23
KINETIKA FERMENTASI: PRODUKSI MINUMAN VINEGAR LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI FERMENTASI Disusun oleh: Nama : Weni Pratiwi NIM : 11.70.0074 Kelompok : D1 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

KINETIKA FERMENTASI:

PRODUKSI MINUMAN VINEGAR

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FERMENTASI

Disusun oleh:

Nama : Weni Pratiwi

NIM : 11.70.0074

Kelompok : D1

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATASEMARANG

2014

Page 2: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

1. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan kinetika fermentasi dalam produksi minuman vinegar dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini.

Tabel 1. Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

Kelompok Perlakuan WaktuƩ MO tiap petak Rata-rata/ Ʃ

MO tiap petakRata-rata/ Ʃ MO tiap cc

OD (nm) pHTotal Asam1 2 3 4

D1Sari Apel + S. cerevisiae

N0 19 26 20 16 20,25 8,08 x 107 0,0928 3,34 11,52N24 79 67 110 137 98,25 3,93 x 108 0,6167 3,33 11,52N48 160 128 171 179 159,5 6,38 x 108 1,040 3,45 14,44N72 72 212 180 77 135,75 5,41 x 108 1,6038 3,46 14,44N96 141 130 122 142 133,75 5,35 x 108 1,1195 3,45 11,52

D2Sari Apel + S. cerevisiae

N0 25 35 32 69 25 1 x 108 0,0273 3,38 10,94N24 48 53 60 57 44 1,76 x 108 0,6682 3,35 11,90N48 82 115 114 121 108 4,32 x 108 0,9875 3,45 14,44N72 122 117 125 125 122,5 4,89 x 108 0,9958 3,46 10,56N96 147 146 151 140 146 5,84 x 108 1,5034 3,54 11,36

D3Sari Apel + S. cerevisiae

N0 7 16 18 6 11,75 4,7 x 107 0,0588 3,35 11,52N24 62 58 79 75 68,5 2,74 x 108 0,5095 3,28 12,48N48 112 97 133 141 120,75 4,83 x 108 1,0695 3,42 14,40N72 104 109 116 120 112,25 4,49 x 108 1,0033 3,41 14,40N96 182 193 189 203 191,75 7,67 x 108 1,3080 3,45 10,56

D4Sari Apel + S. cerevisiae

N0 6 5 7 9 6,75 2,7 x 107 0,0135 3,32 11,52N24 97 90 86 92 91,25 36,5 x 107 0,6189 3,31 13,06N48 150 100 136 90 119 47,6 x 107 0,9435 3,39 13,248N72 161 159 155 160 158,75 63,5 x 107 0,9108 3,42 13,44N96 99 60 47 67 68,25 27,3 x 107 1,1990 3,45 12,288

Page 3: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

D5Sari Apel + S. cerevisiae

N0 39 32 42 21 33,5 13,4 x 107 0,0087 3,33 12,67N24 115 185 174 210 179 71,6 x 107 1,0027 3,32 16,896N48 215 256 217 188 219 87,6 x 107 1,3256 3,43 9,792N72 271 240 231 181 230,75 92,3 x 107 1,3124 3,45 10,56N96 220 204 255 207 221,25 88,6 x 107 1,0482 3,49 11,904

pH blanko = 3,33

OD blanko = 0,0000

Pada Tabel di atas dapat dilihat hasil rata-rata jumlah mikroorganisme tiap petak, rata-rata mikroorganisme tiap cc, nilai OD, pH, dan total

asam pada minuman vinegar, dimana pengamatan dilakukan pada waktu 0, 24, 48, 72, dan 96 jam. Rata-rata jumlah mikroorganisme tiap

petak dan rata-rata mikroorganisme tiap cc terbesar terdapat pada kelompok D5 yaitu sebesar 230,75 dan 92,3 x 10 7 setelah 72 jam,

sedangkan nilai terkecil terdapat pada kelompok D4 yaitu sebesar 6,75 dan 2,7 x 10 7 pada waktu ke-0. Nilai OD terbesar adalah 1,6038

yang terdapat pada kelompok D1 dengan waktu 72 jam, sedangkan nilai OD terkecil adalah 0,0087 yang terdapat pada kelompok D5 pada

waktu ke-0. Kemudian, pH terbesar terdapat pada kelompok D2 yaitu 3,54 pada waktu ke 96 dan pH terkecil adalah 3,28 pada kelompok

D3 waktu ke-24. Sementara itu, nilai total asam terbesar terdapat pada kelompok D5 yaitu 16,896 dengan waktu pengamatan waktu ke-24;

sedangkan total asam terkecil adalah 10,56 yang terdapat pada kelompok D3 pengamatan ke-96 dan D2 pengamatan ke-72.

Page 4: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar
Page 5: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

Grafik 1.HubunganPertumbuhanYeast (total biomassa) danWaktu

Pada grafik di atas dapat dilihat hubungan antara pertumbuhan yeast dengan waktu.

Pada kelompok D2 dan D5 menunjukkan semakin lama waktu inkubasi, maka total

biomassa yang terbentuk semakin mengalami peningkatan. Sementara itu, pada

kelompk D1, D3, dan D4 pertumbuhan yeast dari waktu ke waktu mengalami kenaikan

dan penurunan yang tidak stabil.

Grafik 2. Hubungan Konsentrasi Sel Biomassa (OD) dan Waktu

Pada grafik di atas dapat dilihat hubungan antara konsentrasi sel biomassa (OD) dengan

waktu. Pada kelompok D2, D3, dan D4 konsentrasi sel biomassa semakin meningkat

Page 6: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

dengan semakin lamanya waktu inkubasi. Sedangkan pada kelompok D1 dan D5

konsentrasi sel biomassa mengalami kenaikan dan penurunan selama inkubasi.

Grafik 3.Hubungan pertumbuhan Yeast (total biomassa) dan pH

Dari grafik di atas dapat dilihat hubungan pertumbuhan yeast dan pH vinegar apel dari

waktu ke-0 hingga ke-96. Pada semua kelompok menunjukkan kenaikan dan penurunan

jumlah sel terhadap pH, dimana jumlah sel mengalami pertumbuhan yang tidak stabil

diukuti pula dengan perubahan pH yang tidak stabil.

Grafik 4.Hubungan Pertumbuhan Yeast (total biomassa) dan Konsentrasi Sel Biomassa

(OD)

Page 7: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

Hasil grafik hubungan antara total biomassa atau jumlah sel yeast dengan OD dapat

dilihat di atas. Pada kelompok D2 menunjukkan, semakin meningkatnya jumlah sel

maka konsentrasi biomassa akan semakin meningkat. Namun, pada kelompok lainnya

menunjukkan kenaikan dan penurunan yang tidak stabil terhadap jumlah sel dan

konsentrasi sel.

Grafik 5.HubunganPertumbuhanYeast (total biomassa) dan Total Asam

Grafik hubungan pertumbuhan yeast dengan total asam dapat dilihat di atas. Pada semua

kelompok menunjukkan bahwa antara jumlah sel dengan total asam mengalami

kenaikan dan penurunan yang tidak stabil dari waktu ke waktu.

Page 8: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

2. PEMBAHASAN

Vinegar diketahui sebagai bumbu atau bahan pengawet pada makanan. Vinegar

didefinisikan sebagai cairan yang cocok digunakan sebagai konsumsi manusia,

diproduksi dari bahan mentah yang berasal dari pertanian, mengandung pati; gula; atau

pati dan gula melalui proses fermentasi ganda, menghasilkan alkohol dan aseton, serta

mengandung sejumlah asam asetat. Bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan

vinegar adalah beras, malt, apel, anggur, dan bahan pertanian lainnya (Saha, 2013).

Soltan (2012) juga berpendapat, bahwa vinegar merupakan produk cair yang berasal

dari proses fermentasi karbohidrat. Vinegar dapat digunakan untuk pengawet berbagai

produk makanan dan memberikan flavor tertentu pada makanan. Vinegar mengandung

beberapa komponen seperti, karbohidrat, asam organik (asam asetat, asam format, asam

laktat, asam malat, asam sitrat, asam suksinat, dan asam tartarat), alkohol, asam amino

dan peptida, vitamin, garam mineral, dan senyawa polifenol (asam galat, katekin, asam

ferulat).

Vinegar dapat dibuat dari berbagai buah-buahan dan serealia. Fermentasi dengan

mikroorganisme memungkingkan degradasi semua senyawa organik yang ada dibuah

ataupun sayur. Vinegar dapat dibuat dari berbagai bahan yang mengandung gula,

dimana 1 gram glukosa akan memproduksi 0,67 gram asam asetat (Raji, 2012). Asam

asetat merupakan flavor yang dominan dan berperan sebagai antimikrobial dalam

vinegar (Marshall et al 2000).

Krusong (2010) menyatakan, bakteri asam asetat merupakan mikroorganisme yang

terdapat dimana-mana yang dapat beradaptasi dengan baik pada medium yang

mengandung gula dan berbagai lingkungan. Bakteri asam asetat juga diketahui dapat

merusak cita rasa pada wine. Hal tersebut disebabkan oleh proses asetifikasi pada wine

dimana etanol teroksidasi menjadi asam asetat. Namun, pada pembuatan vinegar

membutuhkan dua jenis mikroorganisme yaitu yeast dan bakteri asam asetat. Pada

produksi vinegar terdapat dua kali proses fermentasi. Fermentasi pertama adalah

konversi gula menjadi etanol oleh yeast, biasanya menggunakan spesies

Saccharomyces. Fermentasi kedua adalah oksidasi etanol menjadi asam asetat oleh

Page 9: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

bakteri, biasanya menggunakan spesies Acetobacter. Byarugaba-Bazirake (2014), juga

menyatakan, bahwa vinegar diproduksi dari fermentasi alkohol menjadi asam asetat

oleh bakteri. Bakteri asam asetat akan memecah gula atau pati dalam bahan pangan dan

mengkonversinya menjadi alkohol, lalu menjadi asam asetat. Vinegar pada umumnya

diperoleh dari wine yang baik, cider, buah-buahan, dan pati pada bahan pangan.

Tabel 2. Standar pada Vinegar

Ketentuan Standar

pH

Densitas

Refractive index

Viskositas

Nilai asam

% asam asetat

2,4

1,049

1,370

0,92cp

0,04-0,05

4,5

Sumber: Raji, 2012

Pembuatan minuman vinegar apel pada praktikum ini diawali dengan sterilisasi media

pertumbuhan berupa jus apel selama 30 menit. Hogg (2005) menyatakan, bahwa tujuan

dari proses sterilisasi adalah untuk menghilangkan atau menghancurkan seluruh

mikroorganisme yang terdapat pada suatu objek. Metode sterilisasi yang paling

sederhana adalah dengan cara pemanasan. Selanjutnya, biakan yeast sebanyak 30 ml

diambil dan dimasukkan ke dalam media pertumbuhan secara aseptis. Media berisi

biakan diinkubasi dengan perlakuan shaker atau dengan penggoyangan selama 30

menit. Menurut Raji (2012), penggoyangan bertujuan untuk menyediakan oksigen untuk

respirasi mikrobia dan untuk menghomogenkan partikel, serta untuk menghilangkan

CO2. Inkubasi dilakukan pada suhu ruang yaitu 25oC hingga 30oC selama 5 hari. Pada

setiap 24 jam dilakukan perngambilan sampel sebanyak 10 ml secara aseptis untuk

mengetahui tingkat pertumbuhan sel yeast. Uji tingkat kepadatan pada Saccharomyces

cereviceae dilakukan menggunakan alat Haemocytometer. Selain itu juga dilakukan

pengukuran total asam, pH, dan absorbansi (OD). Pengukuran pH dilakukan

menggunakan pH meter. Menurut Saha (2013), proses fermentasi vinegar dimulai

dengan sterilisasi medium pada suhu 121oC menggunakan autoclave. Selanjutnya

ditambahkan yeast sebanyak 8-10% dan dilakukan penggoyangan selama 2 jam pada

Page 10: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

suhu 28oC. Pada medium ditutup menggunakan alumunium foil, lalu dilakukan

fermentasi anaerob selama 48 jam. Hasil fermentasi didistilasi dan diperoleh alkohol.

Selanjutnya alkohol difermentasi untuk menghasilkan vinegar. Pada alkohol ditambah

dengan Acetobacter aceti dan dilanjutkan dengan penggoyangan pada waktu 24 jam, 48

jam, dan 72 jam. Total waktu yang dibutuhkan untuk fermentasi vinegar adalah sekitar

5 hari. Metode tersebut dapat dibandingkan dengan metode yang digunakan dalam

praktikum, dimana pada praktikum fermentasi berlangsung selama 4 hari dan tidak

dilakukan pemisahan alkohol dengan medium apel. Selain itu tidak ditambahkan

Acetobacter aceti, sehingga untuk fermentasi alkohol menjadi asam asetat berlangsung

spontan.

Penentuan total asam selama fermentasi dapat dilakukan dengan pengukuran

menggunakan metode titrasi. sampel dititrasi menggunakan NaOH 0,1 N dengan

bantuan indikator PP. Titrasi dihentikan apabila larutan sampel berubah menjadi warna

kecoklatan, seperti dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Titrasi Minuman Vinegar Hari ke-24

Kemudian, dilakukan penentuan OD menggunakan spektrofotometer pada panjang

gelombang 660 nm. Menurut Saha (2013), pengukuran optical density (OD) merupakan

teknik yang biasa digunakan pada suatu kultur. Pengukuran dilakukan menggunakan

spektrofotometer dengan panjang gelombang 600 nm untuk meninjau pertumbuhan

biomassa. Nilai OD pada kultur tidak menunjukkan jumlah biomassa yang tumbuh

Page 11: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

secara langsung, namun semakin meningkatnya kekeruhan menunjukkan adanya

pertumbuhan bakteri.

Hasil pengamatan menunjukkan rata-rata jumlah mikroorganisme tiap petak, rata-rata

jumlah mikroorganisme tiap cc, OD, pH, dan total asam. Rata-rata jumlah

mikroorganisme tiap petak dan rata-rata jumlah mikroorganisme tiap cc menunjukkan

nilai terbesar adalah pada kelompok D5 yaitu sebesar 230,75 dan 92,3 x 107 setelah 72

jam, sedangkan nilai terkecil terdapat pada kelompok D4 yaitu sebesar 6,75 dan 2,7 x

107 pada waktu ke-0. Namun, jika dilihat pada akhir fermentasi, maka pada tiga

kelompok yaitu kelompok D1, D4, dan D5 jumlah biomassa mengalami penurunan;

sedangkan pada kelompok D2 dan D3 jumlah biomassa pada akhir fermentasi justru

meningkat. Menurut Krusong (2010), NADH dehidrogenase pada yeast S. cereviceae

sensitif terhadap asam asetat. Setelah yeast mengalami kematian, maka terbentuk

sejumlah nutrisi growth stimulatoy selama proses fermentasi yang dapat menstimulasi

pertumbuhan bakteri asam asetat. Sementara itu, hubungan antara jumlah biomassa dan

waktu dapat dilihat pada Grafik 1. yang menunjukkan pada kelompok D2 dan D5

semakin lama waktu inkubasi, maka total biomassa yang terbentuk semakin mengalami

peningkatan. Sedangkan, pada kelompok D1, D3, dan D4 pertumbuhan yeast dari waktu

ke waktu mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak stabil. Krusong (2010) juga

menyatakan, bahwa yeast dapat mengalami penurunan semakin lama waktu fermentasi

berlangsung. Sementara itu, populasi bakteri asam asetat akan meningkat. Keberadaan

bakteri asam asetat ini menyebabkan kematian pada S. cereviceae. Oleh sebab itu, pada

hasil rata-rata jumlah mikroorganisme (/cc) pada vinegar dapat mengalami kenaikan dan

penurunan yang tidak stabil, dimana tergantung pada kandungan asam asetat dan

keberadaan bakteri asam asetat.

Selanjutnya, nilai OD terbesar pada minuman vinegar adalah 1,6038 yang terdapat pada

kelompok D1 dengan waktu inkubasi ke-72 jam, sedangkan nilai OD terkecil adalah

0,0087 yang terdapat pada kelompok D5 pada waktu ke-0. Hal tersebut menunjukkan

pertumbuhan biomassa meningkat dari waktu ke-0 hingga ke-96. Hal ini diperkuat

dengan pernyataan Rahman (1992), bahwa konsentrasi biomassa dapat ditentukan

menggunakan absorbansi, dimana kekeruhan pada suatu media cair menunjukkan

Page 12: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

adanya pertumbuhan mikrobia. Semakin keruh suatu media cair, maka semakin tinggi

konsentrasi biomassa dalam media tersebut. Kemudian, pada Grafik 2. dapat dilihat,

bahwa kelompok D2, D3, dan D4 memiliki konsentrasi sel biomassa semakin

meningkat dengan semakin lamanya waktu inkubasi. Sedangkan pada kelompok D1 dan

D5 konsentrasi sel biomassa mengalami kenaikan dan penurunan selama inkubasi.

Menurut Asaduzzmaman (2007), pada waktu inkubasi 44 jam nilai OD pada yeast akan

meningkat. Oleh sebab itu dapat dikatakan, semakin lama waktu inkubasi maka nilai

OD akan semakin tinggi. Akan tetapi, hasil pengamatan pada kelompok D1 dan D5

tidak sesuai dengan teori tersebut.

Selanjutnya, hubungan antara jumlah biomassa dengan konsentrasi biomassa (OD)

dapat dilihat pada Grafik 4., dimana kelompok D2 menunjukkan, semakin

meningkatnya jumlah sel maka konsentrasi biomassa akan semakin meningkat. Namun,

pada kelompok lainnya menunjukkan kenaikan dan penurunan yang tidak stabil

terhadap jumlah sel dan konsentrasi sel. Saha (2013) menyatakan, optical density atau

pertumbuhan mikrobia akan meningkat dengan meningkatnya jumlah biomassa pada

waktu yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pada kelompok D2 sudah sesuai,

sedangkan hasil pada kelompok lain kurang sesuai.

Sementara itu, hubungan antara jumlah biomassa dengan pH dapat dilihat pada Grafik

3. Pada semua kelompok menunjukkan jumlah sel mengalami kenaikan dan penurunan

terhadap pH, dimana jumlah sel mengalami pertumbuhan yang tidak stabil diukuti pula

dengan perubahan pH yang tidak stabil. Namun, jika dibandingkan pH awal dengan pH

akhir setelah fermentasi, pada semua kelompok justru menunjukkan kenaikan pH. Pada

kelompok D1 pH awal sampel adalah 3,34; setelah akhir fermentasi meningkat menjadi

3,45. Kelompok D2 pH awal sampel adalah 3,38; setelah akhir fermentasi meningkat

menjadi 3,54. Kemudian, pada kelompok D3 pH awal sampel adalah 3,35; setelah akhir

fermentasi meningkat menjadi 3,45. Pada kelompok D4 pH awal sampel yaitu 3,32;

setelah akhir fermentasi meningkat menjadi 3,45. Demikian pula pada kelompok D5 pH

awal sampel adalah 3,33; setelah akhir fermentasi meningkat menjadi 3,49. Hal ini

bertolak belakang dengan pendapat Byarugaba-Bazirake (2014) yaitu, pH vinegar

selama proses fermentasi ke dua akan mengalami penurunan dari pH 3,1 menjadi 2,9.

Page 13: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

Penurunan pH tersebut menyebabkan keasaman vinegar meningkat yang memicu

kondisi pertumbuhan optimal untuk memulai asetifikasi. Penurunan pH ini juga dapat

dihubungkan dengan akumulasi asam asetat dan senyawa volatil lainnya seperti

propionat, tartarat, dan asam butirat, yang mana penting untuk memberi flavor dan

aroma pada vinegar. Sementara itu, menurut Krusong (2010), penurunan pH pada

vinegar dapat menghambat pertumbuhan yeast, tetapi memicu pertumbuhan bakteri

asam asetat. Oleh sebab itu, pada Grafik 3. menunjukkan kenaikan dan penurunan

jumlah biomassa terhadap pH yang tidak stabil, dimana hal tersebut tergantung pada sel

yeast yang mati dan pertumbuhan bakteri asam asetat. Begitu pula hubungan antara

jumlah biomassa dengan total asam yang dapat dilihat pada Grafik 5. Pada semua

kelompok menunjukkan bahwa antara jumlah sel dengan total asam mengalami

kenaikan dan penurunan yang tidak stabil dari waktu ke waktu. Total asam pada vinegar

dapat dihubungkan dengan pH, sehingga hubungan antara total asam dengan jumlah

biomassa setara dengan hubungan pH dengan jumlah biomassa. Seperti yang dinyatakan

sebelumnya oleh Byarugaba-Bazirake (2014), bahwa penurunan pH menyebabkan

keasaman vinegar meningkat.

Page 14: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

3. KESIMPULAN

Vinegar merupakan produk cair yang berasal dari proses fermentasi karbohidrat.

Pembuatan vinegar membutuhkan dua jenis mikroorganisme yaitu yeast dan bakteri

asam asetat.

Pada produksi vinegar terdapat dua kali proses fermentasi, yaitu konversi gula

menjadi etanol oleh yeast dan oksidasi etanol menjadi asam asetat oleh bakteri.

Nilai OD pada kultur tidak menunjukkan jumlah biomassa yang tumbuh secara

langsung, namun semakin meningkatnya kekeruhan menunjukkan adanya

pertumbuhan bakteri.

Keberadaan bakteri asam asetat ini menyebabkan kematian pada S. cereviceae.

Konsentrasi biomassa ditentukan menggunakan absorbansi, dimana kekeruhan pada

suatu media cair menunjukkan adanya pertumbuhan mikrobia.

Semakin keruh suatu media cair, maka semakin tinggi konsentrasi biomassa dalam

media tersebut.

Semakin lama waktu inkubasi maka nilai OD akan semakin tinggi.

Optical density atau pertumbuhan mikrobia akan meningkat dengan meningkatnya

jumlah biomassa pada waktu yang sama.

pH vinegar selama proses fermentasi ke dua akan mengalami penurunan dari pH

3,1 menjadi 2,9.

Penurunan pH menyebabkan keasaman vinegar meningkat.

Penurunan pH pada vinegar dapat menghambat pertumbuhan yeast, tetapi memicu

pertumbuhan bakteri asam asetat.

Semarang, 03 Juli 2014

Praktikan, Asisten dosen,

-Stella Maris H.

-Meilisa Leylyana D.

(Weni Pratiwi-11.70.0074) -Andriani Cintya S.

Page 15: Kinetika Fermentasi Minuman Vinegar

4. DAFTAR PUSTAKA

Asaduzzmaman, Md. (2007). Standardization of Yeast Growth Curves from Several Curves with Different Initial Sizes. Chalmers University of Technology and G¨oteborg University. Sweden.

Byarugaba-Bazirake, G.W., W. Byarugaba, M. Tumusiime, dan D.A. Kimono. (2014). The Technology of Producing Banana Wine Vinegar from Starch of Banana Peels. African Journal of Food Science and Technology, Vol. 5(1) p. 1-5.

Hogg, Stuart. (2005). Essential Microbiology. John Wiley and Sons Ltd. England.

Krusong, Warawut, dan Assanee Vichitraka. (2010). An Investigation of Simultaneous Pineapple Vinegar Fermentation Interaction between Acetic Acid Bacteria and Yeast. As. J. Food Ag-Ind, Vol. 3(01), p. 192-203.

Rahman, A. (1992). Teknologi Fermentasi. Penerbit Arcan. Jakarta.

Raji, Yusuf O., Mohammed Jibril, Idris M. Misau, dan Baba Y. Danjuma. (2012). Production of Vinegar from Pineapple Peel. International Journal of Advanced Scientific Research and Technology, Vol. 3 Issue 2.

Saha, Pooja, dan Soumitra Banerjee. (2013). Optimization of Process Parameters for Vinegar Production Using Banana Fermentation. International Journal of Research in Engineering and Technology, Vol. 02 Issue 09 p. 501-514.

Soltan, Sahar S.A., dan Manal M. E. M. Shehata. (2012). Antidiabetic and Hypocholesrolemic Effect of Different Types of Vinegar in Rats. Life Science Journal, 9(4).