1
Kisah Kemurahan Hati Mendatangkan Rezeki Dunia Nabi ~ Pada suatu ketika, ada seorang lelaki tua yang hidupnya miskin, walaupun miskin, ia sangat dermawan, ia tinggal bersama istrinya dan anak-anaknya. Ia tidak pernah menolak pengemis yang datang meminta-minta. Bahkan ia rela memberikan baju hangatnya kepada orang yang membutuhkan. Padahal ia sendiri akhirnya pulang ke rumahnya hanya mengenakan kain biasa. Pada suatu hari di bulan Ramadhan, istrinya menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa.Tiba-tiba, ada seorang pengemis datang ke rumahnya. Pengemis itu mengatakan bahwa ia dan keluarganya tidak memiliki makanan untuk berbuka. Lelaki itu merasa tidak tengah melihat pengemis itu. Diam-diam, dia memberikan makanan itu kepada pengemis tersebut. Istrinya mengetahui hal tersebut, ia sangat marah kepada suaminya, ia berkata, ”Makanan untuk kita saja masih kurang mengapa kau berikan makanan itu kepada pengemis itu?”. Suaminya hanya diam tanpa memberikan jawaban sepatah kata pun. Tak lama kemudian, pintu rumahnya diketuk orang. Lelaki tua itu membuka pintu. Dia melihat seorang utusan dari keluarga terkaya di daerah itu. Utusan tersebut membawa berbagai makanan yang sangat lezat, utusan itu mengatakan bahwa keluarga kaya itu mengundang jamuan makan untuk para pejabat tinggi dan orang-orang terpandang lainnya. Namun, tidak seorang pun bersedia datang. Akhirnya, hidangan itu dibagikan kepada orang-orang yang ditunjuk oleh keluarga itu. Lelaki tua yang miskin itu mendapat bagian yang lumayan banyak. Dia sangat bersyukur atas reziki yang datang tidak terduga-duga itu. Akhirnya, dia dan keluarganya dapat menikmati hidangan untuk berbuka puasa dengan makanan yang cukup lezat.

Kisah kemurahan hati mendatangkan rezeki

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kisah kemurahan hati mendatangkan rezeki

Kisah Kemurahan Hati Mendatangkan Rezeki

Dunia Nabi ~ Pada suatu ketika, ada seorang lelaki tua yang hidupnya miskin, walaupun miskin, ia

sangat dermawan, ia tinggal bersama istrinya dan anak-anaknya. Ia tidak pernah menolak pengemis yang datang

meminta-minta. Bahkan ia rela memberikan baju hangatnya kepada orang yang membutuhkan. Padahal ia sendiri

akhirnya pulang ke rumahnya hanya mengenakan kain biasa.

Pada suatu hari di bulan Ramadhan, istrinya menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa.Tiba-tiba, ada seorang

pengemis datang ke rumahnya. Pengemis itu mengatakan bahwa ia dan keluarganya tidak memiliki makanan

untuk berbuka. Lelaki itu merasa tidak tengah melihat pengemis itu. Diam-diam, dia memberikan makanan itu

kepada pengemis tersebut.

Istrinya mengetahui hal tersebut, ia sangat marah kepada suaminya, ia berkata, ”Makanan untuk kita saja masih

kurang mengapa kau berikan makanan itu kepada pengemis itu?”. Suaminya hanya diam tanpa memberikan

jawaban sepatah kata pun.

Tak lama kemudian, pintu rumahnya diketuk orang. Lelaki tua itu membuka pintu. Dia melihat seorang utusan dari

keluarga terkaya di daerah itu. Utusan tersebut membawa berbagai makanan yang sangat lezat, utusan itu

mengatakan bahwa keluarga kaya itu mengundang jamuan makan untuk para pejabat tinggi dan orang-orang

terpandang lainnya. Namun, tidak seorang pun bersedia datang.

Akhirnya, hidangan itu dibagikan kepada orang-orang yang ditunjuk oleh keluarga itu. Lelaki tua yang miskin itu

mendapat bagian yang lumayan banyak.

Dia sangat bersyukur atas reziki yang datang tidak terduga-duga itu. Akhirnya, dia dan keluarganya dapat menikmati

hidangan untuk berbuka puasa dengan makanan yang cukup lezat.