20
BAB IPENDAHULUAN1 . 1 L a t a r B e l a k a n g Leher merupakan bagian tubuh yang terbuka dan karena itulah pembengkakan padadaerah ini mudah dikenali oleh penderita atau dideteksi selama pemeriksaan rutin.Untuk tujuan deskriptif, leher dibagi menjadi dua bagian oleh garis tengah vertikal, dansetiap sisi dibagi menjad segitiga anterior dan posterior oleh o t o t sternokleidomastoideus. Sebagian besar massa yang tampak seperti tonjolan terjadi pada segitiga servikal anterior. Beberapa kelainan, seperti kista celah brankial, kistaduktus tiroglosus, atau celah palatum, sering terjadi. 1,2 Benjolan di leher dapat sebagai kelainan primer maupun sebagai manifestasi penyakit lain yang dapat mengenai kelenjar leher (limfadenopati) atau jaringan lain.Lebih dari 75 buah kelenjar terdapat di kanan kiri leher dan masing-masing merupakanaliran tertentu di daerah leher dan kepala seperti rongga mulut, lidah, tonsil, nasofaring,hidung, telinga , laring, maupun dari daerah leher sendiri seperti tiroid dan kelenjar liur mayor maupun minor. Kelainan lain kemungkinan suatu kelainan bawaan sepertilimfangioma (higroma kistik), kista dermoid, sisa duktus tiroglosus, kista branchial dankarsinoma bronkogenik dan laringokel. 2,3 Aparatus brankial pertama kali dikemukakan oleh VonBaer, kelainan yang terjadi pada perkembangan brankial kemudian diuraikan oleh Von Ascherson pada tahun 1832.Ascherson berpendapat bahwa kista brankial adalah kista yang dihasilkan olehkegagalan hilangnya celah brankial. Pada tahun 1864, Heusinger memperkenalkanistilah fistula brankial. 4,5 Fistula dan kista celah brankial menunjukkan sekitar 20 % massa leher yang seringterjadi pada anak-anak. Dari beberapa kasus, 2/3 pasien kista ini terlihat pada umur di bawah 30 tahun. Kista yang bersifat bilateral sekitar 1 % dari kasus, tanpa adanya 1

kista brankial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kista brankial

BAB IPENDAHULUAN1 . 1 L a t a r B e l a k a n g Leher merupakan bagian tubuh yang terbuka dan karena itulah pembengkakan padadae rah i n i mudah d ikena l i o l eh pende r i t a a t au d ide t eks i s e l ama pemer ik saan ru t i n . Untuk tujuan deskriptif, leher dibagi menjadi dua bagian oleh garis tengah vertikal, dans e t i a p s i s i d i b a g i m e n j a d s e g i t i g a a n t e r i o r d a n p o s t e r i o r o l e h o t o t sternokleidomastoideus. Sebagian besar massa yang tampak seperti tonjolan terjadi pada segitiga servikal anterior. Beberapa kelainan, seperti kista celah brankial, kistaduktus tiroglosus, atau celah palatum, sering terjadi.1,2Ben jo l an d i l ehe r dapa t s ebaga i ke l a inan p r ime r maupun s ebaga i man i f e s t a s i  penyakit lain yang dapat mengenai kelenjar leher (limfadenopati) atau jaringan lain.Lebih dari 75 buah kelenjar terdapat di kanan kiri leher dan masing-masing merupakanaliran tertentu di daerah leher dan kepala seperti rongga mulut, lidah, tonsil, nasofaring,hidung, telinga , laring, maupun dari daerah leher sendiri seperti tiroid dan kelenjar liur mayor maupun mino r . Ke l a inan l a i n kemungk inan sua tu ke l a inan bawaan s epe r t i limfangioma (higroma kistik), kista dermoid, sisa duktus tiroglosus, kista branchial dankarsinoma bronkogenik dan laringokel.2,3Aparatus brankial pertama kali dikemukakan oleh VonBaer, kelainan yang terjadi pada perkembangan brankial kemudian diuraikan oleh Von Ascherson pada tahun 1832.A s c h e r s o n b e r p e n d a p a t b a h w a k i s t a b r a n k i a l a d a l a h k i s t a y a n g d i h a s i l k a n o l e h kegagalan hilangnya celah brankial. Pada tahun 1864, Heusinger memperkenalkanistilah fistula brankial.4,5Fistula dan kista celah brankial menunjukkan sekitar 20 % massa leher yang seringterjadi pada anak-anak. Dari beberapa kasus, 2/3 pasien kista ini terlihat pada umur di   bawah 30 t ahun . K i s t a yang be r s i f a t b i l a t e r a l s ek i t a r 1 % da r i ka sus , t anpa adanya1kecend rungan ke s a l ah s a tu s i s i ( kanan a t au k i r i ) d i mana b i a sanya be rkembang . Biasanya kista ini berlokasi di region cervikalis, parotis dan mediatinum.6,7Ben jo l an pada l ehe r umumnya t imbu l pada anak -anak t e t ap i mu l t i p l i s i t a s dan lokasinya biasanya khas. Penelitian klinis pada anak-anak dapat sangat sulit karena kistacelah brankial dapat menyerupai nodus limfatikus, bahkan dapat timbul dan berlanjut pada penyakit radang saluran pernafasan atas.1,3P a d a a d o l e s e n d a n d e w a s a m u d a , k i s t a c e l a h b r a n k i a l m u n g k i n m e r u p a k a n  penyebab tersering bagi pembengkakan ovoid, soliter, rata dan besar di lateral leher.B i a s a n y a l e b i h b e s a r d a r i n o d u s l i m f a t i k u s d a n m u l a -m u l a t i m b u l d i t r i g o n u m karotikum, tepat diliputi tepi anterior muskulus sternokleidomastoideus. Seperti kistaduktus tiroglossus, ia sering membesar dan menjadi sangat nyeri tekan pada infeksisaluran pernapasan atas. Beberapa kista celah brankial terletak lebih tinggi (di ekor   parotis). Biasanya tidak disertai dengan abnormalitas lain pada sistem brankial.3

Page 2: kista brankial

Oleh karena itu, penulis menyusun referat ini untuk mengembangkan pendekatanrasional terhadap massa pada leher, khususnya kelainan brankial, sehingga diharapkandapat secara tepat dalam penatalaksanaan.BAB IIPEMBAHASAN2 . 1 D e f i n i s i Kista celah brankial merupakan sisa aparatus brankial janin yang tertinggal dimanastruktur leher berasal. Kista celah brankial dilapisi oleh campuran epitel skuamosa danepitel respiratorius serta dikelilingi oleh dinding jaringan limfoid, sehingga mungkinterjadi kekacauan histologi.1,3,9,10Sebag i an be sa r k i s t a c e l ah b r ank i a l ( be rkembang da r i a rkus kedua , ke t i ga dan keempat) biasanya terdapat sebagai tonjolan atau muara saluran sinus sepanjang batasanterior otot sternokleidomastoideus. Saluran interna atau muara kista terletak padaderivatif embriologik sulkus faringeal yang sama, misalnya tonsil (arkus kedua), atausinus piriformis (arkus ketiga dan keempat). Letak saluran kista juga ditentukan olehhubungan embr io log ik a rkusnya dengan de r i va t a rkus yang t e r l e t ak p roks ima l dan kaudal terhadap arkus.12,13

Gambar 2.1 Kista celah brankialE m b r i o l o g i Pada masa embrio awal tidak ada leher yang jelas, memisahkan toraks dari kepala.Leher dibentuk seperti jantung, dimana berasal dari di bawah foregut , yang bermigrasike rongga toraks dan aparatus brankial berkembang menjadi bentuk yang sekarang.Migrasi dari jantung merupakan sebab mengapa beberapa struktur dari leher bermigrasiterakhir. Pada masa embrio awal terdapat beberapa tonjolan sepanjang tepi dari foregut yang juga dapat dilihat dari luar. Tonjolan ini adalah aparatus brankialis.1,8Mesk ipun s eca ra f i l ogen ik t e rdapa t enam a rkus b r ank i a l i s , a rkus ke l ima t i dak     pe rnah be rkembang pada manus i a , dan hanya memben tuk l i gemen tum a r t e r i o sum. Hanya empat arkus yang dapat dilihat dari luar. Setiap arkus brankialis mempunyais epo tong ka r t i l ago , yang be rhubungan denga ka r t i l ago i n i ada l ah a r t e r i , s a r a f , dan  beberapa mesenkim yang akan membentuk otot. Di belakang setiap arkus terdapat alur eksternal yang terdiri dari ektordermal dan

Page 3: kista brankial

kantong yang berisi endodermal. Daerahdiantara ektodermal dan endodermal dikenal dengan lempeng akhir.1,8

Gambar 2.2 perkembangan aparatus brankial

Gambar 2.3 derivat dari aparatus brankial

Bagian dari struktur yang disebut diatas berkembang menjadi struktur dewasa yangtetap. Bagian yang seharusnya hilang dapat menetap dan membentuk struktur yanga b n o r m a l p a d a d e w a s a . M e n e t a p n y a b a g i a n a p a r a t u s b r a n k i a l i s a b n o r m a l d a p a t menimbulkan bermacam kista, sinus, dan fistula. Menetapnya ektodermal dari arkus brankialis pertama dapat menyebabkan kista atau sinus yang terletak sejajar dan bahkandapat memperbanyak pada saluran telinga luar. Jenis yang berbeda dari menetapnya bagian aparatus brankialis dapat menimbulkan kista, sinus atau fistula yang terletak  pada satu garis bagian dalam telinga luar melalui kelenjar parotis sampai pada sudutmand ibu l a d i depan o to t s t e rnok l e idomas to ideus . Sepe r t i s i s a a rkus pe r t ama dapa t melalui di depan di belakang, bahkan melalui cabang saraf fasialis.1,8,9

Page 4: kista brankial

Ektodermal dan endodermal dari arkus kedua dan ketiga dapat juga menimbulkankista, sinus, dan fistula. Normal muara dari arkus kedua, ketiga dan keempat diliputioleh pertumbuhan dari daerah yang disebut tonjolan epiperikardial. Saraf pada daerah ini adalah asesorius spinalis, dan mesenkimnya membentuk otot sternokleidomasteideusdan trapesius. Tonjolan epikardial menyatu dengan arkus brankialis kedua, menutupimua ra a lu r b r ank i a l i s kedua , ke t i ga dan keempa t s ebaga i k i s t a ek tode rma l , s i nus se rv ika l i s da r i H i s , yang no rma lnya mengh i l ang . Juga o to t l i dah yang be ra sa l da r i miotom post-brankialis, bermigrasi ke dasar mulut, melalui belakang derivat brankialis.O l e h k a r e n a i t u m u a r a d e r i v a t b r a n k i a l i s p e r s i s t e n t e r l e t a k d i d e p a n o t o t sternokleidomastoideus dan salurannya melalui bagia atas saraf hipoglosus. Oleh karenaitu daoat diduga sacara tepat garis dari kista, sinus, dan fistula brankialis kedua danketiga.1,8,9,10Fistula brankialis kedua terbuka di depan otot sternokleidomastoideus, masuk kel ehe r d i depan a r t e r i ka ro t i s komun i s dan i n t e rna , b i a sanya d i an t a r a a r t e r i ka ro t i s interna dan eksterna, kemudian di atas glosofaringeus dan hipoglosus kea rah tonsila.Fistula brankialis ketiga terbuka di depan otot sternokleidomastoideus, melalui bagian belakang arteri karotis komunis dan interna dan si atas saraf hipoglosus tetapi di bawahsaraf glosofaringeus dan stilofaringeus, masuk ke faring di atas daerah yang dipersarafio l eh s a r a f l a r i ngeus supe r io r . Tanda - t anda s i s a kan tong b r ank i a l i s keempa t dapa t menetap sebagai saluran dari faring bagian bawah sampai daerah tiroid dan kadang-kadang dapat menyebabkan tiroiditis supuratif.1,8,9Tabel 2-1 Derivat dari Aparatus Brankialis2 . 3 A n a t o m i Leher dapat dijelaskan sebagai bagian tubuh yang terletak di antara tepi inferior mandibula dan linea nukae superior (di atas) dan incisura jugularis dan tepi superior calvicula (di bawah).11Ja r i ngan l ehe r d ibungkus o l eh 3 f a s i a , f a s i a co l l i supe r f i s i a l i s membungkus m.sternokleidomastoideus dan berlanjut ke garis tengah di leher untuk bertemu denganfasia sisi lain. Fasia colli media membungkus otot pretrakeal dan bertemu pula denganfa s i a s i s i l a i n d i ga r i s t engah yang j uga merupakan pe r t emuan dengan f a s i a co l l i s u p e r f i s i a l i s . K e d o r s a l f a s i a c o l l i m e d i a m e m b u n g k u s a . c a r o t i s c o m m u n i s , v . j ugu l a r i s i n t e rna dan n .vagus men j ad i s a tu . Fa s i a co l l i p ro funda membungkus m.prevertebralis dan bertemu ke lateral dengan fasia colli lateral.11Pembuluh darah arteri pada leher antara lain a.carotis communis (dilindungi olehvagina carotica bersama dengan v.jugularis interna dan n.vagus, setinggi cornu superiora r t i l a g o t h y r o i d e a b e r c a b a n g m e n j a d i a . c a r o t i s i n t e r n a d a n a . c a r o t i s e x t e r n a ) , a.subclavia (bercabang menjadi a.vertebralis dan a.mammaria interna).11Pembuluh darah vena antara lain v.jugularis externa dan v.jugularis interna. Vasalymphatica meliputi nnll.cervicalis superficialis (berjalan sepanjang v.jugularis

Page 5: kista brankial

externa)dan nn l l . c e rv i ca l i s p ro fund i ( be r j a l an s epan j ang v . j ugu l a r i s i n t e rna ) . I ne rva s i o l eh  plexus cervicalis, n.facialis, n.glossopharyngeus, dan n.vagus.11Sistem aliran limfe leher penting untuk dipelajari karena hampir semua bentuk radang atau keganasan kepala dan leher akan terlihat dan bermanifestasi ke kelenjar limfe leher. Kelenjar limfe yang selalu terlibat dalam metastasis tumor adalah kelenjar l imfe r angka i an j ugu l a r i s i n t e rna yang t e rben t ang an t a r a k l av i cu l a s ampa i da sa r   tengkorak, dimana rangkaian ini terbagi menjadi kelompok superior, media dan inferior.K e l o m p o k k e l e n j a r l i m f e y a n g l a i n a d a l a h s u b m e n t a l , s u b m a n d i b u l a , s e r v i c a l i s s u p e r f i c i a l , r e t r o f a r i n g , p a r a t r a k e a l , s p i n a l i s a s e s o r i u s , s k a l e n u s a n t e r i o r d a n supraclavicula.11Daerah kelenjar limfe leher, menurut Sloan KatteringMemorial Cancer Center Classificationdibagi dalam 5 daerah penyebaran kelompok kelenjar yaitu daerah:I.Kelenjar yang terletak di segitiga submental dan submandibulaII.Kelenjar yang terletak di 1/3 atas dan termasuk kelenjar limfe jugular superior,kelenjar digastik dan kelenjar servikal posterior superior III.Kelenjar limfe jugularis diantara bifurkasio karotis dan persilangan m.omohioiddengan m.sternokleidomastoid dan batas posterior m.sternokleidomastoid.IV.Grup kelenjar di daerah jugularis inferior dan supraclaviculaV.Kelenjar yang berada di segitiga posterior servikalUntuk keperluan deskripsi, leher dibagi menjadi trigonum cervikalis anterior dan posterior oleh otot sternokleidomastoideus yang terletak di depan dan di belakang otottersebut.

Page 6: kista brankial

  Gambar 2.4 penyebaran kelenjar Gambar 2.5 Trigonum cervicalis2 . 4 K l a s i f i k a s i Kista brankial diklasifikasikan ke dalam empat tipe:a. Kista celah brankial pertama ( First Branchial Cleft Cyst )K i s t a c e l ah b r ank i a l pe r t ama d ibag i men j ad i t i pe I dan t i pe I I . K i s t a t i pe I  berlokasi dekat kanalis auditorius eksterna. Umumnya, kista ini berada di inferior dan posterior dari tragus, tetapi bisa saja berada di glandula parotis atau angulusmand ibu l a . K i s t a i n i s anga t su l i t d i bedakan dengan massa pada t pa ro t i s da l am  pemeriksaan klinis. Kista tipe II berhubungan dengan glandula submandibula atauditemukan di anterior trigonum cervikalis.12,13,14b. Kista celah brankial kedua (Second Branchial Cleft Cyst )Kista celah brankial kedua dilaporkan sebanyak 90% dari kelainan brankialis.Kebanyakan, kista ini di temukan sepanjang pinggir anterior sepertiga atas ototsternokleidomastoideus. Bagaimanapun, kista ini bisa terlihat dimanapun

Page 7: kista brankial

sepanjangsaluran fistula brankialis kedua, yang berjalan dari kulit lateral leher, di antaraarteri karotis eksterna dan interna, dan sampai tonsil palatine. Oleh karena itu, kistacelah brankial sebagai diagnosa pembanding dari massa parafaringeal.12,159

Kista celah brankial ketiga (Third Branchial Cleft Cyst )K i s t a c e l ah b r ank i a l ke t i ga dan keempa t j a r ang t e r j ad i . K i s t a c e l ah b r ank i a l ketiga terlihat di anterior otot sternokleidomastoideus dan di leher lebih rendahdibandingkan kista celah brankial pertama dan kedua. Kista ini berada lebih dalamke lengkunagan derivatif ketiga (misalnya nervus glosofaringeal dan arteri carotisinterna) dan superficial ke lengkungan derivatif keempat (misalnya nervus vagus).Kelainan ini berakhir di faring pada membran tirohioid atau sinus piriformis.13,16,17d.Kista celah brankial keempat ( Fourth Branchial Cleft Cyst )Kista celah brankial keempat memiliki manifestasi klinis yang sama dengan kista celah brankial ketiga. Biasanya didapatkan pada anak-anak dan dewasa mudayang s e r i ng d i t emukan s ebaga i abse s l ehe r l a t e r a l yang t e l ah r e s i s t en t e rhadap  pengobatan antibiotik. Seperti yang dilaporkan oleh Godin dkk, 93 % kista celah brankial berlokasi di cervikalis lateral sinistra di trigonum cervikalis.1710

Gambar 2 .6 A . Pembukaan k i s t a c e l ah b r ank i a l d i s i s i l ehe r o l eh s a lu r an f i s t u l a . B . fistula dan kista celah brankial di depan otot sternokleidomastoideus. C.

Page 8: kista brankial

kista celah brankial menuju faring pada permukaan tonsil palatine2 .5Diagnosa dan pemer ik saan 2.5.1 Anamnesa dan pemeriksaan fisik Untuk mendiagnosa berbagai massa pada leher dimulai dengan anamnesa yangteliti. Serangkaian pertanyaan-pertanyaan logik dapat mempersempit kemungkinandiagnostik secara cepat dan pemeriksaan dan penatalaksanaan selanjutnya. Pertanyaan- pertanyaan dan artinya terdapat dibawah ini.11.Berapa umur penderita? Lesi kongenital jauh lebih sering terjadi pada inividu yang lebih muda, sedangkan lesi keganasan lebih sering pada yang lebih tua. Kistacelah brankial biasanya terdapat di antara 20 sampai 30 tahun. Pada anamnesa dapatdiketahui kista merupakan bawaan sejak lahir.1,122.Apakah massa tumbuh dengan cepat? Tidak adanya tanda-tanda infeksi, lesi kegansan (limfoma, kanker metastase) jauh lebih mungkin mengalami pertumbuhanyang lebih cepat dibandingkan massa yang jinak. Kista celah brankial membesarnyalambat yang terletak pada leher lateral.1,13,3.Apakah terdapat tanda-tanda infeksi atau peradangan? Sementara massa di leher dapat menjadi infeksi, massa-massa tersebut yang tampak meradang atau terinfeksi  j a u h l e b i h m u n g k i n m e n u n j u k k a n m a s s a y a n g j i n a k . K i s t a c e l a h b r a n k i a l merupakan massa j i nak kongen i t a l . Sepe r t i k i s t a duk tus t i r og lo s sus , i a s e r i ng membesar dan menjadi sangat nyeri tekan pada infeksi saluran pernapasan atas. Kista celah brankial sering ditemukan sebagai abses leher lateral.1,4,94.Dimanakah letak massa pada leher? Letak massa sebaiknya digambarkan secarateliti dengan istilah-istilah berikut: Apakah massa tersebut terletak pada garis tengahatau lateral?1  5.A p a k a h m a s s a k i s t i k a t a u p a d a t ? M a s s a k i s t i k s e r i n g k a l i m e r u p a k a n l e s i kongenital seperti kista celah brankial dan kista duktus tiroglosus.1,5,126.Apakah terdapat tanda-tanda sumber infeksi atau keganasan di tempat lain padakepala dan leher?1Pemer ik saan f i s i k dapa t d imu la i dengan i n speks i l ehe r un tuk me l iha t adanya  benjolan yang nyata. Benjolan ini kadang-kadang lebih baik dilihat daripada diraba.Suruh pasien menelan dan perhatikan gerakan kartilago tiroidea dan ada atau tidaknyageraknan mass yang dapat ditemukan. Benjolan lateral bukan kelenjar limfe mencakupaneu r i sma a r t e r i ka ro t i s , h i g roma k i s t i k dan k i s t a c e l ah b r ank i a l . Aneu r i sma akan  berdenyut. Higroma kistik terutama ditemukan pada anak-anak dan tampak terang padat r a n s l u m i n a s i . K i s t a c e l a h b r a n k i a l b i a s a n y a t i m b u l p a d a

Page 9: kista brankial

o r a n g d e w a s a s e b a g a i  pembengkakan kistik yang keras di bawah otot sternokleidomastoideus, dekat angulusmandibula.9,10,18Palpasi suatu massa dilakukan untuk menentukan letak, konsistensi, ukuran danmobilitasnya. Kelenjar limfe dapat terpisah-pisah atau menyatu, seperti karet atau kerassepe r t i ba tu , bebas a t au me l eka t , t i dak nye r i a t au nye r i t ekan . Sed ik i t banyaknya fluktuansi massa kistik pada leher, tergantung pada tebal dinding kista, viskositas didalamnya, dan tekanan dalam kista. Demikian pula pada transluminasi memberikanhasil yang berbeda-beda pula.18Auskultasi hanya dilakukan jika diperlukan saja. Bila pasien berusia lebih dari 50tahun, dengarlah di ats tiap sinus karotikus kemungkinan adanya aliran turbulensi pada pembuluh darah atau bising karotis.182 . 5 . 2 P e m e r i k s a a n D i a g n o s t i k   Pemer ik saan d i anos t i k un tuk massa l ehe r dapa t d ike lompokkan men jad i dua kelompok:  1.Pemeriksaan yang memberikan keterangan tentang sifat-sifat fisik yang khasatauletak massa (pemeriksaan tidak langsung). Ultrasonografi,CT scan,MRI scan,danangiografi merupakan contoh pemeriksaan tidak langsung.1a.Ultrasonografi membedakan lesi padat dari lesi kistik dan sebaiknya digunakan pada keadaan yang jarang di mana hanya ada keterangan yang dibutuhkan.1b.Angiografi berguna untuk menilai pembuluh darah, aliran darah spesifik dari massa, atau keadaan arteri karotis tetapi memberikan sedikit keterangan tentangsifat-sifat fisik yang khas dari masa tersebut.1c. CT scan dan/atauMRI scan berguna dalam memberikan keterangan mengenaisifat-sifat yang khas maupun pembuluh darah massa dan di samping itu jugamenjelaskan hubungannya dengan struktur-struktur yang berdekatan. Karena itu,  pemer ik saan t e r s ebu t me rupakan pemer ik saan t i dak l angsung yang s anga t  berguna dan paling sering diminta.1d. X-raydengan menggunakan kontras untuk mengidentifikasi fistula.

Page 10: kista brankial

15

 Gambar 2 .7 X-raydengan menggunakan kontras untuk mengidentifikasi fistula.A.Anteroposterior; B.Lateral

 

Page 11: kista brankial

 gGambar 2.8 proyeksi MRI kista celah brankial. A. Korona; B. Aksial; C. SagitalGambar 2.9CT Scanyang menunjukkan adanya kista celah brankial kanan2.Pemer ik saan yang menca r i d i agnos i s h i s t o log ik (pemer ik saan l angsung ) .Pemer ik saan l angsung me l iba tkan pemr ik saan h i s t o log ik j a r i ngan da r i massa . Jaringan ini dapat diperoleh pada satu dari tiga jalan yang berbeda: (1) Aspirasi jarum halus ( Fine needle aspiration/FNA), (2) biopsi jarum, atau (3) biopsi terbuka.1FNA melibatkan pemasukan jarum kecil (ukuran 23 sampai 25) yang dilekatkan pada spuit ke dalam massa untuk memperoleh sel-sel yang cukup untuk pemeriksaans i t o log ik . Me tode b iops i j a rum yang be sa r ( yang mempero l eh i n t i j a r i ngan ) dan  pembedahan teknik biopsi terbuka lebih invasif dan mempunyai risiko “penyebaran”keganasan yang lebih tinggi dan menimbulkan komplikasi penatalaksaan selanjutnya.1

  Gambar 2.10 Gambaran secara sitologi kista celah brankial (jaringan limfoma) – FNA(May-Grunwald-Giemsa stain X 400)Kr i t e r i a un tuk s i t o log i FNA: a ) t eba l , kun ing , pus s epe r t i c a i r an , b )anuclear,keratinizing cells , c) squamous epithelial cells of variable maturitydan d) latar belakangamorphous debris.122 . 6 P e n a t a l a k s a a n Pengobatan terdiri dari pengangkatan pembedahan yang sempurna dari kista dansalurannya (pembedahan eksisi). Jika terdapat infeksi atau peradangan, sebaikya diobatidan dibiarkan sampai tenang sebelum dilakukan pengangkatan. Insisi dan drainasesebaiknya dihindari. Insisi dan drainase karena salah didiagnosis sebagai abses adenitiss e rv ika l i s mengak iba tkan d r a ina se pe r s i s t en dan

Page 12: kista brankial

menyu l i t kan u saha pengangka t anmenye lu ruh nan t i nya . Te rap i e l ek t i f k i s t a c e l ah b r ank i a l dengan eks i s i t e l i t i , d an mempertahankan struktur di sekitarnya. Nervus hipoglosus dan asesorius terletak sangatdekat dengan dinding kista.1,8,9,12Pembedahan eksisi dengan melakukan cervikotomi transversal dengan anastesiumum ada l ah p i l i han pengoba t an dengan p rognosa yang ba ik . Un tuk memban tu  pembedahan dapat disuntikkan larutanmethylene blueke da l am sa lu r an s ebe lum operasi sehingga jaringan yang berwarna ba digunakan sebagai petunjuk panjang danluasnya kista/fistula. Zat warna itu mungkin tidak memasuki seluruh cabang-cabangyang lebih kecil sehingga diperlukan ketelitian selama diseksi untuk saluran-salurankecil yang tidak berwarna. Beberapa ahli bedah yang berpengalaman dalam menanganipenyakit ini merasa bahwa penyuntikan zat warna harus ditinggalkan karena penyebaranzat warna ke sekitarnya akan mengorbankan jaringan sehat dengan sia-sia.8,9,12Cara lain ialah dengan fistulografi, yaitu dengan cara memasukkan zat kontras ked a l a m m u a r a f i s t e l , l a l u d i l a k u k a n p e m e r i k s a a n r a d i o l o g i c . P a d a p e m e r i k s a a n fistulografi tidak menggambarkan jalur traktus yang sebenarnya karena infeksi yang berulang menimbulkan tersumbatnya traktus oleh jaringan fibrosis. Identifikasi, selamaoperasi, arteri karotis eksterna dan interna, nervus vagus, hipoglosus, glosofaringeal, l a r i n g e a l s u p e r i o r h a r u s d i h i n d a r i s e h i n g g a t i d a k m e n c e d e r a i s t r u k t u r t e r s e b u t . Komplikasi yang ditimbulkan dapat berupa perdarahan, kekambuhan, pembentukan jaringan fibrotic atau keloid, dan paralisis nervus kranial.9,122 . 7 P r o g n o s i s Kista celah brankial umumnya memiliki prognosis yang baik jika kista/fistula iniditanggulangi secara terampil dan cermat maka hasilnya akan memuaskan dan kecilkemungkinan untuk residif.12

Page 13: kista brankial

Gambar 2.11 Pembedahan eksisi kista celah brankialBAB IIIKESIMPULANBenjolan pada leher dapat berupa kelainan bawaan, peradangan, tumor jinak dantumor ganas serta metastase dari penyakit lain. Kelainan bawaan dapat berupa higromakistik, kista dermoid, sisa duktus tiroglosus, karsinoma bronkogenik, laringokel, dankista celah brankial. Kista selah brankial merupakan 20 % massa yang sering terjadi pada anak-anak. Kista celah brankial pada anak sulit dinilai karena menyerupai noduslimfatikus sehingga sering ditemukan pada dewasa muda sebagai benjolan yang telahdialami sejak lahir.Kista celah brankial merupakan massa yang licin, tidak begitu nyeri, membesarnyalambat yang terletak di lateral leher. Kista ini biasanya terdapat di antara usia 20-30tahun. Kista ini berjalan sepanjang bagian anterior dari otot sternokleidomastoideus.Kista ini biasanya dijumpai sebagai abses adenitis servikalis karena telah mengalami  pe r adangan . K i s t a c e l ah b r ank i a l memi l i k i empa t t i pe . K i s t a c e l ah b r ank i a l kedua merupakan jenis yang paling sering terjadi.17  Pengobatan terdiri dari pengangkatan pembedahan yang sempurna dari kista tdansa lu r annya . J i ka t e rdapa t i n f eks i a t au pe r adangan , s eba iknya d ioba t i dan d ib i a rkansampa i t enang s ebe lum pengangka t an . I den t i f i ka s i , s e l ama ope ra s i , a r t e r i ka ro t i s eksterna dan interna, nervus vagus, hipoglosus, glosofaringeal, laringeal superior harusdihindari sehingga tidak mencederai struktur tersebut.DAFTAR PUSTAKA1. Adams GL, Boies LR, Higler PA. BOIES Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 . Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC; 19972.Roezin A. Penatalaksanaan penyakit dan kelainan Telinga Hidung Tenggorok Edisiketiga.Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Hal: 208-209. 2003.3. Pearson BW. Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorokan. Jakarta. Penerbit BukuKedokteran EGC; Hal: 374-377. 19864.Anjaneyulu C, Sharan CJ.Complete Branchial Fistula.Bahrain Medical Bulletin;25(4); December 20035. Gore D, Masson A. Anomaly of First Branchial Cleft.Annals of Surgery. August19596.Mitroi M, Dumitrescu D, Simionescu C, et al.Management of Second Branchial Cleft Anomalies. Romanian Journal of Morphology and Embryology; 49(1): p69-74.2008

Page 14: kista brankial

18  7.Park.S e c o n d B r a n c h i a l C l e f t C y s t .V i s i t o r s a r e . A v a i l a b l e a t http://pediatricimaging.wikispace.com. Accessed on November 2010.8. Sadler TW.The Ninth Edition of Langman’s Medical Embryology.Lange. Availableathttp://www.lww.com. Accessed on November 2010.9.Lalwani AK.Current Diagnosis & Treatment Otolaryngology Head and Neck  Surgery.McGraw-Hill Lange. 200710.Healy GB.Otolaryngology Basic Science and Clinical Review.Thieme; p207-211.200511. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Bagian 3. Jakarta: PenerbitBuku Kedokteran EGC; Hal: 220-223. 200312.Thomaidis V, Seretis K, Tamiolakis, et al. Branchial Cyst A Report of 4 Cases.ActaDermatoven APA; 15(2): p85-89. 200613.Anniko M, Sprekelson MB, Bonkowsky V, et al.Otorhinolaryngology Head and  Neck Surgery.European Manual of Medicine. p613-615. 200614.Ada M, Korku t N , G i ivenc MG, e t a l .Unusual Extension of the First Branchial Cleft Anomaly.Eur Arch Otorhinolaryngol; 263: p263-266. 200615.Gold BM.Second Branchial Cleft Cyst and Fistula.AJR 134: p1067-1069. 198016.Aneeza WH, Mazita A, Marina MB, et al.Complete Congenital Third Branchial  Fistula:does the Theorical Course Apply?.Singapore Medical Journal; 51(7): p122-125. 201017.H a m o i r M , R o m b a u x P , C o r n u A S , e t a l .Congen i t a l F i s t u l a o f t he Fou r th  Branchial Pouch.

Page 15: kista brankial

Eur Arch Otorhinolaryngol; 255: p322-324. 200818. Burnside JW, McGlynn TJ. Diagnosis Fisik Edisi 7.Jakarta. Penerbit KedokteranEGC.1995