan atau

pelabuhan lapor, jalur penangkapan ikan, daerah operasi penangkapan dan

pengangkutan ikan, pemeriksaan penerapan LBP dan SLO kapal perikanan,

pemeriksaan penerapan VMS. Selengkapnya sebaran penilaian kecepatan

pemeriksaan pengawas terhadap indikator tersebut dapat dilihat pada Gambar 14

berikut.

Gambar 14 Sebaran penilaian pengawas terhadap indikator kecepatan pemeriksaan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

A B C D E F G H I J K LIndikator

Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik

A = Pemeriksaan dokumen perizinan kapal B = Pemeriksaan fisik kapal C = Pemeriksaan alat penangkapan ikanD = Pemeriksaan alat bantu penangkapan ikanE = Pemeriksaan peralatan lainnyaF = Pemeriksaan jumlah ABK asingG = Pemeriksaan hasil tangkapan & pengangkutan H = Ketaatan di pelabuhan I = Pemeriksaan jalur operasi J = Pemeriksaan DPIdan pengangkutan ikanK = pemeriksaan penerapan LBP dan SLO L = pemeriksaan penerapan VMS

Frek

uens

i (%

)

Page 88: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

74

Dari Gambar 14 terlihat bahwa kecepatan pengawas kapal perikanan dalam

memeriksa jumlah ABK asing dari baik hingga sangat baik. Kecepatan pengawas

kapal perikanan dalam memeriksa penerapan LBP dan SLO dari kurang baik

sampai sangat baik. Kecepatan pengawas kapal perikanan dalam memeriksa

dokumen perizinan kapal dan penerapan VMS bervariasi dari kurang baik hingga

baik.

Kecepatan pengawas kapal perikanan untuk memeriksa fisik kapal, alat

penangkapan ikan, dan hasil tangkapan serta pengangkutannya bervariasi dari

tidak baik sampai kurang baik. Kecepatan pengawas kapal perikanan dalam

memeriksa alat bantu penangkapan ikan, ketaatan di pelabuhan, pemeriksaan jalur

operasi penangkapan, dan jalur DPI beserta pengangkutan ikan dari tidak baik

sampai kurang baik. Kecepatan pengawas kapal perikanan dalam memeriksa

peralatan lainnya dari sangat tidak baik hingga kurang baik.

5.3.5 Kualitas hasil pemeriksaan oleh pengawas kapal perikanan

Pemeriksaan kapal perikanan yang dilakukan oleh pengawas harus sesuai

dengan prosedur dan mekanisme yang ditetapkan, agar menghasilkan

pemeriksaan.yang berkualitas. Pengawas dalam melakukan pemeriksaan kapal

perikanan berdasarkan beberapa hal, diantaranya kelengkapan, relevansi, akurasi,

validitas data dan infomasi. Pengawas kapal perikanan dalam melakukan

pemeriksaan hanya melihat kelengkapan data dan tidak melakukan pencocokan

antara data yang saling berkaitan mempunyai relevansi atau tidak. Disamping itu

pengawas tidak memperhatikan akurasi dan validasi data dalam pemeriksaan

kapal perikanan dan yang lebih diperhatikan adalah kelengkapan data. Sebaran

penilaian pengawas berdasarkan indikator kualitas hasil pemeriksaan lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 15 berikut.

Page 89: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

75

Gambar 15 Sebaran penilaian pengawas terhadap indikator kualitas hasil pemeriksaan.

Dari Gambar 15 terlihat bahwa kualitas hasil pemeriksaan oleh pengawas

kapal perikanan mengenai akurasi data dari kurang baik sampai baik. Kualitas

hasil pemeriksaan oleh pengawas kapal perikanan mengenai kelengkapan data

dari tidak baik hingga baik.

Kualitas hasil pemeriksaan oleh pengawas kapal perikanan mengenai

relevansi data dan validasi data dari tidak baik hingga kurang baik Kualitas hasil

pemeriksaan oleh pengawas kapal perikanan mengenai quality kontrol dari sangat

tidak baik hingga tidak baik.

5.3.6 Kesungguhan pemeriksaan oleh pengawas kapal perikanan

Pengawas di PPSNZJ dalam melaksanakan tugasnya tidak mempunyai

kesungguhan dalam pemeriksaan kapal perikanan. Hal ini terlihat dari rendahnya

kemauan atau kesungguhan pengawas untuk bekerja keras memeriksa ketiga

indikator penilaian. Pengawas kapal perikanan hanya melakukan tugas semaunya

saja karena penawasan dari atasan yang masih kurang. Sebaran penilaian

pengawas terhadap indikator kesungguhan pemeriksaan selengkapnya dapat

dilihat pada Gambar 16 berikut.

010 20 30 40 50 60 70 80 90

100

A B C D EIndikator

Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik

A = Kelengkapan dataB = Relevansi dataC = Akurasi dataD = Validitas dataE = Quality controlFr

ekue

nsi (

%)

Page 90: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

76

Gambar 16 Sebaran penilaian pengawas berdasarkan indikator

kesungguhan pemeriksaan. Dari Gambar 16 terlihat bahwa kesungguhan pemeriksaan oleh pengawas

kapal perikanan dalam hal kemauan bekerjasama dengan sesama karyawan dari

tidak hingga sampai baik. Kesungguhan pemeriksaan oleh pengawas kapal perikanan dalam hal kemauan untuk bekerja keras dan kemauan memiliki

tanggung jawab dari tidak baik hingga kurang baik.

5.3.7 Ketersediaan anggaran biaya

Penilaian mengenai ketersediaan anggaran biaya meliputi jumlah anggaran,

penggunaan anggaran, realisasi anggaran, dan kesiapan anggaran. Selengkapnya

disajikan pada Gambar 17 berikut.

0

20

40

60

80

100

120

A B C DIndikator

Frek

uens

i (%

)

Sangat tidak baik Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

A = Jumlah anggaranB = Penggunaan anggaranC = Realisasi anggaranD =Kesiapan anggaran

Gambar 17 Sebaran penilaian pengawas terhadap indikator ketersediaan anggaran biaya

0102030405060708090

100

A B CIndikator

Frek

uens

i (%

)

Tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik

A = Kemauan untuk bekerja keras B = Kemauan bekerjasama dengan sesama karyawan C = Kemauan memiliki tanggung jawab

Page 91: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

77

Dari Gambar 17 terlihat bahwa jumlah anggaran yang tersedia sangat

memadai dalam mendukung kinerja pengawas di PPSNZJ. Namun dalam

penggunaan anggaran dan kesiapan anggaran tidak mampu mendukung kinerja

pengawas kapal perikanan. Oleh karena dalam penggunaan anggaran kurang

sesuai dengan kebutuhan dalam operasional pengawasan. Sehingga berpengaruh

terhadap realisasi anggaran yang kurang mendukung kinerja pengawas kapal

perikanan.

5.3.8 Kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ

Tingkat kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dievaluasi meliputi kemampuan

pemeriksaan dokumen perizinan dan dokumen kapal (X1), kecakapan pengawas

dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan (X2), kecepatan

waktu pemeriksaan kapal perikanan (X3), kualitas hasil pemeriksaan (X4),

kesungguhan dalam pemeriksaan (X5). Faktor eksternal meliputi ketersediaan

anggaran biaya (X6), sarana dan prasarana (X7), hukum dan kelembagaan (X8),

jumlah pengawas (X9), dan dukungan stakeholder dan instansi terkait (X10).

Tingkat kinerja pengawas kapal perikanan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9 Tingkat kinerja pengawas di PPSNZJ

Ulangan Faktor Internal Faktor eksternal X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

1 3,47 3,17 2,67 2,60 3,00 2,75 2,50 3,00 2,50 2,50

2 3,53 3,33 2,92 2,80 3,33 2,75 2,50 3,00 2,50 2,63

3 3,41 2,92 2,50 2,40 2,67 2,75 2,50 3,00 2,50 2,25

4 3,41 2,92 2,42 2,40 2,67 2,75 2,50 3,00 2,50 2,25

5 3,53 3,33 2,92 2,80 3,00 2,75 2,50 3,00 2,50 2,50

6 3,47 3,17 2,83 2,60 3,00 2,75 2,50 3,00 2,50 2,50

7 3,41 2,83 2,50 2,40 2,67 2,75 2,50 3,00 2,50 2,25

8 3,47 3,25 2,67 2,60 2,67 2,75 2,50 3,00 2,50 2,50

Rata-rata 3,46 3,11 2,68 2,58 2,88 2,75 2,50 3,00 2,50 2,42

Bobot nilai : 1 = Sangat tidak baik 4 = Baik 2 = Tidak baik 5 = Sangat Baik 3 = Kurang baik

Page 92: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

78

Dari Tabel 9 terlihat bahwa tingkat kinerja pengawas kapal perikanan di

PPSNZJ terhadap kesepuluh indikator penilaian tersebut berkisar dari tidak baik

(2,42) hingga baik (3,46). Namun secara umum didominasi oleh tingkat kinerja

tidak baik dan kurang baik.

Hasil dari uji korelasi antara faktor-faktor yang menentukan tingkat kinerja

pengawas kapal perikanan dapat dilihat pada Lampiran 2. Dari Lampiran 2

terlihat bahwa hubungan yang kuat terjadi antara faktor X1 dan X4 (1,00), X1 dan

X2 (0,962), X1 dan X3 (0,962), X1 dan X5 (0,842), X2 dan X4 (0,962), X3 dan

X4 (0,962), X2 dan X3 (0,962), X1 dan X10 (0,932), X4 dan X10 (0,932), X2 dan

X10 (0,896), X3 dan X10 (0,896), X2 dan X3 (0,889), X3 dan X5 (0,857), X5 dan

X10 (0,850), dan X4 dan X5 (0,842). Sedangkan hubungan yang agak kuat hanya

terjadi pada faktor X2 dan X5 (0,717).

5.4 Stakeholder di PPSNZJ

Keberadaan kelembagaan yang ada di PPSNZJ sangat mendukung

kelancaran pengawas kapal perikanan dalam menjalankan tugasnya. Kelembagaan

yang mendukung diantaranya pelabuhan perikanan, syahbandar, POLRI, kamtib

pelabuhan, dan HNSI.

Hasil pengamatan dan wawancara terhadap pihak terkait mamberikan

informasi bahwa terdapat stakeholder yang ada sebagian tidak mampu

mendukung kinerja pengawas. Selengkapnya mengenai dukungan partisipasi

stakeholder dalam pengawasan kapal perikanan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Dukungan stakeholder dalam pengawasan kapal perikanan

No Dimensi Hasil Evaluasi

1 Dukungan kepala pelabuhan dalam pelaksanaan pengawasan kapal perikanan dalam bentuk : - Pemberian kewenangan menerbitkan

rekomendasi bongkar ikan - Pemberian kewenangan menerbitkan

laik operasi. - Pengadaan kantor khusus dan

perlengkapannya

1

2 Kesediaan syahbandar mendukung pengawasan kapal dengan menerima SLO dari pengawas sebagai SIB

5

3 Kesediaan instansi POLRI membantu pengawas dalam melakukan pemeriksaan kapal perikanan

4

Page 93: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

79

Lanjutan

No Dimensi Hasil Evaluasi

4 Kesediaan kamtib pelabuhan membantu operasional pengawasan kapal perikanan

3

5 Kesediaan lembaga HNSI di pelabuhan mendukung pengawasan kapal dalam bentuk dukungan moril

1

6 Kesediaan pemilik kapal dan nakhoda kapal menerima dan proses pengawasan kapal perikanan, baik dalam tahap pemeriksaan dokumen maupun tahap pemeriksaan fisik di atas kapal

2

7 Kesediaan nakhoda mengisi LBP dan menyerahkan ke pengawas pada saat kapal masuk pelabuhan

2

8 Kesediaan masyarakat nelayan melapor dan membantu pengawas dalam hal terjadi pelanggaran perikanan di lapangan

2

9 Kesediaan pemilik kapal dan nakhoda menerima dan mematuhi SLO kapal perikanan sebagai hasil pengawasan

2

Dari Tabel 10 terlihat bahwa sebagian besar stakeholder tidak mendukung

pengawas dalam menjalankan tugasnya. Hanya syahbandar dan POLRI saja yang

mampu mendukung atau membantu pengawas dalam melaksanakan pengawasan

perikanan. Selainnya, kurang mampu mendukung kegiatan pengawasan, seperti

nakhoda jarang mengisi SLO dan LBP.

5.5 Strategi Peningkatan Kinerja Pengawas Kapal Perikanan di PPSNZJ Kinerja pengawas di PPSNZJ dilihat dari 10 faktor yang ada dapat

dikatakan kurang baik. Kondisi ini mengharuskan pihak yang berkepentingan harus mencari jalan keluar dari masalah ini. Perlu rumusan alternatif jalan keluar yang sesuai di PPSNZJ yang mampu diterapkan secara optimal oleh petugas pengawas kapal perikanan. Strategi alternatif yang dirumuskan adalah (1) kecakapan pengawas, (2) dukungan stakeholder dan pemerintah, dan (3) kesungguhan pengawas. Tujuan atau fokus dari permasalahan yang terkait dengan rendahnya tingkat kinerja pengawas adalah bagaimana cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. Kriteria yang ada adalah pihak yang berkepentingan meliputi (1) pemerintah, (2) pengelola PPSNZJ (3) nakhoda atau pemilik kapal, dan (4) syahbandar, sedangkan kriteria pengawas meliputi (1) motivasi kerja, (2) penguasaan materi, dan (3) jumlah pengawas.

Page 94: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

80

Hasil dari perhitungan PHA untuk perbandingan prioritas antara pihak yang berkepentingan dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.

Tabel 11 Perbandingan prioritas antara pihak yang berkepentingan

No Pihak yang berkepentingan Vektor Prioritas (VP)

1 Pemerintah (P) 0,487* 2 Pihak pelabuhan (Pl) 0,304 3 Nakhoda/pemilik kapal (N) 0,116 4 Syahbandar (Ps) 0,092

Keterangan: * : Prioritas pembobot tertinggi

Pada Tebel 11 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemerintah merupakan pihak yang paling mempengaruhi peningkatan kinerja pengawas di PPSNZJ dengan nilai vektor prioritas 0,487. Pihak pelabuhan menempati urutan prioritas kedua dengan vektor prioritas 0,304. Nakhoda atau pemilik kapal menempati urutan prioritas ke-tiga dengan vektor prioritas 0,116. Syahbandar menempati urutan prioritas keempat dengan vektor prioritas 0,092. Kinerja pengawas kapal perikanan ditentukan oleh faktor motivasi, penguasaan materi, dan jumlah pengawas. Perbandingan prioritas antara pihak yang berkepentingan terhadap kriteria pengawas di PPSNZJ dapat dilihat pada Tabel 12 berikut. Tabel 12 Perbandingan prioritas antara faktor pengawas dengan pihak

yang berkepentingan di PPSNZJ

Vektor Prioritas (VP)

P Pl N S

M 0,059 0,188* 0,018 0,025

Pm 0,315* 0,047 0,038 0,050*

Jp 0,111 0,068 0,059* 0,015Keterangan:

* : Prioritas pembobot tertinggi P : Pemerintah M : Motivasi Pl : Pihak pelabuhan Pm : Penguasaan materi N : Nakhoda atau pemilik kapal Jp : Jumlah pengawas S : Syahbandar.

Page 95: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

81

Dari Tabel 12 terlihat bahwa pada tingkat pengawas, perlu ditingkatkan

penguasaan materi seorang pengawas dengan dukungan pihak pelabuhan.

Selanjutnya prioritas kedua adalah kemungkinan motivasi pengawas dan untuk itu

dibutuhkan dukungan pemerintah. Prioritas ketiga adalah peningkatan jumlah

pengawas dan untuk itu diperlukan dukungan nakhoda atau pemilik kapal.

Alternatif tindakan untuk memperbaiki kinerja pengawas kapal perikanan di

PPSNZJ meliputi peningkatan kecakapan pengawas, peningkatan dukungan

stakeholder dan pemerintah, serta peningkatan kesungguhan pengawas. Adapun

prioritas ketiga alternatif tindakan tersebut dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13 Prioritas tindakan untuk meningkatkan kinerja pengawas perikanan di PPSNZJ

Vektor Prioritas (VP)

P-Pm Pl-M N-Jp S-Pm Jumlah

Kp 0,382* 0,197 0,023* 0,070* 0,674**

Ds 0,122 0,132* 0,058 0,026 0,340

Ksp 0,240 0,069 0,013 0,013 0,336Keterangan:

Kp : Kecakapan pengawas Ds : Dukungan stakeholder dan pemerintah Ksp : Kesungguhan pengawas * : Prioritas pembobot tertinggi ** : Alternatif tindakan yang direkomendasikan.

Dari Tabel 13 terlihat bahwa tindakan yang menempati prioritas pertama

untuk memperbaiki kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ adalah

memperbaiki kecakapan pengawas. Prioritas kedua adalah meningkatkan

dukungan stakeholder dan pemerintah, dan urutan terakhir adalah meningkatkan

kesungguhan pengawas perikanan itu sendiri.

Page 96: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

6 PEMBAHASAN

6.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pengawas Kapal Perikanan 6.1.1 Kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan Faktor kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan dan fisik kapal nilainya adalah 3,46 yang artinya tingkat kinerja pengawas masih kurang baik atau bisa dikatakan juga cenderung mendekati baik. Hal ini disebabkan oleh, pengawas tidak memeriksa dokumen dengan kondisi aslinya karena beranggapan akan menyita waktu.

Dari Gambar 11 terdapat indikator yang kurang mampu dilakukan oleh

pengawas perikanan di PPSNZJ dalam hal pemeriksaan dokumen perizinan.

Indikator tersebut adalah dokumen alat penangkapan ikan, dokumen mengenai

DPI, dokumen spesifikasi kapal, dan dokumen mengenai masa berlaku kapal.

Pengawas perikanan kurang mampu untuk memeriksa data alat tangkap

yang tertera pada SIPI. Hal ini dikarenakan, pengawas kurang memiliki

pengetahuan mengenai identifikasi dan jenis alat tangkap yang diperbolehkan dan

dilarang, serta kaitannya alat tangkap dengan daerah penangkapan dan pelabuhan

pangkalan.

Pengawas perikanan kurang mampu memeriksa daerah penangkapan ikan

kapal perikanan yang sedang diperiksanya. Hal ini dikarenakan belum memiliki

pengetahuan dan memahami cara pemeriksaan data daerah penangkapan yang

tertera pada SIPI dikaitkan dengan alat tangkap dan hasil tangkapan. Pemeriksaan

hanya bersifat pendataan mengenai daerah penangkapan, sehingga data mengenai

daerah penangkapan atau daerah muat singgah yang tertera pada SIPI atau SIKPI

sudah dianggap benar sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pengawas perikanan di PPSNZJ tidak mampu memeriksa data spesifikasi

kapal. Pengawas perikanan hanya melakukan pendataan ukuran kapal, bahan

kapal, kekuatan mesin. Hal ini terjadi karena pengawas kurang memiliki

pengetahuan tentang spesifikasi kapal. Bahkan beranggapan bahwa data

spesifikasi kapal merupakan wewenang dari instansi lain, sehingga mengenai

spesifikasi kapal yang tertera pada SIPI atau SIKPI sudah dianggap benar sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

Page 97: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

83

Pengawas perikanan kurang mampu untuk memeriksa data masa berlaku

izin yang tertera pada SIPI. Hal ini dikarenakan pengawas kurang memahami

ketentuan masa berlaku izin disesuaikan dengan masing-masing alat tangkap dan

jenis kapal perikanan (KII atau KIA). Indikasi lainnya, dengan adanya

penyelewengan ketentuan; dimana sekurang-kurangnya 1 bulan akan habis masa

berlaku izinnya tetap melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan di laut dan

diberikan SIB dari syahbandar. Pada saat kapal datang dari laut masa berlaku

izinnya sudah habis. Kondisi ini juga mengindikasikan kekurangtegasan

pengawas perikanan dalam menjalankan aturan yang berlaku. Harus ada

peningkatan kemampuan dari pengawas perikanan supaya kecurangan yang ada

tidak terus terjadi.

6.1.2 Pemeriksaan fisik kapal

Dari Gambar 12 terdapat indikator yang kurang mampu dilakukan oleh

pengawas perikanan di PPSNZJ dalam hal pemeriksaan fisik kapal. Indikator

tersebut adalah pemeriksaan ukuran kapal, spesifikasi mesin kapal, design dan

kelengkapan navigasi, dan alat penangkapan ikan.

Pengawas perikanan kurang mampu dalam memeriksa ukuran kapal. Hal ini

terjadi karena mereka beranggapan bahwa pengukuran ukuran kapal diterbitkan

oleh intansi lain dan pengukurannya berpedoman pada dasar kewenangannya

berlaku di instansi tersebut. Pengawas perikanan tidak mengetahui cara

pengukuran kapal yang sebenarnya. Oleh karena selama ini jika terjadi

penyimpangan ukuran kapal yang diperiksa tidak dapat dilakukan penindakan

langsung oleh pengawas karena kewenangan berada pada instansi lain yakni

Ditjen Perhubungan Laut. Perlu pembekalan pengetahuan kepada pengawas

perikanan di PPSNZJ mengenai cara menentukan ukuran kapal.

Pemeriksaan spesifikasi mesin kapal terutama merk, nomor mesin dan

kekuatan mesin dan bahan kapal sangat penting. Hal ini untuk menghindari

penyalahgunaan dokumen perizinan. Pada umumnya kapal-kapal illegal fishing

menggunakan satu dokumen perizinan yang resmi/legal, namun izin tersebut

dilakukan duplikasi dokumen untuk digunakan kapal-kapal illegal fishing lainnya,

sehingga pengawas harus mampu memeriksa fisik spesifikasi kapal dari masing-

masing kapal perikanan terutama pada merk, nomor seri mesin dan kekuatan

mesin dikaitkan dengan data yang tertera pada SIPI/SIKPI.

Page 98: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

84

Pengawas perikanan tidak dan kurang mampu dalam melakukan

pemeriksaan spesifikasi kapal. Pemeriksaan yang dilakukan hanya bersifat

pendataan dan tidak melakukan pencocokan pada nomor mesin, kekuatan dan

merek mesin. Hal ini terjadi karena mereka beranggapan bahwa nomor dan merek

mesin bisa dilakukan perubahan setiap saat apabila mesin kapal mengalami

kerusakan seperti halnya yang selama ini mesin kapal diganti dengan mesin jenis

lain misalnya bagi KIA diganti dengan mesin truk atau dumping yang memiliki

kekuatan mesin sama atau lebih besar dari mesin kapal sebelumnya. Hal ini

menunjukkan bahwa pengawas perikanan di PPSNZJ belum menunjukkan

pencegahan upaya duplikasi dokumen perizinan kapal perikanan yang selama ini

dilakukan oleh pelaku illegal fishing.

Pemeriksaan desain kapal dilakukan terhadap kapal berukuran di atas 30 GT

dan atau mesin berkekuatan di atas 90 PK terutama pada KIA dilakukan

pemeriksaan gambar rencana umum (general arragement) yang biasanya

terpasang pada dinding kapal terhadap kesesuaian tata letak ruang mesin, palkah

dan sebagainya. Apabila dalam pemeriksaan terdapat perbedaan antara general

arragement dengan tata ruang pada kapal, maka dapat diindikasikan bahwa kapal

tersebut telah dilakukan perubahan bentuk desain dan dikaitkan dengan data pada

gross akte apakah telah dilakukan perubahan desain kapal sesuai dengan peraturan

yang berlaku. Pemeriksaan kelengkapan alat navigasi dan komunikasi harus

sesuai dengan izin yang ada.

Pengawas perikanan kurang mampu dalam pemeriksaan desain kapal dan

kelengkapan navigasi. Pengawas di PPSNZJ sebagian mengetahui kaitannya

gambar rencana umum (general arragement) dengan desain kapal atau bentuk

kapal secara fisik. Namun di lapangan sebagian besar gambar rencana umum

(general arragement) pada kapal perikanan tidak di pasang pada dinding kapal

dan tidak terlalu cukup besar penyimpangannya, sehingga pengawas perikanan

menganggap data desain kapal sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pengawas perikanan harus memberikan teguran kepada nakhoda untuk menempel

gambar rancangan umum kapal di tempat yang seharusnya. Pengawas perikanan

juga harus mempunyai pengetahuan yang baik mengenai cara membaca gambar

rancangan umum kapal terkait desain dan kelengkapan navigasi.

Page 99: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

85

Pemeriksaan alat penangkapan ikan yang meliputi panjang jaring, panjang

bagian kantong, mesh size kantong dan sebagainya disesuaikan dengan spesifikasi

dan komponen yang tertera pada SIPI dari masing-masing alat penangkap ikan

yang diizinkan. Pengawas perikanan kurang mampu dalam memeriksa alat

penangkap ikan. Pengawas perikanan pada umumnya hanya memeriksa jenis alat

tangkap, tidak mengukur panjang jaring, mesh kantong, sehingga tidak menutup

kemungkinan masih terjadinya pelanggaran pada panjang jaring. Pengawas

perikanan di PPSNZJ beranggapan hanya membuang waktu saja dan mereka

sudah percaya pada dokumen perizinannya. Pemeriksaan alat tangkap sangat

penting untuk dilakukan karena terkait dengan kelestarian sumberdaya ikan. Pada

saat mengukur alat tangkap, perlu dibantu oleh pihak lain, seperti ABK atau

lainnya supaya lebih cepat.

Indikasi pelanggaran biasanya dapat dimulai dari ukuran kapal yaitu ukuran

kapal yang tertera pada SIPI atau SIKPI lebih kecil dari fisik kapal. Hal ini untuk

menghindari ketentuan dalam proses penerbitan izin kapal yang berkaitan dengan

pungutan dan kewenangan pemberi izin. Apabila hal tersebut terjadi maka negara

akan kehilangan penerimaan dari sektor pungutan perikanan.

Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004 bahwa praktek-praktek

illegal fishing antara lain: penangkapan dengan menggunakan bahan atau alat

berbahaya atau menggunakan alat tangkap yang dilarang pengoperasiannya di

Indonesia, mengunakan alat tangkap tidak pada jalur yang diperbolehkan dan

penggunaan alat tangkap yang desain dan konstruksinya tidak sesuai dengan ijin

penggunaannya dan kegiatan at sea transhipment yang langsung dibawa ke luar

negeri. Lebih lanjut Ditjen PSDKP (2005) mengemukakan bahwa pelanggaran

yang terjadi di lapangan sebagian besar memanipulasi ukuran kapal, nama, nomor

mesin dan sebagainya terkait fisik kapal, yang merupakan tahap pertama untuk

melakukan illegal fishing. Hal ini mengindikasikan bahwa pengawas perikanan di

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta umumnya hanya

melakukan pemeriksaan dokumen perizinan tanpa melakukan pemeriksaan fisik

kapal secara optimal.

Page 100: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

86

6.1.3 Kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum

Tingkat kinerja pengawas dilihat dari kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan nilainya 3,11 yang artinya tingkat kinerja pengawas masih kurang baik. Di lapangan memperlihatkan bahwa pengawas hanya memiliki pengetahuan dan kecakapan yang biasa saja akibat kurangnya pelatihan dan pendidikan yang mereka peroleh.

Dalam pelaksanaan kegiatan operasional pengawasan yang optimal

dibutuhkan suatu kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan

hukum yang berkaitan dengan bidang perikanan. Kecakapan pengawas perikanan

dapat dilihat dari pendidikan formal dan non-formal pengawas perikanan, antara

lain :

(1) Tingkat pendidikan formal (SLTP, SLTA, Diploma, Sarjana);

(2) Jenis pendidikan formal (perikanan atau non perikanan);

(3) Pendidikan dan latihan pengawasan sumberdaya ikan;

(4) Diklat penyidik pegawai negeri sipil (PPNS);

(5) Kursus perwira pemeriksa (SUSPARIKSA);

(6) Coacing clinic PPNS ; dan

(7) Peningkatan kemampuan penegak hukum perikanan

Dari Gambar 13 terlihat bahwa kecakapan pengetahuan pengawas terbatas,

terkait dengan jenis ikan dan penyebarannya, jenis fisik kapal perikanan,

pengetahuan bidang terkait dengan peraturan pemerintah, peraturan presiden,

peraturan menteri, dan peraturan dirjen. Kondisi ini disebabkan karena tingkat

pendidikan dan pelatihan belum sepenuhnya didapat oleh pengawas kapal

perikanan di PPSNZJ.

Mengingat kegiatan pengawasan sumberdaya perikanan bertujuan untuk

mengawasi tertib pelaksanaan peraturan di bidang perikanan, maka pengawas

diharapkan dapat menguasai hukum dibidang perikanan sebagai dasar

pelaksanaan kegiatan pengawasan.

Di lapangan menunjukkan kecakapan penguasaan hukum hanya terbatas

pada pengetahuan mengenai Undang-Undang tentang perikanan dan keputusan

bersama atau MOU yang berkaitan dengan perizinan perikanan. Kondisi ini

mengharuskan pihak pemerintah untuk mengadakan pelatihan dan pendidikan

penyetaraan kemampuan para pengawas kapal perikanan di PPSNZJ.

Page 101: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

87

6.1.4 Kecepatan pemeriksaan kapal perikanan

Tingkat kinerja pengawas dilihat dari faktor kecepatan waktu pemeriksaan kapal perikanan nilainya 2,68 yang artinya tingkat kinerja pengawas masih kurang. Kondisi ini disebabkan oleh jumlah pangawas yang masih kurang, sehingga pengawas dalam melakukan pengecekan dokumen dan lainnya lambat.

Pengawas kapal perikanan dalam melakukan pemeriksaan kapal perikanan harus sesuai dengan prosedur mekanisme pengawasan, yang sekiranya tidak menghambat keberangkatan kapal ke laut atau pembongkaran hasil tangkapan ikan saat datang ke pelabuhan. Apabila waktu pemeriksaan yang dilakukan pengawas dalam pemeriksaan baik dokumen maupun fisik kapal dan sebagainya membutuhkan waktu yang lama, maka akan terjadi kemunduran mutu ikan yang berdampak pada harga ikan. Sedangkan, pada kapal perikanan yang akan berangkat ke laut untuk melakukan penangkapan ikan akan kehilangan waktu musim ikan serta menambah biaya tambat labuh kapal di pelabuhan.

Pada Gambar 14 terdapat indikator yang memperlihatkan pengawas kapal perikanan kurang cepat dalam melakukan pemeriksaan, yaitu pemeriksaan dokumen perizinan kapal perikanan, pemeriksaan fisik kapal perikanan, pemeriksaan alat penangkapan ikan, pemeriksaan alat bantu penangkapan ikan, pemeriksaan peralatan lainnya, pemeriksaan hasil penangkapan dan pengangkutan ikan, ketaatan di pelabuhan pangkalan, bongkar muat dan atau pelabuhan lapor, pemeriksaan jalur penangkapan ikan, pemeriksaan daerah operasi penangkapan dan pengangkutan ikan.

Kurang cepatnya pemeriksaan disebabkan oleh ketidaksungguhan pengawas di lapangan, pemahaman atau kecakapan yang masih kurang, dan kurangnya bantuan dari pihak lain. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pengawas dapat optimal berdasarkan pembagian piket atau regu (kelompok) dari jam kerja atau jam piket pengawas yang ditetapkan sesuai dengan jumlah kapal yang berpangkalan di pelabuhan tersebut. Peran serta nakhoda dan pemilik kapal dengan memberikan data yang lengkap dan sesuai dengan peraturan juga perlu ditingkatkan guna mempercepat proses pemeriksaan. Kelambatan atau kurang cepatnya waktu pemeriksaan dapat berdampak pada menghilangnya unsur-unsur prosedur mekanisme pemeriksaan kapal perikanan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Page 102: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

88

6.1.5 Kualitas hasil pemeriksaan

Tingkat kinerja pengawas dilihat dari faktor kualitas hasil pemeriksaan nilainya 2,58 yang artinya tingkat kinerja pengawas masih kurang. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakakuratan data hasil pengawasan per kapal yang dilakukan. Disamping itu pengawas tidak memperhatikan akurasi dan validasi data dalam pemeriksaan kapal perikanan dan yang lebih diperhatikan adalah kelengkapan data.

Pemeriksaan kapal perikanan yang dilakukan oleh pengawas harus sesuai

dengan prosedur dan mekanisme yang ditetapkan, agar menghasilkan

pemeriksaan.yang berkualitas. Pengawas harus mempunyai kelengkapan

informasi dan relevansi data terhadap obyek yang diperiksa, agar tidak terdapat

suatu penyimpangan dalam melakukan colecting atau identifikasi data. Pengawas

kapal perikanan harus mempunyai akurasi dan validitas data, sehingga pengawas

dalam melakukan pemeriksaan dapat menunjukkan tingkat legalitas hasil

pemeriksaan. Dengan harapan tingkat akurasinya dapat dijadikan suatu dasar

dalam pengambilan keputusan hasil pemeriksaan atau kebijakan untuk selanjutnya

dalam kegiatan pengawasan.

Pada Gambar 15 terdapat indikator yang memperlihatkan kualitas hasil

pemeriksaan oleh pengawas kapal perikanan di PPSNZJ kurang baik, yaitu

kelengkapan data, relevansi data, akurasi data, validitas data, dan quality kontrol.

Kondisi tersebut disebabkan oleh kekurangseriusan pengawas dalam melakukan

pemeriksaan, pengetahuan atau kecakapan pengawas yang masih kurang, dan

kurangnya dukungan nakhoda atau pemilik kapal. Bahkan setiap hasil

pemeriksaan kapal perikanan dari pengawas tidak dilakukan pemeriksaan ulang

terlebih dahulu oleh koordinator pengawas sebagai quality control sebelum

dijadikan suatu keputusan hasil pemeriksaan, sehingga hasil pemeriksaan belum

menunjukkan kualitas yang sangat baik. Pengawas tidak memperhatikan akurasi

dan validasi data dalam pemeriksaan kapal perikanan. Bahkan setiap pemeriksaan

kapal perikanan dari pengawas tidak dilakukan pemeriksaan ulang.

Perlu adanya dukungan dari nakhoda dan pemilik kapal dengan mengisi

LBP yang akurat, sehingga didapat data yang akurat juga. Peningkatan kecakapan

pengawas kapal perikanan di PPSNZJ juga perlu ditingkatkan dengan

mengadakan pelatihan dan pendidikan.

Page 103: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

89

Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan, 2000 bahwa permasalahan

pengelolaan sumberdaya perikanan meliputi: (a) data dan informasi tentang

potensi dan pemanfaatan sumberdaya ikan laut belum akurat, (b) penyalahgunaan

dan pelanggaran perijinan, (c) lemahnya pengawasan, (d) tersebarnya

kewenanganan di beberapa instansi terkait.

6.1.6 Kesungguhan dalam pemeriksaan

Tingkat kinerja pengawas dilihat dari faktor kesungguhan dalam pemeriksaan bernilai 2,88, yang artinya tingkat kinerja pengawas masih kurang baik. Kondisi ini disebabkan oleh gaji atau penghasilan yang mereka peroleh masih rendah. Disamping itu karier pengawas belum mendapatkan perhatian dan dukungan dari atasan atau pimpinan. Dari Gambar 16 terlihat bahwa pengawas kapal perikanan di PPSNZJ

kurang sungguh-sungguh dalam pemeriksaan. Kemauan pengawas untuk bekerja

keras, kemauan untuk bekerjasama, dan kemauan memiliki tanggung jawab yang

masih rendah. Kondisi ini disebabkan oleh pengawas beranggapan bahwa bekerja

keras belum tentu mendapat imbalan sesuai dengan yang diharapkan, terutama

imbalan materi karena pengawas kapal perikanan di PPSNZJ berstatus PNS yang

bergaji standar. Disamping itu karier pengawas belum mendapatkan perhatian dan

dukungan dari atasan atau pimpinan, sehingga dalam melakukan pemeriksaan

hanya bersifat pendataan dan kelengkapan data tanpa memperhatikan SOP

pengawasan.

Perlu adanya perhatian yang serius untuk meningkatkan penghasilan

pengawas kapal perikanan di PPSNZJ supaya kinerja mereka dapat maningkat.

Disamping itu, perlu pembentukan mental yang kuat mengenai tanggung jawab

pekerjaan sebagai pengawas perikanan.

6.1.7 Ketersediaan anggaran biaya

Tingkat kinerja pengawas dilihat dari faktor ketersediaan anggaran biaya nilainya 2,75 yang artinya masih kurang mendukung pengawasan. Hal ini disebabkan oleh, penggunaan dan realisasi anggaran biaya, masih terdapat sisa anggaran tiap tahunnya, sehingga keduanya tidak dan kurang memberikan dukungan yang maksimal terhadap kinerja pengawas. Kesiapan anggaran sering terlambat turunnya, sehingga tidak memberikan dukungan yang maksimal terhadap kinerja pengawas di PPSNZJ.

Page 104: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

90

Biaya pengawasan merupakan masalah penting yang harus diperhatikan agar

pengawasan tetap dapat dilaksanakan, pengawasan sebagaimana diamanatkan

Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan yaitu untuk mengawasi

tertib pelaksanaan peraturan perundang-undangan dibidang perikanan. Akibat

ketidakoptimalan pengawasan perikanan, negara mengalami kerugian yang

mencapai US$ 2– 4 milliar per tahun akibat praktek illegal fishing. Perlu adanya

tindakan guna menekan praktek illegal fishing. Harapan ini dapat dicapai apabila

pengawas mampu bekerja secara optimal yang didukung dengan ketersediaan

anggaran biaya pengawasan yang sesuai, sehingga dapat digunakan untuk

membiayai pelaksanaan pengawasan perikanan secara berkesinambungan.

Alokasi anggaran biaya pengawasan di PPSNZJ tahun anggaran 2005

meliputi penyiapan operasional, pemeliharaan, sistem dan sarana prasarana

pengawasan, operasional pengawasan sumberdaya ikan, pengembangan sistem

pengawasan berbasis masyarakat, dan pentaatan dan penegakan hukum.

Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.

Tabel 14 Alokasi anggaran pengawasan di PPSNZJ tahun anggaran 2005

No Kegiatan Jumlah (Rp)

1 Penyiapan operasional, pemeliharaan, sistem dan sarana prasarana pengawasan

532.100.000,-

2 Operasional Pengawasan Sumberdaya Ikan 63.800.000,-

3 Pengembangan Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat

62.100.000,-

4 Pentaatan dan Penegakan Hukum 82.000.000,-Jumlah 740.000.000,-

Sumber : UPT PPSNZJ, 2006

Realisasi anggaran biaya tersebut di atas pada tanggal 31 Desember 2005 sebesar Rp. 651.782.765,- (88,08 %), yang berarti sisa anggaran sebesar Rp 88.217.205 atau 11.92 %. Hal ini terjadi karena keterbatasan tenaga dan waktu membuat realisasi anggaran tersebut. Sisa anggaran terjadi pada berbagai kegiatan seperti disajikan pada Tabel 15.

Page 105: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

91

Tabel 15 Realisasi anggaran pengawasan di PPSNZJ tahun anggaran 2005

No Kegiatan Realisasi (Rp) Sisa (Rp) 1 Penyiapan operasional, pemeliharaan,

sistem dan sarana prasarana pengawasan 513.829.115,- 18.270.885,-

2 Operasional pengawasan sumberdaya ikan 37.351.150,- 26.448.850,-3 Pengembangan sistem pengawassan

berbasis masyarakat 42.027.000,- 20.073.000,-

4 Pentaatan dan penegakan hukum 58.575.500,- 23.424.500,-Jumlah 651.782.765,- 88.217.235,-

Sumber : UPT PPSNZJ, 2006 Anggaran biaya pengawasan dilihat dari faktor jumlah anggaran sudah

baik atau mendukung aktivitas pemeriksaan, akan tetapi dilihat dari realisasi dan kesiapan anggaran kurang mendukung aktivitas pemeriksaan (Gambar 17). Realisasi dan kesiapan anggaran masih menjadi kendala dalam mendukung kegiatan pengawasan. Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan analisa data sekunder, masih terdapat sisa anggaran tiap tahunnya, sehingga keduanya tidak dan kurang memberikan dukungan yang maksimal terhadap kinerja pengawas. Kesiapan anggaran sering terlambat turunnya, sehingga tidak memberikan dukungan yang maksimal terhadap kinerja pengawas di PPSNZJ. Perlu penetapan anggaran dan untuk pengawasan yang baru dan sesuai dengan kebutuhan, supaya kinerja pengawas dapat optimal dan ketersediaan dana juga harus selalu ada. Perencanaan pengalokasian dana juga perlu diperbaiki, supaya dana yang ada dapat digunakan semua secara optimal. 6.1.8 Sarana prasarana

Tingkat kinerja pengawas dilihat dari faktor sarana dan prasarana nilainya 2,5 yang artinya masih kurang mendukung pengawasan. Hal ini disebabkan oleh, sarana prasarana yang ada kondisinya kurang dan anggaran biaya operasional masih kurang. Sarana prasarana sangat penting untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pengawasan yang optimal. Pada umumnya sarana prasarana yang diperlukan pengawas dalam melakukan pemeriksaan kapal perikanan diantaranya alat barcode, sinar ultraviolet, kaca pembesar, alat pengukur jaring, meteran, camera, form LBP dan LLO, kendaraan motor roda dua, speed boad, pos pengawasan, darmaga spead boad, dan sebagainya. Fasilitas sarana prasarana pengawasan di PPSNZJ dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 106: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

92

Tabel 16 Fasilitas sarana prasarana pengawasan di PPSNZJ tahun 2005

No Sarana Prasarana Jumlah (buah) Keterangan

1 Barcode 2 Baik

2 Sinar ultraviolet 2 Baik

3 Kaca pembesar 2 Baik

4 Alat pengukur jaring 1 Baik

5 Meteran 50 m 1 Baik

6 Form LBP dan SLO 1500 Baik

7 Kendaraan roda dua 1 Baik

8 Kendaraan roda empat 1 Baik

9 Spead boad 1 Baik

10 Pos pengawasan 1 Baik

11 Darmaga spead boad 1 Baik

12 Mess ABK 1 Baik

13 Ruang tahanan 1 Baik

14 Kantor pengawasan 1 Baik

Sumber : Data Primer, 2006

Hasil pengamatan dan wawancara terhadap pihak terkait memberikan

informasi bahwa jumlah sarana dan prasarana yang ada kurang mampu dalam

menunjang kinerja pengawas. Hal ini terkait dengan jumlah dan kecanggihan alat

yang digunakan, meskipun sarana yang ada sudah cukup lengkap. Hal ini

disebabkan operasional sarana prasarana tidak menunjang kinerja pengawas

karena jarang difungsikan. Penggunaannya hanya sesekali saja. Begitu juga

dengan cara dan biaya pemeliharaan sarana prasarana tidak menunjang kinerja

pengawas. Hal ini dikarenakan biaya pemeliharaan sarana prasarana yang kecil

dan pemeliharaan sarana prasarana tidak dilakukan sebagaimana mestinya,

sehingga terdapat sarana prasarana yang kurang baik kondisinya.

Perlu pendataan ulang mengenai sarana prasarana yang rusak dan belum

lengkap, yang nantinya akan diperbaiki dan dilengkapi. Penyusunan dan

perencanaan anggaran operasional juga sangat penting dilakukan, guna

mendukung kelancaran aktivitas pemeriksaan.

Page 107: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

93

6.1.9 Hukum dan kelembagaan

Tingkat kinerja pengawas dilihat dari faktor hukum dan kelembagaan

nilainya 3,00 yang artinya kurang mendukung aktivitas pengawasan. Begitu juga

dilihat dari faktor jumlah pengawas nilainya 2,5 yang artinya masih kurang

mendukung aktivitas pengawasan. Keberadaan hukum yang ada sebenarnya sudah

mampu memberikan landasan petugas dalam melakukan pengawasan, tetapi

dengan adanya sumberdaya manusia (petugasnya) yang terbatas dan

pengetahuannya yang masih relatif kurang menyebabkan kinerja pengawas masih

kurang baik.

Dukungan hukum dan kelembagaan mutlak diperlukan dalam

mengefektifkan pelaksanaan pengawasan kapal perikanan di pelabuhan perikanan.

Diperlukan suatu dukungan hukum bersifat mengikat dan wajib diindahkan yang

menjadi dasar pelaksanaan pengawasan di lapangan, sehingga secara hukum dapat

dibenarkan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kelembagaan pengawas merupakan hal yang penting untuk kelancaran

pelaksanaan pengawasanan sumberdaya kelautan dan perikanan. Untuk mencapai

tujuan pengawasan sangat ditentukan oleh dukungan kelembagaan yang ada.

Selama ini kelembagaan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan masih

melekat dalam struktur organisasi pelabuhan perikanan atau di Dinas Kelautan

dan Perikanan setempat dan UPT.

Hasil pengamatan dan wawancara terhadap pihak terkait memberikan

penilaian bahwa dasar hukum pengawas dan kewenangannya sangat mendukung

kinerja pengawas di PPSNZJ. Sedangkan SOP pengawasan, struktur organisasi

pengawas, pembinaan pengawas, dan jenjang karir pengawas masih kurang

memadai dalam meningkatkan kinerja pengawas. Pembinaan pengawas yang

jarang dilakukan, mengakibatkan kemampuan dan semangat dari pengawas yang

rendah. Begitu juga dengan jenjang karir pengawas yang kurang memberikan

harapan kehidupan di masa depan, mengakibatkan kinerja pengawas menjadi

rendah. Perlu adanya penetapan mengenai pembinaan dan jenjang karir pengawas

kapal perikanan di PPSNZJ yang menjanjikan guna menjaga motivasi mereka

untuk bekerja lebih baik.

Page 108: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

94

6.1.10 Jumlah pengawas

Jumlah pengawas kapal perikanan di PPSNZJ kurang mendukung

peningkatan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. Kondisi ini dapat

dilihat dari jumlah kapal dengan jumlah pengawas tidak sebanding dengan jumlah

kapal yang merapat, sehingga menurunkan motivasi karena beban kerja yang tidak

sebanding dengan imbalan yang diterima baik berupa materi maupun prestasi.

Dilihat dari jumlah kapal yang berpangkalan di PPSNZJ tidak sebanding dengan

jumlah pengawas, yang seharusnya satu orang dibanding tujuh kapal (Ditjen

PSDKP, 2005) dan kenyataannya di PPSNZJ adalah satu orang dibanding sepuluh

kapal. Disamping itu penilaian prestasi kerja bagi pengawas sampai sekarang

belum dirasakan oleh pengawas dan belum mendapat jaminan sosial yang layak.

Mengingat jumlah kapal masuk dan keluar pelabuhan yang diperiksa oleh

pengawas tidak sebanding, maka pengawas dalam melakukan tugasnya tidak

sepenuhnya mengutamakan unsur-unsur prosedur dan mekanisme pengawasan.

Jumlah pengawas yang kurang mengakibatkan ada waktu tertentu yang

dalam pelaksanaan pengawasan kurang optimal. Sebagai contoh, jika kapal datang

sore hari dan pengawas kapal ingin pulang (terkait jam kerja) maka pengawasan

hanya dilakukan sekedarnya saja. Kondisi inilah yang menyebabkan

ketidakoptimalan kinerja pengawas di PPSNZJ. Perlu penambahan pengawas

kapal perikanan di PPSNZJ guna meminimalkan pelanggaran akibat

ketidakseriusan pengawas kapal perikanan dalam melakukan pemeriksaan.

6.1.11 Dukungan stakeholder dan instansi terkait

Tingkat kinerja pengawas dilihat dari faktor dukungan stakeholder dan

instansi terkait nilainya 2,42 yang artinya keberadanya tidak mendukung aktivitas

pengawasan. Kondisi ini disebabkan, stakeholder dan instansi terkait belum sadar

dalam mendukung pengawasan.

Partisipasi stakeholder di PPSNZJ dapat terbangun atas prakarsa pengawas

perikanan dan didukung kepala pelabuhan serta intansi terkait di pelabuhan

(syahbandar, POLRI, imigrasi kamtib), sehingga lembaga nelayan dan pemilik

kapal perikanan menerima dan mengikutinya. Partisipasi HNSI dan pemilik kapal

serta nakhoda kapal terbangun karena adanya kewenangan pengawas dalam

memberikan SLO kapal perikanan sebagai syarat penerbitan SIB dari syahbandar.

Page 109: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

95

Hasil pengamatan dan wawancara terhadap pihak terkait mamberikan informasi bahwa sebagian stakeholder yang ada tidak mampu mendukung kinerja pengawas. Sebagai contoh, banyak dari nakhoda yang tidak mengisi LBP sehingga keberadaan nakhoda tidak mendukung kinerja pengawas.Hal ini disebabkan kesadaran nakhoda atau pemilik kapal yang masih rendah. Kepala pelabuhan juga jarang sekali memberikan motivasi dan perhatian kepada pengawas. Keberadaan HNSI juga kurang membantu dalam pengawasan kapal perikanan. Tetapi ada juga stakeholder yang mampu mendukung kinerja pengawas, seperti halnya keikutsertaan POLRI dalam membantu pengawas dalam memeriksa kapal perikanan.

Dukungan stakeholer di pelabuhan sangat menentukan efektifitas pelaksanaan pengawasan kapal perikanan di pelabuhan, dan pada gilirannya akan menumbuhkan partisipasi masyarakat secara lebih luas. Selanjutnya agar partisipasi dukungan stakeholder dapat terwujud secara proporsional perlu diciptakan sistem partisipasi dukungan melalui langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain : 1) Membangun persepsi masyarakat terutama stakeholder terkait tentang

kebijakan pengawasan kapal perikanan, melalui langkah sosialisasi secara terus menerus dengan berbagai bentuk dan kesempatan dengan tujuan menjelaskan maksud dan tujuan serta manfaatnya bagi masyarakat saat ini dan masa yang akan datang dalam rangka menjaga kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan.

2) Membangun kemauan para stakeholder terutama yang berkaitan langsung, dalam pelaksanaan kebijakan pengawasan kapal perikanan dengan cara menumbuhkan motivasi sesuai kebutuhannya.

3) Membangun kemampuan para stakeholder agar dapat mengekspresikan kemauannya, dalam bentuk partisipasi aktif, dilakukan dengan cara penjelasan tentang teknis pengawasan kapal perikanan, yaitu pemeriksaan dokumen dan fisik kapal dan tentang bentuk partisipasi dan cara berpartisipasi. Membangun kondisi lingkungan yang kondusif agar para stakeholder

terdorong untuk partisipasi aktif dalam pengawasan kapal perikanan, kondisi lingkungan yang dimaksud antara lain kondisi kelembagaan, perangkat hukum, dukungan sumberdaya (pengawas perikanan, biaya tersedia memadai, sarana memadai dan waktu).

Page 110: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

96

Secara umum, kinerja pengawas di PPSNZJ dilihat dari 10 faktor yang ada masih kurang baik. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kekurangan kinerja pengawas di PPSNZJ baik dari faktor internal dan eksternal. Untuk itu, perlu dirumuskan alternatif jalan keluar supaya pengawasan oleh petugas di PPSNZJ berjalan optimal.

6.2 Hubungan antara Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkat Kinerja

Pengawas Perikanan

Dari Lampiran 2 terlihat bahwa nilai korelasi untuk ketersediaan anggaran biaya, sarana dan prasarana, hukum dan kelembagaan, serta jumlah pengawas tidak ada nilainya. Hal ini tidak berarti faktor tersebut tidak mempengaruhi tingkat kinerja pengawas, melainkan faktor tersebut memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja pengawas. Tidak adanya nilai disebabkan oleh, faktor-faktor tersebut berkaitan dengan kebijakan pemerintah dan peraturan-peraturan, sehingga penilaiannya tidak mengalami perubahan pada setiap ulangannya.

Nilai korelasi yang tertinggi adalah 100 % atau 1,00, yaitu korelasi antara faktor kualitas hasil pemeriksaan dengan faktor kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan dan dokumen kapal. Dimana, kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan dan fisik kapal oleh pengawas akan menentukan baik tidaknya kualitas hasil pemeriksaan. Dari pembahasan sebelumnya, bahwa kemampuan pengawas dalam memeriksa dokumen perizinan dan fisik kapal kurang baik, sehingga kualitas hasil pemeriksaannya pun kurang baik juga.

Tingkat hubungan antara faktor kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan dan fisik kapal dan faktor kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan adalah kuat dalam mempengaruhi kinerja dari pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya yang nilainya 0,962. Hal ini dikarenakan, oleh kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan akan mempengaruhi kemampuan pengawas dalam memeriksa dokumen perizinan dan dokumen kapal.

Tingkat hubungan antara faktor kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan dan fisik kapal dengan kecepatan waktu pemeriksaan kapal perikanan adalah kuat dalam mempengaruhi kinerja dari pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya yang nilainya 0,962. Hal ini berarti, kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan dan fisik kapal akan mempengaruhi kecepatan waktu pemeriksaan kapal perikanan.

Page 111: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

97

Tingkat hubungan antara faktor kecepatan waktu pemeriksaan kapal

perikanan dengan kualitas hasil pemeriksaan adalah kuat dalam mempengaruhi

kinerja dari pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya yang

nilainya 0,962. Hal ini berarti, kecepatan waktu pemeriksaan kapal perikanan akan

mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.

Tingkat hubungan antara faktor kemampuan pemeriksaan dokumen

perizinan dan fisik kapal dengan dukungan stakeholder dan instansi terkait adalah

kuat dalam mempengaruhi kinerja dari pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai

koefisien korelasinya yang nilainya 0,932. Hal ini berarti, dukungan stakeholder

dan instansi terkait kecakapan pengawas akan mempengaruhi tingat penguasaan

pengetahuan dan hukum bidang perikanan. Dengan adanya bantuan dari pihak lain

(POLRI) dan perhatian dari pimpinan, maka kecakapan dalam memeriksa kapal

perikanan dapat dijalankan dengan baik.

Tingkat hubungan antara faktor kualitas hasil pemeriksaan dengan dukungan

stakeholder dan instansi terkait adalah kuat dalam mempengaruhi kinerja dari

pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya yang nilainya

0,932. Jika ada dukungan dari stakeholder dan instansi terkait, maka akan

mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.

Tingkat hubungan antara faktor kecakapan pengawas dalam penguasaan

pengetahuan dan hukum bidang perikanan dengan dukungan stakeholder dan

instansi terkait adalah kuat dalam mempengaruhi kinerja dari pengawas. Hal ini

ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya 0,896. Dukungan stakeholder dan

instansi terkait akan mempengaruhi kecakapan pengawas dalam penguasaan

pengetahuan dan hukum bidang perikanan. Semakin besar dukungan stakeholder

dan instansi terkait, maka akan semakin mendukung dalam meningkatkan

kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang

perikanan.

Tingkat hubungan antara faktor kecepatan waktu pemeriksaan kapal

perikanan dengan dukungan stakeholder dan instansi terkait adalah kuat dalam

mempengaruhi kinerja dari pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien

korelasinya yang nilainya 0,896. Jika ada dukungan dari stakeholder dan instansi

terkait, maka akan mempengaruhi kecepatan waktu pemeriksaan kapal perikanan.

Page 112: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

98

Tingkat hubungan antara faktor kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan dengan kecepatan waktu pemeriksaan kapal perikanan adalah kuat dalam mempengaruhi kinerja dari pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya 0,889. Kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan akan mempengaruhi kecepatan waktu pemeriksaan kapal perikanan. Semakin cakap pengawas tersebut, maka waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan akan semakin cepat juga.

Tingkat hubungan antara faktor kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan dengan kualitas hasil pemeriksaan adalah kuat atau erat dalam mempengaruhi kinerja dari pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya yang nilainya 0,889. Kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan akan mempengaruhi kecepatan waktu pemeriksaan kapal perikanan. Semakin cakap pengawas tersebut, maka waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan akan semakin cepat juga.

Tingkat hubungan antara faktor kecepatan waktu pemeriksaan kapal perikanan dengan kesungguhan dalam pemeriksaan adalah kuat atau erat dalam mempengaruhi kinerja dari pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya yang nilainya 0,857. Kesungguhan dalam pemeriksaan kapal perikanan akan mempengaruhi kecepatan waktu pemeriksaan kapal perikanan.

Tingkat hubungan antara faktor kesungguhan dalam pemeriksaan dengan dengan dukungan stakeholder dan instansi terkait adalah kuat atau erat dalam mempengaruhi kinerja dari pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya yang nilainya 0,850. Jika ada dukungan dari stakeholder dan instansi terkait maka pengawas akan semakin bersungguh-sungguh daalam melakukan pemeriksaan.

Tingkat hubungan antara faktor kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan dan fisik kapal dengan kesungguhan dalam pemeriksaan adalah kuat dalam mempengaruhi kinerja dari pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya yang nilainya 0,842. Kemampuan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan akan mempengaruhi kecepatan kesungguhan pengawas dalam pemeriksaan kapal.

Tingkat hubungan antara faktor kualitas hasil pemeriksaan dengan kesungguhan dalam pemeriksaan adalah kuat atau erat dalam mempengaruhi kinerja dari pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya yang nilainya 0,842. Jika pengawas dalam melakukan pemeriksaan kapal perikanan bersungguh-sungguh, maka kualitas hasil pemeriksaannya akan semakin baik.

Page 113: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

99

Peningkatan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ

Pemerintah

(0,487)

Pengelola PPSNZJ (0,304)

Nakhoda atau Pemilik kapal

(0,116)

Syahbandar

(0,092)

Motivasi kerja

(0,292)

Penguasaan materi (0,452)

Jumlah pengawas

(0,256)

Kecakapan pengawas

(0,674)

Dukungan stakeholder

(0,340)

Kesungguhan pengawas

(0,336)

Pihak yang berkepentingan:

Pengawas:

Program tindakan:

Fokus:

Tingkat hubungan antara faktor kecakapan pengawas dalam penguasaan

pengetahuan dan hukum bidang perikanan dengan kesungguhan pengawas dalam

memeriksa kapal perikanan agak kuat dalam mempengaruhi kinerja dari

pengawas. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya yang nilainya

0,717. Kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang

perikanan akan mempengaruhi kesungguhan pengawas dalam memeriksa kapal

perikanan.

6.3 Proses Peningkatan Kinerja Pengawas Kapal Perikanan di PPSNZJ

Tujuan atau fokus dari permasalahan yang terkait dengan rendahnya tingkat

kinerja pengawas adalah bagaimana cara meningkatkan kinerja pengawas kapal

perikanan di PPSNZJ. Hasil hierarki cara meningkatkan kinerja pengawasan kapal

perikanan di PPSNZJ dapat dilihat pada Gambar 18 berikut.

Gambar 18 Hierarki cara meningkatkan kinerja pengawasan kapal perikanan di PPSNZJ

Page 114: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

100

Gambar 18 diatas memberikan informasi bahwa pemerintah merupakan pihak yang sangat mempengaruhi peningkatan kinerja pengawas di PPSNZJ, dengan nilai vektor prioritas 0,487. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan peraturan-peraturan yang sesuai dengan keadaan di lapangan. Sebagai contoh, pemerintah bisa membuat peraturan mengenai sanksi yang berat terhadap pengawas yang melalaikan tugasnya, sehingga pengawas dalam melaksanakan tuganya bersungguh-sungguh. Perlu juga pemerintah melakukan penekanan dan kontrol yang berkelanjutan terhadap peraturan yang sudah dibuatnya. Dari Tabel 12 dan Gambar 18 terlihat bahwa vektor prioritas tertinggi terdapat pada hubungan antara pemerintah dengan kemampuan materi dengan nilai 0,315. Dalam hal ini , pemerintah bisa membuat kebijakan atau aturan-aturan mengenai tingkat kinerja pengawas, salah satunya adalah bagaimana caranya meningkatkan pemahaman pengawas tentang materi yang terkait pengawasan kapal perikanan. Kemungkinan bisa dilakukan pelatihan dan pembinaan terhadap pengawas pada selang waktu tertentu. Kondisi ini diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja pengawas di PPSNZJ. Akan tetapi, tidak hanya kedua faktor tersebut saja yang mampu meningkatkan kinerja pengawas. Pihak pelabuhan juga bisa memberikan motivasi kepada pengawas dengan jalan memberikan gaji tambahan (bonus) dan lainnya. Penyesuaian jumlah pengawas dengan jumlah nakhoda atau setiap kapal yang datang juga perlu dilakukan, guna meningkatkan kinerja dari pengawas. Ketidaksesuaian perbandingan jumlah yang ada mampu menurunkan kinerja pengawas. Teguran dan koreksian terhadap pengawas oleh syahbandar juga harus dilakukan. Peningkatan kinerja pengawas dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kecakapan pengawas, meningkatkan dukungan stakeholder, dan meningkatkan kesungguhan pengawas. Akan tetapi, alternatif tersebut harus diberikan prioritas mana yang paling penting. Gambar 18 memberikan informasi bahwa peningkatan kecakapan pengawas merupakan strategi yang diprioritaskan guna meningkatkan kinerja dari pengawas. Peningkatan kecakapan ini harus dilakukan pemerintah dengan baik, melalui kegiatan pelatihan dan pendidikan yang sesuai. Diharapkan, jika kecakapan pengawas itu tinggi maka kinerja pengawas pun ikut tinggi. Kondisi ini juga harus didukung dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang ketat dan kontrol mengenai pengoptimalan pengawasan kapal perikanan. Pihak pelabuhan hendaknya selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada pengawas kapal perikanan yang bertugas.

Page 115: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan Kinerja pengawas kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam

Zachman Jakarta masih rendah akibat beberapa kendala, diantaranya dukungan stakeholder dan instansi terkait, jumlah pengawas, sarana dan prasarana, kualitas hasil pemeriksaan, kecepatan waktu pemeriksaan, ketersediaan anggaran. Aspek hukum dan kelembagaan, kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan, kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan dan fisik kapal memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam meningkatkan kinerja pengawas perikanan di PPSNZJ

Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengawas perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta adalah dengan cara peningkatan pelatihan dan pendidikan bagi pengawas perikanan.

7.2 Saran

Pengawas perikanan menghadapi beberapa kendala dalam melaksanakan operasional pengawasan di lapangan. Hal ini sangat diperlukan suatu pengembangan pengawas perikanan dan mengupayakan kepuasan dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu perlu meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi pengawas perikanan, agar kemampuan dalam melaksanakan tugas dengan baik.

Untuk melihat hasil kinerja pengawas perikanan perlu dibuat ukuran kinerja pengawas yang dapat dijadikan tolok ukur dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan kapal perikanan yang melakukan pemanfaatan sumberdaya perikanan.

Page 116: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

DAFTAR PUSTAKA Arep, Ishak, dan H. Tanjung, 2002 Manajemen Sumberdaya Manusia. Universitas

Trisakti. Jakarta. 89 hal. Dahuri. R, Rais, Yacub, Ginting. Sapta Putra, Sitepu.M.J, 1996, Pengelolaan

Sumberdaya Pesisir dan Lautan, PPLH IPB, Ditjen Bangda Depdagri, ADB, Bogor. 112 hal

Dahuri, R.2003, Paradigma pembangunan Indonesia berwawasan kelautan, Orasi

ilmiah Guru Besar Program Pesisir dan Lautan, IPB, Dunn. W.N, 2000, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, gajahmada University

Press, Yogyakarta. 96 hal. DKP. Laporan Tahunan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, 2005.

Ditjen Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Darmawan dan Whita, R. 1997. Kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan

Armada Perikanan Tangkap Nasional. Bulletin PSP. Vol. VI. (3). Hal. 41 – 53.

Fyson.J.1985. Design of Smail Fishing Vessels. Fishing News Book Ltd. Farnhan,

Survey. England FAO.1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries. ROMA. Furtwengler, 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia. BPFE, Yogyakarta Gaspersz, V. 1992. Analisis sistem terapan Berdasarkan Pendekatan Teknik

Industri. Tarsito. Bandung. Handayaningrat, 1994, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, CV.

Haji Mas Agung, Jakarta Handoko, W. 2004. Kebijakan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan.

Jurnal Hukum International. Edisi Khusus. Desember 2004. Hal. 107–128.

Haluan, J. 1985. Proses Optimasi Dalam Operasi Penangkapan Ikan. Pedoman

Kuliah Metode Penangkapan Ikan II (bagian Pertama). Sistem jarak Jauh melalui Satelit Sisdiksat Intim. Bogor.

Page 117: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Haluan, J. Tri Wiji Nurani, Sugeng Hari Wisuda, Eko Sri Wiyono, Mustaruddin. Manajemen Operasi. Teori dan Praktek pada Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Bogor.

Hillier, F.S. and G.J. Lieberman. 1990 Introduktion To Peration Research, Fifthy

Edition. McGraw-Hill, Inc.Jurong, Singapore. Handoko, T. Hani, 1993. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Edisi

Ke 3, BPFE, Yogyakarta. Hasibuan, Malayu S.P, 1994. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan

Produktifitas. Bumi Aksara. Bandung. Hasibuan, Malayu S.P, 2006. Manajemen Sumberdaya Manusia. Edisi Revisi, PT.

Bumi Aksara. Bandung Kesteven, G.L. 1973. Manual of Fisheries Science. Part I. An Introduction to

Fisheries Science. FAO Fisheries Teghnical Paper No:118 Foof and Agricultural Organization of the United Nations. Rome, 43 p.

Manggabarani. H. 2005. Respon Stakehlder Terhadap Faktor Internal dan

Eksternal Dalam Pembangunan Perikanan di Kota Makssar. Bulletin PSP, Vol. XIV. No.2. Oktober 2005. ISSN 0251 – 286X, Terakreditasi. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan . Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hal. 15 – 23.

Nomura, M dan T. Yamazaki, 1975. Fishing Techniques. Japan Internacional

Coorporation Agency, Tokyo. Japan. Nomura, M dan T. Yamazaki, 1977. Fishing Tehniques I. Japan Internacional

Agency. Tokyo 206 p. Nikijuluw,V.2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Pustaka

Cidesindo. Jakarta. Nikijuluw, V. 2005. Politik Ekonomi Perikanan. Feraco. Jakarta Pasaribu.B.P.1985. Keadaan Umum Kapal Ikan di Indonesia. Prosiding

Pengembangan Kapal Ikan di Indonesia. Dalam Rangka Implementasi Wawasan Nusantara IPB. Bogor.

Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ), 2005. Laporan Pengawasan Kapal

Perikanan. Jakarta. Subagyo P, Marwan Asri, T. Hani Handoko. Dasar-dasar Operastions Research.

Edisi Kedua. BPFE Yogyakarta.

Page 118: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Subani, W dan HR Barus 1988/1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Idonesia ( Fishing Gear for marine Fish and Shrimp in Indonesia). Jurnal Penelitian Perikanan Laut Nomor 50 Th. 1988/1989. Edisi Khusus BPPL-Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian-Deptan. Jakarta. 248 hal.

Suharyanto, I. Jaya, M.F.A Sondita, J. haluan dan D.R. Monintja, 2005. Evaluasi

Kapasitas Masyarakat Untuk Berpartisipasi Dalam Manajemen Perikanan Parsipatif. Bulletin PSP, Vol. XIV. No. 2. April 2005. ISSN 0251 – 286X, Terkareditasi. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hal. 24 – 35.

Soedjadi F.X,1989, O dan M Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen. Gunung

Agung. Yakarta. Soedjadi F.X, 1992. Analisis Manajemen Modern, CV. Haji mas Agung, Jakarta Singarimbun. M, Effendi. Sofyan, 1989, Metode Penelitian Survei, LP3S, Jakarta Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP. 02/MEN/2002

tentang Pedoman Pelaksana Pengawasan Penangkapan Ikan. Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP. 03/MEN/2002

tentang Log Book Penangkapan dan Pengangkutan Ikan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP 59/MEN/SJ/2002

Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Jabatan Fungsional Pengawas Perikanan

Surat Keputusan Dirjen Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Nomor

: KEP.10/DJ-PSDKP/V/2004 tentang Pedoman Tata Cara Pengisian Log Book Perikanan dan Lembar Laik Operasional Kapal Perikanan

Unus F,. Darmawan dan Yopi N. 2005. Analisa Kebijakan Internasional

Mengenai Keselamatan Nelayan Kapal Ikan. Bulletin PSP, Vol. XIV. No. 1. April 2005. ISSN 0251 – 286X, Terakreditasi. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hal. 46 – 63.

UNCLOS.1982. United Nations Convention On The Law Of The Sea. UU No. 26 Tahun 1992. Tentang Pelayaran. UU No. 6 Tahun 1996. Tentang Perairan Indonesia. UU No. 31 Tahun 2004. Tentang Perikanan. UU No. 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintah Daerah

Page 119: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Lampiran 1. Faktor Internal Berdasarkan Kemampuan Pemeriksaan Dokumen Perizinan dan Fisik Kapal

a. Kemampuan Pemeriksaan Dokumen Perizinan

No Indikator Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 1 Keaslian Dokumen 3 3 4 4 3 3 4 32 Identitas Kapal 4 5 4 4 5 4 4 43 Alat penangkap Ikan 4 3 3 3 3 4 3 4

4 Daerah Penangkapan Ikan 2 3 3 3 3 2 3 2

5 Pelabuhan Pangkalan 5 4 4 4 4 5 4 56 Spesifikasi Kapal 2 3 2 2 3 2 2 27 Masa Berlaku Izin 3 3 3 3 3 3 3 3

b. Kemampuan Pemeriksaan Fisik Kapal 1 Ukuran Kapal 3 3 3 3 3 3 3 3

2 Spesifikasi Mesin Kapal 2 3 2 2 3 2 2 2

3 Identitas Kapal 4 4 4 4 4 4 4 4

4

Design dan Kelengkapan Navigasi 3 3 3 3 3 3 3 3

5 Alat Penangkap Ikan 3 3 3 3 3 3 3 3

6 Peralatan Pendukung Penangkapan Ikan 4 4 3 3 4 4 3 4

7 Alat Bantu Penangkapan Ikan 4 4 5 5 4 4 5 4

8 Komposisi Penangkapan 4 4 4 4 4 4 4 4

9 Penerapan LBP dan SLO 5 4 4 4 4 5 4 5

10 Penerapan VMS 4 4 4 4 4 4 4 4Rata-rata 1,a dan 1,b 3,47 3,53 3,41 3,41 3,53 3,47 3,41 3,47

Page 120: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Lampiran 2. Faktor Internal Berdasarkan Kecakapan Penguasaan Pengetahuan dan hukum bidang Perikanan

a. Kecakapan Penguasaan Pengetahuan bidang Perikanan

No Indikator Nilai

1 2 3 4 5 6 7 81 Jenis Alat Penangkap Ikan 4 4 3 3 4 4 3 4

2 Jenis Ikan dan Penyebarannya 2 2 1 1 2 2 1 2

3 Wilayah pengelolaan Perikanan 4 4 2 2 4 4 2 4

4 Jenis Fisik Kapal Perikanan

2 3 2 2 3 2 2 25 Perizinan Perikanan 4 4 5 5 4 4 5 46 Perizinan Perkapalan 4 3 4 4 3 4 4 4

b. Kecakapan Penguasaan Hukum Tentang Perikanan

1 Peraturan perizinan perikanan 5 5 5 5 5 5 4 5

2 Peraturan perkapalan 1 2 2 2 2 1 2 23 Peraturan tenaga kerja 2 3 2 2 3 2 2 2

4 Peraturan pemanfaatan SDI

3 3 2 2 3 3 2 35 Peraturan perairan 3 3 3 3 3 3 3 3

6 Peraturan pengawasan dan penegakan hukum 4 4 4 4 4 4 4 4

Rata-rata 2a dan 2b 3,17 3,33 2,92 2,92 3,33 3,17 2,83 3,25

Page 121: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Lampiran 3. Faktor Internal Berdasarkan Kecepatan Pemeriksaan Kapal Perikanan

No Indikator Nilai

1 2 3 4 5 6 7 81 Pemeriksaan dokumen

perizinan kapal perikanan 3 4 4 3 4 3 3 3

2 Pemeriksaan fisik kapal perikanan

1 2 1 2 2 1 2 1

3 Pemeriksaan alat penangkapan ikan

2 2 1 1 2 1 1 1

4 Pemeriksaan alat bantu penangkapan ikan

2 2 2 2 2 2 2 3

5 Pemeriksaan peralatan lainnya

2 1 2 2 2 2 2 3

6 Pemeriksaan jumlah dan komposisi Awak Buah kapal (ABK) Asing

4 5 5 4 4 5 5 4

7 Pemeriksaan kegiatan dan hasil penangkapan dan pengangkutan ikan

1 2 1 2 1 2 2 1

8 Ketaatan di pelabuhan pangkalan, bongkar muat dan/atau pelabuhan lapor

2 3 2 3 3 3 3 2

9 Pemeriksaan jalur penangkapan ikan

3 3 2 2 3 3 3 2

10 Pemeriksaan daerah operasi penangkapan dan pengangkutan ikan

3 3 2 2 3 3 2 2

11 pemeriksaan penerapan Log Book Perikanan (LBP) dan Surat Laik Operasi (SLO) kapal perikanan

5 4 4 3 5 5 4 5

12 pemeriksaan penerapan Vessel Monitoring System (VMS)

4 4 4 3 4 4 3 4

Rata-rata 2,67 2,92 2,5 2,42 2,92 2,83 2,67 2,58

Page 122: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Lampiran 4. Faktor Internal Berdasarkan Kualitas Hasil dan Kesungguhan Pemeriksaan

a. Kualitas Hasil Kualitas Pemeriksaan

No Indikator Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Kelengkapan Data 3 3 3 3 3 3 3 4

2 Relevansi Data 2 2 2 3 3 2 2 3

3 Akurasi Data 4 3 3 3 2 4 3 4

4 Validitas Data 3 3 2 2 2 2 3 2

5 Quality Control 1 2 2 1 2 2 1 1

Rata-rata 2,6 2,6 2,4 2,4 2,4 2,6 2,4 2,8

b. Kesungguhan Pemeriksaan

No Indikator Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 1 Kemauan untuk bekerja

Keras 3 3 3 3 2 3 3 3

2 Kemauan Bekerjasama Dengan Sesama Karyawan

2 2 3 2 3 4 3 3

3 Kemauan memiliki Tanggung Jawab

3 2 3 3 3 3 3 2

Rata-rata 2,67 2,33 3,00 2,67 2,67 3,33 3,00 2,67

Page 123: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Lampiran 5. Faktor Ekternal Kinerja Pengawas Perikanan di PPSJ 1. Ketersediaan Anggaran Biaya

No Indikator Nilai

1 2 3 4 5 6 7 81 Jumlah anggaran 4 4 4 4 4 4 4 42 Penggunaan anggaran 2 2 2 2 2 2 2 23 Realisasi anggaran 3 3 3 3 3 3 3 34 Kesiapan anggaran 2 2 2 2 2 2 2 2

Rata-rata 2,75 2,75 2,75 2,75 2,75 2,75 2,75 2,75 2. Sarana dan Prasarana

No Indikator Nilai

1 2 3 4 5 6 7 81 Jumlah sarana prasarana 3 3 3 3 3 3 3 32 Kondisi sarana prasarana 4 4 4 4 4 4 4 43 Kecanggihan Peralatan 2 2 2 2 2 2 2 24 Biaya pemeliharaan 1 1 1 1 1 1 1 1

Rata-rata 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3. Hukum dan Kelembagaan

No Indikator Nilai

1 2 3 4 5 6 7 81 Dasar hukum wewenang 5 5 5 5 5 5 5 52 Perintah penugasan 4 4 4 4 4 4 4 43 Prosedur pengawasan 3 3 3 3 3 3 3 34 Pelimpahan wewenang 2 2 2 2 2 2 2 25 Independen 1 1 1 1 1 1 1 16 Struktur organisasi 3 3 3 3 3 3 3 3

Rata-rata 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4. Jumlah Pengawas

No Indikator Nilai

1 2 3 4 5 6 7 81 Jam kerja 3 3 3 3 3 3 3 32 Motivasi kerja 2 2 2 2 2 2 2 2

Rata-rata 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 5. Dukungan Stakeholder dan Instansi Terkait

No IndikatorNilai

1 2 3 4 5 6 7 81 Membangun persepsi 1 1 1 1 1 1 1 12 Kemauan stakholder 5 5 5 5 5 5 5 53 Kemampuan stakholder 3 4 3 3 3 3 3 44 Partisipasi stakholder 2 2 2 2 2 2 2 35 Pelimpahan Rekomendasi bongkar ikan 2 2 1 1 1 1 2 16 Dukungan POLRI dalam Pengawasan 2 2 2 2 2 2 1 27 Dukungan HUBLA dalam SIB 3 3 2 2 3 3 2 28 Dukungan HNSI dalam pengawasan 2 2 2 2 3 3 2 2 Rata-rata 2,5 2,63 2,25 2,25 2,5 2,5 2,25 2,5

Page 124: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Lampiran 6. Tingkat Kinerja Pengawas di PPSJ

Ulangan Faktor Internal Faktor eksternal X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

1 3,47 3,17 2,67 2,60 3,00 2,75 2,50 3,00 2,50 2,502 3,53 3,33 2,92 2,80 3,33 2,75 2,50 3,00 2,50 2,633 3,41 2,92 2,50 2,40 2,67 2,75 2,50 3,00 2,50 2,254 3,41 2,92 2,42 2,40 2,67 2,75 2,50 3,00 2,50 2,255 3,53 3,33 2,92 2,80 3,00 2,75 2,50 3,00 2,50 2,506 3,47 3,17 2,83 2,60 3,00 2,75 2,50 3,00 2,50 2,507 3,41 2,83 2,50 2,40 2,67 2,75 2,50 3,00 2,50 2,258 3,47 3,25 2,67 2,60 2,67 2,75 2,50 3,00 2,50 2,50

Rata-rata 3,46 3,11 2,68 2,58 2,88 2,75 2,50 3,00 2,50 2,42 Keterangan:

X1 = Kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan dan dokumen kapal

X2 = Kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikanan

X3 = Kecepatan waktu pemeriksaan kapal perikanan

X4 = Kualitas hasil pemeriksaan

X5 = Kesungguhan dalam pemeriksaan

X6 = Ketersediaan anggaran biaya

X7 = Sarana dan prasarana

X8 = Hukum dan kelembagaan

X9 = Jumlah pengawas

X10 = Dukungan stakeholder dan instansi terkait

Bobot nilai : 1 = Sangat tidak baik

2 = Tidak baik

3 = Kurang baik

4 = Baik

5 = Sangat baik

Page 125: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Lampiran 7. Hasil uji korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pengawas perikanan dengan metode Rank Spearman

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

X1Correlation Coefficient 1,000 ,962 ,962 1,000 ,842 , , , , ,932

Sig. (2-tailed) , ,000 ,000 , ,009 , , , , ,001N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

X2Correlation Coefficient ,962 1,000 ,889 ,962 ,717 , , , , ,896

Sig. (2-tailed) ,000 , ,003 ,000 ,045 , , , , ,003N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

X3Correlation Coefficient ,962 ,889 1,000 ,962 ,857 , , , , ,896

Sig. (2-tailed) ,000 ,003 , ,000 ,007 , , , , ,003N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

X4Correlation Coefficient 1,000 ,962 ,962 1,000 ,842 , , , , ,932

Sig. (2-tailed) , ,000 ,000 , ,009 , , , , ,001N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

X5Correlation Coefficient ,842 ,717 ,857 ,842 1,000 , , , , ,850

Sig. (2-tailed) ,009 ,045 ,007 ,009 , , , , , ,008N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

X6Correlation Coefficient , , , , , , , , , ,

Sig. (2-tailed) , , , , , , , , , ,N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

X7Correlation Coefficient , , , , , , , , , ,

Sig. (2-tailed) , , , , , , , , , ,N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

X8Correlation Coefficient , , , , , , , , , ,

Sig. (2-tailed) , , , , , , , , , ,N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

X9Correlation Coefficient , , , , , , , , , ,

Sig. (2-tailed) , , , , , , , , , ,N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

X10Correlation Coefficient ,932 ,896 ,896 ,932 ,850 , , , , 1,000

Sig. (2-tailed) ,001 ,003 ,003 ,001 ,008 , , , , ,N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the .05 level (2-tailed). Keterangan: X1 = Kemampuan pemeriksaan dokumen perizinan dan dokumen kapal X2 = Kecakapan pengawas dalam penguasaan pengetahuan dan hukum bidang perikananX3 = Kecepatan waktu pemeriksaan kapal perikananX4 = Kualitas hasil pemeriksaan X7 = Sarana dan prasarana X5 = Kesungguhan dalam pemeriksaan X8 = Hukum dan kelembagaan X6 = Ketersediaan anggaran biaya X9 = Jumlah Pengawas X7 = Sarana dan prasarana X10 = Dukungan stakeholder dan instansi terkait

Page 126: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Lampiran 8 Hasil Penghitungan PHA untuk meningkatkan tingkat kinerja pengawas perikanan di PPSJ

1. Matriks yang Membandingan Kriteria Pihak yang Berkepentingan

P Pl N S P Pl N SVektor

Prioritas Keterangan:P 1 2 5 4 0,512 0,558 0,476 0,4 0,486 Pemerintah (P)Pl 0,5 1 4 3 0,256 0,279 0,380 0,3 0,304 Pelabuhan (Pl)N 0,2 0,25 1 2 0,102 0,069 0,095 0,2 0,116 Nakhoda (N)S 0,25 0,3333 0,5 1 0,128 0,093 0,047 0,1 0,092 Syahbandar (S)

Jumlah 1,95 3,583 10,5 10 2. Matriks yang Membandingkan Kriteria Sumberdaya Manusia Berdasarkan

Kriteria Pemerintah

P M Pm Jp M Pm JpVektor

Prioritas Keterangan:M 1 0,2 0,5 0,125 0,130435 0,111111 0,122182 Motivasi (M)Pm 5 1 3 0,625 0,652174 0,666667 0,647947 Penguasaan materi (Pm)Jp 2 0,333333 1 0,25 0,217391 0,222222 0,229871 Jumlah pengawas (Jp)

Jumlah 8 1,533333 4,5 3. Matriks yang Membandingkan Kriteria Sumberdaya Manusia Berdasarkan

Kriteria Pihak Pelabuhan

Pl M Pm Jp M Pm Jp Vektor

PrioritasM 1 3 4 0,631579 0,5 0,727273 0,619617Pm 0,333333 1 0,5 0,210526 0,166667 0,090909 0,156034Jp 0,25 2 1 0,157895 0,333333 0,181818 0,224349

Jumlah 1,583333 6 5,5 4. Matriks yang Membandingkan Kriteria Sumberdaya Manusia Berdasarkan

Kriteria Pihak Nakhoda atau pemilik kapal

N M Pm Jp M Pm Jp Vektor

PrioritasM 1 0,25 0,5 0,142857 0,058824 0,272727 0,158136Pm 4 1 0,333333 0,571429 0,235294 0,181818 0,329514Jp 2 3 1 0,285714 0,705882 0,545455 0,51235

Jumlah 7 4,25 1,833333 5. Matriks yang Membandingkan Kriteria Sumberdaya Manusia Berdasarkan

Kriteria Pihak Syahbandar

S M Pm Jp M Pm Jp Vektor

PrioritasM 1 0,25 3 0,1875 0,142857 0,5 0,276786Pm 4 1 2 0,75 0,571429 0,333333 0,551587Jp 0,333333 0,5 1 0,0625 0,285714 0,166667 0,171627

Jumlah 5,333333 1,75 6

Page 127: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Lanjutan Lampiran 8. 6. Pengelompokan Vektor Prioritas Kriteria Sumberdaya Manusia

P Pl N S 0,486788 0,304108 0,116892 0,092212

M 0,122182 0,619617 0,158136 0,276786Pm 0,647947 0,156034 0,329514 0,551587Jp 0,229871 0,224349 0,51235 0,171627

Masing-masing nilai pada kriteria sumberdaya manusia di kalikan dengan vektor prioritas berbagai pihak terkait. 7. Hasil dari Perkalian Kriteria Sumberdaya Manusia dengan Vektor Prioritas

Berbagai Pihak Terkait. P Pl N S

M 0,059477 0,188431 0,018485 0,025523Pm 0,315413 0,047451 0,038518 0,050863Jp 0,111898 0,068226 0,05989 0,015826

8. Nilai Tertinggi dari Lampiran 2.7

P-Pm Pl-M N-Jp S-Pm jumlah 0,315413 0,188431 0,05989 0,050863 0,614596

Nilai tertinggi harus dinormalisasi dengan cara membagi nilai-nilai tersebut dengan jumlahnya

9. Nilai Tertinggi yang Sudah di Normalisasi

P-Pm Pl-M N-Jp S-Pm

0,513203 0,306593 0,097446 0,082758 10. Matriks yang Membandingkan Tindakan Alternatif Berdasarkan Kriteria

Pemerintah-Penguasaan Materi

P-Pm Kp Ds Ksp Kp Ds Ksp Vektor Prioritas

Kp 1 3 2 0,1875 1,714286 0,333333 0,74504Ds 0,333333 1 0,5 0,0625 0,571429 0,083333 0,239087

Ksp 0,5 2 1 0,09375 1,142857 0,166667 0,467758Jumlah 1,833333 6 3,5

Keterangan:

Kecakapan pengawas (Kp)

Dukungan stakeholder (Ds)

Kesungguhan pengawas (Ksp)

Page 128: KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI … · kinerja pengawas perikanan dan menentukan cara meningkatkan kinerja pengawas kapal perikanan di PPSNZJ. ... 4.4.2 Pemeriksaan

Lanjutan Lampiran 8. 11. Matriks yang Membandingkan Tindakan Alternatif Berdasarkan Kriteria

Pihak Pelabuhan -Motivasi

Pl-M Kp Ds Ksp Kp Ds Ksp Vektor Prioritas

Kp 1 3 0,2 0,1875 1,714286 0,033333 0,64504Ds 0,333333 1 4 0,0625 0,571429 0,666667 0,433532

Ksp 2 0,25 1 0,375 0,142857 0,166667 0,228175Jumlah 3,333333 4,25 5,2

12. Matriks yang Membandingkan Tindakan Alternatif Berdasarkan Kriteria

Nakhoda atau nelayan-Jumlah Pengawas

N-Jp Kp Ds Ksp Kp Ds Ksp Vektor Prioritas

Kp 1 0,333333 2 0,1875 0,190476 0,333333 0,237103Ds 3 1 4 0,5625 0,571429 0,666667 0,600198

Ksp 0,5 0,25 1 0,09375 0,142857 0,166667 0,134425Jumlah 4,5 1,583333 7

13. Matriks yang Membandingkan Tindakan Alternatif Berdasarkan Kriteria

Syahbandar-Penguasaan Materi

S-Pm Kp Ds Ksp Kp Ds Ksp Vektor Prioritas

Kp 1 3 4 0,1875 1,714286 0,666667 0,856151Ds 0,333333 1 2 0,0625 0,571429 0,333333 0,322421

Ksp 0,25 0,5 1 0,046875 0,285714 0,166667 0,166419Jumlah 1,583333 4,5 7

14. Pengelompokan Vektor Prioritas Tindakan Alternatif

P-Pm Pl-M N-Jp S-Pm 0,513203 0,306593 0,097446 0,082758

Kp 0,74504 0,64504 0,237103 0,856151Ds 0,239087 0,433532 0,600198 0,322421

Ksp 0,467758 0,228175 0,134425 0,166419 Masing-masing nilai pada tindakan alternatif di kalikan dengan vektor prioritas berbagai pihak terkait-Sumberdaya Manusia. 15. Hasil dari Perkalian Alternatif Tindakan dengan Vektor Prioritas Berbagai

Pihak Terkait-Sumberdaya manusia P-Pm Pl-M N-Jp S-Pm Jumlah

Kp 0,382357 0,197764 0,023105 0,070854 0,674079*Ds 0,1227 0,132918 0,058487 0,026683 0,340788

Ksp 0,240055 0,069957 0,013099 0,013773 0,336883 Keterangan: *) tindakan alternatif yang disarankan